30
1 SATUAN ACARA PERKULIAHAN Pertemuan ke 5 Mata Kuliah Kode Mata Kuliah Waktu Pertemuan : : : Riset Pemasaran MBB 502 sks:3 150 menit A. Pokok Bahasan : Rancangan Kuesioner dan Format B. Sub Pokok Bahasan : 1.1. Kuesioner 1.2. Proses perancangan kuesioner 1.3. Jenis metode dan wawancara 1.4. Menetapkan urutan pertanyaan C. Kompetensi Umum : Mahasiswa dapat memahami dan mengerti rancangan kuesioner dan format kuesioner. D. Indikator Keberhasilan : 1.) Mahasiswa mampu membuat kuesioner dengan tugas kelompok 2.) Mahasiswa mampu menjelaskan proses perancangan kuesioner dengan diskusi kelompok. 3.) Mahasiswa mampu menerangkan jenis metode wawancara dengan diskusi kelompok 4.) Mahasiswa mampu menjelaskan cara menetapkan urutan pertanyaan dengan diskusi kelompok.

5 kuisioner

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: 5 kuisioner

1

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

Pertemuan ke 5

Mata Kuliah Kode Mata Kuliah Waktu Pertemuan

: : :

Riset Pemasaran MBB 502 sks:3 150 menit

A. Pokok Bahasan : Rancangan Kuesioner dan Format

B. Sub Pokok Bahasan

: 1.1. Kuesioner 1.2. Proses perancangan kuesioner 1.3. Jenis metode dan wawancara 1.4. Menetapkan urutan pertanyaan

C. Kompetensi Umum

: Mahasiswa dapat memahami dan mengerti rancangan kuesioner dan format kuesioner.

D. Indikator Keberhasilan

: 1.) Mahasiswa mampu membuat kuesioner dengan tugas kelompok 2.) Mahasiswa mampu menjelaskan proses perancangan kuesioner dengan diskusi kelompok. 3.) Mahasiswa mampu menerangkan jenis metode wawancara dengan diskusi kelompok 4.) Mahasiswa mampu menjelaskan cara menetapkan urutan pertanyaan dengan diskusi kelompok.

Page 2: 5 kuisioner

(I) Kuesioner

• Definisi Kuesioner : sebuah kuesioner, baik itu disebut formulir atau skedul, bentuk wawancara, atau instrumen pengukuran, merupakan serangkaian pertanyaan yang diformulasikan untuk mendapatkan informasi dari responden.

• Tujuan Kuesioner : 1. Kuesioner harus menterjemahkan informasi yang

diperlukan ke dalam serangkaian pertanyaan spesifik yang dapat dan akan dijawab responden (mengembangkan pertanyaan yg dapat dan akan dijawab responden untuk menghasilkan informasi yang diharapkan merupakan hal yang sulit..tantangan)

2

Page 3: 5 kuisioner

2. Kuesioner harus menguatkan, memotivasi dan mendorong responden yg terlibat dalam wawancara, untuk bekerjasama, dan untuk menyelesaikan tanya-jawab. Wawancara yg tidak diisi lengkap memberikan kegunaan terbatas, shg dalam merancang kuesioner harus meminimalkan kelelahan, kebosanan, ketidaklengkapan, serta non-tanggapan responden.

3. Kuesioner harus meminimalkan kesalahan respon.

3

Page 4: 5 kuisioner

(II) Proses Perancangan Kuesioner

• Perancangan kuesioner merupakan sebuah keterampilan yang diperoleh melalui pengalaman, karena tidak ada prinsip ilmiah yg menjamin sebuah kuesioner yang ideal, sehingga lebih merupakan seni ketimbang ilmu.

