Upload
others
View
3
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PT CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk
LAPORAN KEUANGAN INTERIMUNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR
30 JUNI 2020 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2019 (TIDAK DIAUDIT)SERTA TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2019 (DIAUDIT)
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA TbkDAFTAR ISI
Daftar Isi 1
Surat Pernyataan Direksi Tentang Tanggung Jawab Atas Laporan Keuangan 2
Laporan KeuanganLaporan Posisi Keuangan
Laporan Laba Rugi Komprehensif 5
Laporan Perubahan Ekuitas 6
Laporan Arus Kas 7
Catatan Atas Laporan Keuangan
Halaman
3 - 4
8 - 78
- 1 -
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA TbkLAPORAN POSISI KEUANGAN30 JUNI 2020 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2019 (DIAUDIT)
Tidak Diaudit Diaudit
Catatan 30 Juni 2020 31 Desember 2019
Rp'000 Rp'000
ASET
Kas dan bank 5
Pihak berelasi 39 532.526.574 53.183.932
Pihak ketiga 40.853.599 51.181.058
Jumlah 573.380.173 104.364.990
Piutang sewa pembiayaan 6
Pihak ketiga 505.175.335 768.774.320
Cadangan kerugian penurunan nilai (28.725.021) (27.562.700)
Piutang sewa pembiayaan - bersih 476.450.314 741.211.620
Piutang pembiayaan konsumen 7
Pihak ketiga 8.930.858.761 10.021.763.725
Cadangan kerugian penurunan nilai (240.651.917) (175.651.515)
Piutang pembiayaan konsumen - bersih 8.690.206.844 9.846.112.210
Tagihan anjak piutang 8
Pihak ketiga 730.043.106 732.386.620
Cadangan kerugian penurunan nilai (33.054.331) (37.355.712)
Tagihan anjak piutang - bersih 696.988.775 695.030.908
Piutang lain-lain 9
Pihak berelasi 39 30.298.574 31.782.783
Pihak ketiga 476.947.631 488.658.589
Cadangan kerugian penurunan nilai (80.928.696) (83.000.990)
Jumlah 426.317.509 437.440.382
Biaya dibayar di muka 10 4.585.004 21.583.548
Aset pajak tangguhan - bersih 37 37.296.343 31.370.558
Properti investasi 11,39 12.457.000 12.457.000
Aset sewa operasi - bersih 12,39 9.745.519 9.860.906
Aset tetap - bersih 13 188.724.633 191.064.922
Aset takberwujud - bersih 14 16.817.945 18.462.168
Aset hak guna - bersih 15
Pihak berelasi 2.763.625 -
Pihak ketiga 16.409.721 -Jumlah 19.173.346 -
Aset lain-lain 16 3.073.028 8.518.857
JUMLAH ASET 11.155.216.433 12.117.478.069
Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan.
- 3 -
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk
LAPORAN POSISI KEUANGAN
30 JUNI 2020 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2019 (DIAUDIT)
(Lanjutan)
Tidak Diaudit Diaudit
Catatan 30 Juni 2020 31 Desember 2019
Rp'000 Rp'000
LIABILITAS DAN EKUITAS
LIABILITAS
Utang bank 17
Pihak berelasi 39 60.951.292 144.194.905
Pihak ketiga 3.969.796.749 4.812.064.342
Jumlah 4.030.748.041 4.956.259.247
Utang usaha kepada pihak ketiga 18 2.532.444 68.766.612
Utang premi asuransi kepada pihak ketiga 19 1.943.392 10.341.128
Utang lain-lain kepada pihak ketiga 20 163.177.687 213.521.971
Biaya yang masih harus dibayar 21
Pihak berelasi 39 228.898 503.437
Pihak ketiga 51.430.886 57.380.930
Jumlah 51.659.784 57.884.367
Utang pajak 22,39 9.608.869 21.524.555
Liabilitas sewa aset hak guna kepada pihak berelasi 23 2.960.584 -
Pendapatan ditangguhkan - bersih 24
Pihak berelasi 39 2.850.000 150.000
Pihak ketiga 33.912.105 31.328.464
Jumlah 36.762.105 31.478.464
Surat berharga utang yang diterbitkan 25
Pihak berelasi 39 101.500.000 104.500.000
Pihak ketiga 1.898.500.000 1.895.500.000
Jumlah 2.000.000.000 2.000.000.000
Beban emisi surat berharga yang belum diamortisasi (4.879.007) (8.007.688)
Jumlah surat berharga utang yang diterbitkan - bersih 1.995.120.993 1.991.992.312
Liabilitas imbalan pasca kerja 26 64.761.339 60.027.267
JUMLAH LIABILITAS 6.359.275.238 7.411.795.923
EKUITAS
Modal saham - nilai nominal Rp 250 per saham
Modal dasar - 10.412.000.000 saham
Modal ditempatkan dan disetor -
3.984.520.457 saham 27 996.130.114 996.130.114
Tambahan modal disetor 27 351.948.790 351.948.790
Penghasilan komprehensif lain 11,12,13,26 28.567.657 31.065.851
Saldo laba
Ditentukan penggunaannya 28 1.850.000 1.700.000
Tidak ditentukan penggunaannya 3.417.444.634 3.324.837.391
JUMLAH EKUITAS 4.795.941.195 4.705.682.146
JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS 11.155.216.433 12.117.478.069
Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan.
- 4 -
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk.
LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN
UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2020 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2019 (TIDAK DIAUDIT)
Tidak Diaudit Tidak Diaudit
Catatan 30 Juni 2020 30 Juni 2019
Rp'000 Rp'000
PENDAPATAN
Sewa pembiayaan 29 37.706.551 92.786.315
Pembiayaan konsumen 30 782.175.408 757.223.424
Anjak piutang 31 2.660.072 17.453.792
Sewa operasi - properti investasi 11,39 300.000 300.000
Sewa operasi - kendaraan 12,39 2.366.273 3.142.983
Bunga 32,39 2.362.577 966.893
Keuntungan kurs mata uang asing - bersih 40 1.544.977 -
Pendapatan lain-lain 33 148.237.557 184.593.903
JUMLAH PENDAPATAN 977.353.415 1.056.467.310
BEBAN
Bunga dan pembiayaan lainnya 34,39 304.719.115 317.952.092
Umum dan administrasi 35,39 83.674.095 85.582.388
Tenaga kerja 36,39 147.331.060 160.180.749
Imbalan Pasca Kerja 26 7.725.107 3.265.117
Penyusutan aset sewa operasi 12 830.808 845.000
Kerugian penurunan nilai aset keuangan 6,7,8,9 299.438.012 264.080.657
Kerugian penjualan aset tetap 13 352.150 877.247
Kerugian kurs mata uang asing - bersih 40 - 1.063.806
Kerugian belum direalisasi investasi jangka pendek - 184.000
Beban lain-lain 3.194.627 3.026.129
JUMLAH BEBAN 847.264.974 837.057.185
LABA SEBELUM PAJAK 130.088.441 219.410.125
MANFAAT (BEBAN) PAJAK 37
Pajak kini (33.263.386) (59.656.949)
Pajak tangguhan 5.925.784 1.889.153
JUMLAH BEBAN PAJAK - BERSIH (27.337.602) (57.767.796)
LABA BERSIH PERIODE BERJALAN 102.750.839 161.642.329
PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN
Pos-pos yang tidak akan direklasifikasi ke laba rugi - -
Manfaat (beban) pajak terkait pos-pos yang tidak akan direklasifikasi ke laba rugi - -
JUMLAH PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN PERIODE BERJALAN SETELAH PAJAK - -
JUMLAH LABA KOMPREHENSIF PERIODE BERJALAN 102.750.839 161.642.329
LABA PER SAHAM 38
(dalam Rupiah penuh)
Dasar / Dilusian 25,79 40,57
Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan.
- 5 -
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
UNTUK ENAM BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2020 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2019 (TIDAK DIAUDIT)
SERTA TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2019 (DIAUDIT)
Modal Tambahan Revaluasi aset tetap Keuntungan (kerugian) Ditentukan Tidak ditentukan
Catatan saham modal disetor dan aset sewa operasi aktuarial penggunaannya penggunaannya Jumlah Ekuitas
Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000
Saldo per 1 Januari 2019 996.130.114 351.948.790 63.596.334 (16.703.216) 1.550.000 2.950.603.230 4.347.125.252
Cadangan umum 28 - - - - 150.000 (150.000) -
Laba bersih periode berjalan - - - - - 161.642.329 161.642.329
Penghasilan komprehensif lain
Pemindahan surplus revaluasi aset tetap
ke saldo laba akibat penjualan aset tetap
yang telah direvaluasi - - (422.338) - - 422.338 -
Saldo per 30 Juni 2019 996.130.114 351.948.790 63.173.996 (16.703.216) 1.700.000 3.112.517.897 4.508.767.581
Saldo per 1 Januari 2019 996.130.114 351.948.790 63.596.334 (16.703.216) 1.550.000 2.950.603.230 4.347.125.252
Cadangan umum 28 - - - - 150.000 (150.000) -
Laba bersih tahun berjalan - - - - - 361.596.020 361.596.020
Penghasilan komprehensif lain
Pengukuran kembali program
imbalan pasti - setelah pajak - - - (3.039.126) - - (3.039.126)
Pemindahan surplus revaluasi aset tetap
ke saldo laba akibat penjualan aset tetap
yang telah direvaluasi - - (12.788.141) - - 12.788.141 -
Saldo per 31 Desember 2019 996.130.114 351.948.790 50.808.193 (19.742.342) 1.700.000 3.324.837.391 4.705.682.146
Saldo per 1 Januari 2020 996.130.114 351.948.790 50.808.193 (19.742.342) 1.700.000 3.324.837.391 4.705.682.146
Dampak penerapan awal PSAK 71 - - - - - (12.491.790) (12.491.790)
Saldo pada tanggal 1 Januari 2020 setelah
penerapan awal PSAK 71 996.130.114 351.948.790 50.808.193 (19.742.342) 1.700.000 3.312.345.601 4.693.190.356
Cadangan umum 28 - - - - 150.000 (150.000) -
Laba bersih periode berjalan - - - - - 102.750.839 102.750.839
Penghasilan komprehensif lain
Pemindahan surplus revaluasi aset tetap
ke saldo laba akibat penjualan aset tetap
yang telah direvaluasi - - (2.498.194) - - 2.498.194 -
Saldo per 30 Juni 2020 996.130.114 351.948.790 48.309.999 (19.742.342) 1.850.000 3.417.444.634 4.795.941.195
Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan.
Penghasilan komprehensif lain Saldo Laba
- 6 -
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk
LAPORAN ARUS KAS
UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2020 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2019 (TIDAK DIAUDIT)
Tidak Diaudit Tidak Diaudit
30 Juni 2020 31 Juni 2019
Rp'000 Rp'000
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI
Penerimaan kas dari:
Pembiayaan konsumen 3.857.366.884 3.227.941.761
Sewa pembiayaan 310.477.701 550.416.182
Anjak piutang 5.003.586 56.657.963
Sewa operasi 2.555.575 3.394.422
Penerimaan dari pendapatan administrasi, denda keterlambatan,
pelunasan dipercepat & aktivitas operasi lainnya 110.767.119 210.980.214
Penerimaan bunga 1.154.877 1.503.455
Penerimaan (pengeluaran) kas sehubungan dengan kerjasama penerusan pinjaman
dan pembiayaan bersama (664.934.365) 476.366.804
Pembayaran kas untuk:
Sewa pembiayaan dan pembiayaan konsumen (1.644.587.544) (4.671.740.143)
Pembayaran aktivitas operasi lainnya (160.868.506) (297.069.737)
Pembayaran bunga (301.222.023) (292.891.727)
Pembayaran beban umum dan administrasi (63.016.007) (70.732.444)
Pembayaran pajak penghasilan (43.236.689) (79.946.305)
Pembayaran uang jaminan - (15.770)
Kas Bersih Diperoleh dari (Digunakan untuk) Aktivitas Operasi 1.409.460.608 (885.135.325)
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI
Hasil penjualan aset tetap 4.604.120 1.285.612
Perolehan aset tetap (15.733.328) (22.558.465)
Perolehan aset takberwujud (1.676.103) (4.302.001)
Kas Bersih Digunakan untuk Aktivitas Investasi (12.805.311) (25.574.854)
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN
Penerimaan utang bank 888.851.250 3.173.629.521
Pembayaran utang bank (1.816.811.216) (2.290.617.469)
Kas Bersih (Digunakan untuk) Diperoleh dari Aktivitas Pendanaan (927.959.966) 883.012.052
KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH KAS DAN BANK 468.695.331 (27.698.127)
KAS DAN BANK AWAL TAHUN 104.364.990 53.010.796
Efek dari perubahan kurs 319.852 16.355
KAS DAN BANK AKHIR PERIODE 573.380.173 25.329.024
Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan.
- 7 -
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2020 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2019 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2020 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2019 (TIDAK DIAUDIT)
- 8 -
1. UMUM a. Pendirian dan Informasi Umum
PT Clipan Finance Indonesia Tbk (“Perusahaan”) didirikan berdasarkan akta No. 47 tanggal 15 Januari 1982, yang diubah dengan akta No. 363 tanggal 29 Juni 1982, keduanya dibuat oleh Ny. Kartini Muljadi, S.H., notaris di Jakarta. Akta tersebut telah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. C2-396.HT.01.01.Th.82 tanggal 2 Agustus 1982 dan telah didaftarkan pada Kantor Pengadilan Negeri Jakarta berturut-turut No. 2771 dan 2772 tanggal 10 Agustus 1982, serta diumumkan dalam Lembaran Berita Negara Republik Indonesia No. 79 tanggal 1 Oktober 1982, Tambahan No. 1189.
Anggaran dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, antara lain dengan Akta No. 12 tanggal 19 Juni 2019 yang dibuat dihadapan Kumala Tjahjani Widodo, S.H., M.H.,Mkn., notaris di Jakarta, dalam rangka perubahan ketentuan anggaran dasar Perusahaan sesuai dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) No.29/POJK.05/2014 tentang “Penyelenggaraan Usaha Perusahaan Pembiayaan”, Peraturan OJK No.32/POJK.04/2014 tentang “Rencana dan Penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Terbuka” dan Peraturan OJK No.33/POJK.04/2014 tentang “Direksi dan Dewan Komisaris Emiten atau Perusahaan Publik”. Perubahan anggaran dasar tersebut telah mendapat pengesahan dari Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. AHU-0037457.AH.01.02 Tahun 2019 tanggal 19 Juni 2019.
Sesuai dengan pasal 3 anggaran dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan utama Perusahaan meliputi usaha pembiayaan investasi, pembiayaan modal kerja, pembiayaan multiguna dan sewa operasi.
Perusahaan memperoleh izin usaha lembaga pembiayaan dari Menteri Keuangan Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No.1402/KMK.013/1990 tanggal 3 November 1990. Perusahaan berkedudukan di Jakarta dengan 45 kantor cabang dan 77 kantor pemasaran. Kantor pusat Perusahaan beralamat di Wisma Slipi lantai 6, Jl. Letjen S. Parman Kav 12 Jakarta 11480.
Perusahaan tergabung dalam kelompok Panin Group dengan entitas induk akhir adalah PT Panin Investment. Rata-rata jumlah karyawan Perusahaan pada tanggal 30 Juni 2020 dan 31 Desember 2019 masing-masing sebanyak 3.241 karyawan (tidak diaudit) dan 3.288 karyawan (diaudit). Susunan Dewan Komisaris dan Direksi serta Komite Audit Perusahaan pada tanggal 30 Juni 2020 dan 31 Desember 2019 adalah sebagai berikut:
30 Juni 2020 31 Desember 2019
Dewan Komisaris
Komisaris Utama Roosniati Salihin *) Mu’min Ali Gunawan
Komisaris Mu’min Ali Gunawan Roosniati Salihin
Komisaris Independen Veronika Lindawati Veronika Lindawati
Lukman Abdullah Lukman Abdullah
Dewan Direksi
Direktur Utama Gita Puspa Kirana Darmawan Gita Puspa Kirana Darmawan
Direktur Independen
Direktur Jahja Anwar Jahja Anwar
Engelbert Rorong JR Engelbert Rorong JR
Yimmy Weddianto Yimmy Weddianto
Komite Audit
Ketua Lukman Abdullah Lukman Abdullah
Anggota Sahat Maruli Purba Sahat Maruli Purba
Priskila Gabrielia Ciahaya Priskila Gabrielia Ciahaya
Sekretaris Perusahaan Jahja Anwar Jahja Anwar
Audit Intern Irsan Saulus Irsan Saulus
*) efektif setelah mendapat persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
Ruang lingkup wewenang Direktur Utama mencakup bidang pemasaran selain pembiayaan mobil baru, pengembangan bisnis, sumber daya manusia dan general affair serta audit intern. Ruang lingkup wewenang Direktur mencakup bidang operasional dan administrasi, analisa kredit, standar prosedur operasional, akuntansi, keuangan dan anggaran, teknologi informasi, hubungan dengan investor serta manajemen risiko
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2020 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2019 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2020 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2019 (TIDAK DIAUDIT)
- 9 -
dan sekretaris Perusahaan. Ruang lingkup wewenang Direktur lainnya mencakup bidang penagihan, hukum, litigasi, kepatuhan, prinsip pengenalan konsumen dan bidang pemasaran khususnya untuk pembiayaan mobil baru. Pembentukan Komite Audit Perusahaan telah sesuai dengan POJK No. 30/POJK.05/2014 tentang Tata Kelola Perusahaan yang baik bagi Perusahaan Pembiayaan. Berdasarkan Surat Keputusan No. 840/CFI/DIR/XII/2018 tanggal 4 Desember 2018, Perusahaan menetapkan Perubahan Susunan Anggota Komite Audit. Perubahan jabatan Direktur Independen, menjadi Direktur sesuai dengan peraturan nomor 1-A tentang pencatatan saham dan efek bersifat ekuitas selain saham yang diterbitkan oleh perusahaan tercatat. Gaji dan kesejahteraan Dewan Komisaris Perusahaan masing-masing sebesar Rp 160.029 ribu dan Rp 179.979 ribu untuk tanggal 30 Juni 2020 dan 30 Juni 2019. Gaji dan kesejahteraan Dewan Direksi Perusahaan masing-masing sebesar Rp 4.502.955 ribu dan Rp 4.315.630 ribu untuk tanggal 30 Juni 2020 dan 30 Juni 2019.
b. Penawaran Umum Perusahaan
Penawaran Umum Saham
Pada tanggal 26 Juni 1989, Perusahaan memperoleh izin dari Menteri Keuangan Republik Indonesia dengan surat No. SI-037/SHM/MK.10/1989 untuk melakukan penawaran umum atas 1.500 ribu saham Perusahaan kepada masyarakat.
Penawaran Umum Perdana dan Terbatas yang telah dilakukan oleh Perusahaan adalah sebagai berikut:
Nilai Harga
Jumlah nominal penawaran Nomor dan tanggal surat
Keterangan Saham per saham per saham efektif dari Bapepam
Rp Rp
Penawaran Umum Perdana 1.500.000 1.000 8.850 S1-037/SHM/MK.10/1989 26 Juni 1989
Penawaran Umum Terbatas I 29.600.034 1.000 1.000 S-2427/PM/1997 17 Oktober 1997
Penawaran Umum Terbatas II 217.211.696 500 500 S-2009/PM/1999 20 Oktober 1999
Penawaran Umum Terbatas III 336.119.485 500 500 S-1136/PM/2000 23 Mei 2000
Penawaran Umum Terbatas IV 1.561.085.388 250 350 S-3216/BL/2007 29 Juni 2007
Penawaran Umum Terbatas V 1.171.488.567 250 400 S-10363/BL/2011 23 September 2011
Pada tanggal 5 Agustus 1993 dan 24 Juli 1995, Perusahaan melakukan pembagian saham bonus masing-masing sebanyak 2.466.564 saham dan 4.933.453 saham dengan nilai nominal Rp 1.000 per saham yang berasal dari agio hasil penawaran umum perdana. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Jakarta dan Surabaya.
Pada tanggal 9 Desember 1998, Perusahaan melakukan pembagian saham bonus sebanyak 8.705.734 saham dengan nilai nominal Rp 500 per saham yang berasal dari agio hasil penawaran umum saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Jakarta pada tanggal 10 Desember 1998.
Pada tanggal 30 Juni 2020 dan 31 Desember 2019, seluruh saham Perusahaan tercatat di Bursa Efek Indonesia masing-masing sebanyak 3.984.520.457 lembar.
2. PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN BARU DAN REVISI (PSAK) DAN INTERPRETASI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (ISAK)
Standar baru, amandemen standar dan interpretasi standar standar berikut berlaku efektif untuk periode yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2020, dengan penerapan dini diperkenankan : PSAK 71 Instrumen Keuangan
PSAK 71 (amandemen), Instrumen Keuangan: Fitur Percepatan Pelunasan dengan Kompensasi
Negatif PSAK 72 Pendapatan dari Kontrak dengan Pelanggan PSAK 73 Sewa
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2020 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2019 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2020 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2019 (TIDAK DIAUDIT)
- 10 -
PSAK 1 (amandemen) Penyajian Laporan Keuangan : Definisi material dan PSAK 25 (amandemen)
Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan: Definisi Material PSAK 1 (amandemen) Penyajian Laporan Keuangan : Judul Laporan Keuangan
PSAK 1 (Penyesuaian Tahunan 2019) Penyajian Laporan Keuangan
Selain PSAK 71 dan PSAK 73, penerapan dari standar-standar tersebut tidak berdampak substansial
terhadap penyajian Laporan Keuangan periode berjalan dan sebelumnya.
PSAK 71 Instrumen Keuangan
Efektif 1 Januari 2020, Perusahaan menerapkan PSAK 71 tentang Instrument Keuangan yang menggantikan secara substantial PSAK 55 yang selama ini digunakan dalam pelaporan mengenai instrument keuangan termasuk di dalamnya cadangan kerugian penurunan nilai.
Instrumen yang masuk dalam ruang lingkup penurunan nilai sesuai PSAK 71 adalah : 1. Aset keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi
2. Investasi pada instrument utang yang diukur pada nilai wajar melalui penghasilan komprehensif lain
3. Komitmen Pinjaman yang belum dicairkan (Longgar Tarik)
4. Kontrak jaminan keuangan yang diterbitkan (bukan terhadap utang yang dimiliki) Atas klasifikasi dan pengukuran yang telah dilakukan melalui Uji SPPI (Solely Payments of Principal and Interest), diperoleh pengukuran dengan metode biaya perolehan diamortisasi (Amortised Cost). Dalam hal Perusahaan saat ini tidak memiliki Longgar Tarik dan Kontrak jaminan keuangan yang diterbitkan, maka atas kedua hal tersebut tidak dilakukan pembentukan provisi kerugian kredit sebagai Liabilitas Keuangan. Konsep penurunan nilai yang dilakukan berdasarkan PSAK 71 adalah berdasarkan kerugian kredit ekspektasian (expected credit loss).
Transisi
Perusahaan menggunakan pendekatan retrospektif yang dimodifikasi dengan tidak menyajikan kembali periode terdahulu dengan pertimbangan : 1. Lebih praktis dengan keterbatasan waktu
2. Tidak tersedia komparabilitas dengan periode terdahulu Selisih nilai tercatat atas aset keuangan sebagai akibat dari peralihan PSAK 55 menjadi PSAK 71 dicatat pada saldo laba ditahan atau komponen ekuitas lainnya tanggal 1 Januari 2020. Dengan demikian, informasi yang disajikan pada tahun 2019 tidak mencerminkan kriteria PSAK 71 dan oleh karena itu tidak dapat dibandingkan dengan informasi yang disajikan untuk periode enam bulan yang berakhir 30 Juni 2020 berdasarkan PSAK 71.
PSAK 73 Sewa
Efektif 1 Januari 2020, Perusahaan menerapkan PSAK 73 mengenai “Sewa” yang memperkenalkan model tunggal pengakuan sewa di neraca untuk akuntansi penyewa. Penyewa mengakui aset hak-guna yang merupakan hak penyewa untuk menggunakan aset yang mendasari perjanjian sewa dan liabilitas sewa yang merupakan kewajiban penyewa untuk melakukan pembayaran sewa. Terdapat pengecualian untuk pengakuan sewa jangka pendek dan sewa atas barang yang bernilai rendah.
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2020 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2019 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2020 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2019 (TIDAK DIAUDIT)
- 11 -
Perusahaan mengakui aset dan liabilitas untuk semua sewa dengan jangka waktu lebih dari 12 bulan, kecuali aset tersebut bernilai rendah. Sifat dari beban-beban yang terkait dengan sewa tersebut telah berubah karena PSAK 73 menggantikan beban sewa operasi yang sebelumnya diakui secara garis lurus, dengan beban penyusutan atas aset. Perusahaan telah menetapkan PSAK 73 menggunakan pendekatan retrospektif yang dimodifikasi dimana informasi komparatif pada tanggal 31 Desember 2019 dan untuk periode enam bulan yang berakhir 30 Juni 2019 tidak disajikan kembali di laporan keuangan 30 Juni 2020. Dampak Penerapan PSAK 73 per posisi 1 Januari 2020 adalah sebagai berikut:
31 Desember 2019 Dampak Penerapan 1 Januari 2020
PSAK 73 tanggal 1 Januari 2020 setelah penerapan awal PSAK 73
Rp'000 Rp'000
ASET
Aset Hak Guna (Catatan 15)
Pihak berelasi - 3.497.590 3.497.590
Pihak ketiga - 17.749.826 17.749.826
- 21.247.416 21.247.416
Biaya dibayar di muka (Catatan 10) 21.583.548 (17.749.826) 3.833.722
LIABILITAS
Liabilitas sewa aset hak guna (Catatan 23)
Pihak berelasi - 3.497.590 3.497.590 Sehubungan adanya Amandemen PSAK 73 Sewa tentang Konsesi Sewa terkait Covid-19 yang disahkan tanggal 30 Mei 2020 oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK IAI), dalam hal ini tidak berpengaruh terhadap pencatatan Laporan Keuangan Perusahaan dikarenakan tidak terdapat perubahan kontrak Sewa yang berjalan.
3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING
a. Pernyataan Kepatuhan Laporan keuangan Perusahaan disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia dan Bapepam-LK No. KEP.347/BL/2012 tanggal 25 Juni 2012 No. VIII.G.7 tentang Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Emiten atau Perusahaan Publik.
b. Dasar Penyusunan
Dasar penyusunan laporan keuangan adalah biaya historis, kecuali aset tetap, properti investasi dan instrumen keuangan tertentu yang diukur pada jumlah revaluasian atau nilai wajar pada setiap akhir periode pelaporan, yang dijelaskan dalam kebijakan akuntansi di bawah ini.
Biaya historis umumnya didasarkan pada nilai wajar dari imbalan yang diberikan dalam pertukaran barang dan jasa. Nilai wajar adalah harga yang akan diterima untuk menjual suatu aset atau harga yang akan dibayar untuk mengalihkan suatu liabilitas dalam suatu transaksi teratur antara pelaku pasar pada tanggal pengukuran. Laporan arus kas disusun dengan menggunakan metode langsung dengan mengelompokkan arus kas dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.
c. Transaksi dan Penjabaran Laporan Keuangan dalam Mata Uang Asing
Laporan keuangan Perusahaan diukur dan disajikan dalam mata uang dari lingkungan ekonomi utama dimana entitas beroperasi (mata uang fungsional). Laporan keuangan Perusahaan disajikan dalam mata uang Rupiah yang merupakan mata uang fungsional Perusahaan.
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2020 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2019 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2020 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2019 (TIDAK DIAUDIT)
- 12 -
Dalam penyusunan laporan keuangan Perusahaan, transaksi dalam mata uang selain mata uang fungsional entitas (mata uang asing) diakui pada kurs yang berlaku pada tanggal transaksi. Pada setiap akhir periode pelaporan, pos moneter dalam valuta asing dijabarkan kembali pada kurs yang berlaku pada tanggal tersebut. Pos-pos non moneter yang diukur pada nilai wajar dalam valuta asing dijabarkan kembali pada kurs yang berlaku pada tanggal ketika nilai wajar ditentukan. Pos nonmoneter yang diukur dalam biaya historis dalam valuta asing tidak dijabarkan kembali. Selisih kurs diakui dalam laba rugi pada periode saat terjadinya kecuali untuk:.
Selisih kurs atas pinjaman dalam valuta asing yang berkaitan dengan aset dalam konstruksi untuk penggunaan yang produktif di masa depan, termasuk dalam biaya perolehan aset tersebut ketika dianggap sebagai penyesuaian atas biaya bunga atas pinjaman dalam valuta asing;
Selisih kurs atas pos moneter piutang atau utang dari kegiatan usaha luar negeri yang penyelesaiannya tidak direncanakan atau tidak mungkin terjadi (karenanya membentuk bagian dari investasi bersih dalam kegiatan usaha luar negeri), yang pada awalnya diakui pada penghasilan komprehensif lain dan direklasifikasi dari ekuitas ke laba rugi pada pelepasan atau pelepasan sebagian dari investasi neto.
d. Transaksi dengan Pihak-pihak Berelasi
Pihak-pihak berelasi adalah orang atau entitas yang terkait dengan Perusahaan:
a) Orang atau anggota keluarga dekatnya yang mempunyai relasi dengan Perusahaan jika orang tersebut:
1) memiliki pengendalian atau pengendalian bersama atas Perusahaan;
2) memiliki pengaruh signifikan atas Perusahaan ; atau
3) merupakan personil manajemen kunci Perusahaan atau entitas induk dari Perusahaan.
b) Suatu entitas berelasi dengan Perusahaan jika memenuhi salah satu hal berikut:
1) entitas dan Perusahaan adalah anggota dari kelompok usaha yang sama (artinya entitas induk, entitas anak, dan entitas anak berikutnya saling berelasi dengan entitas lainnya).
