4003-5665-1-PB

Embed Size (px)

Citation preview

HUBUNGAN ANTARA FUNGSI KELUARGA DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT PASIEN DIABETES MELITUS DI POLIKLINIK PENYAKIT DALAM RSU PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA Muhamad Sandi Setiawan1, Arlina Dewi,M.Kes2 INTISARI Latar Belakang : Diabetes melitus (DM) merupakan penyakit metabolik kronik yang tidak bisa disembuhkan tapi dapat dikendalikan. Salah satu pengendalian gula darah dengan minum obat yang teratur. Banyak pasien DM yang minum obat tidak teratur. Oleh karena itu dibutuhkan fungsi keluarga untuk minum obat yang teratur agar kadar gula darah dapat terkontrol. Tujuan Penelitian : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara fungsi keluarga dengan kepatuhan minum obat pasien DM di Poliklinik Penyakit Dalam RSU PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Metode Penelitian : Jenis penelitian ini adalah study observasional cross sectional. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 38 responden. Instrumen penelitian adalah dengan menggunakan kuesioner fungsi keluarga yang berjumlah 18 pertanyaan dan kuesioner kepatuhan minum obat berjumlah 10 pertanyaan. Analisis data yang digunakan dengan SPSS 16.0 for windows dengan uji korelasi pearson. Hasil Penelitian : Hasil uji korelasi pearson didapatkan nilai koefisien korelasi sebesar 0,268 dengan signifikansi 0,103 (p > 0,05). Hal ini menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara fungsi keluarga dengan kepatuhan minum obat pasien DM di Poliklinik Penyakit Dalam RSU PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Kesimpulan : Tidak ada hubungan antara fungsi keluarga dengan kepatuhan minum obat pasien diabetes melitus di Poliklinik Penyakit Dalam RSU PKU Muhammadiyah Yogyakarta Kata Kunci : Fungsi keluarga, kepatuhan minum obat, pasien diabetes melitus1 Mahasiswa Prodi Pendidikan Dokter 2005 Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Yogyakarta 2 Dosen Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Yogyakarta1THE CORRELATION BETWEEN FAMILY FUNCTIONS WITH DM PATIENT COMPLIANCE OF TAKING MEDICINE IN INTERNAL POLICLINIC IN RSU PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA Muhamad Sandi Setiawan3, Arlina Dewi,M.Kes4 ABSTRACT Background : Diabetes mellitus is chronic metabolic disease which incurable but can manageable. One of therapy is taking medicine regulary. Some DM patients only take medicine when their glucose increase. Because of that family functions is vital importance in regulary therapy in DM patients. Objective of study : To know is there correlation between family functions with DM patient compliance of taking medicine in internal clinic in RSU PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Reseach Methodology: This study is cross sectional observasional study. There were 38 patients in this study. The instrument is kuesioner which is consist of 10 questions for patient compliance and 18 questions for family functions. Data analysis is SPSS 16.0 for windows with pearson correlation. Result : Result of statistical test with pearson correlation got coefisien 0,268 with number of signifikan 0,103 (p > 0,05). From result of reseach can be proved that there is not correlation between family functions with DM patient compliance of taking medicine in internal clinic in RSU PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Conclusion : There is not correlation between family functions with DM patient compliance of taking medicine in internal clinic in RSU PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Key words : Family functions,compliance,DM patients3 Student of Medical Faculty