10
58 EFEK ANTIHIPERGLIKEMIA DARI EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) TERHADAP TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR (Rattus norvegicus L.) YANG DIINDUKSI SUKROSA Sondang Manurung 1) , Elisabeth Barung 2) , Widhi Bodhi 3) 1) ProgramStudiFarmasi FMIPA UNSRAT Manado, 95115 2) Poltekkes Manado 3) Program StudiFarmasi FMIPA UNSRAT Manado, 95115 ABSRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek antihiperglikemia ekstrak kulit buah manggis pada tikus putih jantan galur wistar yang diinduksi sukrosa dan membandingkan efektivitasnya dengan glibenklamid. Metode yang digunakan merupakan eksperimen laboratorium dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Subjek penelitian berupa tikus putih jantan berjumlah 15 ekor dengan berat badan mulai dari 100g-210g yang dibagi dalam 3 kelompok masing-masing kelompok sebanyak 5 ekor. Perlakuan dimulai dengan pemberian larutan sukrosa disesuikan dengan bobot masing-masing tikus. Pada hari kedua malam, hewan uji dipuasakan selama dua belas jam, dan hari ketiga pagi diukur kadar glukosa darah dilanjutkan dengan penginduksian larutan sukrosa, setelah tiga puluh menit pemberian larutan sukrosa diukur kadar glukosa darah, kelompok pertama diberi akuades, kelompok kedua diberi ekstrak kulit buah manggis 20 %, dan kelompok ketiga diberi Glibenklamid 0,3030 mg/ g BB yang telah dibuat suspensi dalam larutan CMC 1 % kemudian diukur kadar gula darah hewan uji satu, dua, tiga, dan empat jam. Data dianalisis dengan spss ver.17, beda nyata antar perlakuan diuji dengan one way ANOVA. Hasil analisa statistika memberikan perbedaan yang bermakna nilai p=0,00 (p<0,05) dimana ekstrak KBM 20 % dapat menekan kenaikan KGD pada tikus dan memberikan efektivitas hampir sama dengan glibenklamid. Kata Kunci : Garcinia mangostana L., Rattus norvegicus L., Sukrosa, CMC. ANTIHIPERGLIKEMIA EFFECTS SKIN EXTRACT MANGOSTEEN (Garcinia mangostana L.) AGAINST WHITE MALES STRAIN WISTAR RATS (Rattus norvegicus L.) BY SUCROSE INDUCED ABSTRACT This study aims to determine the effects of pericarp extracts of mangosteen antihiperglikemia in wistar strain male mice induced sucrose and compare its effectiveness with glibenclamide. The method used is a laboratory experiment using a Completely Randomized Design. Subjects in the form of 15 male white rats tail with weight ranging from 100g-210g are divided into 3 groups of each group as much as 5 tails. The treatment begins with administration of sucrose solution is adjusted to the weight of each rat. On the second day evening, the test animals fasted for twelve hours, and the third day in the morning followed by blood glucose level measured sucrose solution, after thirty minutes of administration of sucrose solution was measured blood glucose level, the first group were given distilled water, the second group were given mangosteen rind extract 20%, The third group was given glibenclamide and 0.3030 mg/g weight had made suspension in 1% CMC solution is then measured blood sugar test animals one, two, three, and four hours. Data were analyzed with spss ver.17, the real difference between treatments was tested by one way ANOVA. The results of statistical analysis gave a significant difference p-value=0.00 (p <0.05) in which the extract can suppress the KBM 20% increase in KGD in mice and provide similar effectiveness with glibenclamide. Key Word : Garcinia mangostana L., Rattus norvegicus L., Sucrose, CMC.

447-896-1-SM

Embed Size (px)

DESCRIPTION

a

Citation preview

Page 1: 447-896-1-SM

58

EFEK ANTIHIPERGLIKEMIA DARI EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS(Garcinia mangostana L.) TERHADAP TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR

(Rattus norvegicus L.) YANG DIINDUKSI SUKROSA

Sondang Manurung1), Elisabeth Barung2), Widhi Bodhi3)

1) ProgramStudiFarmasi FMIPA UNSRAT Manado, 951152) Poltekkes Manado3) Program StudiFarmasi FMIPA UNSRAT Manado, 95115

ABSRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek antihiperglikemia ekstrak kulit buah manggis padatikus putih jantan galur wistar yang diinduksi sukrosa dan membandingkan efektivitasnya denganglibenklamid. Metode yang digunakan merupakan eksperimen laboratorium dengan menggunakanRancangan Acak Lengkap (RAL). Subjek penelitian berupa tikus putih jantan berjumlah 15 ekordengan berat badan mulai dari 100g-210g yang dibagi dalam 3 kelompok masing-masing kelompoksebanyak 5 ekor. Perlakuan dimulai dengan pemberian larutan sukrosa disesuikan dengan bobotmasing-masing tikus. Pada hari kedua malam, hewan uji dipuasakan selama dua belas jam, dan hariketiga pagi diukur kadar glukosa darah dilanjutkan dengan penginduksian larutan sukrosa, setelah tigapuluh menit pemberian larutan sukrosa diukur kadar glukosa darah, kelompok pertama diberiakuades, kelompok kedua diberi ekstrak kulit buah manggis 20 %, dan kelompok ketiga diberiGlibenklamid 0,3030 mg/ g BB yang telah dibuat suspensi dalam larutan CMC 1 % kemudian diukurkadar gula darah hewan uji satu, dua, tiga, dan empat jam. Data dianalisis dengan spss ver.17, bedanyata antar perlakuan diuji dengan one way ANOVA. Hasil analisa statistika memberikan perbedaanyang bermakna nilai p=0,00 (p<0,05) dimana ekstrak KBM 20 % dapat menekan kenaikan KGD padatikus dan memberikan efektivitas hampir sama dengan glibenklamid.Kata Kunci : Garcinia mangostana L., Rattus norvegicus L., Sukrosa, CMC.

