102
Rencana Kerja dan Syarat – syarat Teknis (RKS) Pembangunan Gedung Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin Tahun 2012 - 1/102- URAIAN DAN SYARAT-SYARAT TEKNIK PELAKSANAAN PEKERJAAN I.1 1.1. SYARAT-SYARAT TEKNIK UMUM 1. Umum a. Sebelum melaksanakan pekerjaan, pemborong harus mempelajari dengan benar dan berpedoman kepada ketentuan-ketentuan yang tertulis pada gambar-gambar kerja dan RKS ini beserta lampiran perubahannya. b. Pemborong diwajibkan melapor kepada Direksi/Konsultan pengawas setiap akan melakukan kegiatan pekerjaan dilapangan. c. Apabila terdapat ukuran, kelainan-kelainan antara gambar kerja dan RKS serta kesesuaiannya dilapangan maka pemborong diharuskan melaporkan kepada Direksi/konsultn pengawas untuk segera mendapatkan keputusan. Pemborong tidak dibenarkan memperbaiki sendiri perbedaan dan kelainan tersebut. Akibat dari kelalaian pemborong dalam hal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab pemborong. d. Daerah kerja (construction Area) akan diserahkan kepada pemborong selama waktu pelaksanaan pekerjaan dalam keadaan seperti pada saat penjelasan pekerjaan (Aanwijzing) dan dianggap bahwa pemborong telah benar-benar mengetahui tentang : - Letak bangunan yang akan didirikan. - Batas persil/ Lahan maupun kondisi pada saat itu - Keadaan Permukaan/kontur tanah. e. Pemborong wajib menyediakan sekurang-kurangnya 1 (satu) set lengkap gambar-gambar kerja dan RKS ditempat pelaksanaan pekerjaan untuk dapat dipergunakan setiap saat oleh Direksi/konsultan pengawas. f. Atas perintah Direksi/konsultan pengawas, pemborong diminta untuk membuat gambar-gambar penjelasan (shop drawing) berikut perincian bagian-bagian khusus (detail) yang biaya pembuatan gambarnya menjadi tanggung jawab pemborong. Gambar tersebut menjadi gambar pelengkap dari gambar-gambar kerja yang ada. 2. Jadwal Pelaksanaan Dalam waktu paling lambat 2 (dua) minggu setelah pemborong dinyatakan sebagai pemenang lelang, atau dengan lain cara ditunjuk oleh pemberi tugas sebagai pelaksana pembangunan, pemborong harus segera membuat :

5. Spesifkasi Teknis Fak. Farmasi

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: 5. Spesifkasi Teknis Fak. Farmasi

Rencana Kerja dan Syarat – syarat Teknis (RKS)

Pembangunan Gedung Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin

Tahun 2012

- 1/102-

URAIAN DAN SYARAT-SYARAT TEKNIK PELAKSANAAN PEKERJAAN

I.1 1.1. SYARAT-SYARAT TEKNIK UMUM

1. Umum

a. Sebelum melaksanakan pekerjaan, pemborong harus mempelajari dengan benar dan berpedoman kepada ketentuan-ketentuan yang tertulis pada gambar-gambar kerja dan RKS ini beserta lampiran perubahannya.

b. Pemborong diwajibkan melapor kepada Direksi/Konsultan pengawas setiap

akan melakukan kegiatan pekerjaan dilapangan.

c. Apabila terdapat ukuran, kelainan-kelainan antara gambar kerja dan RKS serta kesesuaiannya dilapangan maka pemborong diharuskan melaporkan kepada Direksi/konsultn pengawas untuk segera mendapatkan keputusan. Pemborong tidak dibenarkan memperbaiki sendiri perbedaan dan kelainan tersebut. Akibat dari kelalaian pemborong dalam hal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab pemborong.

d. Daerah kerja (construction Area) akan diserahkan kepada pemborong

selama waktu pelaksanaan pekerjaan dalam keadaan seperti pada saat penjelasan pekerjaan (Aanwijzing) dan dianggap bahwa pemborong telah benar-benar mengetahui tentang : - Letak bangunan yang akan didirikan. - Batas persil/ Lahan maupun kondisi pada saat itu - Keadaan Permukaan/kontur tanah.

e. Pemborong wajib menyediakan sekurang-kurangnya 1 (satu) set lengkap

gambar-gambar kerja dan RKS ditempat pelaksanaan pekerjaan untuk dapat dipergunakan setiap saat oleh Direksi/konsultan pengawas.

f. Atas perintah Direksi/konsultan pengawas, pemborong diminta untuk

membuat gambar-gambar penjelasan (shop drawing) berikut perincian bagian-bagian khusus (detail) yang biaya pembuatan gambarnya menjadi tanggung jawab pemborong. Gambar tersebut menjadi gambar pelengkap dari gambar-gambar kerja yang ada.

2. Jadwal Pelaksanaan

Dalam waktu paling lambat 2 (dua) minggu setelah pemborong dinyatakan sebagai pemenang lelang, atau dengan lain cara ditunjuk oleh pemberi tugas sebagai pelaksana pembangunan, pemborong harus segera membuat :

Page 2: 5. Spesifkasi Teknis Fak. Farmasi

Rencana Kerja dan Syarat – syarat Teknis (RKS)

Pembangunan Gedung Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin

Tahun 2012

- 2/102-

a. Jadwal waktu (Time Schedule). b. Jadwal pengadaan tenaga kerja c. Jadwal pengadaan bahan/material bangunan d. Jadwal pengadaan dan pemakaian peralatan

Bagan/diagram tersebut diatas mendapat persetujuan dari pemberi tugas/direksi/konsultan pengawas sebagai dasar/pedoman pemborong dalam melaksanakan pekerjaannya dan pemborong wajib mematuhi dan menempatinya.

3. Gambar-gambar Kerja

Yang dimaksudkan dengan gambar-gambar kerja adalah : a. Gambar-gambar meliputi, gambar konstruksi, serta gambar-gambar

perubahannya yang telah disetujui oleh direksi/konsultan pengawas. Gambar-gambar ini selain dari pada gambar-gambar yang dibuat oleh konsultan perencana juga gambar-gambar yang dibuat oleh pemborong (shop drawing) yang telah disetujui Direksi/konsultan pengawas dan konsultan perencana.

b. Apabila terdapat perbedaan ukuran dan atau penjelasan atau

ketidaksesuaian antara gambar yang berlainan jenis dan lingkupnya maka yang dapat dipakai pedoman sebagai berikut : - Secara fungsi yang dipakai pedoman adalah Gambar Arsitektur - Secara jenis dan kualitas yang menyangkut bahan dan perhitungan

yang dipakai sebagai pedoman adalah gambar yang sesuai jenis/lingkupnya diantaranya adalah : gambar struktur, gambar elektrikal, gambar mekanikal/plumbing dan gambar lain dengan spesifikasi sesuai jenisnya.

c. Gambar pelaksanaan (shop drawing) harus dibuat oleh pemborong dengan

ketentetuan sebagai berikut : - Pembuatannya berdasar kepada Gambar kerja dan disampaikan

kepada Direksi/konsultan pengawas untuk mendapat persetujuan. - Pekerjaan pelaksanaan belum dapat dimulai sebelum gambar

pelaksanaan tersebut disetujui oleh Direksi/konsultan Pengawas. - Persetujuan terhadap gambar pelaksanaan bukan berarti

menghilangkan tanggung jawab pemborong terhadap pelaksanaan pekerjaan tersebut. Keterlambatan atas proses pembuatan shop drawing ini tidak berarti pemborong mendapat perpanjangan waktu pelaksanaan.

- Shop drawing tersebut harus dibuat rangkap 3 (tiga) berikut aslinya/kalkirnya dan semua biaya pembuatan menjadi tanggung jawab pemborong.

Page 3: 5. Spesifkasi Teknis Fak. Farmasi

Rencana Kerja dan Syarat – syarat Teknis (RKS)

Pembangunan Gedung Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin

Tahun 2012

- 3/102-

d. Perubahan gambar kerja/perencanaan hanya dapat dilakukan atas dasar perintah tertulis Direksi/Pemberi Tugas berdasar pertimbangan konsultan pengawas dan konsultan perencana dengan ketentuan sebagai berikut : - Perubahan rancangan ini harus digambar sesuai dengan yang

diperintahkan pemberi tugas/direksi dengan pengarahan konsultan perencana dan jelas memperlihatkan perbedaan antara gambar pelaksanaan dan gambar perubahan rencananya.

- Gambar perubahan dibuat oleh Pemborong atas pengarahan konsultan perencana dan disetujui oleh pemberi tugas kemudian dilampirkan dalam berita acara pekerjaan tambah kurang.

e. Gambar sesuai terlaksana (As Build Drawing), harus dibuat oleh pemborong

dengan ketentuan berikut: - Gambar sesuai terlaksana dibuat dan diserahkan pada akhir

pekerjaan dan harus sesuai dengan hasil pekerjaan terpasang. - Gambar sesuai terlaksana harus disetujui oleh Direksi/konsultan

pengawas, dan diserahkan dalam rangkap 3 (tiga) berikut aslinya/kalkirnya dengan biaya keseluruhan ditanggung oleh pemborong.

4. Petunjuk-petunjuk/Instruksi Direksi/Konsultan Pengawas

a. Semua instruksi Direksi/Konsultan pengawas harus dilaksanakan secara baik oleh pemborong, jika pemborong berkeberatan menerima petunjuk/instruksi Direksi/Konsultan Pengawas tersebut, maka harus mengajukan secara tertulis kepada Direksi/Konsultan pengawas dalam waktu 7 (tujuh) hari.

b. Apabila dalam batas waktu tersebut diatas pemborong tidak mengajukan

keberatan maka dianggap telah menyetujui dan menerima petunjuk Direksi/konsultan Pengawas untuk segera dilaksanakan. Pemborong diharuskan merekam atau dengan kata lain mencatat setiap petunjuk/Instruksi Direksi/konsultan pengawas dalam buku harian lapangan/pelaksanaan dan memintkan tanda tanmgan atau sepengetahuan Direksi/Konsultan Pengawas.

5. Hasil Pekerjaan

Untuk menjamin mutu/kualitas hasil pekerjaan dan kelancaran pelaksanaan pekerjaan, maka pemborong diharuskan menyediakan : a. Pelaksana atau tenaga ahli yang mengerti dan berpengalaman tentang

gambar kerja dan cara-cara pelaksanaan. b. Alat bantu kerja, pompa air untuk kerja, alat pemadat tanah, alat ukur

theodolit/waterpass, penyekat tegak dan alat bantu pekerjaan lainnya.

Page 4: 5. Spesifkasi Teknis Fak. Farmasi

Rencana Kerja dan Syarat – syarat Teknis (RKS)

Pembangunan Gedung Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin

Tahun 2012

- 4/102-

c. Bila diperlukan, sesuai dengan kondisi lapangan/situasi tempat kerja, maka sebelum melakukan pekerjaan pembersihan, pembongkaran maupun pelaksanaan pembangunan, pemborong diwajibkan memasang alat-alat pengaman/pelindung/penyangga seperti jaring/lori/katrol.

6. Penempatan Ukuran

a. Pemborong betanggung jawab atas tepatnya pelaksanaan pekerjaan ini dan tidak boleh merubah ukuran tanpa seijin Direksi/konsultan Pengawas. Setiap ada perbedaan dengan ukuran-ukuran yang ada harus segera memberitahukan kepada Direksi/Konsultan Pengawas untuk segera ditetapkan sebagaimana mestinya.

b. Sebelum memulai pekerjaan, pemborong wajib memberitahu

Direksi/Konsultan Pengawas, bagian pekerjaan yang akan dimulai untuk diperiksa terlebih dahulu ketetapan ukuran-ukurannya.

c. Pemborong diwajibkan senantiasa mencocokkan ukuran satu dengan yang

lain dalam setiap bagian pekerjaan dan segera melapor kepada Direksi/Konsultan Pengawas setiap terdapat silisih/perbedaan ukuran untuk diberikan keputusan pembetulannya.

d. Mengingat setiap kesalahan ukuran akan selalu mempengaruhi bagian-

bagian pekerjaan yang lainnya maka, maka ketetapan akan ukuran tersebut mutlak perlu diperhatikan sungguh-sungguh. Kelalaian pemborong terhadap hal ini tidak dapat diterima dan Direksi/Konsultan pengawas berhak untuk membongkar pekerjaan dan memerintahkan untuk menempati ukuran sesuai ketentuan.

e. Kerugian terhadap kesalahan pengukuran oleh pemborong sepenuhnya

menjadi tanggung jawab pemborong.

7. Buku Harian Lapangan

a. pemborong diwajibkan menyediakan dan mengisi Buku harian lapangan yang berisi laporan tentang jumlah tenaga/pekerja, bahan bangunan dan pekerjaan yang dilaksanakan, keadaan cuaca, peralatan yang dipakai serta lain-lain hal yang dianggap perlu atas petunjuk dan persetujuan Direksi/Konsultan Pengawas.

b. Buku harian lapangan harus disediakan oleh pemborong sesuai jangka

waktu pelaksanaan pekerjaan dan harus selalu berada ditempat pekerjaan, diisi oleh pemborong dan diketahui Direksi/Konsultan pengawas.

Page 5: 5. Spesifkasi Teknis Fak. Farmasi

Rencana Kerja dan Syarat – syarat Teknis (RKS)

Pembangunan Gedung Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin

Tahun 2012

- 5/102-

c. Konsultan pengawas mencatat instruksi-instruksi dan petunjuk pelaksanaan yang dianggap perlu pada buku harian lapangan dan merupakan petunjuk yang harus diperhatikan pemborong.

d. Buku harian lapangan dibuat masing-masing 3 (tiga) rangkap.

8. Kebersihan dan Ketertiban

a. Selama pelaksanaan pekerjaan pembangunan berlangsung, pemborong harus memelihara kebersihan lokasi pembangunan maupun lingkungannya terutama jalan-jalan disekitar lokasi proyek, Direksi keet, gudang, los kerja dan bagian dalam bangunan yang akan dikerjakan harus bebas dari bahan bekas, tumpukan tanah dan lain-lain.

b. Untuk kebersihan lingkungan terutama jalan-jalan disekitar lokasi proyek

yang harus dibersihkan adalah kotoran yang diakibatkan oleh keluar masuknya kendaraan proyek. Kelalaian dalam hal ini dapat membuat pemberi tugas memberi perintah penghentian pekerjaan yang segala akibatnya menjadi tanggung jawab pemborong.

c. Penimbunan bahan/material yang ada dalam gudang maupun dihalaman

luar gudang harus diatur sedemikian rupa agar mengganggu kelancaran dan keamanan umum serta untuk memudahakan pemeriksaan dan penelitian yang dilakukan oleh Direksi/Konsultan pengawas.

d. Pada penyerahan pekerjaan pertama, situasi bangunan serta halamannya

harus bersih dari sisa-sisa kotoran kerja.

9. Alat Kerja a. Pemborong harus menyediakan alat-alat yang diperlukan untuk

melaksanakan dan menyeselaikan pekerjaan secara sempurna dan effisien, terutama mesin-mesin dan alat-alat lain sesuai kegunaannya.

b. Bila sekiranya pekerjaan atau bagian pekerjaan telah selesai dan tidak lagi

memerlukan peralatan yang dimaksud, pemborong diwajibkan untuk menyingkirkan alat-alat tersebut dan memperbaiki kerusakan-kerusakan yang diakibatkan oleh pemakaian peralatan tersebut serta membersihkan bekas-bekasnya.

c. Disamping menyediakan alat-alatseperti tersebut diatas, pemborong harus

pula menyediakan alat bantu yang diperlukan agar dalam situasi dan kondisi apapun pekerjaan tidak terganggu, misalnya tenda-tenda, kelengkapan pekerja, dan lain sebagainya.

Page 6: 5. Spesifkasi Teknis Fak. Farmasi

Rencana Kerja dan Syarat – syarat Teknis (RKS)

Pembangunan Gedung Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin

Tahun 2012

- 6/102-

10. Kecelakaan dan Kebakaran

a. Kecelakaan yang tejadi selama pelaksanaan pekerjaan dan menimpa pekerja maupun orang yang terlibat dalam pekerjaan tersebut tanggung jawab pemborong.

b. Pemborong diharuskan untuk menyediakan alat kesehatan/kotak PPPK yang

terisi penuh dengan obat-obatan yang sesuai dengan kebutuhan, lengkap dengan seorang pertugas yang mengerti dalam soal-soal penyelamatan pertama dan kesehatan.

c. Pemborong diawajibkan menyediakan alat-alat pemadam kebakaran jenis

ABC (untuk segala jenis api), pasir dalam bak, galah-galah dan alat penyelamat kebakaran yang lain.

d. Sejauh tidak disebutkan dalam RKS ini, maka pemborong harus mengikutri

semua ketentuan umu yang berlaku dan dikeluarkan oleh instansi pemerintah terutama tentang undang-undang keselamatan kerja termasuk segala kelengkapan dan perubahannya.

11. Keamanan

a. Pemborong beertanggung jawab penuh atas segala sesuatu yang ada dan terjadi didaerah kerjanya terutama mengenai : - Kerusakan-kerusakan yang timbul akibat kelalaian/kecerobohan baik

disengaja atau tidak disengaja. - Penggunaan sesuatu bahan, peralatan yang keliru/salah. - Kehilangan-kehilangan bahan, peralatan kerja. - Perkelahian antar pekerja maupun dengan pihak lainnya.

b. Terhadap semua kejadian sebagaimana tersebut diatas, pemborong harus melaporkan kepada Direksi/Konsultan pengawas dalam waktu paling lambat 24 jam untuk diusut dan diselesaikan persoalannya lebih lanjut.

c. Untuk mencegah kejadian-kejadian seperti tersebut diatas, pemborong harus menyediakan pengamanan, antara lain penjagaan, penerangan yang cukup dimalam hari, pemagaran sementara okasi kerja dan lain sebagainya.

12. Penyediaan Bahan/Material Bangunan

a. Bila dalam rks ini disebutkan nama dan pabrik pembuat bahan/material, maka hal ini dimaksudkan menunjukan standard minimal mutu/kualitas bahan yang diguanakan dalam pekerjaan ini.

b. Setiap bahan/material yang akan digunakan harus disampaikan kepada

Direksi/Konsultan Pengawas untuk mendapat persetujuan. Waktu

Page 7: 5. Spesifkasi Teknis Fak. Farmasi

Rencana Kerja dan Syarat – syarat Teknis (RKS)

Pembangunan Gedung Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin

Tahun 2012

- 7/102-

penyimpanan contoh bahan harus sedemikian rupa sehingga Direksi/Konsultan pengawas dapat menilainya.

c. Contoh bahan/material yang akan digunakan harus diadakan atas

tanggungan pemborong, setelah disetujui oleh Direksi/Kosultan pengawas maka bahan/material tersebut harus ditandai dan diadakan untuk dipakai dalam pekerjaan nantinya.

d. Contoh bahan/material tersebut selanjutnya disimpan oleh Direksi/Konsultan

pengawas untuk dijadikan dasar penolakan bila ternyata bahan/material yang diapakai tidak sesuai dengan contoh.

Dalam pengajuan harga penawaran. Pemborong harus menyertakan sejauh keperluan biaya untuk pengujian berbagai bahan/material. Tanpa

e. mengingat jumlah tersebut, pemborong tetap bertanggung jawab pula atas

biaya pengujian bahan/material yang tidak memenuhi syarat atas perintah Direksi/Konsultan pengawas.

f. Apabila ternyata jenis dan macam bahan/material yang tercantum dalam RKS ini atau melalui contoh yang telah diberikan ternyata dalam pengadaannya tidak mencukupi dalam jumlahnya (persediaan terbatas) maka penggantian bahan/material hanya dapat diberikan dengan ijin dari Direksi/konsultan pengawas.

g. Apabila pemborong dalam penggunaan bahan/material tidak sesuai dengan

ketentuan tanpa persetujuan Direksi/konsultan pengawsas maka Direksi / konsultan pengawas berhak untuk meminta mengganti / membongkar bagian pekerjaan yang menggunakan bahan / material tersebut untuk diganti dengan yang sesuai ketentuan, kecuali terdapat alasan tertentu yang diketahui dan disetujui oleh Direksi / konsultan pengawas.

13. Serah terima Hasil Pekerjaan

Pada akhir pekerjaan menjelang penyerahan hasil pekerjaan tahap pertama : a. Semua bangunan sementara harus dibongkar dan dibersihkan bekas-

bekasnya. b. Tiap bagian pekerjaan harus dalam keadaan baik, bersih, utuh tanpa cacat.

c. Pemborong diwajibkan menyerahkan kepada Direksi/Konsultan pengawas

berupa : - 3 (tiga) set Gambar sesuai terlaksana (As Build Drawing) dari seluruh

pekerjaan yang dilaksanakannya termasuk Gambar Perubahannya. - 3 (tiga) Album Photo Proyek.

Page 8: 5. Spesifkasi Teknis Fak. Farmasi

Rencana Kerja dan Syarat – syarat Teknis (RKS)

Pembangunan Gedung Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin

Tahun 2012

- 8/102-

d. Pemborong harus memberikan dan membuang sisa-sisa bahan/material sampah kotoran bekas kerja dan barang lain yang tidak berguna akibat dari pelaksanaan.

14. Photo Proyek

1. Photo Proyek harus dibuat oleh Pemborong sesuai pengarahan dari Direksi/Pengawas Proyek dengan ketentuan sebagai berikut : a. Tahap I pada saat bobot pekerjaan 0% - 15% (papan nama proyek, kondisi lokasi, pekerjaan persiapan dan

pekerjaan struktur pondas).

b. Tahap II pada saat bobot pekerjaan 25% - 50% (pekerjaan sub struktur dan upper struktur) c. Tahap III pada saat bobot pekerjaan 50% - 75% (pekerjaan struktur dan Arsitektur) d. Tahap IV pada saat bobot pekerjaan 75% - 100% (pekerjaan finishing dan pengujian/percobaan sertapenyerahan)

2. Foto proyek pada setiap tahap tersebut dibuat sebanyak 3 (tiga) set dan

dilampirkan bersama dengan laporan bulanan sesuai pencapaian bobot pekerjaan dan penagihannya termyn.

3. Pengambilan titik pandang harus diusahakan tetap dari setiap tahap dan

sesuai dengan pengarahan dari Direksi/Pengawas Lapangan.

4. Foto setiap tahap ditempelkan pada album/map dengan keterangan singkat dan penempelannya dalam album ditentukan oleh Direksi/Pengawas.

5. Untuk photo kondisi force majeure diambil sebanyak 3 (tiga) kali.

I.2 1.2. LINGKUP PEKERJAAN

1. Pekerjaan yang harus dilaksanakan meliputi :

Pembangunan Gedung Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin berupa pekerjaan Pembangunan Gedung baru berupa pekerjaan struktur dua dan empat lantai sertai finishing arsitektur lantai satu gedung A

2. Lokasi Pekerjaan Lingkup pekerjaan seperti tersebut diatas harus dilakukan untuk lokasi yang ditunjukkan sesuai Kontrak.

Page 9: 5. Spesifkasi Teknis Fak. Farmasi

Rencana Kerja dan Syarat – syarat Teknis (RKS)

Pembangunan Gedung Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin

Tahun 2012

- 9/102-

3. Jenis Paket Pekerjaan

Yang dimaksud dengan jenis paket pekerjaan adalah pengelompokan Lingkup Pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pemborong dan menjadi kewenangan Pemberi Tugas untuk menunjuk Pemborong dalam melaksanakan pekerjaan yaitu Pembangunan Gedung Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin

I.3 PEKERJAAN PERSIAPAN UMUM Jenis pekerjaan yang dilakukan adalah Pembangunan Gedung Fakultas Farmasi

Universitas Hasanuddin.

1. Pekerjaan Persiapan

a. Pengukuran Tapak Kembali

- Pemborong diwajibkan untuk melaksanakan pengukuran dan penggambaran kembali lokasi pelaksanaan yang dilengkapi dengan keterangan-keterangan mengenai peil ketinggian tanah, letak bangunan eksisting yang ada dan akan dibongkar dengan memakai alat-alat yang sudah ditera kebenarannya.

- Ketidak-cocokan yang mungkin terjadi antara gambar kerja dan

keadaan lapangan yang sebenarnya harus segera dilaporkan kepada Direksi/Konsultan Pengawas untuk dimintakan keputusannya.

- Penentuan titik ketinggian dan sudut-sudut dilakukan dengan

memakai alat-alat waterpas/theodolith yang ketepatannya dapat dipertanggung jawabkan.

- Pemborongan harus menyediakan alat theodolith/waterpass beserta

petugas yang melayani untuk kepentingan pemeriksaan Direksi/Konsultan Pengawas selama pelaksanaan proyek.

- Pengukuran sudut menyiku dengan prisma atau benang secara azas

setiga phytagoras hanya diperkenankan untuk bagian-bagian kecil yang disetujui oleh Direksi/Konsultan Pengawas.

Page 10: 5. Spesifkasi Teknis Fak. Farmasi

Rencana Kerja dan Syarat – syarat Teknis (RKS)

Pembangunan Gedung Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin

Tahun 2012

- 10/102-

b. Tugu Patokan Dasar

- Letak dan jumlah tugu patokan dasar ditentukan oleh Direksi/Konsultan Pengawas. Dalam pelaksanaan pembangunan ini Tugu Patokan Dasar harus dapat memberikan pedoman terhadap peil (ketinggian ± 0.00 lantai bangunan).

- Tugu Patokan dasar dibuat dari bahan beton berpenampang sekurang-kurangnya 20 x 20 Cm, tertancap kuat kedalam tanah sedalam 1 (satu) meter dengan bagian yang menonjol diatas muka tanah secukupnya untuk memudahkan pengukuran selanjutnya dan minimal setinggi 40 Cm (empat puluh centimeter) diatas tanah.

- Tugu Patokan dasar yang telah dibuat dan ditempatkan secara

permanen, tidak bisa dirubah, diberi tanda yang jelas dan dijaga keutuhannya sampai ada instruksi tertulis dari Direksi/Konsultan Pengawas untuk membongkarnya.

- Pada setiap sudut-sudut pematokan (penetuan) peil dan setiap sudut-

sudut tapak (perpindahan) Pemborong wajib membuat shop drawing dahulu sesuai dengan keadaan lapangan.

c. Papan Nama Proyek

- Papan nama proyek harus dibuat oleh Pemborong dengan ketentuan dan pengarahan dari pengawas/direksi.

- Perletakan Papan Nama Proyek ditempat yang mudah dilihat oleh

umum dan diletakkan pada saat dimulainya pekerjaan serta harus dicabut kembali pada saat pekerjaan selesai.

- Ukuran, Warna, Isi Tulisan dan bentuk akan ditentukan kemudian

berdasar arahan dari Direksi/Pengawas pekerjaan.

d. Pagar Pengaman

Pemborong membuat pagar sementara pada tempat tertentu untuk menjaga keselamatan dan keamanan kegiatan pembangunan, gudang bahan beserta alat selama kontrak pelaksanaan. Pembuatan pagar sementara harus disetujui oleh Direksi/Konsultan Pengawas.

e. Papan Dasar Pelaksanaan (Bouwplank)

- Papan dasar pelaksanaan (bouwplank) harus dipasang pada patok

kayu semutu meranti merah ukuran kaso (5/7 Cm), yang tercantap dalam tanah sehingga tidak bisa digerak-gerakkan atau dirubah-rubah, berjarak maksimal 150 Cm satu sama lain.

Page 11: 5. Spesifkasi Teknis Fak. Farmasi

Rencana Kerja dan Syarat – syarat Teknis (RKS)

Pembangunan Gedung Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin

Tahun 2012

- 11/102-

- Papan dasar pelaksanaan (bouwplank) dibuat dari kayu semutu

dengan meranti dengan ukuran tebal 3 Cm, lebar 20 Cm, harus lurus dan diserut rata pada sisi sebelah atasnya (waterpass)

- Tinggi sisi atas papan patok ukur adalah sama antara satu dengan

lainnya, kecuali dikendaki lain oleh Direksi/Konsultan Pengawas. - Papan dasar pelaksanaan dipasang sejauh 100 Cm dari sisi luar

galian tanah pondasi. - Selama maupun setelah selesai pemasangan papan dasar

pelaksanaan pemborong harus melaporkan kepada Direksi/konsultan Pengawas.

- Papan bouwplank diijinkan dipasang bila telah dilakukan pembersihan

lokasi dari kotoran dan sampah dan lain sebagainya. - Papan bouwplank diperbolehkan untuk dibongkar, sesudah dimulai

pekerjaan dinding bata.

f. Direksi Keet, Gudang dan Los Kerja

- Pemborong harus membuat kantor Direksi/ Direksi Keet & Gudang berukuran minimal 32 m2 atau petunjuk Direksi/Konsultan Pengawas dengan segala kelengkapannya atas biaya Pemborong yang minimal terdiri dari ruang-ruang untuk :

* Direksi/Konsultan Pengawas * Site Manager/Ahli dan Staff Pemborong * Ruang Simpan Peralatan

- Pembuatan gudang harus sedemikian rupa agar bahan-

bahan/material dapat tersimpan secara baik dan tidak rusak oleh hujan, panas, apabila akan digunakan.

- Tata Letak layout Gudang dan los Kerja harus mendapat persetujuan

Direksi/Konsultan Pengawas.

g. Air dan Listrik kerja

Pemborong harus menyediakan alat-alat instalasi air/listrik kerja atas biaya sendiri. Alat-alat tersebut selain untuk keperluan pekerjaan juga untuk fasilitas bagi pekerja.

Page 12: 5. Spesifkasi Teknis Fak. Farmasi

Rencana Kerja dan Syarat – syarat Teknis (RKS)

Pembangunan Gedung Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin

Tahun 2012

- 12/102-

h. Jalan Masuk ketempat Pekerjaan

Selama pekerjaan pembangunan berlangsung, Pemborong harus menyediakan dan atau memelihara seluruh jalan sementara atau jalan yang sudah ada yang dipoerlukan untuk memasuki lokasi pekerjaan. Pada waktu penyelesaian pekerjaan, jalan-jalan tersebut harus disingkirkan/dibersihkan dari kotoran akibat pelaksanaan proyek dan dikembalikan sesuai keadaan semula.

2. Pekerjaan Pembersihan Lokasi

a. Pada umumnya, tempat-tempat untuk bangunan dibersihkan dengan

penebasan/pembabatan yang harus dilaksanakan terhadap semua belukar/semak, sampah yang tertanam dan material lain yang tidak diinginkan berada dalam daerah yang akan dikerjakan, harus dihilangkan, ditimbun dan kemudian dibakar atau dibuang dengan cara-cara yang disetujui oleh Direksi/Konsultan Pengawas.

b. Semua sisa-sisa tanaman ataupun kotoran seperti akar-akar, rumput-rumput

dibawah tanah dasar/permukaan tanah tempat bangunan yang akan dibangun harus dibersihkan dan kotoran yang ditemukan harus dibongkar/dibakar.

c. Bekas bangunan ataupun bangunan yang masih berada pada lokasi

pembangunan dengan persetujuan Direksi/Konsultan Pengawas harus dibongkar, maka Pemborong harus melakukan pembongkaran sampai bersih agar tidak menghalangi pelaksanaan pekerjaan pembangunan.

d. Semua daerah urugan harus dipadatkan, baik urugan yang telah ada maupun

terhadap urugan yang baru. Tanah urugan bersih dari sisa-sisa tumbuhan atau bahan-bahan yang dapat menimbulkan pelapukan dikemudian hari.

I.4 PEKERJAAN PENDAHULUAN

1. Penetuan Peil Bangunan

a. Peil lantai bangunan (± 0.00) ditetapkan dengan ketinggian : 120 cm diatas peil jalan utama yang ditetapkan konsultan perencana / pengawas

b. Selanjutnya ketinggian peil tersebut ditetapkan secara permanen dengan

tugu patokan dasar sedemikian rupa sehingga tidak mudah berubah serta diberi tanda yang jelas dan dijaga keutuhannya. Patok ini harus selalu tetap terpancang sampai seluruh pelaksanaan pekerjaan bangunan selesai.

Page 13: 5. Spesifkasi Teknis Fak. Farmasi

Rencana Kerja dan Syarat – syarat Teknis (RKS)

Pembangunan Gedung Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin

Tahun 2012

- 13/102-

c. Penetapan peil harus dilakukan dengan peralatan yang ditera kebenarannya danm , dalam pelaksanaan dilakukan oleh Direksi/Konsultan Pengawas. Ketelitian pengukuran menjadi tanggung jawab Pemborong, dalam hal terdapat kelalaian maka pemborong harus melakukan pengukuran ulang.

Seandainya terdapat ketidaksesuaian antara Gambar Kerja dan Keadaan lapangan, maka selanjutnya Pemborong melaporkan kepada Direksi/ Konsultan Pengawas untuk mendapatkan petunjuk lebih lanjut.

