4.Laporan Praktikum Btm i Rhodamin bf

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/12/2019 4.Laporan Praktikum Btm i Rhodamin bf

    1/24

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1Latar belakang

    Teknologi dalam bidang makanan dewasa ini menunjukkan pola

    yang semakin meningkat. Adanya peningkatan kegiatan industri makanan

    merupakan salah satu indikator semakin meningkatnya jumlah produk

    makanan di masyarakat . Akan tetapi dikalangan konsumen masih sering

    terjadi keresahan mengenai produk olahan makanan tersebut terutama dalam

    hal penggunaan bahan tambahan makanan, sebab masalah keamanan

    makanan sudah menjadi masalah setiap orang yang mengkonsumsi produk

    olahan makanan.

    Dewasa ini sering ditemukan adanya kasus penambahan bahan

    tambahan berbahaya ke dalam pengolahan suatu makanan yang dilakukan oleh

    oknum-oknum tidak bertanggung jawab yang hanya berniat mencari

    keuntungan semata tanpa memperhatikan dan memperdulikan tingkat resiko

    bahaya bahan tambahan lain yang mereka tambahkan ke dalam makanan.

    Salah satu jenis makanan dan minuman yang sering diduga

    mengandung zat pewarna buatan yang dilarang antara lain saos tomat. Saos

    tomat tersebut diduga mengandung pewarna tekstil Rhodamin B. Rhodamin-B

    merupakan pewarna yang dipakai untuk industri cat, tekstil, dan kertas.

    Padahal saos tomat banyak beredar di masyarakat terutama sering dikonsumsi

    oleh anak-anak sebagai pelengkap pada makanan seperti bakso atau mie. Hal

    ini tentu saja dapat berdampak buruk bagi kesehatan mereka terutama

    perkembangan otak. Karena kandungan bahan tambahan berbahaya selain

    dapat merusak tubuh juga dapat mempengaruhi pertumbuhan dan

    perkembangan sel otak bagi anak-anak. Pengaruh buruk dari adanya bahan

    tambahan makanan berbahaya juga berdampak bagi orang dewasa. Jika orang

    dewasa mengkonsumsi makanan atau minuman yang mengandung zat

    tambahan berbahaya dalam jangka waktu yang cukup lama maka akan

    menimbulkan resiko timbulnya penyakit mematikan seperti kanker.

  • 8/12/2019 4.Laporan Praktikum Btm i Rhodamin bf

    2/24

    2

    Suatu upaya identifikasi dan pengujian terhadap bahan makanan umum

    yang beredar di masyarakat penting adanya demi meyakinkan keamanan

    bahan makanan. Dari hasil pengujian dan pemeriksaan diharapkan dapat

    membantu masyarakat dan pemerintah dalam upaya monitoring keamanan

    bahan makanan.

    1.2Rumusan masalah :Apakah jenis zat pewarna Rhodamin B terdapat dalam sampel saos di sekolah,

    pasar dan terminal?

    1.3Tujuan1. Tujuan Umum

    Memeriksa ada tidaknya zat pewarna Rhodamin B yang terdapat dalam

    sampel saos di sekolah, pasar, dan terminal.

    2. Tujuan Khusus1. Mempraktekkan cara pemgujian zat warna sintetis dalam sampel

    saos di sekolah, pasar dan terminal

    2. Mempraktekkan cara atau prosedur pengujian zat pewarnaRhodamin B dalam sampel saos di sekolah, pasar, dan terminal.

    3. Menginterpretasikan hasil pengujian zat pewarna Rhodamin Bdalam sampel saos di sekolah, pasar, dan terminal.

    1.4Manfaat :1. Bagi mahasiswa

    a. Mengetahui proses pengujian kandungan zat pewarna dalammakanan

    b. Mengetahui proses untuk membedakan zat pewarna alami dan zatpewarna buatan pada makanan

    2. Bagi masyarakata. Mengetahui kandungan zat pewarna dalam makanan pada

    penjual makanan dan dampaknya bagi kesehatan

  • 8/12/2019 4.Laporan Praktikum Btm i Rhodamin bf

    3/24

    3

    b. Mengetahui dan menyadari pentingnya keamanan dari makananyang dijual pada khususnya bagi para penjual makanan atau

    tersebut

    3. Bagi Lingkungana. Meningkatkan kualitas sanitasi makanan dan minuman

    b. Mengurangi dampak kesehatan dan lingkungan akibatpenggunaan bahan kimia dalam makanan dengan control dan

    kesadaran terhadap keamanan makanan

    4. Bagi Pemerintah Daeraha. Sebagai bahan evaluasi dan laporan terhadap makanan serta

    kandungan Bahan Tambahan Makanan yang beredar di

    masyarakat

    b. Sebagai bahan masukan untuk dilaksanakannya intervensi yangsesuai terhadap permasalahan sanitasi makanan dan minuman

