26
REFERAT Sindrom Cauda Equina Karena Spinal Anestesi Nama : Alfian Muhajir NIM : H1A 005002 PEMBIMBING : dr. Elya, Sp.An DALAM RANGKA MENGIKUTI KEPANITERAAN KLINIK DOKTER MUDA DI BAGIAN ANESTESI DAN REANIMASI 1

58229914 Sindrom Cauda Equina Karena Spinal Anestesi

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: 58229914 Sindrom Cauda Equina Karena Spinal Anestesi

REFERAT

Sindrom Cauda Equina Karena Spinal Anestesi

Nama : Alfian Muhajir

NIM : H1A 005002

PEMBIMBING :

dr. Elya, Sp.An

DALAM RANGKA MENGIKUTI KEPANITERAAN KLINIK DOKTER MUDA

DI BAGIAN ANESTESI DAN REANIMASI

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MATARAM/RSUP NTB

2011

1

Page 2: 58229914 Sindrom Cauda Equina Karena Spinal Anestesi

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat-

Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan referat ini.

Tinjauan pustaka yang berjudul “Sindrom Cauda Equina Karena Spinal Anestesi” ini

merupakan salah satu tugas akademik dalam menjalani Kepanitraan Klinik Dokter Muda di

Bagian Anestesi dan Reanimasi Fakultas Kedokteran Universitas Mataram/RSUP NTB.

Penulis menyadari bahwa karya ini memiliki kekurangan, oleh karna itu sangat

diharapkan masukan dan saran untuk kesempurnaan karya ini. Besar harapan penulis referat

ini dapat memberi manfaat yang sebesar-besarnya dalam proses pendidikan dokter muda di

Bagian Anestesi dan Reanimasi Fakultas Kedokteran Universitas Mataram/RSUP NTB.

Mataram, Mei 2011

Penulis

2

Page 3: 58229914 Sindrom Cauda Equina Karena Spinal Anestesi

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Judul..................................................................................................... i

Kata Pengantar..................................................................................................... ii

Daftar isi.............................................................................................................. iii

Pendahuluan......................................................................................................... 1

Anatomi

Columna Vertebralis dan Vertebral Lumbal........................................ 2

Medula Spinalis dan Meningen............................................................ 3

Nervus Spinalis dan Cauda equina....................................................... 3

Patofisiologi Cauda Equina Syndrome................................................................ 4

Gejala Klinis Cauda Equina Syndrome............................................................... 8

Pemeriksaan Fisik dan Neurologis...................................................................... 9

Pemeriksaan Penunjang....................................................................................... 10

Terapi

Terapi Konservatif................................................................................ 11

Terapi Pembedahan.............................................................................. 12

Daftar Pustaka...................................................................................................... 14

3

Page 4: 58229914 Sindrom Cauda Equina Karena Spinal Anestesi

PENDAHULUAN

Cauda equina merupakan kumpulan akar saraf intradural pada ujung medulla

spinalis. Cauda merupakan bahasa latin dari ekor, dan equina adalah bahasa latin untuk

kuda, sehingga berarti ekor kuda. Medula spinalis adalah kelanjutan medulla kearah bawah

yang dimulai tepat dibawah foramen magnum dan berakhir pada diskus intervertebralis

antara vertebrae lumbalis pertama dan kedua sebagai struktur yang mengecil yang disebut

conus medullaris, terdiri dari segmen medulla spinalis sakralis. Ini memberi inervasi

sensorik ke “saddle area”, inervasi motorik ke sfingter dan inrevasi parasimpatis ke

kandung kencing dan usus bagian bawah, yaitu dari flexura lienalis kiri ke rektum.

