Upload
nguyentram
View
227
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
23
5 HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Analisis Teknis Perikanan Gillnet Millenium
5.1.1 Unit penangkapan ikan
1) Kapal
Kapal gillnet millenium yang beroperasi di PPI Karangsong adalah kapal
berbahan dasar kayu dengan ukuran 5 GT, 20 GT, 30 GT, 40 GT dan 60 GT.
Kapal 5 GT memakai mesin motor tempel dengan kekuatan mesin 24 pk.
Dimensi kapal 7 m x 2,5 m x 1,5 m. Banyak trip per bulan 20-30 kali tergantung
pada musim, kebutuhan bahan bakar per trip sebesar 50 liter.
Kapal 20 GT memakai mesin motor inboard dengan kekuatan mesin 120
pk. .Dimensi kapal 20 GT yaitu 14 m x 4,1 m x 1,8 m. Lama trip 20 hari,
kebutuhan bahan bakar per trip sebesar 1.200 liter. Kapal 30 GT memakai mesin
motor inboard dengan kekuatan mesin 160 pk. Dimensi kapal 30 GT yaitu 18 m
x 4,7 m x 1,8 m. Lama trip 30-40 hari, kebutuhan bahan bakar per trip sebesar
5.000 liter. Kapal 40-60 GT memakai mesin motor inboard dengan kekuatan
mesin 220 pk. Dimensi kapal 40 GT 20 m x 5,3 m x 2,2 m dan 60 GT 22,5 m x 6
m x 2,6 m. Lama trip 40-60 hari, kebutuhan bahan bakar per trip sebesar 11.000
liter. Gambar kapal gillnet millenium dapat dilihat pada Lampiran 5.
2) Alat tangkap
Jaring millenium dibuat dari bahan polyamide monofilament berwarna putih
transparan dengan ukuran mata jaring 4 inchi. Pelampung jaring terbuat dari
bahan polyurethane, jumlah pelampung 10 buah per piece. Pemberat terbuat dari
bahan semen seberat 400 gr dengan jarak antar pemberat 10 m. Pelampung umbul
dibuat dari bahan gabus atau styrofoam dengan jarak antar pelampung umbul 30
m. Ukuran jaring millenium pada masing-masing kapal yaitu:
1) Jaring millenium kapal 5 GT sepanjang 20 pieces (panjang 120 m/piece,
tinggi 9 m);
2) Jaring millenium kapal 20 GT sepanjang 60 pieces (panjang 120 m/piece,
tinggi 9 m);
aaaaaa
aaa
24
3) Jaring millenium kapal 30 GT sepanjang 80 pieces (panjang 98 m/piece,
tinggi 21-24 m); dan
4) Jaring millenium kapal 40-60 GT sepanjang 110 pieces (panjang 98
m/piece, tinggi 24-27 m).
Gambar 5 Konstruksi jaring millenium (kapal 5 GT).
3) Nelayan
Nelayan di Karangsong sebagian besar merupakan nelayan penuh atau
nelayan yang menghabiskan seluruh waktu kerja dalam kegiatan perikanan.
Nelayan dibagi berdasarkan struktur sosialnya yaitu juragan, jurumudi, dan
bendega.. Nelayan juragan adalah pemilik kapal dan yang menyediakan
permodalan dalam melaut, juragan memperkerjakan nelayan yang terdiri dari satu
orang jurumudi dan bendega (ABK). .Jumlah nelayan pada kapal 5 GT sebanyak
4 orang, 20 GT sebanyak 9 orang, 30 GT sebanyak 12 orang, dan 40-60 GT
sebanyak 13 orang.
Sistem bagi hasil merupakan pendapatan dari penjualan hasil tangkapan
dikurangi biaya perbekalan dan retribusi. Berdasarkan kesepakatan rapat anggota
30 m
25
tahunan antara para juragan, bakul, KUD, dan pihak TPI bahwa nelayan di PPI
Karangsong dikenakan biaya retribusi sebesar 3% yang merupakan lebih besar
dari ketetapan pemerintah yaitu sebesar 1,65%.
5.1.2 Kegiatan operasi penangkapan ikan
1) Persiapan
Diawali pada tahap persiapan, nelayan akan memeriksa jaring dan
memperbaiki jaring yang rusak, kemudian jaring disusun dengan rapih. Setelah
itu, dilakukan pemeriksaan terhadap mesin dan pengisian bahan bakar, pengisian
bahan bakar dimudahkan dengan adanya pom bensin Pertamina yang berada di
tepi sungai.. Balok-balok es dimasukkan ke dalam kapal dan sebagian
dihancurkan menjadi es curah dengan menggunakan mesin penghancur es.
