68
SIMULASI MESIN PENCETAK BATU BATA BERBASIS PLC TUGAS AKHIR untuk memperoleh gelar Ahli Madya oleh Nama : Harits Suryanto NIM : 5351302007 Program Studi : Teknik Instalsi Listrik Jurusan : Teknik Elektro FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2006

389_simulasi Mesin Pencetak Batu Bata Berbasis Plc

  • Upload
    ollenk

  • View
    86

  • Download
    13

Embed Size (px)

Citation preview

  • SIMULASI MESIN PENCETAK BATU BATA

    BERBASIS PLC

    TUGAS AKHIR

    untuk memperoleh gelar Ahli Madya

    oleh

    Nama : Harits Suryanto

    NIM : 5351302007

    Program Studi : Teknik Instalsi Listrik

    Jurusan : Teknik Elektro

    FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

    2006

  • ii

    ABSTRAK

    Harits Suryanto. 2006. Simulasi Mesin Pencetak Batu Bata Berbasis PLC. Tugas Akhir. Teknik Instalasi Listrik D III UNNES : Semarang

    Pembuatan batu bata secara manual memiliki jumlah produksi yang masih sangat sedikit dibandingkan dengan kebutuhanya dalam pembangunan yang semakin meningkat. Keterbatasan tenaga dan waktu merupakan faktor utama kurangnya produksi batu bata tersebut sehingga pemikiran barupun timbul tentang Mesin Pencetak Batu Bata Berbasis PLC yang diharapkan mampu menjadi alternatif atas permasalahan yang terkait dengan keterbatasan manusia. Dengan adanya mesin ini diharapkan mampu meminimalisasikan campur tangan manusia serta meningkatkan hasil dalam memproduksi batu bata.

    Programable logic controller (PLC) merupakan suatu program yang digunakan untuk mengoprasikan Simulasi Mesin Pencetak Batu Bata. Perintah yang dibuat berupa gambar yang dapat diartikan sebagai perintah rangkaian logika yang dinamakan ledder diagram. Perintah yang diambil dari sinyal input berupa sakelar, limit switch dan sensor dan perintah sinyal output berupa beban. Sinyal outpun dalam mesin ini adalah motor konveyor yang berfungsi untuk menghantarkan wadah yang telah terisi oleh tanah menuju prescetak dan motor prescetak yang berfungsi untuk mengepres dan mencetak tanah yang berada tepat dibawah perescetak tersebut. Penghentian konveyor saat wadah tanah berada dibawah prescetak adalah menggunakan limit switch yang dinomorkan dalam ledder diagram dengan alamat 000.02. Pergantian kerja antara motor prescetak dan motor konveyor dijadikan sebagai sinyal conter yang berfungsi untuk menghitung berapa jumlah bata yang telah dicetak.

    Pencetakan batu bata menggunakan mesin belum menunjukan hasil yang maksimal dikarenakan kurangnya torsi dan kecepatan motor konveyor dan motor prescetak, sehingga kerja putaran konveyor dan prescetak terkesan lambat dan membutuhkan waktu yang lama dalam melakukan kerjanya. Wadah yang digunakan untuk meletakkan tanah yang akan dicetak kurang memiliki ukuran yang besar sehingga tanah yang dicetak sedikit dan hasil yang diperoleh dari pencetakan menggunakan mesin kurang banyak. Hasil yang diperoleh dengan membandingkan pencetakan batu bata secara manual adalah waktu pencetakn menggunakan mesin memiliki keunggulan 6 detik untuk 12 batu bata dibanding pencetakan secara manual.

    Berdasarkan hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa penggunaan mesin pencetak batu bata untuk meningkatkan produksi batu bata kurang begitu maksimal dikarenakan kurangnya torsi dan kecepatan motor serta wadah yang digunakan untuk menaruh tanah yang akan dicetak kurang besar sehingga hasilnya kurang begitu banyak. Penggunaan PLC untuk mengoprasikan mesin ini kurang begitu cocok karena dari biaya yang dikeluarkan untuk mengoprasikanya begitu besar dan tidak sebanding dengan hasil yang diperoleh.

  • iii

    HALAMAN PENGESAHAN

    Laporan Tugas Akhir ini telah pertahankan dihadapan sidang penguji Tugas

    Akhir Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang pada :

    Hari : Tanggal :

    Pembimbing

    Drs. Agus Murnomo. M.T NIP. 131616610

    Penguji II Penguji I Drs. Agus Murnomo. M.T Subiyanto, S.T,M.T. NIP. 131616610 NIP. 132309137 Ketua Jurusan Ketua Program Studi D-III Drs. Djiko Adi Widodo. M.T Drs. Agus Murnomo. M.T NIP. 131570064 NIP. 131616610

    Dekan,

    Prof. DR. Soesanto, M. Pd NIP. 130875753

  • iv

    PERNYATAAN

    Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam Tugas Akhir ini benar-

    benar karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya orang lain, baik sebagian

    atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam Tugas

    Akhir ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

    Semarang, 1 januari 2006

    Harits Suryanto

  • v

    MOTTO DAN PERSEMBAHAN

    MOTTO :

    Kita lahir, kita hidup, kita berjuang dan kita menang . Kegagalan merupakan sebuah cobaan dan bukan sebuah kutukan, temukan sebab mengapa kegagalan terjadi bukan bagaimana cara kita menyesali. Ilmu adalah tuan dari segala pengetahuan, ia akan terus mengalir seiring dengan kebutuhnaya untuk kita. Tinggal bagaimana kita bisa mencernanya. Kehidupan tak akan berarti bila kita tak bisa temukan jati diri Apa yang kita lewati, apa yang kita jalani dan apa yang kita rasakan semuanya adalah masa lalu. Jangan berharap waktu akan kembali karna itu jangan ada terlintas penyesalan berfikir sebelum bertindak !, itu kuncinya Ingat lima perkara sebelum lima perkara sehat sebelum sakit, muda sebelum tua, kaya sebelum miskin, lapang sebelum sempit, hidup sebelum mati

    Persembahan :

    Dengan mengucap syukur kepada Allah SWT. Tugas Akhir ini kupersembahkan untuk :

    Ayah&Ibu-Ku (Sartono Sriyanti)

  • vi

    PRAKATA

    Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena hanya

    dengan kekuatan dari-Nyalah penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini.

    Penulis sadar bahwa tugas akhir ini tidak dapat selesai tanpa adanya bantuan

    dan dukungan dari berbagai pihak.

    Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada pihak yang telah berpartisipasi

    memberikan dukungannya dan bantuan dalam menyusun TA ini, yaitu:

    1. Bapak Drs. Djoko Adi Widodo, M.T, selaku Ketua Jurusan Teknik Elektro

    UNNES.

    2. Bapak Drs. Agus Murnomo, M.T, selaku Ketua Program Studi Diploma III

    Teknik Elektro UNNES serta dosen pembimbing yang selama ini

    membantu hingga terselesaikannya Tugas Akhir ini dengan baik.

    3. Bapak Subiyanto, S.T,M.T, selaku penguji I yang telah memberikan

    kemudahan jalan keluar serta pemikiran yang begitu berarti untuk TA ini.

    4. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Teknik Elektro yang telah membekali

    penulis ilmu pengetahuan, memberikan motivasi belajar sehingga membuka

    cakrawala berpikir penulis dan akhirnya penulis dapat menyelesaikan Tugas

    Akhir ini.

    5. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Teknik D3 Instalasi Listrik UNNES, yang

    senantiasa selalu memberi dorongan dan motivasi sehingga membuka jalan

    fikiran menuju cakrawala pengetahuan.

    6. Sahabatku Arief beserta keluarga, Edi, Budi, Dedy, Apolos, Kandik, Irham,

    Patemon, Kafid, teman-teman LA Cost dan semua teman-teman yang

    selalu memberikan bantuan dan motivasi.

  • vii

    7. Sahabat-sahabat REM FM, terutam Links, febri dan Nanak

    8. Semua pihak yang terkait selama penyusunan Tugas akhir ini yang tidak

    dapat disebutkan satu persatu dan,

    9. Seseorang yang selalu membuatku merasa dihargai, disayangi dan dimiliki

    walupun semua takbisa terwujud.

    Semoga semua bimbingan, dorongan dan bantuan yang telah diberikan

    kepada penulis mendapat imbalan yang berlipat ganda dari Allah SWT. Penulis

    berharap Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi

    semua pihak pada umumnya.

    Semarang, 1 Januari 2006

    Penulis

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. LATAR BELAKANG

    Banyak cara yang dilakukan manusia agar taraf hidupnya menjadi lebih

    baik serta menghasilkan uang untuk keperluan sehari-hari. Diantara sekian

    macam pekerjaan yang dapat meningkatkan kesejahteraan hidup, masyarakat

    mengembangkan kegiatan kewirausahaan dengan mendirikan industri rumah

    tangga (home industri). Salah satu industri rumah tangga tersebut adalah

    pembuatan batu bata yang digunakan sebagai bahan bangunan untuk

    mendirikan sebuah rumah atau gedung. Masyarakat yang menggeluti bidang

    ini, banyak diantaranya cara pembuatan batu bata dengan cara tradisional,

    sehingga produksi yang dihasilkan kurang memenuhi kebutuhan pasar.

    Kenyataan yang ada di lapangan menunjukkan pembangunan-pembangunan

    rumah tinggal ataupun gedung perkantoran dan toko semakin bertambah.