• Seni Bertanya ; karangan Stanley P (1951) menyajikan beberapa petunjuk untuk merancang kuesioner bagi peneliti pemula:

4

Page 5: 5 kuisioner

Langkah-langkah perancangan Kuesioner : 1. Tentukan informasi yang dibutuhkan

2. Tentukan metode wawancara

3. Tentukan kandungan masing-masing pertanyaan

4. Rancang pertanyaan untuk mengatasi ketidakmampuan dan ketidaksediaan responden menjawab.

5. Buat keputusan mengenai struktur pertanyaan

6. Tentukan susunan kata dari pertanyaan.

7. Urutkan pertanyaan dalam urutan yang sesuai.

8. Identifikasi formulir dan layout

9. Perbanyak kuesioner, dan

10. Uji coba kuesioner

5

Page 6: 5 kuisioner

1. Menentukan informasi yg dibutuhkan :

– Menelaah komponen masalah dan pendekatan merupakan hal yg membantu, khususnya pertanyaan riset, hipotesis, dan informasi yg dibutuhkan.

– Untuk memastikan lebih jauh bahwa informasi yg diperoleh sepenuhnya menjawab seluruh komponen pertanyaan, peneliti harus menyiapkan serangkaian tabel dummy (yaitu tabel kosong yg digunakan untuk mengkatalogkan data dan menguraikan bagaimana analisis akan disusun jika data telah terkumpul).

– Ide yg jelas mengenai populasi sasaran juga penting, karakteristik responden mempunyai pengaruh yg cukup besar bagi desain kuesioner.

6

Page 7: 5 kuisioner

2. Jenis Metode Wawancara

7

Metode

Survey

Wawancara

Telepon

Wawancara

Personal

Wawancara

Surat

Wawancara

Elektronik

Tradisional

Berbantuan

Komputer

Di Rumah

Mall

Intercept

Berbantuan

Komputer

Surat

Panel

Surat

E-mail Internet

Page 8: 5 kuisioner

3. Kandungan masing-masing pertanyaan :

– Apakah pertanyaan tersebut penting, stp. Pertanyaan dlm kuesioner harus memberi sumbangan terhadap informasi yg dibutuhkan; menanyakan beberapa pertanyaan netral pd permulaan kuesioner berguna untuk menciptakan keterlibatan dan saling pengertian, khususnya bila kuesioner bersifat sensitif atau kontroversial.

8

Page 9: 5 kuisioner

4.1.Mengatasi Ketidakmampuan Menjawab.

Penelitian tidak boleh berasumsi responden dapat memberikan jawaban yg akurat dan dapat diterima untuk seluruh pertanyaan. Responden mungkin tidak mempunyai informasi, mungkin tidak ingat, atau mungkin tidak mampu untuk mengungkapkan jenis-jenis tanggapan tertentu.

9

Page 10: 5 kuisioner

4.2. Mengatasi Ketidaksediaan Menjawab

Upaya yg dibutuhkan dari responden : sbgan besar responden tdk bersedia melakukan byk upaya utk memberikan informasi, peneliti yg harus meminimalkan upaya yg perlu dilakukan responden.

Cth : – Sebutkan seluruh departemen tempat anda membeli barang dlm

kunjungan belanja anda terakhir ke toserba tertentu (SALAH)

– Dalam daftar berikut , tanda seluruh departemen tempat anda membeli barang dalam kunjungan anda terakhir ditoserba tertentu (BENAR)

1. Pakaian wanita _____

2. Pakaian pria _____

3. Pakaian anak _____

4. Kosmetika _____

5. ……..

17. Perhiasan _____

18. Lainnya (silakan sebut) _____

10

Page 11: 5 kuisioner

• Konteks: perhatikan pertanyaan sehingga sesuai dengan konteks tertentu. – Cth : pertanyaan ttg kesehatan pribadi lebih cocok oleh

asosiasi medis survey, shg penggunaan berbeda harus lebih “cerdas”.

• Tujuan yg dpt diterima : – responden jg tidak bersedia mengungkapkan informasi bila

menurut pandangan mereka ditanyakan untuk tujuan yg tidak dpt diterima.

