38
36 Universitas Kristen Petra 4. ANALISIS DATA 4.1 Profil Program 4.1.1 Profil Program Pendidikan Berkarakter Program Pendidikan Berkarakter di Purwakarta pertama kali diusulkan oleh Dedi Mulyadi sebagai bupati Purwakarta. Program Pendidikan Berkarakter ini ditujukan kepada siswa Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA). Program ini tertuang dalam Peraturan Bupati Nomor 69 Tahun 2015, peraturan ini disahkan pada tanggal 9 Juni 2015, dan mempunyai 15 bab 37 pasal. Tujuan program Pendidikan Berkarakter yang tertuang dalam Peraturan Bupati Nomor 69 Tahun 2015 adalah: 1. Memberikan pedoman bagi Pemerintah Daerah dalam merencanakan dan merumuskan kebijakan di bidang pendidikan yang langsung menyentuh pada aspek pembinaan mental dan spiritual peserta didik yang terintergrasi dengan aspek yang bersifat kurikuler 2. Sebagai pedoman bagi guru dalam memberikan bimbingan dan pengasuhan yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari proses pembelajaran terhadap peserta didik sekolah 3. Melatih peserta didik untuk membiasakan pola hidup tertib, mandiri, peduli, dan peka terhadap lingkungan sekitarnya dengan mengaplikasikan nilai- nilai yang diperkenalkan melalui proses pembelajaran di sekolah 4. Menjadikan satuan pendidikan sebagai sarana pembentukan sikap dan perilaku positif dari peserta didik yang tidak terpisahkan dengan rumah dan lingkungan tempat tinggalnya; dan 5. Menjalin hubungan yang harmonis dan sinergis antara guru dan orang tua peserta didik dalam mewujudkan cita-cita pendidikan dalam arti seluas- luasnya.

4. ANALISIS DATA 4.1 Profil Program 4.1.1 Profil Program ... · 36 Universitas Kristen Petra 4. ANALISIS DATA 4.1 Profil Program . 4.1.1 Profil Program Pendidikan Berkarakter . Program

  • Upload
    others

  • View
    5

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: 4. ANALISIS DATA 4.1 Profil Program 4.1.1 Profil Program ... · 36 Universitas Kristen Petra 4. ANALISIS DATA 4.1 Profil Program . 4.1.1 Profil Program Pendidikan Berkarakter . Program

36 Universitas Kristen Petra

4. ANALISIS DATA

4.1 Profil Program

4.1.1 Profil Program Pendidikan Berkarakter

Program Pendidikan Berkarakter di Purwakarta pertama kali diusulkan oleh

Dedi Mulyadi sebagai bupati Purwakarta. Program Pendidikan Berkarakter ini

ditujukan kepada siswa Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA).

Program ini tertuang dalam Peraturan Bupati Nomor 69 Tahun 2015, peraturan ini

disahkan pada tanggal 9 Juni 2015, dan mempunyai 15 bab 37 pasal.

Tujuan program Pendidikan Berkarakter yang tertuang dalam Peraturan Bupati

Nomor 69 Tahun 2015 adalah:

1. Memberikan pedoman bagi Pemerintah Daerah dalam merencanakan dan

merumuskan kebijakan di bidang pendidikan yang langsung menyentuh

pada aspek pembinaan mental dan spiritual peserta didik yang terintergrasi

dengan aspek yang bersifat kurikuler

2. Sebagai pedoman bagi guru dalam memberikan bimbingan dan pengasuhan

yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari proses pembelajaran

terhadap peserta didik sekolah

3. Melatih peserta didik untuk membiasakan pola hidup tertib, mandiri, peduli,

dan peka terhadap lingkungan sekitarnya dengan mengaplikasikan nilai-

nilai yang diperkenalkan melalui proses pembelajaran di sekolah

4. Menjadikan satuan pendidikan sebagai sarana pembentukan sikap dan

perilaku positif dari peserta didik yang tidak terpisahkan dengan rumah dan

lingkungan tempat tinggalnya; dan

5. Menjalin hubungan yang harmonis dan sinergis antara guru dan orang tua

peserta didik dalam mewujudkan cita-cita pendidikan dalam arti seluas-

luasnya.

Page 2: 4. ANALISIS DATA 4.1 Profil Program 4.1.1 Profil Program ... · 36 Universitas Kristen Petra 4. ANALISIS DATA 4.1 Profil Program . 4.1.1 Profil Program Pendidikan Berkarakter . Program

37 Universitas Kristen Petra

Adapun beberapa peraturan Program Pendidikan Berkarakter yang tertuang

dalam Peraturan Bupati Nomor 69 Tahun 2015 adalah:

1. Hari Senin, Ajeg Nusantara, mengandung makna menumbuh kembangkan

rasa kebangsaan atau cinta tanah air.

2. Hari Selasa, Mapag Buana, mengandung makna memperluas wawasan

tentang dunia.

3. Hari Rabu, Maneuh di Sunda, mengandung makna membentuk dan

memperkuat pada jati diri seorang Sunda.

4. Hari Kamis, Nyanding Wawangi, mengandung makna memberikan ruang

untuk kebebasan berekspresi.

5. Hari Jum’at, Nyucikeun Diri, mengandung makna mendekatkan diri kepada

Yang Maha Kuasa.

6. Hari Sabtu dan Minggu, Betah di Imah, mengandung makna mencintai

keluarga sebagai tempat terjadinya proses pendidikan yang pertama dan

utama.

Contoh di atas merupakan bagian dari program Pendidikan Berkarakter yang

tertuang dalam pasal 5 ayat 2 di dalam Peraturan Bupati Nomor 69 Tahun 2015

mengenai pedoman kepada nilai kesundaan yaitu Tujuh Poe Atikan Pendidikan

Purwakarta Istimewa dalam bahasa Indonesianya berarti Tujuh Hari Ajaran

Pendidikan Purwakarta Istimewa.

Selain itu ada program Pendidikan Berkarakter dengan melarang para siswa SD

sampai SMA untuk jajan di luar lingkungan sekolah pada saat jam sekolah. Para siswa

hanya diperbolehkan membawa makanan dari rumah dan makanan tersebut dimasukan

ke dalam rantang. Hasil wawancara dengan Purwanto hal ini didasari pada aspek

kebersihan dan higienisnya suatu makanan. Selain itu dengan tujuan untuk memupuk

rasa kebersamaan, setia kawan, dan kepedulian antar sesame siswa.

Peraturan ini tertuang pada bab ketujuh pasal ke-13 ayat pertama yang ada di

dalam Peraturan Bupati Nomor 69 Tahun 2015. Bagi yang melanggar program

Page 3: 4. ANALISIS DATA 4.1 Profil Program 4.1.1 Profil Program ... · 36 Universitas Kristen Petra 4. ANALISIS DATA 4.1 Profil Program . 4.1.1 Profil Program Pendidikan Berkarakter . Program

38 Universitas Kristen Petra

Pendidikan Berkarakter ini akan dijatuhi sanksi berupa (1) bagi kepala sekolah akan

dilepas jabatannya sebagai kepala sekolah; (2) bagi guru dan tenaga pendidik akan

ditunda kenaikan pangkatnya; (3) bagi siswa akan diberi surat peringatan, bila masih

melalaikan surat peringatan maka siswa akan dikembalikan ke orang tua masing-

masing untuk dididik kembali. Peraturan tentang sanksi sudah diatur dalam bab ke-13

pasal 34.

4.1.2 Profil Purwakarta

Dilansir dari website purwakartakab.go.id, secara administratif, wilayah

Kabupaten Purwakarta terdiri dari 17 kecamatan, 183 desa dan 9 kelurahan, 490 dusun,

1.056 rukun warga, dan 3.071 rukun tetangga.

Gambar 4.1 Peta Purwakarta

Sumber:

http://geospasial.bnpb.go.id/wp-content/uploads/2009/09/peta_RBI_purwakarta.pdf

Page 4: 4. ANALISIS DATA 4.1 Profil Program 4.1.1 Profil Program ... · 36 Universitas Kristen Petra 4. ANALISIS DATA 4.1 Profil Program . 4.1.1 Profil Program Pendidikan Berkarakter . Program

39 Universitas Kristen Petra

Selain itu Kabupaten Purwakarta merupakan bagian dari wilayah Provinsi Jawa

Barat yang terletak di antara 107o30’ – 107o40’ Bujur Timur dan 6o25’– 6o45’ Lintang

Selatan. Secara administratif, Kabupaten Purwakarta mempunyai batas wilayah :

1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Karawang dan Kabupaten Subang

2. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Subang dan Kabupaten Bandung

Barat;

3. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Bandung Barat dan Kabupaten

Cianjur dan

4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Karawang, Kabupaten Cianjur dan

Kabupaten Bogor.

5. Kabupaten Purwakarta memiliki wilayah seluas 97.172 hektar, atau 971,72

km2.

Secara geografis Kabupaten Purwakarta berada pada titik temu tiga jalur utama lalu

lintas yang sangat strategis, yaitu jalur Purwakarta-Jakarta, Purwakarta-Bandung dan

Purwakarta-Cirebon.

Page 5: 4. ANALISIS DATA 4.1 Profil Program 4.1.1 Profil Program ... · 36 Universitas Kristen Petra 4. ANALISIS DATA 4.1 Profil Program . 4.1.1 Profil Program Pendidikan Berkarakter . Program

40 Universitas Kristen Petra

4.1.3 Profil Dedi Mulyadi

Gambar 4.2 Dedi Mulyadi

Sumber: Humas Disdikpora Purwakarta (2017)

H. Dedi Mulyadi, S.H. (lahir di Sukasari, Subang, 11 April 1971; umur 45

tahun) adalah Bupati Purwakarta. Ia dilantik pada tanggal 13 Maret 2008 (Mulyadi,

2014, hal. 200). Sebelum menjadi Bupati, Dedi Mulyadi menjabat sebagai anggota

DPRD Kabupaten Purwakarta dan menjadi Wakil Bupati Purwakarta pada periode

(2003-2008) bersama Lily Hambali Hasan. Pada Pilkada 2013, Dedi Mulyadi terpilih

kembali menjadi Bupati Purwakarta untuk periode 2013-2018 berpasangan dengan

Dadan Koswara.

Dedi Mulyadi terjun ke dunia politik dimulai ketika ia terpilih menjadi Anggota

DPRD Purwakarta pada Periode 1999-2004 dan menjabat sebagai Ketua Komisi E.

Akan tetapi pada tahun 2003, ia terpilih sebagai Wakil Bupati Purwakarta Periode

2003-2008 berpasangan dengan Lily Hambali Hasan. Pada tahun 2008, ia mencalonkan

diri sebagai Bupati Purwakarta Periode 2008-2013 berpasangan dengan Dudung B.

Supardi, dan menjadi Bupati Purwakarta pertama yang dipilih langsung oleh rakyat.

