9
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehamilan merupakan suatu proses yang dialami oleh seluruh wanita yang ada didunia. Dalam melewati proses kehamilan seorang wanita harus mendapatkan penetalaksanaan yang benar. Kehamilan adalah masa mulainya konsepsi sampai lahirnya janin. Kehamilan dibagi dalam 3 triwulan yaitu triwulan pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan, triwulan ke dua dimulai dari 4 bulan sampai 6 bulan, triwulan ke tiga dari 7 bulan sampai 9 bulan. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (9 bulan 7 hari atau 40 minggu) dihitung dari hari pertama haid terakhir (Prawihardjo,2008 p:89). Kehamilan sebagai keadaan fisiologis dapat diikuti proses patologis yang mengancam keadaan ibu dan janin. Tenaga kesehatan harus dapat mengenal perubahan yang mugkin terjadi sehingga kelainan yang ada dapat dikenal lebih dini. Perdarahan post partum merupakan penyebab kehilangan darah serius yang paling sering dijumpai di bagian obstetrik. Sebagai faktor penyebab langsung kematian ibu perdarahan post partum merupakan penyebab sering terdapat dari keseluruhan kematian akibat perdarahan obstetrik yang disebabkan dari perdarahan post partum, plasenta previa, solusio plasenta, kehamilan ektopik terganggu, perdarahan akibat abortus dan ruptura (Cunningham, 2005 p:19-45). Banyak faktor yang mempunyai arti penting

Document3

Embed Size (px)

Citation preview

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kehamilan merupakan suatu proses yang dialami oleh seluruh wanita

yang ada didunia. Dalam melewati proses kehamilan seorang wanita harus

mendapatkan penetalaksanaan yang benar. Kehamilan adalah masa mulainya

konsepsi sampai lahirnya janin. Kehamilan dibagi dalam 3 triwulan yaitu

triwulan pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan, triwulan ke dua

dimulai dari 4 bulan sampai 6 bulan, triwulan ke tiga dari 7 bulan sampai 9

bulan. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (9 bulan 7 hari atau 40

minggu) dihitung dari hari pertama haid terakhir (Prawihardjo,2008 p:89).

Kehamilan sebagai keadaan fisiologis dapat diikuti proses patologis yang

mengancam keadaan ibu dan janin. Tenaga kesehatan harus dapat mengenal

perubahan yang mugkin terjadi sehingga kelainan yang ada dapat dikenal

lebih dini.

Perdarahan post partum merupakan penyebab kehilangan darah serius

yang paling sering dijumpai di bagian obstetrik. Sebagai faktor penyebab

langsung kematian ibu perdarahan post partum merupakan penyebab sering

terdapat dari keseluruhan kematian akibat perdarahan obstetrik yang

disebabkan dari perdarahan post partum, plasenta previa, solusio plasenta,

kehamilan ektopik terganggu, perdarahan akibat abortus dan ruptura

(Cunningham, 2005 p:19-45). Banyak faktor yang mempunyai arti penting

2

baik sendiri maupun secara gabungan di dalam menimbulkan perdarahan post

partum dini. Paritas tinggi salah satu faktor predisposisi tingginya perdarahan

post partum dini, dengan paritas tinggi menghadapi resiko perdarahan akibat

atonia uteri yang semakin meningkat (Cunningham,2005 p:19-45).

Dari kejadian diatas tersebut maka perlu adanya peningkatan

pendidikan. Kondisi pendidikan salah satu yang kerap ditelaah dalam

mengukur pembangunan manusia suatu Negara. Melalui pengetahuan

pendidikan berkontribusi terhadap perubahan perilaku kesehatan.

Pengetahuan yang dipengaruhi oleh tingkat pendidikan merupakan salah satu

faktor pencetus (predisposing) yang berperan dalam mempengaruhi

keputusan seseorang untuk berperilaku sehat (Depkes RI,2008).

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting

untuk terbentuknya tindakan seseorang. Pengetahuan sangat erat kaitannya

dengan pendidikan dimana diharapkan seseorang dengan pendidikan tinggi,

maka orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya (Notoadmodjo,

2007). Dalam hal ini adalah masa nifas, maka yang berpendidikan lebih tinggi

akan mempunyai pengetahuan yang lebih luas mengenai perubahan fisiologis

masa nifas dan mengenai perdarahan postpartum.

Pendidikan itu terutama yang ada di pedesaan masih rendah. Masih ibu

yang beranggapan bahwa kehamilan, persalinan dan nifas merupakan suatu

yang dialami yang berarti tidak memerlukan pemeriksaan dan perawatan.

Serta tanpa mereka sadari bahwa mereka termasuk dalam sekelompok resiko

tinggi (Manuaba,2001).

