Upload
lamkhue
View
221
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
10
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Ekspor
Ekspor adalah “kegiatan perdagangan dengan cara mengeluarkan
barang dari daerah pebean indonesia dengan memenuhi syarat dan ketentuan
yang berlaku.” ( PPEI, 2004 hal 1 )
Ekpor adalah “perdagangan dengan mengeluarkan barang dari
dalam negri ke luar pabean indonesia dengan memenuhi ketentuan – ketentun
yang berlaku.” ( Berry Punan, 1996 hal 1 )
Ekspor merupakan kegiatan menjual barang dengan melintasi daerah
pabean Indonesia, maka pelaksanaanya harus sesuai dengan prosedur dan
dokumen ekspor yang ditetapkan.
1. Kondisi Ekspor Indonesia
Pengutamaan Ekspor bagi Indonesia sudah digalakkan sejak tahun 1983.
Sejak saat itu, ekspor menjadi perhatian dalam memacu pertumbuhan
ekonomi seiring dengan berubahnya strategi industrialisasi-dari penekanan
pada industri substitusi impor ke industri promosi ekspor. Konsumen dalam
negeri membeli barang impor atau konsumen luar negeri membeli barang
domestik, menjadi sesuatu yang sangat lazim. Persaingan sangat tajam
antarberbagai produk. Selain harga, kualitas atau mutu barang menjadi faktor
penentu daya saing suatu produk. Berikut tabel mengenai perkembangan
ekspor Indonesia
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
Tabel 2.1
Ringkasan Perkembangan Ekspor Indonesia
Januari 2013
Nilai FOB (juta US$) Perubahan jan 2013 trhd
Uraian Januari Desember Januari Jan-des Desember 2012 (%)
2012 2012 2013 2012
Total Ekspor 15570,1 15393,9 15376,4 190031,8 -0,11 migas 314,6 2966,9 2614,7 36977,2 -11,87
minyak mentah 955,9 1116,3 631,7 12293,4 -43,41
hasil minyak 376,2 341,7 384,2 4163,3 12,41
gas 1810,5 1508,9 1598,8 20520,5 5,96
non migas 12427,5 12427,0 12761,6 153054,6 2,69
Sumber : BPS, 2013
2. Tataniaga Barang Ekspor
Berdasarkan Kep. Menteri Perindustrian dan Perdagangan No.
288/MPP/Kep/7/1997 tgl 4 Juli 1997 tentang Ketentuan Umum di bidang
ekspor SK Memperindag No. 97/Menperindag No.97/MPP/Kep/II/98,
komoditi ekspor Indonesia dikelompokkan menjadi 4 komoditi yaitu :
a. Barang yang diatur Ekspornya
Barang yang diatur ekpornya adalah suatu barang yang ekspornya
hanya bisa dilakukan oleh eksportir terdaftar saja.
Yang dimaksud eksportir terdaftar ini adalah suatu perusahan atau
perorangan yang telah mendapat pengakuan / ijin dari menteri
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
Perindustrian dan Perdagangan untuk melakukan ekspor barang – barang
tertentu sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Peraturan terhadap barang – barang yang diatur ekspornya didasarkan
atas beberapa pertimbangan yaitu sebagai berikut :
1) Untuk memantapkan pemasaran barang – barang tersebut diluar
negri.
2) Untuk memelihara kestabilan harga .
3) Mencegah persaingan yang tidak sehat antar eksportir.
4) Adanya perjanjian internasional yang berkaitan dengan barang –
barang tersebut.
Contoh barang yang diatur ekspornya : Kopi, Tekstil dan Produk
tekstil, khusus untuk tujuan negara yang menerapkan kuota (Amerika
Serikat, Uni Eropa, Kanada, Norwegia dan Turki). Lembaran kayu
venir dan lembaran kayu lapis (disambungkan maupun tidak) dengan
ketebalan tidak melebihi 6m Kayu lapis, panil lapisan kayu dan kayu
berlapis semacam itu Kayu cendana dalam segala bentuk.
b. Barang yang Diawasi Ekspornya
Barang yang diawasi ekspornya adalah suatu barang yang
ekspornya hanya bisa dlakukan dengan persetujuan dari Menteri
Perindustrian dan Perdagangan atau pejabat yang ditujuk olehnya.
