23
Efisiensi Rumah Sakit dan Data Envelopment Analysis (DEA): Studi Empirik Penerapan Lean Six-Sigma di RSIA Kemang Medical Care A. Heri Iswanto, Gatot Soeryo Koesoemo , MS. Wibisono

4. Heri 4.18_DEA_OP_HERI_1.pdf

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: 4. Heri 4.18_DEA_OP_HERI_1.pdf

Efisiensi Rumah Sakit dan Data Envelopment Analysis (DEA):

Studi Empirik

Penerapan Lean Six-Sigma di RSIA Kemang Medical Care

A. Heri Iswanto, Gatot Soeryo Koesoemo , MS. Wibisono

Page 2: 4. Heri 4.18_DEA_OP_HERI_1.pdf

Pendidikan: PhD : Ilmu Ekonomi Master : Administrasi RS Sarjana: Manajemen RS Posisi: Direktur Umum Kemang Medical Care

A. HERI ISWANTO

Page 3: 4. Heri 4.18_DEA_OP_HERI_1.pdf

Pelayanan Kesehatan Tidak Harus Efisien?

•  Pandangan mengenai apakah pelayanan kesehatan harus efisien atau tidak ditanggapi berbeda oleh sejumlah pakar (Jacobs, 2000).

•  Pelayanan kesehatan diargumenkan tidak harus efisien krn jangkauan universal.

•  Upaya untuk menjaga kesehatan dan mengobati penyakit memerlukan pendekatan trial error yang tidak efisien.

•  Situasi pendanaan dibidang kesehatan memerlukan kemandirian, agar mampu memberikan pelayanan maksimum pada masyarakat.

•  Hal ini menuntut adanya efisiensi termasuk pada rumah sakit.

Page 4: 4. Heri 4.18_DEA_OP_HERI_1.pdf

Efisiensi sebagai Parameter

•  Pemegang saham, baik itu pemerintah atau swasta, mengharapkan agar manajemen dapat memberikan hasil terbaik dan ini ditunjukkan oleh parameter efisiensi.

•  Tanpa pengawasan terhadap efisiensi, masalah dapat muncul dari sisi manajemen yang berujung pada tindakan-tindakan penyimpangan.

•  Begitu pula, data efisiensi dapat digunakan untuk mengalokasikan sumber daya dengan lebih tepat sasaran sehingga sumber daya yang datang dari pemegang saham dapat dimanfaatkan secara optimal (Magnussen, 1996).

Page 5: 4. Heri 4.18_DEA_OP_HERI_1.pdf

Kualitas dan Efisiensi

•  Argumen lain menyatakan bahwa informasi efisiensi mempengaruhi kesediaan masyarakat untuk membayar biaya perawatan rumah sakit (Biorn et al, 2002).

•  Jika masyarakat mempersepsi rumah sakit tidak efisien, masyarakat akan menghindari penggunaannya karena khawatir hal ini berpengaruh pada kualitas pelayanan kesehatan yang diperolehnya.

Page 6: 4. Heri 4.18_DEA_OP_HERI_1.pdf

Perlu Pengukuran Efisiensi

•  Situasi yang sama terjadi di Indonesia.

•  Dana yang disediakan oleh pemerintah menuntut rumah sakit, baik swasta maupun pemerintah, mampu menggunakan sumber daya secara optimal (Suwandono, 2001).

•  Karenanya, pengukuran efisiensi rumah sakit mutlak harus dilakukan.

Page 7: 4. Heri 4.18_DEA_OP_HERI_1.pdf

Pengukuran Efisiensi •  Pengukuran efisiensi mensyaratkan adanya perbandingan antara masukan dan

keluaran. •  Organisasi dikatakan efisien jika mampu menghasilkan keluaran lebih besar

dengan masukan yang sama, atau menghasilkan keluaran yang sama dengan masukan yang berkurang (Alexander et al, 1991).