– Mengapa psh yg memasarkan sereal ingin tahu usia, penghasilan dan pekerjaan mereka?

– Menjelaskan kenapa data tsb dibutuhkan dpt membuat permohonan mengenai informasi dpt diterima dan meningkatkan kesedian menjawab responden.

– “Utk menentukan bgm konsumsi sereal dan preferensi thdp merek sereal beragam antar orang dgn beragam usia, penghasilan, dan pekerjaan, kami memerlukan informasi mengenai…….”

11

Page 12: 5 kuisioner

• Informasi sensitif : responden tdk bersedia mengungkapkan, setidaknya secara akurat, informasi sensitif (malu, kehormatan, image rusak)….jika dipaksa jawaban akan BIAS, terutama pd saat wawancara

– Cth : uang, kehidupan keluarga, keyakinan politik dan agama, serta keterlibatan dlm insiden dsb.

• Meningkatkan kesediaan responden, melakui teknik-teknik sbb :

i. Tempatkan informasi sensitif pd bagian akhir kuesioner.

ii. Dahulukan pertanyaan dgn pernyataan bahwa perilaku yg sedang ditanyakan merupakan hal yg biasa.

– Misalnya sebelum menanyakan mengenai hutang kartu kredit, katakan “ penelitian baru-baru ini menunjukkan bahwa sebagian besar orang Amerika mempunyai hutang.”

– Teknik ini disebut penggunaan pernyataan kontra-bias

12

Page 13: 5 kuisioner

5. Memilih Struktur Pertanyaan

1) Pertanyaan Tidak Terstruktur : “pertanyaan terbuka yg dijawab responden dgn kata mereka sendiri”.

• Apakah pekerjaan anda ? • ?????

– Kelebihan : • Baik sbg pertanyaan pertama mengenai sebuah topik • Responden mampu mengungkapkan sikap umum dan pendapat yg dapat

membantu peneliti menginterpretasikan tanggapannya. • Mempunyai pengaruh responden bias lbh sedikit pada tanggapan. • Bisa memberikan gambaran lebih kaya pada peneliti (sgt berguna bagi

riset eksploratif)

– Kelemahan : • potensi bias pewawancara tinggi (apakah merekam jawaban kata demi

kata atau hanya mencatat butir penting, data tergantung kemampuan pewawancara / gunakan tape recorder

• Peng-kodean tanggapan mahal dan memakan waktu. • Baik jika responden langsung mengungkapkan

13

Page 14: 5 kuisioner

2) Pertanyaan terstruktur : “menentukan secara spesifik alternatif tanggapan dan bentuk tanggapan, dpt berupa pilihan majemuk, dikotomis atau skala”

• Pertanyaan pilihan majemuk : bisa memilih lebih dari satu jawaban.

Apakah anda akan membeli sebuah mobil baru dalam enam bulan mendatang ? Pasti tidak akan membeli

Mungkin tidak akan membeli

Tidak memutuskan

Kemungkinan akan membeli

Pasti akan membeli

Lainnya (sebutkan)

14

Page 15: 5 kuisioner

• Pertanyaan Dikotomis : hanya mempunyai dua alternatif tanggapan ; ya atau tidak , setuju atau tidak setuju, dst.Sering juga dilengkapi alternatif netral.

Apakah anda berniat membeli mobil baru dalam enam bulan kedepan?

Ya

Tidak

Tidak Tahu

• Skala :………………….

15

Page 16: 5 kuisioner

6. Memilih susunan kata dari pertanyaan

• Kesalahan berakibat : – Pertanyaan tidak ditanggapi (item non response) – Salah tanggapan ( response error)

• Untuk menghindari : – Definisikan permasalahannya (siapa, apa, bgm,

kapan,dimana, mengapa) – Gunakan kata-kata sederhana – Hindari kata-kata yg tidak jelas – Hindari pertanyaan yg mengarahkan/menggiring – Hindari alternatif yg tersirat – Hindari asumsi yg tersirat – Hindari generalisasi dan perkiraan, serta – Gunakan pernyataan positif dan negatif.

