11
Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.58238/PP/M.IVA/15/2014 Jenis Pajak : Pajak Penghasilan Badan Tahun Pajak : 2009 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap koreksi atas Penghasilan Neto yang terdiri dari : 1. Koreksi peredaran usaha sebesar Rp.24.521.215.682,00 2. Koreksi potongan penjualan sebesar Rp. 314.191.212,00 3. Koreksi biaya THR sebesar Rp. 331.021.672,0 0 Jumlah Rp.25.166.428.566,00* Menimbang bahwa pembahasan mengenai pokok sengketa diatas adalah sebagai berikut : 1. Koreksi peredaran usaha Rp.24.521.215.682,00 Menurut Terbanding : bahwa sesuai Surat Dirjen Pajak No. S-153/PJ.4/2010 tentang Panduan Pemeriksaan Kewajaran Transaksi Afiliasi disebutkan bahwa terdapat prosedur pemeriksaan yang harus dilakukan oleh pemeriksa untuk menerapkan prinsip kewajaran dan kelaziman usaha, di antaranya pemilihan pembanding, pemilihan indikator tingkat laba, dan pemilihan metode transfer pricing; Menurut Pemohon : bahwa di dalam surat Direktorat Jenderal Pajak Nomor: S-4004/WPJ.19/2012 tentang Penjelasan atas keputusan Dirjen Pajak No KEP-1268/WPJ.19/2012, Penelaah melakukan koreksi terhadap peredaran usaha Pemohon Banding sebesar Rp24.521.215.682,00 atas penjualan kepada pihak afiliasi dan pihak independen. Berdasarkan KEP 01 tahun 1993 diatur bahwa Untuk mencegah terjadinya penghindaran pajak melalui penentuan harga yang tidak wajir, perundang-undangan perpajakan telah terdapat ketentuan-ketentuan yang pada dasarnya memberikan wewenang kepada aparat pajak untuk melakukan koreksi terhadap transaksi yang tidak wajar dengan pihak lain yang mempunyai hubungan istimewa dengan salah satu tehnik dan metodenya adalah Metode "Pemeriksaan Kewajaran Harga berdasarkan harga pasar sebanding"; Menurut Majelis : bahwa berdasarkan pemeriksaan Majelis atas berkas banding, diketahui koreksi peredaran usaha sebesar Rp24.521.215.682,00 dilakukan koreksi karena Pemohon Banding melakukan penjualan batubara ke pihak yang mempunyai hubungan istimewa dengan harga yang tidak wajar yaitu penjualan ke PT Mitrada Sinergy, PT Caturkarsa Manungal dan PT Borneo Bandar Segara; bahwa didalam persidangan, Terbanding menyatakan bahwa Terbanding melakukan koreksi terhadap Peredaran usaha berdasarkan Pasal 18 ayat (3) terkait penjualan batubara kepada pihak afiliasi. Selain itu, Terbanding juga menggunakan data patokan Harga Batubara Acuan dari Kementerian ESDM berdasarkan Keputusan Menteri ESDM Nomor 17 Tahun 2010 dan PP 23 Tahun 2010; bahwa didalam persidangan, Terbanding menyatakan bahwa berdasarkan Pasal 18 ayat (3) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1983 Tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan UndangUndang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2008 diatur bahwa Direktur Jenderal Pajak berwenang untuk menentukan kembali besarnya penghasilan untuk menghitung besarnya Penghasilan Kena Pajak bagi Wajib Pajak yang mempunyai hubungan istimewa dengan Wajib Pajak lainnya sesuai dengan kewajaran dan kelaziman usaha yang tidak dipengaruhi oleh hubungan istimewa; bahwa berdasarkan SPT Tahunan PPh Badan Tahun 2009 diketahui bahwa Pemohon Banding melaporkan kerugian sebesar Rp6.146.657.242,00 ditambah kompensasi rugi tahun lalu sebesar Rp8.320.221.428,00 sehingga Penghasilan Kena Pajak Tahun 2009 adalah rugi Rp14.466.878.670,00. Bahkan sejak perusahaan berdiri tahun 2005 sampai dengan sekarang selalu menderita kerugian; bahwa pada saat kondisi harga batubara di pasar domestic dan internasional sedang naik, tetapi Pemohon Banding tetap mengalami kerugian. Untuk menguji sejumlah kerugian yang dialami oleh Pemohon Banding maka dilakukan pemeriksaan melalui analisa kesebandingan; bahwa dalam SPT Tahunan PPh Badan Tahun 2009 pada lampiran 3A, Pemohon Banding menyatakan bahwa metode harga jual kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah dengan Comparable Uncontrolled Price (CUP); namun Pemohon Banding tidak memiliki Transfer Pricing Documentation atau tidak memiliki dokumen yang menunjukkan bahwa dalam melakukan penjualan kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa, Pemohon Banding telah melakukan analisa kesebandingan dengan perusahaan pembanding. Dengan demikian tidak diketahui mekanisme penentuan harga jual dengan para pihak yang memilki hubungan istimewa tersebut;

58238.pdf

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: 58238.pdf

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.58238/PP/M.IVA/15/2014

Jenis Pajak : Pajak Penghasilan Badan

Tahun Pajak : 2009

Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap koreksiatas Penghasilan Neto yang terdiri dari :

1. Koreksi peredaran usaha sebesar Rp.24.521.215.682,002. Koreksi potongan penjualan sebesar Rp. 314.191.212,003. Koreksi biaya THR sebesar Rp. 331.021.672,00

Jumlah Rp.25.166.428.566,00*

Menimbang bahwa pembahasan mengenai pokok sengketa diatas adalah sebagai berikut :

