80
PENGANTAR PENGANTAR EPIDEMIOLOGI EPIDEMIOLOGI Oleh: dr. Agung S. Dwi Laksana, MScPH

5-Pengantar Epidemiologi 09-06-2015

  • Upload
    densynf

  • View
    228

  • Download
    1

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Kuliah Pengantar Epidemiologi

Citation preview

Page 1: 5-Pengantar Epidemiologi 09-06-2015

PENGANTARPENGANTAREPIDEMIOLOGIEPIDEMIOLOGI

Oleh:

dr. Agung S. Dwi Laksana, MScPH

Page 2: 5-Pengantar Epidemiologi 09-06-2015

SEJARAH EPIDEMIOLOGI Abad 5 SM: Hippocrates (Bapak Kedokteran

Modern) Timbulnya penyakit pada manusia berhubungan dengan faktor lingkungan eksternal maupun internal

Th 1662: John Graunt:– Menganalisa laporan mingguan ttg kelahiran dan

kematian di London– Jumlah kelahiran dan kematian, IMR dan kematian

pada musim tertentu lebih tinggi pada laki-laki dibandingkan pada wanita

– Pencatatan wabah penyakit dan karakteristiknya– Mengemukakan ttg pentingnya mengoleksi

data/informasi ttg penyakit pada manusia dasar Epidemiologi Modern

Page 3: 5-Pengantar Epidemiologi 09-06-2015

Sejarah epidemiologi (Cont.)

Th 1839: William Farr (dokter)– Menerapkan statistika kedokteran dg membuat sistem

pengumpulan data ttg jumlah dan penyebab kematian– Menggunakan data statistik untuk mengevaluasi

masalah-masalah kesehatan masyarakat– Membandingkan pola kematian pada orang yang

menikah dan single, dan pada berbagai jenis pekerjaan– Mencatat adanya hubungan antara ketinggian (elevasi)

dengan kematian karena cholera

Hippocrates, Graunt dan Farr frekuensi penyakit dan distribusi penyakit

Page 4: 5-Pengantar Epidemiologi 09-06-2015

Sejarah epidemiologi (Cont.)

Th 1848-1854: John Snow mengamati epidemi cholera di London– Memetakan rumah penduduk yang meninggal

karena cholera– Melihat hubungan antara sumber air minum

dan kematian karena cholera– Hipotesis: Cholera ditularkan melalui air

minum yang tercemar

Page 5: 5-Pengantar Epidemiologi 09-06-2015
Page 6: 5-Pengantar Epidemiologi 09-06-2015
Page 7: 5-Pengantar Epidemiologi 09-06-2015

– Angka kematian karena cholera tinggi pada daerah yang sumber air minumnya dilayani oleh Southwark and Vauxhall Company membuktikan hipotesisnya.

Snow menentukan determinan atau penyebab penyakit , selain menggunakan frekuensi dan distribusi penyakit

Sejarah epidemiologi (Cont.)

Page 8: 5-Pengantar Epidemiologi 09-06-2015

PENGERTIAN EPIDEMIOLOGI Epidemiologi adalah ilmu tentang distribusi dan

determinan frekuensi penyakit pada populasi tertentu dan aplikasinya untuk pemecahan masalah-masalah kesehatan

Epidemiology is the study of the distribution and determinants of health-related states or events in specified populations, and the application of this study to the control of health problems (CDC, 1992)

Epidemiologi adalah “studi tentang distribusi dan determinan keadaan dan peristiwa terkait kesehatan pada populasi, dan penerapannya untuk mengendalikan masalah kesehatan” (Last, 2001).