    Mesin pencetak batu bata merupakan suatu mesin yang dapat membantu

    mengatasi permasalahan yang terkait dengan produk batu bata untuk

    memenuhi kebutuhan pasar. Penggunaan mesin ini dapat menghemat waktu

    dan tenaga tanpa harus duduk berjam-jam untuk mencetak satu-persatu,

    karena mesin tersebut didesain sedemikian rupa sehingga dapat mencetak batu

    bata dalam jumlah banyak dengan waktu relatif cepat.

  • 2

    Pengoperasian mesin pencetak batu bata memerlukan sebuah program

    yang digunakan untuk menjalankan motor. Motor tersebut digunakan untuk

    mengepres, mencetak dan menjalankan konveyor. Program yang digunakan

    adalah Programable Logic Controler (PLC), dimana didalam prangkat

    kerasnya (hardware) terdapat limit switch yang digunakan sebagai pengganti

    sensor.

    Limit switch tersebut berfungsi sebagai sakelar yang digunakan untuk

    memutuskan arus yang mengalir pada motor untuk konveyor, dan dalam

    waktu yang bersaman motor pengepres dan pencetak bekerja, sehingga dalam

    rangkaian ini motor untuk konveyor dan motor prescetak bekerja secara

    bergantian.

    Pembuatan perangkat lunak (software) atau program membutuhkan

    sebuah pengamatan yang mana harus diketahui bahwa dalam mengoprasikan

    motor konveyor dan motor pres memerlukan waktu (timer). Timer ini

    digunakan untuk memberikan tenggang waktu berapa lama motor prescetak

    bekerja setelah motor roler berhenti. Waktu tersebut harus kita hitung agar

    natinya tidak terjadi tabrakan.

    Perhitungan waktu itu adalah ketika wadah tanah berada tepat dibawah

    pres, konveyor berhenti dan diwaktu yang berasamaan motor prescetak

    bekerja. Pada saat inilah kita harus menghitung berapa waktu yang dibutuhkan

    motor untuk berputar sebesar 360 o , yaitu mulai dari titik mati atas ke titik

    mati bawah dan kembali ketitik mati atas lagi. Prinsip ini hampir sama dengan

    cara kerja seker pada kendaraan bermotor.

  • 3

    Dengan adanya piranti ini diharapkan hasil yang dicapai mampu

    memenuhi kebutuhan pasar yang dewasa ini sangat dibutuhkan guna

    membangun suatu gedung atau rumah.

    B. PERMASALAHAN

    Permasalahan yang timbul dalam pembuatan Mesin Pencetak Batu Bata

    berbasis PLC ini adalah:

    1. Bagaimana agar mesin ini dapat memiliki jumlah produksi yang lebih

    banyak dibanding dengan pencetakan batu bata secara manual?

    2. Bagaimana bila pengoprasian Mesin Pencetak Batu Bata ini menggunakan

    PLC?

    C. PEMBATASAN MASALAH

    Untuk menghindari timbulnya masalah baru yang tidak sesuai dengan

    tujuan dari tugas akhir ini maka perlu adanya batasan-batasan, diantaranya :

    1. Pengoperasian mesin pencetak batu bata ini menggunakan PLC

    (Programabel Logic Controller) CPM1-10 CDR-A

    2. Dalam penghentian roller saat dicetak dan dipres tidak menggunakan

    sensor dan hanya menggunakan switch

    3. Pengisian bahan baku batu bata (tanah) kedalam wadahnya manual

    4. Tegangan input yang digunakan untuk menggerakkan motor adalah

    tegangan DC 12 Volt

  • 4

    5. Waktu yang digunakan untuk memberikan tenggang waktu pada saat

    pengepressan dan pencetakan di atur dari komponen PLC itu sendiri

    D. TUJUAN PENELITIAN

    Tujuan dalam pembuatan alat ini adalah :

    1. Meminimalkan campur tangan manusia dalam menghasilkan batu bata

    serta membantu meningkatkan hasil produksi batu bata.

    2. Membuat unit simulasi mesin pencetak batu bata yang dikendalikan

    menggunakan PLC dan mengembangkan ilmu pengetahuan dibidang

    mekanik dan elektrik yang mampu memberikan sebuah kemanfaatan bagi

    manusia

    E. MANFAAT PENELITIAN

    1. Mempermudah manusia dalam menghasilkan serta meningkatkan jumlah

    produksi batu bata sehingga dapat memberikan hasil jual yang maksimal

    bagi pengusaha home industri.

    2. Memberi pengetahauan yang lebih luas tentang penjabaran PLC yang

    terkait dengan mekanik dan elektrik dalam sebuah industri.

  • 5

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    A. Programmable Logic Control (PLC)

    1. Pengertian PLC

    Mengingat semakin banyaknya permintaan pasar atas hasil

    produksi yang dihasilkan oleh suatu perusahaan, menuntut agar

    perusahaan tersebut mampu meningkatkan hasil produksi secara

    maksimal, sehingga dapat memenuhi kebutuhan pasar dengan proses

    seefisien dan seefektif mungkin. Untuk meningkatkan hasil produksi

    tersebut diperlukakan sebuah peralatan yang dapat menunjang proses

    produksi dan dapat membantu mengatasi menyelesaikan produksi

    yang dihasilkan sesuai dengan permintaan.

    Menurut definisi yang dikeluarkan NEMA (National Electrical

    Manufacturer Assosiation) pada tahun 1978, PLC adalah peralatan

    elektronika yang beroprasi secara digital dalam lingkungan industri

    menggunakan memori yang dapat diprogram untuk menyimpan

    intruksi-intruksi yang mewujudkan fungsi khusus seperti logika,

    sekuensial, pewaktu, pencacah dan aritmatika untuk mengontrol

    berbagai macam mesin dengan proses melalui modul masukan dan

    keluaran baik digital ataupun analog.

    Tahun 1997 OMRON PASIFIC PRESS juga menerbitkan buku

    yang berjudul Operation Manual, menyebutkan bahwa PLC adalah

    sebuah peralatan terprogram yang dapat menerima masukan dari

  • 6

    peralatan luar untuk menggerakkan peralatan keluaran melalui modul

    masukan dan keluaran sesuai dengan perintah program yang

    disimpan dalam memori bahasa program (ladder diagram).

    Pemahaman dari dua pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa

    PLC (programable logic controller) adalah suatu perangkat kendali

    yang mempunyai memori untuk menyimpan program masukan guna

    mengontrol peralatan atau proses melalui modul masukan dan

    keluaran baik digital maupun analog. PLC mempunyai rangkaian

    saluran masukan (input) dan saluran keluaran (output). Hasil output

    yang dihasilkan ditentukan oleh status input dan program yang

    dimasukkan kedalamnya. Input dapat berupa kontak relay, limit

    switch, photo switch maupun proximitiy switch. Input tersebut

    dimasukkan kedalam program PLC kemudian akan menghasilkan

    output yang berupa relay-relay maupun kontaktor. Akan tetapi bukan

    berarti didalamnya terdapat banyak relay dalam ukuran yang sangat

    kecil. Didalam PLC terdapat rangkaian elektronika digital yang

    dapat difungsikan seperti kontak Normally Open (NO) dan bentuk

    kontak Normally Close (NC) relay (Factory Atomatic Omron

    1997:2).

    Satu kontak relay dalam PLC (NO atau NC) pada dapat

    digunakan berkali-kali untuk semua instruksi dasar selaian instruksi

    output. Jadi dengan kata lain , bahwa dalam suatu pemrograman PLC

  • 7

    tidak diizinkan menggunakan output dengan nomor kontak yang

    sama.

    Definisi PLC (programmable logic control) secara umum dapat

    dibayangkan seperti sebuah personal komputer konvensional

    (konfigurasi internal pada PLC mirip sekali dengan konfigurasi

    internal pada personal komputer). Akan tetapi dalam hal ini PLC

    dirancang untuk pembuatan panel listrik (untuk arus kuat). Jadi bisa

    dianggap PLC adalah komputernya panel listrik. Ada juga yang

    menyebutnya dengan PC (programmable controller).

    2. Perbedaan PLC dengan Magnetic Contactor (MC)

    Perbedaan PLC dengan Magnetic Contactor (MC) adalah

    sebagai berikut :

    a. Sistem PLC.

    1) Spare Part mudah.

    2) Maintenance relatif mudah.

    3) Pelacakan kesalahan sistem lebih sederhana.

    4) Konsumsi daya relatif rendah.

    5) Dokumentasi gambar sistem lebih sederhana dan mudah

    dimengerti.

    6) Modifikasi sistem lebih sederhana dan cepat.

    b. Sistem Kendali Konvensional (menggunakan Magnetic

    Contactor).

    1) Spare part lebih relatif sulit.

  • 8

    2) Maintenance membutuhkan waktu yang lama.

    3) Pelacakan kesalahan system sangat kompleks.

    4) Konsumsi daya listrik relatif tinggi.

    5) Dokumentasi gambar lebih banyak.

    6) Modifikasi sistem membutuhkan waktu yang lama.

    3. Keuntungan PLC

    Keuntungan dari penggunaan PLC didalam otomatisasi (CPM1

    Training Manual,1997:9) adalah :

    a) Waktu implementasi proyek singkat.

    b) Modifikasi lebih mudah tanpa biaya tambahan.

    c) Biaya proyek dapat dikalkulasi dengan akurat.

    d) Training penguasaan teknik lebih cepat.

    e) Perancangan dengan mudah dapat diubah dengan software,

    perubahan dan penambahan dapat dilakukan dengan

    software.

    f) Aplikasi kontrol luas.

    g) Keandalan tinggi.

    h) Dapat menerima kondisi lingkungan industri yang berat.

