17
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 KONDISI UMUM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI KAMPUS IPB DRAMAGA Penyelenggaraan kegiatan pendidikan di kampus IPB Dramaga tidak bisa terlaksana tanpa adanya air bersih. Saat ini pemenuhan kebutuhan akan air bersih mulai dari pengolahan sampai manajemen pengelolaan menjadi tanggung jawab Direktorat Fasilitas dan Properti (Faspro) IPB. Dalam pemenuhan air bersih, IPB mengandalkan dua buah sungai sebagai air baku untuk diolah, yaitu Sungai Ciapus dan Sungai Cihideung serta sebuah mata air untuk memenuhi kebutuhan air bersih di mesjid Al-Hurriyyah. Air bersih yang didapat dari dua sumber air baku merupakan hasil olahan tujuh buah unit pengolahan air bersih atau water treatment plant (WTP) yang terdapat pada dua lokasi yaitu WTP Ciapus yang terletak di dekat pintu masuk belakang IPB, sedangkan WTP Cihideung terletak di belakang pangkalan bis IPB. 4.1.1 WTP CIAPUS WTP Ciapus pertama kali dibangun tahun 1972 dengan memanfaatkan Sungai Ciapus sebagai air bakunya. Saat ini WTP Ciapus memiliki dua unit pengolahan air bersih, yaitu WTP Ciapus 1 dengan tipe tekanan yang mengolah air sungai dan mendistribusikannya ke perumahan dosen IPB, Asrama Silvasari, Asrama Silvalestari, Asrama Putri Dramaga, Wisma Amarilis, dan GOR Lama serta WTP Ciapus 2 yang bertipe gravitasi yang mendistribusikan air bersih ke Asrama Putra TPB dan Asrama Putri TPB. Gambar 6. WTP Ciapus 1 Tipe Tekanan

4.1 KONDISI UMUM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI KAMPUS … · (dm) (dm) (liter) (detik) (liter/detik) (hp) 27 2 1,144.53 65 17.61 10 62 18.46 64 17.88 64 17.88 Rata-rata 17.96 ... di kampus

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: 4.1 KONDISI UMUM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI KAMPUS … · (dm) (dm) (liter) (detik) (liter/detik) (hp) 27 2 1,144.53 65 17.61 10 62 18.46 64 17.88 64 17.88 Rata-rata 17.96 ... di kampus

24

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 KONDISI UMUM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI KAMPUS IPB

DRAMAGA

Penyelenggaraan kegiatan pendidikan di kampus IPB Dramaga tidak bisa terlaksana tanpa

adanya air bersih. Saat ini pemenuhan kebutuhan akan air bersih mulai dari pengolahan sampai

manajemen pengelolaan menjadi tanggung jawab Direktorat Fasilitas dan Properti (Faspro) IPB.

Dalam pemenuhan air bersih, IPB mengandalkan dua buah sungai sebagai air baku untuk diolah, yaitu

Sungai Ciapus dan Sungai Cihideung serta sebuah mata air untuk memenuhi kebutuhan air bersih di

mesjid Al-Hurriyyah.

Air bersih yang didapat dari dua sumber air baku merupakan hasil olahan tujuh buah unit

pengolahan air bersih atau water treatment plant (WTP) yang terdapat pada dua lokasi yaitu WTP

Ciapus yang terletak di dekat pintu masuk belakang IPB, sedangkan WTP Cihideung terletak di

belakang pangkalan bis IPB.

4.1.1 WTP CIAPUS

WTP Ciapus pertama kali dibangun tahun 1972 dengan memanfaatkan Sungai Ciapus

sebagai air bakunya. Saat ini WTP Ciapus memiliki dua unit pengolahan air bersih, yaitu WTP

Ciapus 1 dengan tipe tekanan yang mengolah air sungai dan mendistribusikannya ke

perumahan dosen IPB, Asrama Silvasari, Asrama Silvalestari, Asrama Putri Dramaga, Wisma

Amarilis, dan GOR Lama serta WTP Ciapus 2 yang bertipe gravitasi yang mendistribusikan air

bersih ke Asrama Putra TPB dan Asrama Putri TPB.

Gambar 6. WTP Ciapus 1 Tipe Tekanan

Page 2: 4.1 KONDISI UMUM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI KAMPUS … · (dm) (dm) (liter) (detik) (liter/detik) (hp) 27 2 1,144.53 65 17.61 10 62 18.46 64 17.88 64 17.88 Rata-rata 17.96 ... di kampus

25

Setiap WTP terdiri dari beberapa bagian yang memiliki peran yang berbeda dan saling

menunjang dalam proses pengolahan air. Unit tersebut antara lain adalah bak intake, pompa

intake, bak sedimentasi, bak filtrasi, ground water tank (GWT), pompa distribusi, dan pompa

dosing.

Gambar 7. WTP Ciapus 2 Bertipe Gravitasi (Sebelah Kiri Bak Filtrasi dan

Sebelah Kanan Bak Sedimentasi)

Gambar 8. Salah Satu Unit WTP Cihideung Tipe Tekanan

Page 3: 4.1 KONDISI UMUM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI KAMPUS … · (dm) (dm) (liter) (detik) (liter/detik) (hp) 27 2 1,144.53 65 17.61 10 62 18.46 64 17.88 64 17.88 Rata-rata 17.96 ... di kampus

26

Berdasarkan hasil pengukuran, WTP Ciapus 1 (perumdos dan asrama lain) mampu

memproduksi air bersih sebesar 12.55 liter/detik atau 45.18 m3/jam, sedangkan WTP Ciapus 2

(Asrama TPB) memiliki kapasitas produksi sebesar 18.69 liter/detik atau 67.28 m3/ jam. Jika

kedua WTP ini beroperasi selama 21 jam per hari (1 jam untuk backwash) maka dalam sehari

mampu menghasilkan 903.6 m3 untuk WTP Ciapus 1 dan 1,345.68 m

3 air untuk WTP Ciapus2,

sehingga total WTP Ciapus mampu menghasilkan sekitar 2,249.28 m3 air per harinya. Rincian

hasil pengukuran dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Hasil Pengukuran Kapasitas Produksi di WTP Ciapus 2.

