44
MODUL MKE 2 (MES 614306) KONVERSI ENERGI 2 BAB III IGNITION ENGINE oleh : santoso budi santoso budi, Fak Tek Mesin, UNTIRTA , [email protected], HP 08129589918

4. Mke 2 Int Ignition Engine

Embed Size (px)

Citation preview

  • MODUL MKE 2 (MES 614306) KONVERSI ENERGI 2

    BAB IIIIGNITION ENGINE

    oleh : santoso budi

    santoso budi, Fak Tek Mesin, UNTIRTA ,

    [email protected], HP 08129589918

  • CURICULUM VITAENama : Santoso BudiTgl,tempat lahir : 22 Oktober 1954, JogjakartaPekerjaan : PT . Indonesia Power ( purna bhakti )

    Dosen : UNTIRTA BantenDosen : ISTA SERANG, BANTENInstruktur UDIKLAT SuralayaKa Komite Akreditasi LPK Propinsi BantenKa Cabor Aeromodeling FASIDA Propinsi Banten

    Pendidikan Formal : Sekolah Teknik Mesin Poly Teknik ITB Bandung Teknik Mesin UGM JogjakataPendidikan/kursus non formal : Maintenance Conveyor System tahun 1996, Samsung, Korea Selatan Electro Static Presipitator tahun 2007, Denmark Electrode Wire & EP Mechanism tahun 2007, Swedia Continous Ship Unloader Krupp tahun 2007, Guang Zho China Swirl Unloader Mac GREGOR tahun 2007, Filipina Boiler Plasma Ignition System 2008, Yantai, China Steam Power Plant 600 Mga Watt 2009, Nancang, China

    santoso budi Fak Teknik Mesin UNTIRTA ,

    [email protected], HP 08129589918

  • OTTO CYCLE

    santoso budi, Fak Tek Mesin, UNTIRTA,

    [email protected], HP 08129589918

    Nikolaus Otto lahir di Holzhausen, Jerman pada 10 Juni 1832.

    Dalam tahun-tahun awal ia mulai bereksperimen dengan

    mesin gas dan menyelesaikan mesin atmosfer pertamanya

    pada tahun 1867. Pada tahun 1872 ia bergabung dengan

    Gottlieb Daimler dan Wilhelm Maybach dan pada tahun 1876

    dikembangkan pertama 4- siklus tak mesin pembakaran

    internal berdasarkan prinsip dipatenkan pada tahun 1862 oleh

    Alphonse Beau de Rochas.. Nikolaus Otto meninggal pada 26

    Januari 1891.

  • OTTO CYCLE FOUR STROKE

    santoso budi, Fak Tek Mesin, UNTIRTA,

    [email protected], HP 08129589918

    Selama siklus lengkap, gas

    kembali ke keadaan suhu

    tekanan dan volume semula,

    maka perubahan energi

    internal netto dari sistem (gas)

    adalah nol.

    Akibatnya, energi (panas atau

    kerja) ditambahkan ke sistem

    harus diimbangi dengan energi

    (panas atau kerja) yang

    meninggalkan sistem.

    Energi Gerak ke dalam sistem

    sebagai panas atau bekerja

    akan negatif.

  • PERBANDINGAN ACTUAL DAN IDEAL OTTO CYCLE

    santoso budi, Fak Tek Mesin, UNTIRTA,

    [email protected], HP 08129589918

  • OTTO CYCLE 4 TAX ( langkah hisap )

    santoso budi, Fak Tek Mesin, UNTIRTA,

    [email protected], HP 08129589918

    PERHITUNGAN PROSES

    1.a. 0 ~ 1 LANGKAH HISAP , P = Konstant

    Kerja yang dilakukan

    W = p ( V1 V0 )

    Bila Gas adalah Gas Ideal dan proses berjalan

    dengan p konstan. Maka diperpleh rumusan

    p .V0 = m . R.T0p .V1 = m . R.T1W = m R ( T 1 - T 0 )