2) satu entitas adalah entitas asosiasi atau ventura bersama dari entitas lain (atau entitas asosiasi atau ventura bersama yang merupakan anggota suatu kelompok usaha, yang mana entitas lain tersebut adalah anggotanya).
3) kedua entitas tersebut adalah ventura bersama dari pihak ketiga yang sama.
4) satu entitas adalah ventura bersama dari entitas ketiga dan entitas yang lain adalah entitas asosiasi
dari entitas ketiga.
5) entitas tersebut adalah suatu program imbalan pasca kerja untuk imbalan kerja dari salah satu entitas pelapor atau entitas yang terkait dengan Perusahaan.
6) entitas yang dikendalikan atau dikendalikan bersama oleh orang yang diidentifikasi dalam huruf a).
7) orang yang diidentifikasi dalam huruf a) 1) memiliki pengaruh signifikan atas entitas atau merupakan
personil manajemen kunci entitas (atau entitas induk dari entitas).
8) Entitas, atau anggota dari kelompok yang mana entitas merupakan bagian dari kelompok tersebut, menyediakan jasa personil manajemen kunci kepada perusahaan atau kepada entitas induk dari Perusahaan.
Transaksi signifikan yang dilakukan dengan pihak-pihak berelasi, baik dilakukan dengan kondisi dan persyaratan yang sama dengan pihak ketiga maupun tidak, diungkapkan pada laporan keuangan.
e. Aset Keuangan
Seluruh aset keuangan diakui dan dihentikan pengakuannya pada tanggal diperdagangkan dimana pembelian dan penjualan aset keuangan berdasarkan kontrak yang mensyaratkan penyerahan aset keuangan dalam kurun waktu yang ditetapkan oleh kebiasaan pasar yang berlaku, dan awalnya diukur sebesar nilai wajar ditambah biaya transaksi, kecuali untuk aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, yang awalnya diukur sebesar nilai wajar.
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2020 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2019 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2020 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2019 (TIDAK DIAUDIT)
- 13 -
Dampak penerapan PSAK 71 terhadap Aset keuangan Perusahaan diklasifikasikan sebagai berikut:
Aset keuangan pada nilai wajar melalui laba rugi Pinjaman yang diberikan dan piutang (pada PSAK 55) diklasifikasikan menjadi Biaya Perolehan
Diamortisasi (pada PSAK 71)
Aset keuangan pada nilai wajar melalui laba rugi (FVTPL)
Aset keuangan diklasifikasi dalam FVTPL, jika aset keuangan dimiliki untuk kelompok diperdagangkan atau pada saat pengakuan awal ditetapkan untuk diukur pada FVTPL.
Aset keuangan diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk diperdagangkan apabila: diperoleh atau dimiliki terutama untuk tujuan dijual kembali dalam waktu dekat; atau
pada pengakuan awal merupakan bagian dari portfolio instrumen keuangan tertentu yang dikelola
perusahaan secara bersama dan mempunyai pola ambil untung dalam jangka pendek aktual saat ini; atau
merupakan derivatif yang tidak ditetapkan dan tidak efektif sebagai instrumen lindung nilai.
Aset keuangan selain aset keuangan yang diperdagangkan, dapat ditetapkan sebagai FVTPL pada saat
pengakuan awal, jika:
penetapan tersebut mengeliminasi atau mengurangi secara signifikan inkonsistensi pengukuran dan
pengakuan yang dapat timbul; atau
aset keuangan yang membentuk bagian kelompok aset keuangan, liabilitas keuangan atau keduanya,
dikelola dan kinerjanya dievaluasi berdasarkan nilai wajar, sesuai dengan manajemen risiko atau
strategi investasi yang didokumentasikan, dan informasi tentang pengelompokan disediakan secara
internal.
Aset keuangan FVTPL disajikan sebesar nilai wajar, dengan keuntungan atau kerugian yang timbul diakui dalam laba rugi. Keuntungan atau kerugian bersih yang diakui dalam laba rugi mencakup dividen atau bunga yang diperoleh dari aset keuangan. Nilai wajar ditentukan dengan cara seperti dijelaskan pada Catatan 3i.
Pinjaman yang diberikan dan piutang (pada PSAK 55) diklasifikasikan menjadi Biaya Perolehan Diamortisasi (pada PSAK 71)
Kas dan bank, piutang sewa pembiayaan, piutang pembiayaan konsumen, tagihan anjak piutang dan piutang lain-lain dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif yang sebelumnya diklasifikasi sebagai “pinjaman yang diberikan dan piutang” pada PSAK 55 diklasifikasikan menjadi Biaya Perolehan Diamortisasi (pada PSAK 71), yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi penurunan nilai. Bunga diakui dengan metode suku bunga efektif, kecuali piutang jangka pendek dimana pengakuan bunga tidak material.
Pengukuran awal dan selanjutnya dari piutang sewa pembiayaan, piutang pembiayaan konsumen dan tagihan anjak piutang dijelaskan pada Catatan 3l, 3m dan 3n.
Metode suku bunga efektif
Metode suku bunga efektif adalah metode yang digunakan untuk menghitung biaya perolehan diamortisasi dari instrumen keuangan dan metode untuk mengalokasikan pendapatan bunga dan beban bunga selama periode yang relevan. Suku bunga efektif adalah suku bunga yang secara tepat mendiskontokan estimasi penerimaan atau pembayaran kas masa depan (mencakup seluruh komisi dan bentuk lain yang dibayarkan dan diterima yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari suku bunga efektif, biaya transaksi dan premium dan diskonto lainnya) selama perkiraan umur instrumen keuangan, atau, jika lebih tepat, digunakan periode yang lebih singkat untuk memperoleh nilai tercatat bersih aset keuangan pada saat pengakuan awal.
Pendapatan dan beban diakui berdasarkan suku bunga efektif untuk instrumen keuangan selain dari instrumen keuangan yang diklasifikasikan sebagai FVTPL.
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2020 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2019 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2020 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2019 (TIDAK DIAUDIT)
- 14 -
Pengaruh Kebijakan Akuntansi Baru PSAK 71 Reklasifikasi Aset Keuangan sebagai dampak berlakunya PSAK 71 tanggal 1 Januari 2020 dapat dijelaskan pada tabel berikut :
ASET KEUANGAN Klasifikasi pada PSAK 55 Klasifikasi pada PSAK 71
Kas dan Bank
Piutang sewa pembiayaan
Piutang pembiayaan konsumen
Tagihan anjak piutang
Piutang lain-lain
Pinjaman yang diberikan dan piutangAset Keuangan yang diukur dengan biaya
perolehan diamortisasi
Tidak ada dampak penerapan PSAK 71 dari sisi pencatatan Liabilitas Keuangan, Perusahaan mencatat Liabilitas Keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi.
Penurunan nilai aset keuangan
Sebelum berlakunya PSAK 71 (Penerapan PSAK 55)
Aset keuangan, selain aset keuangan FVTPL, dinilai terhadap indikator penurunan nilai pada setiap akhir periode pelaporan. Aset keuangan diturunkan nilainya jika terdapat bukti obyektif, sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal aset keuangan, dan peristiwa yang merugikan tersebut berdampak pada estimasi arus kas masa depan atas aset keuangan yang dapat diestimasi secara andal.
Untuk aset keuangan lainnya, bukti obyektif penurunan nilai termasuk sebagai berikut:
kesulitan keuangan signifikan yang dialami penerbit atau pihak peminjam; atau
pelanggaran kontrak, seperti terjadinya wanprestasi atau tunggakan pembayaran pokok atau bunga;
atau
terdapat kemungkinan bahwa pihak peminjam akan dinyatakan pailit atau melakukan reorganisasi
keuangan; atau
Hilangnya pasar aktif dari aset keuangan akibat kualitas keuangan.
Perusahaan pertama kali menentukan apakah terdapat bukti obyektif penurunan nilai secara individual atas aset keuangan yang signifikan secara individual, atau secara kolektif untuk aset keuangan yang tidak signifikan secara individual (Incurred Loss).
Jika Perusahaan menentukan tidak terdapat bukti obyektif penurunan nilai atas aset keuangan yang dinilai
secara individual, maka Perusahaan memasukkan aset tersebut ke dalam kelompok aset keuangan yang
memiliki karakteristik risiko kredit yang sejenis dan menilai penurunan nilai kelompok tersebut secara kolektif.
Cadangan kerugian penurunan nilai secara individual dihitung dengan menggunakan metode diskonto arus
kas (discounted cash flow). Perhitungan nilai kini dari estimasi arus kas masa depan atas aset keuangan
dengan agunan (collateralized financial asset) mencerminkan arus kas yang dapat dihasilkan dari
pengambilalihan agunan dikurangi biaya - biaya untuk memperoleh dan menjual agunan, terlepas apakah
pengambilalihan tersebut berpeluang terjadi atau tidak.
Dalam melakukan penilaian secara kolektif, Perusahaan harus menghitung:
Probability of default (”PD”) – model ini menilai probabilitas konsumen gagal melakukan pembayaran kembali secara penuh dan tepat waktu.
Recoverable amount – didasarkan pada identifikasi arus kas masa depan dan estimasi nilai kini dari arus kas tersebut (discounted cash flow).
Loss given default (”LGD”) – Perusahaan mengestimasi kerugian ekonomis yang mungkin akan diderita Perusahaan apabila terjadi tunggakan fasilitas pembiayaan. LGD menggambarkan jumlah utang yang tidak dapat diperoleh kembali dan umumnya ditunjukkan dalam persentase dari exposure at default (EAD). Model perhitungan LGD mempertimbangkan jenis peminjam, fasilitas dan mitigasi risiko, misalnya ketersediaan agunan.
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2020 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2019 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2020 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2019 (TIDAK DIAUDIT)
- 15 -
Exposure at default (”EAD”) – Perusahaan mengestimasi tingkat utilisasi yang diharapkan dari fasilitas
pembiayaan pada saat terjadi tunggakan.
PD dan LGD diperoleh dari observasi data kredit/piutang pembiayaan selama minimal tiga tahun.
Cadangan kerugian penurunan nilai yang dinilai secara kolektif dilakukan dengan mengkalikan nilai baki debet pembiayaan pada posisi laporan dengan probability of default (PD) dan loss given default (LGD).
Perusahaan menggunakan model analisa statistik yaitu flow rate method untuk penilaian penurunan nilai aset keuangan secara kolektif.
Jumlah kerugian diukur sebagai selisih antara nilai tercatat aset keuangan dan nilai kini dari estimasi arus kas masa depan (tidak termasuk kerugian kredit di masa datang yang diharapkan tapi belum terjadi) yang didiskontokan menggunakan tingkat suku bunga efektif awal dari aset keuangan tersebut.
Kerugian penurunan nilai diakui pada laba rugi dan nilai tercatat aset keuangan atau kelompok aset keuangan tersebut dikurangi dengan kerugian penurunan nilai yang terbentuk. Jika pada periode berikutnya jumlah penurunan nilai berkurang dan penurunan dapat dikaitkan secara obyektif pada peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai tersebut diakui (seperti meningkatnya peringkat kredit debitur atau penerbit), kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui dipulihkan melalui laba rugi hingga nilai tercatat aset keuangan pada tanggal pemulihan penurunan nilai tidak melebihi biaya perolehan diamortisasi sebelum pengakuan kerugian penurunan nilai dilakukan. Pada saat kerugian penurunan nilai diakui, pendapatan bunga diakui berdasarkan nilai tercatat setelah kerugian penurunan nilai dengan menggunakan suku bunga yang digunakan untuk mendiskonto estimasi arus kas masa datang pada saat menghitung penurunan nilai.
Setelah berlakunya PSAK 71
Berlakunya PSAK 71 menggantikan model incurred loss pada PSAK 55 dengan kerugian kredit
ekspektasian (Expected Credit Loss/ECL) yang bersifat forward looking. Perubahan faktor makro ekonomi
dan proyeksi di masa mendatang akan mempengaruhi kerugian kredit ekspektasian, yang akan ditentukan
berdasarkan probabilitas tertimbang.
Aset keuangan harus dialokasikan ke salah satu dari tiga tahap penurunan nilai (Stage 1, Stage 2, stage 3) dengan menentukan apakah terjadi peningkatan resiko kredit yang signifikan atas instrument keuangan sejak pengakuan awal atau apakah fasilitas tersebut gagal bayar pada setiap tanggal pelaporan. Stage 1 : mencakup instrument keuangan yang tidak memiliki peningkatan signifikan atas risiko kredit sejak
pengakuan awal atau memiliki resiko kredit rendah pada tanggal pelaporan. Pencadangan yang dilakukan
untuk ekspektasi kerugian kredit akan dihitung selama 12 bulan.
Stage 2 : mencakup instrument keuangan yang megalami peningkatan signifikan atas resiko kredit namun
tidak memiliki bukti penurunan nilai yang obyektif. Pencadangan yang dilakukan untuk ekspektasi kerugian
kredit akan dihitung sepanjang umur instrumen keuangan (lifetime).
Stage 3 : mencakup instrumen keuangan yang memiliki bukti obyektif penurunan nilai pada tanggal
pelaporan (mengalami gagal bayar). Pencadangan yang dilakukan untuk ekspektasi kerugian kredit akan
dihitung sepanjang umur instrumen keuangan (lifetime).
Model penurunan nilai yang baru ini diterapkan untuk seluruh instrumen keuangan yang tidak diakui pada
nilai wajar melalui laba rugi.
Dalam PSAK 71, tidak ada kerugian penurunan nilai yang diakui untuk instrumen ekuitas.
Cadangan kerugian penurunan nilai secara individual dihitung dengan menggunakan metode diskonto arus
kas (discounted cash flow). Perhitungan nilai kini dari estimasi arus kas masa depan atas aset keuangan
dengan agunan (collateralized financial asset) mencerminkan arus kas yang dapat dihasilkan dari
pengambilalihan agunan dikurangi biaya - biaya untuk memperoleh dan menjual agunan dengan
mempertimbangkan peluang keterjadiannya.
Dalam melakukan penilaian kolektif, unsur Probability of Default (PD), Recoverable Amount, Loss Given Default (LGD) dan Exposure At Default (EAD) tetap diperhitungkan namun dengan menambahkan unsur makro ekonomi dan Forward Looking adjustment atau Perkiraan arus kas di masa depan.
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2020 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2019 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2020 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2019 (TIDAK DIAUDIT)
- 16 -
Cadangan kerugian penurunan nilai yang dinilai secara kolektif dilakukan dengan mengkalikan nilai baki debet pembiayaan pada posisi laporan dengan probability of default (PD) dan loss given default (LGD).
Perusahaan menggunakan model analisa statistik yaitu flow rate method untuk penilaian penurunan nilai aset keuangan secara kolektif.
Jumlah kerugian diukur sebagai selisih antara nilai tercatat aset keuangan dan nilai kini dari estimasi arus kas masa depan termasuk ekspektasi kerugian kredit di masa datang yang mungkin terjadi yang didiskontokan menggunakan tingkat suku bunga efektif awal dari aset keuangan tersebut.
Kerugian penurunan nilai diakui pada laba rugi dan nilai tercatat aset keuangan atau kelompok aset keuangan tersebut dikurangi dengan kerugian penurunan nilai yang terbentuk. Jika pada periode berikutnya jumlah penurunan nilai berkurang dan penurunan dapat dikaitkan secara obyektif pada peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai tersebut diakui (seperti meningkatnya peringkat kredit debitur atau penerbit), kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui dipulihkan melalui laba rugi hingga nilai tercatat aset keuangan pada tanggal pemulihan penurunan nilai tidak melebihi biaya perolehan diamortisasi sebelum pengakuan kerugian penurunan nilai dilakukan. Pada saat kerugian penurunan nilai diakui, pendapatan bunga diakui berdasarkan nilai tercatat setelah kerugian penurunan nilai dengan menggunakan suku bunga yang digunakan untuk mendiskonto estimasi arus kas masa datang pada saat menghitung penurunan nilai. Dampak Penerapan PSAK 71 terhadap Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) dapat dilihat pada mutasi CKPN pada Catatan 6,7,8.
Penghentian pengakuan aset keuangan
Perusahaan menghentikan pengakuan aset keuangan jika dan hanya jika hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset berakhir, atau Perusahaan mentransfer aset keuangan dan secara substansial mentransfer seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset kepada entitas lain. Jika Perusahaan tidak mentransfer serta tidak memiliki secara substansial atas seluruh risiko dan manfaat kepemilikan serta masih mengendalikan aset yang ditransfer, maka Perusahaan mengakui keterlibatan berkelanjutan atas aset yang ditransfer dan liabilitas terkait sebesar jumlah yang mungkin harus dibayar. Jika Perusahaan memiliki secara substansial seluruh risiko dan manfaat kepemilikan aset keuangan yang ditransfer, Perusahaan masih mengakui aset keuangan dan juga mengakui pinjaman yang dijamin sebesar pinjaman yang diterima. Pada penghentian pengakuan aset keuangan secara keseluruhan, selisih antara jumlah tercatat aset dan jumlah pembayaran dan piutang yang diterima dan keuntungan atau kerugian kumulatif yang telah diakui dalam penghasilan komprehensif lain dan terakumulasi dalam ekuitas diakui dalam laba rugi. Pada penghentian pengakuan aset keuangan terhadap satu bagian (misalnya ketika Perusahaan masih
memiliki hak untuk membeli kembali bagian aset yang ditransfer), Perusahaan mengalokasikan jumlah
tercatat sebelumnya dari aset keuangan tersebut pada bagian yang tetap diakui berdasarkan keterlibatan
berkelanjutan dan bagian yang tidak lagi diakui berdasarkan nilai wajar relatif dari kedua bagian tersebut
pada tanggal transfer. Selisih antara jumlah tercatat yang dialokasikan pada bagian yang tidak lagi diakui
dan jumlah dari pembayaran yang diterima untuk bagian yang yang tidak lagi diakui dan setiap keuntungan
atau kerugian kumulatif yang dialokasikan pada bagian yang tidak lagi diakui tersebut yang sebelumnya
telah diakui dalam penghasilan komprehensif lain diakui pada laba rugi. Keuntungan dan kerugian kumulatif
yang sebelumnya diakuidalampenghasilan komprehensif lain dialokasikan pada bagian yang tetap diakui
dan bagian yang dihentikan pengakuannya, berdasarkan nilai wajar relatif kedua bagian tersebut.
Perusahaan menghapusbukukan saldo piutang pembiayaan konsumen dan piutang sewa pembiayaan pada
saat manajemen berpendapat bahwa aset tersebut tidak dapat ditagih lagi. Penerimaan atau pemulihan
kembali atas aset keuangan yang telah dihapusbukukan diakui sebagai pendapatan lain-lain.
f. Liabilitas keuangan dan instrumen ekuitas Liabilitas keuangan awalnya diukur sebesar nilai wajar. Biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan atau penerbitan liabilitas keuangan (selain liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi) ditambahkan atau dikurangkan dari nilai wajar liabilitas keuangan, pada pengakuan awal. Biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi langsung diakui dalam laba rugi. Klasifikasi sebagai liabilitas atau ekuitas
Instrumen utang dan ekuitas yang diterbitkan oleh Perusahaan diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan atau ekuitas sesuai dengan substansi perjanjian kontraktual dan definisi liabilitas keuangan dan instrumen ekuitas.
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2020 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2019 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2020 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2019 (TIDAK DIAUDIT)
- 17 -
Instrumen ekuitas
Instrumen ekuitas adalah setiap kontrak yang memberikan hak residual atas aset Perusahaan setelah dikurangi dengan seluruh liabilitasnya. Instrumen ekuitas yang diterbitkan oleh Perusahaan dicatat sebesar hasil penerimaan bersih setelah dikurangi biaya penerbitan langsung.
Liabilitas Keuangan
Liabilitas keuangan Perusahaan diklasifikasikan sebagai biaya perolehan diamortisasi.
Liabilitas keuangan pada biaya perolehan diamortisasi
Pada saat pengakuan awal, liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi diakui pada nilai wajarnya setelah dikurangi biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung dengan penerbitan liabilitas keuangan tersebut, dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif (Catatan 3e), dimana beban bunga diakui berdasarkan tingkat pengembalian yang efektif, kecuali untuk liabilitas jangka pendek dimana pengakuan bunganya tidak material.
Metode suku bunga efektif Metode suku bunga efektif adalah metode yang digunakan untuk menghitung biaya perolehan diamortisasi
dari liabilitas keuangan dan metode untuk mengalokasikan biaya bunga selama periode yang relevan. Suku
bunga efektif adalah suku bunga yang secara tepat mendiskontokan estimasi pembayaran kas masa depan
(mencakup seluruh komisi dan bentuk lain yang dibayarkan dan diterima yang merupakan bagian yang tak
terpisahkan dari suku bunga efektif, biaya transaksi dan premium dan diskonto lainnya) selama perkiraan
umur liabilitas keuangan, atau (jika lebih tepat) digunakan periode yang lebih singkat untuk memperoleh nilai
tercatat bersih pada saat pengakuan awal.
Penghentian pengakuan liabilitas keuangan
Perusahaan menghentikan pengakuan liabilitas keuangan, jika dan hanya jika, kewajiban Perusahaan telah dilepaskan, dibatalkan atau kadaluarsa. Selisih antara jumlah tercatat liabilitas keuangan yang dihentikan pengakuannya dan imbalan yang dibayarkan dan utang diakui dalam laba rugi.
g. Saling hapus antar Aset Keuangan dan Liabilitas Keuangan
Aset keuangan dan liabilitas keuangan disalinghapuskan dan nilai netonya disajikan dalam laporan posisi keuangan jika grup tersebut memiliki hak yang dapat dipaksakan secara hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui; dan berintensi untuk menyelesaikan secara neto atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitasnya secara simultan. Hak saling hapus dapat ada pada saat ini dari pada bersifat kontinjen atas terjadinya suatu peristiwa di masa depan dan harus dieksekusi oleh pihak lawan, baik dalam situasi bisnis normal dan dalam peristiwa gagal bayar, peristiwa kepailitan atau kebangkrutan.
h. Reklasifikasi Instrumen Keuangan
Reklasifikasi Aset Keuangan
Pada Penerapan PSAK 55 sebelumnya, Perusahaan tidak diperkenankan untuk melakukan reklasifikasi aset keuangan ke kelompok aset keuangan FVTPL. Perusahaan hanya dapat melakukan reklasifikasi aset keuangan ke kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang jika aset keuangan tersebut memenuhi definisi pinjaman yang diberikan dan piutang dan Perusahaan memiliki intensi dan kemampuan memiliki aset keuangan untuk masa depan yang dapat diperkirakan atau hingga jatuh tempo dari kelompok aset keuangan FVTPL atau dari kelompok tersedia untuk dijual. Aset keuangan tersebut direklasifikasi pada nilai wajar pada tanggal reklasifikasi yang menjadi biaya perolehan diamortisasi yang baru. Setiap keuntungan dan kerugian yang sudah diakui dalam laba rugi tidak boleh dipulihkan. Setiap keuntungan dan kerugian yang sudah diakui dalam penghasilan komprehensif lain diamortisasi ke laba rugi selama sisa umur aset keuangan (jika aset keuangan memiliki jatuh tempo tetap) atau tetap diakui dalam penghasilan komprehensif lain sampai aset keuangan tersebut dilepas atau dijual (jika aset keuangan tidak memiliki jatuh tempo tetap). Pada Penerapan PSAK 71, klasifikasi dan pengukuran dibagi menjadi sebagai berikut : a. Biaya Perolehan Diamortisasi b. Pengukuran Nilai Wajar melalui Penghasilan Komprehensif Lain c. Pengukuran Nilai Wajar melalui Laba Rugi
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2020 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2019 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2020 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2019 (TIDAK DIAUDIT)
- 18 -
Perusahaan hanya dapat melakukan reklasifikasi aset keuangan ke kelompok Biaya Perolehan Diamortisasi jika memenuhi karakteristik arus kas kontraktual dari aset keuangan itu sendiri semata-mata untuk Pembayaran Pokok dan Bunga /Solely Payment of Principal and Interest (SPPI) dan kemampuan memiliki aset keuangan untuk masa depan yang dapat diperkirakan atau hingga jatuh tempo.
Reklasifikasi Liabilitas Keuangan
Perusahaan tidak diperkenankan untuk mereklasifikasi liabilitas keuangan dari atau ke kelompok liabilitas
keuangan FVTPL.
i. Nilai Wajar j. h. Nilai wajar adalah harga yang akan diterima untuk menjual suatu aset atau harga yang akan dibayar untuk mengalihkan suatu liabilitas dalam transaksi teratur antara pelaku pasar pada tanggal pengukuran tanpa memperhatikan apakah harga tersebut dapat diobservasi secara langsung atau diestimasi menggunakan teknik penilaian lain. Dalam mengukur nilai wajar atas suatu aset atau liabilitas pada tanggal pengukuran, Perusahaan memperhitungkan karakteristik suatu aset atau liabilitas jika pelaku pasar akan memperhitungkan karakteristik tersebut ketika menentukan harga aset atau liabilitas pada tanggal pengukuran.
i.
j. Dalam rangka konsistensi dan perbandingan dalam pengukuran nilai wajar dan pengungkapan terkait,
Perusahaan melakukan pengukuran nilai wajar atas instrumen keuangan yang dimiliki dengan hirarki berikut:
k.
pengukuran nilai wajar level 1 adalah yang berasal dari harga kuotasian (tanpa penyesuaian) di pasar
aktif untuk aset atau liabilitas yang identik; dimana Perusahaan dapat mengakses pada tanggal
pengukuran;
pengukuran nilai wajar level 2 adalah yang berasal dari input selain harga kuotasian yang termasuk
dalam level 1 yang dapat diobservasi untuk aset atau liabilitas, baik secara langsung (misalnya harga)
atau secara tidak langsung (misalnya deviasi dari harga); dan
pengukuran nilai wajar level 3 adalah yang berasal dari teknik penilaian yang mencakup input untuk aset
atau liabilitas yang bukan berdasarkan data pasar yang dapat diobservasi (input yang tidak dapat
diobservasi).
j. Kas dan Bank
Kas dan bank diklasifikasikan dalam kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang.
k. Investasi Jangka Pendek Investasi jangka pendek merupakan investasi dalam bentuk obligasi yang diperdagangkan di pasar aktif.
Investasi jangka pendek diklasifikasikan sebagai aset keuangan pada nilai wajar melalui laba rugi.
l. Sewa Sewa diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan jika sewa tersebut mengalihkan secara substansial semua risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset. Sewa lainnya, yang tidak memenuhi kriteria tersebut, diklasifikasikan sebagai sewa operasi. Nilai bersih yang dapat diatribusikan terhadap Perusahaan seperti yang dijelaskan di Catatan 44 sehubungan dengan perjanjian kerjasama dicatat sebagai bagian dari piutang sewa pembiayaan.
Sebagai Lessor Dalam sewa pembiayaan, jumlah terutang oleh lessee diakui sebagai piutang sewa pembiayaan sebesar jumlah yang sama dengan investasi sewa neto Perusahaan. Pengakuan pendapatan sewa pembiayaan dialokasikan pada periode akuntansi yang mencerminkan suatu tingkat pengembalian periodik yang konstan atas investasi bersih lessor.
Pendapatan sewa dari sewa operasi diakui sebagai pendapatan dengan dasar garis lurus selama masa sewa. Biaya langsung awal yang terjadi dalam proses negosiasi dan pengaturan sewa operasi ditambahkan dalam jumlah tercatat aset sewaan dan diakui dengan dasar garis lurus selama masa sewa.
Sebagai Lessee Pembayaran sewa operasi diakui sebagai beban dengan dasar garis lurus (straight-line basis) selama masa
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2020 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2019 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2020 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2019 (TIDAK DIAUDIT)
- 19 -
sewa, kecuali terdapat dasar sistematis lain yang dapat lebih mencerminkan pola waktu dari manfaat aset yang dinikmati pengguna. Sewa kontinjen diakui sebagai beban di dalam periode terjadinya. Dalam hal insentif diperoleh dalam sewa operasi, insentif tersebut diakui sebagai liabilitas. Keseluruhan manfaat dari insentif diakui sebagai pengurangan dari biaya sewa dengan dasar garis lurus kecuali terdapat dasar sistematis lain yang lebih mencerminkan pola waktu dari manfaat yang dinikmati pengguna. Pelunasan sebelum masa berakhirnya perjanjian dianggap sebagai pembatalan kontrak dan laba atau rugi yang timbul diakui dalam laba rugi tahun berjalan.
m. Piutang Pembiayaan Konsumen
Piutang pembiayaan konsumen diklasifikasikan dalam kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang.
Pengakuan, pengukuran awal, pengukuran setelah pengakuan awal, reklasifikasi, penentuan nilai wajar, penurunan nilai dan penghentian pengakuan piutang pembiayaan konsumen mengacu pada Catatan 3e, 3h dan 3i.
Nilai bersih yang dapat diatribusikan terhadap Perusahaan seperti yang dijelaskan di Catatan 44 sehubungan
dengan perjanjian kerjasama (channeling dan joint financing) dicatat sebagai bagian dari piutang pembiayaan
konsumen.
n. Tagihan Anjak Piutang
Tagihan anjak piutang merupakan piutang yang dibeli dari perusahaan lain. Tagihan anjak piutang
diklasifikasikan dalam kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang.
Pengakuan, pengukuran awal, pengukuran setelah pengakuan awal, reklasifikasi, penentuan nilai wajar,
penurunan nilai dan penghentian pengakuan tagihan anjak piutang mengacu pada Catatan 3e, 3h dan 3i.
o. Biaya Dibayar diMuka
Biaya dibayar dimuka dibebankan sesuai masa manfaat masing-masing biaya dengan metode garis lurus.
p. Properti Investasi
Properti investasi adalah tanah dan bangunan untuk menghasilkan rental atau untuk kenaikan nilai atau
keduanya.
Properti investasi diukur pada nilai wajar. Keuntungan atau kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar
diakui dalam laba rugi pada periode saat terjadinya.
q. Aset Sewa Operasi
Aset sewa operasi adalah kendaraan untuk menghasilkan rental.