ANTIHIPERGLIKEMIA EFFECTS SKIN EXTRACT MANGOSTEEN (Garciniamangostana L.) AGAINST WHITE MALES STRAIN WISTAR RATS (Rattus

norvegicus L.) BY SUCROSE INDUCED

ABSTRACT

This study aims to determine the effects of pericarp extracts of mangosteen antihiperglikemia inwistar strain male mice induced sucrose and compare its effectiveness with glibenclamide. Themethod used is a laboratory experiment using a Completely Randomized Design. Subjects in the formof 15 male white rats tail with weight ranging from 100g-210g are divided into 3 groups of eachgroup as much as 5 tails. The treatment begins with administration of sucrose solution is adjusted tothe weight of each rat. On the second day evening, the test animals fasted for twelve hours, and thethird day in the morning followed by blood glucose level measured sucrose solution, after thirtyminutes of administration of sucrose solution was measured blood glucose level, the first group weregiven distilled water, the second group were given mangosteen rind extract 20%, The third group wasgiven glibenclamide and 0.3030 mg/g weight had made suspension in 1% CMC solution is thenmeasured blood sugar test animals one, two, three, and four hours. Data were analyzed with spssver.17, the real difference between treatments was tested by one way ANOVA. The results ofstatistical analysis gave a significant difference p-value=0.00 (p <0.05) in which the extract cansuppress the KBM 20% increase in KGD in mice and provide similar effectiveness withglibenclamide.Key Word : Garcinia mangostana L., Rattus norvegicus L., Sucrose, CMC.

Page 2: 447-896-1-SM

59

PENDAHULUAN

Seiring dengan perkembangan zaman,kesehatan menjadi sangat penting. Munculnyaberbagai macam penyakit dan banyaknyapergeseran dari penyakit yang ada (Budiyanto,2002), mendasari manusia untuk mencaripengobatan terjangkau dan berkualitas. Obat-obat tradisional menjadi salah satu alternatifyang dimanfaatkan (Publisher, 2010).

Salah satu pemicu timbulnya berbagaipenyakit disebabkan perubahan gaya hidupyang telah memperluas epidemis obesitas dandiabetes mellitus (Nathan dan Linda, 2010).Diabetes mellitus merupakan suatu kelainanmetabolik kronis serius yang memiliki dampaksignifikan terhadap kesehatan seseorang yangditandai dengan kondisi dimana konsentrasiglukosa dalam darah secara kronis lebih tinggidaripada nilai normal (hiperglikemia) akibattubuh kekurangan insulin atau fungsi insulintidak efektif.Berdasarkan data dari World Healthorganization (WHO), diabetes mellitus tipedua sudah menjadi epidemik atau penyakityang mewabah di dunia. Diabetes merupakansalah satu ancaman kesehatan utama, dansekitar 3,2 juta kematian di seluruh duniasetiap tahun berhubungan dengan diabetes.Indonesia menempati urutan ke empat setelahIndia, China, dan Amerika Serikat denganjumlah penderita diabetes terbanyak, yaknihampir 8,5 juta orang.

Salah satu kebiasaan manusia yangdiwarisi nenek moyangnya dengan melakukanpengobatan sendiri jika sakit (Wijayakusuma,2002). Secara tradisional banyak tanamanyang berkhasiat sebagai obat antidiabetes.Menurut polytechnic full education websitecompetition (2010) PNJ (Politeknik NegeriJakarta) kampus UI Depok, Indonesia sebagainegara yang memiliki keanekaragaman hayatimelimpah dan salah satu sentra penghasil buahmanggis yang diekspor ke berbagai belahandunia. Manggis merupakan salah satu buahyang diketahui memiliki banyak khasiat dalampengobatan. Bagian dari kulit buah manggisdapat digunakan sebagai hypogycemic (anti-diabetic effect,helps lower blood sugar) secaraempiris. Secara tradisional bagian kulit buahsering dipakai dalam pengobatan tradisionalseperti diare, disentri, eksim dan penyakit kulitlainnya. Berdasarkan uraian tersebut penelititertarik untuk menguji efek antihiperglikemiadari ekstrak kulit buah manggis terhadap tikus

putih jantan galur wistar yang diinduksisukrosa.

Komisi diabetes mellitus pada WHOmerekomendasikan metode tradisional untukpengobatan diabetes agar diteliti lebih lanjut.Tanaman dengan efek hipoglikemik dapatmemberikan sumber yang bermanfaat untukkomponen baru antidiabetik oral (Ogundipe etal., 2003). Berdasarkan latar belakang yangdipaparkan, peneliti merumuskan masalahyaitu: apakah ekstrak kulit buah manggis(Garcinia mangostana L.) mempunyai efeksebagai antihiperglikemia terhadap tikus putihjantan galur wistar (Rattus norvegicus L.) yangdiinduksi sukrosa dan adakah persamaanpengaruh yang dihasilkan ekstrak kulit buahmanggis sebagai antihiperglikemia denganpemberian glibenklamid?.

Penelitian ini dibatasi pada pengujianefek antihiperglikemia dari ekstrak kulit buahmanggis pada tikus putih jantan galur wistaryang diinduksi sukrosa dengan menggunakanalat ukur gula darah Nesco secara in vivo.Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efekantihiperglikemia ekstrak pada tikus putihjantan galur wistar yang diinduksi sukrosa danmengetahui persamaan pengaruh yangdihasilkan ekstrak kulit buah manggis denganglibenklamid sebagai antihiperglikemia.

Buah Manggis (Garcinia mangostana L.)Buah manggis berbentuk bulat dan

berwarna unggu tua karena mengandungbanyak antosianin pada kulitnya (Obolskiy etal., 2009). Dalam satu buah terdapat 5-6daging buah. Mempunyai 1-3 biji, selaput bijitebal berair, putih serta dapat dimakan. Pohonmanggis mempunyai akar serabut. Di halamanselanjutnya dapat dilihat gambar dari tanamanbuah manggis.