    4. Bagian-bagian PLC

    PLC memiliki beberapa bagian penting, diantaranya adalah :

    a) Terminal Input Power Sapplay

  • 9

    Unit ini berfungsi untuk memberikan sumber tegangan dari

    Power Supply ke CPU, tegangan Power Supply adalah 100

    sampai 200 VAC atau 24 VDC.

    b) Control Procecing Unit (CPU)

    Unit ini merupakan otak dari PLC. Pada CPU program akan

    diolah sehingga sistem kontrol yang telah didesain bekerja

    seperti yang diingiinkan. CPU PLC Omron sangat bervariasi

    macamnya tergantung masing-masing tipe PLC-nya.

    c) Memory Unit

    Memori unit meliputi :

    1) RAM : Random Acces Memory.

    2) EPROM : Eraseble Programable Read Only

    Memory.

    Memori khusus yang dapat

    diprogram dengan menggunakan

    Eprom Writer.

    3) EEPROM : Electrical Eraseable Programable

    Read Only Memory.

    Memori yang dimungkinkan untuk

    menyimpan program secara permanen dan

    dapat pula mengubah program dengan

    mudah.

    d) Terminal Pentanahan Pengaman (Protective Out Terminal)

  • 10

    Terminal ini adalah terminal pengaman pentanahan

    yang berfungsi untuk mengurangi resiko kejutan listrik

    yang dapat beresiko fatal baik untuk komponen ataupun

    orang yang dengan tidak sengaja menyentuhnya.

    e) Indikator Masukan (Indikator Input)

    Indikator yang berfungsi sebagai tanda pada saat

    terminal masukan ON.

    f) Indikator Keluaran (Indikator Output)

    Indikator yang berfungsi sebagai tanda pada saat

    terminal keluaran ON.

    g) Peripheral

    Peripheral kabel yang digunakan untuk

    menghubungkan CPU dengan Program Console atau

    peralatan peripheral lainnya, dengan RS 232 adaptor atau

    RS 422.

    h) Indicator Program Console

    Indikator yang berfungsi untuk memperlihatkan atau

    menampilkan status operasi atau mode dari Program

    Console.

    INDIKATOR STATUS KETERANGAN

    Power ON Power sedang disupplay ke PC

  • 11

    ( hijau ) OFF Power tidak dihubungkan ke PC

    ON PC sedang mengoprasikan mode run

    atau MONITOR

    RUN

    ( hijau )

    OFF PC ada dalam pemrograman atau

    kesalahan yang fatal telah terjadi

    ON Kesalahan fatal terjadi (PC berhenti

    beroprasi)

    Flashing Kesalahan yang tidak fatal terjadi (PC

    meneruskan operasi)

    ERROR /

    Alarm

    ( merah )

    OFF Mengindikasikan operasi normal

    ON Data sedang ditransfer lewat terminal

    peripheral

    COMM

    ( orange )

    OFF Data sedang tidak di transfer lewat

    peripheral

    i) Kabel Penghubung satuan I/O Ekspansi

    Digunakan untuk menhubungkan satuan I/O ekspansi

    ke CPU.

    j) Konektor Ekspansi

    Digunakan untuk menghubungkan satuan I/O

    ekspansi ke satuan I/O khusus (belum tersedia).

    5. Programming Console (PC)

  • 12

    Program console adalah alat untuk memasukkan perintah atau

    program secara berurutan kedalam CPU, bagian-bagiannya :

    a) LCD Display

    LCD Display di gunakan untuk menampilkan

    program atau perintah yang dimasukkan kedalam PLC.

    b) Mode Pilihan

    Memilih mode operasi pada PLC yaitu mode RUN,

    mode PROGRAM dan mode MON.

    1) RUN : Digunakan untuk mengoprasikan

    program tanpa dapat mengubah

    nilai setting yang dapat diubah

    pada posisi mode MON.

    2) MON : Digunakan ketika mengubah nilai

    setting dari counter dan timmer

    pada saat PLC sedang beroprasi.

    3) PROGRAM : Digunakan untuk membuat program

    atau membuat modifikasi atau

    perbaikan program sebelumnya.

    c) Tombol-tombol Instruksi (Instruction Keys)

    Tombol-tombol Instruksi (Instruction Keys) adalah

    tombol-tombol yang digunakan untuk memasukkan

    perintah kontak yang akan digunakan.

    d) Tombol-tombol Operasi (Operation Keys)

  • 13

    Tombol-tombol Operasi (Operation Keys) adalah

    tombol yang digunakan untuk memasukkan relay yang

    akan digunakan.

    e) Tombol-tombol Nomor (Numeric Key)

    Tombol nomor (Numeric Key) adalah tombol yang

    digunakan untuk memasukkan nomor-nomor kontak, relay,

    dan pewaktu atau timer.

    6. Fungsi Tombol-tombol PLC

    a. LD

    Gambar 1. Ladder Diagram simbol LD

    Perintah LD pada pembuatan program dimisalkan sebagai

    pengganti suatu kontak dan mempunyai logika sebagai kontak

    NO dan merupakan perintah awal atau sebagai masukan pada

    pembuatan program pada PLC.

    b. AND

    Gambar 2. Ladder Diagram simbol AND

    Perintah AND ini juga mempunyai logika sebagai kontak

    NO dan juga mempunyai fungsi untuk menghubungkan seri

    dengan kontak dari perintah sebelumnya.

  • 14

    c. OR

    Gambar 3. Ladder Diagram simbol OR

    Sama halnya dengan perintah LD & AND, OR juga

    dilogikakan sebagai kontak NO, namun OR digunakan untuk

    mempararelkan dengan kontak dari perintah sebelumnya.

    d. OUT

    Gambar 4. Ladder Diagram simbol OUT

    Perintah OUT diberikan sebagi hasil akhir dari perintah

    perintah yang diberikan. Perintah OUT akan dapat dilihat

    hasilnya dengan cara memberi kode pada bit keluaran, yang

    mana nantinya pada terminal keluaran dapat dihubungkan dengan

    alat listrik seperti magnetic contaktor, lampu, solenoide valve

    dan sebagainya.

    e. FUN

    Perintah perintah yang tidak diberikan pada tombol

    tombol PC dapat ditampilkan dengan menekan tombol FUN, dan

    agar perintah yang diinginkan dapat muncul dalam layar monitor

    PC maka perintah FUN diikuti dua digit angka dari kode perintah

    yang diinginkan.

    OUT

  • 15

    f. TIM

    Gambar 5. Ladder Diagram simbol TIM

    Timer pada rangkaian konvensional dapat diganti dengan

    perintah TIM pada PC untuk rangkaian dalam PLC. Fungsinya

    sama dengan timer yang ada pada rangkaian konvensional, yaitu

    sebagai penunda waktu dari kerja kontak kontak pada timer

    yang mengendalikan kontak lain atau keluaran. Waktu yang

    dapat diatur pada TIM adalah antara 0000 sampai dengan 999,0

    detik

    g. CNT

    Clock pulsa

    Reset

    Gambar 6. Ladder Diagram simbol CNT

    Counter atau penghitung masukan suatu sinyal dari kerja

    mesin atau benda lain yang menjadi masukan juga dalam PLC.

    Perintah CNT juga sebagai penunda kerja kontak CNT yang

    mengendalikan kontak lain atau keluaran.

    TIM ( no timer )

    CNT No counter

    Set hitungan

  • 16

    Masukan CNT dihitung bukan dari waktu melainkan

    jumlah sinyal yang menjadi masukan CNT itu sendiri. Masukan

    yang dihitung CNT dalam PLC antara 0000 hingga 9999 kali

    hitungan sinyal masukan. CNT dapat direset bila akan dihentikan

    kerjanya dan akan bekerja menghitung dari awal bila reset telah

    terbuka dan sinyal masukan ada yang masuk.

    Dalam hal ini, untuk PLC type CPM 1A mempunyai TIM

    dan CNT sebanyak 127 (000 s/d 126) bila menggunakan TIM

    dan CNT dalam satu program maka tidak boleh memiliki kode

    yang sama, misal TIM 001, maka CNT tidak boleh ditempatkan

    pada CNT 001.

    h. NOT

    Fungsi NOT digunakan bersamaan dengan perintah

    perintah LD, AND dan OR, sehingga akan mengubah logikanya

    dari kontak NO menjadi kontak NC. Apabila digunakan dengan

    perintah OUT menandakan cara kerja keluaran.

    i. HR (Holding Relay)

    Holding Relay digunakan untuk mempertahankan kondisi

    kerja rangkaian PLC yang sedang dioperasikan apabila terjadi

    gangguan pada sumber tegangan akan menyimpan kondisi kerja

    PLC. Dengan kata lain program yang telah dibuat tidak akan

    hilang bila terjadi suatu kesalahan yang terjadi akibat sumber

    tegangan yang tiba-tiba mati/terputus. HR area : HR 0000- HR

    11915

    j. TR (Internal Relay)

  • 17

    Internal relay merupakan relay yang ada dalam PLC yang

    berfungsi sebagai relay bantu, fungsi dari relay bantu ini adalah

    untuk memperluas jangkauan program. Untuk dapat

    mengendalikan beban keluaran, maka relay ini dihubungkan

    dengan eksternal relay (relay keluaran). Hal ini biasa digunakan

    pada pemrograman yang relatif kompleks. IR area : 20000-

    IR23115

    k. TR (Temporary Relay)

    Temporary relay merupakan instruksi yang digunakan pada

    titik percabangan pada program.

    l. SFT

    Shift Register difungsikan untuk menggeser data dari bit

    yang paling rendah ke bit yang paling tinggi (dalam satu data

    terdapat 16 bit), perintah shift juga dapat ditampilkan dengan

    perintah FUN 010.

    m. SHFT

    Tombol ini digunakan untuk fungsi lebih dari tombol tekan

    kontak, channel, play, dan record, selain itu juga menampilkan

    fungsi angka heksadesimal pada tombol 0-9 (A s/d F).

    n. SRCH

    Tombol SRCH (search) ini berfungsi untuk mencari atau

    melacak kontak yang ada di program untuk ditampilkan pada

    monitor PC.

