14
Pengaruh Pemberian Jus Biji Pepaya (Carica papaya Linn) terhadap Penurunan Kadar Low Density Lipoproteins (LDL) Plasma Tikus Sprague Dawly Muti’ah Nuraini 1 , Salmah Orbayinah 2 1 Mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta 1 Bagian Biokimia Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Abstrak Biji pepaya (Carica papaya Linn) diketahui memiliki efek hipolipidemik dan kardioprotektif. Biji pepaya (Carica papaya Linn) mengandung flavonoid dan saponin. Flavonoid dapat menghambat oksidasi LDL. Sedangkan saponin diketahui dapat menurunkan aktivitas kolesterol serum. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian jus biji pepaya terhadap penurunan kadar LDL plasma tikus yang dibuat hiperlipidemia . Metode penelitian ini adalah pretest-posttest control group design. Sampel terdiri dari 25 ekor tikus Sprague Dawly jantan berumur 2 bulan, berat rata-rata 184,36±3,9 gram, dibagi menjadi 5 kelompok. Kelompok kontrol positif diberikan Lotyn (Lovastatin) 0.36 mg/200grBB/hari, kelompok kontrol negatif diberi aquades, kelompok kadar I diberi jus biji pepaya 100 mg/kgBB/hari, kelompok kadar II diberi jus biji pepaya 200 mg/kgBB/hari, dan kelompok kadar III diberi jus biji pepaya 400 mg/kgBB/hari selama 14 hari. Kadar LDL obyek diukur dengan menggunakan reagen KIT LDL dengan metode LDL-Cholesterol with The CHOD-PA. Data penelitian ini dianalisis dengan uji Paired T-Test dilanjutkan dengan One Ways Annova. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Low Density Lipoprotein (LDL) dapat turun secara signifikan (p<0,05) pada perlakuan dengan pemberian jus biji pepaya. Penurunan kadar LDL dengan pemberian jus biji pepaya kadar 400mg/kgBB/hari tidak berbeda signifikan (p>0,05) dengan pemberian Lovastatin. Disimpulkan bahwa pemberian jus biji pepaya secara signifikan dapat menurunkan kadar LDL plasma pada tikus hiperlipidemia. Kata kunci : LDL, Jus Biji Pepaya, Saponin, Flavonoid

4685-6396-1-PB

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: 4685-6396-1-PB

Pengaruh Pemberian Jus Biji Pepaya (Carica papaya Linn)

terhadap Penurunan Kadar Low Density Lipoproteins (LDL)

Plasma Tikus Sprague Dawly

Muti’ah Nuraini1, Salmah Orbayinah

2

1 Mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

1 Bagian Biokimia Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah

Yogyakarta

Abstrak

Biji pepaya (Carica papaya Linn) diketahui memiliki efek hipolipidemik

dan kardioprotektif. Biji pepaya (Carica papaya Linn) mengandung flavonoid dan

saponin. Flavonoid dapat menghambat oksidasi LDL. Sedangkan saponin

diketahui dapat menurunkan aktivitas kolesterol serum. Penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui pengaruh pemberian jus biji pepaya terhadap penurunan kadar

LDL plasma tikus yang dibuat hiperlipidemia .

Metode penelitian ini adalah pretest-posttest control group design.

Sampel terdiri dari 25 ekor tikus Sprague Dawly jantan berumur 2 bulan, berat

rata-rata 184,36±3,9 gram, dibagi menjadi 5 kelompok. Kelompok kontrol positif

diberikan Lotyn (Lovastatin) 0.36 mg/200grBB/hari, kelompok kontrol negatif

diberi aquades, kelompok kadar I diberi jus biji pepaya 100 mg/kgBB/hari,

kelompok kadar II diberi jus biji pepaya 200 mg/kgBB/hari, dan kelompok kadar

III diberi jus biji pepaya 400 mg/kgBB/hari selama 14 hari. Kadar LDL obyek

diukur dengan menggunakan reagen KIT LDL dengan metode LDL-Cholesterol

with The CHOD-PA. Data penelitian ini dianalisis dengan uji Paired T-Test

dilanjutkan dengan One Ways Annova.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Low Density Lipoprotein (LDL)

dapat turun secara signifikan (p<0,05) pada perlakuan dengan pemberian jus biji

pepaya. Penurunan kadar LDL dengan pemberian jus biji pepaya kadar

400mg/kgBB/hari tidak berbeda signifikan (p>0,05) dengan pemberian

Lovastatin. Disimpulkan bahwa pemberian jus biji pepaya secara signifikan dapat

menurunkan kadar LDL plasma pada tikus hiperlipidemia.