Pada periode selanjutnya, ia terpilih kembali menjadi Bupati Purwakarta

Periode 2013-2018 berpasangan dengan Dadan Koswara. Pada 23 April 2016, Dedi

terpilih secara aklamasi sebagai Ketua DPD Partai Golkar Jawa Barat Periode 2016 -

2020 menggantikan Irianto MS Syafiuddin atau biasa yang dikenal dengan nama

Yance.

Page 6: 4. ANALISIS DATA 4.1 Profil Program 4.1.1 Profil Program ... · 36 Universitas Kristen Petra 4. ANALISIS DATA 4.1 Profil Program . 4.1.1 Profil Program Pendidikan Berkarakter . Program

41 Universitas Kristen Petra

4.1.4 Profil Informan Purwanto

Purwanto, S. Pd, M. Pd., melalui wawancara dengan peneliti, adalah seseorang

yang menjabat sebagai Sekretaris Disdikpora Purwakarta, ia sudah menjabat sebagai

Sekretaris Disdikpora selama 1,5 tahun. Dengan berlatar belakang sebagai guru

membuat Purwanto dipindahkan di Disdikpora. Purwanto mempunyai spesialis dalam

administrasi pendidikan.

Peneliti memilih Purwanto sebagai salah satu informan dikarenakan peran

Purwanto yang membantu proses sosialisasi Peraturan Bupati Nomor 69 Tahun 2015

mengenai Program Pendidikan Berkarakter di Purwakarta. Purwanto juga sering

membantu kegiatan Dedi Mulyadi pada saat mensosialisasikan program Pendidikan

Berkarakter di Purwakarta.

4.1.5 Profil Informan Dede Supendi

Dede Supendi, S. Pd, ., melalui wawancara dengan peneliti, adalah seseorang

yang menjabat sebagai Kepala Seksi Kurikulum di Disdikpora Purwakarta. Pria

kelahiran Subang pada 15 Juni ini, sedang menempuh pendidikan Magister Pendidikan

Islam di Universitas Pendidikan Indonesia di Purwakarta. Dirinya juga sering kali turun

ke lapangan untuk memberikan penilaian mengenai efektivitas sosialisasi program

Pendidikan Berkarakter sendiri.

Selain itu dirinya, ditunjuk oleh Dedi Mulyadi untuk mengkaji dan memberikan

standard kurikulum untuk program Pendidikan Berkarakter di Purwakarta. Tentu saja

tidak lepas dari Dedi Mulyadi sebagai pengendali dari program Pendidikan Berkarakter

ini. Dirinya juga sering memberikan workshop atau seminar mengenai Pendidikan

Berkarakter ini dan hal ini masih dilakukannya hingga sekarang.

4.2 Temuan Data

4.2.1 Strategi Komunikasi Politik

Di lapangan peneliti menemukan strategi komunikasi politik yang dilakukan

oleh komunikator Dedi Mulyadi dalam mensosialisasikan Program Pendidikan

Page 7: 4. ANALISIS DATA 4.1 Profil Program 4.1.1 Profil Program ... · 36 Universitas Kristen Petra 4. ANALISIS DATA 4.1 Profil Program . 4.1.1 Profil Program Pendidikan Berkarakter . Program

42 Universitas Kristen Petra

Berkaraker adalah dengan melibatkan diri Dedi Mulyadi sendiri dan melibatkan

individu-individu lain yang dikenal baik atau berhubungan dengan Program

Pendidikan Berkarakter ini.

Dedi Mulyadi sendiri melibatkan adanya perencanaan dari komunikator,

khalayak, pesan, media, khalayak, dan efek. Dalam perencanaan sosialisasi yang masih

dilaksanakan setiap satu bulan sekali itu, selalu ada rapat sebelum perencanaan

sosialisasi dimulai. Dedi Mulyadi yang menentukan semua itu berdasarkan

pertimbangan-pertimbangan yang ada seperti waktu dan tempat. Sosialisasi

dilaksanakan dari tanggal sebelum pengesahan Program Pendidikan Berkarakter yang

tertuang dalam Perbup Nomor 69 Tahun 2015 yang disahkan pada 9 Juni 2015 hingga

sekarang.

4.2.2 Komunikator Politik

Dalam proses sosialisasi Program Pendidikan Berkarakter Dedi Mulyadi yang

berperan besar dalam proses sosialisasi, atau pihak-pihak yang terkait seperti staff dari

Disdikpora Purwakarta. Individu yang secara tidak langsung itu ditunjuk langsung oleh

Dedi Mulyadi atau atas inisiatif dari Disdikpora Purwakarta sendiri.

Adanya inisiatif dari staff Disdikpora Purwakarta sendiri dikarenakan staff

mengetahui jobdesk seperti mengawasi pelaksanaan Program Pendidikan Berkarakter,

penyusunan kurikulum sekolah yang sesuai dengan standard Program Pendidikan

Berkarakter, mengadakan seminar dan sosialiasi dari masing-masing divisi. Selain itu

dikarenakan adanya motivasi yang dijalankan Disdikpora Purwakarta agar program ini

selalu berjalan lancer dan tanpa adanya halangan yang akan menganggu Program

Pendidikan Berkarakter.

Dalam penentuan komunikator politik akan dilaksanakan satu bulan

sebelumnya. Komunikator dipilih pada setiap rapat bersama dengan Dedi Mulyadi.

Dedi Mulyadi sendiri biasanya akan turun ke lapangan sebagai komunikator dalam

proses sosialisasi Program Pendidikan Berkarakter pada setiap dua atau tiga bulan

Page 8: 4. ANALISIS DATA 4.1 Profil Program 4.1.1 Profil Program ... · 36 Universitas Kristen Petra 4. ANALISIS DATA 4.1 Profil Program . 4.1.1 Profil Program Pendidikan Berkarakter . Program

43 Universitas Kristen Petra

sekali. Bila bukan Dedi Mulyadi biasanya akan diserahkan kepada pihak-pihak yang

terkait.

Komunikator dalam komunikasi politik terbagi tiga yaitu: (1) politikus, (2)

komunikator professional, (3) aktivis. Hasil wawancara dengan Dedi Mulyadi yang

dilaksanakan pada 11 Mei 2017 lalu, Dedi Mulyadi sebagai politikus adalah

komunikator utama dalam proses sosialisasi Program Pendidikan Berkarakter. Selain

itu komunikator professional seperti anggota humas atau staff kepemerintahan

diperankan oleh Purwanto dan Deden sebagai bagian dari Disdikpora Purwakarta

dalam proses sosialisasi Program Pendidikan Berkarakter yang dilaksanakan setiap

bulannya hingga sekarang.

Adapun komponen komunikator politik dalam proses strategi komunikasi

politik dalam mensosialisasikan Program Pendidikan Berkarakter adalah: (1)

credibility, (2) attractiveness, (3) similarity, (4) power. Hasil wawancara dengan Dedi

Mulyadi pada 11 Mei 2017, Dedi Mulyadi selalu menggunakan pakaian kampret

(pakaian khas Sunda khusus laki-laki) dalam setiap proses sosialisasi Program

Pendidikan Berkarakter, hal yang sama juga dilaksanakan oleh Purwanto dan Deden

dalam setiap proses sosialisasi Program Pendidikan Berkarakter di Purwakarta. Hal

tersebut berkaitan dengan attractiveness yang merupakan bagian dari komponen

komunikator politik.

Gambar 4.3 Contoh attractiveness dan similarity

Sumber: Humas Disdikpora Purwakarta (2017)

Page 9: 4. ANALISIS DATA 4.1 Profil Program 4.1.1 Profil Program ... · 36 Universitas Kristen Petra 4. ANALISIS DATA 4.1 Profil Program . 4.1.1 Profil Program Pendidikan Berkarakter . Program

44 Universitas Kristen Petra

Begitupula dengan staff Disdikpora Purwakarta seperti Purwanto dan Deden

yang selalu telaten dan rutin memperhatikan selalu proses dari sosialisasi Program

Pendidikan Berkarakter. Dedi Mulyadi secara tersirat mengatakan credibility yang

dimilikinya sebagai pemimpin;

“Saya tidak bisa lama-lama diam di kantor karena tidak terbiasa. Saya lebih suka

berada di tengah masyarakat, bila dipaksakan erada di dalam ruangan rasanya

sangat tersiksa. Sekarang saya takut ada anggapan da nada perasaan malu dalam

diri saya bila setelah menjadi bupati mempunyai kebiasaan lain dari kebiasaan

sebelum menjadi bupati. Padahal dulu dan sekarang saya adalah tetap Dedi Mulyadi

yang selalu ingin lebih dekat dengan rakyatnya. Itulah makanya saya ingin selalu

berpetualang ditengah-tengah masyarakat.” – (Mulyadi, 2014, hal. 87-88).

Selain itu dalam wawancaranya dengan peneliti, Dedi mengungkapkan bahwa;

“Intinya saya tidak bisa diam saja di ruangan, saya harus berpetualang di tengah

masyarakat dan mendengarekan aspirasi,” (Hasil wawancara dengan Dedi Mulyadi,

11 Mei 2017, di Purwakarta).

Sebagai perbandingan dengan Dedi Mulyadi, Purwanto dan Deden sebagai staff

Disdikpora Purwakarta yang mempunyai ketertarikan yang sama dengan Dedi Mulyadi

mengenai Program Pendidikan Berkarakter. Purwanto mengatakan secara langsung

terhadap peneliti, bahwa;

“Selain itu, adanya perhatian lebih kepada dunia pendidikan yang dimana pada

zaman sekarang dunia pendidikan semakin miris, maka dari itu sebagai seorang

Sunda kita peduli saya peduli terhadap moral anak-anak yang tampaknya semakin

turun,” (hasil wawancara dengan Purwanto 11 Mei 2017, di Purwakarta).

Dedi Mulyadi juga mempunyai kesamaan seperti masyarakat Sunda pada masa

kecilnya dulu dan tidak jauh dengan pada masa sekarang, lebih jelasnya seperti kutipan

di bawah ini;

“Saya dulu juga membantu orang tua saya membajak sawah, menanam padi,

memanen padi, membantu orang tua dalam kegiatan sehari-hari.” – (Hasil

wawancara dengan Dedi Mulyadi 11 Mei 2017, di Purwakarta).

Page 10: 4. ANALISIS DATA 4.1 Profil Program 4.1.1 Profil Program ... · 36 Universitas Kristen Petra 4. ANALISIS DATA 4.1 Profil Program . 4.1.1 Profil Program Pendidikan Berkarakter . Program

45 Universitas Kristen Petra

Komponen power juga dimiliki Dedi Mulyadi sebagai komunikator politik

dikarenakan adanya penyampaian pesan yang dilakukan oleh Dedi Mulyadi pada saat

proses sosialisasi Program Pendidikan Berkarakter, sehingga masyarakat mengerti

bahwa adanya nilai positif bila menjalankan Program Pendidikan Berkarakter di

Purwakarta. Selain itu Dedi Mulyadi juga menggunakan jaringan humas di kantor

untuk mensosialisasikan Program Pendidikan Berkarakter melalui media massa.

