84
, 4 ' I LAP 0 RAN ;Pt! .... . : KONSEP WIL:\'l'd! P·"ll'l't.I ! · D.\ERAH ISTIHEWA YOOYAK:\RrA BER- D/\T./\ .... D\RI CPraA . . .. ... . L DSAT DAN FOID U DARA DENGAN BIAYA DPP-UGM·TAHUN 1986 I 19R7 . ' POS PENELITIAN NOMOR KONTRAK : UGM/2235/M/09/01 TANGGAL : 1 JANUARI 1987 DIAJUKAN OLEH: NIP 130530661 JURUSAN TEKNIK GEOLOGI FAKULTAS TF.KNIK UNIVERSITAS GADJAH HADA KEPADA FAKULTAS tEKNIK UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA . t987•.. . •• t t .. •. i t ... . '' . _·. j

4 LAP 0 RAN ;Pt! l1;~-l-k'L·~N · melakukan analisis kimia contoh-contoh[ tanah dan ba-tuan daerah penelitian. Penulis juga mengucapkan terimakasih k.ejpada Proyek P2AT , ntnas Pertanian

  • Upload
    others

  • View
    6

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: 4 LAP 0 RAN ;Pt! l1;~-l-k'L·~N · melakukan analisis kimia contoh-contoh[ tanah dan ba-tuan daerah penelitian. Penulis juga mengucapkan terimakasih k.ejpada Proyek P2AT , ntnas Pertanian

, 4 '

~

I

LAP 0 RAN ;Pt! .... l1;~-l-k'L·~N . :

KONSEP Pr.:!!Gf~lBANGAN WIL:\'l'd! P·"ll'l't.I ! · D.\ERAH ISTIHEWA YOOYAK:\RrA BER­

DASI\l~KAN D/\T./\ GEOLQ~I .... D\RI CPraA . . .. ~ ... .

L rJ~ DSAT DAN FOID U DARA •

DENGAN BIAYA DPP-UGM·TAHUN 1986 I 19R7 . '

POS PENELITIAN NOMOR KONTRAK : UGM/2235/M/09/01

TANGGAL : 1 JANUARI 1987

DIAJUKAN OLEH: SOl~TOTO

NIP 130530661 JURUSAN TEKNIK GEOLOGI

FAKULTAS TF.KNIK UNIVERSITAS GADJAH HADA

KEPADA FAKULTAS tEKNIK

UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA

. t987•.. .

•• • t

t .. •.

i t ...

. '' . _·. j

Page 2: 4 LAP 0 RAN ;Pt! l1;~-l-k'L·~N · melakukan analisis kimia contoh-contoh[ tanah dan ba-tuan daerah penelitian. Penulis juga mengucapkan terimakasih k.ejpada Proyek P2AT , ntnas Pertanian

KON SEP PENGEMBANGAN WILAYAH PANT AI

DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARrA BER-

DASARK.A.N DATA GEOLOGI DARI CITRA

LANDSAT DAN FOTO U DARA

Pembimbing

~-Penulis ·:

Ir, Marno Iatun

NIP,l30354372

!..£,· Soetoto s.u, NIP,l305_30661.

11

Page 3: 4 LAP 0 RAN ;Pt! l1;~-l-k'L·~N · melakukan analisis kimia contoh-contoh[ tanah dan ba-tuan daerah penelitian. Penulis juga mengucapkan terimakasih k.ejpada Proyek P2AT , ntnas Pertanian

PRA KATA

Pen eli tian ini dimal{sudkan untuk mengetahui seberapa

jauh citra Landsat dan toto udara dapat digunakan seba~ai

sarana pengumpul data geologi daerah penelit1an. nt sam­

ping itu penelitian ini dimaksudkan pula untuk mengetahui •

seberapa jauh data geologi tersebut di atas mampu diguna­

kan sebngai data dasar untuk proses pengembangan wilayah

t;iaerah pen eli tian.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada Universitas

Gadjah.Hada yang telah memberikan bantuan biaya peneliti-

an.

kimia

bantu

Ucapan terimakasih disampaikan pula keprda Seksi Geo­

ntrektorat Volkanologi di Yogyakarta Yfng telah me.m­

melakukan analisis kimia contoh-contoh[ tanah dan ba-

tuan daerah penelitian.

Penulis juga mengucapkan terimakasih k.ejpada Proyek

P2AT , ntnas Pertanian dan ntnas PariWisata Propinsi Iae­

rah Istimewa Y<?gyakarta yang telah .memberikah banyak ·ke­

terangan yang berguna untuk bahan. penulisan llaporan pene-

litian ini.

Stat edukatit dan non edukatif ~urusan 'I'eknik Geologi

Fakultas·Teknik Universitas Gadjah Mada bany~ yang membe­

rikan bantuan dalam prose~ penyel,esaian pene~itian ini.

Kritik dan diskusi yang bersifat konstrukt1f! dan menarik

telah dilakukan oleh Sdr Widiasmoro, Sdr Mamo ra tun dan '

Sdr Iman Wahyono· Sumarinda. Untuk semua hal itersebut di

iii

Page 4: 4 LAP 0 RAN ;Pt! l1;~-l-k'L·~N · melakukan analisis kimia contoh-contoh[ tanah dan ba-tuan daerah penelitian. Penulis juga mengucapkan terimakasih k.ejpada Proyek P2AT , ntnas Pertanian

atas penulis mengucapkan banyak terimaksih. '

Penulis mengucapkan terilnakasih pula ke~da Sdr Ivliyarto

karyawan Jurusan Teknik Geologi Fakultas Tekl1ik UGM yang te­

lah membantu dalam penggambaran peta dan Sdri Purwinto karya-I

wan S~A Nusantara Yogyakarta yang telah memb~ntu dalam pe-

ngetikan naskah iaporan penelitiah ini.

Yogyakarta, izo-Agustus- 1987. I

( )

iv

Page 5: 4 LAP 0 RAN ;Pt! l1;~-l-k'L·~N · melakukan analisis kimia contoh-contoh[ tanah dan ba-tuan daerah penelitian. Penulis juga mengucapkan terimakasih k.ejpada Proyek P2AT , ntnas Pertanian

"

DAF'rAR IS!

hal

PHAKATA ••• . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ~ . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . iii

DAFrAR ISI ......•........................... • • • • • • • • • v

DA.?rAR Gl\MBAR . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . •.• ..... . . . . . . . . . vl.

DAFTAR LAHPIRAN • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • . . . . . . . . . vii

INTI SARI . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ......... viii

I. PENGANTAR • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • 1

1.1. La tar Be1akang Permasalahan •••••••• • • • • • • • • • • 1

1.2. Tujuan Pene1itian . . . . . . . . ~ . . . . . . . . . •••••••••• 1

1.3. Letak, Luas ·dan kesampaian IB.erah Pe elitian. 2

1.4. Tinjauan Pustaka • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • 4

1. 5. Hipotesis • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • 11

1. 6. Rene ana Penelitian • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • 14

II. CARA PENELITIAN •••••••••••••••••••••••••• • • • • • • • • • • 20

III. HASIL PENELITIAN DAN PE1-1BAHASAN • • • • • • • • • • • • • • • • • • • 22

3.1. Sistem Lahan Le.erah Penelitian ••••••••••••••• 22

3.2. P~a1isis Potensi Sesumber Daerah Pe

3. 3. Konsep: 'Pengembangan Iaerah Pen eli ti

•• 32

45

IV. KESI11PULAN •••••••••••••• ·• •••••••• •... • • • • • • • • • • • • • 48

DArT AR PU STAKA • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • •••••••••• 52 LAMPI RAN .................... • ............ . . . . . . . . . . . 53

v

Page 6: 4 LAP 0 RAN ;Pt! l1;~-l-k'L·~N · melakukan analisis kimia contoh-contoh[ tanah dan ba-tuan daerah penelitian. Penulis juga mengucapkan terimakasih k.ejpada Proyek P2AT , ntnas Pertanian

DA:M.'AR G AMBAR

hal

G.amba.r 1.1. Peta. penunjuk 1okasi da.erah pene1itian 3

Gambar 1.2. Citra Landsat komposit berwarna daerah

pene1itian (ska1a 1 : 500.000), repro-

duksi dari citra Landsat komposit ber-•

warna ska1a 1 : 100.000. ••••••••••••• 15

Gambar 1.3. Foto udara hitam putih Infra Merah

Terpantu1 daerah Parangtritis-Congot

(ska1a 1 : 230.000), reproduksi dari

foto udara hitam putih IMT ska1a

.1 : 50 • 000 • • • • • . • . • . • • • • • . • . • • . . • . • • • 15

Gambar 1.4. Per1engkapan interpretasi foto udara

( stereoskop cermin, rapidograf, pensi1

berwarna, OHP marker, mistar ~an p1as-

tik bening). ••••••••••••••••••••••••• 16

Gambar 1.5. Per1engkapan kerja 1apangan (Kompas

dan pa1u geo1ogi, HCl, kamera foto,

1up dart te1eskop) • • • • • • • • • • • • • • • • • • • •

Gambar 1.6. Diagram a1ir kegiatan utama da1am pe-

16

ne1itian •••••• ~ •••••• ~·······~····••• 19

Gambar 1.7. Gerakan airtanah Gunung Kidu1 (Sumber:

Hac. Lbnald, 1971, lihat UNCRD, 1971) 27

vi

Page 7: 4 LAP 0 RAN ;Pt! l1;~-l-k'L·~N · melakukan analisis kimia contoh-contoh[ tanah dan ba-tuan daerah penelitian. Penulis juga mengucapkan terimakasih k.ejpada Proyek P2AT , ntnas Pertanian

DA.F'TAR LAMPIRAN

Lampiran 1.. Foto-f'oto lapangan di berbagai lokasi'

daerah penelitian.

Lampiran 2. Peta sistem lahan daerah pa~tai se­

latan Propinsi Daerah I~timewa Yog­

yakarta berdasarkan interpretasi_

citra Landsat dan pengkajian lapangan

(Lampiran lepas dalam kantong).

Lampiran 3. Peta sistem lahan daerah Congot -

Parangtri tis Propinsi Daerah I stimewa

Yogyakarta berdasarkan interpretasi

foto udara dan pengkajian lapangan

(Lampiran lepas dalam kantong).

Lampi ran 4. Peta sistem lahan daerah Parangtri tis

- Krakal Propinsi Da.erah Istimewa

Yogyak:arta berdasarkan interpretasi

foto udara dan _pengkaj-ian· lapangan

(Lamp;i.ran lepas d~lam kantong).

Lampiran 5. Peta sistem lahan. daerah Sadeng Pro­

pinsi Iaerah· Istimewa Yogyakarta ber­

sarkan interpretasi foto udara rjM .

pengka·jian la!'an.gan (Lampiran lepas

dalam kantong).

vii

Page 8: 4 LAP 0 RAN ;Pt! l1;~-l-k'L·~N · melakukan analisis kimia contoh-contoh[ tanah dan ba-tuan daerah penelitian. Penulis juga mengucapkan terimakasih k.ejpada Proyek P2AT , ntnas Pertanian

INTI SARI

Wilayah pantai Daerah Istimewa Yogyakarta dipilih se­

bagai lokasi obyek peneli tian. Sebagian dari wilayah ini

merupakan daerah yang kritis dan belum berkembang. Akan

tetapi sebenarnya daerah tersebut· mempunyai potensi sesum­

ber alam untuk dikembangkan sebagai aaerah pariwisata dan .

pertanian. Hasil penelitian ini · diharapkan. dapat menjadi

salah satu masukan untuk mengembangkan Wilayah terse but.

Citra Landsat dan foto ~dara dipergunakan sebagai sa­

rana untuk mengumpulkan data geologi dan penggunaan lahan

secara regional. Penelitian ini menggunakan metoda inter­

pretasi citra pengin_deraan .jauh secara manual yang dileng­

kapi dengan pengkajian lapangan dan analisis laboratorium.

Sistem lahan daerah penelitian dapat dibagi menjadi

delapan satuan sistem laban. Jaringan hubungan antara kon­

disi geomorfologit stratigrafi struktur geologi dan penggu­

naan lahan dapat· dipergunak:an sebagai salah satu faktor un­

tuk mengembangkan daerah ini. Pengembangan ke arah pariwi­

sata dan pertanian nampaknya paling sesuai untuk wilayah

ini.

viii

Page 9: 4 LAP 0 RAN ;Pt! l1;~-l-k'L·~N · melakukan analisis kimia contoh-contoh[ tanah dan ba-tuan daerah penelitian. Penulis juga mengucapkan terimakasih k.ejpada Proyek P2AT , ntnas Pertanian

l

I PENGANTAR

Sebagian wilayah pantai Daerah Istimewa Yogyakarta

merupakan daerah yang kritis dan belum berkembang. Akan

tetapi sebenarnya daerah tersebut mempunyai potensi se~um­

ber alam untuk dikembangkan sebagai daerah pariwisata dan

pertanian. Berdasarkan hal tersebut di atas maka peneliti­

an geologi yang bersifat regional perlu dilakukan karena ---~·

hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan un-

tuk mengembangkan wilayah tersebut.

Pada waktU sekarang ini Pemerintah Indonesia sedang

melakukan pembangunan negara di berbagai sektor termasuk

di dalamnya yaitu sektor pariwisata dan pertanian. Untuk

melakukan h~l tersebut di atas dibutuhkan berbagai data,

salah satu di antaranya adalah data geologi terutama yang

berkaitan dengan sesumber alam dan bencana alam.

rata tersebut di atas diharapkan dapat pula diper­

gunakan untuk melengkapi dokumen ilmu pengetahuan khusus- .

nya geologi. i

1.2. lYjuan Penelitian

Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui sebe­

rapa jauh citra Landsat dan foto udara dapat digunakan se­

bagai sarana pengumpul data geologi daerah penelitian. ni

samping itu penelitian ini bertujuan pula untuk mengetahui

seberapa jauh data geologi tersebu t di at as mampu dig.unakan

Page 10: 4 LAP 0 RAN ;Pt! l1;~-l-k'L·~N · melakukan analisis kimia contoh-contoh[ tanah dan ba-tuan daerah penelitian. Penulis juga mengucapkan terimakasih k.ejpada Proyek P2AT , ntnas Pertanian

2

sebagai data dasar untuk proses pengembangan wilayah daerah

pen eli tian.

1.3. Letak, Luas dan Kesa;paian Daerah Pen§l~t~.

Daerah penelitian terletak mulai dari muara SUngai

Bogowonto. di daerah Congot sampai ke. muara SUngai So1o pur­

ba di daerah Sadeng. Panjang garis pan tai adalah 90 km dan

luas seluruh daerah pen eli tian adalah 15?5 km2• Seluruh dae­

rah penelitian termasuk wilayah Kabupaten Kulon Progo, Ka­

bupaten Bantul dan Kabupaten Gunung Kidul Propinsi Daerah

Istimewa Yogyakarta (Gambar 1).

Daerah penelitian dapat dibagi menjadi dua bagian. Bagian

pertama adalah daerah yang terbentang mulai dari Parangtri­

tis sampai ke daerah Congot. Daerah ini memperlihatkan ben­

tuklahan gumuk pasir pantai, gumuk pasir endapan angin dan

dataran aluvial. Bagian kedua adalah daerah yang terbentang

mulai dari Parangtritis sampai ke daerah Sadeng. Daerah ini

sebagian besar memperlihatkan bentuklahan karst dan sebagim

kecil memperlihatkan bentuklahan dataran pantai.

