Upload
indrabayukusuma
View
355
Download
39
Embed Size (px)
DESCRIPTION
konsep dan prinsip
Citation preview
Dr. dr. Sutoto, M.Kes
KONSEP DAN PRINSIP PELAYANAN
BERFOKUS PADA PASIEN DALAM STANDAR
AKREDITASI VERSI 2012
(PATIENT CENTER CARE)
DR. dr. SUTOTO, M.Kes Ketua Eksekutif
Komisi Akreditasi Rumah Sakit
Ketua KARS tahun 2014-2018
Ketua umum PERSI ( tahun 2009-2012 & tahun 2012-2015)
Dewan Pembina MKEK IDI Pusat
Dewan Pembina AIPNI (Asosiasi Institusi Pendidikan Ners Indonesia)
Anggota Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit Kementerian Kesehatan R.I
Dewan Penyantun RS Mata Cicendo, Pusat Mata Nasional
STANDAR AKREDITASI RS VERSI 2012
KELOMPOK STANDAR PELAYANAN BERFOKUS
PADA PASIEN
• AKES KE PELAYANAN DAN KONTINUITAS PELAYANAN (APK)
• HAK PASIEN DAN KELUARGA (HPK)
• ASESMEN PASIEN (AP)
• PELAYANAN PASIEN (PP)
• PELAYANAN ANESTESI DAN BEDAH (PAB)
• MANAJEMEN PENGGUNAAN OBAT (MPO)
• PENDIDIKAN PASIEN DAN KELUARGA (PPK)
KELOMPOK STANDAR MANAJEMEN RUMAH
SAKIT
• PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN (PMKP)
• PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI (PPI)
• TATA KELOLA, KEPEMIMPINAN DAN PENGARAHAN (TKP)
• MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN (MFK)
• KUALIFIKASI DAN PENDIDIKAN STAF (KPS)
• MANAJEMEN KOMUNIKASI DAN INFORMASI (MKI)
SASARAN KESELAMATAN PASIEN
• KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN
• PENINGKATAN KOMUNIKASI YANG EFEKTIF
• PENINGKATAN KEAMANAN OBAT YANG PERLU DI WASPADAI
• KEPASTIAN TEPAT LOKASI, TEPAT PROSEDUR, TEPAT PASIEN OPERASI
• PENGURANGAN RISIKO INFEKSI TERKAIT PELAYANAN KESEHATAN
• PENGURANGAN RISIKO PASIEN JATUH
SASARAN MILENIUM DEVELOPMENT GOALS
• PENURUNAN ANGKA KEMATIAN BAYI DAN PENINGKATAN KESEHATAN IBU
• PENURUNAN ANGKA KESAKITAN HIV/AIDS
• PENURUNAN ANGKA KESAKITAN TB.
PATIENT CENTERED CARE
1. AKES KE PELAYANAN DAN KONTINUITAS
PELAYANAN (APK)
2. HAK PASIEN DAN KELUARGA (HPK)
3. ASESMEN PASIEN (AP)
4. PELAYANAN PASIEN (PP)
5. PELAYANAN ANESTESI DAN BEDAH (PAB)
6. MANAJEMEN PENGGUNAAN OBAT (MPO)
7. PENDIDIKAN PASIEN DAN KELUARGA (PPK)
PENYEBAB MENINGKATNYA TUNTUTAN
HUKUM KEPADA DOKTER
SUMBER KETIDAKPUASAN PASIEN
Pelayanan yg diharapkan tidak tersedia
Pelayanan yang kurang aman.
Sikap petugas yang kurang baik.
Komunikasi yang kurang.
Kesalahan prosedur.
Saran yang kurang baik.
Tidak adanya penjelasan atau bimbingan atau informasi atau pendidikan kesehatan
WHY PATIENTS GET FRUSTRATED?
Disconnect across insurance
companies, point of care, patient
history, lab-test results and doctor's
clinical notes.
Being treated as a new patient at each
visit to the hospital, even if with the
same doctor.