1. Koreksi peredaran usaha Rp.24.521.215.682,00

Menurut Terbanding : bahwa sesuai Surat Dirjen Pajak No. S-153/PJ.4/2010 tentang PanduanPemeriksaan Kewajaran Transaksi Afiliasi disebutkan bahwa terdapat prosedurpemeriksaan yang harus dilakukan oleh pemeriksa untuk menerapkan prinsipkewajaran dan kelaziman usaha, di antaranya pemilihan pembanding, pemilihanindikator tingkat laba, dan pemilihan metode transfer pricing;

Menurut Pemohon : bahwa di dalam surat Direktorat Jenderal Pajak Nomor: S-4004/WPJ.19/2012 tentangPenjelasan atas keputusan Dirjen Pajak No KEP-1268/WPJ.19/2012, Penelaahmelakukan koreksi terhadap peredaran usaha Pemohon Banding sebesarRp24.521.215.682,00 atas penjualan kepada pihak afiliasi dan pihak independen.Berdasarkan KEP 01 tahun 1993 diatur bahwa Untuk mencegah terjadinyapenghindaran pajak melalui penentuan harga yang tidak wajir, perundang-undanganperpajakan telah terdapat ketentuan-ketentuan yang pada dasarnya memberikanwewenang kepada aparat pajak untuk melakukan koreksi terhadap transaksi yang tidakwajar dengan pihak lain yang mempunyai hubungan istimewa dengan salah satu tehnikdan metodenya adalah Metode "Pemeriksaan Kewajaran Harga berdasarkan hargapasar sebanding";

Menurut Majelis : bahwa berdasarkan pemeriksaan Majelis atas berkas banding, diketahui koreksiperedaran usaha sebesar Rp24.521.215.682,00 dilakukan koreksi karena PemohonBanding melakukan penjualan batubara ke pihak yang mempunyai hubunganistimewa dengan harga yang tidak wajar yaitu penjualan ke PT Mitrada Sinergy, PTCaturkarsa Manungal dan PT Borneo Bandar Segara;

bahwa didalam persidangan, Terbanding menyatakan bahwa Terbanding melakukan koreksi terhadapPeredaran usaha berdasarkan Pasal 18 ayat (3) terkait penjualan batubara kepada pihak afiliasi. Selain itu,Terbanding juga menggunakan data patokan Harga Batubara Acuan dari Kementerian ESDM berdasarkanKeputusan Menteri ESDM Nomor 17 Tahun 2010 dan PP 23 Tahun 2010;

bahwa didalam persidangan, Terbanding menyatakan bahwa berdasarkan Pasal 18 ayat (3) Undang-UndangRepublik Indonesia Nomor 7 Tahun 1983 Tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah beberapa kalidiubah terakhir dengan UndangUndang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2008 diatur bahwa DirekturJenderal Pajak berwenang untuk menentukan kembali besarnya penghasilan untuk menghitung besarnyaPenghasilan Kena Pajak bagi Wajib Pajak yang mempunyai hubungan istimewa dengan Wajib Pajak lainnyasesuai dengan kewajaran dan kelaziman usaha yang tidak dipengaruhi oleh hubungan istimewa;

bahwa berdasarkan SPT Tahunan PPh Badan Tahun 2009 diketahui bahwa Pemohon Banding melaporkankerugian sebesar Rp6.146.657.242,00 ditambah kompensasi rugi tahun lalu sebesar Rp8.320.221.428,00sehingga Penghasilan Kena Pajak Tahun 2009 adalah rugi Rp14.466.878.670,00. Bahkan sejak perusahaanberdiri tahun 2005 sampai dengan sekarang selalu menderita kerugian;

bahwa pada saat kondisi harga batubara di pasar domestic dan internasional sedang naik, tetapi PemohonBanding tetap mengalami kerugian. Untuk menguji sejumlah kerugian yang dialami oleh Pemohon Bandingmaka dilakukan pemeriksaan melalui analisa kesebandingan;

bahwa dalam SPT Tahunan PPh Badan Tahun 2009 pada lampiran 3A, Pemohon Banding menyatakanbahwa metode harga jual kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah dengan ComparableUncontrolled Price (CUP); namun Pemohon Banding tidak memiliki Transfer Pricing Documentation atau tidakmemiliki dokumen yang menunjukkan bahwa dalam melakukan penjualan kepada pihak yang mempunyaihubungan istimewa, Pemohon Banding telah melakukan analisa kesebandingan dengan perusahaanpembanding. Dengan demikian tidak diketahui mekanisme penentuan harga jual dengan para pihak yangmemilki hubungan istimewa tersebut;

Page 2: 58238.pdf

bahwa dalam tahun 2009 jumlah batubara yang ditambang adalah 118.287 MT yang berasal dari lahan CVBorneo Bangun Buana, sedangkan jumlah keseluruhan batubara yang dijual pada tahun 2009 adalah121.980 MT sehingga sebagian besar penjualan adalah berasal dari penambangan sendiri. Oleh karena itupernyataan Pemohon Banding dalam persidangan yang menyatakan bahwa usaha Pemohon Banding hanyasebagai trader adalah tidak benar. Hal ini diperkuat dengan adanya Surat Ijin Kuasa Pertambangan yangditerbitkan Bupati Barito Utara dan adanya pencatatan dalam GL berupa akun bahan bakar (fuel), peralatantambang, biaya operational site office, beban penyelidikan umum, beban eksplorasi tangguhan, sparepart,uang muka kontraktor, sewa alat yang menunjukkan bahwa usaha pemohon banding adalah pertambanganbatubara;

bahwa berdasarkan Pasal 8 Perjanjian Kerja Sama Nomor 67 dengan CV Borneo Bangun Buana tanggal 9Mei 2007 disebutkan Dalam Kerja Sama ini semua untung rugi menjadi hak/resiko Pihak Kedua (PemohonBanding) sendiri sepenuhnya, sedangkan Pihak Pertama hanya mendapatkan fee (royalty) sebesarRp20.000,00 (dua puluh ribu rupiah) per ton yang ditambang dan telah dimuat diatas kapal untuk dikirimkankepada calon pembeli. Fee (royalty) tersebut akan diperbarui atau ditinjau ulang setiap tahun, apabila hargapasar naik (sepuluh persen) dari harga pasar per ton batubara saat ini yaitu sebesar USD 40 (empat puluhdolar Amerika Serikat);