Pengawasan terhadap barang – barang yang diawasi ekspornya pada
dasarnya dimaksudkan untuk mengamankan barang – barang penting
yang merupakan kebutuhan pokok masyarakat. Pelaksanaanya hanya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
dapat dilakukan apabila terdapat surplus produksi, sehingga jika
barang ini diekspor hal tersebut tidak akan mengganggu pengadaan
kebutuhan dalam negri. Barang yang di awasi ekspornya adalah
binatang jenis lembu, hidup (bibit sapi, sapi bukan bibit, kerbau) Ikan
dalam keadaan hidup (anak ikan Napoleon Wrasse, ikan Napoleon
Wrasse, Nener) Inti kelapa sawit, minyak dan gas bumi, pupuk urea,
perak yang tidak ditempa atau dalam bentuk setengah jadi atau dalam
bentuk bubuk, bukan tempa, setengah jadi, emas bukan tempa atau
dalam bentuk bubuk dll.
c. Barang yang Dilarang Ekspor
Barang yang di larang ekspornya adalah suatu barang yang tidak
boleh di ekspor / keluar dari daerah pabean Indonesia. Adanya
larangan untuk mengeskpor barang tertentu pada dasarnya diterbitkan
atas dasar – dasar pertimbangan sebagai berikut :
1) Untuk menjaga barang – barang kuno / barang – barang purba yang
mempunyai nilai kebudayaan tinggi tetap berada di dalam negri.
2) Untuk melindungi kelestarian alam di Indonesia, jenis tertentu dari
binatang dan tanaman langka agar tidak punah.
3) Untuk meningkatkan nilai tambah suatu barang dengan cara
memproses barang tersebut menjadi barang jadi atau setengah jadi
di dalam negri. Contohnya jenis hasil perikanan dalam keadaan
hidup adalah anak ikan arwana, benih ikan sidat di bawah ukuran 5
mm ikan hias air tawar jenis boti macracanthus ukuran 15 cm ke
atas. Udang galah (udang air tawar) di bawah ukuran 8 cm karet
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
bongkah kulit mentah, pickled dan wet blue dari binatang
melata/reptil (kecuali kulit buaya dalam bentuk wet blue) Limbah
dari skrap fero, ingot hasil peleburan besi atau baja (kecuali yang
berasal dari wilayah Pulau Batam) : Limbah dan skrap dari timah, /
baja paduan lainnya Limbah dan skrap baja lainnya berbentuk
gram, serutan dan lain-lainnya Binatang liar dan tumbuhan alam
yang dilindungi dan atau yang termasuk dalam Appendix I dan III
CITES, dalam keadaan hidup, mati, bagian-bagian daripadanya,
hasil-hasil daripadanya ataupun dalam bentuk barang yang dibuat
daripadanya. Barang kuno yang bernilai kebudayaan.
d. Barang yang Bebas Untuk di Ekspor
Barang yang bebas untuk di ekspor ini adalah barang yang boleh
diekspor oleh siapa saja namun dengan persyaratan dan dokumen yang
berlaku.
Dalam melakuan kegiatan ekspor hal terpenting dari sisi eksportir /
seller adalah menerima pembayaran dengan lancar, pembayaran ini
merupakan suatu hak yang dapat ditagih oleh seller kepada buyer
sebagai imbal balik karena seller telah memenuhi kewajibanya.