Page 9: 5-Pengantar Epidemiologi 09-06-2015

KOMPONEN EPIDEMIOLOGI

3 komponen epidemiologi: – Distribusi– Determinan – Frekuensi penyakit (keadaan dan

peristiwa terkait kesehatan)

Page 10: 5-Pengantar Epidemiologi 09-06-2015

Studi – Kata kerja “study” berarti melakukan riset, meneliti,

atau menganalisis sesuatu. – juga berarti suatu cabang ilmu, sains, dan seni – Sains berkembang untuk 3 tujuan utama: menjelaskan

fenomena (explanation), memprediksi fenomena (prediction), dan mengendalikan (control) fenomena tersebut agar bermanfaat bagi manusia dan tidak merugikan manusia (Strevens, 2011)

utk 3 tujuan tersebut, sains menggunakan metode ilmiah (scientific method).

Page 11: 5-Pengantar Epidemiologi 09-06-2015

Epidemiologi merupakan disiplin ilmu, seringkali disebut sebagai the basic science of public health.

Sebagai sebuah sains, epidemiologi memiliki metode ilmiah yang kokoh yang digunakan untuk:

– menjelaskan distribusi dan determinan penyakit, – meramalkan terjadinya penyakit, dan – menemukan strategi yang tepat untuk mengontrol

terjadinya penyakit pada populasi sehingga tidak menjadi masalah kesehatan masyarakat yang penting

Page 12: 5-Pengantar Epidemiologi 09-06-2015

Metode ilmiah meliputi perumusan masalah penelitian, pengujian hipotesis, pengumpulan data melalui pengamatan dan eksperimentasi, penafsiran data, dan penarikan kesimpulan yang logis.

Metode ilmiah berguna untuk menarik kesimpulan yang benar (valid) dan dapat diandalkan dalam jangka panjang (reliable, consistent, reproducible).

Page 13: 5-Pengantar Epidemiologi 09-06-2015

Distribusi– epidemiologi sangat peduli kepada frekuensi dan pola

peristiwa kesehatan dalam populasi– Distribusi (penyebaran) penyakit pada populasi

dideskripsikan menurut orang (person), tempat (place), dan waktu (time)

– Artinya, epidemiologi mendeskripsikan penyebaran penyakit pada populasi menurut faktor sosio-ekonomi-demografi-geografi, seperti umur, jenis kelamin, pendidikan, jenis pekerjaan, pendapatan, ras, keyakinan agama, pola makan, kebiasaan, gaya hidup, tempat tinggal, tempat bekerja, tempat sekolah, dan waktu terjadinya penyakit.

Page 14: 5-Pengantar Epidemiologi 09-06-2015

Variabel orang, tempat dan waktu disebut sebagai variabel epidemiologi

Studi epidemiologi yang mempelajari distribusi penyakit pada populasi berdasarkan variabel epidemiologi disebut epidemiologi deskriptif

Studi epidemiologi deskriptif berguna untuk merumuskan hipotesis tentang determinan penyakit.

Page 15: 5-Pengantar Epidemiologi 09-06-2015
Page 16: 5-Pengantar Epidemiologi 09-06-2015
Page 17: 5-Pengantar Epidemiologi 09-06-2015

Determinan. – Epidemiologi digunakan juga untuk mencari

penyebab dan faktor lain yg mempengaruhi kejadian peristiwa kesehatan (penyakit)

– Epidemiologi yang mempelajari determinan penyakit pada populasi, disebut epidemiologi analitik.

– Determinan merupakan faktor, baik fisik, biologis, sosial, kultural, dan perilaku, yang dapat mempengaruhi terjadinya penyakit.

– Determinan merupakan istilah yang inklusif, mencakup faktor risiko dan kausa penyakit.

Page 18: 5-Pengantar Epidemiologi 09-06-2015

– Faktor risiko adalah semua faktor yang berhubungan dengan meningkatnya probabilitas (risiko) terjadinya penyakit.