bahwa harga USD 40 yang ditentukan dalam kontrak royalty yang ditandatangani dengan pemilik lahan yaituCV Borneo Bangun Buana pada 9 Mei 2007 sama dengan harga jual kepada pihak hubungan istiemwa padatahun 2009, sehingga Terbanding menyimpulkan bahwa harga kontrak 9 Mei 2007 menjadi dasar acuanharga penjualan batubara Pemohon Banding kepada pihak hubungan istimewa pada tahun 2009, padahalharga batubara pada tahun 2009 telah mengalami kenaikan, namun Pemohon Banding tetap menggunakanharga yang terjadi pada tahun 2007;

bahwa berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-01/PJ./1993 BAB II 1.4.2 mengenaiSumber-sumber Informasi Sebagai Pembanding disebutkan bahwa Pengujian kewajaran Transfer Pricesangat memerlukan data pembanding (komparabilitas). Data pembanding dari pihak ketiga perlu didapatkandari sumber-sumber informasi, misalnya:

1. Business News; mengenai kegiatan usaha tertentu maupun mengenai tarif/harga barang-barang yangberlaku.

2. Brosur-brosur dan majalah-majalah business dan ekonomi lainnya.3. Badan Pengembangan Ekspor Nasional (BPEN) dan Ditjen Daglu Departemen Perdagangan; data

mengenai harga pasaran komoditi di Luar Negeri.4. SGS/Ditjen Bea Cukai; data mengenai harga patokan barang-barang impor.5. BAPEKSTA; data mengenai kuantitas, harga, jenis barang ekspor/impor.6. PDBI (Pusat Data Business Indonesia); data mengenai ikhtisar kegiatan operasi perusahaan sejenis,

harga dari barang/bahan ekspor dan impor.7. PDIP (Pusat Data dan Informasi Perpajakan); misalnya data mengenai :

- Rasio laba kotor per KLU- Rasio laba bersih per KLU- Rasio hutang terhadal modal per KLU- dll

8. BPS (Biro Pusat Statistik); data mengenai ekspor dan impor9. Departemen-departemen teknis lainnya sehubungan dengan data aktivitas perusahaan yang

bersangkutan dan perusahaan sejenis yang diperiksa.10. Dan lain-lain sumber informasi;

bahwa berdasarkan rekapitulasi informasi harga batubara Januari s.d. Desember 2009 yang diterbitkan DirjenMineral dan Batubara Kementerian ESDM (http://minerba.esdm.go.id) diperoleh data sebagai berikut:

Bulan KaloriHBA 6332 7000 6700 6150 5700 5400 5000 4400 4200

Januari 78.70 80.11 79.14 71.36 60.82 57.82 53.64 43.24 40.17Februari 81.35 74.13 73.53 66.33 56.35 53.84 50.13 40.4 37.57Maret 75.11 71.66 71.23 64.25 54.51 52.2 48.68 39.22 36.5April 63.08 75.7 75.01 67.65 57.52 54.89 51.05 41.14 38.25Mei 62.83 76.82 76.05 68.59 58.36 55.63 51.71 41.67 38.7Juni 63.87 76.62 75.86 68.42 58.21 55.49 51.59 41.58 38.65Juli 71.29 68.58 68.34 61.66 52.21 50.15 46.87 37.76 35.17Agustus 71.47 67.45 67.29 60.71 51.37 49.41 46.21 37.22 34.68September 70.44 67.72 67.54 60.94 51.57 49.59 46.37 37.35 34.8Oktober 66.71 80.75 79.74 71.9 61.29 58.24 54.02 43.54 40.44Nopember 68.99 87.51 86.06 77.59 66.34 62.73 57.99 46.75 43.37Desember 74.51 84.65 83.38 75.18 64.2 60.83 56.3 45.39 41.21

bahwa apabila dibandingkan harga batubara acuan (6.332 kkal) dengan harga jual batubara PemohonBanding adalah sebagai berikut:

Page 3: 58238.pdf

B u la n H B A W PJa n u a ri 7 8 .7 0 Fe b ru a ri 8 1 .3 5 M a re t 7 5 .1 1 A p ril 6 3 .0 8 M e i 6 2 .8 3 Ju n i 6 3 .8 7 5 0Ju li 7 1 .2 9 5 0A gu stu s 7 1 .4 7 Se p te m b e r 7 0 .4 4 4 0O k to b e r 6 6 .7 1 4 0N o p e m b e r 6 8 .9 9 4 0D e se m b e r 7 4 .5 1 4 0

bahwa berdasarkan penelitian terhadap invoice penjualan, diketahui harga jual batubara kepada pihak yangmempunyai hubungan istimewa masih jauh dibawah harga pasar. Dari data rekapitulasi informasi hargabatubara Ditjen Minerba diatas, batubara dengan kalori 6.500 yang dijual Pemohon Banding hanya setaradengan batubara kalori 5000 dan 4400 sehingga sesuai dengan Pasal 18 ayat (3) UU PPh jo KEP-01/PJ/1993 maka DJP menentukan kembali nilai harga jual kepada pihak hubungan istimewa. Dalam hal inidata pembanding yang digunakan adalah data eksternal yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal MinerbaESDM berupa rekapitulasi informasi harga batubara;

bahwa batubara yang dijual adalah dengan kalori 6.500, 6.450 sedangkan data rekapitulasi informasi hargabatubara yang tersedia adalah 6.700 kkal dengan harga 75.86 sehingga untuk mendapatkan harga batubaradengan calori 6.500 dilakukan penyesuaian-penyesuaian dengan formula sebagaimana disebutkan dalamlampiran no 4 Formula Harga Patokan adalah dengan rumus:

HPB (j) = {(HPB Price Marker (i) + U (i))) * (K (j) / K(i))*[(100 – Kandungan Air (j)) / (100 – Kandungan Air(i)]*[(100 – 8) / (100 – 8)]}- (B (j) + U (j)) [USD/ton]

bahwa sebagai contoh dalam menghitung harga batubara kepada PT Mitradaa Sinergy tanggal 3 Juli 2009,dengan kriteria:

- Total moisture 13,6 %- Total Ash Content 6,5 %- Total Sulfur 0,8 %- Total gross calori value 6500;

bahwa batubara yang dijual adalah dengan calori 6.500 sedangkan data rekapitulasi informasi hargabatubara yang tersedia adalah 6.700 kkal dengan harga 75.86 sehingga untuk mendapatkan harga batubaracalori 6.500 adalah dengan perhitungan sebagai berikut:(75.86 +[(0.8-0.8) x 4] +[(6.5-15) x 0.4] x (6500/6700) x [100-13.6 / 100-12] x [100-8 / 100-8][(0.8-0.8) x 4]+[(6.5-15) x 0.4]= [(75.86-3.4) x 0.97 x (0.98 x 1)] – (-3.4)= 72.28;

bahwa dengan demikian dalam melakukan perhitungan harga jual batubara yang wajar, Terbanding telahmelakukan penyesuaian seperti kadar sulfur, kadar moisture;

bahwa informasi harga batubara sebagaimana dimaksud dalam lampiran no 1 Formula Harga PatokanBatubara Steam (Thermal) adalah dengan kondisi harga pada titik serah penjualan secara free on board diatas kapal pengangkut, sehingga harga pada tingkat pedagang (trader) seharusnya lebih tinggi dari hargatingkat pertama;

bahwa didalam persidangan Pemohon Banding menyatakan bahwa sebagaimana dalam Surat UraianBanding, merujuk dasar koreksi Terbanding berdasarkan PP Nomor 23 Tahun 2010 dan Peraturan MenteriEnergi dan Sumber Daya Mineral Nomor 17 Tahun 2010 menyatakan bahwa setiap pemegang IUP OperasiProduksi mineral dan batubara serta IUPK Operasi Produksi mineral dan batubara harus mengacu padaharga acuan batubara yang ditetapkan oleh Kementerian Minerba;

bahwa Pemohon Banding menyatakan bahwa dasar penggunaan peraturan tersebut berlaku untuk tahun2010 dan tidak berlaku surut sedangkan pokok sengketa pajak Pemohon Banding adalah tahun 2009. DapatPemohon Banding tambahkan bahwa dalam Permen ESDM tersebut pada Pasal 13 juga mengatur bahwaharga patokan batubara yang digunakan disesuaikan dengan biaya lainnya,meliputi biaya angkutan denganmenggunakan tongkang, biaya surveyor, biaya transshipment dan biaya asuransi. Oleh karenanya, dapatdilihat bahwa konsep Permen ESDM tersebut pun mengakui penyesuaian (adjustment) harga dikarenakanbiaya-biaya relevan lainnya dan tidak langsung mematok harga sesuai angka tercantum;

bahwa di dalam persidangan Pemohon Banding menyatakan Pemohon Banding bukanlah pemilik IUPoperasi produksi sebagaimana Terbanding kategorikan, namun Pemohon Banding merupakan perusahaan

Page 4: 58238.pdf

perdagangan batubara yang menjual hasil batu bara kepada pembeli berdasarkan kesepakatan jual beli dantempat penyerahan yang tertuang dalam setiap kontrak jual beli. Dasar Pemohon Banding dalammenetapkan harga jual adalah kesepakatan dan tempat penyerahan dimana beberapa buyer batubaradiserahkan di stockpile (tempat penimbunan batubara sementara) pangku yang berjarak 32 km dari tambangdan stockpile Timbau yang berjarak 307,437 km dari pelabuhan pangku. Jarak tempuh tersebutmempengaruhi harga jual batubara;

bahwa GAD (gross air-dried) berarti nilai kalori contoh batubara yang dianalisis dilaboratorium setelahdikeringkan dalam suhu ruang kemudian diperhitungkan kembali dengan asumsi contoh tersebut beradadalam keadaan sebagaimana saat berada ditempat pengambilan contoh lainnya. Sedangkan GAR (gross air-received) berarti nilai kalori contoh batubara yang dianalisis di laboratorium kemudian nilai tersebutdiperhitungkan kembali dengan asumsi mengandung kandungan kelembaban sebagaimana contoh padasaat diambil di tempat penumpukan atau di ban berjalan atau ditempat pengambilan contoh lainnya;

bahwa Harga Batubara Acuan (HBA) yang digunakan secara nasional maupun internasional menggunakanGAR, sedangkan Pemohon Banding menggunakan GAD;

bahwa HBA 25 % mengacu pada Indonesian Coal Index (ICI) dan 75 % mengacu pada harga internasional(Global Coal (newc), Newcastle Australia (NEX) dan Platts). Sedangkan penjualan Pemohon Bandinghanyalah di daerah pedalaman Kalimantan, yaitu Desa Pangku dan Desa Timbau, dimana akses menujulokasi hanya mampu dilalui dengan tongkang, bukan kapal besar, oleh karenanya lebih mengacu ke hargaICI yang kemudian disesuaikan dengan biaya-biaya yang relevan lainnya;

bahwa berikut penjelasan sederhana Pemohon Banding:Typical batubaraGAD : 6300 – 6100TS : 0,8 %AC : 10 %TM : 20 – 24 %IM : 10 – 12 %

GAR = (100% - TM%) / (100%-IM%) x GAD= (100% - 22%) / (100% - 10%) x 6300= 78/90 x 6300= 5460