  • 8/12/2019 4.Laporan Praktikum Btm i Rhodamin bf

    4/24

    4

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1.Bahan Tambahan Makanan

    Pengertian Bahan Tambahan Makanan dalam Peraturan Menteri

    Kesehatan RI No. 772/Menkes/Per/IX/88 No. 1168/menkes/PER/X/1999

    secara umum adalah bahan yang biasanya tidak digunakan sebagai makanan

    dan biasanya bukan merupakan komponen khas makanan, mempunyai atau

    tidak mempunyai nilai gizi, yang sengaja ditambahkan kedalam makanan

    untuk maksud teknologi pada pembuatan, pengolahan, penyiapan, perlakuan,

    pengepakan, pengemasan dan penyimpanan (Cahyadi, 2008).

    Tujuan penggunaan Bahan Tambahan Makanan adalah untuk

    meningkatkan atau mempertahankan nilai gizi dan kualitas daya simpan,

    membuat bahan makanan lebih mudah dihidangkan, serta mempermudah

    preparasi bahan makanan. Bahan Tambahan Makanan (BTM) yang diizinkan

    penggunaannya antara lain antioksidan, antikempal, pengatur keasaman,

    pemanis buatan, pemutih, pengental, pengawet, pengeras, pewarna, penyedaprasa, dan sekuesteran (Cahyadi, 2008).

    2.2.Pewarna Makanan

    Warna merupakan salah satu aspek yang penting terhadap kualitas

    suatu produk makanan. Kualitas warna dianggap menunjukkan kualitas rasa

    dan tekstur dari suatu makanan agar makanan tersebut dapat diterima di

    masyarakat. Warna juga mengindikasikan bahwa telah terjadi reaksi kimia

    pada makanan (Deman, 1980).

    Menurut International Food Information Council Foundation (1994),

    pewarna makanan adalah zat yang digunakan untuk memberikan atau

    meningkatkan warna suatu produk makanan, sehingga menciptakan tampilan

    tertentu dan membuat produk lebih menarik. Definisi yang diberikan oleh

    Depkes (1999) lebih sederhana, yaitu Bahan Tambahan Makanan (BTM) yang

    dapat memperbaiki atau memberi warna pada makanan (Wijaya, 2009). Ada

  • 8/12/2019 4.Laporan Praktikum Btm i Rhodamin bf

    5/24

    5

    lima sebab yang dapat menyebabkan suatu bahan makanan berwarna, yaitu :

    (Winarno, 1992)

    1. Pigmen yang secara alami terdapat pada tanaman dan hewan. Misalnyaklorofil berwarna hijau, karoten berwarna jingga, dan mioglobin

    menyebabkan warna merah pada daging.

    2. Reaksi karamelisasi yang timbul bila gula dipanasknan membentukwarna cokelat. Misalnya warna cokelat pada kembang gula karamel

    atau roti yang dibakar.

    3. Warna gelap yang timbul karena adanya reaksi Mailard, yaitu antaragugus amino protein dengan gugus karbonil gula pereduksi. Misalnya

    susu bubuk yang disimpan lama akan berwarna gelap.

    4. Reaksi antara senyawa organik dengan udara akan menghasilkanwarna hitam atau cokelat gelap. Reaksi oksidasi ini dipercepat oleh

    adanya logam serta enzim, mislanya warna gelap permukaan apel atau

    kentang yang dipotong.

