5
3.2 Analisa Data Analisa Data Etiologi Masalah Keperawata n Diagnosa Keperawata n Data Subjektif 1. Demam (panas naik turun) 2. Mual 3. Muntah Data Objektif 1. Mukosa bibir kering 2. Turgor kulit jelek 3. Pasien tampak lemah 4. Lidah tampak kotor 5. Keluaran urin 500 cc/24 jam 6. T : 40 o c 7. N : 90 x/m 8. RR : 23x/m 9. Berkeringa t Kuman Salmonella typhii masuk ke saluran cerna Sebagian dimusnahkan Asam lambung Peningkatan asam lambung Mual, Muntah = Kekurangan Volume Cairan Kekurangan volume cairan Berhubunga n dengan asupan cairan yang tidak adekuat. Data Subjektif 1. Demam (panas naik turun) Data Objektif 1. Mukosa bibir kering 2. Turgor kulit jelek 3. Pasien Kuman Salmonella typhii masuk ke saluran cerna Sebagian masuk Ke usus halus Ileun terminalis Hipertermi Berhubunga n dengan proses infeksi

Document3

Embed Size (px)

DESCRIPTION

get

Citation preview

Page 1: Document3

3.2  Analisa Data

Analisa Data EtiologiMasalah

Keperawatan

Diagnosa

Keperawatan

Data Subjektif

1.     Demam (panas

naik  turun)

2.     Mual

3.     Muntah

Data Objektif

1.     Mukosa bibir

kering

2.     Turgor kulit jelek

3.     Pasien tampak

lemah

4.     Lidah tampak

kotor

5.     Keluaran urin 500

cc/24 jam

6.     T : 40oc

7.     N : 90 x/m

8.     RR : 23x/m

9.     Berkeringat

Kuman Salmonella typhii

masuk ke saluran cerna

Sebagian dimusnahkanAsam lambung

 

Peningkatan asamlambung

 

Mual, Muntah

 

 =  Kekurangan Volume   Cairan

Kekurangan

volume cairan

Berhubungan

dengan asupan

cairan yang

tidak adekuat.

Data Subjektif

1.     Demam (panas

naik  turun)

Data Objektif

1.     Mukosa bibir

kering

2.     Turgor kulit jelek

3.     Pasien tampak

lemah

4.     Lidah tampak

kotor

5.     T : 40oc

6.     N : 90 x/m

7.     Berkeringat

Kuman Salmonella typhii

masuk ke saluran cerna

Sebagian masukKe usus halus

 

Ileun terminalis

 

Sebagian menembuslamina propia

 

Hipertermi Berhubungan

dengan proses

infeksi

Page 2: Document3

Masuk aliran limfe

 

Menembus dan masuk aliran darah

Hipothalamus

Demam

 

PeningkatanSuhu tubuh

 

MK = Hipertermi

3.3  Diagnosa1.      Kurangnya volume cairan berhubungan dengan kurangnya intake cairan dan peningkatan suhu tubuh

2.      Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi

3.4 Prioritas Masalah

1.      Kurangnya volume cairan berhubungan dengan kurangnya intake cairan dan peningkatan suhu tubuh.

3.5    Planning

No. Diagnosa Keperawatan Intervensi Rasional

1. Kekurangan volume cairan

berhubungan dengan asupan

cairan yang tidak adekuat.

Tujuan :   asupan cairan adekuat dalam

jangka waktu 1 x 24 jam

Kriteria Hasil:

-  Memiliki keseimbangan asupan

dan haluaran yang seimbang

dalam 24 jam.

-  Menampilkan hidrasi yang baik

misalnya membran mukosa yang

lembab.

-  Memiliki asupan cairan oral dan

atau intravena yang adekuat.

1.     Kaji tanda-tanda dehidrasi.

2.     Berikan minum per oral sesuai

toleransi.

3.     Atur pemberian cairan infus

sesuai order.

4.     Ukur semua cairan output

(muntah, urine, diare). Ukur

semua intake cairan.

Intervensi lebih dini

Mempertahankan intake

yang adekuat

Melakukan rehidrasi

Mengatur keseimbangan

antara intake dan output

2. Hipertermi  berhubungan dengan

proses infeksi.

Tujuan : mempertahankan suhu

1.     Monitor tanda-tanda infeksi.

2.     Monitor tanda-tanda vital tiap 2

Infeksi pada umumnya

menyebabkan peningkatan

suhu tubuh

Page 3: Document3

tubuh dalam barts normal pada

jangka waktu 1x24 jam

    Kriteria Hasil:

    Suhu antara 36o-37o c

    RR dan nadi dalam batas normal

    Membran mukosa lembab

    Kulit dingin dan bebas dari

keringat yang berlebih.

    Pakaian dan tempat tidur pasien

kering

jam.

3.     Berikan suhu lingkungan yang

nyaman bagi pasien. Kenakan

pakaian tipis pada pasien.

4.     Kompres dingin pada daerah

yang tinggi aliran darahnya.

5.     Berikan cairan iv sesuai order

atau anjurkan intake cairan yang

adekuat.

6.     Berikan antipiretik, jangan

berikan aspirin.

7.     Monitor komplikasi neurologis

akibat demam.

Deteksi resiko peningkatan

suhu tubuh yang ekstrem,

pola yang dihubungkan

dengan patogen tertentu,

menurun dihubungkan

dengan resolusi infeksi.

Kehilangan panas tubuh

melalui konveksi dan

evaporasi

Memfasilitasi kehiliangan

panas lewat konveksi dan

konduksi.

Menggantikan cairan yang

hilang lewat keringat.

Aspirin bersiko terjadi

perdarahanGI yang menetap.

Febril dan enselopati bisa

terjadi bila suhu tubuh yang

meningkat.

                                                           3.6         Implementasi

No Hari / Tanggal

Waktu

Implementasi Paraf

1. Senin, 28

November 2011

Jam 10.00 WIB

1.      Mengkaji tanda-tanda dehidrasi.2.      Memberikan minum per oral

sesuai toleransi.3.      Mengatur pemberian cairan infus

sesuai order.4.      Mengukur semua cairan output

(muntah,urine, diare), dan mengukur semua intake.

2. Senin, 28 November 2011Jam 11.00 WIB

1.     Memonitor tanda-tanda infeksi.2.     Memonitor tanda-tanda vital

setiap 2 jam.3.     Memberikan suhu lingkungan

yang nyaman pada pasien serta memakaikan pakaian tipis.

4.     Mengkompres dingin pada daerah yang tinggi aliran darahnya.

5.     Memberikan cairan iv sesuai order atau memnganjurkan intake cairan yang adekuat.

6.     Memberikan antipiretik.7.    Memonitor komplikasi neurologis.

Page 4: Document3

3.7         EvaluasiDiagnosa 1:S     :  Pasien menunjukkan hidrasi yang baikO    :  TTV normal, intake dan output cairan seimbang.A    :  Masalah teratasiP     :  Pasien pulang

Diagnosa 2:S     :  Pasien mengatakan tidak demam lagi

O    :  TTV normal, membran mukosa lembab, kulit dingin dan bebas dari keringan yang berlebih, pakaian dan tempat tidur pasien kering.

A    :  Masalah teratasiP     :  Pasien pulang