Page 14: 5. Spesifkasi Teknis Fak. Farmasi

Rencana Kerja dan Syarat – syarat Teknis (RKS)

Pembangunan Gedung Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin

Tahun 2012

- 14/102-

BAGIAN - I

SYARAT-SYARAT TEKNIS PEKERJAAN STRUKTUR

Pasal 1 U m u m

1.1. Jenis dan uraian pekerjaan dan persyaratan teknis khusus gambar - gambar rencana

(Design) adalah merupakan satuan dengan RKS ini. 1.2. Adapun standar yang dipakai untuk pekerjaan tersebut diatas ialah berdasarkan:

* Dewan Normalisasi Indonesia * ASTM ( Amerika Society for Testing & Materials ) * ASSHO ( Amerika Association of State Highway Officials )

1.3. Sebelum melaksanakan pekerjaan, pemborong harus mengukur kembali semua

titik elevasi dan koordinat - koordinat. Dan apabila terjadi perbedaan - perbedaan dilapangan, kontraktor wajib membuat gambar - gambar penyesuaian dan harus mendapat persetujuan MK ( Konsultan PengawasLapangan ).

Pasal 2 Syarat - syarat Umum

2.1. UMUM Untuk dapat memahami dengan sebaik - baiknya seluruh seluk beluk pekerjaan ini,

Kontraktor diwajibkan mempelajari secara seksama seluruh gambar pelaksanaan beserta uraian pekerjaan dan persyaratan pelaksanaan seperti yang diuraikan didalam buku ini. Bila terdapat ke-tidak jelasan dan/atau perbedaan dalam gambar dan uraian ini, Kontraktor diwajibkan melaporkan hal tersebut kepada Perencanaan untuk mendapatkan penyelesaian.

2.2. LINGKUP PEKERJAAN Penyelesaian tenaga kerja, bahan - bahan dan alat - alat kerja yang dibutuhkan

dalam melaksanakan pekerjaan ini serta mengamankan, mengawasi, dan memelihara bahan - bahan, alat kerja maupun hasil pekerjaan selama masa pelaksanaan berlangsung sehingga seluruh pekerjaan pekerjaan dapat selesai dengan sempurna.

2.3 SARANA KERJA

Kontraktor wajib memasukkan jadwal kerja. Kontraktor juga wajib memasukkan identifikasi dari tempat kerja, nama, jabatan dan keahlian masing - masing anggota pelaksana pekerjaan, serta inventarisasi peralatan yang digunakan dalam melaksanakan pekerjaan ini. Kontraktor wajib menyediakan tempat penyimpanan

Page 15: 5. Spesifkasi Teknis Fak. Farmasi

Rencana Kerja dan Syarat – syarat Teknis (RKS)

Pembangunan Gedung Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin

Tahun 2012

- 15/102-

bahan/material dilokasi yang aman dari segala kerusakan, kehilangan dan hal - hal yang dapat mengganggu pekerjaan lain. Semua sarana persyaratan kerja, sehingga kelancaran dan memudahkan kerja dilokasi dapat tercapai.

2.4. GAMBAR - GAMBAR DOKUMEN 2.4.1. Dalam hal terjadi perbedaan dan atau pertentangan dalam gambar - gambar yang

ada dalam buku uraian pekerjaan ini, maupun pekerjaan yang terjadi akibat keadaan dilokasi, Kontraktor diwajibkan melaporkan hal tersebut kepada

Perencana/Konsultan Pengawas secara tertulis untuk mendapatkan keputusan

pelaksanaan dilokasi setelah Konsultan Pengawasberunding terlebih dahulu dengan Perencana. Ketentuan tersebut diatas tidak dapat dijadikan alasan oleh Kontraktor untuk memperpanjang waktu pelaksanaan.

2.4.2. Semua ukuran yang tertera dalam gambar adalah ukuran jadi, dalam keadaan

selesai/terpasang 2.4.3. Mengingat masalah ukuran ini sangat penting, kontraktor diwajibkan

memperhatikan dan meneliti terlebih dahulu semua ukuran yang tercantum seperti peil - peil, ketinggian, lebar ketebalan, luas penampang dan lain - lainnya sebelum memulai pekerjaan.

Bila ada keraguan mengenai ukuran mana yang akan dipakai dan dijadikan pegangan kontraktor wajib merunding terlebih dahulu dengan perencana.

2.4.4. Kontraktor tidak dibenarkan mengubah dan atau mengganti ukuran - ukuran yang

tercantum didalam gambar pelaksanaan tanpa sepengetahuan Konsultan Pengawas.

2.4.5. Kontraktor harus menyediakan dengan lengkap masing - masing dua salinan,

segala gambar - gambar, spesifikasi teknis, agenda, berita - berita perubahan dan gambar - gambar pelaksanaan yang telah disetujui ditempat pekerjaan. Dokumen - dokumen ini harus dapat dilihat Konsultan Pengawaskonstruksi dan direksi setiap saat sampai dengan serah terima kesatu. Setelah serah terima kesatu, dokumen - dokumen tersebut akan didokumentasikan oleh Pemberi Tugas.

2.5. GAMBAR - GAMBAR PELAKSANAAN DAN CONTOH - CONTOH 2.5.1. Gambar - gambar pelaksanaan pelaksanaan ( shop drawing ) adalah gambar -

gambar, diagram, ilustrasi jadwal, brosur atau data yang disiapkan kontraktor atau sub kontraktor, supplier atau produsen yang menjelaskan bahan - bahan atau sebagian pekerjaan.

2.5.2. Contoh - contoh adalah benda - benda yang disediakan Kontraktor untuk

menunjukan bahan, kelengkapan dan kualitas kerja. Ini akan dipakai oleh Konsultan Pengawasuntuk menilai dahulu.

Page 16: 5. Spesifkasi Teknis Fak. Farmasi

Rencana Kerja dan Syarat – syarat Teknis (RKS)

Pembangunan Gedung Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin

Tahun 2012

- 16/102-

2.5.3. Kontraktor akan memeriksa, menandatangani persetujuan dan menyerahkan dengan segera semua gambar - gambar pelaksanaan dan contoh - contoh yang diisyaratkan dalam Dokumen Kontrak atau oleh Konsultan Pengawas.

Gambar - gambar pelaksanaan dan contoh - contoh harus diberi tanda - tanda sebagaimana ditentukan Konsultan Pengawas. Kontraktor harus melampirkan keterangan tertulis mengenai setiap perbedaan dengan Dokumen Kontrak jika ada hal - hal demikian.

2.5.4. Dengan menyetujui dan menyerahkan gambar - gambar pelaksanaan atau contoh -

contoh dianggap Kontraktor telah meneliti dan menyesuaikan setiap gambar atau contoh tersebut dengan Dokumen Kontrak.

2.5.5. Konsultan Pengawasdan Perencana akan memeriksa dan menolak atau

menyetujui gambar - gambar pelaksanaan atau contoh - contoh dalam waktu sesingkat - singkatnya, sehingga tidak mengganggu jalannya pekerjaan dengan mempertimbangkan syarat - syarat keindahan.

2.5.6. Kontraktor akan melakukan perbaikan - perbaikan yang diminta Konsultan

Pengawasdan menyerahkan kembali segala gambar - gambar pelaksanaan dan contoh - contoh sampai disetujui.

2.5.7. Persetujuan Konsultan Pengawasterhadap gambar - gambar pelaksanaan dan

contoh - contoh tidak membebaskan Kontraktor dari tanggung jawabnya atas perbedaan tersebut tidak diberitahukan secara tertulis kepada Konsultan Pengawas.

2.5.8. Semua pekerjaan yang memerlukan gambar - gambar pelaksanaan atau contoh -

contoh yang harus disetujui Konsultan Pengawas, tidak boleh dilaksanakan sebelum ada persetujuan dari Konsultan Pengawas.

2.5.9. Gambar - gambar pelaksanaan atau contoh - contoh harus dikirimkan Konsultan

Pengawasdalam dua salinan, Konsultan Pengawasakan memeriksa dan mencantumkan tanda - tanda “ Telah Diperiksa Tanpa Perubahan “ atau “ Telah Diperiksa Dengan Perubahan “ atau “ Ditolak “. Satu salinan ditahan oleh Konsultan Pengawasuntuk arsip, sedangkan yang kedua dikembalikan kepada Sub Kontraktor atau yang bersangkutan lainnya.

2.5.10. Sebutan Katalog atau barang cetakan, hanya boleh diserahkan apabila menurut

Konsultan Pengawashal - hal yang sudah ditentukan dalam katalog atau barang cetakan tersebut sudah jelas dan tidak perlu dirubah.

Barang cetakan ini juga harus diserahkan dalam dua rangkap untuk masing - masing jenis dan diperlukan sama seperti butir diatas.

2.5.11. Contoh - contoh yang disebutkan dalam Spesfikasi Teknis harus dikirimkan kepada

Konsultan Pengawas.

Page 17: 5. Spesifkasi Teknis Fak. Farmasi

Rencana Kerja dan Syarat – syarat Teknis (RKS)

Pembangunan Gedung Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin

Tahun 2012

- 17/102-

2.5.12. Biaya pengiriman gambar - gambar pelaksanaan, contoh - contoh, katalog - katalog kepada Konsultan Pengawasdan Perencanaan menjadi tanggungan Kontraktor.

2.6. JAMINAN KUALITAS Kontraktor menjamin pada Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas, bahwa

semua bahan dan perlengkapan untuk pekerjaan adalah sama sekali baru, kecuali ditentukan lain, serta Kontraktor menyetujui bahwa semua pekerjaan dilaksanakan dengan baik, bebas dari cacat teknis dan estetis serta sesuai dengan Dokumen Kontrak.

Apabila diminta, Kontraktor sanggup memberikan bukti - bukti mengenai hal - hal tersebut pada butir ini.

Sebelum mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas, bahwa pekerjaan telah diselesaikan dengan sempurna, semua pekerjaan tetap menjadi tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya.

2.7. NAMA PABRIK / MERK YANG DITENTUKAN Apabila pada spesifikasi teknis ini disebutkan nama pabrik / merk dari suatu jenis

bahan / komponen, maka Kontraktor menawarkan dan memasang sesuai dengan yang

ditentukan. Jadi tidak ada alasan bagi Kontraktor pada waktu pemasangan

menyatakan barang tersebut sudah tidak terdapat lagi dipasaran ataupun sukar didapat dipasaran.

Untuk barang - barang yang harus diimport, segera setelah ditunjuk sebagai pemenang, Kontraktor harus sesegera mungkin memesan pada agennya di Indonesia.

Apabila Kontraktor telah berusaha untuk memesan namun pada saat pemesanaan bahan / merk tersebut tidak / sukar diperoleh, maka Perencana dengan persetujuan tertulis dari Pemberi Tugas akan menentukan sendiri alternatif merk lain dengan spesifikasi minimum yang sama. Setelah 1 ( satu ) bulan penunjukan pemenang, Kontraktor harus memberikan kepada pemberi tugas fotocopy dari pemesanan material yang diimport pada agen ataupun importir lainnya, yang menyatakan bahwa material - material tersebut telah dipesan ( order import ).

2.8. CONTOH – CONTOH 2.8.1. Contoh - contoh material yang dikehendaki oleh Pemberi Tugas atau wakilnya

harus segera disediakan atas biaya Kontraktor dan contoh - contoh tersebut diambil dengan jalan atau cara sedemikian rupa, sehingga dapat dianggap bahwa bahan atau pekerjaan tersebutlah yang akan dipakai dalam pelaksanaan pekerjaan nanti. Contoh - contoh tersebut jika telah disetujui, disimpan oleh Pemberi Tugas atau wakilnya untuk dijadikan dasar penolakan tidak sesuai dengan contoh, baik kualitas maupun sifatnya.

2.8.2. Kontraktor diwajibkan menyerahkan barang - barang contoh ( sample ) dari

material yang akan dipakai / dipasang, untuk mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas.

Page 18: 5. Spesifkasi Teknis Fak. Farmasi

Rencana Kerja dan Syarat – syarat Teknis (RKS)

Pembangunan Gedung Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin

Tahun 2012

- 18/102-

2.8.3. Barang - barang contoh ( sample ) tertentu harus dilampiri dengan tanda bukti / sertifikat pengujian dan spesifikasi teknis dari barang - barang / material - material tersebut.

2.8.4. Untuk barang - barang dan material yang akan didatangkan ke site ( melalui

pemesanan ), maka Kontraktor diwajibkan menyerahkan : Brochure, katalogue, gambar kerja atau shop drawing, konster dan sample, yang dianggap perlu oleh Perencana / Konsultan Pengawasdan harus mendapatkan persetujuan Perencana / Konsultan Pengawas.

2.9. SUBTITUSI 2.9.1. Produk yang disebutkan nama pabriknya : Material, peralatan, perkakas, aksesoris yang disebutkan nama pabriknya dalam

RKS, Kontraktor harus melengkapi produk yang disebutkan dalam Spesifikasi Teknis, atau dapat mengajukan produk pengganti yang setara, disertai data - data yang lengkap untuk mendapatkan persetujuan Konsultan Perencana sebelum pemesanan.

2.9.2. Produk yang tidak disebutkan nama pabriknya : Material, peralatan, perkakas, aksesoris dan produk - produk yang tidak disebutkan

nama pabriknya didalam Spesifikasi Teknis, Kontraktor harus mengajukan secara tertulis nama negara dari pabrik yang menghasilkannya katalog dan selanjutnya menguraikan data - data yang menunjukan secara benar bahwa produk - produk yang dipergunakan adalah sesuai dengan Spesifikasi Teknis dan kondisi proyek untuk mendapatkan persetujuan dari pemilik / Perencana / Konsultan Pengawas.

2.10. MATERIAL DAN TENAGA KERJA Seluruh peralatan, mateiral yang dipergunakan dalam pekerjaan ini harus baru. Seluruh peralatan harus dilaksanakan dengan cara yang benar dan setiap pekerja

harus mempunyai ketrampilan yang memuaskan, dimana latihan khusus bagi pekerja sangat diperlukan dan Kontraktor harus melaksanakannya.

2.11. KLAUSAL DISEBUTKAN KEMBALI Apabila dalam Dokumen Tender ini ada klausal - klausal yang disebutkan kembali

pada butir lain, maka ini bukan berarti menghilangkan butir tersebut tetapi dengan pengertian lebih menegaskan masalahnya.

Jika terjadi hal yang saling bertentangan antara gambar atau terhadap Spesifikasi Teknis, maka diambil sebagai patokan adalah yang mempunyai bobot teknis dan atau yang mempunyai bobot biaya yang paling tinggi.

Pemilik proyek dibebaskan dari hak patent dan lain - lain untuk segala “ Claim “ atau tuntutan terhadap hak -hak azasi manusia.

2.12. KOORDINASI PEKERJAAN 2.12.1. Untuk kelancaran pekerjaan ini, harus disediakan koordinasi dari seluruh bagian

yang terlibat didalam kegiatan proyek ini. Seluruh aktifitas yang menyangkut dalam proyek ini, harus dikoordinir lebih dahulu

agar gangguan dan konflik satu dengan yang lainnya dapat dihindarkan.

Page 19: 5. Spesifkasi Teknis Fak. Farmasi

Rencana Kerja dan Syarat – syarat Teknis (RKS)

Pembangunan Gedung Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin

Tahun 2012

- 19/102-

Melokalisasi / memerinci setiap pekerjaan sampai dengan detail untuk menghindari gangguan dan konflik, serta harus mendapat persetujuan dari Konsultan / Konsultan Pengawas.

2.12.2. Kontraktor harus melaksanakan segala pekerjaan menurut uraian dan syarat -

syarat pelaksanaan, gambar - gambar dan instruksi - instruksi tertulis dari Konsultan Pengawas.

2.12.3. Konsultan Pengawasberhak memeriksa pekerjaan yang dilakukan oleh Kontraktor

pada setiap waktu. Bagaimanapun juga kelalaian Konsultan Pengawasdalam pengontrolan terhadap kekeliruan - kekeliruan atas pekerjaan yang dilaksanakan oleh Kontraktor, tidak berarti Kontraktor bebas dari tanggung jawab.

2.12.4. Pekerjaan yang tidak memenuhi uraian dan syarat - syarat pelaksanaan (

spesifikasi ) atau gambar atau instruksi tertulis dari Konsultan Pengawasharus diperbaiki atau dibongkar. Semua biaya yang diperlukan untuk ini menjadi tanggung jawab Kontraktor

2.13. PERLINDUNGAN TERHADAP ORANG, HARTA BENDA & PEKERJAAN 2.13.1. Perlindungan terhadap milik umum : Kontraktor harus menjaga jalan umum, jalan kecil dan jalan bersih dari alat - alat

mesin, bahan - bahan bangunan dan sebagainya serta memelihara kelancaran lalu lintas, baik bagi kendaraan maupun pejalan kaki selama kontrak

berlangsung. 2.13.2. Orang - orang yang tidak berkepentingan : Kontraktor harus melarang siapapun yang tidak berkepentingan memasuki tempat

pekerjaan dan dengan tegas memberikan perintah kepada ahli tekniknya yang bertugas dan para penjaga.

2.13.3. Perlindungan terhadap bangunan yang ada : Selama masa - masa pelaksanaan kontrak, Kontraktor bertanggung jawab penuh

atas segala kerusakan bangunan yang ada, utilitas, jalan - jalan, saluran - saluran pembuangan dan sebagainya ditempat pekerjaan, dan kerusakan - kerusakan sejenis yang disebabkan operasi - operasi Kontraktor, dalam arti kata yang luas. Itu semua harus diperbaiki oleh Kontraktor hingga dapat diterima oleh Pemberi Tugas.

2.13.4. Penjagaan dan perlindungan pekerjaan : Kontraktor bertanggung jawab atas penjagaan, penerangan dan perlindungan

terhadap pekerjaan yang dianggap penting selama pelaksanaan Kontrak, siang dan malam.

Pemberi Tugas tidak bertanggung jawab terhadap Kontraktor, atas kehilangan atau kerusakan bahan - bahan bangunan atau peralatan atau pekerjaan yang sedang dalam pelaksanaan.

Page 20: 5. Spesifkasi Teknis Fak. Farmasi

Rencana Kerja dan Syarat – syarat Teknis (RKS)

Pembangunan Gedung Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin

Tahun 2012

- 20/102-

2.13.5. Kesejahteraan Keamanan dan Pertolongan Pertama : Kontraktor harus mengadakan dan memelihara fasilitas kesejahteraan dan

tindakan pengaman yang layak untuk melindungi para pekerja dan tamu yang akan datang kelokasi. Fasilitas dan tindakan pengamanan seperti ini disyaratkan harus memuaskan Pemberi Tugas dan juga harus menurut ( memenuhi ) ketentuan Undang - Undang yang berlaku pada waktu itu.

Dilokasi pekerjaan, Kontraktor wajib mengadakan perlengkapan yang cukup untuk pertolongan pertama, yang mudah dicapai.

2.13.6. Gangguan pada tetangga : Segala pekerjaan yang menurut Pemeberi Tugas mungkin akan menyebabkan

adanya gangguan pada penduduk yang berdekatan, hendaknya dilaksanakan pada waktu sebagainya Pemberi Tugas akan menentukannya dan tidak akan ada tambahan, yang mungkin ia keluarkan.

2.14. PERATURAN HAK PATENT Kontraktor harus melindungi Pemiik ( owner ) terhadap semua “ claim “ atau

tuntutan, biaya atau kenaikan harga karena bencana, dalam hubungan dengan merk dagang atau nama produksi, hak cipta pada semua material dan peralatan yang digunakan dalam proyek ini.

2.15. IKLAN Kontraktor tidak diijinkan membuat iklan dalam bentuk apapun didalam sempadan

(batas) site atau ditanah yang berdekatan tanpa seijin dari pihak Pemberi Tugas. 2.16. PERATURAN TEKNIS PEMBANGUNAN YANG DIGUNAKAN 2.16.1. Dalam melaksanakan pekerjaan, kecuali bila ditentukan lain dalam Rencana Kerja

dan Syarat - syarat ( RKS ) ini, berlaku dan mengikat ketentuan - ketentuan dibawah ini termasuk segala perubahan dan tambahannya :

2.16.1.1. Keppres 80/ 2003 beserta perubahan-perubahannya. 2.16.1.2. Peraturan Umum tentang Pelaksanaan Pembangunan di Indonesia atau Algemene

Voorwaarden voor de Uitvoering bij Aaneming van Openbare Warken ( AV ) 1941. 2.16.1.3. Keputusan - keputusan dari Majelis Indonesia untuk Arbitrase Teknik dari Dewan

Teknik Pembangunan Indonesia ( DTPI ). 2.16.1.4. Tata Cara Perencanaan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung, SNI 03-2847-

2002 dari badan stadarisasi nasional (BSN) 2.16.1.5. Tata Cara Perencanaan Pembebanan Untuk Rumah dan Gedung, SKBI

1.3.53.1987 dari Departemen Pekerjaan Umum 2.16.1.6. Tata Cara Perencanaan Ketahanan Terhadap Gempa, SNI 02-1726-2002 dari

Badan Standarisasi Nasional (BSN)

Page 21: 5. Spesifkasi Teknis Fak. Farmasi

Rencana Kerja dan Syarat – syarat Teknis (RKS)

Pembangunan Gedung Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin

Tahun 2012

- 21/102-

2.16.1.7. Peraturan Semen Portland Indonesia NI - 08. 2.16.1.8. Peraturan Muatan Indonesia. 2.16.1.9. Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia 1983. 2.16.1.10. Peraturan Pengecatan NI - 12. 2.16.1.11. Peraturan dan Ketentuan lain yang dikeluarkan oleh Jawatan / Instansi Pemerintah

setempat, yang bersangkutan dengan permasalahan bangunan. 2.16.2. Untuk melaksanakan pekerjaan dalam butir tersebut diatas, berlaku dan mengikat

pula. 2.16.2.1. Gambar bestek yang dibuat Konsultan Perencana yang sudah disahkan oleh

Pemberi Tugas termasuk juga gambar - gambar detail yang diselesaikan oleh Kontraktor dan sudah disahkan / disetujui Direksi.

2.16.2.2. Rencana Kerja dan Syarat - syarat Pekerjaan. 2.16.2.3. Berita Acara Penjelasan Pekerjaan. 2.16.2.4. Berita Acara Penunjukan. 2.16.2.5. Surat Penawaran beserta lampiran - lampirannya. 2.16.2.6. Jadwal Pelaksanaan ( Tentative Time Schedule ) yang telah disetujui. 2.16.2.7. Kontrak / Surat Perjanjian Pemborongan. 2.17. SHOP DRAWING 2.17.1. Harus selalu dibuat gambar pelaksanaan dari semua komponen struktur

berdasarkan desain yang ada dan harus dimintakan persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas.

2.17.2. Gambar pelaksanaan ini harus memberikan semua data - data yang diperlukan

termasuk keterangan produk bahan, keterangan pemasangan, data - data tertulis, dan hal - hal lain yang diperlukan.

2.17.3. Kontraktor bertanggung jawab terhadap semua kesalahan - kesalahan detailing

fabrikasi dan ketepatan penyetelan / pemasangan semua bagian konstruksi baja. 2.17.4. Semua bahan untuk pekerjaan baja difabrikasikan diworkshop, kecuali atas

persetujuan Konsultan Pengawas.

Page 22: 5. Spesifkasi Teknis Fak. Farmasi

Rencana Kerja dan Syarat – syarat Teknis (RKS)

Pembangunan Gedung Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin

Tahun 2012

- 22/102-

2.17.5. Semua baut, baik yang dikerjakan diworkshop maupun dilapangan harus selalu memberikan kekuatan yang sebenarnya dan masuk tepat pada lubang baut tersebut.

2.17.6. Pekerjaan perubahan dan pekerjaan tambahan dilapangan pada waktu

pemasangan yang diakibatkan oleh kurang teliti atau kelalaian Kontraktor, harus dilakukan atas biaya Kontraktor.

2.17.7. Keragu - raguan terhadap kebenaran dan kejelasan gambar dan spesifikasi harus

ditanyakan kepada Konsultan Pengawas/ Perencana. 2.17.8. Kontraktor diwajibkan untuk membuat gambar - gambar “ As Built Drawing “ sesuai

dengan pekerjaan yang telah dilakukan dilapangan secara kenyataan. Untuk kebutuhan pemeriksaan dikemudian hari.

Gambar - gambar tersebut diserahkan kepada Konsultan Pengawas.

Pasal 3

Pekerjaan Persiapan / Pendahuluan 3.1. PEMBERSIHAN TAPAK PROYEK 3.1.1. Lapangan terlebih dahulu harus dibersihkan, apabila terdapat bangunan diatasnya

harus bersih dari bangunan lama dan juga dibersihkan dari rumput, semak, akar - akar pohon.

3.1.2. Sebelum pekerjaan dimulai, lapangan harus selalu dijaga, tetap bersih dan rata. 3.2. PENGUKURAN TAPAK KEMBALI 3.2.1. Kontraktor diwajibkan mengadakan pengukuran dan gambaran kembali lokasi

pembangunan dengan dilengkapi keterangan - keterangan mengenai peil ketinggian tanah, letak pohon, letak batas - batas tanah dengan alat - alat yang sudah ditera kebenarannya.

3.2.2. Ketidakcocokan yang mungkin terjadi antara gambar dan keadaan lapangan yang

sebenarnya harus segera dilaporkan kepada Perencana / Konsultan Pengawas untuk dimintakan keputusannya.

3.2.3. Penentuan titik ketinggian dan sudut - sudut hanya dilakukan dengan alat

waterpass / Theodolit yang ketepatannya dapat dipertanggung jawabkan. 3.2.4. Kontraktor harus menyediakan Theodolit / Waterpass beserta petugas yang

melayaninya untuk kepentingan pemeriksaan Perencanaan / Konsultan Pengawasselama pelaksanaan proyek.

3.2.5. Pengurusan sudut siku dengan prisma atau barang secara asas segitiga

Phytagoras hanya diperkenankan untuk bagian - bagian kecil yang disetujui oleh Perencana / Konsultan Pengawas.

Page 23: 5. Spesifkasi Teknis Fak. Farmasi

Rencana Kerja dan Syarat – syarat Teknis (RKS)

Pembangunan Gedung Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin

Tahun 2012

- 23/102-

3.2.6. Segala pekerjaan pengukuran persiapan termasuk tanggungan Kontraktor. 3.3. PAPAN DASAR PELAKSANAAN ( BOUWPLANK ) 3.3.1. Papan dasar pelaksanaan dipasang pada patok kayu kasau Meranti 5/7, tertancap

ditanah sehingga tidak bisa digerak - gerakkan atau diubah - ubah, berjarak maksimum 2 m satu sama lain.

3.3.2. Papan patok ukur dibuat dari kayu Meranti, dengan ukuran tebal 3 cm, lebar 20 cm,

lurus dan diserut rata pada sisi sebelah atasnya ( waterpass ). 3.3.3. Tinggi sisi atas papan patok ukur harus sama satu dengan yang lainnya , kecuali

dikehendaki lain oleh Perencana / Konsultan Pengawas. 3.3.4. Papan dasar pelaksanaan dipasang sejauh 300 cm dari as pondasi terluar. 3.3.5. Setelah pemasangan papan dasar pelaksanaan, Kontraktor harus melaporkan

kepada Perencana / Konsultan Pengawas. 3.3.6. Segala pekerjaan pembuatan dan pemasangan termasuk tanggungan Kontraktor. 3.4. PEKERJAAN PENYEDIAAN AIR DAN DAYA LISTRIK UNTUK BEKERJA 3.4.1. Air untuk bekerja harus disediakan Kontraktor dengan membuat sumur pompa

dilokasi proyek atau disuplai dari luar. Air harus bersih dari debu, bebas dari lumpur, minyak dan bahan - bahan kimia lainnya yang merusak. Penyediaan harus sesuai dengan petunjuk dan persetujuan Perencana / Konsultan Pengawas.

3.4.2. Listrik untuk bekerja harus disediakan Kontraktor dan diperoleh dari sambungan

sementara PLN setempat selama masa pembangunan. Penggunaan diesel untuk pembangkit tenaga listrik hanya diperkenankan untuk penggunaan sementara atas persetujuan Konsultan Pengawas. Daya listrik juga disediakan untuk suplai Kantor Konsultan Pengawas.

3.5. PEKERJAAN PENYEDIAAN ALAT PEMADAM KEBAKARAN 3.5.1. Selama pembangunan berlangsung, Kontraktor wajib menyediakan tabung alat

pemadam kebakaran ( fire extinguisher ) YAMATO lengkap dengan isinya, dengan jumlah sekurang - kurangnya minimal 2 ( dua ) tabung, masing - masing

tabung berkapasitas 15 kg.

Page 24: 5. Spesifkasi Teknis Fak. Farmasi

Rencana Kerja dan Syarat – syarat Teknis (RKS)

Pembangunan Gedung Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin

Tahun 2012

- 24/102-

3.6. DRAINAGE TAPAK 3.6.1. Dengan mempertimbangkan keadaan topografi / kontur tanah yang ada ditapak,

Kontraktor wajib membuat saluran sementara yang berfungsi untuk pembuangan air yang ada.

3.6.2. Arah aliran ditujukan ke daerah / permukaan yang terendah yang ada ditapak atau kesaluran yang sudah ada dilingkungan daerah pembuangan.

3.6.3. Pembuatan saluran sementara harus sesuai petunjuk dan persetujuan Konsultan

Pengawas. 3.7. KANTOR KONSULTAN PENGAWAS 3.7.1. Kantor Konsultan Pengawasmerupaka bangunan bertingkat dengan konstruksi

rangka kayu, dinding papan multiplex dicat, penutup atap asbes semen gelombang, lantai papan, diberi pintu / jendela secukupnya penghawaan / pencahayaan. Letak kantor Konsultan Pengawasharus cukup dekat dengan kantor Kontraktor tetapi terpisah dengan tegas.

3.7.2. Perlengkapan - perlengkapan kantor Konsultan Pengawas yang harus disediakan

Kontraktor : 1 (satu) buah meja rapat ukuran 1,20 x 3,00 m2 dengan 10 (sepuluh) kursi 1 (satu) buah meja tulis ukuran 0,70 x 1,40 m2 dengan 2 (dua) kursi 1 (satu) buah alat bantu gambar (computer PC dan printer A3) 1 (satu) buah lemari ukuran 1,50 x 2,00 x 0,50 m3 dapat dikunci 1 (satu) buah white board ukuran 1,20 x 2,40 cm2

3.7.3. Berdekatan dengan kantor Konsultan Pengawas, harus ditempatkan ruang WC dengan bak air bersih secukupnya dan dirawat kebersihannya.

3.7.4. Alat - alat yang harus senantiasa tersedia diproyek, untuk setiap saat dapat

digunakan oleh Direksi Lapangan adalah :

1 (satu) buah alat ukur schufmaat. 1 (satu) buah alat ukur optik (theodolit / waterpass).

3.8. KANTOR KONTRAKTOR DAN LOS KERJA 3.8.1. Ukuran luas kantor Kontraktor Los Kerja serta tempat simpan bahan, disesuaikan

dengan kebutuhan Kontraktor dengan mengabaikan keamanan dan kebersihan serta dilengkapi dengan pemadam kebakaran.

3.8.2. Khusus untuk tempat simpan bahan - bahan seperti : pasir, kerikil harus dibuatkan

kotak simpan yang dipagari dinding papan yang cukup rapat, sehingga masing - masing bahan tidak tercampur.

Page 25: 5. Spesifkasi Teknis Fak. Farmasi

Rencana Kerja dan Syarat – syarat Teknis (RKS)

Pembangunan Gedung Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin

Tahun 2012

- 25/102-

3.9. PAPAN NAMA PROYEK 3.9.1. Kontraktor harus menyediakan Papan Nama Proyek yang mencantumkan nama -

nama Pemberi Tugas, Konsultan Perencana, Konsultan Pengawas dan Kontraktor. 3.9.2. Ukuran layout dan peletakan papan nama harus dipasang sesuai dengan

pengarahan Konsultan Pengawas.

Pasal 4 Pekerjaan Pengukuran

4.1. Pekerjaan Penentuan Titik Pengukuran / Pematokan 4.1.1. Pengukuran dan pemasangan bouwplank titik duga ( peil + 0 ) ditentukan bersama

- sama MK. Patok - patok berukuran minimal 5/7 cm dan papan bouwplank 3/20 dengan panjang ukuran lebih dari 4 m dan terbuat dari kayu kualitas baik. Papan patok harus kerja keras dan tidak berubah posisinya, tanda - tanda dan sumbu harus teliti dan jelas, dicat dengan cat menie.

4.1.2. Pemborong harus memasang dan mengukur secara teliti patok monumen (BM)

pada lokasi tertentu sepanjang proyek untuk memungkinkan perancangan kembali, pengukuran sipat datar dari perkerasan atau penentuan titik dari pekerjaan yang akan dilakukan. Patok monumen yang permanen harus dibangun diatas tanah yang tidak akan terganggu / dipindahkan.

4.1.3. Untuk pekerjaan jalan Pemborong harus menentukan titik patok konstruksi yang

menunjukan garis dan kemiringan untuk lebar perkeraskan, lebar bahu dan drainase saluran samping sesuai dengan penampang melintang standar yang diberikan dalam gambar rencana dan harus mendapat persetujuan MK sebelum memulai konstruksi. Jika terjadi perubahan dari garis dan kemiringan, baik sebelum maupun sesudah penentuan patok perlu persetujuan lebih lanjut.

Pasal 5

Pekerjaan Tanah

5.1. PEKERJAAN GALIAN 5.1.1. Seluruh lapangan pekerjaan harus diratakan / digali dan semua sisa - sisa tanaman

seperti akar - akaran, rumput - rumput dan sebagainya harus dihilangkan. 5.1.2. Pekerjaan penggalian tanah, perataan tanah, harus dikerjakan lebih dahulu

sebelum kontraktor memulai pekerjaan. Pekerjaan galian tersebut disesuaikan dengan kebutuhannya sesuai dengan peil - peil (level), pada lokasi yang telah ditentukan didalam gambar, dan mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas.