  • OTTO CYCLE 4 TAX ( langkah tekan)

    santoso budi, Fak Tek Mesin, UNTIRTA,

    [email protected], HP 08129589918

    1 ~ 2 LANGKAH TEKAN , S = Entrophy (Konstant) atau ISENTROPIK

    T1 V1(K -1) = T2 V2

    (K -1)

    T2 V1(K -1)

    ---- = ----

    T1 V2Kerja yang dilakukan

    Diperoleh W = p ( V2 V1 )

    Bila Gas adalah Gas Ideal dan proses berjalan

    dengan p konstan. Maka diperpleh rumusan

    m . R.T

    Sedang p = --------------,

    V

    diperoleh

    V2Jadi didapatkan W = m R .T ln -------

    V1

    k = ekponen proses besarnya ~ 1,4 = Cp / Cv

  • OTTO CYCLE 4 TAX ( langkah pembakaran)

    santoso budi, Fak Tek Mesin, UNTIRTA,

    [email protected], HP 08129589918

    2 ~ 3 LANGKAH PEMBAKARAN , V = Konstant

    atau ISOMETRIK ( ISOCHORIS)

    Q C = m . CV . T = m . CV ( T 3 - T 2 )

    p2 p3Diperoleh -------- = ------

    T2 T3

    atau p2 T2--------= --------

    p3 T3

    p2 = tekanan Gas Ideal akhir proses Kompresi dalam satuan ( kPa )

    p3 = tekanan Gas Ideal akhir proses pemasukan Kalor dalam satuan ( kPa )

    T2 = Temperatur Gas Ideal akhir proses Kompresi dalam satuan ( K )

    T3 = Temp Gas Ideal akhir proses pemasukan Kalor dalam satuan ( K )

    m = massa Gas Ideal masuk/keluar proses dalam satuan ( Kg )

    Cv = Konstanta Gas Ideal pada Volume konstan dalam satuan (J /kg.K )

  • OTTO CYCLE 4 TAX ( langkah exspansi )

    santoso budi, Fak Tek Mesin, UNTIRTA,

    [email protected], HP 08129589918

    3 ~ 4 LANGKAH EKSPANSI , S = Entrophy (Konstant)

    Untuk Isoentropi berlaku T3 V3(k -1) = T4 V4

    (k -1)

    T3 V4(k -1)

    ---- = ----

    T4 V3

    V1 = V4 dapat ditulis

    V2 = V3

    DARI

    T2 V1(k -1) T2 V4

    (k -1)

    ---- = ---- diperoleh ---- = ----

    T1 V2 T1 V3T3 V4

    (k -1)

    ---- = ----- diperoleh

    T4 V3

    DIPEROLEH

  • OTTO CYCLE 4 TAX ( langkah buang )

    santoso budi, Fak Tek Mesin, UNTIRTA,

    [email protected], HP 08129589918

    4 ~ 1 LANGKAH PEMBUANGAN , V = Konstant

    atau ISOMETRIK ( ISOCHORIS)

    p4 p1Diperoleh ------- = -----

    T4 T1

    Q e = m . CV . T = m . CV ( T 4 - T 1 )

    p1 = tekanan udara Ideal awal proses Kompresi dalam satuan ( kPa )

    p4 = tekanan Gas Ideal akhir proses pembuangan gas dalam satuan ( kPa )

    T1 = Temperatur udara Ideal awal proses Kompresi dalam satuan ( K )

    T4 = Temp Gas Ideal akhir proses pembuangan gas dalam satuan ( K )

    m = massa Gas Ideal masuk/keluar proses dalam satuan ( Kg )

    Cv = Konstanta Gas Ideal pada Volume konstan dalam satuan (J /kg.K )

  • EFFISIENSI OTTO CYCLE

    santoso budi, Fak Tek Mesin, UNTIRTA,

    [email protected], HP 08129589918

    Mengingat proses 3-4, dimana T1/ T4 = T2/ T3

    Keterangan Notasi

    W = Hasil Kerja proses dalam satuan ( Joule / HP )

    m = massa Gas Ideal masuk/keluar proses dalam satuan ( Kg )