Aset sewa operasi dinyatakan berdasarkan nilai revaluasi yang merupakan nilai wajar pada tanggal revaluasi dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai yang terjadi setelah tanggal revaluasi. Revaluasi dilakukan dengan keteraturan yang memadai untuk memastikan bahwa jumlah tercatat tidak berbeda secara material dengan jumlah yang ditentukan dengan menggunakan nilai wajar pada tanggal laporan posisi keuangan. Aset yang tidak mengalami perubahan nilai wajar secara signifikan wajib direvaluasi paling kurang setiap 3 (tiga) tahun.
Kenaikan yang berasal dari revaluasi aset sewa operasi diakui pada penghasilan komprehensif lain dan terakumulasi dalam ekuitas pada bagian surplus revaluasi, kecuali sebelumnya penurunan revaluasi atas aset yang sama pernah diakui dalam laba rugi, dalam hal ini kenaikan revaluasi hingga sebesar penurunan nilai aset akibat revaluasi tersebut, dikreditkan dalam laba rugi. Penurunan jumlah tercatat yang berasal dari revaluasi aset sewa operasi dibebankan dalam laba rugi apabila penurunan tersebut melebihi saldo surplus revaluasi aset yang bersangkutan, jika ada.
Penyusutan aset sewa operasi diakui pada laporan laba rugi.
Surplus revaluasi aset sewa operasi yang telah disajikan dalam ekuitas dipindahkan langsung ke saldo laba pada saat aset tersebut dihentikan pengakuannya.
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2020 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2019 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2020 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2019 (TIDAK DIAUDIT)
- 20 -
Aset sewa operasi disusutkan berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis, yang sama dengan aset yang dimiliki sendiri, atau selama jangka waktu yang lebih pendek antara periode masa sewa dan umur manfaatnya. Masa manfaat ekonomis, nilai residu dan metode penyusutan dinilai setiap akhir tahun dan pengaruh dari
setiap perubahan estimasi tersebut berlaku prospektif.
Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis
dari kendaraan yaitu 5-10 tahun.
r. Aset Tetap
Aset tetap, kecuali prasarana kantor, dinyatakan berdasarkan nilai revaluasi yang merupakan nilai wajar pada
tanggal revaluasi dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai yang terjadi setelah
tanggal revaluasi kecuali tanah tidak disusutkan. Revaluasi dilakukan dengan keteraturan yang memadai
untuk memastikan bahwa jumlah tercatat tidak berbeda secara material dengan jumlah yang ditentukan
dengan menggunakan nilai wajar pada tanggal laporan posisi keuangan. Aset yang tidak mengalami
perubahan nilai wajar secara signifikan wajib direvaluasi paling kurang setiap 3 (tiga) tahun.
Kenaikan yang berasal dari revaluasi diakui pada penghasilan komprehensif lain dan terakumulasi dalam
ekuitas pada bagian surplus revaluasi, kecuali sebelumnya penurunan revaluasi atas aset yang sama
pernah diakui dalam laba rugi, dalam hal ini kenaikan revaluasi hingga sebesar penurunan nilai aset akibat
revaluasi tersebut, dikreditkan dalam laba rugi. Penurunan jumlah tercatat yang berasal dari revaluasi
dibebankan dalam laba rugi apabila penurunan tersebut melebihi saldo surplus revaluasi aset yang
bersangkutan, jika ada.
Surplus revaluasi yang telah disajikan dalam ekuitas dipindahkan langsung ke saldo laba pada saat aset
tersebut dihentikan pengakuannya.
Prasarana kantor dicatat berdasarkan biaya perolehan setelah dikurangi akumulasi penyusutan dan
akumulasi kerugian penurunan nilai.
Penyusutan aset tetap diakui pada laporan laba rugi.
Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line method) berdasarkan taksiran
masa manfaat ekonomis aset tetap sebagai berikut:
Tahun
Bangunan 20 - 30
Prasarana kantor (partisi dan renovasi kantor) 5 - 7
Peralatan kantor 5 - 10
Kendaraan bermotor 5 - 10
Perabotan kantor 5 - 10
Masa manfaat ekonomis, nilai residu dan metode penyusutan direviu setiap akhir tahun dan pengaruh dari setiap perubahan estimasi tersebut berlaku prospektif.
Beban pemeliharaan dan perbaikan dibebankan pada laba rugi pada saat terjadinya. Biaya-biaya lain yang terjadi selanjutnya yang timbul untuk menambah, mengganti atau memperbaiki aset tetap dicatat sebagai biaya perolehan aset jika dan hanya jika besar kemungkinan manfaat ekonomis di masa depan berkenaan dengan aset tersebut akan mengalir ke entitas dan biaya perolehan aset dapat diukur secara andal.
Aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat pelepasan atau ketika tidak ada manfaat ekonomik masa depan yang diharapkan timbul dari penggunaan aset secara berkelanjutan. Keuntungan atau kerugian yang timbul dari pelepasan atau penghentian pengakuan suatu aset tetap ditentukan sebagai selisih antara hasil penjualan dan nilai tercatat aset dan diakui dalam laba rugi. Aset dalam penyelesaian dinyatakan sebesar biaya perolehan dipindahkan ke masing- masing aset tetap yang bersangkutan pada saat selesai dan siap digunakan.
s. Aset Takberwujud
Aset takberwujud Perusahaan berupa perangkat lunak yang dicatat sebesar biaya perolehan setelah dikurangi
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2020 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2019 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2020 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2019 (TIDAK DIAUDIT)
- 21 -
akumulasi amortisasi. Amortisasi diakui dalam laba rugi dengan menggunakan metode garis lurus
berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis selama 5 (lima) tahun.
Aset dalam penyelesaian dinyatakan sebesar biaya perolehan dipindahkan ke masing-masing aset
takberwujud yang bersangkutan pada saat selesai dan siap digunakan.
t. Aset Hak Guna
Perusahaan mencatat Aset Hak Guna yang merupakan hak Penyewa untuk menggunakan aset yang
mendasari perjanjian sewa dengan jangka waktu lebih dari 12 bulan, kecuali aset tersebut bernilai rendah.
Sifat dari beban-beban yang terkait dengan sewa tersebut telah berubah karena PSAK 73 menggantikan
beban sewa operasi yang sebelumnya diakui secara garis lurus, dengan beban penyusutan atas aset hak
guna yang tercatat selama masa sewanya.
u. Penurunan Nilai Aset non Keuangan
Pada setiap akhir periode pelaporan, Perusahaan menelaah nilai tercatat aset non-keuangan untuk menentukan apakah terdapat indikasi bahwa aset tersebut telah mengalami penurunan nilai. Jika terdapat indikasi tersebut, jumlah terpulihkan dari aset diestimasi untuk menentukan tingkat kerugian penurunan nilai (jika ada). Bila tidak memungkinkan untuk mengestimasi jumlah terpulihkan atas suatu aset individual, Perusahaan mengestimasi jumlah terpulihkan dari unit penghasil kas atas aset.
Estimasi jumlah terpulihkan adalah nilai tertinggi antara nilai wajar dikurangi biaya pelepasan dan nilai pakai. Dalam menilai nilai pakainya, estimasi arus kas masa depan didiskontokan ke nilai kini menggunakan tingkat diskonto sebelum pajak yang menggambarkan penilaian pasar kini dari nilai waktu uang dan risiko spesifik atas aset yang mana estimasi arus kas masa depan belum disesuaikan.
Jika jumlah terpulihkan dari aset non-keuangan (unit penghasil kas) lebih kecil dari nilai tercatatnya, nilai tercatat aset (unit penghasil kas) diturunkan menjadi sebesar jumlah terpulihkan dan rugi penurunan nilai segera diakui dalam laba rugi kecuali aset relevan tersebut disajikan pada jumlah revaluasian, di mana kerugian penurunan nilai diperlakukan sebagai penurunan revaluasi. Ketika penurunan nilai selanjutnya dibalik, jumlah tercatat aset (atau unit penghasil kas) ditingkatkan ke estimasi yang direvisi dari jumlah terpulihkannya, namun kenaikan jumlah tercatat tidak boleh melebihi jumlah tercatat ketika kerugian penurunan nilai tidak diakui untuk aset (atau unit penghasil kas) pada tahun-tahun sebelumnya. Pembalikan rugi penurunan nilai diakui segera dalam laba rugi, kecuali aset yang bersangkutan disajikan pada jumlah revaluasian, dalam hal ini pembalikan kerugian penurunan nilai diperlakukan sebagai kenaikan revaluasi (lihat Catatan 3r di atas)
Kebijakan akuntansi untuk penurunan nilai aset keuangan dijelaskan dalam Catatan 3e.
v. Piutang dalam Proses Penyelesaian
Piutang dalam proses penyelesaian dinyatakan sebesar nilai realisasi bersih ketika jaminan dapat digunakan untuk memenuhi kewajiban konsumen melalui proses yang ditetapkan dalam perjanjian pembiayaan. Selisih lebih atau kurang atas nilai realisasi bersih piutang dalam proses penyelesaian diatas nilai piutang yang tidak tertagih akan dikreditkan atau dibebankan pada laba rugi. Beban yang berhubungan dengan piutang dalam proses penyelesaian dan pemeliharaannya akan dibebankan pada laba rugi pada saat terjadinya. Pada saat akhir tahun, piutang dalam proses penyelesaian akan direviu apabila terdapat penurunan nilai. Pada saat piutang dalam proses penyelesaian dijual, nilai tercatatnya akan dikeluarkan dan keuntungan atau kerugian akan dikreditkan atau dibebankan pada laba rugi.
w. Surat Berharga Utang dan Ekuitas yang Diterbitkan
Surat Berharga Utang yang Diterbitkan
Obligasi dan Medium Term Notes (MTN) yang diterbitkan diklasifikasikan dalam kategori liabilitas keuangan pada biaya perolehan diamortisasi.
Pengakuan, pengukuran awal, pengukuran setelah pengakuan awal, reklasifikasi, penentuan nilai wajar dan penghentian pengakuan surat berharga utang yang diterbitkan mengacu pada Catatan 3f, 3h dan 3i.
Biaya Emisi Obligasi dan Medium Term Notes (MTN)
Biaya emisi obligasi dan MTN langsung dikurangkan dari hasil emisi dalam rangka menentukan hasil emisi neto obligasi dan MTN tersebut. Selisih antara hasil emisi neto dengan nilai nominal merupakan atribusi
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2020 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2019 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2020 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2019 (TIDAK DIAUDIT)
- 22 -
langsung biaya transaksi, diskonto atau premium yang diamortisasi selama jangka waktu tersebut dengan metode suku bunga efektif. Jika terjadi pembelian kembali, selisih antara harga pembelian kembali obligasi dan MTN tersebut dengan jumlah tercatat obligasi dan MTN diakui sebagai keuntungan atau kerugian pada tahun berjalan. Biaya Emisi Saham Biaya emisi saham yang menambah dan beratribusi secara langsung terhadap penerbitan saham baru disajikan sebagai bagian dari tambahan modal disetor dan tidak diamortisasi.
x. Pengakuan Pendapatan dan Beban
Pendapatan pembiayaan konsumen, pendapatan anjak piutang, pendapatan bunga dan beban bunga diakui secara akrual menggunakan metode suku bunga efektif (Catatan 3e dan 3f).
Pendapatan sewa pembiayaan dialokasi berdasarkan metode yang dijelaskan pada Catatan 3l.
Pendapatan bunga dari pendapatan sewa pembiayaan, pendapatan pembiayaan konsumen dan pendapatan anjak piutang yang mengalami penurunan nilai dihitung menggunakan metode suku bunga efektif atas dasar nilai piutang setelah memperhitungkan kerugian penurunan nilai.
Beban provisi sehubungan dengan utang bank diamortisasi dengan metode suku bunga efektif dan dibukukan sebagai bagian dari beban bunga dan pembiayaan lainnya.
Pendapatan dan beban lainnya
Pendapatan jasa administrasi yang tidak beratribusi secara langsung atas transaksi sewa pembiayaan, pembiayaan konsumen dan anjak piutang serta pendapatan provisi atas transaksi sewa pembiayaan, dibukukan sebagai pendapatan pada laba rugi dan diakui pada saat diterima. Pendapatan denda keterlambatan dan keuntungan penghentian kontrak diakui pada saat diterima. Beban lainnya diakui pada saat terjadinya atau sesuai dengan masa manfaatnya (metode akrual).
y. Provisi
Provisi diakui ketika Perusahaan memiliki kewajiban kini (baik bersifat hukum maupun konstruktif) sebagai akibat peristiwa masa lalu, kemungkinan besar Perusahaan diharuskan menyelesaikan kewajiban dan estimasi andal mengenai jumlah kewajiban tersebut dapat dibuat. Jumlah yang diakui sebagai provisi merupakan estimasi terbaik dari pengeluaran yang diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban kini pada akhir periode pelaporan, dengan mempertimbangkan risiko dan ketidakpastian yang meliputi kewajibannya. Apabila suatu provisi diukur menggunakan arus kas yang diperkirakan untuk menyelesaikan kewajiban kini, maka nilai tercatatnya adalah nilai kini dari arus kas. Ketika beberapa atau seluruh manfaat ekonomi untuk penyelesaian provisi yang diharapkan dapat dipulihkan dari pihak ketiga, piutang diakui sebagai aset apabila terdapat kepastian bahwa penggantian akan diterima dan jumlah piutang dapat diukur secara andal. Restrukturisasi Provisi restrukturisasi diakui ketika Perusahaan telah menciptakan perkiraan yang valid kepada pihak-pihak yang terkena dampak restrukturisasi bahwa entitas akan melaksanakan restrukturisasi dengan memulai implementasi rencana tersebut atau mengumumkan pokok-pokok rencana. Pengukuran provisi restrukturisasi hanya mencakup pengeluaran langsung yang timbul dari restrukturisasi, di mana jumlah tersebut benar-benar harus dikeluarkan dalam rangka restrukturisasi; dan tidak terkait dengan aktivitas entitas yang masih berlangsung.
z. Imbalan Kerja
Perusahaan memberikan imbalan pasca kerja imbalan pasti untuk semua karyawan tetapnya sesuai dengan
Undang Undang Ketenagakerjaan No. 13/2003. Tidak terdapat pendanaan yang disisihkan oleh Perusahaan
sehubungan dengan imbalan pasca kerja ini.
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2020 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2019 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2020 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2019 (TIDAK DIAUDIT)
- 23 -
Biaya penyediaan imbalan ditentukan dengan menggunakan metode projected unit credit dengan penilaian
aktuaria yang dilakukan pada setiap akhir periode pelaporan tahunan. Pengukuran kembali, terdiri dari
keuntungan dan kerugian aktuarial, tercermin langsung dalam laporan posisi keuangan yang dibebankan atau
dikreditkan dalam penghasilan komprehensif lain periode terjadinya. Pengukuran kembali diakui dalam
penghasilan komprehensif lain sebagai pos terpisah pada penghasilan komprehensif lain di ekuitas dan tidak
akan direklasifikasi ke laba rugi. Biaya jasa lalu diakui dalam laba rugi pada periode amandemen program.
Bunga neto dihitung dengan mengalikan tingkat diskonto pada awal periode imbalan pasti dengan liabilitas
imbalan pasti neto.
Biaya imbalan pasti dikategorikan sebagai berikut:
Biaya jasa (termasuk biaya jasa kini, biaya jasa lalu serta keuntungan dan kerugian kurtailmen dan
penyelesaian)
Beban atau pendapatan bunga neto
Pengukuran kembali
Perusahaan menyajikan dua komponen pertama dari biaya imbalan pasti di laba rugi. Keuntungan dan
kerugian kurtailmen dicatat sebagai biaya jasa lalu.
aa. Pajak Penghasilan
Beban pajak penghasilan merupakan jumlah pajak kini terutang dan pajak tangguhan. Pajak kini saat terutang berdasarkan laba kena pajak untuk suatu tahun. Laba kena pajak berbeda dari laba sebelum pajak seperti yang dilaporkan dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain karena pos pendapatan atau beban yang dikenakan pajak atau dikurangkan pada tahun berbeda dan pos-pos yang tidak pernah dikenakan pajak atau tidak dapat dikurangkan.
Beban pajak kini ditentukan berdasarkan laba kena pajak dalam periode yang bersangkutan yang dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku. Provisi diakui untuk penentuan pajak yang tidak pasti, tetapi kemungkinan besar akan mengangkibatkan arus keluar dana kepada otoritas pajak. Provisi diukur sebesar estimasi terbaik atas jumlah ekspektasian yang terhutang. Penilaian berdasarkan pada pertimbangan professional pajak dalam Perusahaan yang didukung dengan pengalaman lalu atas aktivitas tersebut dan dalam kasus tertentu berdasarkan saran pakar pajak independen
Pajak tangguhan diakui atas perbedaan temporer antara jumlah tercatat aset dan liabilitas dalam laporan keuangan dengan dasar pengenaan pajak yang digunakan dalam perhitungan laba kena pajak. Liabilitas pajak tangguhan umumnya diakui untuk seluruh perbedaan temporer kena pajak. Aset pajak tangguhan umumnya diakui untuk seluruh perbedaan temporer yang dapat dikurangkan sepanjang kemungkinan besar bahwa laba kena pajak akan tersedia sehingga perbedaan temporer dapat dimanfaatkan. Aset dan liabilitas pajak tangguhan tidak diakui jika perbedaan temporer timbul dari pengakuan awal dari aset dan liabilitas suatu transaksi yang tidak mempengaruhi laba kena pajak atau laba akuntansi.
Aset dan liabilitas pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang diekspektasikan berlaku dalam periode ketika liabilitas diselesaikan atau aset dipulihkan berdasarkan tarif pajak (dan peraturan pajak) yang telah berlaku atau secara substantif telah berlaku pada akhir periode pelaporan.
Pengukuran aset dan liabilitas pajak tangguhan mencerminkan konsekuensi pajak yang sesuai dengan cara Perusahaan ekspektasikan, pada akhir periode pelaporan, untuk memulihkan atau menyelesaikan jumlah tercatat aset dan liabilitasnya.
Untuk tujuan pengukuran liabilitas pajak tangguhan dan aset pajak tangguhan untuk properti investasi yang diukur dengan menggunakan model nilai wajar, nilai tercatat properti tersebut dianggap dipulihkan seluruhnya melalui penjualan, kecuali praduga tersebut dibantah. Praduga tersebut dibantah ketika properti investasi dapat disusutkan dan dimiliki dalam model bisnis yang bertujuan untuk mengonsumsi secara substansial seluruh manfaat ekonomi atas investasi properti dari waktu ke waktu, bukan melalui penjualan. Direksi Perusahaan mengkaji ulang portofolio properti investasi Perusahaan dan menyimpulkan bahwa tidak ada properti investasi Perusahaan yang dimiliki dalam model bisnis yang bertujuan untuk mengonsumsi secara substansial seluruh manfaat ekonomik atas investasi properti dari waktu ke waktu, bukan melalui penjualan. Oleh karena itu, direksi telah menentukan bahwa praduga penjualan yang ditetapkan dalam amandemen PSAK 46 tidak dibantah. Akibatnya, Perusahaan tidak mengakui pajak tangguhan atas perubahan nilai wajar properti investasi karena Perusahaan tidak dikenakan pajak penghasilan atas perubahan nilai wajar properti
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2020 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2019 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2020 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2019 (TIDAK DIAUDIT)
- 24 -
investasi.
Jumlah tercatat aset pajak tangguhan dikaji ulang pada akhir periode pelaporan dan dikurangi jumlah tercatatnya jika kemungkinan besar laba kena pajak tidak lagi tersedia dalam jumlah yang memadai untuk mengkompensasikan sebagian atau seluruh aset pajak tangguhan tersebut.
Pajak kini dan pajak tangguhan diakui sebagai beban atau penghasilan dalam laba rugi periode berjalan, kecuali untuk pajak penghasilan yang timbul dari transaksi atau peristiwa yang diakui diluar laba rugi (baik dalam penghasilan komprehensif lain maupun secara langsung di ekuitas), dalam hal tersebut pajak juga diakui di luar laba rugi. Aset dan liabilitas pajak tangguhan saling hapus ketika entitas memiliki hak yang dapat dipaksakan secara hukum untuk melakukan saling hapus aset pajak kini terhadap liabilitas pajak kini dan ketika aset pajak tangguhan dan liabilitas pajak tangguhan terkait dengan pajak penghasilan yang dikenakan oleh otoritas perpajakan yang sama atas entitas kena pajak yang sama atau entitas kena pajak yang berbeda yang memiliki intensi untuk memulihkan aset dan liabilitas pajak kini dengan dasar neto, atau merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitas secara bersamaan, pada setiap periode masa depan dimana jumlah signifikan atas aset atau liabilitas pajak tangguhan diharapkan untuk diselesaikan atau dipulihkan.
bb. Laba per Saham
Laba per saham dasar dihitung dengan membagi laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar pada tahun yang bersangkutan.
Laba per saham dilusian dihitung dengan membagi laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk dengan jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang telah disesuaikan dengan dampak dari semua efek berpotensi saham biasa yang dilutif.
cc. Segmen Operasi
Segmen operasi diidentifikasi berdasarkan laporan internal mengenai komponen dari Perusahaan yang secara
regular direviu oleh “pengambil keputusan operasional” dalam rangka mengalokasikan sumber daya dan
menilai kinerja segmen operasi.
Segmen operasi adalah suatu komponen dari entitas:
Yang terlibat dalam aktivitas bisnis yang mana memperoleh pendapatan dan menimbulkan beban
(termasuk pendapatan dan beban terkait dengan transaksi dengan komponen lain dari entitas yang
sama);
Yang hasil operasinya dikaji ulang secara reguler oleh pengambil keputusan operasional untuk membuat
keputusan tentang sumber daya yang dialokasikan pada segmen tersebut dan menilai kinerjanya; dan
Dimana tersedia informasi keuangan yang dapat dipisahkan.
Informasi yang digunakan oleh pengambil keputusan operasional dalam rangka alokasi sumber daya dan
penilaian kinerja mereka terfokus pada kategori dari setiap produk.
4. PERTIMBANGAN KRITIS AKUNTANSI DAN SUMBER UTAMA KETIDAKPASTIAN ESTIMASI
Dalam penerapan kebijakan akuntansi Perusahaan, yang dijelaskan dalam Catatan 3, direksi diwajibkan untuk membuat pertimbangan, estimasi dan asumsi tentang jumlah tercatat aset dan liabilitas yang tidak tersedia dari sumber lain. Estimasi dan asumsi terkait didasarkan pada pengalaman historis dan faktor-faktor lain yang dianggap relevan. Hasil aktualnya mungkin berbeda dari estimasi tersebut.
Estimasi dan asumsi yang mendasari ditelaah secara berkelanjutan. Revisi estimasi akuntansi diakui dalam periode estimasi tersebut direvisi jika revisi hanya mempengaruhi periode tersebut, atau pada periode revisi dan periode masa depan jika revisi mempengaruhi periode saat ini dan masa depan.
Pertimbangan Kritis dalam Penerapan Kebijakan Akuntansi Dalam proses penerapan kebijakan akuntansi Perusahaan, yang diuraikan pada Catatan 3, tidak terdapat pertimbangan kritis yang berpengaruh signifikan terhadap jumlah yang diakui dalam laporan keuangan, selain yang berkaitan dengan estimasi, yang dibahas dibawah ini.
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2020 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2019 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2020 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2019 (TIDAK DIAUDIT)
- 25 -
Sumber Utama Ketidakpastian Estimasi Asumsi utama mengenai masa depan dan sumber estimasi ketidakpastian estimasi lainnya pada akhir periode pelaporan, yang memiliki risiko signifikan yang mengakibatkan penyesuaian material terhadap jumlah tercatat aset dan liabilitas dalam periode pelaporan berikutnya dijelaskan dibawah ini:
Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Aset Keuangan Pada setiap tanggal pelaporan, Perusahaan mengevaluasi apakah terdapat bukti obyektif bahwa aset keuangan mengalami penurunan nilai. Suatu aset keuangan dinyatakan mengalami penurunan nilai bila ada bukti obyektif terjadinya peristiwa yang berdampak pada estimasi arus kas atas aset keuangan. Bukti tersebut meliputi data yang dapat diobservasi yang menunjukkan bahwa telah terjadi peristiwa yang merugikan dalam status pembayaran debitur atau kondisi ekonomi nasional atau lokal yang berkorelasi dengan kelalaian membayar piutang.
Kerugian penurunan nilai adalah selisih antara nilai tercatat dan nilai kini dari estimasi arus kas masa depan dan realisasi agunan pada tingkat suku bunga efektif awal dari aset keuangan tersebut. Penyisihan penurunan nilai akan dibentuk untuk mengakui kerugian penurunan nilai yang terjadi dalam portofolio aset keuangan. Manajemen menggunakan perkiraan berdasarkan pengalaman kerugian historis untuk aset dengan karakteristik risiko kredit dan bukti obyektif adanya penurunan nilai yang serupa dengan yang ada dalam portofolio pada saat penjadwalan arus kas masa depan.
Perusahaan melakukan penilaian terhadap penurunan nilai dengan cara sebagai berikut:
a) Individual, dilakukan untuk jumlah aset keuangan yang melebihi ambang batas (threshold) tertentu dan aset
keuangan yang memiliki bukti obyektif penurunan nilai yang telah teridentifikasi secara terpisah pada tanggal laporan posisi keuangan. Kerugian penurunan nilai adalah selisih antara nilai tercatat dan nilai kini dari estimasi terbaik atas arus kas masa depan dan realisasi agunan pada tingkat suku bunga efektif awal dari aset keuangan tersebut. Estimasi ini dilakukan dengan mempertimbangkan kapasitas utang dan fleksibilitas keuangan debitur, kualitas pendapatan debitur, jumlah dan sumber arus kas, industri di mana debitur beroperasi dan nilai realisasi agunan. Estimasi jumlah dan waktu pemulihan masa depan akan membutuhkan banyak pertimbangan. Jumlah penerimaan tergantung pada kinerja debitur pada masa mendatang dan nilai agunan, keduanya akan dipengaruhi oleh kondisi ekonomi di masa depan, di samping itu agunan mungkin tidak mudah dijual. Nilai aktual arus kas masa depan dan tanggal penerimaan mungkin berbeda dari estimasi tersebut dan akibatnya kerugian aktual yang terjadi mungkin berbeda dengan yang diakui dalam laporan keuangan.
b) Kolektif, dilakukan untuk jumlah aset keuangan yang tidak melebihi ambang batas (threshold) tertentu, tidak memiliki bukti obyektif penurunan nilai dan aset keuangan yang memiliki bukti obyektif penurunan nilai, namun belum diidentifikasi secara terpisah pada tanggal laporan posisi keuangan. Pembentukan kerugian penurunan nilai dilakukan secara kolektif dengan antara lain memperhitungkan jumlah dan lamanya tunggakan, agunan dan pengalaman kerugian masa lalu. Faktor paling penting dalam pembentukan cadangan adalah probability of default dan loss given default. Kualitas aset keuangan pada masa mendatang dipengaruhi oleh ketidakpastian yang dapat menyebabkan kerugian aset keuangan dapat berbeda secara material dari cadangan kerugian penurunan nilai yang telah dibentuk. Ketidakpastian ini termasuk lingkungan ekonomi, suku bunga dan pengaruhnya terhadap pembelanjaan debitur, tingkat pengangguran dan perilaku pembayaran.
Metodologi dan asumsi yang digunakan dalam penurunan nilai individual dan kolektif ini akan ditelaah secara berkala untuk mengurangi perbedaan antara estimasi kerugian dan kerugian aktual.
Nilai tercatat aset keuangan telah diungkapkan dalam Catatan 5, 6, 7, 8 dan 9. Penilaian Instrumen Keuangan
Seperti dijelaskan dalam Catatan 42, Perusahaan menggunakan teknik penilaian yang meliputi input yang tidak didasarkan pada data pasar yang dapat diobservasi untuk mengestimasi nilai wajar dari beberapa jenis instrumen keuangan. Catatan 42 memberikan informasi yang rinci mengenai asumsi utama yang digunakan dalam menentukan nilai wajar instrumen keuangan. Direksi berpendapat bahwa teknik penilaian yang dipilih dan asumsi yang digunakan adalah tepat dalam menentukan nilai wajar dari instrumen keuangan.
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2020 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2019 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2020 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2019 (TIDAK DIAUDIT)
- 26 -
Imbalan Kerja
Nilai kini atas kewajiban imbalan kerja karyawan tergantung dari sejumlah faktor aktuarial yang dipertimbangkan berdasarkan beberapa asumsi. Perubahan atas asumsi-asumsi tersebut akan mempengaruhi nilai tercatat atas imbalan kerja karyawan.
Asumsi yang digunakan dalam menentukan biaya imbalan kerja termasuk tingkat diskonto. Perusahaan menentukan tingkat diskonto yang tepat pada setiap akhir tahun. Ini merupakan tingkat suku bunga yang digunakan untuk menentukan nilai kini atas arus kas masa depan yang diestimasi akan digunakan untuk membayar imbalan kerja. Dalam menentukan tingkat diskonto yang tepat, Perusahaan mempertimbangkan tingkat suku bunga atas Obligasi Pemerintah yang mempunyai jatuh tempo yang mendekati jangka waktu imbalan kerja karyawan. Penentuan Nilai Wajar Properti Investasi, Aset Sewa Operasi dan Aset Tetap
Setiap properti investasi, aset sewa operasi dan aset tetap milik Perusahaan diukur berdasarkan nilai wajarnya. Perusahaan menggunakan jasa penilai independen yang terdaftar di OJK untuk mengestimasi nilai properti investasi, aset sewa operasi dan aset tetap berdasarkan pendekatan data pasar, pendekatan pendapatan dan pendekatan biaya. Informasi mengenai penilai independen dan cara penentuan nilai wajar dijelaskan dalam Catatan 11,12, dan 13.