16

Page 17: 5 kuisioner

7. Menentukan Urutan Pertanyaan

• Pertanyaan pembuka: harus menarik, sederhana dan tidak mengancam.

• Jenis informasi : diklasifikasikan: – Informasi dasar : berhubungan langsung dg

mslh riset.

– Informasi klasifikasi ; terdiri dari karakteristik sosial ekonomi dan demografis, digunakan untuk mengklasifikasikan responden dan memahami hasil.

– Informasi identifikasi : mencakup nama, alamat, dan nomor telepon.

17

Page 18: 5 kuisioner

• Pertanyaan sulit : letakkan diakhir

• Dampak pada pertanyaan berikutnya :

– Pertanyaan yg diajukan pd urutan awal dapat mempengaruhi tanggapan atas pertanyaan berikutnya. Sbg aturan umum, pertanyaan umum harus mendahului pertanyaan khusus.

• Urutan logis ;

– Seluruh urutan pertanyaan yg berhubungan dgn topik ttt harus diajukan sebelum memulai topik yg baru.

– Ketika mengganti topik, frase transisi yg pendek harus digunakan untuk membantu responden mengalihkan jalan berfikir mereka.

18

Page 19: 5 kuisioner

8. Bentuk & Layout

• Format, spasi, dan penempatan pertanyaan dapat membawa dampak yg signifikan pd hasil.

• Membagi kuesioner atas beberapa bagian merupakan hal yg baik.

• Pertanyaan dalam setiap bagian harus bernomor, khususnya jika pertanyaan bercabang digunakan.

19

Page 20: 5 kuisioner

9. Reproduksi Kuesioner

• Secara profesional, cara pengendalian penggandaan kuesioner akan mempengaruhi hasil (kertas berkualitas, bersih dan rapi)

20

Page 21: 5 kuisioner

10. Pengujian awal

• Pengujian kuesioner pd sample kecil responden untuk mengidentifikasi dan menghilangkan masalah potensial.

• Kuesioner paling baikpun dapat lebih disempurnakan melalui pengujian awal.

• Sbg aturan umum, kuesioner tidak boleh digunakan dalam bidang survey tanpa pengujian awal yg memadai.

• Seluruh asfek kuesioner harus diuji termasuk kandungan pertanyaan, susunan kata, urutan, bentuk dan layout, kesulitan pertanyaan, dan instruksi.

• Responden uji awal dan untuk survey sebenarnya harus diambil dari populasi yang sama

• Ukuran sampel uji awal kecil, antara 15 hingga 30 responden.

21

Page 22: 5 kuisioner

Pertanyaan … Dapatkah Kita Mempercayai Jawaban Responden

• Kualitas data yang akan dianalisis sangat bergantung pada kualitas item-item yang digunakan untuk mengumpul data, yaitu keandalan mahupun validitas angket. Keandalan merupakan satu ukuran bagi kekonsistenan responden dalam menjawab item-item pertanyaan. Suatu angket dikatakan andal jika jawaban-jawaban responden relatif tidak berbeda ketika pertanyaan-pertanyaan yang sama diajukan pada dua masa yang tidak terlalu berbeda. Dalam hal ini diasumsikan bahwa jawaban responden tidak mengalami perbedaan, misal status perkawinan, tempat tinggal, dan lain-lain.

• Dengan demikian jika data yang dianalisis berasal dari angket yang tidak andal maka jelas setiap kesimpulan ataupun keputusan yang didasarkan pada data tersebut perlu dicurigai kebenarannya. Seterusnya kita tidak bisa begitu saja menggunakan angket karena orang lain telah mendapati bahwa anket tersebut cukup andal. Keandalan suatu angket bisa saja berubah akibat perubahan waktu, konteks yang berbeda, sampel yang berbeda, dan tatacara menggunakan angket. Oleh karena itu keandalan suatu angket perlu diperiksa.

