34. Model Pembelajaran IPS

Embed Size (px)

DESCRIPTION

hhh

Citation preview

  • 73 Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG)

    Penyelenggara Sertifikasi Guru Rayon 24 Universitas Negeri Makassar

    POKOK BAHASAN PERTAMA P E N D A H U L U A N

    A. URAIAN 1. Pengertian

    Sebelum mempelajari secara mendalam, tentang model-model pembelajaran IPS, sangat penting untuk mengetahui pengertian-pengertian berikut ini: a. Pengertian belajar. adalah suatu kegiatan, di mana seseorang membuat atau

    menghasilkan suatu perubahan tingkah laku yang ada pada dirinya dalam pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Belajar merupakan proses kegiatan yang dilakukan oleh peserta didik/anak didik secara sadar dan sengaja, setelah belajar terdapat perubahan tingkah laku yang berarti pada dirinya

    b. Pengertian mengajar adalah suatu kegiatan agar proses belajar seseorang atau sekelompok orang dapat terjadi. Mengajar merupakan aktivitas pendidik/guru yang mengakibatkan anak didik untuk belajar, meliputi: memberikan stimulus, bimbingan pengarahan, dan dorongan sehingga terjadi proses belajar.

    c. Pengertian pembelajaran adalah kegiatan belajar mengajar yaitu setiap kegiatan yang dirancang untuk membantu seseorang mempelajari suatu pengetahuan, keterampilan, sikap atau nilai yang baru. Pembelajaran merupakan komponen yang tidak kalah pentingnya dibandingkan dengan kurikulum. Usaha perbaikan pendidikan senantiasa terfokus pada silih pergantian kurikulum, pada hal jika kurikulum menjawab pertanyaan what to teach, pembelajaran menjawab pertanyaan how to teach. Perbaikan kurikulum melahirkan materi ajar yang lebih baik, perbaikan pembelajaran melahirkan cara belajar dan mengajar yang lebih baik. Pembelajaran merupakan kegiatan untuk menjawab pertanyaan bagaimana agar peserta didik mau dan mampu belajar. Untuk itu terdapat tiga komponen utama yang saling berinteraksi yaitu: guru yang mengajar, peserta didik (anak didik) yang belajar, dan kurikulum (materi) yang diajarkan/dipelajari. Jadi, pembelajaran merupakan interaksi pendidik dengan peserta didik melalui suatu rancangan kegiatan yang sistematis untuk menghasilkan luaran yang berkualitas.

    d. Pengertian model pembelajaran. Model adalah kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan kegiatan. Jadi, model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang mendeskripsikan dan melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar dan pembelajaran untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi perencanaan pengajaran bagi para guru dalam melaksanakan aktivitas pembelajaran. Syarifuddin Sagala (2005:175) model dapat dipahami sebagai: (1) suatu tipe atau desain, (2) suatu deskripsi atau analogi yang dipergunakan untuk membantu proses visualisasi sesuatu yang tidak dapat dengan langsung diamati, (3) suatu sistem asumsi-asumsi, data-data, dan inferensi-inferensi yang dipakai untuk menggambarkan secara matematis suatu obyek atau peristiwa, (4) suatu desain yang disederhanakan dari suatu sistem kerja, suatu terjemahan realitas yang disederhanakan, (5) suatu deskripsi dari suatu sistem yang dimungkinkan atau imajiner, dan (6) penyajian yang diperkecil agar dapat menjelaskan dan menunjukkan sifat bentuk aslinya.

    e. Pengertian Ilmu pengetahuan sosial (IPS), yaitu terjemahan dari social studies di dunia pendidikan dasar dan menengah di Amerika Serikat. Edgar B. Wesley (1952:9) mengartikan those portions or aspects of social sciences that have been selected and adapted for use in the school or in other instructional situation. Dikatakannya pula bahwa the social studies are social sciences sumplified for paedagogical purpose.

  • 74 Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG)

    Penyelenggara Sertifikasi Guru Rayon 24 Universitas Negeri Makassar

    John Jarolimek, (1971:4) mengatakan the social studies have been defined as those portion of the social sciences selected for instructional purpose. Kemudian disebut pula bahwa ilmu-ilmu sosial yang mendukung social studies, adalah history, sosiology, political science, Social psychologi, philosophy, antroplogy and economic. Diana Nomida Musnir dan Maas DP (1998) mendeskripsikan hakikat Pendidikan IPS adalah berbagai konsep dan prinsip yang terdapat dalam ilmu-ilmu sosial, misalnya tentang kependudukan, kriminalitas, tentang korupsi dan kolusi dan sebagainya yang dikemas untuk kepentingan pendidikan dalam rangka upaya pencapaian tujuan pendidikan diberbagai jenjang pendidikan. Berbagai realitas tersebut dijelaskan melalui pendekatan multi dimensi arah dalam melakukan berbagai prinsip dan generalisasi yang terdapat dalam ilmu-ilmu sosial seperti sejarah, sosiologi, antropologi, psikologi sosial, geografi dan ilmu politik Numan Somantri, (2001) menegaskan bahwa program pendidikan IPS merupakan perpaduan cabang-cabang ilmu-ilmu sosial dan humaniora termasuk didalamnya agama, filsafat, dan pendidikan. Bahkan IPS juga dapat mengambil aspek-aspek tertentu dan ilmu-ilmu kealaman dan teknologi.

    Dengan pengertian di atas berarti IPS adalah terjemahan dari Social Studies dari Amerika Serikat yang dipolakan untuk kebutuhan pembelajaran di persekolahan. IPS adalah ilmu pengetahuan tentang manusia dalam lingkungan hidupnya, yaitu mempelajari kegiatan hidup manusia dalam kelompok yang disebut masyarakat dengan menggunakan berbagai disiplin ilmu sosial (social sciences), sepertinya: sosiologi, geografi, ekonomi, sejarah, antropologi, psikologi sosial, dan sebagainya, juga dengan humaniora dan ilmu kealaman.

    2. Masalah-masalah Pembelajaran

    Upaya untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu pendidikan dengan melakukan perubahan kurikulum, baik struktur maupun prosedur perumusannya dan akan lebih bermakna bila diikuti oleh perubahan praktik pembelajaran yang mendukung keberhasilan implementasi kurikulum tersebut.

    Banyak faktor yang berpengaruh terhadap proses pembelajaran peserta didik baik secara eksternal maupun internal diidentifikasikan sebagai berikut. Faktor-faktor eksternal mencakup dosen/guru, materi, pola interaksi, media dan teknologi, situasi belajar dan sistem. Masih ada guru/dosen yang kurang menguasai materi pelajaran dan dalam mengevaluasi peserta didik menuntut jawaban yang persis seperti yang ia jelaskan; dengan kata lain, peserta didik tidak diberi peluang untuk berpikir kreatif, identik dengan burung beo. Dosen/guru juga mempunyai keterbatasan dalam mengakses informasi baru yang memungkinkan ia mengetahui perkembangan terakhir di bidangnya (state of the art) dan kemungkinan perkembangan yang lebih jauh dari yang sudah ada dicapai sekarang (frontier of knowledge). Sementara itu materi pelajaran dipandang oleh peserta didik terlalu teoritis, kurang memberi contoh-contoh yang kontekstual. Metode penyampaian bersifat menoton, kurang memanfaatkan berbagai media secara optimal. Dosen/guru yang demikian ini, menganggap pembelajaran hanya tugas transfer pengetahuan kepada peserta didik, sehingga yang dianggap terpenting asal memiliki buku teks untuk itu sudah bisa mengajar. Paradigma yang demikian mendangkalkan pengertian pembelajaran yang perlu diubah sebagai tanggung jawab dalam upaya penguasaan dan pengembangan kemampuan

    peserta didik kearah perubahan yang lebih baik sesuai tujuan instruksionalnya. Faktor-faktor yang bersifat internal, dari peserta didik itu sendiri, mencakup

    motivasi, kemampuan awal, kemampuan belajar mandiri penguasaan bahasa dan kesenjangan belajar (learning gap). Motivasi yang rendah ditandai dengan cepatnya mereka merasa bosan, berekspektasi instan (quick yielding) sukar berkonsentrasi, tidak dapat mengatur waktu, dan malas mengerjakan pekerjaan rumah. Kemampuan awal yang lemah

  • 75 Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG)

    Penyelenggara Sertifikasi Guru Rayon 24 Universitas Negeri Makassar

    ditandai dengan sulitnya mereka mencerna pelajaran (termasuk sulit memahami buku teks), sulit memahami tugas-tugas, dan tidak menguasai strategi belajar. Kesenjangan belajar yang cukup besar terjadi antara: a) hafalan dengan pemahaman, b) pemahaman dengan kompetensi, c) kompetensi dengan kemampuan untuk melakukan, d) kemampuan untuk melakukan dengan benar-benar melakukan, dan e) benar-benar melakukan dengan menghasilkan perubahan secara terus-menerus.

    3. Pentingnya Kualitas Pembelajaran

    Direktorat Ketenagaan Dikti-Diknas (2007:5) mengemukakan bahwa Konsep kualitas pendidikan mengandung atribut pokok, yaitu relevan dengan kebutuhan masyarakat dan pengguna lulusan, memiliki suasana akademik (academic-atmosphere) dalam menyelenggarakan program studi, serta efisiensi program secara selektif berdasarkan kelayakan dan kecukupan. Dimensi-dimensi tersebut mempunyai kedudukan dan fungsi yang sangat strategi untuk merancang dan mengembangkan usaha penyelenggaraan pendidikan yang berorientasi kualitas pada masa yang akan datang.