Dalam keadaan terbaik misal GAD 6500 bisa 5633. Dalam keadaan terburuk bisa 5200;

Keterangan:100% adalah total berat batubara + termasuk air atau TMTM : Total Moisture (% kadar air total)IM : Inherent Moisture (% air yang tersisa tak dapat keluar jika dikeringkan normal dengan cara air dried

base)

GAR adalah istilah pendek di perdagangan Gross Ash Received, sebenarnya adalahGCV = 5400 kcal/kg ar (as received) [batubara keadaan saat diterima apa adanya]

GAD adalah istilah dagang singkat Gross Air Dried, sebenarnya adalahGCV (Gross Calorific Value) = 6300 kcal/kg adb (air dried base)GAD batubara keadaan kering TM = IM = kira-kira 10 – 12 % (proses setelah dikeringkan dalam oven ± 40 ºC selama 24 jam maka air menguap kering tetapi tidak bisa lebih kering daripada kelembaban udara);

bahwa jadi acuan GAD 6300 adalah GAR 5400 adalah wajar atau GAR 5700, bukan GAR 6300;

bahwa perlu diingat bahwasanya:1. Harga Batubara Acuan / HBA itu merupakan harga di Mother Vessel untuk acuan royalti PNBP, dan2. HBA adalah harga di Free On Board Mother Vessel. Jika menggunakan FOB haruslah sesuai dengan

ICC Incoterm 2000 (saat itu) atau ICC incoterm 2010 setelah 2011. Artinya : penyerahan Free On Boarddimana harga jual termasuk biaya transhipment yaitu (PBM, barge, transit di Teluk Timbau Port)

bahwa berdasarkan pemeriksaan Majelis atas data di atas, Majelis berpendapat bahwa Penjualan menurutTerbanding sebesar Rp.56.452.551.170,00 sedangkan menurut Terbanding sebesar Rp.80.973.766.852,00sehingga terdapat koreksi sebesar Rp.24.521.215.682,00 , dengan perincian sebagai berikut :

      Harga / MT        No

Nama Pembeli Quantum MenPB

MenTB

  Menurut PB Menurut TB Koreksi

    (MT) USD   Rate IDR /MT

IDR    

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)=(3)x(4)x(6) (9)=(3)x((5)x(6) (10)1 PT Mitrada Synergy 5,200.0

05

0.0072

.289,625

.00- 2,502,500,000.0

03,617,614,000.0

01,115,114,00

0.002 PT Mitrada Synergy 8,045.2 63   645,00 5,189,209,228.0 5,340,882,661.6 151,673,43

Page 5: 58238.pdf

9 - .74 0 0 1 3.613 PT Caturkarsa

Megatunggal16,154.2

05

0.0064

.1310,328

.15  8,342,549,760.0

010,700,159,621.2

42,357,609,86

1.244 PT Caturkarsa

Megatunggal6,000.0

04

9.5572

.2810,255

.00  3,048,811,500.0

04,447,388,400.0

01,398,576,90

0.005 PT Borneo bandar

Segara2,865.6

54

0.0075

.409,400

.00  1,077,484,400.0

02,031,058,094.0

0953,573,69

4.006 PT Mitrada Synergy 41,470.9

84

0.0063

.879,830

.00  16,306,397,200.0

026,037,227,172.2

69,730,829,97

2.26    8,541.5

24

0.0063

.879,368

.00  3,200,678,374.4

05,110,683,194.3

21,910,004,81

9.92    9,329.8

94

0.0063

.879,475

.00  3,536,028,310.0

05,646,153,203.9

92,110,124,89

3.99    7,474.1

14

0.0063

.879,480

.00  2,834,182,512.0

04,525,480,926.0

41,691,298,41

4.04    1,283.4

94

0.0063

.879,480

.00  486,699,408.0

0777,137,279.7

2290,437,87

1.72    3,500.0

04

0.0063

.879,480

.00  1,327,200,000.0

02,119,206,600.0

0792,006,60

0.007 PT Synergi Mega

Nusantara3,580.9

05

4.8077

.9111,719

.00  2,255,644,957.5

73,206,885,222.4

1951,240,26

4.848 PT Maseba Kurnia 8,036.2

3 -75

.11  760,00

06,108,615,520.0

07,013,846,354.1

9905,230,83

4.199 PT Asia Pasific

Coalindo498.0

0 -75

.11  475,00

0236,550,000.0

0400,044,122.1

0163,494,12

2.10              56,452,551,169.9

780,973,766,851.8

824,521,215,68

1.91

bahwa untuk menyelesaikan sengketa mengenai koreksi Penjualan tersebut, Majelis memberi kesempatankepada Terbanding dan Pemohon Banding untuk melakukan uji bukti kebenaran material, hasilnya sebagaiberikut :

1. bahwa koreksi dilakukan karena Pemohon banding melakukan Penjualan batubara kepada pihak yangmempunyai hubungan istimewa, yaitu :· PT Mitrada Sinergy· PT caturkarsa Megatunggal· PT Borneo Bandar Segara

2. bahwa berdasarkan SPT tahunan PPh Badan 2009 diketahui bahwa Pemohon Banding melaporkan rugisebesar Rp.6.146.657.242,- ditambah kompensasi kerugian tahun lalu sebesar Rp.8.320.221.428,-sehingga Penghasilan Kena Pajak Tahun 2009 adalah rugi sebesar Rp.14.466.878.670,-, bahkan sejakperusahaan berdiri Tahun 2005 sampai dengan sekarang selalu menderita kerugian ;

3. bahwa sesuai Pasal 18 ayat (3) Undang Undang nomor 36 tahun 2008 disebutkan bahwa “DirekturJenderal Pajak berwenang untuk menentukan kembali besarnya penghasilan dan pengurangan sertamenentukan utang sebagai modal untuk menghitung besarnya Penghasilan Kena Pajak bagi Wajib Pajakyang mempunyai hubungan istimewa dengan wajib Pajak lainnya sesuai dengan kewajaran dankelaziman usaha yang tidak dipengaruhi oleh hubungan istimewa”;