Kata kunci : LDL, Jus Biji Pepaya, Saponin, Flavonoid

Page 2: 4685-6396-1-PB

The effect admnistration of Papaya Seed (Carica papaya Linn) Juice

to Decrease Low Density Lipoprotein (LDL) Plasma Levels of

Sprague Dawly Rat

Abstract

Papaya (Carica papaya Linn) seeds is known to have hypolipidemic and

cardioprotective effects. Seeds of papaya (Carica papaya Linn) contains

flavonoids and saponins. Flavonoids inhibit oxidation of LDL. Saponin is known

to reduce serum cholesterol. The purpose of this study is to find out the effect

admnistration of Papaya Seed (Carica papaya Linn) Juice to decrease Low

Density Lipoprotein level on hyperlipidemic rats.

The method of this study is pretest-posttest control group design. Twenty

five Sprague Dawly rats, male, 2 months age, ± 184,36±3,9 grams weight,

divided into 5 groups. Negative control group given aquades, group I given 100

mg / kgBW/ day of papaya seeds juice, group II given 200 mg/kgBW/day papaya

seed juice, and group III given 400 mg / kgBW /day papaya seed juice for 14 days.

LDL level measured by LDL KIT reagent with LDL-Cholesterol with The CHOD-

PA methods. Paired T-Test and One Ways Annova were used to analyzed this

study.

The result show that LDL can significantly (p<0,05) decrease after

administration of Carica papaya seeds juice. The decrease of LDL plasma with

400mg/kgBW/days of Carica papaya seeds juice not significantly different

(p>0,05) with given Lovastatin. This study showed that administration of Carica

papaya seeds juice a significantly could be used to decrease LDL plasma level of

hyperlipidemic Sprague Dawly Rat.

Keyword: LDL, Papaya Seeds Juice, Flavonoid, Saponin

Page 3: 4685-6396-1-PB

Latar Belakang

Dislipidemia merupakan

kelainan metabolisme lipid yang

ditandai dengan peningkatan maupun

penurunan fraksi lipid dalam plasma.

Kelainan fraksi lipid yang paling

utama adalah kenaikan kadar

kolesterol total, Low Density

Lipoproteins (LDL), trigliserida serta

penurunan kadar High Density

Lipoproteins (HDL). Dalam

aterogenesis, semuanya memiliki

peran penting dan sangat berkaitan

sehingga tidak mungkin dibicarakan

sendiri-sendiri. Oleh karena itu

ketiganya sering disebut Triad Lipid

1.

Diet lemak tinggi

menyebabkan peningkatan kadar

LDL. Studi pada hewan dan manusia

menunjukkan bahwa kondisi

hiperkolesterolemia akan

menimbulkan aktivasi fokal pada

endotel. LDL dapat menginfiltrasi

dinding pembuluh darah masuk ke

tunika intima dan mengalami

oksidasi dalam ruang subendotel.

LDL yang teretensi dan

menginfiltrasi dinding pembuluh

darah ini akan menginisiasi respons

inflamasi. LDL yang teroksidasi

tersebut telah diketahui berhubungan

dengan timbulnya aterosklerosis

dengan berbagai cara seperti

stimulasi adhesi monosit serta

mengubah ekspresi sitokin dan

growth factor pada dinding

pembuluh darah 2.

Pembentukan plak

aterosklerosis merupakan dasar

patofisiologi dari penyakit jantung

koroner. Aterosklerosis adalah suatu

proses yang mendasari penyempitan

pembuluh darah setempat oleh plak

aterosklerosis3. Dislipidemia

merupakan faktor risiko utama

terjadinya aterosklerosis dan

sebagian besar bukti secara spesifik

menunjukkan hiperkolesterolemia.

Komponen utama yang

menyebabkan peningkatan risiko

PJK adalah kolesterol lipoprotein

densitas-rendah (LDL). Sebaliknya

peningkatan kadar lipoprotein

densitas tinggi (HDL) menurunkan

risiko PJK 4.

