Upload
krisna-perdana
View
214
Download
2
Embed Size (px)
DESCRIPTION
secret
Citation preview
1
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang Masalah :
Pendidikan adalah suatu usaha menanamkan pengertian dan tujuan
agar pada diri manusia (masyarakat) tumbuh pengertian, sikap dan
perbuatan positif. Pada dasarnya usaha pendidikan adalah perubahan sikap
dan perilaku pada diri manusia menuju arah positif dengan mengurangi
faktor-faktor perilaku dan sosial budaya negatif (Notoatmodjo, 2003).
Tingkat pendidikan sangat berpengaruh terhadap perubahan sikap
dan perilaku hidup sehat. Tingkat pendidikan yang rendah akan
mempersulit seseorang atau masyarakat untuk menyerap informasi.
Seseorang atau masyarakat yang memiliki tingkat pendidikan dan
pengetahuan yang tinggi lebih mudah untuk memahami, menyerap semua
informasi, dan mengimplementasikan dalam perilaku dan kehidupan
sehari-hari (Depkes Republik Indonesia, 2004).
Kesehatan mental menjadi indikator dari terjadi masalah-masalah
yang berkaitan dengan gangguan mental dan gangguan jiwa. Permasalahan
gangguan jiwa ini tidak hanya berdampak pada produktivitas manusia, tapi
juga berkaitan dengan interaksi dengan lingkungan sosialnya. Temuan
WHO menunjukkan, diperkirakan ada sekitar 873.000 kasus bunuh diri
setiap tahun. Lebih dari 90% kasus bunuh diri tersebut berhubungan
dengan gangguan jiwa seperti depresi, skizofrenia, dan ketergantungan
alkohol (Febriani, 2008).
Berdasarkan data yang diperoleh dari Departemen Kesehatan RI,
Provinsi Jawa Barat menempati urutan kedua terbesar gangguan jiwa di
Indonesia dengan jumlah mencapai 22% penderita, atau sekitar 10.229.378
juta jiwa dari total penduduk Jawa Barat yang mencapai 46.497.175 juta
jiwa (Depkes RI, 2013).
2
Menurut UU No.3/1961, kesehatan mental adalah suatu kondisi
yang memungkinkan perkembangan fisik, intelektual, emosional yang
optimal dari seseorang dan perkembangan itu berjalan selaras dengan
keadaan orang lain. Kesehatan mental sama pentingnya dengan kesehatan
fisik dalam kehidupan sehari-hari. Keduanya, saling berkaitan, individu
yang mengalami masalah dengan kesehatan fisiknya sering kali
mengalami kecemasan dan depresi sehingga memperngaruhi kondisi
mental mereka terhadap suatu penyakit.
Kesehatan mental adalah seseorang yang sehat mental dan jiwanya,
merasa sehat dan bahagia, mampu menghadapi tantangan hidup, menerima
orang lain apa adanya, serta berpikir positif tentang dirinya dan orang lain.
(WHO, 2012). Kesehatan mental juga berperan penting dalam pekerjaan
selain kesehatan fisik. Kesehatan mental dalam pekerjaan dapat
berdampak pada maksimalnya pekerjaan yang dikerjakan. Seseorang yang
sehat mental, tentunya dapat melakukan pekerjaan sehari-hari dengan baik.
Sehat secara mental dalam pekerjaan dapat dilihat dari bagaimana cara
seseorang mengatasi tekanan pekerjaan yang dihadapinya.
Menurut UU No.8 Tahun 1974 Tentang Pengadaan Pegawai
Negeri Sipil, Pegawai Negeri Sipil adalah setiap warga Negara Indonesia
yang telah memenuhi syarat yang ditentukan, diangkat oleh pejabat yang
berwenang, serta diserahi tugas dalam suatu jabatan negeri, atau menjalani
tugas negara, serta digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan yang
ada. (UU No.8 Tahun 1974 Tentang Pokok-pokok Kepegawaian).