    Kualitas perlu diperlakukan sebagai dimensi kriteria yang berfungsi sebagai tolok ukur dalam kegiatan pengembangan profesi, baik yang berkaitan dengan usaha penyelenggaraan lembaga pendidikan maupun kegiatan pembelajaran di kelas. Hal ini diperlukan karena beberapa alasan berikut. a. Lembaga pendidikan akan berkembang secara konsisten dan mampu bersaing di era

    informasi dan globalisasi dengan meletakan aspek kualitas secara sadar dalam kegiatan pendidikan dan pembelajaran.

    b. Kualitas perlu diperhatikan dan dikaji secara terus menerus, karena substansi kualitas pada dasarnya terus berkembang secara interaktif dengan tuntutan kebutuhan masyarakat dan perkembangan teknologi

    c. Aspek kualitas perlu mendapat perhatian karena terkait bukan saja pada kegiatan sivitas akademika dalam lingkungan kampus, tetapi juga pengguna lain di luar kampus sebagai stake-holders.

    d. Suatu bangsa akan mampu bersaing dalam percaturan internasional jika bangsa tersebut memiliki keunggulan (excelence) yang diakui oleh bangsa-bangsa lain.

    e. Kesejahteraan masyarakat dan/atau bangsa akan terwujud jika pendidikan dibangun atas dasar keadilan sebagai bentuk tanggung jawab sosial masyarakat bangsa yang bersangkutan

    4. Indikator kualitas pembelajaran

    Direktorat Ketenagaan Dirjen Dikti (2007:6) merumuskan indikator kualitas pembelajaran dapat dilihat dari berbagai aspek, antra lain: perilaku pembelajaran oleh pendidik (dosen/guru), perilaku dan dampak belajar peserta didik, iklim belajar; materi, media, dan sistem pembelajaran yang berkualitas. Masing-masing aspek tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut: a. Perilaku pembelajaran pendidik (guru), dapat dilihat dari kinerjanya sebagai berikut:

    1) membangun persepsi dan sikap positif peserta didik 2) menguasai substansi keilmuan dari materi yang diajarkan 3) memberikan layanan pendidikan yang berorientasi pada kebutuhan peserta didik 4) menguasai pengelolaan pembelajaran yang mendidik 5) mengembangkan kepribadian dan keprofesionalan sebagai kemampuan yang

    mandiri

  • 76 Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG)

    Penyelenggara Sertifikasi Guru Rayon 24 Universitas Negeri Makassar

    b. Perilaku dan dampak belajar peserta didik, dapat dilihat dari kompetensinya sebagai berikut: 1) Memiliki persepsi dan sikap positif terhadap belajar, termasuk di dalamnya persepsi

    dan sikap terhadap mata pelajaran, guru, media, dan fasilitas belajar serta iklim belajar

    2) Mau dan mampu mendapatkan dan mengintegrasikan pengetahuan dan keterampilan serta membangun sikapnya

    3) Mau dan mampu memperluas serta memperdalam pengetahuan dan keterampilan serta memantapkan sikapnya

    c. Iklim pembelajaran mencakup: 1) Suasana kelas yang kondusif bagi tumbuh dan berkembangnya kegiatan

    pembelajaran yang menarik, menantang, menyenangkan dan bermakna bagi pembentukan profesionalitas kependidikan

    2) Perwujudan nilai dan semanagat ketauladanan, prakarsa, dan kreatifitas pendidik 3) Suasana sekolah dan tempat praktek lainnya yang kondusif bagi tumbuhnya

    penghargaan peserta didik dan pendidik terhadap kinerjanya d. Materi pembelajaran yang berkualitas yang dapat dilihat dari:

    1) Kesesuaiannya dengan tujuan dan kompetensi yang harus dikuasai peserta didik 2) Ada keseimbangan antara keluasan dan kedalaman materi dengan waktu yang

    tersedia 3) Materi pembelajaran sistematis dan kontekstual 4) Dapat mengakomodasikan partisipasi aktif peserta didik dalam belajar semaksimal

    mungkin 5) Dapat menarik manfaat yang optimal dari perkembangan dan kemajuan bidang

    ilmu, teknologi, dan seni 6) Materi pembelajaran memenuhi kriteria filosofis, profesional, psikopedagogis, dan

    praktis e. Kualitas media pembelajaran, yaitu:

    1) dapat menciptakan pengalaman belajar yang bermakna 2) Mampu memfasilitasi proses interaksi antara peserta didik dan pendidik, sesama

    peserta didik, serta peserta didik dengan ahli bidang ilmu yang relevan 3) Media pembelajaran dapat memperkaya pengalaman belajar peserta didik 4) Melalui media pembelajaran, mampu mengubah suasana belajar dari peserta didik

    pasif dan pendidik sebagai sumber ilmu satu-satunya, menjadi peserta didik yang aktif berdiskusi dan mencari informasi melalui berbagai sumber belajar yang ada.

    f. Sistem pembelajaran disekolah mampu menunjukkann kualitasnya apabila: 1) Sekolah dapat menonjol ciri khas keunggulannya 2) Memiliki perencanaan yang matang dalam bentuk rencana strategis dan rencana

    operasional sekolah, agar semua upaya dapat sinergis oleh seluruh komponen sistem pendidikan dalam wadah sekolah

    3) Ada semangat perubahan yang dicanangkan dalam visi dan misi sekolah yang mampu membangkitkan upaya kreatif dan inovatif dari semua sivitas akademika melalui berbagai aktivitas pengembangan

    4) Dalam rangka menjaga keselarasan antar komponen sistem pendidikan di sekolah, pengendalian dan penjaminan mutu perlu menjadi salah satu mekanismenya

  • 77 Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG)

    Penyelenggara Sertifikasi Guru Rayon 24 Universitas Negeri Makassar

    5. Strategi mencapai Kualitas Untuk mencapai kualitas pembelajaran dapat dikembangkan antara lain

    menggunakan strategi sebagai berikut: a. Di tingkat kelembagaan

    1) mengembangkan berbagai fasilitas kelembagaan dalam membangun sikap, semangat, dan budaya perubahan yang terkait dengan kinerja perofesional dosen/guru

    2) Meningkatkan kemampuan pembelajaran para dosen/guru melalui berbagai kegiatan profesional secara periodik dan berkelanjutan.

    3) Peningkatan kualitas LPTK sebagai penjamin mutu lulusan calon guru yang profesional

    b. Dari pihak individu dosen/guru. 1) memiliki kesadaran atas tugasnya yang mulia, sehingga dalam melakukan tugas

    pembelajarannya merupakan panggilan hati nurani, bukan keterpaksaan. 2) melakukan perbaikan pembelajaran secara terus menerus berdasarkan hasil

    penelitian tindakan kelas atau catatan pengalaman kelas dan/atau catatan perbaikan 3) mencoba menerapkan berbagai model pembelajaran yang relevan untuk

    pembelajaran baik teori tatap muka maupun praktikum. 4) berupaya membangun sikap positif terhadap belajar, yang bermuara pada

    peningkatan kualitas proses dan hasil belajar peserta didik. c. Dilihat dari kegiatan belajar mengajar (pembelajaran)

    1) pembelajaran yang Menyenangkan 2) menantang 3) mendorong aktivitas untuk bereksplorasi 4) mengembangkan keterampilan berpikir 5) memberi kesempatan untuk berhasil 6) memberi umpan balik dan koreksi

    B. PELATIHAN 1. Tugas Individu

    Setelah mempelajari bahan tersebut di atas (materi bagian pertama), jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini: a. Ada apa dengan pembelajaran?

    Jawaban: Yang menjadi masalah pembelajaran: . . .

    b. Pentingkah kualitas pembelajaran? Jawaban: Konsep kualitas pembelajaran: 1) .. 2) .. 3) .............................. 4) ..

  • 78 Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG)

    Penyelenggara Sertifikasi Guru Rayon 24 Universitas Negeri Makassar

    c. Kemukakan yang menjadi indikator kualitas pembelajaran! Jawaban: Indikator kualitas pembelajaran:

    1) .................................................................................................................................. 2) .................................................................................................................................. 3) ................................................................................................................................. 4) .................................................................................................................................

    d. Deskripsikan strategi pencapaian kualitas!

    Jawaban: Strategi pencapaian kualitas: Di tingkat institusi (sekolah dan LPTK): ....................................................................... ...................................................................................................................................... ...................................................................................................................................... ...................................................................................................................................... Dari pihak individu dosen/guru: ..................................................................................

    .......................................................................................................................................

    .......................................................................................................................................

    ......................................................................................................................................

    2. Tugas Kelompok Bagi yang menginginkan tugas kelompok, diskusikan 3 - 6 orang mengenai masalah-

    masalah pembelajaran dan pentingnya kualitas pembelajaran, dan laporkan hasilnya pada instruktur/petatar!

  • 79 Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG)

    Penyelenggara Sertifikasi Guru Rayon 24 Universitas Negeri Makassar

    POKOK BAHASAN KEDUA BERBAGAI MODEL DALAM PEMBELAJARAN IPS

    A. URAIAN 1. Arti dan Berbagai Model Pembelajaran

    Pada Bab I sudah dikemukakan bahwa model pembelajaran adalah kerangka

    konseptual yang mendeskripsikan dan melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar dan pembelajaran untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi perencanaan pengajaran bagi para guru dalam melaksanakan aktivitas pembelajarannya.

    Komaruddin, (2000:152) memahami model dalam pembelajaran sebagai: a. suatu tipe atau desain b. suatu deskripsi atau analogi yang dipergunakan untuk membantu proses visualisasi

    sesuatu yang tidak dapat dengan langsung diamati, c. suatu sistem asumsi-asumsi, data-data, dan inferensi-inferensi yang dipakai untuk

    menggambarkan secara matematis suatu obyek atau peristiwa; d. suatu desain yang disederhanakan dari suatu sistem kerja, suatu terjemahan realitas

    yang disederhanakan; e. suatu deskripsi dari suatu sistem yang mungkin atau imajiner; dan f. penyajian yang diperkecil agar dapat menjelaskan dan menunjukkan sifat bentuk aslinya

    Jadi model pembelajaran dapat dipahami sebagai sesuatu yang tidak terjadi secara kebetulan, melainkan didesain sedemikian rupa agar pelaksanaan proses pembelajaran terstruktur, sistematis, dan mampu meningkatkan partisipasi aktif peserta didik sesuai dengan situasi dan kebutuhan, serta tujuan tertentu. Sebagai desain pelaksanaan proses pembelajaran, model pembelajaran meskenariokan strategi dan metode pembelajaran sesuai pendekatan yang digunakan. Penggunaan strategi, media dan pendekatan yang digunakan untuk pembelajaran akan memberi label dari model pembelajaran tersebut.

    Berkenaan dengan model pembelajaran ini, masing-masing ahli ada perbedaan pendapat, berbeda penekanannya, maka model pembelajarannya juga mengalami perbedaan. Walaupun nampak juga persamaan-persamaan dalam model mereka. Beberapa model yang ditawarkan oleh para ahli, misalnya model desain sistem instruksional dari Banathy yang mengandung enam unsur yaitu: 1) perumusan tujuan, 2) mengembangkan tes, 3) menganalisis kegiatan belajar mengajar, 4) menyusun pola system, 5) melasksanakan test output, dan 6) merubah untuk memperbaiki.

    Model disain pembelajaran dari vermon S. Gerlach, Donal F. Ely yang mengandung sepuluh unsur, yaitu: 1) pengkhususan tujuan pengajaran, 2) menyeleksi isi pelajaran, 3) mengakses kemampuan dasar murid, 4) strategi yang akan dilaksanakan, 5) mengorganisasikan murid ke dalam kelompok-kelompok, 6) alokasi waktu, 7) alokasi unit tempat-tempat belajar, 8) menyeleksi sumber-sumber belajar yang tepat, 9) mengevaluasi penampilan guru dan siswa dan , 1) suatu analisis bahan umpan balik oleh guru dan murid.