•  Hal ini seolah mengimplikasikan kalau pengukuran efisiensi rumah sakit sangat sederhana dengan hanya mempertimbangkan dua variabel : masing-masing satu untuk masukan dan satu untuk keluaran (Mortimer dan Peacock, 2002).

Page 8: 4. Heri 4.18_DEA_OP_HERI_1.pdf

Pengukuran Efisiensi RS •  Bagi rumah sakit à lebih rumit.

•  Hal ini disebabkan keluaran dari rumah sakit sangat heterogen sehingga sulit untuk memilih mana yang merupakan masukan dan mana yang merupakan keluaran yang dihasilkan oleh masukan tersebut (Folland dan Hofler, 2001).

•  Fungsi biaya yang dihasilkan tidak bersifat linier dan merupakan kombinasi dari banyak masukan.

Page 9: 4. Heri 4.18_DEA_OP_HERI_1.pdf

Metode Parametrik Mengukur Efisiensi RS

•  Terdapat dua metode umum untuk mengukur efisiensi rumah sakit yakni: parametrik dan non-parametrik.

•  Metode parametrik bertopang pada model batas-batas stokastik yang mempertimbangkan hitungan acak pada batas-batas estimasi.

•  Model parametrik sangat terbatas, mengandung adanya asumsi distribusi data, dan tidak praktis ketika menggunakan sejumlah keluaran yang dipengaruhi oleh sejumlah masukan (Olesen dan Petersen, 1998).

Page 10: 4. Heri 4.18_DEA_OP_HERI_1.pdf

Metode Non Parametrik Mengukur Efisiensi RS

•  Alternatifnya adalah metode yang bersifat non parametrik. •  Metode non parametrik tidak mengandung asumsi bentuk fungsi

produksi atau batas produksi (Tiemann dan Schreyogg, 2009). •  Hal ini memungkinkan sejumlah keluaran dibandingkan dengan

sejumlah masukan. •  Dua metode non parametrik yang popular diantaranya adalah Data

Envelopment Analysis (DEA) dan indeks produktivitas Malmquist (Barros et al, 2008).

Page 11: 4. Heri 4.18_DEA_OP_HERI_1.pdf

Data Envelopment Analysis (DEA) •  DEA merupakan model yang murni deterministik dengan menarik

fungsi efisiensi berdasarkan best practice yang terjadi di

lapangan (Tiemann et al, 2011).

•  Hal ini membuat penggunaan DEA dalam latar dimana terdapat

keluaran jamak yang tak terpasarkan perlu dipertimbangkan,

sementara bobot dari keluaran yang benar tidak dapat ditentukan

(Dalmau-Matarrodona dan Puig-Junoy, 1998).

•  DEA bekerja dengan membangun sejumlah batasan yang

berusaha mengelilingi sebuah pusat koordinat.

–  Titik yang berada di bagian dalam dari batasan ini (lebih dekat ke

pusat) dinyatakan sebagai titik tidak efisien.

–  Sementara titik yang efisien berada di kawasan perbatasan (Tofallis,

2001).

Page 12: 4. Heri 4.18_DEA_OP_HERI_1.pdf

Studi DEA •  Berbagai studi sebelumnya menggunakan

parameter yang berbeda-beda sebagai masukan

dan keluaran (Afonso dan Fernandes, 2008).

•  Linna (1998) menggunakan masukan berupa

biaya operasional, jumlah tempat tidur, tingkat

upah, dan indeks pengeluaran tahunan,

sementara keluaran berupa kunjungan pasien

gawat darurat, jumlah kunjungan rawat jalan,

jumlah hari perawatan, pengembangan SDM,

dan publikasi ilmiah.

•  Zere (2000) menggunakan masukan berupa

pengeluaran dan jumlah tempat tidur, sementara

keluaran berupa hari perawatan dan kunjungan

pasien rawat jalan.