Saraf pada region cauda equina meliputi lumbal bagian bawah dan semua akar saraf

sakralis. Nervus splanchnic pelvicus membawa serat parasimpatis preganglionik dari S2-S4

untuk menginervasi musculus detrusor pada kandung kencing. Sebaliknya lower motor

neuron somatic dari S2-S4 menginervasi otot volunter dari sfingter ani eksterna dan

sfingter uretra ke rektum inferior, dan percabangan perineum dari nervus pudendus. Oleh

karena itu akar saraf region cauda equina membewa sensasi dari ekstremitas bawah,

somatom perineum, dan serta motorik yang keluar ke miotom ekstremitas bawah. Lanjutan

dari conus yag tipis, seperti banang yaitu filum terminale merupakan elemen non neuron

dalam region cauda equina yang meluas ke bawah menuju coccygeus. Sindrom cauda

equina disebabkan oleh hilangnya fungsi 2 atau lebih akar saraf yang membentuk cauda

equina. Ia didefinisikan sebagai kompleks gejala yang meliputi low back pain, siatika

unilateral atau yang lebih khas bilateral, gangguan sensoris “saddle”, dan kehilangan

sensasi motorik dan sensori ekstremitas bawah yang bervariasi, bersama-sama dengan

gangguan kandung kencing, usus dan disfungsi ereksi.

Onset gejala sindrom cauda equina dapat akut atau kadang kronis. Hilangnya

sensasi motorik bervariasi dari kelemahan sampai paralysis flaksid (sesuai waktu) tanpa

tanda-tanda gangguan upper motor neuron. Gejala sensoris meliputi “saddle anesthesia”

dan berbagai gangguan sensoris dan ekstremitas bawah dari nervus L3 sampai coccygeus.

4

Page 5: 58229914 Sindrom Cauda Equina Karena Spinal Anestesi

ANATOMI

Columna Vertebralis dan Vertebra Lumbal

Columna vertebralis terbentang dari kranium sampai ujung Os coccygeus dan

merupakan unsur utama kerangka aksial. Columna vertebralis menyokong kepala dan

melindungi medulla spinalis. Terdiri dari 33 vertebra yang teratur dalam 5 area yang

berbeda yaitu 7 vertebra cervicalis, 12 vertebra thorakalis, yang berhubungan dengan

costae, 5 vertebra lumbalis, 5 vertebra sacral yang menyatu membentuk sacrum, 4 vertebra

koksigeal. Columna vertebralis membentuk saluran untuk spinal cord. Spinal cord

merupakan struktur yang sangat sensitif dan sangat penting karena struktur ini

menghubungkan otak dengan sistem saraf perifer(1).

Diantara vertebra terdapat discus intervertebralis yang mempunyai fungsi utama

mengabsorbsi pergerakan yang berat. Vertebra bersama diskus intervertebralis membentuk

columna yang elastis. Columna vertebralis lumbal terdiri dari 5 buah vertebra lumbal yang

menyangga sebagian besar berat badan, karena merupakan columna vertebralis yang

lokasinya di bagian yang lebih bawah dan strukturnya lebih tebal dibandingkan vertebra

lainnya. Akan tetapi dengan struktur yang lebih tebal dalam menyangga sebagian berat

badan, tidak menjamin vertebra lumbalis tersebut dapat terhindar dari kerusakan yang

umumnya terjadi pada daerah ini(1).

5

Page 6: 58229914 Sindrom Cauda Equina Karena Spinal Anestesi

Gambar 1. Columna Vertebralis

Medulla Spinallis dan Meningen

Medulla spinalis dan meningen terletak di dalam canalis vertebralis merupakan

pusat refleks dan jalur konduksi utama antara tubuh dan otak. Medulla spinalis terlindung

oleh vertebra ligamentum serta ototnya dan cairan serebrospinal (CSS). Medulla spinalis

berawal sebagai lanjutan medulla oblongata, bagian kaudal truncus encephali. Pada orang

dewasa medulla spinalis terbentang dari foramen magnum os occipitale sampai diskus

intevertebralis antara vertebra lumbal I dan vertebral lumbal II, tetapi dapat berakhir pada

vertebra thorac ke XII atau vertebra lumbal III. Dengan demikian medulla spinalis hanya

memenpati bagian dua pertiga kranii canalis vertebralis(1).

6

Page 7: 58229914 Sindrom Cauda Equina Karena Spinal Anestesi

Nervus Spinalis dan Cauda Equina

Tiga puluh satu pasang saraf spinal (nervus spinalis) dilepaskan dari medulla

spinalis. Terdiri dari 8 pasang nervus servicalis, 5 pasang nervus thorakalis, 5 pasang

nervus lumbalis, 12 pasang nervus sacralis, dan 1 pasang nervus coccygeus. Masing-masing

nervus spinalis hampir langsung terpecah menjadi sebuah ramus anterior dan ramus

posterior. Ramus posterior mempersarafi kulit dan otot-otot punggung dan ramus anterior

mempersarafi extemitas dan bagian batang tubuh lainnya(1).