Taksiran Masa Manfaat Ekonomis Properti Investasi, Aset Sewa Operasi dan Aset Tetap
Masa manfaat setiap properti investasi, aset sewa operasi dan aset tetap Perusahaan ditentukan berdasarkan kegunaan yang diharapkan dari penggunaan aset tersebut. Estimasi ini ditentukan berdasarkan evaluasi teknis internal dan pengalaman atas aset sejenis. Masa manfaat setiap aset direview secara periodik dan disesuaikan apabila prakiraan berbeda dengan estimasi sebelumnya karena keausan, keusangan teknis dan komersial, hukum atau keterbatasan lainnya atas pemakaian aset. Namun terdapat kemungkinan bahwa hasil operasi dimasa mendatang dapat dipengaruhi secara signifikan oleh perubahan atas jumlah serta periode pencatatan biaya yang diakibatkan karena perubahan faktor yang disebutkan di atas.
Perubahan masa manfaat properti investasi, aset sewa operasi dan aset tetap dapat mempengaruhi jumlah biaya penyusutan yang diakui dan penurunan nilai tercatat properti investasi, sewa operasi dan aset tetap.
Nilai tercatat properti investasi, aset sewa operasi dan aset tetap diungkapkan dalam Catatan 11, 12 dan 13.
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2020 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2019 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2020 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2019 (TIDAK DIAUDIT)
- 27 -
5. KAS DAN BANK
Tidak Diaudit Diaudit
30 Juni 2020 31 Desember 2019
Rp'000 Rp'000
Kas 2.246.979 2.294.590
Bank
Rupiah
Pihak berelasi
PT Bank Pan Indonesia Tbk 532.526.574 47.818.580
Pihak ketiga
PT Bank Central Asia Tbk 31.393.020 33.743.078
PT Bank Mandiri Tbk 4.402.498 9.817.093
PT Bank DKI Tbk 1.404.084 2.263.684
PT Bank Rakyat Indonesia Tbk 695.807 569.608
PT Bank Negara Indonesia Tbk 177.032 183.511
PT Bank Danamon Tbk 138.550 220.143
PT Bank KEB Hana Indonesia Tbk 93.167 1.650.244
PT Bank BJB Tbk 56.563 17.586
PT Bank OCBC NISP Tbk 44.823 5.291
PT Bank Maybank Indonesia Tbk 29.703 11.375
PT Bank Victoria International Tbk 15.023 132.915
PT Bank ICBC Indonesia Tbk - 137.690
Lainnya 156.350 61.025
Subjumlah 571.133.194 96.631.822
Dolar Amerika Serikat
Pihak berelasi
PT Bank Pan Indonesia Tbk - 5.365.352
Pihak ketiga
PT Bank J Trust Indonesia Tbk - 73.226
Subjumlah - 5.438.578
Jumlah Bank 571.133.194 102.070.400
Jumlah Kas dan Bank 573.380.173 104.364.990
Tingkat suku bunga efektif rata-rata per tahun bank untuk mata uang Rupiah dan Dolar Amerika Serikat masing-masing sebesar 2,61% dan nihil pada tanggal 30 Juni 2020 dan 1,96% dan 0,17% pada tanggal 31 Desember 2019.
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2020 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2019 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2020 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2019 (TIDAK DIAUDIT)
- 28 -
6. PIUTANG SEWA PEMBIAYAAN
Piutang sewa pembiayaan memiliki suku bunga tetap, sehingga Perusahaan terpapar risiko suku bunga atas nilai wajar (fair value interest rate risk).
Tidak Diaudit Diaudit
30 Juni 2020 31 Desember 2019
Rp'000 Rp'000
Pihak ketiga
Rupiah
Piutang sewa pembiayaan 477.125.386 883.437.818
Nilai sisa 342.857.597 377.762.881
Pendapatan sewa pembiayaan
yang belum diakui (15.104.702) (157.670.331)
Simpanan jaminan (342.857.597) (377.762.881)
Subjumlah 462.020.684 725.767.487
Dollar Amerika Serikat
Piutang sewa pembiayaan 43.154.651 43.421.553
Nilai sisa 6.807.609 6.616.737
Pendapatan sewa pembiayaan
yang belum diakui - (414.720)
Simpanan jaminan (6.807.609) (6.616.737)
Subjumlah 43.154.651 43.006.833
Jumlah 505.175.335 768.774.320
Cadangan kerugian penurunan nilai (28.725.021) (27.562.700)
Jumlah - Bersih 476.450.314 741.211.620
Tingkat bunga efektif rata-rata per tahun
Rupiah 20,49% 20,60%
Dollar Amerika Serikat 9,00% 9,00%
Jumlah piutang sewa pembiayaan (sebelum dikurangi pendapatan sewa pembiayaan yang belum diakui dan cadangan kerugian penurunan nilai) pada tanggal 30 Juni 2020 dan 31 Desember 2019 adalah sebagai berikut:
a. Berdasarkan Jenis Produk
Tidak Diaudit Diaudit
Rp'000 Rp'000
Kapal 195.846.105 221.742.940
Mesin 143.146.348 240.396.136
Kendaraan bermotor 86.979.485 169.867.809
Alat berat 73.237.966 85.297.280
Lainnya 21.070.133 209.555.206
Jumlah 520.280.037 926.859.371
31 Desember 201930 Juni 2020
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2020 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2019 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2020 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2019 (TIDAK DIAUDIT)
- 29 -
b. Berdasarkan kegiatan Usaha
Tidak Diaudit Diaudit
Rp'000 Rp'000
Investasi 447.529.479 614.162.341
Multi guna 60.896.039 296.031.823
Modal kerja 11.854.519 16.665.207
Jumlah 520.280.037 926.859.371
31 Desember 201930 Juni 2020
Jumlah angsuran sewa pembiayaan (sebelum dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai) sesuai dengan jatuh temponya pada tanggal 30 Juni 2020 dan 31 Desember 2019 adalah sebagai berikut:
Tidak Diaudit Diaudit Tidak Diaudit Diaudit
30 Juni 2020 31 Desember 2019 30 Juni 2020 31 Desember 2019
Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000
Angsuran sewa pembiayaan
Pihak ketiga
Telah jatuh tempo dan sampai dengan satu tahun 303.949.188 556.679.519 291.672.104 496.050.093
Lebih dari satu tahun sampai lima tahun 150.862.968 275.174.050 148.035.350 210.489.059
Lebih dari lima tahun 65.467.881 95.005.802 65.467.881 62.235.168
Jumlah angsuran sewa pembiayaan 520.280.037 926.859.371 505.175.335 768.774.320
Pendapatan sewa pembiayaan yang belum diakui
Pihak ketiga
Telah jatuh tempo dan sampai dengan satu tahun (12.277.084) (60.629.426) - -
Lebih dari satu tahun sampai lima tahun (2.827.618) (64.684.991) - -
Lebih sampai lima tahun - (32.770.634) - -
Jumlah pendapatan sewa pembiayaan
yang belum diakui (15.104.702) (158.085.051) - -
Jumlah 505.175.335 768.774.320 505.175.335 768.774.320
Pembayaran minimum sewa pembiayaanNilai kini dari pembayaran minimum
sewa pembiayaan
Kisaran jangka waktu pembiayaan adalah 1 – 10 tahun dengan mayoritas pembiayaan di tenor 3 tahun.
Perusahaan menggunakan piutang sewa pembiayaan yang dimilliki sebagai jaminan atas utang bank dan surat berharga utang yang diterbitkan (Catatan 17 dan 25). Jumlah piutang sewa pembiayaan (setelah dikurangi dengan pendapatan sewa pembiayaan yang belum diakui) yang dijaminkan pada tanggal 30 Juni 2020 dan 31 Desember 2019, masing-masing adalah sebagai berikut:
Tidak Diaudit Diaudit
Rp'000 Rp'000
Dijaminkan untuk
Utang Bank 40.514.572 80.412.645
Surat berharga utang yang diterbitkan 65.399.418 468.509.728
105.913.990 548.922.373
30 Juni 2020 31 Desember 2019
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2020 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2019 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2020 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2019 (TIDAK DIAUDIT)
- 30 -
Jumlah piutang sewa pembiayaan yang direstrukturisasi masing-masing sebesar Rp 41.606.276 ribu dan Rp 204.709.243 ribu pada tanggal 30 Juni 2020 dan 31 Desember 2019. Piutang sewa pembiayaan yang direstrukturisasi yang belum jatuh tempo dan tidak mengalami penurunan nilai masing-masing sebesar Rp 35.662.703 dan Rp 17.987.604 ribu pada tanggal 30 Juni 2020 dan 31 Desember 2019. Biaya-biaya yang timbul sehubungan dengan perolehan aset sewa pembiayaan, dibebankan kepada konsumen. Biaya-biaya yang timbul sehubungan dengan perolehan aset sewa pembiayaan, dibebankan kepada debitur. Sebagian dari piutang sewa pembiayaan dijamin dengan kendaraan bermotor yang dibiayai Perusahaan dan Bukti Pemilikan Kendaraan Bermotor (BPKB) dari kendaraan yang bersangkutan. Piutang sewa pembiayaan untuk tanah dan bangunan dijamin dengan objek yang dibiayai Perusahaan dan bukti kepemilikan berupa Sertifikat Hak Milik (SHM) atau Sertifikat Hak Guna Bangunan (SHGB). Piutang sewa pembiayaan untuk tongkang dan tug boat diikat dengan grosse akta dari barang-barang yang dibiayakan sedangkan piutang sewa pembiayaan untuk alat-alat berat, mesin-mesin produksi dan peralatan dijamin dengan barang-barang yang dibiayai.
Mutasi cadangan kerugian penurunan nilai untuk periode 30 Juni 2020 dan 31 Desember 2019 adalah sebagai berikut:
Diaudit
Jumlah
Stage 1 Stage 2 Stage 3 Stage 1 Stage 2 Stage 3
Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000
Saldo awal tahun 9.955.429 1.864.329 12.101.924 - 3.641.018 - 27.562.700 80.633.225
Dampak penerapan awal PSAK 71 (8.205.678) (942.272) 3.395.658 - (2.686.364) - (8.438.656)
Saldo pada tanggal 1 Januari 2020 setelah
penerapan awal PSAK 71 1.749.751 922.057 15.497.582 - 954.654 - 19.124.044
Penyisihan (pemulihan) periode berjalan
Individual - - (1.208.478) - 3.967.978 - 2.759.500 (30.364.895)
Kolektif 7.406.595 559.951 3.478.140 - - - 11.444.686 (1.757.825)
Akrual bunga pada piutang yang
mengalami penurunan nilai (Catatan 29) - - - - - - - (4.168.309)
Penghapusan - - (4.705.192) - - - (4.705.192) (16.343.286)
Selisih kurs - - - - 101.983 - 101.983 (436.210)
Saldo akhir periode 9.156.346 1.482.008 13.062.052 - 5.024.615 - 28.725.021 27.562.700
Tidak Diaudit
31 Desember 2019
Rupiah Valuta Asing
30 Juni 2020
Umur piutang sewa pembiayaan yang secara individual mengalami penurunan nilai, adalah sebagai berikut:
Tidak Diaudit Diaudit
Rp'000 Rp'000
Kurang dari 90 hari - 42.887.987
Lebih dari 120 hari 14.289.408 23.724.295
Jumlah 14.289.408 66.612.282
30 Juni 2020 31 Desember 2019
Terdapat fluktuasi piutang sewa pembiayaan yang secara individual mengalami penurunan nilai sebagai dampak penerapan dari PSAK 71 dimana sebagian besar diklasifikasikan secara kolektif karena jumlah populasi yang banyak dengan klasifikasi berdasarkan aset jaminan Customer dan memperhitungkan kerugian kredit
ekspektasian, faktor ekonomi serta proyeksi arus kas di masa depan.
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2020 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2019 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2020 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2019 (TIDAK DIAUDIT)
- 31 -
Manajemen berpendapat bahwa cadangan kerugian penurunan nilai yang dibentuk dan agunan yang diterima dari debitur telah memadai untuk menutup kemungkinan kerugian akibat tidak tertagihnya piutang sewa pembiayaan.
Simpanan Jaminan Pada saat perjanjian sewa pembiayaan dimulai, penyewa pembiayaan (lessee) memberikan simpanan jaminan yang akan digunakan sebagai pembayaran atas pembelian dari aset sewa pembiayaan pada akhir masa sewa, bila hak opsi dilaksanakan penyewa pembiayaan. Apabila hak opsi tidak dilaksanakan, simpanan jaminan tersebut akan dikembalikan kepada penyewa pembiayaan (lessee) pada akhir masa sewa pembiayaan.
7. PIUTANG PEMBIAYAAN KONSUMEN
Piutang pembiayaan konsumen memiliki suku bunga tetap, sehingga Perusahaan terpapar risiko suku bunga atas nilai wajar (fair value interest rate risk).
Tidak Diaudit Diaudit
Rp'000 Rp'000
Piutang pembiayaan konsumen 10.831.779.964 12.434.249.274
Pendapatan pembiayaan
konsumen belum diakui (1.900.921.203) (2.412.485.549)
Jumlah 8.930.858.761 10.021.763.725
Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (240.651.917) (175.651.515)
Bersih 8.690.206.844 9.846.112.210
Tingkat bunga efektif rata-rata per tahun 19,31% 19,36%
30 Juni 2020 31 Desember 2019
Seluruh piutang pembiayaan konsumen dilakukan dalam mata uang Rupiah. Pada tanggal 30 Juni 2020 dan 31 Desember 2019, porsi pembiayaan bersama (joint financing) masing- masing sebesar Rp 386.987.490 ribu dan Rp 428.406.914 ribu. Pada tanggal 30 Juni 2020 dan 31 Desember 2019, piutang pembiayaan konsumen termasuk biaya transaksi yang terkait langsung dengan pemberian piutang pembiayaan konsumen masing-masing sebesar Rp 163.709.842 ribu dan Rp 188.017.337 ribu. Jumlah piutang pembiayaan konsumen (sebelum dikurangi pendapatan pembiayaan konsumen yang belum diakui dan cadangan kerugian penurunan nilai) berdasarkan kegiatan usaha pada tanggal 30 Juni 2020 dan 31 Desember 2019 adalah sebagai berikut:
Tidak Diaudit Diaudit
Rp'000 Rp'000
Multiguna 9.059.344.035 10.430.756.610
Investasi 1.361.909.211 1.588.040.005
Modal Kerja 410.526.718 415.452.659
10.831.779.964 12.434.249.274
30 Juni 2020 31 Desember 2019
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2020 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2019 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2020 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2019 (TIDAK DIAUDIT)
- 32 -
Jumlah angsuran pembiayaan konsumen sesuai dengan sisa angsuran jatuh temponya pada tanggal 30 Juni 2020 dan 31 Desember 2019 adalah sebagai berikut:
Tidak Diaudit Diaudit
Rp'000 Rp'000
Jatuh tempo tahun berjalan 284.837.250 200.055.037
Jatuh tempo satu tahun berikutnya 5.026.892.975 5.331.674.027
Jatuh tempo dua tahun berikutnya 3.273.497.243 3.805.507.391
Jatuh tempo tiga tahun berikutnya atau lebih 2.246.552.496 3.097.012.819
10.831.779.964 12.434.249.274
30 Juni 2020 31 Desember 2019
Aset yang dibiayai oleh Perusahaan adalah kendaraan baru dan bekas, apartemen, tanah serta tanah dan bangunan dengan tenor pembiayaan adalah 1 - 6 tahun dengan mayoritas pembiayaan di tenor 4 tahun.
Biaya-biaya yang timbul, sehubungan dengan perolehan aset pembiayaan konsumen, dibebankan kepada debitur.
Perusahaan menggunakan piutang pembiayaan konsumen sebagai jaminan atas utang bank dan surat berharga utang yang diterbitkan (Catatan 17 dan 25). Jumlah piutang pembiayaan konsumen (setelah dikurangi pendapatan pembiayaan konsumen yang belum diakui) yang dijaminkan masing-masing pada tanggal 30 Juni 2020 dan 31 Desember 2019 adalah sebagai berikut:
Tidak Diaudit Diaudit
Rp'000 Rp'000
Dijaminkan untuk
Utang Bank 3.418.079.046 4.104.444.624
Surat berharga utang yang diterbitkan 1.166.406.745 732.419.941
4.584.485.791 4.836.864.565
31 Desember 201930 Juni 2020
Jumlah piutang pembiayaan konsumen yang direstrukturisasi masing-masing sebesar Rp 1.751.427.572 ribu dan Rp 14.519.528 ribu pada tanggal 30 Juni 2020 dan 31 Desember 2019. Jumlah piutang pembiayaan konsumen yang direstrukturisasi yang belum jatuh tempo dan tidak mengalami penurunan nilai masing-masing sebesar Rp 1.305.221.015 ribu dan Rp 4.702.216 ribu pada tanggal tanggal 30 Juni 2020 dan 31 Desember 2019.
Piutang pembiayaan konsumen dijamin dengan kendaraan bermotor (baru dan bekas) yang dibiayai oleh Perusahaan dan Bukti Pemilikan Kendaraan Bermotor (BPKB) dari kendaraan yang bersangkutan sedangkan piutang pembiayaan konsumen untuk apartemen, tanah serta tanah dan bangunan dijamin dengan Sertifikat Hak Milik (SHM) atau Sertifikat Hak Guna Bangunan (SHGB) atau Sertifikat Hak Milik atas Satuan Rumah Susun (SHMASRS).
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2020 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2019 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2020 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2019 (TIDAK DIAUDIT)
- 33 -
Mutasi cadangan kerugian penurunan nilai untuk periode 30 Juni 2020 dan 31 Desember 2019 adalah sebagai berikut:
Diaudit
Stage 1 Stage 2 Stage 3 Jumlah
Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000
Saldo awal tahun 51.944.774 50.693.566 73.013.175 175.651.515 112.468.942
Dampak penerapan awal PSAK 71 7.023.397 (23.985.817) 38.499.477 21.537.057
Saldo pada tanggal 1 Januari 2020 setelah
penerapan awal PSAK 71 58.968.171 26.707.749 111.512.652 197.188.572
Penyisihan periode berjalan
Individual - - (3.339.823) (3.339.823) 398.150.129
Kolektif (11.342.487) (916.065) 292.659.899 280.401.347 49.758.578
Akrual bunga pada piutang yang
mengalami penurunan nilai (Catatan 30) - - - - (271.726)
Penghapusan - - (233.598.179) (233.598.179) (384.454.408)
Saldo akhir periode 47.625.684 25.791.684 167.234.549 240.651.917 175.651.515
31 Desember 201930 Juni 2020
Tidak Diaudit
Umur piutang pembiayaan konsumen yang secara individual mengalami penurunan nilai, antara lain:
Tidak Diaudit Diaudit
30 Juni 2020 31 Desember 2019
Rp'000 Rp'000
Kurang dari 90 hari - 37.560.351
91 - 120 hari - 17.383.458
Lebih dari 120 hari 6.769.341 65.539.093
Jumlah 6.769.341 120.482.902
Terdapat fluktuasi piutang pembiayaan konsumen yang secara individual mengalami penurunan nilai sebagai dampak penerapan dari PSAK 71 dimana sebagian besar diklasifikasikan secara kolektif karena jumlah populasi yang banyak dengan klasifikasi berdasarkan aset jaminan Customer dan memperhitungkan kerugian kredit ekspektasian, faktor ekonomi serta proyeksi arus kas di masa depan. Manajemen berpendapat bahwa cadangan kerugian penurunan nilai dan agunan yang diterima dari debitur telah memadai untuk menutup kemungkinan kerugian atas tidak tertagihnya piutang pembiayaan konsumen.
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2020 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2019 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2020 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2019 (TIDAK DIAUDIT)
- 34 -
8. TAGIHAN ANJAK PIUTANG
Tidak Diaudit Diaudit
Rp'000 Rp'000
Pihak ketiga
Tagihan anjak piutang 876.404.394 881.407.980
Pendapatan anjak piutang
belum diakui (146.361.288) (149.021.360)
Jumlah 730.043.106 732.386.620
Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (33.054.331) (37.355.712)
Bersih 696.988.775 695.030.908
Tingkat bunga efektif rata-rata per tahun 16,27% 16,27%
30 Juni 2020 31 Desember 2019
Seluruh tagihan anjak piutang merupakan pembiayaan modal kerja dan dilakukan dalam mata uang Rupiah. Jangka waktu tagihan anjak piutang berdasarkan periode dalam perjanjian adalah 50 hari sampai dengan 5 tahun dengan mayoritas di tenor kurang dari 1 tahun serta dapat diperpanjang. Tagihan anjak piutang memiliki jaminan tambahan berupa tanah dan bangunan.
Mutasi cadangan kerugian penurunan nilai untuk periode 30 Juni 2020 dan 31 Desember 2019 adalah sebagai berikut:
Diaudit
Stage 1 Stage 2 Stage 3 Jumlah
Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000
Saldo awal tahun 31.898.925 - 5.456.787 37.355.712 40.617.538
Dampak penerapan awal PSAK 71 (24.944.862) - 24.338.251 (606.611)
Saldo pada tanggal 1 Januari 2020 setelah
penerapan awal PSAK 71 6.954.063 - 29.795.038 36.749.101
Pemulihan periode berjalan
Individual (3.694.770) - - (3.694.770) 3.913.438
Kolektif - - - - (2.084)
Akrual bunga pada piutang yang
mengalami penurunan nilai (Catatan 31) - - - - (7.173.180)
Penghapusan - - - - -
Saldo akhir periode 3.259.293 - 29.795.038 33.054.331 37.355.712
31 Desember 201930 Juni 2020
Tidak Diaudit
Umur tagihan anjak piutang yang secara individual mengalami penurunan nilai, antara lain:
Tidak Diaudit Diaudit
30 Juni 2020 31 Desember 2019
Rp'000 Rp'000
Kurang dari 90 hari 653.292.911 47.500.000
Lebih dari 90 hari 76.750.195 76.750.195
Jumlah 730.043.106 124.250.195
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2020 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2019 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2020 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2019 (TIDAK DIAUDIT)
- 35 -
Terdapat fluktuasi tagihan anjak piutang yang secara individual mengalami penurunan nilai sebagai dampak penerapan dari PSAK 71 dimana Perusahaan mempertimbangkan untuk lebih spesifik memperhitungkan secara Individual untuk menganalisa kemampuan bayar Customer dengan karakteristik dan skema pembayaran yang beragam. Manajemen berpendapat bahwa cadangan kerugian penurunan nilai dan agunan yang diterima dari debitur telah memadai untuk menutup kemungkinan kerugian akibat tidak tertagihnya tagihan anjak piutang.
9. PIUTANG LAIN-LAIN
Tidak Diaudit Diaudit
Rp'000 Rp'000
Pihak berelasi
Piutang karyawan 30.298.574 31.782.783
Pihak ketiga
Piutang dalam proses penyelesaian
Nilai tercatat 421.044.122 430.077.461
Cadangan kerugian penurunan nilai (80.928.696) (83.000.990)
Piutang dalam proses penyelesaian - bersih 340.115.426 347.076.471
Piutang karyawan 9.853.448 9.960.066
Lain-lain 46.050.061 48.621.062
Subjumlah 396.018.935 405.657.599
Jumlah 426.317.509 437.440.382
30 Juni 2020 31 Desember 2019
Piutang Karyawan
Piutang karyawan merupakan pinjaman keuangan biasa, pinjaman untuk pembiayaan pemilikan rumah dan kendaraan bermotor yang diberikan kepada direksi dan karyawan dengan tingkat bunga hingga 4% pada tahun 2020 dari sebelumnya sebesar 6% pada tahun 2019. Jangka waktu pinjaman 1 - 10 tahun dan sisa umur sampai dengan jatuh tempo adalah 1 – 111 bulan. Pada tanggal 30 Juni 2020 dan 31 Desember 2019 tidak terdapat penyisihan penurunan nilai atas piutang karyawan karena manajemen berpendapat seluruh piutang tersebut dapat ditagih. Piutang dalam proses penyelesaian
Piutang dalam proses penyelesaian dinyatakan berdasarkan nilai realisasi bersih yaitu nilai tercatat atau pokok piutang pembiayaan dikurangi penyisihan penurunan nilai pasar. Piutang pembiayaan yang tercatat direklasifikasikan menjadi piutang dalam proses penyelesaian ketika jaminan dapat digunakan untuk memenuhi kewajiban konsumen setelah melalui proses yang ditetapkan dalam perjanjian pembiayaan. Dalam hal piutang pembiayaan khususnya untuk anjak piutang dilakukan reklasifikasi menjadi piutang dalam proses penyelesaian ketika Hak Tanggungan jaminan tambahan digunakan untuk memenuhi kewajiban konsumen setelah melalui proses yang ditetapkan dalam perjanjian pembiayaan. Lainnya
Piutang lain-lain - lainnya kepada pihak ketiga terutama merupakan piutang asuransi dan piutang atas biaya penagihan ke konsumen sewa pembiayaan dan pembiayaan konsumen (Catatan 6 dan 7).
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2020 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2019 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2020 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2019 (TIDAK DIAUDIT)
- 36 -
Mutasi cadangan kerugian penurunan nilai untuk periode 30 Juni 2020 dan 31 Desember 2019 adalah sebagai berikut:
Tidak Diaudit Diaudit
30 Juni 2020 31 Desember 2019
Rp'000 Rp'000
Saldo awal tahun 83.000.990 47.205.302
Penyisihan tahun berjalan 11.867.073 69.563.055
Penghapusan (13.939.367) (33.767.367)
Saldo akhir tahun 80.928.696 83.000.990
Manajemen berpendapat bahwa cadangan penurunan nilai piutang yang dibentuk telah memadai untuk menutup kemungkinan kerugian atas aset tersebut.
10. BIAYA DIBAYAR DIMUKA
Tidak Diaudit Diaudit
Rp'000 Rp'000
Sewa 161.195 17.847.537
Beban ditangguhkan
Pihak ketiga 104.167 208.333
Asuransi 2.587.296 57.710
Lainnya 1.732.346 3.469.968
Jumlah 4.585.004 21.583.548
30 Juni 2020 31 Desember 2019
11. PROPERTI INVESTASI
1 Januari Penambahan Pengurangan 30 Juni
2020 2020
Rp '000 Rp '000 Rp '000 Rp '000
Model nilai wajar
Tanah 10.293.000 - - 10.293.000
Fasilitas bangunan 2.164.000 - - 2.164.000
Jumlah tercatat 12.457.000 - - 12.457.000
Tidak Diaudit
1 Januari Penambahan Pengurangan 31 Desember
2019 2019
Rp '000 Rp '000 Rp '000 Rp '000
Model nilai wajar
Tanah 10.293.000 - - 10.293.000
Fasilitas bangunan 2.164.000 - - 2.164.000
Jumlah tercatat 12.457.000 - - 12.457.000
Diaudit
Perusahaan memiliki dua bidang tanah yang disewa operasikan di Ruko Permata Hijau Blok D17 dan D18 dengan hak legal berupa Hak Guna Bangunan yang berjangka waktu 20 (dua puluh) tahun yang akan jatuh tempo pada tanggal 8 Januari 2028. Manajemen ber pendapat tidak terdapat masalah dengan perpanjangan hak atas tanah karena seluruh tanah diperoleh secara sah dan didukung dengan bukti pemilikan yang memadai.
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2020 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2019 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2020 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2019 (TIDAK DIAUDIT)
- 37 -
Pada tanggal 30 Juni 2020 dan 31 Desember 2019, fasilitas bangunan telah diasuransikan terhadap risiko kebakaran, kepada PT Asuransi Multi Artha Guna Tbk dengan jumlah pertanggungan masing - masing sebesar Rp 1.800.000 ribu.
Pada bulan Oktober 2018, Perusahaan melakukan penilaian ulang atas aset properti investasi. Penilaian dilakukan oleh penilai independen yang telah terdaftar di OJK yaitu KJPP Nirboyo A, Dewi A & Rekan dengan laporan tertanggal 28 Desember 2018.
Berdasarkan laporan tersebut, penilaian dilakukan sesuai dengan Standar Penilai Indonesia (SPI) yang ditentukan berdasarkan transaksi terkini dalam ketentuan yang wajar dan peraturan Bapepam-LK No. VIII.C.4 tentang pedoman penilaian dan penyajian laporan penilaian aset di pasar modal. Metode penilaian yang digunakan adalah pendekatan nilai pasar dan pendekatan biaya.
Selisih lebih nilai wajar aset dengan nilai tercatat dibukukan sebagai keuntungan atas revaluasi properti investasi pada laba rugi tahun berjalan.
12. ASET SEWA OPERASI
Akun ini merupakan aset kendaraan bermotor milik Perusahaan yang disewaoperasikan kepada PT Bank Pan Indonesia Tbk dan PT Bank Panin Dubai Syariah Tbk (pihak berelasi). Perjanjian sewa memiliki periode kontrak 3 tahun dan akan jatuh tempo pada tahun 2019 - 2023 (Catatan 39).
Rincian dari aset sewa operasi pada tanggal 30 Juni 2020 dan 31 Desember 2019 adalah sebagai berikut:
1 Januari Penambahan Pengurangan Reklasifikasi 30 Juni
2020 2020
Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000
Model revaluasi
Kendaraan bermotor 11.687.000 - - 650.750 12.337.750
Akumulasi penyusutan
Kendaraan bermotor 1.826.094 830.808 - (64.671) 2.592.231
Jumlah Tercatat 9.860.906 9.745.519
Tidak Diaudit
1 Januari Penambahan Pengurangan Reklasifikasi 31 Desember
2019 2019
Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000
Model revaluasi
Kendaraan bermotor 13.520.000 - - (1.833.000) 11.687.000
Akumulasi penyusutan
Kendaraan bermotor 422.500 1.676.490 - (272.896) 1.826.094
Jumlah Tercatat 13.097.500 9.860.906
Diaudit
Reklasifikasi merupakan jumlah bersih dari aset sewa operasi yang direklasifikasi ke aset tetap dan aset tetap yang direklasifikasi ke aset sewa operasi (Catatan 13).