Bak filtrasi

Diameter Ketinggian

air Volume T Q

Kapasitas

Pompa

(dm) (dm) (liter) (detik) (liter/detik) (hp)

27 2 1,144.53

65 17.61

10 62 18.46

64 17.88

64 17.88

Rata-rata 17.96

Bak

sedimentasi

(Bak Akhir)

Diameter Ketinggian

air V T Q

Kapasitas

Pompa

(dm) (dm) (liter) (detik) (liter/detik) (hp)

45.4 0.5 809.41

45 17.99

10 43 18.82

42 19.27

Rata-rata 18.69

Rata-rata total (liter/detik) 18.69

Volume produksi per jam (m3) 67.28

4.1.2 WTP CIHIDEUNG

WTP Cihideung terletak di belakang pangkalan bis IPB dengan memanfaatkan air baku

dari Sungai Cihideung. WTP ini terdiri dari dua tipe, yaitu tipe tekanan yang berjumlah empat

unit dan ultra filtration (UF) system yang berjumlah satu unit. WTP tipe tekanan pertama kali

dibangun pada tahun 1985 sedangkan yang bertipe UF system dibangun tahun 2010. Kelima

WTP ini memiliki daerah pelayanan distribusi air bersih yang cukup luas, meliputi seluruh

gedung fakultas dan perkantoran, rusunawa (asrama mahasiswi TPB), gymnasium, kandang

Fakultas Peternakan, Graha Widya Wisuda, gedung LSI dan rektorat, serta laboratorium

lapangan yang berada di Leuwikopo. Kapasitas total produksi yang mampu dihasilkan dari

kelima unit instalasi di WTP Cihideung adalah 115.80 m3/jam hingga 137.18 m

3/jam. Data

hasil pengukuran dan perhitungan kapasitas produksi air bersih di WTP Cihideung 1 sampai

WTP Cihideung 4 dapat dilihat pada Tabel 3.

Page 4: 4.1 KONDISI UMUM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI KAMPUS … · (dm) (dm) (liter) (detik) (liter/detik) (hp) 27 2 1,144.53 65 17.61 10 62 18.46 64 17.88 64 17.88 Rata-rata 17.96 ... di kampus

27

Hasil yang diperoleh dari flowmeter pada WTP Cihideung 5 pada pengambilan data

bulan Juli 2010 menunjukkan angka 475 liter/menit. Setiap jamnya WTP Cihideung 5 hanya

beroperasi memproduksi air selama 45 menit. Jadi dalam satu jam WTP 5 mampu

menghasilkan 28.5 m3/jam. WTP Cihideung 5 tidak dapat bekerja dengan baik saat air baku

keruh (> 130 TU). Selain itu, volume GWT Cihideung IPB yang terbatas dan debit pompa

distribusi yang kurang besar menyebabkan WTP ini sering dinonaktifkan karena kondisi GWT

Cihideung IPB yang telah penuh. Keseluruhan debit produksi WTP di Sungai Cihideung ialah

2,299.27 m3/hari.

4.1.3 DISTRIBUSI AIR BERSIH DI KAMPUS IPB DRAMAGA

Pendistribusian air bersih hasil olahan WTP di kampus IPB Dramaga menggunakan

sistem perpompaan dengan reservoir. Air hasil olahan WTP dipompa menuju GWT (ground

water tank) atau menuju tangki yang terdapat pada menara air, kemudian air tampungan

tersebut dialirkan ke masing-masing daerah pelayanan melalui bantuan gravitasi untuk yang

berasal dari tangki air dalam menara, dan dengan pemompaan untuk tangki air permukaan

tanah atau GWT. Pipa yang digunakan dalam saluran distribusi ini menggunakan pipa ukuran

6” dengan sistem percabangan.

Gambar 9. Ground Water Tank (GWT) dan Rumah Pompa pada Jalur Distribusi

Menara Fahutan

Pendistribusian air bersih dari WTP Ciapus 1 menggunakan pompa menuju GWT

kemudian dari GWT kembali dipompa menuju menara air yang selanjutnya air mengalir ke

Page 5: 4.1 KONDISI UMUM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI KAMPUS … · (dm) (dm) (liter) (detik) (liter/detik) (hp) 27 2 1,144.53 65 17.61 10 62 18.46 64 17.88 64 17.88 Rata-rata 17.96 ... di kampus

28

konsumen WTP Ciapus 1 (perumahan dosen, Asrama Silvasari, Asrama Silvalestari, Asrama

Putri Dramaga, Wisma Amarilis, dan GOR Lama) dengan bantuan gravitasi. Begitu pun yang

terjadi pada WTP Ciapus 2. Air bersih ditampung sementara di GWT kemudian dipompa

menuju GWT dan menara air di Asrama Putri TPB yang selanjutnya dialirkan ke Asrama Putri

TPB dan Asrama Putra TPB dengan bantuan gravitasi.

Gambar 10. Menara Air Fapet (kiri) dan Menara Air Fahutan (kanan)

Sedangkan pendistribusian air bersih dari WTP Cihideung menuju ke unit-unit

pemakaian terbagi menjadi dua jalur, yaitu jalur menara Fahutan dan jalur menara Fapet. Pada

jalur menara Fahutan air bersih dipompa dari WTP Cihideung menuju menara air Fahutan.