Setelah persiapan nelayan selesai maka kapal akan berangkat pada pukul 14.00
WIB.
(1) (2)
(3) (4)
Gambar 6 Proses persiapan perbekalan melaut (1) Nelayan memperbaiki jaring(2) Memasukkan balok es ke dalam kapal, (3) Menghancurkan balokes menjadi es curah, (4) Pengisian bahan bakar.
26
2) Metode operasi
Kapal melakukan perjalanan menuju fishing ground sekitar 3-4 jam, daerah
fishing ground umumnya telah dikenal dan diketahui oleh para nelayan. Pukul
16.00-18.00 WIB jaring millenium diturunkan (setting), pertama pelampung tanda
yang berada di ujung tali selambar diturunkan, kemudian kapal bergerak secara
perlahan dan nelayan menurunkan piece pertama badan jaring hingga piece
terakhir. Jaring millenium dapat dioperasikan di permukaan air, kolom air, dan
dasar perairan. .Hal ini dilakukan dengan cara mengatur panjang dari tali
pelampung umbul. Setelah perendaman jaring selama 6 jam atau pukul 24.00
WIB maka jaring diangkat (hauling), penarikan jaring dilakukan dengan
menggunakan mesin line hauler.. Proses hauling pada kapal 30 GT dapat
berlangsung hingga pukul 08.00 WIB atau selama 8 jam.. Hasil tangkapan
kemudian dimasukkan ke dalam palka yang berisi es curah.
(1) (2)
(3)
Gambar 7 Alat bantu gillnet millenium (1) Line hauler pada kapal 5 GT, (2)Serok, (3) mesin line hauler.
27
3) Penanganan hasil tangkapan
Penanganan hasil tangkapan yaitu hasil tangkapan yang terjerat pada jaring
langsung dilepas saat penarikan, lalu disortir untuk dimasukkan ke dalam palka
yang telah berisi es curah. .Sebagian dari hasil tangkapan sampingan
dimanfaatkan nelayan untuk dikonsumsi.
4) Pendaratan hasil tangkapan
Kapal berlabuh di PPI Karangsong, kemudian melakukan pengbongkaran
hasil tangkapan. .Hasil tangkapan ikan langsung diangkut menuju TPI
Karangsong untuk dilelang. Adapun proses lelang di TPI adalah sebagai berikut.
1) Kapal mengantri untuk mendapatkan nomor lelang. Nelayan membawa hasil
tangkapannya dan mengantri untuk menimbang ikan;
2) Setelah ikan ditimbang, maka nelayan mendapatkan keranjang yang sudah
ditandai berdasarkan nama juragan dan diberikan nomor urut lelang;
3) Proses lelang dilaksanakan;
4) Harga tertinggi mendapatkan keranjang yang diinginkan, kemudian bakul
mengemas sendiri ikan yang didapatkan dari lelang, lalu membayar ke pihak
TPI;
5) Pihak TPI kemudian membayarkan hasil pelelangan ikan ke juragan.
Gambar 8 Kegiatan lelang di PPI Karangsong.
28
5.2 Analisis Usaha Penangkapan Gillnet Millenium
Analisis usaha pada unit penangkapan gillnet millenium menggunakan
analisis imbangan penerimaan dan biaya (Revenue-Cost ratio), analisis payback
period, dan analisis return of investment. Analisis-analisis tersebut memberikan
informasi mengenai kondisi usaha yang terjadi pada unit penangkapan gillnet
millenium.
5.2.1 Modal investasi
Biaya investasi meliputi biaya kapal termasuk perlengkapannya, biaya
mesin, dan biaya alat tangkap. Wawancara yang dilakukan terhadap beberapa
nelayan menyatakan bahwa modal investasi berasal dari dana juragan kapal, milik
sendiri, maupun dari pihak koperasi yang memberikan bantuan modal kepada
nelayan anggota. Tabel 6 merupakan modal investasi yang diperlukan untuk
memulai usaha unit penangkapan ikan gillnet millenium.
Tabel 6 Perbandingan biaya investasi pada masing-masing ukuran kapal
No. Ukuran kapal Biaya investasi (Rp)1 5 GT 85.000.000,002 20 GT 850.000.000,003 30 GT 1.660.000.000,004 40 GT 2.570.000.000,005 60 GT 2.870.000.000,00
5.2.2 Biaya operasional usaha
Biaya usaha meliputi biaya tetap dan biaya tidak tetap. .Biaya tetap
merupakan penjumlahan dari biaya perawatan (kapal, mesin, dan alat tangkap),
biaya penyusutan (kapal, mesin, dan alat tangkap), pajak, dan surat ijin. Biaya
tidak tetap terdiri dari biaya operasional (solar, oli, es, makanan, air tawar),
retribusi, dan TPI. Nelayan yang bekerja dengan juragan diberikan modal biaya
operasional untuk melaut. Pendapatan dari penjualan hasil tangkapan yang
didapat oleh nelayan akan dibagikan kepada pemilik modal sesuai kesepakatan
setelah dikurangi jumlah biaya operasional, retribusi, dan biaya TPI. Biaya usaha
yang terdiri dari biaya tetap dan tidak tetap pada masing-masing ukuran kapal
dapat dilihat pada Tabel 7.