Penyakit jantung koroner

(PJK) merupakan pembunuh nomor

satu di banyak negara maju, bahkan

di negara berkembang, seperti

Indonesia, angka kejadian penyakit

jantung koroner selama 5 tahun

Page 4: 4685-6396-1-PB

terakhir menduduki peringkat

pertama sebagai pembunuh nomor

satu dan ke depan akan makin

meningkat dengan adanya pola

makan serba lemak dan instan serta

kemudahan yang membuat manusia

makin malas beraktifitas fisik 5.

Hasil penelitian di

masyarakat saat ini menunjukkan

adanya kecenderungan prevalensi

yang meningkat. Berdasarkan

laporan WHO tahun 2002, diketahui

sebanyak 4,4 juta kematian akibat

hiperkolesterol 5. Pada orang dewasa,

tingkat kolesterol total 240 mg/dL

atau lebih tinggi dianggap beresiko

tinggi, sedangkan tingkat kolesterol

total 200 - 239 mg/dL dianggap batas

resiko tinggi. Prevalensi orang

Amerika yang berusia 20 tahun atau

lebih yang mempunyai kadar

kolesterol total ≥ 200 mg/dL adalah

51,1 % pada pria dan 49 % pada

wanita. Sedangkan untuk kadar

kolesterol ≥ 240 mg/dL adalah 16,8

% pada pria, 14,3 % pada wanita.

Apabila dipakai batas kadar LDL

kolesterol ≥ 130 mg/dL terdapat 42,7

% pada pria dan 32,4 % pada wanita.

Apabila dipakai batas kadar HDL

kolesterol ≤ 40 mg/dL terdapat 29,3

% pada pria dan 11,7 % pada wanita

6.

Penggunaan bahan alam

sebagai obat cenderung mengalami

peningkatan dengan adanya isu back

to nature dan krisis berkepanjangan

yang mengakibatkan turunnya daya

beli masyarakat terhadap obat-obat

modern yang relatif lebih mahal

harganya 7. Oleh karena itu, peneliti

mencoba memanfaatkan biji pepaya

(Carica papaya L.) sebagai obat

untuk penurun kadar LDL. Dari hasil

penelitian Adeyene dan Olagunju

didapatkan bahwa pemberian ekstrak

biji C. papaya dapat menurunkan

kadar LDL 8. Hal ini didukung oleh

hasil analisis fitokimia ekstrak biji

C.papaya yang menunjukkan adanya

alkaloid, flavonoid, tanin, saponin,

anthraquinones, dan

anthocyanosides. Secara khusus

saponin digunakan untuk

menurunkan aktifitas kolesterol

serum seperti aksi resin, yaitu dengan

mengurangi sirkulasi enterohepatik

asam empedu. Biji pepaya

mempunyai efek hipolipidemia dan

anti oksidan dalam darah. Dalam

proses ini terjadi konversi kolesterol

total menjadi asam empedu di dalam

Page 5: 4685-6396-1-PB

hati yang menyebabkan terjadinya

hipokolesterolemia. Adeyene dan

Olagunju menyatakan bahwa

flavonoid, alkaloid dan tanin

mempunya efek hypolipidemik 8.

Peneliti ingin mengetahui pengaruh

pengaruh pemberian jus biji pepaya

C. papaya terhadap penurunan kadar

Low Density Lipoproteins (LDL)

plasma tikus Sprague Dawly.

Bahan dan Cara

Jenis penelitian ini adalah

eksperimental murni laboratorium

dengan rancangan penelitian pretest-

posttest control group design.

Penelitian ini dilaksanakan selama 1

bulan di Laboratorium Biokimia

Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan Universitas

Muhammadiyah Yogyakarta dan

Laboratorium Penelitian Pusat Antar

Universitas (PAU) Universitas

Gadjah Mada.

Obyek Penelitian ini adalah

tikus putih Strain Sprague Dawly

(SD), jantan, berumur ± 2 bulan

dengan berat badan antara 150 - 200

gram. Penelitian ini terdiri atas 5

kelompok yang masing-masing

terdiri dari 5 ekor tikus, yaitu

kelompok kontrol positif, kelompok

kontrol negatif, kelompok kadar I,

kelompok kadar II dan kelompok

kadar III.

Pengambilan darah ke-1

dilakukan 1 hari sebelum adaptasi

pada 10 obyek masing-masing 2

obyek tiap kelompok. Kemudian

seluruh hewan uji diinduksi dengan

minyak babi 2 ml/hari selama 7 hari

sehingga mengalami hiperlipidemia.