Sedangkan dari sisi buyer adalah menerima barang yang dia pesan
dengan cepat dan tidak mengecewakan, seperti barang yang diterima
tidak rusak, tidak cacat dsb.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
B. Dokumen Formalitas Ekspor
Pengurusan dokumen ekspor merupakan suatu tahapan yang sangat
penting, tanpa dokumen – dokumen yang disyaratkan, seorang ekspotir
tidak akan memperoleh pembayaran dari bank. Pengiriman dokumen yang
tidak sesuai dengan ketentuan ataupun salah di dalam pengisian
dokumennya akan mempersulit kedua belah pihak baik ekportir maupun
importirnya. Misalnya, bagi pihak ekportir kesalahan di dalam membuat
dokumen akan berdampak pada tambahnya biaya, dan akan berdampak
pada penundaan waktu ekspor, sedangkan bagi pihak importir bila ada
kesalahan di dalam dokumen selain menghambat waktu impornya hal
terburuk yang akan terjadi adalah tidak dapat mengambil barang di
pelabuhan. Eksportir sering kali merasa pengurusan dokumen ini terlalu
rumit dan memakan banyak waktu sehingga eksportir memilih untuk
menggunakan jasa dari Forwarding untuk menggurus dokumen dan
melakukan pengiriman barang. Berikut adalah dokumen – dokumen
ekspor tersebut :
1. Packing List
Packing List adalah dokumen yang berisikan tentang informasi mengenai
barang yang akan di kirim ke importir. Informasi ini meliputi
a. Ditujukan kepada siapa barang tersebut akan di ekspor
b. Tanggal dibuatnya packing list
c. Nomor packing list
d. Uraian barang yang akan di ekspor ( Description of goods )
e. Jumlah barang tersebut ( Quantity )
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
f. Berat kotor ( Gross Weight )
g. Berat bersih ( Nett Weight )
h. Ukuran dan volume ( Measurement ) biasanya dalam satuan M³
2. Invoice
Invoice adalah dokumen yang berisikan tentang informasi nilai barang
yang akan di ekspor. Informasi ini meliputi :
a. Ditujukan kepada siapa barang tersebut akan di ekspor
b. Tanggal dibuatnya Invoice
c. Nomor Invoice
d. Uraian barang yang akan di ekspor ( Description of goods )
e. Jumlah barang tersebut ( Quantity )
f. Harga barang yang akan di ekspor ( Unit Price )
g. jumlah total nilai ( Amount ). Hasil dari quantity x unit price
3. Shipping Intruction
Shipping Intructian adalah perintah / intruksi pengapalan /
pengiriman yang dibuat oleh eksportir / pengirim barang kepada
perusahaan pengankutan. Perusahaan pengankutan disini bisa perusahaan
pelayaran maupun forwading, prinsipnya SI adalah merupakan dokumen
perintah kerja kepada pihak pengankutan untuk mengankutkan barang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
ekspor milik eksportir. Didalam SI wajib disebutkan beberapa hal yaitu
sebagai berikut :
a. Tanggal dan nomer SI
b. Nama perusahaan pengankut yang ditunjuk
c. Nama eksportir
d. Nama inportir
e. Nama komoditas yang di ekspor
f. Jumlah dan jenis pengemasan (jumlah kontainer dan ukuran )
g. Berat bersih dan berat kotor
h. Pelabuhan muat dan pelabuhan bongkar
i. Rencana tanggal ekspor
j. Tanggal stuffing dan lokasnya
k. Metode pembayaran
l. Catatan lain yang dipandang perlu sertakan
Setelah dokumen SI siap kemudian dikirimkan ke Shipping
company, kemudian Shipping Company akan menyiapkan Delivery Order
(DO) untuk pengambilan kontainer kosong di depo (tempat penumpukan
kontainer), kontainer kosong ini kemudian dibawa ke tempat eksportir
untuk melakukan Stuffing (memuat barang ke dalam kontainer) dan
selanjutnya dibawa ke pelabuhan muat untuk di fiat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
4. Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB)
PEB atau Pemberitahuan Ekspor Barang adalah dokumen yang
dibuat jika sebuah perusahaan akan mengadakan ekspor barang. Dokumen
tersebut di buat berdasarkan data-data dari Packing List, Invoice, Shipping
Instruction dari exportir. PEB dibuat oleh eksportir atau kuasanya dengan
menggunakan software PEB. Barang yang akan diekspor wajib
diberitahukan ke Kantor Bea dan Cukai dengan menggunakan PEB ini.