29
Tabel 7 Perbandingan biaya usaha pada masing-masing ukuran kapal per tahun
No.Ukurankapal
Biaya tetap (Rp) Biaya tidak tetap (Rp) Jumlah (Rp)
1 5 GT 18.105.000,00 119.881.350,00 137.986.350,002 20 GT 85.903.333,00 174.209.250,00 260.112.583,003 30 GT 160.763.333,00 319.077.500,00 479.840.833,004 40 GT 232.323.333,00 500.075.000,00 732.398.333,005 60 GT 251.943.333,00 558.262.500,00 810.205.833,00
5.2.3 Pendapatan usaha
Pendapatan hasil tangkapan oleh kapal yang berukuran 5 GT tergantung dari
musim, hal ini terjadi karena daerah penangkapan yang dapat dilalui tidak terlalu
jauh dari pantai yaitu di sekitar pantai Indramayu sampai pulau Biawak, kapal 5
GT juga melakukan trip penangkapan ikan selama satu hari.. Kapal yang
berukuran > 20 GT tidak tergantung musim, trip penangkapan ikan selama 20 hari
hingga 60 hari, daerah penangkapan yang lebih jauh yaitu perairan Laut Jawa,
Selat Karimata, Karimun Jawa, hingga perairan Natuna (Lintang 1-3).
Pendapatan hasil tangkapan tergantung dari komposisi ikan yang didapat,
produksi rata-rata kapal per trip dapat dilihat dari Tabel 8.
Tabel 8 Pendapatan usaha gillnet millenium per trip
No.Ukurankapal
Per trip (Rp) Trip/tahun Jumlah per tahun (Rp)
1 5 GT 1.914.286,00 210 402.000.000,002 20 GT 70.532.142,00 14 987.450.000,003 30 GT 251.400.000,00 7 1.759.800.000,004 40 GT 461.250.000.00 5 2.306.250.000,005 60 GT 620.330.000.00 5 3.101.650.000,00
5.2.4 Sistem bagi hasil
Sistem bagi hasil pada nelayan tergantung dari kesepakatan antara pemilik
modal (juragan) dengan nelayan.. Bagi hasil didapat dari jumlah pendapatan
penjualan hasil tangkapan dikurangi dengan biaya tidak tetap, kemudian dibagi
kepada pemilik modal dan nelayan.
30
Wawancara yang dilakukan terhadap nelayan yang menggunakan kapal
berukuran 5 GT dan 20 GT yaitu 50% untuk juragan dan 50% untuk nelayan.
Nahkoda pada kapal 5 GT mendapatkan 1,5 kali lebih besar dari pendapatan per
ABK, nahkoda kapal 20 GT mendapatkan 2 kali lebih besar dari pendapatan per
ABK. Sistem bagi hasil kapal berukuran 30 GT dan 40-60 GT yaitu 60% untuk
juragan dan 40% untuk nelayan. Nahkoda kapal mendapat 2 kali lebih besar dari
pendapatan per ABK. Jumlah nelayan pada kapal 5 GT, 20 GT, 30 GT, dan 40-60
GT masing-masing adalah 4, 10, 11, dan 13 nelayan. Hasil pendapatan nelayan
dan juragan per tahun dapat dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9 Pendapatan sistem bagi hasil per tahun
No.UkuranKapal
Pendapatan(Rp)
Juragan (Rp) Nahkoda (Rp)Per ABK
(Rp)
1 5 GT 282.118.650,00 141.059.325,00 47.019.775,01 31.346.516,67
2 20 GT 813.240.750,00 406.620.375,00 73.930.777,28 36.965.488,64
3 30 GT 1.440.722.500,00 864.433.500,00 96.048.166,67 48.024.083,33
4 40 GT 1.806.175.000,00 1.083.705.000,00 103.210.000,00 51.605.000,00
5 60 GT 2.543.387.500,00 1.526.032.500,00 145.336.428,60 72.668.214,29
5.2.5 Analisis finansial usaha
Nilai R/C yang didapat dari hasil perhitungan menunjukkan nilai yang lebih
besar dari satu (R/C > 1) artinya kegiatan perikanan gillnet millenium layak
diusahakan dan menguntungkan. Nilai R/C pada kapal 5 GT sebesar 2,91 artinya
setiap satu rupiah yang dikeluarkan mampu menghasilkan penerimaan sebesar
Rp2,91. Analisis payback period (PP) yaitu periode waktu yang diperlukan untuk
menutup kembali investasi yang dikeluarkan, pada kapal 5 GT nilai PP sebesar
0,64 artinya waktu yang dibutuhkan untuk mengembalikan investasi selama 0,6
tahun atau 7,7 bulan. Analisis ROI digunakan untuk mengetahui seberapa persen
kemungkinan pengembalian modal investasi yang ditanamkan, untuk kapal 5 GT
nilai ROI sebesar 155% yang berarti bahwa dalam satu tahun modal telah kembali
dan mendapat keuntungan dari usaha yang ditanamkan yaitu sebesar 55%. Hasil
analisis finansial pada masing-masing kapal gillnet millenium dapat dilihat pada
Tabel 10.