    Cv = Konstanta Gas Ideal pada Volume konstan dalam satuan (J /kg.K )

    T1 = Temperatur Gas Ideal awal masuk proses dalam satuan ( K )

    T2 = Temperatur Gas Ideal akhir proses Kompresi dalam satuan ( K )

    T3 = Temp Gas Ideal akhir proses pemasukan Kalor dalam satuan ( K )

    T4 = Temperatur Gas Ideal pada akhir proses Ekpansi dalam satuan ( K )

    t = Efisiensi Thermis dalam satuan ( % )

    Efisiensi termal adalah hasil bagi dari kerja bersih (W1-2+ W3-4)

    dengan penambahan panas ke dalam sistem ( Q 2-3).

    Catatan: panas yang ditambahkan bernilai positif diberi tanda

    nilai negatif efisiensi yang masuk akal.

  • Compression Ratio

    santoso budi, Fak Tek Mesin, UNTIRTA,

    [email protected], HP 08129589918

    Compression Ratio = perbandingan Volume Silinder Sebelum Torak di

    kompresikan ( posisi Torak pada Titik Mati Bawah / BDC ) dengan dengan

    volume Silinder akhir langkah Kompressi ( posisi Torak pada Titik Mati Atas /

    TDC )di lambangkan ( rC )

    V 1 V 4rC = ------ = -------

    V2 V3Dari proses 3-4 Untuk Isoentropi berlaku T3 V3

    (k -1) = T4 V4(k -

    1)

    Karena

    T3 V4 (k -1)

    ---- = ----- dan

    T4 V3Didapatkan

  • Compression Ratio

    santoso budi, Fak Tek Mesin, UNTIRTA,

    [email protected], HP 08129589918

    Rasio kompresi adalah volume

    atas piston di pusat mati bawah

    (BDC) dibagi dengan volume

    ruang bakar - ruang di atas

    piston di pusat mati atas (TMA).

    Karena bentuk kompleks dari

    ruang pembakaran, biasanya

    Anda menghitung volume secara

    manual sbb

    (Stroke x bore2 * (/4) + Vc ) /Vc =(Stroke x (Bore/2)2 * + Vc) / Vc

    Contoh

    Diketahui ruang silinder pembakaran (Vc) = 18cc cairan, stroke adalah = 7cm dan

    bore/diameter Cylinder = 6 cm . Hitung Compression ratio (r c )

    r c = (7cm x(6/2)cm )2 *3.14 +18cc) / 18cc = (7cm x 9 * 3.14) + 18cc) / 18cc

    r c = (197.82cc + 18cc) / 18cc = 215.82cc / 18cc = 11.99 = 12 (dibulatkan )

  • KESIMPULAN OTTO CYCLE

    santoso budi, Fak Tek Mesin, UNTIRTA,

    [email protected], HP 08129589918

    V 1 V 4rC = ------ = -------

    V2 V3

    T3 V4 (k -1)

    ---- = ----

    T4 V3

    1. Efisiensi Otto Cycle sangat dipengaruhi oleh factor (r c ) , k= Cp/Cv

    2. Factor (r c ) , k= Cp/Cv pada prinsipnya dibuat agar tercapai harga besar

    3. Suhu pembakaran (T3 ) > (T4 ) suhu gas pembuangan

  • ENGINE PERFORMANCE

    santoso budi, Fak Tek Mesin, UNTIRTA,

    [email protected], HP 08129589918

    ENGINE PERFORMANCE adalah unjuk kerja mesin,

    khususnya Internal Combustion Engine / mesin

    pembakaran dalam, jadi atas dasar inilah dapat

    disimpulkan baik buruknya mesin (seberapa jauh

    penyimpanganya ter hadap kondisi barunya)