5.1.3. Daerah yang akan digali harus dibersihkan dari semua benda penghambat seperti sampah - sampah, tonggak bekas - bekas lubang dan sumur , lumpur pohon dan semak - semak. Bekas - bekas lubang dan sumur, harus dikuras airnya dan diambil lumpur / tanahnya yang lembek, yang ada didalamnya.

Page 26: 5. Spesifkasi Teknis Fak. Farmasi

Rencana Kerja dan Syarat – syarat Teknis (RKS)

Pembangunan Gedung Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin

Tahun 2012

- 26/102-

Pohon - pohon yang ada, hanya boleh disingkirkan setelah mendapat persetujuan

Konsultan Pengawas. Tunggak - tunggak pepohonan dan jalinan - jalinan akar harus dibersihkan dan disingkirkan sampai pada kedalaman + 1,5 m dibawah permukaan tanah. Segala sisa dan kotoran yang disebabkan oleh pekerjaan tersebut, harus disingkirkan dari daerah pembangunan oleh Kontraktor, sesuai dengan petunjuk Konsultan Pengawas.

Pekerjaan Struktur A. Keterangan Umum

1. Rencana kerja dan syarat-syarat pekerjaan struktur (spesifikasi struktur) ini, dibuat

dengan maksud agar Konstruksi Struktur yang akan dikerjakan memenuhi kwalitas/persyaratan-persyaratan yang tertuang dalam spesifikasi struktur ini, sebagaimana yang direncanakan/dikehendaki oleh Perencana Struktur.

2. Kontraktor berkewajiban untuk melaksanakan pekerjaan-pekerjaan struktur sesuai dengan spesifikasi struktur ini dan gambar-gambar struktur terlampir.

3. Di lain pihak, Pengguna Jasa/Pengawas lapangan berkewajiban untuk mengawasi pekerjaan-pekerjaan Kontraktor agar sesuai dengan spesifikasi struktur ini dan gambar-gambar struktur terlampir.

4. Apabila terdapat hal-hal yang tidak kurang jelas baik mengenai spesifikasi struktur ini maupun gambar-gambar struktur terlampir, maka Kontraktor maupun Pengawas lapangan berkewajiban untuk menanyakan penjelasannya kepada Perencana Struktur.

5. Perubahan-perubahan terhadap spesifikasi struktur maupun gambar-gambar struktur tanpa persetujuan Perencana Struktur sama sekali tidak diperkenankan.

B. Pekerjaan Pemasangan Lantai Rabat Beton

1. Lingkup Pekerjaan a. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu untuk

melaksanakan pekerjaan ini sehingga didapat hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.

b. Pekerjaan sub lantai ini meliputi seluruh detail yang disebutkan/ ditunjukan dalam Gambar Kerja sebagai alas lantai finishing.

2. Pesyaratan Bahan a. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan persyaratan PBI-

1972 NI-2 dan NI-8. b. Bahan yang dipakai sebelum dipasang terlebih dahulu harus diserahkan

contoh-contohnya kepada pengawas lapangan untuk disetujui. 3. Pesyaratan Pelaksanaan

a. Untuk pasangan yang langsung di atas tanah, tanah yang akan dipasang sub lantai harus dipadatkan untuk mendapatkan permukaan yang rata dan padat sehingga diperoleh daya dukung tanah yang maksimum, pemadatan dipergunakan alat timbres.

b. Pasir urug bawah lantai yang disyaratkan harus merupakan permukaan yang keras, bersih dan bebas alkali, asam maupun bahan organic lainnya yang

Page 27: 5. Spesifkasi Teknis Fak. Farmasi

Rencana Kerja dan Syarat – syarat Teknis (RKS)

Pembangunan Gedung Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin

Tahun 2012

- 27/102-

dapat mengurangi mutu pasangan. Tebal lapisan pasir urug yang disyaratkan minimum 10 cm atau sesuai Gambar Kerja.

c. Di atas pasir urug dilakukan pekerjaan sub lantai setebal 5 cm atau sesuai yang ditunjukkan dalam Gambar Detail dengan campuran 1 PC : 3 Pasir : 5 Koral.

d. Untuk pasangan di atas plat beton (lantai atas), plat beton diberi lapisan plester (screed) campuran 1 PC : 3 Pasir setebal minimal 3 cm dengan memperhatikan kemiringan lantai, terutama di daerah basah dan teras.

e. Sub lantai beton tumbuk di atas lantai dasar permukaannya harus dibuat benar-benar rata, dengan memperhatikan kemiringan lantai di daerah basah dan teras.

C. Pekerjaan Galian Pondasi

1. Lingkup Pekerjaan a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan/ peralatan-

peralatan dan alat-alat bantu yang diperlukan untuk terlaksananya pekerjaan ini dengan baik.

b. Pekerjaan ini meliputi seluruh pekerjaan galian pondasi untuk pekerjaan sub struktur, seperti yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar atau sesuai dengan petunjuk pengguna jasa/pengawas lapangan, termasuk di dalamnya adalah pekerjaan galian untuk septictank, saluran-saluran dan pekerjaan-pekerjaan lain sesuai gambar.

2. Syarat-syarat Pelaksanaan a. Galian tanah untuk septictank, saluran air, pondasi dan galian-galian

lainnya harus sesuai dengan peil-peil yang tercantum di dalam gambar. b. Semua bekas-bekas pondasi bangunan lama, batu, jaringan jalan/aspal,

akar & pohon-pohon yang terdapat di bagian pondasi yang akan dilaksanakan harus dibongkar dan dibuang. Bekas-bekas pipa saluran yang tidak terpakai harus disumbat.

c. Apabila ternyata terdapat pipa-pipa pembuangan, kabel listrik, telepon, dan lain-lain yang masih digunakan, maka Kontraktor harus secepatnya memberitahukan kepada pengguna jasa/pengawas lapangan atau kepada pengusaha/instansi yang berwenang untuk mendapatkan petunjuk-petunjuk seperlunya. Kontraktor bertanggung jawab atas segala kerusakan-kerusakan sebagai akibat dari pekerjaan galian tersebut.

d. Apabila ternyata pengalian melebihi kedalaman yang telah ditentukan, maka kontraktor harus mengisi/mengurug kembali daerah tersebut dengan bahan

yang sejenis untuk daerah ybs. e. Kontraktor harus menjaga agar lubang-lubang galian pondasi tersebut bebas

dari longsoran-longsoran tanah di kiri-kanannya (bila perlu dilindungi oleh alat-alat penahan tanah dan bebas dari genangan air) sehingga pekerjaan pondasi dapat dilakukan dengan baik sesuai dengan spesifikasi struktur. Pemompaan, bila dianggap perlu harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak mengganggu struktur bangunan yang sudah ada.

Page 28: 5. Spesifkasi Teknis Fak. Farmasi

Rencana Kerja dan Syarat – syarat Teknis (RKS)

Pembangunan Gedung Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin

Tahun 2012

- 28/102-

f. Pengurugan/pengisian kembali bekas galian, dilakukan selapis demi selapis, dan ditumbuk sampai padat sesuai dengan yang disyaratkan pada "Pekerjaan Urugan Kembali dan Pemadatan"

D. Pekerjaan Urugan Pasir Padat

1. Lingkup Pekerjaan Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan ini untuk memperoleh hasil pekerjaan yang baik.

2. Persyaratan Bahan Pasir a. Pasir yang digunakan harus terdiri dari butir-butir yang bersih, tajam dan

keras, bebas dari lumpur, tanah lempung dan lain sebagainya, serta konsisten terhadap NI-3 ( PUBI tahun 1982 ) pasal 14 ayat 3.

b. Untuk air siraman digunakan air tawar yang bersih dan tidak mengandung minyak, asam alkali dan bahan-bahan organis lainnya, serta memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam NI-3 pasal 10. Apabila dipandang perlu, pengguna jasa/pengawas lapangan dapat minta kepada Kontraktor, supaya air yang dipakai untuk keperluan ini diperiksa di laboratorium pemeriksaan bahan yang resmi dan sah, atas biaya Kontraktor.

c. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan di atas dan harus dengan persetujuan pengguna jasa/pengawas lapangan.

3. Syarat-syarat Pelaksanaan a. Lapisan pasir urug/sirtu dilakukan lapis demi lapis maksimum setiap lapis 5

cm hingga mencapai tebal padat yang disyaratkan dalam gambar. b. Setiap lapis pasir urug harus diratakan, disiram air dan/atau dipadatkan

dengan alat pemadat yang disetujui pengguna jasa/pengawas lapangan. Pemadatan dilakukan hingga mencapai tidak kurang dari 95 % dari kepadatan optimum hasil laboratorium.

c. Tebal pasir urug minimum 10 cm padat atau sesuai yang ditunjukkan dalam gambar. Ukuran tebal dicantu Pengawas Lapanganan dalam gambar adalah ukuran tebal padat.

d. Lapisan pekerjaan di atasnya, dapat dikerjakan bilamana sudah mendapat persetujuan pihak Pengguna Jasa/ Pengawas Lapangan.

E. Pekerjaan Urugan Tanah dan Pemadatan

1. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan, dan alat-alat bantu lainnya yang diperlukan untuk terlaksananya pekerjaan ini dengan baik. Pekerjaan ini meliputi semua pekerjaan urugan kembali untuk pekerjaan substruktur yang ditunjukkan dalam gambar atau sesuai petunjuk pengguna jasa/pengawas lapangan.

2. Persyaratan Bahan-bahan Bahan untuk urugan tersebut menggunakan material bekas galian atau dengan mendatangkan dari lokasi lain dan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut : a. Jenis tanah adalah Silty Clay

Page 29: 5. Spesifkasi Teknis Fak. Farmasi

Rencana Kerja dan Syarat – syarat Teknis (RKS)

Pembangunan Gedung Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin

Tahun 2012

- 29/102-

b. Tanah harus bersih dan tidak mengandung akar, kotoran dan bahan organis lainnya.

c. Tidak mengandung batuan yang lebih besar dari 10 cm. d. Puing-puing bekas bongkaran dinding bata, beton sama sekali tidak

diperbolehkan digunakan untuk urugan. Pengguna jasa/pengawas lapangan berhak menolak material yang tidak memenuhi persyaratan tersebut di atas.

3. Syarat-syarat Pelaksanaan a. Pengurugan harus diperiksa sebelum disetujui oleh pengawas lapangan.

Pelaksanaan pengurugan harus dilakukan lapis demi lapis dengan tebal max tiap-tiap lapisan 20 cm dan dipadatkan sampai mencapai Kepadatan Optimum, dan mencapai peil permukaan tanah yang direncanakan.

b. Pada lokasi yang diurug harus diberi patok-patok, ketinggian sesuai dengan ketinggian rencana.

c. Untuk daerah-daerah dengan ketinggian tertentu, dibuat patok dengan warna tertentu pula. Pada daerah yang basah/ada genangan air, Kontraktor harus membuat saluran-saluran sementara untuk mengeringkan lokasi-lokasi tersebut, misalnya dengan bantuan pompa air.

d. Lokasi yang akan diurug harus bebas dari lumpur atau kotoran, sampah dan sebagainya. Jika tidak ada persetujuan sebelumnya dari pengguna jasa/pengawas lapangan maka pemadatan tidak boleh dengan dibasahi air. Pemadatan urugan dilakukan dengan memakai alat stamper/ compactor yang disetujui oleh pengguna jasa/pengawas lapangan.

e. Bahan galian dapat dipergunakan kembali untuk mengurug bila memenuhi syarat sebagai tanah urugan dan bila perlu dapat dilakukan penyelidikan laboratorium mekanika tanah yang disetujui oleh Pengawas Lapangan. Segala biaya-biaya penyelidikan tersebut menjadi tanggung jawab kontraktor. Penggalian yang melebihi batas yang ditentukan, harus diurug kembali sehingga mencapai perataan yang ditetapkan dengan bahan urugan yang dipadatkan, kecuali untuk daerah galian pondasi harus mengikuti 3.A. mengenai "Pekerjaan Galian Pondasi".

f. Toleransi pelaksanaan yang dapat diterima untuk penggalian dan pengurugan adalah 50 mm terhadap kerataan yang ditentukan. Semua drainase darurat harus disetujui oleh pengguna jasa/pengawas lapangan cara kerja yang dilakukan Kontraktor harus disetujui oleh Pengguna jasa/pengawas lapangan.

g. Bagian permukaan yang telah dinyatakan padat harus dipertahankan dan

dijaga jangan sampai rusak akibat pengaruh luar misalnya basah oleh air hujan dan sebagainya. Pekerjaan pemadatan dianggap cukup, setelah mendapat persetujuan tertulis pengguna jasa/pengawas lapangan.

h. Bilamana bahan tersebut tidak mencapai kepadatan yang dikehendaki, lapisan tersebut harus diulangi kembali pekerjaannya atau diganti, dengan cara-cara pelaksanaan yang telah ditentukan, guna mendapatkan kepadatan yang dibutuhkan. Jadwal pengujian akan ditentukan/ditetapkan oleh perencana/pengguna jasa /pengawas lapangan.

Page 30: 5. Spesifkasi Teknis Fak. Farmasi

Rencana Kerja dan Syarat – syarat Teknis (RKS)

Pembangunan Gedung Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin

Tahun 2012

- 30/102-

i. Setelah pemadatan selesai, urugan tanah yang kelebihan harus dipindahkan ke tempat yang ditentukan oleh pengawas lapangan. Ketinggian (peil) disesuaikan dengan gambar.

j. Sarana-sarana Darurat : Kontraktor harus mengadakan drainase yang sempurna setiap saat. Ia harus membangun saluran-saluran memasang parit-parit, memompa dan atau mengeringkan drainase.

F. Pekerjaan Konstruksi Beton

1. Umum a. Beton adalah campuran antara semen, pasir, split dan air secukupnya

dimana akan didapatkan pemakaian semen yang sedikit mungkin pada penyelesaian pekerjaan. Beton yang dihasilkan haruslah bermutu baik, padat, tahan lama serta mempunyai kekuatan sesuai dengan ketentuan dan mempunyai ciri ciri khusus lain seperti yang disyaratkan.

b. Perbandingan antara pasir dan split tergantung dari pada gradasi (tingkatan) bahan itu sendiri, tetapi hasil akhir yang harus dicapai adalah bahwa pasir harus selalu dalam jumlah sesedikit mungkin sehingga apabila dicampur atau diaduk dengan semen akan menghasilkan adukan yang cukup untuk mengisi kekosongan yang terdapat dan ada diantara batuan kasar (split), serta masih ada sedikit kelebihan untuk penyelesaian akhir daripada beton tersebut.

c. Untuk menjaga agar supaya didapatkan kekuatan beton yang optimal dan ketahanan daripada beton tersebut, jumlah pemakaian air yang dipakai didalam adukan beton tersebut haruslah dalam jumlah yang sesedikit mungkin dimana akan memberikan hasil yang memuaskan didalam pelaksanaan dan mudah untuk dikerjakan.

d. Semua bahan-bahan, pemeriksaan beton dan lain lain yang termasuk didalam spesifikasi ini akan selalu didasarkan pada P.B.I. tahun 1971.

e. Campuran beton yang dihasilkan oleh perusahaan pencampur beton (ready mixed) yang memenuhi persyaratan dan sesuai dengan spesifikasi ini dapat pula diterima dengan adanya persetujuan terlebih dahulu dari Pengguna Jasa/Pengawas Lapangan.

2. Ketentuan Umum dari Bahan-bahan Beton a. Semua bahan beton yang akan dipergunakan haruslah bahan-bahan yang

benar-benar mempunyai mutu terbaik diantara semua bahan beton yang tersedia, serta harus selalu memenuhi persyaratan P.B.I. 1971.

b. Sebelum memulai pekerjaan beton, terlebih dahulu kontraktor harus memberikan contoh dari bahan-bahan beton yang akan dipakai untuk mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari pengguna jasa/pengawas lapangan.

c. Kontraktor dilarang dan tidak diperbolehkan memesan bahan-bahan beton atau mendatangkan bahan-bahan beton didalam jumlah besar sebelum pengguna jasa/pengawas lapangan memberikan persetujuan terlebih dahulu untuk setiap macam atau jenis bahan yang akan dipakai.

Page 31: 5. Spesifkasi Teknis Fak. Farmasi

Rencana Kerja dan Syarat – syarat Teknis (RKS)

Pembangunan Gedung Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin

Tahun 2012

- 31/102-

d. Pengguna jasa/pengawas lapangan akan menyimpan contoh-contoh bahan beton yang telah disetujui sebagai standar (patokan), dimana contoh tersebut akan digunakan sebagai bahan pemeriksa pada saat adanya penerimaan bahan-bahan beton.

e. Kontraktor dilarang untuk mengadakan penyimpangan dari pengiriman bahan yang tidak sesuai dengan contoh yang telah disetujui tersebut, kecuali telah ada persetujuan terlebih dahulu dari pihak pengguna jasa/pengawas lapangan.

f. Setiap macam bahan beton yang tidak disetujui dan tidak diterima oleh pengguna jasa/pengawas lapangan, dengan segera kontraktor harus mengeluarkan atau memindahkan bahan beton tersebut dari lokasi proyek atas beban atau biaya kontraktor sendiri.

3. Semen a. Yang dimaksud dari semen adalah portland cement seperti yang disebutkan

pada P.B.I. 1971. b. Semen yang akan dipergunakan harus diperoleh dari pabrik yang telah

disetujui oleh pengguna jasa/pengawas lapangan, serta harus dikirim pengawas lapangan ke lokasi proyek dengan cara pembungkusan yang baik, atau dalam kantong yang masih benar-benar tertutup rapat, atau dapat pula dikirimkan dengan menggunakan container dari pabrik yang telah disetujui oleh pengguna jasa/pengawas lapangan.

c. Apabila dikehendaki oleh pengguna jasa/pengawas lapangan, Kontraktor supaya mengirimkan kepada pengguna jasa/pengawas lapangan tembusan dari konsinyasi semen yang menyatakan nama pabrik dari semen tersebut, sertifikat hasil test dari pabrik yang menyatakan bahwa konsinyasi tersebut telah diadakan testing serta dianalisa dan sesuai dengan segala sesuatu yang telah disebutkan dalam standarisasi.

d. Semen harus disimpan didalam tempat yang tertutup bebas dari kemungkinan kebocoran air, dan dilindungi dari kelembaban sampai waktu penggunaan. Segala sesuatu yang menyebabkan rusaknya semen seperti menjadi padat atau menggumpal atau rusaknya kantong semen, maka semen tersebut tidak bisa diterima dan tidak boleh dipergunakan lagi.

e. Semen akan dikenakan pula terhadap pemeriksaan tambahan yang sesuai dengan standardisasi yang diperkirakan/dipandang perlu oleh Pengguna Jasa/ pengawas lapangan, dan Pengguna Jasa/Pengawas Lapangan mempunyai hak untuk menolak atau tidak menggunakan semen yang tidak memenuhi syarat dengan mengabaikan sertifikat yang diberikan oleh pabrik

pembuat. f. Semua semen yang ditolak atau tidak boleh dipergunakan harus dikeluarkan

dari lokasi proyek dengan segera atas biaya Kontraktor tanpa adanya alasan apapun.

g. Kontraktor harus mengirim hasil test serta mengadakan yang dikehendaki oleh Pengguna Jasa/Pengawas Lapangan dalam hal yang berhubungan dengan hasil pemeriksaan.

h. Setiap waktu Kontraktor harus menjaga persediaan semen di lokasi kerja, atau dengan kata lain persediaan semen harus selalu cukup sesuai dengan

Page 32: 5. Spesifkasi Teknis Fak. Farmasi

Rencana Kerja dan Syarat – syarat Teknis (RKS)

Pembangunan Gedung Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin

Tahun 2012

- 32/102-

kebutuhan dan mengijinkan untuk diadakan pemeriksaan pada saat diperlukan.

i. Kontraktor harus melengkapi serta mendirikan tempat yang sesuai untuk tempat penyimpanan semen, yang benar-benar harus kering, mempunyai ventilasi yang baik, terlindung dari pengaruh cuaca serta cukup untuk menyimpan dan menimbun semen dalam jumlah yang besar. Lantai dari gudang penyimpanan semen paling sedikit harus 30 cm diatas tanah, atau setidak-tidaknya diatas genangan air yang mungkin akan terjadi diatas tanah tersebut. Pengangkutan semen ke lokasi proyek dengan lori atau kendaraan lainnya harus benar -benar dilindungi dengan terpal atau bahan penutup yang tahan air lainnya.

j. Semen harus dipergunakan secepat mungkin setelah pengiriman, dan apabila terdapat semen yang sudah lembab atau menggumpal, yang menurut Pengguna Jasa/Pengawas Lapangan sudah tidak bisa dipakai lagi dikarenakan pengaruh kelembaban udara atau hal lain, akan ditolak dan harus dikeluarkan dari lokasi proyek atas biaya Kontraktor.

4. Split/Batu Pecah a. Split atau batu pecah yang dipakai harus sesuai dengan PBI 1971. Koral

tidak diperkenankan untuk dipakai. b. Untuk struktur atas atau pembetonan yang mempunyai volume besar, split

yang dipakai harus ukuran 5 mm sampai dengan 30 mm. Penggunaan batuan lain yang sifatnya campuran tidak diperkenankan.

5. Air Kontraktor harus merencanakan untuk pengiriman/pengadaan air kerja dalam jumlah yang cukup untuk segala macam keperluan dari pada pekerjaan, dan air ini harus sesuai dengan PBI.1971.

6. Bahan-bahan Tambahan Bahan-bahan tambahan apapun yang akan dicampurkan pada adukan beton tidak diperkenankan, kecuali telah ada ketentuan atau keputusan tertulis dari Pengguna Jasa/Pengawas Lapangan untuk setiap macam bahan tambahan dan dalam hal yang tertentu pula.

7. Mutu Beton Kecuali disebutkan lain, mutu beton adalah sebagai berikut : a. Pada umur 28 hari, kekuatan karakteristik (150 x 150) mm kubus beton

adalah K-350 berlaku untuk struktur utama. b. Untuk lantai kerja yang ketebalannya ditunjukkan dalam gambar maka

perbandingan campurannya adalah 1 : 3 : 6

8. Penetapan/Keputusan daripada Perbandingan Campuran Beton a. Perbandingan daripada campuran beton yang diberikan diatas adalah

berdasarkan perkiraan, dimana setelah 28 hari sesudah pengecoran, beton mempunyai kekuatan yang diinginkan, kwalitas yang baik serta kontrol yang baik.

b. Beton akan dijelaskan dalam daftar volume serta daftar rencana anggaran biaya sesuai dengan mutu beton masing-masing struktur, bilamana mutu betonnya berbeda-beda.

Page 33: 5. Spesifkasi Teknis Fak. Farmasi

Rencana Kerja dan Syarat – syarat Teknis (RKS)

Pembangunan Gedung Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin

Tahun 2012

- 33/102-

c. Apabila kekuatan beton yang dibutuhkan ternyata tidak dipenuhi atau tidak memenuhi syarat, Pengawas Lapangan akan mengadakan atau memberikan syarat tertentu tentang proporsi (perbandingan) campuran beton atas biaya Kontraktor sendiri, yang mana perencanaan dan kekuatan beton tersebut akan dicapai.

9. Perencanaan dari pada Campuran Beton a. Paling tidak atau kurang lebih dalam waktu lima minggu sebelum

mengadakan pekerjaan pengecoran beton yang pertama kali, atas biaya sendiri Penyedia Jasa harus mengadakan beberapa perencanaan daripada tatacara kerja dan pemeriksaan/test pendahuluan yang diperlukan untuk menetapkan dari masing-masing tingkatan beton dengan perbandingan yang sangat sesuai antara semen, pasir, split dan air untuk setiap mutu beton, serta ukuran daripada batuan yang telah ditetapkan.

b. Akan diberikan waktu yang cukup untuk mendapatkan hasil daripada pemeriksaan beton dari campuran-campuran yang diusulkan, dan hasil-hasil pemeriksaan beton tersebut harus didapat sebelum pekerjaan pembetonan dimulai. Batching Plant yang dipakai pada saat campuran percobaan haruslah batching plant yang nantinya akan dipakai selama Kontrak, dan campuran beton tersebut harus dikerjakan secara keseluruhan dari bathcing plant yang dipergunakan.

c. Tidak diperkenankan untuk mengadakan pengecoran sampai dengan hasil pemeriksaan kubus mencapai umur 28 hari yang dibuat dari campuran percobaan telah didapatkan hasil yang memuaskan, serta campuran tersebut dibuat dari susunan yang telah disetujui oleh Pengguna Jasa/Pengawas Lapangan.

10. Campuran-campuran Percobaan a. Campuran percobaan beton harus dibuat dari tiga campuran yang sama, dan

dari setiap campuran akan diambil 6 (enam) buah kubus beton. 3 (tiga) buah diantaranya akan ditest pada umur 7 (tujuh) hari, dan 3 (tiga) selebihnya pada umum 28 hari.

b. Maksudnya adalah test 7 hari akan dipergunakan untuk menentukan kekuatan beton diantara umur 7 hari sampai 28 hari untuk memastikan kemungkinan daripada beton yang telah dikerjakan. Faktor pemadatan dan slump dari masing-masing ketiga campuran tersebut akan dipakai pula sebagai pembanding.

c. Target kekuatan kubus untuk umur 28 hari yang dibuat dari campuran percobaan, yang dibuat untuk mutu beton tertentu harus mencapai 1.45 dari

kekuatan beton karakteristik. Rata-rata dari hasil ketiga kubus yang berumur 28 hari dari masing-masing campuran tidak boleh kecil dari 1.15 dari kekuatan beton karakteristik.

d. Apabila campuran-campuran percobaan memberikan hasil yang sangat minimum sekali, Kontraktor sehubungan dengan hal tersebut diatas harus memberikan keterangan-keterangan yang lengkap, termasuk dari hasil kekuatan beton, tingkatan dari masing-masing jenis batuan, tingkatan yang dicampur, slump dan faktor pemadatan kepada Pengguna Jasa/Pengawas Lapangan untuk mendapatkan persetujuan.

Page 34: 5. Spesifkasi Teknis Fak. Farmasi

Rencana Kerja dan Syarat – syarat Teknis (RKS)

Pembangunan Gedung Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin

Tahun 2012

- 34/102-

e. Kontraktor disyaratkan membuat perencanaan mengenai pengawetan dan pemeriksaan kubus percobaan biaya sendiri.

f. Apabila ada perubahan mengenai jenis semen atau jenis batuan yang dipakai, atau apabila karena sesuatu sebab, terpaksa diusulkan adanya perubahan daripada campuran atau komposisi beton, pemeriksaan pendahuluan daripada kubus-kubus harus diulangi lagi, dan harus mendapatkan keputusan serta persetujuan dari pada Pengawas Lapangan sebelum campuran/komposisi beton yang baru itu dipergunakan.

11. Pemeriksaan Beton dan Bahan-bahan Beton a. Kontraktor harus menyediakan pula pekerja-pekerja dan pelayanan-

pelayanan untuk semua test atau pemeriksaan-pemeriksaan mengenai beton dan bahan-bahan beton yang diminta atau dikehendaki oleh Pengguna Jasa/Pengawas Lapangan.

b. Selama pelaksanaan daripada kontrak atau pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus menyediakan pula alat-alat dan perlengkapan yang tersebut dibawah ini : slump test tempat pemeriksaan beton (laboratorium pemeriksaan beton) cetakan pembuat kubus test yang cukup mengingat persyaratan PBI.1971 dimana setiap 5 m3 beton dibuat 1 kubus test.

c. Kontraktor harus pula menyediakan alat untuk memeriksa kelembaban yang terkandung dalam bahan batuan halus (pasir), skala penimbang, pengukur silinder serta perlengkapan dan peralatan lain yang diperlukan dalam hal-hal pemeriksaan yang akan ditentukan.

d. Semua peralatan pemeriksaan dan pekerja-pekerja atau usaha usaha untuk semua pemeriksaan menjadi tanggungan Kontraktor dan harus seijin pengguna jasa/pengawas lapangan.

e. Kontraktor harus menanggung biaya untuk perawatan dan trans-portasi daripada semua contoh-contoh yang akan dilakukan pe-meriksaan sampai ketempat pemeriksaan/laboratorium, yang telah disetujui oleh Pengguna Jasa/pengawas lapangan untuk mengadakan pemeriksaan kekuatan kubus pada umur 7 dan 28 hari.

f. Setiap kubus yang akan diperiksa di laboratorium harus diberi kode-kode tertentu yang jelas dan permanen, seperti nomor-nomor kubus, tanggal pengecoran beserta tanda atau kode lokasi pekerjaan tersebut. Sistim daripada ukuran pemberian tanda pada kubus dan sebagainya akan ditentukan kemudian oleh pengguna jasa/pengawas lapangan.

g. Kontraktor harus mengirimkan semua contoh-contoh daripada bahan-bahan dan memikul semua ongkos/biaya yang berkenaan dengan pemeriksaan

atau testing yang berhubungan dengan spesifikasi ini, kecuali ada ketentuan lain.

h. Catatan yang lengkap daripada semua hasil-hasil pemeriksaan/ testing harus disimpan pula oleh Kontraktor, apabila sewaktu-waktu diinginkan untuk memenuhi kepentingan pengguna jasa/pengawas lapangan.

i. Pengecoran beton tidak akan diijinkan sebelum semua hal-hal yang dibutuhkan dalam Bab ini dipenuhi. (Pengecoran beton tidak akan diijinkan/tidak akan berjalan maju sampai dengan pengaturan-pengaturan yang memuaskan dibuat untuk memenuhi kebutuhan Bab ini)

Page 35: 5. Spesifkasi Teknis Fak. Farmasi

Rencana Kerja dan Syarat – syarat Teknis (RKS)

Pembangunan Gedung Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin

Tahun 2012

- 35/102-

12. Kontrol/Pemeriksaan Kualitas Beton di Lapangan a. Penyedia Jasa harus bertanggungjawab penuh untuk bisa membuat mutu

beton yang sama, yang dimaksud adalah yang mempunyai kekuatan beton seperti yang telah ditentukan atau sifat-sifat yang lain. Untuk ini kontraktor harus menanggung segala biaya untuk melengkapi dan mempergunakan timbangan yang teliti/tepat dari instalasi campuran (batching plant), ukuran yang tepat untuk mengukur volume air, penempatan yang sesuai dari alat-alat, dan semua pemeriksaan yang dibutuhkan atau dianggap perlu dan fasilitas-fasilitas seperti yang diperintahkan/diminta oleh Pengguna Jasa/Pengawas Lapangan. Semen dan semua bahan batuan harus diukur dan ditimbang sesuai dengan perbandingannya. Pengadukan dengan mempergunakan selain semen yang dibungkus dalam kantong semen tidak diperkenankan.

b. Dalam segi umur, kekentalan daripada beton harus diperiksa dengan "slump test" untuk semua tingkatan daripada beton. Slump atau pemeriksaan penurunan beton tersebut harus dilakukan setiap saat pengecoran, serta beberapa tambahan percobaan yang harus dilakukan apabila ini dianggap perlu oleh Pengguna Jasa/Pengawas Lapangan.

c. Sepanjang pelaksanaan dari kontrak ini, maka pemeriksaan kubus beton harus selalu dibuat seperti dan kapan saja dikehendaki atau diperintahkan oleh Pengguna Jasa/Pengawas Lapangan.

d. Kubus beton harus disediakan dan dipelihara sesuai dengan ketentuan P.B.I 1971 kecuali : suhu selama dua minggu pertama daripada pemeliharaan perendaman setiap saat berkisar antara 24 dan 29 derajat.

e. Enam buah kubus yang akan dipakai untuk bahan pemeriksaan bisa diambil dari pengecoran yang mana saja, tiga buah harus diperiksa pada umur 7 (tujuh) hari dan selebihnya pada umur 28 (dua puluh delapan) hari.

f. Penerimaan daripada pekerjaan beton hanya akan didasarkan pada test pemeriksaan 28 (dua puluh delapan) hari, yang mana dimaksudkan bahwa kekuatan rata-rata dari umur kubus 28 (dua puluh delapan) hari tidak boleh lebih kecil daripada ketentuan minimum dalam butir 7, dan tidak satupun dari kesemuanya mempunyai kekuatan kurang dari 90% daripada kekuatan minimum yang disyaratkan. Kalau rata-rata kekuatan kubus pada umur 7 (tujuh) hari dari waktu pengecoran ternyata dibawah ketentuan yang disebutkan dalam campuran percobaan Pengguna Jasa/Pengawas Lapangan mempunyai wewenang untuk memberhentikan seluruh kegiatan yang berkaitan dengan hal diatas, sampai didapatkannya/ diketahui hasil

test kubus beton setelah 28 (dua puluh delapan) hari. 13. Penolakan Beton

a. Apabila kuat tekan yang dihasilkan dari beberapa kelompok kubus ternyata tidak mencapai standard atau ketentuan yang disyaratkan diatas maka Pengguna Jasa/Pengawas Lapangan berhak untuk memerintahkan untuk menolak atau membongkar semua pekerjaan beton dimana kubus-kubus tersebut diambil.

b. Pengguna Jasa/Pengawas Lapangan berwenang pula untuk menolak atau memerintahkan untuk membongkar pekerjaan beton, apabila ternyata seperti

Page 36: 5. Spesifkasi Teknis Fak. Farmasi

Rencana Kerja dan Syarat – syarat Teknis (RKS)

Pembangunan Gedung Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin

Tahun 2012

- 36/102-

sarang lebah, berlobang-lobang halus, ataupun kurang baik permukaan yang dihasilkan, dan setiap sebab dari penolakan tersebut, Kontraktor atas biaya sendiri membongkar serta membuang beton yang ditolak dan menggantikannya dengan apa yang baru seperti yang disyaratkan oleh Perencana Struktur serta memenuhi keinginan Pengguna Jasa/Pengawas Lapangan.