31
Tabel 10 Analisis finansial usaha gillnet millenium
No. Ukuran kapalPendapatan usaha
(Rp)R/C PP ROI
1 5 GT 132.006.825,00 2,91 0,64 1,552 20 GT 363.668.708,00 3,79 2,33 0,423 30 GT 767.975.500,00 3,67 2,16 0,464 40 GT 944.311.000,00 3,15 2,72 0,365 60 GT 1.374.866.500,00 3,83 2,08 0,48
Keuntungan yang diperoleh oleh masing-masing ukuran kapal berbanding
lurus dengan besarnya ukuran kapal. Kapal yang berukuran lebih besar akan
mendapat pendapatan yang lebih besar. Hal ini dikarenakan semakin besar
ukuran kapal maka hasil tangkapan yang dapat diangkut lebih besar dan waktu
pengoperasian lebih lama dibandingkan dengan kapal yang berukuran lebih kecil.
Berdasarkan analisis R/C semua ukuran kapal layak untuk diusahakan, nilai yang
didapat dari masing-masing kapal tidak jauh berbeda yaitu setiap rupiah yang
dikeluarkan mampu menghasilkan penerimaan sebesar Rp2,91 hingga Rp3,83,
artinya besarnya pendapatan total akan dipengaruhi pada besarnya jumlah biaya
tetap dan biaya tidak tetap yang dikeluarkan.
Hasil dari analisis payback period dan dengan asumsi pendapatan tetap per
tahun maka kapal yang berukuran 5 GT hanya membutuhkan 7 bulan 21 hari
dalam mengembalikan modal investasi dan sudah mendapatkan keuntungan dalam
satu tahun. Kapal 20-60 GT membutuhkan waktu sekitar dua hingga tiga tahun
untuk mendapatkan kembali modal investasi dan meraih keuntungan dimulai pada
tahun ketiga. Analisis ROI pada kapal berukuran 5 GT memiliki nilai yang besar
yaitu 155% yang berarti dalam satu tahun pertama nilai investasi telah kembali
dan telah memperoleh keuntungan sebesar 55% dari nilai investasi, sedangkan
kapal 20-60 GT memiliki nilai ROI sebesar 36% hingga 48% yang berarti bahwa
dalam satu tahun nilai investasi belum dapat kembali.
32
5.3 Analisis Faktor-Faktor Produksi Penangkapan Gillnet Millenium
Faktor-faktor produksi yang dipilih pada penelitian ini mempengaruhi
dalam usaha gillnet millenium, dan yang diambil sebanyak 30 sampel (Lampiran
6). Berikut faktor-faktor produksi yang mempengaruhi dalam usaha gillnet
millenium:
1) Ukuran kapal (X1)
Ukuran kapal dapat diduga sebagai faktor yang mempengaruhi hasil
produksi, secara umum dapat dikatakan bahwa semakin besar ukuran kapal
maka jumlah hasil produksi semakin besar. Kapal diukur berdasarkan
volume yaitu gross tonnage (GT).
2) Jumlah tenaga kerja (X2)
Tenaga kerja pada setiap kapal dibagi menjadi nahkoda dan anak buah
kapal. Jumlah tenaga kerja pada masing-masing kapal sebanyak 3 hingga
13 orang.
3) Jumlah bahan bakar/BBM (X3)
Jumlah BBM yang digunakan berkisar dari 10.500 liter hingga 55.000
liter per tahun. ,Pemakaian rata-rata kapal yang berukuran 5 GT
menggunakan BBM sebesar 50 liter/trip, kapal 20 GT sebesar 1.200
liter/trip, kapal 30 GT sebesar 5.000 liter/trip, dan kapal 60 GT sebesar
11.000 liter/trip.