Karena medulla spinalis dewasa lebih pendek daripada columna vertebralis, akar-

akar saraf melintas secara progresif. Karena jarak antara segma medulla spinalis dan

vertebra yang sesuai makin bertambah panjang, akar-akar saraf pun bertambah secara

progresif kearah ujung kaudal columna vertebralis. Akar-akar saraf lumbal dan sacral

adalah yang terpanjang. Akar-akar ini melintas ke kaudal sampai mencapai foramen

invertebrate yang terpanjang. Akar-akar ini melintas ke kaudal sampai mencapai foramen

intervertebrale di daerah lumbal dan sacral untuk keluar dari canalis vertebralis. kumpulan

akar-akar saraf spinal di spatium subarachnoideum kaudal dari ujung medulla spinalis ini

disebut cauda equina Ujung kaudal medulla spinalis meruncing menjadi conus medullaris.

Dari ujung kaudal bagian ini seutas piamater spinalis yang menyerupai benang yakni filum

terminale menurun antara saraf-saraf cauda equina(1).

7

Page 8: 58229914 Sindrom Cauda Equina Karena Spinal Anestesi

Gambar 2 . Cauda Equina dalam Columna Vertebralis

8

Page 9: 58229914 Sindrom Cauda Equina Karena Spinal Anestesi

ANESTESI SPINAL

Anestesi spinal (intratekal, intradural, subdural, subarakhnoid) ialah pemberian obat

anestetika lokal ke dalam ruang subarakhnoid. Anestesi spinal diperoleh dengan cara

menyuntikkan anestetika lokal ke dalam ruang subarakhnoid(2).

Anestesi spinal dilakukan dengan injeksi anestetika lokal ke dalam cairan

serebrospinal (CSS) melalui celah antar lumbal. Teknik ini pertama kali dilakukan pada

manusia dan dijelaskan oleh Bier pada tahun 1899. Anestesi spinal masih tetap merupakan

salah satu bentuk yang populer. Pada sebagian besar orang dewasa, medula spinalis

berakhir sebagai konus medularis setinggi lumbal kedua, akar lumbal dan sakral terendam

dalam CSS. Jadi didaerah ini, terdapat volume CSS yang relatif lebih besar untuk tempat

penyuntikan obat, sehingga meminimalkan potensi untuk trauma saraf langsung(2).

Anestesi spinal dilakukan dengan memasukan jarum spinal ke dalam ruang

subarakhnoid dan ketika aliran cairan serebrospinal (CSS) bebas, anestetika lokal langsung

disuntikkan kedalam CSS. Barisitas larutan anestesi lokal menjadi salah satu faktor yang

mempengaruhi penyebaran larutan anestesi lokal yang disuntikkan ke dalam CSS dan

tingkat blok yang diperoleh(2).

Berat jenis cairan serebrospinal (CSS) pada suhu 37° C ialah 1.003-1.008.

Anestetika lokal dengan berat jenis sama dengan CSS disebut isobarik. Anestetika lokal

dengan berat jenis lebih besar dari CSS disebut hiperbarik. Anestetika lokal dengan berat

jenis yang lebih kecil dari CSS disebut hipobarik. Anestetika lokal yang sering digunakan

adalah jenis hiperbarik diperoleh dengan mencampur anestetik lokal dengan dekstrosa

7,5%(2).

Anestesi spinal diindikasikan untuk bedah ekstremitas inferior, bedah panggul,

tindakan sekitar rektum-perineun, bedah obstetri-ginekologi, bedah urologi, bedah

abdomen bawah. Anestesi spinal semakin banyak penggunaannya untuk operasi ortopedi

ekstremitas inferior. Teknik anestesi yang benar sangat penting untuk mendapatkan hasil

yang memuaskan dan aman. Anestetika lokal harus memenuhi syarat-syarat yaitu blokade

sensorik dan motorik yang adekuat, mula kerja yang cepat, tidak neurotoksik, dan

pemulihan blokade motorik yang cepat pasca operasi sehingga mobilisasi lebih cepat dapat

9

Page 10: 58229914 Sindrom Cauda Equina Karena Spinal Anestesi

dilakukan. Tetapi juga memblok saraf otonom dan yang lebih dominan memblok saraf

simpatis, sehingga terjadi vasodilatasi dan penurunan tekanan darah(2).