    Parameter kinerja dasar mesin pembakaran dalam (ICE) :

    1. Indicated power (i.p.) / Daya :penunjukan

    2. Brake power (b.p.):

    3. Friction power (f.p.) and Mechanical efficiency (m):4. Indicated mean effective pressure (imep):

    5. Brake mean effective pressure (bmep) and brake

    thermal efficiency:

    6. Specific fuel consumption (s.f.c.):

    7. Indicated thermal efficiency ( IT):8. Volumetric efficiency (v):

  • 1. Indicated power (i.p.)

    santoso budi, Fak Tek Mesin, UNTIRTA,

    [email protected], HP 08129589918

    Ini adalah tingkat sebenarnya dari pekerjaan yang

    dilakukan oleh fluida kerja pada piston.

    Seperti namanya menyiratkan, i.p. yang dapat ditentukan

    dari "diagram indikator" sebagai menunjukkan pada

    gambar (6-1), dengan mengurangi daerah memompa

    lingkaran (- ve) dari area positif dari diagram utama ip.

    daya dapat diperkirakan dengan melakukan tes

    Morse pada mesin. fisik persamaan untuk i.p. adalah di

    mana N adalah jumlah siklus mesin per unit kali, yang

    merupakan 1/2 rotasi kecepatan untuk engine empat

    stroke, dan kecepatan rotasi untuk engine dua stroke.

  • Indicated power (i.p.)

    santoso budi, Fak Tek Mesin, UNTIRTA,

    [email protected], HP 08129589918

    i.p. = PmLAN

    Ip = Indicated Power ( kg. m /mnt )

    P m = pressure mean ( kg / m 2 )

    L = length of stroke ( m )

    A = area of piston ( m2 )

    N = Putaran mesin/engine speed (

    rpm)

  • 2. Brake power (b.p.)

    santoso budi, Fak Tek Mesin, UNTIRTA,

    [email protected], HP 08129589918

    Ini adalah output diukur dari mesin. Hal ini biasanya

    diperoleh dengan penyerapan kekuatan perangkat seperti

    rem atau dynamometer yang dapat dimuat sedemikian rupa

    bahwa torsi yang diberikan oleh mesin dapat diukur.

    Istirahat listrik diberikan oleh:

    b.p. = 2NT

    Dimana

    b.P = Brake power

    N = jumlah siklus mesin per unit kali

    T = torsi

  • Measurement of engine torque / "dynamometer".

    santoso budi, Fak Tek Mesin, UNTIRTA,

    [email protected], HP 08129589918

    Berikut rotor (a), didorong oleh mesin yang akan diuji, di

    coupling dgn(elektrik, magnetis, hidrolik atau dengan

    gesekan) ke stator (b). dalam satu revolusi poros, yang

    perifer rotor bergerak melalui jarak (2 r) melawan gayakopling f (gaya drag).

    Setiap alat yang memung

    kinkan pengukuran torsi

    dan tenaga mesin disebut

    "dinamometer".

    Ada banyak jenis dynamo

    meters; semua beroperasi

    pada Prinsip diilustrasikan

    pada gambar. (6-5).

  • Work, Power

    santoso budi, Fak Tek Mesin, UNTIRTA,

    [email protected], HP 08129589918

    r = jari- jari ( meter )

    f = gaya lawan pada Coupling ( N )

    a = jarak yang ditempuh dalam 1 x putar atau 1 cycle = 2r ( meter)p = pembacaan skala (beban / balok keseimbangan atau bobot) ( N )

    R = lengan gaya ( meter )

    r x f = moment

  • 3. Friction power (f.p.) danMechanical efficiency (m):

    santoso budi, Fak Tek Mesin, UNTIRTA,

    [email protected], HP 08129589918

    Perbedaan antara i.p. dan bp adalah kekuatan gesekan

    (fp) serta daya yang diperlukan untuk mengatasi

    perlawanan gesekan dari bagian-bagian mesin

    Efisiensi mekanik mesin didefinisikan sebagai :

    m biasanya antara 80% dan 90%,

    m = bp/ip f.p. = i.p. b.p.