– Untuk bisa disebut faktor risiko, sebuah faktor harus berhubungan dengan terjadinya penyakit, meskipun hubungan itu tidak harus bersifat kausal (sebab-akibat)

Page 19: 5-Pengantar Epidemiologi 09-06-2015

Contoh, tekanan darah tinggi, kadar kolesterol tinggi, dan kebiasaan merokok tembakau, merupakan faktor risiko penyakit jantung koroner, karena faktor-faktor tersebut berhubungan dengan meningkatnya risiko terjadinya penyakit jantung koroner

Page 20: 5-Pengantar Epidemiologi 09-06-2015

Faktor risiko dapat dibedakan menjadi:– faktor risiko yang dapat diubah (modifiable

risk factor) dan – faktor risiko yang tak dapat diubah

(unmodifiable risk factor).

Semua faktor yang berhubungan dengan berkurangnya risiko untuk terjadinya penyakit disebut faktor protektif.

Contoh, vaksin, kolesterol HDL, penggunaan kondom, merupakan faktor protektif.

Page 21: 5-Pengantar Epidemiologi 09-06-2015

Kedekatan (proximity) individu dengan suatu determinan penyakit sehingga individu dapat berisiko mengalami penyakit disebut paparan (exposure)

Epidemiologi analitik mempelajari hubungan kausal (sebab-akibat) antara paparan suatu determinan dan terjadinya penyakit.

Page 22: 5-Pengantar Epidemiologi 09-06-2015

Paparan merupakan prasyarat bagi determinan penyakit untuk bisa mulai menyebabkan penyakit, atau memulai terjadinya infeksi pada penyakit infeksi

Pengetahuan tentang paparan suatu faktor sebagai kausa penyakit berguna untuk mencegah dan mengendalikan penyakit pada populasi, dengan cara mengeliminasi, menghindari, atau mengubah kausa

Page 23: 5-Pengantar Epidemiologi 09-06-2015

Kausa penyakit dapat dibedakan menjadi 2:1. Penyebab/ kausal primer:

• Agent penyebab langsung terjadinya penyakit

• Biologis: virus, bakteri, jamur, cacing, insekta

• Nutrisi: protein, lemak, karbohidrat, vitamin, mineral dan air

• Kimiawi: obat, racun, zat pengawet, zat warna

• Fisika: panas, iris, tikam

• Psikis: stress, depresi

Page 24: 5-Pengantar Epidemiologi 09-06-2015

2. Penyebab/ kausal sekunder:Agent penyebab tidak langsung terjadinya penyakit, namun ikut memperparah sakit• Merupakan unsur pembantu/penambah parah

dalam proses kejadian penyakit dan ikut dalam proses kejadian sebab akibat terjadinya penyakit.

• Misal penyakit TB, penyebab primer M. tuberkulosa, penyebab skundernya, kurang gizi, sanitasi jelek, kepadatan penduduk

Page 25: 5-Pengantar Epidemiologi 09-06-2015

Frekuensi Penyakit

– tidak hanya jumlah kejadian dalam suatu populasi, tetapi juga angka (rate) atau risiko penyakit pada populasi.

– Pola penyakit menunjukkan kejadian peristiwa kesehatan berdasarkan waktu, tempat dan orang

– Epidemiologi mempelajari tidak hanya penyakit tetapi juga aneka keadaan dan peristiwa terkait kesehatan, meliputi status kesehatan, cedera (injuries), dan berbagai akibat penyakit seperti kematian, kesembuhan, penyakit kronis, kecacatan, disfungsi sisa, komplikasi, dan rekurensi.

Page 26: 5-Pengantar Epidemiologi 09-06-2015

Keadaan terkait kesehatan meliputi pula perilaku, penyediaan dan penggunaan pelayanan kesehatan.

Page 27: 5-Pengantar Epidemiologi 09-06-2015

Populasi – Epidemiologi merupakan sains populasi

(population science). – Epidemiologi mempelajari distribusi dan

determinan penyakit pada populasi dan kelompok-kelompok individu, bukan pada individu.