Pada hari ke-8 dilakukan

pengambilan darah yang ke-2 untuk

memastikan tikus sudah

hiperlipidemia atau belum.

Kemudian masing- masing kelompok

mendapat perlakuan selama 14 hari

dengan Lovastatin 0.36 mg/200 g

BB/hari untuk kelompok kontrol

positif, tanpa perlakuan untuk

kelompok kontrol negatif, jus biji

pepaya 100 mg/kgBB/hari untuk

kelompok kadar I, jus biji pepaya

200 mg/kgBB/hari untuk kelompok

Kadar II dan jus biji pepaya 400

mg/kgBB/hari untuk kelompok kadar

III. Pada hari ke-24 setelah 14 hari

perlakuan dengan pemberian jus biji

pepaya dilakukan pengambilan darah

yang ke-3.

Page 6: 4685-6396-1-PB

Pembuatan jus biji pepaya

dilakukan dengan cara menghaluskan

biji pepaya segar dengan blender

kemudian di timbang sesuai dengan

kadar yang diinginkan. Setelah itu,

ditambahkan air hingga mencapai

volume 1 ml, kemudian di

homogenisasikan menggunakan

homogenizer dengan kecepatan 6612

rpm selama 2 menit lalu disaring.

Alat yang diperlukan dalam

penelitian ini antara lain : 25 buah

kandang tikus, alas dan tutup

kandang, tempat minum dan tempat

pakan tikus, sonde, sarung tangan,

timbangan analitik, mikrohematokrit,

rak tabung reaksi, tabung reaksi, 25

buah ependrof, centrifuge,

spektofotometer, label, pencatat

waktu, vortex, pipet, blender,

homogenizer, dan filter. Bahan yang

digunakan dalam penelitian ini antara

lain : jus biji pepaya berbagai dosis,

pakan BR 2, minyak babi, air

minum tikus (air putih), reagen KIT

LDL dan aquades.

Pengambilan sampel darah

tikus dilakukan dengan memasukkan

mikrohematokrit ke bagian medial

dari mata (sinus orbitalis) tikus.

Darah yang keluar ditampung dalam

ependorf. Darah diambil serumnya.

Pengambilan serum dilakukan

dengan cara darah disentrifugasi

pada kecepatan 4000 rpm selama 15

menit kemudian cairan bening bagian

atas (serum) diambil dan

dipindahkan ke dalam tabung baru.

Serum tersebut diperiksa kadar LDL

menggunakan metode LDL-

Cholesterol with The CHOD-PAP.

Hasil Penelitian

Hasil rerata kadar LDL

sebelum pemberian minyak babi

pada kelompok kontrol positif,

kelompok kontrol negatif, kelompok

kadar I, kelompok kadar II dan

kelompok kadar III ditunjukkan pada

tabel 1 berikut ini :

Page 7: 4685-6396-1-PB

Tabel 1. Hasil rerata kadar LDL kelompok kontrol positif, kelompok kontrol

negatif, kelompok kadar I, kelompok kadar II dan kelompok kadar III

sebelum pemberian minyak babi.

Kelompok Kadar LDL (mg/dL)

Pengambilan 1

Kontrol + 21,1100 ± 2,9

Kontrol - 19,0350 ± 0,9

Kadar I 21,1050 ± 0,9

Kadar II 21,4550 ± 3,9

Kadar III 19,7250 ± 2,9

Rata-rata 20,4860 ± 1,39

Tabel 2. Hasil rerata kadar LDL kelompok kontrol positif, kelompok kontrol

negatif, kelompok kadar I, kelompok kadar II dan kelompok kadar III pada

sebelum dan sesudah pemberian jus biji pepaya.

Kelompok

Kadar LDL (mg/dL)

Selisih % Sebelum diberi jus

biji pepaya

(Pengambilan 2)

Sesudah diberi

jus biji pepaya

(Pengambilan 3)

Kontrol + 59,2320 ± 3,8 23,6120 ± 2,1 35,62 60%

Kontrol - 59,0960 ± 5,1 64,0260 ± 2,6 - 4,93 -8%

Kadar I 58,9540 ± 3,3 45,2760 ± 2,6 13,67 23%

Kadar II 60,3480 ± 3,2 36,1120 ± 3,1 24,23 40%

Kadar III 59,2340 ± 4,7 26,3880 ± 2,1 32,84 55%

Uji normalitas terhadap data

pengambilan darah ke-1, ke-2 dan

ke-3 dengan uji Shapiro-Wilk

diperoleh hasil bahwa data

berdistribusi normal (p>0,05). Dari

hasil pengukuran didapatkan rata-

rata kadar LDL sebelum diberi

minyak babi sebanyak 20,48 ± 1,39

mg/dL.