14. Penakaran Dari Pada Bahan-bahan Beton a. Semua bahan-bahan daripada beton haruslah diukur dengan timbangan,

kecuali air yang diukur dengan volume. Setiap takaran daripada batuan halus atau kasar akan diukur tersendiri dengan mesin penimbang yang telah disetujui, mempunyai ketepatan yang baik dengan koefisien kurang dari 1 % (satu persen). Volume daripada penakaran diperbolehkan setelah ada persetujuan dari Pengguna Jasa/Pengawas Lapangan.

b. Alat-alat yang dipergunakan untuk menimbang semua bahan-bahan dan mengukur tambahan air, serta metoda daripada penetapan atau keputusan kelembaban yang dikandung harus disetujui terlebih dahulu oleh Pengguna Jasa/Pengawas Lapangan sebelum adukan beton tersebut dicor pada satu tempat.

c. Ketetapan daripada penimbang yang dipergunakan harus diperiksa atau diteliti seminggu atau seperti yang disyaratkan/diperintahkan oleh Pengguna Jasa/Pengawas Lapangan untuk dikalibrasi. Pemeriksaan tersebut harus diketahui oleh Pengguna Jasa/Pengawas Lapangan.

d. Alat tersebut harus selalu disediakan oleh Kontraktor dan harus selalu tersedia di lokasi kerja selama proyek berjalan.

e. Suatu zak semen yang diketahui beratnya dapat dijadikan dasar pengukuran di dalam keseimbangan campuran. Ukuran harus diseimbangkan dengan dasar satu atau lebih zak semen yang baik.

f. Jumlah air yang harus ditambahkan di dalam campuran harus disesuaikan dengan air yang terkandung dalam masing-masing jenis batuan.

15. Mencampur Beton a. Beton harus dicampur sedekat mungkin dengan tempat penimbunan didalam

type dan kapasitas mesin pencampur yang telah disetujui oleh Pengguna Jasa/Pengawas Lapangan, serta dipakai menurut kecepatan yang disarankan pabrik pembuatnya.

b. Penyelenggaraan daripada pengadaan transportasi penakaran dan

pencampuran daripada bahan-bahan beton harus mendapatkan persetujuan dari Pengguna Jasa/Pengawas Lapangan terlebih dahulu dan apabila atau dimana mungkin pelaksanaan dari keseluruhannya hanya akan diperiksa dan diawasi oleh seorang pengawas.

c. Pencampuran beton yang dilakukan dengan tangan sama sekali tidak diperbolehkan, kecuali sebelumnya Pengguna Jasa/Pengawas Lapangan memberikan persetujuan terlebih dahulu, dan hanya dalam gradasi beton untuk lantai kerja 1 : 3 : 5.

Page 37: 5. Spesifkasi Teknis Fak. Farmasi

Rencana Kerja dan Syarat – syarat Teknis (RKS)

Pembangunan Gedung Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin

Tahun 2012

- 37/102-

d. Pencampuran tersebut akan menentukan kesamaan distribusi dari bahan-bahan menjamin kepadatannya, setiap butir akan dilapisi dengan spasi atau adukan, dan harus mampu menghasilkan beton yang homogen dan padat tanpa kelebihan air.

e. Mesin pencampur atau pengaduk tersebut harus dilengkapi dengan alat pemindah dan penuang air, dan sebuah bak penampungan air yang cukup serta sebuah alat untuk mengukur secara tepat dan secara otomatis mengontrol jumlah air yang dipergunakan pada sebuah alat penakar.

f. Alat ini harus mampu untuk memberikan jumlah air yang dibutuhkan dengan koefisien kurang dari 1 % dengan pengiriman yang sama, dan alat tersebut harus mampu menyesuaikan secara cepat disebabkan dengan adanya kandungan air yang ada didalam setiap jenis batuan atau untuk membetulkan variasi daripada slump beton.

g. Pengisian pada mesin pencampur harus pula diatur, bahwa semua unsur termasuk air akan memasuki mesin tersebut sesuai dengan perbandingannya dan tidak ada salah satupun yang terpisah.

h. Campuran pertama dari bahan-bahan beton yang dimasukkan kedalam mesin pencampur akan terdiri dari semen, pasir, split dan air dimana hal tersebut dimaksudkan untuk pelapis pertama daripada bagian dalam mesin pengaduk, sehingga tidak akan mengurangi jumlah adukan atau spasi yang ada didalam campuran beton nantinya.

i. Semua mesin pencampur harus dijaga benar-benar keadaannya selama periode pelaksanaan dari pada kontrak, dan apabila ada diantaranya yang mengalami kerusakan atau tidak bisa digunakan sama sekali agar secepatnya dikeluarkan dari lokasi.

j. Mesin-mesin pencampur tersebut harus benar-benar kosong semuanya sebelum menerima bahan-bahan campuran beton agar campuran beton mendapatkan hasil yang baik. dan apabila mesin pencampur tersebut tidak dipergunakan lagi lebih dari 30 menit, atau telah berpekerjaan, atau sehabisnya waktu kerja, harus pula dibersihkan dan dicuci.

k. Pengangkut, penakar dan pencampur beton harus dibersihkan benar-benar sebelum pencampuran beton kwalitas atau mutu lainnya dikerjakan.

l. Pencampuran harus dilakukan terus menerus dalam waktu kurang dari 2 menit setelah semua bahan-bahan termasuk air dimasukkan kedalam mesin pengaduk sebelum adukan campuran tersebut dikeluarkan.

m. Mencampur atau mengaduk kembali beton atau spasi/adukan yang telah mengeras sebagian atau seluruhnya tidak diperkenan-kan sama sekali.

Dimana disebabkan karena adanya penundaan diluar mesin penduduk, maka adukan tersebut lebih baik masih tetap berada didalam mesin pencampur serta pengadukan diteruskan sampai batas maksimum 10 menit.

16. Pengiriman Serta Pengecoran Beton a. Pengecoran dari beton belum diperbolehkan untuk dimulai, sebelum adanya

pemeriksaan dan persetujuan dari Pengguna Jasa/Pengawas Lapangan mengenai bekisting, penulangan, pegang keran dan sebagainya, dimana beton tersebut akan dituangkan.

Page 38: 5. Spesifkasi Teknis Fak. Farmasi

Rencana Kerja dan Syarat – syarat Teknis (RKS)

Pembangunan Gedung Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin

Tahun 2012

- 38/102-

b. Adukan/campuran beton yang ada didalam mesin pengaduk harus dikeluarkan terus-menerus, dan diangkut ketempat pengecoran tanpa memisah-misahkan unsur-unsurnya.

c. Beton tersebut harus diangkut dengan alat pengangkut yang bersih dan tidak bocor, atau dengan gerobak dorong. Metoda atau cara pengangkutan lain dari beton tersebut hanya bisa dilakukan, apabila sudah ada persetujuan dari Pengguna Jasa/Pengawas Lapangan. Tempat untuk mengangkut dan menampung beton harus dibersihkan dan dicuci pada akhir pekerjaan atau sehabis waktu kerja, dan bilamana pengecoran tertunda/terputus untuk lebih 30 menit lamanya.

d. Untuk campuran beton yang diaduk dilapangan, semua campuran/ adukan beton harus sudah dicor ditempatnya dalam waktu maximum 30 menit setelah adukan selesai.

e. Beton tidak boleh dituangkan dari ketinggian lebih dari 1,50 meter, tetapi dalam posisi tertentu yang dibutuhkan didalam pekerjaannya, beton harus diratakan dari timbunan tertinggi, dan itu harus dikerjakan untuk mencegah terpisahnya unsur-unsur beton serta untuk meyakinkan tidak adanya arus dari pada beton yang terputus. Keseluruhan sistem pekerjaan tersebut harus mendapat persetujuan Pengguna Jasa/Pengawas Lapangan terlebih dahulu.

f. Pengecoran beton pada suatu bagian atau unit pekerjaan harus dikerjakan secara terus-menerus atau setelah tercapainya bagian struktural yang diperkenankan.

g. Beton, bekisting atau penulangan yang ada tidak boleh diganggu dengan cara apapun, kurang lebih selama 48 jam setelah pengecoran dilakukan, tanpa izin dari Pengguna Jasa/Pengawas Lapangan.

h. Pengecoran beton harus dilakukan siang hari, dan pengecoran daripada sebagian pekerjaan tidak boleh dimulai apabila tidak dapat diselesaikan pada waktu siang hari terkecuali izin untuk bekerja malam (lembur) telah diizinkan oleh Pengguna Jasa/Pengawas Lapangan. Dan izin seperti itu tidak akan diberikan kalau Kontraktor tidak atau belum menyediakan sistem penerangan yang mencukupi yang telah disetujui oleh Pengguna Jasa/Pengawas Lapangan

i. Catatan lengkap yang terperinci mengenai tanggal. Jam dan keadaan daripada pengecoran setiap bagian pekerjaan harus dibuat dan ditandatangani oleh Pengguna Jasa/Pengawas Lapangan dan disimpan, dan ini harus selalu tersedia sewaktu-waktu ada pemeriksaan dari Pengguna Jasa.

G. Tulangan Beton/Besi Beton

1. Umum a. Semua besi beton harus bebas dan bersih dari karat harus sesuai dengan

ukuran pabrik, harus bersih pula dari olie, gemuk, cat dan lain sebagainya, atau hal lain yang dapat menyebabkan berkurang-nya daya ikat besi beton terhadap beton. Apabila diinginkan atau dipandang perlu, maka Pengguna Jasa/Pengawas Lapangan akan memerintahkan untuk menyikat dengan sikat kawat untuk membersihkan besi beton tersebut sebelum dipergunakan.

Page 39: 5. Spesifkasi Teknis Fak. Farmasi

Rencana Kerja dan Syarat – syarat Teknis (RKS)

Pembangunan Gedung Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin

Tahun 2012

- 39/102-

b. Sama sekali tidak diperkenankan mengadakan pengecoran beton sebelum besi yang terpasang telah diperiksa dan disetujui oleh Pengguna Jasa/Pengawas Lapangan

c. Semua besi beton yang dipergunakan harus mempunyai mutu sebagai berikut: a) Kode : BJTP 24, plain bars (tulangan polos) b) Kode D : BJTD 40, deform bars (tulangan ulir)

2. Penyimpanan Besi Beton

Besi beton yang ada di lapangan harus disimpan atau ditaruh dibawah penutup yang kedap air (waterproof), dan harus terangkat dari permukaan tanah atau genangan air tanah yang ada serta harus dilindungi dari segala terjadinya karat.

3. Penekukan Besi Beton a. Semua besi beton yang akan dipakai harus ditekuk atau dibentuk sesuai

seperti bentuk dan ukuran yang tertera pada gambar, serta diletakkan dan diikat dengan tepat pada posisi yang ditunjukkan pada gambar, sehingga selimut beton yang telah ditetapkan pada spesifikasi atau yang telah ditunjukkan dalam gambar akan selalu tetap terpelihara dan terpenuhi.

b. Besi beton tersebut dapat ditekuk dan dibentuk dengan mesin penekuk yang telah disetujui oleh Pengguna Jasa/Pengawas Lapangan Besi beton tidak boleh ditekuk atau diluruskan kembali untuk kedua kalinya, dimana hal tersebut akan mengakibatkan rusaknya besi beton tersebut. Adapun besi beton yang terbelit atau ditekuk dan tidak sesuai dengan gambar tidak diperkenankan untuk dipakai.

c. Harus benar-benar diperhatikan didalam pembentukan besi beton dengan beberapa tekukan, bahwa jumlah panjang yang dibutuhkan setelah dilakukan penekukan harus benar-benar tepat sesuai seperti yang tertera pada gambar, dan setelah besi beton tersebut terpasang pada posisinya tidak akan ada atau terjadinya tekukan, bengkokkan ataupun terlilitnya besi beton yang dimaksud.

d. Dimana dibutuhkan adanya tekukan yang berbentuk lengkungan atau belokkan, maka hal tersebut dapat dibentuk dengan cara memakai pen-pen keliling, dan pen-pen tersebut harus mempunyai diameter 4 (empat) kali diameter besi beton yang dibentuk atau ditekuk tersebut.

4. Pemasangan Besi Beton a. Besi beton yang telah dibentuk tersebut harus dipasang tepat pada posisinya

seperti tertera sesuai dengan yang ditunjukkan pada gambar, sama sekali lepas atau tidak menempel pada bekisting dengan cara mengganjal dengan pengganjal beton yang dibuat sesuai dengan tebal selimut beton yang diinginkan, atau dengan mempergunakan penggantung besi apabila dibutuhkan dengan cara mengikatkan satu dengan yang lainnya pada persilangan diameter tidak kurang dari 1,6 mm, serta dengan menekukan akhiran dari kawat pengikat baja tersebut kearah dalam badan beton. Besi begel atau sengkang untuk balok atau kolom harus diletakkan tepat pada posisinya dengan cara dilas atau dengan cara mengikat dengan kawat baja

Page 40: 5. Spesifkasi Teknis Fak. Farmasi

Rencana Kerja dan Syarat – syarat Teknis (RKS)

Pembangunan Gedung Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin

Tahun 2012

- 40/102-

pada tulangan utama, pengelasan tersebut harus disaksikan oleh wakil dari Pengguna Jasa/Pengawas Lapangan. Besi beton pengganjal yang dipakai tidak diperkenankan diganjal dengan pengganjal besi, yang akan keluar dari permukaan beton nantinya, tidak diperkenankan diganjal dengan kayu, ataupun batu pecahan dari batu kali atau koral.

b. Blok beton pengganjal yang dipakai untuk mendapatkan selimut beton yang dikehendaki terhadap besi beton, harus paling tidak mempunyai kekuatan yang sama dengan mutu beton yang akan dicor pada daerah tersebut, serta dibuat sekecil mungkin sehingga praktis untuk dipergunakan pada semua tempat. Blok beton pengganjal tersebut harus diikatkan dengan kuat pada besi tulangan beton sehingga apabila dilakukan pengecoran dengan penggetaran beton blok tersebut tidak mudah untuk terlepas. Sebelum digunakan, maka blok beton pengganjal tersebut harus direndam air untuk waktu yang cukup lama.

c. Sebelum dan selama dilakukannya pengecoran beton, maka pemasang atau tukang besi beton yang berwenang harus hadir pada saat tersebut untuk memeriksa dan membetulkan bagian-bagian besi beton yang masih perlu diperbaiki.

d. Besi-besi tulangan beton yang sebagian ada dibagian luar atau keluar dari permukaan beton, yang dimaksudkan sebagai besi stek atau sambungan konstruksi tidak diperkenankan untuk ditekuk atau diubah posisinya pada saat pengecoran beton sedang berlangsung, kecuali sudah ada ijin dari Pengguna Jasa/Pengawas Lapangan

e. Sebelum diadakan atau dilakukan pengecoran, maka besi-besi tulangan beton yang akan dicor harus dibersihkan terlebih dahulu dari semua atau sebagian beton yang terdahulu atau sebelumnya.

f. Sebelum dilakukan pengecoran, maka Kontraktor wajib memberitahukan kepada Pengguna Jasa/Pengawas Lapangan untuk mengadakan pemeriksaan pembesian. Kontraktor tidak diperkenankan untuk melakukan pengecoran beton sebelum ada persetujuan dan ijin tertulis dari Pengguna Jasa/Pengawas Lapangan, bahwa besi tulangan yang terpasang sesuai dengan gambar serta memenuhi persyaratan spesifikasi.

H. Selimut Beton Yang dimaksud dengan selimut beton adalah jarak minimum yang terdapat antara permukaan dari setiap besi beton termasuk begel terhadap permukaan beton yang terkecil atau terdekat spesifikasi untuk setiap bagian dari masing-masing pekerjaan beton. Pada situasi dan kondisi tertentu maka Pengguna Jasa/pengawas berhak untuk merubah

ketebalan dari selimut beton yang ada. Adapun ketebalan selimut beton minimum yang disyaratkan adalah :

K O N D I S I MINIMAL (mm)

1. Seluruh beton yang berhubungan langsung dengan tanah 2. Balok pondasi, pelat, pondasi, poer 3. Balok, kolom yang berhubungan atau terkena langsung

dengan cuaca 4. Balok, kolom yang tidak berhubungan atau tidak terkena

50

50 50

Page 41: 5. Spesifkasi Teknis Fak. Farmasi

Rencana Kerja dan Syarat – syarat Teknis (RKS)

Pembangunan Gedung Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin

Tahun 2012

- 41/102-

langsung dengan cuaca 5. Pelat, dinding beton/wall yang berhubungan/terkena langsung

dengan cuaca 6. Pelat, dinding beton/wall yang tidak berhubungan atau tidak

terkena langsung dengan cuaca

40

40

25

I. Bekisting

1. Umum a. Semua bagian dari bekisting atau acuan atau cetakan pembentuk beton

harus direncanakan dan dilaksanakan sebaik mungkin dan sesuai dengan ketentuan dari Pengguna Jasa/Pengawas Lapangan. Kontraktor harus

memberikan contoh terlebih dahulu untuk mendapatkan persetujuan Pengguna Jasa/Pengawas Lapangan dalam waktu yang cukup longgar sebelum dilaksanakannya pekerjaan pengecoran.

b. Semua bagian dari bekisting, atau cetakan pembentuk beton harus benar-benar kuat dan kukuh, serta harus dilengkapi pula dengan ikatan-ikatan silang dan penguat lainnya. Hal tersebut dimaksudkan agar supaya tidak terjadi adanya perubahan bentuk sewaktu dilakukannya pekerjaan pengecoran, pemadatan dan penggetaran beton. Bekisting yang dibuat dari kayu atau plywood harus benar-benar dibuat sebaik mungkin serta dari kayu yang tahan cuaca.

c. Semua sambungan harus benar-benar cukup terikat dan rapat untuk menghindari adanya kebocoran beton. Untuk menghindari melekatnya beton pada bekisting, maka lapisan minyak yang tipis sekali atau bahan lainnya yang telah disetujui Pengguna Jasa/Pengawas Lapangan bisa dipergunakan untuk disapukan pada permukaan bagian dalam dari bekisting sebelum bekisting tersebut dipasang dan dilakukan pekerjaan pengecoran.

d. Dalam hal ini harus dijaga pula, bahwa besi tulangan beton tidak boleh sama sekali terkena lapisan minyak tadi, ataupun lapisan penutup lainnya yang dapat mempengaruhi daya lekat beton terhadap besi.

e. Diperbolehkan pula untuk mempergunakan pengikat besi atau besi pengisi sela pada bagian dalam dari beton, tetapi hal tersebut harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Pengguna Jasa/Pengawas Lapangan. Setiap bagian dari pengikat besi atau besi pengisi celah tersebut yang nantinya akan tertanam pada beton, paling sedikit harus 50 mm dari muka luar beton. Setiap lobang pada permukaan beton yang disebabkan karena hal tersebut harus diisi segera dengan baik dan bersih pada saat

pembongkaran bekisting, dengan spasi semen atau hasil adukan yang sama dengan adukan yang ada.

2. Pembongkaran Bekisting a. Pembongkaran bekisting atau cetak pembentuk beton bisa dilakukan bahwa

sebegitu jauh hal tersebut tidak akan mengakibatkan dan menimbulkan kerusakan pada beton yang ada.

Page 42: 5. Spesifkasi Teknis Fak. Farmasi

Rencana Kerja dan Syarat – syarat Teknis (RKS)

Pembangunan Gedung Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin

Tahun 2012

- 42/102-

b. Paling sedikit dibutuhkan waktu 3 (tiga) hari setelah pengecoran dapat dilakukan pembongkaran bekisting, tetapi hal ini tidak di-haruskan. Kontraktor dapat melakukan penundaan pembongkaran bekisting sampai mencapai kekuatan beton mencukupi. Dalam hal ini Kontraktor harus bertanggung jawab penuh apabila sampai terjadi adanya kerusakan atau cacat beton yang disebabkan oleh adanya pembongkaran bekisting sewaktu beton masih belum cukup umur, ataupun pembongkaran bekisting terlalu cepat sebelum waktunya.

c. Bekisting atau cetakan pembentuk beton yang dipakai pada lantai beton tergantung harus dibiarkan pada tempatnya paling sedikit dalam waktu 14 hari setelah waktu pengecoran. Lantai beton yang tergantung harus disangga penuh paling sedikit dalam waktu 14 hari setelah pengecoran lantai beton diatas lantai yang sedang disangga tersebut.

d. Apabila terjadi ataupun terdapat adanya lobang seperti keropos ataupun hal-hal lain pada beton setelah dibongkarnya bekisting, maka Pengguna Jasa/Pengawas Lapangan harus segera diberitahukan lebih dahulu akan hal tersebut. Tidak diperbolehkan untuk memperbaiki atau melakukan hal-hal lainnya kecuali telah mendapat persetujuan dan ijin dari Pengguna Jasa/Pengawas Lapangan terlebih dahulu.

e. Setelah terselesaikannya semua pekerjaan struktur, maka semua bekisting atau cetakan pembentuk beton serta penyangga-penyangga lainnya harus dibongkar semuanya dengan mengingat semua persyaratan yang telah ditentukan sebelumnya. Akan tetapi hal tersebut harus mendapatkan pengarahan, serta persetujuan dari Pengguna Jasa/Pengawas Lapangan terlebih dahulu.

Page 43: 5. Spesifkasi Teknis Fak. Farmasi

Rencana Kerja dan Syarat – syarat Teknis (RKS)

Pembangunan Gedung Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin

Tahun 2012

- 43/102-

BAGIAN - II

SYARAT-SYARAT TEKNIS PEKERJAAN ARSITEKTUR

BAB I

PEKERJAAN PASANGAN

1.1. PASANGAN BATU KALI

1.1.1. Lingkup Pekerjaan

Lingkup pekerjaan terdiri dari pekerjaan persiapan, pekerjaan pasangan batu kali untuk pondasi, saluran dan keperluan-keperluan lain seperti yang tercantum dalam gambar rencana serta penyelesaiannya, termasuk pengadaan bahan dan peralatan-peralatan bantu.

1.1.2. Bahan-bahan

- Batu Kali

Batu kali yang digunakan adalah yang diperoleh dari alam (batu belah) dengan bentuk bersudut-sudut tajam dan mempunyai ukuran maksimal tidak lebih dari 25 x 25 x 25 cm, keras dan tidak keropos serta bersih dari kotoran/lumpur.

- Adukan Untuk pasangan batu kali yang kedap air menggunakan adukan 1 pc : 3 psr, sedangkan untuk pasangan batu kali yang biasa menggunakan adukan 1 pc : 5 psr, dengan bahan adukan yang digunakan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :

- Pasir : digunakan pasir pasang atau ekstra beton yang bebas dari kotoran, lumpur, serta bahan organik. Pasir mempunyai kadar lumpur tidak lebih dari 5 % (berat) dan tidak lebih dari 15 % yang tertahan pada “sieve” ukuran 2,3 mm.

- Semen : digunakan portland semen, seperti yang disebut dalam PBI 1971. - Air : Harus sesuai dengan yang disebut dalam PBI 1971.

1.1.3. Cara Pelaksanaan

Persiapan pelaksanaan harus dilakukan sesuai dengan persyaratan yang lazim digunakan (untuk pengukuran, pematokan dan penarikan benang).

Page 44: 5. Spesifkasi Teknis Fak. Farmasi

Rencana Kerja dan Syarat – syarat Teknis (RKS)

Pembangunan Gedung Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin

Tahun 2012

- 44/102-

Pemasangan pondasi batu kali harus dilakukan dengan ikatan yang baik, lubang antara batu-batu yang besar selain diisi dengan adukan juga harus diberi batu pecahan batu kali yang lebih kecil. Kesatuan pondasi harus kokoh sehingga tidak timbul keretakan atau penurunan pada dinding, karena bila terjadi hal tersebut akan menjadi tanggung jawab Kontraktor dan harus diganti / diperbaiki. Adukan yang digunakan harus selalu baru dan sesuai dengan persyaratan : adukan yang tidak habis, tidak boleh digunakan pada keesokan harinya. Untuk pekerjaan saluranatau penurapan, harus menggunakan adukan kedap air (1 pc : 3psr), demikian juga halnya dengan pasangan pondasi setinggi 20 cm dibawah sloof. Pada saat pembuatan pondasi harus diperhatikan bukaan-bukaan atau lubang yang diperlukan bagi keperluan pekerjaan drainase atau plumbing dan elektrikal.

Pekerjaan Pasangan Batu Bata

1. Lingkup Pekerjaan a. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu untuk

melaksanakan pekerjaan ini sehingga didapat hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.

b. Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan untuk pekerjaan pasangan bata, penyediaan tempat yang akan didirikan dinding dan melaksanakan pekerjaan pemasangan batu bata untuk pembuatan dinding atau lainnya, satu dan lain hal sesuai dengan yang tertera dalam gambar denah dan potongan. Penyedia jasa wajib meneliti/melengkapi sendiri lingkup pekerjaan ini.

2. Spesifikasi Bahan a. Batu Bata

Harus matang pembakarannya, bila direndam dalam air akan tetap utuh, tidak pecah atau hancur. Ukuran batu bata 210 X 105 X 45 mm atau disesuaikan dengan ketentuan tebal dinding yang disyaratkan dalam Gambar Kerja. Karena itu Penyedia jasa harus memberikan contoh pada Pengawas Lapangan sebelumnya untuk diperiksa kualitasnya. Apabila bahan-bahan yang datang, oleh Pengawas Lapangan dianggap tidak memenuhi syarat, Pengawas Lapangan berhak menolak bahan-bahan tersebut dan penyedia jasa wajib mengangkutnya ke luar lokasi pembangunan.

b. Semen / Portland Cement (PC) Bahan semen yang digunakan sama dengan semen/PC untuk konstruksi beton. Semen yang datang di lokasi pekerjaan dan menunggu pemakaiannya, harus disimpan di dalam gudang yang lantainya kering dan 30 cm lebih tinggi dari permukaan tanah di sekitarnya. Bilamana pada setiap pembukaan kantong, ternyata semennya sudah membatu, maka semen tersebut harus disingkirkan keluar lokasi pembangunan dan tidak boleh dipergunakan. Supplier/pedagang yang mengirimkan semen untuk pekerjaan ini hendaknya dapat menunjukan sertifikasi dari pabriknya. Semen

Page 45: 5. Spesifkasi Teknis Fak. Farmasi

Rencana Kerja dan Syarat – syarat Teknis (RKS)

Pembangunan Gedung Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin

Tahun 2012

- 45/102-

yang sudah lembab atau menunjukkan gejala membatu akan ditolak. Selekasnya semen yang ditolak harus dikeluarkan dari lokasi pembangunan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

c. Pasir Pasang Bahan yang digunakan sama dengan pasir yang digunakan untuk konstruksi beton. Pasir yang dimaksud harus bersih, pasir asli yang bebas dari segala macam kotoran dan bahan-bahan kimia, satu dan lain hal sesuai dengan NI-3 pasal 14 ayat 2. Bilamana pasir yang dipakai tidak memenuhi syarat-syarat tersebut di atas, Pengawas Lapangan berhak memerintahkan untuk mencuci pasirnya, melihat hasilnya sampai didapat persetujuan. Khusus untuk plester, harus dicarikan pasir yang lebih halus.

d. Pasangan Kedap Air Untuk dinding-dinding biasa yang di atas tanah, pasangan kedap air dengan perbandingan 1 (satu) semen PC dan 2 (Dua) pasir dimulai dari sloof sampai 40 cm di atas lantai. Untuk dinding dapur, pantry, kamar mandi, pasangan kedap air minimum sampai setinggi pintu ( 210 cm dari lantai), satu dan lain hal sesuai gambar Denah dan Potongan. Pasangan biasa dengan adukan 1 (satu) semen PC dan 5 (lima) pasir, berada di atas pasangan kedap air tersebut. Tebal tembok jadi adalah 15 cm (termasuk plin), satu dan lain hal sesuai dengan gambar Denah dan Potongan.

3. Persyaratan Pelaksanaan a. Sebelum dimulai pemasangan, maka batu batanya harus direndam lebih

dahulu di dalam air selama setengah jam atau sampai jenuh dan permukaan yang akan dipasang harus juga basah.

b. Adukan pasangan harus dibuat secara hati-hati, diaduk di dalam bak kayu yang besarnya memenuhi syarat. Mencampurnya semen dan pasir harus di dalam keadaan kering yang kemudian diberi air sampai didapat campuran plastis. Adukan yang sudah mengering /kering tidak boleh dicampur dengan adukan yang baru.

c. Dalam satu hari pasangan tidak boleh lebih tinggi dari 1 (satu meter). Dari pengakhiran pasangan satu hari tersebut harus dibuat bertangga menurun dan tidak tegak berdiri untuk menghindari retak dikemudian hari. Tebalnya siar batu bata tidak boleh kurang dari 1 (satu) cm atau 10 mm dan siarnya harus benar-benar pada adukannya.

d. Semua pasangan baru dijaga jangan sampai terkena sinar matahari

langsung dengan menutupnya memakai karung basah. e. Tempat yang harus dibuat lubang harus dipersiapkan dulu dengan

menyumbatnya memakai batang pisang untuk diameter besar, sedangkan untuk diameter lebih kecil dipakai potongan bambu.

f. Semua pasangan bata harus rata (horizontal) dan tiap-tiap kali diukur dari lantai, dengan menggunakan benang. Pemasangan benang tidak boleh lebih dari 30 cm di atas pasangan di bawahnya. Pada semua pasangan bata setengah batu satu sama lain harus terdapat pengikat yang sempurna. Tidak dibenarkan menggunakan batu bata pecahan separo panjang, kecuali sesuai peraturannya (di sudut). Lapisan yang satu dengan lapisan yang

Page 46: 5. Spesifkasi Teknis Fak. Farmasi

Rencana Kerja dan Syarat – syarat Teknis (RKS)

Pembangunan Gedung Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin

Tahun 2012

- 46/102-

diatasnya harus berbeda setengah panjang bata. Pada pasangan satu batu dan pasangannya lebih tebal harus disusun sesuai dengan petunjuk/peraturan seharusnya.

g. Pada tiap-tiap pertemuan dinding pasangan bata tegak lurus, di atas setiap lubang pintu dan jendela atau lubang lain serta dimana luas dinding tidak lebih dari 12 m2, baik tergambar maupun tidak, dipasang kolom/balok beton praktis yang merupakan bingkai, kecuali satu dan lain hal disesuaikan dengan gambar. Ukuran untuk balok/kolom praktis tersebut setebal dinding bata dengan pembesian 4 Ø10 sengkang Ø8 - 150. Semua pertemuan tegak lurus harus benar-benar bersudut 90º.

h. Sebagai persiapan untuk plesteran, maka siarnya harus diketok sedalam 0.5 cm sehingga adukannya akan cukup mengikat plesteran yang akan dipasang.

i. Bilamana didalam pemasangan ternyata terdapat batu bata yang cacat atau tidak sempurna, maka batu bata ini harus diganti dengan yang baik atas biaya kontraktor.

j. Di tempat yang akan terdapat pintu, jendela, lobang ventilasi dan lain-lain, pasangan bata hendaknya ditinggalkan sampai rangka kusen kayunya selesai dan dipasang ditempat yang tepat.

k. Lubang untuk alat-alat listrik : a). Dimana akan dipasang pipa-pipa dan atau alat-alat yang ditanam

dalam dinding, maka harus dibuat pahatan secukupnya pada pasangan bata sebelum diplester.

Pahatan tersebut setelah dipasang pipa/alat, harus ditutup dengan adukan plesteran yang dilaksanakan secara sempurna, dikerjakan bersama-sama dengan plesteran seluruhnya di bidang tembok.

Page 47: 5. Spesifkasi Teknis Fak. Farmasi

Rencana Kerja dan Syarat – syarat Teknis (RKS)

Pembangunan Gedung Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin

Tahun 2012

- 47/102-

BAB II PEKERJAAN FINISHING

2.1. PEKERJAAN PLESTERAN

2.1.1. Lingkup Kerja

Pasal ini menguraikan semua pekerjaan finishing yang harus dilaksanakan Kontraktor beradasarkan kontrak dan gambar kerja.

2.1.2. Kontrol dan Batasan

Pekerjaan plesteran harus dilaksanakan oleh Kontraktor dengan mengikuti syarat yang tercantum di dalam RKS ini, PUBI 1982, SII.0013-81, PUBI 1970 dan semua petunjuk yang disampaikan oleh Direksi/Konsultan Pengawas selama berlangsungnya pekerjaan.

2.1.3. Persyaratan Bahan

1. Semen Portland - Semua semen yang digunakan adalah jenis Portland Cement sesuai

dengan persyaratan standar Indonesia NI-8/1964, SII 0013-81 atau ASTM C-150 dan produksi dari satu merk.