    Masih banyak model desain sistem instruksional dari ahli sepertinya: Model Kaufman, Model Jerrald E. Kempt, Model Malcoln Skilbeck, Model Hilda Taba, dan Model PPSI yang diperkenalkan pada kurikulum 1975/1976 dan masih berlaku dalam kurikulum 1984. Model PPSI ini, dengan prosedur pengembangan seperti gambar: 2.1

    Selain itu, masih banyak model pembelajaran dengan pengutamaan tertentu, misalnya: Model pembelajaran behavioral yang terdiri dari model belajar tuntas (masteri learning), belajar kontrol diri sendiri, dan simulasi; Model pembelajaran alam sekitar, Model pemrosesan informasi, Model pembelajaran sekolah kerja, model pembelajaran pemecahan masalah sosial, model pengembangan kepribadian individu, dan model pembelajaran

  • 80 Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG)

    Penyelenggara Sertifikasi Guru Rayon 24 Universitas Negeri Makassar

    Portofolio. Namun yang diuraikan di sini adalah model pembelajaran yang bersifat inovatif dan partisipatif, yang dapat diterapkan pada bidang studi IPS, sepertinya: model pembelajaran contextual teaching and learning (CTL), model pembelajaran berdasarkan masalah sosial atau problem based instruction (PBI), model pembelajaran kreatif dan produktif, model pembelajaran tematik, model pembelajaran kooperatif, dan Model pembelajaran IPS.

    2. Model Pembelajaran CTL

    Belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami apa yang dipelajarinya, bukan mengetahuinya. Pembelajaran yang berorientasimtarget penguasaan materi terbukti berhasil dalam kompetisi mengingat dalam jangka pendek, tetapi gagal dalam membekali anak memecahkan masalah dalam kehidupan jangka panjang. Pembelajaran CTL adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata peserta didik dan mendorong membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat.

    Syaiful Sagala (2005:87) dan Masnur Muslich (2007:41) Pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning) adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata dan mendorong siswa membuat

    Gambar: 2.1 Prosedur Pengembangan System Instruksional (Model PPSI)

    - Merumuskan TIK berdasarkan TIU, pokok bahasan/sub pokok

    bahasan (GBPP)

    - TIK harus bersifat operasional, spesifik tunggal tingkah laku

    yang merupakan hasil belajar

    (dapat diukur)

    - Sesuai dengan tujuan - Sesuai dengan pokok

    bahasan (GBPP)

    - Sesuai dengan kegiatan - Sesuai dengan alokasi

    waktu yang tersedia

    - Menetapkan metode - Merumuskan langkah-langkah

    kegiatan B-M

    - Menetapkan alat, media, dan sumber bahan

    - Menetapkan alokasi waktu

    pelaksanaannya

    - Menyusun item-item test dari TIK

    - Bentuk items harus sesuai dengan tingkah laku yang

    dilukiskan dalam TIK:

    objective test, essay test,

    performance test, attitude test

    - Menetapkan Jenis kegiatan atau

    B-M yang perlu ditempuh;

    yang tidak perlu ditempuh

    - Mengadakan pra-test - Menyampaikan materi pelajaran - Mengadakan post test

    - Balikan (perbaikan pelajaran)

    MENETAPKAN KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR

    Langkah I Langkah IV

    Langkah II Langkah V

    Langkah III Langkah VI

    PERUMUSAN TUJUAN

    INSTRUKSIONAL MEMILIH MATERI

    MENGEMBANGKAN ALAT

    EVALUASI

    MERENCANAKAN PROGRAM

    KEGIATAN

    MELAKSANAKAN PROGRAM BELAJAR MENGAJAR

    Umpan balik

  • 81 Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG)

    Penyelenggara Sertifikasi Guru Rayon 24 Universitas Negeri Makassar

    hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari.

    Jadi, landasan filosofis CTL adalah konstruktivisme, yaitu filosofi belajar yang menekankan bahwa belajar tidak hanya sekedar menghafal, tetapi merekonstruksikan atau membangun pengetahuan dan keterampilan baru lewat fakta-fakta atau proposisi yang mereka alami dalam kehidupannya.

    Banyak padanan istilah yang visi dan misinya hampir sama dengan CTL, yaitu:

    experiencial learning

    real world education

    active learning

    learner centered instruction

    learning-in-context Untuk memahami secara mendalam, kata-kata kunci (keywords) yang dapat dipakai

    sebagai pengingat bagi guru ketika melaksanakan pembelajaran berbasis CTL, yaitu: a. Belajar pada hakikatnya real world learning b. Mengutamakan pengalaman nyata c. Berpikir tingkat tinggi d. Berpusat pada siswa e. Siswa aktif, kritis, dan kreatif f. Pengetahuan bermakna dalam kehidupan g. Dekat dengan kehidupan nyata h. Perubahan tingkah laku i. Siswa praktek bukan menghafal j. Learning bukan teaching k. Pendidikan (education) bukan pengajaran (instruction) l. Pembentukan manusia m. Memecahkan masalah

    John A. Zahorik dalam Masnur Muslich (2007:52) mengemukakan ada lima elemen yang harus diperhatikan dalam pembelajaran CTL, yaitu: a. Pengaktifan pengetahuan yang sudah ada (activating knowledge), b. Pemerolehan pengetahuan baru (acquiring knowledge) dengan cara mempelajari secara

    keseluruhan dulu, kemudian memerhatikan detailnya c. Pemahaman pengetahuan (understanding knowledge), yaitu dengan cara menyusun: 1)

    konsep sementara, (hipotesis), 2) melakukan sharing kepada orang lain agar mendapat tanggapan (validasi), dan atas dasar tanggapan itu 3) konsep tersebut direvisi dan dikembangkan

    d. Mempraktikkan pengetahuan dan pengalaman tersebut (applying knowledge) e. Melakukan refleksi (reflecting knowledge) terhadap strategi pengembangan pengetahuan

    tersebut. Di dalam melakukan pembelajaran CTL dengan melibatkan tujuh komponen utama,

    yaitu: a. Konstruktivisme (Constructivism) b. Bertanya (Questioning) c. Menemukan (Inquiry) d. Masyarakat belajar (Learning Community) e. Pemodelan (Modeling) f. Refleksi (Reflection) g. Penilaian sebenarnya (Authentic Assessment)

  • 82 Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG)

    Penyelenggara Sertifikasi Guru Rayon 24 Universitas Negeri Makassar

    Prosedur, strategi, dan metode yang digunakan dalam pembelajaran CTL secara konstruktivisme, dideskripsikan secara visualisasi seperti gambar 2.2, 2.3, dan 2.4

    Gambar 2. 2 Prosedur Pembelajaran Model Konstruktivisme

    (Direktorat ketenagaan Ditjen-Dikti, 2007:45)

    Orientasi

    Penggalian ide

    Aplikasi

    ide Reviu perubahan

    ide

    Membandingkan dengan ide sebelumnya

    Restrukturisasi ide

    Klarifiasi dan

    pertukaran

    Ekspose pada situasi konflik

    Konstruksi ide baru

    Evaluasi

    Driver dalam Fraser dan Walberg, 1995

  • 83 Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG)

    Penyelenggara Sertifikasi Guru Rayon 24 Universitas Negeri Makassar

    Gambar 2.3 Strategi yang digunakan dalam Pembelajaran Konstruktivisme (Direktorat ketenagaan Ditjen-Dikti, 2007:48)

    88//1144//22001100

    Pemb. Pendahuluan: Klasikal

    Orientasi Penggalian ide

    Pemb. Inti: Klasikal

    Restrukturisasi Ide: Klarifikasi dan pertukaran ide; Ekspose pada situasi konflik; Konstruksi ide baru; Evaluasi

    Pemb. Inti: Kel, Individual

    Restrukturisasi Ide:

    Klarifikasi dan pertu- karan ide; Ekspose

    pada situasi konflik;

    Konstruk- si ide baru; Evaluasi

    Aplikasi ide

    Tugas Terstruktur: Kel, Individual, Tutorial

    Restrukturisasi Ide Aplikasi ide

    Tugas Mandiri: Kel. Individual,

    Restrukturisasi Ide Aplikasi ide

    Tatap Muka

    Non Tatap Muka

    Pemb. Penutup: Klasikal

    Review perubahan ide

  • 84 Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG)

    Penyelenggara Sertifikasi Guru Rayon 24 Universitas Negeri Makassar

    Pemb. Pendahuluan: Klasikal

    Pemb. kelompok besar Demonstrasi, diskusi kelas

    Pemb. Inti: Klasikal

    Pemb. kelompok besar Demonstrasi, diskusi kelas

    Pemb. Penutup: Klasikal

    Pembelajaran kelompok besar

    Pemb. Inti: Kel, Individual

    Sindikat Pemb. kelompok kecil Triad Praktikum Seminar Penugasan

    Tugas Terstruktur: Kelompok, Individual

    Penugasan Tutorial, responsi

    Tugas Mandiri: Kelompok, Individual

    Browsing internet Proyek, praktikum

    Non Tatap Muka

    Tatap Muka

    Gambar 2.4 Metode yang dipakai dalam Pembelajaran Konstruktivisme (Direktorat ketenagaan Ditjen-Dikti, 2007:49)

    3. Model Pembelajaran Keterampilan Pemecahan Masalah Sosial

    Dalam kehidupan bermasyarakat individu merupakan aktor sosial.

    Salah satu kemampuan yang dituntut untuk menjadi seorang aktor sosial yang baik adalah mengambil putusan secara nalar atau well informed and reasoned decision making (Banks dalam Direktorat ketenagaan Ditjen Dikti, 2007:121).

    Kemampuan tersebut akan tercermin melalui proses pembelajaran yang memungkinkan individu terlibat dalam berbagai bentuk kegiatan pemecahan masalah sosial baik secara individu maupun kelompok. Karena itu kemampuan pemecahan masalah sosial diperlukan.

