7
Page | 1 Penatalaksanaan PPOK Eksaserbasi Akut Dr. Anna Uyainah ZN, Sp.PD, K-P, FINASIM Divisi Pulmonologi Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI/RSCM I. PENDAHULUAN Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) merupakan penyakit kronik yang cukup tinggi prevalensinya dan merupakan penyebab keempat kematian terbesar di dunia, kematian umumnya disebabkan karena komplikasinya. Dalam meningkatkan kecepatan diagnosis dan menurunkan angka mortalitas dan morbiditas, maka the Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease (GOLD) membuat konsensus mengenai PPOK mulai dari Diagnosis, faktor risiko, manajemen dan pencegahannya. Definisi PPOK menurut GOLD 2010 yaitu PPOK merupakan suatu penyakit yang dapat dicegah dan diobati, dapat mempengaruhi organ di luar paru yang dapat memperberat kondisi pasien, ditandai dengan terbatasnya aliran udara yang tidak sepenuhnya reversible. Keterbatasan aliran udara pada umumnya progresif dan dihubungkan dengan renspon inflamasi yang abnormal pada paru yang disebabkan oleh partikel gas di udara . PPOK eksaserbasi akut didefinisikan sebagai kondisi pasien PPOK yang mengalami perubahan diantaranya sesak (yang bertambah) , batuk yang semakin berat , sputum yang bertambah atau berubah warna. Dalam kondisi ini pengobatan boleh ditingkatkan dari pengobatan PPOK stabil. Kejadian eksaserbasi pada PPOK menyebabkan perburukan fungsi paru dan klinis umumnya, namun apabila dapat ditatalaksana dengan tepat fungsi paru dapat kembali seperti kondisi sebelum eksaserbasi, walaupun sering tidak sepenuhnya. Eksaserbasi mempengaruhi kualitas hidup pasien dan prognosisnya.

33.Penatalaksanaa PPOK Eksaserbasi Akut

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ipd

Citation preview

Page 1: 33.Penatalaksanaa PPOK Eksaserbasi Akut

P a g e  | 1 

 

Penatalaksanaan PPOK Eksaserbasi Akut

Dr. Anna Uyainah ZN, Sp.PD, K-P, FINASIM

Divisi Pulmonologi

Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI/RSCM

I. PENDAHULUAN

Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) merupakan penyakit kronik yang

cukup tinggi prevalensinya dan merupakan penyebab keempat kematian terbesar di

dunia, kematian umumnya disebabkan karena komplikasinya.

Dalam meningkatkan kecepatan diagnosis dan menurunkan angka mortalitas dan

morbiditas, maka the Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease (GOLD)

membuat konsensus mengenai PPOK mulai dari Diagnosis, faktor risiko, manajemen dan

pencegahannya.

Definisi PPOK menurut GOLD 2010 yaitu PPOK merupakan suatu penyakit

yang dapat dicegah dan diobati, dapat mempengaruhi organ di luar paru yang dapat

memperberat kondisi pasien, ditandai dengan terbatasnya aliran udara yang tidak

sepenuhnya reversible. Keterbatasan aliran udara pada umumnya progresif dan

dihubungkan dengan renspon inflamasi yang abnormal pada paru yang disebabkan oleh

partikel gas di udara .

PPOK eksaserbasi akut didefinisikan sebagai kondisi pasien PPOK yang

mengalami perubahan diantaranya sesak (yang bertambah) , batuk yang semakin berat ,

sputum yang bertambah atau berubah warna. Dalam kondisi ini pengobatan boleh

ditingkatkan dari pengobatan PPOK stabil.

Kejadian eksaserbasi pada PPOK menyebabkan perburukan fungsi paru dan klinis

umumnya, namun apabila dapat ditatalaksana dengan tepat fungsi paru dapat kembali

seperti kondisi sebelum eksaserbasi, walaupun sering tidak sepenuhnya. Eksaserbasi

mempengaruhi kualitas hidup pasien dan prognosisnya.

Page 2: 33.Penatalaksanaa PPOK Eksaserbasi Akut

P a g e  | 2 

 

Pencegahan terjadinya eksaserbasi akut, deteksi dini dan pengobatan sesegera

mungkin apabila terjadi eksaserbasi akut perlu dilakukan untuk mencegah progresifitas

PPOK.

II. FAKTOR RISIKO

Identifikasi faktor risiko merupakan langkah penting untuk menentukan strategi

pencegahan dan pengobatannya. Identifikasi merokok merupakan hal yang utama, namun

masih banyak faktor risiko lain yang menyebabkan timbulnya PPOK. Banyak pula

ditemukan pasien PPOK yang bukan perokok.