22

Page 23: 5 kuisioner

• Menilai Keandalan Angket

– Terdapat beberapa metode yang bisa digunakan untuk menilai keandalan angket. Namun tidak semua metode tersebut sesuai untuk semua situasi. Berikut ini akan diurai metode-metode yang sangat umum digunakan.

– Metode Test-Retest • Metode ini adalah metode yang sangat sederhana dan mudah

diterapkan. Nilai keandalan yang diperoleh didasarkan semata-mata pada kekekonsistenan dari jawaban responden-responden yang sama pada dua angket yang diajukan pada dua masa yang berbeda. Dengan demikian, korelasi jawaban antara dua masa yang berbeda ini merupakan keandalan angket.

23

Page 24: 5 kuisioner

• Metode Test-Retest – Keuntungan dari metode ini diantaranya ialah sangat mudah

dipahami dan dapat digunakan untuk satu pertanyaan atau satu set pertanyaan. Walaupun metode ini sangat sederhana, namun metode ini juga mempunyai permasalahan dalam penelitian sosial. Permasalahan ini di antaranya ialah

– Sangat tidak praktis untuk menyelenggarakan satu tes pada satu sampel yang sama pada dua waktu yang berbeda.

– Sangat sukar membedakan antara perubahan jawaban yang sebenarnya dan akibat ketidakandalan suatu pertanyaan/pernyataan. Hal ini sebagai akibat dari jeda atau selang waktu antara dua tes, yaitu pre-test dan retest. Dengan kata lain, sampel mungkin akan berubah pada selang waktu dua tes. Oleh karena itu, kita tidak tahu secara pasti perbedaan tanggapan itu menggambarkan angket yang tidak andal atau perubahan yang sebenarnya.

– Jawaban responden pada retest mungkin dipengaruhi jawaban pada tes pertama. Hal ini biasa terjadi bila jangka masa test dan retest sangat singkat.

24

Page 25: 5 kuisioner

• Metode Panel-Juri – Metode ini mengandalkan pada pertimbangan suatu panel yang

kita sebut dengan Panel-Juri. Dengan metode ini, keandalan suatu angket didasarkan pada cara data dikode. Andaikan ada satu video tentang sekelompok orang yang berinteraksi dalam situasi tertentu dan ingin mengkode tentang perilaku interaksi tersebut. Seorang pengamat mungkin akan mengkode interaksi tersebut dengan cara tertentu (misal peristiwa konflik, tingkat ketegangan, ataupun tingkat kerjasama). Pertanyaan yang mungkin muncul dalam mengkode ini ialah sejauh mana keputusan seseorang tersebut bisa mempengaruhi nilai keandalan. Untuk mendapatkan kode yang andal, maka diminta kepada juri lain yang independen untuk mengkode hal yang sama. Tingkat kesesuaian antara dua orang juri ini selanjutnya digunakan untuk menunjukkan apakah pengkodean menunjukkan kekonsistenannya. Untuk mengukur kesesuaian antara dua juri ini salah satu statistik yang bisa digunakan ialah Cohen’s Kappa.

25

Page 26: 5 kuisioner

• Metode Angket Berpasangan

– Metode ini dikembangkan untuk mengatasi permasalahan-permasalahan yang muncul metode test dan retest. Metode ini diterapkan pada responden menggunakan dua angket yang setara yanga setara pada masa yang sama. Korelasi jawaban responden yang diperoleh dari dua angket yang setara ini digunakan sebagai satu ukuran keandalan angket. Walaupun metode ini mampu mengatasi permasalahan pada metode test and retest namun kelemahan yang sangat sukar diatasi ialah kesukaran untuk mendapatkan dua angket yang benar-benar setara yang tidak merupakan pengulangan pertanyaan dari angket pasangannya.

