89
PEDOMAN PENGUATAN KOMISI PENGAWASAN PUPUK DAN PESTISIDA (KPPP) DAN PEMBEDAYAAN PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL (PPNS) PUPUK DAN PESTISIDA DIREKTORAT PUPUK DAN PESTISIDA DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN

5.2. Pedum Kppp Dan Ppns Pukpes 2012

Embed Size (px)

Citation preview

PEDOMAN PENGUATAN KOMISI PENGAWASAN PUPUK DAN

PESTISIDA (KPPP) DAN PEMBEDAYAAN PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL

(PPNS) PUPUK DAN PESTISIDA

DIREKTORAT PUPUK DAN PESTISIDA

DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN

JAKARTA, TAHUN 2012

KATA PENGANTAR

Pengawasan pengadaan, peredaran, penggunaan pupuk dan pestisida dilaksanakan secara terkordinasi antara pusat dan daerah, antar instansi terkait dibidang pupuk dan pestisida. Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida (KP3) baik tingkat Provinsi maupun Kabupaten/Kota merupakan wadah koordinasi pengawasan pupuk dan pestisida yang dibentuk oleh Gubernur atau Bupati/Walikota. Dengan keterlibatan instansi terkait dibidang pupuk dan pestisida dalam komisi pengawasan tersebut diharapkan permasalahan peredaran dan penggunaan pupuk dan pestisida yang masih terjadi belakangan ini dapat diatasi.

Disamping melalui peran Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida baik Provinsi maupun Kabupaten/Kota, peran Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) Pupuk dan Pestisida akan sangat mendukung dalam mengatasi permasalahan pupuk dan pestisida terutama dalam penyelesaian tindak kasus pidana dibidang pupuk dan pestisida, sebagaimana yang diamanatkan dalam Pasal 59 ayat (1) Undang-Undang No12 tahun 1992 tentang Sistem Budiadaya Tanaman.

Melalui Kegiatan Penguatan Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida (KP3) baik Provinsi maupun Kabupaten/Kota serta Pemberdayaan Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) Pupuk dan Pestisida, diharapkan kinerja KP3 baik Provinsi maupun Kabupaten/Kota serta PPNS tersebut dapat lebih optimal sehingga permasalahan peredaran Pupuk dan Pestisida dapat diatasi. Hal ini tentunya akan bedampak terhadap pencapaian target produksi nasional.

Buku “ Pedoman Penguatan Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida (KP3) dan Pemberdayaan Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) Pupuk dan Pestisida “ dimaksudkan sebagai acuan pelaksanaan kegiatan tersebut didaerah. Diharapkan melalui pedoman ini kegiatan tersebut dapat dilaksanakan secara benar dan terarah.

Jakarta, Januari 2012

Direktur Pupuk dan Pestisida

Ir. Suprapti NIP. 19571024 198403 2 001

DAFTAR ISI

Hal

KATA PENGANTAR ......................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................. ii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................. iii

I. PENDAHULUAN ................................................................... 1 A. LATAR BELAKANG .................................................... 2 B. TUJUAN DAN SASARAN ....................................... 2

II. TUGAS, FUNGSI, WEWENANG DAN KEWAJIBAN KOMISI PENGAWASAN

PUPUK DAN PESTISIDA (KPPP) DAN PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL (PPNS) PUPUK DAN PESTISIDA ......................................................... 4 A. KPPP PROVINSI

1. TUGAS ................................................................................ 4 2. FUNGSI .............................................................................. 4 3. WEWENANG .................................................................. 5 4. KEWAJIBAN ................................................................. 7

B. KPPP KABUPATEN/KOTA

1. TUGAS ................................................................................... 8 2. FUNGSI.................................................................................... 9 3. WEWENANG .......................................................................... 10 4. KEWAJIBAN............................................................................ 12

C. PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL (PPNS) PUPUK DAN PESTISIDA 1. TUGAS .................................................................................. 13 2. FUNGSI....................................................................................... 13 3. WEWENANG.............................................................................. 13 4. KEWAJIBAN ............................................... ..................... 14

III. RUANG LINGKUP KEGIATAN

A. PENGUATAN KOMISI PENGAWASAN PUPUK DAN PESTISIDA (KPPP) .......................................................................... 15

B. PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL (PPNS) PUPUK DAN PESTISIDA ............................................................................. 21

IV. PELAKSANAAN KEGIATAN ....................................... 24 A. PENGUATAN KOMISI PENGAWASAN PUPUK DAN

PESTISIDA (KPPP) PROVINSI ........................................................... 25 1. Rapat Koordinasi Pengawasan Pupuk dan Pestisida ................ 25 2. Sinkronisasi Pengawasan Pupuk dan Pestisida ................ 25 3. Pembelian Sampel Pupuk dan Pestisida ........................... 26 4. Pembinaan Pengawasan Pupuk dan Pestisida . ................ 27 5. Inventarisasi Peredaran Pupuk dan Pestisida ... ................ 27 6. Analisa Sampel Pupuk ....................................................... 27 7. Analisa Sampel Pestisida ....................................................... 28 8. Pengiriman Sampel Pupuk dan Pestisida ............................. 28

B. PENGUTAN KOMISI PENGAWASAN PUPUK DAN PESTISIDA (KPPP) KABUPATEN/KOTA 1. Rapat Koordinasi Pengawasan Pupuk dan Pestisida .............. 29 2. Pembelian Sampel Pupuk dan Pestisida ............................ 29 3. Pembinaan Pengawasan Pupuk dan Pestisida ................ 30 4. Inventarisasi Peredaran Pupuk dan Pestisida ............... 30 5. Analisa Sampel Pupuk ...................................................... 31 6. Analisa Sampel Pestisida ........................................................ 31 7. Pengiriman Sampel Pupuk dan Pestisida ........................... 32

C. PEMBERDAYAAN PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL (PPNS)

PUPUK DAN PESTISIDA .................................................................. 32 1. Koordinasi Penyelidikan dengan Korwas Polda .................... 33 2. Sosialisasi Penyelidikan Tindak Pidana

UU No. 12 Tahun 1992 ....................................................... 33 3. Pembelian dan Analisa sampel Pupuk dan Pestisida ................. 34 4. Pembinaan Peredaran Pupuk dan Pestisida............................. 34 5. Penyelidikan Tindak Kasus Pidana Pupuk dan Pestisida ........ 35 6. Koordinasi Pengawasan Pupuk dan Pestisida (Ke Pusat) . 35

V. EVALUASI DAN PELAPORAN ....................................................... 36 A. EVALUASI .................................................................................. 36 B. PELAPORAN ................................................................................. 36

1. Laporan Bulanan ..................................................................... 36 2. Laporan Akhir ...................................................................... 37 3. Evaluasi Mutu Pupuk dan Pestisida ........................................... 38

VI. PENUTUP ................................................................................................. 40

DAFTAR LAMPIRAN Hal 1. Rencana kegiatan Penguatan Kelembagaan Komisi Pengawasan

Pupuk dan Pestisida (KPPP) Provinsi dan Kabupaten/kota TA

2012 ....................................................................................45

2. Contoh Berita Acara Pengampilan Sampel ....................61

3. Rekapitulasi Hasil Inventarisasi Peredaran Pupuk dan Pestisida

(Provinsi) ........................................................................62

4. Lembaga Uji Mutu Pupuk An-Organik ............................. 63

5. Lembaga Uji Mutu Pupuk Organik, Pembenah Tanah dan Hayati

..............................................................................................66

A. Lembaga Uji Mutu Pupuk Organik dan Pembenah Tanah

..................................................................................66

B. Lembaga Uji Mutu Pupuk Hayati ...........................69

6. Contoh jumlaj jenis sampel pupuk yang dianalisa dan perkiraan

biaya analisa ..........................................................................70

7. Lembaga Uji Mutu Pestisida .................................................75

8. Daftar Analisa Sampel Pupuk ............................76

9. Daftar Analisa Sampel Pestisida ...................................... 77

10. Blanko Rekapitulasi Hasil Inventarisasi Peredaran Pupuk dan

Pestisida (Kab/Kota) ............................................................. 78

11. Outline Laporan ............................................................79

1  

I. PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pupuk dan pestisida merupakan sarana produksi yang sangat menentukan dalam pencapaian sasaran produksi nasional. Oleh sebab itu pupuk dan pestisida harus tersedia sesuai dengan prinsip 6 (enam) tepat. Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah dalam rangka penyediaan pupuk dan pestisida untuk mencapai prinsip tersebut. Khusus untuk penyedian pupuk pemerintah telah menerapkan subsidi pupuk yang menyebabkan harga pupuk relatif lebih murah dan terjangkau oleh kemampuan modal petani. Selain dari pupuk bersubsidi, dengan memperhatikan kondisi daya beli dan tingkat kesadaran petani dalam rangka menerapkan pemukan berimbang masih rendah. Maka salah satu upaya yang dilakukan untuk mensosialisasikan penerapan pemupukan berimbang adalah dengan memberikan pupuk secara Cuma-Cuma ke pada petani dalam program Bantuan Langsung Pupuk (BLP).

Dengan adanya kebijkan pemerintah dalam penyediaan pupuk melalui

subsidi pupuk dan bantuang langsung pupuk (BLP), maka diharapkan pemupukan berimbang sesuai rekomendasi spesifik lokasi dapat terwujud.

Kebijakan lain yang telah ditempuh dibidang pupuk dan pestisida adalah dengan diberlakukannya deregulasi dibidang pendaftaran pupuk dan pestisida. Kebijakan tersebut memberikan dampak dengan semakin banyak jenis pupuk dan pestisida yang beredar dan diizinkan oleh Menteri Pertanian. Sampai dengan Januari 2012, jumlah pupuk yang terdaftar dan diizinkan oleh Menteri Pertanian mencapai ... merek, demikian halnya dengan pestisida sudah

2  

mencapai ... formulasi untuk pertanian dan kehutanan. Kondisi ini diharapkan dapat memberikan kesempatan kepada petani untuk memilih jenis pupuk dan pestisida yang sesuai dengan kemampuannya.

Berbagai perangkat peraturan perundang-undangan terkait dengan

peredaran pupuk dan pestisida telah diterbitkan, namun kenyataannya dilapangan masih ditemukan pupuk dan pestisida ilegal, palsu yang tidak diketahui mutu dan efektifitasnya. Kasus lainnya pada pupuk subsidi yang sangat menonjol yakni ekspor serta penggantian karung pupuk subsidi. Mengingat kondisi tersebut maka pengawasan pupuk dan pestisida harus dilaksanakan secara terkoordinir antara pusat dan daerah serta antara instansi terkait dibidang pupuk dan pestisida.

Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida (KP3) merupakan wadah

koordinasi pengawasan antar intansi terkait dibidang pupuk dan pestisida baik tingkat Provinsi yang ditetapkan oleh Gubernur maupun tingkat Kabupaten/Kota yang ditetapkan oleh Bupati/Walikota. Disamping wadah koordinasi tersebut upaya mengatasi permasalahan pupuk dan pestisida juga sangat diharapkan dari Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) Pupuk dan Pestisida terutama dalam penyelesaian tindak kasus pidana sebagaimana yang diamanatkan dalam Pasal 59 ayat (1) Undang-undang no. 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman.

B. TUJUAN DAN SASARAN

3  

1. TUJUAN

Pedoman Penguatan Kelembagaan Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida (KP3) dan Pemberdayaan Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) Pupuk dan Pestisida bertujuan untuk memberikan arahan operasional pelaksanaan kegiatan dilapangan

2. SASARAN 1) Terciptanya koordinasi pengawasan pupuk dan pestisida antar

instansi terkait 2) Tersedianya informasi jenis pupuk dan pestisida yang beredar di

masing-masing daerah 3) Tersedianya informasi mutu pupuk dan pestisida yang beredar di

seluruh Indonesia. 4) Terciptanya koordinasi penyelidikan kasus pupuk dan pestisida antara

PPNS Pupuk dan Pestisida dengan Korwas Polda 5) Tersosialisasikannya Pasal 60 ayat (1) dan ayat (2) huruf f,g dan

Undang-Undang No. 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman baik dilingkungan aparat pengawas pupuk dan pestisida maupun pelaku usaha dibidang pupuk dan pestisida

4  

II. TUGAS, FUNGSI, WEWENANG DAN KEWAJIBAN KOMISI PENGAWASAN PUPUK DAN PESTISIDA (KPPP) DAN PENYIDIK

PEGAWAI NEGERI SIPIL (PPNS) PUPUK DAN PESTISIDA

A. KPPP RPOVINSI

1. TUGAS

Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida (KP3) Provinsi mempunyai tugas melakukan pengawasan terhadap pengadaan, peredaran dan penyimpanan serta penggunaan pupuk dan pestisida diwilayah masing-masing, baik melalui pemantauan secara langsung terhadap penyediaan dan penyaluran pupuk dari Lini II sampai dengan Lini IV dan Kelompok Tani (Petani), maupun secara tidak langsung melalui monitoring dan evaluasi terhadap laporan hasil pengawasan yang dilakukan oleh instansi terkait dan Tim/Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida Kabupaten/Kota di Provinsi wilayahnya.

2. FUNGSI Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida Provinsi mempunyai fungsi, yaitu : 1) mengkoordinasikan kegiatan masing-masing Instansi/Unit Kerja

terkait yang melakukan pengawasan dan pemantauan terhadap pupuk dan pestisida yang meliputi pengadaan, peredaran, penggunaan, mutu, harga, jumlah, penyimpanan, penyaluran

5  

dan efek samping yang ditimbulkannya terhadap kesehatan manusia dan lingkungan sekitarnya.

2) mengadakan pembinaan terhadap usaha masyarakat dan stake holder di bidang pupuk dan pestisida.

3) melakukan pengawasan dan pembinaan terhadap kegiatan

masyarakat yang berhubungan dengan produksi, penyimpanan, peredaran, pemanfaatan/penggunaan pupuk dan pestisida sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan.

4) mengidentifikasi, memantau jenis, mutu pupuk dan pestisida yang beredar dipasaran serta dampak negatif yang ditimbulkannya terhadap tanaman, manusia dan lingkungan hidup.

3. WEWENANG Wewenang Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida Provinsi adalah sebagai berikut : 1) menghubungi instansi terkait agar dapat membantu

pelaksanaan pengawasan pupuk dan pestisida dengan mengusulkan petugas dari instansinya untuk ditetapkan sebagai pengawas pupuk dan pestisida.

2) melakukan pembinaan kepada petugas pengawas pupuk dan pestisida agar dapat melaksanakan tugasnya dengan baik dan berjalan lancar.

6  

3) meminta keterangan dan penjelasan dari pihak yang berwenang

dan instansi yang terkait dengan pupuk dan pestisida mengenai keragaan/komposisi, mutu, harga dan penggunaan pupuk dan pestisida yang dikelolanya serta pendistribusiannya dan stock/persediaan yang ada.

