12
Sosiologi Politik A. Pengertian Sosiologi Politik Terdapat beberapa definisi tentang sosiologi yang dikemukakan oleh berbagai tokoh sosiologi. Benang merahnya adalah bahwa sosiologi pada dasarnya memusatkan perhatiannya pada masyarakat dan individu, karena menurut sosiologi, masyarakat sebagai tempat interaksi tindakan-tindakan individu di mana tindakan tersebut dapat mempengaruhi masyarakat. Sosiologi juga memahami tentang lembaga sosial dan kelompok sosial yang merupakan bagian dari masyarakat sebagai unit analisis sosiologi. Selain itu sosiologi juga mempelajari tentang tatanan sosial serta perubahan sosial. Politik berkaitan pelaksanaan kegiatan dan sistem politik untuk tercapainya tujuan bersama yang telah ditetapkan, dalam hal ini adanya penggunaan kekuasaan agar tujuan tersebut dapat terlaksana. Perlu untuk dipahami bahwa tujuan yang telah ditentukan tersebut merupakan tujuan publik dan bukannya tujuan individu. Sedangkan sosiologi politik dasarnya berhubungan dengan penggunaan kekuasaan dan wewenang dalam pelaksanaan kegiatan sistem politik, yang banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor sosial budaya.

46502496-Sosiologi-Politik

  • Upload
    toplon

  • View
    112

  • Download
    2

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: 46502496-Sosiologi-Politik

Sosiologi Politik

A. Pengertian Sosiologi Politik

Terdapat beberapa definisi tentang sosiologi yang dikemukakan oleh berbagai

tokoh sosiologi. Benang merahnya adalah bahwa sosiologi pada dasarnya

memusatkan perhatiannya pada masyarakat dan individu, karena menurut

sosiologi, masyarakat sebagai tempat interaksi tindakan-tindakan individu di mana

tindakan tersebut dapat mempengaruhi masyarakat. Sosiologi juga memahami

tentang lembaga sosial dan kelompok sosial yang merupakan bagian dari

masyarakat sebagai unit analisis sosiologi. Selain itu sosiologi juga mempelajari

tentang tatanan sosial serta perubahan sosial.

Politik berkaitan pelaksanaan kegiatan dan sistem politik untuk tercapainya tujuan

bersama yang telah ditetapkan, dalam hal ini adanya penggunaan kekuasaan agar

tujuan tersebut dapat terlaksana. Perlu untuk dipahami bahwa tujuan yang telah

ditentukan tersebut merupakan tujuan publik dan bukannya tujuan individu.

Sedangkan sosiologi politik dasarnya berhubungan dengan penggunaan kekuasaan

dan wewenang dalam pelaksanaan kegiatan sistem politik, yang banyak

dipengaruhi oleh berbagai faktor sosial budaya.

B. Sumbangan Pemikiran Teori Klasik pada Sosiologi Politik

Dari beberapa tokoh teori klasik sosiologi ada beberapa tokoh yang dianggap

banyak memberikan kontribusi dalam hal teori yang sampai sekarangpun masih

digunakan sebagai dasar berpikir dalam menjelaskan sosiologi politik. Tokoh

tersebut antara lain adalah Karl Marx, Max Weber dan Emile Durkheim.

Ketiganya dapat dianggap sebagai tokoh yang utama dalam teori klasik.

Page 2: 46502496-Sosiologi-Politik

Meskipun ketiganya tidak secara jelas menjelaskan tentang sosiologi politik tetapi

teori-teori dan konsep-konsep mereka tersebut dapat memberikan suatu

pemahaman yang mendalam tentang sosiologi politik dengan berdasarkan teori

sosiologi klasik.

Persamaan ketiga tokoh tersebut dalam menjelaskan teorinya adalah:

a. Memberikan analisis secara makro

b. Penjelasan bersifat komparasi sejarah

c. Mengemukakan adanya perubahan sosial

d. Teorinya dapat diterapkan di semua tipe masyarakat

Setiap tokoh mempunyai pendekatan dan konsep yang berbeda dalam memberikan

kontribusi dalam sosiologi politik. Marx dengan pendekatan materialisme historis

dengan konsep tentang kelas, eksploitasi, alinasi, negara serta ideologi. Pendekatan

Weber adalah analisis tipe ideal dan sosiologi intepretatif, dengan konsep

rasionalisasi, otoritas, kelompok status serta partai politik. Sedangkan pendekatan

Durkheim adalah fungsionalisme sosiologis melalui konsepnya solidaritas sosial,

anomie dan kesadaran kolektif. Konsep kekerabatan, agama, ekonomi, stratifikasi

dan sistem nilai dan kepercayaan bersama merupakan faktor-faktor sosial budaya

yang banyak memberikan pengaruh pada pelaksanaan sistem politik, di mana

masing-masing tokoh akan mengemukakan hipotesisnya dalam pelaksanaan

kegiatan politik.