Beberapa faktor risiko yang dapat menyebabkan PPOK :

Gen

Paparan partikel :

Asap rokok

Debu organik dan anorganik

Polusi udara ruangan yang berasal dari asap alat memasak

Polusi udara

Perkembangan Paru

Oxidative stress

Gender

Umur

Infeksi saluran pernafasan

Riwayat Tuberkulosis

Status Sosioekonomi

Nutrisi

Penyakit penyerta

III. DIAGNOSIS

Dalam menegakkan diagnosis PPOK diperlukan adanya faktor risiko dan gejala kilnis

serta adanya kelainan obstruksi jalan nafas berdasarkan pemeriksaan spirometri.

Page 3: 33.Penatalaksanaa PPOK Eksaserbasi Akut

P a g e  | 3 

 

Gejala klinik yang umum didapatkan :

Sesak nafas

Batu kronik, produktif ataupun nonproduktif

Riwayat terpapar polutan

Riwayat Tuberkulosis

Berdasarkan spirometri, kelainan obstruksi jalan nafas apabila pada pemeriksaan

spirometri post bronkhodilator ditemukan FEV1/FVC < 0.70 dan FEV1 < 80% nilai

prediksi yang tidak sepenuhnya reversibel.

Berdasarkan pemeriksaan spirometri, PPOK diklasifikasikan sebagai berikut :

STADIUM PPOK HASIL PEMERIKSAAN SPIROMETRI POST BRONKHODILATOR

I : RINGAN FEV1/FVC < 0,70 FEV1 > 80% prediksi

II : SEDANG FEV1/FVC < 0,70 50% < FEV1 < 80% prediksi

III : BERAT FEV1/FVC < 0,70 30% < FEV1 <50% prediksi

IV : SANGAT BERAT FEV1/FVC < 0,70 FEV1 < 30% prediksi atau FEV1 < 50% prediksi + gagal nafas kronik

IV. MANAJEMEN PPOK

Tujuan dari manajemen PPOK adalah sebagai berikut :

1. Membebaskan gejala

2. Mencegah progresifitas penyakit

3. Meningkatkan toleransi latihan

4. Meningkatkan status kesehatan

5. Mencegah dan mengobati komplikasi

6. Mencegah dan mengobati eksaserbasi

7. Mengurangi angka kematian

Page 4: 33.Penatalaksanaa PPOK Eksaserbasi Akut

P a g e  | 4 

 

Untuk mencapai tujuan tersebut, manajemen PPOK berdasarkan GOLD 2010 update,

dibagi dalam 4 komponen :

1. Penilaian dan Evaluasi Penyakit

2. Pengurangan Faktor Resiko

3. Manajemen PPOK Stabil

4. Manajemen Eksaserbasi

1. Penilaian dan Evaluasi Penyakit

Diagnosis klinik PPOK perlu dipikirkan pada pasien dengan sesak, batuk kronik

atau adanya sputum yang produktif, dan atau adanya paparan faktor risiko. Diagnosis

harus dengan konfirmasi pemeriksaan spirometri.

Diagnosis PPOK eksaserbasi akut perlu dipertimbangkan pada pasien PPOK yang

mengalami perubahan diantaranya sesak (yang bertambah) , batuk yang semakin berat ,

sputum yang bertambah atau berubah warna. Dalam kondisi ini pengobatan boleh

ditingkatkan dari pengobatan PPOK stabil.

Pemeriksaan Analisis Gas Darah (AGD) perlu dilakukan pada pasien dengan

FEV1<50% prediksi atau secara klinis memperlihatkan adanya gejala gagal nafas kronik

atau gagal jantung kanan.

2. Pengurangan Faktor Resiko

Pengurangan paparan terhadap asap rokok, bahan kimia, polusi udara ruangan

ataupun lingkungan luar merupakan hal yang penting dalam mengurangi faktor risiko.

Berhenti merokok merupakan satu tindakan yang paling efektif dan cost effective

dalam mengurangi faktor risiko terhadap kejadian PPOK.

3. Manajemen PPOK Stabil

Manajemen PPOK stabil selanjutnya akan dibahas lebih rinci pada topik

tersendiri, silahkan untuk merujuk pada publikasi CME Online tentang hal tersebut.

Page 5: 33.Penatalaksanaa PPOK Eksaserbasi Akut

P a g e  | 5 

 

4. Manajemen Eksaserbasi

PPOK eksaserbasi akut didefinisikan sebagai kondisi pasien PPOK yang mengalami perubahan diantaranya sesak (yang bertambah) , batuk yang semakin berat , sputum yang bertambah atau berubah warna. Dalam kondisi ini pengobatan boleh ditingkatkan dari pengobatan PPOK stabil.

Penyebab umum eksaserbasi adalah infeksi trakheobronkial dan polusi udara, namun kira-kira sepertiga dari penyebab eksaserbasi yang berat belum dapat diidentifikasi.