4) Investasi (X4)
Investasi terdiri dari biaya kapal, biaya mesin, dan biaya alat
penangkapan ikan. Harga kapal dan mesin berkisar Rp35.000.000,00 untuk
kapal 5 GT hingga Rp2.100.000.000,00 untuk kapal 60 GT, harga alat
tangkap sebesar Rp2.500.000,00 per piece untuk kapal berukuran 5-20 GT
dan Rp7.000.000,00 untuk kapal yang berukuran 30-60 GT.
Berdasarkan Tabel 11 (Lampiran 7) hasil regresi pada faktor ABK (X2) dan
faktor investasi (X4) mempunyai nilai koefisien negatif. Faktor-faktor yang
berpengaruh nyata pada usaha penangkapan gillnet millenium adalah GT kapal
(X1) dan jumlah BBM (X3). Model pendugaan fungsi produksi Cobb-Douglas
dari unit penangkapan gillnet millenium dengan persamaan sebagai berikut:
Y= 7.3236 X10.7281 X2-0.1716 X30.4286 X4-0.1030
33
Persamaan fungsi produksi Cobb-Douglas dengan bantuan logaritma menjadi
sebagai berikut:
Log Y = log 7.3236 + 0.7281 log X1 - 0.1716 log X2 + 0.4286 log X3
– log 0.1030 X4
Tabel 11 Nilai koefisien regresi (bi), standard error koefisien regresi (Sbi) dan t-hitung fungsi produksi unit penangkapan gillnet millenium diKarangsong
Variabel CoefficientsStandard
ErrorT Hitung
T Tabel(0.05)
Intersep 7.323659218 1.508192751 4.85592726 1.708GT kapal (X1) 0.728188867 0.208897096 3.485873583Jumlah ABK (X2) -0.171677785 0.40726071 -0.421554271Jumlah BBM (X3) 0.428689939 0.093989185 4.561056053Investasi (X4) -0.103026691 0.226114742 -0.455638981
Hasil regresi terdapat koefisien yang bernilai negatif, maka dilakukan
regresi kembali tanpa menyertakan faktor ABK dan investasi (Lampiran 8).
Regresi pada faktor yang berpengaruh nyata yaitu GT kapal dan jumlah BBM
dapat dilihat pada Tabel 12.
Tabel 12 Nilai koefisien regresi pada faktor GT kapal dan jumlah BBM
Variabel Coefficients Standard Error T HitungT Tabel(0.05)
Intersep 6.33564824 0.289791797 21.86275909 1.703GT kapal (X1) 0.429156852 0.067424102 6.365036276BBM (X3) 0.497962078 0.084127522 5.919134047
Hasil dari regresi pada variabel X1 dan X3 bernilai positif. .Model
pendugaan fungsi produksi Cobb-Douglas dari unit penangkapan gillnet
millenium pada faktor X1 dan X3 didapat dengan persamaan sebagai berikut:
log Y = log 6.3356 + 0.4291 log X1 + 0.4979 log X3
Analisis Cobb-Douglas yang dilakukan memperoleh nilai koefisien
determinasi (R2) sebesar 96,99% (Lampiran 9). Hal ini menunjukkan bahwa
96,99% variasi produksi disebabkan oleh pengaruh dari variabel-variabel bebas
dan 3,01% dipengaruhi oleh variabel lain di luar model. Nilai F lebih besar dari
nilai F tabel yang berarti bahwa semua faktor-faktor produksi di dalam model
34
berpengaruh nyata terhadap produksi hasil tangkapan gillnet millenium. Berikut
merupakan analisis varian uji koefisien regresi fungsi produksi pada Tabel 13.
Tabel 13 Analisis varian untuk uji koefisien regresi fungsi produksi unitpenangkapan gillnet millenium di Karangsong
Sumber DfSum ofSquares
Mean Square f Hitung F Tabel
Regression 2 1.937051993 0.968525997 436.085496 3.35Residual 27 0.059965768 0.002220954Total 29 1.997017762
Uji t-student digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel-
variabel terhadap produksi hasil tangkapan. Berdasarkan analisis di atas dengan
selang kepercayaan 95% diketahui bahwa ukuran kapal (X1) dan jumlah bahan
bakar (X3) berpengaruh nyata terhadap hasil tangkapan, faktor ukuran kapal (X1)
bernilai 0.4291 yang berarti dalam setiap penambahan satu GT ukuran kapal akan
meningkatkan produksi sebesar Rp429,1 dan faktor jumlah bahan bakar per tahun
(X3) bernilai 0.4979 yang berarti dalam setiap penambahan satu liter bahan bakar
akan meningkatkan produksi sebesar Rp497,9 dalam keadaan ceteris paribus.