4. bahwa sesuai penjelasan Pasal 18 ayat (3) Undang Undang nomor 36 tahun 2008 disebutkan bahwamaksud diadakannya ketentuan ini adalah untuk mencegah terjadinya penghindaran pajak, yang dapatterjadi karena adanya hubungan istimewa. Apabila terdapat hubungan istimewa, kemungkinan dapatterjadi penghasilan dilaporkan kurang dari semestinya ataupun pembebanan biaya yang melebihi dariyang seharusnya;

5. bahwa data Pembanding yang digunakan oleh Terbanding adalah data eksternal yang diterbitkan olehDirektorat Jenderal Minerba ESDM berupa rekapitulasi informasi harga batubara ;

bahwa berdasarkan hal-hal di atas, Majelis akan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :

· bahwa sesuai Pasal 18 ayat (3) Undang Undang nomor 36 tahun 2008 antara lain diatur bahwa “Direktur Jenderal pajak berwenang untuk menentukan kembali besarnya penghasilan dan penguranganuntuk menghitung besarnya Penghasilan Kena Pajak bagi Wajib Pajak yang mempunyai hubunganistimewa dengan Wajib Pajak lainnya sesuai dengan kewajaran dan kelaziman usaha yang tidakdipengaruhi oleh hubungan istimewa ‘ ;

· bahwa sesuai penjelasan Pasal 18 ayat (3) Undang Undang nomor 36 tahun 2008 disebutkan bahwamaksud diadakannya ketentuan ini adalah untuk mencegah terjadinya penghindaran pajak, yang dapatterjadi karena adanya hubungan istimewa. Apabila terdapat hubungan istimewa, kemungkinan dapatterjadi penghasilan dilaporkan kurang dari semestinya ataupun pembebanan biaya yang melebihi dariyang seharusnya ;

Page 6: 58238.pdf

· bahwa Transfer Pricing diartikan sebagai kebijakan suatu perusahaan dalam menentukan harga(transfer) barang atau jasa dari suatu unit usaha ke unit usaha lainnya dalam suatu group perusahaan.

· bahwa dalam prakteknya, transfer pricing merupakan transaksi antar perusahaan dalam satu group (adahubungan istimewa) dengan tujuan untuk mengalihkan penghasilan kena pajak dari negara yang tarifpajaknya tinggi ke negara yang tarif pajaknya rendah dalam rangka mengurangi total beban pajak yangdibayarkan oleh group perusahaan tersebut.

· bahwa sesuai Penjelasan Pasal 18 ayat (3) UU nomor 17 Tahun 2000 disebutkan bahwa “ maksuddiadakannya ketentuan ini adalah untuk mencegah terjadinya penghindaran pajak, yang dapat terjadikarena adanya hubungan istimewa. Apabila terdapat hubungan istimewa, kemungkinan dapat terjadipenghasilan dilaporkan kurang dari semestinya ataupun pembebanan yang melebihi dari yangseharusnya;

· bahwa transaksi antara Pemohon Banding dan lawan transaksinya, tidak menimbulkan kerugian negarakarena :- Pengalihan Beban atau Penghasilan antara Pemohon Banding dan lawan transaksi tidak terjadi,

karena pada Tahun 2009, baik Pemohon Banding maupun lawan transaksi dikenakan tarif PPhsesuai Pasal 17 ayat (1) UU PPh Tahun 2008, yaitu sebesar 28 % dari Penghasilan Kena Pajak ;

- Atas transaksinya tidak terkait dengan pengenaan pajak final

· bahwa sesuai Pasal 17 ayat (1) huruf b Undang-Undang nomor 36 Tahun 2008 Tentang pajakPenghasilan, disebutkan bahwa “Tarif pajak yang diterapkan atas Penghasilan Kena Pajak bagi : WajibPajak badan dalam negeri dan bentuk usaha tetap adalah 28 % atas Penghasilan Kena Pajak”;

· bahwa dengan adanya tarif tunggal atas Penghasilan Kena Pajak tersebut, maka dapat disimpulkanbahwa antara Perusahaan yang bertransaksi tidak ada pemindahan Penghasilan atau Biaya;

· bahwa dengan adanya tarif tunggal sebesar 28 % atas Penghasilan Kena Pajak, maka dapat diambilkesimpulan bahwa tidak akan terjadi penghasilan dilaporkan kurang dari semestinya ataupunpembebanan biaya yang melebihi dari yang seharusnya;

· bahwa data pembanding yang digunakan oleh Terbanding seharusnya mengacu pada Pasal 18 ayat (3)UU PPh, yaitu dengan membandingkan wajib Pajak lainnya sesuai dengan kewajaran dan kelazimanusaha yang tidak dipengaruhi oleh hubungan istimewa bukan menggunakan data Direktorat JenderalMinerba ESDM ;

· bahwa dengan adanya tarif tunggal sebesar 28 % atas Penghasilan Kena Pajak, maka dapat diambilkesimpulan bahwa tidak akan terjadi penghasilan dilaporkan kurang dari semestinya ataupunpembebanan biaya yang melebihi dari yang seharusnya.

bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut di atas, Majelis berketetapan koreksi Terbanding sebesarRp24.521.215.682,00 tidak dapat dipertahankan;

1. Koreksi potongan penjualan sebesar Rp.314.191.212,00

Menurut Terbanding : bahwa Data invoice nomor 065/MK/III/2009 tanggal 24 Maret 2009 menunjukkanjumlah tagihan sebesar Rp6.108.615.520,00 dikurangi DP dan trucking chargemasing-masing sebesar Rp5.400.000.000,00 dan Rp98.871.388,00 dengan totaltagihan Rp609.744.100,00. Adapun kwitansi yang dilampirkan sebesarRp6.107.537.080,00;