  • 85 Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG)

    Penyelenggara Sertifikasi Guru Rayon 24 Universitas Negeri Makassar

    a. manusia sebagai mahluk sosial (homo sapiens) b. kecerdasan berkembang secara individual dalam konteks sosial budaya c. rasa ingin tahu (curiousity) sebagai bagian dari proses kecerdasan d. kemampuan memecahkan masalah merupakan sarana berpikir kritis-reflektif

    Selanjutnya, pembelajaran keterampilan pemecahan masalah sosial ini diperlukan: a. kebutuhan individu sebagai akator sosial b. kemampuan membuat putusan sebagai atribut personal aktor sosial c. partisipasi dalam proses pembuatan kebijakan publik sebagai bentuk kontribusi aktor

    sosial terhadap masyarakat d. demokratis, cerdas dan bertanggungjawab sebagai watak aktor sosial

    Adapun sarana pengembangan kemampuan pemecahan sosial, yaitu: a. akses terhadap media massa b. studi pustaka c. berdialog dengan nara sumber d. pertemuan sosial, dan e. partisipasi sosial Materi

    Materi pokok yang cocok untuk dijadikan fokus pembelajaran model, adalah: a. Masalah-masalah sosial, politik, yuridis, ideologis, dan lain-lain yang ada dalam

    masyarakat sekitar. b. Strategi komunikasi untuk mempengaruhi pejabat terkait c. Pemecaham masalah yang mencerminkan konsep dan prinsip demokratis d. Hubungan fungsional masalah dengan kebijakan publik Strategi Pembelajaran

    Model pembelajaran ini menerapkan pendekatan fungsional (functional approach) atau pendekatan berbasis masalah (problem based approach) dengan strategi instruksional yang digunakan pada dasarnya bertolak dari esensi strategi inquiry, discovery, problem solving, dan research-oriented yang dikemas dalam model proyect dengan menggunakan multi metode dan aneka media dan sumber. Sebagai multi metode, pembelajaran dilakukan secara kombinasi: presntasi dosen, diskusi umum, diskusi kelompok, survei lapangan, studi kepustakaan, workshop, dan simulasi dengar pendapat (simulated-shearing). Sebagai aneka media dan sumber seperti: media cetakan, media terekam, media tersiar, dan nara sumber (pakar, praktisi, manusia kunci, pelaku sejarah)

    Untuk kepentingan perekaman proses belajar dan pengemasan hasil belajar dikembangkan portofolio pembelajaran secara terpadu atau pengalaman belajar yang terpadu dialami oleh siswa dalam melakanakan tugas-tugas beelajarnya.

    Dalam hal ini ditetapkan langkah-langkah a. mengidentifikasi masalah kebijakan publik dalam masyarakat b. memilih suatu masalah untuk dikaji oleh kelas c. mengumpulkan informasi yang terkait pada masalah itu d. mengembangkan fortofolio kelas e. menyajikan portofolio f. melakukan refleksi pengalaman belajar.

  • 86 Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG)

    Penyelenggara Sertifikasi Guru Rayon 24 Universitas Negeri Makassar

    Penerapan dalam Lingkungan Persekolahan

    Evaluasi

    Hasil Belajar a. Kepekaan dan ketanggapan terhadap masalah kebijakan publik dan implikasinya b. Keterampilan merumuskan alternatif kebijakan c. Melaksanakan proses demokrasi d. Kemampuan bernalar dan rasa tanggung jawab e. Keterampilan mensosialisasikan usulan kebijakan

    86

    Tatap Muka

    Mandiri

    Pendahuluan: Klasikal

    Orientasi Penggalian ide

    Inti: Klasikal

    IDENTIFIKASI MASALAH MELALUI

    CURAH PENDAPAT, DISKUSI KLP KECIL

    Penutup: Klasikal Review dan refleksi

    Inti: Klasikal

    PEMILIHAN MASALAH MELALUI VARIASI DISKUSI KELOMPOK,

    SIMULASI, GAMES

    Penyajian Portofolio Dalam Simulasi Dengar

    Pendapat

    Tugas Mandiri Individual, Kelompok:

    Pengembangan Portofolio Kelas

    Tugas Terstruktur Individual, Kelompok:

    Pengumpulan data

    Model pembelajaran ini menggunakan evaluasi

    melalui unjuk kerja, portofolio, dan kebijakan

    baik secara individu maupun dengan kelompok

  • 87 Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG)

    Penyelenggara Sertifikasi Guru Rayon 24 Universitas Negeri Makassar

    4. Model Pembelajaran Kreatif dan Produktif Pembelajaran kreatif dan produktif merupakan model yang dikembangkan dengan

    mengacu kepada berbagai pendekatan pembelajaran yang diasumsikan mampu meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar. Pendekatan tersebut antara lain: belajar aktif, kreatif, konstruktif, serta kolaboratif dan kooperatif. Karakteristik penting dari setiap pendekatan tersebut diintegrasikan sehingga menghasilkan satu model yang memungkinkan peserta didik menegembangkan kreativitas untuk menghasilkan produk yang bersumber dari pemahaman mereka terhadap konsep yang sedang dikaji. Beberapa karakteristik tersebut adalah sebagai berikut: a. Keterlibatan peserta didik secara intelektual dan emosional dalam pembelajaran b. Peserta didik didorong untuk menemukan/mengkonstruksi sendiri konsep yang sedang

    dikaji melalui penafsiran yang dilakukan dengan berbagai cara, seperti observasi, diskusi, atau percobaan

    c. Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk bertanggungjawab menyelesaikan tugas bersama. Kesempatan ini diberikan melalui kegiatan eksplorasi, interpretasi, dan rekreasi.

    d. Untuk menjadi kreatif, seseorang harus bekerja keras berdedikasi tinggi, antusias, serta percaya diri

    Tujuan (Dampak Instruksional dan Dampak Pengiring). Dampak Instruksional yang dapat dicapai melalui model pembelajaran ini antara lain: a. pemahaman terhadap suatu nilai, konsep, atau masalah tertentu b. kemampuan menerapkan konsep/memecahkan masalah, serta c. kemampuan mengkreasikan sesuatu berdasarkan pemahaman tersebut.

    Dari segi dampak pengiring (nurturant effects), melalui model pembelajaran kreatif dan produktif diharapkan dapat dibentuk kemampuan berpikir kritis dan kreatif, bertanggung jawab, serta bekerja sama; yang semuanya merupakan tujuan pembelajaran jangka panjang. Tentu saja dampak pengiring hanya mungkin terbentuk, jika kesempatan untuk mencapai/menghayati berbagai kemampuan tersebut memang benar-benar disediakan secara memadai. Hal itu akan tercapai, jia model pembelajaran ini diterapkan secara benar dan memadai.

    Materi yang sesuai disajikan dengan model kreatif dan produktif merupakan materi yang menuntut pemahaman yang tinggi terhadap nilai, konsep, atau masalah aktual di masyarakat; serta keterampilan menerapkan pemahaman tersebut dalam bentuk karya nyata. Materi ini dapat berasal dari berbagai bidang studi, seperti masalah sosial ekonomi dari bidang studi IPS, masalah kehidupan demokrasi dari Pendidikan Kewarganegaraan, masalah apresiasi sastra dari Bahasa Indodnesia, atau masalah polusi dari IPA

    Mengenai prosedur pembelajaran kreatif dan produktif dapat dibagi menjadi empat langkah, yaitu orientasi, eksplorasi, interpretasi, dan re-kreasi. Setiap langkah dapat dikembangkan lebih lanjut oleh para dosen, dengan berpegang pada hakikat setiap langkah, sebagai berikut.

    Orientasi Seperti halnya dalam setiap pembelajaran, kegiatan diawali dengan orientasi untuk

    mengkomunikasikan garis besar tugas (termasuk tujuan, materi, kegiatan) dan penilaian yang akan diterapkan, serta terciptanya kesepakatan antara dosen dan mahasiswa dalam mengimplementasikannya.

  • 88 Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG)

    Penyelenggara Sertifikasi Guru Rayon 24 Universitas Negeri Makassar

    Eksplorasi Pada tahap ini, dilakukan dengan berbagai cara seperti mencari dan membaca buku

    sumber, melakukan observasi, wawancara, percobaan dan sebagainya. Kegiatan ini dapat dilakukan secara individu mapun kelompok sesuai kesepakatan pada orientasi. Waktunya disesuaikan dengan luasnya bidang yang harus dieksplorasi, jika memerlukan waktu lama dikerjakan di luar jam tatap muka (kuliah). Agar dapat lebih terarah sebaiknya ada panduan yang memuat tentang tujuan, materi, waktu, cara kerja, dan hasil akhir yang diharapkan.

    Interpretasi Tahap interpretasi, hasil eksplorasi diinterpretasikan melalui kegiatan analisis, diskusi,

    tanya jawab, kemudian dirumuskan konsepnya dan disajikan pemahamannya di dapan kelas dan ditanggapi oleh mahasiswa dan dosen

    Re-Kreasi Pada tahap re-kreasi, dibuat suatu simpulan sebagai hasil ciptaan dari pemahaman

    terhadap konsep/topik/masalah yang dikaji menurut kreasinya masing-masing. Re-kreasi dapat dilakukan secara individu atau kelompok sesuai pilihannya masing-masing. Hasil re-kreasi merupakan produk kreatif yang dapat ditampilkan, dipresentasikan, dipajang/dipamerkan/dipublikasikan, atau ditindaklanjuti

    Evaluasi belajar dilakukan selama proses pembelajaran dan pada akhir pelajaran. Evaluasi selama proses pembelajaran dilakukan secara observasi mengenai sikap, kemampuan berpikir, dan bekerja sama. Evaluasi pada akhir pelajaran dilakukan secara test pemahaman konsep sebagai hasil dari eksplorasi dan interpretasi, juga dengan produk kreatif yang dihasilkan.

    Model pembelajaran kreatif dan produktif tidak terlepas dari kelemahan di samping kekuatan yang dimilikinya. Kelemahan tersebut terkait pada masalah kesediaan guru berubah dari kebiasaan pembelajaran secara tradisional, membutuhkan waktu yang cukup panjang dan diburuh target penyelesaian materi yang relatif banyak.dan kelas yang besar.

    Terlepas dari kelemahannya, model pembelajaran kreatif dan produktif mempunyai kekuatan, yaitu adanya keterlibatan secara optimal peserta didik dalam belajar dan terbentuknya dampak pengiring berpikir kreatif, bekerja sama, berdisiplin, bertanggung jawab, dll.

    Pembelajaran kreatif dan produktif secara visualisasi seperti gambar: 2.5

    Gambar: 2.5 Visualisasi Pembelajaran Kreatif Produktif (Direktorat Ketenagaan Dirjen Dikti, 2007:111)

  • 89 Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG)

    Penyelenggara Sertifikasi Guru Rayon 24 Universitas Negeri Makassar

    5. Model PembelajaranTematik

    Pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang dirancang berdasarkan tema-tema tertentu. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mengartikan tema adalah pokok pikiran; dasar cerita atau gagasan pokok mengenai yang dipercakapkan. (1996:p.1029). Oleh karena itu siswa, dapat memperoleh pengalaman langsung dan terlatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai pengetahuan yang dipelajarinya. Melalui pengalaman langsung siswa akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari dan menghubungkannya dengan konsep lain yang telah dipahaminya.

    Dalam aplikasinya, pembelajaran tematik itu berkaitan dengan berbagai masalah atau mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada peserta didik. Sebagai contoh: pengembangan materi IPS terpadu dari konsep ekonomi Pasar

    dapat dikembangkan dengan lebih luas lagi secara multi disipliner, yaitu digeneralisasi dengan dikaitkan pada disiplin ilmu geografi, sejarah, sosiologi, antropologi, politik, psikologi, ilmu budaya, dan ilmu pengetahuan alam.

