7
1 MODEL MATEMATIKA SISTEM PERMUKAAN ZAT CAIR PENGANTAR Pada bagian ini kita akan menurunkan model matematika sistem permukaan zat cair. Dengan memperkenalkan prinsip resistansi dan kapasitansi untuk sistem permukaan zat cair, memungkinkan kita untuk menggambarkan karakteristik dinamika sistem dalam bentuk sederhana. MODEL MATEMATIKA SISTEM PERMUKAAN ZAT CAIR Dalam analisa sistem aliran zat cair, aliran zat cair dibedakan berdasarkan bilangan Reynoldnya yaitu aliran laminar dan aliran turbulen. Bila bilangan Reynoldnya lebih besar dari 3000 – 4000 maka sistem aliran zat cair termasuk aliran turbulen. Sistem aliran turbulen biasanya dinyatakan dengan persamaan differensial tak linier. Aliran dikatakan laminar bila bilangan Reynoldnya lebih kecil dari 2000. Dalam kasus laminar, aliran zat cair terjadi sacara ”streamlines” tanpa turbulensi. Sistem aliran laminar biasanya dinyatakan dengan persamaan differensial linier. Resistansi untuk aliran zat cair dalam pipa yang dihubungkan pada dua tangki didefinisikan sebagai perubahan dalam perbedaan tinggi (perbedaan permukaan zat cair dalam dua tangki) yang diperlukan untuk membuat satu satuan perubahan laju aliran, yang dapat dirumuskan : det / , , 3 m aliran laju perubahan m permukaan perbedaan perubahan R = Karena hubungan antara laju aliran dan perbedaan tinggi terjadi untuk aliran laminar dan aliran turbulen, maka besarnya resistansi akan kita tinjau untuk kedua keadaan aliran ini. Untuk sistem permukaan zat cair dengan aliran laminar, maka hubungan antara laju aliran pada keadaan tunak dan tinggi permukaan pada keadaan tunak diberikan oleh persamaan berikut : H K Q =

3d4_Model Matematika Sistem Permukaan Zat Cair

Embed Size (px)

DESCRIPTION

3d4_Model Matematika Sistem Permukaan Zat Cair

Citation preview

  • 1

    MODEL MATEMATIKA SISTEM PERMUKAAN ZAT CAIR

    PENGANTAR

    Pada bagian ini kita akan menurunkan model matematika sistem permukaan zat cair.

    Dengan memperkenalkan prinsip resistansi dan kapasitansi untuk sistem permukaan zat

    cair, memungkinkan kita untuk menggambarkan karakteristik dinamika sistem dalam

    bentuk sederhana.

    MODEL MATEMATIKA SISTEM PERMUKAAN ZAT CAIR

    Dalam analisa sistem aliran zat cair, aliran zat cair dibedakan berdasarkan bilangan

    Reynoldnya yaitu aliran laminar dan aliran turbulen. Bila bilangan Reynoldnya lebih besar

    dari 3000 4000 maka sistem aliran zat cair termasuk aliran turbulen. Sistem aliran

    turbulen biasanya dinyatakan dengan persamaan differensial tak linier. Aliran dikatakan

    laminar bila bilangan Reynoldnya lebih kecil dari 2000. Dalam kasus laminar, aliran zat

    cair terjadi sacara streamlines tanpa turbulensi. Sistem aliran laminar biasanya

    dinyatakan dengan persamaan differensial linier.

    Resistansi untuk aliran zat cair dalam pipa yang dihubungkan pada dua tangki

    didefinisikan sebagai perubahan dalam perbedaan tinggi (perbedaan permukaan zat cair

    dalam dua tangki) yang diperlukan untuk membuat satu satuan perubahan laju aliran, yang

    dapat dirumuskan :

    det/,,

    3maliranlajuperubahanmpermukaanperbedaanperubahanR =

    Karena hubungan antara laju aliran dan perbedaan tinggi terjadi untuk aliran laminar dan

    aliran turbulen, maka besarnya resistansi akan kita tinjau untuk kedua keadaan aliran ini.