Kemudian dari menara Fahutan, air tersebut didistribusikan secara gravitasi menuju gedung

Fakultas Pertanian, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Ekonomi dan

Manajemen, Fakultas Ekologi Manusia, Fakultas Teknologi Pertanian, Fakultas Kehutanan,

gedung perpustakaan LSI, gedung Rektorat, taman rektorat, hingga laboratorium lapangan

Leuwikopo. Kebutuhan air yang ada di Gymnasium, Rusunawa, dan gedung GWW juga

berasala dari jalur menara Fahutan. Sedangkan pada jalur menara air Fapet, air dipompa dari

WTP Cihideung menuju menara air Fapet. Kemudian dari menara Fapet air disalurkan secara

gravitasi menuju gedung Fakultas Peternakan, Fakultas Perikanan, Fakultas Kedokteran

Hewan, Rumah Sakit Hewan, dan juga kandang ternak Fapet. Skema jalur distribusi air bersih

di kampus IPB Dramaga disajikan dalam bagan struktur instalasi air WTP Cihideung dan

Ciapus pada Gambar 11 dan Gambar 12.

Page 6: 4.1 KONDISI UMUM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI KAMPUS … · (dm) (dm) (liter) (detik) (liter/detik) (hp) 27 2 1,144.53 65 17.61 10 62 18.46 64 17.88 64 17.88 Rata-rata 17.96 ... di kampus

29

Gambar 11. Bagan Struktur Instalasi Air WTP Cihideung (Arimurti 2010)

Page 7: 4.1 KONDISI UMUM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI KAMPUS … · (dm) (dm) (liter) (detik) (liter/detik) (hp) 27 2 1,144.53 65 17.61 10 62 18.46 64 17.88 64 17.88 Rata-rata 17.96 ... di kampus

30

Gambar 12. Bagan Struktur Instalasi Air WTP Ciapus (Arimurti 2010)

Page 8: 4.1 KONDISI UMUM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI KAMPUS … · (dm) (dm) (liter) (detik) (liter/detik) (hp) 27 2 1,144.53 65 17.61 10 62 18.46 64 17.88 64 17.88 Rata-rata 17.96 ... di kampus

31

Tabel 3. Hasil Pengukuran Kapasitas Produksi WTP Cihideung

V T Q

(liter) (detik) (m3/jam)

WTP 1

13.17 2.21 21.45

13.70 2.14 23.05

14.40 2.10 24.69

Rata-rata 23.06

WTP 2

18.75 2.15 31.40

19.90 2.09 34.28

20.75 2.14 34.91

Rata-rata 33.53

WTP 3

17.10 1.65 37.31

16.60 1.90 31.45

15.50 2.03 27.49

Rata-rata 32.08

WTP 4

12.00 1.55 27.87

13.60 1.90 25.77

13.10 1.70 27.74

Rata-rata 27.13

Total 115.80

4.2 ANALISIS BIAYA PRODUKSI

Analisis finansial yang dilakukan terhadap WTP di kampus IPB Dramaga dikelompokkan

menjadi empat bagian menurut lokal dan jenis WTP. Kelompok pertama adalah WTP Cihideung 1-4

yang memiliki jenis yang sama, kedua merupakan WTP Cihideung 5 dengan sistem ultra filtrasi,

ketiga adalah WTP Ciapus perumahan dosen dan asrama lain, dan keempat adalah WTP Ciapus

Asrama TPB. Jumlah produksi air bersih yang dihasilkan dari empat WTP tersebut merupakan

kapasitas produksi yang terukur dari hasil pengamatan terakhir (bulan Juli 2010).

.

Tabel 4. Jumlah Debit Produksi Air Bersih Rata-rata Tiap WTP

WTP Debit Produksi

(m3/bulan) (m

3/tahun)

Cihideung 1-4 64,275.66 771,307.92

Cihideung 5 (UF System) 4,702.50 56,430

Ciapus Perumahan Dosen dan

Asrama lain 27,108 325,296

Ciapus Asrama TPB 40,370.40 484,444.80

Page 9: 4.1 KONDISI UMUM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI KAMPUS … · (dm) (dm) (liter) (detik) (liter/detik) (hp) 27 2 1,144.53 65 17.61 10 62 18.46 64 17.88 64 17.88 Rata-rata 17.96 ... di kampus

32

Biaya yang dikeluarkan untuk pembangunan sebuah WTP termasuk biaya investasi. Biaya

investasi pada pembangunan WTP (nilai proyek) merupakan biaya pembangunan unit pengolahan

yang digunakan untuk memproduksi air bersih, tidak termasuk didalamnya kendaraan dan bangunan

pendukung lainnya. Biaya investasi diperhitungkan dalam arus kas dalam analisis kelayakan.

Biaya produksi terdiri atas biaya tetap dan biaya variabel. Pada unit pengolahan air ini biaya

tetap tidak ada dikarenakan WTP yang ada di kampus IPB Dramaga merupakan aset yang tidak

terpisahkan dari kampus IPB yang penganggarannya menggunakan dana APBN.