    5. Penambahan zat warna, baik zat warna alami maupun zat warnasintetik, yang termasuk dalam golongan bahan aditif makanan

    2.2.1.Tujuan Penggunaan Pewarna MakananBerdasarkan survey yang telah dilakuakan Walford (1980),

    ada beberapa tujuan penggunaan pewarna makanan, yaitu :

    1. Untuk memberikan penampilan yang menarik dari produkmakanan yang telah berubah warna ketika proses pembuatan.

    2. Untuk memeberikan warna kepada produk makanan sesuaidengan sifat makanan tersebut.

    3. Untuk menguatkan warna suatu produk makanan yangmemiliki warna yang lemah.

    4. Untuk memastikan keseragaman suatu bets dari sumber yangberbeda.

  • 8/12/2019 4.Laporan Praktikum Btm i Rhodamin bf

    6/24

    6

    2.2.1.Klasifikasi Pewarna MakananPewarna makanan dapat diklasifikasikan berdasarkan asalnya,

    yaitu pewarna alami, identik alami, dan sintetik. Pewarna makanan

    yang berasal dari bahan alam disebut pewarna alami. Pewarna identik

    alami adalah pewarna yang dibuat melalui sintesis secara kimia, tetapi

    mempunyai sifat kimia yang identik dengan pewarna alami. Pewarna

    sintetik adalah pewarna yang dibuat melalui sintesis secara kimia

    (Wijaya, 2009).

    1. Pewarna AlamiBanyak warna cemerlang yang dipunyai oleh tanaman

    dan hewan dapat digunakan sebagai pewarna makanan.

    Beberapa pewarna alami ikut menyumbangkan nilai nutrisi,

    memberikan bumbu atau pemberi rasa ke bahan olahannya.

    Dewasa ini ada beberapa bahan pewarna alami yang digunakan

    untuk menggantikan pewarna sintetik. Sebagai contohnya

    serbuk beet menggantikan pewarna merah sintetik FD dan C

    No. 2.

    Pewarna alami juga dapat memberikan fungsi tambahan

    sebagai antioksidan, antimikroba, dan fungsi lainnya. Hal ini

    menyebabakan pertumbuhan penggunaan pewarna alami

    cenderung menjadi dua kali lipat bila dibandingkan dengan

    pewarna sintetis, terutama di negara-negara maju. Meskipun

    pewarna alami ini jauh lebih aman untuk dikonsumsi, akan

    tetapi penggunaan pewarna alami belum dapat dilakukan secara

    menyeluruh, sebab beberapa kendala, seperti rasa yang kurangsedap, penggumpalan pada saat penyimpanan, dan

    ketidakstabilan dalam penyimpanan (Cahyadi, 2008 ; Wijaya,

    2009).

    Pada umumnya pewarna alami rentan terhadap pH,

    sinar matahari, dan suhu tinggi. Pewarna alami sebaiknya

    disimpan pada suhu 4-8oC untuk meminimumkan pertumbuhan

    mikroba dan degradasi pigmen. Pewarna alami berbentuk

  • 8/12/2019 4.Laporan Praktikum Btm i Rhodamin bf

    7/24

    7

    bubuk pada umumnya higroskopis. Beberapa sifat dari pewarna

    alami ditunjukkan padaTabel 1 (Wijaya, 2009).

    Tabel 1. Sifat-sifat Bahan Pewarna Alami

    Kelompok Warna Sumber Kelarutan Stabilitas

    Karamel Cokelat Gula

    dipanaskan

    air Stabil

    Antosianin Jingga,merah,biru Tanaman Air Peka terhadap

    panas dan pH

    Flavonoid Kuning Tanaman air Stabil

    terhadap

    panas

    Batalain Kuning,merah Tanaman air Sensitive

    terhadap

    panas

    Quinon Kuning-hitam Tanaman air Stabil

    terhadap

    panas

    Xanthon Kuning tanaman air Stabil

    terhadap

    panas

    Karotenoid Kuning,merah Tanaman/hewan air Stabil

    terhadap

    panas

    Klorofil Hijau Tanaman Lipid dan

    air

    Sensitive

    terhadap

    panas

    Heme Merah,cokelat Hewan air Sensitive

    terhadap

    panas

    Sumber : Cahyadi (2008)

  • 8/12/2019 4.Laporan Praktikum Btm i Rhodamin bf

    8/24

    8

    2. Pewarna SintetisPewarna sintetik adalah pewarna yang dibuat melalui

    sintesis secara kimia. Berdasarkan kelarutannya, dikenal dua

    macam pewarna sintetis, yaitu dyes dan lakes. Dyes adalah zat

    pewarna yang umunya bersifat larut dalam air, sehingga

    larutannya menjadi berwarna dan dapat digunakan untuk

    mewarnai bahan.

    Pelarut yang dapat digunakan selain air adalah propilen

    glikol, gliserin, atau alkohol. Sedangkan dalam semua jenis

    pelarut organik, dyes tidak dapat larut. Dyes terdapat dalam

    bentuk bubuk, granula, cairan, campuran warna, dan pasta.