Non-personalized, standard procedures
each time without being sensitive to
the patient's specific conditions or
history.
Lack of post care calls and interactive
care beyond the healthcare facility.
PATIENT-CENTERED CARE
DEFINITION
IOM – Institute of Medicine
Patient-centered care as
“care that is respectful of
and responsive to
individual patient
preferences, needs and
values, and ensuring that
patient values guide all
clinical decisions.”
Asuhan yg
Menghormati dan
Responsif thd
kebutuhan dan nilai2
pribadi
Nilai 2 pasien
menjadi panduan
keputusan klinis
PICKER INSTITUTE
He believed that the American health care system was technologically
and scientifically outstanding, but overall was not sensitive to patients'
concerns and their comfort
PATIENT PERSPECTIVE
HEALTH CARE PROVIDER PERSPECTIVE
PATIENT CENTERED CARE
PATIENT CENTERED CARE
PERPEKTIF PASIEN;
1. Martabat dan respek
2. Berbagi info
3. Partisipasi
4. Kolaborasi
PERSPEKTIF PPA
1. Interdisiplin
2. Interprofesional collaboration
3. DPJP sebagai clinical leader
4. Personalized Care
PATIENT CENTERED CARE
PERSPEKTIF PASIEN
PATIENT PREFERENCES
• Ingin dilayani oleh orang yang dikenal
• Riwayat penyakitnya dicacat dan dikenal baik
oleh para provider
• Data dirinya selalu up to date: kondisi terakhir,
rencana pelayanan, hasil pelayanan, tahu obat-
obatan yang dikonsumsi manfaat dan efek
sampingnya
THE CORE CONCEPTS OF PATIENT- AND FAMILY-
CENTERED CARE
Penghormatan dan martabat : Dalam rangka untuk mendapatkan rasa
hormat yang diperlukan dari anggota
keluarga, penyedia pelayanan kesehatan
mendengarkan dan menghormati keinginan
dan pilihan pasien dan anggota keluarga
mereka.
Berbagi Informasi Dengan menawarkan informasi yang akurat
dan objektif kepada pasien dan keluarga
mereka mengenai pilihan pengobatan, itu
memberikan mereka kesempatan untuk
mengajukan pertanyaan, berbagi perspektif
mereka, dan membuat keputusan mengenai
perawatan pasien.
Partisipasi Anggota keluarga didorong untuk mengambil bagian dalam proses pengambilan keputusan. Pemberian hak pasien dan keluarga hak untuk membuat pilihan dan keputusan pada waktu mereka sendiri meningkatkan hubungan yang saling menguntungkan antara dokter dan keluarga pasien.
Kolaborasi staf medis, dan administrasi rumah sakit berkolaborasi dengan pasien dan keluarga pada pengembangan program. Pelayanan berfokus pada pasien
PATIENT CENTERED CARE
PERSPEKTIF PPA (PARA PEMBERI ASUHAN)
1. INTERDISCIPLIN
2. INTERPROFESIONAL
COLLABORATION
3. DPJP SEBAGAI CLINICAL
LEADER
4. PERSONALIZED CARE
THE DECISION MAKING PROCESS,
A PATIENT CENTERED APPROACH
COLLABORATION
THE DECISION MAKING PROCESS,A PATIENT CENTERED APPROACH:
AN ESSENTIAL PART OF A PATIENT-CENTERED APPROACH TO MEDICINE, CALLED
COLLABORATION
HEALTH CARE TEAM (PHYSICIANS,
NURSES AND TECHNICIANS:
INTERDICIPINARY TEAM
MODEL/APPROACH
THE HEALTH CARE
INSTITUTIONS
(HOSPITALS,
INSURANCE
COMPANIES, ETC.)