Pelaksanaan sosialisasi Program Pendidikan Berkarakter dimulai dari

komunikator dalam penyampaian pesan mengenai Program Pendidikan Berkarakter di

Purwakarta. Dedi Mulyadi sebagai politikus mempunyai attractiveness dan similarity

yaitu dimana Dedi Mulyadi selalu menggunakan baju khas Sunda (kampret) dalam

proses sosialisasi Program Pendidikan Berkarakter. Komponen credibility ditegaskan

Dedi Mulyadi melalui sosialisasi setiap bulannya, seperti yang ditegaskan oleh

Purwanto bahwa;

“Dedi Mulyadi hanya bisa dalam jangka waktu dua sampai 3 bulan sekali, kalau ada

kegiatan dimanapun Dedi Mulyadi selalu mengusahakan agar bisa datang,” (hasil

wawancara dengan Purwanto 18 Mei 2017, di Purwakarta).

Page 11: 4. ANALISIS DATA 4.1 Profil Program 4.1.1 Profil Program ... · 36 Universitas Kristen Petra 4. ANALISIS DATA 4.1 Profil Program . 4.1.1 Profil Program Pendidikan Berkarakter . Program

46 Universitas Kristen Petra

Gambar 4.4 Contoh credibility

Sumber: Humas Disdikpora Purwakarta (2017)

Seperti contoh gambar di atas merupakan contoh credibility, dimana Dedi

Mulyadi langsung turun ke lapangan untuk meninjau langsung Program Pendidikan

Berkarakter. Tampak Dedi Mulyadi sedang menegur anak yang masih di bawah umur

sedang membawa kendaraan. Anak-anak usia sekolah dilarang membawa motor

merupakan bagian dari Program Pendidikan Berkarakter.

Dari segi power cara Dedi Mulyadi dalam menyampaikan pesan yang dengan

keadaan khalayak yang datang selalu banyak. Hal ini dapat ditegaskan oleh Purwanto

sebagai sekretaris Disdikpora di Purwakarta;

“Kang Dedi itu kalau sosialisasi, banyak banget yang datang, dari tua sampai muda,

dari yang tempat tinggalnya dekat sampai jauh bisa datang,” (hasil wawancara

dengan Purwanto, 18 Mei 2017, di Purwakarta).

Page 12: 4. ANALISIS DATA 4.1 Profil Program 4.1.1 Profil Program ... · 36 Universitas Kristen Petra 4. ANALISIS DATA 4.1 Profil Program . 4.1.1 Profil Program Pendidikan Berkarakter . Program

47 Universitas Kristen Petra

Baik Purwanto dan Dede juga melakukan hal yang sama dalam proses

sosialisasi. Purwanto dan Dede termasuk dalam golongan komunikator professional

dikarenakan merupakan ahli dan juga merupakan bagian dari Disdikpora Purwakarta.

Purwanto dan Dede juga menggunakan pakaian kampret pada saat sosialisasi dan

menyampaikan pesan dengan metode seperti seminar gratis.

4.2.3 Khalayak

Dalam penentuan khalayak, sosialisasi Program Pendidikan Berkarakter tidak

terlepas dari sasaran Program Pendidikan Berkarakter atau pihak yang terkait di

dalamnya. Pihak-pihak yang terlibat seperti kepala sekolah, guru, tenaga pendidik,

orang tua, siswa, bahkan pedagang jajanan yang berada di lingkup sekolah dari tingkat

SD hingga SMA.

Pemilihan lokasi untuk khalayak bisa berubah sesuai dengan daerah mana yang

ingin disosialisasikan atau yang masih butuh perhatian lebih mengenai Program

Pendidikan Berkarakter. Biasanya lokasi untuk pengumpulan khalayak adalah lokasi

yang di dalam Purwakarta atau dalam lingkup wilayah Purwakarta. Tidak menutup

kemungkinan Dedi Mulyadi akan mengundang para khalayaknya untuk hadir di kantor

pemerintahan Purwakarta untuk melakukan sosialisasi bersama tanpa memandang

jabatan.

Pemilihan khalayak tidak lepas dari peran Disdikpora yang memegang data

mengenai keberadaan sekolah-sekolah yang ada di Purwakarta sebagai target untuk

peinjauan dan pelaksanaan sosialisasi Program Pendidikan Berkarakter.

Khalayak ini berlaku bagi semua kalangan termasuk anak Dedi Mulyadi. Dedi

Mulyadi mempunyai dua anak laki-laki yang masih bersekolah. Anak Dedi Mulyadi

juga tidak luput dari sasaran Program Pendidikan Berkarakter yang di Purwakarta.

Menurut Dedi Mulyadi dalam wawancaranya:

“Semuanya, termasuk anak saya, saya tidak mau membeda-bedakan karena semua

siswa sekolahan juga termasuk anak saya, dan saya juga orang tua bagi mereka.

Page 13: 4. ANALISIS DATA 4.1 Profil Program 4.1.1 Profil Program ... · 36 Universitas Kristen Petra 4. ANALISIS DATA 4.1 Profil Program . 4.1.1 Profil Program Pendidikan Berkarakter . Program

48 Universitas Kristen Petra

Jadi, saya harus memberikan contoh yang baik kepada mereka semua .” – ( Hasil

wawancara dengan Dedi Mulyadi, 11 Mei 2017 di Purwakarta).

Gambar 4.5 Foto bersama guru sesudah sosialisasi sebagai khalayak

Sumber: Humas Disdikpora Purwakarta (2017)

Gambar di atas merupakan visualisasi dari kepala sekolah dan guru yang datang

sebagai khalayak pada saat sosialisasi. Dedi Mulyadi juga menekankan pada kepala

sekolah sebagai khalayak pada saat sosialisasi Program Pendidikan Berkarakter. Tidak

ada perlakuan khusus bagi kepala sekolah dan guru yang mengajar di sekolah negeri

dan swasta, semuanya sama. Contoh pesan yang disampaikan Dedi Mulyadi kepada

kepala sekolah;

“Kepala Sekolah jangan segan dan jangan ragu untuk melaporkan guru yang

malas. Kirim keuh weh surat karena kita akan memberikan sanksi dari mulai

pemotongan gaji hingga pemberhentian.” (Mulyadi, 2016, hal. 128).

Dedi Mulyadi mengharapkan semua khalayak terutama sekolah sebagai

lembaga pendidikan dan tempat yang hamir setiap hari didatangi oleh siswa yang

menuntut ilmu agar dapat menjalankan Program Pendidikan Berkarakter, tidak hanya

siswa saja melainkan sekolah itu sendiri, dimulai dari kepala sekolah hingga guru.

Seperti yang dijelaskan oleh Dedi Mulyadi;

Page 14: 4. ANALISIS DATA 4.1 Profil Program 4.1.1 Profil Program ... · 36 Universitas Kristen Petra 4. ANALISIS DATA 4.1 Profil Program . 4.1.1 Profil Program Pendidikan Berkarakter . Program

49 Universitas Kristen Petra

“Seluruh sekolah harus berusaha meningkatkan kualitas kebersihan. Ada

pengelolan organik dan non organik, karena itu bagian dari keberadaban. Selain

itu, membersihkan sekolah dan lingkungan sekolahnya dari kebiasaan

konsumerisme, yang bersifat jajan. Kalau orang masuk ke dalam ruangan yang

sudah adab, maka di dalamnya akan beradab.” – (Mulyadi, 2016, hal. 130-131).

Selain kepala sekolah, guru yang menjadi khalayak tidak luput dari sosialisasi

Program Pendidikan Berkarakter. Demi Program Pendidikan Berkarakter di

Purwakarta berlangsung dengan baik, maka Dedi Mulyadi memberikan pesan kepada

guru bahwa akan adanya diberikan pelatihan-pelatihan demi mendapatkan pendidikan

yang merata di Purwakarta, serta akan dibangunnya sekolah di setiap kecamatan.

Contoh guru sebagai khalayak dalam sosialisasi Program Pendidikan

Berkarakter, seperti pesan yang di bawah ini;

“Di sekolah juga ada guru biologi yang antara lain mengajar teori organis dan

penanaman pohon. Seharusnya guru biologi mengajak murid misalnya menanam

tomat. Murid diminta mencatat perkembangan tanaman setiap hari sampai berbuah.

Nanti datang guru ekonomi yang menganjurkan agar tomatnya tidak dimakan

melainkan dibuat jus dan dijual. Kemudian untuk guru matematika, coba

perhatikan murid-muridnya. Lihat mereka jujur atau tidak, apakah ia

menyampaikan uang iuran seperti perintah orang tuanya atau tidak. Bangsa ini

tidak boleh memajukan orang pembohong. Itulah pendidikan yang Islami dan

berkarakter.” - (Mulyadi, 2013, hal. 181).

Gambar 4.6 Suasana Sosialisasi Program Pendidikan Berkarakter kepada siswa SD

Sumber: Humas Disdikpora Purwakarta (2017)

Page 15: 4. ANALISIS DATA 4.1 Profil Program 4.1.1 Profil Program ... · 36 Universitas Kristen Petra 4. ANALISIS DATA 4.1 Profil Program . 4.1.1 Profil Program Pendidikan Berkarakter . Program

50 Universitas Kristen Petra

Selain guru, tampak gambar di atas merupakan sosialisasi Program Pendidikan

Berkarakter di Purwakarta yang dilakukan oleh Dedi Mulyadi kepada para siswa SD di

Purwakarta. Dedi Mulyadi dengan menggunakan pakaian kampret sedang

mensosialisasikan tentang Program Pendidikan Berkarakter di Purwakarta, tampak

siswa SD serius mendengarkan pengarahan dari Dedi Mulyadi. Tak hanya siswa SD

saja siswa SMP sampai SMA juga tidak luput dari kunjungan Dedi Mulyadi,

sebagaimana pesan yang tertulis untuk kalangan SMP sampai SMA;

“Salah satu program saya di Purwakarta adalah mengajak para belajar berkesenian

dan berkeliling ke desa-desa, seminggu bisa tiga kali. Mereka mendapat uang saku

supaya bisa membiayai sekolahnya sendiri.” – (Mulyadi, 2014, hal. 16).

Orang tua sebagai khalayak juga tidak lepas dari Program Pendidikan

Berkarakter. Seperti yang diterangkan Dedi Mulyadi bahwa;

“Saya percaya semua anak memiliki kekuatannya masing-masing. Namun secara

umum, setiap anak manusia memiliki kelebihan intelektualitas (dalam kadarnya

masing-masing). Maka pendidikan yang penuh cinta adalah pendidikan yang

sanggup memberikan ruang bagi perkembangan intelektualitas.” – (Mulyadi, 2014,

hal. 51).