Manfaat Buah ManggisKulit buah manggis mengandung

senyawa yang memiliki aktivitas farmakologisebagai antiinflamasi,antihistamin, antibakteri,antijamur, kanker, hipertensi, stroke dan terapiHIV. Beberapa senyawa utama kandungankulit buah manggis memiliki aktivitasfarmakologi merupakan golongan xanton(Nugroho, 2009). Selain itu Menurutpolytechnic full education websitecompetition (2010), kulit buah manggis jugadigunakan mengobati sariawan, disentri, nyeriurat, sembelit, bahkan juga Anti-fatigue(memberi tenaga), Anti-oxidant (membuang

Page 3: 447-896-1-SM

60

racun dari dalam badan), Anti-seborrheaic(menpercantik kulit), Anti-obesity(menguruskan badan), Anti-glaucomic (sakitmata/ glukoma).

Tikus Putih (Rattus norvegicus L.)Tikus putih jantan galur wistar dapat

memberikan hasil penelitian yang lebih stabilkarena tidak dipengaruhi oleh adanya siklusmenstruasi dan kehamilan seperti pada tikusputih betina. Tikus putih jantan jugamempunyai kecepatan metabolisme obat yanglebih cepat dan kondisi biologis tubuh danlebih stabil dibanding tikus betina (Sugiyanto,1995).

Tikus putih tidak dapat muntah karenastruktur anatomi yang tidak lazim di tempatesofagus bermuara ke dalam lubang dan tikusputih tidak mempunyai kandung empedu(Mangkoewidjojo, 1988).

EkstraksiProses ekstraksi dilakukan dengan cara

menghentikan aktivitas enzim pada jaringantumbuhan terlebih dahulu untuk mencegahterjadinya oksidasi enzim atau hidrolisis(Harborne, 1987).

Ekstraksi berupa kegiatan penarikankandungan senyawa kimia yang dapat larutsehingga terpisah dari bahan yang tidak dapatlarut dengan pelarut cair. Dengan diketahuinyasenyawa aktif yang dikandung simplisia akanmempermudah pemilihan pelarut dan caraekstraksi yang tepat (DITJEN POM, 2000).

Metode EkstraksiPembuatan ekstrak dalam penelitian

ini menggunakan metode maserasi. Maserasidapat dilakukan dengan memasukan 10 bagiansimplisia dengan derajat halus yang cocok kedalam bejana, dituangi dengan 75 bagiancairan penyari, ditutup, dibiarkan selama 5hari terlindung dari cahaya sambil seringdiaduk, serkai, peras, cuci ampas dengancairan penyari secukupnya hingga diperoleh100 bagian. Pindahkan kedalam bejanatertutup, biarkan di tempat sejuk, terlindungdari cahaya, selama 2 hari. Enap tuangkan atausaring (Farmakope,1979).

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini telah dilakukan padabulan Desember 2011 sampai dengan Februari2012 di Laboratorium Farmasi Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam(MIPA) Universitas Sam Ratulangi Manado.Penelitian ini bersifat eksperimen laboratorik.

Subjek berupa tikus putih jantan galurwistar (Rattus norvegicus L.) berjumlah 15ekor. Penentuan besar sempel mengunakanMedicines WHO (World Health Organization.Research guidelines for evaluating the safetyand efficacy of herbal medicines. Manila:WHO, 1993) yaitu minimal 5 ekor tikus perkelompok.

Alat dan Bahan PenelitianAlat-alat yang digunakan dalam

penelitian ini: kandang, sarung tangan, tempatair minum dan makan hewan, alat-alat gelas(Pyrex), rotary evaporator, ayakan, jarumsuntik berujung Nasogastric tube (NGT) no.5dan no.3, disposible syringe 3ml, jarum suntik,gunting, alat ukur gula darah (Nesco multicheck) dan advantage test (Glucose suitablefor selt-testing).

Bahan-bahan yang digunakan dalampenelitian ini: kulit buah manggis (Garciniamanggostana cortex fructus), etanol 70 %,akuades, dan kertas saring Whatmann No.1,glibenklamid gula pasir, Carboxy methylcellulosse 1 % (CMC).

Pembagian Kelompok Hewan UjiHewan uji dibagi dalam 3 kelompok.

Perlakuan untuk setiap kelompok dimulai darihari pertama sampai pada hari yang ketiga,dimana setiap ekor hewan uji diberikan larutansukrosa dalam jumlah yang disesuikan denganbobot masing-masing tikus. Pada hari keduamalam, hewan uji dari masing-masingkelompok dipuasakan selama dua belas jam,dan hari ketiga pagi diukur kadar gula darahdilanjutkan dengan penginduksian larutansukrosa, setelah tiga puluh menit pemberianlarutan sukrosa (pretest) diukur KGD masing-masing tikus, selanjutnya diberi perlakuanyang berbeda pada setiap kelompok, kelompokpertama diberi akuades, kelompok keduadiberi ekstrak kulit buah manggis 20 %, dankelompok ketiga diberi Glibenklamid 0,3030mg/ g BB yang telah dibuat suspensi dalamlarutan CMC 1 %.

Pemberian Larutan SukrosaBerdasarkan data yang diperoleh dari

penelitian sejenis untuk membuat kondisihiperglikemia pada kelinci diberi sukrosasebanyak 3 g/kg BB per oral (Efizal et al.,

Page 4: 447-896-1-SM

61

2007). Dari data tersebut dosis untuk tikusdikonversi. Takaran konversi kelinci denganberat badan 1,5 kg ke tikus dengan BB 200 gadalah 0,25.1,51 × 3 × 0,25 = 1,125 / 200Dari hasil perhitungan yang telah dilakukanlarutan sukrosa yang dibuat sebanyak 250 mldan membutuhkan 56,25 g sukrosa untukdilarutkan dalam akuades steril. Setiap ekorhewan uji akan diberikan 2,5 ml larutansukrosa selama 3 hari.

