4

Click here to load reader

35 tahun

  • Upload
    ifhul04

  • View
    76

  • Download
    3

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: 35 tahun

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kehamilan adalah pengalaman pertumbuhan yang positif untuk sebagian besar

calon orang tua (Kepller, Whalley, dan Simkin, 2001, hal. 29). Persalinan dan kelahiran

merupakan kejadian fisiologis yang normal. Kelahiran seorang bayi juga merupakan

peristiwa sosial yang ibu dan keluarga menantikannya selama 9 bulan. Ketika persalinan

dimulai, peranan ibu adalah melahirkan bayinya. (Susilawati, Maemunah, Rukiyah, 2009,

hal. 1).

Melahirkan adalah salah satu momen terindah dalam hidup bagi seorang wanita.

Proses kehamilan yang diawali dengan hubungan seksual antara sepasang suami istri, yang

dengan luar biasanya menghasilkan sang buah hati, sebuah hasil dari cinta antara suami istri,

yang tentunya akan menambah rasa sayang dan cinta pada suami/istri sehingga sang buah

hati pun menerima cinta yang besar dari kedua orangtuanya (Chello, 2010, ¶ 1).

Bagian presentasi janin pada wanita primipara berada pada stasiun +1 atau

bahkan +2 sebelum awal persalinan, sedangkan pada wanita yang pernah melahirkan

penurunan bagian presentasi baru dimulai setelah dilatasi serviks hampir penuh (Gant, 2005

, hlm. 394). Delyuzar mengungkapkan bahwa proses melahirkan pada perempuan berusia di

atas 30 tahun ke atas beresiko menyebabkan terjadinya pendarahan. Biasanya, kondisi ini

rentan terjadi pada ibu-ibu yang melahirkan anak pertama atau bagi ibu yang melahirkan

Universitas Sumatera Utara

Page 2: 35 tahun

anak ketiga atau keempat. Hamil dan melahirkan diatas usia 35 tahun selalu dianggap

beresiko tinggi. Baik untuk janin maupun sang ibu yang mengandung (Kurniati, 2009, ¶ 1).

Usia resiko tinggi adalah dibawah 20 tahun dan di atas 35 tahun. Penyebab

terbanyak karena pendarahan dan eklamsi atau kejang akibat tekanan darah tinggi (Saptono,

2010, ¶ 5). Wanita yang menjalani kehamilan pada usia lebih dari 30 tahun memiliki

kemungkinan mengalami kelahiran risiko tinggi seperti melahirkan bayi dengan kelainan

mental atau downsyndrome (Detiana, 2010, hal. 54).

Beberapa wanita mengalami resiko saat melahirkan di atas usia 35 tahun. Hal ini

dikemukakan oleh Dhanjal (2003, ¶ 6), salah seorang konsultan obstetri yang turut

mengumpulkan bukti dari royal college of obstetricians and gynaecologists menyatakan,

tren melahirkan diusia yang lebih tua semakin meningkat. ”Jika kita melihat pada ibu yang

berusia 35 tahun keatas, pada pertengahan tahun 1980-an, hanya 8 % ibu yang hamil diatas

usia 40 tahun, sedangkan sekarang jumlahnya meningkat lebih dari dua kali lipat menjadi 19

%,”. Sejak akhir tahun 70-an, angka wanita melahirkan diusia 30 dan 40-an tahun

meningkat. Berdasarkan atas angka statistik, antara tahun 1978 hingga tahun 2000, angka

kejadian melahirkan wanita berusia 35 sampai 39 tahun dan 40 sampai 44 tahun mencapai

lebih dua kali lipat. Para tenaga ahli kesehatan sekarang membantu para wanita hamil yang

berusia 30 dan 40-an tahun untuk menuju kehamilan yang lebih aman dari kejadian ditahun-

tahun sebelumnya. Risiko lainnya terjadi keguguran pada ibu hamil berusia 35 tahun atau

lebih. Kebanyakan keguguran terjadi pada 3 bulan pertama pada wanita semua golongan

umur. Kemungkinan kejadian pada wanita diusia 35 tahun keatas lebih banyak dibandingkan

pada wanita muda.

Universitas Sumatera Utara

Page 3: 35 tahun

Dari pertengahan tahun 1960 sampai akhir 1980-an, angka kelahiran sesaria di

Amerika Serikat telah meningkat kurang dari 5 % sampai 24 %. Alasan peningkatan yang

tercatat ialah peningkatan pemantauan janin secara elektronik, peningkatan kehamilan

pertama kali,peningkatan kehamilan pada usia lebih tua, dan insiden kelahiran sesaria

berulang yang tinggi. Pada 1992 angka ini sedikit menurun sampai 22,6 % yang disebabkan

karena ada usaha yang lebih besar untuk mengupayakan kelahiran pervaginam setelah suatu

kelahiran sesaria (Bobak, 2005, hal. 801). Pada wanita yang melahirkan pada usia 35 tahun,

hampir 31 % melakukan persalinan dengan operasi (Kasdu, 2003, hal. 4). AKI melahirkan

saat ini mencapai 307 per 100 ribu. Sedangkan berdasarkan data yang diberikan kementerian

kesehatan (Kemenkes), AKI melahirkan sekitar 228 per 100 ribu kelahiran.

Berdasarkan penelitian Hook dan Lindsjo dari AS mengenai kecenderungan

peluang mempunyai anak sindroma down. Penelitian ini melibatkan responden ibu hamil

diatas usia 35 tahun. Termasuk 9 % ibu yang hamil diatas usia 35 tahun. Ternyata, 0,25 %

dari mereka yang berumur diatas 35 tahun ini melahirkan bayi yang menyandang cacat

sindroma down. Bahkan 7 dari 100 kelahiran dari wanita berusia diatas 35 tahun berakhir

dengan kematian janin pada saat persalinan (Musbikin, 2005, hal. 229).

Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik meneliti tentang

“Pengalaman melahirkan ibu primigravida diatas usia 35 tahun di RSUD Dr. Pirngadi

Medan”.

B. Perumusan Masalah

Pertanyaan dalam penelitian ini adalah “Bagaimana pengalaman melahirkan ibu

primigravida di atas usia 35 tahun di RSUD Dr. Pirngadi Medan?”.

Universitas Sumatera Utara

Page 4: 35 tahun

C. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui bagaimana pengalaman melahirkan ibu primigravida di atas usia 35

tahun di RSUD Dr. Pirngadi Medan.

D. Pertanyaan penelitian

Bagaimana pengalaman melahirkan pada ibu primigravida di atas usia 35 tahun di

RSUD Dr. Pirngadi Medan?

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sumber informasi untuk

penelitian berikut yang sejenis.

2. Bagi Pendidikan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai masukan tentang

pengalaman ibu yang pernah melahirkan diatas usia 35 tahun khususnya bagi

mahasiswa agar dapat menerapkan asuhan kebidanan kepada ibu yang melahirkan

di atas usia 35 tahun.

3. Bagi Ibu

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber pengetahuan dan sebagai

informasi agar ibu-ibu dapat memahami tentang kehamilan dan melahirkan di atas

usia 35 tahun.

Universitas Sumatera Utara