4.2.4. Pesan

Pesan yang disampaikan diolah Dedi Mulyadi sendiri atau brainstorming

bersama pihak Disdikpora Purwakarta seperti Purwanto atau Deden agar pesan diolah

menarik dan dapat dimengerti oleh masyarakat. Biasanya pesan diolah dengan bahasa

Sunda dan mencirikan Program Pendidikan Berkarakter bila ada yang tidak paham

dengan bahasa Sunda maka ada bahasa Indonesia. Dedi Mulyadi akan berperan dalam

proses sosialisasi dalam jangka waktu dua atau tiga bulan sekali, bila tidak maka

Purwanto atau Deden sendiri yang akan menyampaikan pesan mengenai sosialisasi

Program Pendidikan Berkarakter.

Page 16: 4. ANALISIS DATA 4.1 Profil Program 4.1.1 Profil Program ... · 36 Universitas Kristen Petra 4. ANALISIS DATA 4.1 Profil Program . 4.1.1 Profil Program Pendidikan Berkarakter . Program

51 Universitas Kristen Petra

Gambar 4.7 Contoh pesan yang dibuat oleh Dedi Mulyadi

Sumber: https://www.instagram.com/p/BNZT9UAA2WS

Gambar di atas merupakan visualisasi contoh pesan yang peneliti temui melalui

media instagram. Tampak pesan diolah sekreatif mungkin dan mengandung makna

tertentu yang biasanya mencirikan pribadi seorang Sunda di dalamnya. Pesan akan

diolah seinformatif dan persuasif mungkin agar khalayak dapat memahami pesan yang

akan disampaikan. Dalam penyampaian pesan biasanya Dedi Mulyadi atau Purwanto

sendiri akan menyampaikan dengan humor di dalamnya agar tidak terlalu serius dalam

proses penyampaian pesan terhadap khalayak. Sebagai contoh pesan yang

dikemukakan pada suatu acara di Purwakarta dalam sosialisasi mengenai Pendidikan

Berkarakter bahwa;

“Sakola kudu ngajarkan otentisitas, kasampurnaan diri, lumpatna ka Allah

(Sekolah hanya mengajarkan otentisitas, kesempurnaan diri hanya punya Allah).

Sekolah ini harus bisa mengembangkan potensi. Yang jadi Dalang saja jadi tidak

masalah,. Anda di sini tidak ada yang bodoh, semuanya pintar.” – (Mulyadi, 2014,

hal. 65)

Page 17: 4. ANALISIS DATA 4.1 Profil Program 4.1.1 Profil Program ... · 36 Universitas Kristen Petra 4. ANALISIS DATA 4.1 Profil Program . 4.1.1 Profil Program Pendidikan Berkarakter . Program

52 Universitas Kristen Petra

Selain itu menurut Dedi Mulyadi pada saat wawancara dengan peneliti pada 11

Mei 2017 lalu, Dedi Mulyadi mengatakan:

“Kalau biacara persoalan hidup maka fokus kita saat ini soal kebangkitan di

Purwakarta adalah kebangkitan pelayanan masyarakat yaitu dibidang kesehatan

dan pendidikan.” – (Hasil wawancara dengan Dedi Mulyadi, 11 Mei 2017, di

Purwakarta).

Dedi Mulyadi selalu menekankan pada pesan pentingnya pendidikan beserta

reformasi yang hanya bisa disampaikan oleh orang-orang pemberani. Lalu

menekankan pada karakter anak bangsa agar tidak melupakan jati diri sebgai seorang

anak di dalam lingkup keluarga dan juga siswa dalam lingkup sekolah. Proses

penyampaian pesan selalu diselingi dengan humor atau dikemas dalam bentuk menarik

sehingga khalayak tidak mengantuk, tidak bosan, dan dapat memahami dengan mudah

pesan yang disampaikan. Pesan yang disampaikan bersifat informatif atau persuasif.

Contoh pesan yang mempunyai sifat persuasif dan informatif dapat dilihat pada kutipan

di bawah ini:

“Karena tidak semua bisa mengerti bahasa yang disampaikan, harus bisa dikemas

semenarik mungkin, kadang ada yang paham terus ada yang kadang tidak paham.

Jadi, saya harus membuat sekreatif mungkin, agar masyarakat paham dengan

maksud yang disampaikan.” – (Hasil wawancara dengan Dedi Mulyadi 11 Mei 2017

di Purwakarta).

Dedi Mulyadi pada saat sosialisasi selalu menekankan pada pesan yang

disampaikannya, isi pesan tersebut selalu berisi tentang kualitas dari siswa sekolah itu

sendiri. Sebagaimana contoh pesan yang ditemui oleh peneliti;

“Saya ingin sekolah di Purwakarta itu baik, bukan hanya baik bangunannya tapi

juga baik kualitas siswanya, baik juga kualitas pendidikannya, juga sistemnya. Satu

saja targetnya yang penting adalah siswanya menjadi seorang yang produktif dan

mengerti apa itu etos yang kuat.” - (Mulyadi, 2016, hal. 135)

Page 18: 4. ANALISIS DATA 4.1 Profil Program 4.1.1 Profil Program ... · 36 Universitas Kristen Petra 4. ANALISIS DATA 4.1 Profil Program . 4.1.1 Profil Program Pendidikan Berkarakter . Program

53 Universitas Kristen Petra

.

Gambar 4.8 Contoh komentar balik Dedi Mulyadi

Sumber: https://www.facebook.com/DediMulyadi1971/?fref=ts

Selain gambar di atas, adapun contoh pesan yang peneliti dapatkan di halaman

facebook Dedi Mulyadi mengenai pendidikan agama sebagai bagian dari Program

Pendidikan Berkarakter, Dedi Mulyadi mengatakan bahwa:

Page 19: 4. ANALISIS DATA 4.1 Profil Program 4.1.1 Profil Program ... · 36 Universitas Kristen Petra 4. ANALISIS DATA 4.1 Profil Program . 4.1.1 Profil Program Pendidikan Berkarakter . Program

54 Universitas Kristen Petra

“Pendidikan Agama merupakan solusi bagi peningkatan kualitas pemahaman siswa

terhadap makna hidup dan tujuan hidup itu sendiri. Sebagai solusi dari problem

Full Day School dan Pendidikan Madrasah serta Pesantren. Pemerintah Kabupaten

Purwakarta meluncurkan Program Full Day School berbasis Madrasah Diniyyah

dan Pesantren. Secara teknis, program ini disesuaikan dengan lingkungan tempat

siswa tinggal. Jika terdapat Madrasah atau Pesantren di lingkungannya, maka usai

belajar di sekolah, siswa dapat langsung masuk ke Madrasah atau Pesantren. Jika di

lingkungan tersebut tidak terdapat Madrasah atau Pesantren, maka Guru Madrasah

atau Kiai Pesantren, datang ke sekolah untuk mengajar para siswa . Hal tersebut

merupakan bagian dari penguatan Pendidikan al Qur’an dan Pendidikan Kitab

Kuning yang berjalan selama ini. Skema pendidikan ini akan melibatkan ahli

psikologi anak, ahli permainan tradisional anak, ahli kesehatan anak dan seluruhnya

terintegrasi dalam Pendidikan Manusia Indonesia seutuhnya. Semoga Purwakarta

bisa menjadi contoh dalam menyelesaikan ketegangan yang berkembang selama ini.

Full Day School OK, Madrasah dan Pesantren lebih OK.” – (Kiriman pesan Dedi

Mulyadi 14 Agustus 2017, melalui facebook).

Dedi Mulyadi dalam bukunya juga menekankan mengenai kualitas pendidikan

itu bukan soal bangunan saja melainkan orang yang terkait juga, seperti kutipan di

bawah ini;

“Kualitas pendidikan tidak selalu tergantung kemajuan secara fisik, namun juga

secara karakter, dimulai dari guru-guru yang terlibat di sekolah.” (Hasil wawancara

dengan Dedi Mulyadi 11 Mei 2017, di Purwakarta).

Selain itu pesan Program Pendidikan Berkarakter pada saat sosialisasi akan

berbeda, tergantung pada khalayaknya yang hadir pada saat itu. Sebagaimana contoh

pada saat khalayak yang datang adalah kepala sekolah. Maka pesan yang disampaikan

adalah sebagai berikut:

“Seluruh sekolah harus berusaha meningkatkan kualitas kebersihan. Ada

pengelolan organik dan non organik, karena itu bagian dari keberadaban. Selain

itu, membersihkan sekolah dan lingkungan sekolahnya dari kebiasaan

konsumerisme, yang bersifat jajan. Kalau orang masuk ke dalam ruangan yang

sudah adab, maka di dalamnya akan beradab.” – (Mulyadi, 2016, hal. 130-131).

Bila pada saat dimana khalayak yang datang adalah guru pada saat sosialisasi

Program Pendidikan Berkarakter, maka pesan yang disampaikan akan berbeda juga.

Contoh peneliti temui dalam bukunya yaitu:

Page 20: 4. ANALISIS DATA 4.1 Profil Program 4.1.1 Profil Program ... · 36 Universitas Kristen Petra 4. ANALISIS DATA 4.1 Profil Program . 4.1.1 Profil Program Pendidikan Berkarakter . Program

55 Universitas Kristen Petra

“Pemerintah akan membekali semua guru memiliki skill dan pengetahuan yang

sama. Ada banyak teori pembelajaran kontemporer yang dapat diberikan pada guru,

misalnya Quantum Learning, Contextual Teaching and Learning, dan Hypnotic

Learning. Selain pengetahuan dan skill, guru-guru pun akan diajarkan filosofi

cinta. Melalui ikhtiar ini, saya yakin pendidikan bisa merata dan pendidikan akan

menghasilkan output yang baik.” - (Mulyadi, 2014, hal. 47).

Adapun contoh pesan yang diberikan Dedi Mulyadi bila yang hadir pada saat

sosialisasi Program Pendidikan Berkarakter itu adalah orang tua siswa dan masyarakat.

Contoh pesan yang ditemui peneliti seperti kutipan di bawah ini;

“Pendidikan lebih dari persekolahan, pendidikan meliputi pembiasaan berbahasa

Sunda, belajar membaca Al-Quran pembiasaan etika dan akhlak serta banyak aspek

lain yang merupakan tanggung jawab orang tua dan masyarakat. Bahayanya lagi

banyak orang tua yang menganggap bahwa para gurulah yang bertanggung jawab

pada seluruh kewajiban mendidik. Gejala ini dapat ditengarai dari ketidakpedulian

para orang tua pada apa yang sudah didapatkan anaknya di sekolah,

ketidakpedulian orang tua pada pola gaul anak-anak remajanya, dan keengganan

masyarakat untuk memperbaiki perilaku anak-anak muda.” – (Hasil wawancara

dengan Dedi Mulyadi 11 Mei 2017, di Purwakarta).