4) menerima laporan dari masyarakat dan/atau pelaku usaha serta

anggota komisi tentang adanya dugaan penyimpangan dalam peredaran pupuk dan pestisida serta penyalahgunaan dalam pengadaan, penyaluran dan pemanfaatan pupuk serta melakukan pengecekan, penelitian dan pemeriksaan terhadap dugaan tersebut dan apabila diperlukan dapat memanggil pelakunya untuk dimintai keterangan dan penjelasan sesuai dengan yang dibutuhkan dan selanjutnya membuat suatu kesimpulan atau laporan.

5) berkoordinasi dengan Lembaga/Instansi yang menangani

hukum, PPNS untuk menindaklanjuti kegiatan peredaran, penggunaan pupuk/pestisida yang bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang mengakibatkan kerugian pihak lain.

6) membuat Berita Acara Pemeriksaan (BAP) dengan pihak terkait

yang dilanjutkan dengan penarikan dari peredaran atas penyimpangan peredaran pupuk dan pestisida.

7  

7) memberi pendapat, saran atau penjelasan yang berhubungan dengan hal-hal yang dijumpai dalam pengawasan pupuk dan pestisida di lapangan.

8) memusnahkan pupuk dan pestisida yang tidak terdaftar yang

dapat merugikan masyarakat umum. Tindakan pemusnahan sebagaimana dimaksud di atas dilakukan setelah diputuskan dalam rapat koordinasi.

9) melakukan hal-hal yang dianggap perlu untuk menyelaraskan

pelaksanaan tugas pengawasan pupuk dan pestisida sesuai dengan tugas pokok, fungsi dan wewenang masing-masing instansi yang berkaitan dengan penanganan pupuk dan pestisida baik di tingkat Provinsi maupun di tingkat Kabupaten/Kota di Provinsi.

4. KEWAJIBAN

Kewajiban Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida Provinsi adalah sebagai berikut : 1) melakukan rapat koordinasi sekali dalam sebulan atau sesuai

dengan kebutuhan

2) melaporkan hasil pengawasan pupuk dan pestisida kepada Gubernur dan ke Pusat (Direktorat Pupuk dan Pestisida)

8  

3) melakukan rapat koordinasi ataupun pembinaan dengan Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida Kabupaten/Kota sekali dalam 3 (tiga) bulan atau sesuai dengan kebutuhan

4) memberikan masukan berupa saran/pendapat dan penjelasan

Gubernur atau hasil temuan pengawasan pupuk dan pestisida di lapangan.

5) melakukan monitoring pengawasan dan pemantauan terhadap

pengadaan penyaluran serta harga pupuk dan pestisida di daerah Provinsi.

6) melakukan tugas yang erat kaitannya dengan pupuk dan

pestisida

B. KPPP KABUPATEN/KOTA

1. TUGAS

Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida (KP3) Kabupaten/Kota mempunyai tugas melakukan pengawasan terhadap pengadaan, peredaran dan penyimpanan serta penggunaan pupuk dan pestisida diwilayah masing-masing, baik melalui pemantauan secara langsung terhadap penyediaan dan penyaluran pupuk dari Lini III sampai dengan Lini IV dan Kelompok Tani (Petani), maupun secara tidak langsung melalui monitoring dan evaluasi terhadap laporan hasil pengawasan

9  

yang dilakukan oleh instansi terkait dan Tim Pengawasan Pupuk dan Pestisida Kabupaten/Kota.

2. FUNGSI

Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida Kabupaten/Kota mempunyai fungsi sebagai berikut : 1) mengkoordinasikan kegiatan masing-masing Instansi/Unit Kerja

terkait yang melakukan pengawasan dan pemantauan terhadap pupuk dan pestisida yang meliputi pengadaan, peredaran, penggunaan, mutu, harga, jumlah, penyimpangan, penyaluran dan efek samping yang ditimbulkannya terhadap kesehatan manusia dan lingkungan sekitarnya.

2) mengadakan pembinaan terhadap usaha masyarakat dan stake holder di bidang pupuk dan pestisida.

3) melakukan pengawasan dan pembinaan terhadap kegiatan

masyarakat yang berhubungan dengan produksi, penyimpanan, peredaran, pemanfaatan/penggunaan pupuk dan pestisida sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan.

4) mengidentifikasi, memantau jenis, mutu pupuk dan pestisida yang

beredar dipasaran serta dampak negatif yang ditimbulkannya terhadap tanaman, manusia dan lingkungan hidup.

10  

3. WEWENANG

Wewenang Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida Kabupaten/Kota adalah sebagai berikut : 1) menghubungi instansi terkait agar dapat membantu pelaksanaan

pengawasan pupuk dan pestisida dengan mengusulkan petugas dari instansinya untuk ditetapkan sebagai pengawas pupuk dan pestisida.

2) melakukan pembinaan kepada petugas pengawas pupuk dan

pestisida agar dapat melaksanakan tugasnya dengan baik dan berjalan lancar.

3) meminta keterangan dan penjelasan dari pihak yang berwenang dan

instansi yang terkait dengan pupuk dan pestisida mengenai keragaan/komposisi, mutu, harga dan penggunaan pupuk dan pestisida yang dikelolanya serta pendistribusiannya dan stock/persediaan yang ada.

4) menerima laporan dari masyarakat dan/atau pelaku usaha serta

anggota komisi tentang adanya dugaan penyimpangan dalam peredaran pupuk dan pestisida serta penyalahgunaan dalam pengadaan, penyaluran dan pemanfaatan pupuk serta melakukan pengecekan, penelitian dan pemeriksaan terhadap dugaan tersebut dan apabila diperlukan dapat memanggil pelakunya untuk dimintai keterangan dan penjelasan sesuai dengan yang dibutuhkan dan selanjutnya membuat suatu kesimpulan atau laporan.

11  

5) berkoordinasi dengan Lembaga/Instansi yang menangani hukum,

PPNS untuk menindaklanjuti kegiatan peredaran, penggunaan pupuk/pestisida yang bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang mengakibatkan kerugian pihak lain.

6) membuat Berita Acara Pemeriksaan (BAP) dengan pihak terkait

yang dilanjutkan dengan penarikan dari peredaran atas penyimpangan peredaran pupuk dan pestisida.

7) memberi pendapat, saran atau penjelasan yang berhubungan

dengan hal-hal yang dijumpai dalam pengawasan pupuk dan pestisida di lapangan.

8) memusnahkan pupuk dan pestisida yang tidak terdaftar yang dapat

merugikan masyarakat umum. Tindakan pemusnahan sebagaimana dimaksud di atas dilakukan setelah diputuskan dalam rapat koordinasi.

9) melakukan hal-hal yang dianggap perlu untuk menyelaraskan

pelaksanaan tugas pengawasan pupuk dan pestisida sesuai dengan tugas pokok, fungsi dan wewenang masing-masing instansi yang berkaitan dengan penanganan pupuk dan pestisida di tingkat Kabupaten/Kota di Provinsi.

12  

4. KEWAJIBAN Kewajiban Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida Kabupaten/ Kota adalah sebagai berikut : 1) melakukan rapat koordinasi sekali dalam sebulan atau sesuai

dengan kebutuhan

2) melaporkan hasil pengawasan pupuk dan pestisida kepada Bupati/Walikota dan Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida di tingkat Provinsi serta Pusat (Direktorat Pupuk dan Pestisida).

3) mengikuti rapat koordinasi ataupun pembinaan yang dilakukan

oleh Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida Provinsi.

4) memberikan masukan berupa saran/pendapat dan penjelasan Bupati/Walikota atau hasil temuan pengawasan pupuk dan pestisida di lapangan.

5) melakukan monitoring pengawasan dan pemantauan terhadap

pengadaan penyaluran serta harga pupuk dan pestisida di daerah Kabupaten/Kota.

6) melakukan tugas yang erat kaitannya dengan pupuk dan

pestisida

13  

C. PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL (PPNS) PUPUK DAN PESTISIDA 1. TUGAS

Mencari serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat terang tindak pidana dibidang pupuk dan pestisida yang terjadi serta menemukan tersangkanya

2. FUNGSI

Mengkoordinasikan tindak kasus pidana yang terjadi dibidang pupuk dan pestisida dengan Korwasda dan aparat penegak hukum lainnya diwilayah yang menjadi kewenangannya.

3. WEWENANG

Wewenang Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) Pupuk dan Pestisida adalah sebagai berikut : 1) melakukan pemeriksaan atas kebenaran laporan atau keterangan

berkenaan dengan tindak pidana dibidang pupuk dan pestisida.

2) melakukan pemanggilan terhadap seseorang untuk didengar dan diperiksa sebagai tersangka atau sebagai saksi dalam tindak pidana di bidang pupuk dan pestisida.

3) melakukan pengeledahan dan penyitaan barang bukti tindak pidana di bidang pupuk dan pestisida.

14  

4) meminta keterangan dan bahan bukti dari orang atau badan

sehubungan dengan tindak pidana di bidang pupuk dan pestisida.

5) membuat dan menandatangani berita acara.

6) menghentikan penyidikan apabila tidak terdapat cukup bukti tentang adanya tindak pidana di bidang budidaya tanaman.

4. KEWAJIBAN

Memberitahukan dimulainya penyidikan dan melaporkan hasil penyidikan kepada penuntut umum melalui penyidik pejabat polisi Negara Republik Indonesia sesuai dengan ketentuan Pasal 107 Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana.

15  

III. RUANG LINGKUP KEGIATAN

A. PENGUATAN KOMISI PENGAWASAN PUPUK DAN PESTISIDA (KPPP)

Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida (KP3) baik Provinsi maupun Kabupaten/Kota adalah salah satu wadah koordinasi pengawasan pupuk dan pestisida antar intansi terkait dibidang pupuk dan pestisida. Agar semua intansi terkait dibidang pupuk dan pestisida mempunyai peran sesuai dengan tugas dan fungsinya, maka komisi pengawasan pupuk dan pestisida baik Provinsi maupun Kabupaten/Kota sebaiknya teridiri dari unsur-unsur pemerintah daerah dan dinas terkait, gambaran umum susunan komisi pengawasan pupuk dan pestisida baik tingkat Provinsi maupun Kabupaten/Kota adalah sebagai berikut :

Pembina : 1. Gubernur/Bupati/Walikota 2. Wakil Gubernur/Wakil Bupati/Wakil Walikota

Pengarah : Sekretaris Daerah Provinsi/ Kabupaten/ Kota Ketua : Asisten Ekonomi dan Pembangunan Sekda

Provinsi/Kabupaten/Kota Ketua I : Kepala Dinas Pertanian Provinsi/Kabupaten/Kota Ketua II : Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan

Provinsi/ Kabupaten/Kota Sekretaris : Kepala Biro Perekonomian Setda Provinsi/

Kabupaten/Kota

16  

Sekretaris I : Ka Bidang yang menangani pupuk dan Pestisida, Dinas Pertanian Provinsi/Kabupaten/Kota

Sekretaris II : Kasubdin Perdagangan Dalam Negeri, Dinas Perindag Provinsi/Kabupaten/Kota

Anggota : 1. Kepala Dinas Perkebunan Provinsi/ Kab/ Kota

2. Kepala Dinas Peternakan Provinsi/ Kabupaten/Kota

3. Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Provinis/Kabupaten/Kota

4. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi/ Kabupaten/Kota

5. Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi/ Kabupaten/Kota

6. Kepala Balai Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi (khusus untuk KPPP Provinsi).

7. Kepala Balai Perlindungan Tanaman Perkebunan Provinsi (khusus untuk KPPP Provinsi)

8. Kepala Badan Ketahanan Pangan Provinsi/Kabupaten/ Kota

9. Kepala Badan Koordniasi dan Penyuluhan Provinsi/ Kabupaten/Kota.

10. Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota

17  

11. Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi/ Kabupaten/Kota

12. Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota

13. Unsur kejaksaan Tinggi/Negeri Provinsi/ Kabupaten/Kota

14. Unsur Polisi Daerah Provinsi/ Kabupaten/ Kota

15. Kepala Kantor wilayah Bea dan Cukai Provinsi

16. Kepala Biro Hukum setda Provinsi/ Kabupaten/Kota

17. Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Provinsi

18. Kepala Balai Pengawasan Obat dan Makanan Provinisi

19. Kepala Balai Riset dan Standarisasi Nasional Provinsi

20. Kepala Laboratorium dan Pengujian Mutu dan Residu Pestisida Provinsi

21. Kepala Laboratorium Hama........(khusus Kabupaten/ Kota)

18  

Ruang lingkup kegiatan komisi pengawasan pupuk dan pestisida baik Provinsi mupun Kabupaten/Kota antara lain :

1. Rapat Koordinasi KPPP Provinsi dan dengan KPPP Kabupaten/Kota 2. Pembelian Sampel Pupuk dan Pestisida 3. Analisa Sampel Pupuk dan Pestisida 4. Pembinaan Pengawasan Pupuk dan Pestisida 5. Inventarisasi Peredaran Pupuk dan Pestisida

Secara rinci kegiatan Penguatan Kelembagaan Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida (KPPP) baik Provinsi mapun Kabupaten/Kota adalah sebagai berikut :

19  

RINCIAN KEGIATAN PENGUATAN KOMISI PENGAWASAN PUPUK DAN PESTISIDA (KP3)

TINGKAT PROVINSI TA 2012

No. Kegiatan Volume Harga Satuan Jumlah Biaya

(Rp.) (Rp.)

40.000.000

1 Belanja Bahan 4.130.000

- Penjilidan dan Penggandaan Laporan KP3 1 Pkt 750.000 750.000

- Penggandaan Materi dalam rangka Rapat koordinasi KP3 2 Kali 530.000 1.060.000

- Penggandaan Materi dalam rangka Sinkronisasi Pengawasan 1 Pkt 750.000 750.000

Pupuk dan Pestisida

- Perlengkapan Peserta 1 Pkt 1.000.000 1.000.000

- Pembelian Sampel Pupuk 6 Contoh 45.000 270.000

- Pembeliaan Sampel Pestisida 4 Contoh 75.000 300.000

2 Belanja Barang Non Operasional Lainnya 14.550.000

- Penyusunan Laporan KP3 8 OH 150.000 1.200.000

- Pengiriman Sampel Pupuk dan Pestisida 1 Pkt 350.000 350.000

- Akomodasi dan Konsumsi Rapat koordinasi KP3 2 Kali 2.750.000 5.500.000

- Akomodasi dan Konsumsi Sinkronisasi Pengawasan 1 Pkt 7.500.000 7.500.000

Pupuk dan Pestisida

3 Belanja Jasa Lainnya 5.420.000

- Analisa Sampel Pupuk 6 Contoh 450.000 2.700.000

- Analisa Sampel Pestisida 4 Contoh 500.000 2.000.000

- Pengiriman Laporan 1 Pkt 720.000 720.000

4 Belanja Perjalanan Lainnya 12.000.000

- Pembinaan Pengawasan Pupuk dan Pestisida 20 OP 300.000 6.000.000

- Inventarisasi Pupuk dan Pestisida 20 OP 300.000 6.000.000

5

Belanja Jasa Profesi

3.900.000

20  

- Honor Narasumber Daerah Dalam Rangka Sinkronisasi 10 Oj 250.000 2.500.000

- Nonor Narasumber Pusat Dalam Rangka Sinkronisasi 2 OJ 700.000 1.400.000

RINCIAN KEGIATAN PENGUATAN KOMISI PENGAWASAN PUPUK DAN PESTISIDA (KP3)

TINGKAT KABUPATEN/KOTA TA 2012

No. Kegiatan Volume Harga Satuan Jumlah Biaya

(Rp.) (Rp.)

