14
Sulawesi Tenggara Tugu Persatuan Tugu Persatuan dibangun di atas lahan yang dulu di- pakai Musabaqoh Tilawatir Quran (MTQ) Nasional ke- 21 tahun 2006. Karena itu, area ini lazim disebut MTQ Square. Difungsikan sebagai alun-alun Kendari, dan kebe- tulan berada di depan Kan- tor Wali Kota Kendari, MTQ Square biasa dipakai untuk berbagai kegiatan: konser musik, bazar, pameran, dan pergelaran lainnya. Ini sesu- ai cita-cita awal, ingin mem- bangun pusat kota bagaikan kawasan Monas di Jakarta. 494 | Penghitungan Indeks Kemiskinan Multidimensi Indonesia 2012-2014

494 | Penghitungan Indeks Kemiskinan Multidimensi ... file2012-2014. Beberapa indikator kemiskinan, seperti angka kemiskinan, tingkat kepara-han, dan indeks kemiskinan yang diukur

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: 494 | Penghitungan Indeks Kemiskinan Multidimensi ... file2012-2014. Beberapa indikator kemiskinan, seperti angka kemiskinan, tingkat kepara-han, dan indeks kemiskinan yang diukur

Sulawesi Tenggara

Tugu PersatuanTugu Persatuan dibangun di atas lahan yang dulu di-pakai Musabaqoh Tilawatir Quran (MTQ) Nasional ke-21 tahun 2006. Karena itu, area ini lazim disebut MTQ Square. Difungsikan sebagai alun-alun Kendari, dan kebe-tulan berada di depan Kan-tor Wali Kota Kendari, MTQ Square biasa dipakai untuk berbagai kegiatan: konser musik, bazar, pameran, dan pergelaran lainnya. Ini sesu-ai cita-cita awal, ingin mem-bangun pusat kota bagaikan kawasan Monas di Jakarta.

494 | Penghitungan Indeks Kemiskinan Multidimensi Indonesia 2012-2014

Page 2: 494 | Penghitungan Indeks Kemiskinan Multidimensi ... file2012-2014. Beberapa indikator kemiskinan, seperti angka kemiskinan, tingkat kepara-han, dan indeks kemiskinan yang diukur

Profil Sulawesi Tenggara2014

Karakter Kemiskinan Perbandingan Kemiskinan Multidimensi

Desa Kota

Ibu Kota : KendariLuas Wilayah : 38.068 km2

Jumlah Penduduk : 2,23 jutaKepadatan Penduduk : 64 jiwa/km2

PDRB/Kapita2) : Rp 6,3 jutaIPM : 68,07Angka Pengangguran3) : 4,43%Koefisien Gini4) : 0,426

61.706

IKM

223.577

1.025.461

54,8% 38,4%

42,8%44,4%

0,1650,243

44,0%

20,7%

18,4%

12,0%

6,2%

94,9%

76,2%

66,9%

62,0%

57,9%

44,7%

Profil Kemiskinan Multidimensi

Jumlah Rumah Tangga Miskin : 285.283 Jumlah Penduduk Miskin : 1.283.627 Angka Kemiskinan : 50,2%Keparahan Kemiskinan : 44,05%Indeks Kemiskinan Multidimensi : 0,221

258.166

Keterangan Simbol Kemiskinan Multidimensi

Persentase Penduduk Miskin

KeparahanKemiskinanMultidimensi

Penduduk Miskin Kota

IndeksKemiskinanMultidimensiIKM

RT Miskin

Keterangan1) Semua perhitungan kecuali pada jumlah penduduk miskin IKM menggunakan standar rumah tangga2)PDRB/kapita tanpa Migas3)Data Agustus 20144)Data 2013

Laporan Provinsi| 495

Page 3: 494 | Penghitungan Indeks Kemiskinan Multidimensi ... file2012-2014. Beberapa indikator kemiskinan, seperti angka kemiskinan, tingkat kepara-han, dan indeks kemiskinan yang diukur

Peta Kemiskinan MultidimensiProvinsi Sulawesi Tenggara

2013

Keterangan Simbol Karakteristik

Aksesair bersih

PartisipasiSekolah

MelekHuruf

PembantuKelahiran

Bahan Ba-kar untukMemasak

SumberPenerangan

Kondisi Atap Lantai Dinding

Kepemilikan Aset Rumah

Gizi Seimbang Anak Balita

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)

Sanitasi

>50 40-50 30-40 20-30 <20 n.a.