Variabel ABK (X2) dan investasi (X4) tidak berpengaruh nyata secara sendiri-
sendiri namun berpengaruh nyata dalam keadaan bersama-sama dengan
keseluruhan faktor. Persamaan garis antara faktor produksi GT kapal (X1)
terhadap produksi (Y) dapat dilihat pada Gambar 9.
y = 5E + 07x + 1E + 08
R2 = 0.9517
0
500000000
1000000000
1500000000
2000000000
2500000000
3000000000
3500000000
4000000000
0 10 20 30 40 50 60
GT Kapal
(Y) P
rodu
ksi/ta
hun
(Rp)
Produksi (y)
Linear (Produksi (y))
Gambar 9 Grafik hubungan antara GT kapal (X1) terhadap produksi (Y).
Gambar 9 menunjukkan bahwa GT kapal memiliki hubungan parsial yang
bersifat liner terhadap produksi hasil tangkapan, nilai optimum dihasilkan dari
kapal berukuran 60 GT. Hal ini sesuai dengan kapasitas yang dapat diperoleh
35
oleh kapal, semakin besar ukuran kapal maka akan semakin besar daya angkut
hasil tangkapan yang diperoleh. Persamaan garis antara faktor produksi jumlah
(X3) terhadap produksi (Y) dapa dilihat pada Gambar 10.
y = 47710x + 1E+08R2 = 0.8931
0
500000000
1000000000
1500000000
2000000000
2500000000
3000000000
3500000000
4000000000
0 10000 20000 30000 40000 50000 60000
Jumlah BBM/tahun (liter)
(Y) P
rodu
ksi/ta
hun
(Rp)
Produksi (y)
Linear (Produksi(y))
Gambar 10 Grafik hubungan antara jumlah BBM (X3) terhadap produksi (Y).
Gambar 10 menunjukkan bahwa jumlah BBM memiliki hubungan parsial
yang bersifat liner terhadap produksi hasil tangkapan, nilai optimum dihasilkan
dengan jumlah bahan bakar sebesar 55.000 liter per tahun dimana jumlah bahan
bakar yang dibawa sebesar 11.000 liter per trip. Faktor-faktor produksi usaha
penangkapan ikan gillnet millenium memiliki nilai koefisien yang berbeda.
Berikut merupakan pembahasan setiap variabel dari hasil regresi:
1) Ukuran GT kapal
Koefisien regresi GT kapal bernilai 0.4291 yang berarti dalam setiap dalam
setiap penambahan satu GT ukuran kapal akan meningkatkan produksi sebesar
Rp429,1. Kemampuan angkut kapal mempengaruhi kapasitas hasil tangkapan
yang dapat dibawa. Hal ini akan menunjukkan kemampuan-kemampuan kapal
antara lain yaitu jumlah tenaga kerja, jumlah BBM yang dapat diangkut,
perbekalan, alat tangkap, dan kekuatan kapal di laut. Sehingga semakin besar
ukuran kapal maka kemampuannya lebih baik.
2) Jumlah BBM per tahun
Jumlah bahan bakar per tahun bernilai 0.4979 yang berarti dalam setiap
penambahan satu liter bahan bakar akan meningkatkan produksi sebesar Rp497,9.
Bahan bakar yang dibawa oleh kapal akan mempengaruhi jarak tempuh dan waktu
36
perjalanan yang dapat dilakukan oleh kapal. Jumlah BBM yang dipakai akan
tergantung pada seberapa jauh pelayaran kapal menuju ke fishing ground, jumlah
bahan bakar yang digunakan harus diperhitungkan oleh nelayan ketika dipakai
untuk melakukan pelayaran dan ketika kapal kembali ke PPI Karangsong.
5.4 Analisis Sistem Perikanan Gillnet Millenium
5.4.1 Analisis kebutuhan
Pihak-pihak yang terlibat dalam sistem perikanan di Karangsong memiliki
kebutuhan untuk melancarkan kepentingannya masing-masing sesuai dengan
pekerjaannya, adapun pihak-pihak tersebut adalah Dinas Perikanan Indramayu,
petugas TPI, nelayan, pedagang, koperasi, pemilik kapal, dan konsumen.
Kebutuhan-kebutuhan dari masing-masing pihak dirangkum pada Tabel 14.