PEB diajukan untuk memperoleh respon Persetujuan Ekspor (PE). Barulah
kemudian PE digunakan sebagai surat jalan untuk memasukkan barang
ekspor ke kawasan pabean/ kawasan dalam pengawasan bea cukai yang
dipersiapkan untuk ekspor.
Data-data yang tercantum di PEB secara garis besar adalah :
a. Identitas Exportir
b. Nama Exportir
c. Alamat
d. Nama kapal
e. Nomor dan Tanggal Invoice, packing List
f. Negara tujuan
g. Freight
h. Pelabuhan muat
i. Pelabuhan Bongkar
j. Daerah asal barang
k. No./merk container dan Jumlah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
l. cara Pembayaran
m. Nama barang dan jumlah serta no. HS
n. F.O.B
o. Nama PPJK
5. Bill of Lading (B/L)
Bill of Lading adalah tanda terima penggiriman barang – barang yang
diberikan oleh pengangkut (carrier) kepada penggirim barang (Shipper).
Isinya menyatakan bahwa barang – barng tersebut telah diterima dan
disetujui oleh pengankut untuk diangkut ke pelabuhan tujuan dan
diserahkan disana kepada penerima barang (Consignee) yang diajukan
oleh penerima barang. Untuk angkutan laut dinamakan marine Bill of
Lading atau Ocean Bill of Lading, sedangkan untuk angkutan udara
disebut Airway Bill atau Air Consigment Note. B/L ini berfungsi sebagai :
a. Tanda bukti penerimaan barang oleh pengankut ( carrier ) kepada
pengirim barang ( shipper )
b. Kontrak pengankutan, antara carrier dan shipper serta consigner
dikenal dengan perjanjian unilateral
c. Bukti kepemilihan (document of title), orang yang memegang B/L
adalah pemilik barang yang tercantum didalamnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
Didalam B/L terdapat 2 tanggal yaitu :
1) Tanggal penerbitan (date of Issue), apabila dibuat di Semarang di
cantumkan Date at Semarang.
2) Tanggal barang – barang dimuat di kapal (on board the ship).
Kegunaan tanggal ini untuk menunjukan barang telah dikapalkan
sebagaimana disyaratkan dalam last shippment date pada L/C, untuk
memenuhi syarat – syarat L/C agar 21 hari setelah penerbitan B/L
dokumen harus diserahkan ke bank.
6. Asuransi
Jika di dalam persyaratan ekspor harus menggunakan asuransi
untuk melindungi barang yang akan diekspor ke luar negri dan biaya
asuransi ditanggung oleh eksportir, maka langkah awal yang harus
ditempuh untuk memdapat polis asuransi adalah pihak eksportir
menghubungi perusahaan asuransi untuk menghitung dan menentukan
besarnya biaya yang harus ditanggung.
Setelah pihak asuransi mengecek keadaan barang yang akan
dikirim ke luar negri dan menhitung probabilitas terjadinya klaim / resiko
dalam perjalanan, maka pihak asuransi akan mengeluarkan polis asuransi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
7. Certificate of Origin (COO)
Certificate of Origin (COO) adalah suatu dokumen yang
berdasarkan kesepakatan dalam perjanjian Bilateral, Regional,
Multilateral atau karena ketentuan sepihak dari suatu negara tertentu.
Dokumen ini wajib diserahkan pada waktu barang ekspor Indonesia akan
memasuki wilayah negara tertentu yang membuktikan bahwa barang
tersebut berasal, dihasilkan dan diolah di Indonesia, dokumen ini
merupakan dokumen terakhir yang harus disiapkan didalam melakukan
kegiatan ekpor. COO atau sering disebut Surat keterangan asal ( SKA )
diterbitkan oleh Instansi Penerbit Surat Keterangan Asal ( IPSKA ).