- Kontraktor harus mengirimkan surat pernyataan pabrik yang

menyebutkan type, kualitas dari semen yang digunakan dan “Manufacturer’s Test Certificate” yang menyatakan memenuhi persyaratan tersebut diatas.

- Kontraktor harus menempatkan semen tersebut dalam gudang yang

baik untuk mencegah terjadinya kerusakan. Semen yang menggumpal, sweeping, tercampur dengan kotoran atau kena air / lembab tidak diijinkan untuk digunakan dan harus segera dikeluarkan dari proyek.

- Penggunaan semen harus sesuai dengan urutan pengirimannya..

2. Pasir Pasang

- Dapat menggunakan pasir alam atau pasir yang dihasilkan dari

pemecah batu dan harus bersih dari bahan organik, lumpur, zat-zat alkali dan tidak mengandung lebih dari 50% substansi-substansi yang merusak beton.

Page 48: 5. Spesifkasi Teknis Fak. Farmasi

Rencana Kerja dan Syarat – syarat Teknis (RKS)

Pembangunan Gedung Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin

Tahun 2012

- 48/102-

2.2. PEKERJAAN KAYU

2.2.1. Lingkup Kerja Pekerjaan ini meliputi semua pekerjaan kayu yang tidak

2.2.2. Kontrol dan Batasan

Pekerjaan kayu kasar harus dilaksanakan dengan mengikuti semua

persyaratan yang tercantum di dalam RKS ini, PKKI 1961, SII.0458-S1, PUBI 1972 dan semua perintah Direksi/Konsultan Pengawas yang disampaikan selama pekerjaan berlangsung.

2.2.3. Persyaratan Bahan

1. Kayu

- Kayu yang dipakai untuk pekerjaan ini harus bebas dari getah, retak-retak, mata kayu, lubang-lubang dan cacat lainnya yang merugikan dan harus memenuhi persyaratan yang tercantum di dalam SII.0458-S1.

- Semua kayu yang dikirim ke tempat pekerjaan harus disimpan di

bawah atap dan diletakkan di atas tanah.

- Jenis kayu yang dipakai adalah sejenis kayu kamper singkil untuk gordeng dan borneo super untuk reng dan kaso.

- Kayu harus diawetkan dengan bahan anti rayap.

2. Paku

Bilamana paku dibutuhkan untuk alat penyambung, maka paku yang dipakai harus memnuhi persyaratan yang tercantum dalam SII.0194-84. Ukuran paku yang dipakai harus memenuhi persyaratan yang tercantum dalam pasal 15 PKKI 1961.

3. Plat penyambung kayu, Mur dan Baut

Bilamana alat-alat penyambung logam/besi dibutuhkan, seperti plat penyambung, mur dan sebagainya, bahan dari alat penyambung tersebut harus memenuhi persyaratan yang tercantum dalam SII.0876-83.

Page 49: 5. Spesifkasi Teknis Fak. Farmasi

Rencana Kerja dan Syarat – syarat Teknis (RKS)

Pembangunan Gedung Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin

Tahun 2012

- 49/102-

4. Cara Pelaksanaan

- Kayu yang tidak diketam harus mempunyai ukuran yang sesuai dengan

dimensi yang disebutkan, kecuali variasi kecil yang diakibatkan oleh penggergajian.

- Rancangan, penyambungan dan perakitan semua hubungan kayu

harus dilaksanakan sedemikian rupa sehingga susut pada arah mana saja tidak akan mengurangi kekuatan dan penampilan dari pekerjaan yang telah selesai, dan tidak akan menyebabkan kerusakan pada bahan yang berdekatan.

- Dalam melaksanakan pekerjaan kayu kasar, Kontraktor harus

membuat semua lubang, lidah dan sebagainya yang dibutuhkan untuk tercapainya penyambungan yang baik. Kontraktor juga harus menyediakan semua alat-alat penyambungan yang mungkin dibutuhkan untuk pelaksanaan pekerjaan secara baik.

- Sebagai ketentuan umum, semua bagian konstruksi harus dibuat

dalam satu batang. Penyambungan pada arah longitudinal harus sejauh mungkin dihindarkan, kecuali bilamana bagian konstruksi tersebut panjangnyatidak ada dipasaran, atau direncanakan demikian, sebagaimana tertera dalam gambar.

Dalam hal tersebut, Kontraktor harus menyiapkan Gambar Pelaksanaan (Shop-Drawing) yang menyebutkan jenis dari alat penyambungan yang dipakai, serta detail dari sambungan yang diusulkannya, dan harus mendapat persetujuan Direksi/ Konsultan Pengawas.

2.3. PEKERJAAN KUSEN, PINTU DAN JENDELA

2.3.1. Umum

Pasal ini menjelaskan semua pekerjaan kosen, pintu dan jendela yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor.

2.3.2. Kontrol dan Batasan

Dalam melaksanakan pekerjaan ini, Kontraktor harus mengikuti RKS ini, PKKI 1961, SII.0458-81, SII.079-83, SII.0404-80, SII.0797-83, PUBI 1982 dan semua petunjuk yang diberikan oleh Direksi/Konsultan Pengawas selama pekerjaan berlangsung.

Page 50: 5. Spesifkasi Teknis Fak. Farmasi

Rencana Kerja dan Syarat – syarat Teknis (RKS)

Pembangunan Gedung Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin

Tahun 2012

- 50/102-

2.3.3. Persyaratan Bahan

1. Kusen Alluminium

- Bahan : Dari bahan aluminium framing system buatan

ex Alexindo atau setara dengan tebal minimal 1 mm.

- Bentuk profil : Sesuai shop drawing yang disetujui Perencana dan Pengawas untuk kusen jendela.

- Warna profil : Natural - Lebar profil : 4 x 1 inch (pemakaian lebar bahan sesuai

yang ditunjukkan dalam gambar) - Pewarnaan : Natural - Karet : Gasket Neoprene

Kontraktor wajib untuk merakit contoh pintu/jendela almunium skala kecil dengan material dan accessories yang akan digunakan 2. Penyelenggaraan Pekerjaan

- Kosen, pintu dan jendela harus difabrikasi di bengkel, baik yang berada

di dalam site maupun yang berada diluar, yang memiliki perangkat peralatan pemrosesan kayu maksimal yang lengkap begitu juga dengan almunium. Bilamana Kontraktor tidak memiliki perangkat peralatan tersebut, maka pekerjaan tersebut harus di borongkan kepada bengkel yang terkenal baik dan memiliki mesin-mesin yang lengkap. Dalam keadaan seperti ini, maka sebelum pekerjaan kosen dapat dimulai, Sub-Kontraktor wajib untuk disetujui secara tertulis.

- Semua kosen, pintu dan jendela harus difabrikasi sesuai dengan

dimensi dan detail yang ditunjukkan dalam gambar. Semua kosen harus benar-benar siku dan rata.

- Sebelum dapat difabrikasi, contoh dari pintu dan jendela harus

disiapkan dan didatangkan ke lapangan, untuk disetujui oleh Direksi/ Konsultan Pengawas. Selama fabrikasi, Kontraktor harus memberikan kesempatan kepada Direksi/Konsultan Pengawas untuk melakukan tugas pemeriksaan guna mengetahui perkembangan pekerjaan tersebut di bengkel.

- Pemasangan dari kosen, pintu dan jendela hanya boleh dilaksanakan,

setelah pekerjaan lantai dan langit-langit selesai dikerjakan. Kosen yang menempel ke dinding atau kolom, harus difiser tidak boleh lebih dari 60 cm.

Page 51: 5. Spesifkasi Teknis Fak. Farmasi

Rencana Kerja dan Syarat – syarat Teknis (RKS)

Pembangunan Gedung Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin

Tahun 2012

- 51/102-

- Kosen, pintu dan jendela tidak boleh didatangkan ke lapangan sampai perkembangan pekerjaan telah siap untuk menerimanya. Kosen, pintu dan jendela yang disimpan, harus dilindungi dari cuaca, terutama dari panas matahari dan hujan.

Untuk Material Kayu

1) Lingkup Pekerjaan

Uraian ini mencakup persyaratan teknis untuk pelaksanaan pekerjaan kusen, pintu

dan jendela.

Pekerjaan sehubungan yang diuraikan terpisah

1.1. Persyaratan teknis pelaksanaan pekerjaan kaca.

1.2. Persyaratan teknis pelaksanaan pekerjaan cat melamik

1.3. Persyaratan teknis pelaksanaan pekerjaan kunci dan penggantung untuk pintu

dan jendela.

2) Ketentuan

2.1. Pengeringan

2.2. Kayu dikeringkan dengan proses dry-clean (oven) di pabrik yang khusus

mempunyai instalasi pengeringan dengan proses dry-clean (oven).

2.3. Kusen dan daun pintu harus merupakan suatu produk jadi dari bengkel kerja

yang mempunyai tenaga ahli/kerja dan peralatan yang lengkap untuk

pelaksanaan pekerjaan ini.

2.4. Bengkel kerja yang akan dipakai telah mendapat penelitian/pengujian dan

persetujuan dari Pengawas lapangan.

2.5. Finishing

2.6. Finishing permukaan kusen/daun pintu kayu difinish dengan Finishing

Melamine dari Produk PROPAN IMPRA atau setara, yang ketentuan

pelaksanaannya diuraikan tersendiri.

2.7. Hal-hal yang harus diserahkan sebelum mulai pelaksanaan

2.7.1. Contoh bahan-bahan yang akan digunakan.

2.7.2. Contoh kerja pembuatan pintu/jendela.

3) Perlindungan

Segala kerusakan yang terjadi menjadi beban dan tanggung jawab sepenuhnya

Pelaksana Pekerjaan untuk memperbaiki atau menggantinya.

4) Material

4.1. Kayu

Kayu kualitas terbaik kelas kuat II, kelas awet II serta mutu A menurut NI-5

PKKI 1961, telah dikeringkan dengan proses dry-clean (oven) dan telah

diawetkan, diproduksi dengan mesin serta dalam keadaan lurus dipakai untuk

Rangka dan kusen pintu – Jendela ukuran 5/11, pemakaiannya sesuai

ketentuan di dalam gambar rencana.

4.2. Finishing cat kayu adalah dari produk ICI GLOSS atau setara seperti

diuraikan pada pembahasan tentang pengecatan.

Page 52: 5. Spesifkasi Teknis Fak. Farmasi

Rencana Kerja dan Syarat – syarat Teknis (RKS)

Pembangunan Gedung Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin

Tahun 2012

- 52/102-

4.3. Kaca yang digunakan adalah jenis float glass produk Asahimas atau setara,

dengan ketentuan ukuran dan jenis berwarna atau jernih sesuai dengan

gambar rencana.

5) Pelaksanaan

5.1. Kusen dan daun pintu difabrikasi di lapangan atau di bengkel, dilaksanakan

menurut ukuran dan bentuk yang tertera di dalam gambar rencana, dengan

hasil pengerjaan kayu harus membentuk permukaan yang halus, rata dan lurus

serta sambungan yang rapi, kokoh dan kuat.

5.2. Sambungan kayu dilaksanakan sesuai dengan aturan umum yang berlaku

pasangan kusen pada dinding/kolom harus menggunakan angker besi sebagai

penguatnya, dengan ketentuan jumlah dan posisi pemasangan sesuai

peraturan teknis yang umum berlaku (Peraturan Bangunan Nasional).

5.3. Dalam hal pertemuan kusen pada kolom/dinding beton belum tersedia angker

besi, dapat digunakan angker sistem ramset dengan jumlah dan posisi seperti

pasangan angker pada umumnya.

5.4. Angker-angker arah ke samping, jarak maximumnya 50 cm (rata-rata 3 atau 4

buah angker setiap sisi). Angker dibuat dari besi bulat diameter 12 mm.

5.5. Pasangan kusen terhadap dinding/tembok harus selalu ada alur/celah

pemasangan selebar 8 mm, dalamnya 10 mm serta terpasang pada permukaan

lantai tanpa sepatu.

5.6. Pemasangan alat-alat penggantung dan pengunci harus dilakukan oleh tukang

pintu yang berpengalaman dan ahli dalam bidang ini serta dengan aturan dan

peralatan yang sesuai dan direkomendir oleh pabrik pembuat kunci.

5.7. Tiap-tiap pemasangan daun pintu pada tempat kedudukkannya harus

menggunakan 3 (tiga) buah engsel ukuran 4” dan 1 (satu ) set kunci.

5.8. Khusus untuk daun pintu ganda, pada sebuah daun pintunya dilengkapi dengan

2 (dua) set espagnolet yang dipasang 1 di atas dan 1 di bawah.

5.9. Pemasangan kaca, kunci, penggantung dan pengecatan, persyaratan teknis

pelaksanaannya diuraikan tersendiri/terpisah pada bagian lain.

2.4. PEKERJAAN RANGKA ATAP DAN PENUTUP ATAP

2.4.1. Keterangan Umum

Pasal ini menguraikan pemasangan rangka atap dan atap Spandek yang harus dikerjakan oleh Kontraktor sebagaimana yang tertera pada gambar.

2.4.2. Kontrol dan Batasan

Dalam melaksanakan pekerjaan ini, Kontraktor harus mengikuti semua persyaratan yang tercantum di dalam PUBI 1982, SII.0447.81, RKS ini dan semua perintah yang disampaikan oleh Direksi/ Konsultan Pengawas selama berlangsungnya pekerjaan.

Page 53: 5. Spesifkasi Teknis Fak. Farmasi

Rencana Kerja dan Syarat – syarat Teknis (RKS)

Pembangunan Gedung Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin

Tahun 2012

- 53/102-

2.4.3. Persyaratan Bahan

1. Rangka kuda-kuda atap yang dipakai adalah rangka Jenis Baja Ringan

(Light Truss) dengan komposisi baja ringan 55 % alumunium, 43.5 % zinc dan 1.5 % silicon alloy dan dihitung kekuatannya dengan memakai software SAP 2000, ETABS atau SupraCad

2. Atap genteng yang dipakai harus merupakan genteng metal berkualitas baik, bahan dasar Baja Zinc Alum, berwarna, produksi Prima, Super roof atau setara.

3. Nok genteng yang dipakai harus dari bahan dan jenis serta pabrik yang sama.

2.4.4. Penyelenggaraan Pekerjaan

1. Reng harus dipasang dengan jarak yang sesuai dengan jarak yang

disyaratkan oleh pabrik pembuat gentengnya. 2. Genteng harus dipasang sedemikian rupa sehingga terancang dengan baik

pada semua jurusan untuk menjamin bahwa semua genteng terikat dengan baik satu dengan yang lain. Tidak ada genteng yang boleh dipotong dibagian pinggir atau ujungnya sebagai usaha untuk mencocokkan dimensinya dengan atap dan jarak antara seng harus dirancang agar lebar atap sesuai dengan ukuran dari genteng.

Page 54: 5. Spesifkasi Teknis Fak. Farmasi

Rencana Kerja dan Syarat – syarat Teknis (RKS)

Pembangunan Gedung Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin

Tahun 2012

- 54/102-

2.5. PEKERJAAN KUNCI DAN ALAT PENGGANTUNG

1. Lingkup Pekerjaan. a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, perlengkapan

daun pintu/ daun jendela dan alat-alat bantu yang dibutuhkan dalam terlaksananya pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil yang baik.

b. Pemasangan alat penggantung dan pengunci dilakukan meliputi seluruh pemasangan pada daun pintu kayu, daun pintu alumunium dan daun jendela alumunium, daun pintu besi seperti yang ditunjukkan/diisyaratkan dalam detail gambar.

2. Persyaratan Bahan. a. Semua “hardware” yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan yang

tercantum dalam buku Spesifikasi Teknis. Bila terjadi perubahan atau pergantian hardware akibat pemilihan merk, Pelaksana Pekerjaan wajib melaporkan hal tersebut pada Pengawas lapangan untuk mendapatkan persetujuan.

3. Perlengkapan Pintu dan Jendela. Pekerjaan Kunci dan Pegangan Pintu a. Semua pintu menggunakan peralatan kunci dari merk Deckson atau yang

setara dengan segala perlengkapannya antara lain : Lock case, Handle, Back Plate, Anak Kunci dan perlengkapan lain yang diperlukan.

b. Untuk pintu-pintu alumunium dan daun pintu-pintu besi yang dipakai adalah kunci cylinder Locks merk Deckson atau yang setara.

c. Untuk panel-panel listrik, pintu shaft dan lain-lain, kunci yang dipakai merk Deckson atau yang setara.

d. Untuk daun jendela kaca dipakai handle pengunci merk Deckson atau yang setara.

e. Semua kunci-kunci tanam terpasang dengan kuat pada rangka daun pintu. Dipasang setinggi 90 Cm dari lantai, atau sesuai petunjuk Pengawas lapangana.

f. Pegangan pintu masuk utama dipakai handle merk Deckson atau setara dengan jenis yang ditentukan oleh Pengawas lapangan atas contoh –contoh yang sampaikan.

Pekerjaan Engsel a. Untuk pintu-pintu panel pada umumnya menggunakan engsel pintu merk

Deckson atau yang setara jenis solid brasshinges atau stainless steel dan

dipasang sekurang-kurangnya 3 buah untuk setiap daun dengan menggunakan sekrup dengan warna yang sama dengan warna engsel. Jumlah engsel yang dipasang harus diperhitungkan menurut beban berat daun pintu , ukuran engsel yang digunakan adalah 4”x3”x20 mm with 2 Ball Bearing (untuk berat maksimum 35 Kg/daun) untuk pintu kayu dan 4.5”x4”x3,0 mm with 2 Ball Bearing untuk berat 40-75 Kg/daun) untuk pintu besi.

b. Untuk jendela digunakan engsel Sidehung Friction Stays Deckson atau Coswold.

Page 55: 5. Spesifkasi Teknis Fak. Farmasi

Rencana Kerja dan Syarat – syarat Teknis (RKS)

Pembangunan Gedung Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin

Tahun 2012

- 55/102-

4. Persyaratan Pelaksanaan a. Engsel atas dipasang + 28 Cm (as) dari permukaan atas pintu.

Engsel bawah dipasang + 32 Cm (as) dari permukaan bawah pintu. Engsel tengah dipasang di tengah-tengah antara kedua engsel tersebut.

b. Untuk pintu toilet, engsel atas dan bawah dipasang + 28 Cm dari permukaan pintu, engsel yang dipasang ditengah-tengah antara kedua engsel tersebut.

c. Penarik pintu (door full) dipasang 90 Cm (as) dari permukaan lantai. d. Pemasangan lock case, handle, back plate, serat door closer harus rapi,

lurus dan sesuai dengan letak posisi yang telah ditentukan oleh Konsultan MK. Apabila hal tersebut tidak tercapai, Pelaksana Pekerjaan wajib memperbaiki tanpa tambahan biaya.

e. Seluruh perangkat kunci harus bekerja dengan baik, untuk itu harus dilakukan pengujian secara kasar dan halus.

f. Tanda pengenal anak kunci harus dipasang sesuai dengan pintunya. g. Pelaksana Pekerjaan wajib membuat shop drawing (gambar detail

pelaksanaan) berdasarkan gambar Dokumen Kontrak yang telah disesuaikan dengan keadaan di lapangan. Di dalam shop drawing harus jelas dicantumkan semua data yang diperlukan termasuk keterangan produk, cara pemasangan atau detail-detail khusus yang belum tercakup secara lengkap di dalam Gambar Dokumen Kontrak sesuai dengan Standar Spesifikasi Pabrik.

h. Shop drawing sebelum dilaksanakan harus disetujui oleh Pengawas lapangan.

5. Penyelenggaraan Pekerjaan

Semua kunci dan alat penggantung harus dipasang oleh tukang kayu yang baik dan trampil. Sebelum kunci dan alat penggantung dapat didatangkan ke tempat pekerjaan, Kontraktor harus menyiapkan dan mengajukan kepada Direksi/Konsultan Pengawas untuk disetujui secara tertulis disertakan semua contoh, katalog dan brosur dari kunci dan alat penggantung yang akan dipakai, untuk memungkinkan Direksi/Konsultan Pengawas melakukan pengecekan silang atas keasliannya.

Pemasangan harus dilaksanakan sedemikian rupa sehingga terhindar dari cacat atau kerusakan, baik terhadap kunci dan alat penggantung itu sendiri, maupun terhadap pintu, kosen atau jendela dimana kunci dan alat penggantung itu akan dipasang.

2.6. PEKERJAAN KACA

2.6.1. Keterangan Umum Pasal ini menguraikan semua pekerjaan kaca yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor berdasarkan kontrak, yang terdiri dari atas penyediaan, pengiriman, dan pemasangan semua kaca yang harus dipasang pada kosen, jendela dan pintu.

Page 56: 5. Spesifkasi Teknis Fak. Farmasi

Rencana Kerja dan Syarat – syarat Teknis (RKS)

Pembangunan Gedung Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin

Tahun 2012

- 56/102-

2.6.2. Kontrol dan Batasan

Semua kaca dan cermin harus dilaksanakan dengan mengikuti semua syarat yang tercantum di dalam SII.0189-78, RKS ini dan semua petunjuk yang disampaikan oleh Direksi/Konsultan Pengawas selama berlangsungnya pekerjaan.

2.6.3. Persyaratan Bahan

Kaca yang dikirim dan dipasang oleh Kontraktor harus merupakan kaca bening dari jenis “sheet glass” yang memenuhi syarat dalam SII.0189-73, dengan ketebalan 5 mm yang mempunyai permukaan rata dan tidak bergelombang, juga kaca stopsool 8 mm seperti yang diproduksi oleh “ASAHIMAS”. Kaca harus dikirim di dalam peti aslinya, yang masih dilengkapi dengan nama pabriknya, type kaca, kualitas dan ukuran ketebalannya. Pemotongan hanya boleh dilaksanakan di tempat pekerjaan. Semua kaca harus disimpan di tempat yang bersih dan tidak lembab, dengan temperatur di atas titik embun. Bilamana kaca tidak mungkin disimpan di dalam ruangan, maka ia harus dilindungi dengan terpal atau penutup plastik dan harus diperiksa secara berkala untuk menghindarkannya dari akumulasi uap air yang dapat merusak kaca.

2.6.4. Penyelenggaraan Pekerjaan

- Contoh kaca yang akan dipakai harus diajukan kepada Direksi/ Konsultan Pengawas untuk disetujui, dan harus dilengkapi dengan semua keterangan yang perlu, untuk meyakinkan bahwa bahan yang diajukannya memenuhi persyaratan yang tercantum dalam RKS ini.

- Sebelum memulai pekerjaan memasang kaca, Kontraktor harus memeriksa semua sponingan dimana kaca akan dipasang, untuk meyakinkan kelurusannya, kesikuannya dan kerataannya.

- Semua ukuran kaca harus diambil dari ukuran yang terdapat dilapangan, dimana kaca akan dipasang. Kontraktor bertanggung jawab atas ketepatan waktu yang dipasang.

- Ukuran kaca harus sedemikian rupa sehingga terdapat celah yang cukup

untuk memungkinkan kaca bergerak tanpa restriksi dari sponingan yang ada.

- Cermin harus dipasang dengan menggunakan bracket yang disetujui oleh

Konsultan Pengawas. Cermin yang telah terpasang harus benar-benar waterpass dan serasi dengan keramik dinding yang telah terpasang.

- Semua kaca yang pecah yang diakibatkan oleh pemasangan atau pekerjaan, harus diganti oleh Kontraktor tanpa ada biaya tambahan dari Pemberi tuigas.

Page 57: 5. Spesifkasi Teknis Fak. Farmasi

Rencana Kerja dan Syarat – syarat Teknis (RKS)

Pembangunan Gedung Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin

Tahun 2012

- 57/102-

- Kaca yang dipasang tidak benar atau kaca yang tidak memenuhi

persyaratan ini tidak akan diterima. Kaca tersebut harus diganti sampai diterima oleh Direksi/Konsultan Pengawas, tanpa ada biaya tambahan dari Pemberi Tugas.

2.7. PEKERJAAN KERAMIK

2.7.1. Keterangan Umum

Pasal ini menguraikan pekerjaan penyediaan, pengiriman dan pemasangan semua ubin keramik lantai dan dinding kamar mandi yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor sebagaimana dalam gambar.

2.7.2. Kontrol dan Batasan

Pekerjaan ubin keramik harus dilaksanakan dengan mengikuti semua syarat yang tercantum di dalam SII.0023-73, SII.0243-79, SII.0583-81, PUBI 1982, RKS ini dan semua petunjuk yang disampaikan Direksi/Konsultan Pengawas selama pekerjaan berlangsung.

2.7.3. Persyaratan Bahan

Ada beberapa macam keramik yang dipakai di proyek ini yaitu a. Bahan : Keramik Homogenous untuk ruang kerja dan public serta Granit alam untuk lobi, enterance & tangga entrance

1) Jenis : Homogenous tile 2) Finishing Permukaan : polish & Unpolish 3) Produksi :

- Uk. 60/60 (polish) Granito atau yang setara - Uk. 30/30 (unpolish) Granito atau yang setara

4) Ketebalan : Minimum 12 mm 5) Bahan Pengisi Air : Drymix, AM grout 6) Bahan Perekat : Adukan 1 Pc : 2 Pasir 7) Warna/ texture : ditentukan kemudian

b. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan peraturan-peraturan ASTM, Perturan Keramik Indonesia (NI-19), PVBB 1970 dan PVBI 1982.

c. Bahan-bahan yang dipakai sebelum dipasang terlebih dahulu harus diserahkan contoh-contohnya untuk mendapatkan persetujuan dari Pengawas lapangan.

d. Pelaksana Pekerjaan harus menyerahkan 2 copy ketentuan dan persyaratan teknis operatif dari pabrik sebagai informasi bagi Pengawas lapangan.

Page 58: 5. Spesifkasi Teknis Fak. Farmasi

Rencana Kerja dan Syarat – syarat Teknis (RKS)

Pembangunan Gedung Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin

Tahun 2012

- 58/102-

e. Material lain yang tidak terdapat pada daftar tersebut tetapi dibutuhkan untuk penyelesaian / penggantian pekerjaan dalam bagian ini harus kualitas terbaik dari jenisnya dan harus disetujui Pengawas lapangan.

- Keramik lantai yang dipakai harus merupakan keramik yang baik ukuran 60 x 60 atau sesuai gambar kerja. Untuk dinding kamar mandi berukuran 30 x 30. Serta dinding Granit alam Keramik harus memenuhi persyaratan yang tercantum dalam SII.0583-81, seperti yang diproduksi oleh Mulia atau yang setara. Untuk Lobi, Entrance dan tangga entrance juga menggunakan granit alam

- Sebelum ubin keramik dapat dikirim ke tempat pekerjaan, Kontraktor harus

mempersiapkan dan mengajukan contoh ubin yang akan dipakai, secara tertulis kepada Direksi/Konsultan Pengawas untuk disetujui, yang harus dilengkapi dengan keterangan tentang nama pabrik asalnya, serta keterangan lainnya yang mungkin dibutuhkan oleh Direksi/ Konsultan Pengawas.

- Semua keramik harus didatangkan ke tempat pekerjaan dikemas dalam

doos-doos aslinya, yang masih dilengkapi dengan keterangan tentang nama pabriknya, type/nomor produksi, dan keterangan lainnya. Ubin yang dipakai harus bebas dari cacat dan harus merupakan ubin keramik kwalitas.

2.7.4. Penyelenggaraan Pekerjaan

- Pasangan lantai keramik harus dilaksanakan oleh tukang keramik yang

berpengalaman. Sebelum ubin keramik dapat dipasang, Kontraktor harus memeriksa kerataan dari beton tumbuk yang diatasnya akan dipasang ubin keramik.

Syarat-syarat Pelaksanaan pada Dinding a. Pada permukaan plesteran dinding / beton yang ada, keramik dapat

langsung diletakan dengan menggunakan 1 PC : 3 Ps, diaduk. b. Keramik yang dipasang adalah yang telah diseleksi dengan baik, warna,

motif tiap keramik harus sama tidak boleh retak, gompal atau cacat lainnya.

c. Pemotongan keramik harus menggunakan alat potong khusus, sesuai dengan petunjuk pabrik.

d. Sebelum keramik dipasang, keramik terlebih dahulu harus direndam air sampai jenuh.

e. Pola keramik harus memperhatikan ukuran / letak dan semua peralatan yang akan terpasang di dinding : Exhaust Fan, panel, shop kontrak, lemari gantung dan lain-lain yang tertera dalam gambar.

f. Ketinggian peil tepi atas pola keramik disesuaikan dengan gambar.

Page 59: 5. Spesifkasi Teknis Fak. Farmasi

Rencana Kerja dan Syarat – syarat Teknis (RKS)

Pembangunan Gedung Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin

Tahun 2012

- 59/102-

g. Awal pemasangan keramik pada dinding dan kemana sisa ukuran harus ditentukan serta harus dibicarakan terlebih dahulu dengan Pengawas lapangan sebelum pekerjaan pemasangan dimulai.

h. Bidang keramik harus benar-benar rata, garis-garis siar harus benar-benar lurus. Siar arah horisontal pada dinding yang berbeda ketinggian peil lantainya harus merupakan satu garis lurus

Pekerjaan Lantai Keramik a. Sebelum dimulai pekerjaan, pelaksana pekerjaan diwajibkan membuat shop

drawing mengenai pola keramik. b. Homogeneous tile atau keramik yang terpasang harus dalam keadaan baik,

tidak retak, cacat dan bernoda. c. Adukan pasangan / pengikat dengan adukan 1 Pc : 3 Psr pasang atau

menggunakan bahan perekat dari Drymix, mortar utama atau setara. d. Bahan keramik sebelum dipasang harus direndam dalam air bersih (tidak

mengandung asam alkali) sampai jenuh. e. Hasil pemasangan lantai keramik harus merupakan bidang permukaan yang

benar-benar rata, tidak bergelombang, dengan memperhatikan kemiringan di daerah basah dan teras.

f. Pola, arah dan awal pemasangan lantai keramik harus sesuai gambar detail atau sesuai petunjuk Pengawas lapangan lapangan. Perhatikan lubang instalasi dan drainase / bak kontrol sebelum dimulai.

g. Jarak antara unit-unit pemasangan keramik satu sama lain (siar-siar), harus sama lebar dan sama dalamnya, untuk siar-siar yang berpotongan harus membentuk sudut siku yang saling berpotongan tegak lurus sesamanya.

h. Siar-siar diisi dengan bahan pengisi siar yang bermutu baik, dari bahan seperti yang telah disyaratkan di atas. Warnanya disesuaikan dengan warna keramik yang dipasang.

i. Pemotongan unit-unit keramik tiles harus menggunakan alat pemotong keramik khusus sesuai dengan persyaratan pabrik.

j. Keramik yang sudah terpasang harus dibersihkan dari segala macam noda pada permukaan keramik hingga betul-betul bersih.

k. Keramik yang terpasang harus dibersihkan dari sentuhan / beban selama 3 x 24 jam dan dilindungi dari kemungkinan cacat akibat dari pekerjaan lain.

l. Keramik plint terpasang siku terhadap lantai dengan memperhatikan siar-siarnya bertemu siku dengan siar lantai dan dengan ketebalan siar yang sama pula.

m. Pemotongan keramik harus dilaksanakan denan menggunakan mesin potong

keramik yang disetujui oleh Direksi/Konsultan Pengawas. Ubin yang cacat tidak boleh dipasang dan akan ditolak oleh Direksi/Konsultan Pengawas.

2.8. PEKERJAAN PENGECATAN

2.8.1. Keterangan Umum

Pasal ini menguraikan tentang semua pekerjaan pengecatan yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor berdasarkan kontrak, seperti pengecatan dinding, langit-langit, pengecatan pintu dan lain sebagainya.

Page 60: 5. Spesifkasi Teknis Fak. Farmasi

Rencana Kerja dan Syarat – syarat Teknis (RKS)

Pembangunan Gedung Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin

Tahun 2012

- 60/102-

2.8.2. Kontrol dan Batasan

Semua pekerjaan pengecatan harus dilaksanakan oleh Kontraktor sesuai dengan persyaratan yang tercantum dalam PUBI 1982, SII.1253-85. Spesifikasi pengecatan yang dikeluarkan oleh pabrik pembuat, RKS ini dan semua petunjuk dan perintah Direksi/Konsultan Pengawas selama pekerjaan berlangsung.

2.8.3. Persyaratan Bahan

1. Persyaratan Umum a. Seluruh pelaksanaan dan bahan untuk pekerjaan ini harus sesuai dengan

standard dan/atau spesifikasi pabrik. b. Pabrik dan kontraktor harus memberi jaminan minimal selama 5 (lima) tahun

terhitung waktu penyerahan atas semua pekerjaan ini terhadap kemungkinan cacat, warna yang berubah dan kerusakan cat lainnya.

c. Hasil pekerjaan yang tidak disetujui Pengguna Jasa harus diulang dan diganti. Penyedia jasa harus melakukan pengecatan kembali bila ada cat dasar atau cat finish yang kurang menutupi atau lepas sebagaimana ditunjukkan oleh Pengguna Jasa.

d. Selama pelaksanaan pekerjaan, Penyedia jasa harus diawasi Tenaga Ahli / Supervisi dari pabrik pembuat.

e. Bahan didatangkan langsung dari pabrik, tiba di Tapak Konstruksi harus masih tersegel baik dalam kemasannya dan tidak cacat. Penyedia jasa wajib membuktikan keaslian cat dari produk tersebut Diatas mengenai kemurnian cat yang akan dipergunakan. Pembuktian berupa segel kaleng, test BD, test Laboratorium dan hasil akhir pengecatan. Biaya untuk pembuktian ini dibebankan kepada Kontraktor. Hasil test kemurnian harus mendapat rekomendasi tertulis dari produsen dan diserahkan kepada Pengguna Jasa untuk persetujuan pelakanaan.