Keterangan RT Miskin (%)

Jumlah RT Miskin (dalam ribu)

WAKATOBI

BUTONKOTA BAUBAU

MUNA

BUTON UTARA

BOMBANA

KONAWE SELATAN

KOLAKA

KONAWE KEPULAUAN

KOTA KENDARI

KONAWE

KOLAKA TIMUR

KONAWE UTARAKOLAKA UTARA

34

40

30

41

34

23

9

14

7

7

0

0

29

13

496 | Penghitungan Indeks Kemiskinan Multidimensi Indonesia 2012-2014

Page 4: 494 | Penghitungan Indeks Kemiskinan Multidimensi ... file2012-2014. Beberapa indikator kemiskinan, seperti angka kemiskinan, tingkat kepara-han, dan indeks kemiskinan yang diukur

Profil Kemiskinan Multidimensi

Taraf hidup masyarakat Sulawesi Teng-gara (Sultra) berangsur membaik selama 2012-2014. Beberapa indikator kemiskinan, seperti angka kemiskinan, tingkat kepara-han, dan indeks kemiskinan yang diukur se-cara multidimensi, cenderung turun dalam periode tersebut. Meski tipis, turunnya keti-ga indikator kemiskinan multidimensi tersebut menunjukkan semakin besarnya kesempatan masyarakat Sultra memperoleh layanan kes-ehatan, pendidikan, dan memiliki kualitas hidup lebih layak.

Tren positif terkait peningkatan kese-jahteraan masyarakat Sultra tecermin dari makin berkurangnya angka kemiskinan mul-tidimensi. Rata-rata ada 2,33 persen rumah tangga miskin di wilayah ini yang ”naik kelas” ke tingkat lebih tinggi selama 2012-2014. Perubahan positif tersebut turut mendorong turunnya indeks kemiskinan Sultra. Pada ta-hun 2014 indeks kemiskinan di provinsi ini mencapai 0,221 persen. Posisinya berada

setingkat lebih baik daripada Papua Barat dan setingkat lebih buruk daripada Sulawesi Tengah tetangganya.

Meski terjadi penurunan indeks kem-iskinan, perkembangan taraf hidup mas-yarakat Sulawesi Tenggara tidak banyak berubah. Secara nasional, indeks kemiskinan provinsi seluas 148.140 meter persegi ini be-rada di peringkat ke-6 dari 33 provinsi. In-deks kemiskinan Sultra berada jauh di bawah rata-rata nasional yang hanya 0,124. Den-gan keparahan kemiskinan rata-rata 44,3 persen dalam tiga tahun tersebut, tampak bahwa tingkat kesulitan warga miskin, baik di perdesaan maupun di perkotaan Sultra, relatif tidak berkurang.

Jumlah rumah tangga miskin merupakan satu-satunya parameter kemiskinan di Sultra yang masih berfluktuasi selama 2012-2014. Kondisi di tahun 2013 merupakan yang ter-baik karena jumlah rumah tangga miskin di provinsi ini turun sebanyak 2,55 persen, men-jadi 282.188 rumah tangga. Sayangnya, posisi tersebut tidak bertahan lama karena

Analisis Kemiskinan MultidimensiSulawesi Tenggara

Tabel 1 Profil Kemiskinan Multidimensi Sulawesi Tenggara 2012-2014

Keterangan2012 2013 2014

Desa KotaDesa + Kota

Desa KotaDesa + Kota

Desa KotaDesa + Kota

Jumlah Rumah Tangga Miskin

230.931 58.628 289.559 224.932 57.256 282.188 223.577 61.706 285.283

Jumlah Penduduk Miskin (Jiwa)

1.068.636 250.529 1.319.165 1.036.143 257.740 1.293.883 1.025.461 258.166 1.283.627

Angka Kemiskinan Multidimensi (%)

59,8 40,3 54,5 55,9 36,9 50,7 54,8 38,4 50,2

Keparahan Kemiskinan Multidimensi (%)

45,6 42,3 45,0 44,5 41,9 44,0 44,4 42,8 44,1

Indeks Kemiskinan Multidimensi 0,273 0,171 0,245 0,249 0,155 0,223 0,243 0,165 0,221

Laporan Provinsi| 497

Page 5: 494 | Penghitungan Indeks Kemiskinan Multidimensi ... file2012-2014. Beberapa indikator kemiskinan, seperti angka kemiskinan, tingkat kepara-han, dan indeks kemiskinan yang diukur

kemiskinan multidimensi Sulawesi Tenggara berkurang sebanyak 4,34 persen. Kondisi ini muncul akibat terdorong oleh semakin ren-dahnya jumlah rumah tangga miskin dalam periode yang sama.