Pengambilan Sampel Kulit Buah ManggisKulit manggis segar 150 g dikeringkan

dengan cara diangin-anginkan sampai menjadisimplisia selama 7 hari dilanjutkan denganmenggunakan oven pada suhu 40 °C selama 1hari dan diperoleh berat kering 51 g.

Pemberian Ekstrak Kulit Buah ManggisEkstrak kulit manggis diberikan secara

oral pada tikus wistar. Dosis ekstrak kulit buahmanggis yang akan diberikan pada tikusmerupakan konsentrasi 20 % , maka dosisuntuk tikus, yaitu: × 15 = 3Ekstrak kulit buah manggis yang diperlukansebanyak 3 g untuk 5 ekor tikus dan dilarutkandalam 15 ml akuades steril. Masing-masinghewan uji akan diberikan 2,5 ml larutanekstrak.

Pemberian Ekstrak Kulit Buah ManggisEkstrak kulit manggis diberikan secara

oral pada tikus wistar. Pemberian ektstrak inidiberikan selama satu hari saja pada hariketiga setelah tikus dipuasakan selama 12jamdiinduksi dengan larutan sukrosa untukmenaikan KGD tikus selanjutnya di ukur KGDdan langsung diikuti dengan pemberianekstrak.

Dosis ekstrak kulit buah manggis yangdiberikan pada tikus merupakan konsentrasi 20% , maka dosis untuk tikus, yaitu:× 15 = 3

Ekstrak kulit buah manggis yangdiperlukan sebanyak 3 g untuk 5 ekor tikusdan dilarutkan dalam 15 ml akuades steril.

Masing-masing hewan uji akan diberikan 2,5ml larutan ekstrak.

Pembuatan Suspensi CMC 1%Suspensi CMC dibuat dengan

melarutkan CMC 1 g ke dalam akuades 10 ml,aduk sampai mengembang, kemudiandihaluskan sampai homogen. Setelah ituditambahkan dengan akuades sampai volumetotal larutan CMC 100 ml.

Pemberian GlibenklamidHasil konversi dari manusia dengan

berat badan 70 kg ke tikus dengan berat badan200 g sama dengan 0,018. Dosis terapiglibenklamid pada manusia sebanyak 5 mgdan rata-rata orang Indonesia beratnya 50 kg(Imono, 1986) maka dosis obat yang akandiberikan ditentukan berdasarkan berat badantikus putih 200 g, yaitu:7050 × 5 × 0,018 = 0,126 /200Glibenklamid yang dibutuhkan untuk 5 ekortikus sebanyak 0,030 mg dilarutkan dalam15ml larutan CMC 1 %. Setiap ekor hewan ujiakan diberikan 2,5 ml larutan glibenkamid.

Analisis DataData yang diperoleh dianalisis dengan

menggunakan program statistika spss ver.17.Beda nyata antar perlakuan diuji dengan oneway ANOVA, jika terdapat beda nyatadilanjutkan dengan pengujian HSD Tuckey (p< 0,05).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Percobaan efek antihiperglikemiaekstrak kulit buah manggis terhadap tikusputih jantan galur wistar yang diinduksisukrosa didapatkan hasil sebagai berikut:

Page 5: 447-896-1-SM

62

Tabel 1.Hasil pengukuran rerata kadar guladarah tikus putih sebelum percobaan(awal), setelah induksi sukrosa(pretest) dan sesudah perlakuan(posttest)

Ket: Kadar gula darah diperoleh dari 5 kali ulangandengan standar devisiasi. Angka yang diikutidengan huruf superscript yang sama dan padabaris yang sama menunjukan tidak adaperbedaan yang bermakna (p>0,05). Kontrolnegarif (akuades), kontrol positif(glibenklamid) dan kontrol perlakuan (ekstrakkulit buah manggis).

ta : Kadar gula darah awalt0 : KGD 30 Menit Setelah Induksi Sukrosat1 : KGD 1 Jam Setelah Pemberian Perlakuant2 : KGD 2 Jam Setelah Pemberian Perlakuant3 : KGD 3 Jam Setelah Pemberian Perlakuant4 : KGD 4 Jam Setelah Pemberian Perlakuan

Setelah dilakukan penginduksian denganlarutan sukrosa, pada hasil yang diperolehterlihat bahwa ada kenaikan kadar gula darahdari masing-masing tikus pada ketigakelompok kontrol. Pada Tabel 1 dapat dilihatkadar gula darah tikus yang diinduksi denganlarutan sukrosa pada masing-masing kelompokkontrol mengalami kenaikan. Kelompokperlakuan dengan kontrol akuades (K-), kadargula darah pada ta (waktu awal) 59,8 ± 4,55mg/dl naik mencapai kadar tertinggi pada jamkedua (t2) 189,4 ± 8,56 mg/dl kemudian turunhingga 126,6 ± 6,35 mg/dl pada jam keempat(t4). Kadar gula darah tikus pada kelompokkontrol dengan pemberian ekstrak kulit buahmanggis 20 % (Kp) mengalami kenaikan dari68,4 ± 3,21 mg/dl pada awal (ta) pengukuransampai tertinggi sebesar 159 ± 5,24 mg/dlpada jam pertama (t1), kemudian turun sampai88,4 ± 8,05 mg/dl pada t4. Sejalan dengan

tikus yang diberikan ekstrak, kelompok (K+)tikus yang diberikan Glibenklamid kadar guladarahnya mengalamikenaikan dari 69,2 ± 6,98 mg/dl pada awalpengukuran sampai tertinggi sebesar 150,64 ±18,77 mg/dl pada jam t1, kemudian turunhingga 88,6 ± 6,99 mg/dl pada jam t4.