Selain itu, contoh pesan untuk masyarakat luas di Purwakarta mengenai

Program Pendidikan Berkarakter di Purwakarta, seperti yang diungkapkan Dedi

Mulyadi, ia mengatakan bahwa;

“Maksud masyarakat pembelajar adalah seluruh orang tua dan orang dewasa harus

menyadari bahwa mereka adalah guru bagi anak-anak mereka, bagi anak-anak

muda di sekitarnya. Jadi, orang dewasa haruslah mendorong, menegur,

mengingatkan semua generasi muda untuk belajar dan belajar tanpa kenal henti.

Semua orang harus menjadi polisi belajar.” – (Hasil wawancara dengan Dedi

Mulyadi 11 Mei 2017, di Purwakarta).

Namun, pesan yang sangat ditekankan Dedi Mulyadi untuk masyarakat

Purwakarta terkait dengan Program Pendidikan Berkarakter seperti yang tertulis dalam

buku Dedi Mulyadi, ia mengemukakan pendapatnya sebagai berikut;

“Orang yang memiliki karakter adalah orang yang memiliki kualitas. Orang yang

memiliki kualitas adalah orang yang senantiasa menghargai, menghormati aspek

Page 21: 4. ANALISIS DATA 4.1 Profil Program 4.1.1 Profil Program ... · 36 Universitas Kristen Petra 4. ANALISIS DATA 4.1 Profil Program . 4.1.1 Profil Program Pendidikan Berkarakter . Program

56 Universitas Kristen Petra

tanah, air, udara, dan matahari. Di mana nilai pendidikan formalnya selaras dengan

kebaikan perilakunya sehari-hari… Pembangunan berkarakter adalah meletakkan

manusia pada karakter empat hal tadi. Tidak boleh bertentangan dengan empat hal

ini melainkan harus bersenyawa.” – (Mulyadi, 2015, hal. 154)

4.2.5 Media

Media sangat berpengaruh dalam proses sosialisasi Program Pendidikan

Berkarakter. Media yang sangat berpengaruh dalam proses sosialisasi Program

Pendidikan Berkarakter menurut Dedi Mulyadi, Purwanto, dan Deden adalah media

sosial.

Program Pendidikan Berkarakter biasanya akan disosialisasikan melalui media

iklan seperti baliho atau spanduk, namun menurut Dedi Mulyadi yang sangat berperan

adalah media sosial dikarenakan pada zaman sekarang masyarakat tidak bisa lepas dari

gadget. Dedi Mulyadi menggunakan media sosial seperti facebook, twitter, instagram,

website pemerintahan untuk proses sosialisasi Program Pendidikan Berkarakter. Hasil

wawancara Dedi Mulyadi dengan peneliti menemukan:

“Teknologi pada zaman sekarang juga semakin berkembang, tidak boleh luput

karena teknologi yang menggunakan media juga semakin digemari oleh orang

banyak dan ini juga merupakan kesempatan yang baik untuk saling berbagi.” –

(Hasil wawancara dengan Dedi Mulyadi 11 Mei 2017, di Purwakarta).

Page 22: 4. ANALISIS DATA 4.1 Profil Program 4.1.1 Profil Program ... · 36 Universitas Kristen Petra 4. ANALISIS DATA 4.1 Profil Program . 4.1.1 Profil Program Pendidikan Berkarakter . Program

57 Universitas Kristen Petra

Gambar 4.9 Penggunaan media sosial sebagai sarana sosialisasi

Sumber: https://www.instagram.com/p/BTlemLljByk/

Selain penggunaan instagram seperti contoh di atas, Dedi Mulyadi selalu aktif

dalam membagikan kiriman apa yang dilakukannya pada hari itu melalui media sosial,

contohnya pada tanggal 25 Juli 2017 yang berkaitan dengan Program Pendidikan

Berkarakter pada media facebook. Dedi Mulyadi membagikan kiriman tentang panen

padi yang ditanam oleh siswa SMA di Purwakarta dengan bentuk video pada dinding

facebooknya. Pada hal ini Dedi Mulyadi menggunakan media sosial sebagai sarana

untuk sosialisasi. Selain video seperti gambar di bawah, Dedi Mulyadi juga

mengirimkan foto bahkan kadang siaran langsung dan dibagikan lagi oleh Dede atau

Purwanto.

Page 23: 4. ANALISIS DATA 4.1 Profil Program 4.1.1 Profil Program ... · 36 Universitas Kristen Petra 4. ANALISIS DATA 4.1 Profil Program . 4.1.1 Profil Program Pendidikan Berkarakter . Program

58 Universitas Kristen Petra

Contoh 4.10 Penggunaan media sosial dalam sosialisasi Program Pendidikan

Berkarakter

Sumber: https://www.facebook.com/DediMulyadi1971/?fref=ts

Sedangkan Purwanto dan Deden juga melakukan hal yang sama, menggunakan media

sosial seperti facebook, twitter, instagram, website Disdikpora Purwakarta untuk

proses sosialisasi Program Pendidikan Berkarakter. Biasanya Purwanto dan Deden

akan membagikan ulang kiriman dari Dedi Mulyadi, meretweet kembali kiriman dari

Dedi Mulyadi, atau bahkan menulis kirimannya sendiri kepada masyarakat Purwakarta.

Dedi Mulyadi juga menuliskan beberapa buku sebagai media pembelajaran.

Adapun buku yang dibuatnya mengenai hasil buah pemikirannya sendiri. Sebagai

contoh yaitu Kang Dedi Menyapa, Mengayuh Negeri dengan Cinta, Spirit Budaya

Kang Dedi, dan lain-lain. Sebagai contoh tulisan mengenai Pendidikan Berkarakter

yang berada di media cetak;

“Kalau saya sekarang lebih memilih sembilan tahun karena itulah yang disebut

dengan semangat. Pertanyaannya, kenapa masih ada bimbel? Dari Kumon sampai

kumat… karena orang tua cenderung memilih kursus saja daripada sekolah. Kalau

anak ingin ahli otomotif, kursus montir saja, enam bulan selesai… Jadi masuk

sekolah itu karena ingin memenuhi aspek formal negara. Kalau sudah seperti ini,

harus segera dilakukan perubahan. Nah, andaikata negeri ini tidak ada ujian,

mungkin tidak akan lagi kita capek.” – (Mulyadi, 2013, hal. 129).

Page 24: 4. ANALISIS DATA 4.1 Profil Program 4.1.1 Profil Program ... · 36 Universitas Kristen Petra 4. ANALISIS DATA 4.1 Profil Program . 4.1.1 Profil Program Pendidikan Berkarakter . Program

59 Universitas Kristen Petra

4.2.6 Efek

Dedi Mulyadi mengharapkan agar para khalayak yang mendengarkan

sosialisasi Program Pendidikan Berkarakter agar mengerti pesan apa yang

disampaikan. Dedi Mulyadi, Purwanto, Deden memperhatikan efek pada pengetahuan

(knowledge), sikap (attitude), perilaku (behavior).

Efek ini sangat menentukan berhasil tidaknya sebuah proses sosialisasi

Program Pendidikan Berkarakter yang dilaksanakan pada bulan tersebut. Semua efek

sangat diperhatikan dalam sebuah proses sosialisasi Program Pendidikan Berkarakter

yang dilaksanakan di Purwakarta. Dimulai dari pengetahuan mengenai Program

Pendidikan Berkarakter, sikap masyarakat terhadap Program Pendidikan Berkarakter,

bahkan perilaku kepala sekolah, tenaga pendidik, guru, orang tua, siswa yang

merupakan khalayak dari Program Pendidikan Berkarakter ini.

Pada zaman sekarang teknologi semakin berkembang dan meningkatkan efek

konsumenrisme, maka dari itu Dedi Mulyadi berharap dengan adanya program

Pendidikan Berkarakter di Purwakarta ini dapat mengurangi kebiasaan konsumenrisme

dengan cara membawa bekal makanan dari rumah. Seperti yang ditemukan peneliti

mellaui tulisan dan dokumentasi foto di bawah;

“Anak sekolah tidak boleh lagi jajan karena itu bersifat konsumtif, dan sudah

saatnya anak-anak Purwakarta hari ini berjalan tegak, pergi ke sekolah dengan

sepeda atau jalan kaki tanpa ada uang jajan, sepatunya harus dibuat oleh dirinya

sendiri, tas sekolahnya tidak boleh yang mewah dan harus dibuat sendiri, baju

sekolahnya harus dibikin oleh dirinya sendiri dan saya tegaskan tidak ada kewajiban

seragam sekolah untuk rakyat Purwakarta, tidak ada kewajiban bersepatu.” Mulyadi (2015; hal. 120)

Page 25: 4. ANALISIS DATA 4.1 Profil Program 4.1.1 Profil Program ... · 36 Universitas Kristen Petra 4. ANALISIS DATA 4.1 Profil Program . 4.1.1 Profil Program Pendidikan Berkarakter . Program

60 Universitas Kristen Petra

Gambar 4.11 Contoh efek perilaku membawa bekal ke sekolah bagian Program

Pendidikan Berkarakter

Sumber: Humas Disdikpora Purwakarta (2017)

Selain itu penekanan pada efek kognitif, afeksi, dan behavior pada Program

Pendidikan Berkarakter ingin diterapkan. Dedi Mulyadi pada masa yang dimana

menurut dirinya sekarang bahwa anak-anak seusia SD sampai SMA masih bersifat

konsumenrisme, kurang bermoral, bingung akan masa depannya sendiri, dan harus

diarahkan dengan sebuah Pendidikan Berkarakter. Maka Dedi Mulyadi dalam bukunya

berkata;

“Sekarang musim rambutan maka boleh sehari anaknya diliburkan untuk

menemani ibunya memetik rambutan dan mengikatnya. Itu pendidikan bukan

perbudakan. Untuk apa? Agar ada keterikatan moral siswa dengan orang tua dan

pohonnya karena itu akan menjadi kenangan dan sebuah pelajaran moral.”

(Mulyadi, 2016, hal. 133).

Page 26: 4. ANALISIS DATA 4.1 Profil Program 4.1.1 Profil Program ... · 36 Universitas Kristen Petra 4. ANALISIS DATA 4.1 Profil Program . 4.1.1 Profil Program Pendidikan Berkarakter . Program

61 Universitas Kristen Petra

Gambar 4.12 Seorang siswa SMP sedang membantu ayahnya

Sumber: Humas Disdikpora Purwakarta (2017)

Gambar di atas merupakan contoh nyata efek dari Program Pendidikan

Berkarakter di Purwakarta yang sudah mulai memberikan efek kepada siswa SD- SMA

dari sisi efek sikap dan perilaku.

4.3 Analisis dan Interpretasi Data

4.3.1 Strategi Komunikasi Politik Dedi Mulyadi

Baik Dedi Mulyadi maupun Purwanto dan Dede mempunyai strategi

komunikasi politik yang dijalankan pada saat mensosialisasikan Program Pendidikan

Berkarakter di Purwakarta. Terlihat ada sedikit perbedaan pelaksanaan strategi

komunikasi politik yang dilaksanakan oleh Dedi Mulyadi maupun Purwanto dan Dede

saat proses sosialisasi.