30.000.000

1 Belanja Bahan 1.070.000

- Penjilidan dan Penggandaan Laporan KP3 1 Pkt 500.000 500.000

- Pembelian Sampel Pupuk 6 Contoh 45.000 270.000

- Pembelian Sampel Pestisida 4 Contoh 75.000 300.000

2 Belanja Barang Non Operasional Lainnya 7.500.000

- Penyusunan Laporan KP3 10 OH 150.000 1.500.000

- Konsumsi Rapat koordinasi KP3 3 Kali 2.000.000 6.000.000

3 Belanja Jasa Lainnya 5.430.000

- Analisa Sampel Pupuk 6 Contoh 450.000 2.700.000

- Analisa Sampel Pestisida 4 Contoh 500.000 2.000.000

- Pengiriman Laporan 1 Pkt 400.000 400.000

- Pengiriman Sampel Pupuk dan Pestisida 1 Pkt 330.000 330.000

4 Belanja Perjalanan Lainnya 16.000.000

- Pembinaan Pengawasan Pupuk dan Pestisida 24 OH 200.000 4.800.000

- Inventarisasi Pupuk dan Pestisida 20 OH 200.000 4.000.000

- Mengikuti Rapat Koordinasi Di Provinsi 9 OP 400.000 3.600.000

- Konsultasi Ke Provinsi 9 OP 400.000 3.600.000

21  

B PEMBERDAYAAN PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL (PPNS) PUPUK DAN PESTISIDA

Kegiatan pemberdayaan Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) Pupuk dan Pestisida diarahkan untuk lebih meningkatkan koordinasi dengan POLDA/Korwas Daerah, secara umum ruang lingkup kegiatan antara lain :

1. Koordinasi Penyelidikan dengan Korwas Propinsi 2. Sosialisasi Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1992 tentang Sistem

Budidaya Tanaman dengan sasaran Dinas Pertanian Kabupaten/Kota dan Pelaku usaha (Distributor dan kios pupuk dan pestisida)

3. Pembelian sampel pupuk dan pestisida 4. Analisa sampel pupuk dan pestisida 5. Pembinaan peredaran pupuk dan pestisida 6. Penyelidikan tindak kasus tindak pidana pupuk dan pestisida

Secara rinci kegiatan pemberdayaan penyidik pegawai negeri sipil (PPNS) Pupuk dan Pestisida tahun 2012 adalah sebagai tabel berikut :

22  

RINCIAN KEGIATAN PEMBERDAYAAN PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL (PPNS) PUPUK DAN PESTISIDA

TA 2012

No. Kegiatan Volume Harga Satuan Jumlah Biaya (Rp.) (Rp.) PEMBERDAYAAN PPNS 75.000.000

1 Belanja Bahan 3.120.000 - Penjilidan dan Penggandaan Laporan 1 Pkt 650.000 650.000

- Penggandaan Materi dalam rangka Koordinasi Penyelidikan 2 Pkt 450.000 900.000 - Penggandaan Materi dalam rangka Sosialisasi Penyelidikan 2 Pkt 500.000 1.000.000 - Pembeliaan Sampel Pupuk 6 Contoh 45.000 270.000 - Pembeliaan Sampel Pestisida 4 Contoh 75.000 300.000

2 Belanja Barang Non Operasional Lainnya 34.380.000 - Penyusunan Laporan Koordinasi 8 OH 150.000 1.200.000 - Penyusunan Laporan Sosialisasi 12 OH 150.000 1.800.000 - Pengiriman Sampel Pupuk dan Pestisida 1 Pkt 380.000 380.000 - Konsumsi Koordinasi Penyidikan Tingkat Provinsi 2 Kali 2.000.000 4.000.000 Dg Korwas Polda - Akomodasi dan Konsumsi Sosialisasi Penyidikan Tindak 2 Pkt 13.500.000 27.000.000 Pidana UU No. 12 Tahun 1992 ( Untuk Petugas Kabupaten & Kios/Distributor Pupes )

3 Belanja Jasa Lainnya 4.700.000 - Analisa Sampel Pupuk 6 Contoh 400.000 2.400.000 - Analisa Sampel Pestisida 4 Contoh 500.000 2.000.000 - Pengiriman Laporan 1 Pkt 300.000 300.000

4 Belanja Perjalanan Lainnya 22.600.000 - Pembinaan Peredaran Pupuk dan Pestisida 15 OH 300.000 4.500.000 - Penyelidikan tindak kasus pidana pupuk dan pestisida 12 OH 300.000 3.600.000 - Koordinasi Pengawasan Pupuk dan Pestisida (ke Pusat) 2 OP 3.500.000 7.000.000 - Transport Peserta Sosialisasi 60 Org 125.000 7.500.000

5 Honor Terkait dengan Output Kegiatan 2.400.000 - Honor Panitia Sinkronisasi 8 OK 300.000 2.400.000

5 Belanja Jasa Profesi 7.800.000 - Honor Narasumber Daerah Dalam Rangka Sosailisasi 20 Oj 250.000 5.000.000

23  

- Nonor Narasumber Pusat Dalam Rangka Sosialisasi 4 OJ 700.000 2.800.000

Catatan : Provinsi : Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Banten, Lampung, Sumbar, Sumut, Kalteng, Kalsel, Kalbar, Sulsel,

Sulteng, Kaltim dan Sulut

24  

IV. PELAKSANAAN KEGIATAN

Kegiatan penguatan kelembagaan Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida (KPPP) baik Provinsi maupun Kabupaten/Kota serta pemberdayaan Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) Pupuk dan Pestisida tahun 2012 berasal dari dana Dekonsentrasi dan Dana Tugas Pembantuan Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian, dengan mata anggaran kegiatan/akun yang terdiri dari : belanja bahan, belanja barang non operasional lainnya, belanja jasa lainnya, belanja perjalanan lainnya serta belanja jasa profesi (bukan dalam bentuk belanja sosial lainya).

Kegiatan penguatan kelembagaan Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida TA 2012 dialokasikan ke Provinsi seluruh Indonesia (33 Provinsi) dan 349 Kabupaten/Kota. Lokasi kegiatan Penguatan Kelembagaan Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida (KPPP) Provinsi dan Kabupaten/kota sebagaimana lampiran 1. Sedangkan untuk kegiatan Pemberdayaan Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) Pupuk dan Pestisida di alokasikan untuk 14 Provinsi yakni ; Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Lampung, Sumatera Barat, Sumatera Utara, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah dan Sulawesi Utara. Lokasi tersebut dipilih dengan pertimbangan masih seringnya terjadinya tindak kasus pidana di bidang pupuk dan pestisida serta kinerja PPNS di masing-masing Provinsi. Kegiatan Penguatan Kelembagaan Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida (KPPP) Provinsi dan Pemberdayaan Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) Pupuk dan Pestisida berada pada Satker Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi (Dana Dekonsentrasi) sedangkan kegiatan Penguatan Kelembagaan Komisi

25  

Pengawasan Pupuk dan Pestisida (KPPP) Kabupaten/Kota berada pada satker Dinas Pertanian Kabupaten/Kota atau berada pada Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi sesuai dengan aturan yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian.

A. PENGUATAN KOMISI PENGAWASAN PUPUK DAN PESTISIDA (KPPP)

PROVINSI

1. Rapat Koordinasi Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida (KPPP). Rapat koordinasi KPPP dlaksanakan dengan tujuan mengkoordinasikan kegiatan masing-masing Instansi/Unit Kerja terkait yang melakukan pengawasan dan pemantauan terhadap pupuk dan pestisida yang meliputi pengadaan, peredaran, penggunaan, mutu, harga, jumlah, penyimpanan, penyaluran dan efek samping yang ditimbulkannya terhadap kesehatan manusia dan lingkungan sekitarnya. Rapat koordinasi dilaksanakan 2 kali yang dihadiri oleh seluruh anggota Komisi Pengawasan Pupuk Pestisida (KPPP) Provinsi dan Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida (KPPP) Kabupaten/Kota se Provinsi (terutama yang mendapat alokasi kegiatan penguatan KPPP)

2. Sinkronisasi Pengawasan Pupuk dan Pestisida

Sinkroniasi pengawasan pupuk dan pestisida dilaksanakan dengan tujuan untuk mensinkronkan pelaksanaan pengawasan antara Pusat, Provinsi, Kabupaten/Kota serta dengan instansi terkait di Provinsi. Narasumber dari pertemuan Sinkronisasi pengawasan pupuk dan

26  

pestisida adalah Instansi terkait dibidang pupuk dan pestisida di Provinsi ( Dinas Pertanian, Dinas Perkebunan, Dinas Perdagangan, Polda, BUMN Pupuk/Produsen Pestisida serta dari Pusat (Direktorat pupuk dan Pestisida). Peserta pertemuan sinkronisasi pengawasan pupuk dan pestisida adalah petugas pengawas pupuk dan pestisida provinsi dan kabupaten/kota, instansi terkait dibidang pupuk dan pestisida serta pelaku usaha dibidang pupuk dan pestisida.

3. Pembelian Sampel Pupuk dan Pestisida Pembelian sampel pupuk dan pestisida diarahkan hanya untuk pupuk dan pestisida yang terdaftar dan diizinkan oleh Menteri Pertanian dan diusahakan agar berasal dari kios yang berbeda. Khusus untuk pupuk, mengingat biaya analisa mutu pupuk sangat bervariasi (tergantung jumlah unsur hara yang akan dianalisa), disamping pupuk bersubsidi sebaiknya juga lebih diarahkan untuk pupuk-pupuk non subsidi termasuk pupuk organik. Pembelian sampel pupuk dan pestisida harus disertai dengan bukti pembelian dengan alamat kios pupuk dan pestisida yang jelas disertai dengan legalitas kios tersebut (stempel/cap kios, tanggal pembelian dan nama serta tanda tangan pemilik kios). Terhadap pupuk dan pestisida yang dicurigai ada unsur pemalsuan/bukan ilegal perlu dilengkapi dengan berita acara pengambilan sampel/contoh pupuk dan atau pestisida (contoh berita acara lampiran 2).

27  

4. Pembinaan Pengawasan Pupuk dan Pestisida Kegiatan pembinaan pengawasan pupuk dan pestisida diarahkan untuk meningkatkan peran dan kemampuan petugas pengawas Kabaupaten/ Kota serta pembinaan terhadap distributor, kios pupuk dan pestisida terkait dengan peraturan perundang-undangan tentang pupuk dan pestisida.

5. Inventarisasi Peredaran Pupuk dan Pestisida Inventarisasi peredaran pupuk dan pestisida bertujuan untuk mengetahui sebaran peredaran pupuk dan pestisida di suatu Provinsi serta untuk mengetahui jenis formulasi pestisida yang dominan digunakan untuk masing-masing komoditi. Hasil invetarisasi peredaran pupuk dan pestisida di seluruh Indonesia diharapkan dapat membantu pemerintah pusat dalam penetapan sanksi terhadap produsen/pemegang pendaftaran pupuk dan pestisida sesuai dengan peraturan yang berlaku. Format hasil inventarisasi sebagaimana lampiran 3.

6. Analisa Sampel Pupuk Analisa sampel pupuk dilakukan terhadap pupuk yang dibeli di kios pupuk dan pestisida yang telah dijamin legalitasnya. Jumlah sampel yang dianalisa sesuai dengan Petunjuk Operasioanal Kegiatan (POK) yakni 6 contoh atau dapat disesuaikan dengan memperhitungkan biaya analisa yang dibutuhkan dengan biaya yang tersedia. Analisa dilakukan untuk semua unsur hara yang terkandung pada label pupuk

28  

dan dlakukan oleh Lembaga Pengujian Yang Terakreditasi atau lembaga uji mutu pupuk yang telah ditunjuk oleh Menteri Pertanian sesuai dengan Peraturan Menteri Pertanian : Nomor 43/Permentan/ SR.140/8/2011 tentang Syarat dan Tatacara Pendaftaran Pupuk An-Organik dan Permentan Nomor : 70/Permentan/ SR.140/10/2011 tentang Pupuk Organik, Pupuk Hayati dan Pembenah Tanah (Lampiran 4 dan 5).Contoh jumlah jenis sampel pupuk yang dianalisa dengan perkiraan biaya analisa sebagaimana lampiran 6

7. Analisa Sampel Pestisida Sebagaimana halnya pupuk, pestisida yang dianalisa adalah hasil pembelian sampel pestisida yang telah dijamin legalitasnya. Jumlah sampel pestisida yang dianalisa sesuai dengan Petunjuk Operasional (POK) yakni 4 contoh. Analisa dilakukan dilembaga uji mutu pestisida yang terkareditasi atau yang ditunjuk oleh Menteri Pertanian sesuai dengan Peraturan Menteri Pertanian Nomor : 24/Permentan/SR.140/4/2011 tentang Syarat dan Tatacara Pendaftaran Pestisida sebagaimana lampiran 7.

8. Pengiriman Sampel Pupuk dan Pestisida Sampel pupuk dan pestisida yang akan dianalisa mutunya sebaiknya dilaksanakan oleh lembaga uji yang berada pada propvinsi terdekat. Mengingat unit cost analisa sampel pupuk dan pestisida yang sangat terbatas, kiranya perlu dipertimbangkan agar pengujian dilakukan pada lembaga uji pemerintah karena biaya analisa relatif lebih murah

29  

dibandingkan lembaga uji swasta. Pengiriman sampel pupuk dan pestisida harus disertai dengan data-data tentang pupuk dan pestisida yang akan dianalisa sebagaimana lampiran 8 dan 9.

B. PENGUATAN KELEMBAGAAN KOMISI PENGAWASAN PUPUK DAN PESTISIDA (KPPP) KABUPATEN/KOTA

1. Rapat Koordinasi Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida (KPPP).

Sebagaimana halnya dengan Provinsi, rapat koordinasi KPPP Kabupaten/Kota dilaksanakan dengan tujuan mengkoordinasikan kegiatan masing-masing Instansi/Unit Kerja terkait yang melakukan pengawasan dan pemantauan terhadap pupuk dan pestisida ditingkat Kabupaten/Kota. yang meliputi pengadaan, peredaran, penggunaan, mutu, harga, jumlah, penyimpanan, penyaluran dan efek samping yang ditimbulkannya terhadap kesehatan manusia dan lingkungan sekitarnya. Rapat koordinasi dilaksanakan 3 kali yang dihadiri oleh semua anggota Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida (KPPP) Kabupaten/Kota serta petugas pengawas pupuk dan pestisida Kabupaten/Kota.