Berdasarkan hasil pengukuran kadargula darah pada setiap ekor tikus dari masing-masing kelompok kontrol yang disajikan padaTabel 1, diketahui bahwa kelompok kontroldengan pemberian akuades mengalamikenaikan kadar gula darah yang sangat lebihtinggi setelah tiga puluh menit (t0)penginduksian larutan sukrosa dimana yangawalnya berada pada kisaran 114-137 mg/dlsetelah dilakukan pengukuran t1 kadar guladarah hewan uji mencapai kisaran antara 203-228 mg/dl, sedangkan untuk kelompok kontroldengan pemberian ekstrak kulit buah manggis20 % dan glibenklamid 0,030 mg/ g bb dalam15 ml larutan CMC 1 % dengan pemberianmenyesuaikan bobot masing-masing tikus,kenaikan kadar gula darah tikus mencapaikisaran antara 148-169 mg/dl untukpengukuran t1. Kenaikan kadar gula darahhewan uji pada kelompok ini ditahan denganadanya pengaruh dari pemberian ekstrak kulitbuah manggis dan glibenklamid, sehingga efekdari penurunan kadar gula darah lebih cepat.

Dari data yang diuraikan di atasdiketahui bahwa kelompok kontrol denganpemberian perlakuan dengan ekstrak kulitbuah manggis 20 % dan glibenklamidkenaikan kadar gula darah pada masing-masing tikus ini dapat ditekan mulai dari t1.

Hal ini berbeda dengan kondisi yang dialamitikus pada kelompok kontrol denganpemberian akuades. Kelompok tikus denganpemberian akuades sampai pada t2 tetapmengalami kenaikan kadar gula darah, hal inidikarenakan akuades tidak dapat menekan lajukenaikan kadar gula darah. Ekstrak kulit buahmanggis dapat menekan dan menyebabkanpenurunan kadar gula darah lebih cepat apabiladibandingkan dengan akuades. Efek serupajuga diperoleh dengan pemberianglibenklamid terhadap kelompok (K+).

Rerata hasil pengukuran kadar gulahdarah tikus pada masing-masing kelompokkontrol pada Tabel 1 kemudian dibuat dalambentuk grafik seperti gambar dibawah iniuntuk mempermudah pengamatan.

Perlakuan

ta t0 t1 t2 t3 t4

Akuades

59,8±

4,55a

127,8±

8,76a

177,8±

9,93a

189,4±

8,56a

158,6±

13,59a

126,6±

6,35a

Ekstrak68,4

±3,21b

128,8±

4,55b

159±

5,24b

120,4±

5,22b

98,4±

1,67b

88,4±

8,05b

Glibenklamid

69,2±

6,98b

117±

14,53b

150,6±

18,77b

120,4±

5,37b

100±

1,30b

88,6±

6,99b

Page 6: 447-896-1-SM

63

Grafik rerata-rata kadar gula darah hewan uji padamasing-masing kelompok

ta : Kadar gula darah awal (0)t0 : KGD 30 Menit Setelah Induksi Sukrosa(0,5)t1 : KGD 1 Jam Setelah Pemberian Perlakuan(1)t2 : KGD 2 Jam Setelah Pemberian Perlakuan(2)t3 : KGD 3 Jam Setelah Pemberian Perlakuan(3)t4 : KGD 4 Jam Setelah Pemberian Perlakuan(4)

Pada grafik di atas terlihat kenaikan kadargula darah masing-masing tikus pada ketigakelompok kontrol sudah terjadi pada tigapuluh menit setelah induksi sukrosa danmencapai puncak tertinggi pada jam pertama.Kenaikan kadar gula darah pada kelompokkontrol akuades lebih tinggi dibandingkandengan kelompok ekstrak dan glibenklamid.penurunan kadar gula darah tikus terjadisetelah pemberian perlakuan dengan ekstrakkulit buah manggis 20 % dan glibenklamid.Sebelumnya masing-masing kelompokperlakuan mengalami kenaikan kadar guladarah yang sanggat tinggi setelahpenginduksian larutan sukrosa dan mencapaikadar tertinggi pada jam pertama. Kemudiandi jam kedua, ketiga dan keempat mengalamipenurunan, dimana penurunan kadar guladarah antara tiga kelompok kontrol tersebutberbeda.

Kelompok kontrol dengan pemberianakuades (K-) mengalami penurunan kadar guladarah yang lebih lambat dibandingkan dengankontrol perlakuan dengan ekstrak kulit buahmanggis 20 % (Kp) dan kontrol denganpemberian glibenklamid (K+), bahkan sampaipada jam ke empat kadar gula darah belummencapai level normal, sedangkan penurunankadar gula darah pada kelompok perlakuanekstrak dan glibenklamid lebih cepat danmencapai level normal pada jam keempat.Tikus yang diberikan ekstrak kenaikan kadar

gula darah dapat diredam dan ekstrak memilikiefek dalam menurunkan kadar gula darah kelevel normal sama halnya dengan efek yangditimbulkan glibenklamid. Hal tersebut karenadalam ekstrak kulit buah manggismengandung senyawa-senyawa yang dapatberperan sebagai zat antihiperglikemik padatikus yang diberikan sukrosa.

Data dari pengukuran kadar gula darahpada tikus setelah induksi larutan sukrosa(pretest) dan setelah perlakuan denganakuades, ekstrak kulit buah manggis danglibenklamid (posttest) kemudian di ujidengan menggunakan uji statistik anova untukmengetahui ada tidaknya perbedaan reratalebih dari dua kelompok sampel yang tidakberhubungan (Priyanto, 2009).

Data yang diperoleh dianalisis denganstatistika menggunakan uji anova. Hasilpengujian statistika menunjukkan terdapatperbedaan yang bermakna diantara ketigakelompok kontrol. Pada masing-masing tikusputih pemberian larutan sukrosa memberikanefek kenaikan kadar gula darah. Berdasarkanfakta tersebut diketahui bahwa pemberiansukrosa 56,25 g dalam 250 ml akuades dandisesuaikan dengan bobot dari masing-masingtikus menyebabkan kondisi hiperglikemia danini tetap berlangsung selama empat jam. Rata-rata kadar gula darah tikus pada setiapkelompok perlakuan setelah pemberian larutansukrosa naik melebihi batas normal kadar guladarah tikus putih yaitu 73,34 ± 7,6 mg/dl(Chaturvedi, 2005).