    Keuntungan pembelajaran tematik bagi pendidik/guru, antara lain sebagai berikut: 1) Guru dapat menghemat waktu karena mata pelajaran yang disajikan secara tematik

    dapat dipersiapkan sekaligus dan diberikan dalam dua atau tiga pertemuan, waktu selebihnya dapat digunakan untuk kegiatan remedial, pemantapan, atau pengayaan.

    2) Hubungan antara mata pelajaran dan topik dapat diajarkan secara logis dan alami 3) Dapat ditunjukkan bahwa belajar merupakan kegiatan yang kentinyu, tidak terbatas

    pada buku paket, jam pelajaran, atau bahkan dinding kelas. Guru dapat membantu peserta didik memperluas kesempatan belajar ke berrbagai aspek kehidupan

    4) Guru bebas membantu siswa melihat masalah, situasi, atau topik dari berbagai sudut pandang.

    5) Pengembangan masyarakat belajar terfasilitasi. Penekanan pada kompetensi bisa dikurangi dan diganti dengan kerja sama dan kolaborasi

    Keuntungan pembelajaran tematik bagi peserta didik/siswa antara lain sebagai berikut: 1) Siswa mudah memusatkanperhatian pada suatu tema tertentu; 2) Siswa mampu mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai kompetensi

    dasar antarmata pelajaran dalam tema yang sama 3) Pemahaman terhadapmateri pelajaran lebih mendalam dan berkesan 4) Kompetensi dasar dapat dikembangkan lebih baik dengan mengkaitkanm mata pelajaran

    lain dengan pengalaman pribadi siswa 5) Siswa mampu lebih merasakan manfaat dan makna belajar karena materi disajikan

    dalampelajaran sekaligus mat konteks tema yang jelas 6) Siswa mampou lebih bergairah belajar karena dapat berkomunikasi dalam situasi nyata,

    untuk mengembangkan suatu kemampuan dalam satu mata pelajaran sekaligus mempelajari mata pelajaran lain.

    Pembelajaran tematik lebih menekankan pada keterlibatan siswa dalam proses belajar secara aktif dan berorientasi pada konsep belajar sambil melakukan (learning by doing). Oleh karena itu, pembelajaran tematik memiliki ciri khas, antara lain: 1) Pengalaman dan kegiatan belajar sangat relevan dengan tingkat perkembangan dan

    kebutuhan anak usia sekolah dasar 2) Kegitan-kegiatan yang dipilih dalam pelaksanaan pembelajaran tematik bertolak dari

    minat dan kebutuhan peserta didik 3) Kegiatan belajar akan lebih bermakna dan berkesan bagi peserta didik sehingga hasil

    belajar dapat bertahan lebih lama; 4) Membantu mengembangkan keterampilan berpikir peserta didik;

  • 90 Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG)

    Penyelenggara Sertifikasi Guru Rayon 24 Universitas Negeri Makassar

    5) Menyajikan kegiatan belajar yang bersifat pragmatis sesuai dengan permasalahan yang sering ditemui peserta didik dalam lingkungannya;

    6) Mengembangkan keterampilan sosial peserta didik, seperti kerja sama, toleransi, komunikasi, dan tanggap terhadap gagasan orang lain

    Dengan pelaksanaan pembelajaran tematik, akan diperoleh manfaat sebagai berikut: 1) Dengan menggabungkan beberapa kompetensi dasar dan indikator serta isi mata

    pelajaran akan terjadi penghematan, karena tumpang tindih materi dapat dikurangi bahkan dihilangkan.

    2) Siswa mampu melihat hubungan-hubungan yang bermakna sebab isi/materi peembelajaran lebih berperan sebagai sarana atau alat, bukan tujuan akhir;

    3) Pembelajaran menjadi utuh sehingga peserta didik akan mendapat pengertian mengenai proses dan materi yang tidak terpecah-pecah

    4) Dengan adanya pemaduan antarmata pelajaran maka penguatan konsep akan semakin baik dan meningkat.

    a. Karakteristik Pembelajaran Tematik

    Sebagai suatu model pembelajaran di sekolah, pembelajaran tematik memiliki karakteristik sebagai berikut: 1) Berpusat pada peserta didik (siswa) 2) Memberikan pengalaman langsung 3) Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas 4) Menyajikan konsep dari berbagai disiplin ilmu (multidisipliner) 5) Bersifat fleksibel 6) Hasil pelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan peserta didik 7) Menggunakan prinsip belajar sambil melakukan (learning by doing) b. Cara Merancang Pembelajaran Tematik IPS

    Pembelajaran tematik memerlukan perencanaan dan pengorganisasian. Agar dapat berhasil dengan baik. Ada lima hal yang perlu diperhatikan dalam merancang pembelajaran tematik IPS, yaitu: (1) memilih tema IPS, (2) mengorganisasikan tema IPS, (3) mengumpulkan bahan dan sumber yang berkaitan dengan tema, (4) merancang kegiatan dan proyek, dan (5) mengimplementasikan satuan pelajaran. Memilih Tema

    Topik untuk pembelajaran tematik IPS dapat berasal dari beberapa sumber, diantaranya: a) Topik-topik dalam kurikulum b) Isu-isu masyarakat c) Masalah-masalah sosial d) Event-event khusus dalam e) Minat peserta didik f) Literatur

  • 91 Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG)

    Penyelenggara Sertifikasi Guru Rayon 24 Universitas Negeri Makassar

    Mengorganisasi Tema Pengorganisasian tema IPS dilakukan dengan menggunakan jaringan topik web

    seperti contoh gambar 2.6

    Gambar: 2.6 Pengorganisasian Tema Secara Topik Web

    Dengan topik web kita dapat mengembangkan bahan secara multi disipliner, yaitu: bahan yang bertemakan konsep atau generalisasi dari suatu disiplin ilmu tertentu (pasar sebagai konsep ekonomi), sedangkan disiplin-disiplin ilmu lainnya bersifat mendukung (sosiologi, antropologi, sejarah, geografi, psikologi, politik, ilmu budaya dasar, dan IPA). Di samping itu dapat pula mengembangkan bahan-bahan problematik yang saling berkaitan sehingga materi akan lebih komprehensip dan sistimatis.

    Mengumpulkan Bahan dan Sumber

    Pembelajaran tematik berbeda dengan pembelajaran berdasarkan buku paket tidak hanya dalam mendesain, melainkan juga berbagai bahan yang digunakan. Inilah beberapa sumber: a) Sumber-sumber yang tercetak b) Sumber-sumber visual c) Sumber-sumber literatur d) Artrifac Mendesain Kegiatan dan Proyek

    Beberapa saran, diantaranya: a) Integrasikan bahasa-membaca, menulis, berbicara, dan mendengar b) Hendaknya bersifat holistik c) Tekankan pada pendekatan hands-on, minds-on d) Sifatnya lintas kurikulum

    Konsep

    Ekonomi

    (Pasar)

    Geografi

    Sejarah IPA

    Politik Sosiologi

    Antropologi Psikologi

    Ilmu Budaya

    Budaya

  • 92 Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG)

    Penyelenggara Sertifikasi Guru Rayon 24 Universitas Negeri Makassar

    Mengimplementasikan Pembelajaran Tematik Dalam Beberapa kemungkinan implementasi:

    a) Lakukan pembelajaran tematik sepanjang hari, untuk beberapa hari b) Lakukan pembelajaran tematik selama setengah hari untuk beberapa hari c) Gunakan pembelajaran tematik untuk satu atau dua mata pelajaran d) Gunakan pembelajaran tematik untuk beberapa mata pelajaran e) Gunakan pembelajaran tematik untuk kegiatan lanjutan

    6. Model Pembelajaran Kooperatif

    Cooverative mengandung pengertian bekerja bersama dalam mencapai tujuan bersama. Dalam kegiatan kooperatif, peserta didik secara individual mencari hasil yang menguntungkan bagi seluruh anggota kelompoknya. Jadi, dalam pembelajaran kooperatif terdapat saling ketergantungan positif di antara peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran. Setiap peserta didik mempunyai kesempatan yang sama untuk sukses. Kegiatan belajar berpusat pada peserta didik dalam bentuk diskusi, mengerjakan tugas bersama, saling membantu dan saling mendukung dalam memecahkan masalah. Melalui interaksi belajar yang efektif peserta didik termotivasi, percaya diri, mampu menggunakan strategi berpikir tingkat tinggi, serta mampu membangun hubungan interpersonal. Model pembelajaran kooperatif memungkinkan semua peserta didik dapat menguasai materi pada tingkat penguasaan yang relatif sama atau sejajar.

    Ciri-ciri model pembelajaran koperatif adalah: a. belajar bersama secara aktif dengan teman b. selama proses belajar terjadi tatap muka antar teman, c. saling mendengarkan pendapat di antara anggota kelompok, d. belajar dari teman sendiri dalam kelompok e. belajar dalam kelompok kecil, (sebaiknya 3 6 orang) f. produktif berbicara atau saling mengemukakan pendapat, g. keputusan tergantung pada peserta didik sendiri, h. berbagi kepemimpinan dan tanggung jawab i. membentuk keterampilan sosial

    Dalam menggunakan model pembelajaran kooperatif di dalam kelas, ada beberapa konsep mendasar yang perlu diperhatikan dan diupayakan oleh pendidik. Konsep dasar tersebut, yaitu: a. Perumusan tujuan belajar harus jelas b. Penerimaan secara menyeluruh oleh peserta didik tentang tujuan belajar c. Ketergantungan yang bersifat posistif d. Interaksi yang bersifat terbuka e. Tanggung jawab individu f. Kelompok bersifat heterogen g. Interaksi sikap dan perilaku sosial yang positif h. Tindak lanjut i. Kepuasan dalam belajar

    Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai setidak-tidaknya tiga tujuan pembelajaran penting, yaitu: a. hasil belajar akademik b. penerimaan keragaman c. pengembangan keterampilan sosial

  • 93 Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG)

    Penyelenggara Sertifikasi Guru Rayon 24 Universitas Negeri Makassar

    Mengenai prosedur pembelajaran kooperatif dapat ditempuh dalam empat langkah, yaitu: orientasi, bekerja kelompok, kuis, dan pemberian penghargaan. Setiap langkah dapat dikembangkan lebih lanjut oleh para dosen, dengan berpegang pada hakikat setiap langkah, sebagai berikut:

    Orientasi

    Sebagaimana halnya dalam setiap pembelajaran , kegiatan diawali dengan orientasi untuk memahami dan menyepakati bersama tentang apa yang akan dipelajari serta bagaimana strategi pembelajarannya. Dosen/guru mengkomunikasikan tujuan, materi, waktu, langkah-langkah serta hasil akhir yang diharapkan dikuasai oleh mahasiswa/siswa, serta sistem penilaiannya. Pada langkah ini terjadi negosiasi dalam rangka memperoleh kesepakatan dalam implementasinya. Kerja Kelompok