Dokumen ini difungsikan sebagai pembebasan sebagian atau seluruh bea
masuk impor.
Cara untuk memperoleh dokumen COO / SKA adalah Pihak
eksportir membuat surat permohonan SKA dan kemudian dikirimkan ke
Instansi Penerbit Surat Keterangan Asal (IPSKA) yaitu Depperindag atau
Kadin. Langkah selanjutnya pihak eksportir membuat surat pernyataan
yang menyatakan bahawa barang – barang yang akan diekspor tersebut
adalah benar – benar diproduksi di perusahaan di wilayah Indonesia, dan
bila pernyataan tidak benar maka eksportir sanggup menerima sanksi
sesuai dengan Undang – Undang yang berlaku.
Menurut Kementrian Perdagangan Nomor : 17/M-
DAG/KEP/9/2005 COO dibedakan menjadi 2 (dua) Jenis yaitu :
a. SKA Preferensi :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
Jenis SKA/COO sebagai persyaratan dalam memperoleh preferensi
yang disertakan pada barang ekspor tertentu untuk memperoleh
fasilitas berupa pembebasan seluruh atau sebagian bea masuk yang
diberikan oleh suatu negara/kelompok negara tujuan.
b. SKA Non Preferensi
Adalah jenis dokumen SKA yang berfungsi sebagai dokumen
pengawasan dan atau dokumen penyerta asal barang ekspor untuk
dapat memasuki suatu wilayah negara tertentu Dokumen COO dapat
digunakan untuk memperoleh fasilitas berupa pembebasan sebagian
atau seluruh bea masuk impor yang diberikan oleh suatu negara atau
kelompok negara tertentu, namun secara lebih lengkap COO
mempunyai beberapa manfaat anatara lain :
1) Mendapat preferensi
2) Sebagai tiket masuk komoditi ekspor Indonesia ke beberapa negara
seperti Hongkong, USA, Jepang, Korea.
3) Menetapkan negara asal barang ( Country of Origin ) suatu barang
ekspor.
4) Memenuhi persyaratan pencairan L/C terhadap pembiayaan ekspor
yang menggunakan L/C.
5) Sebagai data statistik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
a. Jenis dan Fungsi COO
Jenis COO dibedakan menjadi dua macam yaitu :
1) Generalyzed System Preference (GSP)
GSP adalah suatu tarif bea masuk (dalam bentuk penurunan
atau pembebasan) yang khusus diberikan oleh industri maju yang
berlaku umum bagi semua negara – negara berkembang (kecuali
beberapa negara anggota OPEC, kecuali Indonesia) untuk produk –
produk tertentu yang memenuhi persyaratan.
Jenis – Jenis COO GSP :
a) Generalized System of Preference (GSP), Certificate Of Origin
"Form A".
Negara-negara pemberi fasilitas GSP Form A adalah:
Kanada, Selandia Baru, Swiss, Bulgaria, Federasi Rusia, Belarus,
Uni Eropa (Austria, Belgia, Denmark, Perancis, Finlandia, Jerman,
Irlandia, Italia, Luxemburg, Belanda, Portugal, Spanyol, Swedia,
Inggris, Yunani, Cyprus, Estonia, Hungaria, Latvia, Lithuania,
Malta, Polandia, Ceko, Slovakia, dan Slovenia).
Kriteria Barang untuk GSP Form A :
Produk yang tidak mengandung kandungan impor yang tidak
diketahui asalnya (wholly obtained goods) yang artinya status asal
barang tidak bermasalah.
Produk yang menggandung kandungan impor yang tidak diketahui
asalnya (goods with an importcontent/unknown origin)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
b) Form “D” ASEAN Common Effective Prefential Tariff Scheme
(CEPT)
Pengertian.