Daerah penelitian dapat dicapai dari Yogyakarta de­

ngan kendaraan bermotor baik roda dua maupun roda empat

santpai ke lokasi obyek wisata Congot,_ Glagah, Trisik, Pan­

dansimo, Samas, Parangkusumo, Parangtritis, Baron, Kukup, . t'

Krakal, Wediombo, Ngungap dan Sadeng. Hampir semua jalan

raya dari Yogyakarta ke lokasi-lokasi tersebut di atas me­

rupakan jalan beraspal (Lampiran 2, 3, 4 dan 5). Jalur jalen

yang belum beraspal di daerah penel·itian bagian barat ada-

. i

Page 11: 4 LAP 0 RAN ;Pt! l1;~-l-k'L·~N · melakukan analisis kimia contoh-contoh[ tanah dan ba-tuan daerah penelitian. Penulis juga mengucapkan terimakasih k.ejpada Proyek P2AT , ntnas Pertanian

LAUT

IV Do tv-+--~~~~~------~~ so

Do•rah p•n•li tian.

0 7S k,..

1100

Gambar 1.1 : Peta penunjuk 1okasi daerah pene1itian.

· ( SUmber: Bos dan Niermeyer,1951).

3

Page 12: 4 LAP 0 RAN ;Pt! l1;~-l-k'L·~N · melakukan analisis kimia contoh-contoh[ tanah dan ba-tuan daerah penelitian. Penulis juga mengucapkan terimakasih k.ejpada Proyek P2AT , ntnas Pertanian

lah jalur jalan Bro.sot-Trisik (Lampiran 1, Gam bar 7 dan 8).

Jalur jalan ini merupakan jalan makadam berbatuan andesit

dan batugamping. Jalur jalan yang belum beraspal di daerah

penelitian bagian timur adalah jalur jalan di sekitar Kra­

kal, Wediombo, Ngungap dan Sadeng. Jalur jalan ini merupa­

kan jalan, makadam be-rbatuan batugamping. Untuk mencapai

daerah-daerah gumuk ~sir pantai dan en~pan angin serta

daerah perbukitan karst yang tidak dilalui jalan raya, ha­

rus dilakukan dengan berjalan kaki.

Bothe (1929) melakukan penelitian batuan-batuan

yang merupakan hasil pengendapan pada zaman Tarsier di

daerah Pegunungan. Selatan. Batuan endapan ini menyusun

Formasi Kebo-Butak, Semilir, Nglanggran, Sambipitu, Oyo,

Wono sari dan Kepek.

Pannekoek (1949) melakukan deskripsi geomortologi

Pulau Jawa bagian timur menjadi tiga zone utama yaitu zo­

ne plato di bagian selatan, depresi volkanik di bagian

tengah dan zone lipatan di bagian utara. Permukaan zone

selatan atau zone plato adalah bagian dari suatu hampir­

rata (peneplain) yang terangkat dan terlipat menjadi de­

presi yang luas dan kulminasi. Penyusunannya terdiri dari

batuan Miosen Tua dan batugamping Miosen Muda. Sebagai

akibat dar.i pengangkatan itu batugamping berkembang menja­

di topografi karst dengan penyaluran. bawah pe~aan. Per­

mukaan terubah menjadi bukit-buki t kerucut yang·' disebut.

4

Page 13: 4 LAP 0 RAN ;Pt! l1;~-l-k'L·~N · melakukan analisis kimia contoh-contoh[ tanah dan ba-tuan daerah penelitian. Penulis juga mengucapkan terimakasih k.ejpada Proyek P2AT , ntnas Pertanian

5

Gunung Sewu ( Abousang Motmtf.ins). Luas persebarannya adalah

1.400 km2• &lsunannya- ti4ak te:ratur karena pengaruh lembah

sungai dangkal atau kekar~kekar pada batugamping. Pada batas

dengan Samudera India terdapat tebing terjal yang kadang-ka­

dang memotong bukit kerucut menjadi dua.

Sukardi dkk.(l971) melakukan•eksplorasi airtanah dae-

.rah aliran Kali Opak-Kali Progo khususnya· di Daerah Istimewa

Yogyakarta. Seluruh daerah penelitian dapat dibagi menjadi

empat wilayah airtanah yaitu wilayah airtanah· Pegunungan Tua

(Pegunung~n Kulon Progo dan Pegunungan Selatan), wilayah Ba­

tugamping, wilayah kaki Gunungapi dan endapan Aluvium. \Vila,.,.

yah airtanah kaki Gunungapi dan endapan Aluvium merupakan

tempat akumulasi airtanah yang cukup besar. Di wilayah Batu­

gamping airtanah diketemukan sebagai air karst atau aliran

sungai bawah tanah melewati rekahan atau rongga pelarutan,

sedangkan Pegunungan Tua merupakan wilayah pengaliran permu­

kaan dan bawah ·tanah, Di daerah Batugamping terutama di tem­

pat-tempat batuan kedap air yang mengalasinya tersingkap,

kadang-kadang diketemukan banyak mataair. Debit air sungai

bawah tanah bervariasi antara 200 - 5000 liter per detik.

Hutu kimia airtanah umumnya cukup baik untuk irigasi kecuali ' lapisan airtanah di daerah dataran Kulon Progo yang diketemu~

kan pada kedalaman di bawah 20 meter.

United National Centre for Regional Development Nagoya­

Japan (1971) bekerja sama dengan Departemen Pekerjaan Umum

dan Tenaga Listrik Indonesia melakukan penelitian mengenai

perkembangan regional Yogyaka.rta meliputi Lahan dan Penduduk,

Page 14: 4 LAP 0 RAN ;Pt! l1;~-l-k'L·~N · melakukan analisis kimia contoh-contoh[ tanah dan ba-tuan daerah penelitian. Penulis juga mengucapkan terimakasih k.ejpada Proyek P2AT , ntnas Pertanian

Kegiatan dan Kondisi Ekonomi, Pelayanan Sosial, Penggunaan

Lahan dan Infrastruktur, Perkembangan Masyarakat dan.Pemu­

kiman Manusia dan Struktur Masalah.

Wartono Rahardjo dkk (19?7) me1akukan penelitian

geo1ogi yang has11nya berupa Peta Geo1ogi Lembar Yogyakar­

ta berikut keterangannya yang diterb1tkan oleh Direktorat

Geologi di Bandung.

Adjat Sudradjat (1977) .menyebutkan bahwa dalam in­

terpretasi citra untuk geo1og1 terdapat dua f'aktor yaitu

unsur dasar pengenalan citra dan unsur d8sar interpretasi . .

geologi. Unsur dasar pen~e~a1an citra terdiri dari rona,

tekstur, bentuk, ukuran, po1a, hubungan dengan sekitar- dan

bayangan. Unsur daaar interpretasi geologi terdiri dari

relief' topografi, pola penyaluran, tetumbuhan dan budaya.

Dengan kedua f'aktor tersebut di atas maka keadaan geologi

suatu daerah terutama geomorf'ologi, li~o1ogi dan struktur

geologi dapat diketahui melalui citra penginderaan jauh.

6

Rahardjo (1978) me1akukan penelitian,mengenai mi­

grasi bukit-bukit pasir di Parangtritis ditinjau dari

ukuran butirnya. Berdasarkan hasil penelitiannya disebut­

kan bahwa di sekitar Parangtritis terdapat. deretan.gumuk

pasir yang termasuk gumuk pasir transversal. Gumuk pasir

dapat berpindah apabila tidak terdapat penghalang. Selain

itu angin bertiup terus menerus sehingga proses erosi,

transportasi dan sedimentasi pasir dapat terus ber1angamg•

Hasil perhitungan menunjukkan bahwa kecepatan.migrasi bu-

tir-butir pasir berkisar antara 1,895 m/jam SaDlpai 5,183 JA/

Page 15: 4 LAP 0 RAN ;Pt! l1;~-l-k'L·~N · melakukan analisis kimia contoh-contoh[ tanah dan ba-tuan daerah penelitian. Penulis juga mengucapkan terimakasih k.ejpada Proyek P2AT , ntnas Pertanian

7

jam. Migrasi gumuk-gumuk pasir tersebut dapat terus berlang­

sung dengan. kecepatan seperti ini bila persyara tan migraai tadi terpenuhi~

aJdibjo (1979) melakukan analisis proses sedimentasi . .·

dan batuan induk endapan pasir Parangtritis Yogyakarta.

Berdasarkan atas basil analisis te'rhadap 10 contoh endapan . ~ pasir pantai dan 30 contoh endapan gumuk pasir tepi pantai

'diperoleh info~asi bahwa endapan pasir Parangtritis·tersu­

sun oleh komponen ·resisten (kuarts, magnetit) dan komponen

tidak resisten (hornblende, piroksen, feldspar, olivin dan

!ragmen batuan). Pasir Parangtritis merupakan pasir volka-'

nik. Ke arah gumuk pasir tepi pantai terdapat kecenderungan

nyata bertambahnya kandungan ku~rts dan berkurangnya kan­

dungan hornblende dan piroksen. Di samping itu terdapat pe­

nurunan ukuran butir rata-rata, koetisien pilah, kemaneung­

an dan derajat pembundaran.

Sartono dkk (1980) melakukan penelitian. geohidrologi

Karst di Gunung Sewu Gunung Kidul Jawa:Tengah. Pada umumnya

sistem aliran sungai di Gunung Sewu mengarah dari daerah-·

daerah batuan beku dan batuan volkanik di sebelah utaranya

menuju ke selatan. Kemudian pola aliran tersebut mengalir

dari ketiga teD.lpat tinggi di Teluk Paci tan dan Pasirombo

serta Parangtritis menuju lateral ke arab timurlaut, utara

dan baratlaut. Di antara Teluk Pacitan dan Pasirombo terda­

pat dua sungai besar yaitu di sebelah timur terdapat Kali

Kladen (yang hulunya dinamakan Baksoko) yang mengalir di

mukatanah dan d1 sebelah barat terdapat sungai kering Giri- .

tontro. Di antara tempat tinggi Pasirombo dan Parangtritis

Page 16: 4 LAP 0 RAN ;Pt! l1;~-l-k'L·~N · melakukan analisis kimia contoh-contoh[ tanah dan ba-tuan daerah penelitian. Penulis juga mengucapkan terimakasih k.ejpada Proyek P2AT , ntnas Pertanian

8

terdapat sungai bawahtanah yaitu Kah Baron.

Slranto (1981) melakukan pene11 tian geo1ogifoto dae,..

rah Sentolo - Borobudu~ - Gunung Tidar .Daerah Istimewa Yog­

yakarta dan Jawa Tengah. Berdasarkan hasil penelitiannya .

disimpulkan bahwa toto udara dapat memperlihatkan kenampak­

an geologi yang.:Jtid.ak terlihat di lapangan. Dengan toto uda­

ra gambaran geomorfologi, litologi secara umum dan struktur

geologi mudah diketahui. Dengan rot6 udara, daerah peneli ti­

an dapat didelineasi menjadi empat .satuan geomorfik, 12 sa­

tuan batuan dua struktur homoklin dan dua buah sesar normal.

Srijono dan &lmotarto (1982) melakukan perpetaan geo­

morfologi· me~ode ITC dengan cont'oh studi Dlerah Parangtritis.

Berdasarkan atas morfogenesisnya daerah Parangtritis dapat

dibagi menjadi enam satuan bentangalam yaitu : laut, akibat

orogenesis, proses a.eolian, topografi Karst, Kali Opak dan

fl uvio gunungapi Merapi.

Sigit Suroso (1983) melakukan penelitian geologi Iae­

rah Parangtritis KabuJ)&ten Bantul Iaerah Istimewa Yogyakarta.

Berdasarkan at as relief topograti dan proses yang berpengaruh,

daerah Parangtritis terdiri dari lima satuan morfologi yaitu:

dataran kaki gunungapi, dataran aluvial, perbukitan pasir en­

dapan angin, perbukitan karst dan perbukitan gawir erosi. Ber­

dasarkan atas litostratigrafi, dimulai dari yang tertua hingga

termuda, daerah Parangtritis mempunyai tujuh satuan batuan ya-

. itu satuan breksi volkanik, satuan andesit, satuan b~tugamping

masif dan satuan endapan aluvial yang terdiri dari satuan-sa­

tuan pasir lempungan, lempung pasiran, pasir kerikilan dan pa-

Page 17: 4 LAP 0 RAN ;Pt! l1;~-l-k'L·~N · melakukan analisis kimia contoh-contoh[ tanah dan ba-tuan daerah penelitian. Penulis juga mengucapkan terimakasih k.ejpada Proyek P2AT , ntnas Pertanian

9

sir. Struktur geologi yang dijumpai berupa tujuh buah sesar.

Sejarah geologi dimulai dari Kala Miosen Bawah bagian atas

hingga Holosen. Sungai-sungai di daerah Parangtritia merupa­

kan sungai hujan. Mataair dijumpai d1 Banyuripan, Kalimiri,

Dringgo, Mudal dan Puyahan. Bahan galian yang dijumpai beru­

pa breksi volkanik, andesit, batug~ping dan pasir •

Sutikno (1984) melakukan penelitian Identifikasi Per­

masalahan Lingkungan Fisik Pesisir I:aerah Glagah (Wates) dan

Prospek Pengembangannya aelalui Teknik Penginderaan Jauh.

Berdasarkan interpretasi foto udara pankromatik hitam putih,

foto udara warna semu, dan citra infra-merah termal dari dae-.

rah pesisir Glagah, dapat diketahui bahwa :

1. Satuan bentuk lapan pesisir Glagah dapat dibedakan menjadi

dataran aluvial, data.ran banjir, ·bating pantai, -·~ ·~

gumuk pasir, gisik dan §Utf zon~. Pada citra infra merah

termal ( TIRS), gisik dan surf zone tidak dapat. dikenali,

sedangkan batas antara §wale dan bating pantai muda tidak

jelas.

2. Penggunaan laban daerah pesisir Glagah, baik, dari foto

udara maupun c.itra infra merah tampak jelas, dengan keje­

lasan jelas hingga jelas sekali~

3. Tubuh perairan pada ketiga citra yang digunakan tampak

jelas, dengan kejelasan jelas· hingga jelas sekali. Keter­

sediaan air di bawah tanah tidak dapat dideteksi dari ci­

tra infra merah termal.

4. Berdasarkan analisis terhadap satuan bentuk laban, penggu­

naan lahan dan keadaan tata air yang datanya diperoleh da-

ri citra penginderaan jauh dan foto udara dapat diidenti-

Page 18: 4 LAP 0 RAN ;Pt! l1;~-l-k'L·~N · melakukan analisis kimia contoh-contoh[ tanah dan ba-tuan daerah penelitian. Penulis juga mengucapkan terimakasih k.ejpada Proyek P2AT , ntnas Pertanian

10

fikasi permasalahan lingkungan tisik pesisir Glagah,

yang melipu ti : penutupan muara sungai, genap.gan, la.- ·

han pertanian oleh pasir yang terangkut angin dan

masalah antrogenik.

5. Prospek pengembangan, di daerah pesisir Glagah yang d1

dasarkan atas kondisi fisik pesisir, masalah yang tim­

·bul, dengan analisis geografi adalah: pertanian laban

kering, kepariwisataan dan perikanan.

Dinas Pariwisata Propinsi IB.erah Istimewa Yogyakarta

telah melakukan pengumpu1an data statistik kepariwisataan

Daerah I stimewa Yogyakarta unt uk tahun 1984 sampai . dengan

tahun 1985. Dari data statistik tersebut diketahui bahwa

pengunjung obyek wisata pada tahun 1985 dibandingkan dengan

tahun 1984cadalah sebagai berikut :

1. Pengunjung obyek wisata Pantai Parangtritis naik 0,18%,

2. Pengunjung obyek wisata Pantai Samas turun - 10,15%,

3. Pengunjung obyek·wisata Pantai Baron, Kukup dan Krakal

naik 16,10%.

Walaupun ada penurunan jumlah pengunjung di Pantai

Samas, tetapi obyek wisata tersebut merupakan obyek wisata

yang tergolong paling banyak ·jum1ah pengunjungnya diban -

dingkan dengan obyek wisata yang lain.