Muhammadiyah University of Yogyakarta 4 Lecturer of Community Medicine of Medical Faculty Muhammadiyah University of YogyakartaPENDAHULUAN Selama ini kita mengenal bahwa penyakit menular merupakan penyebab kematian terpenting di negara-negara berkembang seperti halnya negara kita. Di pihak lain, penyakit tidak menular cukup luas jangkauannya, baik karena degenerasi atau kerusakan sel tubuh, kelainan sistem tubuh tertentu, maupun karena keganasan. Ternyata data yang ada menunjukkan bahwa kita sedang menghadapi beban ganda, double burden karena penyakit menular masih menghantui sementara penyakit degeneratif akibat perubahan gaya hidup juga mulai meningkat.(Aditama,2004) Salah satu penyakit degeneratif yang meningkat kejadiannya adalah diabetes melitus (DM). DM merupakan penyakit gangguan metabolik kronik yang tidak bisa disembuhkan tapi dapat dikendalikan dengan diet seimbang, minum obat, dan olahraga yang teratur. Apabila tidak dikendalikan, DM akan menyebabkan perlambatan aliran darah kerena konsentrasi dan viskositas yang meningkat. Keadaan ini akan menimbulkan kerusakan beberapa organ vital yang bersifat end artery seperti ginjal, jantung, otak, dan retina pada mata. Banyak pasien DM yang minum obat hanya saat gula darahnya meningkat. Seharusnya obat teratur diminum meskipun gula darah tidak meningkat. Perhatian dan peran serta keluarga dalam pengobatan pasien DM sangat dibutuhkan untuk mencegah terjadinya komplikasi DM. Ada beberapa alasan mengapa pasien DM tidak patuh minum obat yaitu pasien tidak puas dengan pelayanan dokter, hubungan dokter pasien yang tidak harmonis, tidak mematuhi nasihat dokter, banyaknya obat DM yang harus diminum. Selain itu usia, jenis kelamin, pendidikan pasien, tipe penyakit DM juga dapat meningkatkan ketidakpatuhan minum obat.(Sweileh et al,2005). Salah satu cara untuk mengetahui peran serta keluarga dalam pengobatan pasien adalah dengan penilaian terhadap fungsi keluarga. Penilaian fungsi keluarga dapat digunakan untuk mengetahui kepuasan pribadi pasien terhadap hubungan antar anggota keluarga.(Goh et al,2004) Pokok permasalahan dari penelitian ini adalah Apakah ada hubungan3antara fungsi keluarga dengan kepatuhan minum obat pasien diabetes melitus di Poliklinik Penyakit Dalam RSU PKU Muhammadiyah Yogyakarta METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan study observasional cross-sectional Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Poliklinik Penyakit Dalam RSU PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Adapun waktu penelitian antara tanggal 8 Desember 2008 hingga 31 Januari 2009. Subyek Penelitian Subyek yang diteliti adalah pasien diabetes melitus tanpa komplikasi dan bersedia menjadi responden penelitian. Variabel Penelitian Variabel bebas dalam penelitian ini adalah fungsi keluarga. Sedangkan variabel terikat adalah kepatuhan minum obat. Selain itu variabel perancu dalam penelitian ini adalah pendidikan pasien, hubungan dokter-pasien, usia pasien, efek samping, dan multi drugs. Cara Pengumpulan Data Jenis data yang dikumpulkan adalah data primer yang diperoleh dari responden. Penelitian ini menggunakan metode kuesioner dan wawancara langsung kepada responden untuk mengumpulkan data.Pengolahan DataData-data hasil jawaban diolah dengan langkah-langkah sebagai berikut : Editing Memeriksa data, memeriksa jawaban, memperjelas, serta melakukan pengecekan terhadap data yang telah dikumpulkan. Coding Memberikan kode jawaban menggunakan angka untuk memudahkan dalam analisis Tabulasi Proses tabulasi dapat dilakukan dengan komputerisasi, sehingga data tersusun dengan baik dan dengan mudah dapat dijumlah, disusun dan didata untuk disajikan dan