    m = Mechanical efficiency (%)f.p. = friction power ( kWatt, HP )

    bp = brake power ( kWatt, HP )

    ip = indicated power ( kWatt, HP )

  • 4.Indicated mean effective pressure (imep)

    santoso budi, Fak Tek Mesin, UNTIRTA,

    [email protected], HP 08129589918

    Ini adalah tekanan hipotetis

    yang jika bekerja pada piston

    mesin selama kerja

    Hasil stroke yang akan di

    pekerjaan yang ditunjukkan

    mesin. Ini berarti itu adalah

    puncak persegi panjang

    memiliki panjang yang sama

    dan daerah sebagai siklus

    diplot pada diagram p v

  • Indicated mean effective pressure (imep)

    santoso budi, Fak Tek Mesin, UNTIRTA,

    [email protected], HP 08129589918

    Pertimbangkan satu silinder mesin:

    Usaha yang dilakukan per siklus = Pi AL

    di mana:

    A = luas piston;

    L = panjang stroke

    Pekerjaan yang dilakukan per menit. = Kerja yang dilakukan

    per siklus x siklus aktif per menit.

    ip. = Siklus aktif Pi AL x siklus aktif / min

    Untuk mendapatkan daya total mesin ini harus dikalikan

    dengan jumlah silinder n, i.e .:

    Jumlah

    i.P = Pi AL Nn / 2 untuk engine empat stroke

    Ip = Pi AL Nn untuk engine Dua- stroke

  • 5. Brake mean effective pressure (bmep) dan brake thermal efficiency ( BT)

    santoso budi, Fak Tek Mesin, UNTIRTA,

    [email protected], HP 08129589918

    bmep (Pb) dapat dianggap sebagai yang berarti tekanan

    efektif yang bekerja pada piston yang akan memberikan b.p.

    diukur, yaitu

    b.p. = Pb AL x siklus aktif / minEfisiensi keseluruhan mesin diberikan oleh efisiensi termal

    brake ( BT )

    bp = brake power ( k Watt )

    f = massa bahan bakar yang dikonsumsi per satuan waktu, ( kg /h )Qnet = kalori yang lebih rendah nilai bahan bakar.( k j / kg )

  • 6. Specific fuel consumption (s.f.c.)

    santoso budi, Fak Tek Mesin, UNTIRTA,

    [email protected], HP 08129589918

    Ini adalah massa bahan bakar yang dikonsumsi per satuan

    daya output per jam, dan merupakan kriteria produksi

    kekuatan ekonomi

    Nilai-nilai rendah s.f.c jelas diinginkan. Nilai terbaik khas

    1. bsfc untuk mesin SI adalah sekitar 270g / kW.h, dan

    2. bsfc untuk mesin C.I. mesin sekitar 200g / kW.h.

    Sfc = Specific fuel consumption ( kg / kWh )

    f = massa bahan bakar yang dikonsumsi per satuan waktu ( kg/h )bp = brake power ( k Watt )

  • Indicated thermal efficiency ( IT)

    santoso budi, Fak Tek Mesin, UNTIRTA,

    [email protected], HP 08129589918

    IT = Indicated thermal efficiency ( % ) BT = brake thermal efficiency ( % )bp = brake power ( k Watt )

    ip = indicated power ( k Watt )

    m = Mechanical efficiency (%)

  • Volumetric efficiency (v)

    santoso budi, Fak Tek Mesin, UNTIRTA,

    [email protected], HP 08129589918

    Efisiensi volumetrik hanya digunakan pada mesin siklus

    empat stroke. Hal ini didefinisikan sebagai rasio volume jika

    udara diinduksi, diukur pada kondisi udara bebas, dengan

    menempuh Volume silinder:

    Efisiensi volumetrik mesin dipengaruhi oleh banyak variabel

    seperti rasio kompresi, valve timing, induksi dan port desain,

    kadar campuran, laten panas penguapan bahan bakar,

    pemanasan muatan induksi, tekanan silinder, dan kondisi

    atmosfer.

    v = Efisiensi volumetrik

    = standard Volume udara NTP untuk memberikan perbandingan

    V s =

  • PERHITUNGAN DAYA MESIN OTTO CYCLE

    santoso budi, Fak Tek Mesin, UNTIRTA,

    [email protected], HP 08129589918

    a. Daya Efektip

    0,785 d2 .l. Z .pe. n

    Ne = --------------------------- dalam HP ( Horse Power ) atau bhp

    60.75.jm

    b. Daya Induktip

    0,785 d2 .l. Z .pi. n

    Ni = ------------------------------ dalam HP ( Horse Power ) atau ihp

    60.75.jm

    Keterangan Notasi

    D = diameter piston dalam satuan ( cm2)

    L = panjang langkah piston dalam satuan ( m )

    Z = jumlah Silinder dalam satuan buah

    pe = tekanan efectip rata-rata dalam satuan ( kg f/cm2 )

    pi = tekanan indikatip rata-rata dalam satuan ( kg f/cm2 )

    Jm = jenis mesin ( untuk 2 tax jm=1, untuk 4 tax jm=2 )

    1 hp = 75 kg. mtr

    1 jam = 60 men

  • Efisiensi Mekanis ( mechanical efficiency ) = m

    santoso budi, Fak Tek Mesin, UNTIRTA,

    [email protected], HP 08129589918

    Adalah merupakan perbandingan Daya Efektif / daya yang

    dihasilkan terhadap daya Indikasi / Daya yang

    menggerakkan Piston

    bhp

    m = --------ihp

    Pada Efisiensi ini mencerminkan adanya gesekan yang

    besarnya = f hp

    f hp = ihp - bhp

  • Efisiensi termal brake ( thermal efficiency ) = t h

    santoso budi, Fak Tek Mesin, UNTIRTA,

    [email protected], HP 08129589918

    Adalah perbandingan antara Energi dalam daya brake

    dengan Energi bahan bakar

    bhp bhp x 4.500

    tb = ------------- = -------------------------------------------fuel hp massa bb / men ) x Nilai Kalor

    1 hp = 75 kg. mtr

    1 jam = 60 men

  • Efisiensi Volumetris ( Volumetric efficiency ) = v

    santoso budi, Fak Tek Mesin, UNTIRTA,

    [email protected], HP 08129589918

    Adalah didefinisikan sebagai rasio volume udara aktual yang

    terhisap pada kondisi atmosphere (diukur pada kondisi udara

    bebas), dengan Volume langkah silinder jika dihitung teoritis:

    Efisiensi volumetrik hanya digunakan pada mesin siklus empat

    stroke

    V ( Volum actual terhisap )

    v = --------------------------------------Vs (volume silinder teori )

    L = length of stroke ( m )

    A = area of piston ( m2 )

    N = Putaran mesin/engine speed ( rpm)

    n = jenis mesin ( n= 4 untuk 4tax, n=2 untuk 2 tax)

    V= Volum actual udara terhisap hasil pengukuran (m3 /min)

    Vs= Vol udara terhisap silinder teori hasil perhitungan (m3/min)

  • Efisiensi Relatip ( Relative efficiency ) = rel

    santoso budi, Fak Tek Mesin, UNTIRTA,

    [email protected], HP 08129589918

    Adalah perbandingan Efisiency thermal siklus Aktual

    dengan Siklus Ideal

    Efisiensi Thermal Aktual

    v = -------------------------------------------Efiiensi udara standard

  • CONTOH SOAL OTTO CYCLE

    santoso budi, Fak Tek Mesin, UNTIRTA,

    [email protected], HP 08129589918

    Sebuah mesin otto 4 silinder 4 langkah bekerja berdasarkan siklus udara standard.