Gejala eksaserbasi perlu segera diketahui agar lebih cepat ditatalaksana sehingga dapat menurunkan mortalitas. Langkah diagnostik dilakukan dengan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang seperti pulse oximetri, foto toraks, EKG, sputum gram dan sputum kultur MOR. Pemeriksaan darah rutin, elektrolit darah, dan gula darah sebaiknya dilakukan yang juga bermanfa’at untuk melihat komorbiditas. Pemeriksaan spirometri pada PPOK eksaserbasi akut tidak direkomendasi, karena selain penilaian tidak akurat, juga pasien PPOK eksaserbasi akut dalam keadaan kondisi sulit.

Perawatan pasien PPOK lanjut dapat dilakukan di rumah atau di rumah sakit.

A. MANAJEMEN PERAWATAN DI RUMAH

Perawatan di rumah dapat dilakukan selama tidak didapatkan gagal napas dengan asidosis.

Pengobatan pasien PPOK Eksaserbasi akut yang dirawat di rumah :

1. Bronkodilator

Pemberian bronkodilator (short acting bronchodilator therapy) dapat dengan meningkatkan dosis dari dosis sebelumnya, lebih dianjurkan menggunakan B2 Agonis.

2. Glukokortikoid

Pemberian kortikosteroid sistemik bermanfaat untuk tatalaksana eksaserbasi PPOK, diantaranya : mengurangi waktu penyembuhan, memperbaiki nilai FEV1 dan hipoksemia, mengurangi risiko eksaserbasi akut selanjutnya dan mengurangi kegagalan pengobatan. Kortikosteroid dapat diberikan dalam bentuk prednisolon oral 30-40 mg per hari selama 7-10 hari. Pemberian budesonide tunggal atau kombinasi dengan formoterol merupakan alternatif.

Page 6: 33.Penatalaksanaa PPOK Eksaserbasi Akut

P a g e  | 6 

 

3. Antibiotik.

Antibiotik dapat diberikan secara empirik pada awal pengobatan dan disesuaikan setelah ada hasil biakan dan resistensi kuman.

B. MANAJEMEN PERAWATAN DI RUMAH SAKIT

Pasien PPOK eksaserbasi dengan kondisi berat perlu dilakukan perawatan di rumah sakit .

Adapun indikasi perawatan dirumah sakit adalah sebagai berikut :

- Adanya perburukan gejala, seperti sesak yang bertambah berat

- PPOK yang sudah lanjut

- Bertambah beratnya kondisi fisik ( sianosis, edema perifer)

- Gagal pengobatan eksaserbasi

- Adanya komorbiditas yang memperburuk eksaserbasi

- Riwayat seringnya eksaserbasi

- Adanya arhytmia

- Usia lanjut

- Perawatan dirumah kurang memenuhi persyaratan

TATALAKSANA PPOK EKSASERBASI DI RUMAH SAKIT

Saat pasien tiba di unit gawat darurat, pertolongan yang diberikan pertama adalah pemberian oksigen, dan penilaian apakah pasien membutuhkan perawatan ICU.

Tatalaksana di unit gawat darurat :

1. Penilaian beratnya eksaserbasi dan tempat perawatan yang tepat berdasarkan

anamnesis, pemeriksaan fisik, analisis gas darah dan foto toraks.

2. Pemberian Oksigen dan penilaian analisis gas darah setelah 30-60 menit.

3. Pemberian bronkodilator, sebaiknya diberikan short acting bronkodilator, bila belum

respon dapat dikombinasi dengan antikolinergik.

Page 7: 33.Penatalaksanaa PPOK Eksaserbasi Akut

P a g e  | 7 

 

4. Pemberian steroid oral atau intravena.

5. Antibiotik oral atau injeksi bila ada tanda-tanda infeksi, diberikan sesuai beratnya

eksaserbasi.

6. Pertimbangkan kebutuhan ventilasi mekanik non invasive.

Ventilasi mekanik non invasive pada PPOK eksaserbasi dapat memperbaiki asidosis

respiratorik, peningkatan PH, penurunan kebutuhan intubasi endotrakeal ,

menurunkan PaCO2, frekuensi pernafasan, sesak nafas yang berat, lama perawatan,

dan mortalitas.

7. Perhatikan hal-hal lainnya yang berkaitan dengan eksaserbasi, usia, dan komorbiditas.

Setelah tatalaksana di unit gawat darurat, dipertimbangkan kebutuhan ruang rawat

selanjutnya, apakah perawatan di ruang rawat atau di ICU.

Setelah eksaserbasi akut menjadi tenang, selanjutnya penatalaksanaan dilanjutkan sesuai

PPOK stabil, dan penilaian waktu pemulangan pasien dengan terapi yang adekuat.

Pendidikan kepada pasien dan keluarga sangat diperlukan untuk membantu pencegahan eksaserbasi berulang, karena eksaserbasi akan memperburuk prognosis dan kualitas hidup.