Pada bulan Oktober 2018, Perusahaan melakukan penilaian ulang atas aset sewa operasi. Penilaian dilakukan oleh penilai independen yang telah terdaftar di OJK yaitu KJPP Nirboyo A, Dewi A & Rekan dengan laporan tertanggal 28 Desember 2018. Berdasarkan laporan tersebut, penilaian dilakukan sesuai dengan Standar Penilai Indonesia (SPI) yang ditentukan berdasarkan transaksi terkini dalam ketentuan yang wajar dan peraturan Bapepam-LK No. VIII.C.4 tentang pedoman penilaian dan penyajian laporan penilaian aset di pasar modal. Metode penilaian yang digunakan adalah pendekatan nilai pasar dan pendekatan pendapatan.
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2020 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2019 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2020 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2019 (TIDAK DIAUDIT)
- 38 -
Jika aset sewa operasi dicatat dengan model biaya, nilai tercatatnya adalah sebagai berikut:
Tidak Diaudit Diaudit
30 Juni 2020 31 Desember 2019
Rp'000 Rp'000
Biaya perolehan 22.364.100 21.975.350
Akumulasi penyusutan 22.199.543 21.921.274
Jumlah 164.557 54.076
Pada tanggal 30 Juni 2020 dan 31 Desember 2019, seluruh aset sewa operasi, telah diasuransikan terhadap risiko kecurian dan risiko lainnya kepada PT Asuransi Multi Artha Guna Tbk dengan jumlah pertanggungan masing-masing sebesar Rp 12.382.000 ribu dan Rp 10.950.000 ribu. Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian atas aset yang dipertanggungkan.
Manajemen berpendapat bahwa nilai tercatat aset sewa operasi lebih rendah daripada nilai yang dapat dipulihkan, oleh karena itu tidak dibentuk penurunan nilai aset sewa operasi.
13. ASET TETAP
1 Januari Penambahan Pengurangan Reklasifikasi 30 Juni
2020 2020
Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000
Model revaluasi
Tanah 60.921.494 - - - 60.921.494
Bangunan 15.607.618 - - - 15.607.618
Peralatan kantor 38.685.421 2.551.215 28.129 - 41.208.507
Kendaraan bermotor 75.995.813 12.391.100 6.019.000 (650.750) 81.717.163
Perabotan kantor 3.187.822 3.450 - - 3.191.272
Subjumlah 194.398.168 14.945.765 6.047.129 (650.750) 202.646.054
Model biaya
Prasarana kantor 25.927.355 787.564 2.007.355 - 24.707.564
Jumlah 220.325.523 15.733.329 8.054.484 (650.750) 227.353.618
Model revaluasi
Akumulasi penyusutan
Bangunan 681.455 292.370 - - 973.825
Peralatan kantor 5.943.014 2.750.732 5.300 - 8.688.446
Kendaraan bermotor 10.376.292 6.594.724 1.085.558 64.671 15.950.129
Perabotan kantor 450.173 221.113 - - 671.286
Subjumlah 17.450.934 9.858.939 1.090.858 64.671 26.283.686
Model biaya
Akumulasi penyusutan
Prasarana kantor 11.809.667 2.542.988 2.007.356 - 12.345.299
Jumlah 29.260.601 12.401.927 3.098.214 64.671 38.628.985
Jumlah Tercatat 191.064.922 (715.421) 188.724.633
Tidak Diaudit
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2020 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2019 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2020 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2019 (TIDAK DIAUDIT)
- 39 -
1 Januari Penambahan Pengurangan Reklasifikasi 31 Desember
2019 2019
Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000
Model revaluasi
Tanah 55.895.000 5.026.494 - - 60.921.494
Bangunan 13.776.000 1.831.618 - - 15.607.618
Peralatan kantor 34.170.868 4.610.684 96.131 - 38.685.421
Kendaraan bermotor 56.810.113 31.183.700 13.831.000 1.833.000 75.995.813
Perabotan kantor 2.474.150 713.672 - - 3.187.822
Subjumlah 163.126.131 43.366.168 13.927.131 1.833.000 194.398.168
Model biaya
Prasarana kantor 22.441.304 5.019.067 1.533.016 - 25.927.355
Jumlah 185.567.435 48.385.235 10.552.760 1.833.000 220.325.523
Model revaluasi
Akumulasi penyusutan
Bangunan 127.242 554.213 - - 681.455
Peralatan kantor 1.037.440 4.924.877 19.303 - 5.943.014
Kendaraan bermotor 1.770.572 10.074.403 1.741.579 272.896 10.376.292
Perabotan kantor 74.287 375.887 - - 450.174
Subjumlah 3.009.541 15.929.380 1.760.882 272.896 17.450.935
Model biaya
Akumulasi penyusutan
Prasarana kantor 8.427.979 4.914.703 1.533.016 - 11.809.666
Jumlah 11.437.520 20.844.083 3.293.898 272.896 29.260.601
Jumlah Tercatat 174.129.915 1.560.104 191.064.922
Diaudit
Reklasifikasi merupakan jumlah bersih dari aset sewa operasi yang direklasifikasi ke aset tetap dan aset tetap yang direklasifikasi ke aset sewa operasi (Catatan 12).
Pada bulan Oktober 2018, Perusahaan melakukan penilaian ulang atas aset tetap. Penilaian dilakukan oleh penilai independen yang telah terdaftar di OJK yaitu KJPP Nirboyo A, Dewi A & Rekan dengan laporan tertanggal 28 Desember 2018. Berdasarkan laporan tersebut, penilaian dilakukan sesuai dengan Standar Penilai Indonesia (SPI) yang ditentukan berdasarkan transaksi terkini dalam ketentuan yang wajar dan peraturan Bapepam-LK No. VIII.C.4 tentang pedoman penilaian dan penyajian laporan penilaian aset di pasar modal. Metode penilaian yang digunakan adalah pendekatan nilai pasar, pendekatan pendapatan dan pendekatan biaya.
Jika aset tetap dicatat dengan model biaya, nilai tercatatnya adalah sebagai berikut:
Tanah Bangunan Peralatan kantor Kendaraan bermotor Perabotan kantor
Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000
Biaya perolehan 27.101.078 20.743.378 57.087.445 93.040.630 3.769.247
Akumulasi penyusutan - 6.827.267 33.167.618 53.206.138 2.370.158
Jumlah 27.101.078 13.916.111 23.919.827 39.834.492 1.399.089
30 Juni 2020
Tidak Diaudit
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2020 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2019 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2020 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2019 (TIDAK DIAUDIT)
- 40 -
Tanah Bangunan Peralatan kantor Kendaraan bermotor Perabotan kantor
Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000
Biaya perolehan 27.101.078 20.743.378 54.564.359 87.057.280 3.765.797
Akumulasi penyusutan - 6.534.897 30.422.186 47.782.722 2.149.045
Jumlah 27.101.078 14.208.481 24.142.173 39.274.558 1.616.752
31 Desember 2019
Diaudit
Kerugian penjualan aset tetap periode 30 Juni 2020 dan 31 Desember 2019 sebagai berikut:
Tidak Diaudit Diaudit
30 Juni 2020 31 Desember 2019
Rp'000 Rp'000
Jumlah tercatat 4.956.270 12.166.249
Harga jual 4.604.120 10.335.020
Kerugian penjualan aset tetap (352.150) (1.831.229)
Perusahaan memiliki dua puluh satu bidang tanah di Jakarta, Bekasi, Depok, Bogor, Manado, Makassar, Tangerang, Pekanbaru, Denpasar, Lampung, Palembang, Cikupa, Surabaya, Karawaci dan Yogyakarta dengan hak legal berupa Hak Guna Bangunan yang berjangka waktu 15 (lima belas) sampai dengan 30 (tiga puluh) tahun yang akan jatuh tempo pada tahun 2023 - 2045.
Pada tanggal 30 Juni 2020 dan 31 Desember 2019, aset tetap, kecuali tanah, telah diasuransikan terhadap risiko kebakaran, kecurian dan risiko lainnya kepada PT Asuransi Multi Artha Guna Tbk dengan jumlah pertanggungan masing-masing sebesar Rp 125.839.000 ribu dan Rp 130.436.600 ribu.
Manajemen berpendapat bahwa nilai tercatat aset tetap lebih rendah daripada nilai yang dapat dipulihkan, oleh karena itu tidak dibentuk penurunan nilai aset tetap.
14. ASET TAKBERWUJUD
1 Januari Penambahan Pengurangan 30 Juni
2020 2020
Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000
Model biaya
Perangkat lunak komputer 31.817.765 1.676.103 - 33.493.868
Akumulasi penyusutan
Perangkat lunak komputer 13.355.596 3.320.327 - 16.675.923
Jumlah Tercatat 18.462.169 16.817.945
Tidak Diaudit
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2020 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2019 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2020 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2019 (TIDAK DIAUDIT)
- 41 -
1 Januari Penambahan Pengurangan 31 Desember
2019 2019
Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000
Model biaya
Perangkat lunak komputer 24.551.241 7.266.524 - 31.817.765
Akumulasi penyusutan
Perangkat lunak komputer 7.687.356 5.668.241 - 13.355.597
Jumlah Tercatat 16.863.885 18.462.168
Diaudit
15. ASET HAK GUNA
Perseroan menyewa aset berupa tanah dan bangunan dengan masa sewa berkisar 2 s.d 5 tahun dan akan jatuh tempo pada tahun 2021 s.d 2024. Perseroan menerapkan pengecualian pengakuan atas aset hak guna dengan masa sewa kurang atau sama dengan 1 tahun dan untuk nilai sewa yang bernilai rendah. Rincian Aset Hak Guna pada tanggal 1 Januari 2020 setelah penerapan awal PSAK 73 dan mutasinya sampai dengan 30 Juni 2020 adalah sebagai berikut :
1 Januari 2020
setelah penerapan awal PSAK 73 Penambahan
Rp'000 Rp'000 Rp'000
ASET HAK GUNA
Pihak Berelasi
Model Biaya
Tanah dan Bangunan 3.497.590 - 3.497.590
Akumulasi Penyusutan - 733.965 733.965
Jumlah 3.497.590 2.763.625
Pihak Ketiga
Model Biaya
Tanah dan Bangunan 17.749.826 2.013.778 19.763.603
Akumulasi Penyusutan - 3.353.882 3.353.882
Jumlah 17.749.826 16.409.721
Jumlah Tercatat 21.247.416 19.173.346
30 Juni 2020
Jika aset hak guna dicatat dengan model biaya, nilai tercatatnya adalah sebagai berikut:
Tidak Diaudit
30 Juni 2020
Rp'000
Biaya perolehan 23.261.194
Akumulasi penyusutan 4.087.848
Jumlah 19.173.346
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2020 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2019 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2020 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2019 (TIDAK DIAUDIT)
- 42 -
16. ASET LAIN-LAIN
Tidak Diaudit Diaudit
30 Juni 2020 31 Desember 2019
Rp'000 Rp'000
Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar
(Catatan 22) 1.647.145 7.091.973
Uang jaminan 1.425.883 1.426.884
Jumlah 3.073.028 8.518.857
17. UTANG BANK
Tidak Diaudit Diaudit
Rp'000 Rp'000
Pinjaman Jangka Panjang
Pihak berelasi
PT Bank Pan Indonesia Tbk 60.951.292 144.194.905
Pihak ketiga
PT Bank Mandiri Tbk 962.380.265 1.015.964.400
PT Bank Central Asia Tbk 599.491.652 677.791.913
PT Bank BJB Tbk 563.269.808 489.858.340
PT Bank Maybank Indonesia Tbk 441.785.285 550.527.731
PT Bank Permata Tbk 315.198.247 311.474.035
PT Bank DKI Tbk 294.838.209 410.437.406
PT Bank OCBC NISP Tbk 293.649.837 408.790.878
PT Bank Danamon Indonesia Tbk 161.987.014 198.285.557
PT Bank KEB Hana Indonesia Tbk 141.957.937 191.141.239
PT Bank CIMB Niaga Tbk 67.638.249 89.463.141
PT Bank Oke Indonesia Tbk 49.745.059 62.224.107
PT Bank Nusantara Parahyangan Tbk 7.855.187 26.105.595
Jumlah pihak ketiga 3.899.796.749 4.432.064.342
Jumlah Pinjaman Jangka Panjang 3.960.748.041 4.576.259.247
Pinjaman Jangka Pendek
Pihak ketiga
PT Bank Victoria International Tbk - 190.000.000
PT Bank Danamon Indonesia Tbk 40.000.000 95.000.000
PT Bank KEB Hana Indonesia Tbk - 45.000.000
PT Bank Permata Tbk - 50.000.000
PT Bank Central Asia Tbk 30.000.000 -
Jumlah pihak ketiga 70.000.000 380.000.000
Jumlah Pinjaman Jangka Pendek 70.000.000 380.000.000
Jumlah 4.030.748.041 4.956.259.247
30 Juni 2020 31 Desember 2019
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2020 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2019 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2020 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2019 (TIDAK DIAUDIT)
- 43 -
Berikut adalah rincian fasilitas utang bank Perusahaan sampai dengan 30 Juni 2020 :
Fasilitas Batas Kredit Awal Akhir
Rp'000
PT Bank Pan Indonesia Tbk Pinjaman Tetap IX/ Fixed Loan IX 500.000.000 19-Oct-17 24-Dec-20
Uncommiteed Money Market 500.000.000 15-Dec-19 15-Dec-20
Pinjaman Rekening Koran/ Overdraft 50.000.000 1-Dec-19 1-Dec-20
PT Bank Mandiri Tbk Modal Kerja 1 500.000.000 25-May-18 14-Mar-23
Modal Kerja 2 500.000.000 16-Apr-18 24-Oct-23
Modal Kerja 3 500.000.000 9-Dec-18 20-Dec-24
PT Bank Central Asia Tbk Installment Loan 9 500.000.000 24-Mar-17 20-Jul-20
Installment Loan 10 750.000.000 4-Feb-19 15-Apr-22
Installment Loan 11 1.000.000.000 15-Nov-19 17-Feb-24
Uncommited Money Market 250.000.000 17-May-20 17-May-21
Pinjaman Rekening Koran 50.000.000 17-Jun-20 17-Jun-21
PT Bank BJB Tbk Kredit Modal Kerja 6 300.000.000 27-Sep-17 28-Nov-21
Kredit Modal Kerja 7 300.000.000 26-Nov-18 12-Jan-23
Kredit Modal Kerja 8 300.000.000 25-Nov-19 27-Dec-24
PT Bank Maybank Indonesia Tbk Pinjaman Berjangka III 200.000.000 19-Dec-17 8-Jan-21
Pinjaman Berjangka IV 300.000.000 7-Jun-18 16-Aug-22
Pinjaman Berjangka V 500.000.000 6-Aug-19 5-Dec-23
PT Bank Permata Tbk Modal Kerja 1 350.000.000 16-Nov-18 22-May-23
Modal Kerja 2 200.000.000 23-Dec-19 23-Mar-24
Money Market 50.000.000 18-Mar-20 18-Mar-21
PT Bank DKI Tbk Term Loan 1 300.000.000 29-May-17 29-Aug-20
Term Loan 2 500.000.000 21-May-18 1-Oct-22
PT Bank OCBC NISP Tbk Term Loan 1 500.000.000 14-Jul-17 18-Sep-20
Term Loan 2 500.000.000 12-Feb-18 13-Jan-24
PT Bank Danamon Indonesia Tbk Pinjaman Berjangka I 150.000.000 27-Jan-16 25-Jan-21
Pinjaman Berjangka V 100.000.000 17-Jun-19 19-Jul-23
Pinjaman Berjangka VI 100.000.000 23-Aug-19 21-Oct-23
Money Market DNM IV 150.000.000 27-Jan-20 27-Jan-21
PT Bank KEB Hana Indonesia Tbk Working Capital Installment VI 200.000.000 26-Sep-18 12-Jun-23
Money Market Line 100.000.000 15-Apr-20 15-Apr-21
PT Bank CIMB Niaga Tbk Term Loan 175.000.000 22-Dec-17 19-Jan-22
Money Market 75.000.000 22-Dec-19 22-Dec-20
PT Bank Oke Indonesia Tbk Term Loan 1 100.000.000 14-May-18 31-Jul-22
PT Bank Nusantara Parahyangan Tbk Term Loan 100.000.000 18-Jul-17 13-Sep-20
PT Bank Victoria International Tbk Demand Loan - Non Revolving (Uncommitted) 300.000.000 28-Oct-19 28-Oct-20
30 Juni 2020 31 Desember 2019
Jangka panjang 9,12% 9,15%
Jangka pendek 6,60% 6,79%
Rata-rata tertimbang suku bunga efektif
Seluruh utang bank yang diterima oleh Perusahaan digunakan untuk modal kerja.
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2020 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2019 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2020 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2019 (TIDAK DIAUDIT)
- 44 -
Terkait dengan utang bank tersebut di atas, Perusahaan wajib menjaga gearing ratio sebesar 8x - 10x. Perusahaan juga diwajibkan menjaga rasio non-performing loan untuk tunggakan lebih dari 30 hari tidak melebihi 5% dan tunggakan lebih dari 90 hari berkisar antara 3% - 5%. Perusahaan diharuskan untuk memberikan pemberitahuan tertulis kepada bank terkait dengan perubahan susunan pengurus, merger dan akuisisi, perubahan bentuk perusahaan, komposisi permodalan dan pembagian laba Perusahaan. Pada tanggal 30 Juni 2020 dan 31 Desember 2019, Perusahaan telah memenuhi semua pembatasan yang disebutkan dalam perjanjian pinjaman. Utang bank memiliki suku bunga tetap maupun variabel, sehingga Perusahaan terpapar risiko suku bunga atas nilai wajar (fair value interest rate risk) dan risiko suku bunga atas arus kas (cash flow interest rate risk). Nilai tercatat pada biaya perolehan diamortisasi dari utang bank adalah sebagai berikut:
Tidak Diaudit Diaudit
30 Juni 2020 31 Desember 2019
Rp'000 Rp'000
Utang bank 4.030.748.041 4.956.259.247
Bunga masih harus dibayar (Catatan 21) 12.338.322 16.255.328
Jumlah 4.043.086.363 4.972.514.575
Perusahaan memberikan piutang sewa pembiayaan dan/atau piutang pembiayaan konsumen kepada pihak ketiga sebagai jaminan fidusia, dengan rincian sebagai berikut:
Bank Jaminan
PT Bank Pan Indonesia Tbk Piutang sew a pembiayaan dan/atau piutang pembiayaan konsumen sebesar minimal 60% dari jumlah utang
pokok fasilitas kredit pinjaman tetap.
PT Bank Mandiri Tbk Piutang pembiayaan konsumen dan piutang sewa pembiayaan yang diberikan kepada pihak ketiga sebesar 80%
dari jumlah utang pokok fasilitas kredit modal kerja.
PT Bank Central Asia Tbk Piutang sewa pembiayaan dan piutang pembiayaan konsumen sebesar 80% dari jumlah utang pokok fasilitas
kredit Installment loan dan Uncommeted Money Market.
PT Bank BJB Tbk Piutang sew a pembiayaan dan piutang pembiayaan konsumen sebesar 80% dari jumlah utang pokok fasilitas
kredit modal kerja.
PT Bank Maybank Indonesia Tbk Piutang pembiayaan konsumen yang diberikan sebesar 80% dari jumlah utang pokok fasilitas kredit pinjaman
berjangka.
PT Bank Permata Tbk Piutang sew a pembiayaan dan piutang pembiayaan konsumen sebesar 80% dari jumlah utang pokok fasilitas
kredit modal kerja.
PT Bank DKI Tbk
Piutang pembiayaan konsumen sebesar 80% dari jumlah utang pokok fasilitas kredit pinjaman berjangka.
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2020 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2019 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2020 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2019 (TIDAK DIAUDIT)
- 45 -
Bank Jaminan
PT Bank OCBC NISP Tbk Piutang pembiayaan konsumen yang diberikan kepada pihak ketiga sebesar 100% dari jumlah utang pokok
fasilitas kredit pinjaman berjangka.
PT Bank Danamon Tbk Piutang sew a pembiayaan dan piutang pembiayaan konsumen sebesar 80% dari jumlah utang pokok
fasilitas kredit pinjaman berjangka dan Money Market.
PT Bank KEB Hana Indonesia Tbk
Piutang pembiayaan konsumen sebesar 80% dari jumlah utang pokok fasilitas Working Capital Installment.
PT Bank CIMB Niaga Tbk Piutang sew a pembiayaan dan piutang pembiayaan konsumen sebesar 80% dari jumlah utang pokok
fasilitas kredit Term Loan.
PT Bank Oke Indonesia Tbk Piutang pembiayaan konsumen dan piutang sewa pembiayaan sebesar 80% dari jumlah utang pokok
fasilitas pinjaman berjangka.
PT Bank Nusantara Parahyangan Tbk Piutang sew a pembiayaan dan piutang pembiayaan konsumen sebesar 80% dari jumlah utang pokok
fasilitas kredit pinjaman berjangka.
PT Bank Victoria International Tbk Piutang sew a pembiayaan dan piutang pembiayaan konsumen sebesar 50% dari jumlah utang pokok
fasilitas Demand Loan (Uncommitted).
18. UTANG USAHA KEPADA PIHAK KETIGA
Utang usaha kepada pihak ketiga merupakan liabilitas Perusahaan kepada dealers kendaraan bermotor (pihak ketiga) sehubungan dengan kegiatan pembiayaan konsumen dan sewa pembiayaan yang tidak memiliki suku bunga dan jangka waktu.
19. UTANG PREMI ASURANSI KEPADA PIHAK KETIGA
Tidak Diaudit Diaudit
30 Juni 2020 31 Desember 2019
Rp'000 Rp'000
Pihak ketiga
Utang premi asuransi
Aset jaminan pembiayaan 1.802.717 8.912.225
Asuransi jiwa debitur terhadap kewajiban
pembayaran angsuran pembiayaan 140.675 1.428.903
1.943.392 10.341.128
Utang premi asuransi kepada pihak ketiga merupakan liabititas Perusahaan kepada Perusahaan Asuransi atas pemberian perlindungan asuransi atas aset yang dijadikan jaminan dan perlindungan asuransi jiwa debitur terhadap kewajiban pembayaran angsuran pembiayaan (Catatan 6 dan 7).
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2020 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2019 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2020 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2019 (TIDAK DIAUDIT)
- 46 -
20. UTANG LAIN-LAIN KEPADA PIHAK KETIGA
Tidak Diaudit Diaudit
30 Juni 2020 31 Desember 2019
Rp'000 Rp'000
Titipan setoran nasabah 131.776.149 177.588.463
Lain-lain 31.401.538 35.933.508
Jumlah 163.177.687 213.521.971
21. BIAYA YANG MASIH HARUS DIBAYAR
Tidak Diaudit Diaudit
30 Juni 2020 31 Desember 2019
Rp'000 Rp'000
Pihak berelasi
Bunga atas utang bank jangka panjang 178.148 451.187
Bunga surat berharga utang yang diterbitkan 50.750 52.250
Jumlah pihak berelasi 228.898 503.437
Pihak ketiga
Bonus 28.619.463 33.440.000
Bunga atas utang bank jangka panjang 11.230.882 14.874.849
Bunga surat berharga utang yang diterbitkan 2.699.250 2.697.750
Jasa profesional 1.437.957 2.803.500
Bunga atas utang bank jangka pendek 929.292 929.292
Barang cetakan 530.175 388.425
Program aplikasi komputer dan alat kantor 136.988 263.844
Pendidikan dan pelatihan - 1.142.570
Lainnya 5.846.879 840.700
Jumlah pihak ketiga 51.430.886 57.380.930
Jumlah 51.659.784 57.884.367
22. UTANG PAJAK
Tidak Diaudit Diaudit
30 Juni 2020 31 Desember 2019
Rp'000 Rp'000
Pajak penghasilan badan
- tahun berjalan (Catatan 37) 8.532.734 18.891.689
Pajak penghasilan
Pasal 4 ayat 2 37.854 85.388
Pasal 21 961.959 1.764.008
Pasal 23 39.825 237.862
Pasal 25 - -
Pajak Pertambahan Nilai - Bersih 36.497 545.608
Jumlah 9.608.869 21.524.555
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2020 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2019 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2020 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2019 (TIDAK DIAUDIT)
- 47 -
Pada bulan November dan Desember 2014, Perusahaan menerima Surat Ketetapan Pajak dari Direktorat Jenderal Pajak KPP Perusahaan Masuk Bursa, atas kekurangan pembayaran pajak penghasilan dan pajak pertambahan nilai masing- masing sebesar Rp 22.652.438 ribu dan Rp 8.325.675 ribu untuk tahun 2011 dan 2010.
Pada tanggal 18 Desember 2014, Perusahaan telah membayar sebagian dari Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar dan Surat Tagihan Pajak untuk tahun 2011 sebesar Rp 623.362 ribu.
Pada tanggal 19 Januari 2015, Perusahaan membayar sebagian dari Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar dan Surat Tagihan Pajak untuk tahun pajak 2010 sebesar Rp 1.410.717 ribu.
Pada tanggal 6 Februari 2015, Perusahaan melunasi sisa kurang bayar pajak masing-masing sebesar Rp 22.029.076 ribu dan Rp 6.914.958 ribu untuk tahun pajak 2011 dan 2010.
Pada tanggal 17 Februari 2015, Perusahaan mengajukan keberatan dengan surat No. 046/CFI/DIR/II/2015-060/CFI/DIR/II/2015 atas Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar untuk tahun pajak 2010 dan 2011 masing-masing sebesar Rp 6.612.840 ribu dan Rp 20.902.677 ribu. Pada bulan Februari 2016, Perusahaan menerima Surat Keputusan dari Direktorat Jendral Pajak yang menolak seluruh keberatan Perusahaan atas Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar untuk tahun pajak 2011 dan 2010.
Pada tanggal 31 Maret 2016, Perusahaan mengajukan banding dengan surat No. 128/CFI/DIR/III/2016 – 142/CFI/DIR/III/2016 atas surat keputusan dari Direktorat Jendral Pajak untuk tahun pajak 2010 dan 2011.
Pada bulan Mei 2016, Perusahaan menerima tanda terima surat permohonan banding dari Sekretariat Pengadilan Pajak berdasarkan surat No. T-598/PAN.WK/B6.I/2016 – T-612/PAN.WK/B6.I/2016 tanggal 26 April 2016. Pada bulan Maret 2018, Perusahaan menerima Surat Keputusan Banding untuk tahun pajak 2010 dan 2011 dari Direktorat Jendral Pajak berdasarkan surat No. PUT-102373/PP/M.VIIIB tahun 2018 – PUT-102387/PP/M.VIIIB tahun 2018 tertanggal 12 Maret 2018 yang menyetujui satu pengajuan banding Perusahaan dan menolak hal lainnya atas pengajuan banding Perusahaan. Pada tanggal 8 Juni 2018, Perusahaan mengajukan permohonan Peninjauan Kembali (PK) ke Mahkamah Agung atas surat keputusan penolakan banding dari Direktorat Jendral Pajak dengan surat No. 460/DIR/CFI/VI/2018 – 474/DIR/CFI/VI/2018. Pada bulan Agustus 2018, Perusahaan menerima kontra memori Peninjauan Kembali (PK) dari Panitera Pengadilan Pajak dengan Surat Nomor KMPK-2914/PAN.Wk/2018 – KMPK- 2927/PAN.Wk/2018. Pada bulan November 2018, Perusahaan menerima Surat Putusan Permohonan Peninjauan Kembali (PK) dari Mahkamah Agung berdasarkan surat No. 3405/B/PK/PJK/2018 – No. 3409/B/PK/PJK/2018 tertanggal 28 November 2018 yang mengabulkan seluruh Permohonan Peninjauan Kembali (PK). Pada bulan Maret 2019, Perusahaan menerima Surat Putusan Permohonan Peninjauan Kembali (PK) dari Mahkamah Agung berdasarkan surat No. 3427/B/PK/PJK/2018 – No. 3431/B/PK/PJK/2018 tertanggal 10 Desember 2018 yang mengabulkan seluruh Permohonan Peninjauan Kembali (PK). Pada bulan April 2019, Perusahaan menerima Surat Perintah Membayar Kelebihan Pajak dari Direktorat Jendral Pajak berdasarkan surat No. KEP-00145.PPN/WPJ.07/KP.0803/2019 – KEP-00148.PPN/WPJ.07/KP.0803/2019 tertanggal 10 April 2019, serta surat No. KEP-00154.PPN/WPJ.07/KP.0803/2019 tertanggal 15 April 2019 yang memutuskan agar membayar/memindahbukukan Kelebihan Pembayaran Pendapatan PPN Dalam Negeri.
Pada bulan Juni 2019, Perusahaan menerima Surat Perintah Membayar Kelebihan Pajak dari Direktorat Jendral Pajak berdasarkan surat No. KEP-00233.PPN/WPJ.07/KP.0803/2019 – KEP-00235.PPN/WPJ.07/KP.0803/2019 tertanggal 25 Juni 2019, serta surat No. KEP-00259.PPN/WPJ.07/KP.0803/2019 tertanggal 25 Juni 2019 yang memutuskan agar membayar/memindahbukukan Kelebihan Pembayaran Pendapatan PPN Dalam Negeri. Dan Perusahaan juga menerima Surat Perintah Membayar Kelebihan Pajak dari Direktorat Jendral Pajak berdasarkan surat No. KEP-00107.PPH/WPJ.07/KP.0803/2019 tertanggal 25 Juni 2019 yang memutuskan agar membayar/memindahbukukan Kelebihan Pembayaran Pendapatan PPh Pasal 25/29. Pada bulan Agustus 2019, perusahaan menerima Surat Putusan Permohonan Peninjauan Kembali (PK) dari Mahkamah Agung berupa Surat Perintah Membayar Kelebihan Pajak dari Direktorat Jendral Pajak berdasarkan surat No. KEP-00323.PPN/WPJ.07/KP.0803/2019 tertanggal 5 Agustus 2019 yang memutuskan agar membayar / memindahbukukan Kelebihan Pembayaran Pendapatan PPN dalam Negeri.