2. Pembelian Sampel Pupuk dan Pestisida Kegiatan pembelian sampel pupuk dan pestisida di Kabupaten/Kota dilaksanakan sebagaimana halnya kegiatan pembelian sampel pupuk dan pestisida di Provinsi yakni hanya untuk pupuk dan pestisida yang terdaftar dan diizinkan oleh Menteri Pertanian. Agar hasil analisa mutu pupuk dan pestisida lebih representatif, maka sampel pupuk dan

30  

pestisida diupayakan berasal dari kios yang berbeda. Khusus untuk pupuk, disamping pupuk bersubsidi sebaiknya juga lebih diarahkan untuk pupuk-pupuk non subsidi (an-organik dan organik) dengan kandungan unsur hara yang tidak terlalu komplek mengingat anggaran yang tersedia terbatas. Pembelian sampel pupuk dan pestisida harus disertai dengan bukti pembelian dengan alamat kios pupuk dan pestisida yang jelas disertai dengan legalitas kios tersebut (stempel/cap kios, tanggal dan nama serta tanda tangan pemilik kios). Terhadap pupuk dan pestisida yang dicurigai ada unsur pemalsuan/bukan ilegal perlu dilengkapi dengan berita acara pengambilan sampel/contoh pupuk dan atau pestisida (contoh berita acara lampiran 2).

3. Pembinaan Pengawasan Pupuk dan Pestisida Kegiatan pembinaan pengawasan pupuk dan pestisida diarahkan bagi pelaku usaha dibidang pupuk dan pestisida (distributor, kios dan produsen) untuk meningkatkan pemahaman tentang peraturan perundang-undangan dibidang pupuk dan pestisida.

4. Inventarisasi Peredaran Pupuk dan Pestisida Inventarisasi peredaran pupuk dan pestisida bertujuan untuk mengetahui sebaran peredaran pupuk dan pestisida di suatu Kabupaten/Kota serta untuk mengetahui jenis formulasi pestisida yang dominan digunakan untuk masing-masing komoditi. Hasil inventarisasi peredaran pupuk dan pestisida di Kabupaten/Kota diharapkan dapat memberikan gambaran jenis pupuk dan pestisida mana yang dominan beredar dan digunakan

31  

oleh petani di wilayah tersebut. Format hasil inventarisasi sebagaimana lampiran 10.

5. Analisa Sampel Pupuk Kegiatan analisa sampel pupuk di Kabupaten/Kota dilaksanakan sebagaimana halnya kegiatan analisa sampel pupuk dan pestisida di Provinsi, yakni terhadap hasil pembelian sampel pupuk dan pestisida pada kios yang telah dijamin legalitasnya. Jumlah sampel yang dianalisa sesuai dengan Petunjuk Operasioanal Kegiatan (POK) yakni 6 contoh atau dapat disesuaikan dengan meperhitungkan biaya analisa yang dibutuhkan dengan biaya yang tersedia . Analisa dilakukan untuk semua unsur hara yang terkandung pada label pupuk dan dlakukan oleh lembaga uji mutu pupuk yang terakreditasi atau yang ditunjuk oleh Menteri Pertanian sesuai dengan Peraturan Menteri Pertanian : Nomor 43/Permentan/ SR.140/8/2011 tentang Syarat dan Tatacara Pendaftaran Pupuk An-Organik dan Permentan Nomor : 70/Permentan/ SR.140/10/2011 tentang Pupuk Organik, Pupuk Hayati dan Pembenah Tanah (Lampiran 4 dan 5). Contoh jumlah jenis sampel pupuk yang dianalisa dengan perkiraan biaya analisa sebagaimana lampiran 6

6. Analisa Sampel Pestisida Sebagaimana halnya kegiatan analisa sampel pestisida di Provinsi, kegiatan analisa sampel pestisida di Kabupaten/Kota dilakukan terhadap sampel pestisida yang telah dibeli di kios dan dijamin legalitasnya. Jumlah sampel pestisida yang dianalisa sesuai dengan Petunjuk

32  

Operasional (POK) yakni 4 contoh. Analisa dilakukan dilembaga uji mutu pestisida yang terakreditasi atau ditunjuk oleh Menteri Pertanian sesuai dengan Peraturan Menteri Pertanian Nomor : 24/Permentan/SR.140/4/2011 tentang Syarat dan Tatacara Pendaftaran Pestisida sebagaimana lampiran 7.

7. Pengiriman Sampel Pupuk dan Pestisida Mengacu kepada DIPA Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian tahun 2012, perkiraan jumlah sampel pupuk dan pestisida yang akan dianalisa untuk 3 jenis kegiatan di seluruh Indonesia akan mencapai 4.048 sampel pupuk dan 1.590 sampel pestisida. Oleh sebab itu kiranya perlu dilakukan penjajakan terhadap lembaga uji mutu baik pupuk dan pestisida yang akan ditetapkan sebagai lembaga penguji sampel pupuk maupun pestisida. Perlu juga diperhatikan penetapkan lembaga uji harus mempertimbangkan dana yang tersedia. Pengiriman sampel pupuk dan pestisida harus disertai dengan data-data tentang pupuk dan pestisida sebagaimana lampiran 8 dan 9.

C. PEMBERDAYAAN PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL (PPNS) PUPUK DAN PESTISIDA Kegiatan Pemberdayaan Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) pupuk dan pestisida dilaksanakan oleh Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) Pupuk dan Pestisida yang berasal dari Dinas Pertanian Tanaman Pangan maupun Dinas Perkebunan Provinsi atau PPNS Pupuk dan Pestisida Provinsi yang

33  

melaksanakan tugas di Kabupaten pada Laboratorium Hama Penyakit. Kegiatan Pemberdayaan PPNS pupuk dan pestisida meliputi : 1. Koordinasi Penyelidikan Dengan Korwas Polda

Kegiatan koordinasi penyelidikan dilaksanakan dalam rangka menggalang koordinasi dengan aparat penegak hukum seperti Polda (korwas) dan kejaksaan serta aparat penegak hukum lainnya terhadap kasus tindak pidana dibidang pupuk dan pestisida yang perlu dilakukan penyelidikan. Melalui koordinasi tersebut diharapkan tercipta sinergi penerapan pengawasan peredaran pupuk dan pestisida yang mengacu kepada tugas dan fungsi masing-masing instansi. Sesuai dengan Petunjuk Operasional Kegiatan (POK) yang ada, rapat koordinasi penyelidikan dilaksanakan 2 kali dan dihadiri oleh PPNS (baik bidang pupuk dan pestisida maupun bidang benih dan perkebunan), Polda, Kejaksaan, Unsur Pemda serta Dinas terkait dibidang pupuk dan pestisida

2. Sosialisasi Penyelidikan Tindak Pidana UU No 12 Tahun 1992. Kegiatan sosialisasi penyelidikan tindak pidana UU No.12 Tahun 1992 dimakasudkan dalam rangka upaya penerapan Pasal 60 ayat (1) huruf f,g,h dan ayat (2) huruf f,g,h UU No. 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman. Kegiatan ini dilaksanakan 2 kali dengan peserta yang berbeda yakni : 1) Petugas pengawas pupuk dan pestisida Provinsi , Kabupaten/Kota

34  

2) Pelaku usaha dibidang pupuk dan pestisida (kios, distributor dan produsen)

Narasumber dari pertemuan tersebut adalah PPNS Pupuk dan Pestisida, Polda, Kejaksaan, Dinas Perindag, Pemda dan Pusat (Direktorat Pupuk dan Pestisida).

3. Pembelian sampel pupuk, pestisida dan analisa sampel pupuk dan pestisida Kegiatan ini berpedoman pada kegiatan yang sama pada penguatan kelembagaan Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida (KPPP) baik Provinsi maupun Kabupaten/Kota.

4. Pembinaan Peredaran Pupuk dan Pestisida Kasus peredaran pupuk dan pestisida yang selama ini terjadi pada tingkat pelaku usaha dibidang pupuk dan pestisida (kios dan distributor) akibat kurang dipahaminya peraturan perundang-undangan terkait dengan ketentuan peredaran pupuk dan pestisida. Melalui pembinaan yang dilakukan oleh Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) pupuk dan pestisida bersama aparat penegak hukum diharapkan kasus peredaran pupuk dan pestisida dapat dikurangi bahkan dihilangkan.

35  

5. Penyelidikan Tindak Kasus Pidana Pupuk dan Pestisida Kegiatan penyelidikan tindak kasus pidana pupuk dan pestisida dilaksanakan bersama-sama dengan aparat penegak hukum di Provinsi dalam rangka penyelesaian tindak kasus pidana pupuk dan pestisida yang sedang terjadi didaerah.

6. Koordinasi Pengawasan Pupuk dan Pestisida (ke pusat) Sesuai dengan alokasi anggaran yang tersedia di Petunjuk Operasional Kegiatan (POK) kegiatan koordinasi pengawasan pupuk dan pestisida dimaksudkan untuk mengikuti Pertemuan Koordinasi Pengawasan Pupuk dan Pestisida yang dilaksanakan oleh Pusat (Direktorat Pupuk dan Pestisida). Lokasi pertemuan akan diinfomasikan lebih lanjut.

36  

V. EVALUASI DAN PELAPORAN A. Evaluasi

Evaluasi pelaksanaan kegiatan Penguatan Kelembagaan Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida (KPPP) Tahun 2012 dilaksanakan secara berjenjang, evaluasi pelaksanaan KPPP Provinsi dilaksanakan oleh Pusat, evaluasi pelaksanaan KPPP Kabupaten/Kota dilaksanakan oleh Provinsi. Pelaksanaan evaluasi diarahkan perkembangan realisasi kegiatan (fisik maupun keuangan).

B. Pelaporan Laporan diperlukan untuk mengetahui perkembangan pelaksanaan kegiatan dalam mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Laporan terdiri dari :

1. Laporan Bulanan Laporan bulanan merupakan laporan perkembangan pelaksanaan kegiatan selama kegiatan berlangsung Laporan ini disampaikan dari Kabupaten ke Propinsi, dengan tembusan ke Pusat (Ditjen PSP), sedangkan laporan bulanan Provinsi disampaikan ke Pusat (Ditjen PSP). Laporan Bulanan menggunakan form PSP (1)

37  

2. Laporan Tahunan/Akhir 1) Laporan Tahunan/Akhir oleh Kabupaten/Kota

Laporan ini dibuat oleh Kabupaten/Kota disampaikan ke Povinsi dan ditembuskan ke Pusat. Laporan tahunan ini menggunakan FORM PSP 03. Selain mengisi FORM PSP 03, penanggungjawab kegiatan ditingkat Kabupaten wajib menyiapkan laporan akhir pelaksanaan kegiatan Penguatan Kelembagaan Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida (KPPP) Kabupaten/Kota. Laporan akan lebih informatif dan komunikatif bila dilengkapi dengan foto-fota dokumentasi.

2) Laporan Tahunan/Akhir oleh Provinsi Laporan ini dibudat oleh Propinsi disampaikan ke Pusat, laporan yang disampaikan terdiri dari 2 bagian yakni laporan pelaksanaan kegiatan penguatan KPPP Provinsi dan laporan kegiatan KPPP Kabupaten/Kota yang merupakan rekap Kabupaten/Kota. Laporan ini menggunakan FORM PSP 04. Laporan akhir ke Pusat disampaikan di Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian dengan alamat Kantor Pusat Kementerian Pertanian Gd d Lt 8, Jl Harsono RM, No. 3 Ragunan – Jakarta Selatan. Ouline laporan akhir sebagaimana lampiran 11

38  

3. Evaluasi Mutu Pupuk dan Pestisida Hasil analisa mutu sampel pupuk dan pestisida yang telah dilakukan oleh lembaga uji mutu pupuk dan pestisida dapat dievaluasi dengan memperhatikan beberapa hal.

1) Evaluasi Mutu Pupuk Kandungan unsur hara sampel pupuk yang sudah diketahui berdasarkan hasil uji mutu pupuk, dapat dievaluasi dengan membandingkan nilai unsur hara yang tercantum dilabel pupuk.

2) Evaluasi Mutu Pestisida Evaluasi mutu pestisida berdasarkan hasil uji mutu yang telah dilaksanakan dibandingkan dengan kandungan bahan aktif pada lebel dengan memperhatikan batas toleransi yang telah ditetapkan oleh Menteri Pertanian, sebagaimana tabel berikut :

39  

Tabel : Batas toleransi kadar bahan aktif pestisida

Kadar bahan aktif yang dinyatakan (%)

Kadar bahan aktif yang dinyatakan

dengan (g/l) Batas Toleransi

>/ 50 >/ 500 + 2,5 unit (%) + 25 unit (g/l)

25 - < 50 250 - < 500 + 5 (%) 10 - < 25 100 - < 250 + 6 (%) 2,5 - < 10 25 - < 100 + 10 (%)

0 – 2,5 0 - < 25 + 15 %

Format Rekapitulasi hasil analisa sampel pupuk dan pestisida sebagaimana lampiran 12.

40  

VI. PENUTUP Kegiatan Penguatan Kelembagaan Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida (KPPP) baik Provinsi maupun Kabupaten/Kota TA 2012 merupakan kegiatan yang sama dengan TA 2011. Sedangkan kegiatan Pemberdayaan Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) Pupuk dan Pestisida merupakan kegiatan yang baru dimulai TA 2012. Dengan mempertimbangkan ketersediaan anggaran dan daerah-daerah yang dominan terjadi tindak pidana dibidang pupuk dan pestisida selama ini, maka alokasi kegiatan tersebut baru bisa diberikan kepada PPNS Pupuk dan Pestisida yang berada di 14 (empat belas) Provinsi). Mengacu kepada evaluasi pelaksanaan kegiatan TA 2011 (khususnya kegiatan Penguatan Kelembagaan Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida) baik Provinsi dan Kabupaten/Kota, beberapa hal penting yang perlu menjadikan perhatian bagi daerah yang mendapatkan kegiatan tersebut adalah sebagai berikut : 1. Kegiatan Penguatan Kelembagaan Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida

(KPPP) baik Provinsi dan Kabupaten/Kota, maupun kegiatan Pemberdayaan Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) Pupuk dan Pestisida terdiri dari komponen mata anggaran kegiatan/akun : belanja bahan, belanja barang non operasional lainnya, belanja jasa lainnya, belanja perjalanan lainnya serta belanja jasa profesi (bukan dalam bentuk belanja sosial lainya). Oleh sebab itu bagi daerah yang mendapat kegiatan tersebut tidak terdiri dari komponen dimaksud agar segera melakukan revisi.

2. Berkurangnya kasus peredaran pupuk dan pestisida sangat ditentukan oleh kinerja Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida (KPPP) baik Provinsi

41  

maupun Kabupaten/Kota yang beranggotakan instansi terkait dibidang pupuk dan pestisida. Oleh sebab itu pelaksanaan rapat koordinasi harus dilaksanakan dengan melibatkan semua pengurus dan anggota Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida (KPPP) yang sudah ditetapkan oleh Gubernur/Bupati/Waliktoa.

3. Hasil Analisa Sampel Pupuk dan Pestisida serta Inventarisasi Peredaran

Pupuk dan Pestisida yang dilaksanakan oleh Provinsi dan Kabupaten/Kota diseluruh Indonesia diharapkan dapat membantu Pemerintah Pusat dalam rangka penerapan sanksi terhadap pelanggaran ketentuan-ketentuan yang menjadi kewajiban bagi produsen/pemegang nomor pendaftaran pupuk dan pestisida.