Page 8: 4685-6396-1-PB

Gambar 1. Diagram Batang Perubahan Kadar LDL

Hasil Paired T-test, diperoleh

nilai signifikansi sebesar 0,000

(p<0,05), hal ini menunjukkan

adanya peningkatan yang signifikan

antara kadar LDL sebelum dan

sesudah pemberian minyak babi.

Pada gambar 1 terlihat bahwa

pengukuran kadar LDL kelompok

kontrol negatif yang dilakukan

setelah 14 hari perlakuan dengan jus

biji pepaya, menunjukkan kenaikan

kadar rata-rata LDL dari 59,0960 ±

5,1 mg/dL menjadi 64,0260 ± 2,6

mg/dL. Terdapat kenaikan sebesar

8%. Hasil Paired T-test

menunjukkan nilai signifikansi 0,038

(p<0,05), hal ini menunjukkan

adanya peningkatan kadar LDL

sebelum dan sesudah pemberian

aquades. Nilai signifikansi sesudah

perlakuan pada Post Hoc Test

Annova antara kelompok kontrol

negatif dengan kelompok kontrol

positif maupun kelompok uji adalah

0,000 (p<0,05), ini berarti terdapat

perbedaan yang nyata antara

kelompok kontrol negatif dengan

kelompok lain, hal ini disebabkan

kontrol negatif tidak memperoleh

perlakuan apapun dibanding kontrol

positif dan uji. Hal ini

mengakibarkan kadar LDL kontrol

negatif meningkat.

Pada gambar 1 pada

kelompok kontrol positif didapatkan

penurunan kadar rata-rata LDL dari

0

10

20

30

40

50

60

70

Kontrol + Kontrol - Kadar I Kadar II Kadar III

Pengambilan I

Pengambilan II

Pengambilan III

Page 9: 4685-6396-1-PB

59,2320 ± 3,8 mg/dL menjadi

23,6120 ± 2,1mg/dL. Terdapat

penurunan sebesar 60%. Berdasarkan

uji statistik Paired T-test yang telah

dilakukan didapatkan nilai p = 0,00

(p<0,05). Hal ini menunjukkan

bahwa ada penurunan yang

signifikan antara sebelum dan

sesudah pemberian Lotyn

(Lovastatin). Nilai signifikansi

sesudah perlakuan pada Post Hoc

Test Annova antara kelompok kontrol

positif dengan kelompok kontrol

negatif adalah 0,000 (p<0,05), ini

berarti perbedaan antara kelompok

tersebut sesudah perlakuan benar-

benar signifikan dan terdapat

penurunan kadar LDL pada

kelompok kontrol positif yang diberi

Lovastatin.

Pada kelompok kadar I,

kelompok kadar II dan kelompok

kadar III didapatkan penurunan kadar

rata-rata LDL masing-masing dari

58,9540 ± 3,3 mg/dl menjadi

45,2760 ± 2,6 mg/dL; 60,3480 ± 3,2

mg/dL menjadi 36,1120 ± 3,1 mg/dl;

59,2340 ± 4,7 mg/dL menjadi

26,3880 ± 2,1mg/dL. Penurunan

kadar LDL kelompok kadar I sebesar

23 %, sedangkan penurunan kadar

LDL kelompok kadar II sebesar 40

% dan kelompok kadar III sebesar

55%.

Berdasarkan uji statistik

Paired T-test yang telah dilakukan

didapatkan nilai p=0,000 untuk

kelompok kadar I; p=0,000 untuk

kelompok kadar II; p=0,000 untuk

kelompok kadar III. Hal ini

menunjukkan bahwa terdapat

peningkatan rerata kadar LDL yang

bermakna sebelum dan sesudah

pemberian jus biji pepaya pada

berbagai kadar.

Hasil pengukuran kadar LDL

yang dianalisis menggunakan uji One

Way ANOVA menunjukkan hasil

p<0,05 yang berarti terdapat

perbedaan selisih kadar LDL yang

bermakna pada lima kelompok.