  • 18

    o. INS

    Tombol INS (insert) digunakan untuk menyimpan suatu

    perintah pada program yang telah dibuat karena ada perintah

    yang belum dibuat atau terlewati atau mungkin juga untuk

    menyisipkan, menambah dan memperluas program.

    p. DEL

    Delete digunakan untuk menghapus perintah pada program

    yang telah dibuat, dikarenakan perintah tersebut tidak digunakan

    atau salah.

    B. Motor Listrik Arus Searah

    Motor listrik arus searah adalah sebuah mesin yang dapat mengubah

    energi listrik menjadi energi mekanis. Motor tersebut dapat dipakai untuk

    memberikan putaran guna menggerakkan sebuah konstruksi dari sebuah

    alat atau mesin.

    Motor-motor listrik arus searah yang dipakai dalam pembuatan

    Mesin Pencetak Batu Bata adalah motor Wiper (pengelap kaca mobil).

    Motor wiper tersebut membutuhkan sumber tegangan 12 Volt Dc dengan

    putaran 80 rpm.

    Putaran motor wiper sangat kecil atau sedikit, tetapi memiliki torsi

    yang besar. Torsi yang di hasilkan oleh motor wiper adalah 2 kg. Dengan

  • 19

    torsi yang besar tersebut maka akan mempermudah dalam proses

    pengepresaaan dan pencetaakan.

    Prinsip kerja motor dc berdasarkan percobaan Lorenz yang

    menyatakan sebatang konduktor yang berarus listrik berada didalam

    medan magnet, maka pada konduktor tersebut akan terbentuk suatu gaya.

    Gaya yang terbentuk dikenal dengan sebutan gaya Lorentz. Adapun untuk

    arah gaya tersebut digunakan kaidah tangan kiri Flemming atau kaidah

    telapak tangan kiri Fararaday. Kaidah tangan kiri Flemming yaitu ibu jari,

    jari telunjuk dan jari tengah yang saling tegak lurus menunjukkan masing-

    masing arah gaya, fluks magnet dan arus listrik. Kaidah telapak tangan kiri

    Faraday yaitu jika ada garis gaya magnet yang menembus telapak tangan,

    arah arus searah dengan jari-jari tangan maka akan timbul gaya yang

    searah dengan ibu jari. Motor arus searah mempunyai magnet permanen

    yang berfungsi memberikan medan magnet tetap. Rotor motor arus searah

    terdiri dari kumparan yang yang dililitkan pada inti besi dan dirangkaikan

    dengan sebuah komutator (Sumanto: 1991).

    S S

    F

    F

    UU

  • 20

    Gambar diatas menunjukan bahwa garis-garis magnet yang di

    dalamnya terdapat sebuah besi yang dialiri arus listrik searah dapat

    menghasilkan putaran.

    Dengan kemudahan dan faktor keamanan yang cukup baik sebab

    itulah motor listrik arus searah digunkan sebagai salah satu komponen

    yang ikut mendukung bekerjanya Mesin Pencetak Baru Bata berbasis PLC

    ini.

    C. LED

    LED adalah semikonduktor khusus yang dirancang untuk

    memancarkan cahaya apabila dialiri arus. Bila dioda diberi prategangan

    maju, elektron-elektron bebas akan jatuh kedalam lubang-lubang (hole)

    disekitar persambungan. Ketika meluruh dari tingkat energi lebih tinggi ke

    tingkat energi lebih rendah elektron-elektron bebas tersebut akan

    mengeluarkan energi dalam bentuk radiasi. Pada dioda penyearah, energi

    ini keluar dalam bentuk panas. Tetapi pada dioda pemancar cahaya (Ligh

    Emiting Diode disingkat LED), energi ini memancarkan sebagai cahaya.

    LED ini telah dapat menggantikan lampu-lampu pijar dalam beberapa

    Gambar 7. Arah gaya pada dua konduktor dan prinsip motor DC.

  • 21

    pemakaian karena tegangannya yang rendah, umurnya yang panjang, dan

    dari mati ke hidup dan sebaliknya berlangsung cepat.

    Dioda biasanya terbuat dari bahan silicon, yaitu bahan buram yang

    menghalangi pengeluaran cahaya. Sedangkan LED terbuat dari unsur-

    unsur seperti gallium,arsen, dan fosfor, warna LED diantaranya adalah

    merah, hijau, kuning, biru, jingga, atau bening. Penurunan tegangan LED

    adalah dari 1,5 V sampai 2,5 untuk arusnya diantara 10 dan 150 mA

    (Malvino, 1985).

    LED sering kali digunakan untuk mengetahui bekerja atau tidaknya

    suatu alat atau mesin karena memiliki keandalan yang tinggi atau tahan

    lama. Berbeda dengan lampu-lampu lainnya yang cenderung digunakan

    untuk penerangan dan memiliki ketahanan yang lebih rendah dari pada

    LED.

    D. Sakelar Tekan

    Sakelar tombol tekan adalah suatu jenis peralatan kontrol yang

    digunakan untuk menghubungkan atau memutuskan rangkaian listrik.

    Saklar tombol tekan dioperasikan secara manual dengan cara menekan

    tombolnya. Menurut kedudukan kontak-kontaknya tombol tekan dapat

    dibagi menjadi dua yaitu: Normally Open (NO) dan Normally Close (NC).

    Kontak NO kedudukan kontaknya dalam keadaan terbuka sebelum tombol

    Gambar 8. Simbol dan bentuk fisik LED

  • 22

    NO NCGambar 9. Simbol saklar tekan NO dan NC

    dioperasikan/ditekan. Apabila kontak NO tersebut dioperasikan/ditekan

    maka kedudukan kontaknya akan berubah menjadi NC (tertutup), begitu

    juga sebaliknya untuk kontak NC dan ketika tombol dilepas maka

    kedudukan kontaknya akan kembali keposisi semula (Abdul Kadir: 1983).

    Ada dua macam versi yang berbeda dari sakelar tombol. Yang

    pertama yaitu sakelar tombol yang tidak mengunci dan sakelar tombol

    yang mengunci.

    Penggunaan atau pengoprasian sakelar tombol tidak mengunci

    adalah, apabila tombol tersebut ditekan maka ia akan kemabali keposisi

    semula. Artinya dalam posisi normal sakelar tersebut NO bila ditekan

    menjadi NC dan bila tidak ditekan menjadi NO lagi. Berbeda dengan

    sakelar tombol mengunci yang apabila tombol tersebut telah ditekan maka

    akan selalu mengontak dan belum akan lepas apabila sakelar OFFnya

    belum ditekan. Artinya, dalam keadaan normal NO ditekan menjadi NC

    dan dilepas akan tetap NC (mengunci).

    E. Limit Switch

    Sakelar batas atau Limit Switch (LS) merupakan sakelar yang dapat

    dioperasikan baik secara otomatis maupun non otomatis. Limit switch yag

    bekerja secara otomatis adalah jenis limit switch yang tidak

  • 23

    mempertahankan kontak, sedangkan limit switch yang bekerja

    nonotomatis adalah limit switch yang mempertahankan kontak (Sumantri

    Omron 1993 : 34). Kontak-kontak pada limit switch sama seperti kontak-

    kontak yang terdapat pada tombol tekan, yaitu mempunyai kontak

    Normally Open (NO) dan kontak Normally Closed (NC).

    Kedudukan kontak dan bentuk dari limit switch dapat diperlihatkan

    seperti pada gambar dibawah.

    NO NC

    press

    Gambar 10. Limit Switch

    Limit switch yang tidak mempertahankan kontak akan bekerja

    apabila ada benda yang menekan rollernya, sehingga kedudukan kontak

    NO menjadi NC dan kontak NC menjadi NO. Jika benda sudah diangkat,

    roler dari limit switch kembali keposisi semula, demikian pula kontak-

    kontaknya. Jenis limit switch semacam ini dapat digunakan untuk

    pengoprasian motor secara otomatis.

    F. Relay

    Relay adalah sebuah alat elektomagnetik yang dapat menghubung

    titik kontak (contact point) sewaktu alat ini mendapatkan sumber arus

    listrik. Relay terdiri dari kumparan, inti besi lunak dan pelat titik kontak.

    Prinsip kerja relay adalah jika pada kumparannya dilewati arus listrik

    maka inti besi menjadi magnet yang menarik pelat dan titik kontak,

    sehingga titik kontak tersebut saling terhubung, dan bila kumparan tidak

  • 24

    dilewati arus listrik maka titik kontak akan terputus. Relay dapat

    dipergunakan dalam suatu rangkaian elektonika.