Kondisi kemiskinan Sulawesi Tenggara yang diukur melalui pendekatan multidimen-si berbeda polanya dibandingkan dengan kemiskinan moneter. Selama kurun 2012-2014 pola perubahan angka kemiskinan moneter Sulawesi Tenggara tidak mencolok dan cenderung fluktuatif. Sementara itu, dari kacamata multidimensi, terlihat ada penurun-an yang konsisten dari tahun ke tahun.

Gambaran kemiskinan yang terjadi di Su-lawesi Tenggara memiliki beberapa kemiri-pan dengan yang terjadi di tingkat nasional. Kemiripan itu terkait lokasi kantong-kantong kemiskinan yang mayoritas terkonsentrasi di perdesaan. Kesamaan lainnya terkait pola kecenderungan perubahan yang turun secara bertahap selama dua tahun berturut-turut sejak 2012.

Baik di Sulawesi Tenggara maupun di tingkat nasional, rendahnya kapabilitas mas-yarakat dalam pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari lebih banyak terjadi di perde-saan dibandingkan dengan perkotaan. Da-lam periode 2012-2014, angka kemiskinan di perdesaan Sulawesi Tenggara kurang lebih satu setengah kali angka kemiskinan di perkotaan. Pada tahun 2013, misalnya, ada sebanyak 56,0 persen rumah tangga miskin

setahun kemudian jumlahnya kembali ber-tambah sebanyak 1,1 persen.

Meski jumlah rumah tangga miskin men-galami pasang surut, penghitungan kemi-skinan secara individu tidaklah demikian. Selama 2012-2014 jumlah penduduk miskin Sultra terus turun dari waktu ke waktu. Dalam periode tersebut rata-rata terdapat 1,35 persen penduduk yang taraf hidupnya be-rangsur membaik.

Angka Kemiskinan Multidimensi

Sulawesi Tenggara terdiri atas 12 wilayah kabupaten/kota, yang tak satu pun wilayahnya terbebas dari kemiskinan multi-dimensi. Sembilan dari dua belas kabupat-en/kota yang ada bahkan memiliki rumah tangga miskin lebih dari 50 persen. Kondisi ini terjadi selama 2012-2014.

Kabupaten Konawe Utara merupakan pemilik angka kemiskinan multidimensi tert-inggi di Sulawesi Tenggara. Proporsi rumah tangga miskin di wilayah seluas 5.101,76 kilometer persegi ini mencapai 65,03 pers-en. Sebaliknya, angka kemiskinan terendah, yaitu 40,66 persen, dimiliki Kota Kendari, ibu kota Provinsi Sultra.

Meski angka kemiskinan multidimensi di tiap wilayah rata-rata lebih dari 50 persen, ada gambaran positif dilihat dari perger-akannya yang cenderung turun dari waktu ke waktu. Dalam dua tahun sejak 2012, angka

Grafik 1 Perbandingan Angka Kemiskinan Multidimensi dengan Angka Kemiskinan Moneter (%)

498 | Penghitungan Indeks Kemiskinan Multidimensi Indonesia 2012-2014

Page 6: 494 | Penghitungan Indeks Kemiskinan Multidimensi ... file2012-2014. Beberapa indikator kemiskinan, seperti angka kemiskinan, tingkat kepara-han, dan indeks kemiskinan yang diukur

di perdesaan Sulawesi Tenggara. Sementara itu, proporsi rumah tangga miskin di perko-taan tak lebih dari 36,9 persen.

Dari segi proporsi, angka kemiskinan multidimensi Sultra dan nasional memang memiliki kemiripan. Akan tetapi, jika ditelisik lebih jauh, kesenjangan antara perdesaan dan perkotaan di Sulawesi Tenggara rupa-nya tidak sebesar nasional. Pada periode yang sama, angka kemiskinan perdesaan di tingkat nasional mencapai dua kali lipat dib-andingkan dengan perkotaan.