4.3.2 Komunikator Politik

Pada saat Dedi Mulyadi sebagai komunikator dalam penyampaian pesan

mengenai Program Pendidikan Berkarakter di Purwakarta, Dedi Mulyadi sebagai

politikus mempunyai komponen credibility, power, attractiveness, dan similarity. Hal

tersebut dilihat pada saat Dedi Mulyadi selalu menggunakan baju khas Sunda

(kampret) dalam proses sosialisasi Program Pendidikan Berkarakter. Pemakaian baju

Page 27: 4. ANALISIS DATA 4.1 Profil Program 4.1.1 Profil Program ... · 36 Universitas Kristen Petra 4. ANALISIS DATA 4.1 Profil Program . 4.1.1 Profil Program Pendidikan Berkarakter . Program

62 Universitas Kristen Petra

kampret merupakan bagian dari komponen attractiveness dan similarity bahwa dirinya

adalah seorang Sunda.

Dari segi credibility, Dedi Mulyadi selalu melakukan sosialisasi setiap

bulannya, walaupun Dedi Mulyadi hanya bisa dalam jangka waktu dua sampai 3 bulan

sekali (wawancara dengan Purwanto 18 Mei 2017). Tetapi, Dedi Mulyadi selalu

mengusahakan agar dirinya hadir di dalam setiap sosialisasi. Credibility merupakan

elemen dalam komponen komunikator yang berbicara dengan bagaimana perkataan

seorang komunikator dapat dibuktikan dan sang komunikator dapat menjalankan

sebuah kegiatan berdasarkan apa yang ia ucapkan. Tidak hanya berbicara mengenai

kepastian tetapi sebuah perilaku jujur dan berakhlak sehingga masyarakat mengakui

bahwa seorang komunikator baik tidak hanya merealisasikan keinginan rakyat namun

juga ramah dan jujur.

Menurut Petty (1996, hal. 20) dalam komunikasi politik, seorang komunikator

politik adalah sebuah elemen yang terpenting dalam menentukan berhasil atau tidaknya

sebuah strategi yang dijalankan. Adanya karakteristik atau komponen credibility,

similarity, power, dan attractiveness tersebut adalah sesuatu yang mempengaruhi

kemampuan seseorang dalam mempengaruhi yang lainnya. Berarti Dedi Mulyadi,

Purwanto, dan Dede adalah seorang komunikator yang berhasil karena mempunyai

empat karakteristik dalam segi komunikator politik.

Pada segi power cara Dedi Mulyadi dalam menyampaikan pesan pada saat

sosialisasi, selalu berhasil mengumpulkan khalayak banyak dari berbagai kalangan.

Sehingga, dapat diketahui bahwa power Dedi Mulyadi sangat besar di Purwakarta.

Power sebagai elemen penting dalam komponen komunikator penting, dikarenakan

dari power dapat kita ketahui seberapa berpengaruhnya seorang komunikator politik

yang berada di daerah tersebut.

Baik Purwanto dan Dede juga melakukan hal yang sama dalam proses

sosialisasi. Purwanto dan Dede termasuk dalam golongan komunikator professional

dikarenakan merupakan ahli dan juga merupakan bagian dari Disdikpora Purwakarta.

Purwanto dan Dede juga menggunakan pakaian kampret pada saat sosialisasi dan

Page 28: 4. ANALISIS DATA 4.1 Profil Program 4.1.1 Profil Program ... · 36 Universitas Kristen Petra 4. ANALISIS DATA 4.1 Profil Program . 4.1.1 Profil Program Pendidikan Berkarakter . Program

63 Universitas Kristen Petra

menyampaikan pesan dengan metode seperti seminar gratis ataupun saat mewakili

Dedi Mulyadi bila tidak bisa menghadiri acara.

Gaya komunikator antara Dedi Mulyadi sebagai politikus dan Purwanto serta

Dede sebagai professional pada beberapa hal mempunyai kesamaan diantaranya

masing-masing dari komunikator mempunyai komponen credibility, power,

attractiveness, dan similarity. Dede dan Purwanto juga memakai baju kampret setiap

saat, terutama pada saat sosialisasi Program Pendidikan Berkarakter yang merupakan

komponen dari similarity, dan attractiveness yaitu jati diri sebagai seorang Sunda.

Credibility juga ada di dalam diri Purwanto dan Dede sebagai bagian dari Disdikpora

Purwakarta yang rutin menjalankan kegiatan sosialisasi ini, hanya saja Purwanto dan

Dede ini hanya beberapa kali saja menjadi komunikator, karena Dedi Mulyadi sebagai

pencetus Program Pendidikan Berkarakter ingin melihat langsung proses sosialisasi

dan hasilnya di lapangan.

Selain itu power yang merupakan bagian dari komponen komunikator juga

terlihat ada beberapa perbedaan antara Dedi Mulyadi dengan Purwanto dan Dede.

Ketika sosialisasi dilaksanakan dan dibawakan oleh Dedi Mulyadi maka banyak pihak

yang terkait akan datang, bila dari Purwanto dan Dede hanya pihak tertentu saja yang

datang.

4.3.3 Khalayak

Khalayak adalah salah satu aktor dari proses komunikasi. Karena itu unsur

khalayak tidak boleh diabaikan, sebab berhasil tidaknya proses komunikasi sangat

ditentukan oleh khalayak (Cangara, 2010, p. 157). Sedangkan menurut Calusse (1968)

di dalam buku Cangara (2012, hal. 30) mengatakan bahwa khalayak berlaku universal

dan secara sederhana diartikan sekumpulan orang yang menjadi pembaca, pendengar,

pemirsa berbagai media. Sedangkan menurut Nimmo (2010, hal. 25) khalayak

masyarakat luas atau kadangkala juga disebut sebagai publik. Dapat disimpulkan

bahwa khalayak adalah target dari penyampaian pesan yang disampaikan oleh

komunikator.

Page 29: 4. ANALISIS DATA 4.1 Profil Program 4.1.1 Profil Program ... · 36 Universitas Kristen Petra 4. ANALISIS DATA 4.1 Profil Program . 4.1.1 Profil Program Pendidikan Berkarakter . Program

64 Universitas Kristen Petra

Pada segi khalayak, Dedi Mulyadi biasanya menyasarkan program sosialisasi

Program Pendidikan Berkarakter ini kepada kepala sekolah, guru, siswa, orang tua, dan

pihak yang terkait. Menurut Dedi Mulyadi khalayak tersebut merupakan pihak yang

secara langsung terkait dengan Program Pendidikan Berkarakter di Purwakarta.

Purwanto dan Dede juga melakukan hal yang sama pada proses sosialisasi Program

Pendidikan Berkarakter di Purwakarta.

Khalayak yang ditemui Dedi Mulyadi saat proses sosialisasi sangat beragam

dari muda sampai tua. Ketika berkaitan dengan Program Pendidikan Berkarakter maka

pihak-pihak terkait dari guru sampai siswa mendengarkan pengarahan dari Dedi

Mulyadi, tidak hanya dilakukan di sekolah saja namun Dedi Mulyadi bisa datang ke

rumah-rumah warga atau ketika menemui di jalan dan akhirnya membagikan ke dalam

media sosial dan diterima khalayak seluruh Purwakarta bahkan seluruh Indonesia.

Adapun sifat, karakteristik dan keinginan masyarakat yang menjadi target

sasaran kampanye, dilihat dari tiga aspek, yakni: (1) aspek sosiodemografik; (2) aspek

profil psikologis; (3) aspek karakteristik perilaku masyarakat (Mc Nair 2016, hal 13).

Bila dilihat dari aspek sosiodemografik khalayak Purwakarta keinginan warga

Purwakarta untuk menjadi lebih baik, terutama di karakter anak-anak untuk

mempunyai karakter yang berbudipekerti diwujudkan Dedi Mulyadi dengan adanya

Program Pendidikan Berkarakter yang diterapkan di Purwakarta. Menurut Dedi

Mulyadi ketika diwawancara sudah ada penelitian sebelumnya

Dari aspek profil psikologis khalayak Purwakarta, Dedi Mulyadi memahami

keinginan orang tua agar anak-anaknya tidak terjerumus ke dalam pergaulan yang salah

terutama pada zaman globalisasi sekarang. Begitupula dengan karakteristik perilaku

masyarakat terutama masyarakat Purwakarta dikalangan anak sekolahan, Dedi

Mulyadi melihat masih adanya anak-anak yang tidak cukup umur sudah mengendarai

kendaraan bermotor dan ugal-ugalan sehingga bila lalai terjadi kecelakaan.

Kecendrungan orang tua yang mengizinkan anaknya untuk membawa kendaraan

bermotor itulah membuat Dedi Mulyadi sangat peduli pada masa depan anak bangsa

dan akhirnya tercetuslah Program Pendidikan Berkarakter.

Page 30: 4. ANALISIS DATA 4.1 Profil Program 4.1.1 Profil Program ... · 36 Universitas Kristen Petra 4. ANALISIS DATA 4.1 Profil Program . 4.1.1 Profil Program Pendidikan Berkarakter . Program

65 Universitas Kristen Petra

Penentuan khalayak ditentukan melalui rapat oleh Dedi Mulyadi dengan pihak-

pihak terkait termasuk salah satunya Disdikpora Purwakarta. Khalayak menjadi

penentu utama dalam pelaksanaan sebuah program atau kegiatan, agar sebuah program

atau kegiatan bisa berjalan dengan baik dan sesuai dengan target program.

4.3.4 Pesan

Bila dilihat dari pesan di media sosial Dedi Mulyadi ataupun media massa,

pesan selalu menekankan pada pesan pentingnya pendidikan beserta reformasi yang

hanya bisa disampaikan oleh orang-orang pemberani. Lalu menekankan pada karakter

anak bangsa agar tidak melupakan jati diri sebgai seorang anak di dalam lingkup

keluarga dan juga siswa dalam lingkup sekolah. Contohnya pada pentingnya agama

sebagai fondasi dan karakter yang berkebudayaan. Proses penyampaian pesan selalu

diselingi dengan humor atau dikemas dalam bentuk menarik sehingga khalayak tidak

mengantuk, tidak bosan, dan dapat memahami dengan mudah pesan yang disampaikan.

Pesan yang disampaikan bersifat informatif atau persuasif sehingga semua kalangan

dapat dengan mudah memahami pesan yang disampaikan Dedi Mulyadi. Seperti yang

ditegaskan Dedi Mulyadi dalam wawancara dengan peneliti;

“Karena tidak semua bisa mengerti bahasa yang disampaikan, harus bisa dikemas

semenarik mungkin, harus dibuat sekreatif mungkin, dimulai dari penggunaan

bahasa dan pemilihan kata-kata.” – ( Hasil wawancara dengan Dedi Mulyadi, 11 Mei

2017, di Purwakarta).