    Suatu relay secara umum terdapat dua kontak relay yaitu NO

    (normally open) dan NC (normally close). Kontak NO yaitu kontak yang

    dalam keadaan normal pada posisi membuka artinya saat kumparan tidak

    dilewati arus listrik titik kontak terbuka. Sebaliknya, kontak NC yaitu

    kontak yang dalam keadaan normal pada posisi tertutup artinya saat

    kumparan tidak dilewati arus listrik titik kontak tertutup (Frank D.

    Petruzella, 2004: 191).

    Relay terdapat dua macam yaitu: relay yang bekerja dengan arus

    bolak-balik dan relay yang bekerja dengan arus searah. Relay juga

    memiliki tegangan input yang berbeda-beda dan kontak-kontak yang

    memiliki kegunaan yang berbeda, tergantung dari kebutuhan yang

    diinginkan.

    Relay yang digunakan dalam rangkaian ini adalah relay yang

    memiliki kaki 8, yaitu 2 untuk tegangan input, NO, NC tegangan plus (+)

    dan NO, NC tegangan mins (-).

    NO NC

    Gambar 11. Simbol dan bentuk fisik relay

  • 25

    Tegangan input pada relay 1 diperoleh dari output pada PLC dengan

    alamat 010.01 dan difungsikan untuk mengontakkan atau mengalirkan

    tegangan ke motor penggerak konveyor. Sedangkan relay 2 diperoleh dari

    output PLC dengan alamat 010.02 yang difungsikan untuk menjalankan

    motor prescetak.

    Kedua relay ini bekerja sesuai dengan perintah yang diberikan dari

    ledder diagram.

  • 24

    BAB III

    PERANCANGAN, PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN

    A. Proses Pembuatan

    1) Perancangan Simulasi

    Perancangan simulasi ini di gunakan untuk menggambarkan

    perangkat mesin pencetak batu bata berbasis PLC yang nampak seperti

    yang sesungguhnya. Dalam perancangan simulasi mesin pencetak batu

    bata ada hal-hal penting yang perlu dipersiapkan untuk mempermudah

    pembuatannya, diantaranya :

    a. Menggambar secara detail rangka serta penempatan komponen

    yang akan dipasang

    b. Menghitung berapa besar sumber tegangan yang akan dipakai

    untuk mensuplay motor yang di gunakan untuk menjalankan

    simulsi Mesin Pencetak Batu Bata berbasis PLC, hal ini perlu

    dilakukan agar dalam pemilihan komponen yang lain

    disesuaikan dengan tegangan input.

    c. Merancang atau menggambar alur rangkaian yang akan

    digunakan sebagai rangkaian penggerak yang sekaligus

    digunakan untuk meletakkan komponen-komponen lain yang

    terpasang dalam rangkaian PCB.

    2) Alat dan Bahan

    a. tang kombinasi i. soldier

    b. tang cucut j. gergaji kayu

    c. tang potong k. gergaji besi

  • 25

    d. kunci pas 10 l. cutter

    e. ripert m. gunting plat

    f. bor n. grinda

    g. kikir bundar o. multi meter

    h. kikir pipih p. palu

    Daftar bahan yang butuhkan :

    No Nama Bahan Identifikasi bahan Jumlah 1. PLC CPM1A 20 CDR 1 bh 2. Motor DC 12 Volt 2 bh 3. Limit Switach 1 A 100 Volt 1 bh 4. Relay 1 A 120 V000 2 bh 5. LED 1 A 24 Volt 4 bh 6. Kabel NYAF Secukunya 7. Steker Bus Standar 12bh 8. Sakelar ON,OFF 2 A 240 V 1 bh 9. Besi Rangka 3 x 1.5 cm 7 meter 10. Bering 2.3 cm 1 cm 12 bh 11. Besi Batang 1 cm 6 meter 12. Pipa 2.5 cm 2.2 cm 6 meter 13. Plat 0.5 x 0.5 m 1lbr 14. Seng 0.5 x 0.5 m 1 lbr 15. Besi Korden 1 x 2 m 4 meter 16. Mur Baut 0.7 cm 20 bh 17. Cet Kg 1 kaleng 18. Karpet Konveyor 0.2 cm 2 meter 19. Triplek 1 m 1 lbr 20. Lem Besi 500 ml 1 botol 21. Paku Ulir 1 cm 12 bh 22. Per - 2 bh 23. Kondensator 2200 / 24 V DC 1 bh 24. Trafo 220 Volt/ 3 A 1 bh 25. Dioda 5 A 4 bh 26. PCB 5 x 10 cm 1 bh

    Tabel 1. Daftar bahan

  • 26

    e

    3) Rancang Bangun

    Gambar 12. Rancang Bangun Keseluruhan

    Gambar 12 merupakan gambar keseluruhan dari simulasi Mesin

    Pencetak Batu Bata Berbasis PLC. Gambar di atas merupakan gambar

    keseluruhan yang dapat di bagi atau di potong lagi menjadi beberapa

    bagian menurut fungsi dan kegunaan masing masing.

    38 cm

    85 cm 32 cm

    Gambar 13. Kerangka Mesin Pencetak Batu Bata

    Keterangan :

    a : penyangga pres, yang terbuat dari almunium tidak berinti

    a

    d

    b c

  • 27

    b : holl, digunakan untuk memberikan pelicin pada pres

    c : penguat / tempat baut penyangga pres

    d : penopang roler, digunakan untuk menyangga konveyor

    e : penyangga motor pres.

    Gambar 13 merupakan kerangka dari Mesin Pencetak Batu Bata

    dengan panjang 85 cm, lebar 32 cm, dan tinggi 38 cm. Keseluruhan dari

    rangka luar ini terbuat dari besi yang berbentuk kotak.

    Penyambungan antara siku-sikunya tidak menggunakan baut,

    tetapi di sambung menggunakan las karbit. Dimungkinkan adanya

    goncangan yang dapat mempengaruhi proses kerja dari Mesin Pencetak

    Batu Bata maka sebab itulah rangka harus dilas.

    Gambar 14. Konstruksi konveyor

    Keterangan :

    a : kain konveyor, digunakan untuk menarik menggerakkan

    cetakan

    a

    b

    c

    de

    f

    g

  • 28

    b : motor penggerak konveyor

    c : penopang motor konveyor

    d : bering / laker

    e : pipa roller

    f : penopang roller

    g : as

    Gambar 14 merupakan gambar dari konveyor. Konveyor

    digerakkan menggunakan motor yang ada di sudut salah satu rangka.

    Karpet konveyor di tahan atau ditopang menggunakan pipa konveyor,

    yang didalamya terdapat as bering dan bering. Bering tersebut dilekatkan

    pada pipa rollernya dan bering di tahan menggunakan as yang kemudian

    as ditahan oleh rangka.

    2.5 cm 25 cm

    Gambar 15. Pipa konveyor

    Gambar 15 adalah gambar dari pipa konveyor. Pipa ini berguna

    untuk menyangga karpet konveyor, didalam pipa tersebut terdapat bering

    atau laker yang dipasang di keuda sisi pipa. Maksud dari penggunaan

    bering atau laker ini adalah agar pipa dapat berputar saat tersentuh oleh

    karpet konveyer saat motor bekerja sehingga mengurangi gaya geseknya.

  • 29

    Ukuran dari panjang pipa ini adalah 25 cm dengan diameter

    lingkaran 2.5 cm. Ukuran dari diameter dalam di sesuaikan dengan

    ukuran diameter luar pada bering.

    Gambar 16. Pipa, bering dan as yang telah disatukan

    Gambar di atas merupakan gambar pipa, bering dan as yang telah

    dirangkai sedemikian rupa sehingga dapat difungsikan sebagai penyagga

    karpet konvetor yang akan mengurangi gesekan saat motor bekerja

    Gambar 17. Bering

    Bering yang digunakan berukuran 1 cm untuk diameter dalam

    dan 2.2 cm untuk diameter luar. Bering atau laker tersebut di pasang

    pada kedua sisi pipa konveyor dan di masuki besi penyangga yang di

    letakkan pada kedua rangka.

  • 30

    Gambar 18. Rangka mekanik pres cetak

    Gambar 19. Konstruksi mekanik pres cetak

    Keterangan :

    a : motor penggerak pres cetak

    b : per pengungkit/penarik pres cetak

    c : pres cetak

    d : penyagga pres cetak

    e : setelan pres cetak

    Mekanik pres cetak ini berfungsi untuk mencetak dan mengepres

    bata yang telah ditempatkan pada wadah. Wadah yang telah terisi

    a

    b

    cd

    e

    c

  • 31

    nantinya akan di pres dan dicetak oleh mekanik cetak dan pres. Mekanik

    pres cetak ini di gerakkan oleh motor dc 12 volt yang ditempatkan tepat

    di bawah mekanik pres cetak tersebut.

    4) Rangkaian Catu Daya

    Gambar 20. Rangkaian catu daya

    Gambar 21. PCB catu daya

    Catu daya yang digunakan adalah (input) 12 volt,

    digunakan untuk mensuplay tegangan pada motor pres cetak dan

    motor konveyor.