Komplikasi Spinal Anestesi

Komplikasi dini(3)

1. hipotensi

2. blok spinal tinggi /total

3. mual dan muntah

4. penurunan panas tubuh

Komplikasi lanjut(3)

1. Post dural Puncture Headache (PDPH)

2. nyeri punggung (Backache)

3. cauda equine sindrom

4. meningitis

5. retensi urine

6. spinal hematom

7. kehilangan penglihatan pasca operasi

10

Page 11: 58229914 Sindrom Cauda Equina Karena Spinal Anestesi

SINDROMA CAUDA EQUINA SEBAGAI KOMPLIKASI LANJUT DARI

ANESTESI SPINAL

Definisi

Cauda equina merupakan kumpulan akar saraf intradural pada ujung medulla

spinalis. Cauda merupakan bahasa latin dari ekor, dan equina adalah bahasa latin untuk

kuda, sehingga berarti ekor kuda. Sindrom Cauda Equina didefinisikan sebagai kompleks

gejala yang meliputi low back pain, siatika unilateral atau yang lebih khas bilateral,

gangguan sensoris “saddle”, dan kehilangan sensasi motorik dan sensori ekstremitas bawah

yang bervariasi, bersama-sama dengan gangguan kandung kencing, usus dan disfungsi

ereksi(1).

Pada anestesi spinal, Sindrom Cauda Equina terjadi ketika cauda equina terluka atau

tertekan. Penyebabnya adalah trauma dan toksisitas. Ketika terjadi injeksi yang traumatic

intraneural, diasumsikan bahwa obat yang diinjeksikan telah memasuki LCS, bahan-bahan

ini bisa menjadi kontaminan sepeti deterjen atau antiseptic atau bahan pengawet yang

berlebihan(1).

Patofisiologi

Sindrom cauda equina disebabkan oleh penyempitan apapun atau defisit pada

canalis spinalis yang menekan akar saraf di bawah level medula spinalis. Beberapa

penyebab sindrom cauda equina telah dilaporkan, meliputi cedera traumatik, herniasi

diskus, stenosis spinalis, neoplasma spinal, schwannoma, ependimoma, kondisi

peradangan, kondisi infeksi, dan penyebab iatrogenik. Adapun anestesi spinal sebagai

penyebab iatrogenik pada Sindrom Cauda Equina terjadi karena(1,4):

Pedicle screw dan laminar hook yang salah tempat.

Anestesi spinal yang dilakukan secara kontinyu.

Injeksi steroid epidural, injeksi lem fibrin, dan penempatan free fat graft

merupakan penyebab yang juga dilaporkan sebagai penyebab sindrom cauda

equina meskipun jarang.

11

Page 12: 58229914 Sindrom Cauda Equina Karena Spinal Anestesi

Beberapa kasus melibatkan penggunaan lidokain hiperbarik 5%. Rekomendasi

yang ada menyebutkan bahwa lidokain hiperbarik tidak dimasukkan dengan

konsentrasi yang lebih dari 2%, dengan dosis total tidak melebihi 60 mg.

Pada anestesi spinal, dapat terjadi efek neurotoksik sehingga terjadi defisit pada

canalis spinalis yang menekan akar saraf di bawah level medula spinalis. Defisit bisa terjadi

setelah anestesi spinal sebagai hasil dari konsentrasi anestesi yang berlebihan. Pada tahun

1937, Ferguson dan Watkins menggambarkan 14 kasus Sindrom Cauda Equina setelah

penggunaan Durocaine, yaitu campuran 10% prokain dalam 15% etanol, gliserin, dan getah

akasia atau gliadin. Beberapa laporan defisit neurologis yang permanen juga dapat terjadi

akibat dilakukannya injeksi 2-chloroprocaine pada subarachnoid. Efek neurotoksik dari

chloroprocaine kemungkinan hasil dari pH yang relatif rendah. Namun, penelitian

kemudian menunjukkan bahwa toksisitas terkait dengan kombinasi pH rendah dan adanya

natrium bisulfit(4).