    Lakes adalah zat pewarna yang dibuat melalui proses

    pengendapan dan absorpsi dyespada radikal (A atau Ca) yang

    dilapisi dengan alumina. Lapisan alumina ini tidak larut dalam

    air, sehingga lakes ini tidak larut dalam air. Pada pH 3,5-9,5

    stabil, dan di luar selang tersebut lapisan alumina pecah,

    sehingga dyes yang dikandungnya akan terlepas (Cahyadi,

    2008).

    Zat warna yang termasuk golongan dyes telah melalui

    prosedur sertifikasi yang ditetapkan oleh US-FDA. Sedangkan

    zat pewarna lakes yang hanya terdiri dari satu warna, tidak

    merupakan campuran, juga harus mendapat sertifikat. Dalam

    certified colour terdapat spesifikasi yang mencantumkan

    keterangan yang penting mengenai zat pewarna tertentu,

    misalnya bentuk garam, kelarutan, dan residu yang terdapatdidalamnya. Pada umumnya pewarna sintetis lebih stabil

    terhadap pH, cahaya, dan faktor lainnya selama pengolahan dan

    penyimpanan (Tabel 2). (Cahyadi, 2008 ; Wijaya, 2009).

  • 8/12/2019 4.Laporan Praktikum Btm i Rhodamin bf

    9/24

    9

    Tabel 2. Kestabilan Beberapa Pewarna Sintetis

    Pewarna Kestabilan terhadap

    Cahaya Oksidasi pH

    Eritrosin Sangat baik Rendah Sangat rendah

    Merah Allura Sangat baik Rendah Baik

    Kuning FCF Sedang Rendah Baik

    Hijau FCF Rendah Sangat rendah Baik

    Biru Berlian Rendah Sangat rendah Baik

    Indigotin Sangat rendah Sangat rendah Baik

    Tartrazin Baik Rendah Baik

    Sumber : Wijaya (2009)

    Tabel 3. Pembagian Pewarna Sintetis Berdasarkan Kemudahannya Larut

    Dalam Air

    No Pewarna Sintetis Warna Mudah Larut di air

    1 Rhodamin B Merah Tidak

    2 Methanil Yellow Kuning Tidak

    3 Malachite Green Hijau Tidak

    4 Sunset Yellow Kuning Ya

    5 Tartrazine Kuning Ya

    6 Briliant Blue Biru Ya

    7 Carmoisine Merah Ya

    8 Erythrosine Merah Ya

    9 Fast Red E Merah Ya

    10 Amaran Merah Ya

    11 Indigo Carmine Biru Ya

    12 Ponceau 4R Merah Ya

    Sumber : Wijaya (2009)

    Di Indonesia,peraturan mengenai penggunaan zat pewarna

    yang diizinkan dan pewarna yang dilarang (Tabel 4) diatur melalui

    SK Menteri Kesehatan RI No. 772/menkes/Per/IX/88 mengenai

    Bahan Tambahan Makanan (BTM)

  • 8/12/2019 4.Laporan Praktikum Btm i Rhodamin bf

    10/24

    10

    Tabel 4. Pewarna Sintetik yang Diizinkan dan yang Dilarang di Indonesia

    Pewarna yang diizinkan

    Pewarna No Indeks Warna (C.I. No)

    Amaran 16185

    Biru Berlian 42090

    Eritrosin 45340

    Hijau FCF 42053

    Hijau S 44090

    Indigotin 73015

    Ponceau 4R 16255

    Kuning Kuinelin 15980

    Sunset Yellow 15985

    Tartrazin 19140

    Carmoisin 14720

    Pewarna yang dilarang

    Citrus Red 12156

    Ponceau 3R 16155

    Ponceau SX 14700

    Rhodamin B 45170

    Buinea Green B 42085

    Magentha 42510

    Chrysoidine 11270

    Butter Yellow 11020

    Sudan I 12055

    Methanil Yellow 13065

    Auramine 41000

    Oil Orange SS 12100

    Oil Orange XO 12140

    Oil Yellow AB 11380

    Oil Yellow OB 11390

    Sumber : SK Menteri Kesehatan RI No. 772/menkes/Per/IX/88

    mengenai Bahan Tambahan Makanan (BTM)