Page 13: 4. Heri 4.18_DEA_OP_HERI_1.pdf

Indikator Keuangan sbg Variabel

•  Studi ini membatasi variabel

hanya pada variabel biaya

sehingga mereduksi studi ini ke

dalam indikator keuangan.

•  Hal ini pantas dilakukan dalam

konteks rumah sakit swasta yang

bertopang lebih pada indikator

keuangan untuk menghasilkan

efisiensi.

Page 14: 4. Heri 4.18_DEA_OP_HERI_1.pdf

Variabel Penelitian •  Studi ini menggunakan data laporan keuangan dari RSIA Kemang Medical Care

(RSIA KMC), dari tahun 2011-2013 dan sudah diaudit oleh akuntan publik.

•  Studi ini dilakukan menggunakan masukan berupa: Harga Pokok Pelayanan (HPP), Biaya Operasional (BO), Biaya Umum dan Administrasi (BUA), Biaya Pasien (BP) dan Jasa Medik (JM).

•  Sementara untuk keluaran menggunakan Pendapatan (PN), Laba Kotor (LK) dan Laba Bersih (LB).

Page 15: 4. Heri 4.18_DEA_OP_HERI_1.pdf

Variabel Masukan dan Keluaran

Page 16: 4. Heri 4.18_DEA_OP_HERI_1.pdf

Potential Improvements

•  Untuk mengkuantifikasi in-efisiensi, peneliti menggunakan prosedur “Potential Improvements” dalam piranti DEA.

•  Perubahan efisiensi diukur sebagai selisih antara dua tahun. Situasi sebelum merujuk pada situasi peningkatan tahun 2012 terhadap tahun 2011.

•  Situasi setelah merujuk pada situasi peningkatan tahun 2013 terhadap tahun 2012.

Page 17: 4. Heri 4.18_DEA_OP_HERI_1.pdf

Perbandingan Pencapaian Target Reduksi Masukan

(Miliar Rupiah)

HPP BO BUA BP JM T A T A T A T A T A 2 thn sebelum LSS 21,7 23,8 20,5 30,4 42,2 54,2 10,1 11,7 10,8 12,1 1 thn sebelum LSS 30,4 32,2 28,7 32,0 59,1 64,2 14,2 16,3 15,1 15,9 1 thn setelah LSS 32,5 32,5 30,7 30,7 63,2 63,2 15,2 15,2 16,2 16,2

HPP = Harga Pokok Pelayanan BO = Biaya Operasional BUA = Biaya Umum dan Administrasi BP = Biaya Pasien JM = Jasa Medik

T = Target A = Actual LSS = Lean Six-Sigma

Page 18: 4. Heri 4.18_DEA_OP_HERI_1.pdf

Perbandingan Pencapaian Target Reduksi Luaran

(Miliar Rupiah)

LK PN LB T A T A T A 2 thn sebelum LSS 14.418 12.303 36.120 36.120 804 (9.090) 1 thn sebelum LSS 20.173 18.346 50.538 50.538 1.124 (4.866) 1 thn setelah LSS 21.585 21.585 54.075 54.075 1.203 1.203

PN = Penerimaan LK = Laba Kotor LB = Laba Bersih

T = Target A = Actual LSS = Lean Six-Sigma

Page 19: 4. Heri 4.18_DEA_OP_HERI_1.pdf

DEA dan Evaluasi Kinerja

•  DEA merupakan metode non parametrik dalam riset operasi yang memungkinkan evaluasi terhadap kinerja rumah sakit.

•  Lebih jauh DEA memungkinkan analisis inefisiensi di rumah sakit secara detail dan membantu mengidentifikasi perbaikan yang mungkin dilakukan serta mengkuantifikasi jumlah uang yang dapat dihemat secara teoritis jika inefisiensi tersebut dapat dihapuskan.