Pesan adalah muatan atau kontent komunikasi yang dikemas atau dikonstruksi

sebagai informasi/berita/isu dll yang bermuatan politik dalam beragam bentuk, dan

ditransformasikan kepada khalayak dengan menggunakan media, baik media

tradisisonal maupun media massa, serta media jaringan sosial (berbasis internet)

(Cangara, 2011, p. 257). Definisi lain mengenai pesan politik adalah salah satu unsur

penting dalam komunikasi politik. Pada hakikatnya, pesan adalah suatu informasi yang

disampaikan oleh komunikator kepada komunikan yang bertujuan untuk mencari

persamaan makna atau persepsi Nimmo (2010, hal. 60).

Page 31: 4. ANALISIS DATA 4.1 Profil Program 4.1.1 Profil Program ... · 36 Universitas Kristen Petra 4. ANALISIS DATA 4.1 Profil Program . 4.1.1 Profil Program Pendidikan Berkarakter . Program

66 Universitas Kristen Petra

Pesan yang disampaikan menggunakan bahasa Indonesia ataupun bahasa

Sunda. Pemakaian bahasa Sunda dan Indonesia digunakan pada saat acara sosialisasi

berlangsung. Penggunaan bahasa Sunda akan diselingi dengan terjemahan bahasa

Indonesia, agar yang tidak mengerti dengan bahasa Sunda bisa mengerti apa yang

disampaikan. Selain itu, di media sosial Dedi Mulyadi lebih sering menggunakan

bahasa Indonesia dan sesekali menggunakan bahasa Sunda. Dalam soal Pendidikan

Berkarakter biasanya Dedi Mulyadi memberikan pesan yang bersifat persuasif

sehingga khalayak yang mendengarkan tidak bosan.

Sifat pesan informatif juga disampaikan Dedi Mulyadi, biasanya dengan fakta-

fakta yang ada dan dihubungkan dengan manfaat dari Program Pendidikan Berkarakter,

sehingga khalayak dapat memahami tujuan sesungguhya dari pelaksanaan Program

Pendidikan Berkarakter.

Dedi Mulyadi dalam setiap sosialisasi Program Pendidikan Berkarakter, entah

secara langsung atau tidak langsung selalu menekankan pada pesan yang

disampaikannya. Pada setiap buku yang ditulisnya selalu ada bab mengenai pendidikan

dan sellau menekankan pada Pendidikan Berkarakter, atau menggunakan contoh

kebiasaan sehari-hari yang dilakukan oleh masyarakat, agar semua khalayak

memahami dengan pelaksanaan Program Pendidikan Berkarakter sebenarnya.

Dari temuan data di atas dan analisa di atas, maka Dedi Mulyadi menggunakan

pesan sebagai strategi komunikasi untuk kegiatan berpolitik dalam mensosialisasikan

Program Pendidikan Berkarakter di Purwakarta. Perlu dipahami bahwa politik sendiri

merupakan kegiatan yang dilaksanakan oleh seorang aktor politik untuk kepentingan

bersama. Dedi Mulyadi selalu menekankan pada pesan-pesan yang disampaikan untuk

khalayaknya melalui sosialisasi. Pesan-pesan yang Dedi Mulyadi sampaikan selalu

menekankan pada aspek moral atau karakter anak bangsa yang menjadi bukti bahwa

Dedi Mulyadi menggunakan elemen pesan sebagai elemen yang terutama dalam

strategi komunikasi politik sosialisasi Program Pendidikan Berkarakter di Purwakarta.

4.3.5 Media

Page 32: 4. ANALISIS DATA 4.1 Profil Program 4.1.1 Profil Program ... · 36 Universitas Kristen Petra 4. ANALISIS DATA 4.1 Profil Program . 4.1.1 Profil Program Pendidikan Berkarakter . Program

67 Universitas Kristen Petra

Definisi media menurut Scannell dan Cardiff (1991, hal. 8) adalah sebuah

wadah yang tidak hanya mengirimkan pesan-pesan organisasi politik kepada publik,

tapi mereka mengubah pesan melalui berbagai proses pembuatan berita dan

interpretasi.

Dedi Mulyadi menggunakan beberapa media sosial seperti facebook,

instagram, twitter. Selain itu kadang juga menggunakan media lain seperti iklan di

baliho. Setidaknya sehari sekali Dedi Mulyadi akan mengirimkan sebuah kiriman di

media sosial dirinya. Tapi, Dedi Mulyadi lebih sering menggunakan media sosial

seperti facebook, instagram, dan juga twitter untuk sharing apa yang dilakukan dirinya

bahkan menuliskan pesan yang berisikan seperti Program Pendidikan Berkarakter di

Purwakarta.

Penggunaan media sangat berpengaruh besar terhadap proses sosialisasi

Program Pendidikan Berkarakter di Purwakarta. Terutama pada zaman globalisasi

sekarang, yang dimana teknologi semakin berkembang pesat dan banyaknya fitur yang

semakin beragam. Pemilihan media komunikasi harus didasarkan pada isi pesan yang

ingin disampaikan, dan pemilikan media yang dimiliki oleh khalayak (McNair, 2016,

hal. 14). Salah satu media yang disebutkan oleh McNair adalah media cetak dan media

internet yang menjadi cikal bakal tumbuhnya media sosial. Adanya kelebihan media

internet adalah: (1) kemampuan untuk menembus batas wilayah, ruang, dan waktu; (2)

memperluas akses memperoleh informasi global; (3) meningkatkan kemampuan untuk

berserikat secara bebas.

Sebagaimana yang dimaksud oleh McNair dalam kegiatan penyebaran pesan

Program Pendidikan Berkarakter melalui media internet adalah; (1) Dengan media

sosial yang terhubung dengan internet, maka pesan tentang Program Pendidikan

Berkarakter bisa diakses dimana saja, kapan saja; (2) Program Pendidikan Berkarakter

semakin dikenal masyarakat Purwakarta, tidak hanya Purwakarta saja, namun bisa saja

seluruh dunia; (3) Dengan adanya Program Pendidikan Berkarakter, maka akan adanya

timbal balik berupa kritik dan saran atas apa yang dirasakan masyarakat sebagai

khalayak, terutama warga Purwakarta sebagai khalayak dan pelaksana kegiatan

Program Pendidikan Berkarakter. Diharapkan dengan adanya kritik dan saran yang

Page 33: 4. ANALISIS DATA 4.1 Profil Program 4.1.1 Profil Program ... · 36 Universitas Kristen Petra 4. ANALISIS DATA 4.1 Profil Program . 4.1.1 Profil Program Pendidikan Berkarakter . Program

68 Universitas Kristen Petra

dituliskan masyarakat melalui media sosial melalui media internet bisa membuat

Program Pendidikan Berkarakter menjadi lebih baik.

Kelebihan media internet di atas membuat Dedi Mulyadi memilih lebih aktif di

media sosial yang terhubung dengan internet sebagai salah satu sarana yang efektif

untuk mensosialisasikan Program Pendidikan Berkarakter yang ada di Purwakarta.

Selain itu, khalayak dari seluruh dunia menjadi tahu bahwa ada Program Pendidikan

Berkarakter di Purwakarta akibat adanya penggunaan media sosial yang terhubung

dengan internet.

Selain itu, Dedi Mulyadi juga menggunakan media cetak seperti buku yang

ditulisnya sendiri, agar dapat dibaca orang banyak dan luas. Menurut McNair, media

cetak adalah saluran komunikasi di mana pesan-pesan verbalnya (tertulis) maupun

dalam bentuk gambar-gambar seperti karikatur dan komik dilakukan dalam bentuk

cetak. Kelebihannya adalah bisa dibaca semua orang dalam satu tempat.

Kekurangannya adalah tidak memiliki jangkauan yang jauh, kecuali yang bisa

dijangkau dengan transportasi untuk mengantar media cetak tersebut.

Maka dari itu, buku yang diterbitkan oleh Dedi Mulyadi ataupun yang

menuliskan tentang dirinya bisa dibaca oleh semua orang dan semua kalangan dalam

suatu tempat yang memiliki buku tersebut. Sedangkan, kekurangannya adalah tidak

semua orang bisa mendapatkan buku tersebut dikarenakan transportasi ataupun biaya

untuk membeli buku tersebut. Media sosial dan tatap muka sama-sama memberikan

efek terhadap sosialisasi Program Pendidikan Berkarakter. Media sosial memberikan

efek paling besar pada saat sosialisasi, terutama di masa sekarang.

4.3.6 Efek

Menurut Lavidge dan Steiner (dalam Saverin & Tankard, 2001) meyakini

bahwa proses komunikasi menimbulkan pengaruh-pengaruh, atau biasa disebut efek

komunikasi. Efek komunikasi adalah perubahan yang terjadi pada diri penerima pesan

komunikasi. Mereka mengelompokkan efek komunikasi ke dalam tiga dimensi atau

kategori sebagai berikut: kognitif (pemikiran/gagasan), afektif (emosi), konatif

(motivasi). Sedangkan menurut Mc Nair (2012, hal. 12) efek dapat dilihat dari tiga

Page 34: 4. ANALISIS DATA 4.1 Profil Program 4.1.1 Profil Program ... · 36 Universitas Kristen Petra 4. ANALISIS DATA 4.1 Profil Program . 4.1.1 Profil Program Pendidikan Berkarakter . Program

69 Universitas Kristen Petra

perspektif yaitu: tingkat yang mana perilaku komunikatif yang penuh arti dari para

aktor, bagaimana proses politik dari masyarakat demokratis -praktek dan prosedur

mereka- telah terpengaruh oleh pesan-pesan signifikan komunikasi masa, tingkat

dampak yang sistemik menyangkut kenaikan komunikasi politis yang mengedepan

masyarakat kapitalis. Peneliti menggunakan definisi efek yang dikemukakan Cangara

(2011, hal . 331) sebagaimana definisi efek adalah perbedaan antara apa yang

dipikirkan, dirasakan, atau dilakukan oleh penerima sebelum dirinya menerima pesan.

Efek yang dirasakan setelah mendapatkan pesan yang dilakukan saat sosialisasi

adalah adanya pemahaman terhadap Program Pendidikan Berkarakter di Purwakarta

(knowledge). Kemudian adanya perubahan sikap yang dimana ada yang tidak setuju

menjadi setuju (attitude). Contoh dari sikap ini adalah pedagang kaki lima yang

menjajakan jajanan di sekolah menerima untuk tidak berjualan di lingkungan sekolah

dan dipindahkan ke lokasi yang tepat. Selain itu Dedi Mulyadi melihat adanya

perubahan perilaku siswa (behavior) salah satunya tidak membawa kendaraan ke

sekolah.

Kemudian dari orang tua dan siswa sebagai khalayak yang mernerima dampak

langsung dari sosialisasi Program Pendidikan Berkarakter juga lebih memahami

kebutuhan anak dan orang tua sehari-hari. Sehingga dari sisi kognitif orang tua dan

siswa lebih memahami apa yang dibutuhkan dan dilakukan pada sehari-harinya.