Page 28: 5-Pengantar Epidemiologi 09-06-2015
Page 29: 5-Pengantar Epidemiologi 09-06-2015

Di samping perspektif populasi, epidemiologi mempelajari distribusi dan determinan penyakit dengan menggunakan perspektif biomedis (sistem mikro)

Riset epidemiologi yang mengintegrasikan perspektif populasi dan biomedis disebut eko-epidemiologi

Page 30: 5-Pengantar Epidemiologi 09-06-2015

Aplikasi: – As a discipline within public health,

epidemiology provides data for directing public health action. However, using epidemiologic data is an art as well as a science.

– An epidemiologist uses the scientific methods of descriptive and analytic epidemiology in “diagnosing” the health of a community, but also must call upon experience and creativity when planning how to control and prevent disease in the community.

Page 31: 5-Pengantar Epidemiologi 09-06-2015

ASUMSI-ASUMSI EPIDEMIOLOGI

Penyakit pada manusia tidak terjadi secara acak

Penyakit pada manusia mempunyai faktor-faktor penyebab dan pencegahan yang dapat diidentifikasi melalui investigasi sistematis pada populasi atau bagian populasi pada tempat atau waktu yang berbeda

Variabel:– Orang– Tempat– Waktu

Page 32: 5-Pengantar Epidemiologi 09-06-2015

PERKEMBANGAN EPIDEMIOLOGI Pada awalnya, epidemiologi berkembang sangat

lambat, kemudian berkembang dengan pesat:– Interval antara Hippocrates dan Graunt 2.000 tahun– Interval antara Graunt dan Farr sekitar 200 tahun – Interval antara Farr dan John Snow hanya sekitar 20

tahun Setelah Perang Dunia II, perkembangan

epidemiologi sangat pesat In the mid- and late-1800’s, many others in

Europe and the United States began to apply epidemiologic methods to investigate disease occurrence. At that time, most investigators focused on acute infectious diseases.

Page 33: 5-Pengantar Epidemiologi 09-06-2015

Epidemiologi digunakan untuk penanganan wabah penyakit atau epidemi (Originally, epidemiology was concerned with epidemics of communicable diseases).

Epidemi adalah suatu keadaan yang ditandai dengan ditemukannya frekuensi penyakit melebihi frekuensi biasa atau dalam waktu yang singkat terdapat penyakit yang berlebih

Page 34: 5-Pengantar Epidemiologi 09-06-2015

Then epidemiology was extended to endemic communicable diseases

Endemi: penyakit yang dijumpai terus menerus di suatu daerah dengan frekuensi penyakit yang normal

In the 1900’s, epidemiologists extended their methods to noninfectious diseases.

Page 35: 5-Pengantar Epidemiologi 09-06-2015

The period since the Second World War has seen an explosion in the development of research methods and the theoretical underpinnings of epidemiology, and in the application of epidemiology to the entire range of health-related outcomes, behaviors, and even knowledge and attitudes.

Page 36: 5-Pengantar Epidemiologi 09-06-2015

More recently, epidemiologic methods have been applied to chronic diseases, injuries, birth defects, maternal-child health, occupational health, and environmental health. Now, even behaviors related to health and well-being (amount of exercise, seat-belt use, etc.) are recognized as valid subjects for applying epidemiologic methods.

Page 37: 5-Pengantar Epidemiologi 09-06-2015

The studies by Doll and Hill (13) linking smoking to lung cancer and the study of cardiovascular disease among residents of Framingham, Massachusetts (12), are two examples of how pioneering researchers have applied epidemiologic methods to chronic disease since World War II.

Page 38: 5-Pengantar Epidemiologi 09-06-2015

Finally, during the 1960’s and early 1970’s health workers applied epidemiologic methods to eradicate smallpox worldwide. This was an achievement in applied epidemiology of unprecedented proportions.

Today, public health workers throughout the world accept and use epidemiology routinely. Epidemiology is often practiced or used by non-epidemiologists to characterize the health of their communities and to solve day-to-day problems.