  • 8/12/2019 4.Laporan Praktikum Btm i Rhodamin bf

    11/24

    11

    2.3 Identifikasi Pewarna SintetikIdentifikasi pewarna sintetik dapat dilakukan dengan beberapa

    metode. Umumnya metode identifikasi yang digunakan adalah metode

    kromatografi maupun metode spektrofotometri,ataupun gabungan kedua

    metode ini. Metode yang dapat digunakan antara lain reaksi

    warna,kromatografi kertas,kromatografi lapis tipis,spektrofotometri dan

    kromatografi cair kinerja tinggi (Cahyadi,2008:Walgord,1984:Socaciu,2008)

    Cara Reaksi Warna

    Identifikasi pewarna sintetik dengan cara reaksi warna biasanya

    dilakukan sebagai identifikasi pendahuluan. Penggunaan cara reaksi kimia

    ini dilakukan dengan penambahan HCl pekat, H2SO4 pekat, NaOH 10%,

    dan NH4OH 12 %. Kemudian warna yang dihasilkan dengan penambahan

    pereaksi-pereaksi tersebut disesuaikan dengan tabel. Reaksi warna untuk

    pewarna sintetik Carmoisin, Tartrazin, Ponceau 4R, Briliant Blue, dan

    Sunset Yellow terdapat pada Tabel 5 (Apriyantono, 1989).

    Tabel 5. Perubahan Warna dengan Penambahan Pereaksi

    Pewarna Perubahan Warna dengan Penambahan Pereaksi

    HCl Pekat H2SO4 NaoH 10% NH4OH 12%

    Carmoisin Sedikit

    Berubah

    Violet Merah Merah

    Tartrazin Sedikit gelap Sedikit gelap Sedikit

    berubah

    Sedikit berubah

    Sunset Yellow Kemerahan Kecoklatan Kecoklatan Tidak berubah

    Briliant Blue Kuning Kuning Tidak berubah Tidak berubah

    Ponceau 4R Merah Pucat VioletMerah Cokelat kuning Merah

    Sumber : Apriyantono (1989)

  • 8/12/2019 4.Laporan Praktikum Btm i Rhodamin bf

    12/24

    12

    BAB III

    METODE PRAKTIKUM

    3.1Lokasi dan waktu pelaksanaan

    3.1.1 Lokasi1. Lokasi pengambilan sampel

    Pengambilan sampel saos tomat dilaksanakan di tiga

    tempat yaitu SD Muhammadiyah 18 Jl. Mulyorejo Tengah No.

    5 Surabaya, Pasar Pacar Keling, dan Terminal Bratang dengan

    variasi pada jenis saos. Pada SD Muhammadiyah 18 sampel

    saos yang diambil adalah saos yang berasal dari penjual pentol

    di depan sekolah, untuk Pasar Pacar Keling sampel saos berasal

    dari saos dalam bungkus plastik yang biasa dijual secara grosir.

    Dan untuk sampel saos di Terminal Bratang berasal dari saos

    yang ada di warung makanan seperti warung mie ayam atau

    warung bakso. Semua sampel tersebut diambil dan disimpan

    dalam palastik secara terpisah dan kemudian diberi label setiap

    plastiknya menurut nama tempat diambilnya sampel saos.

    2. Tempat Pengujian Kandungan Zat PewarnaPengujian kandungan zat pewarna merah Rhodamin B

    dan Ponceau 4R dalam sampel makanan saos dilaksanakan di

    Laboratorium Kimia Fakultas Sains dan Teknologi Universitas

    Airlangga.