Tabel 2. Hasil Pengujian Anova SetelahPemberian Larutan Sukrosa

Perlakuan Waktu (t) SignifikanAkuades ta-t0 0,000Ekstrak ta-t0 0,000

Glibenklamid ta-t0 0,000

Ket: diperoleh nilai p=0,000 atau p<0,05 adaperbedaan yang bermakna

ta : kadar gula darah awalt0 : KGD 30 Menit Setelah Induksi Sukrosa

Berdasarkan Tabel 2 yang terlihat bahwapemberian larutan sukrosa untuk semua tikuskontrol pada kelompok perlakuan denganakuades, ekstrak dan glibenklamid dapatmenyebabkan kenaikan kadar gula darah yangbermakna. Tabel 2 menunjukan setelah 30menit pemberian larutan sukrosa kadar gula

0

50

100

150

200

250

0 0.5 1 2 3 4

Gul

a da

rah

(mg/

dl)

Waktu (Jam)

Kontrol

Page 7: 447-896-1-SM

64

darah tikus pada ketiga kelompok kontrol naikdengan rata-rata 124,53 mg/d1 ini juga bisadilihat secara nyata pada Gambar grafik Hasilanalisis statistika diperoleh signifikan p=0,000atau p<0,05 yang berarti ada perbedaan yangbermakna setelah pemberian larutan sukrosa.Hasil perlakuan dikontrol dengan caramengukur kadar gula darah setiap tikus padakelompok kontol pada ta, t0, t1, t2, t3, dan t4.

Kadar gula darah tikus pada masing-masingkelompok kontrol yang diukur ternyata terusnaik, ini berarti pengaruh yang ditimbulkandari larutan sukrosa tersebut menyebabkankondisi hiperglikemia pada tikus (sakit).

Setelah pengujian anova untukmengetahui efek yang ditimbulkan padapemberian larutan sukrosa, pengujianselanjutnya dilakukan untuk mengetahui efekyang ditimbulkan dari pemberian akuades,ekstrak dan glibenklamid terhadap tikuspercobaan yang telah dibuat dalam kondisihiperglikemia. Pengaruh yang ditimbulkandari pemberian akuades sebagai kontrolperlakuan (K-) tidak menyebabkan terjadinyapenurunan kadar gula darah atau tidakmenyebabkan kembalinya kadar gula darahpada level normal (sembuh). Pada Tabel 1dapat dilihat rerata dari kadar gula darah tidakmencapai batas normal 73,34 mg/dl bahkansetelah jam keempat pemberian akuades tidakmenyebabkan tikus sembuh (hiperglikemia).Berikut pada Tabel 5 disajikan hasil daripengolahan data dengan menggunakan analisisstatistika anova untuk kelompok perlakuandengan pemberian akuades.

Tabel 3. Hasil Pengujian Anova pada kelompokkontrol akuades (K-)

Perlakuan Waktu (t) Signifikan

Akuades

ta - t0 0,000ta - t1 0,000ta - t2 0,000ta - t3 0,000ta - t4 0,000t0 - t1 0,000t0 - t2 0,000t0 - t3 0,000t0 - t4 1,000

Ket: p<0,05 ada perbedaan yang bermakna danp>0,05 tidak ada perbedaan yang bermakna.

ta : KGD awalt0 : KGD 30 Menit Setelah Induksi Sukrosat1 : KGD 1 Jam Setelah Pemberian Perlakuant2 : KGD 2 Jam Setelah Pemberian Perlakuant3 : KGD 3 Jam Setelah Pemberian Perlakuan

t4 : KGD 4 Jam Setelah Pemberian Perlakuan

Tabel di atas dapat kita lihat ta-t0, t1, t2, t3

dan t4 didapatkan hasil analisis p<0,05 yangberarti ada perbedaan yang bermakna dimanakadar gula darah masih tinggi dan pemberianakuades tidak dapat menekan kenaikan kadargula darah tikus juga tidak dapat menurunkankadar gula darah tikus ke level nomal (ta).Untuk t0 - t1 ,t2 dan t3 didapatkan hasil p=0,000atau p<0,05 yang berarti ada perbedaanbermakna dimana terjadi kenaikan kadar guladarah dan terus meningkat. Pada t0-t4

didapatkan hasil p>0,05 yang menunjukanbahwa tidak ada perbedaan yang bermaknadimana kadar gula darah setelah induksi t0 dansetelah perlakuan t4 masih tetap tinggi, iniberarti pemberian akuades tidak dapatmenurunkan kadar gula darah kembali keawal, ini juga terlihat pada ta-t4 dimana hasilsignifikan yang diperoleh p<0,05 dan berartikondisi tikus masih sakit (hiperglikemia).

Hasil analisa statistika untukkelompok kontrol dengan perlakuanpemberian ekstrak kulit buah manggis 20 %memberikan hasil seperti yang terlihat padaTabel 4 dibawah ini.

Tabel 4. Hasil Pengujian Anova pada kelompokkontrol ekstrak kulit buah manggis 20 %

Perlakuan Waktu (t) Signifikan

Ekstrak

ta – t0 0,000ta - t1 0,000ta - t2 0,000ta - t3 0,000ta - t4 0,044t0 - t1 0,000t0 - t2 0,984t0 - t3 0,000

t0 - t4 0,000Ket:P=0,000 atau p<0,05 ada perbedaan yang

bermakna pada ta terhadap t1-t4 .pada t0

terhadap t2 p>0,05 tidak ada perbedaan yangbermakna dan dan t3, t4 p<0,05 ada perbedaanyang bermakna.

ta : Kadar gula darah awalt0 : KGD 30 Menit Setelah Induksi Sukrosat1 : KGD 1 Jam Setelah Pemberian Perlakuant2 : KGD 2 Jam Setelah Pemberian Perlakuant3 : KGD 3 Jam Setelah Pemberian Perlakuant4 : KGD 4 Jam Setelah Pemberian Perlakuan