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2020 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2019 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2020 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2019 (TIDAK DIAUDIT)
- 48 -
Pada bulan Januari 2020, Perusahaan menerima Surat Putusan Permohonan Peninjauan Kembali (PK) dari Mahkamah Agung berdasarkan surat No. 3726/B/PK/PJK/2019 tertanggal 29 Oktober 2019 yang mengabulkan seluruh permohonan Peninjauan Kembali.
Perusahaan mencatat seluruh pembayaran diatas pada akun aset lain-lain sebesar Rp 1.647.145 ribu dan Rp 7.091.973 ribu pada tanggal 30 Juni 2020 dan 31 Desember 2019 (Catatan 16).
Sampai dengan tanggal laporan keuangan, Perusahaan belum menerima sepenuhnya atas pengembalian pembayaran tersebut.
23. LIABILITAS SEWA ASET HAK GUNA KEPADA PIHAK BERELASI
Liabilitas sewa yang tercatat merupakan kewajiban Perusahaan sebagai penyewa untuk melakukan pembayaran sesuai dengan perjanjian sewa yang didiskontokan terhadap tingkat suku bunga yang berlaku di pasar. Adapun liabilitas sewa ini seluruhnya terkait dengan sewa kepada pihak berelasi dalam hal ini Bank Pan Indonesia Tbk. Rekonsiliasi dari komitmen sewa operasi dan liabilitas sewa adalah sebagai berikut:
1 Januari 2020
setelah penerapan awal
PSAK 73 Pembayaran
Rp'000 Rp'000 Rp'000
Pihak Berelasi
Komitmen sewa operasi berdasarkan
perjanjian sewa 3.858.347 (677.305) 3.181.042
Diskonto menggunakan suku bunga 9% (360.757) (220.458)
Liabilitas Sewa Aset Hak Guna Pihak Berelasi 3.497.590 2.960.584
30 Juni 2020
Klasifikasi jatuh tempo liabilitas sewa aset hak guna pihak berelasi adalah sebagai berikut:
30 Juni 2020
Rp'000
Liabilitas Sewa
Jangka Pendek 1.391.106
Jangka Panjang 1.569.478
Jumlah 2.960.584
24. PENDAPATAN DITANGGUHKAN - BERSIH
Tidak Diaudit Diaudit
30 Juni 2020 31 Desember 2019
Rp'000 Rp'000
Pihak berelasi
Sewa diterima dimuka
Properti Investasi (Catatan 39) 2.850.000 150.000
Pihak ketiga
Pendapatan ditangguhkan atas biaya transaksi
kontrak pembiayaan bersama (Catatan 44) 33.912.105 31.328.464
Jumlah 36.762.105 31.478.464
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2020 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2019 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2020 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2019 (TIDAK DIAUDIT)
- 49 -
25. SURAT BERHARGA UTANG YANG DITERBITKAN
Tidak Diaudit Diaudit
30 Juni 2020 31 Desember 2019
Rp'000 Rp'000
Nilai nominal
Medium Term Note III Clipan Finance
Indonesia Tahun 2018 1.000.000.000 1.000.000.000
Medium Term Note IV Clipan Finance
Indonesia Tahun 2018 1.000.000.000 1.000.000.000
Surat berharga utang yang diterbitkan 2.000.000.000 2.000.000.000
Beban emisi surat berharga yang
belum diamortisasi (4.879.007) (8.007.688)
Bersih 1.995.120.993 1.991.992.312
Medium Term Notes III Clipan Finance Indonesia Tahun 2018 (MTN)
Pada tanggal 21 Maret 2018, Perusahaan menerbitkan Penawaran Terbatas MTN III dengan tingkat bunga tetap sebesar 9,00% per tahun dan jumlah nominal sebesar Rp 1.000.000.000 ribu. Jatuh tempo MTN III ini adalah pada tanggal 21 Maret 2021. Pembayaran kupon pertama dilakukan pada tanggal 21 Juni 2018 dan pembayaran bunga terakhir tanggal 21 Maret 2021. Berdasarkan hasil pemeringkatan PT Pefindo, peringkat MTN III Clipan Finance Indonesia tahun 2018 adalah AA- (Double A Minus) untuk periode 8 Maret 2019 sampai dengan 1 Maret 2020 dan untuk periode 6 Maret 2020 sampai dengan 1 Maret 2021.
Perusahaan memberikan piutang sewa pembiayaan dan piutang pembiayaan konsumen kepada pihak ketiga sebagai jaminan fidusia sebesar 60% dari nominal MTN yang diterbitkan (Catatan 6 dan 7). Wali amanat untuk penerbitan MTN III ini adalah PT Bank Mega Tbk. Perusahaan telah memenuhi semua pembatasan yang diwajibkan. Pembayaran bunga MTN III dilakukan melalui Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) sesuai jadwal.
• Medium Term Notes IV Clipan Finance Indonesia Tahun 2018 (MTN)
Pada tanggal 28 Maret 2018, Perusahaan menerbitkan Penawaran Terbatas MTN IV dengan tingkat bunga tetap sebesar 9,00% per tahun dan jumlah nominal sebesar Rp 1.000.000.000 ribu. Jatuh tempo MTN IV ini adalah pada tanggal 28 Maret 2021. Pembayaran kupon pertama dilakukan pada tanggal 28 Juni 2018 dan pembayaran bunga terakhir tanggal 28 Maret 2021. Berdasarkan hasil pemeringkatan PT Pefindo, peringkat MTN IV Clipan Finance Indonesia tahun 2018 adalah AA- (Double A Minus) untuk periode 8 Maret 2019 sampai dengan 1 Maret 2020 dan untuk periode 6 Maret 2020 sampai dengan 1 Maret 2021. Perusahaan memberikan piutang sewa pembiayaan dan piutang pembiayaan konsumen kepada pihak ketiga sebagai jaminan fidusia sebesar 60% dari nominal MTN yang diterbitkan (Catatan 6 dan 7). Wali amanat untuk penerbitan MTN IV ini adalah PT Bank Mega Tbk. Perusahaan telah memenuhi semua pembatasan yang diwajibkan. Pembayaran bunga MTN IV dilakukan melalui Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) sesuai jadwal.
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2020 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2019 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2020 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2019 (TIDAK DIAUDIT)
- 50 -
26. LIABILITAS IMBALAN PASCA KERJA
Perusahaan menyelenggarakan imbalan pasca kerja imbalan pasti untuk karyawan sesuai dengan Undang-Undang Ketenagakerjaan No. 13/2003. Jumlah karyawan yang berhak memperoleh manfaat tersebut adalah 1.456 karyawan dan 1.404 karyawan pada tanggal 30 Juni 2020 dan 31 Desember 2019.
Liabilitas imbalan pasca kerja memberikan eksposur Perusahaan terhadap risiko aktuarial seperti risiko tingkat bunga, risiko harapan hidup dan risiko gaji.
Risiko Tingkat Bunga
Penurunan suku bunga obligasi akan meningkatkan liabilitas program.
Risiko Harapan Hidup
Nilai kini kewajiban imbalan pasti dihitung dengan mengacu pada estimasi terbaik dari mortalitas peserta program baik selama dan setelah kontrak kerja. Peningkatan harapan hidup peserta program akan meningkatkan liabilitas program.
Risiko Gaji
Nilai kini kewajiban imbalan pasti dihitung dengan mengacu pada gaji masa depan peserta program. Dengan demikian, kenaikan gaji peserta program akan meningkatkan liabilitas program itu.
Beban imbalan pasca kerja yang diakui di laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain adalah sebagai berikut:
Tidak diaudit Diaudit
30 Juni 2020 31 Desember 2019
Rp'000 Rp'000
Diakui pada laba rugi
Biaya jasa kini 7.725.107 10.236.104
Beban bunga neto - 3.868.916
Jumlah 7.725.107 14.105.020
Diakui pada penghasilan komprehensif lain
Pengukuran kembali kewajiban
imbalan pasti neto kerugian aktuarial - 4.052.168
Jumlah yang diakui dilaporkan laba rugi
dan penghasilan komprehensif lain 7.725.107 18.157.188
Mutasi dari liabilitas imbalan pasca kerja adalah sebagai berikut:
Tidak diaudit Diaudit
30 Juni 2020 31 Desember 2019
Rp'000 Rp'000
Saldo awal tahun 60.027.267 45.817.365
Biaya jasa kini 7.725.107 10.236.104
Beban bunga neto - 3.868.915
Kerugian aktuarial yang timbul dari
perubahan asumsi keuangan
dan penyesuaian pengalaman - 4.052.168
Pembayaran manfaat (2.991.035) (3.947.285)
Nilai tunai liabilitas imbalan pasca kerja 64.761.339 60.027.267
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2020 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2019 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2020 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2019 (TIDAK DIAUDIT)
- 51 -
Asumsi aktuarial yang signifikan untuk penentuan kewajiban imbalan pasti adalah tingkat diskonto dan kenaikan gaji yang diharapkan dan mortalitas. Analisis sensitivitas di bawah ini ditentukan berdasarkan masing-masing perubahan asumsi yang mungkin terjadi pada akhir periode pelaporan, dengan semua asumsi lain konstan.
Jika tingkat diskonto lebih tinggi (lebih rendah) 100 basis poin, kewajiban imbalan pasti akan berkurang sebesar Rp 5.534.484 ribu (meningkat sebesar Rp 6.424.853 ribu).
Jika pertumbuhan gaji yang diharapkan naik (turun) sebesar 100 basis poin, kewajiban imbalan pasti akan naik sebesar Rp 6.345.493 ribu (turun sebesar Rp 5.570.494 ribu).
Analisis sensitivitas yang disajikan di atas mungkin tidak mewakili perubahan yang sebenarnya dalam kewajiban imbalan pasti mengingat bahwa perubahan asumsi terjadinya tidak terisolasi satu sama lain karena beberapa asumsi tersebut mungkin berkorelasi.
Selanjutnya, dalam menyajikan analisis sensitivitas di atas, nilai kini kewajiban imbalan pasti dihitung dengan menggunakan metode projected unit credit pada akhir periode pelaporan, yang sama dengan yang diterapkan dalam menghitung liabilitas manfaat pasti yang diakui dalam laporan posisi keuangan.
Durasi rata-rata masa kerja dari karyawan aktif pada tanggal 30 Juni 2020 dan 31 Desember 2019 adalah 5,88 tahun dan 4,82 tahun.
Analisa umur estimasi pembayaran liabilitas imbalan pasca kerja pada tanggal 30 Juni 2020 dan 31 Desember 2019 adalah sebagai berikut:
Rp'000 Rp'000
< 1 tahun 2.322.948 2.305.836
1 - 5 tahun 19.666.606 19.521.729
5 - 10 tahun 45.451.523 45.116.698
> 10 tahun 575.195.983 570.958.726
642.637.060 637.902.989
31 Desember 201930 Juni 2020
Perhitungan imbalan pasca kerja dihitung oleh aktuaris independen, PT Mercer Indonesia pada tahun 2019 dengan menggunakan asumsi utama sebagai berikut:
Tingkat diskonto 7,75%
Tingkat kenaikan gaji 8%
Tingkat kematian 100% TMI III
Umur pensiun 55 tahun
Tingkat pengunduran diri 4% rata untuk usia 50 tahun,
kemudian 0,00% setelah usia 50 tahun
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2020 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2019 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2020 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2019 (TIDAK DIAUDIT)
- 52 -
27. MODAL SAHAM
Berdasarkan laporan Biro Administrasi Efek, rincian pemegang saham Perusahaan pada tanggal 30 Juni 2020 dan 31 Desember 2019 adalah sebagai berikut:
Jumlah Persentase Jumlah
Nama pemegang saham saham pemilikan modal disetor
Rp'000
Bank Pan Indonesia 2.051.431.264 51,49% 512.857.816
Jahja Anwar (Direktur) 60.000 0,00% 15.000
BBH Luxembourg S/A Fidelity FD
Sicav, FD FDS Pac FD 327.759.425 8,23% 81.939.856
Masyarakat (masing-masing
di bawah 5%) 1.605.269.768 40,28% 401.317.442
Jumlah 3.984.520.457 100,00% 996.130.114
30 Juni 2020 (Tidak Diaudit)
dan 31 Desember 2020 (Diaudit)
Tambahan modal disetor merupakan kelebihan di atas nominal dari penjualan saham perdana, penawaran umum terbatas (right issue) dan pelaksanaan waran.
Rincian tambahan modal disetor adalah sebagai berikut:
30 Juni 2020 (Tidak Diaudit) dan
31 Desember 2019 (Diaudit)
Agio Saham 365.120.930
Biaya Penerbitan Saham (13.172.140)
Tambahan Modal Disetor 351.948.790
28. CADANGAN UMUM
2020
Sesuai dengan Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan No. 24 tanggal 26 Juni 2020 dari Kumala Tjahjani Widodo, S.H., notaris di Jakarta, telah ditetapkan penggunaaan laba tahun 2019 sejumlah Rp 150.000 ribu sebagai cadangan umum sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar Perusahaan. 2019
Sesuai dengan Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan No. 1 tanggal 19 Juni 2019 dari Kumala Tjahjani Widodo, S.H., notaris di Jakarta, telah ditetapkan penggunaaan laba tahun 2018 sejumlah Rp 150.000 ribu sebagai cadangan umum sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar Perusahaan.
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2020 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2019 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2020 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2019 (TIDAK DIAUDIT)
- 53 -
29. PENDAPATAN SEWA PEMBIAYAAN
Tidak Diaudit Tidak Diaudit
2020 2019
(Enam bulan) (Enam bulan)
Rp'000 Rp'000
Pendapatan sewa pembiayaan 66.804.297 152.827.541
Dikurangi hak bank sehubungan dengan
transaksi kerjasama penerusan pinjaman (Catatan 44) (29.097.746) (60.041.226)
Bersih 37.706.551 92.786.315
Pendapatan sewa pembiayaan merupakan pendapatan yang diperoleh dari transaksi sewa pembiayaan atas alat-alat berat, tongkang, tug boat, mesin-mesin produksi, peralatan dan kendaraan bermotor serta tanah dan bangunan. Pendapatan dari transaksi kerjasama penerusan pinjaman (channeling dan joint finance) untuk periode 30 Juni 2020 dan 30 Juni 2019 masing-masing sebesar Rp 3.925.772 ribu dan Rp 11.250.688 ribu.
Untuk periode 30 Juni 2020 dan 30 Juni 2019, pendapatan sewa pembiayaan yang diperoleh dari piutang sewa pembiayaan yang mengalami penurunan nilai masing-masing sebesar nihil dan Rp 1.826.467 ribu (Catatan 6).
30. PENDAPATAN PEMBIAYAAN KONSUMEN
Tidak Diaudit Tidak Diaudit
2020 2019
(Enam bulan) (Enam bulan)
Rp'000 Rp'000
Pendapatan pembiayaan konsumen - bruto 912.784.152 873.687.462
Dikurangi hak bank sehubungan dengan transaksi kerjasama
penerusan pinjaman dan pembiayaan bersama (Catatan 44) (130.608.744) (116.464.038)
Bersih 782.175.408 757.223.424
Pendapatan dari transaksi kerjasama penerusan pinjaman (channeling dan joint finance) untuk periode 30 Juni 2020 dan 30 Juni 2019 masing-masing sebesar Rp 116.807.972 ribu dan Rp 115.471.549 ribu.
Untuk periode 30 Juni 2020 dan 30 Juni 2019, amortisasi biaya transaksi yang diakui sebagai penambah pendapatan pembiayaan konsumen masing- masing sebesar Rp 9.624.248 ribu dan Rp 17.216.137 ribu dan pendapatan pembiayaan konsumen yang diperoleh dari piutang pembiayaan konsumen yang mengalami penurunan nilai adalah masing-masing sebesar nihil dan Rp 607.454 ribu (Catatan 7).
31. PENDAPATAN ANJAK PIUTANG
Untuk periode 30 Juni 2020 dan 30 Juni 2019, amortisasi biaya transaksi yang diakui sebagai penambahan pendapatan anjak piutang masing – masing sebesar Rp 18.124 ribu dan Rp 324.696 ribu, dan pendapatan anjak piutang yang diperoleh dari anjak piutang yang mengalami penurunan nilai adalah masing – masing sebesar nihil dan Rp 7.509.247 ribu.
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2020 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2019 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2020 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2019 (TIDAK DIAUDIT)
- 54 -
32. PENDAPATAN BUNGA
Tidak Diaudit Tidak Diaudit
2020 2019
(Enam bulan) (Enam bulan)
Rp'000 Rp'000
Pinjaman yang diberikan dan piutang
Kas dan setara kas 2.362.577 430.331
Efek diperdagangkan
jangka pendek - 536.562
Jumlah pendapatan bunga 2.362.577 966.893
Jumlah pendapatan bunga yang diterima dari pihak berelasi sebesar Rp 2.202.810 ribu dan Rp 295.813 ribu masing-masing untuk periode 30 Juni 2020 dan 30 Juni 2019.
33. PENDAPATAN LAIN-LAIN
Tidak Diaudit Tidak Diaudit
2020 2019
(Enam bulan) (Enam bulan)
Rp'000 Rp'000
Pendapatan jasa administrasi:
Pembiayaan konsumen 37.234.003 68.776.252
Sewa pembiayaan 94.691 381.755
Anjak piutang - 25.100
Denda keterlambatan
pembayaran cicilan dan bunga
Pembiayaan konsumen 26.021.159 28.692.541
Sewa pembiayaan 4.714.808 4.711.273
Penerimaan kembali piutang
yang dihapus buku 28.408.024 25.392.896
Potongan premi asuransi 1.865.139 146.967
Provisi
Provisi pembiayaan konsumen 25.759.530 29.914.567
Provisi sewa pembiayaan 148.700 1.987.267
Denda penghentian kontrak 18.905.029 18.719.271
Lain-lain 5.086.474 5.846.014
Jumlah 148.237.557 184.593.903
34. BEBAN BUNGA DAN PEMBIAYAAN LAINNYA
Tidak Diaudit Tidak Diaudit
2020 2019
(Enam bulan) (Enam bulan)
Rp'000 Rp'000
Beban bunga atas
Utang bank 206.551.524 218.962.934
Surat berharga utang yang diterbitkan 93.565.014 93.076.688
Liabilitas sewa aset hak guna 140.299 -
Provisi dan administrasi bank 4.462.278 5.912.470
Jumlah 304.719.115 317.952.092
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2020 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2019 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2020 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2019 (TIDAK DIAUDIT)
- 55 -
35. BEBAN UMUM DAN ADMINISTRASI
Tidak Diaudit Tidak Diaudit
2020 2019
(Enam bulan) (Enam bulan)
Rp'000 Rp'000
Penyusutan dan amortisasi
aset tetap dan aset takberwujud (Catatan 13 dan 14) 15.722.253 12.330.414
Iklan dan administrasi pencatatan efek 10.408.819 1.437.611
Jasa profesional 8.716.340 19.372.618
Komunikasi 11.379.829 11.684.102
Peralatan dan perlengkapan kantor 8.432.017 11.332.470
Perjalanan dinas 4.799.210 5.997.768
Premi asuransi 5.441.048 4.507.822
Penyusutan aset hak guna (Catatan 15) 4.087.848 -
Sewa 3.341.927 7.579.528
Perijinan, materai dan pajak 3.072.746 3.026.937
Pemeliharaan dan perbaikan 3.980.902 1.921.772
Lain-lain 4.291.156 6.391.346
Jumlah 83.674.095 85.582.388
36. BEBAN TENAGA KERJA
Tidak Diaudit Tidak Diaudit
2020 2019
(Enam bulan) (Enam bulan)
Rp'000 Rp'000
Gaji dan tunjangan 117.650.207 113.282.840
Gratifikasi dan bonus 11.039.710 21.202.271
Lainnya 18.641.143 25.695.638
Jumlah 147.331.060 160.180.749
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2020 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2019 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2020 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2019 (TIDAK DIAUDIT)
- 56 -
37. PAJAK PENGHASILAN
Pajak kini Rekonsiliasi antara laba sebelum pajak menurut laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain dengan laba kena pajak adalah sebagai berikut:
Tidak Diaudit Tidak Diaudit
2020 2019
(Enam bulan) (Enam bulan)
Rp'000 Rp'000
Laba sebelum pajak penghasilan
menurut laporan laba rugi dan
Penghasilan komprehensif lainnya 130.088.441 219.410.125
Perbedaan temporer:
Penyusutan aset tetap 3.941.315 (241.969)
Penyusutan aset sewa operasi 458.887 521.962
Penyusutan properti investasi (37.167) (38.861)
Penyusutan aset takberwujud 339.272 128.560
Bonus dan THR 7.619.463 12.965.200
Kerugian yang belum direalisasi
investasi jangka pendek - (184.000)
Beban imbalan pasca kerja 4.734.071 2.533.452
Biaya emisi MTN 3.128.681 2.850.513
Beban bunga atas liabilitas sewa aset hak guna 140.299 -
Beban sewa (4.160.086) -
Penyusutan Aset Hak Guna 4.087.848 -
Cadangan kerugian penurunan nilai
Sewa pembiayaan 13.008.051 (27.818.954)
Piutang dalam proses penyelesaian (2.072.294) 16.840.711
Jumlah 31.188.340 7.556.614
Beban (penghasilan) yang tidak
dapat diperhitungkan menurut
fiskal:
Pendapatan atas aset properti investasi (300.000) (300.000)
Pendapatan bunga yang sudah
dikenakan pajak final (2.362.577) (966.893)
Penghapusan piutang tidak tertagih
yang tidak memiliki NPWP 15.054.157 12.900.768
Lainnya 1.402.090 27.179
Jumlah 13.793.670 11.661.054
Laba kena pajak 175.070.451 238.627.793
Perhitungan beban dan utang pajak kini adalah sebagai berikut:
Tidak Diaudit Tidak Diaudit
2020 2019
(Enam bulan) (Enam bulan)
Rp'000 Rp'000
Beban pajak kini 33.263.386 59.656.949
Dikurangi pajak dibayar di muka
Pasal 23 (385.652) (1.279.475)
Pasal 25 (24.345.000) (51.545.233)
Utang pajak kini (Catatan 22) 8.532.734 6.832.241
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2020 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2019 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2020 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2019 (TIDAK DIAUDIT)
- 57 -
Berdasarkan surat nomor 002/DIR-RSR/BPM/2020 tanggal 6 Januari 2020 dari Registra selaku Biro Administrasi
Efek, PT. Clipan Finance Indonesia Tbk. dinyatakan telah memenuhi ketentuan Pasal 2 ayat (2) PP RI No. 56
Tahun 2015 untuk penurunan tarif pajak penghasilan bagi wajib pajak badan dalam negeri yang berbentuk
perseroan terbuka. Penurunan tarif sebesar 3% berlaku dari bulan Januari 2020. Sehingga tarif pajak penghasilan
badan yang digunakan PT. Clipan Finance Indonesia Tbk sebesar 22% untuk tahun 2020 dari sebelumnya sebesar
25% untuk tahun 2019.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah nomor 1 Tahun 2020 tentang Kebijakan Keuangan Negara dan Stabilitas
Sistem Keuangan untuk Penanganan Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) dan/atau Dalam Rangka
Menghadapi Ancaman yang Membahayakan Perekonomian Nasional dan/atau Stabilitas Sistem Keuangan, pada
pasal 5 ayat 1 yang menyatakan penurunan tarif Undang-Undang Pajak Penghasilan Pasal 17 ayat (1) menjadi
22% yang berlaku pada Tahun Pajak 2020 dan Tahun Pajak 2021 serta 20% yang berlaku pada Tahun Pajak
2022. Pada Pasal 5 ayat 2 menyatakan bahwa perolehan penurunan tarif pajak penghasilan badan sebesar 3%
tetap diberikan untuk wajib pajak yang telah memenuhi ketentuan Pasal 2 ayat (2) PP RI No. 56 Tahun 2015.
Sehingga berdasarkan peraturan tersebut, PT. Clipan Finance Tbk. menggunakan tarif pajak penghasilan badan
sebesar 19% mulai dari tanggal 31 Maret 2020 sesuai dengan penetapan Peraturan Pemerintah nomor 1 Tahun
2020.
Pajak Tangguhan
Rincian aset pajak tangguhan - bersih Perusahaan adalah sebagai berikut:
Dikreditkan Dikreditkan01 Januari 2020 (dibebankan) (dibebankan) 30 Juni 2020
ke laporan laba rugi ke penghasilankomprehensif lain
Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000
Liabilitas imbalan pasca kerja 15.006.819 899.474 - 15.906.293 Bonus dan THR 8.052.795 1.447.698 - 9.500.493 Cadangan kerugian penurunan nilai Sewa pembiayaan 28.804 2.471.530 - 2.500.334 Anjak piutang 2.126.442 - - 2.126.442 Piutang dalam proses penyelesaian 20.750.247 (393.736) - 20.356.511 Aset takberwujud (1.959.535) 64.462 - (1.895.073) Aset tetap (7.898.330) 748.850 - (7.149.480) Properti investasi 369.174 (7.062) - 362.112 Aset sewa operasi (3.103.937) 87.188 - (3.016.749) Biaya emisi MTN (2.001.921) 594.449 - (1.407.472) Beban bunga atas kewajiban sewa - 26.657 - 26.657 Beban sewa - (790.416) - (790.416) Penyusutan aset hak guna - 776.691 - 776.691
Jumlah Aset Pajak Tangguhan-Bersih 31.370.558 5.925.785 - 37.296.343
Tidak Diaudit
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2020 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2019 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2020 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2019 (TIDAK DIAUDIT)
- 58 -
Dikreditkan Dikreditkan01 Januari 2019 (dibebankan) (dibebankan) 31 Desember 2019
ke laporan laba rugi ke penghasilankomprehensif lain
Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000
Liabilitas imbalan pasca kerja 11.454.343 2.539.434 1.013.042 15.006.819 Bonus dan THR 5.867.795 2.185.000 - 8.052.795 Cadangan kerugian penurunan nilai Sewa pembiayaan 6.983.543 (6.954.739) - 28.804 Anjak piutang - 2.126.442 - 2.126.442 Piutang dalam proses penyelesaian 11.801.325 8.948.922 - 20.750.247 Aset takberwujud (1.589.729) (369.806) - (1.959.535) Aset tetap (8.738.785) 840.455 - (7.898.330) Properti investasi 388.604 (19.430) - 369.174 Aset sewa operasi (3.204.517) 100.580 - (3.103.937) Kerugian yang belum direalisasi investasi jangka pendek 118.750 (118.750) - -Biaya emisi MTN (3.461.140) 1.459.219 - (2.001.921) Jumlah Aset Pajak Tangguhan - Bersih 19.620.189 10.737.327 1.013.042 31.370.558
Diaudit
Rekonsiliasi antara beban pajak dan hasil perkalian laba akuntansi sebelum pajak dengan tarif pajak efekif yang berlaku adalah sebagai berikut:
Tidak Diaudit Tidak Diaudit
2020 2019
(Enam bulan) (Enam bulan)
Rp'000 Rp'000
Laba sebelum pajak menurut
laporan laba rugi dan penghasilan
komprehensif lain 130.088.441 219.410.125
Beban pajak dengan tarif pajak yang berlaku 24.716.804 54.852.532
Pengaruh pajak atas manfaat yang tidak dapat
diperhitungkan menurut fiskal 2.620.798 2.915.264
Beban pajak 27.337.602 57.767.796
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2020 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2019 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2020 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2019 (TIDAK DIAUDIT)
- 59 -
38. LABA PER SAHAM
Berikut ini adalah data yang digunakan untuk perhitungan laba per saham dasar dan dilusian:
Tidak Diaudit Tidak Diaudit
2020 2019
(Enam bulan) (Enam bulan)
Rp'000 Rp'000
Laba bersih
Laba bersih untuk perhitungan laba
per saham dasar dan dilusian 102.750.839 161.642.329
Jumlah saham (dalam angka penuh) Lembar/share Lembar/share
Jumlah rata-rata tertimbang saham
biasa untuk perhitungan laba
per saham dasar / dilusian 3.984.520.457 3.984.520.457
Laba per saham dasar / dilusian 25,79 40,57
Pada periode 30 Juni 2020 dan 31 Desember 2019, tidak terdapat efek berpotensi dilusian atas saham biasa.
39. SIFAT DAN TRANSAKSI PIHAK BERELASI
Sifat Pihak Berelasi
a. PT Bank Pan Indonesia Tbk (Bank Panin) adalah entitas induk dan pemegang saham utama Perusahaan.
b. Pihak berelasi yang pemegang saham utamanya sama dengan Perusahaan:
PT Verena Multi Finance Tbk (Verena) sampai dengan Januari 2020
PT Bank Panin Dubai Syariah Tbk (Panin Syariah)
c. Dana Pensiun Karyawan Panin Bank adalah pengelola program imbalan pasca kerja untuk Panin Bank.
Transaksi-transaksi Berelasi
Dalam kegiatan usahanya, Perusahaan melakukan transaksi tertentu dengan pihak hubungan berelasi. Transaksi-transaksi tersebut meliputi antara lain:
Penempatan dana kepada PT Bank Pan Indonesia Tbk dalam bentuk giro dan penerimaan bunga (Catatan 5 dan 32).
Menyewakan aset sewa operasi dengan PT Bank Pan Indonesia Tbk dengan nilai kontrak masing-masing sebesar Rp 14.265.421 ribu dan Rp 19.449.655 ribu untuk periode 30 Juni 2020 dan 30 Juni 2019. Kontrak berjangka waktu 3 tahun dan akan berakhir pada tahun 2019 – 2023. Menyewakan aset sewa operasi dengan PT Bank Panin Syariah Tbk dengan nilai kontrak sebesar Rp 631.665 ribu untuk periode 31 Desember 2019. Kontrak berjangka waktu 3 tahun dan telah berakhir pada tahun 2019. Transaksi ini merupakan transaksi dengan kontrak yang dapat dibatalkan (Catatan 12).