4. Kegiatan Pemberdayaan Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) Pupuk dan

Pestisida tahun ini diharapkan dapat memberikan motivasi bagi PPNS dalam melaksanakan tugas dan fungsi, sesuai dengan kewenangannya sebagaimana yang diamanatkan dalam Pasal 59 ayat (2) Undang-Undang No.12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman.

5. Melalui kegiatan Sosialisasi Undang-undang No.12 Tahun 1992 tentang

Sistem Budidaya Tanaman kepada pelaku usaha dibidang pupuk dan pestisida (kios dan distributor), diharapkan kasus tindak pidana yang selama ini masih terjadi dapat dikurangi bahkan dihilangkan.

6. Koordinasi Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida (KPPP)

Provinsi/Kabupaten/Kota serta Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) Pupuk dan Pestisida dengan Polda, Kejaksaan dan instansi penegak hukum lainnya

42  

diharapkan dapat menghindari penyalahgunaan wewenang dalam penertiban peredaran pupuk dan pestisida dilapangan.

43  

Lampiran 1.

Rencana Kegiatan Penguatan Kelembagaan Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida (KPPP) Provinsi dan Kabupaten/Kota TA 2012

No Prov./Kab. SK Gub. / Bupati tentang Pembentukan KP3

1 NAD 521.34/210/2010, tgl 12 Mei 2010

1 - Kota Banda Aceh 7 tahun 2010, tgl 18-01-10

2 - Piddie 28 tahun 2010, tgl 18-01-10

3 - Bireuen 10 tahun 2010, tgl 27 - 01 -10

4 - Kota Langsa 3/520/2010, tgl 04 - 01 – 10

5 - Aceh Timur 521.33/19/2010, tgl 12 - 01 – 10

6 - Aceh Tengah 521.33/76/2010, tgl 05 - 02 – 10

7 - Aceh Selatan 16 tahun 2010, tgl 19-01-2010

8 - Aceh Tenggara 521.34/068/2010 tgl 09-02-2010

9 - Aceh Jaya 5 tahun 2010, tgl 14-01-2010

10 - Aceh Singkil 44 tahun 2010, tgl 12-03-2010

11 - Aceh Tamiang 244 tahun 2010, tgl 08-04-2010

12 - Bener Meriah 188.45/004.4/2010, tgl Feb 2010

13 - Kota Sulubussalam 521.34/26/SK/2010, tgl 18-01-2010

14 - Aceh Barat 22 Tahun 2011, tgl. 24 Juni 2011

2 Sumatera Utara 188.44/545/KPTS/2010 tgl 16 September 2010

1 -Asahan 41 EKON/2009 tgl 28 Januari 2009

2 - Dairi 418 tahun 2002 tgl 26 Juli 2002

3 - Deliserdang 1.604 tahun 2008 tgl 4 November 2008

44  

No Prov./Kab. SK Gub. / Bupati tentang Pembentukan KP3

4 - Tanah Karo 521.33/08/EK/2011 tgl. 12 Januari 2011

5 - Labuhan Batu 521/1328/EKON/2005 tgl. 19 Desember 2005

6 - Mandailing Natal 521/011/SK/2009 tgl 5 Januari 2009

7 - Simalungun 188.45/2616/SOSEKDIK tgl 08 Maret 2006

8 - Tapanuli Selatan 520/112/K/2006 tgl 22 Mei 2006

9 - Tapanuli Tengah 111/DISTANNAK/2010 tgl 12 Maret 2010 10 - Tapanuli Utara 196 tahun 2010 09 Juni 2010 11 - Toba Samosir 79 tahun 2009 tgl 08 April 2009

12 - Kota Binjai 188-34-765/K/2008 tgl 31 Januari 2008

13 - Kota Medan 521/363 K tgl 29 Maret 2010

14 - Kota Pmtang Siantar 521.33-1194/WK- Tahun 2009 tgl 06 Juli 2009

15 - Kota Tebing Tinggi 520/246 dan 520/248 tahun 2008 tgl 29 Mei 2008

16 - Kota Pdg Sidempuan 48/KPTS/2010 tgl 02 Maret 2010

17 - Pak pak Barat 0685 Tahun 2009 tgl 07 Agustus 2009

18 - Nias Selatan 520/104/K/2009 tgl 28 April 2009

19 - Humbang Hasundutan 32 Tahun 2005 tgl 28 April 2005

20 - Samosir 45 Tahun 2010 tgl 23 Maret 2010

21 - Serdang Bedagai 113 Tahun 2004 tgl 23 Oktober 2004

22 - Padang Lawas 521.33/62/KPTS/2010 tgl 17 Februari 2010

23 - Batu bara 30/SPPPK/2008 tgl 22 Februari 2008 24 - P. Lawas Utara 520/06/K/2010 tgl 27 Januari 2010 25 - Tj. Balai 520/221.A/K/2008 & 520/220.A/K/2008 tgl.140711

26 - Labuhan Batu Selatan 510/24/indakop/III/2009 tgl 24 Agustus 2009

45  

No Prov./Kab. SK Gub. / Bupati tentang Pembentukan KP3

3 Sumatera Barat 500-17-2010 tanggal 8 Februari 2010

1 - Agam 262 tahun 2009, tgl 13-0209

2 - Pasaman 188.45/142/BUP Pas/2009, tgl 03/03/2009

3 - Pasaman Barat 188.45/196/BUP.Pasbar/2009 tgl 13/04/2009

4 - 50 Kota 290 tahun 2009 tgl 08-06-09

5 - Padang Pariaman 56/Kep/BPD/2009, tgl 17-03-09

6 - Pesisir Selatan 500/117/kpts/BPT-PS/2010 tgl 11/01/2010

7 - Sijunjung 188.45/101/Kpts-BPT/2009 tgl 02/02/2009

8 - Dharmasraya 189.1/94/Kpts-BUP/2010 tgl 04/03/2010

9 - Tanah Datar 510.1/70/Perdapas-2010 tgl 03/02/2010

10 - Solok 500-030-2011 tgl 04 Februari 2011

11 - Solok Selatan 500.520.4.14/2010 tgl 17-05-10

12 - Kota Padang 43/tahun 2009 tgl 01-05-09

13 - Kota Bukittinggi 188.45-155-2010 tgl 07-06-10

14 - Kota Payakumbuh 521.01/275/Wk-Pyk/2010 tgl

15 - Kota Pariaman 9/500/2009 tgl 14-01-2009

16 - Kota Solok 188.45/247/Kpts/swl-2008 tgl 08/07/2008

17 - Kota Pdg Panjang 13 tahun 2009 tgl 08-04-2009

18 - Kota Sawahlunto 189.2/137/Wako-swl/2009 tgl 30-04-2009

46  

No Prov./Kab. SK Gub. / Bupati tentang Pembentukan KP3

4 Riau 71 tahun 2009 tgl. 1 Mei 2009

1 Kampar 814/Distan-PSP/2010/619 tgl. 22 Mei 2010

2 Rokan Hulu 324 tahun 2007 tgl. 18 September 2007

3 Rokan Hilir 322 tahun 2009 tgl 12 Juni 2009

4 Bengkalis 71 tahun 2006 tgl. 4 April 2006

5 Siak 91.a /HK/KPTS/2009 tgl. 11 Maret 2009

6 Pelalawan KPTS. 521.43/Distan/XII/2003/334 tgl. 8-03-04

7 Indragiri Hulu 110 tahun 2006 tgl. 2 juni 2006

8 Indragiri Hilir Kpts 62/II/HK-2010 tgl. 2 februari 2010

9 Kuantan Singingi 236 tahun 2009 tgl. 28 September 2009

10 Kota Pekanbaru 55.a tahun 2006 tgl. 22 Maret 2006

11 Kota Dumai 56/Distanhutbun/2010 tgl 13 Maret 2010

5 Kepulauan Riau 180 Tahun 2006 tgl 26 Juni 2006

1 - Kota Batam

2 - Lingga 168/KPTS/V/2009 tgl 27 Mei 2009

3 - Tanjung Pinang 75 Tahun 2010 tgl 5 Pebruari 2010

4 - Bintan 355/VIII/2010 tgl 6 Agustus 2010

5 - Karimun 123.A tahun 2005 tgl 28 Nopember 2005

47  

No Prov./Kab. SK Gub. / Bupati tentang Pembentukan KP3

6 Jambi 155/Kep. Gub/SDA/2009 tgl 20 Apr 2009

1 - Batanghari 394 tahun 2008 tgl 16 Juni 2008

2 - Muaro Jambi 322 Tahun 2009 tgl 13 Juli 2009

3 - Sarolangun 161/Tahun 2010 tgl 6 April 2010

4 - Bungo 330/DTPH Tahun 2009 tgl 29 Juni 2009

5 - Tanjung Jabung Barat 270 Tahun 2009 tgl 29 Mei 2009

6 - Tanjung Jabung Timur 7 Tahun 2010 tgl 5 Januari 2010 7 - Kerinci 500/Kep.73/2010 tgl 18 Maret 2010 8 - Sungai Penuh 521/Kep.279/2010 tgl 29 Juli 2010

9 - Tebo 600 tahun 2003 tgl. 01 Agustus 2003

10 - Kota Jambi 329 Tahun 2004 tgl. 2 Nopember 2004

11 - Merangin 65/Distanakan/2010 tgl 25 Maret 2010

7 Bangka Belitung 188.44/679/DPPP/2010 tgl 30 Agustus 2010 1 Bangka Selatan 3 tahun 2004 /188.54/29/DPK/2004

2 Bangka Tengah 188.45/252/DPBH/2004

3 Bangka Barat 188.45/244/2.01.01/2009

4 Belitung 188.45/046/KEP/DPK/2010

5 Belitung Timur 520/234/KEP/DPK.BT/2007

6 Bangka 188.45/808/PERNAK/2008

7 Kota Pangkal Pinang 166/Distan/III/2010

48  

No Prov./Kab. SK Gub. / Bupati tentang Pembentukan KP3

8 Bengkulu T. 2198.XX Tahun 2010 tgl 25 Maret 2010

1 - Kota Bengkulu 198 Tahun 2009 tgl 10 Oktober 2009 2 - Bengkulu Utara 201 Tahun 2010 tgl 12 Mei 2010