    3.1.2 Waktu dan Jadwal PelaksanaanTanggal : 7 Maret 201220 Maret 2012

    Tabel 6. Jadwal Pelaksanaan

    Jenis

    Kegiatan

    Hari/tangg

    alKegiatan Deskripsi teknis

    Penanggung

    jawab

    Senin, 5

    Maret 2012

    Seminar

    proposal

    - Melakukan presentasiproposal praktikum

    Finda

    Anesia

  • 8/12/2019 4.Laporan Praktikum Btm i Rhodamin bf

    13/24

    13

    praktikum pada seminar

    Koordinas

    i dengan

    Laboran

    Kimia

    Analitik

    FST Unair

    Rabu, 7

    Maret 2012

    Melaksanakan

    proses

    perijinan

    Laboratorium

    FST Unair

    - Menghubungi pihakmanajemen

    laboratorium FST

    Unair

    - Mengkoordinasikanprosedur pemeriksaan

    laboratorium

    Very

    Darmawan

    Alfreda

    Finda

    Anesia

    Pengambil

    an Sampel

    Senin-

    Rabu, 12-

    14 Maret

    2012

    Pengambilan

    Sampel di

    Sekolah,

    Terminal dan

    Pasar

    - Melakukanpengambilan sampel

    saos

    - Menyimpan sampeldalam wadah dan

    pendingin

    Chandra

    Mutiara

    Ayu

    Faradisa

    Debi Adi

    Pelaksana

    an

    Pengujian

    Kandunga

    n Zat

    Warna

    Kamis

    Jumat, 22-

    23 Maret

    2012

    Pemeriksaan

    Kandungan

    Zat Warna

    Rhodamin B

    - Mempersiapkansampel

    - Mempersiapkan alatdan bahan yang

    dibutuhkan

    - Melakukan ujilaboratorium

    kuantitatif

    - Mencatat hasilpemeriksaan

    laboratorium

    Semua

    anggota

    kelompok

    Analisis

    Hasil

    Pemeriksa

    an

    Laboratori

    um

    Sabtu

    Minggu, 24

    - 25 Maret

    2012

    Melakukan

    identifikasi

    mengenai hasil

    pemeriksaan

    laboratorium

    - Membuat lembaridentifikasi hasil

    pemeriksaan

    - Membangdingkanhasil antara sekolah,

    pasar dan terminal

    Finda

    Anesia

    Alfreda

    Pelaporan Senin, 11 Penyusunan Membuat laporan akhir Chandra

  • 8/12/2019 4.Laporan Praktikum Btm i Rhodamin bf

    14/24

    14

    Hasil

    Praktikum

    April 2012 laporan

    praktikum

    praktikum Cahya,

    Mutiara

    Ayu

    Faradisa

    Kamis, 12

    April 2012

    Demo dan

    seminar hasil

    Debi Adi

    3.2Metode praktikum pengujian zat pewarnaUji zat pewarna Rhodamin B dilakukan melalui uji kualitatif saja. Uji

    Kualitatif adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui jenis zat

    pewarna sintetis yang terdapat dalam sampel melalui metode kromatografi.

    Sedangkan uji kuantitatif tidak dilakukan karena Rhodamin B termasuk zaat

    pewarna sintetis yang dilarang digunakan berapapun kadarnya. (Purba, 2009)

    3.2.1 Uji Kualitatif (Kromatografi)1. Alat

    a. Gelas ukur 10 ml dan 25 ml 1 buahb. Gelas kimia 100 ml 6 buahc. Chamber 1 buah (5 tabung)d. Batang pengaduk 1 buahe. Pipa Kapiler 5 buahf. Water bath (pemanas air)

    2. Bahana.

    Sampel saos (Pasaar, Terminal dan SD)

    b. Kertas kromatografi (Kertas Whatman)c. Asam Asetat 6%d. Amoniak Encer 13%e. Larutan Standar Rhodamin Bf. Bulu Domba Bebas Lemakg. Larutan pengelusi campuran etanol : asam asetat glacial : air = 4 : 2 :

    2,4

  • 8/12/2019 4.Laporan Praktikum Btm i Rhodamin bf

    15/24

    15

    3. Prosedur Kerjaa. Menyiapkan larutan pengelusi (etanol, asam asetat glacial dan air)

    lalu dijenuhkan

    Gambar 1. Penyiapan Alat dan Bahan.

    b. Menggunting kertas Whatman masing-masing potong berukuran 2,5cm x 20 cm

    Gambar 2. Penyiapan kertas Whatman

    chamber

  • 8/12/2019 4.Laporan Praktikum Btm i Rhodamin bf

    16/24

    16

    c. Menggambar garis lurus dengan pensil pada jarak 2 cm dari ujunglebar kertas

    Gambar 3. Penandaan tempat penetesan zat warna

    d. Menyiapkan gelas kimia dan menimbang sampel masing-masing 5gram

    Gambar 4. Penimbangan Sampel

    e. Menambahkan asam asetat 6% masing-masing sampel 30 ml

    Gambar 5. Penambahan asam asetat 6%

    > t = 2 cm

  • 8/12/2019 4.Laporan Praktikum Btm i Rhodamin bf

    17/24

    17

    f. Memasukkan bulu domba yang telah dicelup ether sebelumnya(untuk menghilangkan lemak) lalu mendididihkan sampai tertinggal

    20 ml atau sampai zat warna terserap oleh bulu domba

    Gambar 6. Ekstraksi Zat Warna Sampel

    g. Bulu domba yang telah berwarna dipisahkan dari larutan dandipindah ke gelas kimia lain kemudian menambahkan amoniak encer

    ke dalam setiap gelas kimia berisi bulu domba sampai 25 ml.