Menyewakan properti investasi dengan PT Bank Pan Indonesia Tbk dengan nilai kontrak sebesar Rp 6.000.000 ribu untuk 10 tahun sejak 2010 (Catatan 11).
Memberikan fasilitas pinjaman kepada karyawan untuk membeli kendaraan, rumah dan keperluan lainnya yang dibebani bunga hingga 4% pada tahun 2020 dari sebelumnya sebesar 6% pada tahun 2019 dengan jangka waktu 1 – 10 tahun (Catatan 9 dan 34).
Memperoleh fasilitas kredit dari PT Bank Pan Indonesia Tbk dalam bentuk fasilitas pinjaman tetap, Money market, transaksi valuta asing, pinjaman rekening koran dan pembayaran bunga (Catatan 17 dan 35) serta perjanjian kerjasama penyaluran pembiayaan (Channeling) dan pembiayaan bersama (Joint Financing)
(Catatan 46). Jumlah beban bunga yang dibayarkan kepada pihak berelasi sebesar Rp 9.686.081 ribu dan Rp 18.126.440 ribu masing-masing untuk periode 30 Juni 2020 dan 30 Juni 2019.
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2020 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2019 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2020 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2019 (TIDAK DIAUDIT)
- 60 -
Melakukan perjanjian kerjasama penyaluran pembiayaan (Joint Financing) dengan Verena dengan jumlah
pokok tidak melebihi Rp 223.000 juta dan jangka waktu pinjaman selama 12 bulan (Catatan 44B). Pada tanggal 31 Desember 2019, fasilitas ini sudah dilunasi oleh Verena.
Melakukan transaksi sewa gedung dari PT Bank Pan Indonesia Tbk (sebagai penyewa) yang dicatat sebagai Aset Hak Guna (Catatan 15) dengan nilai kontrak sebesar Rp 3.858.347 ribu dengan jangka waktu 2 – 3 tahun yang berakhir antara tahun 2021 sd 2022. Nilai liabilitas sewa tercatat sebesar Rp 2.960.584 ribu (Catatan 23) dengan beban bunga atas liabilitas sewa sebesar Rp 140.299 ribu (Catatan 34) per posisi 30 Juni 2020.
Surat utang yang diterbitkan Perusahaan dibeli oleh Bank Panin dan anggota Dewan Direksi Bank Panin (Catatan 21, 24 dan 35).
Persentase saldo masing-masing aset dari pihak berelasi terhadap jumlah aset adalah sebagai berikut:
Tidak Diaudit Diaudit
30 Juni 2020 31 Desember 2019
% %
Kas dan bank 4,77 0,44
Piutang lain-lain 0,27 0,26
Aset Hak Guna 0,02 -
Jumlah 5,06 0,70
Persentase saldo masing-masing liabilitas kepada pihak berelasi terhadap jumlah liabilitas adalah sebagai berikut:
Tidak Diaudit Diaudit
30 Juni 2020 31 Desember 2019
% %
Utang bank 0,96 1,95
Surat berharga yang diterbitkan 1,60 1,41
Biaya masih harus dibayar 0,00 0,01
Liabilitas sewa aset hak guna 0,04 -
Jumlah 2,60 3,37
Persentase masing-masing pendapatan dari pihak berelasi terhadap jumlah pendapatan adalah sebagai berikut:
Tidak Diaudit Tidak Diaudit
30 Juni 2020 30 Juni 2019
(Enam bulan) (Enam bulan)
% %
Pendapatan properti investasi 0,03 0,03
Pendapatan sewa operasi 0,24 0,30
Pendapatan bunga 0,23 0,03
Jumlah 0,50 0,36
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2020 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2019 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2020 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2019 (TIDAK DIAUDIT)
- 61 -
Persentase masing-masing beban dari pihak berelasi terhadap jumlah beban adalah sebagai berikut:
Tidak Diaudit Tidak Diaudit
30 Juni 2020 30 Juni 2019
(Enam bulan) (Enam bulan)
% %
Bunga dan pembiayaan lainnya 1,14 2,17
Umum dan administrasi 0,09 0,12
Tenaga kerja 0,55 0,54
Jumlah 1,78 2,83
40. ASET MONETER DALAM MATA UANG ASING
Mata uang Ekuivalen Mata uang Ekuivalen
asing Rupiah asing Rupiah
USD Rp'000 USD Rp'000
Kas dan bank - - 391.236 5.438.578
Piutang sewa pembiayaan 3.017.386 43.154.651 3.093.794 43.006.833
Jumlah Aset - Bersih 3.017.386 43.154.651 3.485.030 48.445.411
30 Juni 2020 31 Desember 2019
Tidak Diaudit Diaudit
Pada tanggal 27 Juli 2020, 30 Juni 2020 dan 31 Desember 2019, kurs tengah transaksi yang dikeluarkan Bank Indonesia masing-masing adalah Rp 14.605, Rp 14.302 dan Rp 13.901 per 1 US$.
41. SEGMEN OPERASI
Perusahaan melaporkan segmen operasi berdasarkan dalam kategori sebagai berikut :
Sewa pembiayaan
Kategori ini termasuk di dalamnya pembiayaan investasi, modal kerja dan pembiayaan multi guna untuk badan usaha
Pembiayaan Konsumen
Kategori ini termasuk di dalamnya pembiayaan investasi, modal kerja dan pembiayaan multi guna untuk debitur perorangan
Anjak piutang
Kategori ini termasuk di dalamnya pembiayaan untuk investasi dan modal kerja
Pembagian aset segmen dicatat berdasarkan piutang bersih yang timbul dari kegiatan pembiayaan berdasarkan masing-masing kategori di atas. Demikian juga pendapatan segmen merupakan pengakuan pendapatan yang timbul dari adanya piutang pembiayaan tersebut. Pembagian liabilitas segmen dicatat berdasarkan proporsi piutang usaha berdasarkan kategori segmen dengan saldo utang bersih yang tercatat baik pinjaman bank maupun penerbitan surat berharga.
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2020 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2019 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2020 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2019 (TIDAK DIAUDIT)
- 62 -
Berikut adalah informasi segmen usaha Perusahaan:
Sewa Pembiayaan
pembiayaan konsumen Anjak Piutang Jumlah
Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000
PENDAPATAN
Pendapatan segmen
Pihak ketiga 37.706.551 782.175.408 2.660.072 822.542.031
Pendapatan tidak dapat dialokasikan
Bunga 2.362.577
Lain-lain 152.448.807
Jumlah pendapatan 977.353.415
BEBAN
Beban segmen tidak dapat dialokasikan 847.264.974
Laba sebelum pajak tidak dapat dialokasikan 130.088.441
Beban pajak (27.337.602)
Laba bersih 102.750.839
ASET
Aset segmen
Pihak ketiga 476.450.314 8.690.206.844 696.988.775 9.863.645.933
Aset tidak dapat dialokasikan 1.291.570.500
Jumlah aset 11.155.216.433
LIABILITAS
Liabilitas segmen
Pihak berelasi 6.921.495 144.099.533 11.659.161 162.680.189
Pihak ketiga 253.428.607 5.276.164.212 426.896.919 5.956.489.738
Liabilitas tidak dapat dialokasikan 240.105.311
Jumlah liabilitas 6.359.275.238
Pengeluaran modal 17.409.431
Penyusutan 16.553.060
Beban non kas selain penyusutan amortisasi 299.438.012
Tidak Diaudit
30 Juni 2020
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2020 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2019 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2020 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2019 (TIDAK DIAUDIT)
- 63 -
Sewa Pembiayaan
pembiayaan konsumen Anjak Piutang Jumlah
Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000
PENDAPATAN
Pendapatan segmen
Pihak ketiga 92.786.315 757.223.424 17.453.792 867.463.531
Pendapatan tidak dapat dialokasikan
Bunga 966.893
Lain-lain 188.036.886
Jumlah pendapatan 1.056.467.310
BEBAN
Beban segmen tidak dapat dialokasikan 837.057.185
Laba sebelum pajak tidak dapat dialokasikan 219.410.125
Beban pajak (57.767.796)
Laba bersih 161.642.329
ASET
Aset segmen
Pihak ketiga 1.237.542.962 9.392.665.094 696.970.115 11.327.178.171
Aset tidak dapat dialokasikan 816.045.052
Jumlah aset 12.143.223.223
LIABILITAS
Liabilitas segmen
Pihak berelasi 34.751.485 277.205.655 20.421.254 332.378.394
Pihak ketiga 723.142.697 5.768.364.916 424.945.316 6.916.452.929
Liabilitas tidak dapat dialokasikan 385.624.319
Jumlah liabilitas 7.634.455.642
Pengeluaran modal 26.860.466
Penyusutan 13.175.415
Beban non kas selain penyusutan amortisasi 264.080.657
Tidak Diaudit
30 Juni 2019
Seluruh kegiatan operasi dilakukan di Indonesia.
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2020 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2019 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2020 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2019 (TIDAK DIAUDIT)
- 64 -
42. KLASIFIKASI DAN NILAI WAJAR ATAS ASET DAN LIABILITAS
Selain daripada yang disebutkan dalam tabel di bawah ini, manajemen menilai bahwa nilai tercatat dari aset keuangan dan liabilitas keuangan mendekati nilai wajarnya.
Nilai Nilai
Catatan tercatat Nilai wajar tercatat Nilai wajar
Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000
Aset keuangan
Pinjaman yang diberikan dan piutang
Piutang sewa pembiayaan 6 476.450.314 478.442.703 741.211.620 751.288.325
Piutang pembiayaan konsumen 7 8.690.206.844 8.725.984.444 9.846.112.210 9.881.582.927
Tagihan anjak piutang 8 696.988.775 828.657.830 695.030.908 864.944.717
Piutang lain-lain 9 461.196.145 380.267.448 471.820.310 388.819.320
Jumlah 10.324.842.078 10.413.352.425 11.754.175.048 11.886.635.289
Liabilitas keuangan
Biaya perolehan diamortisasi
Utang Bank 17 4.043.086.363 4.047.017.329 4.972.514.575 4.990.753.455
Surat berharga utang yang diterbitkan 25 1.995.120.993 2.021.100.000 1.991.992.312 2.038.900.000
Jumlah 6.038.207.356 6.068.117.329 6.964.506.887 7.029.653.455
30 Juni 2020 31 Desember 2019
DiauditTidak Diaudit
Teknik penilaian dan asumsi yang diterapkan untuk tujuan pengukuran nilai wajar Nilai wajar aset keuangan dan liabilitas keuangan ditentukan sebagai berikut:
Manajemen menganggap bahwa nilai tercatat kas dan bank, piutang lain-lain, utang premi asuransi, utang lain-lain kepada pihak ketiga, pada nilai diamortisasi dengan suku bunga mengambang diakui dalam laporan keuangan mendekati nilai wajarnya karena memiliki jatuh tempo yang pendek atau sering dilaksanakan repricing.
Estimasi nilai wajar piutang sewa pembiayaan, piutang pembiayaan konsumen dan tagihan anjak piutang dengan suku bunga tetap tanpa kuotasi. Nilai wajar ditentukan dengan mendiskontokan estimasi arus kas masa depan menggunakan suku bunga untuk piutang baru dengan jangka waktu yang serupa.
Estimasi nilai wajar dari utang bank dengan bunga tetap tanpa kuotasi. Nilai wajar didasarkan pada diskonto arus kas menggunakan suku bunga untuk utang baru dengan jangka waktu yang serupa.
Nilai wajar surat berharga utang yang diterbitkan ditentukan dengan mengacu pada kuotasi harga pasar.
Nilai wajar properti investasi, aset sewa operasi dan aset tetap tanah dan bangunan, peralatan kantor, kendaraan bermotor dan perabotan kantor ditentukan dengan menggunakan metode pasar dengan memperbandingkan secara langsung aset yang sejenis yang terdapat di pasar dan metode pendapatan yang dihitung berdasarkan proyeksi jumlah pendapatan bersih yang wajar yang diharapkan dihasilkan oleh aset sepanjang umur ekonomis yang tersisa.
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2020 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2019 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2020 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2019 (TIDAK DIAUDIT)
- 65 -
Tabel berikut ini memberikan analisis dari nilai wajar aset dan liabilitas yang dikelompokkan ke Level 1 sampai 3 didasarkan pada sejauh mana nilai wajar diamati.
Tingkat 1 Tingkat 2 Tingkat 3 Jumlah
Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000
Aset yang diukur pada nilai wajar
Aset keuangan
Investasi jangka pendek - - - -
Aset non keuangan
Properti investasi
Tanah - 10.293.000 - 10.293.000
Bangunan - 2.164.000 - 2.164.000
Aset sewa operasi
Kendaraan bermotor - 12.337.750 - 12.337.750
Aset tetap
Tanah - 60.921.494 - 60.921.494
Bangunan - 14.633.793 - 14.633.793
Peralatan kantor - 32.520.061 - 32.520.061
Kendaraan bermotor - 65.767.035 - 65.767.035
Perabotan kantor - 2.519.986 - 2.519.986
Aset yang nilai wajarnya diungkapkan
Piutang sewa pembiayaan - - 478.442.703 478.442.703
Piutang pembiayaan konsumen - - 8.725.984.444 8.725.984.444
Tagihan anjak piutang - - 828.657.830 828.657.830
Piutang lain-lain - - 380.267.448 380.267.448
Jumlah Aset - 201.157.119 10.413.352.425 10.614.509.544
Liabilitas yang nilai wajarnya diungkapkan
Liabilitas keuangan
Biaya perolehan diamortisasi
Utang bank - - 4.047.017.329 4.047.017.329
Surat berharga utang yang
diterbitkan - bersih - 2.021.100.000 - 2.021.100.000
Jumlah Liabilitas - 2.021.100.000 4.047.017.329 6.068.117.329
30 Juni 2020
Tidak Diaudit
Tingkat 1 Tingkat 2 Tingkat 3 Jumlah
Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000
Aset yang diukur pada nilai wajar
Aset keuangan
Investasi jangka pendek - - - -
Aset non keuangan
Properti investasi
Tanah - 10.293.000 - 10.293.000
Bangunan - 2.164.000 - 2.164.000
Aset sewa operasi
Kendaraan bermotor - 11.687.000 - 11.687.000
Aset tetap
Tanah - 60.921.494 - 60.921.494
Bangunan - 15.607.618 - 15.607.618
Peralatan kantor - 38.685.421 - 38.685.421
Kendaraan bermotor - 75.995.813 - 75.995.813
Perabotan kantor - 3.187.822 - 3.187.822
Aset yang nilai wajarnya diungkapkan
Piutang sewa pembiayaan - - 751.288.325 751.288.325
Piutang pembiayaan konsumen - - 9.881.582.927 9.881.582.927
Tagihan anjak piutang - - 864.944.717 864.944.717
Piutang lain-lain - - 388.819.320 388.819.320
Jumlah Aset - 218.542.168 11.886.635.289 12.105.177.457
Liabilitas yang nilai wajarnya diungkapkan
Liabilitas keuangan
Biaya perolehan diamortisasi
Utang bank - - 4.990.753.455 4.990.753.455
Surat berharga utang yang
diterbitkan - bersih - 2.038.900.000 - 2.038.900.000
Jumlah Liabilitas - 2.038.900.000 4.990.753.455 7.029.653.455
31 Desember 2019
Diaudit
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2020 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2019 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2020 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2019 (TIDAK DIAUDIT)
- 66 -
Pada periode 30 Juni 2020 dan 31 Desember 2019, tidak terdapat perpindahan metode pengukuran nilai wajar dari level 1 menjadi level 2, dan sebaliknya.
43. REKONSILIASI LIABILITAS YANG TIMBUL DARI AKTIVITAS PENDANAAN
Tabel di bawah ini menjelaskan perubahan dalam liabilitas Perusahaan yang timbul dari aktivitas pendanaan, termasuk perubahan yang timbul dari arus kas dan perubahan nonkas. Liabilitas yang timbul dari aktivitas pendanaan adalah liabilitas yang arus kas, atau arus kas masa depannya, diklasifikasikan dalam laporan arus kas Perusahaan sebagai arus kas dari aktivitas pendanaan.
1 Januari Arus kas dan Perubahan 30 Juni
2020 aktivitas pendanaan transaksi non kas 2020
Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000
Surat berharga yang diterbitkan 1.991.992.312 - 3.128.681 1.995.120.993
Utang bank 4.956.259.247 (927.959.966) 2.448.760 4.030.748.041
Jumlah 6.948.251.559 (927.959.966) 5.577.441 6.025.869.034
1 Januari Arus kas dan Perubahan 31 Desember
2019 aktivitas pendanaan transaksi non kas 2019
Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000
Surat berharga yang diterbitkan 1.986.155.439 - 5.836.873 1.991.992.312
Utang bank 4.312.284.028 638.783.121 5.192.098 4.956.259.247
Jumlah 6.298.439.467 638.783.121 11.028.971 6.948.251.559
Tidak Diaudit
Diaudit
44. PERJANJIAN KERJASAMA PENYALURAN PEMBIAYAAN & PEMBIAYAAN BERSAMA A. Perjanjian Kerjasama Penyaluran Pembiayaan ( Channeling )
Perusahaan mengadakan perjanjian kerjasama penyaluran pembiayaan dengan Bank Pan Indonesia (Bank Panin), pihak berelasi, berdasarkan akta No. 24 tanggal 11 Juni 2003 jo akta Addendum Perjanjian Kerjasama Penyaluran Pembiayaan No. 5 tanggal 7 September 2005, yang keduanya dibuat oleh James Herman Rahardjo, S.H., notaris di Jakarta. Dalam perjanjian tersebut, disebutkan bahwa Bank Panin akan membeli piutang-piutang yang dimiliki Perusahaan terhadap pihak-pihak ketiga yang telah membeli mobil baik baru maupun bekas yang dibiayai oleh Perusahaan. Tujuan dari kerjasama/fasilitas pembiayaan ini adalah untuk pembiayaan pembelian kendaraan pihak ketiga (konsumen) secara "consumer finance without recourse" yang dananya disalurkan melalui
Perusahaan.
Akta tersebut telah mengalami beberapa kali perubahan dan berdasarkan surat dari Bank Panin No. 172/FIT/EXT/09 tanggal 5 Agustus 2009, jumlah pokok yang dapat dibiayai maksimum mengalami kenaikan menjadi sebesar Rp 600 miliar. Jangka waktu perjanjian diperpanjang sampai dengan tanggal 11 Juni 2021.
Tingkat suku bunga untuk fasilitas perjanjian kerjasama penyaluran pembiayaan (channeling) menjadi sebesar 10,60% per tahun untuk tenor 1 - 12 bulan, 11,10% per tahun untuk tenor 13 - 24 bulan dan 11,25% per tahun untuk tenor 25 - 36 bulan.
Berdasarkan surat dari Bank Panin No. 355/IBD/EXT/16 tanggal 30 September 2016, Perusahaan memperoleh fasilitas kerjasama penyaluran pembiayaan (channeling) baru. Tujuan dari kerjasama/fasilitas pembiayaan ini adalah untuk pembiayaan kendaraaan bermotor baru dan bekas yang dananya disalurkan melalui Perusahaan. Jumlah pokok yang dapat dibiayai tidak melebihi Rp 2.000 miliar dengan jangka waktu kerjasama selama 60 bulan sejak penandatanganan perjanjian kerjasama. Jangka waktu pinjaman atas fasilitas ini adalah maksimum 72 bulan untuk pembiayaan mobil baru dan maksimum 48 bulan untuk pembiayaan mobil bekas.
Jumlah pokok sewa pembiayaan dan pembiayaan konsumen sehubungan dengan fasilitas kerjasama penyaluran pembiayaan (channeling) ini masing-masing sebesar Rp 366.631.465 ribu dan Rp 612.606.230 ribu masing-masing pada tanggal 30 Juni 2020 dan 31 Desember 2019.
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2020 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2019 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2020 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2019 (TIDAK DIAUDIT)
- 67 -
B. Perjanjian Kerjasama Pembiayaan Bersama ( Joint Financing )
Perusahaan mengadakan perjanjian kerjasama penyaluran pembiayaan bersama (Joint Financing) dengan Bank Pan Indonesia (Bank Panin), pihak berelasi, berdasarkan akta No. 28 tanggal 09 Mei 2019 yang dibuat oleh Sri Rahayuningsih, S.H., notaris di Jakarta. Dalam perjanjian tersebut, disebutkan bahwa Bank Panin akan mendanai piutang-piutang yang dimiliki Perusahaan terhadap pihak- pihak ketiga yang telah membeli mobil baik baru maupun bekas yang dibiayai oleh Perusahaan. Tujuan dari kerjasama/fasilitas pembiayaan ini adalah untuk pembiayaan pembelian kendaraan pihak ketiga (konsumen) secara porsi pembiayaan bersama adalah Perusahaan sebesar 10% dari nilai pembiayaan bersama dan Bank Panin sebesar 90% dari nilai pembiayaan bersama. Perusahaan memperoleh Fasilitas Kerjasama Pembiayaan Bersama (Joint Financing) dengan jumlah pokok yang tidak melebihi Rp 6.000 miliar dan jangka waktu pinjaman selama 10 tahun sejak penandatanganan Perjanjian Kerjasama. Periode tersedianya dana atas fasilitas ini adalah 72 bulan untuk pembiayaan mobil penumpang dan 60 bulan untuk pembiayaan mobil komersial. Tingkat suku bunga untuk fasilitas perjanjian kerjasama pembiayaan penyaluran pembiayaan (Joint Finance) menjadi sebesar 7,95 % per tahun untuk tenor 1 - 12 bulan, 8,25% per tahun untuk tenor 13 - 24 bulan, 8,50% per tahun untuk tenor 25 – 36 bulan, 8,75% per tahun untuk tenor 37 – 48 bulan, 9,50% per tahun untuk tenor 49 – 60 bulan dan 10,50% per tahun untuk tenor 61 – 72 bulan. Tingkat suku bunga untuk fasilitas perjanjian kerjasama pembiayaan penyaluran pembiayaan (Joint finance) mengalami perubahan, dimana berdasarkan surat terakhir No. 397/IBD/EXT/18 tanggal 18 September 2018 dari Panin sebesar 8,95% per tahun untuk tenor 1 – 12 bulan, 9,25% per tahun untuk tenor 13 – 24 bulan, 9,50% per tahun untuk tenor 25 – 36 bulan, 9,75% per tahun untuk tenor 37 – 48 bulan, 10,50% per tahun untuk tenor 49 – 60 bulan, 11,50% per tahun untuk tenor 61 – 72 bulan. Berdasarkan akta No. 28 tanggal 9 Mei 2019 yang dibuat oleh Sri Rahayuningsih, S.H., notaris di Jakarta, Perusahaan memperoleh tambahan Fasilitas Kerjasama Pembiayaan Bersama (Joint Financing) dengan jumlah pokok yang tidak melebihi Rp 6.000 miliar dan jangka waktu pinjaman sampai dengan 22 November 2027. Periode tersedianya dana atas fasilitas ini adalah 72 bulan untuk pembiayaan mobil penumpang dan 60 bulan untuk pembiayaan mobil komersial. Tingkat suku bunga untuk fasilitas perjanjian kerjasama pembiayaan penyaluran pembiayaan (Joint finance) mengalami perubahan, dimana berdasarkan surat terakhir No. 150/IBD/EXT/19 tanggal 16 April 2019 dari Panin untuk mobil penumpang sebesar 8,70% per tahun untuk tenor 1 – 12 bulan, 9,00% per tahun untuk tenor 13 – 24 bulan, 9,25% per tahun untuk tenor 25 – 36 bulan, 9,50% per tahun untuk tenor 37 – 48 bulan, 10,00% per tahun untuk tenor 49 – 60 bulan, 11,00% per tahun untuk tenor 61 – 72 bulan; sedangkan untuk mobil komersial sebesar 8,95% per tahun untuk tenor 1 – 12 bulan, 9,25% per tahun untuk tenor 13 – 24 bulan, 9,50% per tahun untuk tenor 25 – 36 bulan, 9,75% per tahun untuk tenor 37 – 48 bulan, 10,50% per tahun untuk tenor 49 – 60 bulan.
Jumlah pokok pembiayaan konsumen sehubungan dengan perjanjian kerjasama pembiayaan bersama (Joint Financing) masing-masing sebesar Rp 2.902.860.729 ribu dan Rp 3.173.776.271 ribu pada tanggal 30 Juni 2020 dan 31 Desember 2019.
Perusahaan mengadakan perjanjian kerjasama penyaluran pembiayaan bersama (Joint Financing) dengan PT. Verena Muti Finance Tbk (Verena), pihak berelasi, berdasarkan akta No. 08 tanggal 5 Desember 2018 yang dibuat oleh Nanny Wiana Setiawan, S.H., notaris di Jakarta. Dalam perjanjian tersebut, disebutkan bahwa Verena akan membeli piutang-piutang yang dimiliki Perusahaan terhadap pihak- pihak ketiga yang telah membeli mobil baik baru maupun bekas yang dibiayai oleh Perusahaan. Tujuan dari kerjasama/fasilitas pembiayaan ini adalah untuk pembiayaan pembelian kendaraan pihak ketiga (konsumen) secara porsi pembiayaan bersama adalah Perusahaan sebesar 10% dari nilai pembiayaan bersama dan Verena. sebesar 90% dari nilai pembiayaan bersama. Tingkat suku bunga untuk fasilitas perjanjian kerjasama penyaluran pembiayaan bersama (Joint Financing) sebesar 11,00% per tahun untuk tenor 1 - 48 bulan. Perusahaan memperoleh Fasilitas Kerjasama Pembiayaan Bersama (Joint Financing) dengan jumlah pokok yang tidak melebihi Rp 223.000 juta dan jangka waktu pinjaman selama 12 bulan sejak penandatanganan Perjanjian Kerjasama. Periode tersedianya dana atas fasilitas ini adalah 48 bulan untuk pembiayaan mobil penumpang dan 48 bulan untuk pembiayaan mobil komersial. Pada tanggal 31 Desember 2019 fasilitas ini sudah dilunasi oleh Verena.
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2020 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2019 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2020 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2019 (TIDAK DIAUDIT)
- 68 -
45. KONTINJENSI
Perusahaan menghadapi berbagai kasus hukum yang belum terselesaikan, tuntutan administrasi, dan gugatan sehubungan dengan kegiatan usaha Perusahaan. Tidak memungkinkan bagi Perusahaan untuk memperkirakan dengan pasti apakah Perusahaan akan menghasilkan dalam setiap kasus hukum tersebut, atau jika tidak, dampak yang mungkin timbul.
46. MANAJEMEN RISIKO
a. Tujuan dan kebijakan manajemen risiko keuangan Kebijakan manajemen risiko Perusahaan merupakan kebijakan yang disusun untuk memenuhi perkembangan yang pesat dalam industri jasa pembiayaan termasuk dalam kaitan pengembangan manajemen risiko secara terkonsolidasi dengan PT Bank Pan Indonesia Tbk sebagai entias induk (parent company) yang bergerak dalam bidang jasa perbankan.
Perusahaan menyadari bahwa pengelolaan kegiatan pembiayaan yang sehat dan berlandaskan tata kelola yang baik membutuhkan penerapan manajemen risiko yang meliputi proses identifikasi, pengukuran, monitoring dan pengendalian risiko. Dalam penerapan manajemen risiko tersebut Perusahaan meyakini bahwa peran aktif Dewan Komisaris, Direksi dan Senior Manajemen sangat menentukan efektifitas manajemen risiko.
Kebijakan manajemen risiko merupakan salah satu upaya manajemen Perusahaan untuk menjamin adanya landasan yang kuat bagi pelaksanaan kegiatan operasional Perusahaan sehingga kegiatan operasional dapat berjalan dalam limit risiko yang terukur untuk mencapai target peningkatan shareholder value.
Tujuan penerapan kebijakan manajemen risiko adalah:
Untuk memastikan bahwa seluruh kegiatan bisnis dan kegiatan pendukung dalam operasional Perusahaan telah memperhitungkan seluruh potensi risiko yang mungkin timbul, baik dalam bentuk risiko kredit, risiko pasar, risiko likuiditas maupun risiko operasional ;
Untuk melakukan fungsi kontrol dan pengelolaan terhadap seluruh risiko yang melekat pada aktivitas bisnis dalam batas–batas toleransi risiko Perusahaan yang telah ditetapkan ;
Untuk mengoptimalkan penggunaan modal Perusahaan ;
Untuk memastikan kepatuhan terhadap seluruh peraturan yang relevan, antara lain peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Departemen Keuangan dan otoritas lain ;
Untuk meningkatkan shareholder value dalam jangka panjang.
Perusahaan senantiasa menerapkan prinsip- prinsip transparansi, independensi, wewenang dan tanggung jawab serta kewajaran transaksi.
Perusahaan menyadari pentingnya untuk memiliki sebuah mekanisme yang memadai dalam mengakomodasi risiko-risiko yang dihadapi oleh Perusahaan. Perusahaan memiliki mekanisme yang bertumpu pada 4 (empat) pilar manajemen risiko, yang dapat diuraikan sebagai berikut :
Pilar 1: Pengawasan Aktif Dewan Komisaris dan Direksi
Pengawasan aktif tersebut tercermin sejak perencanaan bisnis tahunan, yang mencakup:
Menyetujui dan melakukan evaluasi kebijakan manajemen risiko secara berkala;
Melakukan evaluasi dan menyetujui aktivitas yang memerlukan persetujuan dari Dewan Komisaris atau Direksi;
Menetapkan kebijakan dan strategi manajemen risiko termasuk penetapan otoritas dalam pemberian batasan serta tinjauan atas kualitas portofolio secara berkala;
Terdapatnya Komite Audit dan Komite Pemantau sebagai organ Dewan Komisaris dalam melaksanakan fungsi pengawasannya; dan
Membentuk komite yang terkait dengan penerapan manajemen risiko, yaitu Komite Pemantau Risiko.