ASEAN CEPT merupakan wilayah perdagangan bebas yang
mencakup batas negara anggota ASEAN di mana untuk
melancarkan arus perdagangan dilakukan penghapusan tarif bea
masuk sesama anggota ASEAN.
Negara Tujuan:
Singapura, Malaysia, Thailand, Philipina, Brunei Darussalam,
Vietnam, Laos, Myanmar, dan Kamboja.
c) Certificate in Regard to Traditional Handicraft Batik Fabrics of
Cotton
Kegunaannya adalah :
Untuk ekspor hasil kerajinan batik tradisional yang terbuat dari
kain kapas.
Negara tujuannya adalah : Jepang
d) Certificate in Regard to Certain Handicraft Product
Keguanan : Untuk ekspor barang-barang kerajinan tangn non
tekstil
Negara tujuannya adalah : Uni Eropa (Austria, Belgia, Denmark,
Perancis, Finlandia, Jerman, Irlandia, Italia, Luksemburg, Belanda,
Portugal, Spanyol, Swedia, Inggris, Yunani, Cyprus, Estonia,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
Hungaria, Latvia, Lithuania, Malta, Polandia, Ceko, Slovakia, dan
Slovenia).
e) Certificate Relating to Silk Cotton Handlooms Products
Kegunaannya : untuk ekspor barang kerajinan tangan TPT
(Textile/Product Textile) yang terbuat dari bahan sutera atau kapas
yang termasuk dalam cakupan skema barang-barang kerajinan
Masyarakat Eropa
Negara tujuannya : Uni Eropa (Austria, Belgia, Denmark,
Perancis, Finlandia, Jerman, Irlandia, Italia, Luxemburg, Belanda,
Portugal, Spanyol, Swedia, Inggris, Yunani, Cyprus, Estonia,
Hungaria, Latvia, Lithuania, Malta, Polandia, Ceko, Slovakia, dan
Slovenia).
f) Industrial Craft Certification (ICC)
Kegunaannya : untuk ekspor barang yang termasuk "Industrial
Craft Merchandise"
Negara tujuannya adalah : Australia.
g) Global System of Trade Preference Certificate of Origin (Form
GSTP)
Kegunaannya : Untuk mengekspor barang tertentu yang termasuk
dalam daftar barang yang telah diberikan keringanan bea masuk
kepada sesama negara berkembang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
Negara tujuannya adalah : Aljazair, Mozambic, Argentina,
Nikaragua, Bangladesh, Nigeria, Benin, Pakistan, Bolivia, Peru,
Brazil, Philipina, Kamerun, Qatar, Chili, Korea selatan, Kolombia,
Rumania, Kuba, Singapura, Korea Utara, Sri langka, Equador,
Sudan, Mesir, Thailand, Ghana, Trinidad dan Tobago, Guinea,
Tunisia, Haiti, Tanzania, India, Uruguay, Venezuela, Iran,
Vietnam, Irak, Libya, Malaysia, Angola, Mexico, Guyana,
Maroko, Zimbabwe.
h) Certificate of Handicraft Goods.
Kegunaannya : untuk ekspor kerajinan tangan.
Negara tujuannya adalah : Kanada
i) Certificate OfAutenthicity Tobaco
Manfaatnya adalah untuk ekspor tembakau jenis tertentu
Negara tujuannya adalah : Uni Eropa (Austria, Belgia, Denmark,
Perancis, Finlandia, Jerman, Irlandia, Italia, Luxemburg, Belanda,
Portugal, Spanyol, Swedia, Inggris, Yunani, Cyprus, Estonia,
Hungaria, Latvia, Lithuania, Malta, Polandia, Ceko, Slovakia, dan
Slovenia).
j) ASEAN-CHINA Free Trade Area Preferential Tariff Certificate of
Origin "FORM E"
Manfaat : preferensi dalam bentuk penurunan atau pembebasan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
tarif bea masuk.