SETTING FACILITY
DESIGN BASED ON
REGULATIONS
THE PATIENT'S
FAMILY:
Involved in decision-
making
Health
Care
Institution
Patient Centered Care - A Conceptual Model and Review of the State of the Art
Ravishankar Jayadevappa and Sumedha Chhatre. The Open Health Services and Policy Journal, 2011, 4, 15-25
PELAYANAN PROFESIONAL
Asuhan Medis
Asuhan Keperawatan
Asuhan Gizi
Asuhan Farmasi
etc
Sesuai Kebutuhan pasien
Mutu pelayanan
Keselamatan pasien
Etika dan disiplin profesi
Evidence base medicine
PATIENT CENTERED CARE (PCC)
Patient Centered Care (PCC) Pasien adalah pusat pelayanan
Profesional Pemberi Asuhan (PPA) diposisikan di sekitar pasien, dgn kompetensi yg memadai, sama pentingnya pada kontribusi profesinya, tugas mandiri, kolaboratif, delegatif,
Pasien adalah bagian dari tim, merupakan model Tim Interdisiplin
Peran & fungsi DPJP : sebagai Team Leader, Mengkoordinasi & Mereview, Mengintegrasikan asuhan
PCC merupakan pendekatan modern, inovatif, sudah menjadi trend global dalam pelayanan RS
Interprofessional Collaboration (IPC)
When multiple health workers from
different professional backgrounds
work together with patients, families,
carers, and communities to deliver the
highest quality of care
INTERPROFESSIONALITY
COLLABORATION
• The World Health Organization
recognizes interprofessional
collaboration in education and
practice as an innovative strategy that
will play an important role in
mitigating the global health crisis.
(Framework for Action on Interprofessional Education & Collaborative Practice, WHO, 2010)
28
1. Responsibility
2. Accountability
3. Coordination
4. Communication
5. Cooperation
6. Assertiveness
7. Autonomy
8. Mutual trust and respect
(Kasperski M. Implementation strategies: ‘Collaboration in primary care - family doctors and nurse practitioners delivering
shared care.’ Toronto, ON: Ontario College of Family Physicians, 2000)
ELEMENTS OF COLLABORATIVE PRACTICE
29
Interprofessional Competency
Behavioral demonstrations of an integrated set of knowledge, skills and attitudes for working together across the professions, with other health care workers, and with patients/families/ communities/populations to improve health outcomes in specific care contexts
30
• Std HPK.1. : RS bertangg-jwb utk memberikan proses yg
mendukung hak pasien dan keluarganya selama dlm pelayanan.
• Std HPK.1.1. : Pelayanan dilaksanakan dgn penuh perhatian dan
menghormati nilai-nilai pribadi dan kepercayaan pasien.
• Std HPK.1.2. : Pelayanan menghormati kebutuhan privasi pasien.
• Std HPK.2. : RS mendukung hak pasien dan keluarga utk
berpartisipasi dalam proses pelayanan.
• Std HPK.2.1. : RS memberitahu pasien dan keluarga, dgn cara dan
bahasa yg dpt dimengerti ttg proses bagaimana mereka akan
diberitahu ttg kondisi medis dan setiap diagnosis pasti, bagaimana
mereka ingin dijelaskan ttg rencana pelayanan dan pengobatan,
serta bagaimana mereka dapat berpartisipasi dalam keputusan
pelayanan, bila mereka memintanya.
• Std HPK.2.1.1. : RS memberitahu pasien dan keluarganya ttg
bagaimana mereka akan dijelaskan ttg hasil pelayanan dan
pengobatan, termasuk hasil yg tidak diharapkan dan siapa yg akan
memberitahukan.