3 - Seluma 345 Tahun 2008 tgl 23 Juni 2008

4 - Muko-muko 224 Tahun 2008 tgl 21 April 2008

5 - Lebong 552 Tahun 2008 tgl 11 Agustus 2008

6 - Bengkulu Selatan 520/128/Tahun 2010 tgl 17 April 2010

7 - Rejang lebong 109 Tahun 2010 tgl 17 Maret 2010

8 - Bengkulu Tengah 132 Tahun 2009 tgl 11 Juli 2009

9 - Kepahiang 178 Tahun 2008 tgl 26 April 2008

10 - Kaur 105 Tahun 2011, Tgl 7 Pebruari 2011

9 Sumatera Selatan 493/KPTS/IV/2010 tgl 16 juli 2010

1 Kota Palembang 1771 tahun 2009 tgl 31 Desember 2009

2 Ogan Komering Ulu 35/KPTS/2009 tgl. 3 Februari 2009

3 OKU Selatan 268/KPTS/V/2009 24 juli 2009

4 OKU Timur 187 tahun 2008 tgl. 16 Mei 2008

5 Muara Enim 170/KPTS/TPH/2009 tgl. 20 Februari 2009

6 Lahat 224/KEPTPH/2009 tgl 6 Juni 2009

7 Kota Pagar Alam 626 tahun 2009 tgl. 30 Juni 2009

8 Empat Lawang 521.2/161/KEP/Tapanak Prik/2009 tgl. 11-06-09

9 Musi Rawas 44/KPTS/DTPH/2009 tgl. 12 Februari 2009

10 Kota Lubuk Linggau 61/KPTS/TPPK/2009 tgl. 30 Maret 2009

11 Musi Banyuasin 0423 tahun 2009 tgl. 3 Maret 2009

12 Banyuasin 492 tahun 2005 tgl. 27 Juni 2005

49  

No Prov./Kab. SK Gub. / Bupati tentang Pembentukan KP3

13 Ogan Ilir 136/Kep/TPH.KP/2006 Tgl 30 Mei 2006

14 Kota Prabumulih 3/Kpts/Dispertahan/2010 Tgl. 4 Jan 2010

15 OKI 023/Kep/Diperta/2002 Tgl. 1 Maret 2002

10 Lampung G/056/B.IV/HK/2009, tgl. 04 Februari 2009

1 Lampung Barat B/152/KPTS/11.10/2011, tgl. 23 Maret 2011

2 Lampung Selatan B/13.a/III.09/HK/2011, tgl. 17 Januari 2011

3 Lampung Tengah 06 tahun 2009 tgl. 15 Februari 2009

4 Lampung Utara 111 tahun 2010, tgl. 24 Februari 2010

5 Lampung Timur B.285/03/SK/2006, tgl. 27 Juni 2006

6 Tanggamus B.04/17/3/2005, tgl. 29 Maret 2006

7 Tulang Bawang B/120/DD.1/HK/TB/2007, tgl. 22 Maret 2007

8 Mesuji 900/207.a/III.10/MSJ/IV/2010, tgl. 09-04-2010

9 Pring Sewu B/115/KPTS/D.08/2010, tgl. 20 Mei 2010

10 Pesawaran 04.A/111.05/HK/2010, tgl. 19 Januari 2010

11 Tulang Bawang Barat B/37/HK/2010, tgl. 05 Februari 2010

12 Kota Bandar Lampung 336/04/HK/2009, tgl. 15 Juli 2009.

13 Way Kanan B.105/05-WK/HK/2005, Tgl 18 Agustus 2005

14 Kota Metro 10 Tahun 2005 Tgl 10 Mei 2005

11 Banten 521.32.05/KEP.132-HUK/2009, tgl. 27-03-2009

1 Lebak 520/KEP.104/Pertanian/2008 tgl. 2 April 2008

2 Tanggerang 520/Kep.59 Huk/2009, tgl. 02 Februari 2009

3 Kota Serang 521.32/Kep.210-Huk/2008 tgl. 15 Desember 2008

50  

No Prov./Kab. SK Gub. / Bupati tentang Pembentukan KP3

4 Kota Cilegon 520.05/Kep. 60-Org/2010 tgl. 01 Februari 2010

5 Kota Tangerang 521.23/Kep.9.A/Disperta/2009 Tgl 5 Jan 2009

6 Serang 521.33/Kep 233 -org/ 2011

12 Jawa Barat 521.33/Kep.643-Binprod/2010 tgl 28 April 2010

1 Bogor 520.33/308/Kpts/Huk.2009

2 Sukabumi 370 A Tahun 2006

3 Cianjur 521.43,05/Kep.150-PE/2006

4 Cirebon 521.33/Kep.201/Distan/2007

5 Kuningan 521.33/Kep.262/Distan/2007

6 Majalengka 398 tahun 2009

7 Indramayu 521.33.05/Kep.536-Perek/2009

8 Bekasi 510/Kep. 76-Ek/2007

9 Karawang 521.05/Kep.234.HUK/2009

10 Purwakarta 521.33.05/Gep.217-Distanhutbun/2009

11 Subang 521.33/Kep 610/Diperta/2003

12 Bandung 521/Kep.317-Distanhutbun/2009

13 Bandung Barat 800/Kep.13-DPPK/2009

14 Sumedang 521.33/Kep.144/Huk/2007

15 Garut 521.33/KEP.272.Perek/2006

16 Tasikmalaya 520/Kep.142-Ek/2004

17 Ciamis 521.33/Kep.325/Huk/2007

18 Kota Bogor 520.33.45-184 Tahun 2009

19 Kota Sukabumi 177 Tahun 2009 tgl 3 agustus 2009

20 Kota Cirebon 520.34.05/Kep.227.DKPPP/2009

51  

No Prov./Kab. SK Gub. / Bupati tentang Pembentukan KP3

21 - Kota Bekasi 521.33/Kep.206A-Dispera/V/2009

22 - Kota Cimahi 866/Kep/206-Diskopindagtan/2009

23 - Kota Tasikmalaya 521.33/Kep.09-Distan/2009

24 - Kota Depok 821.29/129/Kpts/Distankan/Hut/2009

25 - Kota Bandung 521.33/Kep/330/Dispertapa/2011 Tgl. 2 Mei 2011

26 - Kota Banjar 520/Kpts.07/Distan/2009

13 D.I Yogyakarta 214.1/Kep/2009 tgl. 3 Nov. 2009

1 - Kulonprogo 168 tahun 2008 tgl. 18 April 2008

2 - Bantul 35 tahun 2009 tgl. 7 Februari 2009

3 - Gunung Kidul 62/KPTS/2009 tgl. 6 Maret 2009

4 - Sleman 20/Kep.KDH/A/2009 tgl. 7 Jan. 2009

14 Jawa Tengah 521.3/43/2008 tgl 7 Oktober 2008

1 - Brebes 521.4/008 A/2004 tgl 3 Januari 2004

2 - Tegal 521.3/876/2008 tgl 19 Nopember 2008

3 - Kota Tegal 521.3/017.B/2009 tgl 9 Pebruari 2009

4 - Pekalongan 521.4/139/2004 tgl 29 Nopember 2004

5 - Kota Pekalongan 521.4/465/2006 tgl 22 Juni 2006

6 - Batang 521.3/131/2009 tgl 25 Maret 2009

7 - Kendal 10/2004 tgl 8 Maret 2004

8 - Kota Semarang 521.05/47/2005 tgl 14 Pebruari 2005

9 - Demak 521/112/2006 tgl 10 Maret 2006

10 - Grobogan 521.34/236/2010 tgl 2 Maret 2010

11 - Semarang 521/0593/2008 tgl 12 Nopember 2008

52  

No Prov./Kab. SK Gub. / Bupati tentang Pembentukan KP3

12 - Kota Salatiga 520/75/2009 tgl 2 Maret 2009

13 - Kudus 521.3/091/2006 tgl 10 Maret 2006

14 - Pati 521.3/556/2005 tgl 25 Pebruari 2005

15 - Jepara 54 Tahun 2009 tgl 13 Maret 2009

16 - Rembang 450/2004 tgl 1 Oktober 2004

17 - Blora 752/518/2010 tgl 9 Maret 2010

18 - Temanggung 520/185/2004 tgl 30 Agustus 2005

19 - Wonosobo 521/74/2009 tgl 25 Pebruari 2009

20 - Kota Magelang 521.34/45/112/2009 tgl 31 Agustus 2009

21 - Magelang 188.4/59/KEP/05/2005 tgl 26 Maret 2005

22 - Purworejo 188.4/14/2009 tgl 20 Januari 2009

23 - Kebumen 520.3/18/KEP/2009 tgl 6 Januari 2009

24 - Banjarnegara 521.3/97/2008 tgl 18 Maret 2008

25 - Purbalingga 521.3/40/2005 tgl 7 Maret 2005

26 - Banyumas 521.3/685/2005 tgl 31 Mei 2005

27 - Cilacap 521.3/19/05/2009 tgl 14 Januari 2009

28 - Boyolali 521.34/543 tgl 28 Nopember 2009

29 - Klaten 29/2005 tgl 19 Januari 2005

30 - Kota Surakarta 520.05/36/I/2010 tgl 30 April 2010

31 - Sragen 521.3/71/02/2006 tgl 6 Maret 2006

32 - Sukoharjo 521.3/94/2009 tgl 10 pebruari 2009

33 - Karanganyar 521.3/10/2009 tgl 6 Januari 2009

34 - Wonogiri 94/2009 tgl 13 Pebruari 2009

35 - Pemalang 521.3/18.C/Dispertan Tgl. 2 Jan 2003

53  

No Prov./Kab. SK Gub. / Bupati tentang Pembentukan KP3

15 Jawa Timur 188/3/KPTS/013/2010 tgl 8 Januari 2010

1 - Blitar 188/20/HK/422.020.2/2009 tgl. 07 Januari 2009

2 - Malang 180/60/KEP/421.013/2010 tgl 6 April 2010

3 - Bondowoso 520.33/72 A./430.42/2008 tgl 14 Pebruari 2008

4 - Bojonegoro 188/20 KEP/412.11/2009 tgl 13 Pebruari 2009

5 - Banyuwangi 188/1004/KEP/429.011/2010 tgl. 26 Agustus 2010

6 - Lamongan 188/74/Kep/413.013/2010 tgl 26 Februari 2010

7 - Lumajang 188.45/49/427.12/2010 tgl. 08 Februari 2010

8 - Pacitan 188.45/99/408.21/2010 tgl. 01-04-2010

9 - Pamekasan 188/141/441.131/2010 tgl. 17 April 2010

10 - Probolinggo 188.45/622/426.12/2010 tgl 08 Maret 2010

11 - Tuban 188.45/37/KPTS/414.012/2010 tgl. 29 April 2010

12 - Tulungangung 188.45/ /031/2011 tgl.

13 - Bangkalan 188.45/2/Kpts/433.013/2010 Tanggal 28 April 2010

14 - Magetan 188/56/Kpts/403.013/2010 Tgl. 17 Sept 2009

15 - Kediri 188.45/90/418.32/2010 Tgl. 05 Maret 2010

16 Bali 1579/03-B/HK/2008 tgl 05-12-2008

1 - Badung 144/02/Hk/2009 tgl 23-01-2009

2 - Buleleng 521/512/HK/2010, tgl 30-06-2010

3 - Jembrana 833/PKL/2009 tgl 01-09-2009

4 - Tabanan 109 tahun 2010 tgl 08-03-2010

5 - Bangli 520.05/36/2010, tgl 11-06-2010

6 - Gianyar 254/05-L/HK/2010, tgl 09-03-2010

54  

No Prov./Kab. SK Gub. / Bupati tentang Pembentukan KP3

7 - Kota Denpasar 188.45/135/HK/2010, tgl 24-02-2010

8 - klungkung 35 tahun 2009, tgl 08-04-2009

9 - Karangasem 98 tahun 2009, tgl 10-02-2009

17 Nusa Tenggara Barat 353 tahun 2009, tgl 16 Juli 2009

1 - Kota Mataram 352/V/2009 ,tgl 29 Mei 2009

2 - Lombok Barat 1363/739/Diperta/VII/2009, tgl 23/07/2009

3 - Lombok Utara 28/11/DKPPK/2010 tgl 08 Februari 2010

4 - Lombok Tengah 92.a tahun 2009 tgl 04 Maret 2009

5 - Lombok Timur 188.45/178/PP/2010 tgl 06 April 2010

6 - Sumbawa 381 tahun 2009, tgl 05 Januari 2009

7 - Dompu 509 tahun 2009, tgl Mei 2009

8 - Bima 188.45/027/003/2010, Tgl 25 Januari 2010

9 - Kota Bima 218 tahun 2009, tgl 23 Juni 2009

10 - Sumbawa Barat 18 Tahun 2009 Tanggal 15 Jan 2009

18 Nusa Tenggara Timur 225/KEP/HK/2009 tgl. 29 Juli 2009

1 - Kota Kupang 68/KEP/HK/2003, tgl. 01 Mei 2003

2 - Kupang 39/SKEP/HK/2003, tgl. 24 Februari 2003

3 - TTS 31/KEP/HK/2010, tgl. 01 Februari 2010

4 - TTU 72 tahun 2005, tgl. 01 Maret 2005

55  

No Prov./Kab. SK Gub. / Bupati tentang Pembentukan KP3

5 - Belu 104/HK/2009, tgl. 07 Agustus 2009

6 - Alor 127/HK/KEP/2009, tgl. 09 Juni 2009

7 - Lembata 295 tahun 2010, tgl. 13 Agustus 2010

8 - Manggarai HK/38/2009, tgl. 19 Februari 2009

9 - Sumba Barat KEP/HK/299/2010, tgl. 01 April 2010

10 - Rote Ndao 28/KEP/HK/2010, tgl. 01 April 2010

11 - Manggarai Barat 21/KEP/HK/ 2009, tgl. 17 Februari 2009

12 - Ende 141 tahun 2004, tgl. 09 September 2004

13 - Nagekeo 101/KEP/Distan/2009, tgl. 25 Mei 2009

14 - Ngada 94/KEP/EK/2009, tgl 24 April 2009

15 - Sikka 91/HK/2009, tgl. 27 April 2009

16 - Flores Timur 189 Tahun 2010, tgl. 09 Juli 2010

17 - Manggarai Timur HK/40/2009, tgl. 28 April 2009

19 Kalimantan Barat 505 tahun 2009, tgl. 01 September 2009

1 - Pontianak 21 tahun 2010, tgl. 15 Januari 2010

2 - Sambas 118 tahun 2010, tgl 22 April 2010

3 - Sintang 775 tahun 2010, tgl. 18 Maret 2010

4 - Kota Singkawang 123 tahun 2010, tgl. 19 Mei 2010

5 - Melawi 520/49 tahun 2010, tgl.27 April 2010

6 - Sekadau 19 Tahun 2009, tgl. 20 Februari 2009

7 - Kubu Raya 125 tahun 2009, tgl. 01 April 2009

8 - Kapuas Hulu 84 tahun 2010, tgl. 25 Februari 2010

9 - Ketapang 487 tahun 2008, tgl. 22 Desember 2008

10 - Bengkayang 149 Tahun 2010 Tgl. 30 Maret 2010

56  

No Prov./Kab. SK Gub. / Bupati tentang Pembentukan KP3

9 - Sukamara 526/196/HUK/2010, tgl. 15 Januari 2010

10 - Lamandau 520/046/VII/2004, tgl. 21 Juli 2004

11 - Gunung Mas 94 Tahun 2004, tgl. 30 Maret 2004

12 - Pulang Pisau 75 Tahun 2004, tgl. 29 Maret 2004

13 - Murung Raya 188.45/133/2009, tgl. 10 februari 2009

14 - Barito Utara 188..45/264/2003 Tgl 5 Maret 2003

21 Kalimantan Selatan 188.44/02.33/KUM/2010 tgl 11 Mei 2010

1 Tanah Laut 390 tahun 2007

2 Kotabaru 495 tahun 2004

3 Kota Banjarbaru 143 tahun 2009

4 Hulu Sungai Utara 161 tahun 2009

5 Tanah Bumbu 505 tahun 2008

6 Barito Kuala 188.45/9/KUM/2010

7 Hulu Sungai Selatan 30 tahun 2011 tgl. 26 Januari 2011

8 Banjar 71/distanbunak/2010

9 Balangan 100 tahun 2006

10 Tabalong 188.45/062/2010

11 Tapin 21 tahun 2010

12 Hulu Sungai Tengah 199 tahun 2008

13 Banjarmasin 011.A tahun 2008

22 Kalimantan Timur 521.33/K.315/2004 tgl. 12 November 2004

1 - Berrau 563 tahun 2008 tgl. 17 November 2008

2 - Paser 360 tahun 2006 tgl. 17 Juli 2006

57  

No Prov./Kab. SK Gub. / Bupati tentang Pembentukan KP3

3 - Penajem Paser Utra 521.33/ /2009 tgl 1 Januari 2009

4 - Kota Tarakan 536.05/HK-III/115/2009,tgl. 05 Maret 2009

5 - Malinau 551 Tahun 2007 tgl.14 November 2007

23 Sulawesi Utara 225 tahun 2008, tgl. 14 Agustus 2008 55 thn 2011

1 - Bolaong Mongondow 264 Tahun 2008

2 - Minahasa 239 Tahun 2008

3 - Minahasa Utara 52 Tahun 2011

4 - Minahasa Selatan 11/520/V/2011

5 - Minahasa Tenggara 64 Tahun 2009

6 - Bitung 42 Tahun 2009

7 - Mobago 100 Tahun 2011

8 - Bolmang Timur 11 Tahun 2011

9 - Kep. Talaud 520/12.a/SK/Disperta Tgl. 24 Maret 2011

24 Sulawesi Tengah 521.33/67/Distanda-G.ST/2011 tgl. 10-02-2011

1 Morowali 521.33/SK.0185/Diperta/VII/2009 tgl 06-06-2011

2 Tojo Una-una 188.4/7.65/distanbunakeswa tgl. 07-02-2011

3 Toli-toli 188.45/0868/Distapanghorti tgl 11-01-2010

4 Sigi 188.45/15/Bag.HK & Org/2011 tgl. 09-02-2011

5 - Banggai 520/1716/Distan, tgl. 09 Desember 2008

6 - Banggai Kep. 194 tahun 2009 tgl. 07 Agustus 2009

7 - Donggala 188.45/0200/Distannakeswan, tgl 13-02 2011

8 - Poso 188.45/0247/2011, tgl. 25 Maret 2011

9 - Kota Palu 662/484/Disperhutla/2009, tgl. 28 Juli 2009

58  

No Prov./Kab. SK Gub. / Bupati tentang Pembentukan KP3

23 Sulawesi Utara 225 tahun 2008, tgl. 14 Agustus 2008 55 thn 2011

1 - Bolaong Mongondow 264 Tahun 2008

2 - Minahasa 239 Tahun 2008

3 - Minahasa Utara 52 Tahun 2011

4 - Minahasa Selatan 11/520/V/2011

5 - Minahasa Tenggara 64 Tahun 2009

6 - Bitung 42 Tahun 2009

7 - Mobago 100 Tahun 2011

8 - Bolmang Timur 11 Tahun 2011

9 - Kep. Talaud 520/12.a/SK/Disperta Tgl. 24 Maret 2011

24 Sulawesi Tengah 521.33/67/Distanda-G.ST/2011 tgl. 10-02-2011

1 Morowali 521.33/SK.0185/Diperta/VII/2009 tgl 06-06-2011

2 Tojo Una-una 188.4/7.65/distanbunakeswa tgl. 07-02-2011

3 Toli-toli 188.45/0868/Distapanghorti tgl 11-01-2010

4 Sigi 188.45/15/Bag.HK & Org/2011 tgl. 09-02-2011

5 - Banggai 520/1716/Distan, tgl. 09 Desember 2008

6 - Banggai Kep. 194 tahun 2009 tgl. 07 Agustus 2009

7 - Donggala 188.45/0200/Distannakeswan, tgl 13-02 2011

8 - Poso 188.45/0247/2011, tgl. 25 Maret 2011

9 - Kota Palu 662/484/Disperhutla/2009, tgl. 28 Juli 2009

10 - Parigi Moutong 521.33/0621/Distannak, tgl. 27 Mei 2009

59  

No Prov./Kab. SK Gub. / Bupati tentang Pembentukan KP3

25 Sulawesi Selatan 1206/VI/Tahun 2010 tgl 1 Juni 2010

1 - Gowa 289/VII/2010 tgl. 07 Juli 2010

2 - Jeneponto 176 tahun 2009 tgl. 30 Oktober 2009

3 - Luwu 119/III/2010, tgl. 18 Maret 2010

4 - Maros 314/KPTS/521/VII/2010 tgl. 15 Juli 2010

5 - Pangkep 174 Tahun 2011 Tgl. 29 April 2011

6 - Pinrang 520/37/2010 tgl. 15 Januari 2010

7 - Sinjai 168 Tahun 2010 tgl. 18 Maret 2010

8 - Tana Toraja 409/II/2010 tgl. 25 Februari 2010

9 - Kota Palopo 441/III/ 2010 tgl. 29 Maret 2010

10 - Luwu Timur 183 a tahun 2009 tgl. 10 Agustus 2009

11 - Bone 748 Tahun 2010 Tgl. 20 Mei 2010

12 - Enrekang 209/Kep/V/2009 Tgl 27 Mei 2009

13 - Luwu Utara 188.4.45/1241/I/2010 Tgl. 4 Mei 2006

14 - Wajo 23/Kpts/II/2006 Tgl. 1 Pebruari 2011

15 - Kota Makasar 525/Kep/521.33.05/2007 Tgl. 5 Juni 2007

26 Sulawesi Tenggara 175 tahun 2011, tgl.13 April 2011

1 - Konawe 109 tahun 2011, tgl.