2. Persyaratan Teknis a. Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Penyedia jasa wajib melakukan percobaan

pengecatan (mock up). Biaya percobaan ini ditanggung Penyedia jasa. Hasil percobaan tersebut harus diserahkan kepada Pengguna Jasa untuk mendapatkan persetujuan bagi pelaksanaan pekerjaan.

b. Pengecatan harus rata, tidak bertumpuk, tidak bercucuran atau ada bekas yang menunjukkan tanda sapuan, roller maupun semprotan. Tebal minimum

dari tiap lapisan jadi/finish minimum sama dengan syarat yang dispesifikasikan pabrik.

c. Apabila dari cat yang dipakai ada mengandung bahan dasar beracun atau membahayakan keselamatan manusia, maka Penyedia jasa harus menyediakan peralatan pelindung misalnya masker, sarung tangan dan sebagainya yang harus dipakai pada waktu pelaksanaan pekerjaan.

d. Tidak diperkenankan melaksanakan pekerjaan ini dalam keadaan cuaca yang lembab/hujan, berdebu. Terutama untuk pelaksanaan di dalam ruangan bagi cat dengan bahan dasar beracun atau membahayakan manusia, maka ruangan tersebut harus mempunyai ventilasi yang cukup atau pergantian

Page 61: 5. Spesifkasi Teknis Fak. Farmasi

Rencana Kerja dan Syarat – syarat Teknis (RKS)

Pembangunan Gedung Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin

Tahun 2012

- 61/102-

udara berlangsung lancar. Didalam keadaan tertentu, misalnya untuk ruangan tertutup, Penyedia jasa harus memakai kipas angin/fan untuk memperlancar pergantian/aliran udara.

e. Peralatan seperti kuas, roller, sikat kawat, kape, pompa udara tekan/vacuum cleaner, semprotan dan sebagainya harus tersedia dari kualitas/ mutu terbaik.

f. Khusus untuk semua cat dasar harus disapukan dengan kuas. Penyemprotan hanya boleh dilakukan apabila disetujui Pengguna Jasa.

g. Pemakaian amplas, pencucian dengan air maupun pembersihan dengan kain kering terlebih dahulu harus mendapatkan persetujuan tertulis dari Pengguna Jasa terkecuali disyaratkan lain dalam pesifikasi ini.

h. Pelaksanaan pekerjaan ini khususnya pengecatan dasar untuk komponen bahan/ material metal, harus dilakukan sebelum komponen tersebut terpasang.

3. Pelaksanaan Pekerjaan A. Pekerjaan Pengecatan Dinding Bata dan Beton

a) Pekerjaan persiapan Sebelum Pengecatan Sebelum pelaksanaan, seluruh permukaan harus dibersihkan dari debu, lemak, kotoran atau noda lain, bekas-bekas cat yang terkelupas bagi permukaan yang pernah dicat dan dalam kondisi kering. Pemakaian kuas hanya untuk permukaan dimana tidak

mungkin menggunakan roller. Pekerjaan pengecatan semua dinding/permukaan pasangan

bata dan permukaan beton yang tampak/exposed seperti tercantum dalam Gambar Kerja.

b) Permukaan Interior dan Exterior

Lapisan Pertama Alkalli killer acrylic ex ICI Dulux Pelaksanaan pekerjaan dengan kuas/rol. Ketebalan lapisan 25 – 150 micron atau daya sebar 10 m2/liter. Tunggu selama minimum 24 jam sebelum pelaksanaan

pelapisan berikutnya. Lapisan sampai didapatkan permukaan rata Cat jenis Vinyl Acrylic Emulsion untuk interior, sedang exterior

dari jenis weathershield setara ICI Dulux. Pelaksanaan pekerjaan dengan roller. Ketebalan lapisan 25 – 40 micron atau daya sebar 11 – 17

m2/liter per lapis. Tenggang waktu antara pelapisan minimum 12 jam. Warna ditentukan kemudian.

b. Pekerjaan Pengecatan Metal/Besi a) Pekerjaan Persiapan Metal Sebelum Pengecatan

Bersihkan permukaan dari kulit giling (kerak/mill), karat, minyak, lemak serta kotoran lain secara teliti dan menyeluruh sehingga permukaan yang dimaksud menampilkan tampak metal yang halus dan mengkilap. Pekerjaan ini dilaksanakan dengan sikat

Page 62: 5. Spesifkasi Teknis Fak. Farmasi

Rencana Kerja dan Syarat – syarat Teknis (RKS)

Pembangunan Gedung Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin

Tahun 2012

- 62/102-

kawat mekanik. Akhirnya permukaan dibersihkan dengan vacuum cleaner atau sikat yang bersih.

Semua metal seperti yang tercantum dalam gambar kerja dengan ketentuan sebagai berikut : o Semua bagian/permukaan yang tampak/expose dicat

sampai cat finish. o Semua bagian/permukaan yang tidak ditampakkan/ un-

exposed, menempel pada material lain, tertutup oleh material lain, dicat hanya sampai dengan cat anti karat atau cat dasar primer.

Pekerjaan ini tidak berlaku untuk baja stainless steel. b) Pekerjaan Cat Baja/Besi

Lapisan Pertama. Cat primer jenis QD Metal Primer Red Lead setara ICI Dulux

QD Universal Primer Green. Pelaksanaan pekerjaan dengan kuas. Ketebalan 45 micron

atau daya sebar 9 - 12 m2/liter. Tunggu selama minimum 6 jam sebelum pelaksanaan

pelapisan berikutnya. Lapisan Ke Dua Cat dasar jenis Undercoat setara ICI Dulux Undercoat. Pelaksanaan pekerjaan dengan kuas. Ketebalan 35 micron atau

daya sebar 17 m2/liter. Tunggu selama minimum 6 jam sebelum pelaksanaan

pelapisan berikutnya. Lapisan Ke Tiga Cat akhir/finish jenis syntetic Super Gloss, setara ICI Dulux

Super Gloss. Pelaksanaan pekerjaan dengan kuas. Ketebalan 30 micron atau

daya sebar 11 – 14 m2/liter. Tenggang waktu antara pelapisan minimum 16 jam. Warna

ditentukan kemudian.

2.8.4. Penyelenggaraan Pekerjaan

- Semua dinding dan plafond yang akan dicat dengan cat emulsi harus dibersihkan terlebih dahulu dari debu dan kotoran, dan sebelum dicat permukaan dinding dan plafond harus diplamur dengan plamur yang telah disebutkan diatas sampai permukaannya menjadi rata, kemudian diamplas. Pengecatan dengan cat emulsi harus dilaksanakan sekurang-kurangnya dalam 3 lapisan, sampai diperoleh warna cat yang benar benar merata.

- Cat enamel harus dilaksanakan dengan cara penyemprotan atau

pelaburan. Sebelum pengecatan dilaksanakan, seluruh permukaan besi atau kayu harus dimeni terlebih dahulu denagn meni besi (untuk bahan besi) atau meni kayu (untuk bahan kayu), kemudian diamplas sampai rata.

Page 63: 5. Spesifkasi Teknis Fak. Farmasi

Rencana Kerja dan Syarat – syarat Teknis (RKS)

Pembangunan Gedung Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin

Tahun 2012

- 63/102-

- Selama pengecatan semua bagian-bagian bangunan yang tidak dicat, seperti lantai, list, allumunium, plafond, kosen dan lain sebagainya, harus dilindungi dari kemungkinan kena cat.

Bilamana dalam pengecatan, bagian-bagian tersebut terlebur atau tertetesi cairan cat, maka ia harus segera dibersihkan dengan menggunakan kain lain yang bersih. Pekerjaan cat ini harus dilaksanakan sampai diterima oleh Direksi/Konsultan Pengawas.

- Meskipun demikian, bilamana selama pekerjaan atau masa pemeliharaan

bidang-bidang yang sudah dicat dan diterima oleh Direksi/Konsultan Pengawas, ternyata terkotori atau cacat akibat pekerjaan atau orang-orang yang berada dibawah tanggung jawab Kontraktor, maka bidang tersebut harus dicat kembali sampai diterima oleh Direksi/ Konsultan Pengawas.

PEKERJAAN PLAFOND

2.8.5. Keterangan Umum

Pasal ini menguraikan semua pekerjaan penyediaan, pengiriman dan pemasangan plafond pada langit-langit yang harus dikerjakan oleh Kontraktor berdasarkan kontrak/gambar kerja.

2.8.6. Kontrol dan Batasan

Dalam melaksanakan pekerjaan ini, Kontraktor harus mengikuti semua persyaratan yang tercantum di dalam PUBI 1982, SII.0404-80, SII.0194-84, RKS ini dan semua petunjuk perintah Direksi/Konsultan Pengawas selama pekerjaan berlangsung.

2.8.7. Persyaratan Bahan

1. - Lingkup Pekerjaan a. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu untuk

melaksanakan pekerjaan ini sehingga didapat hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.

b. Pekerjaan yang dimaksud meliputi pekerjan pemasangan plafond Gypsumboard dalam bangunan dan Kalsiboard digunakan di luar bangunan atau seperti yang ditunjukkan dalam gambar.

2. Persyaratan Bahan a. Spesifikasi gypsumboard

a) Jenis : Gypsumboard b) Tebal : 9 mm c) Ukuran : 122 X 244 cm d) Fire rating : 2 jam e) Berat : 7,5 Kg/M2

b. Spesifikasi Kalsiboard a) Jenis : Kalsiboard

Page 64: 5. Spesifkasi Teknis Fak. Farmasi

Rencana Kerja dan Syarat – syarat Teknis (RKS)

Pembangunan Gedung Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin

Tahun 2012

- 64/102-

b) Tebal : 4 mm c) Ukuran : 122X244 cm d) Fire rating : 2 jam e) Berat : 7,5 Kg/M2

c. Rangka panel dari bahan metal memakai suspension system yang terdiri dari metal furing dengan modul rangka 60X120 ccm

3. Persyaratan Pelaksanaan a. Sebelum memulai pelaksanaan pemasangan, Penyedia jasa agar meneliti

gambar-gambar dan kondisi/keadaan di lapangan, dan diwajibkan kepada Penyedia jasauntuk membuat shop drawing menggambarkan mengenai system pemasangan dan juga pola pemasangan plafon.

b. Pada pekerjaan langit-langit ini perlu diperhatikan adanya pekerjaan lain yang dalam pelaksanaannya sangat berkaitan.

c. Sebelum dilaksanakan pemasangan langit-langit, pekerjan lain yang terletak diatas langit-langit tersebut harus sudah terpasang dengan sempurna antara lain elektrikal, AC, sound system, fire alarm/fire detector, sprinkler dan perlengkapan instalasi lain yang diperlukan.

d. Apabila pekerjaan-pekerjaan tersebut diatas tidak tercantum dalam gambar rencana plafond, maka harus diteliti terlebih dahulu pada gambar instalasi yang lain. Untuk detail pemasangan, Penyedia jasa harus berkonsultasi dengan Pengguna Jasa/Pengawas Lapangan/Perencana.

e. Langit-langit harus sesuai dengan pola gambar kerja dan wajib diperhatikan terhadap peil rencana. Rangka yang datar harus rata air.

2.8.8. Penyelenggaraan Pekerjaan

- Pemasangan harus dilaksanakan oleh tukang yang berpengalaman dalam

melaksanakan pekerjaan ini. - Papan gipsum dan Calciboard datar boleh dipasang setelah seluruh rangka

untuk langit-langit tersebut sudah terpasang sesuai yang tertera dalam gambar dan diterima oleh Direksi/Konsultan Pengawas. Nat-nat antara papan gipsum Calciboard harus lurus dan tidak boleh lebih dari 3 mm dengan jarak yang sama.

2.9. Pekerjaan Besi non Struktural

1. Lingkup Pekerjaan a. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu untuk

melaksanakan pekerjaan ini sehingga didapat hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.

b. Pekerjaan yang dimaksud meliputi a) Pekerjaan arsitektural b) Dan atau semua pekerjaan logam non structural sesuai yang

ditunjukkan dalam gambar kerja 2. Persyaratan Bahan

a. Bahan besi hollow tebal 2 mm atau produk lain yang disetujui Pengguna Jasa Lapangan/Pengawas Lapangan.

Page 65: 5. Spesifkasi Teknis Fak. Farmasi

Rencana Kerja dan Syarat – syarat Teknis (RKS)

Pembangunan Gedung Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin

Tahun 2012

- 65/102-

b. Pengelasan sambungan besi memenuhi persyaratan ASTM A53 type E atau type S.

c. Besi aksesoris arsitektural adalah besi dengan bentuk dan ukuran sesuai dengan yang tertera dalam gambar.

3. Persyaratan Teknis pekerjaan Besi a) Sebelum memulai pemasangan, Penyedia jasa agar meneliti

gambar-gambar dan kondisi di lapangan. b) Penyedia jasa agar terlebih dahulu membuat shop drawing

lengkap dengan petunjuk dari Pengguna Jasa/Pengawas yang meliputi gambar denah lokasi, contoh bahan, ukuran, bentuk dan kualitas untuk mendapatkan persetujuan dari Pengguna Jasa/Pengawas Lapangan.

c) Penyambungan dengan las harus dilaksanakan dengan kelipatan dan keahlian yang tinggi. Pengelasan dengan las listrik. Pekerjaan pengelasan harus dikerjakan dengan rapi, tanpa menimbulkan kerusakan pada bahan bajanya. Pengelasan harus menjamin pengakhiran yang rata dari cairan elektroda tersebut. Permukaan dari daerah yang akan dilas harus bersih dan bebas dari kotoran, cat minyak dan karat.

d) Pemberhentian pengelasan harus pada tempat yang ditentukan dan dijamin tidak akan berputar atau membengkok.

e) Setelah selesai pengelasan, sisa-sisa kerak las harus dibersihkan dengan baik.

2.10. Pekerjaan Atap Spandek

1. Lingkup Pekerjaan a. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu

lainnya untuk melaksanakan pekerjaan seperti dinyatakan dalam gambar dengan hasil yang baik dan rapi.

b. Pekerjaan ini meliputi pengadaan, penyetelan dan pemasangan penutup atap genteng metal untuk atap.

2. Persyaratan Bahan a. Bahan Dasar

Penutup atap yang digunakan adalah spandek warna dengan ketebalan 0,35 mm, warna akan ditentukan kemudian. Keterangan : AS 1445 : Standar corrugated steel sheet

AS 1562 : Standar design dan instalasi metal roofing AS 4040 : Standar metode tes sheet roofing dan wall cladding

b. Accessories dan alat bantu lainnya seperti dalam brosur digunakan harus sesuai persyaratan dari pabrik yang bersangkutan atau standar ASTM.

c. Bila penumpu dari baja, digunakan paku sekrup ukuran sesuai yang dipersyaratkan dari pabrik yang bersangkutan.

d. Paku galvanis, sekrup-sekrup, paku keling sesuai persyaratan dari pabrik. e. Penutup bubungan/jurai dari bahan yang sama.

Page 66: 5. Spesifkasi Teknis Fak. Farmasi

Rencana Kerja dan Syarat – syarat Teknis (RKS)

Pembangunan Gedung Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin

Tahun 2012

- 66/102-

3. Syarat-syarat Pelaksanaan a. Sebelum pelaksanaan dimulai, kontraktor diwajibkan memeriksa gambar-

gambar pelaksanaan termasuk lapisan-lapisan isolasi seperti yang dinyatakan dalam gambar, serta melakukan pengukuran-pengukuran setempat.

b. Kontraktor atas dasar gambar pelaksanaan diwajibkan menyediakan shop drawing yang memperlihatkan sambungan antara bahan yang satu dengan yang lain, pengakhiran-pengakhiran dan lain-lainnya yang belum/tidak tercakup dalam gambar kerja, namun memenuhi persyaratan pabrik.

c. Penyimpanan atap spandek disimpan dalam keadaan tetap kering, tidak boleh berhubungan dengan tanah/lantai dan sebaiknya disimpan di dalam gudang beratap.

d. Penyimpanan di tempat terbuka material atap harus diselimuti dengan terpal atau plastik untuk mencegah agar air hujan/embun tidak masuk kedalam celah-celah tumpukan lembaran atap. Air yang sempat masuk kedalam celah tersebut dapat memberikan cacat terhadap permukaan atap akibat kandungan asam.

e. Sebelum dimulai pemasangan, permukaan semua gording atau rangka diperiksa terlebih dahulu apakah sudah berada pada satu bidang, jika perlu dengan mengganjal atau menyetel bagian-bagian ini terhadap rangka penumpunya. Dalam keadaan apapun juga ganjal tidak boleh dipasang langsung di bawah pelat kait untuk mengatur kemiringan atap.

f. Penyetelan yang tepat akan menjamin kekuatan pengikatan antara lembaran dan plat kait. Sebaliknya penyetelan yang tidak tepat akan mengakibatkan gangguan terutama jika jarak penyangga yang kecil.

g. Untuk mendapatkan kekuatan pengikat maximum, jarak antara penyangga pertama maupun terakhir atau pelat kait terhadap ujung-ujung lembaran paling sedikit 75 mm.

h. Pada waktu pelaksanaan harus selalu diperiksa dengan seksama, untuk menghindarkan penggeseran pada pemasaran. Untuk memperbaiki kelurusan lembaran dapat distel dengan menarik pelat kait menjauhi atau menekannya ke arah lembaran pada saat pemasangan pelat itu.

i. Untuk atap dengan sudut kemiringan yang besar ataupun tegak, harus dipergunakan pengikat positif (sekrup atau baut) untuk mencegah pelat bergerak ke bawah.

j. Penekukan ke atas dilakukan pada lembaran bangunan atas yang berada di bawah penutup ujung atau nok atap. Semua penekukan dilakukan dengan

alat tekuk khusus. k. Tekukan ke atas diperlukan untuk semua atap dengan sudut kemiringan

12½ – 90 derajat agar air tidak masuk dalam bangunan. Penekukan dilakukan sebelum atau sesudah pemasangan dalam hal terakhir diperlukan ruang dengan jarak 50 mm pada sisi ujung lembaran untuk ruang gerak alat teknik.

l. Penekukan ke bawah dilakukan pada lembaran bagian bawah atau sisi bagian talang dari atap. Fungsinya mencegah mengalirnya air pada sisi bawah atap ke dalam bangunan.

Page 67: 5. Spesifkasi Teknis Fak. Farmasi

Rencana Kerja dan Syarat – syarat Teknis (RKS)

Pembangunan Gedung Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin

Tahun 2012

- 67/102-

m. Pada hampir semua pekerjaan pemasangan atap perlu dilakukan pemotongan-pemotongan lembaran ataupun penutupnya dengan gergaji atau gurinda, atau juga dilakukan pengeboran lobang-lobang pengikat.

n. Semua sisa-sisa pekerjaan (serbuk gergaji, sisa potongan dan lain-lain yang berupa kotoran), harus dibersihkan dari atas permukaan atap, agar tidak terjadi pengaratan.

o. Sapulah seluruh permukaan atap sampai bersih dengan sapu, lalu berikan perhatikan khusus pada daerah-daerah dimana pengeboran atau penggergajian telah dilakukan. Juga bersihkan semua talang-talang.

p. Hasil pemasangan harus datar dengan kelandaian yang cukup agar tidak terjadi kebocoran.

q. Pelaksanaan pemasangan penutup atap ini, harus sesuai dan mengikuti persyaratan dari pabrik bahan yang digunakan berikut kelengkapannya serta petunjuk-petunjuk Pengawas lapangan dan atau Pemberi Tugas.

4. Syarat Pemeliharaan a. Perbaikan

Pemasangan pekerjaan finishing atap yang tidak rapi, mengalami cacat atau rusak harus segera diperbaiki atas biaya Pemborong.

b. Pengamanan Setelah pemasangan pekerjaan finishing atap selesai, permukaan atap harus dibersihkan sehingga diperoleh hubungan permukaan satu dengan lainnya menjadi rapat, rapi pada posisinya.

5. Syarat Penerimaan a. Hasil pemasangan pekerjaan finishing atap ini harus rapat pada posisinya

dan rapi. b. Hasil pemasangan pekerjaan finishing atap harus merupakan pekerjaan

yang sempurna dan tidak boleh mengakibatkan kebocoran. 2.11. Pekerjaan Lisplank

1. Lingkup Pekerjaan Meliputi pekerjaan lisplank serta alat-alat perlengkapan seperti yang dinyatakan/ditunjukkan dalam gambar.

2. Persyaratan Bahan a. Bahan : Dari bahan metal (talang) sesuai dengan bahan

atap spandek b. Bentuk/ukuran : Sesuai detail gambar c. Ukuran : Tebal 0,55 mm (talang)

3. Syarat-syarat Pelaksanaan a. Semua bahan sebelum dikerjakan, harus ditunjukkan kepada Pengawas

lapangan dan atau Pemberi Tugas untuk mendapatkan persetujuan. Dilengkapi dengan ketentuan/persyaratan pabrik yang bersangkutan. Material yang tidak disetujui harus diganti tanpa biaya tambahan.

b. Jika dipandang perlu diadakan penukaran/penggantian, maka bahan-bahan pengganti harus yang disetujui Pengawas lapangan dan atau Pemberi Tugas berdasarkan contoh yang diajukan Kontraktor.

Page 68: 5. Spesifkasi Teknis Fak. Farmasi

Rencana Kerja dan Syarat – syarat Teknis (RKS)

Pembangunan Gedung Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin

Tahun 2012

- 68/102-

c. Sebelum pemasangan dimulai, Kontraktor harus meneliti gambar-gambar yang ada dan kondisi di lapangan termasuk mempelajari bentuk, pola, penempatan, cara pemasangan dan detail-detail sesuai gambar.

d. Kecuali peralatan/bahan yang tampak pada gambar, Kontraktor tidak diperkenankan untuk memasang bahan lain tanpa persetujuan Pengawas lapangan dan atau Pemberi Tugas.

e. Bila ada kelainan dalam hal apapun antara gambar, spesifikasi dan lainnya, maka Kontraktor harus segera melaporkan kepada Pengawas lapangan dan atau Pemberi Tugas.

f. Kontraktor tidak dibenarkan memulai pekerjaan disuatu tempat bila ada kelainan/perbedaan di tempat itu, sebelum kelainan/perbedaan di tempat tersebut diselesaikan.

g. Kontraktor wajib memperbaiki/mengulangi/mengganti bila ada kerusakan yang terjadi selama masa pelaksanaan dan masa garansi, atas biaya Kontraktor, selama kerusakan tersebut bukan disebabkan oleh tindakan Pemilik/Pemakai.

h. Semua bahan untuk pekerjaan ini harus ditinjau, diuji baik pada pembuatan, pengerjaan maupun pelaksanaan di lapangan.

i. Bila Pengawas lapangan dan atau Pemberi Tugas memandang perlu adanya pengujian maka segala biaya dan fasilitas yang dibutuhkan untuk itu menjadi tanggung jawab Kontraktor.

j. Permukaan dasar pemasangan talang dan lisplank sopi-sopi harus rata dan talang dipersiapkan sesuai kemiringannya terhadap lubang roof drain yang telah dipersiapkan untuk pekerjaan tersebut.

k. Pelaksanaan pemasangan harus dikerjakan oleh ahli yang berpengalaman.

4. Syarat-syarat Pelaksanaan f. Perbaikan

Setiap pekerjaan talang metal dan lisplank yang rusak harus diperbaiki dengan cara-cara yang dianjurkan oleh pabriknya.

Perbaikan harus dilaksanakan sedemikian rupa hingga tidak merusak pekerjaan finishing lainnya.

Apabila ada pekerjaan finishing yang rusak akibat perbaikan pekerjaan talang metal dan lisplank ini maka kerusakan pekerjaan finishing tersebut harus segera diperbaiki.

b. Pengamanan Sesudah pekerjaan talang metal dan lisplank ini selesai terpasang,

permukaannya harus dilindungi dengan bahan pelindung yang memadai atas biaya pemborong.

Sesudah pekerjaan atap tembaga ini terpasang permukaannya harus dijaga terhadap kemungkinan-kemungkinan terkena cairan-cairan dan bahan kimia dan benda-benda lain yang mungkin bisa menimbulkan cacat, noda-noda dan sebagainya.

Apabila hal ini terjadi, Pemborong harus memperbaiki cacat tersebut hingga pulih kembali seperti semula.

Page 69: 5. Spesifkasi Teknis Fak. Farmasi

Rencana Kerja dan Syarat – syarat Teknis (RKS)

Pembangunan Gedung Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin

Tahun 2012

- 69/102-

5. Standard Penerimaan Setiap pekerjaan talang metal dan lisplank sopi-sopi aluminium yang dipasang harus tepat pada posisinya dan rapat satu sama lain dan terjamin hubungan kerapiannya.

Page 70: 5. Spesifkasi Teknis Fak. Farmasi

Rencana Kerja dan Syarat – syarat Teknis (RKS)

Pembangunan Gedung Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin

Tahun 2012

- 70/102-

BAB III PEKERJAAN PENDUKUNG

3.1. PEKERJAAN JALAN LINGKUNGAN DAN AREA PARKIR

3.1.1. Pekerjaan Paving Stone/Interlocking Block

a. Yang termasuk lingkup pekerjaan ini adalah jalan dan jalan setapak sesuai yang ditunjukkan dan tertera pada gambar-gambar berikut pekerjaan-pekerjaan lain yang berhubungan dengan pekerjaan tersebut.

b. Bahan dan Persyaratan :

- Sirtu

Batu pecah / sirtu untuk Base Course sesuai spesifikasi Binamarga No. 01/ST/BM/1972. Sirtu setelah diratakan dan dipadatkan harus mempunyai ketebalan 300 mm.

- Pasir untuk Laying Course

Pasir untuk laying course harus merupakan pasir yang tajam (sharp sand) dan bersih, dengan kadar tanah atau salt tidak lebih dari 3% (berat) dan tidak lebih dari 15% yang tertahan pada saringan 2,36 mm, di Indonesia dikenal dengan pasir extra beton. Pasir tersebut pada waktu akan dipergunakan harus dalam keadaan benar-benar kering.

Pasir untuk laying course setelah diratakan dan dipadatkan harus mempunyai ketebalan 100 mm. Profil dari permukaan pasir yang belum dipadatkan harus sama dengan profil permukaan yang dikehendaki dan ketebalan sebelum dipadatkan kurang lebih 10 s.d 12 cm.

- Paving Block Paving blok yang dipakai utuk sarana jalan dan parkir mempunyai ketebalan t = 8 cm dengan kualitas K300

c. Pemasangan Interlocking Block :

- Interlocking block dipasang diatas permukaan pasir yang belum dipadatkan tetapi telah diratakan.

- Pasangan tersebut kemudian harus dipadatkan dengan menggunakan

vibrating plat compactor sebanyak 3 kali jalan, sebelum pasir untuk penggilingan celah-celah ditebarkan.

Page 71: 5. Spesifkasi Teknis Fak. Farmasi

Rencana Kerja dan Syarat – syarat Teknis (RKS)

Pembangunan Gedung Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin

Tahun 2012

- 71/102-

- Celah-celah atau nat-nat (Joint spacing) pada pasangan interlocking tidak boleh lebih dari 4 mm, maka pasangan tersebut harus dibongkar dan diperbaiki lagi.

- Jarak antara garis kanstin dengan interblock tidak boleh lebih besar

dari 4 mm, dan tidak boleh dicor dengan adukan. Apabila tidak demikian, maka pasangan tersebut harus dibongkar dan diperbaiki lagi.

- Pemotongan di daerah pinggir harus menggunakan mesin potong

khusus, apabila tidak disebutkan lain dalam design, maka profile minimal 2,5% dengan toleransi 10 mm.

- Penyimpangan/deviasi pada permukaan datar 8 mm, diukur pada tiap 3

meter garis lurus dan perbedaan maksimal antara level (ketinggian) sebuah interblock dengan lainnya tidak lebih dari 2 mm.

- Pada jarak 1 meter dari tempat-tempat yang belum diberi tahanan atau

tanggal (Kerb) tidak dipadatkan terlebih dahulu. Pasir yang sesuai untuk laying course, kemudian disapu diatas permukaan interblock dan kemudian terakhir dipadatkan lagi dengan vibrator 3 kali jalan.

- Untuk mendapatkan permukaan pavement interblock yang rata (level),

alat roller (+ 3 ton) dijalankan diatas pavement tersebut beberapa kali. - Bila terjadi pemberhentian pasangan, baris terakhir dari interblock

harus dibongkar dulu pada waktu pekerjaan dilanjutkan. 3.2. PEKERJAAN KANSTIN BETON

3.2.1. Keterangan Umum

Pekerjaan Kanstin Beton pada batas antara trotoir dengan jalan harus dilaksanakan oleh Kontraktor sesuai dengan ketentuan yang tercantum pada pasal ini.

3.2.2. Kontrol dan Batasan

Kanstin beton harus dilaksanakan oleh Kontraktor dengan mengikuti semua ketentuan yang tercantum pada PBI 1971, RKS ini dan semua perintah dan petunjuk yang disampaikan oleh Direksi/Konsultan Pengawas selama pekerjaan berlangsung.

Page 72: 5. Spesifkasi Teknis Fak. Farmasi

Rencana Kerja dan Syarat – syarat Teknis (RKS)

Pembangunan Gedung Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin

Tahun 2012

- 72/102-

3.2.3. Persyaratan Bahan

a. Semen

Semen yang dipakai untuk pekerjaan kanstin beton ini harus sesuai dengan yang tercantum pada Bab II ayat 2.1.3. point 1. RKS ini.

b. Agregat

Semua agregat yang akan dipakai untuk pekerjaan kanstin beton harus mengikuti ketentuan yang tercantum pada Bab II ayat 2.1.3. point 2. RKS ini.

c. A i r Air yang dipakai untuk pekerjaan kanstin beton harus mengikuti ketentuan yang tercantum pada Bab II ayat 2.1.3. point 3 RKS ini.

3.2.4. Penyelenggaraan Pekerjaan

- Kanstin beton harus dilaksanakan dengan menggunakan cetakan yang

terbuat dari besi atau kayu bayan, untuk memperoleh hasil cetakan yang bermutu baik. Cetakan harus dibuat/dirakit rapih, sehingga akan diperoleh mutu kanstin yang lurus, rata dan tidak keropos. Gambar dari rencana cetakan kanstin ini harus diajukan kepada Direksi/Konsultan Pengawas untuk disetujui.

- Dalam gambar tersebut tercantum keterangan lengkap tentang ukuran

cetakan, bahan, detail cetakan dan cara perakitannya dilapangan. - Pencampurannya harus dilaksanakan secara mekanis untuk memperoleh

mutu yang homogen. Pengecorannya harus dilaksanakan pada tempat yang khusus, dengan faktor kebersihan yang selalu dapat dijaga dan tempat tersebut harus sedemikian rupa sehingga memudah-kan pekerjaan.

- Pemasangan di tempat hanya diperkenankan setelah beton kanstinnya

cukup keras dan atas persetujuan Direksi/Konsultan Pengawas. Nat antar kanstin sedemikian rupa agar tidak lebih dari 0,5 cm dan lurus.

Page 73: 5. Spesifkasi Teknis Fak. Farmasi

Rencana Kerja dan Syarat – syarat Teknis (RKS)

Pembangunan Gedung Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin

Tahun 2012

- 73/102-

PEKERJAAN LAIN - LAIN

4.1. PEKERJAAN GROUND TANK

4.1.1. Keterangan Umum

Pekerjaan Ground Tank adalah pekerjaan pembangunan Gorund Tank yang tertanam didalam tanah dari beton Bertulang dengan bentuk dan ukuran sesuai gambar. Rumah pompa/rumah Genset berada bersebelahan dengan Ground Tank. Pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh Kontraktor sesuai dengan ketentuan yang tercantum pada pasal ini.

4.1.2. Kontrol dan Batasan

Bangunan harus dilaksanakan oleh Kontraktor dengan mengikuti semua ketentuan yang tercantum pada PBI 1971, RKS ini dan semua perintah dan petunjuk yang disampaikan oleh Direksi/Konsultan Pengawas selama pekerjaan berlangsung.

4.1.3. Persyaratan Bahan

a. Beton dan Besi beton

Beton dan besi beton yang dipakai untuk pekerjaan beton bertulang pada Ground Tank ini harus sesuai dengan yang tercantum pada Syarat Syarat pekerjaan Beton RKS Struktur. Mutu beton K – 300.

b. Waterproofing Waterproofing yang digunakan untuk waterproofing Ground tank adalah waterproofing coating.

c. Pasangan Bataco Press dan Plesteran serta Cat Pasangan Bataco Press digunakan sebagai dinding dari Rumah Pompa, kemudian diplester aci dan difinish dengan cat. Syarat syarat pekerjaan harus bataco, plesteran dan cat mengikuti ketentuan yang tercantum pada RKS ini.

4.1.4. Penyelenggaraan Pekerjaan

- Dalam gambar tersebut tercantum keterangan lengkap tentang ukuran ,

bahan.