Page 39: 5-Pengantar Epidemiologi 09-06-2015

Saat ini epidemiologi telah berkembang menjadi beberapa cabang, antara lain:– Epidemiologi penyakit menular

(communicab;le disease epidemiology)– Epidemiologi penyakit tidak menular (non

communicable disease epidemiology)– Epidemiologi lingkungan dan kerja

(Environmental and occupational epidemiology)

– Epidemiologi klinik (Clinical epidemiology)– Epidemiologi molekuler (Molecular

epidemiology)

Page 40: 5-Pengantar Epidemiologi 09-06-2015

RUANG LINGKUP (SCOPE) EPIDEMIOLOGI

Page 41: 5-Pengantar Epidemiologi 09-06-2015
Page 42: 5-Pengantar Epidemiologi 09-06-2015

RUANG LINGKUP (SCOPE) EPIDEMIOLOGI

Causes (etiology) of disease– Lead to the identification of preventive methods with

the goal of improving the health of populations Course and outcome (natural history) of diseases

in individuals and groups– Lends strong support to both preventive and clinical

medicine Description of health status of populations

– Knowledge of the disease burden in population is essential for health authorities, which seek to use limited resources to the best possible effect by identifying priority health programs for prevention and care

Page 43: 5-Pengantar Epidemiologi 09-06-2015

Evaluating the effectiveness and efficiency of health services– Determining the appropriate length of stay in

hospital for specific condition– The value of treating high blood pressure– The efficiency of sanitation measures to

control diarrhoeal diseases– dll

Page 44: 5-Pengantar Epidemiologi 09-06-2015

PERANAN EPIDEMIOLOGI TERHADAP PERKEMBANGAN IPTEKDOK

Cacar (Smallpox)– Memberikan informasi distribusi kasus cacar– Memberi informasi mekanisme penularan cacar– Pemetaan KLB cacar– Evaluasi program-program pemberantasan penyakit

cacar– Advokasi untuk program eliminasi cacar melalui

vaksinasi

Smallpox dapat dieliminasi

Page 45: 5-Pengantar Epidemiologi 09-06-2015

Peranan epidemiologi (Cont.)

Hipertensi:– Mengidentifikasi penyebab– Memberi informasi risiko hipertensi bila tidak diobati– Manfaat terapi hipertensi– Menentukan pada tekanan darah berapa terapi harus

mulai dilakukan

Page 46: 5-Pengantar Epidemiologi 09-06-2015

EPIDEMIOLOGI

EPIDEMIOLOGI ANALITIKEPIDEMIOLOGI DESKRIPTIF

provides the What,Who, When, and Where of health-related events

provide the Why and How of such events by comparing groups with different rates of disease occurrence and with differences in demographic characteristics, genetic or immunologic make-up, behaviors,environmental exposures, and other so-called potential risk factors.

Page 47: 5-Pengantar Epidemiologi 09-06-2015

EPIDEMIOLOGI DESKRIPTIF

Menyusun dan meringkas data menurut waktu, tempat dan orang (when, where and who)

Menyusun dan meringkas data menurut variabel-variabel epidemiologi

Alasan penyusunan data berdasarkan variabel epidemiologi:– Membuat investigator menjadi familier dgn data dan

masalah kesehatan– Memungkinkan deskripsi detail telah kesehatan suatu

populasi yang mudah dikomunikasikan– Mengidentifikasi populasi yg memiliki risiko paling

besar untuk terkena penyakit tertentu

Page 48: 5-Pengantar Epidemiologi 09-06-2015

WAKTU (WHEN)

Angka kejadian penyakit berubah dari waktu ke waktu

Perubahan dapat terjadi secara reguler dan dapat diprediksi

Contoh: Kasus influenza meningkat pada saat cuaca dingin

Dengan mengetahui kapan kasus penyakit akan meningkat, dpat dilakukan langkah-langkah untuk mengendalikan dan mencegah penyakit

Page 49: 5-Pengantar Epidemiologi 09-06-2015

Waktu (cont.)