Standar HPK dan PCC
INTER PROFESSIONAL COLLABORATION
(DOKTER – PERAWAT)
DOKTER PERAWAT
PROFESIONAL
PASIEN
MANDIRI:
• ASUHAN KEPERAWATAN
• ASESMEN RISIKO JATUH
• ASESMEN NYERI
• DISCHARGE PLANNING
• DLL
KOLABORASI
DELEGASI
MANAJEMEN NYERI
KEPERAWATAN
pengkajian nyeri: lokasi, karakteristik, onset/durasi, frekuensi, kualitas, intensitas, atau
beratnya nyeri dan factor presipitasi
Amati perlakuan non verbal yang menunjukkan ketidaknyamanan, khususnya
ketidakmampuan komunikasi efektif
Pertimbangkan pengaruh budaya terhadap respon nyeri
Identifikasi dampak pengalaman nyeri terhadap kualitas hidup (misal:tidur, selera,
aktivitas, berfikir, mood, berhubungan, performa bekerja, dan tanggungjawab peran)
Evaluasi pasca mengalami nyeri termasuk riwayat individu dan keluarga mengalami
nyeri kronik atau menimbulkan ketidakmampuan, sesuai keperluan
Evaluasi, bersama klien dan tim pelayanan kesehatan, keefektifan pengukuran kontrol
pasca nyeri yang dapat digunakan
Bantu pasien dan keluarga untuk memperoleh dukungan
Gunakan metode pengkajian perkembangan yang tepat yang dapat memantau
perubahan nyeri yang akan membantu untuk mengidentifikasi factor presipitasi actual
maupun potensial (misal: flowshett dan catatan harian)
Kolaborasi dengan dokter untuk mendapatkan obat anti nyeri yg sesuai
Lanjutan………
Control faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi respon pasien mengalami
ketidaknyamanan (misal: temperature ruangan, cahaya, kebisingan)
Kurangi atau hilangkan factor yang menjadi presipitasi atau meningkatkan pengalaman
nyeri (misal: ketakutan, kelemahan, monoton, dan rendahnya pengetahuan)
Pertimbangkan penolakan pasien untuk berpartisipasi, kemampuan berpartisipasi, preferensi,
dukungan untuk metode lain yang signifikan, dan kontraindikasi ketika strategi penurun nyeri
dipilih
Pilih dan implementasikan berbagai pengukuran (misal: farmakologi, nonfarmakologi, dan
interpersonal) untuk memfasilitasi penurun nyeri, sesuai keperluan
Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri ketika memilih strategi penurun nyeri
Anjurkan pasien untuk memantau nyerinya sendiri dan intervensi segera
Ajarkan teknik penggunaan nonfarmakologi (misal: biofeedback, TENS, hypnosis, relaksasi,
imaginasi terbimbing, terapi musik, distraksi, terapi bermain, terapi aktivitas, acupressure, terapi
dingin/panas, dan pijatan) sebelum, sesudah, dan jika mungkin selama mengalami nyeri; sebelum
terjadinya nyeri atau nyeri meningkat dan ketika mengukur penurunan nyeri
Kolaborasi dengan pasien, orang terdekat dan tim pelayanan kesehatan
untuk memilih dan mengimplementasikan penurun nyeri nonfarmakologi,
sesuai keperluan
KOLABORASI APOTEKER
MANAJEMEN OBAT
FARMASI KLINIK:
RIWAYAT PASIEN MAKAN OBAT
REKONSILIASI OBAT
TELAAH RESEP
TELAAH OBAT
PEMANTAUAN TERAPI OBAT
PEMBERIAN INFORMASI OBAT
PEMANTAUAN EFEK SAMPING OBAT, ect
Standar APK dan PCC
Std APK 1.2. : Pada admisi RI, pasien & keluarganya mendapat penjelasan
ttg pelayanan yg ditawarkan, hasil yg diharapkan & perkiraan biaya dari
yan tsb.
Elemen penilaian APK 1.2.
1. Pasien & keluarganya diberikan penjelasan pada waktu admisi.
5. Penjelasan cukup bagi pasien & keluarganya utk membuat keputusan yg
benar
Std AP.1.11 : Asesmen awal termasuk menentukan kebutuhan rencana
pemulangan pasien (discharge plan) :
• Melakukan asesmen pemetaan kebutuhan pelayanannya dirumah dan ketersediaannya
• Filosofi : Keberhasilan asuhan di ranap agar berlanjut di rumah”
Std APK.2. : RS mendisain dan melaksanakan proses untuk memberikan
pelayanan asuhan pasien yg berkelanjutan di dalam RS dan koordinasi antar
para tenaga medis (praktisi pemberi asuhan).