Menurut Pemohon : bahwa penalty akan dikenakan apabila dalam pengiriman cargo terdapat hal-halyang tidak sesuai dengan spesifikasi batubara yang dijual. Selisih merupakan:

1. Perhitungan penalty/bonus pada penjualan ke PT Mitrada Sinergy sebesar Rp215.319.692,00Perhitungan pengurangan biaya trucking pada penjualan ke PT Maseba Kurnia sebesar Rp98.871.520,00

Menurut Majelis : bahwa berdasarkan pemeriksaan Majelis atas berkas banding, diketahui koreksipotongan penjualan sebesar Rp314.191.212,00 dilakukan koreksi karena adanyapenalty kepada PT Mitrada Sinergy sebesar Rp.215.319.692,00 dan biaya truckingke PT Maseba Kurnia sebesar Rp.98.871.520,00;

bahwa dalam persidangan, Terbanding menyatakan bahwa pada saat keberatan data-data atas penalty danbiaya trucking tidak diberikan sehingga Terbanding tetap mempertahan koreksi;

bahwa didalam persidangan, Majelis meminta kepada Terbanding dan Pemohon Banding untuk melakukanUji Kebenaran Materi;

bahwa didalam Uji Kebenaran Materi, Pemohon Banding sudah menyampaikan bukti sebagai berikut:- Fotokopi invoice;

Page 7: 58238.pdf

bahwa atas bukti-bukti yang disampaikan oleh Pemohon Banding, Terbanding berpendapat:

bahwa dalam uji bukti, Pemohon Banding menunjukkan 1 lembar fotocopy invoice kepada PT MitradaSynergi sebesar Rp215.319.692,00 dan 1 lembar fotocopy invoice kepada PT Maseba Kurnia sebesarRp98.871.520,00;

bahwa Pemohon Banding menjelaskan pengurangan harga kepada PT Mitrada Synergi sebesarRp215.319.692,00 karena terdapat perbedaan kualitas batubara yang dikirimkan. sedangkan penguranganharga kepada PT Maseba Kurnia sebesar Rp98.871.520,00 adalah terkait dengan adanya biaya truckingyang dibayar terlebih dahulu oleh PT Maseba Kurnia yang kemudian ditagihkan kepada Pemohon Bandingmelalui pengurangan nilai invoice;

bahwa terkait dengan adanya pengurangan harga atas transaksi dengan Mitrada Synergy sebesarRp215.319.692, Terbanding menyatakan bahwa:

1. Dalam uji bukti Pemohon Banding tidak menunjukkan dokumen survey dari pihak independent berupaCertificate of Analysis dari Sucofindo atau Geoservice yang menunjukkan adanya perbedaan kualitasbatubara yang dikirim.Sehingga tidak dapat diketahui kebenaran adanya perbedaan kualitas batubara yang dikirim kepada PTMitrada Synergy.

2. Oleh karena itu atas koreksi tersebut, Terbanding mengusulkan untuk dipertahankan.

bahwa terkait dengan adanya pengurangan harga atas transaksi dengan PT Maseba Kurnia sebesarRp98.871.520,00, Terbanding menyatakan bahwa:

1. Dalam Pasal 5 Perjanjian Jual Beli Batu Bara disebutkan Harga Batubara yang disetujui oleh para pihakselama jangka waktu perjanjian adalah Rp760.000,00 / MT (tujuh ratus enam puluh ribu per metric tons)Franco Pelabuhan/Gresik. Biaya bongkar dan seterusnya ditanggung oleh Pihak Pembeli.

2. Tidak ada perjanjian dengan PT Maseba Kurnia mengenai jasa trucking.3. Tidak diketahui dasar perhitungan biaya trucking sebesar Rp98.871.520,004. Tidak diketahui biaya trucking sebesar Rp98.871.520,00 ini untuk pengangkutan dari lokasi tambang ke

Pelabuhan Gresik, atau dari Pelabuhan Gresik ke lokasi penampungan PT Maseba Kurnia.5. Tidak ada bukti bahwa PT Maseba Kurnia memang melakukan kegiatan trucking dan melakukan

pembayaran terlebih dahulu biaya trucking.6. Oleh karena itu atas koreksi tersebut, Terbanding mengusulkan untuk dipertahankan;

bahwa atas Uji Kebenaran Materi, Pemohon Banding berpendapat:

bahwa lazimnya saat batubara akan dijual, maka tepat sebelum batubara diserahkan, kualitas batubaratersebut akan dinilai untuk mengetahui kandungan air, debu dan kalori yang akan mempengaruhi harga jualbatubara. Atas penjualan kepada PT Mitrada Sinergy (MS), Pemohon Banding sebagai penjual melakukanpenilaian untuk menentukan harga jual batubara dan nilai sebesar Rp215.319.692,00 berasal dari jumlahkualitas batubara yang berkurang saat akan diserahkan kepada PT Mitrada Sinergy. Oleh karenannya,Pemohon Banding lakukan pengurangan atas tagihan final yang Pemohon Banding keluarkan;

bahwa berdasarkan pemeriksaan Majelis atas data di atas, Majelis berpendapat :

bahwa untuk menyelesaikan sengketa mengenai potongan Penjualan tersebut, majelis memberi kesempatankepada Terbanding dan Pemohon Banding untuk melakukan uji bukti kebenaran material, hasilnya sebagaiberikut :

bahwa menurut Pemohon Banding lazimnya batubara akan dijual, maka tepat sebelum batubara diserahkan,kualitas batubara tersebut akan dinilai untuk mengetahui kandungan air, debu, kalori yang akanmempengaruhi harga jual batubara ;

bahwa menurut Pemohon Banding sesuai uji bukti, nilai sebesar Rp.215.319.692,00 berasal dari jumlahkwalitas batubara yang berkurang saat akan diserahkan kepada PT Mitrada Synergi, oleh karena ituPemohon Banding melakukan Pengurangan atas tagihan final yang dikeluarkan ;