Adapun biaya variabel yang diperhitungkan adalah biaya gaji pegawai, bahan kimia, listrik,

dan perawatan atau perbaikan WTP. Biaya variabel dihitung per lokal WTP. Data gaji pegawai yang

didapat per orang ialah Rp. 1,266,000.00, sedangkan jumlah pegawai terbagi tidak merata pada WTP

Sungai Cihideung. Pada WTP Sungai Cihideung terdapat 6 orang, sedangkan WTP tersebut dibagi

menjadi dua bagian WTP Cihideung 1-4 dan WTP Cihideung 5 (UF System), sehingga pembagian

biaya untuk gaji pegawai masing-masing WTP dibagi menurut waktu kerja WTP. Untuk pembagian

gaji pegawai di WTP wilayah Sungai Cihideung, dilakukan perhitungan secara perbandingan, yaitu

waktu kerja WTP yang akan dicari gaji pegawainya dibagi dengan waktu kerja keseluruhan WTP di

aliran Sungai Cihideung, kemudian dikalikan jumlah seluruh pegawai di WTP aliran Sungai

Cihideung dan dikalikan dengan gaji yang seharusnya diterima untuk satu orang pegawai. Contoh

perhitungan gaji pegawai tercantum dalam Lampiran 1. Untuk biaya gaji pegawai di WTP Sungai

Ciapus dibagi merata menurut wilayah kerja masing-masing, WTP Ciapus Asrama TPB dan WTP

Ciapus Perumahan Dosen dan Asrama lain karena pegawai WTP aliran Sungai Ciapus memiliki

wilayah kerja masing-masing, yaitu empat orang di WTP Ciapus Asrama TPB dan dua orang di WTP

Ciapus Perumahan Dosen dan Asrama Lain. Data bahan kimia yang didapat adalah total biaya yang

dikeluarkan IPB untuk keseluruhan WTP, sehingga biaya tersebut diperhitungkan menurut kebutuhan

bahan kimia untuk produksi masing-masing WTP (Cihideung 1-4, Cihideung 5/UF System, Ciapus

Asrama TPB, dan Ciapus Perumahan Dosen dan Asrama lain). Perhitungan biaya variabel untuk

bahan kimia tidak semudah perhitungan pada biaya gaji pegawai karena kebutuhan dari masing-

masing bahan untuk tiap WTP jumlahnya tidak sesuai bila dibandingkan dengan total biaya yang

dikeluarkan IPB untuk bahan kimia per dua bulan dibagi dengan harga masing-masing bahan kimia

per kilogramnya. Oleh karena itu, dilakukan perbandingan harga dari tiap jenis bahan kimia yang

dipakai. Selain itu juga dilakukan perbandingan untuk pemakaian bahan kimia tiap WTP, karena pada

dasarnya setiap satu unit WTP memiliki ukuran yang berbeda untuk pemberian bahan kimianya.

Perhitungan bahan kimia ini juga terdapat pada Lampiran 1.

Biaya perawatan dan perbaikan yang didapat merupakan keseluruhan WTP di kampus IPB

sehingga dibagi juga menurut waktu kerja masing-masing WTP. Karena tidak ada kepastian waktu

dalam pergantian dan perbaikan komponen WTP, serta perawatan termasuk pembersihan tangki air

bawah tanah, maka biaya perawatan dan perbaikan dihitung berdasarkan waktu kerjanya. Semakin

tinggi waktu kerja dari satu unit WTP maka semakin tinggi pula intensitas perawatan yang harus

dilakukan. Sedangkan biaya listrik yang didapat merupakan biaya listrik yang dikeluarkan WTP

Sungai Cihideung dan Sungai Ciapus, sehingga perlu dibagi rata menurut daya yang dipergunakan di

masing-masing WTP dengan menghitung waktu kerja dan alat listrik yang dipergunakan yaitu motor

penggerak pompa yang ada di WTP. Perhitungan dilakukan dengan mendata daya dari setiap pompa

dan peralatan listrik yang digunakan dalam kegiatan produksi air bersih dari WTP sampai menara air

(tidak termasuk didalamnya kegiatan pegawai yang menggunakan listrik untuk pribadi, seperti

menonton televisi) dan diamati waktu kerja peralatan listrik tersebut. Hasil perkalian antara daya

dengan waktu kerja kemudian dikonversi ke dalam satuan rupiah per jam (Rp./jam). Data biaya listrik

keseluruhan yang didapat dari IPB menunjukkan pembagian biaya listrik menurut dua aliran sungai,

Page 10: 4.1 KONDISI UMUM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI KAMPUS … · (dm) (dm) (liter) (detik) (liter/detik) (hp) 27 2 1,144.53 65 17.61 10 62 18.46 64 17.88 64 17.88 Rata-rata 17.96 ... di kampus

33

Ciapus dan Cihideung. Sehingga perbandingan dilakukan per wilayah atau aliran sungai. Perhitungan

biaya listrik terdapat pada Lampiran 1.

Tabel 5. Kebutuhan Bahan Kimia Per WTP

WTP

Tawas / PAC

(Poly Aluminium

Chloride)

(kg)

Kaporit

(kg)

NaOH

(kg)

HCl

(kg)

Cihideung 1-4 3,800 585 160 75

Cihideung 5 (UF System)

Ciapus Perumahan Dosen

dan Asrama lain 1,000 45 - -

Ciapus Asrama TPB 3,000 45 - -

Tabel 6. Waktu Kerja, Kapasitas Produksi, dan Penggunaan Listrik Masing-masing WTP

WTP

Waktu Kerja

per hari

(jam)

Kapasitas

Produksi

(l/s)

Penggunaan

Listrik

(kWh)

Cihideung 1-4 18.5 32.17 1,341.67

Cihideung 5 (UF System) 5.5 7.92 608.28

Ciapus Perumahan Dosen dan

Asrama lain 20 12.55 768.81

Ciapus Asrama TPB 20 18.69 961.99

Tabel 7. Biaya Variabel per Tahun Masing-masing WTP

WTP Biaya Variabel

(Rp/tahun)