3

Angka kematian bayi diseluruh dunia setiap tahun mencapai empat

juta. Di Malaysia angka kematian hanya 41 per 100 ribu, Singapura 6 per 100

ribu, Thailand 44 per 100 ribu,dan Filiphina 170 per 100 ribu (Sarwono,2007

p:148). Menurut Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2002 -2003

Angka Kematian Bayi (AKB) tercatat 35 per 1.000 kelahiran hidup. Data

dibadan statistik menunjukkan angka kematian ibu dan bayi tertingi Di Asia

Tenggara,mendominasi lebih dari 75% kematian anak dibawah 5 tahun. Hal

itu menjadi kegiatan prioritas Depertemen kesehatan 2005-2009. Dari 1000

kelahiran hidup dan angka kematian bayi berkurang dari 248 menjadi 206 per

100.000 kelahiran yang dicapai pada tahun 2009. Sementara angka harapan

hidup berkisar rata-rata 70,6/ tahun (Sarwono,2007 p:89).

Di kawasan ASEAN Indonesia mempunyai Angka Kematian Ibu

(AKI) yang paling tinggi. Berdasarkan hasil SDKI (2005) AKI dilaporkan

mencapai 265 tiap 100 ribu kelahiran hidup. Faktor yang menjadi penyebab

angka kematian ibu tetap tinggi di antaranya adalah perdarahan, infeksi,

hipertensi kehamilan, serta abortus. Di antara keempat faktor tersebut

perdarahan menduduki tingkat pertama dengan 45% kejadian (SDKI,2005).

AKI di Jawa Tengah juga tergolong masih tinggi. Hal itu bisa dilihat

dari data Dinkes (Dinas Kesehatan) Provinsi Jawa Tengah yang disebutkan

kasi manajemen Informasi Dinkes Provinsi Jawa Tengah suwandi sawadi,

menyebutkan pada tahun 2008 AKI mencapai 114,42 per 100.000 kelahiran.

Angka tersebut masih berada diatas target nasional yakni sebesar 102 per

100.000 kelahiran (Dinkes Provinsi Jateng, 2008).

4

Berdasarkan data yang diperoleh AKI pada tahun 2009 sebesar 191,61

per 100.000 kelahiran sedangkan pada tahun 2010 mencapai 80,02 per

100.000 kelahiran. Data bidang statistik menunjukkan bahwa tingginya

Angka Kematian Ibu (AKI) pada tahun 2010 diantaranya terjadinya

perdarahan postpartum. Pada saat bulan Maret sampai bulan Oktober tahun

2010 kejadian ibu itu sebagian besar di RS Permata Bunda (Dinkes

Purwodadi, 2010).

Telah diketahui bahwa 3 penyebab utama kematian ibu di bidang

obstetri adalah perdarahan 45%, infeksi 15% dan hipertensi dalam kehamilan

13% (SKRT 2010). Sejalan dengan data tersebut kebanyakan kematian

maternal terjadi 3 hari sehabis melahirkan karena terserang infeksi. Oleh

karena itu baik ibu, keluarga maupun tenaga kesehatan perlu belajar hal-hal

yang berkaitan dengan komplikasi postpastum ini (Manuaba, 2001).

Berdasarkan laporan RS Permata Bunda jumlah kematian ibu di kota

Purwodadi pada tahun 2009 sebanyak 117,02 per 1000 kelahiran. Kejadian

yang paling besar dan paling banyak di RS Permata Bunda pada tahun 2010

adalah perdarahan pasca persalinan yaitu sebesar 161 per 1000 kelahiran.

Penyebab diantaranya dari perdarahan postpartum yaitu langsung dan tidak

langsung. Perdarahan langsung penyebabnya diantaranya uterus tidak

berkontraksi, robekan jalan lahir, sisa plasenta, dan retensio plasenta.

Perdarahan tidak langsung penyebabnya karena anemia.

Perdarahan pasca persalinan masih merupakan salah satu sebab

kematian ibu yang penting. Mochtar melaporkan angka kematian ibu 7,9%

5

dan Wiknjosastro 1,8-4,5%. Perdarahan obstetri dapat terjadi setiap saat baik

selama kehamilan, persalinan, maupun masa nifas. Oleh karena itu setiap

perdarahan yang terjadi dalam masa kehamilan, persalinan maupun nifas

harus dianggap sebagai suatu keadaan akut dan serius, karena dapat

membahayakan ibu dan janin (Khoman,2002).

Dari hasil study pendahuluan dari 10 ibu hamil trimester III yang

berkunjung di RS Permata Bunda didapatkan hasil 6 orang (60%)

pengetahuan ibu baik nilai 76-100%, 4 orang (40%) pengetahuan ibu cukup

dengan hasil ukur nilai > 60-75%. Pendidikan yang berhasil ditempuh oleh

ibu hamil dengan sukses, 80 orang (80%) diantaranya menempuh pendidikan

10-12 tahun dengan kategori pendidikan sekolah dasar, 2 orang (20%)

menempuh pendidikan lebih dari 12 tahun dengan kategori pendidikan

sekolah menengah.

Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk menentukan

“Hubungan tingkat pendidikan ibu hamil trimester III dengan tingkat

pengetahuan tentang perdarahan postpartum”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas maka perumusan

masalah adalah: “ Apakah Ada Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu Hamil

Trimester III dengan Tingkat Pengetahuan Tentang Perdarahan Postpartum

di RS Permata Bunda Purwodadi”.

6

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan tingkat

pendidikan ibu hamil trimester III dengan tingkat pengetahuan tentang

perdarahan postpartum.

2. Tujuan Khusus

a. Mendiskripsikan karakteristik umur dan pekerjaan ibu hamil

trimester III di RS Permata Bunda.

b. Mendiskripsikan tingkat pendidikan ibu hamil trimester III di RS

Permata Bunda.

c. Mendiskripsikan tingkat pengetahuan ibu hamil trimester III tentang

perdarahan postpartum.

d. Menganalisis hubungan tentang tingkat pendidikan ibu hamil

trimester III dengan tingkat pengetahuan tentang perdarahan

postpartum.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Pengambil Kebijakan

Untuk menurunkan tingkat terjadinya perdarahan postpartum.

2. Bagi Institusi

Sebagai bahan pertimbangan untuk dilakukan penelitian lebih lanjut,

tentang tingkat pendidikan ibu hamil trimester III dengan tingkat

pengetahuan tentang perdarahan postpartum.

7

3. Bagi Ilmu Pengetahuan

a. Penelitian yang diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai

informasi mengenai seberapa besar tingkat pendidikan ibu hamil

trimester III dengan tingkat pengetahuan tentang perdarahan

postpartum.

b. Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk mengetahui tingkat

pendidikan ibu hamil trimester III dengan tingkat pengetahuan

tentang perdarahan postpartum.

4. Bagi Ibu Hamil Trimester III

Dapat menambah pengetahuan sehingga mampu menumbuhkan sikap

yang positif pada ibu hamil khususnya ibu hamil trimester III agar

nantinya tidak terjadi perdarahan.

5. Bagi Peneliti

Peneliti ini sebagai dasar untuk menerapkan ilmu yang telah

didapatkan dengan hasil penelitian yang telah dilakukan sehingga

dapat sebagai dasar untuk penelitian yang lebih mendalam.

6. Bagi Masyarakat

a. Penelitian diharapkan dapat memberi pada ibu hamil trimester III

informasi pengetahuan tentang terjadinya perdarahan postpartum.

b. Penelitian diharapkan dapat menjadi dorongan kepada masyarakat

khususnya ibu hamil trimester III untuk mengakses pengetahuan

tentang terjadinya perdarahan postpartum.

8

E. Keaslian Penelitian

NOJudul, Nama Tahun Sasaran Variasi yang

ditelitiMetode Hasil

1 Hubungan tingkatpendidikan ibu primipara denganpengetahuan tentangperawatan nifas diKecamatan KajenKabupatenPekalongan tahun2005

Ibu nifasprimipara diKecamatanKajen KabPekalongan.Jumlahsampelsebanyak 44orang.

VariabelIndependenTingkatpendidikanibu nifasprimi paraVariabelDependenpengetahuanibu nifastentangperawatannifas.

Kuantitatifdenganrancangankorelasional

Dari hasilpenelitiandiketahuibahwa tingkatpendidikanterbanyakadalahpendidikandasar (72,7%)danpengetahuanterbanyakadalahpengetahuanbaik (56,8%).Dari hasilperhitunganChi Squarediperolehadanyahubunganantara tingkatpendidikan ibuprimiparadenganpengetahuantentangperawatan nifasdi KecamatanKajenKabupatenPekalongan.

2 Hubunganpengetahuan ibuhamil mengenaiperdarahanantepartem dalamkehamilan dengankejadian perdarahanantepartem di RBFatimah Sragen

Ibu hamil diRB Fatimah.Jumlahsampel 30orang

Bebas :Pengetahuanibu hamilTerikat :KejadianPerdarahanantepartem

Survei,pendekatanCrossSectional

Terdapathubunganbermkna antaratingkatpengetahuandengankejadianperdarahanantepartem r =0,552, p =0,002, α = 0,05

9

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terdapat perbedaan dengan

penelitian yang akan dilakukan diantaranya variabel, tempat penelitian dan

jenis penelitian, sedangkan penelitian yang akan dilakukan memuat

memuat tingkat pendidikan dengan pengetahuan dengan tujuan untuk

mengetahui sejauh mana responden mengetahui tingkat pengetahuan

perdarahan postpartum.