Elemen penilaian APK.2.
4. Kesinambungan dan koordinasi terbukti dirasakan oleh pasien.
Std AP.1.9 : Kpd pasien yg akan meninggal dan keluarganya,
dilakukan asesmn & asesmn ulang ssuai kebutuhan individual mereka
Standar AP dan PCC
Std AP.4.1 : Kebutuhan pelayanan paling urgen atau penting di
identifikasi.
Elemen Penilaian AP.4.1
1. Kebutuhan pasien disusun skala prioritasnya berdasarkan hasil
asesmen.
2. Pasien & keluarga diberi informasi ttg hasil dari proses asesmen
dan setiap diagnosis yg telah ditetapkan apabila diperlukan.
3. Pasien & keluarganya diberi informasi ttg rencana pelayanan &
pengobatan dan diikutsertakan dlm keputusan ttg prioritas
kebutuhan yg perlu dipenuhi.
Std AP.1.11 : Asesmen awal termasuk menentukan kebutuhan
rencana pemulangan pasien (discharge plan) :
• Melakukan asesmen pemetaan kebutuhan pelayanannya dirumah
dan ketersediaannya
• Filosofi : Keberhasilan asuhan di ranap agar berlanjut di rumah”
Std PP.2.4 : Pasien & keluarga diberi tahu ttg hasil asuhan dan
pengobatan termasuk kejadian tidak diharapkan / KTD.
38 Standar PP dan PCC
Std PP.6 : Pasien dibantu dalam pengelolaan rasa nyeri secara efekif.
Elemen Penilaian PP.6
3. Berdasarkan lingkup yan yg diberikan, RS menjalankan proses utk
berkomunikasi dan mendidik pasien & keluarga ttg rasa sakit.
Std PP.7 : RS memberi pelayanan akhir kehidupan.
Elemen Penilaian PP.7
3. Kualitas asuhan akhir kehidupan dievaluasi oleh staf dan keluarga
pasien.
Std PP.7.1 : Asuhan pasien dalam proses kematian harus
meningkatkan kenyamanan dan kehormatannya.
Elemen Penilaian PP.7.1
5. Pasien dan keluarga dilibatkan dalam mengambil keputusan
terhadap asuhan
Std PPK. 1 : RS menyediakan pendidikan untuk menunjang partisipasi
pasien dan keluarga dalam pengambilan keputusan dan proses
pelayanan.
39 Standar PPK dan PCC
Std PPK.2 : Dilakukan asesmen kebutuhan pendidikan masing-
masing pasien dan dicatat di rekam medisnya.
Std PPK. 3 : Pendidikan dan pelatihan membantu pemenuhan
kebutuhan kesehatan berkelanjutan dari pasien.
Std PPK.4 : Pendidikan pasien & kel termsk topik2 berikut ini, terkait
dgn pelayanan pasien : penggunaan obat yg aman, penggunaan
peralatan medis yg aman, potensi interaksi antara obat dgn makanan,
pedoman nutrisi, manajemen nyeri dan teknik2 rehabilitasi.
Std PPK. 5 : Metode pendidikan mempertimbangkan nilai2 dan
pilihan pasien dan keluarga, dan memperkenankan interaksi yg
memadai antara pasien, keluarga dan staf agar terjadi pembelajaran.
*Std AP.4 : Staf medis, keperawatan dan staf lain yg bertangg-
jwb atas pelayanan pasien, bekerja sama dlm menganalisis dan
mengintegrasikan asesmen pasien.
Elemen Penilaian AP.4
1. Data dan informasi asesmen pasien dianalisis dan
diintegrasikan.
2. Mereka yg bertangg-jwb atas yan pasien diikutsertakan dlm
proses.