    Untuk sistem permukaan zat cair dengan aliran laminar, maka hubungan antara laju

    aliran pada keadaan tunak dan tinggi permukaan pada keadaan tunak diberikan oleh

    persamaan berikut :

    HKQ =

  • 2

    Dimana Q adalah laju aliran zat cair, m3/det, K adalah koefisien m2/det, dan H adalah

    permukaan zat cair pada keadaan tunak.

    Perhatikan bahwa hukum untuk aliran laminar analog dengan hukum Coloumb yang

    menyatakan bahwa arus berbanding lurus dengan beda potensial

    Untuk aliran laminar, besarnya resistansi Rl adalah

    QH

    dQdHRl ==

    Resistansi aliran laminar adalah konstan dan analog dengan resistansi listrik.

    Untuk sistem permukaan zat cair dengan aliran turbulen, besarnya laju aliran pada keadaan

    tunak adalah :

    HKQ =

    Sedangkan besarnya resistansi turbulen adalah :

    QH

    dQdHRt

    2==

    Tampak bahwa nilai resistansi Rt aliran turbulen tergantung pada laju aliran dan permukaan

    zat cair. Nilai Rt yang kecil dapat dikatakan konstan bila perubahan permukaan zat cair dan

    laju aliran kecil.

    Dengan menggunakan resistansi aliran turbulen, maka hubungan antara Q dan H adalah

    tR

    HQ 2=

    Dalam beberapa kasus, nilai koefisien K yang tergantung pada koefisien aliran dan daerah

    penghambat tidak diketahui. Maka resistansi dapat diketahui dengan membuat kurva laju

    aliran versus permukaan zat cair yang didasarkan dari data percobaan dan mengukur

    kemiringan kurva pada keadaan operasi.

    Gambar (1) menunjukkan kurva laju aliran versus permukaan zat cair. Titik P pada gambar

    adalah titik operasi keadaan tunak. Garing miring kurva di titik P memotong ordinat pada

    ( )0,H . Jadi kurva memiliki kemiringan QH2 .

  • 3

    Kemiringan = 2H hQ q

    =

    Kecepatan aliran

    H

    H

    0

    Head

    h

    q

    P

    Q

    Tan -1R f

    Tinjau keadaan operasi sekitar titik P. Anggap penyimpangan kecil permukaan zat cair

    pada keadaan tunak sebagai h dan perubahan kecil pada laju aliran sebagai q, maka :

    tRQH

    qhPtitikpadakurvaKemiringan === 2

    Pendekatan linier ini didasarkan pada kenyataan bahwa kurva sesungguhnya tidak berbeda

    jauh dari tangen garis jika variasi keadaan operasi tidak terlalu besar.

    Kapasitansi C dari tangki didefinisikan sebagai besar perubahan cairan yang diperlukan

    untuk membuat perubahan potensial sebesar satu satuan. (Potensial adalah besaran yang

    menunjukkan tingkat tenaga sistem)

    Besarnya kapasitansi C dirumuskan sebagai berikut :

    mpotensialperubahan

    mdisimpanyangcairanperubahanC,

    , 3=

  • 4

    Katup pengontrol

    Q + q1

    Katup beban

    ResistansiKapasitansi

    Q + q0H + h

    C R

    Tinjau sistem permukaan zat cair berikut ini :

    dimana,

    Q = laju keadaan tunak (sebelum ada perubahan), m3/det

    qi = penyimpangan kecil laju aliran masuk pada keadaan tunak, m3/det

    qo = penyimpangan kecil laju aliran keluar pada keadaan tunak, m3/det

    H = tinggi permukaan zat cair (sebelum terjadi perubahan), m

    h = penyimpangan kecil permukaan zat cair pada keadaan tunak, m

    Jika kita asumsikan bahwa sistem linier atau dilinierkan , maka persamaan differensial

    sistem dapat diperoleh sebagai berikut :

    Karena aliran masuk dikurangi aliran keluar selama selang waktu dt kecil sama dengan

    jumlah tambahan air dalam tangki, maka :