Tren angka kemiskinan multidimensi Su-lawesi Tenggara terus turun selama 2012-2014. Pola ini terjadi pula di tingkat nasion-al. Baik Sulawesi Tenggara maupun nasional sama-sama mampu menekan angka kem-iskinan dalam periode tersebut. Bedanya,

angka kemiskinan multidimensi Sultra pada tahun 2014 masih berada di angka 50,2 persen. Artinya, satu dari dua rumah tangga di provinsi ini tidak mendapat akses kese-hatan, pendidikan, dan memperoleh kualitas hidup yang layak. Sementara itu, di tingkat nasional kondisinya jauh lebih baik. Angka kemiskinan Indonesia pada tahun yang sama adalah 29,70 persen. Artinya, dari tiga ru-mah tangga, hanya satu yang tidak terpenu-hi kebutuhan hidupnya.

Keparahan Kemiskinan Multidimensi

Tahun 2014, lebih dari separuh atau 50,2 persen dari total rumah tangga di Su-lawesi Tenggara masuk dalam kategori mi-skin secara multidimensi. Selain besar dari

Sulawesi Tenggara

20122013

2014

Sulawesi Tenggara

20122013

2014

Grafik 2 Angka Kemiskinan Multidimensi (%) Menurut Desa-Kota

Grafik 3 Keparahan Kemiskinan Multidimensi (%) Menurut Desa-Kota

Laporan Provinsi| 499

Page 7: 494 | Penghitungan Indeks Kemiskinan Multidimensi ... file2012-2014. Beberapa indikator kemiskinan, seperti angka kemiskinan, tingkat kepara-han, dan indeks kemiskinan yang diukur

segi proporsi, intensitas atau tingkat kepara-hannya pun mencapai 44,1 persen di tahun yang sama. Selisihnya 2,2 persen lebih ting-gi dibandingkan dengan di tingkat nasion-al. Posisi ini mendudukkan Sultra di urutan ke lima dari 33 provinsi di Indonesia. Sementara itu, di antara provinsi lainnya di Pulau Sulaw-esi keparahan kemiskinan Sultra berada di urutan kedua.

Meski demikian, kecenderungan positif tergambar dari pola perubahannya selama periode tersebut. Setidaknya dalam dua ta-hun sejak 2012, trennya selalu positif atau turun secara bertahap. Awalnya, keparahan kemiskinan Sultra sebesar 45 persen, teta-pi dua tahun kemudian turun menjadi 44,1 persen.

Meski demikian, penurunan keparahan kemiskinan yang konsisten hanya terjadi di perdesaan. Pada tahun 2012, keparahan kemiskinan di perdesaan tercatat sebesar 45,6 persen. Dua tahun berikutnya, kepara-han kemiskinan ini turun menjadi 44,4 pers-en. Sebaliknya, di perkotaan, keparahan kemiskinan berfluktuasi. Setelah sempat turun pada 2013, keparahan kemiskinan di perko-taan meningkat menjadi 42,8 persen setahun kemudian.

Indeks Kemiskinan Multidimensi

Pendekatan secara multidimensi memo-

tret kesejahteraan masyarakat Sulawesi Tenggara yang berangsur membaik selama 2012-2014. Pada periode tersebut semak-in banyak masyarakat miskin Sultra yang berkesempatan memiliki akses kesehatan, pendidikan, dan memperoleh kualitas hidup lebih baik. Dalam dua tahun tersebut ter-catat penurunan indeks kemiskinan di Sultra sebesar 0,024. Kondisi ini persis sama den-gan nasional, di mana terjadi selisih indeks kemiskinan dalam jumlah yang sama.

Secara umum, perbaikan kesejahteraan masyarakat miskin Sulawesi Tenggara ter-golong tipis. Selama dua tahun tersebut ra-ta-rata penurunan indeks kemiskinan hanya sebesar 0,012 poin. Posisi ini menempatkan Sulawesi Tenggara dalam kategori sepuluh wilayah dengan persoalan kemiskinan ter-banyak atau berada di urutan keenam di tingkat nasional. Indeks Kemiskinan Multidi-mensi Sultra, yaitu 0,221. Posisi ini setingkat lebih baik daripada Papua Barat dan seting-kat lebih rendah daripada Sulawesi Tengah.