26

Page 27: 5 kuisioner

• Metode Kekonsistenan Internal

– Metode ini diselenggarakan menggunakan satu angket dengan item ganda pada satu sampel dan waktu tertentu saja. Dalam metode ini, keandalan satu set pertanyaan/pernyataan dinilai dengan memeriksa kekonsistenan setiap jawaban yang diberi responden pada keseluruhan item. Dengan kata lain, keandalan suatu angket diukur berdasarkan kekonsistenan jawaban-jawaban untuk item-item berbeda yang mengukur konsep/konstruk yang sama. Ukuran keandalan angket yang diuji menggunakan metode ini diukur menggunakan koefisien yang bernilai di antara 0 dan 1. Semakin tinggi nilai koefisien ini maka semakin andal pula suatu angket.

27

Page 28: 5 kuisioner

• Ada beberapa pendekatan untuk korelasi yang biasa digunakan dalam metode ini: – Rata-Rata Korelasi Inter-Item. Korelasi ini diperoleh dengan cara

mengkorelasi setiap item dengan item lain yang digunakan untuk mengukur konsep dan lalu merata-ratakannya.

– Rata-rata Korelasi Item-Total. Korelasi ini diperoleh dengan mengkorelasi setiap item dengan total dari item-item. Dengan mengambil rata-rata korelasi ini maka akan diperoleh tingkat keandalan suatu angket.

– Korelasi Belah-Tengah. Dengan metode ini, seluruh item dibagi secara acak menjadi dua bagian. Namun demikian, pembagian ini bisa juga didasarkan pada item dengan nomor genap dan ganjil. Dengan membagi secara acak in diharapkan bahwa seluruh item akan merupakan sebagian dari ukuran final. Seterusnya dengan membelah dua keseluruhan item, tanggapan within dari setiap kelompok digabung dan kemudian kedua-dua bagian ini dikorelasikan. Dalam praktiknya, metode ini cenderung tidak menaksir nilai keandalan secara tepat. Oleh karena itu diperlukan satu koreksi. Metode yang bisa digunakan untuk memenuhi hal ini ialah koefisien Spearman-Brown prophecy. Secara umum nilai korelasi nilai korelasi yang diinginkan minimal 0,71.

28

Page 29: 5 kuisioner

• Koefisien Cronbach-Alpha. Uji keandalan ini didasarkan pada ide metode belah-tengah. Berbanding uji belah tengah yang menumpu pada satu uji belah-tengah, maka metode ini menggunakan semua kemungkinan korelasi belah tengah. Sebagai contoh, jika terdapat empat item maka terdapat tiga kemungkinan set item yang bisa dihitung, yaitu

– Item 1, item 2 dengan item 3, item 4 – Item 1, item 3, dengan item 2, item 4 – Item 1, item 4 dengan item 2, item 3

• Dalam praktik, koefisien alpha-Cronbach setara dengan rata-rata nilai korelasi yang diperoleh dari semua kemungkinan pada metode belah-tengah. Nilai koefisien Cronbach-Alpha yang lazim digunakan sebagai satu ukuran keandalan angket ialah 0,75.

• Koefisien Kuder-Richardson. Koefisien ini pada dasarnya secara konsep sangat mirip dengan koefisien Cronbach-Alpha. Namun demikian koefisien ini didasarkan pada item-item yang dikotomi seperti jawaban ya/tidak. Sementara itu Cronbach-Alpha didasarkan angket yang mempunyai kategori ganda. 29

Page 30: 5 kuisioner

• Uji Keandalan mana yang selayaknya digunakan – Dari pelbagai penelitian mengembangkan suatu

angket, koefisien Cronbach-Alpha merupakan satu koefisien yang sangat banyak digunakan. Kekuatan koefisien ini ialah kemampuan penganalisisan pola kekonsistenan internal. Koefisien ini memeriksa bagaimana kelompok variabel berkaitan dengan kelompok variabel lain. Koefisien ini tidak saja mengandalkan belah tengah tetapi seluruh kemungkinan kombinasi dari belah tengah tersebut.

30