Tim Stu di Pemetaan Pertanian dari Faku1 t·as Pert an ian

Universitas Gadjah Mada (1987) telah melakukan pemetaan

pertanian di Daerah Istimewa Yogyakarta. Berdasarkan atas

hasil penelitiannya disimpulkan bahwa kawasan Dataran Pan­

tai mempunyai 1uas 3,59~ dari luas se1uruh Daerah Istimewa

Yogyakar:b:a dan luas kawasan Pegunungan Seribu adalah 23,1%

.,

Page 19: 4 LAP 0 RAN ;Pt! l1;~-l-k'L·~N · melakukan analisis kimia contoh-contoh[ tanah dan ba-tuan daerah penelitian. Penulis juga mengucapkan terimakasih k.ejpada Proyek P2AT , ntnas Pertanian

dari luas seluruh ~erah Istimewa Yogyakarta. Jenis tanah

di kawasan Iataran Pantai adalah Aluvial dan Regosol se­

dangkan jenis tanah. di kawasan Pegunungan Seribu adalah

Litosol. Tanah Regosol pada umumnya bersolum agak dalam \

sampai dalam, Aluvial bersolum dalam, dan Litosol berso-

lum dangkal sampai ·dalam. Tanah Regoaol dapat mempunyai

11

pH masam - netral (4,5 - ?,5) dan Litosol mempunyai pH

agak masam - agak alkalis (5,5 - 8,0). Tata guna tanah di

Kabupaten Kulon Progo adalah 18,84% sawah, 4?,84% tegal,

18,42% pekarangan, 1,42% hutan dan 13,16% lain-lain. Tata

guna tanah di Kabupaten Bantul adalah 35,06% sawah, 12,68%

tegal, 33,69% pek~rangan, 1,82% hutan negara dan 14,75%

lain~lain. Disebutkan pula bahwa pengembangan t~naman kela

pa ke daerah pasir pantai dengan menggunakan medium tanah

ternyata cukup berhasil. Tanaman tebu selain dapat dikem­

bangkan .pada daerah berpengairan juga dapat dikembangkan

di lahan kering daerah yang bertipe curah hujan· B2,. B3, c1 dan c2 dengan tinggi'L tempat 0 - 500 m dari muka laut, di

Kabupaten Kulon Progo, Sleman, Bantul dan Gunung Kidul. ·

1.5. Hipotesis

Berdasarkan atas ·tinjauan pustaka dan hasil inter­

pretasi citra Landsat dan foto udara, maka diharapkan me­

ngenai daerah pene1itian akan diketahui berbagai hal se­

bagai ber~u t . :

1. Satuan bentuklahan yang dijumpai.berupa satuan perbu­

'kitan denudasional-struktural, satuan perbukitan karst,

Page 20: 4 LAP 0 RAN ;Pt! l1;~-l-k'L·~N · melakukan analisis kimia contoh-contoh[ tanah dan ba-tuan daerah penelitian. Penulis juga mengucapkan terimakasih k.ejpada Proyek P2AT , ntnas Pertanian

12

satuan perbukitan endapan angin, dataran kaki gunung­

api' dataran nuvial' dataran aluvial dan dataran pan-·

tai.

2. Pola penyaluran di daerah penelitian berupa pola den­

dri tik di daerah perbukitan denudasional-struktural, ·.\

pola paralel di · .daerah dataran kaki gunungapi dan da-

taran aluvial serta pola multibasinal dengan lokasi

telaga-telaga di daerab perbukitan karst.

3. Prosek eksogenik yang terjadi di daerah penelitian

meliputi proses pelapukan batuan, erosi, sedimentasi

dan gerakan massa.

4. Satuan batuan yang dijumpai berupa satuan-satuan brek­

si andesit, batugamping, batupasir volkaniklastik, pa­

sir endapan laut, pasir-kerakal polimik endapan sungai,

pasir endapan angin dan lempung-pasir endapan aluvial.

5. Struktur geologi yang terdapat di daerab penelitian

berupa kekar dan sesar.

· 6. Penggunaan laban di daerab ·penelitian berupa laban pe­

mukiman, pertanian sawab 1 ladang, jalan kereta api,

jarin~an jalan raya dan laban gundul serta kering.

7. Hacam dan batas persebaran satuan bentuklaban, macam

dan batas persebaran st.niktur geologi., batas pers_ebar­

an satuan batuan, macam dan batas persebaran bentukla­

ban, lokasi basil proses erosi dan sedimentasi, macam

dan lokasi gerakan massa, pola penyaluran di selurub

daerah penelitian dan lokasi telaga di daerah perbukit­

an karst lebib mudab diketabui melalui pengamatan foto

Page 21: 4 LAP 0 RAN ;Pt! l1;~-l-k'L·~N · melakukan analisis kimia contoh-contoh[ tanah dan ba-tuan daerah penelitian. Penulis juga mengucapkan terimakasih k.ejpada Proyek P2AT , ntnas Pertanian

udara daripada melalui citra Landsat dan pengamatan

langsung di lapangan.

1.)

8. Daerah Parangtritis yang memiliki bentangalam paling

indah karena merupakan daerah pertemuan antara bentang

alam karst, endapan angin, fluvial dan pantai, akan

dapat menjadi daerah pariwisata .yang paling cepat di­

bandingkan dengan daerah pariwisata yang lain seperti . .

Samas, Glagah, Congot, Baron, Kukup, dan Krakal yang

memiliki kondisi bentang alam yang lebih sederhana.

Perkembangan obyek wisata Paritai Parangtritis dise­

babkan pula oleh faktor j~raknya yang tidak terlalu

jauh dari Yogyakarta. Di samping itu kondisi geologi­

nya yang cukup kompleks dapat menjadikan Parangtritis

sebagai obyek wisata geologi yang cukup baik karena

daerah tersebut dapat dipergunakan sebagai laboratori-

urn alam geologi.

9. Sesumber alam yang disebutkan dalam butir 1 dan 4 me­

rupakan sesumber yang bersifat positif terhadap kehi­

dupan manusia. Proses dan keadaan alam yang menimbulkan

efek negatif bagi kehidupan manusia adalah bencana yang

berupa erosi, banjir, sedimentasi di muara sungai, se­

dimentasi pasir gumuk tepi pantai yang menutup sawah I

ladang dan pemukiman serta bencana gerakan massa.

10. Lokasi dan persebaran lahan gundul serta kering dapat

. didelineasi, sehingga hal ini dapat dipakai · sebagai

dasar untuk perencanaan pengembangan lebih lanjut khu­

susnya pengembangan pertanian.

· ..

Page 22: 4 LAP 0 RAN ;Pt! l1;~-l-k'L·~N · melakukan analisis kimia contoh-contoh[ tanah dan ba-tuan daerah penelitian. Penulis juga mengucapkan terimakasih k.ejpada Proyek P2AT , ntnas Pertanian

14

1.6. Renxana Pgpelit~IR

Penelitian ini direncanakan me1iputi tiga tahap yai-

-· tu . . 1. Tahap persiapan

. 2. Tahap pelaksanaan •

3~ Tahap penyelesaian.

1.6.1. Tahap persiapan.

Pada tahap ini di1akukan kegiatan-keg~atan sebagai \

berikut :

1. Menyediakan citra Landsat, foto udara dan peta geo1ogi

daerah pene1itian. Citra Landsat yang disediakan yaitu '

citra Landsat komposit berwarna Lembar Yogyakarta, Ja­

wa, Indonesia berskala 1 : 100.000 dengan keterangan

10067 - 02145 28 Sept 72 S 07-13 E 110 - 43 P 128 R 065

dan E 110 - 301 E 111 - 001 P 128 R 066 yang dibuat o1eh

. NASA (Gambar 1.2.). Foto udara yang disiapkan yaitu foto

udara Infra-Merah Terpantu1 berskala 1 : 50.000 dengan

keterangan R VII/203/11 No 2 - 12 yang dibuat o1eh PENAS

Jakarta Ind9nesia pada tahun 1971 (Gambar 1.3.), dan

R 17A No.610,611, R 18 No.652 - 658, R 19 No.713 - 715

yang dibuat o1eh PENAS Jakarta Indonesia pada tahun 1972.

Peta geologi yang disiapkan yaitu peta geo1ogi Lembar

Yogyakarta, Jawa dengan skala 1 : 100.000 yang dibuat

o1eh Wartono Rahardjo dkk dan diterbitkan o1eh Dlrekto­

rat Jendra1 Pertambangan Kementerian Pertambangan Repu­

blik Indonesia pada tahun 1977.

Page 23: 4 LAP 0 RAN ;Pt! l1;~-l-k'L·~N · melakukan analisis kimia contoh-contoh[ tanah dan ba-tuan daerah penelitian. Penulis juga mengucapkan terimakasih k.ejpada Proyek P2AT , ntnas Pertanian

"

' Gambar 1.2. Citra Landsat k9mposit berwarna

da e·rah pen eli ti an ( skal a 1 : .5. 00. 000) ·.reproduksi dari citra Landsat Kompo­sit berwarna skala 1 : 100.000.

Gambar 1.3. Foto udara hitam putih Infra Herah Terpantul daerah Parangtritis-Congot ( skala 1 : 23).000) · , .

Reproduksi dari foto udara hi tarn -ou-tih IMT skala 1 : 50.000. t

·15

Page 24: 4 LAP 0 RAN ;Pt! l1;~-l-k'L·~N · melakukan analisis kimia contoh-contoh[ tanah dan ba-tuan daerah penelitian. Penulis juga mengucapkan terimakasih k.ejpada Proyek P2AT , ntnas Pertanian

-~---- ...•.... --------------

Gam bar 1.4. Perlengkapan ·in terpretasi foto udara ( stereskop cermin, rapi­dograf, pensil berwarna, OHP marker, mistar dan plastik bening).

Gambar 1.5. Perlengkapan kerja lapangan (Kompas dan palu geologi,HOl, kamera foto, lup dan teleskop).

·16

Page 25: 4 LAP 0 RAN ;Pt! l1;~-l-k'L·~N · melakukan analisis kimia contoh-contoh[ tanah dan ba-tuan daerah penelitian. Penulis juga mengucapkan terimakasih k.ejpada Proyek P2AT , ntnas Pertanian

' 17

2. Mempelajari buku-buku pustaka dan lapcjran-lawran menge­

nai daerah penelitian terutama laporan mengenai daerah

penelitian yang ber~nitan:. deng·an geoiogi, pariwi·sa~a dan

pert ani an. ~

3. NenJiapkan bahan dan alat interpretasi: foto udara seper­

ti stereoskop cermin merk SokkishlJ., rapidograf, mistar,

pensil berwarna, .plastik benip.g~ kertas kalld..r. dart OHP

Marker (gambar 1.4).

Tahap persiapan ini dilakukan mulai tanggal 1-Febru~

ari-1987 sa~pai dengan tanggal 28-Februari-198?. I

1.6.2. Tahap pelaksanaan.

Pada tahap ini dilakukan kegiatan interpretasi citra

Landsat dan roto udara, pengkajian lapangan dan analisis la-

boratorium.

Interpretasi citra Landsat dan foto udara bertujuan

untuk.memperoleh peta sistem laban di daerah penelitian yang

menggambarkan keadaan geomorfologi, litologi, stratigrafi,

struktur geologi, ~acam tanah dan penggunaan laban. Kegiatan

ini dilakukan di Laboratorium Geologi Citra Penginderaan Ja­

uh Jurusan Teknik Geologi Fakultas Teknik UGM dan Laboratori

um PU SPICS UGM.

Pengkajian lapangan dilakukan dengan maksud untuk

mengkaji kebenaran hasil interpretasi pada daerah contoh

dan menambah data yang belum diperoleh dari interpretasi

citra. Pekerjaan ini meliputi pengamatan, pengukuran, pen­

catatan, penggambaran, pemotretan, pengambilan conto~ ba­

tuan dan tanah untuk analisis petrografi dan geokimia.

• '.

' .

l

l ~ I l

Page 26: 4 LAP 0 RAN ;Pt! l1;~-l-k'L·~N · melakukan analisis kimia contoh-contoh[ tanah dan ba-tuan daerah penelitian. Penulis juga mengucapkan terimakasih k.ejpada Proyek P2AT , ntnas Pertanian

lti

Pada t~hap ini dipergunakan bahan dan alat berupa peta sis­

tern lahan ten tatif, citra La~dsat dan foto udara, kompas

geologi merk Hope dengan lingkaran pembagian derajat 0-360, palu geologi., asam klori·da encer (HCl 0,1 N), kantong plas­

tik untuk contoh batuan dan tanah, alat tulia dan alat gam­

bar, kamera foto merk Fuj'ica MPF 10,, lensa pembesar (lup)

dan teleskop &lper Zenith Field 3° (Gam bar 1. 5).

Analisis petrografi dan geokimia terutama bertujuan

untuk mengetahui kandungan unsur dan senyawa kimia serta

m-ineral-mineralnya. Analisis petrografi dilakukan di Labo­

ratorium Petrografi Jurusan Teknik Geologi Fakultas Teknik

UGM sedangkan analisis geokimia dilakukan di Laboratorium

Geokimia Direktorat Volkanologi di Yogyakarta.

Seluruh kegiatan tahap pelaksanaan dilakukan mulai

tnnggal 1-Maret-1987 sampai dengan tanggal 30-Juni-1987.

1.6.3. Tahap penyelesaian.

Pada tahap ini dilakukan kegiatan penyusunan draft,

konsul tasi dengan pembimbing dan pembuatan laporan akhir.

Pekerjaan ini dilakukan mula.i tanggal 1-Juli-1987 sampai

dengan tanggal 30-Agustus-1987.

Diagram alir kegiatan utama dalam penelitian dapat

dilihat pada Gambar 1.6.

Page 27: 4 LAP 0 RAN ;Pt! l1;~-l-k'L·~N · melakukan analisis kimia contoh-contoh[ tanah dan ba-tuan daerah penelitian. Penulis juga mengucapkan terimakasih k.ejpada Proyek P2AT , ntnas Pertanian

19

.. Laporan Penelitian Akhir ,

I ' ADiJ.. §;i. a L~el2g ti~t;LYI. Petrograf'i + Geokimia

J \. ~I'

• '

l ' Penska~ian La:ea!l!an J J

-~r -

II I

Peta S1stem Lahan In:t:1r:eretasi Tentatif uiang

\ .

i I Anil•§t§ Lib~titgtiYm ' Interpre asi c tra Landsat Lt

dan ~

\ Foto Udara

~"

Persia pan ~ Penyediaan citra Landsat, ·f'oto udara, laporan pene-litian terdahulu, studi .

pus taka \_

; Gam bar 1. 6. Diagram alir kegiatan u tama dalam penelitian.

' J

Page 28: 4 LAP 0 RAN ;Pt! l1;~-l-k'L·~N · melakukan analisis kimia contoh-contoh[ tanah dan ba-tuan daerah penelitian. Penulis juga mengucapkan terimakasih k.ejpada Proyek P2AT , ntnas Pertanian

II CARA PENELITIAN

Pen eli tian' dilakukan terutama berdasarkan at as

interpretasi citra Landsat dan foto udara. Metode inter­

pretasi citra secara manual dilakukan berdasarkan atas

kenampakan karakteristik pada citra seperti warna atau ro-•

na, tekstur, pola, bubungan dengan sekitar, bentuk,ukuran

·darl bayangan serta unsur dasar interpretasi geologi yaitu

relief., pola penyaluran, tetumbuban dan budaya. Peta sis­

tam 1ahan berdasarkan basil interpretasi citra Landsat

berskala 1 : 100.000 dan peta sistem laban berdasarkan ba­

sil interpretasi foto udara berskala 1 : 50.000 dengan mo­

saik tidak terkontrol dipakai sebagai peta dasar untuk

pengkajian lapapgan. Inte:r--pretasi, foto udara tidak di1aku­

kan terbadap seluruh daerab penelitian (Lamp.2). Hal ini

disebabkan oleb sempitnya waktu penelitian dan sulitnya

memperoleb foto udara yang me1iput seluruh daerah peneli­

tian. Pengkajian lapangan dilakukan untuk mengetabui kebe­

naran peta tersebut di atas dan untuk menambah data yang

.dijumpai berdasarkan basil pengamatan langsung di lapangan.