Hasil analisis Post Hock

menunjukkan kelompok kontrol

negatif dengan kelompok kontrol

positif p=0,000; kelompok kontrol

negatif dengan kelompok kadar I

p=0,000; kelompok kontrol negatif

dengan kelompok kadar II p=0,000;

kelompok kontrol negatif dengan

kelompok kadar III p=0,000;

kelompok kontrol positif dengan

kelompok kadar I p=0,000;

Page 10: 4685-6396-1-PB

kelompok kontrol positif dengan

kelompok kadar II p=0,00; kelompok

kontrol positif dengan kelompok

kadar III p=0,572. Berdasarkan hasil

tersebut di atas menunjukkan bahwa

perbedaan selisih kadar LDL berbeda

secara bermakna antar kelompok,

kecuali antar kelompok kontrol

positif dengan kelompok kadar III.

Pada kelompok kontrol positif

dengan kelompok kadar III tidak

berbeda secara bermakna.

Pembahasan

Penelitian ini menggunakan

obyek tikus hiperkolesterolemia

dengan menggunakan minyak babi.

Seperti yang telah diketahui minyak

babi mengandung kadar kolesterol

yang tinggi, sehingga pemberian

minyak babi setiap hari dapat

menaikkan kadar LDL. Dari hasil

pengukuran didapatkan rata-rata

kadar LDL sebelum diberi minyak

babi sebanyak 20,4860 ± 1,39 mg/dL

dan rata-rata kadar LDL setelah

diberi minyak babi sebanyak 59,3728

± 1,95 mg/dL.

Nilai rata-rata kadar LDL

pengambilan darah 1 dengan

pengambilan darah 2 berbeda

signifikan (p<0,05). Peningkatan

kadar LDL tersebut karena

pemberian minyak babi.

Minyak babi dapat

meningkatkan kadar LDL plasma

darah hewan coba dikarenakan

minyak babi memiliki kandungan

asam lemak jenuh yaitu sekitar 38-

43% dan kolesterol. Asam lemak

(bersama glukosa dan asam amino)

dimetabolisme menjadi asetil-KoA

(merupakan prekursor sintesis

kolesterol endogen). Kolesterol

endogen dan kolesterol eksogen

(berasal dari makanan) tidak larut

dalam darah, oleh sebab itu harus

berikatan dengan protein membentuk

kompleks lipid-protein (lipoprotein)

agar dapat diangkut dalam aliran

darah menuju jaringan yang

membutuhkan 9.

Pemberian minyak babi

secara terus menerus selama 7 hari

mengakibatkan kadar kolesterol

meningkat disertai dengan

peningkatan lipoprotein dalam darah.

Peningkatan lipoprotein ini memicu

peningkatan LDL yang

menyebabkan hewan coba dalam

kondisi hiperlipidemia. Pada hasil

penelitian ini, pemberian minyak

Page 11: 4685-6396-1-PB

babi 2 ml/hari berhasil meningkatkan

kadar LDL hewan coba. Maka dapat

disimpulkan bahwa tikus putih

tersebut sudah dalam keadaan

hiperkolesterolemia, sehingga

tahapan percobaan selanjutnya dapat

dilakukan.

Setelah kondisi

hiperlipidemia, dilakukan perlakuan

pada obyek yang telah dibagi

menjadi 5 kelompok, yaitu kelompok

kontrol positif, kelompok kontrol

negatif, kelompok kadar I, kelompok

kadar II dan kelompok kadar III.

Pada kelompok kontrol

negatif hanya diberikan makanan

biasa dan aquades tanpa pemberian

lovastatin maupun jus biji pepaya.

Pengukuran kadar LDL kelompok

kontrol negatif menunjukkan

kenaikan kadar rata-rata LDL sebesar

8%. Pada kelompok kontrol negatif

terdapat kenaikan kadar LDL karena

pada kelompok ini tidak diberikan

perlakuan yang dapat menurunkan

kadar LDL sehingga tidak terjadi

penurunan kadar LDL.

Pada kelompok kontrol

positif didapatkan penurunan kadar

LDL sebelum dan sesudah

pemberian jus biji pepaya disebabkan

pemberian lovastatin. Lovastatin

merupakan analog 3 hidroksi-3-

metilglutarat, suatu prekusor

kolesterol. Lovastatin di dalam tubuh

akan segera terhidrolisis,

menghasilkan suatu senyawa yang

dapat menghambat kerja dari HMG-

CoA reduktase, yaitu sebuah enzim

yang mengkatalisis perubahan HMG-

CoA menjadi mevalonat, yang

merupakan sebuah tahap penting

dalam biosintesis kolesterol.