    Gambar 7. Penambahan ammonia untuk peralutan zat warna

    h. Mendidihkan larutan berikut bulu domba tersebut sampai volumelarutan berkurang setengahnya atau setelah zat warna di bulu domba

    terlarut ke amoniak.

    Gambar 8. Pendidihan benang wool berwarna dalam amoniak

  • 8/12/2019 4.Laporan Praktikum Btm i Rhodamin bf

    18/24

    18

    i. Menyiapkan kertas Whatman sebanyak 4 buah.j. Menyiapkan kapiler dan larutan standar Rhodamin B

    Gambar 9. Larutan Standar Rhodamin B

    k. Menotolkan setiap larutan sampel ke kertas Whatman tepat padagaris. Mengulangi penotolan sampai zat warna terlihat jelas. Jadi

    terdapat 4 kertas Whatman yaitu yang ditotol Rhodamin B, Zat

    warna sampel saos terminal, pasar dan SD

    Gambar 10. Penotolan zat warna sampel dan Standar Rhodamin B

    pada kertas Whatman

    l. Memasukkan kertas-kertas tersebut ke dalam chamber danmenunggu sampai eluen tertarik mencapai batas yang diinginkan.

    Terminal

    Pasar

    Sekolah

    Ponceau 4R

    Rhodamin B

  • 8/12/2019 4.Laporan Praktikum Btm i Rhodamin bf

    19/24

    19

    Gambar 11. Kertas-kertas Whatman yang telah ditotol di dalam

    Chamber

    m.Mengamati jarak perpindahan noda zat warna dan jarak eluenkemudian hasilnya dihitung dengan rumus Rf.

    Rf =

    Gambar 12. Perpindahan noda zat warna

    n. Membandingkan hasil perhitungan Rf antara Larutan StandarRhodamin B dengan ketiga sampel kemudian menginterpretasikan

    Terminal

    Pasar

    Sekolah

    Ponceau 4R

    Rhodamin B

    Terminal Pasar SekolahPonceau Rhodamin B

  • 8/12/2019 4.Laporan Praktikum Btm i Rhodamin bf

    20/24

    20

    apakah ada dari ketiga sampel yang memiliki nilai Rf yang sama

    dengan Rf Rhodamin B (Rf zat sejenis akan memiliki Rf yang

    sama).

    3.3.Laporan Penggunaan DanaPengeluaran:

    Kegiatan Kebutuhan Jumlah Harga Total

    Pengambilan

    Sampel

    Sampel 3 Rp 5.000,00 Rp 15.000,00

    Pengujian

    Laboratorium

    Uji kualitatif - Rp 400.000,00 Rp 400.000,00

    Total Rp 415.000,00

  • 8/12/2019 4.Laporan Praktikum Btm i Rhodamin bf

    21/24

    21

    BAB IV

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    4.1 Hasil pemeriksaan

    Hasil pemeriksaan bahan pewarna dari beberapa sampel saos yang

    telah dilakukan pengujian kualitatif di laboratorium dengan zat pewarna

    standar atau pembanding Rhodamin B adalah:

    A. Sampel Saos Terminal1. Saat sampel saos dilarutkan dengan asam glacial lalu dipanaskan, zat

    warna terikat pada bulu domba. Adanya zat warna yang terserap bulu

    domba pada saat ekstraksi menunjukkan bahwa zat warna tersebutadalah zat warna sintetis.

    2. Perhitungan Rf dengan hasil sebagai berikut:Rf =

    Rf Rhodamin B =

    Rf Terminal =

    Jadi dapat disimpulkan bahwa zat warna tersebut bukan zat

    warna Rhodamin B karena perhitungan Rf menunjukkan angka yang

    jauh berbeda antara sampel saos terminal dengan standar Rhodamin B.

    B. Sampel Saos Pasar1. Saat sampel saos dilarutkan dengan asam glacial lalu dipanaskan, zat

    warna terikat pada bulu domba. Adanya zat warna yang terserap bulu

    domba pada saat ekstraksi menunjukkan bahwa zat warna tersebut

    adalah zat warna sintetis.

    2. Perhitungan Rf dengan hasil sebagai berikut:Rf =

    Rf Rhodamin B =

    Rf Pasar =

  • 8/12/2019 4.Laporan Praktikum Btm i Rhodamin bf

    22/24

    22

    Jadi dapat disimpulkan bahwa zat warna tersebut bukan zat

    warna Rhodamin B karena perhitungan Rf menunjukkan angka yang

    jauh berbeda antara sampel saos pasar dengan standar Rhodamin B.