Pada pengkajian lapangan di1akukan pula pengumpulan contoh

batuan dan tanah untuk ana1isis petrografi dan geokimia.

Penentuan umur satuan sistem 1ahan di1akukan dengan

menyebandingkan litologi di daerah penelitian dengan For­

masi batuan yang terdapat pada daerah pemetaan geologi . Wartono Rahardjo (19??).

Penentuan macam tanah berdasarkan atas laporan Stu-

Page 29: 4 LAP 0 RAN ;Pt! l1;~-l-k'L·~N · melakukan analisis kimia contoh-contoh[ tanah dan ba-tuan daerah penelitian. Penulis juga mengucapkan terimakasih k.ejpada Proyek P2AT , ntnas Pertanian

di Pemetaan Pertanian di Daerah Istimew~ Yogyakarta oleh

Tim Studi Pemetaan Pertanian Fakultas Pertanian Universi­

tas Gadjah Mada (198?) •

.Berda.sarkan atas semua hal tersebut di atas maka

dapat diperoleh peta sistem lahan akhir berikut keterang-

. annya. Ia:ri data peta dan keterangan• ini dapat diperoleh

~am~aran mengenai potenei sesumber dan bencana alam yang

ada di daerah penelitian. Berdasarkan atas hal ini diha­

rapkan agar langkah-langkah pengembangan wilayah daerah

penelitian dapat direncanakan dengan baik. Pengembangan

wilayah yang akan dilakukan jangan sampai justru merusak

lingkungan daerah penelitian.

21

1

Page 30: 4 LAP 0 RAN ;Pt! l1;~-l-k'L·~N · melakukan analisis kimia contoh-contoh[ tanah dan ba-tuan daerah penelitian. Penulis juga mengucapkan terimakasih k.ejpada Proyek P2AT , ntnas Pertanian

,22

III. HASIL PEN.ELI'l'IAN, DAN. PEMBAHAS.AN

3.1. Sistem Lah!D Daer!q Penelitian_

Berdasarkan: atas ·bentuklahan, litologi, umur geolo­

gi, mac am tanah dan penggunaan ·la.han, daerah peneli tian

berdasark.an citra Landsat dapat dib4g1 menjadi delapan sa~

.tuan sistem lahan yaitu satuan 1,2,3:,4A,4B,5,6 dan 7 (Lamp.

z). Satuan 6 dapat dibagi lagi secara lebih terinci menjadi

sub-satuan 6A,6B dan 6C melalui interpretasi foto udara

(Lamp.3).

3.1.1. Satuaa Sistem Lahan 1

Satuan sistem lahan ini terdiri dari perbukit~ de­

nudasional-struktural. Batuan yang terdapat di sini adalah

breksi andesi t, lava andesi t . d'an ba tupa~ir volkanik. Batu­

an-batuan itu adalah an_gga,ta Formasi Andesit Tua menurut

pembagian formasi oleh Van Bemmelen. Umur formasi ini ber­

kisar dari Oligosen Atas sampai ke Miosen Bawah (Rahardjo,

19?7). Batuan..-batuan tersebut di atas mengalami proses pe­

lapukan intensif membentuk tanah J.ithosol dan ferralaol

(tanah coklat kemerah-merah8.lli). Macam penggunaan lahan di

daerah ini yaitu hutan, semak; desa dan ladang.

Satuan sistem lahan ini dikenal, diidentifikasi dan

didelineasi b.erdasarkan atas kenampakan k.has citra Landsat

seperti nod~-noda warna merah cerah, tekstur kasar dan ke­

nampakan khas foto udana seperti rona cerah hingga abu--abu, ·

relief tinggi, puncak. timbulan taj~ dan lembah sempit dan

Page 31: 4 LAP 0 RAN ;Pt! l1;~-l-k'L·~N · melakukan analisis kimia contoh-contoh[ tanah dan ba-tuan daerah penelitian. Penulis juga mengucapkan terimakasih k.ejpada Proyek P2AT , ntnas Pertanian

23

dalam. Kekar dikenali sebaga1 kelurusan rona gelap dengan

pola sistematik yang saling memotong, Sesar normal diinter-, . pretasikan berdasarkan atas warna gelap (citra Landsat) dan

rona gelap (:toto udara) dengan depresi lurus dan kadang-ka­

dang bidang permukaan segitiga <triAngle t§tminil faCets) •

• 3.1.2 • .satuan Sistem Lahp 2

Satuan ini terdiri dari bentuklaban gawir dan perbu­

kitan denudasional-struktural d~ litologi breksi andesit,

lava andesit dan batupasir volkanik di daerah Parangtritis

dan perbukitan denudasional dengan litologi breksi volkanik

di daerah Wediombo. Batuan-batuan ini termasuk Formasi

... Nglanggran dalam pembagian formasi menuru t. Bothe dan berumur

Miosen Bawah bagian atas sampai ke Miosen Tengah ba.gian ba­

wah (Mappa, 1976 lihat Slroso·, 1983). Sebagian besar dari

batuan ini telah lap1k menjadi tanah eoklat kemerah-merahan

(asosiasi lithosol dan ferral§Pl). Penggunaan laban di dae­

rah ini yaitu ladang:, semak, laban gundul dan rumpUt.

Satuan sistem laban ini diidentifikasi dan dideline-

asi berdasarkan atas kenampakan citra Landsat seperti warna

keputih-putihan dengan warna merah setempat dan berdasarkan

atas kenampakan khas foto udara seperti gawir terjal dengan

alur-alur sempit dan dalam yang berpola sejajar di daerah

Kretek ke timur (Lamp.3) dan relief sedang hingga tinggi,

puncak timbulan- sedang hingga tajam serta lembah-lembah sem­

pi t dan dalam · di daerah paling timur dekat. · pertemuan Slngai

Oyo dan Sungai Opak. Sesar tangga (step hults) dikenali se-

Page 32: 4 LAP 0 RAN ;Pt! l1;~-l-k'L·~N · melakukan analisis kimia contoh-contoh[ tanah dan ba-tuan daerah penelitian. Penulis juga mengucapkan terimakasih k.ejpada Proyek P2AT , ntnas Pertanian

bagai kelurusan-kelu.rusan. sejajar berona gelap dengan de­

presi lurus dan kadang-kadang dijumpai bidang permukaan

segi. tiga ( t_,d..ngle·.l•ptinal facets). Sesar tangga ini ber­

arah baratdaya-timurlaut dan baratlaut-tenggara. Ketebalan

minimum 240 meter (Slroso,l~83).

• 3.1.3. satuan ~stem Laban 3

Satuan ini terdiri dari bentuklahan karst yang se­

bagian belum berkembang. Maca.m batuan yang dijumpai di si ...

ni adalah batugamping berlapis dan napal.(Formasi Sentolo

menurut pembagian Van Bemmelen, 1949). Umur formasi ini

ber~isar dari Miosen Bawah bingga Pliosen (Pringgoprawiro,

1968 dan Kadar,l975 libat Rahardjo, 1977). Batuan ini se­

bagian telab lapuk membentuk asosiasi tanah litbOSQl, ~­

Yisol dan yertisgl. Macam ·penggunaan laban di daerab ini

yaitu semak, ladang, rumput dan desa.

Satuan sistem laban ini dikenali dan diidentifika-

si berdasarkan atas kenampakan khas·citra Landsat seperti

warna cerab, setempat-setempat berwarna merab dan kena.m­

pakan. kbas foto udara seperti rona mottled ( sebagian be-'

lum berkembang); setempat menunjukkan rona cerah dan teks­

tur sedang hingga kasar yang diinterpretasikan sebagai de­

sa dan tetumbuhan. Bentuk puncak buki t:. tumpul, lembah-lem­

bah atau depresi lebar dan dangkal. Kelurusan rona gelap

dan lembah diinterpretasikan sebagai kekar.

Page 33: 4 LAP 0 RAN ;Pt! l1;~-l-k'L·~N · melakukan analisis kimia contoh-contoh[ tanah dan ba-tuan daerah penelitian. Penulis juga mengucapkan terimakasih k.ejpada Proyek P2AT , ntnas Pertanian

25

3.1.4. Sltuan §istem Laban 4A

satuan ini terdiri dari zone depresi atau bentukla­

han plato. Plato ini menunjukkan permukaan agak bergelom- .

bang·. Ketinggian dari muka laut berkisar dari 1 ?0 m hingga

220 m. Batuan yang· dijumpai di sini yaitu batugamping ber-•

lapis ( bagian bawah Formasi/"Wonosari menu rut Van Bemmelen).

l1mur formasi ini berkisar dari Miosen Bawah hingga Pliosim

Bawah (Kadar, 19?4 lihat Rahardjo, 19??). Batuan ini seba­

gian telah lapuk menjadi tanah luyisbl, rep¢Z+nl dan ~

tigol. Penggunaan lahan. di daerah ini adalah de sa, kota,

sawah, ladang, hutan budaya (Laboratorium Alam Fakultas

Kehutanan Universitas Gadjah Mada yang juga disebut Wana­

gama), semak dan rumput.

Satuan sistem lahan ini diidentifikasi ~n dideline­

asi berdasarkan atas kenampakan khas citra Landsat seperti

bintik-bintik dan noda-noda cerah, hijau dan merah. Pada

citra Landsat ini tampak pula jaringan jalan penghubung ko­

ta Wonosari ke Yogyakarta, Solo, Pacitan dan Baron serta

garis batas an tara satuan ini dengan satuan sistem laban. 4B

yang ada di · sebelah selatannya. ·

3.1. 5. Satuan Mgtem Lahm 4B

Satuan sistem lahan ini terdiri dari ribuan bukit­

bukit kerucut yang satu sama lain dipisahkan oleh zone ·de­

pre·si dengan bentuk tidak teratur (bentuk lahan karst Pe­

gunungan Seribu menurut Van Bemmelen). Elevasi terUinggi

Page 34: 4 LAP 0 RAN ;Pt! l1;~-l-k'L·~N · melakukan analisis kimia contoh-contoh[ tanah dan ba-tuan daerah penelitian. Penulis juga mengucapkan terimakasih k.ejpada Proyek P2AT , ntnas Pertanian

.26

lebih kurang 600 m. Menurut Sartono (1964, lihat Slkardi .

dkk,l9?1) perbukitan kerucut ini mungkin dikontrol oleh

struktur bioherm (kubah) purba atau proses penghaneuran

dan erosi yang intensir· ·pada daerah bertopografi karst itu.

Hampir semua bukit tersebut umumnya terkontrol oleh sistem

kekar (L~p. 3, 4, 5) ~ Kadang-kadang Zfine depresi i tu berubah

.menjadi telaga karst dan tertutup oleh tanah terra rossa

(Lamp.l 1 Gamb.26). Bukit-bukit kerucut ini cenderung beru.­

kuran lebih besar ke arab timur seperti yang dijumpai di

daerah antara Semanu dan Sadeng melalui Bedoyo dan ~ongkop.

Gua-gua banyak dijumpai pada satuan sistem lahan ini seper­

ti Gua Cerme (Lamp.l,Gamb.46), Gua Seropan dan Gua Langse.

Dl dalam beberapa gua dan dolin ( dollinsa) terdapat sungai­

sungai bawah tanab yang mengalir ke selatan (Gamb.?). SU­

ngai bawah tanah yang terbesar tersingkap di T.eluk Baron '

(Lamp.l,Gamb.3Q). Dl sepanjang pantai selatan satuan sis-

tam laban ini pada umumnya dibatasi oleh tebing vertikal

dengan tinggi 50-100 m (Lamp.l.Gmb.40), akan tetapi pada

beberapa tempat juga dijumpai beberapa teluk yang relatif \

datar seperti Teluk Baron, Teluk Kukup, Teluk trini, TelUk

Krakal, Teluk Wediombo dan Teluk Sadeng,· Pasir dan kerakal

karbonat dengan persentase tinggi terdapat d1 dataran pan­

tai tempat zone air tawar dangkal dijumpai di daerah ini

· seperti d1 Teluk Kukup. ,

Satuan sistem laban ini terdiri dari batugamping

berasosiasi dengan terumbu. Litologi ini merupakan bagian

atas Formasi Wonosari menurut pembagian oleh Van Bemmelen.

Page 35: 4 LAP 0 RAN ;Pt! l1;~-l-k'L·~N · melakukan analisis kimia contoh-contoh[ tanah dan ba-tuan daerah penelitian. Penulis juga mengucapkan terimakasih k.ejpada Proyek P2AT , ntnas Pertanian

-···-··-· --· --- ··--~-------···-----· ·-- -· ··--·---- ·- -----·

~ ,\• . ' '.

· r: 1~1 \ c:. ---l · ·· ----.,h~

I!M Batuan volkanik dan sedimen yang berasosiasi

, ....... .,' Batas bagian utara Plato· Wonosari

~ Sesar besar dan garis . sipkho:t.eg

27

-•

1;!7~ Daerah mataair kecil sepanjang batas utara Plato Wonosari

ot:PP Divides airtan.ah besar di Gunung Sewu

-~~ ~yidt! airtanah sekunder d1 Plato Wonosari

~ Arab umum gerakan airtanah

~ Ja1ur sistem sungai bawah permukaan daerah Mulo diduga

Gam bar 1. 7 : Gerakan Ai.rtanah Gunung Kidu1 ( Slmber·: Me. Ibnald, 19?1~ 11-hat UNCRD, 1971).

Page 36: 4 LAP 0 RAN ;Pt! l1;~-l-k'L·~N · melakukan analisis kimia contoh-contoh[ tanah dan ba-tuan daerah penelitian. Penulis juga mengucapkan terimakasih k.ejpada Proyek P2AT , ntnas Pertanian

28

Secara terinci batugamping berasosii.si terumbu :ini:terdiri da-

ri Algal Boundstone, Algal RudstODi. dan Alzgal iloat§tone. '

Pada beberapa lokasi seperti di sebelah timur Panggang··ter-'

dapat karbonat kristalin kasar dan aodul-nodul Mn dijumpai

di Nawungan dan Semanu. Di tempat lain ·seperti di Bedoyo

dan Kemadang dijumpai pula batugampi!lg kapuran ( 9ha.}.kY 11~

mestone). Umur batuan-batuan tersebut d1 atas berkisar da­

ri Miosen Tengah hingga Pliosen Bawah. Satuan batuan ini

terletak tidak selaras pada bagian atas breksi andesi t. yang

tersingkap di Nawungan. Batuan anggqta Formasi Wonosari ini

sebagian telah lapuk menjadi tanah 1uyisol dan l~tbg~l.

Penggunaan lahan d1 daerah ini adalah semak, ladang, sawah

( d1 utara Parangtritis), desa dan obyek turis. Lokasi-loka­

si obyek turis adalah Parangtritis, Baron, Kuk.up, Krakal,

Drini, Wediombo, Ngungap dan Sadeng (Lamp.2,4 dan 5).