  • 32

    PLC Reset Limit Switch OFF ON Relay1 Relay2 M2 M1 Catu Daya Gambar 22. Rangkaian Keseluruhan Komponen Keterangan:

    Nomor pada PLC

    1 : 000.05 5 : 000.03 9 : 000.01

    LS2

    reay pres cetak

    34

    5

    68

    712

    LS1

    relay konveyor

    3 4

    5

    6 8

    71 2

    I1

    I2

    I3 1 2

    11 12 9 10 7 8 5 6 3 4

  • 33

    2 : 010.05 6 : 010.03 10 : 010.01

    3 : 000.04 7 : 000.02 11 : 000.00

    4 : 010.04 8 : 010.02 12 : 010.00

    I1 : Indikator Reset M1 : Motor Konveyor

    I2 : Indikator ON M2 : Motor Prescetak

    I3 : Indikator OFF

    Gambar 22 merupakan rangkaian keseluruhan yang

    digunakan untuk menjalankan simulasi mesin pencetak batu bata

    berbasis PLC.

    Perintah-perintah masukan seperti ON, OFF, Reset, dan

    Limit Switch dihubungkan pada PLC. Perintah-perintah ini di

    gunakan sebagai Operating Manual yang nantinya di desain

    menjadi sebuah rangkaian menggunakan Ledder Diaggram dalam

    komputer.

    Perintah yang berupa gambar Ledder Diagram difungsikan

    sebagai penghubung antara perintaah input dan perintah output

    pada PLC.

    Otuput PLC dihubungkan pada relay yang digunakan untuk

    menjalankan motor konveyor atau motor prescetak. Output ini juga

    digunakan untuk mengoprasikan indikator ON, OFF dan Reset.

  • 34

    5) Software

    1. Daftar Input

    NO Input Keterangan 1. 000.00 Saklar tombol tekan ON 2. 000.01 Saklaar tombol OFF 3. 000.02 Limit cwitch 3. 000.03 Reset

    Tabel 2. Daftar input

    2. Daftar Output

    NO Output Keterangan 1. 10000 Led on 2. 10001 Motor roler 3. 10002 Motor pres cetak 3. 10003 Led reset

    Tabel 3. Tabel output

    3. Alamat

    No Simbol Alamat 1. LD 000.00 2. AND NOT 000.01 3. OUT 010.00 4. LD 000.01 5. AND NOT 000.02 6. OR TIM 001 7. AND NOT CNT 002 8. OUT 010.01 9. LD 010.00 10. AND 000.02 11. TIM 001 # 0028 12. LD 010.00 13. AND 000.02 14. AND NOT TIM 001 15. OUT 010.02 16. LD 010.02 17. LD 000.03 18. CNT 002 # 0005 19. END 001

  • 35

    Tabel 4. Daftar alamat program masukan

    4. Ledder Diagram

    Gambar 23. ledder diagram mesin pencetak batu bata

    6) Proses Pembuatan

    a. Merancang/menggambar rangka Mesin Pencetak Batu Bata

    010.01

    000.02010.00

    010.00

    000.01000.00

    CNT 002

    000.00TIM 001

    000.02010.00

    TIM

    001

    # 0028

    010.02

    000.02010.00 TIM 001

    010.02

    CNT

    002

    # 0005000.03

    END 01

    CNT 002

    010.03

  • 36

    1) Mengukur panjang, tinggi dan lebar kerangka yang akan

    dibuat

    2) Menentukan letak motor, switch dan pres cetak

    3) Menentukan letak lobang yang akan di bur guna

    menempatkan roler

    b. Merancang/menggambar rangkaian yang akan digunakan untuk

    menjalankan rangkaian Mesin Pencetak Batu Bata

    1) Menggambar rangkaian catu daya

    2) Menggambar rangkaian yang digunakan untuk menempatkan

    relay

    c. Membeli bahan yang telah di perhitungkan

    d. Mengecek apakah bahan yang telah di beli dapat berfungsi dengan

    baik

    e. Mempersiapkan alat dan bahan sebelum memulai merancang

    f. Merangkai rangka yang telah ditetapkan ukurannya

    1) Mengbor titik-titk lobang yang telah ditandai untuk

    menempatkan roler

    2) Memasang bering (laker) pada sisi pipa. Digunakan untuk

    menopang besi pada roler

    3) Memasang pengunci besi agar laker pada pipa tidak bergeser

    4) Memasang dudukan motor yang digunak untuk menjalankan

    Mesin Pencetak Batu Bata

    g. Merangkai rangkaian catu daya

  • 37

    1) Menggambar rangkaian pada PCB

    2) Melarutkan tembaga PCB yang tidak dipakai

    3) Memasang/menyoldir komponen yang digunakan dalam

    membuat catu daya

    4) Membuat bok/wadah catu daya

    h. Memotong sarung konveyor

    i. Memasang Steker Bus pada Panel Pontrol

    j. Mengecet

    k. Pembuatan program PLC, meliputi:

    1) Menentukan jumlah masukan dan keluaran/ input output.

    2) Pembuatan diagram leadder.

    3) Menentukan daftar alamat program mnemonic.

    4) Memasukkan dan mencoba program ke PLC.

    l. Pengecekan alat simulasi yang telah dibuat

    m. Pengecekan ulang program PLC yang telah dibuat

    n. Menguji alat simulasi yang telah dibuat

    o. Buat analisa dan kesimpulan dari pengujian.

    B. Pengujian

    1) Pengecekan Alat dan Bahan Uji

    Sebelum melakukan pengujian alat simulasi Mesin Pencetak

    Batu Bata alangkah baiknya melakukan pengecekan terlebih dahulu

    baik dari hard ware ataupun Soft ware. Pengecekan hard ware dan

  • 38

    soft ware ini perlu dilakukan karena menghindari kesalahan yang

    fatal pada mesin. Disamping itu kita juga harus memastikan semua

    komponen yang telah terpasang berfungsi dengan baik dan berjalan

    dengan semestinya sehingga dalam pengambailan kesimpulan atau

    analisis alat mendapatkan hasil yang maksimal.

    Pengecekan yang dilakukan adalah :

    a. Pengecekan sumber tegangan input yang digunakan untuk catu

    daya, 220 Volt

    b. Pengecekan out put pada catu daya, 12 Volt

    c. Pengecekan sumber tegangan input pada PLC, 220 Volt

    d. Pengecekan out put pada PLC, 24 volt

    e. Pengecekan pada motor yang digunakan untuk menjalankan

    roler dan pres cetak

    f. Pengecekan konveyor, apakah dapat berputar

    2) Cara Kerja

    Cara kerja Mesin Pencetak Bata Berbasis PLC ini adalah

    sebagai berikut :

    a. Wadah terisi oleh tanah dan diletakkan diletakkan pada

    konveyor

    b. Sakelar on ditekan, yang pertama berputar / bekerja

    adalah konveyor

    c. Saat konveyor bekerja motor penggerak pres cetak berenti

    / tidak bekerja

  • 39

    d. Setela konveyor berada tepat dibawah pres cetak, limit

    switch akan tersentu

    e. Tersentuhnya limit switch mengakibatkan konveyor

    berhenti karena arus yang mengali pada motor konveyor

    terputus

    f. Terputusnya arus pada motor konveyor menyebabkan

    kontak NC pada limit switc berubah kontak menjadi NO,

    dan keadaan ini dimanfatkan untuk menghidupkan timer.

    g. Dalam jangka waktu yang dibutuhkan untuk

    menghidupkan timer mulai dari arus timer terhubung

    hingga timer bekerja digunakan untuk mengidupkan atau

    menggerakkan motor pres cetak.

    h. Pemberian waktu yang di gunakan untuk menghidupkan

    timer di sesuaikan dengan putaran dari motor pres cetak

    yaitu dari mulai putaran 0 o hingga 360 o. Pemberian

    waktu ini dimaksudkan agar pada saat bekerja dan

    berhenti pres cetak berada pada posisi TMA (titik mati

    atas) sehingga tidak menyangkut wadah tanah.

    i. Dalam rangkaian ini waktu yang dibutuhkan untuk

    memutar 360 o adalah 2.8 detik.

    j. Setelah 2.8 detik maka timer akan bekerja dan kontak-

    kontak NO pada timer berubah fungsi menjadi NC

  • 40

    sehingga arus mengalir pada roler dan mengangkat limit

    switch yang telah tertekan sebelumnya.

    k. Pergantian bekerjanya motor roler dan motor pres cetak

    ini berlangsung selama lima kali, dan setelah lima kali

    mesin akan berhenti beroprasi.

    l. Untuk kembali menjalankan mesin ini maka harus direset.

    Reset disini berfungsi agar dalam menghitung jumlah

    bata yang telah dihasilkan lebih mudah yaitu 5 x 4 = 20.

    hitungan reset ini bisa diatur sesuai keinginan dan jumlah

    bata yang akan dicetak terus menerus hingga waktu

    conter yang telah ditentukan

  • 41

    3) Hasil Pengujian

    Keadaan Sebelum Beroprasi

    Gambar 24. ladder giagram sebelum bekerja

    010.01

    010.02

    000.02010.00

    010.00

    000.01000.00

    CNT 002

    000.00 TIM 001

    000.02010.00 TIM

    001

    # 0028

    000.02010.00 TIM 001

    010.02

    CNT

    002

    # 0005000.03

    END 01

  • 42

    Gambar ledder diagram diatas dapat di lihat bahwa dalam

    keadaan mesin belum bekerja aliran arus terhenti pada kontak-

    kontak NO (garis merah).