    Compression rasio = 8,6 dan volume langkah piston total = 1000 CC .

    Keadaan awal langkah kompressi = 100 kPa, temperature = 18 o C.

    Jumlah Enerji yang disuply tiap siklus = 135 Joule.

    Cp =0,7165 X 10 3 J /kg . K

    Hitung :

    a. Efisiensi Thermal mesin Otto Cycle.

    b. Tekanan dan temperature akhir langkah supply enerji ( p3 , T3 )

    Jawab

    Total Langkah piston ( Piston Displacement ) PD =1000 CC

    Jumlah Silinder (Z) = 4 buah

    Tekanan awal langkah (p1) = 100 kPa

    Temperatur awal langkah (T1) = 273+18 K

    Enerji masuk (Qc) = 135 J / cycle

    Kondisi udara Standard (k) = 1,4

    Compression Ratio ( r c ) =

  • EFISIENSI DAN SUHU AKHIR COMPRESSI

    santoso budi, Fak Tek Mesin, UNTIRTA,

    [email protected], HP 08129589918

    a. Efisiensi thermis Otto Cycle

    b. Tekanan akhir langkah supply enerji ( p3)

    Isoentropis proses bahwa T1 V1K -1 = T2 V2

    K -1

    T2 V1(k -1)

    ----= [ ---- ]

    T1 V2V1

    (k -1)

    T2 = T1 [----]

    V2T2 = 291(8,6)

    (1,4 1) = 688 , 5 K

  • VOLUME TDC TIAP SILINDER

    santoso budi, Fak Tek Mesin, UNTIRTA,

    [email protected], HP 08129589918

    V2 = V1/ rcKita tahu V1 = V2 + PD

    Sehingga diperoleh :

    V1 = V1/ rc + PD

    PD = ( V1 - V1/ rc ) kita tahu

    PD = 1000 CC ~ 1 liter ~ 1 dm3 ~ 10 -3 m3

    PD = (1- 1/ rc) V1 UNTUK 4 SILINDER

    10 -3

    ----- = (1- 1/ 8,6) V1 UNTUK TIAP SILINDER

    4

    V1 = 0,28 x 10 -3 m3

  • TEMPERATUR AKHIR LANGKAH SUPLAI ENERGI

    santoso budi, Fak Tek Mesin, UNTIRTA,

    [email protected], HP 08129589918

    Masa gas dalam silinder ( didasari silus udara )

    P1 V1m = ---------

    R . T1( 100 X 10 3 ) Pa x 0,28 10 -3 m3

    m = --------------------------------------------= 0,334x10 -3 Kg

    287 J / kg .K x 291 K

    m = 0,334 X 10 -3 Kg

    Suply Enerji / Cycle ( proses 2 3 )Q C = m . CP . T = m . CP ( T 3 - T 2 )135 J = ( 0,334x10-3kg)(0,7165x103J/ kg.K)(T3 - 688,5) K

    T3 =1252,5 K ( 979,40 C )

  • TEKANAN AKHIR LANGKAH SUPLAI ENERGI

    santoso budi, Fak Tek Mesin, UNTIRTA,

    [email protected], HP 08129589918

    Proses ( 2 3 )berlangsung pada Volume ConstanteKita tahu p2 /T2 = p3 /T3

    Didapat

    Proses (1 2 )berlangsung pada Isentropik

    k k

    Kita tahu P1 V1 = P2 V2p2 = p1(V1/ V2 )

    k

    p2 = p1(rC)k

    sedang

    p3 = p1 x rck [T3 / T2 ] =(100)x(8,6)

    1,4 (1252,5 / 688,5)

    p3 = 3.700 k Pa

  • OTTO CYCLE 2 TAX

    santoso budi, Fak Tek Mesin, UNTIRTA,

    [email protected], HP 08129589918

    Mesin Dua-stroke, atau dua-

    siklus, adalah jenis mesin

    pembakaran internal yang

    melengkapi siklus kerja dengan

    dua stroke (atas dan bawah

    gerakan) dari piston selama

    hanya satu putaran crankshaft.