Satuan sistem laban ini d1ident1fikas1 dan dideline­

asi berdasarkan atas kenampakan khas citra Landsat seperti

warna kemerah-merahan, merah kehijau-hijauan dan ~ekstur

halus hingga sedang. Garis batas antara satuan ini dan sa­

tuan di sekitarnya nampak cukup jelas. Berdasarkan atas ke­

nampakan khas foto udara, satuan ini memperlihatkan rona

mQtt;L§d, relief sedang dengan puncak tumpul, zone-zone de­

presi (sinkholes) dangkal dan lebar. kadang-kadang tampak

pula beberapa l~mbah sungai kering. Beberapa telaga· karst

nampak dengan rona gelap, sedangkan telaga kering memperli­

hatkan rona cerah. Kekar dikenali berdasarkan kenampakan

kelurusan lembah yang umumnya berpola sistematik suling me-

Page 37: 4 LAP 0 RAN ;Pt! l1;~-l-k'L·~N · melakukan analisis kimia contoh-contoh[ tanah dan ba-tuan daerah penelitian. Penulis juga mengucapkan terimakasih k.ejpada Proyek P2AT , ntnas Pertanian

29

motong. Di daerah Parangtritis dikenali sesar tangga berda­

sarkan kelurusan rona gelap dan depresi lurus. Arah sesar

ini umumnya utara-selatan. Sesar normal juga dij~mpai seba­

gai batas antara satuan sistem lahan 4A dan 4B. Dasa dike-·

nali berdasarkan kenampakan rona cerah, tekstur sedang dan

bentuk poligon. •

·3.1.6. Satuan Sistem Lahan 5

Satuan ini merupakan zone depresi (gr;ben Bantul -

Yogyakarta menurut Van Bemmelen). Satuan ini juga merupakan

dataran kaki Gunungapi Merapi. Batuan yang terdapat pada •

satuan ini yaitu batupasir volkanik (endapan Gunungapi Me­

rapi Muda yang berumur Kuarter (~hardjo,l977). HaSil pela­

pukannya berupa regosol sebagai penyusun yang dominan dan

setempat-setempat berupa vertisol seperti dijumpai ·di dae­

rah pantai antara Slngai Progo dan Slngai Opak. Slngai yang

terdapat di daerah ini yai tu Sungai Opak, Slngai Code, &1-

ngai Winongo dan Slngai .Progo. Slngai-sungai tersebut-'mem­

bentuk pola penyaluran sejajar. Pada musim hujan sungai­

sungai tersebut menyebabkan banjir sedangkan pada .musim· ke­

marau menjadi kering. Penggunaan lahan di daerah ini yaitu

de sa, tetumbuhan campuran, sa wah dan ladang ( tanaman tebu

dominan).

Satuan sistem laban ini diideritifikasi dan dideline~

asi berdasarkan atas kenampakan khas citra Landsat seperti

warna merah dengan kelompok~kelompok warna cerah yang ter­

sebar cukup merata. Garis batas satuan ini dengan satuan

sistem laban 6 tampak jelas, sedangkan garis batasnya de-

Page 38: 4 LAP 0 RAN ;Pt! l1;~-l-k'L·~N · melakukan analisis kimia contoh-contoh[ tanah dan ba-tuan daerah penelitian. Penulis juga mengucapkan terimakasih k.ejpada Proyek P2AT , ntnas Pertanian

30

ngan satuan sistem laban ? tidak jelas-.

Pada f'oto udara tampak sawab atau ladang· kering bero­

na cerah dan sawab atau ladang basah berona gelap dengan po­

la berpetak-petak. Desa dikenali sebagai rona abu-abu cerail

bertekstur sedang dengan bentuk pol~goa. SUngai ·berair dike­

nali dari.ronanya yang gelap dengan' bentuk memanjang dan pa­

_da beberapa tempat berkelok-kelok. Jaringan jalan · ctlkenali . dari ronanya yang abu-abu, bentuk lurus memanjang dan saling

berpotongan relatif' tegak lurus.

3.1 .. 7. §a wan §;l,stg ·Laban 6

Sa.tuan ini menunjukkan bentuklaban laut dan endapan

angin (aeolian) yang terdiri dari batUkP pasir tersebar da­

ri Parangtritis sampai ke Congot, sepanjang pantai. Satuan

ini dapat dibagi lebib terinci menjadi tiga sub satuan

(Lamp.3). Pertama yaitu sub-satuan 6A yang terdiri dari

asosiasi bating pantai muda, bukit-bukit pasir transversal,

bukit-bukit pasir parabolik dan bukit-bukit pasir barchan;

kedua adalab swalt ( Slb-satuan 6B) dan ketiga adalah beting

pantai purba ( &.tb-satuan 6C.). Komposisi litologi satuan sis­

tam laban 6 terdiri dari pasir yang dien,dapkan selama Kuar­

ter. Analisis terhadap contob pasir yang· diambil dart tam­

pat yang terletak lebib kurang 5 km sebelah barat muara su­

ngai Progo ke arab Slngai Bogowonto mengbasilkan kandungan

55% Fe dan.l2,5% T1 02. (Busin,l9?l lihat Rahardjo,l9??).

Berdasarkan basil_ anali·sis contoh pasi.r yang di_liumpulkan

dari daerah Parangtritis diketahui bahwa komposisi pasir

Page 39: 4 LAP 0 RAN ;Pt! l1;~-l-k'L·~N · melakukan analisis kimia contoh-contoh[ tanah dan ba-tuan daerah penelitian. Penulis juga mengucapkan terimakasih k.ejpada Proyek P2AT , ntnas Pertanian

31

adalah berupa komponen resisten (kuarts dan megnetit) dan

tidak resisten (hornblende, piroksen, feldspar, olivin dan

tragmen batuan). Pasir Parangtritis adalah pasir volkanik.

Arab ker.darat kandungan kuarts bertambah sedangkan horn­

blende dan piroksen berkurang ( &tdibjo ,1979). MaC?am tanah

di daerah ini adalah regosol. Penggurtaan lahan di daerah

sub-satuan 6A adalah laban gundul, rumput, semak, tanaman

budaya, desa dan kedai di daerah obyek turis seperti Congot,

Glagah, Trisik, Pandansimo, Samas, Parangkusumo. dan Parang­

tritis. Penggunaan laban di daerah sub satuan 6B adalah la­

dang, sawah, rumput dan semak. Penggunaan lahan di·daerah

sub-satuan 6C yaitu desa·yang rapat dengan tetumbuhan cam­

puran seperti pohon kelapa lebat, pi sang dan bambu.

Satuan sistem laban 6 .diidentifikasi dan didelineasi

berdasarkan atas kenampakan khas citra Landsat seperti war­

na biru dan biru cerah yang pola penyebarannya sejajar de­

ngan garis pantai. Berdasarkan kenampakan khas foto udara

satuan ini memperlihatkan rona abu-abu hingga abu-abu gelap

dan pada sub-sa:tuan 6A tampak bentuk parabolik dan. barchan.

Sub-satuan 6B menunjukkan rona abu-abu cerah, tekstur kasar;

sedangkan sub-satuan 6C memperlihatkan rona cerah dan teks­

tur kasar yang ·disebabkan oleh tetumbuhan. Elevasi sub-satu­

an 6B lebih rendah daripada elevasi sub-satuan 6A dan 6C.

Pola penyebaran semua sub-satuan itu sejajar dengan garis·

pantai.

Page 40: 4 LAP 0 RAN ;Pt! l1;~-l-k'L·~N · melakukan analisis kimia contoh-contoh[ tanah dan ba-tuan daerah penelitian. Penulis juga mengucapkan terimakasih k.ejpada Proyek P2AT , ntnas Pertanian

32

3.1.8. SatuiP Sistgm Laban ?.

Satuan ini memperlihatkan bentuklahan dataran aluvi­

al dan terdiri dari lempung, lanau dan pasir yang persebar.­

annya sulit dipisah-pisahkan:. Batuan ~ersebut merupakan en­

dapan aluvial. Gos<?ng-gosong pasir (~~d bars) juga dijumpai •

di Sungai Bogowonto, Sungai Serang dan Sungai Progo, sedang­

·kan gosong-gosong pasir, kerikil dan kerakal dijumpai di Su­

ngai Opak. Tanah yang dijumpai pada satuan ini adalah fluvi-' .

.§21. ( tanah aluvial) dan t§SOsol. Penggunaan laban di daerah

ini adalah desa dengan tetumbuhan campuran, sawah dan ladang.

Daerah ini diidentifikasi dan didelineasi berdasarkan kenam-

pakan khas citra Landsat seperti warna cerah dan kelompok -

kelompok warna merah. Berdasarkan kenampakan khas toto udara

daerah ini menunjukkan rona cerah, tekstur halus, bentuk em­

pat persegi panjang dan polig.on dengan pola berpetak-pet~

untuk sawah dan ladang kering, sedangkan sawah dan ladang

basah menunjukkan rona gelap. Desa memperlihatkan rona abu­

abu cerah, tekstur sedang dan bentuk poligon.

3. 2. Mal isis Potgn§i Sesumb~t Daeraq fgnelitip.

Berdasarkan atas kesamaan kondisi·bentuklahan, lito­

logi dan penggunaan laban, secara garis besar daerah pene­

litian d8.pat dikelompokkan menjadi dua bagian. Bagian yang

pertama yaitu daerah yang terbentang mulai dari Parangtri­

tis sampai ke Congot ( daerah penelitian bagian barat) dan

bagian yang kedua yaitu daerah yang terbentang dari Parang-

Page 41: 4 LAP 0 RAN ;Pt! l1;~-l-k'L·~N · melakukan analisis kimia contoh-contoh[ tanah dan ba-tuan daerah penelitian. Penulis juga mengucapkan terimakasih k.ejpada Proyek P2AT , ntnas Pertanian

33

tritis sampai ke Sadeng (daerah penelitian bagian timur).

3.2.1 • .I§§.rah ;ggnelitian bft!i~n· baw ( gaerah Parangtritig,­

Congot).

JAlerah pantai antara muara &mgai Bogowonto .di dae­

rah Congot dan muara Sungai Opak di daerah Parangtritis

mempunyai kesamaan kondisi bentuklahan1 litologi dan peng­

gunaan laban. Iaerah Parangtri tis sendiri merupakan daerah

yang kompleks karena daerah ini merupakan perbatasan anta­

ra kedua bagian daerah penelitian tersebut di atas. Bentuk­

lahan daerah yang terbentang dari .Congot sampai ke Parang­

tritis yang meliputi Glagah, Trisik,' Pandarisimo, Samas dan

Parangkusumo menunjukkan bentuklahan perbukitan pasir pan­

tai (p~rbukitan pasir endapan laut dan angin), swale dan

dataran aluvial. Perbukitan pasir pantai tersebut terdiri

dari bating pantai muda, zone bukit pasir parabolik, zone

buki t pasir bA:rchan dan beting pantai muda. Swa1g, terdapat

di antara daerah ini dan daerah bating pantai tua d1 sabe­

lah utaranya. Bardasarkan kenampakan foto udara perkamba~g-'

an buki t pasir endapan angin seperti buki t pasir parabolik

dan bA:rcnan mempunyai arah baratlaut. Perkembangan bukit

pasir endapan angin d1 daerah Parangtritis dan Samas lebih

baik daripada di daerah lain (Lamp.3 dan Lamp.l,Gamb.l9). ·

Bating pantai purba berbatasan dengan dataran alu­

vial yang terletak d1 sebelah utaranya. Topografi barge -

lombang bating pantai purba ini membentang dengan arah ba­

ratlaut-timur tenggara kurang lebih sejajar garis pantai.

i . I

Page 42: 4 LAP 0 RAN ;Pt! l1;~-l-k'L·~N · melakukan analisis kimia contoh-contoh[ tanah dan ba-tuan daerah penelitian. Penulis juga mengucapkan terimakasih k.ejpada Proyek P2AT , ntnas Pertanian

34

Elevasi daerah ini lebih kurang 8 meter di atas muka air·

1aut dan elevasi ini 1ebih tinggi daripada e1evasi datar­

an a1uvial ( Soetikno, 1984). Bagian atas terdiri dari bu­

tir-butir pasir lanauan dan dibagian bawah terdiri dari

butir-butir pasir. Proses geomorto1ogi utama yang terjadi

di sini yaitu proses pelapukan. •

Analisis terhadap 15 contoh batuan yang. dikumpulkan

dari perbukitan pasir pantai d1 Congot, Glagah, Tr.isik,

Pandansimo, Samaa dan Parangt:ritis menghasilkan keterangan

mengenai penyusun pasir di dae:rah-daerah tersebut sebagai

beriku t: kuarts (0~40 )%, feldspar ( 5-77) %, magneti t (13-

1?)%, hornblende (2-10)%, piroksen (2-5)% dan oksida besi

(0-5)%.

Datarari banjir dijumpai di sisi-sisi muara Sungai

Bogowonto, &tngai Serang, &tngai Pro go dan &tngai Opak.

Hampir setiap tahun daerah tersebut menga1ami banjir ter­

utama pada musim penghujan. Proses geomorfologi yang ter­

jadi di, sini yaitu erosi lateral, sedimentasi dan pe1.a~k­

an. Komposisi 1itologi dataran banjir ada1ah pasir 1empung-"· '.

an, Pt\sir lanauan, pasir dan keriki1 hingga bongkah. Pasir

hingga bongkah terdapat sepanjang &tngai Opak dan dataran

banjir di kaki lereng,perbukitan. Sungai besar yang dijum­

pai di daerah pene1itian ada empat yaitu Sungai Bogowonto,

SUngai Serang yang berhulu di Pegunungan Ku1on Progo, &t­

ngai Progo yang hu1unya di Gunungapi Merapi dan Sundoro1

dan Sungai Opak yang hulunya di Gunungapi Merapi dan Pegu­

nungan Se1atan. Gradien ~ngai relatif tinggi sehingga air

Page 43: 4 LAP 0 RAN ;Pt! l1;~-l-k'L·~N · melakukan analisis kimia contoh-contoh[ tanah dan ba-tuan daerah penelitian. Penulis juga mengucapkan terimakasih k.ejpada Proyek P2AT , ntnas Pertanian

35

hujan yang masuk sungai akan segera sampai ke muara sungai.

Huara sungai terbendung oleh spits yang terbentuk oleh pro­

ses sedimentasi laut sedangkan segmen-segmen sungai sebelum

muara juga terhalang oleh beting-beting pantai purba. Seba­

gai akibatnya dataran aluvial dekat beting pantai purba dan

daerah se~itar muara sering mengalami banjir. Menurut

~c Donald (1971, lihat UN.CRD.l971) m§an discharges (bulan

Agustus 1970) un tuk Sungai Pro go .. bagian deka t muara adalah

15 m3/detik dan untuk Sungai Opak bagian: dekat ·muara adalah

5 m3/detik, sedangkan: meg rupott bagio sungai dekat muara

yaitu 50 m3/detik untuk Sungai Opak, 150 m~/detik untuk su­

nga:i Progo.dan 20·m3/detik untuk Sungai Serang. Basil ana­

lisis. contoh-contoh air yang diambil selama bulan Februari

dan Maret tahun 1970 menunjukkan bahwa air sungai tersebut

cocok untuk irigasi. Kandungam garam air sungai itu pada

umumnya berkisar dari 100 hingga 200 bpj. Persen sodium

(Na) berkisar· dari 10 hingga 300,.6 dan sodium absorption

ratio berkisar dari 0,2 hingga 0,8. Air sungai bersifat

agak basa dengan pR berkisar dari 7 hingga 8. Konsentrasi

sedimen pada umumnya berkisar dari 50 hingga 1.500 bpj.

Selama musim penghujan s.ungai..;sungai tersebut tidak keku­

rangan air dam mempunyai potensi yang besar untuk pengem­

bangan. Pada musim kemarau masih terdapat air pada Cekung­

an Progo dan sejumlah air hilang percuma ke laut. Sedang­

kan Sungai Serang dan Sungai Opak pada musim kemarau mem­

punyai potensi kecil untuk pengembangan. Berdasarkan atas

Page 44: 4 LAP 0 RAN ;Pt! l1;~-l-k'L·~N · melakukan analisis kimia contoh-contoh[ tanah dan ba-tuan daerah penelitian. Penulis juga mengucapkan terimakasih k.ejpada Proyek P2AT , ntnas Pertanian

36

contoh-contoh seciimen pada t._hun 19?0 hingga 19?1, jumlah

sedimen yang meninggalkan Cekungan Progo lebih kurang

2.6?0.000 t~njtahun, sedangkan· sedimen berupa suspensi yang

terangkut oleh SUngai Opak 1ebin kurang 360.000 ton/tahun

dan konsentrasi garam yang terlarut adalah 200 bpj.