Cihideung 1-4 315,261,333.72

Cihideung 5 (UF System) 63,766,984.27

Ciapus Perumahan Dosen dan

Asrama lain 199,754,841.67

Ciapus Asrama TPB 295,560,840.34

Biaya total merupakan total keseluruhan biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi, yaitu

biaya tetap dan biaya variabel. Biaya total dari produksi air bersih di kampus IPB merupakan biaya

variabel keseluruhan dari masing-masing WTP. Dari perhitungan yang dilakukan, biaya variabel

tertinggi adalah biaya variabel pada WTP Cihideung 1-4 yang menggunakan sistem tekanan. Hal ini

terjadi karena WTP ini lebih banyak memproduksi air. Sehingga dimungkinkan penggunaan listrik,

biaya perawatan dan perbaikan serta gaji pegawai pada WTP ini lebih tinggi dibandingkan dengan

WTP lain. Pada WTP Cihideung 5 yang tergolong masih baru dan menggunakan teknologi yang

berbeda dengan WTP yang lain memiliki biaya variabel yang paling rendah. Hal ini disebabkan waktu

kerjanya yang hanya lima setengah jam (pengamatan Juli 2010).

Page 11: 4.1 KONDISI UMUM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI KAMPUS … · (dm) (dm) (liter) (detik) (liter/detik) (hp) 27 2 1,144.53 65 17.61 10 62 18.46 64 17.88 64 17.88 Rata-rata 17.96 ... di kampus

34

Perhitungan biaya variabel ini menunjukkan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi

tingginya biaya variabel pada produksi air bersih ini adalah waktu kerja dan kapasitasnya yang tinggi.

Semakin tinggi waktu kerja dan kapasitas produksi maka semakin tinggi pula biaya variabel yang

akan dikeluarkan.

4.3 ANALISIS BIAYA OPERASIONAL WTP

Nilai dari biaya operasional yang dikeluarkan untuk memproduksi per satuan volume air bersih

diperoleh dari perhitungan biaya total dibagi dengan kapasitas produksi yaitu produksi air. Biaya

disini merupakan total biaya variabel per tahun dari pengoperasian WTP, sedangkan kapasitas

produksi merupakan banyak air yang dihasilkan dalam waktu satu tahun. Diketahui biaya yang

dikeluarkan dari masing-masing WTP terdapat pada Tabel 7. dan debit produksi air masing-masing

WTP terdapat pada Tabel 4. Dari hasil perhitungan biaya untuk memproduksi satu satuan volume air

bersih dari masing-masing WTP dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Biaya Operasional Per Satuan Volume Air Bersih

WTP Biaya Operasional

(Rp/m3)

Cihideung 1-4 408.74

Cihideung 5 (UF System) 1,130.02

Ciapus Perumahan Dosen dan

Asrama lain 614.07

Ciapus Asrama TPB 610.10

Hasil perhitungan biaya operasional untuk memproduksi per satuan volume air bersih

menunjukkan bahwa yang tertinggi adalah air bersih hasil olahan WTP Cihideung 5 dengan sistem UF

yaitu Rp. 1,130.02 dan yang terendah adalah air bersih pada WTP Cihideung 1-4 dengan sistem

tekanan. Perbedaan terlihat dengan jelas dari harga air bersih per m3 pada kedua WTP ini dikarenakan

kapasitas produksi air bersih dan waktu kerja yang jauh berbeda. Kapasitas produksi yang besar

ditentukan dengan permintaan konsumen dari masing-masing wilayah pelayanan. Sehingga, makin

banyak jumlah populasi yang mengkonsumsi air, semakin besar pula biaya yang dikeluarkan IPB

untuk memproduksi air per m3-nya.

Biaya ini juga menentukan keuntungan atau kerugian dari proyek yang dikerjakan.

Perbandingan antara harga jual produk dan biaya pokok yang bernilai lebih dari satu (>1) maka

proyek mengalami kerugian, sedangkan nilai perbandingan kurang dari satu (<1) maka proyek

mendapatkan keuntungan. Nilai perbandingan sama dengan satu (=1) menandakan proyek itu tidak

mendapatkan untung atau mengalami kerugian. Pada proses pengolahan air di kampus IPB ini, harga

jual untuk unit usaha dikenakan biaya sejumlah Rp. 4,500.00 per m3 air bersih. Dari perbandingan

antara nilai biaya operasional per satuan volume masing-masing WTP dan harga jual tersebut

diperoleh nilai pada WTP Cihideung 1-4 adalah 0.09, WTP Cihideung 5 (UF system) 0.25, WTP

Ciapus Perumahan Dosen dan Asrama lain 0.14, dan WTP Ciapus Asrama TPB 0.14. Semakin tinggi

nilai perbandingan ini (mendekati nilai 1), semakin sedikit keuntungan yang didapat dari masing-

masing WTP, begitupun sebaliknya, semakin kecil nilai perbandingan (menjauhi nilai 1), maka

semakin besar keuntungan yang diperoleh dari WTP tersebut. Nilai yang didapat dari masing-masing

Page 12: 4.1 KONDISI UMUM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI KAMPUS … · (dm) (dm) (liter) (detik) (liter/detik) (hp) 27 2 1,144.53 65 17.61 10 62 18.46 64 17.88 64 17.88 Rata-rata 17.96 ... di kampus

35

WTP menunjukkan semua WTP mendapatkan keuntungan dari setiap m3 air bersih. Dan yang

mendapatkan keuntungan paling besar dari hasil perbandingan ini ialah WTP Cihideung 1-4.

Harga air PDAM Bogor untuk golongan Industri Pemerintahan, Industri 1, dan Industri 2

adalah Rp. 4,800.00; Rp. 9,000.00; dan Rp. 10,000.00. Bila dibandingkan dengan harga air bersih per

m3 yang ditetapkan oleh PDAM Bogor, biaya yang dikeluarkan maupun harga jual yang ditetapkan

oleh IPB jauh lebih murah, sehingga dapat menjadi prioritas pemilihan pemasok untuk pengguna air

bersih kampus IPB sendiri.