Data waktu biasanya dipresentasikan dalam bentuk grafik

Sumbu X: periode waktu Sumbu Y: jumlah kasus atau kematian

Page 50: 5-Pengantar Epidemiologi 09-06-2015
Page 51: 5-Pengantar Epidemiologi 09-06-2015

TIPE GRAFIK BERDASARKAN WAKTU

A. Secular (Long term) Trends

B. Seasonality

C. Day of week and time of day

D. Epidemic period

Page 52: 5-Pengantar Epidemiologi 09-06-2015

A. SECULAR (LONG TERM) TRENDS

Menggambarkan kasus tahunan atau angka penyakit selama beberapa tahun

Digunakan untuk:– Memprediksi kejadian penyakit di masa yang

akan datang– Mengevaluasi program atau kebijakan– Memperkirakan apa yg menjadi sebab

peningkatan atau penurunan kasus penyakit

Page 53: 5-Pengantar Epidemiologi 09-06-2015
Page 54: 5-Pengantar Epidemiologi 09-06-2015

B. SEASONALITY

Menggambarkan kasus penyakit atau kematian tiap minggu atau bulan dalam satu tahun

Digunakan untuk:– Mengidentifikasi pola musiman penyakit– Mengembangkan hipotesis tentang

bagaimana penyakit ditularkan dan faktor perilaku yg meningkatkan risiko terkena penyakit

Page 55: 5-Pengantar Epidemiologi 09-06-2015
Page 56: 5-Pengantar Epidemiologi 09-06-2015
Page 57: 5-Pengantar Epidemiologi 09-06-2015

C. DAY OF WEEK AND TIME OF DAY

Menyajikan data berdasarkan hari dalam 1 minggu dan jam dalam 1 hari

Penting untuk kondisi yg berkaitan dengan pekerjaan atau paparan lingkungan

Page 58: 5-Pengantar Epidemiologi 09-06-2015
Page 59: 5-Pengantar Epidemiologi 09-06-2015
Page 60: 5-Pengantar Epidemiologi 09-06-2015

D. EPIDEMIC PERIOD

Untuk menunjukkan saat mulai terjadinya wabah atau epidemi penyakit

Wabah (kejadian luar biasa) atau epidemi: lebih banyak kasus dari biasanya

Page 61: 5-Pengantar Epidemiologi 09-06-2015
Page 62: 5-Pengantar Epidemiologi 09-06-2015

TEMPAT (WHERE) Untuk memperoleh gambaran geografis

penyakit/peristiwa kesehatan Dapat berupa:

– Tempat kejadian: tempat tinggal, tempat lahir, tempat bekerja, sekolah, dll

– Wilayah geografis: global, regional, negara, propinsi, kabupaten, kecamatan, dll

– Kategori tempat: urban atau rural

Page 63: 5-Pengantar Epidemiologi 09-06-2015

Manfaat: memberi informasi tentang:– Dimana agent penyebab penyakit biasa

hidup dan berkembangbiak– Apa yg menjadi pembawa agent

penyakit atau menularkannya– Bagaimana agent penyebab penyakit

tersebut menyebar

Tempat (Cont.)

Page 64: 5-Pengantar Epidemiologi 09-06-2015

Saat menemukan bahwa penyakit berhubungan dengan tempat, dapat diduga faktor yg meningkatkan risiko penyakit ada pada orang yg tinggal di tempat tersebut atau di lingkungan atau keduanya

Contoh: – Penyakit yg menular dari orang ke orang lain

biasanya terjadi di daerah urban– Penyakit yg menular dari hewan ke manusia

biasanya lebih banyak terjadi di daerah rural

Tempat (Cont.)

Page 65: 5-Pengantar Epidemiologi 09-06-2015

Data tempat dpt ditampilkan dalam tabel, tetapi lebih baik ditampilkan dalam peta

Tempat (Cont.)