Hasil analisis statistika menunjukanbahwa pemberian ekstrak setelah satu jam (t0 -t1) diperoleh p<0,05 yang berarti ada

Page 8: 447-896-1-SM

65

perbedaan yang bermakna, dimana kadar guladarah masih tetap naik. Setelah lewat jamkedua (t0 - t2) kadar gula darah turun tetapip>0,05 ini berarti kadar gula darah masihtinggi atau tidak menyebabkan efek yangbermakna terhadap penurunan kadar guladarah, dimana t2 belum turun mencapai normalseperti pada ta. Pada jam ketiga dan keempatdidapatkan hasil p<0,05 yang berartipemberian ekstrak kulit buah manggismenunjukan ada perbedaan yang bermaknadimana kadar gula darah turun secarasignifikan. ta-t4 masih p=0,000 atau p<0,05 adaperbedaan yang bermakna (0,044<0,05) inimenunjukan terjadi penurunan kadar guladarah tapi belum sampai ke normal, diperlukanpemberian berulang atau dosis yang diberikanditambah.

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwapenurunan kadar gula darah dengan pemberianekstrak memberikan efek yang besardibandingkan dengan pemberian akuades.Efek penurunan kadar gula darah tikus padaperlakuan dengan ekstrak kulit buah manggisdimulai pada jam ke-2.

Hasil analisa pengujian anova untukpenurunan kadar gula darah tikus denganpemberian glibenklamid (K+) terhadap tikusyang dibuat dalam kondisi hiperglikemiadengan penginduksian larutan sukrosa setelah1 jam, 2 jam, 3 jam dan 4 jam menunjukkanperbedaan yang bermakna (p<0,05).

Tabel 5. Hasil Pengujian Anova pada kelompokkontrol glibenklamid (K+)

Perlakuan Waktu (t) Signifikan

Glibenklamid

ta – t0 0,000ta - t1 0,000ta - t2 0,000ta - t3 0,000ta - t4 0,059t0 - t1 0,000t0 - t2 1,000t0 - t3 0,080t0 - t4 0,000

Ket: dari ta ke t1 , t2, t3 P<0,05 ada perbedaan yangbermakna dan t4 p>0,05 tidak ada perbedaanyang bermakna. t0 ke t1 dan t4 p<0,05 adaperbedaan yang bermakna dan t2 dan t3

p>0,05 tidak ada perbedaan yang bermakna.ta : Kadar gula darah awalt0 : KGD 30 Menit Setelah Induksi Sukrosat1 : KGD 1 Jam Setelah Pemberian Perlakuant2 : KGD 2 Jam Setelah Pemberian Perlakuant3 : KGD 3 Jam Setelah Pemberian Perlakuan

t4 : KGD 4 Jam Setelah Pemberian Perlakuan

Dari tabel 5 dapat dilihat bahwapenurunan kadar gula darah pada pemberianglibenklamid memberikan efek yang besar.Signifikan yang didapat p=0,000 atau p<0,05yang berarti ada perbedaan yang bermaknapada kontrol ini. Pada waktu ta-t4 terjadipenurunan kadar gula darah mencapai levelnormal sedangkan untuk t0-t2 dan t3 didapatkanhasil p>0,05 yang berarti tidak ada perbedaanyang bermakna dimana kadar gula darah masihbelum mencapai level normal. Penurunankadar gula darah pada jam kedua tetapmenyebabkan kondisi tikus hiperglikemia(sakit) dan belum sama dengan kondisi padasaat t0. Setelah jam keempat (t0 - t4) diperolehhasil p<0,05 yang berarti ada perbedaan yangbermakna dimana terjadi penurunan kadar guladarah, penurunan kadar gula darah dimulaipada jam keempat.

Hasil analisa statistika untukmengetahui adanya persamaan pengaruh yangditimbulkan antara pemberian ekstrak kulitbuah manggis dan glibenklamid dapat dilihatpada Tabel 6 dibawah ini.

Tabel 6. Hasil pengujian anova antara pemberianekstrak dan glibenklamid

Perlakuan dan Waktu (t) SignifikanEkstrak t0-Glibenklamid

t00,770

Ekstrak t1-Glibenklamidt1

0,984

Ekstrak t2-Glibenklamidt2

1,000

Ekstrak t3-Glibenklamidt3

1,000

Ekstrak t4-Glibenklamidt4

1,000

Ket: p=0,000 hasil yang diperoleh p>0,05 tidak adaperbedaan yang bermakna

ta : Kadar gula darah awalt0 : KGD 30 Menit Setelah Induksi Sukrosat1 : KGD 1 Jam Setelah Pemberian Perlakuant2 : KGD 2 Jam Setelah Pemberian Perlakuant3 : KGD 3 Jam Setelah Pemberian Perlakuant4 : KGD 4 Jam Setelah Pemberian Perlakuan

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwahasil pengujian dengan menggunakan analisaanova memberikan hasil signifikan p>0,05yang berarti pemberian ekstrak kulit buahmanggis konsentrasi 20 % dan glibenklamidtidak menunjukan adanya perbedaan yangbermakna, dimana terdapat persamaan efek

Page 9: 447-896-1-SM

66

yang ditimbulkan dari pemberian keduaperlakuan tersebut. Ekstrak maupunglibenklamid sama-sama menyebabkanpenurunan kadar gula darah.Konsentrasi glukosa darah yang tinggi(hiperglikemia) pada penderita diabetesmellitus disebabkan oleh peningkatan produksiglukosa hati diiringi dengan penurunanpemanfaatan glukosa oleh jaringan perifer.Disamping gangguan metabolismekarbohidrat, diabetes mellitus jugamempengaruhi metabolisme protein danlemak. Asam amino terpaksa dikonversimenjadi glukosa. Ketosis merupakan salahsatu gangguan metabolisme asam lemak.Ketosis terjadi dengan meningkatnyametabolisme trigliserida yang diikuti dengankelebihan produksi keton dan kolesterol(Brody 1999).