Page 74: 5. Spesifkasi Teknis Fak. Farmasi

Rencana Kerja dan Syarat – syarat Teknis (RKS)

Pembangunan Gedung Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin

Tahun 2012

- 74/102-

- Pelaksanaan pekerjaan harus mengikuti ketentuan dan urutan kerja yang benar. Pengecoran beton harus dilaksanakan sesuai dengan RKS struktur mulai dari pekerjaan bekisting, pembesian sd pengecoran. Beton harus dijaga dan dipelihara dengan baik.

- Untuk pekerjaan waterproofing harus mengajukan persetujuan material nya

terlebih dahulu kepada Konsultan Pengawasdan didalam pelaksanaannya sebaiknya menggunakan jasa Aplikator yang direkomendasi oleh suplier. Waterproofing harus digaransi selama minimal 5 tahun.

4.2. Pekerjaan Pengecoran lantai dasar dengan beton dan tulangan besi

4.2.1. Keterangan Umum

Pekerjaan pengecoran lantai dasar termasuk pula pekerjaan urugan tanah dan pasir urug pada lantai dasar didalam bangunan sesuai gambar kerja. Pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh Kontraktor sesuai dengan ketentuan yang tercantum pada pasal dibawah ini.

4.2.2. Kontrol dan Batasan

Pekerjaan harus dilaksanakan oleh Kontraktor dengan mengikuti semua ketentuan yang tercantum pada PBI 1971 dan RKS ini dan semua perintah dan petunjuk yang disampaikan oleh Direksi/Konsultan Pengawas selama pekerjaan berlangsung.

4.2.3. Persyaratan Bahan

Beton dan besi beton yang dipakai untuk pekerjaan ini adalah beton mutu K – 275 dan besi beton Ø 10 mm

4.2.4. Penyelenggaraan Pekerjaan

- Dalam gambar tersebut tercantum keterangan lengkap tentang ukuran ,

bahan. - Pelaksanaan pekerjaan harus mengikuti ketentuan dan urutan kerja yang

benar. Pengurugan padat harus benar benar padat dan pekerjaan urugan pasir baru dapat dilaksanakan setelah mendapat izin dari Konsultan Pengawas. Pengecoran beton harus dilaksanakan sesuai dengan RKS struktur mulai dari pekerjaan bekisting, pembesian sd pengecoran.

Page 75: 5. Spesifkasi Teknis Fak. Farmasi

Rencana Kerja dan Syarat – syarat Teknis (RKS)

Pembangunan Gedung Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin

Tahun 2012

- 75/102-

BAGIAN - III

SYARAT-SYARAT TEKNIS PEKERJAAN MEKANIKAL, ELEKTRIKAL & PLUMBING

BAB I

PEKERJAAN INSTALASI PLUMBING

1.1. UMUM

1.1.1. Kontraktor harus mengikuti/memenuhi persyaratan yang ditulis dalam buku ini, juga mengikuti/memenuhi persyaratan umum yang dikeluarkan oleh Konsultan Pengawas dan Pemberi Tugas.

1.1.2. Dalam penawaran, Kontraktor wajib melampirkan daftar perincian peralatan/

bahan yang akan dipasang. 1.1.3. Dalam penawaran, Kontraktor wajib menyertakan brosure, katalog, diagram

ukuran, warna, keterangan-keterangan lain yang diterbitkan oleh pabrik pembuat dan menandai spesifikasi peralatan/bahan yang akan dipasang dengan jelas.

1.1.4. Kontraktor wajib menyertakan ahli yang ditunjuk oleh pabrik pembuat peralatan

yang dipasang untuk mengawasi, memeriksa dan menyetel peralatan-peralatan sehingga sistem beroperasi dengan sempurna.

1.1.5. Jika Kontraktor menemukan kesalahan dalam gambar perencanaan, atau

spesifikasi teknisnya maka Kontraktor wajib memberikan kepada Konsultan Pengawas secara tertulis untuk mendapat penjelasan.

1.1.6. Kontraktor harus membuat gambar-gambar instalasi yang diperlukan sebelum

memulai pekerjaan untuk diperiksa dan disyahkan oleh Konsultan Perencana, Konsultan Pengawas dan Pemberi Tugas (Shop Drawing).

1.1.7. Kontraktor wajib menyerahkan contoh peralatan/bahan yang akan dipasang

kepada Konsultan Pengawas jika diminta. Jika contoh yang diberikan di tolak oleh Konsultan Pengawas, Kontraktor wajib mengganti.

1.1.8. Peralatan yang dipasang harus memenuhi persyaratan-persyaratan pengujian,

yaitu pengujian pabrik dan pengujian dari instalasi yang bersangkutan 1.1.9. Semua peralatan/bahan/instalasi harus baru dan dirancang khusus untuk

daerah tropis dan mendapat jaminan dari pabrik pembuatnya.

Page 76: 5. Spesifkasi Teknis Fak. Farmasi

Rencana Kerja dan Syarat – syarat Teknis (RKS)

Pembangunan Gedung Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin

Tahun 2012

- 76/102-

1.1.10. Jika dikarenakan pekerjaan, Kontraktor harus membongkar, membobok menggali dan lain-lain, Kontraktor harus mengembalikan seperti keadaan semula.

1.1.11. Kontraktor harus memperhitungkan adanya pembobokan dinding untuk

pemasangan plumbing.

1.1.12. Kontraktor harus membersihkan lingkungan kerja setelah pemasangan. 1.1.13. Kontraktor wajib menyediakan tenaga ahli yang di tempatkan dilokasi Full Time.

1.1.14. Kontraktor harus melakukan koordinasi dengan Kontraktor lain (Sipil dsb), atas

petunjuk Konsultan Pengawas sehingga diperoleh hasil kerja yang baik dan memuaskan.

1.1.15. Jika karena kesalahan atau kelalaian Kontraktor, menyebabkan instalasi

berbeda dengan “Shop Drawing” yang sudah disetujui atau peralatan-peralatan yang dipasang tidak memenuhi syarat, maka Kontraktor harus membongkar, memperbaiki, mengganti peralatan/bahan dan mengem-balikan keadaan sekelilingnya. Biaya-biaya yang ditimbulkan karena hal diatas, menjadi tanggung jawab Kontraktor.

1.1.16. Kontraktor wajib menyerahkan gambar terpasang (As-Built Drawing) kepada

Konsultan Pengawas dengan jumlah rangkap yang akan ditentukan kemudian, untuk semua pekerjaan yang telah dikerjakan.

1.1.17. Setelah pemasangan sistem selesai, Kontraktor wajib mengadakan

pengetesan/percobaan untuk menunjukkan bahwa sistem dipasang dengan benar, memenuhi persyaratan dan bekerja dengan baik. Hasil Pengujian harus dibuatkan Berita Acara Yang disahkan oleh Konsultan Pengawas.

1.1.18. Dalam pekerjaan ini Kontraktor harus mempunyai PAS INSTALATUR PAM

(Perusahaan Air Minum), golongan yang sesuai dan masih berlaku pada saat pelaksanaan pekerjaan.

1.1.19. Untuk mendapatkan hasil pekerjaan Plumbing yang baik dan memuaskan,

maka persyaratan peralatan dan instalasi harus sesuai dengan Pedoman Plumbing Indonesia yang terbaru.

1.2. LINGKUP PEKERJAAN

Yang dicakup dalam lingkup pekerjaan instalasi plumbing meliputi :

1.2.1. Pengadaan/penyediaan dan pemasangan sistem instalasi pipa air bersih serta kelengkapannya untuk bangunan.

1.2.2. Pengadaan/penyediaan dan pemasangan sistem instalasi pipa air kotor, pipa air bekas dan pipa vent serta kelengkapannya untuk bangunan.

Page 77: 5. Spesifkasi Teknis Fak. Farmasi

Rencana Kerja dan Syarat – syarat Teknis (RKS)

Pembangunan Gedung Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin

Tahun 2012

- 77/102-

1.2.3. Pengadaan/penyediaan dan pemasangan fixture-fixture plumbing dan

kelengkapannya untuk bangunan.

1.2.4. Pengadaan/penyediaan dan pemasangan pompa air bersih dan kelengkapannya.

1.3. KETENTUAN-KETENTUAN TEKNIS

1.3.1. Instalasi Pipa Air Bersih Untuk Bangunan

1. Pipa Jenis pipa yang digunakan untuk instalasi pipa air bersih adalah pipa PVC kelas AW dengan kemampuan tekanan kerja sebesar 8 kg/cm².

2. Katup Pipa (Gate Valve)

Untuk katup penutup yang mempunyai diameter 3 inci atau kurang, menggunakan katup penutup dari bronze dengan sistem penyambungan menggunakan ulir.

3. Katup Satu Arah (Check Valve & Foot Valve)

Untuk katup satu arah yang mempunyai diameter 3 inci atau kurang, menggunakan katup satu arah dari bahan bronze dengan sistem penyambungan menggunakan ulir.

4. Tee, Knee, Reducer, Elbow, Plug dan Socket

Semua sambungan-sambungan pipa seperti tee, knee, reducer, union, elbow, plug, socket terbuat dari bahan yang sama dengan bahan pipanya (PVC). Semua sambungan-sambungan tersebut di atas harus buatan pabrik. Sambungan dengan diameter 3 inci ke bawah menggunakan sambungan ulir.

5. Standar Kualitas

Standar kualitas yang dipergunakan untuk pipa adalah Pralon, Wavin, Unilon atau yang setara. Sedangkan standar kualitas yang dipergunakan untuk fitting-fitting (tee, elbow, union, Knee, socket, reducer, plug) adalah Wavin, Rucika atau yang setara.

1.3.2. Instalasi Pipa Air Kotor untuk Bangunan

1. Pipa Jenis pipa yang digunakan untuk instalasi air kotor ini adalah pipa PVC kelas AW, dengan kemampuan tekanan kerja sebesar 8 kg/cm2.

2. Sambungan-Sambungan

Page 78: 5. Spesifkasi Teknis Fak. Farmasi

Rencana Kerja dan Syarat – syarat Teknis (RKS)

Pembangunan Gedung Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin

Tahun 2012

- 78/102-

Sambungan-sambungan pipa seperti clean out, reducer, tee Y, elbow, harus buatan pabrik dengan bahan yang sama dengan pipanya.

3. Standard Kualitas

Standar kualitas yang dipergunakan untuk pipa adalah Pralon, Wavin, Unilon atau yang setara. Sedangkan standar kualitas yang dipergunakan untuk fitting-fitting (tee, elbow, union, Knee, socket, reducer, plug) adalah Wavin, Rucika atau yang setara.

1.3.3. Pompa

Pompa air bersih harus mempunyai spesifikasi sebagai berikut :

1. Supply Water Pump :

Kapasitas : Q = 200 liter / menit Head : H = 37 mka Daya : N = 380 V/3 Phase/50 Hz Putaran : n = 1450 rpm

2. Pompa Air Bersih Terdiri Atas Komponen-komponen :

1. Casing Casing dari pompa terbuat dari besi cor.

2. Impeller

Impeller dari pompa terbuat dari bahan bronze

3. Shaft Shaft (poros) dari pompa terbuat dari bahan stainless steel.

4. Gland Packing

Gland packing dari pompa terbuat dari bahan asbestos.

5. Coupling Coupling yang menghubungkan poros pompa dengan poros motor listrik, digunakan jenis coupling flens yang luwes.

6. Motor listrik

Motor listrik yang digunakan bertegangan 380 Volt, tiga phasa, frekuensi 50 Hz. Motor listrik ini di-start dengan “Star-Delta” Starter.

7. Bed Plate Bed Plate dari pompa dan motor listrik harus dari bahan besi cor.

8. Standar Kualitas

Page 79: 5. Spesifkasi Teknis Fak. Farmasi

Rencana Kerja dan Syarat – syarat Teknis (RKS)

Pembangunan Gedung Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin

Tahun 2012

- 79/102-

Standar kualitas pompa air bersih yang digunakan adalah Equal, Lowara atau yg setara.

1.3.4. Primary Tank

1. Primary tank berfungsi untuk pengisian air pancingan sewaktu menjalankan pompa pada saat pertama dijalankan.

2. Kapasitas dari Primary Tank = 2 m3, dilengkapi dengan lubang untuk drain

dan overflow. Selain itu Primary Tank juga dilengkapi dengan gelas penduga untuk mengetahui air di Primary Tank habis atau tidak.

3. Primary Tank terbuat dari Stailess steel. 4. Standard kualitas Primary Tank ex lokal buatan Pabrik.

1.3.5. Water Level Control

1. Water Level Control dilengkapi pada Reservoir air bawah dan pada menara air, dan semuanya berhubungan dengan Panel Control Pompa.

2. Water Level Control yang digunakan dari jenis electroda.

3. Standar Kualitas Water Level Control ex Omron atau yang setara.

1.3.6. Panel Kontrol Pompa

Perlengkapannya pada Panel Control terdiri dari :

1. Pilot lamp yang menunjukkan power supply berfungsi pada setiap phasa

dari motor. Kegagalan power pada satu phasa dari supply untuk pompa akan menjalankan alarm secara otomatis.

2. On/Off/Auto Selector Switch harus dilengkapi untuk semua pompa. 3. “Start” dan “Stop” Push Button Switch harus dilengkapi untuk semua

pompa. 4. Lampu penunjuk “Running” dan “Stop” dilengkapi untuk seluruh pompa.

Lampu dengan warna hijau untuk menunjukkan pompa “Running” dan lampu warna merah untuk menunjukkan pompa “Stop”.

1.3.7. Fixtures

a. Pekerjaan Wastafel

Wastafel digunakan adalah merk TOTO atau setara, lengkap dengan segala accessoriesnya seperti tercantum dalam brosurnya.

Page 80: 5. Spesifkasi Teknis Fak. Farmasi

Rencana Kerja dan Syarat – syarat Teknis (RKS)

Pembangunan Gedung Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin

Tahun 2012

- 80/102-

Khusus diruang pantry service sink merk TEKA dengan kran Kitchen sink tipe T30 AR 13 V7N.

Wastafel dan perlengkapannya yang dipasang adalah yang telah diseleksi baik tidak ada bagian yang gompal, retak atau cacat-cacat lainnya dan telah disetujui oleh Pengawas lapangan.

Ketinggian dan konstruksi pemasangan harus disesuaikan gambar untuk itu serta petunjuk-petunjuk dari produsennya dalam brosur. Pemasangan haur baik, rapi, waterpass dan dibersihkan dari semua kotoran dan noda dan penyambungan instalasi plumbingnya tidak boleh ada kebocoran-kebocoran.

b. Pekerjaan Urinal Urinal berikut kelengkapannya yang digunakan adalah merk TOTO

atau setara. Type yang dipakai adalah Moslem type Wall Hung Urinal dengan fitting ( U 57 M ) dan partisi urinal merk TOTO type A 100.

Urinal yang dipasang adalah urinal yang telah diseleksi dengan baik, tidak ada bagian-bagian yang gompal, retak dan cacat lainnya dan telah disetujui Pengawas lapangan.

Pemasangan urinal pada tembok menggunakan baut fischer stainless steel dengan ukuran yang cukup menahan beban seberat 20 Kg tiap baut.

Setelah urinal terpasang, lletak dan ketinggian pemasangan harus sesuai gambar untuk it, baik waterpassnya. Semua celah-celah yang mungkin ada, antar dinding dengan urinal, ditutup dengan semen berwarna sama dengan urinal sempurna. Sambungan instalasi plumbingnya harus baik tidak ada kebocoran-kebocoran air.

c. Pekerjaan kloset Kloset duduk berikut segala kelengkapannya yang dipakai adalah

merk American Standard atau setara, warna akan ditentukan kemudian

Untuk kelengkapan Jet washer. Kloset beserta kelengkapannya yang dipasang adalah yang telah

diseleksi dengan baik, tidak ada bagian yang gompal, retak atau cacat-cacat lainnya dan telah disetujui Pengawas lapangan.

Kloset harus terpasang dengan kokoh letak dan ketinggian sesuai gambar, waterpass. Semua noda-noda harus dibersihkan, sambungan-sambungan pipa tidak ada kebocoran-kebocoran.

d. Perlengkapan Toilet

Di toilet-toilet umum, dimana ditunjukkan dalam gambar dipasang perlengkapan-perlengkapan kran dinding, tempat sabun (SN6), tempat kertas rol (S20.T3 dan lain-lain seperti yang ditunjukkan pada gambar..

Perlengkapan-perlengkapan tersebut harus dalam keadaan baik tanpa ada cacat-cacat, sudah mendapat persetujuan Pengawas lapangan. Letak pemasangan disesuaikan gambar-gambar untuk itu dan cara-cara pemasangan mengikuti petunjuk-petunjuk dari produsen seperti diterangkan dalam brosur-brosur yang bersangkutan.

Page 81: 5. Spesifkasi Teknis Fak. Farmasi

Rencana Kerja dan Syarat – syarat Teknis (RKS)

Pembangunan Gedung Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin

Tahun 2012

- 81/102-

e. Pekerjaan Kran

Ukuran disesuaikan keperluan masing-masing sesuai dengan gambar plumbing brosur alat-alat sanitary.

Kran-kran tembok dipakai yang berleher panjang dan mempunyai ring dudukan yang dipasang menempel pada dinding type yang sama. Kran-kran yang dipasang di halaman harus mempunyai ulixsink diruang saji dan dapur disambung dengan pipa leher angsa (extension).

Kran-kran harus dipasang pada pipa air bersih dengan kuat, siku , penempatannya harus sesuai dengan gambar-gambar.

f. Floor Drain dan Clean Out Floor drain dan cleanout yang digunakan adalah floor drain merk

TOTO ( TX 1 BN ) atau American Standard dilengkapi dengan siphon dan penutup berengsel untuk floor drain dan doperchroom dengan draad untuk clean out.

Floor drain dipasang ditempat-tempat sesuai dengan gambar. Floor drain yang dipasang telah diseleksi baik, tanpa cacat dan

disetujui Management Konstruksi. Pada tempat-tempat yang aka dipasang floor drain, penutup lantai

harus dilubangi denga rapih, menggunakan pahat kecil dengan bentuk dan ukuran, sesuai ukuran floor drain tersebut.

Hubungan pipa meta dengan beton/ lantai menggunakan perekat beton kedap air.

Setelah floor drain dan clean out terpasang, pasangan harus rapih waterpass, dibersihkan dari noda-noda semen dan tidak ada kebocoran.

1.4. PEMASANGAN

1.4.1. Umum

1. Sebelum mulai pelaksanaan, Kontraktor terlebih dahulu mengajukan contoh-contoh bahan yang akan digunakan kepada Direksi / Konsultan Pengawas, untuk disetujui oleh Perencana dan Direksi/ Konsultan Pengawas.

2. Tempat dimana akan dipasang alat-alat sanitair tersebut harus disiapkan

terlebih dahulu dengan teliti. Ukuran-ukuran harus diperiksa kembali, apakah masih sesuai dengan gambar perencanaan, apabila alat-alat tersebut sudah terpasang. Khusus untuk type kloset lubang yang tersedia harus diukur kembali posisinya terhadap ruang toilet apakah sudah tepat seperti yang tertera dalam gambar.

3. Pemasangan alat-alat sanitair tersebut diatas dilakukan dengan memperhatikan pedoman-pedoman yang diajurkan dari pabriknya.

1.4.2. Pipa dan Sambungan-sambungannya

Page 82: 5. Spesifkasi Teknis Fak. Farmasi

Rencana Kerja dan Syarat – syarat Teknis (RKS)

Pembangunan Gedung Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin

Tahun 2012

- 82/102-

1. Pipa Diatas Tanah

- Pipa tidak boleh menembus kolom, kaki kolom, kepala kolom, atau

balok, tanpa mendapatkan ijin dari Direksi/Konsultan Pengawas. - Semua pipa harus diikat dengan kuat, dengan penggantung atau

angker, untuk menjaga agar tidak berubah tempat, agar inklinasinya tetap, untuk mencegah timbulnya getaran dan harus sedemikian rupa sehingga masih memungkinkan berekspansi oleh perubahan temperatur.

- Pipa horizontal yang digantung dengan penggantung harus dapat

diatur dengan jarak antara penggantung maximal 1,5 meter. Untuk pipa air kotor kemiringan pipa minimum 1%.

- Kontraktor harus mengajukan konstruksi dari sistem penggantungan

untuk disetujui Direksi/Pegawas. Penggantung dari kawat atau rantai tidak boleh digunakan.

- Penggantung atau penumpu pipa harus diikat pada konstruksi

bangunan dengan “Angker” yang dipasang pada waktu pengecoran beton, atau dengan cara penembakan dengan baut tembok (ramset).

- Type vertikal harus ditumpu dengan klem, jarak maksimum antara 2

meter.

2. Pipa di Dalam Tanah

- Galian pipa dalam tanah harus dibuat dengan kedalaman dan kemiringan yang tepat. Kemiringan pipa minimum adalah 2%.

- Dalam lubang galian harus cukup stabil dan rata, sehingga seluruh

panjang pipa terletak/tertumpu dengan baik. - Pipa air bersih dan pipa pembuangan air kotor, tidak boleh diletakkan

pada lubang yang sama. - Setelah pipa dipasang pada lubang galian, semua kotoran dibuang dari

lubang galian dan setelah diperiksa oleh Direksi/Konsultan Pengawas, maka lubang-lubang galian tersebut dapat ditutup dengan tanah bekas galian tersebut, atau dengan bahan lain yang disetujui.

- Pipa air bersih sebelum diletakkan di dalam tanah harus dicat dengan cat anti karat atau flinkote.

- Penimbunan lubang galian harus sedemikian rupa sehingga tidak

mengganggu/mengubah letak pipa.

Page 83: 5. Spesifkasi Teknis Fak. Farmasi

Rencana Kerja dan Syarat – syarat Teknis (RKS)

Pembangunan Gedung Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin

Tahun 2012

- 83/102-

3. Sparing Untuk Pipa-pipa

- Sparing untuk pipa harus dipasang dengan baik setiap kali pipa

tersebut menembus konstruksi beton. - Sparing harus mempunyai ukuran yang cukup untuk memberikan

kelonggaran kira-kira 5 mm diluar pipa. - Sparing untuk dinding dibuat dari pipa baja yang dilas ke beberapa

anker. - Rongga antara pipa dan sparing harus di-seal.

4. Sambungan-sambungan Pipa

- Semua sambungan yang menghubungkan pipa-pipa dengan luas

penampang yang berbeda harus menggunakan “Reducer” buatan pabrik.

- Sedapat mungkin harus digunakan belokan-belokan (elbow) dengan

“Long Radius” belokan-belokan dengan jenis “SHORT RADIUS” hanya di belokan untuk penggunakan yang tak mungkin dipasang dengan long radius, dan Kontraktor harus memberitahukan kepada Konsultan Pengawas.

- Sambungan-sambungan atau alat-alat yang akan menimbulkan tahan

aliran yang tidak wajar tidak boleh digunakan. - Untuk semua jenis sambungan yang menggunakan flens, harus dari

jenis yang berpermukaan timbul (Raised Face Flange). Sebelum diadakan pengikatan dengan baut, antara kedua flens harus disisipkan packing dari jenis yang sesuai dengan untuk pemakaian air bersih. Untuk memudahkan pembukaan kembali pada waktu pemeliharaan, maka setiap baut yang akan dipasang harus dilumasi dengan suatu kompound anti karat. Jenis kompound harus mendapat persetujuan dari Direksi Konsultan Pengawas.

1.4.3. Fixture-Fixture

1. Semua pengering lantai yang dipasang pada lantai harus dilapisi dengan lapisan water proofing, dan dibuat dengan konstruksi sedemikian rupa sehingga dapat mencegah perembesan air sepanjang pipanya sendiri.

Page 84: 5. Spesifkasi Teknis Fak. Farmasi

Rencana Kerja dan Syarat – syarat Teknis (RKS)

Pembangunan Gedung Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin

Tahun 2012

- 84/102-

2. Semua peturasan, pengeringan lantai, kakus, bak cuci tangan (wastafel), harus diberi “Water Trap” yang sudah ada pada fixturenya (built in).

1.4.4. Pompa

Pompa air bersih dipasang diatas pondasi dengan menggunakan vibration isolator sehingga dicegah penerusan getaran pompa ke lantai.

1.4.5. Pembersihan

1. Semua bagian yang terlindung dinding harus bebas dari lemak dan

kotoran-kotoran lain. 2. Semua bagian yang dilapisi chromium atau Nickel harus digosok

bersih/mengkilap setelah selesainya pemasangan instalasi. 3. Semua bagian pipa, katup dan alat-alat lainnya harus dibersihkan terlebih

dahulu dari lemak, lumpur yang masuk. 4. Apabila terjadi kemacetan, pengotoran pada bagian bangunan, atau

finishing arsitektur atau timbulnya kerusakan lainnya yang semuanya atas kelalaian Kontraktor karena tidak membersihkan sistem pemipaan dengan baik, maka semua perbaikan menjadi tanggung jawab Kontraktor.

5. Penggantung/penumpu pipa dan peralatan-peralatan logam lainnya yang

akan ditumpu oleh tembok atau bagian bangunan lainnya, harus dilapis dengan cat pencegah karat.

1.5. PENGUJIAN

1.5.1. Pengujian Sistem Pembuangan Air Kotor

- Seluruh sistem pembuangan air kotor harus mempunyai lubang-lubang yang dapat ditutup (plugged) agar seluruh sistem tersebut dapat diisi dengan air sampai lubang vent tertinggi untuk tiap lantai.

- Sistem tersebut harus bisa menahan air yang diisikan seperti tersebut

diatas minimal selama 24 jam dan tanpa ada penurunan air.

- Bila Direksi/Konsultan Pengawas menginginkan pengujian dengan cara lain disamping pengujian diatas, Kontraktor harus melaksanakan tanpa ada tambahan biaya.

1.5.2. Pengujian Sistem Pemipaan Air Bersih

- Seluruh sistem distribusi air bersih diuji dengan tekanan hidrostatik sebesar

1 s/d 1,5 kali tekanan kerjanya.

Page 85: 5. Spesifkasi Teknis Fak. Farmasi

Rencana Kerja dan Syarat – syarat Teknis (RKS)

Pembangunan Gedung Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin

Tahun 2012

- 85/102-

- Apabila sesuatu bagian instalasi pipa akan tertutup oleh tembok atau

konstruksi bangunan lainnya maka bagian dari instalasi tersebut harus diuji dengan cara yang sama seperti diatas sebelum ditutup dengan tembok atau bagian bangunan lainnya.

- Setiap pompa air bersih, sebelum dinyatakan siap untuk operasi, harus diuji

apakah pompa memenuhi karakteristik yang ditentukan oleh Pabrik pembuat pompa. Pengujian ini dilakukan bersama-sama dengan Direksi Konsultan Pengawas.

1.5.3. Kegagalan Uji

- Apabila pada waktu pemeriksaan atau pengujian ternyata ada kerusakan

atau kegagalan dari suatu bagian dari instalasi, maka Kontraktor harus mengganti bagian atau bahan yang rusak/gagal tersebut dan pemeriksaan/pengujian dilakukan lagi sampai cukup memuaskan.

- Penggantian atas bagian pipa atau bahan yang rusak/gagal tersebut harus

dengan pipa atau bahan yang baru. Penambahan (caulking) dengan bahan apapun tidak diperkenankan.

1.6. LAIN-LAIN

1.6.1. Peralatan-peralatan tambahan yang diperlukan walaupun tidak digambarkan atau disebutkan dalam spesifikasi ini, harus disediakan oleh Kontraktor, sehingga instalasi ini dapat bekerja dengan baik dan dapat dipertanggung jawabkan, tanpa tambahan biaya.

1.6.2. Kontraktor harus mengurus segala perijinan yang diperlukan.

1.7. MASA PEMELIHARAAN DAN JAMINAN

1.7.1. Masa pemeliharaan untuk seluruh instalasi Plumbing yang di-supply dan dipasang adalah selama 6 (enam) bulan, terhitung sejak penyerahan pekerjaan untuk yang pertama kalinya. Dalam masa pemeliharaan ini, segala kerusakan peralatan yang mungkin timbul menjadi tanggung jawab dari Kontraktor yang bersangkutan.

1.7.2. Jaminan (garansi) untuk seluruh Instalasi Plumbing yang dipasang adalah selama 6 (enam) bulan, terhitung sejak penyerahan pekerjaan untuk yang kedua kalinya. Segala kerusakan yang timbul Kontraktor wajib memperbaiki, dimana biaya tenaga kerja dan transport menjadi tanggung jawab Kontraktor dan Spare Parts yang diperlukan akan dibayar oleh Pemberi Tugas.

Page 86: 5. Spesifkasi Teknis Fak. Farmasi

Rencana Kerja dan Syarat – syarat Teknis (RKS)

Pembangunan Gedung Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin

Tahun 2012

- 86/102-

BAB II PEKERJAAN INSTALASI SEPTICTANK

2.1. UMUM

2.1.1. Kontraktor wajib mengikuti/memenuhi semua persyaratan yang ditulis dalam buku ini, juga wajib mengikuti atau memenuhi persyaratan umum yang dikeluarkan oleh Direksi / Konsultan Pengawas dan Pemberi Tugas.

2.1.2. Dalam penawaran, Kontraktor wajib melampirkan perincian peralatan/ bahan yang akan dipasang.

2.1.3. Dalam penawaran, Kontraktor wajib menyerahkan brosure, katalog, diagram, ukuran, warna, keterangan-keterangan lain yang diterbitkan oleh Pabrik pembuat dan menandai spesifikasi peralatan/bahan yang akan dipasang dengan jelas.

2.1.4. Kontraktor wajib menyertakan ahli yang ditunjuk oleh Pabrik Pembuat peralatan yang dipasang untuk mengawasi, memeriksa dan menyetel peralatan-peralatan sehingga sistem beroperasi dengan sempurna.

2.1.5. Jika Kontraktor menemukan kesalahan dalam gambar perencanaan atau spesifikasi teknisnya, maka Kontraktor wajib memberitahukan kepada Direksi/Konsultan Pengawas secara tertulis untuk mendapatkan penjelasan.

2.1.6. Kontraktor harus membuat gambar-gambar instalasi yang diperlukan (Shop Drawing) sebelum memulai pekerjaan untuk diperiksa dan disyahkan oleh Konsultan Perencana, Konsultan Pengawas dan Pemberi Tugas.

2.1.7. Kontraktor wajib menyerahkan contoh peralatan/bahan yang akan dipasang kepada Direksi/Konsultan Pengawas jika diminta. Jika contoh bahan ditolak oleh Direksi/Konsultan Pengawas, Kontraktor wajib mengganti.

2.1.8. Peralatan/bahan yang dipasang harus memenuhi persyaratan-persyaratan pengujian, yaitu pengujian pabrik dan pengujian dari instalasi yang bersangkutan.

2.1.9. Semua peralatan/bahan instalasi harus dalam kondisi baru dan dirancang khusus untuk daerah tropis dan mendapat jaminan dari pabrik pembuatnya.

2.1.10. Jika dikarenakan pekerjaan, Kontraktor harus membongkar, membobok, menggali dan lain-lain, maka Kontraktor harus mengembalikan ke keadaan semula.

2.1.11. Kontraktor harus memperhitungkan adanya pembobokan dinding untuk pemasangan Septictank.

2.1.12. Kontraktor harus membersihkan lingkungan kerja setelah pekerjaan pemasangan peralatan septictank selesai.

2.1.13. Kontraktor wajib menyediakan tenaga ahli dalam bidangnya untuk ditempatkan di lapangan secara penuh.

2.1.14. Kontraktor harus melakukan koordinasi dengan Kontraktor lain (Sipil, dsb), atas petunjuk Direksi/Konsultan Pengawas, sehingga diperoleh hasil kerja yang baik dan memuaskan.

2.1.15. Jika karena kesalahan atau kelalaian Kontraktor, menyebabkan instalasi berbeda dengan “Shop Drawing” yang telah disetujui atau peralatan-peralatan

Page 87: 5. Spesifkasi Teknis Fak. Farmasi

Rencana Kerja dan Syarat – syarat Teknis (RKS)

Pembangunan Gedung Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin

Tahun 2012

- 87/102-

yang dipasang tidak memenuhi syarat, maka Kontraktor harus membongkar, memperbaiki, mengganti peralatan/bahan dan mengem-balikan keadaan sekelilingnya. Biaya-biaya yang ditimbulkan akibat hal tersebut diatas, menjadi tanggung jawab Kontraktor.

2.1.16. Kontraktor wajib menyerahkan gambar terpasang (As Built Drawing) kepada Direksi/Konsultan Pengawas dengan jumlah rangkap yang akan ditentukan kemudian, untuk semua pekerjaan yang telah dilaksanakan.

2.1.17. Setelah pemasangan instalasi selesai, Kontraktor wajib mengadakan pengetesan/percobaan untuk menunjukkan bahwa instalasi dipasang dengan benar, memenuhi persyaratan dan bekerja dengan baik.

2.1.18. Untuk mendapatkan hasil pekerjaan peralatan dan instalasi harus sesuai dengan Pedoman Plumbing Indonesia edisi yang terbaru.

2.2. LINGKUP PEKERJAAN

Yang dicakup dalam pekerjaan Septictank yaitu pengadaan/penyediaan, pemasangan septictank serta perlengkapannya.

2.3. KETENTUAN-KETENTUAN TEKNIS

2.3.1. Umum - Septictank dipergunakan untuk menampung semua air yang ada dalam

gedung, sedangkan air hujan langsung dialirkan ke saluran kota.

2.3.2. Bagian-Bagian Unit Septictank

Unit pengolahan septictank terdiri dari :

- Bak pengendapan, yang berfungsi untuk pengendapan material-material pada.