4.4 ANALISIS TITIK IMPAS

Titik impas produksi merupakan nilai dimana proyek tidak mendapatkan untung ataupun rugi.

Titik impas produksi merupakan satuan jumlah produk yang dihasilkan dari suatu proyek dalam kajian

ini ialah produksi air bersih per m3. Titik impas produksi dipengaruhi oleh nilai biaya tetap total, harga

jual, dan biaya variabel rata-rata. Pada proses produksi air bersih dalam WTP, tidak ditentukan biaya

tetap, karena WTP yang ada di kampus IPB Dramaga merupakan aset yang tidak terpisahkan dari

kampus IPB yang penganggarannya menggunakan dana APBN.

Perhitungan yang dilakukan dengan menggunakan rumus berdasarkan teori yang ada

menunjukkan hasil sama dengan nol (=0) untuk setiap WTP. Oleh karena itu, digunakan perhitungan

untuk mencari titik impas produksi dari biaya operasional. Setiap biaya operasional yang dikeluarkan

per tahun dibagi dengan harga air per volume, sehingga didapat jumlah produksi air minimal yang

harus dihasilkan per tahun agar mencapai titik impas produksi. Hasil perhitungan titik impas dengan

melakukan pembagian antara biaya operasional dengan harga air yang ditetapkan oleh IPB per m3

tercantum dalam Tabel 9.

Tabel 9. Titik Impas Produksi

WTP Volume

(m3/tahun)

Cihideung 1-4 70,058.07

Cihideung 5 (UF System) 14,170.44

Ciapus Perumahan Dosen dan

Asrama lain 65,680.19

Ciapus Asrama TPB 44,389.96

Harga jual air bersih yang ditetapkan adalah sebesar Rp. 4,500.00. Biaya produksi yang

dikeluarkan dibagi dengan harga jual air bersih akan menunjukkan titik impas produksi dari masing-

masing WTP. Debit produksi air per tahun dari masing-masing WTP menunjukkan angka yang lebih

besar dari hasil perhitungan titik impas produksi di atas, tapi nilai selisih antara biaya dan manfaat

masih bernilai negatif atau mengalami defisit. Hal ini dikarenakan saat ini tidak semua pengguna air

bersih di kampus IPB Dramaga membayar biaya penggunaan air bersih sebesar Rp. 4,500.00. Harga

jual air tersebut hanya dibayarkan oleh unit usaha dalam kampus, seperti kantin atau warung makan.

Tabel 10. menunjukkan pendapatan dan biaya yang dikeluarkan serta selisihnya. Pada selisih

manfaat dan biaya dari WTP Cihideung 1-4 dan WTP Cihideung 5 UF System terdapat hasil yang

positif, yaitu menunjukkan adanya keuntungan dari pengoperasian kedua WTP tersebut. Sedangkan

pada WTP Ciapus Perumahan Dosen dan Asrama lain serta WTP Ciapus Asrama TPB hasil selisih

menunjukkan nilai negatif, hal ini merupakan kerugian yang dihasilkan kedua WTP. Perhitungan

Page 13: 4.1 KONDISI UMUM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI KAMPUS … · (dm) (dm) (liter) (detik) (liter/detik) (hp) 27 2 1,144.53 65 17.61 10 62 18.46 64 17.88 64 17.88 Rata-rata 17.96 ... di kampus

36

manfaat yang disajikan merupakan pendapatan yang diterima oleh IPB dari hasil pemakaian air bersih

yang dikonsumsi oleh unit usaha kampus tanpa memasukkan nilai pendapatan IPB dari hasil asumsi

bahwa setiap civitas akademika membayar kompensasi air bersih dalam jumlah rupiah tertentu.

Sehingga hasil selisih ini menunjukkan keuntungan ataupun kerugian sesungguhnya yang diterima

IPB dari hasil pengolahan air bersih melalui WTP yang ada di kampus Dramaga. Dari hasil

perhitungan, terjadi defisit dalam operasional WTP di IPB sebesar Rp. 233,097,272.34 per tahunnya.

Tabel 10. Selisih Manfaat (Pendapatan) dan Biaya per Tahun Masing-masing WTP

WTP

Pendapatan dari

Unit Usaha

(B)

(Rp/tahun)

Biaya Variabel

(C)

(Rp/tahun)

Selisih Manfaat

dan Biaya

(B – C)

(Rp/tahun)

Cihideung 1-4 469,366,868.42 315,261,333.72 154,105,534.71

Cihideung 5 (UF System) 115,554,417.09 63,766,984.27 51,787,432.82

Ciapus Perumahan Dosen dan

Asrama lain 22,627,538.37 199,754,841.67 -177,127,303.30

Ciapus Asrama TPB 33,697,903.76 295,560,840.34 -261,862,936.57

Total 641,246,727.66 873,344,000.00 -233,097,272.34

4.5 ANALISIS KELAYAKAN WTP CIHIDEUNG SISTEM ULTRA

FILTRASI

Analisis kelayakan usaha dari produksi air bersih dilakukan dengan mengasumsikan bahwa

kegiatan produksi air bersih dikenakan biaya investasi dan biaya penyusutan. Analisis ini dilakukan

hanya terhadap WTP Cihideung 5 yang menggunakan sistem UF, hal ini dikarenakan WTP tersebut

memiliki data yang lebih lengkap dibandingkan dengan WTP lain. Pada analisis kelayakan dibahas

tiga jenis metode analisis yang dapat mengukur kelayakan finansial dari produksi air bersih di kampus

IPB Dramaga. Ketiga jenis metode analisis tersebut ialah net present value (NPV), internal rate of

return (IRR), dan benefit cost ratio (B/C ratio). Sebelum melihat hasil perhitungan dari ketiga jenis

metode analisis kelayakan tersebut, ada beberapa nilai yang menjadi variabel yang penting dalam

melakukan perhitungan analisis kelayakan yang diperhitungkan dalam arus kas. Variabel tersebut

adalah investasi, pendapatan, biaya, dan bunga modal. Biaya tetap terdiri atas biaya penyusutan dan

bunga modal, sedangkan biaya tidak tetap terdiri atas biaya bahan kimia, gaji pegawai, listrik dan

maintenance. Hasil analisis kelayakan ditampilkan dalam Tabel 11.