Hasil ini menyatakan bahwa efek yangdiberikan ekstrak sama seperti yangditimbulkan glibenklamid. Penurunan kadargula darah tikus pada jam kedua denganpemberian ekstrak, dan jam keempat denganpemberian glibenklamid didapatkan hasil tidakberbeda (ekstrak memiliki potensi yang tidakberbeda dengan pemberian glibenklamid)dalam menurunkan kadar gula darah padatikus. Berdasarkan analisis statistik. diperolehsignifikansi 0,000>0,05 yang berarti adaperbedaan yang bermakna antar perlakuan.

Dari uji statistik didapatkan perbedaanbermakna antara kontrol negatif (K-), kontrolpositif (K+), dan kontrol perlakuan ekstrak(Kp). Hal ini menunjukkan bahwa obat danekstrak memiliki aktifitas dalam menurunkankadar gula darah pada tikus sedangkanakuades tidak.

Dari hasil yang diperoleh diketahuiekstrak kulit buah manggis memiliki potensiyang lebih besar dalam menurunkan kadargula darah jika dibandingkan glibenklamid.Namun bila dibandingkan dengan kelompokakuades pemberian ekstrak dan obatmenunjukkan efek yang berbeda nyata artinyakelompok yang tidak diberi perlakuan tidakmempunyai potensi untuk menurunkan kadargula darah.

Senyawa-senyawa lain dari kulit buahmanggis ini diketahui dapat berperan untukmenurunkan kadar gula darah bahkanmencegah terjadinya komplikasi, sepertivitamin C (Asam askorbat) yang dapatmenurunkan kadar sorbitol (gula yangmerusak saraf, mata, dan ginjal) dalam tubuh,

vitamin B (Niasin) untuk membantumemperbaiki sel β pankreas dalammemproduksi insulin dan vitamin B6 yangdapat mencegah diabetes mellitus neuropathy(dengan gejala kesemutan, mati rasa, rasa sakitdan otot lemah) dan membantu magnesiummasuk ke dalam sel (Junaidi, 2009).

KESIMPULAN

Berdasarkan penelitian yang telahdilakukan maka disimpulkan sebagai berikut:

1. Ekstrak kulit buah manggis (Garciniamangostana L.) memiliki efekantihiperglikemia terhadap tikus putihjantan galur wistar (Rattus norvegicusL.) yang diinduksi sukrosa.

2. Ekstrak kulit buah manggis (Garciniamangostana L.) 20 % memberikanefek tidak berbeda nyata denganglibenklamid dosis 0,030 mg dalam 15ml suspensi CMC 1 % yang diberikanpada tikus putih jantan galur wistar(Rattus norvegicus L.) yang diinduksisukrosa.

SARAN

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjutuntuk menguji efek ekstrak kulit buah manggisdengan meningkatkan konsentrasi dandilakukan pengujian toksisitas.

DAFTAR PUSTAKA

Corwin. E. J. 2009. Buku Saku PatofisiologiEdisi Revisi Ke 3. Penerbit BukuKedokteran EGC. Jakarta.

Nathan, D. M dan L. M. Delahanty. 2009.Menaklukkan Diabetes. PT. BhuanaIlmu Populer KelompokGramedia.Jakarta.

DEPKES-RI, Direktorat Jendral BinaKefarmasian dan Alat Kesehatan.2005. Pharmaceutical Care UntukPenyakit Diabetes Mellitus.DEPKES. Jakarta.

DEPKES-RI. 1979. Farmakope Indonesiaedisi ketiga. DEPKES-RI. Jakarta.

Harborne, J. B. 1984. Metode Fitokimiapenuntun cara moderen menganalisis

Page 10: 447-896-1-SM

67

tumbuhan terbitan kedua. ITB.Bandung.

Haznam, A. W. 1987. Petunjuk-PetunjukUntuk Penderita Penyakit Gula.Angkasa Offset. Bandung.

Junaidi, I. 2009. Kencing Manis. PT. BuanaIlmu Populer. Jakarta.

Katzung, B. G. 2011. Farmakologi Dasar danKlinik Edisi 10. Penerbit BukuKedokteran EGC. Jakarta.

Mycek, M. J. Richard. A. H dan Pamela. C. C.2001. Farmakologi UlasanBergambar edisi 2. Widya Medika.Jakarta.

Nugroho. A. E. 2009. Manggis (Garciniamangostana L.) : Dari Kulit BuahYang Terbuang Hingga MenjadiKandidat Suatu Obat. LaboratoriumFarmakologi dan Toksikologi,Bagian Farmakologi dan FarmasiKlinik, Fakultas Farmasi, UniversitasGadjah Mada. Jogjakarta

Ranahakusuma, A. B. 1992. Buku AjarPraktis: Metabolik EndokrinologiRongga Mulut. UniversitasIndonesia. Jakarta.

Santosa, C. H dan T. Hertiani. 2005.Kandungan Senyawa Kimia danEfek Ekstrak air daun Bangun-Bangun (Coleus amboinicus L.) padaaktivitas fagositosis netrofil tikusputih (Rattus norvegicus L.).Fakultas Kedokteran Hewan danFakultas Farmasi Universitas GadjaMada. Jogjakarta.

Team Redaksi Ova Publisher. 2010. HebatnyaObat Herbal. Ova Publisher.Yogyakarta.

Widyaningrum, L. 2008. Uji Efek PenurunanKadar Glukosa Darah Ekstrak Etanol70% Daun Seledri (Apiumgraveolens L.) Pada KelinciJantan.[SKRIPSI]. Fakultas farmasiuniversitas muhammadiyahsurakarta.

Wijaya.L. A, M. P. Segara dan F. Suprioto.2009. Pemanfaatan Limbah KulitManggis (Garcinia mangostana L.)Sebagai Pewarna Makanan AlamiKaya Antioksidan DenganMenggunakan TeknologiMikroenkapsulasi. Bidang Kegiatan:PKM-GT. UT Pertanian Bogor.