    Kontak yang Dipakai Keterangan Output No

    Alamat

    Normal NO NC NO NC

    1 000.00 NO + + Menghentikan pengopraasian

    Memulai pengoprasian -

    2 000.01 NC + + Menghentikan pengopraasian

    Menhubungkan arus ke LED ON

    -

    3 010.01 OFF - - - - Menghidupkan LED ON

    4 000.02 NO + + Menghidupkan timer Menghubungkan arus ke motor konveyor

    -

    5 TIM 001 OFF + + Menghidupkan kembali konveyor

    Memutus arus motor pres cetak

    -

    6 CNT 002 OFF - + - Memutus arus setelah 5 kali motor pres cetak bekerja

    -

    7 010.01 OFF - - - - Menjalankan motor konveyor

    8 010.02 OFF - - - - Menjalankan motor pres cetak

    9 010.03 - - - - - Menghidupkan led reset 10 000.03 NO - + - Mereset -

    Tabel 5. Keterangan kontak kondisi normal dan output saat mesin belum beroprasi

  • 43

    Keadaan Sesudah Beroprasi

    Motor Konveyor

    Gambar 25. ledder diagram saat motor conveyor bekerja

    000.02010.00

    010.00

    000.01000.00

    CNT 002

    000.00TIM 001

    000.02010.00TIM

    001

    # 0028

    000.02010.00 TIM 001

    010.02

    CNT

    002

    # 0005000.03

    010.01

    010.02

    END 01

  • 44

    Keterangan Output No

    Alamat

    Keadaan Normal

    Keadaan bekerja NO NC

    1 000.00 NO NC - memulai

    pengopraaasian -

    2 000.01 NO NC - Menghubungkan arus ke LED ON -

    3 010.01 - ON - - Menghidupkan

    LED ON

    4 000.02 NO NC -

    Menghubungkan arus ke motor

    konveyor -

    5 CNT 002 OFF - -

    Memutus arus setelah 5 kali

    motor pres cetak bekerja -

    6 010.01 - ON - - Menjalankan

    motor konveyor

    7 TIM 001 OFF - - - -

    8 010.02 OFF - - - 9 010.02 OFF - - - - 10 010.03 - - - - -

    Tabel 6. Keterangan kontak, kondisi kerja dan output saat motor conveyor bekerja

    Pada saat ON ditekan kontak NO pada sakelar ON akan

    menghubung dan arus mengalir menuju kontak NC pada sakelar

    OFF. Dengan demikian indikator ON akan menyala. Seiring dengan

    menyalanya indikator ON bekerja juga konveyor.

    Dalam keadaan ini motor pres cetak dan timer belum bekerja

    karena arus masih terhenti pada NO pada limit switch. Setelah limit

    switch tersentuh maka kontak NO berubah menjadi NC, dengan

    demikian timer dan motor pres cetak akan bekerja.

    Bersamaan dengan kontak NO berubah menjadi NC maka NC

    yang menghubungkan ke motor konveyor berubah fungsi menjadi

  • 45

    NO dan memutuskan aliran ke motor konveyor sehingga motor

    terhenti.

    Terhentinya motor konveyor berlangsung selama 2.8 detik.

    Dalam 2.8 detik tersebut digunakan untuk menjalankan motor pres

    cetak. Perhitungan waktu tersebut di lihat dari mulai motor pres

    cetak berada pada titik mati atas (TMA) berputar mulai dari 0 sampai 360 . Setelah motor pres cetak berputar 360 timer akan bekerja dan kontak NC pada timer berubah fungsi menjadi NO dan

    memutus arus yang mengalir pada motor pres cetak. Bersamaan

    dengan itu NO pada timer berubah menjadi NC yang akan digunakan

    untuk menghidupkan kembali motor konveyor. Dengan berjalannya

    motor konveyor maka limit switch akan terlepas dan berganti kontak

    menjadi NO yang sebelumnya NC.

    Pergantian bekerjanya motor konveyor dan motor pres cetak

    berlangsung selama 5 kali sesuai dengan berapa banyak perintah

    Conter yang diberikan. Setelah 5 kali maka rangkaian yang

    dihubungkan ke motor conveyor akan terputus. Dengan terputusnya

    aliran ke motor konveyor maka rangkaian akan terhenti seluruhnya

    dan hanya indikator ON yang tidak terputus.

    Tombol yang digunakan menjalankan kembali atau

    mengoprasikan rangkaian adalah menekan tombol rest yang

    dihubungkan pada rangkaian conter dalam PLC.

  • 46

    Motor Pres Cetak

    Gambar 26. Ladder diagram saat motor pres cetak bekerja

    010.01

    010.02

    000.02010.00

    010.00

    000.01000.00

    CNT 002

    000.00 TIM 001

    000.02010.00 TIM

    001

    # 0028

    000.02010.00 TIM 001

    010.02

    CNT

    002

    # 0005000.03

    END 01

  • 47

    Gambar 27. Pergantian kerja motor

    Gambar ledder diagram diatas dapat kita lihat bahwa kontak

    limit switch berubah fungsi menjadi NO yang sebelumnya NC,

    sehingga arus terputus dan mengakibatkan motor konveyor berhenti.

    Disaat limit switch terhubung maka arus pada timer dan motor

    pres cetak bekerja. Bekerjanya motor pres cetak berlangsung selama

    010.01

    010.02

    000.02010.00

    010.00

    000.01000.00

    CNT 002

    000.00TIM 001

    000.02010.00TIM

    001

    # 0000

    000.02010.00 TIM 001

    010.02

    CNT

    002

    # 0005

    END 01

    010.03

  • 48

    2.8 detik dan setelah 2.8 detik motor pres cetak berhenti karena

    kontak NC pada timer berubah menjadi NO sehingga memutus arus

    yang melewati motor pres cetak.

    Keterangan No

    Alamat

    Keadaan Normal

    Keadaan bekerja NO NC Output

    1 000.00 NO NC - memulai pengoprasian -

    2 000.01 NO NC - Menghubungkan arus ke LED ON -

    3 010.01 - ON - - Menghidupkan LED ON

    4 000.02 NO NC

    Memutus arus ke motor konveyor -

    5 CNT 002 ON - -

    Memutus arus setelah 5 kali motor pres cetak bekerja -

    6 010.01 - ON - - -

    7 TIM 001 ON - - -

    Bekerja 2.8 detik

    8 010.02 OFF - - -

    Menghidupkan mesin pres cetak

    9 010.03 OFF - - - - 10 010.03 - - - - -

    Tabel 7. Keterangan kontak saat motor pres cetak bekerja

    Saat timer bekerja maka kontak NO akan berubah menjadi NC

    dan menghidupkan kembali motor konveyor sehingga kontak limit

    switch kembali ke keadaan semula yaitu NO.

    Pergantian kerja dari motor konveyor dan motor pres cetak

    berlangsung terus menerus hingga hitungan yang dituliskan pada

    conter. Setelah motor bergantian sesuai jumlah yang di tentukan

  • 49

    maka rangkaian tersebut akan terhenti, dan untuk menghentikannya

    harus di rest.

    C. PEMBAHASAN

    1. Pembuataan Batu Bata Secara Manual

    a. Menyiapkan Adonan

    Kualitas bata yang dibuat secara manual tergantung dari

    bahan adonan yang dibuat sebelum dilakukan pencetakan.

    Adonan tersebut tentunya memiliki bahan-bahan campuran yang

    baik serta memiliki ukuran-ukuran dalam pencampuran tanah.

    Bahan-bahan tersebut adalah sebagai berikut :

    Tanah 5 ember.@ 25 liter

    Air secukupnya

    Rambut (kulit padi) 1 ember.@ 15 liter

    Cara pembuatan adonan tersebut adalah dengan mencampur

    tanah dan kulit padi kemudian diaduk hingga rata sambil di

    sirami air hingga kelembekan tertentu.

    b. Pencetakan Batu Bata

    Pencetakan batu bata secara manual umumnya dapat

    dilakukan oleh tiga orang. Ketiga orang tersebut memiliki tugas

    yang berbeda-beda. Pertama orang yang bertugas untuk

    mengambil cetakan setelah batu bata tersebut selesai di letakkan

    ditempat pengeringan dan mengantarkan cetakan yang sudah

  • 50

    berisi tanah kepada orang ketiga. Orang kedua bertugas mengisi

    dan meratakan tanah yang sudah diisikan tanah. Orang ketiga

    bertugas melepas tanah yang ada dalam cetakan ditempat

    pengering.

    Sebelum menuangkan tanah ke dalam cetakan, biasanya

    cetakan dilumuri dengan air. Fungsinya adalah agar tanah tidak

    menempel pada cetakan sehingga bila sampai mengering maka

    hasil dari cetakan tidak baik atau tidak rata. Pencetakan ini

    berlangsung terus menerus hingga adonan habis

    c. Hasil

    Berdasarkan pengamatan yang penulis lakukan di desa

    Mranggen, Kecamatan Windusari Kabupaten Magelang

    memperoleh data sebagaai berkut:

    No Waktu Dalam 1 Kali

    Cetak

    Jumlah Satu Kali Cetak

    1 20 detik 4

    2 21 detik 4

    3 21 detik 4

    4 20 detik 4

    5 20 detik 4

    6 19 detik 4

    7 20 detik 4

    8 19 detik 4

    9 20 detik 4

    10 20 detik 4

    Table 8. Waktu dalam setiap 1 kali cetakan

  • 51

    Rata-rata dalam setiap 1 kali pencetakan batu bata adalah :

    20+21+21+20+20+19+20+19+20+20

    10

    200

    10

    20 detik

    Berarti pembuatan batu bata secara manual dapat menghasilkan

    12 buah batu bata dalam setiap menitnya.