    Pada tahap ini, dilakukan kerja kelompok sebagai inti kegiatan pembelajaran. Kerja kelompok dapat dalam bentuk kegiatan memecahkan masalah, atau memahami dan menerapkan suatu konsep yang dipelajari. Kerja kelompok dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti berdiskusi, melakukan eksplorasi, observasi, percoban, browsing lewat internet, dan sebagainya. Waktu untuk bekerja kelompok disesuaikan dengan luas dan dalamnya materi yang harus dikerjakan. Kegiatan yang memerlukan waktu lama dapat dilakukan di luar jam pelajaran, sedangkan kegiatan yang memerlukan sedikit waktu dapat dilakukan pada jam pelajaran

    Agar kegiatan kelompok lebih terarah, perlu diberikan panduan singkat sebagai pedoman kegiatan yang memuat tentang tujuan, materi, waktu, cara kerja, dan hasil akhir yang diharapkan untuk dicapai. Pada saat kerja kelompok, dosen/guru berperan sebagai fasilitator, dinamisator bagi masing-masing kelompok dengan cara memantau terhadap pelaksanaan kegiatan kelompok, mengarahkan keterampilan kerja sama, dan memberikan bantuan pada saat diperlukan. Tes/Kuis

    Pada akhir kegiatan kelompok diharapkan semua mahasisw/siswa telah mampu memahami konsep/topik/masalah yang sudah dikaji bersama. Kemudian masing-masing mahasiswa/siswa menjawab tes atau kuis untuk mengetahui pemahaman merek terhadap konsep/topik/masalah yang dikaji. Penilaian individu ini mencakup penguasaan ranah kogitif, afektif , dan keterampilan. Misalnya, bagaimana melakukan analisis pembelajaran? Mengapa perlu melakukan analisis pembelajaran sebelum mengembangkan media? Mahasiswa/siswa dapat juga diminta membuat prototype media tepatguna yang memiliki tingkat interaktif tinggi dalam pembelajaran, dsb. Penghargaan Kelompok

    Langkah ini dimaksudkan untuk memberikan penghargaan kepada kelompok yang berhasil memperoleh kenaikan skor dalam tes individu. Kenaikan skor dihitung dari selisih antara skor dasar dengan sekor tes individu. Menghitung skor yang didapat masing-masing kelompok dengan cara menjumlahkan skor yang didapat di dalam kelompok tersebut kemudian dihitung rata-ratanya. Selanjutnya berdasarkan skor rata-rata tersebut ditentukan penghargaan masing-masing kelompok. Misalnya, bagi kelompok yang mendapat rata-rata kenaikan skor sampai denga 15 mendapat penghargaan sebagai good team. Keanaikan skor lebih dari 15 hinga 20 mendapat penghargaan great team. Sedangkan kenaikan skor lebih dari 20 sampai 30 mendapat penghargaan sebagai super team.

    Anggota kelompok pada priode tertentu dapat diputar, sehingga dalam satu satuan waktu pembelajaran anggota kelompok dapat diputar 23 kali putaran. Hal ini

  • 94 Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG)

    Penyelenggara Sertifikasi Guru Rayon 24 Universitas Negeri Makassar

    dimaksudkan untuk meningkatkan dinamika kelompok di antara anggota kelompok dalam kelompok tersebut

    Di akhir tatap muka, dosen/guru memberikan kesimpulan terhadap materi yang lebih dibahas pada pertemuan itu, sehingga terdapat kesamaan pemahaman pada semua mahasiswa.

    Model pembelajaran kooperatif secara visualisasi seperti gambar: 2.

    Gambar: 2. Visualisasi Pembelajaran Kooperatif (Direktorat Ketenagaan Ditjen Dikti, 2007 power point) 7. Model Pembelajaran IPS

    Model-model pembelajaran yang telah disebutkan terdahulu dapat digunakan dalam bidang studi IPS, hanya saja dengan penekanan tertentu sesuai dengan karakteristik bidang studi IPS. Dalam kurikulum sekolah, IPS termasuk dalam kelompok program pendidikan akademik, memiliki sifat yang berbeda dengan bidang pelajaran yang bersifat akademik lainnya, seperti matematika, IPA, dan Bahasa. Karena itu, uraian berikut ini merupakan hal yang perlu mendapat perhatian dalam skenario model pembelajaran IPS.

    Sudah disebutkan terdahulu bahwa IPS adalah ilmu pengetahuan tentang manusia dalam lingkungan hidupnya, yaitu mempelajari kegiatan hidup manusia dalam kelompok yang disebut masyarakat dengan menggunakan berbagai disiplin ilmu sosial, sepertinya: sosiologi, geografi, ekonomi, sejarah, antropologi, psikologi sosial, dan sebagainya, bahkan pada humaniora dan juga ilmu kealaman. Karena itu IPS adalah bidang studi yang merupakan paduan (fusi) dari sejumlah mata pelajaran ilmu sosial, humaniora, dan ilmu kealaman.

    Sebagai program dalam kurikulum sekolah dikenal dua pendekatan, yaitu pendekatan integrated dan pendekatan subject matter masing-msing cabang ilmu sosial (SD dan SMP integrated, SMA subject matter yaitu: sosiologi antropologi budaya, geografi dan kependudukan, ekonomi dan akuntansi, dan sejarah)

    Program pengajaran IPS mengembang dua fungsi utama, yaitu: a. membina pengetahuan, kecerdasan, dan keterampilan yang bermanfaat bagi

    perkembangan dan kelanjutan pendidikan selanjutnya b. Membina sikap-sikap yang selaras dengan nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945

    Tujuan program pengajaran IPS meliputi 3 aspek yaitu: a. penyampaian pengetahuan dan pengertian b. pembentukan nilai dan sikap c. melatih keterampilan

  • 95 Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG)

    Penyelenggara Sertifikasi Guru Rayon 24 Universitas Negeri Makassar

    Bentuk pengajarannya berupa fakta-fakta, konsep-konsep dan generalisasi menurut IPS yang penting untuk dapat memahami dan memecahkan masalah-masalah sosial. Misalnya di dalam geografi siswa perlu memahami sebab akibat erosi. Dalam ekonomi mengenal hubungan antara penawaran dan permintaan, dalam sejarah anak didik mengenal tentang pertanda-pertanda zaman dan sebagainya.

    Sesuai dengan bentuk dan sifat program pengajaran IPS yang multi dimensional, maka para guru IPS diharuskan berfikir lebih jauh dalam pengembangan program pembelajarannya. Secara teoritik, penerapan asas-asas di atas akan melahirkan a. Proses pembelajaran IPS yang manusiawi dan demokratis b. Prinsip dan teknik pengembangan materi IPS secara terintegrasi c. Penggunaan metode mengajar secara bervariasi d. Mengajar secara tim (team teching)

    Sumber-sumber materi pengajaran IPS ada tiga, yaitu: a. teori keilmuan (ilmu-ilmu sosial, humaniora, filsafat, pendidikan, dan juga ilmu-ilmu

    kealaman) b. masyarakat, dan c. pribadi anak didik

    Prinsip penyusunan materi pengajaran IPS seharusnya mempertimbangkan hal-hal berikut: a. kemanfaatan b. kesesuaian c. ketepatan, d. sikon masyarakat, dan e. kemampuan guru

    Pola pengorganisasian materi ada beberapa kemungkinan, yaitu: a. Pola pengorganisasian terpisah (separated) b. Pola pengorganisasian yang meluas (broadfild) dengan cara: korelasi, integrasi, fusi atau

    unifikasi kompetensi profesional pengembangan IPS c. Pola pengorganisasian lintas rumpun ilmu, misalnya ilmu kealaman, humaniora, agama,

    pendidikan dan sebagainya. Secara visualisasi dapat dilihat gambar berikut ini:

  • 96 Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG)

    Penyelenggara Sertifikasi Guru Rayon 24 Universitas Negeri Makassar

  • 97 Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG)

    Penyelenggara Sertifikasi Guru Rayon 24 Universitas Negeri Makassar

    B. PELATIHAN (TUGAS)

    2. Tugas Individu

    Setelah mempelajari bahan tersebut di atas (materi bagian kedua), jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini: a. Kemukakan arti pentingnya model pembelajaran! Jawaban: Arti model pembelajaran: ....................................................................................................................................... ....................................................................................................................................... ....................................................................................................................................... Pentingnya model pembelajaran: ....................................................................................................................................... ....................................................................................................................................... ....................................................................................................................................... b. Skenario model pembelajaran diimplementasikan dalam proses pembelajaran dengan

    langkah-langkah kegiatan. Pilih salah satu model untuk pembelajaran IPS dan susun landasan teori dan langkah-langkah pembelajarannya! Jawaban:

    Nama model : ............................................................................................................... Landasan teori: ............................................................................................................... Langkah-langkahnya: ..................................................................................................... ......................................................................................................................................... ......................................................................................................................................... .........................................................................................................................................

  • 98 Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG)

    Penyelenggara Sertifikasi Guru Rayon 24 Universitas Negeri Makassar

    c. Kemukakan hal-hal yang perlu mendapat perhatian dalam skenario model pembelajaran IPS!

    Jawaban: Bentuk dan sifat program materialnya:......................................................................... ........................................................................................................................................ ........................................................................................................................................ ........................................................................................................................................ Aplikasinya dalam proses pembelajaran: ...................................................................... ........................................................................................................................................ ........................................................................................................................................ ........................................................................................................................................ ........................................................................................................................................ Pengembangan materinya:.............................................................................................. ........................................................................................................................................ ........................................................................................................................................ ........................................................................................................................................ ........................................................................................................................................ ........................................................................................................................................

    d. Model pembelajaran IPS di SD dan SMP berbeda dengan di SMA. Deskripsikan letak perbedaannya! Jawaban:

    Pendekatannya di SD dan SMP ................................................................................... ...................................................................................................................................... ....................................................................................................................................... Pendekatannya di SMA ................................................................................................ ....................................................................................................................................... ....................................................................................................................................... Pengembangan materi IPS di SD dan SMP ................................................................ ....................................................................................................................................... ....................................................................................................................................... Pengembangan materi IPS di SMA ..............................................................................

    ....................................................................................................................................... ....................................................................................................................................... e. Kemukakan relevansinya pengorganisasian tematik IPS dengan pola topik web dan

    contohnya! Jawaban: Pengorganisasian tematik ............................................................................................... ........................................................................................................................................ Kebaikan pola topik web ............................................................................................... ........................................................................................................................................ ........................................................................................................................................ Contoh pola topik web ........................................................................................................................................ ........................................................................................................................................ ........................................................................................................................................ ........................................................................................................................................