Anestesi spinal yang dilakukan secara kontinyu juga berpengaruh pada

kecenderungan terjadinya Sindrom Cauda Equina. Hal ini diakibatkan oleh karena

penggunaan kateter sebagai alat distribusi obat bius. Apabila terjadi maldistribusi pada

pemasangan kateter pertama kali, akang mengakibatkan kesalahan distribusi untuk obat

bius selanjutnya. Hal ini berakibat terjadinya neurotoksik yg berujung pada terjadinya

defisit canalis spinalis(4).

Gejala Klinis

Gejala sindrom cauda equina meliputi(1):

Low back pain

Siatika unilateral atau bilateral

Hipoestesi atau anestesi saddle atau perineal

Gangguan buang air besar dan buang air kecil

Kelemahan motorik ekstremitas bawah dan defisit sensorik

Berkurang atau hilangnya refleks ekstremitas bawah

12

Page 13: 58229914 Sindrom Cauda Equina Karena Spinal Anestesi

Low back pain dapat dibagi menjadi nyeri lokal dan radikular(1).

Nyeri lokal secara umum merupakan nyeri dalam akibat iritasi jaringan lunak dan

corpus vertebra.

Nyeri radikular secara umum adalah nyeri yang tajam dan seperti ditusuk-tusuk

akibat kompresi radiks dorsalis. Nyeri radikular berproyeksi dengan distribusi

sesuai dermatom.

Manifestasi buang air kecil pada sindrom cauda equina meliput(1)i:

Retensi

Sulitnya memulai miksi

Berkurangnya sensasi urethra

Secara khas, manifestasi buang air kecil dimulai dengan retensi urin dan

kemudian diikuti oleh inkontinensia urin overflow.

Gangguan buang air besar dapat meliputi(1):

Inkontinensia

Konstipasi

Hilangnya tonus dan sensasi anus

Pemeriksaan Fisik Dan Neurologis

Pemeriksaan fisik dari cauda equina sindrom meliputi(1):

Inspeksi : mencari beberapa manifestasi eksternal dari nyeri, seperti : sikap tubuh

yang abnormal, pemeriksaan sikap tubuh dan gaya berjalan untuk mengetahui

kemungkinan dari defek dan adanya kelainan pada tulang belakang

Palpasi untuk mengetahui adanya nyeri tekan

Kekuatan tonus dan otot ekstremitas bawah

Sensoris ekstremitas bawah

Colok dubur

13

Page 14: 58229914 Sindrom Cauda Equina Karena Spinal Anestesi

Nyeri dan defisit dengan keterlibatan akar saraf ditunjukkan dalam tabel berikut(1):

Akar saraf Nyeri Defisit sensorik Defisit motorik Defisit refleksL2 Paha bagian

anterior medial Paha bagian atas

Kelemahan slight quadricep; fleksi panggul; aduksi paha

Suprapatella yang sedikit menurun

L3 Paha anterior lateral

Paha bagian bawah

Kelemahan quadricep; ekstensi lutut; aduksi paha

Patella atau suprapatella

L4 Paha posterolateral; tibia anterior

Kaki bagian bawah sebelah medial

Ekstensi lutut dan pedis

Patella

L5 Dorsum pedis Dorsum pedis Dorsofleksi pedis dan ibu jari kaki

Harmstring

S1-2 Pedis bagian lateral

Pedis bagian lateral

Plantar fleksi pedis dan ibu jari kaki

Achilles

S3-5 Perineum Saddle Sfingter Bulbocavernosus; anus

Pemeriksaan Penunjang

Selain riwayat lengkap,pemeriksaan fisik, evaluasi neurologis dan alnalisis

laboratorium dasar, diagnostik workup untuk cauda equina dapat dilihat secara radiologis(1).

Radiografi

Foto polos harus dilakukan untuk menemukan perubahan destruktif, penyempitan

ruang diskus atau hilangnya alignment spinal.