Selama musim kemarati semua sungai tersebut di. atas

:terbendung oleh bating pantai muda dan membentuk kolam alam.

Kolam-kolam alam ini tarutama yang dijumpai d1. Congot, Gla­

gah dan Samas dipergunakan untuk pengambangan ikan. dan udang.

Di samping· itu kolam-kolam tersabut· di.pergunakan pula untuk

rekreasi (Lamp.l, Gamb.l,3 d~ 6). Kadang-kadang kolam alam

d1 Glagah dan Congot digunakan juga untuk tempat, mengail dan

per1ombaan mendayung parah~.

Kadalaman air tanah dangkal di dataran a1uvial adalah

(2-3)m. Berdasarkan atas penyelidikan geolistrik pada beb~­

rapa lokasi d1 dataran aluvial di sebelah barat SUngai Bogo­

wonto, air asin dijumpai pada kedalaman (40-60)m- di bawah

permukaan tanah ( SJ.yono dkk,l98l 1ihat Sltikno ,1984). Berda­

sarkan atas kesamaan bentuklahan maka sangat mungkin bahwa

di dataran aluvial sebalah timur &lngai .Bogowonto dijumpai

pula air asin pada kedalaman tersebut. di atas.

Berdaaarkan basil pangama tan dan pengukuran pada be­

berapa aumur di bukit-bukit pasir pantai Trisik dan Samas

pada akhir bulan Mai 1987, manunjukkan bahwa kadalaman air \

tanah berkisar dari 2 m hingga 4 m di bawah parmukaan tanah.

Manurut &ltilmo (1984), kadalaman air tanah pada ba­

ting pantai muda barkisar dari 6 m hingga 8 m di bawah per-

Page 45: 4 LAP 0 RAN ;Pt! l1;~-l-k'L·~N · melakukan analisis kimia contoh-contoh[ tanah dan ba-tuan daerah penelitian. Penulis juga mengucapkan terimakasih k.ejpada Proyek P2AT , ntnas Pertanian

37

mukaan tanah, pada bating pantai purba barkisar dari 3 hing­

ga 4 m di bawah parmukaan tanah dan pada swale berkisar dari

4 hingga 5 m di bawab permukaan tanah. Berdasarkan atas m•

teri penyusun akuiter bating pantai dan ew!le yang berupa

butir-butir pasir, diinterpretasik~ bahwa potensi air tanah • dangkal di daarah pantai adalah sedang hingga tinggi.

Menurut Me JX>nald (1971, lih~t UNCRD,1971), berdasar­

kan atas 1) litologi dan parmeabilitas akuif'er 2) kedalaman

akuif'er dan kedalaman muka air tanah 3) kualitas air tanah

4) recharge dan 5) access, potensi air tanah pada endapan

aluvial pantai di daerah Bantul adalah sedang, dataran alu­

vial Kulon Progo tergolong rendah dan perbukitan batugamping

Sentolo tergolong sedang.

Henurut Sukardi dkk (1971), dataran kaki Gunungapi He­

rapi dan endapan alivial tergolong daerah yang memiliki poten­

si air tanah sedang hingga tinggi.

Penggunaan laban bating pantai muda dan bukit pasir en­

dapan angin yaitu desa, kedai, laban gundul, semak, rumput dan

tanaman budaya (pandan dan acacia). _Desa dan kedai terutama

terdapat di daarah obyek turis. Masing-masing 1okasi obyek tu­

ris mulai dari obyek yang paling berkembang hingga kurang ber­

kembang yaitu Parangtritis, Parangkusumo, Samas, G1agah, Pan­

dansimo, Congot dan Trisik (Lamp.l ,Gamb.18, 21-25, 17, 12-15,

3-6, 10-11, 1-2 dan 7-5). Menurut Dinas Pariwisata Propinsi

Daerah Istimawa Yogyakarta (1985), turis yang telah mengupjungi

Pantai Parangtritis, Pantai Samas, Pantai Glagali1 dan Pantai Co­

ngot selama tahun 1985 adalah sebagai berikut : turis domestik

Page 46: 4 LAP 0 RAN ;Pt! l1;~-l-k'L·~N · melakukan analisis kimia contoh-contoh[ tanah dan ba-tuan daerah penelitian. Penulis juga mengucapkan terimakasih k.ejpada Proyek P2AT , ntnas Pertanian

38

(6.668-35.883) orang/bulan clan ~ris asing (75-148) orang/

bulan untUk Pantai Parangtritis; turis domestik (10. 814-: ·

·L:!Z .•. 547.) o:ran&lbulan dan turis asing (2-22) orang/bulan untuk

Pantai Sam as; turis domestik ( 71-2.746) orang/bulan dan tu­

ris a~ing (0-27) orang/bulan untuk Pantai Glagah; turis do­

mestik (126-1.927) orang/bulan dan turis asing (0-26) orang/

bulan untuk Pantai Congot. Swale dipergunakan untuk ladang, ·

semak, rumput dan lah~ gundul. Bating pantai purba diper­

gunakan untuk desa yang cukup rapat dan tetumbuhan campuran

seperti pohon kelapa lebat, pohon pisang dan pohon bailbu se­

bagai tanaman pekarangan atau kebun dan sejumlah tanaman pe­

karangan yang lain s~perti berbagai macam tanaman bunga,

lombok dan buah-buahan. Me:nurut· Tim Studi Pemetaan. Pertanian

Fakul tas Pertanian Universitas Gadjah Mada (1987), pengem·. -

bangan tanaman kelapa ke daerah bukit pasir pantai dengan

menggunakan tanah sebagai medium adalah cukup berhasil.

Dataran aluvial dan dataran kaki Gunungapi Merapi di­

pergunakan untuk desa, kota, sawah dan ladang. Desa ditum-·

buhi tanaman c·ampurali seperti pQhon kelapa, pohon pi sang,

pohon pepaya, pohon belinjo, pohon jambu mete, pohon nanas,

pohon jeruk Siam dsb. Ladang ditanami tebu, rumput serai, ·

lada, panili, bawang merah, jagung, ubi-ubian, semangka,lom­

bok dan kacang.

Parangtritis sebagai d~erah obyek turis yang paling

berkembang memiliki ko~disi yang paling kompleks. Di daerah

ini terdapat berbagai bentuk.lahan, litologi danjpenggunaan

Page 47: 4 LAP 0 RAN ;Pt! l1;~-l-k'L·~N · melakukan analisis kimia contoh-contoh[ tanah dan ba-tuan daerah penelitian. Penulis juga mengucapkan terimakasih k.ejpada Proyek P2AT , ntnas Pertanian

39

lahan. Bentuklahan. yang ada di daerah 1n1 meliputi bentuk:­

lahan karst, per~ukitan dan gawir denudasional-st.ruktural,

bentuklahan endapan angin, b.entuklahan laut dan bentukla­

han fluvial. L1tolog1 di daerah ini terdiri dari breksi

andesit, lava andesit, intrusi andesit (Lamp.l, Gamb.20),

batugampi~g·, pasir '(pasir ·endapan law.t dan endapam angin},

dan endapan aluvial (lempung, lanau, pasir hingga bongkah).

Di daerah Parangtritis dijumpai ·pula perumahan, kedai, res­

toran, toko, hotel, gedung kesenian, kolam renang, aataair,

mataair panas, sarana angkutan dan tempat parkir kendaraan

(Lamp.l, Gamb.l8-25). stasiun tenaga angin yang dibangun

oleh LAPAN (Lembaga PenerQangan dan Antariksa Nasional) di­

jumpai di daerah Parangkusumo. stasion ini merupakan stasi­

on meteorologi dan digunakan juga untuk sumber tenaga lis­

trik (Lamp.l, Gamo.l7). •

Hampir semua jal~ raya yang menghubungkan lokasi . obyek turis dengan ibukota Kabupateri dan Kotamadya Yogya-

karta telah beraspal (Lamp.3).

3.2.2. Jlletah· fenelitian Bagian Timur (liter§ Parangtriti.s­

§5\deng).

:Qaerah ini dapat dibagi menjadi. tiga .bagian. Bagian

pertama yaitu dataran pantai Baron,..Kukup..Drini-Krakal, ba~

gian kedua yaitu dataran pantai Wediombo-N~ngap..Sadeng dan

bagian ketiga yaitu Pegunungan Seribu yang ~erupakan daerah . perbukitan berbentuk kerucut.

'

Page 48: 4 LAP 0 RAN ;Pt! l1;~-l-k'L·~N · melakukan analisis kimia contoh-contoh[ tanah dan ba-tuan daerah penelitian. Penulis juga mengucapkan terimakasih k.ejpada Proyek P2AT , ntnas Pertanian

'

40

llaerah ini terdiri dari paatr, kerikil-bongkah kar­

bonat. Penyusun yang dominan adalah. materi karbonat dan .

penyusun minor adalah magnetit kecuali pada pasir di Teluk

Baron.· Pasir Baro~ tersusun oleh !ragmen- !ragmen batuan •

~

berbutir hal us hingga sedang dan ru~ah/ cangkang binatang

lebih kurang SO%, butir-butir magnetit lebih kurang 35%

dan butir-butir minor yang terdiri dari oksida besi, ku­

arts, piroksen dan hornblende. Di tempat lain butir-butir

magneti t meru pakan penyusun minor dibandingkan dengan bu­

tir-butir karbonat. Butir-butir karbonat ya~g banyak ini

terdiri dari fragmen batuan berbutir halus dan cangkang

binatang, kurang lebih (?7-88)% dan Orbulina universa

(12-23)%, sedangkan kerikil-bongkah karbonat terdiri dari

tragmen koral kurang lebih 85% dan tragmen moluska dalam

jumlah sedik1t.

Berdasarkan at as hal terse but di at as maka kecuali

Teluk Baron, daerah dataran pantai ini merupakan.lingkung­

an air jernih.

Kondisi seperti ini didukung pula oleh terdapatny~ . . sejumlah banyak rumput laut. dan ikan bias di Teluk Kukup,

Ik-ini dan Krakal (Lamp.l,Gamb.34 dan 35).

Pengadaan air tawar di daerah ini dibantu oleh Pro-. yek P2AT dengan sumur-sumur bor dan sumur gali di daerah

Krakal. Kedalaman ·muka air tanah d1 daerah ini lebi~ ku­

rang (3-15)m. Se~ber air tawar yang lain Y.B.itu Mataair

Krakal dan &lngai bawahtanah Baron. D.1.schfll:SO Mataair

Page 49: 4 LAP 0 RAN ;Pt! l1;~-l-k'L·~N · melakukan analisis kimia contoh-contoh[ tanah dan ba-tuan daerah penelitian. Penulis juga mengucapkan terimakasih k.ejpada Proyek P2AT , ntnas Pertanian

41

Krakal yaitu {5-10} liter/detik ( Sukardi dkk, 1971) dan

Surigai bawah tanah Baron (4-5) m3 /detik { &lkardi dkk,l971)

d:1.n 6,3 m3/detik {Oktober,l9?0) menurut Me .Ibnald {1971).

Pada saat ini air tawar dari sesumber tersebut di

atas telah dipergunakan untuk keperluan rumah tangga ter­

utama di Desa Kemadang dan Krakal CLamp.l,Gamb. :~?).

Turis yang telah berkunjung ke Tel uk Baron-Kukup..

Krakal pada tahun 1985 pada umumnya turis domestik ·( 3. 500-

20.152) orang/bulan. Turis asi!lg sangat. sedikit (4- 23) orang/

bulan ( Dinas Pariwisata DIY, 1985) •.

Dataran paatai ini tersusun oleh pasir, kerikil­

bongkah karbonat yang tersingkap menumpang d1 atas lava

Tarsier. Pasir hitam merupakan penyusun minor Teluk Wedi­

ombo. Pasir karbonat halus mengandung fragmen batuan dan

cangkang· balus lebih kurang 55%. Penyusun yang lainj ada-'

lah Orbulina universa, kuarts, feldspar, magnetit:, pirok­

sen dan hornblende. Pasir karbonat kasar tersusun oleh

Orbulina universa kurang lebih 75%; penyusun yang lain

adalah fragmen-fragmen batuan dan cangkarig. Pasir hitam

terdiri dari butir-butir magnetit lebih.kurang ?5% dan

penyusun yang lain adalah fragmen batuan karbonat dan bu­

tir-butir Orbulina universa. Pasir d1 Teluk Sadeng mengan­

dung fragmen batuan karbonat dan cangkang (80-85)%. Penyu­

sun yang minor yaitu butir-butir Orbulina universa dan

magneti.'t. Kerikil-bongkah karbonat di Teluk Vlediombo ter-

Page 50: 4 LAP 0 RAN ;Pt! l1;~-l-k'L·~N · melakukan analisis kimia contoh-contoh[ tanah dan ba-tuan daerah penelitian. Penulis juga mengucapkan terimakasih k.ejpada Proyek P2AT , ntnas Pertanian

42

susun oleh tragaen koral lebib kurang 90% dan penyusun mi­

nor adalah :traslllen-trapen aolueka. I

Keadaan ters-ebut di atas menandakan suatu lingkungan

air jernih. Kondisi ini didukung pula oleb adanya rumput

laut di T•luk Wediombo. ' .

Hampir semua lembah antar bukit kerucut d1 ~erah

ini tertutup oleh terra rossa. Mineral lempung (80-85)% me-'

rupakan mineral, penyusun yang dominan •. Penyusun ;yang bersi-

rat minor adalah magnetit {15-20)%. Analisis kimia terhadap

contoh-contoh tanal'l yang dikum}1llk~ dari Panggang·, G:irikar­

to, Bareng dan Krakal menunjukkan bah wa . silika dan alumina

merupakan penyuaun terra ro.ssa yang dominan. Persen berat

Si o2 berkisar (31,02-34,57)% da~ n 2o3 (21,43- 25,92)~ -

Penyusun yang lain ya~tu Fe sebagai · Fe2o3 (13,32 - 14,13)%.

Oksida minor yaitu MnO (0,11 .;:. 0,25)%, Mg 0 (0,10 - 3, 73)%, . ,.. "

CaO {tf.,14 - 6,37}%, Na20 (0,12 - 0,31)%, K20 (0,10 - 0,59)%, -

Ti 02 (0,61 - 1,04),; dan P2 o5 (0,14 - 0,60}~ Kandungan kar­

bon adalah (10,03 - 11,14),;. Tanah ·renqzba yang diambil da-

,,

...

Page 51: 4 LAP 0 RAN ;Pt! l1;~-l-k'L·~N · melakukan analisis kimia contoh-contoh[ tanah dan ba-tuan daerah penelitian. Penulis juga mengucapkan terimakasih k.ejpada Proyek P2AT , ntnas Pertanian

43

ri Play en, Wonosari, Mu1o dan Nawungan juga teX"diri dari

silika dan alumina aebagai penyusun yang dominan. Persen

berat S102 (31,20 - 40,23)~ dan A1203(19,43 - 30,13)%.

Total Fe ·sebagai Fe2o3 (11,48 - 18,19)%. Oksida minor

yaitu Mn 0 (0,04 - 0,90)%, Mg' 0 (0:,80 - 2,57)%, Ca 0 (5,37-

11,??)%, Na20 ~0,99-0,41)%, K2o (CA,!6.;.0,96)%, T102(0,65-, '

0,93)% dan P,p5 (0,33 - 1,80)%. Kandungan karbon adalah

( 5, 60 - 12, ?1)~.