Page 20: 4. Heri 4.18_DEA_OP_HERI_1.pdf

Lean Six Sigma sbg Solusi Inefisiensi

•  Studi ini menunjukkan bahwa tingkat efisiensi pada RSIA KMC relatif rendah pada saat sebelum implementasi lean six sigma dimana dengan masukan yang sama, dihasilkan keluaran yang lebih rendah.

•  Kemampuan intervensi lean six sigma dalam mengatasi masalah inefisiensi di rumah sakit.

Page 21: 4. Heri 4.18_DEA_OP_HERI_1.pdf

Referensi Afonso, A., Fernandes, S. (2008). “Assessing Hospital Efficiency: Non-parametric Evidence for

Portugal”, Working Paper WP 07/2008/DE/UECE, Department of Economics: Technical

University of Lisbon.

Alexander, J., Bloom, J., Nuchols, B. (1991). “Nursing Turnover and Hospital Efficiency: An Organization

Level Analysis”, Working Paper, Institute for Research on Labor and Employment: UC

Berkeley

Barros, C., de Menezes, A., Peypoch, N., Solonandrasana, B., Vieira, J. (2008). “An analysis of hospital

efficiency and productivity growth using the Luenberger indicator”, Health Care Manage

Sci, 11, 373–381

Biorn, E., Hagen, T., Iversen, T., Magnussen, J. (2002). “The Effect of Activity-Based Financing on

Hospital Effciency: A Panel Data Analysis of DEA Effciency Scores 1992-2000”, MPRA

Paper No. 8099, HERO: University of Oslo

Dalmau-Matarrodona, E., Puig-Junoy, J. (1998). “Market Structure and Hospital Efficiency: Evaluating

Potential Effects of Deregulation in a National Health Service”, Review of Industrial

Organization 13, 447–466

Folland, S., Hofler, R. (2001). “How Reliable Are Hospital Efficiency Estimates?: Exploiting the Dual to

Homothetic Production”, Health Economics, 10, 683-698.

Jacobs, R. (2000). “Alternative Methods to Examine Hospital Efficiency: Data Envelopment Analysis and

Stochastic Frontier Analysis”, Discussion Paper, Centre for Health Economics: University

of York

Linna, M. (1998). “Measuring hospital cost efficiency with panel data models”, Health Economics, 7,

415-427.

Magnussen, J. (1996). “Efficiency Measurement and the Operationalization of Hospital Production”,

Health Services Research, 31(1), 21-36

Mortimer, D., Peacock, S. (2002). “Hospital Efficiency Measurement: Simple Ratios vs Frontier

Methods”, Working Paper 135, Centre for health Program Evaluation: University of

Melbourne

Olesen, O., Petersen, N. (1998). “The Use of Data Envelopment Analysis with Probabilistic Assurance

Regions for Measuring Hospital Efficiency”, Working Paper, School of Business and

Economics: Odense Universiteit

Suwandono, A., Gani, A., Purwani, S., Blas, E., Brugha, R. (2001). “Cost Recovery Beds in Public

Hospitals in Indonesia”, Health Policy and Planning, 16 (Suppl 2), 10-18

Tiemann, O., Schreyogg, J. (2009). “Effects of Ownership on Hospital Efficiency in Germany”, Business

Research, 2(2), 115-145

Tiemann, O., Schreyogg, J., Busse, R. (2011). “Hospital Ownership and Efficiency: A Review of Studies

with Particular Focus on Germany”, Health Policy

Tiemann, O., Schreyogg, J. (2012). “Changes in Hospital Efficiency after Privatization”, Health Care

Manag Sci

Tofallis, C. (2001). “Combining Two Approaches to Efficiency Assessment”, Journal of the Operational

Research Society, 52, 1225-1231

Zere, E. (2000), Hospital Efficiency in Sub-Saharan Africa Evidence from South Africa, Working Paper

187 (June), World Institute for Development Economics Research: The United Nations

University

Page 22: 4. Heri 4.18_DEA_OP_HERI_1.pdf
Page 23: 4. Heri 4.18_DEA_OP_HERI_1.pdf