Tabel 11. Hasil Analisis Finansial WTP Cihideung UF System

Spesifikasi Nilai

Biaya Tetap (Rp/tahun) 185,625,000.00

Biaya Tidak Tetap (Rp/tahun) 63,766,984.27

Biaya Total (Rp/tahun) 249,391,984.27

NPV (Rp) -309,675,353.87

IRR (%) 11.17

B/C 0.83

Page 14: 4.1 KONDISI UMUM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI KAMPUS … · (dm) (dm) (liter) (detik) (liter/detik) (hp) 27 2 1,144.53 65 17.61 10 62 18.46 64 17.88 64 17.88 Rata-rata 17.96 ... di kampus

37

Gambar 13. WTP Cihideung 5 dengan Sistem Ultra Filtrasi

4.5.2 Net Present Value (NPV)

Nilai NPV dapat diperoleh dengan pengurangan present value komponen benefit dengan

present value komponen cost. Perhitungan nilai NPV dari unit pengolahan air atau WTP Cihideung 5

sistem ultra filtrasi menggunakan arus kas yang diolah dalam program Microsoft Office Excel 2007.

NPV WTP Cihideung 5 bernilai negatif, sebesar Rp. 309,675,353.87. Hal ini terjadi karena

pembangunan WTP Cihideung 5 tergolong baru sehingga pendapatan yang diterima belum bisa

menutupi nilai proyek atau investasi, dan jam kerja yang hanya 5 jam 30 menit. Nilai NPV yang

negatif berdampak pada pengolahan air bersih dari WTP dengan sistem UF ini tidak layak untuk

dilanjutkan, karena WTP ini mendapatkan kerugian sebesar nilai NPV tersebut selama 20 tahun.

Page 15: 4.1 KONDISI UMUM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI KAMPUS … · (dm) (dm) (liter) (detik) (liter/detik) (hp) 27 2 1,144.53 65 17.61 10 62 18.46 64 17.88 64 17.88 Rata-rata 17.96 ... di kampus

38

4.5.3 Internal Rate of Return (IRR)

Nilai IRR akan menunjukkan pada discount rate berapa nilai NPV sama dengan nol. IRR

diperoleh dengan pendekatan nilai melalui rumus interpolasi. Dengan perhitungan menggunakan

rumus 13, nilai IRR untuk WTP Cihideung 5 dengan sistem UF ini adalah 11.17 %. Nilai IRR tersebut

berada di bawah discount rate yang ditetapkan. Hal ini menunjukkan bahwa seharusnya WTP

Cihideung 5 tidak layak untuk dilanjutkan, karena dari hasil analisis pengolahan air ini merugikan

bagi pengelola.

4.5.4 Benefit Cost Ratio (B/C)

Benefit Cost Ratio akan menunjukkan nilai perbandingan antara NPV manfaat dan NPV biaya.

Nilai B/C yang didapat merupakan nilai tambahan manfaat yang didapat dengan penambahan biaya

satu satuan. Hasil perhitungan B/C terhadap WTP Cihideung 5 yang memiliki nilai NPV negatif,

memiliki nilai B/C yang positif, yaitu 0.83.

Hal ini menunjukkan bahwa pada WTP Cihideung 5 mendapatkan kerugian karena nilai B/C

kurang dari satu (< 1), yang menandakan bahwa proyek tersebut tidak layak untuk dilanjutkan.

4.6 ANALISIS SENSITIVITAS

Analisis sensitivitas pada penelitian ini bertujuan mencari alternatif solusi agar pengoperasian

WTP Cihideung 5 dengan sistem ultra filtrasi tidak mendapatkan kerugian dan dapat dilanjutkan. Pada

analisis sensitivitas ini, digunakan asumsi-asumsi bahwa WTP ini dikenakan biaya seperti perusahaan

diluar pemerintah pada umumnya, seperti biaya bunga modal dan biaya penyusutan.

Skenario dilakukan pada analisis ini bertujuan untuk menjaga keberlangsungan pengolahan air

bersih agar tidak mengalami kerugian, namun juga tidak dapat dihindari dalam kurun waktu tertentu

terjadi kenaikan harga-harga yang dapat menyebabkan kenaikan biaya operasional dari WTP. Karena

itu skenario yang dibuat harus bisa mengatasi kondisi defisit yang terjadi. Ada beberapa skenario yang

diajukan diantaranya ialah skenario untuk meningkatkan waktu kerja dan menaikkan harga jual air

bersih.