Propors1. tinggi materi tidak larut: dalam terra ros­

sa mungkin menunjukkan bahwa materi ini berasal dari mate­

ri purba as*l yang diendapkan bersama-sama dengan batuan

karbonat pada cekungan dangkal.

Hutan jati dan acacia berseling ladang ubi kayu ter­

sebar luas pada daerah terra rossa ini. Tim Studi Pemetaaa

Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada (198?)

menyebutkan bahwa daerah Tepus'ditanami jagung, ketela po­

hon, kedelai dan belinjo. llaerah Paliyan ditanami jagung,

kacang tanah, kacang hijau, dan kedelai. .Ilierah Rongkop di­

tanami sorghum, kedelai dan jambu mete. llaerah Play en d1 ta­

nami baWat_lg merah, bawang putih dan belinjo, sedangkan Plato

Wonosari ditanami pohon kelapa, lada, tebu, jambu mete 'ke­

nanga, ubi kayu dan karet. Tanaman budaya yang telah dikem­

bangkan secara intensif di plato Wonosari adalah kentang, ·

kobis dan bawang putih. Pohon kapuk dan belinjo sangat. mung­

kin untuk dikembangkan di daerah Pegunungan Seribu.

Telaga karst dangkal adalah merupakan penampung air

tawar utama di daerah ini, lebih kurang ·ada 24 d1 Rongkop,

Page 52: 4 LAP 0 RAN ;Pt! l1;~-l-k'L·~N · melakukan analisis kimia contoh-contoh[ tanah dan ba-tuan daerah penelitian. Penulis juga mengucapkan terimakasih k.ejpada Proyek P2AT , ntnas Pertanian

44

13 di Semanu, 12 di Ponjong, 19 di Tepus, 9 di Paliyan dan

23 di Panggang ( Slkardi dkk,l971) dan lihat Lam.p.l Gam.b.26

dan 42, Sesumber air tawar yang lain yaitu sungai-sungai

bawah tanah yang tersingkap di Songgilap, Mulo, Bribin dan

Jepitu Selatan. Penge~bangan sesumber ini sudah diselesai­

kan oleh Japan - Ipdonesig Jgin Cosz:RVJ:Q:lc_.Qn .RUQ'!ic· Pro1ect

di Songgilap dan Kenteng. Sta·sion·. Tenaga Matahari telah di­

bangun dan kemudian digunakan untuk memompa air tanah dari

dolin Songgilap (Lamp.1, Gamb.45). Stasion Tenaga Matahari

yang lain yang dibangun di Kent eng digunakan untuk sistem

listrik pedesaan. Kapasitasnya sekarang yaitu 1?80 Watt/ha­

ri untuk 80 rumah (Lamp.1, Gamb.44).

Menurut Sukardi dkk (1Y?l) beberapa sesumber air

yang pot en sial yaitu sungai bawah tanah Beton: ( .500 - ?00)

liter/detik, Mataair Petojan (10 - 12) liter/detik dan Ma­

taair Kedungwolu (10 1iter/detik).

Manurut Widiasmoro (1982) Gua Cerme (Sremin) meru­

pakan gua yang indah dengan hiasan alam stalaktit dan sta­

la8mi t serta ben dung an alam ( Lamp.l ,Gamb.46).

Di samping sesumber alam yang bersifat menguntungkan

seperti tersebut di atas, di daerah penelitian terdapat pu­

la sesumber alam yang bersifat merugikan. Sebagai contoh

disebutkan di bawah ini :

1) banjir di dataran banjir dan dataran aluvia1 di daerah

penelitian bagian barat,

2) erosi dan gerakan massa di daerah perbukitan, terutama

Page 53: 4 LAP 0 RAN ;Pt! l1;~-l-k'L·~N · melakukan analisis kimia contoh-contoh[ tanah dan ba-tuan daerah penelitian. Penulis juga mengucapkan terimakasih k.ejpada Proyek P2AT , ntnas Pertanian

45'

d1 gawir-gawir dae.rah Parangtritis,

3) deflasi dan sedimentasi bukit-bukit pasir yang menutup

sawah dan ladang di sekitarnya,

4) banjir oleh pasang naik Sam.udera India, seb~gai contoh

pasang naik yang terjadi setelah gerripabumi tektonik bu-. .

lan April 1987 yang menghancurkan kedai-kedai dan desa .

di daerah dataran pantai. Di De sa Parangtri tis banjir

pasang naik tersebut maeuk arah ke darat sejauh kurang

lebih 300 m dari garis pantai.

3.3. Kgnstip P§ngembugon Daerth Penelitien.

Berdasarkan. atas semua uraian tersebut d:i,. atas ter-

utama berdasarkan atas

1) macam bentukl~han

2) m.acam penyusun, -.atuan dan tanah

3) kondisi air bawah tanah dan air permukaan,

4) kondisi penggunaan laban saat .sekarang,

5) kondisi dan kea·daan jaringan jalan,

maka dapat disampaikan konsep pengembangan daerah peneliti­

an sebagai berikut :

3.3.1. Kpnsep fQngembangap I».er&h ·Ppn§J.itian BElgian Barat

Daerah dataran pantai dan bukit-bukit pasir pantai

terutama daerah Parangtritis, Parangkusumo;· saJnas, ·Glag~,

Congot, Pandansimo dan Trisik sesuai untuk obyek kepari~-

sataan.

' '

Page 54: 4 LAP 0 RAN ;Pt! l1;~-l-k'L·~N · melakukan analisis kimia contoh-contoh[ tanah dan ba-tuan daerah penelitian. Penulis juga mengucapkan terimakasih k.ejpada Proyek P2AT , ntnas Pertanian

46

Rencana pengembangan kepariwisataan sebaiknya di­

prioritaskan bagi wisata pemuda baik domestik maupun

asing terutama siswa dan mahasiswa. Hal ini agar sesuai

dengan rencana Pemerintah Republik Indonesia lewat Kemen.:.

terian Pariwisata Pos dan Telekomunikasi Il:l.rektorat Jen-

dral Par~wisata dalam usaha mengembangkan wisata remaja.

Tenaga,angin diusahakan agar dapat dikembangkan

dan digunakan untuk menunjang eksploitasi air tawar yang

dapat memenuhi ·keperluan pertariian, rumah tangga penduduk

dan wisatawan.

Penanaman pohon-pohon kelapa, pandan dan acacia

atau tanaman lain pada daerah perbukitan pasir akan me­

nunjang tidak hanya bidang pariwisata tetapi juga bidang ·

pertanian.

Daerah dataran aluvial sesuai untuk pengembangan

pertanian terutama untuk sawah dan ladang, sedangkan usa­

ha pengembangbiakan udang. dan ikan dapat dilakukan d1 Sa­

mas, Glagah dan Congot yang merupakan tempat terdapatnya

kolam alam.

3. 3. 2. Kon,sep Pengeabangau IAerab Penglit:Lan §Agian T:i,myr.

Daerah perbukitan karst Pegunungan Seribu sesuai ba­

gi pengembangan hutan jati, acacia, belinjo dan ka111k serta

tanaman ubi kayu di antaranya. Sedangkan daerah dataran pan-'

tai sesuai untuk daerah pariwisata dan industri rumah tangga.

Pengembangan daerah dataran pantai dapat direncanakan

sebagai berikut :

Page 55: 4 LAP 0 RAN ;Pt! l1;~-l-k'L·~N · melakukan analisis kimia contoh-contoh[ tanah dan ba-tuan daerah penelitian. Penulis juga mengucapkan terimakasih k.ejpada Proyek P2AT , ntnas Pertanian

47

1. Teluk Baron dipergunakan untuk obyek wisata ·dan perikanan,

2. Teluk Kukup, Krakal dan Wediombo digunakan untuk obyek wi­

sata, industri rumiJlt laut ·dan ikan bias,

3. Teluk Ngungap digunakan untuk obyek wisata dan industri

sarang burung Lawet.

4. Teluk Sadeng digunakan untuk obyek wisata dan perikanan.

Tanaman yang akan dikembangkan di daerah terra rossa

harus jenis tanaman yang cocok untuk tanah yang mengandung

silika dan alumina.

Tenaga matahari dapat dikembangkan dan digunakan un­

tuk menunjang eksploitasi air tawar yang dapat memenuhi ke­

perluan pertanian, rumahtangga penduduk dan wisatawan.

Untuk penelitian yang akan datang, metode penjejakan

(tracing mej(bod) dapat digunakan untuk mengetahui pola su­

ngai bawah tanah dan sumber air mataair.

Walaup.1n konsep pengembangan daerah penelitian sudah

digambarkan seperti tersebut di at.as, akan tetapi studi ke­

layakan yang lebih terinci perlu dilakukan sebelum mengam­

bil langkah tertentu untuk pengembangan daerah penelitian.

Page 56: 4 LAP 0 RAN ;Pt! l1;~-l-k'L·~N · melakukan analisis kimia contoh-contoh[ tanah dan ba-tuan daerah penelitian. Penulis juga mengucapkan terimakasih k.ejpada Proyek P2AT , ntnas Pertanian

. 48

IV KESIMPULAN.

Dari berbagai ujaiaa yang disebutkan di atas maka da­

pat diambil kesi•pulaa sebagai berikut : .• .

1· Daerah peneliti~ dapat dibagi menj~di tiga bagian utama.

Bagian pertama yaitu daerah perbukitaa pasir pantai dan . . . dataran aluvial mulai dari Parangtritis, sampai ke Congot;

bagian kedua yaitu daerah kompleks. Parangtritis dan bagi­

an ketiga adalah daerah dataru pantai dan perbukitan ke­

rucut (Pegunungan Seribu) mulai dari Parangtritis sampai

ke Sadeng,

2. Satuan bentuklahan yang dijumpai di daerah penelitian

yaitu satuan bentuklahan perbukitan denudasional-struktur­

al, satuan bentuklahan perbukitan dan gawir denudasional­

struktural, satuan perbukitam karst, satuan perbukitan en­

dapan laut dan·endapan angin, dataran kaki gunungapi, da­

taran fluvial, dataran aluvial dan dataran pantai,

3. Pola penyaluran di daerah penelitian terdiri dari pola

dendritik di daerah perbukitan denudasional-struktural,

pola sejajar di daerah dataraD kaki gunungapi dam dataran

aluvial,. dan pola multibasinal di daerah perbukitan karst,

4. Proses eksogenik yang terjadi d1 daerah penelitian meliputi

proses .pelapukan batuan, erosi, sedimentasi,deflasi dan

gerakan massa,

5. Satuan batuan yang terdapat di daerah penelitian berupa sa-. . .

tuan.:.satuan breksi andesit, andes:i.t, batugamping, batupa­

sir volkaniklastik, pasir endapan laut dan angin, pasir -

Page 57: 4 LAP 0 RAN ;Pt! l1;~-l-k'L·~N · melakukan analisis kimia contoh-contoh[ tanah dan ba-tuan daerah penelitian. Penulis juga mengucapkan terimakasih k.ejpada Proyek P2AT , ntnas Pertanian

49

kerakal polimik endapan sungai, dan lempung-pasir endap­

an aluvial,

6. struktur geologi yang dijumpai di daerah penelit:ian beru­

pa kekar dan sesar normal.

7. Daerah penelitian mempunyai sesumber alam yang potensial

sepert~ : dataran ·pant·ai aluvial, • garis pantai yang indal#,

teluk dan gua, perbukitan pasir pantai dan endapan angin

yang indah, lembah &lngai Solo purba, dolin, telaga karst,

sungai bawah tanah, mataair, mataair panas, tEtnaga mata­

hari dan angin, sungai dan kolam 'alam, tanah dan berbagai •

batuan Tersier hingga sekar~g,·rumput laut, ikan bias,

ikan dan sarang burung lawet. Ill samping itu terdapat pu­

la sesumber bencana alam seperti erosi, .banjir, b~mjir

pasang naik, detlasi, sedimentasi, geraktilll massa dan gem­

pabumi,

8. Penggunaan lahan di daerah peneli tian berupa lahan pemu­

kiman· (de sa dan kota), pertanian sa wah dan ladang, laban

gundul dan kering, jalan raya dan jalan kereta api,· ·

9. Ieerah penelitiu dapat dikembangkan .untuk obyek pariwi­

sata te:rutama daerab pantai bagian bar at, daerah -Parang-

·tritis, teluk-·teluk dan gua .. gua di Pegunungan Seribu.

Illsamping itu pertanian'perlu pula dikembangkan, teruta­

ma di daerah perbukitan karst dan perbukitan pasir endap­

an laut dan perbukitan pasir endapan angin.

10. Ie.erah Parangtritis me:rupakan daerah yang paling potensi­

al untuk !iikembangkan sebagai daeraJ:l pariwisat'a,

..

Page 58: 4 LAP 0 RAN ;Pt! l1;~-l-k'L·~N · melakukan analisis kimia contoh-contoh[ tanah dan ba-tuan daerah penelitian. Penulis juga mengucapkan terimakasih k.ejpada Proyek P2AT , ntnas Pertanian

11. Obyek-obyek di daerah pene11tian yang dapat dikenali, I

diidentifikasi dan dide11neas1 secara 1angsung me1a1u1

citra Landsat adalah batas antara daratan dan tubuh

air, macam 1ito1ogi secara umum dan batas satuan 11to-

1og1,-lokasi dan arab kekar, pola penyaluran , ~pkasi

tetumbuhan dan, jaring~n jalan r~a utama d1 daerah

Wonosari,

12. Obyek-obyek yang dapat dikenali, diidentifikasi dan

didelineasi secara 1angsung melalui toto udara melipu­

ti macam dan batas satuan bentuklahan, pola penyaluran,

macam dan batas satuan litologi, tubuh air seperti te­

laga karst, sungai, kolam alam dan samudera, kelurusan

kekar dan pola kekar, sesar, pergerakan relatif blok

~erah sebelah menyebelah jalur sesar, arab migrasi

bukit-bukit pasir endapan angin,.macam dan batas peng­

gunaan laban seperti desa, sawah/ladang, jaringan ja­

lan raya dan ja1an kereta api.

13. Macam dan batas persebaran satuan bentuklahan,macam

dan batas pola penyaluran,batas persebaran satuan ba­

tuan, struktur geologi (macam, arab, persebaran dan

pola kekar dan sesar), batas dan persebaran penggunaan

lahan, 1okas1 basil proses erosi,deflasi dan sedimen­

tasi, macam dab 1okas1 gerakan massa, lokasi dan batas

telaga kar.st dan ko1am alam lebih mudah diketahui me­

lalui pengamatan toto udara daripada pengamatan·citra

Landsat dan pengamatan langsung d1 lapangan.

Page 59: 4 LAP 0 RAN ;Pt! l1;~-l-k'L·~N · melakukan analisis kimia contoh-contoh[ tanah dan ba-tuan daerah penelitian. Penulis juga mengucapkan terimakasih k.ejpada Proyek P2AT , ntnas Pertanian

51

14. Iata yang dikump~lkan dari citra Landsat, toto _udara,

pengkajian lapangan dan analisis laborat·orium saling

menunjang satu sama lain. Berdasarkan hal tersebu~

maka teknik penginderaan jauh yang dilengkapi dengan

pengkajian lapangan dan analisis laboratorium sangat

perl~ digunak~ untuk pemetaan geologi dan pemetaan ,l

tematik lain secara cermat.

Page 60: 4 LAP 0 RAN ;Pt! l1;~-l-k'L·~N · melakukan analisis kimia contoh-contoh[ tanah dan ba-tuan daerah penelitian. Penulis juga mengucapkan terimakasih k.ejpada Proyek P2AT , ntnas Pertanian

DAFlrAR PU Br AKA

Din as Pari~sata Prop DIY, 1985, §tatlf!Us Kt;garilifft'an ~erlh Ist~ewa YQSYI~Itta, .Par.Prop.DI ,

og;yakarta. ·

Rahardjo~W.i Sukandarrumidi, Rosidit.J!•M.D. ,19?7,. E.W. _o_psi Lemau Ypgxgtrtl, ULrektorat G'eo1ogi,

partemen .. Pertambangan ep. Indonesia, Ban dung. . .