Faktor-faktor Berpengaruh Terhadap Sikap Perilaku Politik Individu

Keluarga

Dari urain di atas nampak bahwa peranan kehidupan keluarga dalam mendorong

partisipasi politik seseorang cukup signifikan. Setidaknya dalam keluarga yang

memiliki minat politik yang tinggi, cenderung homogen dalam pilihan politik,

ditambah dengan tingkat kohesi keluarganya yang cukup tinggi, kecenderungan

Page 3: 46502496-Sosiologi-Politik

seorang anak untuk berpartisipasi dalam politik sebagaimana kehidupan politik

keluargannya relatif tinggi.

Aspek-aspek kehidupan keluarga yang secara langsung maupun tidak langsung

dapat mempengaruhi partisipasi politik seorang anak, diantaranya karena:

a. Tingkat daya tarik keluarga bagi seorang anak

b. Tingkat kesamaan pilihan (preferensi) politik orang tua

c. Tingkat keutuhan (cohesiveness) keluarga

d. Tingkat minat orang tua terhadap politik

e. Proses sosialisasi politik keluarga

Agama dan Ekonomi

Selain keluarga faktor yang mempengaruhi perilaku politik individu adalah agama

yang dianutnya. Dalam kenyataan pendidikan anak dalam keluarga antara lain

mengajarkan tentang otoritas, yaitu otoritas orang tua. Otoritas ini merupakan

perpaduan antara otoritas politik dan agama. Sementara organisasi keagamaan di

luar rumah pada kenyataannya juga mensosialisasikan ajaran yang mengandung

pendidikan politik. Dengan demikian agama yang memuat nilai-nilai dan ajaran-

ajaran juga dapat mendorong individu untuk berpartisipasi dalam kegiatan politik.

Selain itu secara ekonomi melalui partisipasi dalam serikat-serikat pekerja juga

dapat mendorong individu untuk ikut serta dalam kegiatan politik. Organisasi

pekerja merupakan ajang kampanye dan mobilisasi massa untuk dapat ikut

berpolitik.

Stratifikasi serta Sistem Nilai dan Kepercayaan

Page 4: 46502496-Sosiologi-Politik

Perbedaan kelas sosial dalam suatu masyarakat akan berpengaruh pada perbedaan

keyakinan dan pola perilaku individu di berbagai bidang kehidupan, termasuk

kehidupan politik. Perbedaan kelas akan tercermin pada praktik sosialisasi,

aktivitas budaya, dan pengalaman sosialnya. Tingkat partisipasi individu dalam

voting dilukiskan dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, pendapatan, ras, jenis

kelamin, umur, tempat tinggal, situasi, dan status individu tersebut.

Perilaku politik individu juga dipengaruhi oleh sistem nilai dan kepercayaan yang

dianut oleh masyarakat dimana individu tersebut tinggal. Pada masyarakat

Indonesia dijumpai sistem nilai dalam bermusyawarah. Sementara itu di Amerika

Serikat sistem sekolah dianggap sebagai agen sosialisasi politik.

Pengertian Sosialisasi Politik

Terdapat berbagai macam definisi untuk mengartikan pengertian sosialisasi politik.

Secara singkat dapat dikatakan bahwa sosialisasi politik adalah proses internalisasi

nilai, pengenalan dan pemahaman, pemeliharaan dan penciptaan, serta proses

eksternalisasi nilai-nilai dan pedoman politik dari individu/kelompok ke

individu/kelompok yang lain. Sosialisasi politik ini dapat dilakukan secara langsung

dan tidak langsung.

Agen-agen Sosialisasi Politik

Dalam suatu proses sosialisasi nilai dan perilaku politik diperlukan agen-agen

sosialisasi yang merupakan pihak yang melakukan transfer nilai. Agen pertama

adalah keluarga dimana individu menerima warisan nilai-nilai pada tahap awal

dalam hidupnya. Sosialisasi ini dapat terjadi secara represi atau partisipatoris.