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2020 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2019 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2020 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2019 (TIDAK DIAUDIT)
- 69 -
Pilar 2: Kebijakan dan Penerapan Batasan
Perusahaan menyusun kebijakan-kebijakan terkait manajemen risiko yang diperiksa secara berkala dan selalu disesuaikan dengan keadaan usaha terkini. Kebijakan tersebut diterjemahkan ke dalam Prosedur Operasi Standar dan Memo Internal yang disosialisasikan kepada seluruh karyawan. Perusahaan juga memiliki kebijakan- kebijakan mengenai batasan persetujuan/ otorisasi untuk transaksi kredit maupun yang bukan transaksi kredit.
Pilar 3: Identifikasi, Pengukuran dan Pengawasan
Perusahaan memiliki perangkat untuk mengidentifikasi, mengukur dan mengawasi risiko terutama risiko kredit dan risiko operasional melalui mekanisme pelaporan dan system informasi manajemen yang ada serta melalui pertemuan berkala Komite Audit dan Komite Pemantau Perusahaan. Selain itu, sistem teknologi informasi utama Perusahaan mampu menyediakan data/informasi secara cepat, akurat dan real time online kepada pihak manajemen. Pilar 4: Pengendalian Internal
Perusahaan memiliki Divisi Audit Internal yang secara independen melaporkan proses dan hasil pemeriksaannya kepada Komite Audit dan Direktur Utama. Akuntabilitas dari Divisi Audit Internal mencakup:
Menyediakan penilaian atas kecukupan dan efektifitas dari semua proses yang ada di dalam Perusahaan;
Melaporkan masalah-masalah penting yang terkait dengan proses pengendalian aktivitas-aktivitas di dalam Perusahaan termasuk perbaikan yang potensial terhadap proses-proses tersebut; dan
Koordinasi dengan fungsi pengendali dan pengawasan lainnya (manajemen risiko, kepatuhan, hukum dan audit eksternal).
b. Klasifikasi Manajemen Risiko
Manajemen risiko modal
Perusahaan mengelola risiko modal untuk memastikan bahwa mereka akan mampu untuk melanjutkan keberlangsungan hidup, selain memaksimalkan keuntungan para pemegang saham melalui optimalisasi saldo utang dan ekuitas.
Struktur modal Perusahaan terdiri dari pinjaman, dalam hal ini utang bank dan surat berharga utang yang diterbitkan (Catatan 17 dan 25) dan ekuitas yang terdiri dari modal ditempatkan dan disetor, tambahan modal disetor dan saldo laba (Catatan 27 dan 28).
Dewan Direksi Perusahaan secara berkala melakukan penelaahan atas struktur pemodalan Perusahaan. Sebagai bagian dari review ini, Dewan Direksi mempertimbangkan biaya permodalan dan risiko yang
berhubungan.
Berdasarkan Pasal 79 Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Republik Indonesia No. 35/POJK.05/2018 tanggal 27 Desember 2018 tentang Penyelenggaraan Usaha Perusahaan Pembiayaan, jumlah maksimum gearing ratio adalah sebesar 10.
Gearing ratio pada tanggal 30 Juni 2020 dan 31 Desember 2019 adalah sebagai berikut:
Tidak Diaudit Diaudit30 Juni 2020 31 Desember 2019
Rp'000 Rp'000
Pinjaman 6.025.869.034 6.948.251.559 Ekuitas 4.795.941.195 4.705.682.146
Gearing ratio 1,26 1,48
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2020 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2019 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2020 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2019 (TIDAK DIAUDIT)
- 70 -
Rasio ekuitas terhadap modal disetor Perusahaan pada tanggal 30 Juni 2020 dan 31 Desember 2019 masing-masing adalah sebesar 481,46% dan 472,38%.
Risiko pasar
Risiko pasar merupakan risiko yang terutama disebabkan karena perubahan tingkat bunga, nilai tukar mata uang Rupiah terhadap mata uang lainnya, harga komoditas dan harga modal atau pinjaman, yang dapat menimbulkan kerugian bagi Perusahaan. Dalam perencanaan usaha Perusahaan, risiko pasar yang memiliki dampak langsung kepada Perusahaan adalah dalam hal pengelolaan tingkat bunga.
Terkait eksposur tingkat bunga dalam mata uang asing, Perusahaan menerapkan pengelolaan tingkat suku bunga kredit yang variabel yang direview 3 bulanan. Sumber pendanaan dalam mata uang asing berasal dari modal sendiri yang sebagian besar dari penerimaan angsuran nasabah dalam mata uang asing.
Untuk modal kerja, utang dan surat berharga utang yang diterbitkan, Perusahaan berusaha mengurangi risiko tingkat suku bunganya dengan cara mendapatkan struktur pinjaman dengan suku bunga yang kompetitif.
Dengan pola aktivitas usaha yang dijalankan Perusahaan saat ini, risiko pasar Perusahaan adalah minimal.
Tabel berikut menggambarkan rincian aset dan liabilitas keuangan Perusahaan yang dikelompokkan menurut mana yang lebih awal antara tanggal repricing atau tanggal jatuh tempo kontraktual untuk melihat dampak
perubahan tingkat suku bunga pada tanggal 30 Juni 2020 dan 31 Desember 2019:
Kurang dari 3 bulan >3-12 bulan >1-5 tahun >5 tahun Kurang dari 3 bulan 3-12 bulan 1-5 tahun >5 tahun Jumlah
Rp' 000 Rp' 000 Rp' 000 Rp' 000 Rp' 000 Rp' 000 Rp' 000 Rp' 000 Rp' 000
Aset keuangan
Bank 571.133.194 - - - - - - - 571.133.194
Piutang sewa pembiayaan - - - - 160.282.358 131.389.746 148.035.350 65.467.881 505.175.335
Piutang pembiayaan konsumen - - - - 1.385.594.714 2.699.014.449 4.845.422.209 827.389 8.930.858.761
Transaksi anjak piutang - - - - 302.995.143 426.562.958 485.005 - 730.043.106
Piutang lain-lain - - - - 2.499.855 7.207.993 28.800.761 1.643.414 40.152.023
Jumlah 571.133.194 - - - 1.851.372.070 3.264.175.146 5.022.743.325 67.938.684 10.777.362.419
Liabilitas keuangan
Utang bank - - - - 554.150.510 1.173.348.614 2.303.248.917 - 4.030.748.041
Surat berharga utang yang
diterbitkan - bersih - - - - - 1.995.120.993 - - 1.995.120.993
Biaya masih harus
dibayar 7.778 - - - 15.080.544 - - - 15.088.322
Jumlah 7.778 - - - 569.231.054 3.168.469.607 2.303.248.917 - 6.040.957.356
Jumlah-bersih 571.125.416 - - - 1.282.141.016 95.705.539 2.719.494.408 67.938.684 4.736.405.063
Tidak Diaudit
30 Juni 2020
Suku bunga variabel Suku bunga tetap
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2020 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2019 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2020 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2019 (TIDAK DIAUDIT)
- 71 -
Kurang dari 3
bulan >3-12 bulan >1-5 tahun >5 tahun
Kurang dari 3
bulan 3-12 bulan 1-5 tahun >5 tahun Jumlah
Rp' 000 Rp' 000 Rp' 000 Rp' 000 Rp' 000 Rp' 000 Rp' 000 Rp' 000 Rp' 000
Aset keuangan
Bank 102.070.400 - - - - - - - 102.070.400
Piutang sewa pembiayaan - - - - 118.819.324 377.230.769 210.489.059 62.235.168 768.774.320
Piutang pembiayaan konsumen - - - - 1.413.965.194 2.876.946.112 5.729.671.432 1.180.987 10.021.763.725
Transaksi anjak piutang - - - - 677.899.330 51.239.820 3.247.470 - 732.386.620
Piutang lain-lain - - - - 2.425.467 6.987.676 28.723.902 3.605.804 41.742.849
Jumlah 102.070.400 - - - 2.213.109.315 3.312.404.377 5.972.131.863 67.021.959 11.666.737.914
Liabilitas keuangan
Utang bank - - - - 953.451.993 1.360.955.249 2.641.852.005 - 4.956.259.247
Surat berharga utang yang
diterbitkan - bersih - - - - - - 1.991.992.312 - 1.991.992.312
Biaya masih harus
dibayar - - - - 19.005.328 - - - 19.005.328
Jumlah - - - - 972.457.321 1.360.955.249 4.633.844.317 - 6.967.256.887
Jumlah-bersih 102.070.400 - - - 1.240.651.994 1.951.449.128 1.338.287.546 67.021.959 4.699.481.027
Diaudit
31 Desember 2019
Suku bunga variabel Suku bunga tetap
Aset dan liabilitas keuangan Perusahaan yang terpapar risiko suku bunga atas nilai wajar dan risiko suku bunga atas arus kas dijelaskan dalam Catatan 6, 7, 8, 9, 17 dan 25.
Analisis sensitivitas
Sensitivitas Suku Bunga
Tabel berikut menyajikan dampak dari kemungkinan perubahan tingkat suku bunga terhadap pendapatan sebelum pajak untuk periode 30 Juni 2020 dan 31 Desember 2019.
Tidak Diaudit Diaudit30 Juni 2020 31 Desember 2019
Rp'000 Rp'000
Peningkatan 0 bps - 19 bps 92.472 Penurunan 0 bps - 19 bps (92.472)
Pada periode 30 Juni 2020 tidak terdapat perubahan tingkat suku bunga terhadap pendapatan sebelum pajak. Tidak ada dampak lain pada ekuitas Perusahaan selain dari yang sudah mempengaruhi laba sebelum pajak. Analisis ini mengasumsikan bahwa semua variabel lainnya tetap konstan.
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2020 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2019 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2020 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2019 (TIDAK DIAUDIT)
- 72 -
Sensitivitas Mata Uang Asing
Tabel berikut menunjukkan, dampak dari kemungkinan perubahan kurs mata uang Dollar Amerika Serikat terhadap Rupiah terhadap laba sebelum pajak untuk periode 30 Juni 2020 dan 31 Desember 2019.
Kenaikan Sensitivitas dari
(penurunan) laba rugi sebelum pajak 30 Juni 2020
Rp'000
Dollar Amerika Serikat 8,42%/(8,42%) (32.099)/32.099
30 Juni 2020
Tidak Diaudit
Mata uang asing
Kenaikan Sensitivitas dari
(penurunan) laba rugi sebelum pajak 31 Desember 2019
Rp'000
Dollar Amerika Serikat 1,36%/(1,36%) (5.501)/5.501
31 Desember 2019
Diaudit
Mata uang asing
Risiko kredit
Risiko kredit merupakan risiko yang timbul sebagai akibat kegagalan atau potensi kegagalan nasabah (counterparty) memenuhi liabilitasnya secara penuh sesuai perjanjian. Risiko kredit merupakan risiko utama Perusahaan dimana Perusahaan menawarkan jasa pembiayaan bagi masyarakat yang hendak memiliki produk. Dengan demikian, Perusahaan menghadapi risiko seandainya konsumen tidak mampu memenuhi liabilitasnya dalam melunasi kredit sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati antara konsumen dengan Perusahaan.
Perusahaan juga menerapkan Pedoman Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah yang diatur oleh Peraturan Menteri Keuangan No. 30/PMK.010/2010 tentang Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah bagi Lembaga Keuangan Non Bank dan Peraturan Ketua Bapepam-LK No. PER-05/BL/2011 tentang Pedoman Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah bagi Perusahaan Pembiayaan.
Rasio saldo piutang pembiayaan neto Perusahaan terhadap total aset Perusahaan pada periode 30 Juni 2020 dan 31 Desember 2019 masing-masing adalah sebesar 88,42% dan 93,12%
Tabel berikut menggambarkan jumlah risiko kredit dan konsentrasi risiko atas piutang (setelah dikurangi kerugian cadangan penurunan nilai) yang dimiliki Perusahaan pada tanggal 30 Juni 2020 dan 31 Desember 2019:
Piutang sewa pembiayaan
Tidak Diaudit Diaudit
30 Juni 2020 31 Desember 2019
Rp'000 Rp'000
Korporasi 407.534.746 617.687.384
Individu 68.915.568 123.524.236
Jumlah 476.450.314 741.211.620
Piutang pembiayaan konsumen
Pada tanggal 30 Juni 2020 dan 31 Desember 2019, konsentrasi risiko atas piutang pembiayaan konsumen yang dimiliki Perusahaan adalah berbagai individu yang telah memenuhi kualifikasi kredit dari Perusahaan. Jumlah risiko kredit masing – masing sebesar Rp 8.690.206.844 ribu dan Rp 9.846.112.210 ribu.
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2020 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2019 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2020 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2019 (TIDAK DIAUDIT)
- 73 -
Transaksi anjak piutang
Pada tanggal 30 Juni 2020 dan 31 Desember 2019, konsentrasi risiko atas anjak piutang yang dimiliki Perusahaan adalah berbagai korporasi yang telah memenuhi kualifikasi kredit dari Perusahaan. Jumlah risiko kredit masing-masing sebesar Rp 696.988.775 ribu dan Rp 695.030.908 ribu.
Tabel di bawah menunjukkan kualitas kredit dari aset keuangan (tanpa cadangan kerugian penurunan nilai) pada tanggal 30 Juni 2020 dan 31 Desember 2019:
Telah jatuh tempo Mengalami
tetapi tidak mengalami penurunan nilai Jumlah
High Grade Medium Grade Low Grade Unrated penurunan nilai
Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000
Kas dan bank 573.380.173 - - - - - 573.380.173
Piutang sewa pembiayaan 209.318.987 106.409.936 143.301.034 - - 46.145.378 505.175.335
Piutang pembiayaan konsumen 6.111.913.952 1.197.776.625 1.114.355.955 255.885.340 - 250.926.889 8.930.858.761
Tagihan anjak piutang 50.033.618 600.000.000 - - - 80.009.488 730.043.106
Piutang lain-lain 5.946.615 - - - - 340.115.426 346.062.041
Jumlah 6.950.593.345 1.904.186.561 1.257.656.989 255.885.340 - 717.197.181 11.085.519.416
Telah jatuh tempo Mengalami
tetapi tidak mengalami penurunan nilai Jumlah
High Grade Medium Grade Low Grade Unrated penurunan nilai
Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000
Kas dan bank 104.364.990 - - - - - 104.364.990
Piutang sewa pembiayaan 421.498.696 152.993.829 146.995.998 3.141.119 - 44.144.678 768.774.320
Piutang pembiayaan konsumen 7.276.566.622 1.076.372.896 901.381.267 588.129.110 - 179.313.830 10.021.763.725
Tagihan anjak piutang 45.293.332 599.678.500 - - - 87.414.789 732.386.621
Piutang lain-lain 41.742.849 - - - - 430.077.461 471.820.310
Jumlah 7.889.466.489 1.829.045.225 1.048.377.265 591.270.229 - 740.950.758 12.099.109.966
Tidak Diaudit
30 Juni 2020
Belum jatuh tempo dan tidak mengalami penurunan nilai
Diaudit
31 Desember 2019
Belum jatuh tempo dan tidak mengalami penurunan nilai
Rasio pembiayaan bermasalah (Non-Performing Financing) neto yang dihitung berdasarkan
No. 35/POJK.05/2018 tanggal 27 Desember 2018 pada 30 Juni 2020 dan 31 Desember 2019 masing-masing adalah sebesar 2,65% dan 1,07%. Kualitas kredit berdasarkan golongan aset keuangan diklasifikasikan sebagai berikut:
Pinjaman diberikan dan piutang
Kualitas kredit dari piutang sewa pembiayaan, piutang pembiayaan konsumen, dan tagihan anjak piutang dinilai berdasarkan banyaknya dan jumlah hari delay selama masa tenor pembayaran.
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2020 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2019 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2020 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2019 (TIDAK DIAUDIT)
- 74 -
Kredit grading atas piutang-piutang tersebut akan berdasarkan parameter yang akan dijelaskan sebagai
berikut:
High Grade jumlah kali delay rendah + jumlah hari delay rendah
jumlah kali delay sedang + jumlah hari delay sedang, jumlah kali delay rendah + jumlah hari delay sedang
jumlah kali delay sedang + jumlah hari delay rendah
jumlah kali delay rendah + jumlah hari delay tinggi, jumlah kali delay tinggi + jumlah hari delay rendah
jumlah kali delay sedang + jumlah hari delay tinggi, jumlah kali delay tinggi + jumlah hari delay tinggi
jumlah kali delay tinggi + jumlah hari delay sedang
Gabungan Kualitas Kredit:
Medium Grade
Low Grade
Agunan
Dalam rangka mitigasi risiko kredit, salah satu bentuk upaya yang dilakukan Perusahaan adalah dengan meminta konsumen memberikan agunan yang akan digunakan sebagai jaminan atas pelunasan fasilitas pembiayaan yang telah diberikan oleh Perusahaan jika konsumen mengalami kesulitan keuangan yang menyebabkan konsumen tidak dapat melunasi kewajibannya kepada Perusahaan.
Piutang Tanah dan Bangunan Mesin Kendaraan Kapal Alat berat
Prosedur penilaian jaminan untuk tanah dan bangunan maupun mesin menggunakan nilai pasar.
Berikut adalah portofolio pembiayaan yang dimiliki Perusahaan beserta agunan yang menjadi jaminannya dengan pengelompokan berdasarkan jenis pembiayaan yang diberikan:
Tidak Diaudit
Kredit SMB Kredit
Kredit (Bisnis Kecil Eceran/ Kredit Jumlah
Korporasi Menengah) dan Konsumsi Karyawan
Komersial
Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000
Eksposur piutang 1.155.945.929 79.272.512 8.930.858.761 40.152.022 10.206.229.224
Nilai Jaminan 1.503.662.220 231.727.679 19.750.469.257 49.998.462 21.535.857.618
Eksposur jumlah kredit tanpa jaminan - - - - -
Bagian tanpa jaminan
dari Eksposur kredit (%) - - - - -
Tanah dan bangunan 14.525.313 31.656.628 474.870.684 43.790.132 564.842.757
Kendaraan 77.276.161 177.910.417 19.004.274.573 6.208.330 19.265.669.481
Mesin 178.976.579 402.434 - - 179.379.013
Kapal 161.640.000 - - 161.640.000
Lainnya:
Saham - - 271.324.000 - 271.324.000
Alat berat 158.690.284 21.758.200 - - 180.448.484
Piutang 912.553.883 - - - 912.553.883
Jumlah 1.503.662.220 231.727.679 19.750.469.257 49.998.462 21.535.857.618
30 Juni 2020
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2020 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2019 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2020 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2019 (TIDAK DIAUDIT)
- 75 -
Diaudit
Kredit SMB Kredit
Kredit (Bisnis Kecil Eceran/ Kredit Jumlah
Korporasi Menengah) dan Konsumsi Karyawan
Komersial
Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000
Eksposur piutang 1.370.166.564 130.994.376 10.021.763.725 41.742.849 11.564.667.514
Nilai Jaminan 1.808.469.177 351.585.566 21.709.527.796 51.986.997 23.921.569.536
Eksposur jumlah kredit tanpa jaminan - - - - -
Bagian tanpa jaminan
dari Eksposur kredit (%) - - - - -
Tanah dan bangunan 126.464.076 40.032.563 479.857.887 45.503.320 691.857.846
Kendaraan 159.945.971 291.313.263 21.030.854.909 6.483.677 21.488.597.820
Mesin 217.443.641 96.940 - - 217.540.581
Kapal 185.555.800 - - - 185.555.800
Lainnya:
Saham - - 198.815.000 - 198.815.000
Alat berat 203.576.415 20.142.800 - - 223.719.215
Piutang 915.483.275 - - - 915.483.275
Jumlah 1.808.469.178 351.585.566 21.709.527.796 51.986.997 23.921.569.537
31 Desember 2019
Dalam laporan Batas Maksimum Pemberian Pembiayaan (BMPP) pada tanggal 30 Juni 2020 dan 31 Desember 2019, tidak terdapat pembiayaan yang tidak memenuhi ketentuan BMPP.
Risiko Iikuiditas
Risiko likuiditas merupakan risiko yang mana Perusahaan tidak memiliki sumber keuangan yang mencukupi untuk memenuhi kebutuhan kas untuk menyalurkan dana untuk menjadi aset keuangan lainnya. Risiko tersebut dapat diatasi oleh Perusahaan karena dalam pemberian fasilitas pembiayaan kosumen, selain menggunakan dana sendiri, Perusahaan juga membina kerjasama dengan beberapa bank nasional dan bank pemerintah maupun bank asing dalam bentuk fasilitas penerusan pinjaman untuk pembiayaan (channeling) maupun demand loan dan term loan.
Perusahaan juga mempunyai fasilitas pinjaman rekening koran yang dapat ditarik setiap waktu untuk memenuhi kebutuhan dana selama minimal 5 hari kerja.
Perusahaan memiliki rasio likuiditas yang sangat sehat. Perbandingan liabilitas terhadap ekuitas Perusahaan pada tanggal 30 Juni 2020 dan 31 Desember 2019 masing-masing sebesar 132,60% dan 157,52%. Dalam hal perbandingan liabilitas terhadap jumlah aset pada tanggal 30 Juni 2020 dan 31 Desember 2019 masing-masing sebesar 57,01% dan 61,17%.
Tabel berikut merupakan rincian sisa jatuh tempo kontrak untuk liabilitas keuangan non-derivatif dengan periode pembayaran yang disepakati milik Perusahaan pada tanggal 30 Juni 2020 dan 31 Desember 2019. Tabel telah disusun berdasarkan arus kas tidak didiskontokan dari liabilitas keuangan berdasarkan tanggal awal di mana Perusahaan harus melakukan pembayaran. Tabel ini mencakup arus kas bunga dan pokok. Apabila arus kas bunga menggunakan tingkat bunga variabel, maka jumlah didiskontokan berasal dari kurva suku bunga pada akhir periode pelaporan. Jatuh tempo kontrak didasarkan pada tanggal awal Perusahaan mungkin akan diminta untuk membayar.
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2020 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2019 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2020 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2019 (TIDAK DIAUDIT)
- 76 -
Sampai dengan > 1 bulan s.d > 3 bulan s.d > 1 tahun s.d
1 bulan 3 bulan 12 bulan 5 tahun > 5 tahun Jumlah
Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000
Liabilitas keuangan
Tanpa suku bunga
Utang premi asuransi - 1.943.392 - - - 1.943.392
Utang lain-lain kepada pihak ketiga 6.316.037 5.231.084 151.630.570 - - 163.177.691
Suku bunga tetap
Utang bank 269.139.847 370.844.068 1.375.886.689 2.509.571.040 - 4.525.441.644
Surat berharga utang yang
diterbitkan - 90.000.000 2.045.000.000 - - 2.135.000.000
Jumlah 275.455.884 468.018.544 3.572.517.259 2.509.571.040 - 6.825.562.727
30 Juni 2020
Tidak Diaudit
Sampai dengan
1 bulan >1-3 bulan >3-12 bulan >1-5 tahun >5 tahun Jumlah
Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000
Liabilitas keuangan
Tanpa suku bunga
Utang premi asuransi - 10.341.128 - - - 10.341.128
Utang lain-lain kepada pihak ketiga 83.079.495 6.934.000 123.508.476 - - 213.521.971
Suku bunga tetap
Utang bank 612.390.930 445.094.175 1.595.062.489 2.909.584.176 - 5.562.131.770
Surat berharga utang yang
diterbitkan - 45.000.000 135.000.000 2.045.000.000 - 2.225.000.000
Jumlah 695.470.425 507.369.303 1.853.570.965 4.954.584.176 - 8.010.994.869
31 Desember 2019
Diaudit
Risiko Operasional
Risiko operasional biasa disebabkan oleh beberapa hal seperti kekurangan dan kegagalan proses internal, kesalahan manusia, kegagalan sistem maupun hal-hal yang lain yang dapat berdampak pada operasional perusahaan. Untuk mencegah timbulnya risiko operasional, perusahaan melakukan beberapa hal:
Pengertian yang jelas oleh semua lini yang terkait terhadap risiko yang melekat pada setiap tahapan proses kegiatan operasional yang berhubungan terutama dengan persetujuan dan pencairan pembiayaan, pelayanan konsumen, pencatatan pembukuan dan penyusunan laporan.
Pembagian tugas yang jelas dan terpisah antara pelaksanaan dan kontrol, sebagai pelaksana, aktivitas yang dikerjakan berdasarkan Standard Operating Procedures (SOP) baku perusahaan. Sedangkan fungsi kontrol memastikan aktivitas sudah memenuhi persyaratan yang sudah digariskan oleh SOP.
Perusahaan menggunakan Confins System agar kelangsungan dan kelancaran pengoperasian sistem dapat terjamin. Perusahaan sudah menerapkan sistem on-line dan real time sehingga dengan demikian pihak manajemen dapat memonitor seluruh aktivitas operasional secara langsung, dan dengan cepat dapat mengambil keputusan strategis dan tepat untuk memitigasi kemungkinan risiko yang terjadi akibat kelalaian, tidak berfungsinya sistem, maupun penyimpangan dari pelaksanaan SOP dan/atau kebijakan Perusahaan.
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2020 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2019 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2020 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2019 (TIDAK DIAUDIT)
- 77 -
Perusahaan juga sudah menerapkan Risk Control Self Assessment (RCSA) terhadap unit kerja terkait dan
melakukan tinjauan dan evaluasi periodik terhadap kebijakan- kebijakan dan SOP secara rutin.
Perusahaan senantiasa mengembangkan kemampuan dan pengetahuan karyawannya dengan berbagai pelatihan agar dapat menekan seminimal mungkin frekuensi kesalahan manusia dan sistem operasional dan dampak kerugian keuangan yang diakibatkan oleh hal tersebut.
Risiko Hukum
Risiko hukum adalah risiko yang disebabkan karena adanya kelemahan aspek hukum, kelemahan aspek dokumentasi hukum atau ketidak patuhan terhadap peraturan. Risiko ini termasuk namun tidak terbatas pada risiko yang timbul dari kemungkinan terjadinya wanprestasi (default) atas kontrak/perjanjian, tuntutan hukum/gugatan dari pihak ketiga, ketidaksesuaian Standar Operating Procedures dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku, kelemahan perikatan dengan pihak ketiga, pengikatan jaminan yang tidak sempurna, ketidaksanggupan penetapan putusan pengadilan, keputusan pengadilan yang dapat mempengaruhi pelaksanaan kegiatan perusahaan, atau pelanggaran terhadap ketentuan atau peraturan eksternal lainya. Manajemen risiko hukum mencakup namun tidak terbatas pada:
a. Penggunaan dan penyusunan dokumen perjanjian yang sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundangan yang berlaku serta mempunyai dasar ketentuan hukum yang kuat
b. Penerapan sistem pengendalian internal yang konsisten serta penerapan mekanisme uji kepatuhan (compliance review) secara berkala terhadap setiap kegiatan Perusahaan atau jika diperlukan pada setiap level transaksi dengan nasabah atau pihak ketiga lainnya
c. Memutakhirkan perubahan kebijakan dan peraturan
d. Melakukan administrasi dokumen secara tertib Risiko Reputasi
Risiko reputasi adalah risiko yang antara lain disebabkan adanya publikasi negatif yang terkait dengan kegiatan usaha perusahaan atau persepsi negatif terhadap perusahaan. Untuk meminimalisir risiko reputasi, Perusahaan harus menjaga nama baik, antara lain dengan cara melakukan publikasi secara transparan dan selektif, disamping juga melakukan proses edukasi kepada nasabah dengan meminta nasabah memahami dengan jelas atas hak dan kewajibannya dalam bertransaksi dengan Perusahaan. Dalam hal publikasi negatif mengenai Perusahaan telah terjadi, Perusahaan harus melakukan langkah-langkah penanganan antara lain klarifikasi permasalahan dengan nasabah atau pihak yang menerbitkan publikasi negatif, melakukan hak jawab serta menyelesaikan permasalahan yang terjadi dengan nasabah atau pihak ketiga lainya. Terkait risiko reputasi, Perusahaan juga telah melaksanakan program Corporate Sosial Responsibility (CSR) melalui program peduli sebagai bentuk kepedulian Perusahaan terhadap kegiatan sosial.
Risiko Strategis
Risiko strategis adalah risiko yang antara lain disebabkan adanya penetapan dan pelaksanaan strategi perusahaan tidak tepat, pengambilan keputusan bisnis yang tidak tepat atau kurang responsifnya perusahaan terhadap perubahan eksternal yang terjadi begitu cepat. Pengelolaan risiko strategis dilakukan terutama melalui proses pengambilan keputusan yang komprehensif didukung dengan pertimbangan atas kondisi internal dan eksternal serta data yang akurat dan up to date.
Risiko Kepatuhan
Risiko kepatuhan merupakan risiko yang disebabkan karena Perusahaan tidak mematuhi atau tidak melaksanakan peraturan perundang-undangan dan ketentuan lain yang berlaku yang akan berdampak kepada kegiatan usaha Perusahaan. Pengelolaan risiko kepatuhan dilakukan dengan menerapkan tata kelola perusahaan yang baik dengan menerapkan praktik-praktik yang baik dalam menjalankan kegiatan usaha untuk selalu mematuhi dan melaksanakan peraturan perundang-undangan dan ketentuan yang berlaku.
47. DAMPAK EKONOMI DARI PANDEMI COVID-19
Dampak Virus Corona atau COVID-19 berimbas pada semua sektor terutama sektor ekonomi. Situasi perekonomian global diliputi ketidakpastian yang tinggi dan menurunkan kinerja dan prospek pertumbuhan ekonomi dunia, termasuk Indonesia. Manajemen akan terus memantau situasi ini dan melakukan evaluasi dampak terhadap posisi keuangan dan kinerja operasional Perusahaan. Asesmen Perusahaan atas dampak COVID-19 akan disesuaikan berdasarkan kondisi yang akan terjadi dimasa depan yang berada di luar kendali Manajemen.
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2020 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2019 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2020 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2019 (TIDAK DIAUDIT)
- 78 -
48. TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN DAN PERSETUJUAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Penyusunan dan penyajian wajar laporan keuangan dari halaman 1 sampai 78 merupakan tanggung jawab manajemen, dan telah disetujui oleh Direksi untuk diterbitkan pada tanggal 27 Juli 2020.