dianalisis. Teknik Analisis Dari hasil yang diperoleh data akan dianalisa menggunakan uji korelasi pearson untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara fungsi keluarga dengankepatuhan minum obat pasien diabetes melitus di Poliklinik Penyakit Dalam RSU PKU Muhammadiyah Yogyakarta. HASIL PENELITIAN Karakteristik RespondenGambar 4 Distribusi perbandingan karakteristik subyek penelitian berdasarkan jenis kelaminSebanyak 38 pasien bersedia menjadi responden penelitian. Jumlah pasien5laki-laki sebanyak 20 orang (53%) sedangkan jumlah pasien perempuan sebanyak 18 orang (47%).Tabel 2 Distribusi mean dan standar deviasi karakteristik subyek penelitian berdasarkan umurN Usia 38 Mean 56,00 Std. Deviation 9,421Tabel 2 diats menunjukkan bahwa nilai rata-rata atau mean umur pasien DM sebesar 56,00 dan standar deviasi sebesar 9,421.Tabel 3 Distribusi mean dan standar deviasi karakteristik subyek penelitian berdasarkan kadar gula darahN Kadargula 38 Minimum 141 Maximum 378 Mean 223,61 Std. Deviation 49,099Tabel 3 diatas menunjukkan nilai rata-rata atau mean kadar gula darah waktu kontrol sebesar 223,61 dan standar deviasi sebesar 49,099. Selain itu, didapatkan data kadar gula darah terendah responden sebesar 141 dan kadar gula darah tertinggi sebesar 378.Tabel 4 Distribusi frekuensi dan prosentase karakteristik subyek penelitian berdasarkan kepatuhan minum obatKepatuhan Tidak patuh Patuh TotalFrekuensi 10 28 38Prosentase 26 % 74 % 100 %Tabel 4 diatas jumlah pasien yang patuh minum obat sebesar 74% atau 28 pasien sedangkan jumlah pasien yang tidak patuh minum obat sebesar 26 % atau10 pasien.PEMBAHASAN Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara fungsi keluarga dengan kepatuhan minum obat pasien DM di Poliklinik Penyakit Dalam RSU PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Sebanyak 38 pasien DM bersedia menjadi responden penelitian ini. Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti didapatkan responden berjenis kelamin laki-laki lebih banyak daripada responden berjenis kelamin perempuan. Hal ini berbeda dengan penelitian yang berjudul Hubungan Fungsi Keluarga terhadap Tingkat Kekambuhan Ulkus DM yang menyatakan bahwa responden laki-laki lebih sedikit daripada responden berjenis kelamin perempuan. (Prabowo,2007) Pada penelitian ini didapatkan umur rata-rata responden sebesar 56 tahun dengan standar deviasi sebesar 9,421. Diabetes melitus banyak ditemukan pada pasien berusia diatas 40 tahun meskipun akhir-akhir ini pasien berusia dibawah 40 tahun meningkat.(Ligaray,2009). Sedangkan prevalensi tertinggi DM ditemukan pada usia 65-74 tahun (American Association of Clincal Endocrinologists,2007). Kadar gula darah terakhir pasien DM dalam penelitian ini didapatkan nilai minimum sebesar 141 mg/dl dan nilai maksimum sebesar 378 mg/dl. Selain itu diketahui pula rata-rata kadar gula darah terakhir pasien DM sebesar 223,61 mg/dl dengan standar deviasi sebesar 49,099. Diagnosis DM dapat ditegakkan apabila kadar gula darah plasma puasa > 126 mg/dl dan kadar gula darah plasma sewaktu > 200 mg/dl. (American Association of Clincal Endocrinologists,2007). Pada penelitian ini didapatkan bahwa pasien DM yang patuh minum obat lebih banyak daripada pasien DM yang tidak patuh minum obat. Dari wawancara diketahui bahwa ada pasien yang hanya minum obat hanya ketika kadar glukosanya naik, namun ada pula pasien yang tetap minum obat meskipun kadar gulanya tidak naik.7Berdasarkan penelitian yang berjudul Rate of Compliance among Patients with Diabetes Mellitus and Hypertension Ada beberapa alasan mengapa pasien DM tidak patuh minum obat yaitu pasien tidak puas dengan pelayanan dokter, hubungan dokter pasien yang tidak harmonis, tidak mematuhi nasihat dokter, banyaknya obat DM yang harus diminum. Selain itu usia, jenis kelamin, pendidikan pasien, tipe penyakit DM juga dapat meningkatkan ketidakpatuhan minum obat.