    Hal ini berbeda dengan "mesin

    empat-stroke,yang membutuhkan

    empat stroke piston untuk

    menyelesaikan siklus

    Dalam mesin dua-stroke, akhir stroke pembakaran dan awal

    langkah kompresi terjadi secara simultan, dengan intake dan

    exhaust (atau pembilasan) fungsi yang terjadi pada waktu

    yang sama

  • OTTO CYCLE 2 STEOKE

    santoso budi, Fak Tek Mesin, UNTIRTA,

    [email protected], HP 08129589918

    Otto Cycle 2 Tax terdiri dari empat proses internal

    reversible:

    1-2 Kompresi secara Isentropik

    2-3 Pemasukan panas secara volume Konstan

    3-4 Ekspansi secara Isentropik

    4-1 Pengeluaran panas secara volume Konstan

  • santoso budi, Fak Tek Mesin, UNTIRTA,

    [email protected], HP 08129589918

    intake

    Campuran bahan bakar / udara pertama

    ditarik ke dalam bak mesin dengan vakum

    yang dibuat selama stroke ke atas piston.

    Mesin digambarkan memiliki katup intake

    kecil;

    Namun, banyak mesin menggunakan nilai

    rotary dimasukkan ke poros engkol.

    kompresi karter

    Selama stroke ke bawah, katup si kecil

    dipaksa tertutup oleh tekanan crankcase

    meningkat. Campuran bahan bakar

    kemudian dikompresi dalam bak mesin

    selama sisa stroke.

  • santoso budi, Fak Tek Mesin, UNTIRTA,

    [email protected], HP 08129589918

    Transfer / Exhaust

    Menjelang akhir stroke, piston

    mengekspos port intake, sehingga

    campuran bahan bakar / udara

    terkompresi di bak mesin untuk

    melarikan diri sekitar piston ke dalam

    silinder utama. Ini mengusir knalpot

    gas keluar pelabuhan knalpot,

    biasanya terletak di sisi berlawanan

    dari silinder. Sayangnya, beberapa

    campuran bahan bakar segar

    biasanya dikeluarkan juga.

    Compression

    The piston then rises, driven by flywheel momentum, and compresses the fuel

    mixture. (At the same time, another intake stroke is happening beneath the

    piston).

    Kerja

    Di bagian atas stroke, busi membakar campuran bahan bakar. Pembakaran

    bahan bakar mengembang, mengemudi piston ke bawah, untuk menyelesaikan

    siklus. (Pada saat yang sama, langkah kompresi crankcase lain yang terjadi di

    bawah piston.)

  • santoso budi, Fak Tek Mesin, UNTIRTA,

    [email protected], HP 08129589918

    Siklus Otto dijalankan dalam sistem tertutup, dan

    mengabaikan perubahan energi kinetik dan potensial,

    keseimbangan energi untuk salah satu proses dinyatakan,

    atas dasar unit massa, seperti

    Tidak ada pekerjaan yang terlibat selama dua proses

    perpindahan panas karena keduanya

    mengambilmenempatkan pada volume konstan. Oleh karena

    itu, perpindahan panas ke dan dari kerjacairan dapat

    dinyatakan sebagai

  • EFISIENSI TERMIS OTTO CYCLE 2 TAX

    santoso budi, Fak Tek Mesin, UNTIRTA,

    [email protected], HP 08129589918

    Kemudian efisiensi termal dari siklus Otto yang ideal di

    bawah standar udara dinginasumsi menjadi

    Proses 1-2 dan 3-4 Isentropik, dimana V2 =V3 dan V4 =V1.

    Dengan demikian,

    Persamaan diatas dapat diganti ke dalam Persamaan

    efisiensi termal sbb

    dimana

  • TERIMAKASIH

    santoso budi, Fak Tek Mesin, UNTIRTA ,

    [email protected], HP 08129589918