Page 66: 5-Pengantar Epidemiologi 09-06-2015
Page 67: 5-Pengantar Epidemiologi 09-06-2015
Page 68: 5-Pengantar Epidemiologi 09-06-2015
Page 69: 5-Pengantar Epidemiologi 09-06-2015

ORANG (WHO) Kategori orang menentukan siapa yg memiliki

risiko terbesar untuk mengalami kondisi kesehatan yg tidak diharapkan

Misal: siapa yg paling berisiko untuk menderita diare

Kategori orang:– Karakteristik bawaan orang: umur, jenis kelamin,

suku– Karakteristik yg didapat: status perkawinan, status

imun– Aktivitas: pekerjaan, pemakaian obat, tembakau– Kondisi: status sosial ekonomi, akses terhadap

pelayanan kesehatan

Page 70: 5-Pengantar Epidemiologi 09-06-2015

UMUR

Mengidentifikasi kaitan antara kesehatan dengan umur

Biasanya dibagi dalam kelompok umur Mengidentifikasi kelompok umur mana yg

paling berisiko

Page 71: 5-Pengantar Epidemiologi 09-06-2015
Page 72: 5-Pengantar Epidemiologi 09-06-2015

JENIS KELAMIN Secara umum, laki-laki memiliki angka kesakitan

lebih tinggi dan angka kematian lebih rendah Perbedaan yg berhubungan dgn jenis kelamin

disebabkan oleh perbedaan:– Genetik – Hormonal – Anatomi– Fisiologi– Dll

Contoh: Risiko terkena penyakit jantung pada wanita premenoupose lebih rendah daripada laki-laki pada usia yg sama krn kadar estrogennya lebih tinggi

Page 73: 5-Pengantar Epidemiologi 09-06-2015
Page 74: 5-Pengantar Epidemiologi 09-06-2015

SUKU/ETNIK/RAS

Kelompok etnis biasanya memiliki karakteristik biologi atau sosial yg sama

Merefleksikan perbedaan susceptibilitas atau eksposure

Page 75: 5-Pengantar Epidemiologi 09-06-2015
Page 76: 5-Pengantar Epidemiologi 09-06-2015

SOSIAL EKONOMI

Tersusun oleh beberapa variabel:– Pendidikan– Pekerjaan– Pendapatan– Kondisi kehidupan– Kondisi sosial

Yg paling sering diukur biasanya pekerjaan, pendidikan dan pendapatan

Page 77: 5-Pengantar Epidemiologi 09-06-2015

Biasanya makin buruk status sosial ekonominya, makin buruk status kesehatannya

Contoh: TBC dan kematian bayi lebih banyak terjadi pada kasus dengan status sosial ekonomi rendah

Sosial ekonomi (Cont.)

Page 78: 5-Pengantar Epidemiologi 09-06-2015

EPIDEMIOLOGI ANALITIK

analytic epidemiology is concerned with the search for causes and effects, or the why and the how.

Quantify the association between exposures and outcomes and to test hypotheses about causal relationships.

It is sometimes said that epidemiology can never prove that a particular exposure caused a particular outcome.

Epidemiology may, however, provide sufficient evidence for us to take appropriate control and prevention measures.

Page 79: 5-Pengantar Epidemiologi 09-06-2015

PENELITIAN EPIDEMIOLOGITIPE PENELITIAN NAMA LAIN (ALTERNATIVE) UNIT PENELITIAN

Penelitian Observasional

Penelitian Deskriptive

- Ekologis Correlational/Korelasional Populasi

- Case studies/case series Individu/Pasien

Penelitian Analitik

- Cross-sectional/Potong lintang Prevalensi Individu

- Case control (Kasus Kontrol) Acuan Kasus Individu

- Kohort (Cohort) Follow-up Individu

Penelitian Eksperimental

Randomised Control Trial Uji Klinik (Clinical trial) Penderita

Ujicoba Lapangan Orang sehat

Ujicoba Komunitas Penelitian intervensi komunitas Komunitas

Page 80: 5-Pengantar Epidemiologi 09-06-2015