Sekolah juga merupakan agen sosialisasi politik sebab sekolah menjalankan fungsi

transformasi ilmu pengetahuan, nilai dan sikap yang di dalamnya juga termasuk

ilmu, nilai, dan sikap politik. Sosialisasi politik juga dapat melalui teman sebaya

(peer group) yang sifatnya informal. Agen sosialisasi terakhir adalah media, dimana

berita yang dilihat atau dibaca setiap hari merupakan sosialisasi yang efektif.

Page 5: 46502496-Sosiologi-Politik

Pengertian Partisipasi Politik

Bertitik tolak dari beberapa definisi di atas, maka partisipasi politik secara umum

bisa dikatakan merupakan kegiatan seseorang atau sekelompok orang untuk ikut

serta secara aktif dalam kehidupan politik, dengan jalan memilih pemimpin negara

dan secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi kebijakannya.

Di sisi lain, partisipasi politik pun diarahkan untuk memperkuat sistem politik yang

ada. Dalam tataran ini partisipasi politik dipandang sebagai bentuk legitimasi dari

sistem politik yang bersangkutan. Atau dengan kata lain partisipasi politik menjadi

salah satu indikator signifikan atas dukungan rakyat baik terhadap pemimpinnya,

kebijakan-kebijakan yang diambil oleh pemimpinnya maupun bagi sistem politik

yang diterapkannya.

Bentuk dan Model Partisipasi Politik

Partisipasi pada dasarnya merupakan kegiatan warga negara dalam rangka ikut

serta menentukan berbagai macam kepentingan hidupnya dalam ruang lingkup

dan konteks masyarakat atau negara itu sendiri. Karena itu partisipasi itu sendiri

bisa beragam bentuk kegiatannya. Bagaimana pun, ekspresi orang dalam

mengemukakan atau dalam merespon berbagai macam permasalahan dan

kepentingan politiknya, satu sama lain akan berbeda-beda. Uraian di atas

memperlihatkan bahwa partisipasi politik sebagai suatu bentuk kegiatan atau

aktivitas dapat dilihat dari beberapa sisi. Ia bisa dilihat sebagai bentuk kegiatan

yang secara sadar maupun tidak sadar atau dimobilisasi. Ia bisa dilakukan secara

bersama-sama ataupun sendiri. Kemudian dapat pula dilakukan langsung ataupun

tidak langsung, melembaga ataupun tidak melembaga sifatnya, dan seterusnya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya partisipasi politik seseorang

adalah berdasarkan tinggi rendahnya dan kombinasi kedua faktor tersebut

menghasilkan model partisipasi politik.

Page 6: 46502496-Sosiologi-Politik

Sumber Buku Sosiologi Politik Karya Arie Soesilo

SOSIOLOGI POLITIK

A. Sosiologi

Kata sosiologi berasal dari bahasa Latin, yaitu Socius dan Logos. Socius berarti kawan,

teman. Logos berarti ilmu pengetahuan. Jadi, sosiologi adalah ilmu pengetahuan tentang

masyarakat. Sedangkan masyarakat itu sendiri adalah sekelompok individu yang

mempunyai hubungan, memiliki kepentingan bersama, dan memiliki budaya.

Sosiologi mempelajari masyarakat, perilaku masyarakat, dan perilaku sosial manusia

dengan mengamati perilaku kelompok yang dibangunnya. Kelompok tersebut mencakup

keluarga, suku bangsa, negara dan berbagai organisasi politik, ekonomi, dan sosial.

Berikut ini adalah pengertian sosiologi menurut beberapa ahli

(http://id.wikipedia.org/wiki /Sosiologi):

• Pitirim Sorokin

Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan dan pengaruh timbal balik antara

aneka macam gejala sosial (misalnya gejala ekonomi, gejala keluarga, dan gejala moral),

sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan dan pengaruh timbal balik antara

gejala sosial dengan gejala non-sosial, dan yang terakhir, sosiologi adalah ilmu yang

mempelajari ciri-ciri umum semua jenis gejala-gejala sosial lain.

• Max Weber

Sosiologi adalah ilmu yang berupaya memahami tindakan-tindakan sosial.