(Sweileh et al,2005). Penelitian lainnya yang berjudul Compliance in black patients with noninsulin-dependent diabetes mellitus receiving oral hypoglycaemic therapy menyatakan bahwa ada dua alasan yang sering menyebabkan pasien DM tidak patuh minum obat yaitu efek samping obat dan lupa. (Venter,1991) Fungsi keagamaan menggambarkan peran keluarga sebagai wahana persemaian nilai-nilai agama dan nilai-nilai luhur budaya bangsa untuk menjadi insan-insan agamis yang penuh iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. (PP No 21 tahun 1994) Dari analisis korelasi pearson didapatkan hasil bahwa tidak ada korelasi yang signifikan antara fungsi keagamaan dengan kepatuhan minum obat pasien DM dengan koefisien korelasi 0,198 dan signifikansi 0,108 ( p > 0,05). Fungsi melindungi menggambarkan peran keluarga untuk menumbuhkan rasa aman dan kehangatan bagi segenap anggota keluarga. (PP no 21 tahun 1994). Dari hasil analisis korelasi pearson didapatkan kesimpulan bahwa tidak ada korelasi yang signifikan antara fungsi melindungi dengan kepatuhan minum obat dengan koefisien korelasi 0,233 dan signifikansi 0,159 ( p > 0,05) Fungsi sosial pendidikan menggambarkan peran keluarga untuk mendidik keturunan agar bisa melakukan penyesuaian dengan alam kehidupannya di masa depan. (PP no 21 tahun 1994). Dari analisis korelasi pearson didapatkan kesimpulan bahwa tidak ada korelasi yang signifikan antara fungsi sosial pendidikan dengan kepatuhan minum obat dengan koefisien korelasi 0,041 dan signifikansi 0,811 (p > 0,05). Hasil ini berbeda dengan hasil penelitian yang berjudul Hubungan Dukungan Sosial Keluarga dengan Kepatuhan Minum Obat pada Fase Intensif pada Penderita TBdi Puskesmas Pracimantoro Wonogiri Jawa Tengah yang menyatakan bahwa ada hubungan yang positif dan bermakna antara dukungan sosial keluarga dengan kepatuhan minum obat pada fase intensif pada penderita TB paru.( Warsito,2009 ) Fungsi cinta kasih menggambarkan peran keluarga dalam memberikan landasan yang kokoh terhadap hubungan anak, suami dengan isteri, orang tua dengan anak-anaknya, serta hubungan kekerabatan antar generasi sehingga keluarga menjadi wahana utama bersemainya kehidupan yang penuh cinta kasih lahir dan batin. (PP no 21 tahun 1994). Dari analisis korelasi pearson didapatkan kesimpulan bahwa tidak ada korelasi yang signifikan antara fungsi cinta kasih dengan kepatuhan minum obat dengan koefisien korelasi -0,020 dan signifikansi 0,904 ( p > 0,05). Tanda negatif mengandung arti kepatuhan minum obat akan menurun apabila fungsi cinta kasih meningkat nilainya begitu juga sebaliknya. Fungsi budaya menggambarkan peran keluarga dalam memberikan kesempatan kepada keluarga dan seluruh anggotanya untuk mengembangkan kekayaan budaya bangsa yang beraneka ragam dalam satu kesatuan. (PP no 21 tahun 1994). Dari analisis korelasi pearson didapatkan kesimpulan bahwa tidak ada korelasi yang signifikan antara fungsi budaya dengan kepatuhan minum obat dengan koefisien korelasi 0,490 dan signifikansi 0,002 ( p > 0,05). Fungsi ekonomi menggambarkan peran keluarga sebagai unsur pendukung kemandirian dan ketahanan keluarga (PP no 21 tahun 1994). Dari analisis korelasi pearson didapatkan kesimpulan bahwa tidak ada korelasi yang signifikan antara fungsi ekonomi dengan kepatuhan minum obat dengan koefisien korelasi 0,298 dan signifikansi 0,069 ( p > 0,05). Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang berjudul Hubungan Fungsi Keluarga terhadap Tingkat Kekambuhan Ulkus DM yang meyatakan bahwa tidak ada perbedaan antara keluarga kaya dan miskin dalam menghadapi penyakit DM. (Prabowo,2007) Fungsi pembinaan lingkungan menggambarkan peran keluarga untuk dapat menempatkan setiap keluarga menempatkan diri secara serasi, selaras, dan9seimbang sesuai dengan dukung alam dan lingkungan yang berubah secara dinamis (PP No 21 tahun 1994). Dari analisis korelasi pearson didapatkan kesimpulan bahwa tidak ada korelasi yang signifikan antara fungsi pembinaan lingkungan dengan kepatuhan minum obat dengan koefisien korelasi 0,186 dan signifikansi 0,264 ( p > 0,05 ). Penelitian ini berbeda dengan penelitian yang berjudul Hubungan Fungsi Keluarga terhadap Tingkat Kekambuhan Ulkus DM yang meyatakan bahwa edukasi dan program olahraga yang diberikan oleh keluarga dapat memperbaiki atau dapat mengatasi penyakit DM. (Prabowo,2007) Dari analisis korelasi pearson didapatkan kesimpulan bahwa tidak ada korelasi yang signifikan antara fungsi keluarga dengan kepatuhan minum obat dengan koefisien korelasi 0,268. Hasil ini berbeda dengan hasil penelitian yang berjudul Hubungan Fungsi Keluarga terhadap Tingkat Kekambuhan Ulkus DM yang meyatakan bahwa ada hubungan antara fungsi keluarga dengan tingkat kekambuhan ulkus DM. (Prabowo,2007). KESIMPULAN Responden penelitian yang patuh minum obat sebesar 74% sedangkan responden penelitian yang tidak patuh minum obat sebesar 26%. Tidak ada hubungan ( r = 0,233 ) kepatuhan pasien DM minum obat. Tidak ada hubungan ( r = 0,041 ) antara fungsi sosial dan pendidikan dengan kepatuhan pasien DM minum obat. Tidak ada hubungan ( r = -0,020 ) antara fungsi cinta kasih dengan kepatuhan pasien DM minum obat. Tidak ada hubungan ( r = 0,490 ) antara fungsi budaya dengan kepatuhan pasien DM minum obat. Tidak ada hubungan ( r = 0,298 ) kepatuhan pasien DM minum obat. Tidak ada hubungan ( r = 0,186 ) antara fungsi pembinaan lingkungan dengan kepatuhan pasien DM minum obat. antara fungsi ekonomi dengan antara fungsi melindungi denganTidak ada hubungan ( r = 0,268 ) antara fungsi keluarga dengan kepatuhan pasien DM minum obat. SARAN Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai fungsi keluarga. Desain penelitian sebaiknya cohort. Hendaknya sampel penelitian lebih banyak. Penelitian dilakukan di komunitas diabetes melitus. DAFTAR PUSTAKA Aditama, Tjandra Yoga. (2004, 2 November). Beban ganda kesehatan. Diakses 25 Mei 2009, dari http://www.gizi.net/cgibin/berita/fullnews.cgi?newsid1099290158,31153, All About Diabetes.2003.American Diabetes Association Gustaviani,Reno.(2006).Diagnosis dan Klasifikasi Diabetes Melitus. Jakarta: Bala Penerbit FKUI. Ligaray,Kenneth Patrick L.(2009).Diabetes Mellitus Type 2. Diakses 25 Mei 2009, dari overview Prabowo,S.A.(2007).Hubungan Fungsi Keluarga Terhadap Tingkat Kekambuhan Ulkus DM. Skripsi strata satu,Universitas http://emedicine.medscape.com/article/117853-Muhammadiyah Yogyakarta, Yogyakarta. Peraturan Pemerintah No 21 1994 Sastroasmoro,S.,& Sofyan Ismael.(2002).Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis Edisi ke-2.Jakarta:CV Sagung Seto. Suyono, Slamet.(2005).Diabetes Melitus di Indonesia.Jakarta: Balai Penerbit FKUI11Sweileh,Waleed.,Ola Aker.,&Saed Hamooz.(2005).Rate of compliance among patients with Diabetes Mellirus and Hypertension. AnNajah Univ. J.Res.(N. Sc.),Vol. 19. Venter,H.L.,P.H.Joubert.,G.N.Foukaridis.(1991).Compliance black patients with non-insulin-dependent diabetes inmellitus receiving oral hypoglycaemic therapy.SAMJ Vol 79 Warsito.(2009). Hubungan antara dukungan sosial keluarga dengan kepatuhan minum obat pada fase intensif pada penderita TB di puskesmas Pracimantoro Wonogiri Jawa Tengah (Abstrak)