40 Standar dan PPA
Std PP.2 Ada prosedur untuk mengintegrasikan dan
mengkoordinasikan asuhan yg diberikan kepada setiap pasien.
Elemen Penilaian PP.2
1.Rencana asuhan diintegrasikan dan dikoordinasikan di antara
berbagai unit kerja & yan (lih.juga APK.2, EP 3)
2.Pemberian asuhan diintegrasikan dan dikoordinasikan di
berbagai unit kerja & yan
41 Standar dan PPA
*Std PP.2.1 : Asuhan kpd pasien direncanakan & tertulis di
rekam medis pasien.
Elemen Penilaian PP. 2.1
1. Asuhan utk setiap pasien direncanakan oleh DPJP, perawat
dan pemberi yan kes lain dlm wkt 24 jam sesudah pasien
masuk ranap.
5. Rencana asuhan utk tiap pasien direview dan di verifikasi
oleh DPJP dgn mencatat pd CPPT
*Std PAB.7.4 Asuhan pasien setelah pembedahan direncanakan
dan didokumentasikan
Elemen Penilaian PAB.7.4
1. Setiap asuhan pasca bedah yg segera pada pasien
direncanakan dan termasuk asuhan medis, keperawatan, dan
pelayanan lainnya sesuai kebutuhan pasien.
KONSEP DAN PRINSIP PATIENT CENTERED CARE
1. DPJP adalah Clinical Leader. bertugas menyusun kerangka asuhan,
melakukan koordinasi, kolaborasi, sintesis, interpretasi, review dan
mengintegrasikan asuhan pasien
2. PPA (Profesional Pemberi Asuhan) merupakan Tim Interdisiplin
• PPA mengelilingi pasien, kompeten, memberi kontribusi profesional
(mandiri, kolaboratif, delegatif),berikan asuhan terintegrasi
3. Interprofessionality
• Kolaborasi Interprofesional
• Edukasi Interprofesional
• Kompetensi praktik kolaborasi interprofesional
• Termasuk bermitra dengan pasien-keluarga
4. Asuhan Pasien Terintegrasi
• Asuhan pasien terintegrasi oleh PPA dgn DPJP sbg Clinical Leader
• Keputusan klinis diproses juga berdasarkan nilai-nilai pasien
(Sintesis berbagai refrnsi, 2014)
KESIMPULAN
43
RINGKASAN CIRI POKOK PCC
1. Setiap individu Pasien (Ps) adalah pusat dalam proses asuhan pasien (patient
care), dgn 4 konsep inti PCC : Martabat & Respek, Informasi, Partisipasi,
Kolaborasi
2. Profesional Pemberi Asuhan (PPA) dgn pola tim interdisiplin, diposisikan
mengelilingi Ps, masing2 dgn kompetensi yg memadai memberikan kontribusi
profesinya yg setara, melaksanakan asuhan dalam tugas mandiri, delegatif
dan kolaboratif, (interproffesional collaboration), serta DPJP adalah sbg Team
Leader.
3. Ps & keluarga adalah mitra PPA, bagian dari tim : mereka ikut memilih
alternatif ikut memiliki keputusan ikut bertanggungjawab
4. PPA menghormati dan responsif terhadap pilihan, kebutuhan dan nilai-nilai
pribadi Ps
5. Keputusan klinis diproses berdasarkan nilai-nilai pasien Personalized Care
6. PPA mengkomunikasikan dan berbagi informasi secara lengkap dan adekuat
kpd Ps & keluarga, sehingga mereka paham secara komprehensif & adekuat
7. DPJP sbg Team Leader melakukan koordinasi, integrasi & review asuhan
pasien dalam tim PPA
8. Dalam konteks PCC difungsikan Manajer Pelayanan Pasien / Case Manager
(berbasis klien) menjaga kontinuitas pelayanan serta kendali mutu – biaya
utk memenuhi kebutuhan Ps dan keluarga
TERIMA KASIH
terimakasih ..