    ( )dtqqdhC oi = Dari definisi resistansi, hubungan antara qo dan h adalah

    Rhqo =

    Sehingga persamaan differensial untuk sistem ini pada nilai R konstan menjadi

    iRqhdtdhRC =+

    Dengan menggunakan transformasi Laplace didapatkan

  • 5

    ( ) ( ) ( )sRQsHRCs i=+1 l Jika qi dipandang sebagai masukan dan h adalah keluaran untuk sistem permukaan zat cait,

    maka fungsi alih sistem adalah

    ( )( ) 1+= RCsR

    sQsH

    i

    Sedangkan, jika yang dipandang sebagai keluaran sistem adalah qo dan sebagai masukan

    adalah qi maka fungsi alih sistem adalah

    ( )( ) 1

    1+

    =RCssQ

    sQ

    i

    o

    Contoh :

    Tinjau sistem permukaan zat cair berikut ini. Sistem terdiri dari dua buah tangki yang

    berinteraksi.

    Persamaan dinamik sistem dalam bentuk persamaan differensial dapat diturunkan sebagai

    berikut :

    Persamaan untuk tangki 1 :

    11

    21 qR

    hh=

    (1)

    111 qqdtdh

    C = (2)

    Q + q

    Tangki 1

    H + h1

    Tangki 2

    R1 R2

    q1

    Q + q2

    C1 C2

    H + h2

  • 6

    Persamaan untuk tangki 2 :

    22

    2 qRh

    = (3)

    2122 qqdtdhC = (4)

    Transformasi Laplace dan diagram blok dari persamaan (1) (4) adalah sebagai berikut :

    Transformasi Laplace untuk persamaan (1) :

    )()()( 11

    21 sQR

    sHsH=

    Transformasi Laplace untuk persamaan (2) :

    )()()( 111 sQsQssHC =

    Transformasi Laplace untuk persamaan (3) :

    )()( 22

    2 sQR

    sH=

    Transformasi Laplace untuk persamaan (4) :

    )()()( 2122 sQsQssHC = Dengan menghubungkan sinyal-sinyal sebagaimana mestinya, maka diagram blok total

    sistem adalah sebagai berikut

    Q2(s) 2

    1R

    H2(s)

    + -H1(s) Q1(s)

    1

    1R

    Q2(s)

    + -Q(s) H1(s) sC1

    1

    Q1(s)

    + -Q1(s) H2(s) sC2

    1

    Q2(s)

    + - Q(s)

    sC1

    1 +- Q2(s)

    1

    1R

    + - sC2

    1 2

    1R

  • 7

    Dengan reduksi diagram blok, diagram blok total sistem ini dapat disederhanakan menjadi :

    Dengan fungsi alih sistem adalah :

    ( ) 1

    1)()(

    1222112

    2211

    2

    ++++=

    sCRCRCRsCRCRsQsQ

    LATIHAN 1. Tinjau sistem tingkat cairan berikut :

    Pada kedudukan seimbang, laju aliran masuk dan laju aliran keluar keduanya sama dengan

    Q dan laju aliran antara tangki-tangki adalah nol. Permukaan zat cair dari tangki-tangki 1

    dan 2 keduanya sama dengan H . Pada t = 0 laju aliran masuk diubah diubah dari Q

    menjadi qQ + , dimana q merupakan perubahan kecil laju aliran masuk. Hasil perubahan v

    permukaan zat cair (h1 dan h2) dan aliran masuk (q1 dan q2) dianggap kecil. Kapasitansi

    tangki 1 dan 2 masing-masing adalah C1 dan C2. Resistansi katup diantara tangki-tangki

    adalah R1 dan diantara katup alira keluar adalah R2.

    Turunkan model matemtika untuk sistem ini dalam bentuk fungsi alih, jika q adalah

    masukan dan h2 keluaran.

    ( ) 11

    1222112

    2211 ++++ sCRCRCRsCRCR Q(s) Q2(s)

    Q + q

    Tangki 1

    H + h1

    Tangki 2

    R1 R2

    q1

    Q + q2

    C1 C2

    H + h2