Negara tujuannya adalah : China
k) Asean-Korea Free Trade Area Preferential Tariff Certificate of
Origin "Form AK"
Negara tujuannya adalah Republic of Korea
2) COO Non Preferensi
COO non preferensi adalah jenis dokumen COO yang
difungsikan hanya sebagai dokumen pengawasan atau dokumen
penyerta asal barang yang disertakan pada barang ekspor untuk dapat
memasuki suatu wilayah Negara tertentu. Jenis – jenis COO non
Preferensi :
a) International Coffee Organization ( ICO ) Certificate of Origin
Digunakan untuk ekspor kopi ke semua negara tujuan (baik
anggota ICO maupun bukan anggota ICO)
b) Fisheries COO
Kegunaannya : Sebagai dokumen penyerta ekspor hasil perikanan
Negara tujuan : Amerika Serikat
c) COO for Imports of Agricultural Products into MEE (Europe
Community)
Kegunaannya : Untuk ekspor produk pertanian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
Negara tujuannya : Uni Eropa
d) COO Handlooms Traditional Textile Products of the Cottage
Industry
Kegunaanya : Untuk ekspor kain tenunan kerajinan dari tekstile
Negara tujuan : Uni Eropa
e) Certificate of Origin Form “K”
Kegunaannya : Untuk ekspor tekstil dan produk yang terkena
kuota
Negara tujuan : Kanada
f) COO (Textile Products)
Kegunaanya : Untuk ekspor produk tekstil
Negara tujuan : Uni Eropa
g) Form “B”
Kegunaanya : Untuk ekspor barang ke semua negara dengan
syarat sebagai berikut :
(1) Ekspor barang – barang yang ditujukan ke negara bukan
pemberi preferensi, kecuali yang bentuk COO nya diatur
tersendiri.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
(2) Ekspor barang – barang yang ditujukan ke negara pemberi
preferensi, tetapi barangnya tidak termasuk dalam cakupan
produk yang mendapatkan preferensi atau bentuk COOnya
diatur tersendiri.
Negara tujuan : Semua negara
h) Certificado De Pais De Origen
Kegunaanya : Untuk ekspor produk tekstil, pakaian jadi dan
alas kaki.
Negara tujuan : Mexico
b. Masa Berlaku dan Ketentuan Asal Barang
1) Masa berlaku COO / SKA
a) Secara umum, form SKA berlaku sejak saat diterbitkan oleh
Insatansi Penerbit sampai dengan diterimanya barang ekspor
dimaksud oleh importirnya.
b) Secara khusus ada beberapa SKA yang mempunyai masa berlaku
yang berbeda, yaitu:
Generalized System of Preference (GSP), Certificate Of Origin
Form A untuk tujuan:
(1) Uni Eropa dan Australia = 10 bulan
(2) Jepang = 12 bulan
(3) Kanada = 24 bulan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
SKA Form D ASEAN Common Effective Prefential Tariff Scheme
(CEPT) :
(1) Untuk pengiriman langsung, tetapi apabila pengirimannya melalui satu
atau lebih pelabuhan di luar negara ASEAN, maka dapat diperpanjang
6 (enam) bulan.
(2) Export Certificate = 120 hari (4 bulan), sejak tanggal diterbitkan.
(3) Certificate of Origin for Imports of Agricultural Products into the EEC
= 10 bulan.
2) Ketentuan asal barang
Ketentuan Asal Barang atau Rules of Origin merupakan kaidah dan
kriteria/persyaratan yang wajib dipenuhi atas suatu barang ekspor
untuk dapat diterbitkan SKA-nya sesuai ketentuan yang ditetapkan
berdasarkan perjanjian bilateral, regional, multilateral atau ditetapkan
secara sepihak oleh suatu negara tertentu. Penjelasan lebih lanjut
tentang ketentuan asal barang untuk SKA Preferensi dan SKA Non
Preferensi dapat dilihat dalam Keputusan Menteri Perdagangan R.I.