Pegawai negeri sipil sebagai tombak roda pemerintahan di daerah
selain memiliki fisik yang kuat dan prima, juga harus memiliki mental
yang sehat dan kuat. Sebagai pejabat aparatur negara, pegawai negeri sipil
tentunya memiliki tugas yang berat, dan memiliki banyak tekanan dari
luar, dengan demikian mental yang sehat menjadi syarat mutlak. Pegawai
negeri sipil yang tidak sehat secara mental, akan memberikan dampak
besar bagi jalannya kelangsungan aktifitas mereka, dan tentunya akan
memberikan dampak yang besar juga untuk instansi tempat mereka
bekerja. Untuk itu, maka sebelum diangkat menjadi pegawai negeri sipil,
3
mereka harus melewati masa trial selama kurun waktu dua tahun lebih
dengan status sebagai calon pegawai negeri sipil.
Calon pegawai negeri sipil (CPNS) sebagai tahapan menuju
pegawai negeri sipil memegang peranan besar dalam menciptakan
pegawai negeri sipil yang profesional, jujur, bertanggungjawab dan
berkompetensi sesuai dengan tugas/jabatan yang mereka tempati. Tahapan
ini juga berperan penting dalam memantau perkembangan mental masing-
masing calon pegawai negeri sipil guna mendapatkan pegawai-pegawai
negerei sipil yang siap baik mental maupun fisik dalam menjalan tugas
sebagai aparatur negara.
Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian tentang “Hubungan Jenis Kelamin dan Tingkat
Pendidikan Terhadap Kesehatan Mental Pada Calon Pegawai Negeri Sipil
Kota Depok Tahun 2012-2013”
I.2 Perumusan Masalah :
Berdasarkan judul penelitian diatas, rumusan masalah yang
menjadi fokus peneliti adalah:
1. Apakah ada hubungan antara jenis kelamin dengan kesehatan mental
pada Calon Pegawai Negeri Sipil Kota Depok?
2. Apakah ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan kesehatan
mental pada Calon Pegawai Negeri Sipil Kota Depok?
3. Apakah ada hubungan antara jenis kelamin dan tingkat pendidikan
terhadap kesehatan mental pada Calon Pegawai Negeri Sipil Kota
Depok?
I.3 Tujuan Penelitian :
1. Tujuan Umum :
Mengetahui hubungan jenis kelamin, tingkat pendidikan dan
lingkungan kerja terhadap kesehatan mental Calon Pegawai Negeri
Sipil di Kota Depok Tahun 2012
2. Tujuan Khusus :
4
a. Mengidentifikasi jenis kelamin Calon Pegawai Negeri Sipil Kota
Depok
b. Mengidentifikasi tingkat pendidikan Calon Pegawai Negeri Sipil
Kota Depok
c. Menganalisis hubungan jenis kelamin dengan kesehatan mental
pada Calon Pegawai Negeri Sipil Kota Depok
d. Menganalisis hubungan tingkat pendidikan dengan kesehatan
mental pada Calon Pegawai Negeri Sipil Kota Depok
I.4 Pertanyaan Penelitian :
1. Bagaimana profil kesehatan mental Calon Pegawai Negeri Sipil di
Kota Depok ?
2. Apakah ada hubungan antara jenis kelamin dengan kesehatan mental
pada Calon Pegawai Negeri Sipil Kota Depok?
3. Apakah ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan kesehatan
mental pada Calon Pegawai Negeri Sipil Kota Depok?
I.5 Manfaat Penelitian :
1. Bagi Pemerintah Kota Depok :
Sebagai masukan kepada Pemerintah Kota Depok untuk memberikan
promosi kepada Calon Pegawai Negeri Sipil yang akan dipromosikan
menjadi Pegawai Negeri Sipil.
2. Bagi Rumah Sakit :
Sebagai masukan agar terus mengoptimalkan pemeriksaan kesehatan
mental, tidak hanya bagi Calon Pegawai Negeri Sipil, tetapi juga
dilakukan kepada calon pekerja lainnya.
3. Bagi Masyarakat :
Memberikan pemahaman tentang pentingnya kesehatan mental,
terutama pengaruhnya dalam dunia pekerjaan.
4. Bagi Peneliti :
Sebagai informasi tambahan guna memperluas keilmuan peneliti di
bidang psikiatri, khususnya kesehatan mental.
5
5. Bagi Peneliti selanjutnya :
Dengan adanya penelitian ini diharapakan dapat menjadi referensi
utama atau tambahan bagi peneliti-peneliti selanjutnya.