Kota Kendari merupakan wilayah den-gan tingkat kesejahteraan terbaik di Provin-si Sulawesi Tenggara. Indeks kemiskinan ibu kota provinsi ini merupakan yang terendah, yakni sebesar 0,16 di tahun 2014. Sebalikn-ya, indeks kemiskinan tertinggi dimiliki oleh Kabupaten Bombana, yaitu 0,30. Malangn-ya, selain dari segi indeks, taraf kemiskinan di Kabupaten Bombana pun terhitung paling

Sulawesi Tenggara

Grafik 4 Indeks Kemiskinan Multidimensi menurut Desa – Kota

500 | Penghitungan Indeks Kemiskinan Multidimensi Indonesia 2012-2014

Page 8: 494 | Penghitungan Indeks Kemiskinan Multidimensi ... file2012-2014. Beberapa indikator kemiskinan, seperti angka kemiskinan, tingkat kepara-han, dan indeks kemiskinan yang diukur

parah di antara 11 kabupaten/kota lainnya.

Kesimpulan dan RekomendasiKesimpulan

Hingga kini, persoalan terbesar yang di-hadapi oleh rumah tangga miskin di Sulaw-esi Tenggara ialah yang termasuk dalam di-mensi standar kualitas hidup dan kesehatan. Setidaknya ada empat persoalan mendasar, yakni sumber penerangan, akses air bersih, sanitasi, dan bahan bakar untuk memasak.

Hingga tahun 2014, sekitar tiga dari em-pat rumah tangga miskin di Sulawesi Tengga-ra belum memilik akses listrik yang memadai. Lebih dari 85 persen masyarakat miskin di Kabupaten Buton Utara, Kabupaten Muna, dan Kabupaten Kolaka tidak memiliki ak-ses listrik yang memadai. Kesulitan lain yang dialami oleh rumah tangga miskin di Sultra adalah minimnya sanitasi. Sebanyak 59,4 persen keluarga tidak memiliki toilet atau jamban sendiri pada tahun 2014. Selama ini enam dari sepuluh keluarga miskin Sul-tra menggunakan fasilitas mandi cuci kakus (MCK) yang disediakan untuk umum.

Sementara itu, dalam hal akses air bersih, rumah tangga yang mengalami per-soalan ini kian berkurang dalam kurun waktu 2012-2014. Meski demikian, masih terdapat sekitar 67 persen rumah tangga miskin yang tidak memiliki akses air bersih yang layak pada tahun 2014. Kemudian, dalam hal ba-han bakar untuk memasak, setidaknya ada 95 persen rumah tangga miskin yang bahan bakar untuk memasaknya masih belum layak. Bahkan, di Kabupaten Bombana dan Kabu-paten Buton Utara, kelangkaan bahan bakar untuk memasak ini dialami oleh semua rumah tangga miskin.

Persoalan lain yang dialami oleh rumah tangga miskin ialah asupan gizi anak balita, yang cenderung meningkat. Hal ini ditandai dengan kian bertambahnya rumah tangga miskin yang memiliki anak balita dengan asu-pan gizi yang tidak seimbang. Pada tahun 2014 sebanyak 67,72 persen rumah tangga tak bisa mencukupi gizi anak balitanya kare-na terbelenggu kemiskinan. Kondisi ini tern-yata lebih parah dibandingkan dengan dua

tahun sebelumnya sebab terjadi lonjakan sebesar 5,5 persen.

Rekomendasi

Ukuran kemiskinan multidimensi memasuk-kan Sultra dalam kategori sepuluh wilayah di Indonesia dengan kondisi kemiskinan yang paling memprihatinkan. Pada tahun 2014 indeks kemiskinan Sultra berada di urutan kedelapan tertinggi dari 33 provinsi di In-donesia. Meski masuk dalam kategori ter-belakang, tren kesejahteraan masyarakat Sultra cenderung meningkat selama 2012-2014.

Pengadaan listrik dan bahan bakar untuk memasak harus segera dilaksanakan. Lam-bannya program tersebut akan berdampak pada pemenuhan kebutuhan lainnya, seper-ti pendidikan dan perbaikan gizi keluarga. Tersedianya listrik membuka peluang mas-yarakat memperoleh lebih banyak informasi baik dari televisi maupun radio. Wawasan tentang berbagai ilmu pengetahuan dan kes-ehatan akan mudah sampai ke masyarakat.