  • 99 Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG)

    Penyelenggara Sertifikasi Guru Rayon 24 Universitas Negeri Makassar

    3. Tugas Kelompok

    Bagi yang menginginkan tugas kelompok, diskusikan 3 - 6 orang berikut ini 1) Untuk apa model-model pembelajaran itu dilakukan? 2) Kemukakan model pembelajaran yang tergolong inovatif dan partisipatif dengan

    alasannya! 3) Hampir semua model pembelajaran dapat digunakan untuk pembelajaran IPS.

    Bagaimana model pembelajaran IPS dilakukan? 4) Pilih pokok bahasan dalam kurikulum Anda.Identifikasi konsep-konsep dari berbagai

    disiplin ilmu yang relevan dengan menggunakan jaringan topik web!

  • 100 Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG)

    Penyelenggara Sertifikasi Guru Rayon 24 Universitas Negeri Makassar

    Pola Evaluasi

    Multi Evaluasi

    Sifat IPS

    Multi Dimensional

    & Sumber

    Pola Metodologis

    Multi Metode &

    Media serta CBSA

    POKOK BAHASAN KETIGA STRATEGI DAN METODE PEMBELAJARAN IPS

    A. URAIAN

    1. Pengertian Dalam menggunakan model mengajar sudah barang tentu guru yang tidak mengenal

    strategi dan metode pembelajaran jangan diharap bisa melaksanakan proses belajar mengajar dengan sebaik-baiknya. Untuk mendorong keberhasilan guru dalam proses belajar mengajar, berikut ini disajikan strategi dan metode mengajar yang mungkin dapat dilaksanakan oleh guru IPS

    Strategi belajar mengajar adalah pola umum kegiatan belajar mengajar (transaksi pengajaran) yang seyogyanya terjadi di kelas pada saat pembelajaran. Juga adalah garis besar rancangan kegiatan guru siswa dalam melakukan pencapaian tujuan instruksional.

    Metode mengajar atau metodik berarti jalan atau cara yang harus dilalui untuk mencapai tujuan tertentu. Metodologi adalah ilmu yang mempelajari cara-cara untuk melakukan aktivitas yang tersistem dari sebuah lingkungan yang terdiri dari pendidik dan peserta didik untuk saling berinteraksi dalam melakukan suatu kegiatan sehingga proses belajar berjalan dengan baik dalam arti tujuan pengajaran tercapai.

    Jadi, strategi lebih luas dari metode, artinya dalam strategi belajar mengajar menggunakan berbagai metode.

    Penentuan strategi pembelajaran ini sangat penting, karena akan menentukan: a. pola interaksi/kegiatan belajar mengajar b. tahap-tahap pencapaian tujuan pengajaran dan bahkan juga c. tingkat dan kadar serta jenis hasil belajar mengajar.

    Sebagai rambu-rambu, faktor penentu strategi pembelajaran antara lain: a. tujuan yang harus dicapai, b. sifat dan jumlah materi pelajaran, c. keadaan dan kemampuan siswa, d. keadaan dan kemampuan sekolah/kelas, e. keadaan dan kemampuan guru/dosen, f. situasi dan keadaan, dan g. faktor lain yang tidak terduga.

    Adapun prinsip pokok yang harus terserap dalam pembelajaran IPS apapun bentuk strategi dan mtodenya, adalah: a. keharusan penggunaan asas multi metode b. keharusan penggunaan asas multi media c. keharusan asas multi evaluasi d. keharusan penggunaan asas CBSA berkadar tinggi.

    Bahwa semua asas itu harus dianut, konsisten dengan sifat karakteristik IPS yang multi dimensional dan multi sumber. Secara visualisasi seperti gambar berikut ini.

    Gambar: 3.1 Prinsip Pokok Pembelajaran IPS

  • 101 Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG)

    Penyelenggara Sertifikasi Guru Rayon 24 Universitas Negeri Makassar

    2. Penggolongan Strategi Pembelajaran

    Gagne dan Briggs, mengelompokkan strategi pembelajaran atas dua jenis, yaitu: strategi pembelajaran ekspositorik dan strategi pembelajaran heuristic atau hipotetik. Apabila dikaji berbagai literatur, masih banyak jenis strategi yang dapat diketahui, sepertinya strategi deduktif yang hampir sama dengan expository, induktif yang hampir sama dengan inquiry/discopery, strategi belajar tuntas atau maju berkelanjutan (mastery learning), dan berdasarkan domein tujuan, seperti strategi domein kognitif, strategi domein affektif, dan strategi domein psikomotor. Namun yang dijelaskan berikut ini hanalah strategi ekspositorik dan heuristik

    a. Strategi Pembelajaran Ekspositorik

    Strategi pembelajaran ekspository disebut juga dengan mengajar secara konvensional, mengajar secara verbal adalah pengajaran yang menyampaikan pesan dalam keadaan telah siap. Strategi ini, berpandangan bahwa tingkah laku kelas pengajaran dan distribusi pengetahuan itu dikontrol dan ditentukan oleh guru. Maka hakikat mengajar menurut pandangan ini adalah penyampaian ilmu pengetahuan kepada peserta didik yang dipandang sebagai obyek yang menerima apa yang diberikan dari guru. Peserta didik mendengar dan mencatat apa yang disampaikan oleh guru, sekali-sekali bertanya pada guru. Jadi, guru berperan lebih aktif, lebih banyak melakukan aktivitas dibandingkan siswanya yang berperan lebih pasif hanya menerima bahan ajaran yang disampaikan kepadanya. Dalam interaksi hanya terjadi komunikasi satu arah atau komunikasi aksi.

    Supaya tingkat CBSA menjadi tinggi diperlukan alat bantu/media pembelajaran dan variasi dengan memberi contoh soal, metode tanya jawab dan sebagainya.

    Apabila pembelajaran ekspositori dibuat dalam bentuk bagan seperti gambar: 3.2 dan 3.3

    Gambar: 3.2 Ekspositori Ditinjau dari Sudut Guru

    Guru bertanya pada

    peserta didik

    Guru menyampaikan

    informasi/bahan pada anak didik

    Anak didik menjawab

    Ekspository

    1 2a 3 - 4

    Guru memilih tingkah laku

    (tujuan)

    1 2 - 4

    (1)

    (2a) (2)

    (3) (4)

    Keterangan: Jalur yang ditempuh Atau

  • 102 Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG)

    Penyelenggara Sertifikasi Guru Rayon 24 Universitas Negeri Makassar

    (1)

    (2a) (2b) (2b)

    (3) (4)

    Keterangan: jalur yang ditempuh Atau

    b. Strategi Pembelajaran Heuristik Strategi pembelajaran heuristik atau hipotetik, pengajaran yang mengharuskan

    pengolahan oleh peserta didik sendiri. Dalam strategi pengajaran heuristik meliputi dua substrategi yaitu Discovery (penemuan) dan inquiry (penyelidikan)

    Penemuan, yaitu para peserta didik diharuskan menemukan prinsip atau hubungan yang sebelumnya tidak diketahuinya yang merupakan akibat dari pengalaman belajarnya yang telah diatur secara cermat dan seksama oleh guru

    Penyelidikan, yaitu peserta didik sebagai subjek di samping sebagai objek pengajaran (belajar). Mereka dilepas bebas untuk menemukan sesuatu melalui proses asimilasi yaitu

    memasukkan hasil pengamatan ke dalam struktur kognitif peserta didik yang telah ada

    dan proses akomodasi yakni mengadakan perubahan-perubahan atau penyesuaian dalam struktur kognitif yang lama hingga cocok/tepat dan sesuai dengan penomena baru yang diamati. Apabila pembelajaran inquiry/disecovery dibuat dalam gambar/bagian seperti gambar: 3.4

    Peserta didik bertanya

    Guru mengarahkan lagi per-

    tanyaan pada peserta didik

    Guru menjawab pertanyaan

    peserta didik

    Eksposisi Guru menjawab/memberi-

    kan informasi

    1 - 2 - 3

    1 - 2a - 2b - 3

    Gambar: 3.3 Ekspositori Ditinjau dari sudut Kegiatan Peserta Didik

  • 103 Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG)

    Penyelenggara Sertifikasi Guru Rayon 24 Universitas Negeri Makassar

    (1) (2) (3) (4a) (3a)

    (4b) (5 )

    Prinsip pendekatan heuristik oleh Rusyan (1993:115) adalah: (1) aktivitas peserta didik menjadi fokus perhatian utama dalam belajar, (2) berfikir logis adalah cara yang paling utama dalam menemukan sesuatu, (3) proses mengetahui dari sesuatu yang sudah diketahui menuju kepada yang belum diketahui adalah jalan pelajaran yang paling rasional dalam pelajaran di sekolah, (4) pengalaman yang penuh tujuan adalah tonggak dari usaha pembelajaran peserta didik kearah belajar berbuiat, bekerja dan berusaha; (5) perkembangan mental seseorang berlangsung selama ia berpikir dan belajar mandiri. Dengan prinsip ini menunjukkan bahwa strategi heuristik dapat mendorong peserta didik bersikap berani untuk berpikir ilmiah dan mengembangkan berpikir mandiri.

    Dalam kegiatan belajar mengajar dengan kadar CBSA yang tinggi dan keberhasilan pencapaian tujuan pengajaran secara manusiawi, melalui operasionalisasi fungsi dan peranannya sebagai guru inquiry, di mana guru berperan sebagai: - motivator - dinamisatorpemberi kejelasan(clarity) - pendorong semangat (probing) - penanya yang terarah - fasilitator yang fungsional - pemberi hadiah (reward/reinforement) - manajer kelas/kelompok - pengarah (directors) - pengambil putusan yang - penilai (evaluator), dll

    Guru memilih tingkah laku

    (tujuan)

    Guru bertanya yang dapat memancing

    Pendapat peserta didik

    Peserta didik mengajukan hipotesis

    untuk dikaji/dipelajari lebih lanjut

    Individu/kelompok peserta didik

    menjelajahi data/informasi

    untuk menguji hipotesis

    Peserta didik tidak mencari

    informasi untuk menguji

    hipotesisi

    Peserta didik menarik kesimpulan Guru mendorong peserta didik mencari data/informasi

    INQUIRY Peserta didik mengidentifikasi

    jawaban/menarik simpulan

    Gambar: 3.4 Pembelajaran Inquiry/Discovery

  • 104 Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG)

    Penyelenggara Sertifikasi Guru Rayon 24 Universitas Negeri Makassar

    Peran-peran tadi dijalankan baik untuk peserta didik secara individual, kelompok maupun klasikal serta di dalam maupun di luar kelas/sekolah sepanjang peserta didik dalam proses interaksi belajar. Dan peran ini akan lebih mantap serta berhasil bila guru mampu menempatkan dirinya seperti bandul jam yang berayun antara dua kutub yang berbeda karakteristiknya (lihat gambar). Kapankah bandul ini berayun ke kiri atau ke kana, antara lain ditentukan oleh keadaan peserta didik itu sendiri, keadaan dan kepatutannya.