    2. Pembuatan Batu Bata Menggunakan Mesin

    a. Menyiapkan Adonan

    Adonan yang digunakan untuk dalam pencetakan batu bata

    menggunakan simulasi mesin pencetak batu bata berbasis PLC

    ini sama dengan adonan yang digunakan dalam pembuatan batu

    bata secara manual. Hanya saja kapasitas tampung atau volume

    dalam setiap wadahnya berbeda dengan sesungguhnya.

    b. Pencetakan Batu Bata

    Sebelum melakukan pencetakan batu bata menggunakan

    simulasi mesin pencetak batu bata hal yang terlebih dahulu

    dilakukan adalah mengecek kelembekan adonan. Kelembekan

    atau kekenyalan adonan dapat mempengaruhi hasil cetakannya.

    Hasil cetakan yang baik adalah batu bata yang memiliki

    ketebalan dan kepadatan yang sama. Batu bata yang kurang

    =

    =

  • 52

    lembek dapat menghasilkan batu bata yang kurang padat.

    Sedangkan adonan yang kurang keras akan menhasilkan batu

    bata yang tidak memiliki bentuk yang baik karena setelah di pres

    potongannya dapat tersambung kembali.

    Pencetakan batu bata menggunakan mesin pencetak batu

    bata dapat dilakukan oleh 3 orang. Orang pertama bertugas untuk

    meletakkan tanah dalam cetakan dan meletakkan diatas

    conveyor. Orang kedua bertugas membawa hasil cetakan keorang

    ketiga serta membawa kembali wadah kepada orang pertama.

    Dan orang ketiga bertugas untuk menata bata untuk dikeringkan.

    c. Hasil

    Hasil yang diperoleh dari pencetakan batu bata

    menggunakan mesin pencetak batu bata ini adalah sebagai

    berikut:

    No Waktu Dalam 1 Kali

    Cetak

    Jumlah Satu Kali Cetak

    1 18 detik 4

    2 18 detik 4

    3 18 detik 4

    4 18 detik 4

    5 18 detik 4

    6 18 detik 4

    7 18 detik 4

    8 19 detik 4

    9 18 detik 4

    10 18 detik 4

  • 53

    Rata-rata dalam setiap 1 kali pencetakan batu bata adalah :

    18+18+18+18+18+18+18+18+18+18

    10

    180

    10

    18 detik

    Berarti 12 batu bata dapat tercetak dalam waktu 45 detik.

    3. Hasil Analisa

    Berdasarkan permasalahan yang timbul dari pembuatan Mesin

    Pencetak Batu Bata berbasis PLC ini adalah :

    a. Bagaimana agar mesin ini dapat memiliki jumlah produksi yang

    lebih banyak dibanding dengan pencetakan batu bata secara

    manual?

    Karakteristik komponen:

    Kecepatan konveyor (RPM) = 80

    Kecepatan prescetak (RPM) = 80

    Kekuatan tekanan (daya) = 2 Kg

    Jumlah ruas pembelah bata = 4

    Ukuran wadah (cm) = 20 x 11

    Berdasarkan perbandingan jumlah hasil cetakan antara

    pembuatan batu bata secara manual dan pembuatan batu bata

    menggunakan mesin menjelaskan bahwa mesin ini belum bisa

    memberikan hasil yang maksimal dikarenakan:

    =

    =

  • 54

    1. Wadah tanah atau wadah cetakan kurang besar sehingga

    kapasitas tanah yang dapat ditampung sedikit

    2. Motor penggerak konveyor kurang cepat sehingga proses

    penghantaran wadah cetakan kebawah prescetak kurang

    bisa maksimal.

    3. Motor penggerak prescetak memiliki torsi dan rotasi yang

    kecil

    Pengmatan ini dilakukan berdasarkan dari hasil pengujian seperti

    yang ditunjukan tabel 8 dan tabel 9. Kurangnya torsi pada motor

    penggerak konveyor mengakibatkan kerja konveyor menjadi lambat

    sehingga dalam menghantarkan wadah tanah ke bawah prescetak

    terkesan membutuhkan waktu yang lama.Wadah yang digunakan

    untuk meletakkan tanah yang akan dipres juga memiliki volume yang

    kecil, sehingga cetakan yang dihasilkanpun sedikit.

    Ada 3 solusi yang harus dilakukan bila menginginkan hasil

    cetakan mengggunakan mesin pencetak batu bata lebih maxsimal,

    diantaranya:

    1. Memperbesar wadah cetakan. Wadah yang digunakan harus

    memiliki daya tampung tanah yang lebih banyak.

    Penyesuaian pengepresnya juga harus dilakukan agar tidak

    terlalu banyak tanah yang terbuang keluar.

    2. Mempercepat gerak konveyor. Motor konveyor yang

    digunakan harus memiliki torsi dan kecepatan putaran

  • 55

    (RPM) yang tinggi karena dengan semakin cepatnya

    konveyor berputar maka semakin cepat pula proses

    pengepressan terjadi. Juga beban yang di jalankan tentunya

    akan semakin berat karena wadah yang digunakanpun harus

    lebih besar oleh karena itu torsi motor konveyor harus

    besar.

    3. Memperbesar torsi dan kecepatan motor pres cetak. Untuk

    mempercepat pengepresan batu bata menggunakan enggkol

    mulai dari titik mati atas (TMA) dan kembali ketitik mati

    atas. Motor yang digunakan harus benar-benar memiliki

    torsi dan kecepatan yang tinggi. Hal dilakukan karena

    dengan semakin besarnya wadah yang digunakan untuk

    meletakkan tanah maka tekanan yang digunakan untuk

    mengeprespun harus besar.

    b. Bagaimana bila pengoprasian Mesin Pencetak Batu Bata ini

    menggunakan PLC?

    Pengoprasian Mesin Pencetak Batu Bata menggunakan PLC

    memang sangat membantu secara perawatan, software/program serta,

    aplikasi kedalam mekanik atau kendali bebannya tetapi tidak secara

    ekonomis bila dibandingkan dengan magnetic contactor.

    PLC memiliki keunggulan yang sangat banyak bila dibandingkan

    dengan magnetic contactor contoh kecilnya adalah timer dan conter

    tetapi dengan keunggulan yang sangat banyak tersebut PLC juga

    memiliki reputasi harga yang tidak murah dalam penggunaan sebagai

  • 56

    pengoprasi mesin industri rumah tangga bila dibandingkan dengan apa

    yang dihasilkan dari komponen tersebut. Dengan kata PLC tidak

    begitu cocok digunakan untuk Simulasi Mesin Pencetak Batu Bata

    karena harganya sangat mahal dan tidak sebanding dengan produksi

    yang dihasilkan.

  • BAB IV

    PENUTUP

    A. KESIMPULAN

    Berdasarkan hasil pengujian dan pembahasan, dapat disimpulkan

    bahwa Simulasi Mesin Pencetak Batu Bata Berbasis PLC Belum mampu

    menjadi solusi dalam mengatasi kurangnya pasokan batu bata seiring

    dengan semakin meningkatnya pembangunan.

    Kurang maksimalnya hasil pencetakan batu bata menggunakan

    Simulasi Mesin Pencetak Batu Bata ini dikarenakan hal-hal sebagai berikut:

    1. Wadah cetakan yang digunakan untuk meletakkan tanah

    kurang besar sehingga volume yang terdapat dalam madah

    cetakan kurang begitu banyak sehingga hasil cetakan dalam

    satu kali cetak sedikit.

    2. Motor yang digunakan untuk menggerakkan konveyor dan

    motor yang digunakan untuk mengepres kurang memiliki torsi

    dan kecepatan yang tinggi sehingga proses pencetakan terkesan

    lambat.

    Bila dimungkinkan kedua hal diatas dapat terpenuhi maka diyakini

    hasil dari cetakan menggunakan Simulasi Mesin Pencetak Batu Bata

    Berbasis PLC akan jauh lebih banyak bila dibandingkan dengan pembuatan

    batu bata secara manual.

  • B. Saran

    Kelemahan yang terdapat dalam Simulasi Mesin Pencetak Batu Bata

    Berbasis PLC ini kiranya menjadikan sebuah pemikiran bagi pembaca

    khususnya mahasiswa dalam mencari ide baru agar mesin ini dapat bekerja

    secara maksimal dan dapat dipergunakan untuk menunjang hasil produksi

    batu bata yang selama ini dirasa masih sangat kurang.

  • 56

    DAFTAR PUSTAKA

    Omron. 1997. Smaliest PLC In The Sysman.C.C Series CPM1A Training

    Manual One-4. PT. Centerindo Wirandinamika. Bandung

    Omroni. 1997. Pengenalan PLC Programable Logic Controller

    (Sysmac.C.Series) PT. Mandala Adhiperkasa Sejati. Semarang

    Bambang Soepatah dan Soeparno. 1987. Mesin Listrik. Jakarta: Depdikbud.

    Dirdikmenjur

    Sumanto. 1991. Mesin Arus Searah. Andi Offset. Yogya

    Kadir Abdul. 1983. Mesin Serempak. Djembatan. Jakarta

    Frangk D Petruzela. 2002. Elektronika Industri . Yogyakarta Andi Offset

    abstrak.pdfBAB I.pdfBAB II.pdfBAB III.pdfBAB IV.pdfDAFTAR PUSTAKA.pdf