Sultra sebenarnya memiliki potensi sumber daya listrik. Setidaknya ada sun-gai-sungai besar yang berkapasitas se-bagai pembangkit listrik tenaga air (PLTA). Sungai Lalindu dan Lasolo di Kecamatan Asera, Kabupaten Kendari, misalnya, memi-liki daya masing-masing sebesar 100 MW dan 90 MW. Ada pula Sungai Konaweha dengan daya 24 MW. Selain berasal dari sungai, terdapat pula sumber energi listrik dari panas bumi. Dua sumber panas bumi yang ada di Sultra adalah Lainea di Kabu-paten Kendari dan Lawele di Kabupaten Bu-ton, masing-masing bisa memproduksi daya sebesar 250 MW dan 175 MW. Jika dikelo-la lebih baik, semua potensi itu bisa mendor-ong kesempatan lebih banyak lagi masyar-akat miskin dalam mengakses listrik.

Program kesehatan yang mencakup penyediaan sanitasi dalam bentuk jamban keluarga harus diterapkan di setiap rumah tangga dan ditujukan terutama kepada ke-pala keluarga. Sementara itu pemenuhan gizi anak balita mulai dari pengetahuan dasar hingga cara penyajian makanan se-hat disampaikan kepada semua perempuan,

Laporan Provinsi| 501

Page 9: 494 | Penghitungan Indeks Kemiskinan Multidimensi ... file2012-2014. Beberapa indikator kemiskinan, seperti angka kemiskinan, tingkat kepara-han, dan indeks kemiskinan yang diukur

baik yang masih lajang maupun yang sudah menikah. Pemahaman tentang pentingnya asupan gizi bagi ibu hamil serta gizi bagi perkembangan anak balita perlu ditekan-kan.

Program Desa Sehat Cerdas merupakan satu konsep pengembangan dari desa siaga aktif yang dibentuk oleh Kementerian Kese-hatan. Program yang difasilitasi Proyek BA-SICS, Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara, ini patut dikembangkan lebih luas dan cepat agar perbaikan kesejahteraan masyarakat meningkat lebih pesat. Praktik forum-forum desa di Kabupaten Konawe Selatan melalui Desa Mandara Mandidoha (desa sehat, cer-das, dan sejahtera) atau Kampo Waraka (desa sehat) di Kabupaten Buton Utara meru-pakan contoh dan bukti kuat dasar pemben-tukan konsep tersebut.

Terkait penyediaan elpiji, pemerintah pu-sat harus kembali menggelar program kon-versi minyak tanah ke elpiji yang telah dim-ulai tahun 2007. Hingga kini konversi minyak tanah ke elpiji secara massal belum berhas-il terlaksana hingga ke wilayah Indonesia timur, termasuk Sultra. Menurut Kementeri-an Energi dan Sumber Daya Mineral, hing-ga 2014 baru satu stasiun pengisian bahan bakar gas terpasang di Sultra, lokasinya di Kota Kendari.

Dengan memperhatikan permasalahan utama yang dialami oleh rumah tangga mi-skin, upaya penanggulangan kemiskinan mul-tidimensi di provinsi ini perlu diarahkan se-bagai berikut:

1. Penambahan akses listrik di Kabupat-en Muna, Kolaka, Konawe Selatan, dan Konawe,

2. Penyediaan air bersih di Kabupaten Kolaka, Muna, Kota Kendari, dan Ka-bupaten Konawe.

3. Mempercepat ketersediaan sanitasi di Kabupaten Muna, Kolaka, Konawe Selatan, dan Buton.

4. Peningkatan jaringan distribusi bah-an bakar untuk memasak, khususnya elpiji, di Kabupaten Kolaka, Muna, Buton, dan Konawe Selatan.

5. Mendorong program perbaikan gizi anak balita di Kabupaten Buton, Muna, Konawe Selatan, dan Konawe.

502 | Penghitungan Indeks Kemiskinan Multidimensi Indonesia 2012-2014

Page 10: 494 | Penghitungan Indeks Kemiskinan Multidimensi ... file2012-2014. Beberapa indikator kemiskinan, seperti angka kemiskinan, tingkat kepara-han, dan indeks kemiskinan yang diukur