Hambatan enzim ini meningkatkan

densitas reseptor LDL dalam sel hati

sehingga terjadi penurunan LDL 11

.

Pada kelompok kadar I,

kelompok kadar II dan kelompok

kadar III didapatkan penurunan kadar

rata-rata LDL masing-masing

sebesar 23%; 40%; 55%. Penurunan

kadar LDL disebabkan pemberian jus

biji pepaya pada seluruh kelompok

uji berdasarkan dosis yang telah

ditentukan.

Pemberian jus biji pepaya

menyebabkan penurunan LDL. Hal

ini disebabkan kandungan flavonoid

dan saponin yang ada dalam biji

Carica papaya L. Secara spesifik,

saponin diketahui dapat menurunkan

aktivitas kolesterol serum melalui

Page 12: 4685-6396-1-PB

suatu aksi serupa resin, sehingga

menurunkan sirkulasi enterohepatik

dari asam empedu. Dalam prosesnya,

konversi dari kolesterol menjadi

asam empedu ini ditingkatkan di

dalam hati sehingga menyebabkan

hipokolesterolemia 8. Saponin dalam

biji pepaya bekerja dengan cara

mengikat asam empedu sehingga

asam tersebut tetap berada di dalam

usus dan proses resirkulasi ke hati

(siklus enterohepatik) tidak terjadi.

Akibatnya akan terjadi peningkatan

penggunaan kolesterol di hati sebagai

bahan baku pembuatan getah empedu

sehingga cadangan kolesterol di hati

menurun dengan demikian kadar

LDL plasma menurun 8.

Pada kelompok kadar I dan

kelompok kadar II terdapat

penurunan kadar LDL plasma. Kadar

I dan kadar II jus biji pepaya sudah

dapat menurunkan LDL, namun

potensinya masih dibawah kontrol

positif.

Pada penelitian ini,

pemberian jus biji pepaya pada

kelompok kadar III lebih efektif

dalam menurunkan kadar LDL jika

dibandingan dengan kelompok kadar

I dan kelompok kadar II. Hal ini

sejalan dengan penelitian Adeyene

dan Olagunju menunjukkan ekstrak

biji Carica papaya L. yang diberikan

400mg/kg/hari memiliki kadar LDL

yang paling rendah dibandingkan

kadar 100mg/kgBB/hari dan

200mg/kgBB/hari 8. Uji statistik

menunjukkan kelompok kontrol

positif yang diberi lovastatin

memiliki perbedaan yang tidak

signifikan atau dengan kata lain

memberikan hasil yang sama dengan

kelompok kadar III. Pemberian jus

biji pepaya kadar III tidak

mempunyai perbedan yang

signifikan dengan pemberian obat

lovastatin.

Literatur serupa pernah

melaporkan tentang efek

hipoglikemik dan hipolipidemik dari

flavonoid, alkaloid, dan tanin.

adanya fitokomponen-fitokomponen

ini di dalam ekstrak dengan

konsentrasi yang tinggi mampu

menjelaskan tentang efek biologis

yang diamati, terutama efek

hipoglikemik dan hipolipidemik 8.

Flavonoid mampu menurunkan kadar

kolesterol darah, serta menghalangi

adanya reaksi oksidasi kolesterol

LDL dalam tubuh. Flavonoid

Page 13: 4685-6396-1-PB

merupakan antioksidan karena dapat

menangkap radikal bebas dengan

membebaskan atom hidrogen dari

gugus hidroksilnya, dikatakan juga

bahwa flavonoid dapat menghalangi

reaksi oksidasi LDL11

.

Kerusakan sel endotelium

yang disebabkan keadaan

hiperkolesterol ini yang memicu

reaksi oksidasi dapat dihambat oleh

preparat antioksidan seperti

flavonoid. Flavonoid dalam dosis

yang kecil dapat melebarkan

pembuluh darah, juga menurunkan

tingkat oksidasi LDL (Low Density

Lipoprotein), sehingga akumulasi

kolesterol (aterosklerosis) pada

pembuluh darah berkurang, juga

mencegah agregasi platelet darah

sehingga mengurangi risiko

terbentuknya gumpalan darah yang

merupakan penyebab penyakit

jantung koroner dan serangan stroke

serta mengurangi inflamasi 12

.