Tabel 12. Hasil Analisis Sensitivitas Meningkatkan Waktu Kerja

Spesifikasi Nilai

Waktu Kerja Awal (menit) 330

Waktu Kerja dengan Kenaikan 21% (menit) 399.3

Biaya Tidak Tetap (Rp/tahun) 66,403,416.74

Pendapatan Setelah Kenaikan (Rp/tahun) 307,261,350.00

NPV (Rp) 7,609,642.38

IRR (%) 15.09

B/C 1.004

Page 16: 4.1 KONDISI UMUM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI KAMPUS … · (dm) (dm) (liter) (detik) (liter/detik) (hp) 27 2 1,144.53 65 17.61 10 62 18.46 64 17.88 64 17.88 Rata-rata 17.96 ... di kampus

39

Peningkatan waktu kerja berakibat pada peningkatan debit produksi air bersih dari WTP

Cihideung sistem UF ini. Hasil penelitian untuk mengukur konsumsi air dari seluruh pengguna air

bersih di kampus IPB Dramaga menyatakan bahwa konsumsi air bersih rata-rata perhari untuk jalur

distribusi WTP Cihideung adalah 1,959.77 m3/hari sedangkan hasil pengukuran debit produksi dari

WTP Cihideung keseluruhan adalah 2,299.27 m3/hari. Ini berarti bahwa ada kelebihan produksi air

bersih. Sehingga apabila skenario pertama dilakukan akan menambah produksi air yang tidak

diperlukan dan akan menambah biaya produksi sedangkan air bersih yang dihasilkan sudah tercukupi.

Pendugaan selanjutnya ialah melalui skenario menaikkan harga jual air bersih kepada

konsumen. Harga jual normal sebesar Rp. 4,500.00 per m3 akan dinaikkan sehingga menghasilkan

keuntungan. Pada skenario ini, hanya harga jual yang dinaikkan, komponen lain yang berpengaruh

tidak naik. Skenario dilakukan dengan melihat kondisi bahwa IPB sudah membangun WTP ini,

sehingga tidak ada pertimbangan untuk memilih menggunakan air bersih hasil olahan PDAM. Hasil

perhitungan analisis kelayakan dengan perubahan nilai harga jual air bersih tercantum pada Tabel 13.

dan rinciannya pada Tabel 14.

Tabel 13. Hasil Analisis Sensitivitas Menaikkan Harga Jual Air Bersih

Spesifikasi Nilai

Harga Jual Air Normal 4,500.00

Harga Jual Air dengan Kenaikan 20 % 5,400.00

Pendapatan (Rp/tahun) 253,935,000.00

Pendapatan Setelah Kenaikan (Rp/tahun) 304,722,000.00

NPV (Rp) 8,217,313.69

IRR (%) 15.10

B/C 1.004

Tabel 14. Rincian Analisis Sensitivitas Menaikkan Harga Jual Air Bersih

SKENARIO ANALISIS KELAYAKAN

Kenaikan

Harga Air

Harga

(Rp.)

Pendapatan

(Rp.)

NPV

(Rp.)

IRR

(%) B/C

5% 4,725.00 266,631,750.00 (230,202,186.98) 12.19 0.879

10% 4,950.00 279,328,500.00 (150,729,020.09) 13.17 0.921

12% 5,040.00 284,407,200.00 (118,939,753.33) 13.59 0.937

14% 5,130.00 289,485,900.00 (87,150,486.58) 13.99 0.954

15% 5,175.00 292,025,250.00 (71,255,853.20) 14.14 0.962

16% 5,220.00 294,564,600.00 (55,361,219.82) 14.34 0.971

18% 5,310.00 299,643,300.00 (23,571,953.07) 14.73 0.988

20% 5,400.00 304,722,000.00 8,217,313.69 15.10 1.004

Kenaikan harga jual air per m3 yang diterapkan ialah sebesar 20% dari harga jual awal,

sehingga dapat menaikkan pendapatan menjadi sebesar Rp. 304,722,000.00. Tanpa perubahan dari

biaya, hasil skenario ini menunjukkan bahwa produksi air bersih mengalami keuntungan dengan nilai

Page 17: 4.1 KONDISI UMUM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI KAMPUS … · (dm) (dm) (liter) (detik) (liter/detik) (hp) 27 2 1,144.53 65 17.61 10 62 18.46 64 17.88 64 17.88 Rata-rata 17.96 ... di kampus

40

NPV positif, IRR lebih besar daripada DF 15%, dan B/C bernilai lebih dari satu sehingga pengolahan

air di WTP Cihideung 5 dengan sistem ultra filtrasi layak untuk dilanjutkan.

Analisis kelayakan dan sensitivitas yang dilakukan terhadap WTP Cihideung 5 dengan sistem

ultra filtrasi ini hanya dapat dilakukan bila nilai bunga modal dan biaya penyusutan dimasukkan

dalam perhitungan. Hasil analisis biaya dan manfaat yang dilakukan, pengelolaan WTP yang saat ini

sedang berlangsung masih mengalami kerugian. Bila biaya pengoperasian untuk keseluruhan WTP di

kampus IPB Dramaga masih termasuk dalam penganggaran negara, hal ini tidak menjadi sebuah

kerugian, melainkan merupakan biaya tambahan. Namun setidaknya dengan mengurangi biaya

pengoperasian WTP, sejumlah uang yang dikeluarkan tersebut dapat dialokasikan kepada pembiayaan

lain yang bertujuan untuk kesejahteraan civitas akademika dan kemajuan pendidikan di IPB.

Ada beberapa solusi untuk menangani defisit pembiayaan operasional WTP di kampus IPB

Dramaga, diantaranya adalah :

1. Mengurangi kebocoran jaringan distribusi air bersih, sehingga air yang terbuang dapat

dimanfaatkan secara optimal.

2. Melakukan perawatan secara teratur sehingga komponen yang beroperasi terus menerus

tidak mengalami kerusakan yang bisa menaikkan biaya pergantian komponen.

3. Menaikkan harga jual air bersih per m3-nya kepada unit-unit usaha yang ada di kampus,

termasuk kegiatan proyek yang bersifat komersil.

4. Menetapkan tarif air bersih terhadap setiap unit ataupun fakultas dan kepada mahasiswa

dengan mengalokasikannya dari biaya perkuliahan.

5. Meningkatkan kesadaran kepada konsumen untuk menghemat pemakaian air bersih.