    C. Sampel Saos SD1. Saat sampel saos dilarutkan dengan asam glacial lalu dipanaskan, zat

    warna terikat pada bulu domba. Adanya zat warna yang terserap bulu

    domba pada saat ekstraksi menunjukkan bahwa zat warna tersebut

    adalah zat warna sintetis.

    2. Perhitungan Rf dengan hasil sebagai berikut:Rf =

    Rf Rhodamin B =

    Rf SD =

    Jadi dapat disimpulkan bahwa zat warna tersebut bukan zat

    warna Rhodamin B karena perhitungan Rf menunjukkan angka yang

    jauh berbeda antara sampel saos SD dengan Standar Rhodamin B.

    D. Karena terdapat satu chamber yang kosong, dengan hasil praktikum yangmenunjukkan bahwa zat warna tersebut bukan Rhodamin B, maka kami

    menambahkan 1 larutan standar lain sebagai pembanding yaitu Ponceau.

    Hasil menunjukkan Rf Ponceau adalah sebagai berikut:

    Rf Ponceau =

    Hasil Rf Ponceau tersebut apabila dibandingkan dengan Rf ketiga

    sampel tidak jauh berbeda, sehingga dapat disimpulkan bahwa zat warna

    yang digunakan tersebut diduga adalah Ponceau 4R. Namun karena zat

    warna sintetis ini tidak dilarang maka dapat dilakukan pemeriksaan lebih

    lanjut mengenai kadar zat pewarna dengan pemeriksaan kuantitatif.

  • 8/12/2019 4.Laporan Praktikum Btm i Rhodamin bf

    23/24

    23

    Tabel 7. Pengamatan Pengujian Zat Pewarna Rhodamin B Dalam Sampel Saos Di

    Sekolah, Pasar, Dan Terminal

    N

    O

    NAMA

    SAMPEL

    KANDUNGAN

    RHODAMIN B

    KETERANGAN

    ADA TIDAK ADA

    1 Sampel

    saos A

    (saos dari

    sekolah)

    a. Rf Rhodamin B = b. Rf SD =

    Rf Rhodamin B Rf saos dari

    sekolah

    2 Sampelsaos B

    (saos dari

    pasar)

    a. Rf Rhodamin B =

    b. Rf Pasar =

    Rf Rhodamin B Rfsaos dari pasar

    3 Sampel

    saos C

    (saos dari

    terminal)

    a. Rf Rhodamin B = b.Rf Terminal =

    Rf Rhodamin B Rf saos dari

    terminal

  • 8/12/2019 4.Laporan Praktikum Btm i Rhodamin bf

    24/24

    BAB V

    KESIMPULAN DAN SARAN

    5.1. Kesimpulan

    A. Adanya zat warna yang terserap bulu domba pada saat ekstraksimenunjukkan bahwa zat warna dari ketiga sampel saos tersebut

    adalah zat warna sintetis.

    B. Karena perhitungan Rf dari ketiga sampel saos menunjukkan angkayang jauh berbeda dengan Rf Rhodamin B, dapat disimpulkan bahwa

    zat warna dari ketiga sampel tersebut bukanlah Rhodamin B.

    C. Hasil Rf Ponceau tersebut apabila dibandingkan dengan Rf ketigasampel tidak jauh berbeda, sehingga dapat disimpulkan bahwa zat

    warna yang digunakan tersebut diduga adalah Ponceau 4R. Namun

    karena zat warna sintetis ini tidak dilarang maka dibutuhkan

    pemeriksaan lebih lanjut mengenai kadar zat pewarna dengan

    pemeriksaan kuantitatif.

    5.2.Saran

    A. Hasil pemeriksaan Rhodamin B yang negative pada ketiga sampelsaos dari sekolah, pasar dan terminal menunjukkan bahwa industri

    kecil pembuatan saos sudah tidak mempergunakan zat warna

    Rhodamin B yang dilarang. Maka dari itu perlu adanya monitoring

    berkala untuk mempertahankan kondisi tersebut.

    B.

    Perlu ada pemeriksaan lanjutan mengenai kadar Ponceau 4R yangdipergunakan dalam saos tersebut apakah kadarnya melebihi batas

    yang diperkenankan ataukah tidak.