SUtikno,E~4EE&it~: nar, em aga enerbangan dan Antariksa Nasiona1, Jakarta.

Tim Studi Pemetaan Pertanian F'ak.Pertanian UGM,198?, Stu­di feme;-an Ptrtpian 91. IAttah l§timewa Yggya­}tatta,ik.Pertanian UGM, Yogyakarta, tj,dak di­terbitkan.

'

52

UNCRD-De~of .Public Works and .El. '. ctri<?. Power, 19?1, s•onaJ. tf'r~nt pf xRtr••rta, Vol.l,Book 5, pt. of 1 c rkas and ectric Power, Jakarta.

Page 61: 4 LAP 0 RAN ;Pt! l1;~-l-k'L·~N · melakukan analisis kimia contoh-contoh[ tanah dan ba-tuan daerah penelitian. Penulis juga mengucapkan terimakasih k.ejpada Proyek P2AT , ntnas Pertanian

LAMPiRAN 1

FOTO-JOTO LA:PANGAN ~

Dr BERBAGAI LOKASI

DAERAK PENELI'r.IAN ' •

Page 62: 4 LAP 0 RAN ;Pt! l1;~-l-k'L·~N · melakukan analisis kimia contoh-contoh[ tanah dan ba-tuan daerah penelitian. Penulis juga mengucapkan terimakasih k.ejpada Proyek P2AT , ntnas Pertanian

A

' "

I ~---,------- .. ·-·----······--·· ....... ·---- ···-----C--

Gambar 1 : Iataran banjir fu.ngai Bogowonto dan beting pantai muda di daerah Congot. Beting pantai tersebut membendung sungai dan membentuk ko­lam alam yang biasa digunakan sebagai kolam tempat mengail ikan.

Gambar 2 : Beberapa kedai kecil dan beting pantai d.itumbuhi rumput dan semak dekat garis pantai di daerah Congot.

53

Page 63: 4 LAP 0 RAN ;Pt! l1;~-l-k'L·~N · melakukan analisis kimia contoh-contoh[ tanah dan ba-tuan daerah penelitian. Penulis juga mengucapkan terimakasih k.ejpada Proyek P2AT , ntnas Pertanian

Gambar 3 :

54

I~.taran b~Jir meander fungai Serang di tum­buhi pohon kelapa yang cukup rapat .• Tempat ini digunakan untuk rekreasi, memancing ikan dan kadang-kadang untuk perlombaan mendayung perahu.

. . Gambar 4 : Bukit-bukit pasir ·endapan angin dan beting

pantai di Glagah. Lahan yang gundul di. tana­mi tanaman Acacia. Tampak pula jalan beras- . pal yang'menghubungkan Glagah dan Congot. Fondasi jalan terdiri dari fragmen-fragmen batugamping.

Page 64: 4 LAP 0 RAN ;Pt! l1;~-l-k'L·~N · melakukan analisis kimia contoh-contoh[ tanah dan ba-tuan daerah penelitian. Penulis juga mengucapkan terimakasih k.ejpada Proyek P2AT , ntnas Pertanian

Gambar 5 : Kedai dan tempat parkir di beting pasir pantai di Glagah. Tempat parkir yang be­lum beraspal terdiri dari fragmen-fra.gmen ba. tuga.mping • .-

Gamba.r 6 : Sungai Serang telah terbendung oleh beting pa.sir pantai muda. Kola.m al~~ ini diguna­ka.n untuk peternakan ikan dan udang. Ka­da.ng-kadang kolam ini digunakan pula untuk perlombaan mendayung perahu.

55

Page 65: 4 LAP 0 RAN ;Pt! l1;~-l-k'L·~N · melakukan analisis kimia contoh-contoh[ tanah dan ba-tuan daerah penelitian. Penulis juga mengucapkan terimakasih k.ejpada Proyek P2AT , ntnas Pertanian

. 56

G~bar ?. : Dataran a~uvial di daerah Trisik digunakan untuk sawahdan desa. Jalan belum beraspal yang menghubungkan Brosot dan Trisik ter­diri dari fragmen-fragmen andesi t. ·

. . . ' Gambar 8 : Semak pandan, ·pohon kelapa dan bukit pasir

endapan angin. Jalan yang tampak terdiri dar:i fragmen- fragmen batugamping.

Page 66: 4 LAP 0 RAN ;Pt! l1;~-l-k'L·~N · melakukan analisis kimia contoh-contoh[ tanah dan ba-tuan daerah penelitian. Penulis juga mengucapkan terimakasih k.ejpada Proyek P2AT , ntnas Pertanian

Gambar 9 : Ib.taran banjir, gosong pasir dan braided­stream muara fungai Progo di Srandakan. Pohon kelapa yang lebat terdapat di desa­desa di tepi Sungai Progo.

~

i • ; 0

57

Gambar 10: Ihtaran fluvial dan beberapa kedai di bu­kit-bukit pasir enda'Pan angin di Pandan­simo. Samudera India berada di balik bu­kit 'Pasir tersebut.

Page 67: 4 LAP 0 RAN ;Pt! l1;~-l-k'L·~N · melakukan analisis kimia contoh-contoh[ tanah dan ba-tuan daerah penelitian. Penulis juga mengucapkan terimakasih k.ejpada Proyek P2AT , ntnas Pertanian

Gambar 11 : Tempat pemujaan di bukit pasir tepi pantai di Pandansimo.

< 5 0

,. .

Gambar 12 : Dataran aluvi~ dan beting pasir pantai purba di SamaEf. rataran aluvial digunakan ·untuk sawah dan ladang sedangkan beting :pasir pantai digunakan untuk pemul-;:iman dan tertutup semak-semak.

58

Page 68: 4 LAP 0 RAN ;Pt! l1;~-l-k'L·~N · melakukan analisis kimia contoh-contoh[ tanah dan ba-tuan daerah penelitian. Penulis juga mengucapkan terimakasih k.ejpada Proyek P2AT , ntnas Pertanian

Gam.bar 13

Gambar 14

59

Kelp ikarl dan udan.g di dataran aluvial Samas. Bukit pasir yang nrimpak di latar belakang terdiri dari barchan dan buki t pasir parabolik.

Garis pantai, lereng pantai curam dan turis domestik. Tempat ini berbahaya untuk berenang.

-i . ; 0

Page 69: 4 LAP 0 RAN ;Pt! l1;~-l-k'L·~N · melakukan analisis kimia contoh-contoh[ tanah dan ba-tuan daerah penelitian. Penulis juga mengucapkan terimakasih k.ejpada Proyek P2AT , ntnas Pertanian

.,

Gam bar 15 : Perumahan dan kedai di buki t pasir pantai Samas. Jum1ah rumah dan kedai di. sini 1ebih banyak daripada kedai­kedai di 1okasi yang telah disebu t­kan se belumnya.

;

i c ; 0

'Gan bar 16 · J embatan tidak permanen mel in tang di atas Sungai Opak di daerah Kretck. Jembatan ini 'digunakan selama musim kemarau. Me1alui jembatan ini jarak Yogyakarta-Parangtritis menjadi le-

bih pendek.

60

Page 70: 4 LAP 0 RAN ;Pt! l1;~-l-k'L·~N · melakukan analisis kimia contoh-contoh[ tanah dan ba-tuan daerah penelitian. Penulis juga mengucapkan terimakasih k.ejpada Proyek P2AT , ntnas Pertanian

61

Gam bar 17 : Stasiun tena.ga angin di buki t pasir pan­tai Parangkusumo. Tanaman yang tumbuh di daerah ini yaitu pohon kelapa dan semak Pan dan.

Gambar 18 I:e.erah Pa:rangtritis yang merupakan lokasi obyek turis yang paling berkembang. Tampak di sini Samudera India, bentuklahan karst . dengan gawir sesar, beting pasir pantai, bukit barchan, dataran fluvial dan berba-gai penutup laban.

Page 71: 4 LAP 0 RAN ;Pt! l1;~-l-k'L·~N · melakukan analisis kimia contoh-contoh[ tanah dan ba-tuan daerah penelitian. Penulis juga mengucapkan terimakasih k.ejpada Proyek P2AT , ntnas Pertanian

62

'-Gambar 19 : Bukit pasir berchan di daera.h Parangtri­

tis, sebagian tertutup rumput dan semak.

Gambar 20 Efek bakarr· pada .zone kon tak an tara brek­si andesit (Formasi Nglanggran) dan in­trusi andesit, di desa Parangtritis.

Page 72: 4 LAP 0 RAN ;Pt! l1;~-l-k'L·~N · melakukan analisis kimia contoh-contoh[ tanah dan ba-tuan daerah penelitian. Penulis juga mengucapkan terimakasih k.ejpada Proyek P2AT , ntnas Pertanian

Gambar 21

63

Kolam renang Parangtritis. Air tanah kelu­ar dari zone kontak antara breksi andesit (Formasi Nglanggran) dan batugamping (For­masi Wonosari). Tetumbuhan lebat tumbuh di seki tar mataair. ·

Gambar 22 : Kedai, perumahan, restoran, hotel dan toko. Latar belakang adalah gawir sesar pada ba­tugamping karst dan perbukitan breksi ande­sit. Gambar diambil dari garis pantai Pa­rangtritis ··arah ke darat.

Page 73: 4 LAP 0 RAN ;Pt! l1;~-l-k'L·~N · melakukan analisis kimia contoh-contoh[ tanah dan ba-tuan daerah penelitian. Penulis juga mengucapkan terimakasih k.ejpada Proyek P2AT , ntnas Pertanian

u

X A

' "

Ga.mbar 23

X A G T ll

Gambar 24

b4

\,._

Sebagian tempat parkir kendaraan bermotor di Parangtri tis dengan latar belakang per­bukitan karst. Tetumbuhan yang terdapat di daerah tersebut a.dalah pohon kelapa, semak , sa wah , la dang dan rum put.

Salah satu bangunan restoran di Parang­Tritis.

Page 74: 4 LAP 0 RAN ;Pt! l1;~-l-k'L·~N · melakukan analisis kimia contoh-contoh[ tanah dan ba-tuan daerah penelitian. Penulis juga mengucapkan terimakasih k.ejpada Proyek P2AT , ntnas Pertanian

\,.

Gambar 25 : Salah satu bangunan hotel di lereng perbukitan batugamping di daerah Parangtritis.

Gambar 26 : Telaga karst kering di zone depresi perbukitan batugamping terumbu ber­bentuk kerucut di Pla.yen selatan.

65

Page 75: 4 LAP 0 RAN ;Pt! l1;~-l-k'L·~N · melakukan analisis kimia contoh-contoh[ tanah dan ba-tuan daerah penelitian. Penulis juga mengucapkan terimakasih k.ejpada Proyek P2AT , ntnas Pertanian

Gambar 27

Gambar 28

'-Penampung, air (water resE;lrvoir) di Kemadang.

Teluk Baron dengan pasir karbonat yang kaya akan butir-butir magnetit.

66

Page 76: 4 LAP 0 RAN ;Pt! l1;~-l-k'L·~N · melakukan analisis kimia contoh-contoh[ tanah dan ba-tuan daerah penelitian. Penulis juga mengucapkan terimakasih k.ejpada Proyek P2AT , ntnas Pertanian

Gambar 29

Gambar 30

' Sistem elektrik, k,edai, tempat parkir dan tetumbuhan campuran di Teluk Baron.

Sungai bawahtanah di Teluk Baron yang airnya dipompa ke tempat penampungan air di Kemaqang.

67

Page 77: 4 LAP 0 RAN ;Pt! l1;~-l-k'L·~N · melakukan analisis kimia contoh-contoh[ tanah dan ba-tuan daerah penelitian. Penulis juga mengucapkan terimakasih k.ejpada Proyek P2AT , ntnas Pertanian

68

Gambar 31 Perlengkapan nelayan di Teluk Baron

Gambar 32 Beberapa produksi ikan di Teluk Baron.

Page 78: 4 LAP 0 RAN ;Pt! l1;~-l-k'L·~N · melakukan analisis kimia contoh-contoh[ tanah dan ba-tuan daerah penelitian. Penulis juga mengucapkan terimakasih k.ejpada Proyek P2AT , ntnas Pertanian

Gambar 33 : Pulau batugamping dan tempat berteduh turis di Pantai Kukup bagian timur.

Gambar 34 Rumput laut di zone pasang-surut di Teluk Kukup.

69

Page 79: 4 LAP 0 RAN ;Pt! l1;~-l-k'L·~N · melakukan analisis kimia contoh-contoh[ tanah dan ba-tuan daerah penelitian. Penulis juga mengucapkan terimakasih k.ejpada Proyek P2AT , ntnas Pertanian

Gambar 35 : Ikan hias di Teluk Kukup

II

k A G T ll

Ga.mbar 36 : Fasilitas air tawar Proyek P2AT di daerah Kukup.

70

Page 80: 4 LAP 0 RAN ;Pt! l1;~-l-k'L·~N · melakukan analisis kimia contoh-contoh[ tanah dan ba-tuan daerah penelitian. Penulis juga mengucapkan terimakasih k.ejpada Proyek P2AT , ntnas Pertanian

Gambar 37 : Perbukitai} karst memanjang di Tekuk Krakal bagian timur.

Gambar 38 Pulau batugamping di Teluk Drini

'/1

Page 81: 4 LAP 0 RAN ;Pt! l1;~-l-k'L·~N · melakukan analisis kimia contoh-contoh[ tanah dan ba-tuan daerah penelitian. Penulis juga mengucapkan terimakasih k.ejpada Proyek P2AT , ntnas Pertanian

Gambar 39

Gambar 40

Perbuki tan breksi andesi t di Teluk Wediombo bagian barat.

Pantai Ngungap berlereng terjal. Sarang burung Lawet dijumpai di gua-gua dekat permukaan air laut.

72

Page 82: 4 LAP 0 RAN ;Pt! l1;~-l-k'L·~N · melakukan analisis kimia contoh-contoh[ tanah dan ba-tuan daerah penelitian. Penulis juga mengucapkan terimakasih k.ejpada Proyek P2AT , ntnas Pertanian

Gambar.41 Sungai Solo purba di daerah Sa deng dengan lembah yang panjang dan cu­ram.

Gambar 42 : Telaga Karst di zone depresi daerah perbukitan kerucut karst dengan su­mur untuk memperoleh air tawar ber­sih di Rongkop Selatan.

73

; 0

Page 83: 4 LAP 0 RAN ;Pt! l1;~-l-k'L·~N · melakukan analisis kimia contoh-contoh[ tanah dan ba-tuan daerah penelitian. Penulis juga mengucapkan terimakasih k.ejpada Proyek P2AT , ntnas Pertanian

Gambar 43

Gambar 44

Tempat penampungan buatan untuk menampung air hujan di Rongkop selatan.

Stasiun tenaga matahari untuk sistem listrik pedesaan di Kenteng.

74

Page 84: 4 LAP 0 RAN ;Pt! l1;~-l-k'L·~N · melakukan analisis kimia contoh-contoh[ tanah dan ba-tuan daerah penelitian. Penulis juga mengucapkan terimakasih k.ejpada Proyek P2AT , ntnas Pertanian

Gambar 45

Gambar 46

Stasiun tenaga matahari di Songgilap. Sistem tenaga ini di511nakan untuk me­mompa air tawar dari sungai bawahta­nah Songgilap.

Stalaktit dan stalagmit di Gua Cerrne ( Sremin) dekat Siluk, Itno~iri.

75