Sehingga dari sisi afeksi dan perilaku yang merupakan kelanjutan dari sisi kognitif,

orang tua dan siswa sekolah SD sampai SMA dapat merasakan perubahan yang terjadi

pada sekitarnya pada saat Program Pendidikan Berkarakter dilaksanakan dan

berpengaruh kepada perubahan sikap yang ditandai dari lebih meghargai orang tua

yang bersusah payah membanting tulang dan lebih hemat dalam soal jajan.

4.4 Triangulasi Data

Penelitian ini menggunakan triangulasi sumber sebagai uji keabsahan data,

sebagaimana yang dimaksud dengan triangulasi sumber adalah membandingkan dan

mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan

Page 35: 4. ANALISIS DATA 4.1 Profil Program 4.1.1 Profil Program ... · 36 Universitas Kristen Petra 4. ANALISIS DATA 4.1 Profil Program . 4.1.1 Profil Program Pendidikan Berkarakter . Program

70 Universitas Kristen Petra

alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif (Moleong, 2012, hal. 330). Triangulasi

sumber dilakukan kepada pihak terkait seperti orang tua siswa, dan siswa.

4.4.2 Orang Tua Siswa

Rizky sebagai orang tua siswa di sebuah sekolah dasar di Purwakarta

merasakan adanya perubahan besar terhadap anaknya. Dimulai dari efek pengetahuan,

perilaku, dan sikap. Anaknya yang bernama Galih jadi semakin menghargai orang tua

terutama dalam kehidupan sehari-hari. Seperti yang dikatakan Rizky saat wawancara

dengan peneliti:

“Semenjak Program Pendidikan Berkarakter diaksanakan, saya merasa bersyukur.

Anak saya jadi rajin ibadah, tidak boros terutama beli mainan. Apalagi saya baru

merintis sebagai advokat, jadi berkat Program Pendidikan Berkarakter yang

mewajibkan anak ikut orang tua bekerja, Galih jadi semakin menghargai segala

jerih payah orang tuanya. Juga tidak ada yang luput dari peraturan ini, kecuali anak

SMA yang mau ujian nasional diambil alih sama provinsi.” – (Hasil wawancara

dengan Rizky, 11 Mei 2017, di Purwakarta).

Selain itu pada saat dirinya menghadiri sosialisasi Program Pendidikan

Berkarakter, Dedi Mulyadi selalu menggunakan pakaian Kampret dan penyampaian

pesan yang selalu dengan bahasa Sunda atau bahasa Indonesia, selain itu ada humor

dalam penyampaian pesan agar tidak mengantuk. Seperti yang dikatakan Dedi Mulyadi

dalam temuan data bahwa dirinya menggunakan bahasa Sunda dan bahasa Indonesia,

hal ini dibenarkan Rizky saat wawancara dengan peneliti;

“Pesannya mah pake bahasa Sunda, kalau ada yang kagak ngerti pakai Indonesia.

Terus pakai humor gitu supaya gak ngantuk, kalau gak pakai humor bisa-bisa saya

mengantuk juga gak paham dengan yang dikatakan Kang Dedi.” – (Hasil wawancara

dengan Rizky, 11 Mei 2017, di Purwakarta).

Rizky yang juga mengikuti Dedi Mulyadi di media sosial, salah satunya di

instagram. Rizky sangat setuju dengan kiriman Dedi Mulyadi mengenai Pendidikan

yang di kirim ke instagram pada awal bulan Mei lalu. Pernyataan Dedi Mulyadi di

media sosial yang dibenarkankan oleh Rizky, bahwa;

Page 36: 4. ANALISIS DATA 4.1 Profil Program 4.1.1 Profil Program ... · 36 Universitas Kristen Petra 4. ANALISIS DATA 4.1 Profil Program . 4.1.1 Profil Program Pendidikan Berkarakter . Program

71 Universitas Kristen Petra

“Pesan yang saya lihat di instagram sangat bagus, saya setuju dengan Knowledge is

power but character is more, kan anak-anak pada zaman sekarang pada kurang

karakternya teh. Orang tua lain di sekolahan anak saya ya juga setuju dengan pesan

yang disampaikan bapak, begitupula dengan tetangga di sebelah rumah.” – (Hasil

wawancara dengan Rizky, 11 Mei 2017, di Purwakarta).

Bila dilihat dari segi komponen strategi komunikasi politik, semua yang

didapatkan oleh Rizky adalah hasil dari proses strategi komunikasi politik yang

dilaksanakan Dedi Mulyadi sebagai Bupati Purwakarta dalam mensosialisasikan

Program Pendidiksn Berkarakter. Dedi Mulyadi selalu menggunakan pakaian kampret

setiap saat, tidak hanya pada saat sosialisasi saja melainkan dalam kehidupan sehari-

hari, yaitu pada saat jam dinas ataupun santai. Penyampaian pesan dilakukan dengan

rutin sehingga memberikan efek dari segi afeksi, kognitif, dan perilaku. Sehingga

masyarakat Purwakarta tidak ada yang keberatan dengan Program Pendidikan

Berkarakter di Purwakarta, dan masyarakat lebih berinisiatif untuk mengubah diri

mereka menjadi lebih baik, terutama dikalangan siswa SD sampai SMA di Purwakarta.

Pada pesan, Dedi Mulyadi biasanya menggunakan bahasa Sunda ataupun

bahasa Indonesia. Penggunaan bahasa Sunda ditujukan kepada masyarakat Purwakarta

bahwa mereka adalah seorang Sunda dan penggunaan bahasa yang mudah dimengerti,

seperti yang diungkapkan oleh Rizky “Knowledge is power, but character is more,”

yang menekankan bahwa pendidikan adalah sebuah kekuatan, tapi karakter lebih dari

itu. Penggunaan media sosial Dedi Mulyadi juga sangat aktif, terutama pada media

facebook. Rizky setidaknya melihat ada satu sampai tiga kiriman di dinding halaman

facebook Dedi Mulyadi setiap harinya, dimulai dari masalah ekonomi hingga

pendidikan di Purwakarta. Pada saat sosialisasi yang datang dari semua umur, ataupun

tidak pada saat sosialisasi Program Pendidikan Berkarakter, khalayak yang datang

biasanya beragam.

4.4.3 Siswa Sekolah

Desi sebagai siswa kelas 10 SMK jurusan akuntansi di Purwakarta juga melihat

Dedi Mulyadi selalu berpakaian Kampret pada saat sosialisasi dan setiap saat. Selain

Page 37: 4. ANALISIS DATA 4.1 Profil Program 4.1.1 Profil Program ... · 36 Universitas Kristen Petra 4. ANALISIS DATA 4.1 Profil Program . 4.1.1 Profil Program Pendidikan Berkarakter . Program

72 Universitas Kristen Petra

itu, menurut Desi apa yang dikatakan oleh Dedi Mulyadi saat sosialisasi benar adanya

dan membawa dampak yang positif. Penekanan Dedi Mulyadi mengenai efek kognitif,

perilaku, dan sikap yang dibawa oleh Program Pendidikan Berkarakter dibenarkan oleh

Desi;

“Jadi, banyak manfaatnya, ya walau masih ada aja yang bandel kak . Contohnya

naik kendaraan kan tidak boleh, jadi kita jalan kaki, terus ikut bantu ayah inu kerja

supaya paham susahnya cari uang untuk kehidupan sehari-hari. Kalau saya

sekarang jadi lebih menghargai orang tua, tidak berani macam-macam.” - (Hasil

wawancara dengan Desi, 11 Mei 2017, di Purwakarta).

Desi juga mengatakan bahwa dari pihak kepala sekolah, guru, siswa, dan pihak

yang terkait merupakan sasaran dari sosialisasi Program Pendidikan Berkarakter.

Bahkan, anak Dedi Mulyadi tidak luput dari Program Pendidikan Berkarakter ini. Hal

tersebut dibenarkan Desi pada saat wawancara dengan peneliti, Desi mengatakan

bahwa;

“Pakai bahasa Sunda-Indonesia gitu terus gak bosenin dikarenakan ada hiburan,

terus juga dibagikan ke media sosial. Saya ikutin di facebook sih, bapak aktif juga

di facebook.” – Desi 11 Mei 2017.

Selain dengan menggunakan bahasa Sunda dan Indonesia, menurut Desi

penjelasan Dedi Mulyadi mudah dimengerti karena tidak memberatkan para peserta

sosisalisasi untk berpikir berat. Selain itu ada candaan di dalam setiap pesan yang

disampaikan oleh Dedi Mulyadi. Pada saat sosialisasi waktu juga tidak terlalu lama,

jadi para peserta sosialisasi tidak mengantuk dan tidak bosan.

Desi tidak setuju dengan penerapan Program Pendidikan Berkarakter. Namun,

setelah ikut dua kali sosialisasi dirinya jadi paham bahwa ada manfaat baik yang bisa

digunakan dalam hidupnya. Desi mulai memahami sedikit demi sedikit tentang

Program Pendidikan Berkarakter, dan melakukannya dengan senang hati. Hal itu

dibenarkan Desi pada saat melakukan wawancara dengan peneliti, seperti kutipan di

bawah ini;

Page 38: 4. ANALISIS DATA 4.1 Profil Program 4.1.1 Profil Program ... · 36 Universitas Kristen Petra 4. ANALISIS DATA 4.1 Profil Program . 4.1.1 Profil Program Pendidikan Berkarakter . Program

73 Universitas Kristen Petra

“Bapak juga pakai baju kampret, setiap hari, setiap saat setiap waktu. Kalau dilihat

sih pada acara khusus masih pakai baju Kampret, jadi konsisten gitu kak. Jarang

sih liat bapak pake baju kek hem gitu, biasanya Kampret terus.” – (Hasil wawancara

dengan Desi, 11 Mei 2017, di Purwakarta).

Desi melihat Dedi Mulyadi memakai baju kampret setiap hari, tidak saat acara

tertentu saja. Sebagai komunikator Dedi Mulyadi mempunyai komponen

attractiveness dan similarity sebagai seorang Sunda yang menjalankan sosialisasi

Program Pendidikan Berkarakter di Purwakarta. Selain itu Desi yang mempunyai

media sosial juga mengikuti perkembangan Dedi Mulyadi melalui media sosial seperti

facebook ataupun instagram. Proses penyampaian pesan yang dilakukan oleh Dedi

Mulyadi kepada siswa SD sampai SMA menurut Desi dan Galih juga mudah dipahami

karena penggunaan bahasa yang mudah dimengerti dan dengan canda tawa sehingga

siswa tidak bosan dan mudah dicerna. Efek yang diterima Desi dan Galih pada saat

sosialisasi Program Pendidikan Berkarakter sangat bermanfaat bagi diri mereka dan

teman-teman mereka. Hal itu dilihat dari Desi dan Galih pada saat diwawancarai jadi

lebih menghargai orang tua, lebih hemat.