Indikator

2012 2013 2014

Desa KotaDesa

+ Kota

Desa KotaDesa

+ Kota

Desa KotaDesa

+ Kota

184.323 33.508 217.831 175.515 30.044 205.558 159.920 30.829 190.750

141.268 39.007 180.275 142.459 40.432 182.891 126.440 50.476 176.916

101.626 18.510 120.136 93.292 15.057 108.349 109.941 17.532 127.473

118.487 32.460 150.946 115.047 33.244 148.291 129.755 35.337 165.092

31.219 4.954 36.173 32.131 5.902 38.032 28.926 5.177 34.103

52.389 6.236 58.625 45.312 4.942 50.253 48.712 3.770 52.482

100.411 25.060 125.472 94.416 26.882 121.299 95.861 29.704 125.564

195.684 37.685 233.368 182.690 31.039 213.729 175.415 42.065 217.480

228.889 57.055 285.944 222.449 56.130 278.579 214.466 56.314 270.780

23.610 2.959 26.569 19.089 2.322 21.411 14.682 3.139 17.821

25.505 28.060 53.564 21.308 29.505 50.813 28.996 29.968 58.964

Lampiran 1 Jumlah RT Miskin Menurut Dimensi dan Indikator 2012-2014

Laporan Provinsi| 503

Page 11: 494 | Penghitungan Indeks Kemiskinan Multidimensi ... file2012-2014. Beberapa indikator kemiskinan, seperti angka kemiskinan, tingkat kepara-han, dan indeks kemiskinan yang diukur

Kode KABUPATEN/KOTAJumlah RT

Miskin

Angka Kemiskinan Multidimensi

(%)

Keparahan Kemiskinan

Multidimensi (%)

Indeks Kemiskinan Multidimensi

7401 Kab. Buton 32.674 60,4 45,2 0,2737402 Kab. Muna 36.420 58,7 46,0 0,2707403 Kab. Konawe 34.054 59,1 46,3 0,2747404 Kab. Kolaka 41.243 56,0 45,8 0,257

7405Kab. Konawe Selatan

37.482 56,0 44,9 0,252

7406 Kab. Bombana 21.303 64,5 46,6 0,3007407 Kab. Wakatobi 10.003 42,6 43,1 0,1847408 Kab. Kolaka Utara 16.076 53,9 44,6 0,2417409 Kab. Buton Utara 8.046 61,5 44,0 0,2717410 Kab. Konawe Utara 7.660 65,0 46,0 0,2997471 Kota Kendari 30.216 40,7 40,7 0,1657472 Kota Baubau 14.382 46,0 44,6 0,205

74_SULTENGGARA 289.559

Lampiran 2 Kemiskinan Multidimensi Menurut Kabupaten/Kota 2012

Kode KABUPATEN/KOTAJumlah RT

Miskin

Angka Kemiskinan Multidimensi

(%)

Keparahan Kemiskinan

Multidimensi (%)

Indeks Kemiskinan Multidimensi

7401 Kab. Buton 33.904 59,3 45,9 0,2727402 Kab. Muna 40.009 61,4 45,8 0,2817403 Kab. Konawe 29.877 50,0 44,1 0,2207404 Kab. Kolaka 40.905 52,4 44,3 0,232

7405Kab. Konawe Sela-tan

33.671 49,6 42,4 0,210

7406 Kab. Bombana 23.146 63,2 44,9 0,2847407 Kab. Wakatobi 9.338 39,8 41,0 0,1637408 Kab. Kolaka Utara 14.446 47,1 42,8 0,2027409 Kab. Buton Utara 6.877 52,8 46,0 0,2437410 Kab. Konawe Utara 7.325 60,8 45,4 0,2767471 Kota Kendari 29.439 37,1 40,8 0,1517472 Kota Baubau 13.251 39,3 43,4 0,171

74 SULTENGGARA 282.188

Lampiran 3 Kemiskinan Multidimensi Menurut Kabupaten/Kota 2013

504 | Penghitungan Indeks Kemiskinan Multidimensi Indonesia 2012-2014

Page 12: 494 | Penghitungan Indeks Kemiskinan Multidimensi ... file2012-2014. Beberapa indikator kemiskinan, seperti angka kemiskinan, tingkat kepara-han, dan indeks kemiskinan yang diukur

Lampiran 4 Karakteristik Kemiskinan Multidimensi 2012-2014

Laporan Provinsi| 505

Page 13: 494 | Penghitungan Indeks Kemiskinan Multidimensi ... file2012-2014. Beberapa indikator kemiskinan, seperti angka kemiskinan, tingkat kepara-han, dan indeks kemiskinan yang diukur