    100 100 - Otoriter - Demokratis - Serba tahu/manusia sumber - penanya/inkuiri - Penentu/pemberi perintah - kawan/motivator/pendorong

    Gambar: 3.5 Peran Guru Sebagai Bandul Jam

    GURU Sebaiknya Motivator, fasilitator, evalu-

    ator , dll. Jangan sebaliknya ` ?

    EKSPOSITORY INQUIRY ? CBSA

    Sebaiknya Interaktif, partisipatif, pengamat, Tidak pasif atau sebagai penonton

    PESERTA DIDIK

    Gambar: 3.6 Implementasi strategi dalam Pembelajaran Menggunakan strategi dalam kegiatan belajar mengajar, seperti tabel 3.1 yang perlu dilengkapi dengan merujuk pada

    salah satu model pembelajaran yang dipilih

    Guru sebagai Bandul Jam

  • 105 Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG)

    Penyelenggara Sertifikasi Guru Rayon 24 Universitas Negeri Makassar

    Tabel 3.1 Strategi dalam Kegiatan Belajar Mengajar

    Ekspository Inquiry/Discovery

    Kegiatan Awal Kegiatan Ahir - Orientasi - Refleksi .. .. . . ..

    3. Berbagai Strategi Metode Pembelajaran

    Metode mengajar, sangat banyak dan beraneka ragam. Setiap metode mempunyai keunggulan dan kelemahan dibandingkan dengan yang lain. Seperti halnya dengan tidak ada obat yang mujarab di dunia ini hanyalah mujarab karena cocok penyakitnya. Juga tidak ada satu pun metode yang dianggap ampuh untuk segala situasi. Suatu metode dapat dipandang ampuh untuk suatu situasi, namun tidak ampuh untuk situasi lain.

    Seringkali terjadi pengajaran dilakukan dengan menggunakan berbagai metode secara bervariasi. Dapat pula suatu metode dilaksanakan secara berdiri sendiri. Ini tergantun kepada pertimbangan didasarkan situasi belajar mengajar yang relevan. Agar dapat menerapkan suatu metode yang relevan dengan situasi tertentu perlu dipahami keadaan metode tersebut.

    Dari sekian banyak metode mengajar, dalam penggunaannya dapat dikategorikan ke dalam tiga pendekatan, yaitu: a. pendekatan kelompok/klasikal b. pendekatan bermain, dan c. pendekatan individu

    Metode mengajar dengan pendekatan kelompok/klasikal pada umumnya ditujukan untuk membimbing kelompok atau klasikal dalam belajar. Pendekatan bermain menunjukkan para peserta didik untuk belajar dengan menghayati, melakoni perasaan-perasaan tertentu dalam suatu keadaan terkontrol melalui latihan/permainan. Pendekatan bermain ini umumnya dilakukan secara kelompok walaupun juga dapat dilakukan secara individu. Pendekatan individu memungkinkan setiap anak didik dapat belajar sesuai dengan bakat, keinginan, dan kemampuan masing-masing individu. Namun demikian, pendekatan kelompok, bermain pun harus tetap memperhatikan adanya perbedaan individu pada anak didik. Hal ini tercermin dalam penetapan penggunaan metode secara bervariasi disesuaikan dengan tujuan dan bahan yang dipelajari

    Adapun macam metode mengajar dari ketiga kategori pendekatan tersebut, dideskripsikan seperti pada gambar: 3.7. Selain itu, jenis ragam metode mengajar dari segi strategi pembelajaran dideskripsikan dalam tabel 3.2 dan klasifikasi metode mengajar menurut domain seperti gambar 3.8

  • 106 Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG)

    Penyelenggara Sertifikasi Guru Rayon 24 Universitas Negeri Makassar

    Tabel 3.2 Jenis Ragam Metode mengajar dari Segi Strategi

    Ekspository Inquiry/Discopery

    - Ceramah - Demonstrasi

    - Tanya jawab - Simulasi/pengamatan dan Percobaan - Diskusi - Pemecahan masalah - Pemberian tugas - Latihan/drill

    COGNITIVE AFFECTIVE PSIKOMOTOR

    1. DISKUSI 1. ROLE FLAYING 1. SIMULASI 2. CERAMAH 2. GAMES 2. SOSIODRAMA 3. PARTISIPATORI 3. V C T 3. STUDY PROYEK 4. PROBLEM SOLVING 4. PENGKONDISIAN 4. DEMONSTRASI 5. SEMINAR 5. MODELING 5. LATIHAN 6. DLL. 6. DLL. 6. DLL.

    Gambar 3.8 Jenis Ragam Metode Mengajar dari Segi Domain

    DOMAIN

    Gambar 3.7 Klasifikasi Strategi Metode Pembelajaran

  • 107 Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG)

    Penyelenggara Sertifikasi Guru Rayon 24 Universitas Negeri Makassar

    4. Kriteria Pemilihan Metode Mengajar IPS

    Paradigma lama mengajar sebagai usaha mentransfer atau menyampaikan (relay) sesuatu pengetahuan guru kepada peserta didik sebanyak mungkin, sudah saatnya perlu ditingkatkan lebih dari itu. Dengan usaha membina, membantu, memotivasi, mendorong dan memberikan fasilitas kepada peserta didik dalam mencapai keberhasilannya secara mantap dan wajar. Untuk itu, keharusan penggunaan asas multi metode dalam kegiatan belajar mengajar. Dalam upaya menentukan jenis ragam metode kearah multi metode mengajar yang akan digunakan dalam rangka pembelajaran IPS perlu dipertimbangkan hal-hal sebagai berikut: 1) tujuan berbagai jenis dan fungsinya 2) Subjek didik yang berbagai tingkat kematangannya/jenjangnya 3) Situasi dalam berbagai keadaan/kondisinya 4) Fasilitas yang berbagai kualitas dan kuantitasnya 5) Pribadi guru/calon guru serta kemampuan profesi yang berbeda-beda

    Sebagai ilustrasi dapat dilihat pada gambar 3.8. Aplikasi memilih metode dalam kegiatan belajar mengajar, seperti matriks 3.3 yang perlu dilengkapi dengan merujuk pada pendekatan dan domain pembelajaran.

    Gambar 3.9 Kriteria Pemilihan Metode Mengajar

    METODE SITUASI SUBJEK

    DIDIK

    TUJUAN

    PRIBADI

    GURU FASILITAS

  • 108 Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG)

    Penyelenggara Sertifikasi Guru Rayon 24 Universitas Negeri Makassar

    Matriks 3.3 Pemilihan Metode Pembelajaran

    MATRIK PEMILIHAN METODE

    P E N D E K A T A N K A W A S A N KELOMPOK BERMAIN INDIVIDU KOGNITIF CERAMAH .. ... ......................... ....................... ........................... ......................... .......................

    AFEKTIF ......................... ROLE FLAYING ........................ ......................... ......................... ....................... ......................... ......................... ........................ PSIKOMOTOR .............................. ............................... LATIHAN .............................. ............................... ....................... .............................. ............................... ........................ B. PELATIHAN 3. Tugas Individu

    Setelah mempelajari bahan tersebut di atas (materi bagian ketiga), jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini: a. Apa arti dan pentingnya perancangan strategi pembelajaran!

    Jawaban: Pengertian strategi pembelajaran: . . Pentingnya perancangan strategi pembelajaran: . .

    b. Kemukakan rambu-rambu pembelajaran IPS! Jawaban: Rambu-rambu pembelajaran IPS: .................................................................................. ........................................................................................................................................ ........................................................................................................................................ ........................................................................................................................................ c. Prinsip pokok pembelajaran IPS yaitu Multi metode, multi media dan multi evaluasi.

    Deskripsikan pengimplementasiannya dalam pembelajaran Jawaban: Implementasi multi metode dalam pembelajaran IPS: ....................................................................................................................................... ....................................................................................................................................... .......................................................................................................................................

  • 109 Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG)

    Penyelenggara Sertifikasi Guru Rayon 24 Universitas Negeri Makassar

    Implementasi multi media dalam pembelajaran IPS: ....................................................................................................................................... ....................................................................................................................................... ....................................................................................................................................... Implementasi multi evaluasi IPS: ........................................................................................................................................ ........................................................................................................................................ ........................................................................................................................................ d. Identifikasi metode mengajar yang berkaitan dengan strategi pembelajaran berikut ini!

    Strategi Pembelajaran Kawasan/domein Metode Pembelajaran

    Ekspository c. ....................................... d. Sikap e. Keterampilan

    Ceramah, demonstrasi ............................................... ...............................................

    Inquiry/Discovery 1. ....................................... 2. ......................................... 3. .........................................

    ...............................................

    ...............................................

    ...............................................

    e. Penyempurnaan apa yang sebaiknya dilakukan guru dalam implementasi strategi pembelajaran ekspositori dan inquiry sehingga diperoleh strategi yang lebih bermakna. Jawaban: Penyempurnaan pemebelajaran ekspository: ......................................................................................................................................... ......................................................................................................................................... ......................................................................................................................................... Penyempurnaan pembelajaran inquiry/discovery: ........................................................................................................................................ ........................................................................................................................................ ........................................................................................................................................

    2. Tugas Kelompok

    Bagi yang menginginkan tugas kelompok, diskusikan 3 - 6 orang berikut ini a. Kemukakan dengan singkat alasan mengapa tidak ada satu pun metode mengajar yang

    tepat untuk segala kompetensi/tujuan pembelajaran! b. Pengisian tabel 3.1 (dalam materi uraian pokok bahasan ketiga) dengan memilih salah

    satu model pembelajaran yang akan dirancang. c. Pengisian Matriks 3.3 (dalam materi uraian pokok bahasan ketiga) dengan mengambil

    salah satu pokok bahasan dari GBPP mata kuliah yang diemban.

  • 110 Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG)

    Penyelenggara Sertifikasi Guru Rayon 24 Universitas Negeri Makassar

    POKOK BAHASAN KEEMPAT PENGEMBANGAN MEDIA DAN SUMBER PEMBELAJARAN IPS

    A. URAIAN 1. Media Pembelajaran IPS a. Pengertian Media Pembelajaran

    Media Pembelajaran merupakan bagian tak terpisahkan dari pembelajaran di kelas. Pemanfaatan media pembelajaran merupakan upaya kreatif dan sistematis untuk menciptakan pengalaman yang dapat membelajarkan peserta didik sehingga pada akhirnya tercipta suatu lulusan yang berkualitas.

    Istilah media berasal dari bahasa Latin, yaitu bentuk jamak dari medium yang

    secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Makna umumnya adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan informasi dari sumber informasi kepada penerima informasi. Istilah media itu lebih populer dalam bidang komunika