- Filtration tank :

Sebagai filter dipakai kerikil (gravel) yang akan dilalui air kotor. dari filtrasi tank diharapkan penjaringan kotoran yang belum mengendap dapat terjadi, setelah itu harus dilanjutkan pada chlorination tank untuk diproses selanjutnya.

- Rembesan :

Air kotor yang telah bercampur dengan larutan chlor dialirkan ke bagian rembesan dan air ini telah aman dan tidak membahayakan.

Page 88: 5. Spesifkasi Teknis Fak. Farmasi

Rencana Kerja dan Syarat – syarat Teknis (RKS)

Pembangunan Gedung Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin

Tahun 2012

- 88/102-

BAB III

PEKERJAAN SISTEM PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN

3.1. PERATURAN DAN KETENTUAN YANG DIPAKAI

Semua ketentuan-ketentuan dalam perencanaan dan pelaksanaan dari pengadaan dan pemasangan instalasi Pemadam Kebaran, harus memenuhi : - Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No. 02/KPTS/1985, tentang ketentuan

Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran pada Bangunan Gedung. - F.O.C sebagai pelengkap. - N.F.P.A sebagai pelengkap.

3.2. UMUM

3.2.1. Kontraktor wajib mengikuti/memenuhi semua persyaratan-persyaratan yang ditulis dalam buku ini, juga wajib mengikuti/memenuhi persyaratan lain yang dikeluarkan oleh Direksi/Konsultan Pengawas atau Pemberi Tugas.

3.2.2. Kontraktor wajib menyertakan ahli yang ditunjuk oleh Pabrik pembuat alat yang dipasang untuk mengawasi, memeriksa dan menyetel peralatan sehingga sistem beroperasi dengan sempurna.

3.2.3. Jika Kontraktor menemukan kesalahan dalam gambar perencanaan atau spesifikasi teknisnya, maka Kontraktor wajib memberitahu kepada Direksi/ Konsultan Pengawas secara tertulis untuk mendapatkan penjelasan dan penyelesaian.

3.2.4. Semua peralatan/bahan/instalasi dalam pekerjaan ini juga harus mengikuti persyaratan-persyaratan yang dikeluarkan oleh Pabrik pembuat.

3.2.5. Semua peralatan/bahan/instalasi harus baru, dirancang khusus untuk daerah tropis dan mendapat jaminan dari Pabrik pembuat.

3.2.6. Jika dikarenakan pekerjaan, Konraktor harus membongkar, membobok, menggali dan lain-lain, Kontraktor harus mengembalikan ke keadaan seperti semula.

3.2.7. Kontraktor harus memperhitungkan adanya pembobokan dinding atau bagian-bagian bangunan lainnya untuk pemasangan instalasi Pemadam Kebakaran.

3.2.8. Jika karena kesalahan atau kelalaian Kontraktor, menyebabkan instalasi berbeda dengan “Shop Drawing” yang sudah disetujui atau peralatan-peralatan yang dipasang tidak memenuhi syarat, maka Kontraktor harus membongkar, memperbaiki, mengganti peralatan/bahan dan mengem-balikan keadaan-keadaan disekelilingnya. Biaya yang ditimbulkan karena hal di atas, menjadi tanggung jawab Kontraktor.

Page 89: 5. Spesifkasi Teknis Fak. Farmasi

Rencana Kerja dan Syarat – syarat Teknis (RKS)

Pembangunan Gedung Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin

Tahun 2012

- 89/102-

3.2.9. Setelah pemasangan sistem selesai, Kontraktor wajib mengadakan pengetesan/percobaan untuk menunjukkan bahwa sistem terpasang dengan benar, memenuhi persyaratan dan bekerja dengan baik.

3.3. LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan Instalasi Pemadam Kebakaran ini meliputi :

- Pengadaan dan pemasangan Instalasi Hidran dan perlengkapan yang diperlukan. - Pengadaan dan pemasangan Instalasi Landing Valve dan perlengkapan yang

diperlukan. - Pengadaan dan pemasangan tabung-tabung Pemadam Kebakaran Kimia ringan

(Fire Extinguisher). - Pengadaan dan pemasangan pompa-pompa Pemadam Kebakaran dengan tenaga

penggeraknya dan perlengkapan yang diperlukan. - Pengadaan dan pemasangan pipa-pipa dan sambungannya, serta peralatan

tambahan yang diperlukan. - Pengadaan dan pemasangan panel control, dimana alat-alat pemadam kebakaran

dapat dijalankan secara otomatis atau manual, serta peralatan tambahan yang diperlukan.

3.4. KETENTUAN-KETENTUAN TEKNIS

3.4.1. Hydrant

1. Hydrant Box

- Hidran box tersebut dari bahan plat baja ketebalan 2 mm di cat di bagian luar dan dalam dengan cat dasar tahan karat, dan cat finish dengan cat warna merah.

- Pada hidran box ditulis “Hydrant” dengan huruf yang proporsional

dengan warna putih. - Di dalam hidran box terdapat hose rack, hose, nozzle, stop valve dan

landing valve. - Hose tersebut dari bahan asbes dengan diameter 65 mm dan panjang

30 meter dan mampu menerima tekanan maximum 10 kg/cm, terpasang rapi pada rack.

Page 90: 5. Spesifkasi Teknis Fak. Farmasi

Rencana Kerja dan Syarat – syarat Teknis (RKS)

Pembangunan Gedung Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin

Tahun 2012

- 90/102-

- Nozzle terbuat dari bahan bronze, dan mampu menerima tekanan 10 kg/cm2.

- Stop valve terbuat dari bahan bronze, dan mampu menerima tekanan

20 kg / cm2. - Standar kualitas.

* Standar kualitas hidran box,ex lokal buatan pabrik. * Standar kualitas Nozzle, Stop Valve, Hose Rack, buatan pabrik

pembuatan alat-alat pemadam kebakaran.

2. Hidran Pilar

- Hidran pilar terbuat dari bahan besi tuang, dicat dibagian luar dan dalamnya dengan cat dasar anti karat dan dicat finish dengan cat merah menyala.

- Hidran pilar mempunyai 1 (satu) outlet dengan diameter 65 mm,

dilengkapi dengan valve dan cuopling Van der Heyden. - Hidran pilar harus mampu menerima tekanan sebesar 20 kg/cm2. - Standar kualitas dari Hidran Pilar ex Pabrik pembuat alat pemadam

kebakaran.

3. Sambungan untuk Regu Pemadam Kebakaran (Siammesse Connection) dan Landing Valve

a. Siammesse Connection

- Sambungan regu pemadam kebakaran (Siammesse Connection) memungkinkan regu pemadam kebakaran untuk memompakan air ke dalam instalasi pemadam kebakaran.

- Sambungan regu pemadam kebakaran (Siammesse Connection)

lengkap dengan kotak dan penutup dari kaca, yang keseluruhannya harus memenuhi ketentuan dari Dinas Pemadam Kebakaran.

- Sambungan ini mempunyai diameter 65 mm (2,5”) terdiri dari 2

(dua) inlet, chek valve, dan caps. - Sambungan untuk regu Pemadam Kebakaran ini (Siammesse

Connection) mampu menerima tekanan sebesar 20 kg/cm2. - Sambungan untuk regu Pemadam Kebakaran ini terbuat dari

bahan sejenis bronze. b. Landing Valve

Page 91: 5. Spesifkasi Teknis Fak. Farmasi

Rencana Kerja dan Syarat – syarat Teknis (RKS)

Pembangunan Gedung Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin

Tahun 2012

- 91/102-

- Landing valve kemungkinan regu pemadam kebakaran memasang

hidran house untuk kebakaran. - Landing valve ini mempunyai diameter 65 mm (2,5”) terdiri dari

valve dan coupling vanderhyden. - Landing Valve ini mampu menerima tekanan kerja sebesar 20

kg/cm2. - Landing Valve ini terbuat dari bahan sejenis bronze.

c. Standar Kualitas Standard kualitas dari seamese connection dan landing valve harus buatan pabrik pembuatan alat-alat pemadam kebakaran.

3.4.2. Tabung Pemadam

1. Jenis Yang digunakan adalah dari jenis:

- B.C.F. (Brome Chloride Flouromithani). Fire Extinguisher yang dipasang pada setiap lantai bangunan adalah dari jenis BCF (Brome Chloride Flouromithani) dengan kapasitas 15 lbs.

- CO2 (carbon dioksida).

Fire Extinguisher yang dipasang pada ruang diesel generating set dari jenis CO2 (Karbon Dioksida) dengan kapasitas 30 kg.

2. Standard Kwalitas

Standard kualitas dari Fire Extinguisher ini Viking atau yang setara.

3.5. PEMASANGAN

3.5.1. Instalasi Hidran

- Hidran box harus dipasang kokoh di dinding bangunan dengan lokasi seperti ditunjukan pada gambar perencanaan.

- Tinggi box maximum terhadap lantai jadi meter. - Stop valve harus dipasang dan dilindungi dalam kotak yang terbuat dari plat

baja untuk menghindari pembukaan stop valve oleh orang-orang yang tak bertanggungjawab.

3.5.2. Landing Valve dan Siammesse Connection

Page 92: 5. Spesifkasi Teknis Fak. Farmasi

Rencana Kerja dan Syarat – syarat Teknis (RKS)

Pembangunan Gedung Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin

Tahun 2012

- 92/102-

- Landing valve dipasang dalam Hydrant Box dan Siammesse Connection terpasang dihalaman bangunan dengan lokasi seperti ditunjukkan pada gambar rencana.

- Landing valve seperti halnya stop valve harus dipasang dan dilindungi

dalam kotak yang terbuat dari plat baja untuk menghindari penggunaan landing valve oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab.

3.5.3. Alat Pemadam Kebakaran Kimia (Fire Extinguisher)

- Fire extinguisher jenis BCF, dipasang pada dinding dengan bracket secara

kokoh, dan mudah dilepaskan bila sewaktu waktu terjadi kebakaran untuk digunakan.

- Fire extinguisher jenis CO2, dipasang dengan kereta, sehingga dapat

bergerak secara movable bila sewaktu-waktu diperlukan. 3.5.4. Pompa-pompa

- Pompa harus dipasang pada pondasi yang terbuat dari beton dan kokoh,

dan mempunyai ketingian pondasi minimal 10 cm terhadap lantai jadi. - Pondasi pompa harus tidak meneruskan getaran ke lantai bangunan. - Perhitungan pondasi pompa hurus disesuaikan dengan kapasitas/

kemampuan pompa. - Bagian pipa masukkan (inlet) dan keluaran (outlet) dari pompa harus

dipasang ”flexible connection” untuk mencegah penerusan getaran pompa ke pipa.

3.5.5. Panel-panel Kontrol

- Panel kontrol dipasang pada dinding tembok bangunan dengan sebagian

terbenam dan diangker. - Tinggi panel terhadap lantai jadi maksimal 150 cm. - Panel harus dipasang ditempat yang sesuai dengan ketentuan-ketentuan

dan peraturan-peraturan PLN dan PUIL. 3.5.6. Pipa dan Sambungan-sambungan

1. Pipa diatas tanah

- Pipa tidak boleh menembus kolom, kaki kolom, kepala kolom atau balok, sebelum mendapat ijin dari Konsultan Pengawas.

Page 93: 5. Spesifkasi Teknis Fak. Farmasi

Rencana Kerja dan Syarat – syarat Teknis (RKS)

Pembangunan Gedung Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin

Tahun 2012

- 93/102-

- Semua pipa harus diikat dengan kuat dengan panggantung atau angker, untuk menjaga agar tiidak berubah tempatnya, agar inklinasinya tepat, untuk mencegah getaran dan sedemikian rupa sehingga masih memungkinkan masih berexpansi oleh perubahan temperatur.

- Pipa horizontal yang digantung dengan penggantung harus dapat

diatur dengan jarak antara penggantung maksimal 1,5 meter. - Kontraktor harus mengajukan konstruksi dari sistem penggantungan

untuk disetujui Konsultan Pengawas. Penggantung dari kawat atau rantai tidak boleh digunakan.

- Penggantung atau penumpu pipa harus di “anker“ yang dipasang pada waktu pengecoran beton, atau dengan cara penembakan dengan baut tembok (ramset).

- Pipa ventilasi harus ditumpu dengan klem, dengan jarak maksimal 1,5 meter.

2. Pipa didalam Tanah

- Galian pipa didalam tanah harus dibuat dengan kedalaman yang tepat. - Dalam lubang galian harus cukup stabil dan rata, sehingga seluruh

panjang pipa terletak/tertumpu dengan baik. - Setelah pipa dipasang pada lubang galian, semua kotoran dibuang dari

lubang galian dan setelah diperiksa oleh Konsultan Pengawas, maka lubang-lubang galian tersebut dapat ditutup dengan tanah bekas galian tersebut, atau dengan bahan lain yang disetujui.

- Pipa, sebelum diletakkan didalam tanah harus dicat dengan anti karat

atau flinkote. - Penimbuan lubang harus sedemikian rupa sehingga tidak

mengganggu/mengubah letak pipa.

3. Sparing untuk Pipa-pipa

- Sparing untuk pipa harus dipasang dengan baik setiap kali pipa tersebut menembus konstruksi beton.

- Sparing harus mempunyai ukuran yang cukup untuk memberikan

kelonggaran kira-kira 5 cm diluar pipa. - Sparing untuk dinding dibuat dari pipa baja yang dilaskan pada

beberapa angker.

Page 94: 5. Spesifkasi Teknis Fak. Farmasi

Rencana Kerja dan Syarat – syarat Teknis (RKS)

Pembangunan Gedung Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin

Tahun 2012

- 94/102-

- Rongga antar pipa dan sparing harus dibuat kedap air dengan mengisinya dengan “ Gasket” atau “Caulk”.

4. Sambungan-sambungan Pipa

- Semua sambungan yang menghubungkan pipa-pipa dengan luas

penampang yang berbeda harus menggunakan “Reducer” buatan pabrik.

- Sedapat mungkin harus digunakan belokan-belokan (elbow) dengan

“Long Radius”. Belokan-belokan dari jenis “Short Radius” dibolehkan bila kondisi tempat tidak memungkinkan untuk penggunanaan long radius dan Kontraktor harus memberitahukan hal ini kepada Konsultan Pengawas.

- Sambungan-sambungan atau alat-alat yang akan menimbulkan tahanan aliran yang tidak wajar tidak boleh digunakan.

- Untuk semua jenis sambungan yang menggunakan flens, maka flens harus dari jenis yang berpermukaan timbul (Raised Face Flange). Sebelum diadakan pengikatan dengan baut, antara kedua flens harus disisipkan packing dari jenis yang sesuai untuk pemakaian air bersih. Untuk memudahkan pembukaan kembali pada waktu pemeliharaan, maka setiap baut yang akan dipasang harus diberi pelumas terlebih dahulu dengan suatu kompound anti karat. Jenis compound yang dipakai harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Konsultan Pengawas.

- Untuk semua sambungan yang menggunakan las, untuk mencegah terjadinya karatan ditempat pengelasan, sebelum pipa dicat, pipa harus dibersihkan terlebih dahulu dengan alat pembersih yang sesuai.

3.6. PENGUJIAN

3.6.1. Semua instalasi yang telah terpasang dengan baik harus diuji terlebih dahulu untuk menilai apakah semua instalasi sesuai dengan ketentuan-ketentuan dari spesifikasi ini dan gambar kerja.

3.6.2. Prosedur pengujian sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang dikeluarkan oleh Dinas Pemadam Kebakaran dan F.O.C / NFPA.

3.6.3. Semua pipa-pipa air dan sambungan-sambungannya harus ditest secara Hydraulic dengan tekanan 1-1/2 kali tekanan kerja selama 24 jam, selama pengetesan tersebut, penurunan tekanan tidak boleh lebih dari 3 %.

3.6.4. Semua pipa-pipa air dan sambungan-sambungannya harus ditest secara Hydraulic dengan tekanan dan rpm dan dibalance untuk memperoleh jumlah aliran dan dan tekanan yang diminta.

3.6.5. Semua Control Equipment harus ditest dan dikalibrasikan antara lain float switch, time switch, limit switch, flow switch dan lain-lain untuk menjamin bahwa arah operasinya sudah betul. Time dan Control Sequence harus juga ditest dan distel.

Page 95: 5. Spesifkasi Teknis Fak. Farmasi

Rencana Kerja dan Syarat – syarat Teknis (RKS)

Pembangunan Gedung Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin

Tahun 2012

- 95/102-

3.6.6. Kontraktor harus mengetest supply air pada saat menjalankan instalasi sprinkler, hydrant dan harus memenuhi ketentuan dari Dinas Pemadam Kebakaran serta standard F.O.C.

3.7. LAIN-LAIN

3.7.1. Peralatan-peralatan tambahan yang diperlukan, meskipun tidak digambarkan pada gambar perencanaan atau tidak disebutkan dalam spesifikasi ini, harus disediakan oleh Kontraktor, sehingga instalasi dapat bekerja dengan baik dan dapat dipertanggung jawabkan tanpa tambahan biaya.

3.7.2. Kontraktor diharuskan mengurus ijin-ijin sehingga diperoleh sertifikat dari Dinas Pemadam Kebakaran atau Instansi-instansi lain.

3.8. MASA PEMELIHARAAN DAN JAMINAN

3.8.1. Masa pemeliharaan untuk seluruh instalasi penanggulangan bahaya kebakaran

yang dipasang adalah selama 3 (tiga) bulan, terhitung sejak penyerahan pekerjaan untuk pertama kalinya.

Dalam masa pemeliharaan ini, segala peralatan yang mungkin timbul menjadi tanggung jawab Kontraktor untuk memperbaiki atau menggantinya.

3.8.2. Jaminan (garansi) untuk semua instalasi penanggulangan bahaya kebakaran

yang dipasang adalah selama 6 (enam) bulan, terhitung sejak penyerahan untuk yang kedua kalinya. Selama masa garansi, segala kerusakan yang mungkin timbul, Kontraktor wajib memperbaiki atau menggantinya dimana seluruh biaya yang mungkin timbul menjadi tanggung jawab Kontraktor dan suku cadang (spare part) yang diperlukan akan dibayar oleh Pemberi Tugas.

3.9. LATIHAN BAGI OPERATOR

3.9.1. Kontraktor harus membuat buku petunjuk operasi berupa “Maintenance

Manual” dalam bahasa Indonesia yang jelas, sebanyak 6 (enam) set untuk Pemberi Tugas.

3.9.2. Kontraktor wajib mengajarkan/melatih tenaga-tenaga pemelihara (maintenance)

dari piha Pemberi Tugas sesuai dengan “Maintenance Manual” yang dibuat, sampai pemakai bisa menggunakan sistem dengan sebaik-baiknya.

Page 96: 5. Spesifkasi Teknis Fak. Farmasi

Rencana Kerja dan Syarat – syarat Teknis (RKS)

Pembangunan Gedung Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin

Tahun 2012

- 96/102-

BAB IV PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK PENERANGAN

1.8. UMUM

4.1.1. Dalam pekerjaan ini Kontraktor harus mempunyai PAS INSTALATUR PLN kategori yang sesuai dengan macam pekerjaannya dan masih berlaku pada saat pelaksanaan pekerjaan.

4.1.2. Peralatan/bahan yang akan dipasang harus memenuhi persyaratan pengujian yaitu pabrik dan pengujian pada instalasi yang bersangkutan (Lembaga Masalah Kelistrikan - PLN).

4.1.3. Setelah pemasangan sistem selesai, Kontraktor wajib mengadakan pengetahuan/percobaan untuk menunjukkan bahwa sistem dipasang dengan benar, memenuhi persyaratan dan bekerja dengan baik, untuk mendapatkan rekomendasi dari PLN.

4.1.4. Untuk mendapatkan hasil pekerjaan listrik yang baik dan memuaskan, maka persyaratan/pemasangan dan pengetesan instalasi listrik harus sesuai dengan PUIL dan standard PLN (SPLN). Standard-standard negara lain yang digunakan sebagai pelengkap adalah : IEC, VDE, BS, JIS dll.

4.1.5. Kontraktor wajib mengadakan setting pada Circuit Breaker sehingga sistem akan bekerja dengan baik.

4.2. LINGKUP PEKERJAAN

Yang dicakup dalam lingkup pekerjaan instalasi listrik penerangan ini, meliputi :

1. Pengadaan/penyediaan dan pemasangan panel penerangan. 2. Pengadaan/penyediaan dan pemasangan instalasi penerangan. 3. Pengadaan/penyediaan dan pemasangan armature penerangan. 4. Pengadaan/penyediaan dan pemasangan sistem pengaman pentanahan.

4.3. KETENTUAN-KETENTUAN TEKNIS

4.3.1. Panel Penerangan : a. Panel Box

Panel box dari panel penerangan ini mempunyai ketentuan sebagai berikut: - Rangka

Besi profil 50 mm x 50 mm. - Cover

Besi plat dengan tebal minimum1,2 mm. - Cat

Satu lapis dengan cat anti karat.

Dua lapis cat akhir dengan cat bakar dan warna akan ditentukan kemudian.

Page 97: 5. Spesifkasi Teknis Fak. Farmasi

Rencana Kerja dan Syarat – syarat Teknis (RKS)

Pembangunan Gedung Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin

Tahun 2012

- 97/102-

- Penutup

Di lengkapi dengan lampu indikator.

Kunci pintu.

b. Pemasangan Panel penerangan menempel di dinding dengan setengah terbenam, harus kokoh dan kuat. Tinggi maksimum dari lantai 175 cm.

c. Standard Kualitas

Standar kualitas pembuat panel adalah Simetri, Panindo, Industira.

d. Komponen-komponen didalam Panel :

- Busbar

Busbar yang digunakan adalah busbar dengan arus kontinyu dengan ukuran sesuai dengan gambar perencanaan.

Busbar yang terbuat dari bahan tembaga dan di cat sebagaimana mestinya.

Busbar harus disusun dan dipegang isolator dengan baik dan mempunyai jarak yang cukup sehingga mampu menahan electro mechanical force akibat hubungan singkat terbesar yang mungkin terjadi.

- Mouled Case Circuit Breaker (MCCB).

MCCB yang dipasang, kapasitasnya didasarkan arus rating tegangan 380 Volt, 50 Hz, 3 ph, 3 pole, temperatur 40° C.

MCCB yang digunakan thermal dan magnetic trinya sesuai dengan gambar perencanaan diminta dapat diatur (Adjustable) dan tetap.

Kontraktor diwajibkan untuk menghitung Breaking Capacity dari sistem untuk disetujui Konsultan Perencana.

Standard kualitas Circuit Breaker ex Merlin Gerin, Siemens, AEG, ABB.

- Mini Circuit Breaker.

MCB yang digunakan harus mempunyai breaking capacity minimal 4 KA pada tegangan 380 Volt. MCB ini harus dipasang dengan menggunakan Omega Rail.

Standard kualitas MCB, ex Merlin Gerin, AEG, Siemens, ABB.

Pilot Lamp.

Page 98: 5. Spesifkasi Teknis Fak. Farmasi

Rencana Kerja dan Syarat – syarat Teknis (RKS)

Pembangunan Gedung Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin

Tahun 2012

- 98/102-

4.3.2. Instalasi Penerangan Umum

- Umum

Yang dimaksud dengan instalasi penerangan disini adalah semua instalasi yang keluar dari Panel Penerangan, termasuk kabel, pipa-pipa conduit, peralatan-peralatan bantunya, saklar dan stop kontak.

- Kabel dan Conduit

a. Kabel yang digunakan adalah jenis NYM berpenampang minimal 2.5

mm2 didalam pipa conduit dengan pemasangan outbow pada plafond beton eksposed.

b. Pipa conduit listrik yang digunakan adalah PVC High Impact. c. Terminal Box dan sebagainya harus terbuat dari bahan yang sama

dengan pipanya dan buatan pabrik. d. Standar Kualitas

Standar kualitas Kabel yang digunakan adalah Eterna atau yang setara

- Saklar

a. Saklar yang dipergunakan berbentuk persegi dengan ukuran 80 mm x 80 mm dengan switch model piano, rating arus 10 ampere, tegangan 220 volt, type pemasangan ditanam didinding.

b. Standard kualitas yang digunakan, ex Broco, National-Panasonic atau yang setara

- Stop Kontak

a. Stop kontak yang digunakan adalah stop kontak biasa, berbentuk persegi panjang dengan ukuran 80 mm x 80 mm, type pemasangan ditanam didinding (inbow).

b. Pole terdiri atas phasa, neutral dan pentanahan. Tegangan 220 Volt, 1 Phase, 50 Hz dengan rating arus 10 Amper.

c. Standard kualitas yang digunakan ex ex Broco, National-Panasonic atau yang setara.

4.3.3. Armature Penerangan

- Armature Dalam Ruang Armature yang dipergunakan pada bangunan ini disesuaikan pada fungsi dari ruangan tersebut, antara lain : - Fitting lampu Roset E-27 SL 18 watt. - V-Shape TL 1 x 36 watt dan TL 1 x 18 watt Standar kualitas armature yang dipergunakan adalah Phillips, Dayalite.

- Armature Luar Ruang (Lampu Taman)

Page 99: 5. Spesifkasi Teknis Fak. Farmasi

Rencana Kerja dan Syarat – syarat Teknis (RKS)

Pembangunan Gedung Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin

Tahun 2012

- 99/102-

a. Bentuk armature lampu taman bulat dengan tinggi 2,0 m atau sesuai Gambar kerja.

b. Komponen-komponen yang terdapat di dalam armature ini antara lain, lampu SL 18 Watt

- Komponen-komponen Armature

a. TL 2 X 36 W.

- TL 36 W yang digunakan dari jenis cool daylight dengan lumen output untuk 36 W sebesar 2.600 lumen.

- Standard kualitas ex Phillips, Osram, GE atau setara.

b. Lampu SL 23 W. - Lampu SL 23 W yang digunakan dari jenis standard dengan lumen

output untuk 23 W = 2.300 lumen. - Lampu SL 23 W yang digunakan untuk pemasangan dengan

menggunakan roset. - Standar kwalitas ex Phillips, Osram, GE.

c. Ballast 18 w & 36 W.

- Ballast 18 W & 36 W yang digunakan adalah Slim Cross Section Compact dan Non Audible Noise Level, dengan tegangan nominal 220 V, 50 Hz, inductive type.

- Total loss dari ballast ini karena ferro dan copper, tidak lebih dari 9 watt.

- Standard kualitas, ex Acto, Phllips, Vossloh-Schwabe. d. Capacitor.

- Capacitor yang digunakan harus sesuai dengan kebutuhan, sehingga dapat meningkatkan Power Factor menjadi minimal 0.9 dengan tegangan nominal 220 V, 50 Hz, kondisi ini berlaku untuk capacitor dari lampu Fluorecent maupun lampu mercury.

- Standard kualitas capasitor, ex Phillips, Atco atau setara.

e. Starter. - Starter diperlukan untuk lampu V –Shape - Starter yang dipasang dilengkapi dengan radio Interference

suppression didalam tabung yang aman dari bahan Polycarbonate putih dengan kapasitas tinggi.

- Standard kualitas ex Phillips.

f. Kabel Instalasi Dalam Armature. Kabel instalasi dalam armature, khususnya lampu V – Shape, menggunakan kabel NYM 3 x 1.5 mm.

Page 100: 5. Spesifkasi Teknis Fak. Farmasi

Rencana Kerja dan Syarat – syarat Teknis (RKS)

Pembangunan Gedung Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin

Tahun 2012

- 100/102-

4.3.4. Sistem Pengamanan Pentanahan

- Hantaran pentanahan harus terus menerus (kontinyu). - Setiap panel harus ditanam ke tanah dengan menggunakan elektroda

pentanahan. - Elektroda pentanahan harus dipasang diluar bangunan. - Tahanan pentanahan maksimum 3 Ohm.

4.4. PEMASANGAN

4.4.1. Pemasangan Panel Penerangan

- Panel penerangan dipasang pada dinding tembok bangunan dengan sebagian tertanam dan dianker.

- Tinggi panel terhadap lantai jadi maksimal 150 cm. - Panel harus dipasang ditempat yang sesuai, kering dan berventilasi cukup. - Pemasangan panel harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan dan

peraturan-peraturan dari PLN maupun PUIL.

4.4.2. Pemasangan Instalasi Penerangan

- Semua kabel-kabel untuk instalasi penerangan dan stop kontak dibentangkan didalam pipa PVC yang kaku, untuk yang berada diatas plafond, didalam dinding maupun didalam lantai (beton) dengan elbow dan terminal penyambung yang sesuai dengan bahan yang sesuai dengan bahan pipanya. Diameter pipa conduit baja ini disesuaikan dengan diameter kabel dan jumlah kabel.

- Jumlah kabel didalam pipa conduit baja harus sesuai dengan ketentuan

PLN dan Peraturan Umum Instalasi Listrik Negara (PUIL). - Saluran harus dipasang sejajar atau tegak lurus dengan dinding bagian-

bagian struktur atau pertemuan bidang-bidang vertikal dengan langit-langit. - Saluran yang dipasang kelihatan (exposed), harus terbuat dari pipa

galvanized conduit. - Pemasangan pipa saluran diatas plafond dengan cara di klem pada plat

beton/kayu dengan jarak maksimum klem 100 cm.

4.4.3. Pemasangan Saklar dan Stop Kontak

a. Saklar

- Saklar dipasang ditanam di dinding (inbow) atau partisi yang penempatannya ditunjukkan dalam gambar rencana.

- Saklar dipasang pada jarak 150 cm dari lantai jadi.

Page 101: 5. Spesifkasi Teknis Fak. Farmasi

Rencana Kerja dan Syarat – syarat Teknis (RKS)

Pembangunan Gedung Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin

Tahun 2012

- 101/102-

- Saklar dipasang pada roset-roset yang terbuat dari bahan galvanized (tidak berkarat).

b) Stop Kontak

- Stop Kontak dipasang ditanam di dinding (inbow) atau partisi, yang

penempatannya ditunjukkan dalam gambar. - Stop Kontak dipasang pada jarak 150 cm dari lantai jadi. - Stop kontak dipasang pada roset-roset yang terbuat dari bahan

galvanized (tidak berkarat).

4.4.4. Pemasangan Armature

Lampu Taman - Armature lampu taman, dipasang pada ketinggian sesuai kondisi arsitektur

lanscape terhadap tanah matang, dengan pipa galvanized sesuai dengan gambar rencana. Pemasangan dengan pondasi yang kokoh.

- Semua armature harus dipasang sesuai dengan gambar rencana dan spesifikasi, dimana sebelum dilaksanakan pemasangannya harus mendapat persetujuan dari Perencana dan Konsultan Pengawas.

4.4.5. Pemasangan Sistem Pengamanan Pentanahan

- Penghantar harus terlindung dari gangguan mekanis, terbuat dari bahan

tembaga dengan diameter seperti ditunjukkan dalam gambar rencana. - Pada setiap panel harus disediakan rel hantaran tanah dan frame/ penutup

metal dari panel, tidak boleh digunakan sebagai penghantar. - Apabila ada beberapa panel yang berdekatan elektoda pentanahannya

dapat digabung, apabila jarak maksimal antara panel kurang dari 5 (lima) meter.

4.5. PENGUJIAN

4.5.1. Seluruh Instalasi setelah selesai dipasang harus diuji untuk mengetahui apakah kerjanya sempurna, dalam segala hal memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam gambar-gambar rencana, spesifikasi dan peraturan-peraturan yang berlaku.

4.5.2. Pengujian Instalasi gedung harus dilaksanakan untuk kabel instalasi yaitu :

- Test isolasi. - Test untuk alat-alat pengaman. - Test kontinuitas.

4.5.3. Pengujian dilaksanakan sesuai ketentuan yang berlaku, mengikuti PUIL dan

SPLN.

Page 102: 5. Spesifkasi Teknis Fak. Farmasi

Rencana Kerja dan Syarat – syarat Teknis (RKS)

Pembangunan Gedung Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin

Tahun 2012

- 102/102-

4.6. LAIN-LAIN

4.6.1. Peralatan-peralatan tambahan yang di perlukan, walaupun tidak digambarkan pada gambar perencanaan atau tidak disebutkan dalam spesifikasi ini, harus disediakan oleh Kontraktor sehingga instalasi dapat bekerja dengan baik dan dapat dipertanggung jawabkan tanpa tambahan biaya.

4.6.2. Kontraktor diharuskan mengurus ijin-ijin yang diperlukan untuk beroprasinya

instalasi listrik ini. 4.7. MASA PEMELIHARAAN DAN JAMINAN

4.7.1. Masa pemeliharan untuk seluruh instalasi listrik yang dipasang selama 3 (tiga)

bulan, terhitung sejak penyerahan pekerjaan untuk yang pertama kalinya. Dalam masa pemeliharaan ini, segala kerusakan peralatan yang mungkin timbul menjadi tanggung jawab Kontraktor untuk memperbaiki atau menggantinya.

4.7.2. Jaminan (garansi) untuk instalasi listrik dipasang adalah selama 6 (enam)

bulan, terhitung sejak penyerahan pekerjaan untuk yang kedua kalinya. Selama masa jaminan, segala kerusakan peralatan yang mungkin timbul, Kontraktor wajib memperbaiki, semua biaya yang timbul karenanya menjadi tanggung jawab Kontraktor dan suku cadang (spare part) yang diperlukan akan dibayar oleh Pemberi Tugas.