Nomor: 17/M-DAG/KEP/9/2005 Lampiran II tentang ketentuan
penerbitan SKA berdasarkan jenis.
c. Manfaat Certificate of Origin (COO)
Manfaat COO adalah sebagai berikut :
1) Untuk mendapat preferensi (keringanan / penghapusan) bea masuk
bagi komoditi Indonesia.
Jenis – jenis preferensi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
a) Generalized System of Preference yaitu bantuan berupa penurunan
/ pembebasan tarif bea masuk ekspor tertentu dari negara – negara
berkembang ke negara – negara maju. Diberikan oleh beberapa
negara maju kepada negara – negara berkembang.
b) Global System of Trade Preference (GSTP) yaitu preferensi yang
disepakati oleh negara – negara berkembang.
c) Common Effective Preferential Tarif for ASEAN free Trade Area
yaitu preferensi yang disepakati oleh negara – negara anggota
ASEAN.
(1) Menetapkan negara asal barang atau country of origin suatu
barang ekspor.
(2) Memenuhi persyaratan pencairan L/C terhadap pembayaran
ekspor yang menggunakan L/C.
(3) Sebagai data realisasi ekspor.
(4) Data realisasi kuota.
(5) Pelacak tuduhan dumping.
d. Verifikasi Certificate of Origin (COO)
Verifikasi merupakan suatu proses penyelidikan yanh dilakukan atas
permintaan pemerintah di negara tujuan ekspor barang kepada instansi
penerbit surat keterangan asal atas keabsahan dokumen dan atau kebeneran
pengisian COO. Verifikasi dilakukan apabila pihak pabean dinegara tujuan
ekspor merasa ragu atas keabsahan isi dokumen COO, sehingga pihak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
pabean negara tujuan ekspor menyampaikan surat verifikasi kepada
pemerintah ngara asal barang.
Bentuk keraguan yang dapat menimbulkan verifikasi antara lain :
1) Keabsahan / keraguan / kecurigaan dari cap / stempel COO oleh Dinas
2) Kebenaran data dan informasi yang dicantumkan di COO
3) Persyaratan untuk memenuhi ketentuan asal barang (rules of origin)
yang berlaku
4) Keraguan terhadap tanda tangan pejabat penandatangan COO
5) Keaslian dokumen COO
e. Penyelesaian Verifikasi Certificate of Origin
Penyelesaian verifikasi SKA diatur sebagai berikut :
1) Apabila permintaan verifikasi berkaitan dengan kebenaran data dan
informasi yang dicantumkan pada SKA, maka Instansi Penerbit
wajib memberitahukan kepada eksportir atau pihak lain yang
memerlukan SKA yang dikenakan verifikasi dan wajib memberikan
jawaban kepada instansi yang berwenang di negara tujuan ekspor
dengan tembusan kepada Direktur Jenderal Perdagangan Luar
Negeri dalam hal ini Direktur Fasilitasi Ekspor dan Impor.
2) Permintaan verifikasi yang berkaitan dengan keabsahan formulir
SKA atau tandatangan dari pejabat yang menandatangani SKA atau
stempel dinas instansi penerbit yang bersangkutan wajib menjawab
atas penyelesaian tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
3) Dalam hal data dan informasi yang diberikan oleh eksportir masih
diragukan, maka instansi penerbit dapat melakukan penelitian
mengenai dokumen – dokumen pendukung, tentang pengadaan
bahan baku, proses pengerjaan barang ke perusahaan yang
bersangkutan.
4) Permintaan verifikasi yang berkaitan dengan kebenaran data mapun
informasi yang tercantum dalam SKA, maka penyelesaian verifikasi
dilakukan oleh instansi penerbit berdasarkan dengan data maupun
informasi yang diberikan oleh eksportir atau pihak lain yang
dikenakan verifikasi.
5) Apabila jawaban verifikasi dianggap belum memenuhi permintaan
pihak pabean di negara tujuan ekspor, maka dimungkinkan pihak
pabean yang bersangkutan mengadakan penyidikan ke instansi
penerbit dan eksportir.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user