Kesimpulan

1. Pemberian jus biji pepaya kadar

100 mg/kgBB/hari, 200

mg/kgBB/hari dan 400

mg/kgBB/hari selama 14 hari

pada tikus hiperlipidemia dapat

menurunkan kadar LDL

plasma.

2. Jus biji pepaya kadar

400mg/kgBB/hari merupakan

kadar paling efektif dalam

menurunkan kadar LDL

plasma.

Saran

Masih diperlukan penelitian lebih

lanjut mengenai efek pemberian jus

biji pepaya bersamaan dengan

pemberian diet tinggi kolesterol

secara bersamaan. Perlu penelitain

lebih lanjut mengenai efek jus biji

pepaya terhadap kadar LDL plasma

dengan menggunakan subyek

manusia.

Ucapan Terima Kasih

Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan Universitas

Muhammadiyah Yogyakarta.

Daftar Pustaka

1. Anwar, T.B.(2004).

Dislipidemia sebagai Faktor

Resiko Penyakit Jantung

Koroner. Medan; Universitas

Sumatera Utara. Diakses

tanggal 1 Oktober

2010,dari

http://library.usu.ac.id/downloa

d/fk/gizi-bahri3.pdf.

Page 14: 4685-6396-1-PB

2. Hansson, G.K. 2005.

Mechanisms of disease:

inflammation, atherosclerosis

and coronary atherosclerosis

artery disease. Review Article.

New England Journals

Medicine 2005; 352: 1685-95.

3. Wijaya, A. (1998). Faktor

Resiko Penyakit

Kardiovaskuler, Perspektif

Baru. Forum Diagnosticum 2

(1): 28. 4. Schoen, F.J. (2005). Blood

Vessels. In: Robbins and

Cotran. Pathologic Basis of

Disease. 7th edition.

Philadelphia: W.B. Saunders

Company.

5. Oetoro, S. (2007). Makan Enak

Jantung Sehat. Diakses 17

November 2010 dari

http://medicastore.com/seminar/

23/Seminar_RS_Jantung_Harap

an_Kita_Makan_Enak_Jantung

_Sehat.html

6. American Heart Association.

(2010). Hispanics/Latinos and

Cardiovascular Diseases —

Statistics. American. Diakses

tanggal 5 April 2010 dari

http://www.americanheart.org/p

resenter.jhtml?identifier=30009

34

7. Warisno. (2003). Budidaya

Pepaya. Kanisius. Yogyakarta.

8. Adeneye, A.A., Olaguniu, J.A.

(2009). Preliminary

hypoglycemic and

hypolipidemic activies of the

aqueous seed extract of Carica

papaya Linn.in Wistar rats.

Jurnal Biology and Medicine

Volume 1(1): 1 -10.

9. Ade, Lucia, E.W., Rika, Y.

(2008). Khasiat

Antihiperkolesterolemia

Seduhan Teh Herbal Garcinia

“X” pada Tikus Putih Betina

(Rattus norwegiens) Akibat

Induksi Minyak Babi. Diakses

tanggal 1 november 2010 dari

http://digilib.ubaya.ac.id/skripsi

/farmasi/F_2587_1040222/F_25

87_Bab%20IV.pdf

10. Nauli, T., dan Udin, L.Z.

(2006). Model Fermentasi

Lovastatin. Akta Kimindo Vol. 1

No. 2 April 2006: 99-104.

Makalah ini disajikan pada

Seminar Nasional Kimia Vii, di

Surabaya 9 Agustus 2005.

Diakses tanggal 24 Oktober

2010 dari

http://www.analitik.chem.its.ac.

id/attachments/-01_07-

%20Tigor%20Nauli.pdf

11. Nijveldt, R.J., Nood, E.V.,

Hoorn, D.E.C.V., Boelens,

P.G., Norren, K.V., Leeuwen

P.A.M. (2001). Flavonoids: a

review of probable mechanisms

of action and potential

applications. American

Journals Clinical Nutrition.

USA. 74:418-25.

12. Suhatri, Helmi A., Hadira F.L.,

Irma. (2009). Efek Proteksi

Ekstrak Daun Surian (Toona

sureni (Blume) Merr.)

terhadap Gangguan Fungsi Sel

Endotel Pembuluh darah Tikus.

Diakses tanggal 27 oktober

2010 dari,

http://repository.unand.ac.id/94

7/1/3._suhatri.doc.