2 - Kolaka 218 tahun 2009, tgl. 13 Agustus 2009

3 - Kota Bau-bau 520/29/DPK/2009, tgl. 19 Februari 2009

4 -Konawe Selatan 630 tahun 2009, tgl. 10 Maret 2009

5 - Konawe Utara 207 tahun 2009, tgl. 25 Juli 2009

6 - Bombana 520/02/2011, tgl. 04 Januari 2011

7 - Kota Kendari 378 Tahun 2004 Tgl. 22 Juni 2004

60  

No Prov./Kab. SK Gub. / Bupati tentang Pembentukan KP3

27 Sulawesi Barat 282 Tahun 2009, tgl. 03 Juni 2009

1 - Mamuju 292 tahun 2009, tgl. 13 Juli 2009

2 - Mamasa 29 Tahun 2009, tgl. Mei 2009

3 - Mamuju Utara 521.33/519/2009, tgl.

4 - Polewali Mandar 239 tahun 2008, tgl. 25 Agustus 2008

5 - Majene 61 Tahun 2005 Tgl. 25 April 2005

28 Gorontalo 28 tahun 2005, tgl. 02 Maret 2005

1 - Gorontalo 430/22/V/2008, tgl. 07 Mei 2008

2 - Kota Gorontalo 970 tahun 2005, tgl. 02 Agustus 2005

3 - Pohuwato 124 b tahun 2008, tgl.16 Mei 2008

4 - Bone Bolango 109/KEP/BUP.BB/14/2008, tgl. 09 Juni 2008

5 - Gorontalo Utara 114 A Tahun 2009 tgl, 03 Juni 2009

29 Maluku 14 Tahun 2010, tgl. 10 Juni 2010

30 Maluku Utara

31 Papua 86 tahun 2007, tgl. 19 April 2007

1 - Biak Numfor 42 tahun 2010, tgl. 08 Maret 2010

2 - Merauke 09 tahun 2007, tgl. 26 Mei 2007

3 - Nabire 200 tahun 2008, tgl. 18 Desember 2008

32 Papua Barat 750/37/II/2011 tahun 2011, tgl. 23 Februari 2011

61  

Lampiran 2.

Contoh

BERITA ACARA PENGAMBILAN SAMPEL

Pada hari ini tanggal dua belas bulan April tahun dua ribu dua belas telah dilaksanakan pengambilan sampel pupuk/pestisida dengan merek ...... sebanyak .....bertempat di kios.... dengan alamat desa .... kecamatan........ Kabupaten....... Provinsi ........ Sampel pupuk/pestisida tersebut teindikasi palsu. Untuk pembuktian indikasi tersebut akan dilakukan pengujian mutu pada lembaga uji mutu pupuk/pestisida yang terakreditasi atau ditunjuk oleh Menteri Pertanian.

Petugas Pengambil sampel Pemilik sampel/Kios

Matrai Rp. 5.000 dan stempel

( ...............................................) ( ..................................)

Saksi-saksi

1......................................

2....................................

62  

Lampiran 3

Rekapitulasi Hasil Inventarisasi Peredaran Pupuk dan Pestisida (Provinsi)

PROVINSI .....................................................

A. Pupuk

No. Kabupaten Merek Pupuk No. Pendaftaran

pada label 1. 1.

2. 3. 4. 5. Dst

1. 2. 3. 4. 5. Dst

2. 3. 4. 5. 6. Dst.

63  

B. Pestisida

No. Kabupaten Nama Formulasi

Pestisida No. Pendaftaran

pada label 1. 1.

2. 3. 4. 5. Dst

1. 2. 3. 4. 5. Dst

2. 3. 4. 5. 6. Dst

64  

Lampiran 4.

Lembaga Uji Mutu Pupuk An-Organik

No Nama Alamat Kemampuan Analisa Kandungan Unsur Hara

1 2 3 4

1

Balai Penelitian Tanah (Puslitanak Bogor)

Jl. Juanda 98 Bogor Telp. 0251-323012 Bogor 16123

Makro : N-Urea/Organik, N-NH4, N-NO3 (total N), P2O5, K2O, MgO, CaO, S, dan CI Mikro : Fe, Al, Mn, Cu, Zn dan B Logam berat :PB, Cd, Cr, Co dan Ni

2 Balai PenelitianBioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian

Jl. Tentara Pelajar No. 3a

Bogor 16111 Tlp. 0251-337975, 228820 Fax. 0251- 338820

Makro : N, P2O5, K2O, S, Ca, Mg Mikro : Mn, Cu, Zn Logam Berat : Pb, Cd Tidak bisa : B, Mo, Co, As, Hg, biuret

3 Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sumut

Jl. Karya Yasa No. 1B Gedong Johor Medan 20143 Tlp. 061.7870710.

Makro : N,P2O5,K2O,S.CaO,.MgO,Na,SiO2 Mikro : Mn, Cu. Zn Logam Berat : Pb,Cd

4 Balai Pengkajian teknologi Pertanian (BPTP) jatim

Jl. Raya Krangploso Km. 4 Kotak Pos 188 Malang 6510, jawa Timur Tlp. 0341 - 494052, 485056

Makro: N,P2O5,K2O, S,Mg, Ca Mikro : Mn, Cu, Zn, B, Mo, Co Logam Berat : -

5 Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) NTB

Jl. Raya Peninjauan Narmada PO BOX 1017 Mataram 83010 Tlp.0370-671312 Fak.0370-671620

Makro: N,P2O5,K2O, S,Ca,Mg,Na Mikro : Mn, Cu, Zn, B, Mo, Co Logam Berat : As, Hg, Cd, Pb

6. Balai Penelitian Getas Jl. Pattimura Km 6 Salatiga Tlp. 0298-322504 Fax 0298-323075

Makro: N,P2O5,K2O,Ca,Mg Mikro : Mn. Logam Berat : -

65  

No Nama Alamat Kemampuan Analisa Kandungan

Unsur Hara 1 2 3 4

7 Balai Penelitian Tanaman Sayuran-Lembang

Jl. Tangkuban Perahu 517 Bandung Tlp.022-2786245- Fax 022-2786416

Makro: N,P2O5,K2O,S,Ca,Na Mikro : Mn, Cu, Zn, Al, Fe,Co,Mo Logam Berat : Hg, Pb.

8 Balai Penelitian Ternak Jl. Raya Tapos Ciawi, Bogor Tlp. 0251-240751, 240752 Fax. 0251-240754

Makro: N,P2O5,K2O,S,Ca,Mg Mikro : Mo, Mn, B,Cu, Zn, Co Logam Berat : Pb, As, Hg, Cd.

9 Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sulsel

Jl.Perintis Kemerde-kaan Km.17,5 Makassar Kotak Pos 1234 Tlp. 0411-55422,302317 Fax 0411-554522

Makro: N,P2O5,K2O,S,Ca,Mg Mikro : Mo, Mn, B,Cu, Zn, Co Logam Berat : Pb,As, Hg, Cd.

10 Pusat Penelitian Kopi danKakao

Jl. PB. Sudirman 90 Tlp. 0331-757130. Fax. 0331-757131 Jember

Makro : N, P2O5, K2O, Ca, Mg, S Mikro : Fe, Mn, B, Cu, Zn, CI Logam Berat : Cd Tidak bisa : Mo, Co, As, Hg, Pb

11 Pusat Penelitian Bioteknologi Perkebunan

Jl. Taman Kencana 1 Bogor Tlp. 0251-327449,324048 Fax 0251-629358

Makro: N,P2O5,K2O,S,Ca,Mg Mikro : Mn, Cu, Zn, B, Logam Berat : Cd

12 Pusat Penelitian Kelapa Sawit Jl. Brigjen Katamso No. 51 Medan Tlp. 061-7862477 Fax. 061-7862488

Makro : N, P2O5, K2O, S, Ca, Mg Mikro : Mo, Mn, B, Cu, Zn, Co Logam Berat : Pb, As, Hg, Cd Tidak bisa : biuret

13 Lembaga Pendidikan Perkebunan Kampus Yogjakarta

Jl. Jenderal Urip Sumoharjo 100 Tlp. 0274-586201 Fax. 0274-513849

Makro: N,P2O5,K2O,S,Ca,Mg Mikro : Al, Fe,Na,Cu,Sl. Logam Berat : Pb,As, Hg.

14 Jurusan Tanah, Faperta, Universitas Mataram

Jl. Pendidikan No. 37 Mataram 83125 Tlp.0370644588 Fax o370-644793

Makro: N,P2,K2O,S,Ca,Mg Mikro : Mn, Cu, Zn, B, Mo, Co Logam Berat : As, Hg, Cd, Pb

15 Jurusan Tanah, Faperta IPB Jl. Meranti Kampus IPB Dermaga Tlp. 0251629346,629357 Fax 0251-629358

Makro: N,P2O5,K2O, Mikro : Zn, B, Cu Mn, Mo,Co Logam Berat : As, Hg, Cd, Pb

16 Jurusan Tanah, Faperta Universitas Pajajaran

Jl. Raya Bandung-SumedangKm.21 Jatinangor, BandungTlp/Fax.022-7796316.

Makro: N,P2O5,K2O,S,Ca,Mg Mikro : Mo, Mn, B,Cu, Zn, Co Logam Berat : Pb, As, Hg, Cd.

17 Jurusan Tanah, Faperta UGM Jl. Sekrip Unit I Yogjakarta 55281 Tlp/Fax 0274-563062.

Makro: N,P2O5,K2O,S,Ca,Mg Mikro : Mo, Mn, B, Cu, Zn, Co Logam Berat : Pb, As, Hg, Cd.

18 Faperta Universitas Nusa Cendana

Jl.Timtim Km 32 PO BOX 1022 Naibonat-Kupang Tlp.0380-825055 Fax 0380-833768

Makro: N,P2O5,K2O,S,Ca,Mg Mikro : Mo, Mn, B, Cu,Zn,Co Logam Berat : -

66  

No Nama Alamat Kemampuan Analisa Kandungan Unsur Hara

1 2 3 4 19 PT Sucofindo Surabaya Jl.Jend A. Yani 315 Surabaya

Tlp. 031.8470547 Fak.031.8470663

Makro : N,P2O5,K2O, S,Ca,Mg Mikro : Mn, Cu, Zn, B, Mo, Co Logam Berat : As, Hg, Cd, Pb

20 PT.Sucofindo Bandar Lampung

Jl. Gatot Subroto No. 161 Lampung Tlp.0721-474660 Fax.0721-474661

Makro: N,P2O5,K2O,S,Ca,Mg Mikro : Mn, Cu, Zn, B, Mo, Co Logam Berat : As, Hg, Cd, Pb

21 PT Astra Agro Lestari Jl. Pulo Ayang Raya Blok OR-1 Jakarta 13930 Tlp.021-4616555 Fax 021-4616618

Makro: N,P2O5,K2O,Ca,Mg Mikro : B, A1,Fe,Zn,Cl Logam Berat : Pb, Cu

22 PTP Gunung Madu Plantation Jl. Gatot Subroto 108 Bandar Lampung Tlp. 0725-46700 Fax. 021-0725-46800

Makro: N,P2O5,K2O,S,Ca,Mg Mikro : Mn, B, Cu, Zn Logam Berat :

23 PT. Rajawali Nusan taraIndonesia

Pusat Penelitian Agronomi PO BOX 121 Cirebon 45122 Tlp. 0233-81410

Makro : N, P2O5, K2O, Ca, Mg, S Mikro : Fe, Cu, Zn, Mn Tidak bisa : B, Mo, Co, As, Cd, Hg, Pb, biuret

24 PT. Sucofindo Medan Tlp. 061-8451880 Fax. 0618452568

Makro: N,P2O5,K2O, S,Mg dan Ca Mikro : Mn, Cu, Zn, B, Mo, Co Logam Berat : As, Hg, Cd, Pb Tidak bisa : N-organik, Mo, Co, B, As dan Mg

25 PT. Smart Tbk. Smart Research Institute

Jl. Teuku Umar 19 Pekanbaru Tlp. 0761-32986 Fax. 0761-32593

Makro : N, P2O5, K2O, Ca, Mg, Mikro : Fe, Mn, B, Cu, Zn, CI, AI Logam Berat : Pb, Co, Cd Tidak bisa : Mo, As, Hg

26 PT Sucofindo Cibitung Jl.Arteri Tol Cibitung-Bekas Fax 8832166,88321162 Tlp.88321176

Makro : N,P2O5,K2O Mikro : Mn, Cu,Zn,B,Mo,Co Logam Berat : As,Hg,Cd,Pb

27 Peternakan Wirakarya Sakti Jl. Ir.H. Djuanda No. 14 Jambi Tlp. 0741-551710

Makro: N,P2O5,K2O,Ca,Mg Mikro : Zn,B,Cu, Mn,Mo, Co Logam Berat : As, Cd, Pb

28 PT. Mutu Agung Lestari

Jl. Raya Bogor Km. 33,5 No.19 Cimanggis Depok Tlp. 021-8740202

Makro: N,P2O5,K2O,Ca,Mg Mikro : Zn,B,Cu, Mn,Mo, Co Logam Berat : As, Cd, Pb,Cr,Ni

67  

Lampiran 5.