Myelografi Lumbal

Myelografi tidak lagi dilakuakan secara rutin karena tersedianya MRI. Myelografi dipilih

pada keadaan tertentu dimana MRI menjadi kontraindikasi (misalnya pasien dengan

pacemaker jantung). Obstruksi aliran kontras pada area kompresi membantu untuk

mengkonfirmasi level kondisi patologis yang dicurigai.

14

Page 15: 58229914 Sindrom Cauda Equina Karena Spinal Anestesi

CT-scan dengan atau tanpa kontras

CT-scan sering lebih mudah didapatkan daripada myelografi lumbal. CT-scan memberi

detail tambahan tentang densitas dan integritas tulang yang membantu dalam rencana

terapi, khususnya pada kasus tulang belakang dan mana instrumen untuk stabilisasi

dibutuhkan setelah agen yang mengganggu dihilangkan dari regio cauda equina. CT-scan

yang dilakukan setelah myelografi dapat menunjukkan blok kontras dan memperjelas

kondisi patologis lebih baik dari yang ditunjukkan denagn CT-scan.

MRI

MRI adalah modalitas yang paling membantu untuk diagnosis kelainan medulla spinalis

dan umumnya menjadi tes yang dipilih untuk membantu dokter dalam mendiagnosis

sindrom cauda equina.

MRI memberikan gambaran jaringan lunak, termasuk struktur neuron dan keadaan

patologis yang terjadi. Ini kurang membantu dibanding dengan CT-scan dalam

mengevalusi arsitektur tulang dan stabilitas medulla spinalis.

Radionuclide scanning

15

Page 16: 58229914 Sindrom Cauda Equina Karena Spinal Anestesi

Ini merupakan modalitas yang membantu saat berhadapan dengan osteomyelitis dan

infeksi tulang belakang pada kondisi sindrom cauda equina.

Positron emission tomography scan

Positron emission tomography (PET) dalam hubungannya dengan CT-scan dikatakan

sebagai modalitas yang berguna pada penderta sindrom cauda equina dan keganasan

pada tulang belakang.

Pencegahan

Adapun saran-saran berikut dapat mengurangi potensi neurotoksisitas: (a) kateter

harus dimasukkan cukup jauh ke dalam ruang subarachnoid untuk mengkonfirmasi dan

mempertahankan penempatan, ini dapat menurunkan kemungkinan akumulasi obat bius

sakral; (b ) Gunakan konsentrasi efektif terendah untuk anestesi lokal; (c) apabila diduga

terjadi maldistribusi obat bius, lakukan manuver seperti mengubah posisi pasien, mengubah

kelengkungan lumbosakral, menggunakan anestesi lokal yang berbeda, atau memanipulasi

posisi kateter yang digunakan, dan (d) jika manuver tidak dapat memperbaiki masalah,

gunakan tehnik anestesi yang berbeda(4).

Terapi

Terapi Konservatif :

Iskemia akar saraf bertanggung jawab sebagian terhadap nyeri dan berkurangnya

kekuatan motorik yang berhubungan dengan sindrom cauda equina. Hasilnya, terapi

vasodilatasi dapat membantu pada beberapa pasien. Mean arterial blood pressure (MABP)

harus dipertahankan di atas 90 mmHg untuk memaksimalkan aliran darah ke medula

spinalis dan akar saraf(1).

Terapi dengan lipoprostaglandin E1 dan derivatnya telah dilaporkan efektif dalam

meningkatkan aliran darah ke regio cauda equina dan mengurangi gejala nyeri dan

kelemahan motorik. Pilihan terapi ini harus dilakukan untuk pasien dengan stenosis spinal

sedang dengan neurogenic claudication. Tidak ada keuntungan yang telah dilaporkan pada

pasien dengan gejala yang lebih berat atau pasien dengan gejala radikular(1).

16

Page 17: 58229914 Sindrom Cauda Equina Karena Spinal Anestesi

Pilihan terapi medis lain berguna pada pasien-pasien tertentu, tergantung penyebab

yang mendasari sindrom cauda equina. Obat anti inflamasi dan steroid dapat efektif pada

pasien dengan proses inflamasi, termasuk spondilitis ankilosa(1).