KABUPATEN/KOTA

Jum-lah RT Miskin

Dimensi Kesehatan Dimensi Pendidikan Dimensi Standar Kualitas Hidup

Kab. Buton 32,7 23,3 13,1 17,3 19,2 2,8 8,0 15,0 26,4 32,5 4,7 6,1 Kab.Muna

36,4 31,5 16,0 15,1 20,5 3,8 9,8 16,6 32,6 36,3 3,2 5,4

Kab. Konawe

34,1 26,7 21,7 14,6 19,0 4,7 5,8 16,3 29,4 34,1 4,3 3,7

Kab. Kolaka

41,2 32,2 34,5 14,6 16,6 6,8 10,7 17,2 34,5 40,4 0,9 6,6

Kab. Konawe Selatan

37,5 31,7 16,7 15,7 21,1 5,3 7,8 17,9 29,1 37,4 6,3 2,8

Kab. Bombana

21,3 16,9 16,5 11,0 10,0 3,1 5,4 7,4 18,7 21,2 1,6 2,1

Kab. Waka-tobi

10,0 5,0 8,4 4,9 5,4 0,7 1,3 3,9 7,0 9,9 2,1 1,2

Kab. Kolaka Utara

16,1 13,0 12,9 6,4 7,5 2,6 3,2 5,4 14,7 14,8 0,1 1,8

Kab. Buton Utara

8,0 6,2 4,7 3,4 3,7 1,3 1,0 3,4 7,6 7,9 0,7 0,6

Kab. Konawe Utara

7,7 5,6 5,0 3,4 4,0 1,1 1,5 3,7 7,1 7,6 0,4 0,9

Kota Kendari

30,2 17,4 23,7 6,2 14,2 2,3 2,0 12,0 16,1 29,5 0,6 18,0

Kota Baubau

14,4 8,2 7,1 7,5 9,8 1,8 2,1 6,5 10,3 14,3 1,5 4,5

SULTENG-GARA

290 218 180 120 151 36 59 125 233 286 27 54

Lampiran 5 Jumlah RT Miskin Menurut Karakteristik Kemiskinan Multidimensi 2012 (Ribu)

506 | Penghitungan Indeks Kemiskinan Multidimensi Indonesia 2012-2014

Page 14: 494 | Penghitungan Indeks Kemiskinan Multidimensi ... file2012-2014. Beberapa indikator kemiskinan, seperti angka kemiskinan, tingkat kepara-han, dan indeks kemiskinan yang diukur

KABUPATEN/KOTA

Jum-lah RT Miskin

Dimensi Kesehatan Dimensi Pendidikan Dimensi Standar Kualitas Hidup

Kab. Buton 33,9 22,4 15,6 17,7 21,6 4,5 9,4 17,6 23,5 33,6 5,8 4,7 Kab.Muna

40,0 35,8 23,5 15,7 20,4 5,9 10,6 15,8 35,4 39,7 1,6 4,5

Kab. Konawe

29,9 21,3 19,0 12,3 17,0 2,8 4,8 13,5 24,5 29,7 3,7 2,5

Kab. Kolaka

40,9 29,5 30,8 13,5 16,0 7,4 8,7 17,3 35,3 39,8 1,4 6,4

Kab. Konawe Selatan

33,7 27,4 18,2 11,7 17,6 5,1 4,4 14,6 25,1 33,6 3,6 2,0

Kab. Bombana

23,1 18,6 18,4 10,2 10,6 3,5 3,1 9,1 19,1 23,1 2,2 1,7

Kab. Waka-tobi

9,3 3,6 7,4 5,3 6,3 0,5 0,9 3,4 5,3 9,3 0,9 1,2

Kab. Kolaka Utara

14,4 11,2 12,0 4,9 6,3 1,9 2,6 4,7 12,0 13,4 0,3 1,8

Kab. Buton Utara

6,9 4,8 4,4 4,1 4,0 0,6 1,1 3,5 6,2 6,9 0,4 0,4

Kab. Konawe Utara

7,3 4,5 4,5 4,0 4,5 1,2 1,0 4,0 6,2 7,2 0,2 0,5

Kota Kendari

29,4 17,3 20,6 4,0 16,2 3,5 2,0 11,9 14,4 29,1 0,5 18,7

Kota Baubau

13,3 9,0 8,4 4,8 7,6 1,2 1,6 6,0 6,9 13,1 0,9 6,6

SULTENG-GARA

282 22 16 18 22 4 9 18 23 34 6 5

Lampiran 6 Jumlah RT Miskin Menurut Karakteristik Kemiskinan Multidimensi 2013 (Ribu)

Laporan Provinsi| 507