Lembaga Uji Pupuk Organik, Pembenah Tanah serta Hayati

A. Lembaga yang ditunjuk melakukan pengujian mutu pupuk organik dan pembenah tanah

No Nama Alamat Kemampuan Analisa Kandungan Unsur Hara Keterangan

1 2 3 4 5

1

Balai Penelitian Tanah Bogor Jl. Juanda 98 Bogor 16123 Tlp. 0251-8323012

Makro : C organic, N-Organik, N-NH4, N-NO3 (total N), P2O5, K2O, MgO, CaO, Na, S, dan Cl Mikro : Fe, Al, Mn, Cu, Zn dan B Logam berat :PB, Cd, Cr, Co, Ni, Mo, As dan Hg Lain : pH, Biuret, setara CaCO3, Asam Bebas, Kehalusan/ukuran butir

Terakreditasi Ikut Uji Silang

2 Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sumut

Jl. Jend.Besar Abd.Haris Nasution No.1 B Medan Sumut 20143 Tlp. 061-7870710

Makro : N,P2O5,K2O,S.CaO,.MgO,Na,SiO2 Mikro : Fe, Mn, Cu Logam Berat : Pb,Cd

Terakreditasi Ikut Uji Silang

3 Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sulsel

Jl. Perintis Kemerdekaan km 17,5 Makassar Sulsel Tlp.0411-371572/556449/ 5059430

NPK, KCl, Urea, Amonium Sulfat, SP 36 Terakreditasi

4 Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta

Karangsari, Wedomartani, Ngemplak Sleman, DIY Tlp. 0274-566823

- Terakreditasi

5 Balai Pengkajian teknologi Pertanian (BPTP) jatim

Jl. Raya Krangploso Km. 4 Kotak Pos 188 Malang 6510, jawa Timur Tlp. 0341-494052/ 485056

Makro: N,P2O5,K2O, S,Mg, Ca Mikro : Fe, Mn, Cu, Zn Logam Berat : -

Terakreditasi Ikut Uji Silang

68  

6 Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) NTB

Jl. Raya Peninjauan Narmada PO BOX 1017 Mataram NTB 83010 Tlp.0370-671312 Fak.0370-671620

Makro: N,P2O5,K2O, S,Ca,Mg,Na Mikro : Fe, Mn, Cu, Zn Logam Berat : -

Terakreditasi Ikut Uji Silang

7 Balai Penelitian Tanaman Sayuran-Lembang

Jl. Tangkuban Perahu No. 517, Lembang Bandung-Jawa Barat 40391 Tlp.022-2786245- Fax. 022-2786245

Makro: N,P2O5,K2O,S,Ca,Mg,Na Mikro : Mn, Cu, Zn, Al, Fe,B Logam Berat : Ag, Pb.

Terakreditasi Ikut Uji Silang

8 PT. Smart Tbk. Smart Research Institute

Jl. Teuku Umar 19 Pekanbaru Tlp. 0761-32986 Fax. 0761-32593

Makro : N, P2O5, K2O, Ca, Mg, Mikro : Fe, Mn, B, Cu, Zn, CI Logam Berat : Pb, Co, Cd Tidak bisa : Mo, As, Hg

Terakreditasi Ikut Uji Silang

9 Jurusan Tanah, Faperta IPB Jl. Meranti Kampus IPB Dermaga Tlp. 0251-629346/ 629357 Fax. 0251-629358

Makro: N,P2O5,K2O, CaO, MgO Mikro : Fe, Zn, Cu, Mn, B Logam Berat : -

Ikut Uji Silang

10 Jurusan Tanah, Faperta Universitas Pajajaran

Jl. Raya Bandung-Sumedang Km.21Jatinangor, Bandung Tlp/Fax.022-7796316

Makro: ,P2O5,K2O,S,Ca,Mg Mikro : Mo,Mn,B,Cu,Zn,Co Logam Berat : Pb, As, Hg, Cd.

Ikut Uji Silang

11 Jurusan Tanah, Faperta UGM Jl. Sekrip Unit I Yogjakarta 55281 Tlp/Fax. 0274-563062.

Makro: N,P2O5,K2O,S,Ca,Mg Mikro : Mo, Mn, B, Cu, Zn, Co Logam Berat : Pb, As, Hg, Cd.

Ikut Uji Silang pasif

12 PTP Gunung Madu Plantation Jl. Gatot Subroto 108 Bandar Lampung Tlp. 0725-46700 Fax. 021-0725-46800

Makro: N,P2O5,K2O,S,Ca,Mg Mikro : Fe, Mn, B, Cu, Zn Logam Berat :

Ikut Uji Silang

13 PT. Rajawali Nusantara Indonesia

Pusat Penelitian Agronomi PO BOX 121 Cirebon 45122 Tlp. 0233-81410

Makro : N, P2O5, K2O, Ca, Mg, S Mikro : Fe, Cu, Zn, Mn Tidak bisa : B, Mo, Co, As, Cd, Hg, Pb, biuret

Ikut Uji Silang

14 PT Astra Agro Lestari Jl. Pulo Ayang Raya Blok OR-1 Jakarta 13930 Tlp.021-4616555 Fax 021-4616618

Makro: N,P2O5,K2O,Ca,Mg, Na,S Mikro : Fe, Mn, Cu, Zn, B Logam Berat :

Ikut Uji Silang

69  

B. Lembaga Uji yang ditunjuk untuk melakukan pengujian mutu pupuk hayati

No Nama Alamat Kemampuan Analisa

1 2 3 4

1

Balai Penelitian Tanah Bogor Laboratorium Mikrobiologi Tanah, Jl. Juanda 98 Bogor 16123

Tlp. 0251-8323012

Rhizobium, azospirilium, azotobacter lactobasillus, mikoriza, bascillus, e. Colli salmonella, ragi, saccharomices, akaligen trichoderma, dll

2 Fakultas Pertanian IPB, Bogor Laboratorium Bioteknologi Tanah, Dept. Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan

Jl. Meranti Kampus IPB Dermaga

Tlp. 0251-629346/ 629357

Fax. 0251-629358

Lactobacillus, bacillus, a. Colli, salmonella, ragi, saccharomices, azotobacter, azospirilium, rhizobium, mikoriza

3. Fakultas Pertanian Universitas Gajah Mada

Laboratorium, Mikrobiologi Tanah

Faperta UGM, Yogyakarta

Lactobacillus, bacillus, a. Colli, salmonella, ragi, saccharomices, azotobacter, azospirilium, rhizobium

4. Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Laboratorium Biologi Tanah, Faperta Unibraw, Malang

Lactobacillus, bacillus, a. Colli, salmonella, ragi, saccharomices, azotobacter, azospirilium, rhizobium

5 Fakultas Pertanian Universitas Pajajaran,

Laboratorium Mikrobiologi Tanah, Fakultas Pertanian

Jl. Raya Bandung-Sumedang Km.21 Jatinangor,Bandung

Tlp/Fax.022-7796316

Rhizobium, azotobacter, azospirilium, pelarut P

6 Fakultas MIPA Universitas Pajajaran, Sumedang

Laboratorium Biologi, Fakultas MIPA

Jl. Raya Bandung-Sumedang Km.21 Jatinangor,Bandung

Lactobacillus, bacillus, e. Colli, salmonella, ragi, saccharomices, azobacter, azospirilium, rhizobium

7. Indonesian Center for Biodiversity and Biotechnology (ICBB)

Bogor Lactobacillus, bacillus, a. Colli, salmonella, ragi, saccharomices, azotobacter, azospirilium, rhizobium

70  

Lampiran 6.

Contoh jumlah jenis sampel pupuk yang dianalisa dengan perkiraan biaya analisa

No. Merk Pupuk Jenis Pupuk Kandungan Unsur Harga/Unit Nilai/ sampel

hara yang dianalisa ( Rp) ( Rp)

1 Dekastar Plus An-organik Persiapan Contoh 19.000 417.500

NPK 13-13-13+TE N 90.000

Ekstraksi 22.500

P Total 15.000

K Total 15.000

Mg 15.000

B 19.000

Cu 15.000

Mn 15.000

Mo 19.000

Zn 15.000

Logam Berat Pb 19.000

Cd 19.000

As 60.000

Hg 60.000

71  

No. Merk Pupuk Jenis Pupuk Kandungan Unsur Harga/Unit Nilai/ sampel

hara yang dianalisa ( Rp) ( Rp)

2 Green Tonik Organik Persiapan Contoh 9.500 295.000

N 90.000

Ekstraksi 22.500

P Total 15.000

K Total 15.000

Hara Mikro Zn 15.000

Cu 15.000

Mn 15.000

B 19.000

Fe 15.000

Ca 15.000

Mg 15.000

S 15.000

3 NPK Phoska An-Organik Persiapan Contoh 19.000 385.000

NPK N 90.000

Ekstraksi 22.500

P Total 15.000

K Total 15.000

Hara Mikro Pb 19.000

Cd 19.000

As 60.000

Hg 60.000

72  

No. Merk Pupuk Jenis Pupuk Kandungan Unsur Harga/Unit Nilai/ sampel

hara yang dianalisa ( Rp) ( Rp)

4 SP-36 An-Organik Persiapan Contoh 19.000 298.000

Phospat Kehalusan Sieve

mesh no 25 dan no. 80 9.000

Ekstraksi total 22.500

P Total 15.000

Ekstraksi asam sitrat 2% 15.000

P Tersedia 15.000

Ekstraksi Air 11.500

P 15.000

Asam Bebas 18.000

Logam Berat AS 60.000

Hg 60.000

Pb 19.000

Cd 19.000

73  

No. Merk Pupuk Jenis Pupuk Kandungan Unsur Harga/Unit Nilai/ sampel

hara yang dianalisa ( Rp) ( Rp)

5 Bintang Kuda Laut Organik Persiapan contoh 19.000 838.500

Program BLP Padat C- Organik 18.000

N Tota 90.000

Bahan Ikutan 10.000

Ukur butiran 9.000

Ekstraksi 22.500

Logam Berat As 60.000

Hg 60.000

Pb 19.000

Cd 19.000

Keasaman Ph 15.000

P Total 15.000

K Total 15.000

Hara mikro Zn 15.000

Cu 15.000

Mn 15.000

Co 19.000

Bahan Ikutan 19.000

Mo 19.000

Fe 15.000

Mikroba patogen 350.000

74  

No. Merk Pupuk Jenis Pupuk Kandungan Unsur Harga/Unit Nilai/ sampel

hara yang dianalisa ( Rp) ( Rp)

6 Nitrophoska Blue An-Organik Persiapan contoh 19.000 421.500

Special NPK 12+12+17 N Total 90.000

(+2+6)+TE Ekstraksi 22.500

P Total 15.000

K Total 15.000

Mg 15.000

SO3 19.000

Ca 15.000

B 19.000

Zn 19.000

Fe 15.000

Logam Berat Pb 19.000

Cd 19.000

As 60.000

Hg 60.000

NILAI TOTAL 2.655.500 Catatan : Harga anilisa unsur hara berdasarkan Laboratorium Balai Penelitian

Tanah - Bogor Tahun 2011

75  

Lampiran 7.

Lembaga Uji Mutu Pestisida

1. Laboratorium Balai Pengujian Mutu Produk Tanaman, Kementerian Pertanian 2. Laboratorium Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi, Badan Tenaga Atom Nasional

(BATAN) 3. Laboratorium Balai Besar Industri Kimia, Kemeterian Perindustrian 4. Laboratorium Pusat Pengujian Mutu Barang, Kementerian Perindustrian 5. Laboratorium Balai Besar Hasil Pertanian, Kementerian Pertanian 6. Laboratorium Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pasca Panen

Pertanian, Kementerian Pertanian 7. Laboratorium Balai Besar Penelitian dan pengembangan Sumberdaya Lahan

Pertanian, Kementerian Pertanian 8. Laboratorium Balai Penelitian Bioteknologi Perkebunan Indonesia,

Kementerian Pertanian 9. Laboratoprium Pusat Pemeriksaan Obat dan Makanan Nasional, Badan

Pengawasan Obat dan Makanan 10. Labortaorium Fakultas Pertanian, IPB 11. Laboratorium Fakultas Kedokteran Hewan, IPB 12. Laboratorium Fakultas MIPA, IPB 13. Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu, UGM 14. Laboratorium Fakultas Teknobiologi, UNIKA. 15. Laboratorium Pestisida UPTD-BPTPH, Maros, Sulawesi Selatan 16. Laboratorium Pestisida UPTD-BPTPH, Padang, Sumatera Barat 17. Laboratorium Pestisida UPTD-BPTPH, Surabaya, Jawa Timur 18. Laboratorium Pestisida UPTD-BPTPH, Medan, Sumatera Utara 19. Laboratorium Kimia Agro UPTD-BPTPH, lembang, Jawa Barat

76  

Lampiran 8.

Daftar Analisa Sampel Pupuk

Provinsi/Kabupaten/Kota : ...........................................

No. Merk Pupuk Kandungan Unsur

hara yang dianalisa Alamat pengambilan sampel: Nama Kios/Desa/Kecamatan

1. Sesuai dengan label 2. 3. 4. 5. 6. Dst

77  

Lampiran 9.

Data Analisa Sampel Pestisida

Provinsi/Kabupaten/Kota : ...........................................

No. Nama Formulasi

Pestisida Kandungan Bahan Aktif yang dianalisa

Alamat pengambilan sampel: Nama Kios/Desa/Kecamatan

1. 2. 3. 4. 5. 6. Dst

78  

Lampiran 10.

Rekapitulasi Hasil Inventarisasi Peredaran Pupuk dan Pestisida (Kabupaten/Kota)

KABUPATEN/KOTA .....................................................

A. Pupuk

No. Kecamatan Merek Pupuk No. Pendaftaran

pada label 1. 1.

2. 3. 4. 5. Dst

1. 2. 3. 4. 5. Dst

2.

3.

4.

5.

6.

Dst.

79  

B. Pestisida

No. Kecamatan Nama Formulasi

Pestisida No. Pendaftaran

pada label 1. 1.

2. 3. 4. 5. Dst

1. 2. 3. 4. 5. Dst

2.

3.

4.

5.

6.

Dst.

80  

Lampiran 11

Outline Laporan Akhir

Kata Pengantar

Daftar Isi

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Tujuan dan Sasaran

II. PELAKSANAAN

A. Tahap Pelaksanaan B. Hasil Pelaksanaan

III. PERMASALAHAN DAN UPAYA PEMECAHAN IV. KESIMPULAN DAN SARAN

LAMPIRAN

• Tabel hasil inventarisasi

• Tabel hasil analisa sampel

• Dokumentasi kegiatan

81  

Lampiran 12

REKAPITULASI HASIL ANALISA SAMPEL PUPUK DAN PESTISIDA PROVINSI/KABUPATEN/KOTA : ......................................... *)

A. PUPUK

No. Kab./Kota/Kec.*) Merek Pupuk Kandungan Hara

Pada Label Hasil Analisa

1.

2.

Dst.

B. PESTISIDA

No. Kab/Kota/Kec.*) Nama Formulasi

Pestisida

Kandungan Bahan Aktif

Pada Label Hasil Analisa

1.

2.

Dst.

Ket *): Diisi sesuai dengan lokasi kegiatan