Pasien dengan sindrom cauda equina akibat penyebab infeksius harus mendapat

terapi antibiotik yang sesuai. Pasien dengan neoplasma spinal harus dievaluasi untuk

kecocokan terhadap terapi kemoterapi dan radioterapi(1).

Kita harus berhati-hati dalam semua bentuk manajemen medis untuk sindrom cauda

equina. Pasien dengan sindrom cauda equina yang sebenarnya dengan gejala saddle

anerthesia dan/atau kelemahan bilateral ekstremitas bawah atau hilangnya kontrol untuk

buang air besar dan buang air kecil harus menjalani terapi medis awal tidak lebih dari 24

jam. Jika tidak ada perbaikan gejala selama periode tersebut, dekompresi bedah segera

adalah hal yang diperlukan untuk meminimalkan kesempatan terjadinya kerusakan saraf

permanen(1).

Terapi Pembedahan

Pada banyak kasus sindrom cauda equina, dekompresi emergensi pada canalis

spinalis merupakan pilihan terapi yang sesuai. Tujuannya adalah untuk mengurangi tekanan

pada saraf di cauda equina dengan menghilangkan agen yang mengkompresi dan

memperluas ruang canalis spinalis. Sindrom cauda equina telah dipikirkan sebagai

emergensi bedah dengan dekompresi bedah yang diperlukan dalam 48 jam setelah onset

gejala(1).

Untuk pasien di mana herniasi diskus merupakan penyebab sindrom cauda equina,

direkomendasikan laminotomi atau laminektomi untuk memungkinkan dekompresi canalis

spinalis. Kemudian, tindakan ini diikuti dengan retraksi dan discectomy(1).

Banyak laporan klinis dan eksperimental telah menunjukkan data outcome

fungsional berdasarkan timing dekompresi bedah. Beberapa peneliti melaporkan tidak ada

perbadaan yang bermakna dalam perbaikan derajat fungsional sebagai fungsi timing

dekompresi bedah. Bahkan dengan temuan-temuan ini, sebagian besar peneliti

17

Page 18: 58229914 Sindrom Cauda Equina Karena Spinal Anestesi

merekomendasikan dekompresi bedah sesegera mungkin setelah onset gejala untuk

menawarkan kesempatan terbesar untuk perbaikan neurologis yang komplit(1).

Para peneliti telah mengusahakan untuk mengidentifikasi kriteria khusus yang

dapat membantu dalam memprediksi prosgnosis pasien dengan sindrom cauda

equina:

Pasien dengan siatika bilateral telah dilaporkan memiliki prognosis yang lebih

buruk dibandingkan pasien dengan nyeri unilateral.

Pasien dengan anestesia perineum komplit lebih mungkin untuk mengalami

paralisis kandung kencing yang permanen.

Luasnya defisit sensorik perineum atau saddle telah dilaporkan sebagai

prediktor yang terpenting untuk kesembuhan. Pasien dengan defisit unilateral

memiliki prognosis yang lebih baik daripada pasien dengan defisit bilateral.

Wanita dan paien dengan gangguan buang air besar telah dilaporkan memiliki

outcome pasca operasi yang lebih buruk.

18

Page 19: 58229914 Sindrom Cauda Equina Karena Spinal Anestesi

DAFTAR PUSTAKA

1. Yudiari, D. (2007). “Cauda Equina Syndrome”. Denpasar: Lab/Smf Ilmu Bedah Rsup

Sanglah/Fk Unud.

2. Yuliantika, RA. (2010). Skripsi: “Perbandingan Penurunan Tekanan Darah Antara

Lidokain 5% Hiperbarik Dengan Bupivakain 0,5% Hiperbarik Pada Anestesi Spinal

Untuk Operasi Ekstremitas Inferior di RSO. Prof. Dr. R. Soeharso surakarta”.

Surakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah.

3. Rigler, ML, et. al. (1991). “Cauda Equina Syndrome After Continuous Spinal

Anesthesia”. Anesth Analg: 1991;72:27581.

4. Fikih, M. (2010). “Spinal Anestesi” Avaiable:

http://karikaturijo.blogspot.com/2010/04/spinal-anestesi.html. Accesed: 2011, May 9.

19