Tabel 14 Kebutuhan dari pihak yang terlibat dalam sistem perikanan gillnetmillenium di Karangsong, Kabupaten Indramayu
No Pihak-pihak terkait Kebutuhan
1. Dinas Perikanan Indramayu
- Data hasil tangkapan yang akurat- Sistem penangkapan rapih- Pendapatan daerah dan nasional meningkat- Kelestarian sumberdaya ikan
2. Pihak TPI- Keamanan dan Kenyamanan- Ikan HT yang didaratkan di TPI- Pengadaan sarana dan prasarana
3. Nelayan- Informasi DPI, cuaca, dan stok- Akses pemasaran- Subsidi BBM
4. Bakul ikan- Informasi jumlah ikan dan daya beli- Fasilitas TPI
5. Koperasi Mina Sumitra
- Data hasil tangkapan- Sumber modal- Kerjasama dengan Pemerintah Pusat dan- Pemerintah Kabupaten Indramayu
6. Pemilik kapal- Modal- Perizinan usaha- Tenaga kerja/nelayan
7. Konsumen- Ikan segar- Harga ikan terjangkau- Ikan selalu tersedia
37
5.4.2 Formulasi masalah
Formulasi masalah berdasarkan pengamatan kondisi perikanan yang terjadi
di PPI Karangsong. Kendala-kendala yang berhubungan dengan sistem usaha
perikanan gillnet millenium di Karangsong, sebagai berikut:
1) Mahalnya biaya operasional untuk melaut dikarenakan harga bahan bakar
minyak naik; dan
2) Produksi ikan biasanya menurun jika memasuki cuaca kurang baik. Nelayan
dengan tonase kurang dari 5 GT sulit melaut dengan cuaca buruk.
5.4.3 Identifikasi sistem
1) Diagram lingkar sebab akibat
Diagram sebab akibat digunakan untuk mengetahui faktor-faktor yang
ditimbulkan akibat dari elemen yang terkait dalam sistem usaha perikanan gillnet
millenium. Diagram sebab akibat juga akan membantu dan mengungkapkan
penyebab-penyebab utama. Faktor yang positif ditandai dengan (+), sedangkan
faktor negatif ditandai dengan (-). Gambar 12 merupakan diagram lingkar sebab
akibat dari sistem usaha perikanan gillnet millenium.
_
+ _
+ + +
+ +
+ + + +
+ + + +
+ +
+ +
+
Gambar 12 Diagram sebab akibat sistem usaha perikanan gillnet millenium.
Berdasarkan Gambar 12 bahwa sumberdaya ikan merupakan potensi dari
usaha perikanan yang menjadi komoditi untuk diperdagangkan. Dalam hal ini,
alat tangkap gillnet millenium yang mengeksplorasi sumberdaya ikan dapat
Hasiltangkapan
Gillnetmillenium SDI
Nelayan
Pemilikkapal
Harga
TPIKarangsong
BakulPemerintah
RetribusiKPL MinaSumitra
Kebijakanpemerintah
38
memberikan pengaruh positif dengan hasil tangkapan yang memuaskan, namun
dapat memberikan pengaruh negatif pada sumberdaya ikan jika tidak dikendalikan
oleh teknologi alat dan kelestarian lingkungan. Hasil tangkapan ikan gillnet
millenium mendominasi ikan yang didaratkan di TPI Karangsong untuk
dilelangkan yang akan dibeli oleh bakul. Harga dari ikan hasil tangkapan
menghasilkan keuntungan bagi pemilik kapal, pendapatan dari hasil tangkapan
setelah dikurangi modal dan retribusi kemudian dibagikan kepada nelayan. Biaya
retribusi diberikan untuk pemerintah. Koperasi Perikanan Mina Sumitra sebagai
pengelola PPI Karangsong membantu anggotanya yaitu pemilik kapal dan nelayan
dalam permodalan untuk melaut. .Pemerintah dan KPL Mina Sumitra
bekerjasama sehingga memberikan dampak positif bagi perkembangan perikanan
di Karangsong. .Kebijakan pemerintah berguna bagi pedagang ikan dan
kesejahteraan nelayan. Kebijakan perintah dibutuhkan untuk menjaga SDI tetap
lestari seperti pembatasan alat, armada dan daerah operasi penangkapan ikan,
namun akan berdampak negatif bagi unit usaha gillnet millenium. Kegiatan
perikanan di Karangsong dapat dilihat pada Lampiran 10.
2) Diagram input-output
Diagram input-output memperlihatkan faktor-faktor dalam usaha perikanan.
Input terdiri dari input lingkungan, input terkendali, dan input tidak terkendali.
Input-input tersebut menghasilkan output yang dikehendaki dan meminimumkan
atau mencegah input yang tidak dikehendaki. Input lingkungan berupa peraturan
pemerintah dan iklim.