• Selo Sumardjan dan Soelaeman Soemardi

Sosiologi adalah ilmu kemasyarakatan yang mempelajari struktur sosial dan proses-

proses sosial termasuk perubahan sosial.

Menurut pengertian dari berbagai tokoh, dapat disimpulkan bahwa sosiologi adalah ilmu

yang membicarakan apa yang sedang terjadi saat ini, khususnya pola hubungan

masyarakat serta timbal balik antara gejala-gejala sosial dengan gejala nonsosial.

B. Politik

Politik adalah suatu proses pembentukan dan pembagian kekuasaan dalam masyarakat

yang berwujud proses pembuatan keputusan, khususnya negara. Menurut Aristoteles,

politik adalah usaha yang ditempuh warga negara untuk mewujudkan kebaikan bersama.

Page 7: 46502496-Sosiologi-Politik

Selain itu, politik juga dapat dilihat dari sudut pandang yang berbeda, antara lain:

• Politik adalah hal yang berkaitan dengan penyelenggaraan pemerintahan dan Negara.

• Politik merupakan kegiatan yang diarahkan untuk mendapatkan dan mempertahankan

kekuasaan di masyarakat.

• Politik adalah segala sesuatu tentang proses perumusan dan pelaksanaan kebijakan

politik.

C. Sosiologi Politik

Sosiologi politik mempunyai beberapa pengertian yang dilihat dari sudut berbeda

beberapa ahli. Berikut ini adalah beberapa pengertian sosiologi politik:

Sosiologi politik adalah cabang ilmu sosiologi yang memperhatikan sebab dan akibat

sosial dari distribusi kekuatan di dalam masyarakat, dan dengan konflik-konflik sosial

dan politik yang berakibat pada perubahan terhadap alokasi kekuatan tersebut. Fokus

utama dari sosiologi politik adalah deskripsi, analisis, dan penjelasan tentang suatu

negara, suatu lembaga yang mengklaim monopoli terhadap legitimasi pengunaan

kekuatan terhadap suatu wilayah di masyarakat. Sementara ilmu politik terutama

berurusan dengan mesin pemerintahan, mekanisme administrasi publik, dan bidang

politik formal pada pemilihan umum, opini publik, dan perilaku politik. Analisis

sosiologi terhadap gejala politik lebih menitikberatkan pada hubungan antara politik,

struktur sosial, ideology, dan budaya (Gordon Marshall, 1998).

Sosiologi politik adalah upaya untuk memahami dan campur tangan ke dalam hubungan

yang selalu berubah antara sosial dan politik. Intinya, ketidakmungkinan dalam sosiologi

politik membuat sosiologi politik itu penting.

Keberaadaan suatu kata tidak mengindikasikan keberadaan suatu konsep. Demikian juga,

ketiadaan suatu kata tidak mengindikasikan ketiadaan suatu konsep. Karenanya kata

“social” mungkin ada tanpa konsep dan sebaliknya. Ini diterapkan ke semua hubungan

konsep kata bahwa seseorang yang melakukan sosiologi politik akan menggunakan kata

ras, gender, kelas, bangsa, orang, kekuasaan, negara, tekanan, kekerasan, kekuatan,

hukum, dan lain-lain.

Hubungan ketergantungan antara kata dan konsep memunculkan masalah definisi. “hanya

yang tidak memiliki sejarah yang dapat diuraikan.” Karenanya konsep inti dari sosiologi

Page 8: 46502496-Sosiologi-Politik

politik tidak dapat diuraikan (http://www.theoria.ca/theoria mengutip Genealogy of

Morality, II, 13)

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sosiologi politik adalah ilmu tentang

kekuasaan, pemerintahan, otoritas, komando di dalam semua masyarakat manusia, tidak

hanya di dalam masyarakat nasional. Pengertian tersebut pada dasarnya membedakan

antara pemerintah dengan yang diperintah. Di dalam suatu kelompok manusia terdapat

orang yang memerintah dan orang yang mematuhinya, terdapat mereka yang membuat

keputusan dan orang-orang yang menaati keputusan tersebut. Dapat dikatakan bahwa

ilmu ini adalah gabungan antara ilmu sosial dan politik yang berfokus pada hubungan

antara masyarakat dan pemerintah, dimana pemerintah lebih berperan untuk mengatur

masyarakat melalui lembaga kepemerintahannya.