Input tidak terkendali meliputi harga ikan yang dipengaruhi oleh inflasi,
naiknya bahan bakar minyak, dan ketersediaan ikan. Oseanografi dapat berubah-
ubah dikarenakan iklim, gelombang laut, dan salinitas air laut sehingga dapat
mempengaruhi potensi sumberdaya ikan. .Pasar dipengaruhi oleh konsumsi
masyarakat yang berubah-ubah, tingkat pendapatan masyarakat yang memicu
konsumsi, dan kelancaran distribusi.
Input yang dapat dikendalikan antara lain: teknologi penangkapan ikan,
keahlian nelayan, dan modal. Teknologi alat dalam hal ini yaitu gillnet millenium,
jaring pada gillnet millenium terbuat dari bahan polyamide monofilament, gillnet
39
millenium tidak mudah kusut dibandingkan dengan jaring mono yang cepat rusak.
Keahlian nelayan umumnya didapat dari pengalamannya dalam melaut dan
belajar atau bekerja pada sesama nelayan. Modal usaha didapat dari juragan yang
memperkerjakan nelayan, koperasi juga memberikan bantuan modal kepada
nelayan yang menjadi anggota berupa perbekalan dalam melaut.. Berikut
merupakan diagram input-output pada Gambar 13.
Gambar 13 Digram input-output.
Output dikehendaki yaitu pendapatan yang meningkat, terserap banyak
lapangan kerja, hasil tangkapan cukup, dan pelelangan ikan hasil tangkapan
lancar. Output yang tidak dikehendaki antara lain: usaha merugi, hasil tangkapan
menurun, dan biaya operasional meningkat.
Bakul ikan yang membeli hasil tangkapan nelayan yang dilelang di TPI,
selama tahun 2010 pedagang/bakul ikan di Indramayu sebanyak 1.125 orang.
Berdasarkan kesepakatan rapat anggota tahunan antara para juragan, bakul, KUD,
Input tidak terkendali:- Harga- Oseanografi- Pasar- Potensi SDI
Output dikehendaki:- Pendapatan nelayanmeningkat
- Lapangan kerja- Hasil tangkapan cukup- Pelelangan lancar
Input terkendali:- Teknologi penangkapan- Keahlian nelayan- Modal
Usaha PerikananGillnet Milleniumdi Karangsong
Manajemen usahaperikanan
Output tidak dikendaki:- Usaha merugi- Hasil tangkapan menurun- Biaya operasional- meningkat
Input lingkungan:- Peraturan Pemerintah- Iklim
-
40
dan pihak TPI bahwa bakul di PPI Karangsong dikenakan biaya retribusi sebesar
3% yang merupakan lebih besar dari ketetapan pemerintah yaitu sebesar 1,65%.
3) Diagram struktur sistem
Kegiatan sistem usaha perikanan gillnet millenium terdiri dari elemen-
elemen yang saling berhubungan. Gambar 11 merupakan diagram struktur sistem
usaha perikanan gillnet millenium di Karangsong.
Tidak Tidak Tidak
Ya
Ya Ya
Gambar 11 Diagram struktur sistem usaha perikanan gillnet millenium diKarangsong.
Usaha perikanan gillnet millenium di Karangsong dilihat dari aspek pra
produksi, produksi, dan pasca produksi. Input dari aspek pra produksi terdiri dari
biaya investasi (biaya kapal, mesin, dan alat tangkap) dan biaya operasi, nelayan
(juragan, nahkoda, dan anak buah kapal), dan tujuan hasil tangkapan utama yaitu
ikan tenggiri dan ikan tongkol. Proses produksi diawali dengan persiapan melaut
di PPI Karangsong, lalu berangkat menuju daerah penangkapan ikan kemudian
Usaha PerikananGillnet Millenium
Selesai
Pra produksi
Nelayan
Sumberdaya ikantenggiri dan ikantongkol
Sesuai
Mulai
Investasi dan biaya operasi
Produksi
PPI Karangsong
DPI
Operasipenangkapan
ikan
Sesuai
Pelelangan
Pasca produksi
Sistem bagi hasil
Analisis finansial,analisis fungsiproduksi
Sesuai
41
pengoperasian alat tangkap. Output pasca produksi yaitu hasil tangkapan dilelang
di TPI, pendapatan hasil lelang dibagi hasil sesuai kesepakatan antara juragan,
nahkoda, dan ABK kemudian dilakukan analisis finansial untuk mengetahui
potensi usaha dan analisis fungsi produksi untuk mengetahui faktor-faktor yang
berpengaruh dalam kegiatan produksi.. Ketiga aspek tersebut merupakan
pembentuk dari usaha perikanan gillnet millenium.