bahwa pada saat uji bukti Pemohon banding telah menunjukkan bukti Invoice Penjualan, PerhitunganKualitas Batubara dan rekening bank masuk ;

bahwa menurut Terbanding dalam uji bukti Pemohon Banding tidak menunjukkan dokumen survey dari pihakindependent berupa certitificate of analysis dari Sucofindo atau Geoservice yang menunjukkan adanyaperbedaan kwalitas batubara yang dikirim, sehingga tidak dapat diketahui kebenaran adanya perbedaankwalitas batubara yang dikirim kepada PT Mitrada Synergy ;

bahwa Pasal 1 angka 18 UU nomor 42 Tahun 2009 Tentang PPN disebutkan bahwa Harga Jual adalah nilaiberupa uang, termasuk semua biaya yang diminta atau seharusnya diminta oleh penjual karena PenyerahanBarang Kena Pajak, tidak termasuk PPN yang dipungut menurut Undang Undang ini dan Potongan Hargayang dicantumkan didalam faktur Pajak ;

Page 8: 58238.pdf

bahwa berdasarkan hal-hal di atas, atas koreksi Terbanding sebesar Rp215.319.692,00 Majelis akanmempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :· bahwa Pemohon banding telah menunjukkan bukti berupa Invoice Penjualan, Perhitungan Kualitas

Batubara dan rekening bank masuk ;

· bahwa Pasal 1 angka 18 Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2009 intinya adalah Potongan Harga tersebutharus dicantumkan didalam faktur Pajak ;

· bahwa pada saat uji bukti, tidak dapat diketahui bahwa Potongan Harga tersebut dicantumkan dalamfaktur Pajak, oleh karena itu Koreksi Terbanding sebesar Rp.215.319.692,- Tetap dipertahankan.

bahwa menurut Terbanding didalam uji bukti, bahwa sesuai Pasal 5 Perjanjian Jual beli batubara antara laindisebutkan bahwa biaya bongkar dan seterusnya ditanggung oleh pihak pembeli ;

bahwa pada saat uji bukti menurut Terbanding bahwa Pemohon Banding tidak menyampaikan :· Dasar perhitungan biaya Trucking sebesar Rp.98.871.520,-· Tidak diketahui Biaya Trucking sebesar Rp.98.871.520,- adalah untuk pengangkutan dari mana?· Tidak ada bukti bahwa PT Maseba Kurnia memang melakukan kegiatan Trucking dan melakukan

pembayaran terlebih dahulu ;

bahwa pada berita uji bukti Pemohon Banding tidak menanggapi mengenai Biaya Trucking sebesarRp.98.871.520,00;

bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut di atas dan Pemohon Banding tidak menunjukkan bukti yangmendukung dalilnya di persidangan, maka Majelis berpendapat Koreksi Terbandingsebesar Rp.98.871.520,- tetap dipertahankan;

2. Koreksi biaya THR sebesar Rp.331.021.672,00

Menurut Terbanding : bahwa berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa biaya THR sudah didukungbukti yang lengkap dan sudah diserahkan pada saat proses pemeriksaansebagaimana ditegaskan oleh pemeriksa pada berita acara tersebut di atas. Namundemikian biaya THR dikoreksi karena Pemohon Banding membebankan biaya THRsebesar Rp331.021.672,00 sebanyak dua kali yaitu pada biaya gaji, upah dan honor(KKP B.3-1) dan biaya Iainnya (KKP B.3-6);

Menurut Pemohon : bahwa alasan Penelaah Keberatan melakukan koreksi adalah menganggapPemohon Banding membebankan biaya THR sebesar Rp331.021.672,00 sebanyakdua kali pada tahun 2009 yaitu pada akun biaya gaji, upah dan honor serta padaakun biaya lainnya. Oleh karena itu, dapat Pemohon Banding tanggapi bahwa BiayaTHR merupakan tunjangan yang diberikan kepada karyawan pada saat merayakanHari Raya masing-masing, yaitu Lebaran dan Natal. Pemohon Banding hanya satukali membebankan biaya THR di dalam akun tersendiri yaitu akun Biaya THR dilaporan laba rugi. Untuk Akun Biaya gaji dan akun biaya lain-lain tidak terdapat unsurbiaya THR, oleh karena itu Pemohon Banding tidak setuju dengan pendapatPenelaah Keberatan yang menyatakan bahwa Pemohon Banding memasukan unsurbiaya THR di dalam akun biaya gaji dan biaya lain-lain. Pemohon Bandingmelakukan pembebanan atas THR pada bulan September 2009 (lebaran) danDesember 2009 (natalan) dengan total Rp331.021.672,00 hanya di dalam akun biayaTHR, dan hal itu lazim. Disamping itu atas PPh Pasal 21 THR tersebut telahPemohon Banding potong dan setorkan. Sehingga menurut Pemohon BandingPenelaah Keberatan tidak perlu melakukan koreksi;

Menurut Majelis : bahwa berdasarkan pemeriksaan Majelis atas berkas banding, diketahui koreksibiaya THR sebesar Rp331.021.672,00 dilakukan koreksi karena Pemohon Bandingmelakukan pencatatan sebanyak 2 (dua) kali;

bahwa didalam persidangan, Majelis meminta kepada Terbanding dan Pemohon Banding untuk melakukanUji Kebenaran Materi;

bahwa didalam Uji Kebenaran Materi, Pemohon Banding sudah menyampaikan bukti sebagai berikut:- Softcopy General Ledger- Fotokopi SPT Tahunan PPh Badan dan Laporan Keuangan Audit;

bahwa atas bukti-bukti yang disampaikan oleh Pemohon Banding, Terbanding berpendapat:

bahwa koreksi biaya THR sebesar Rp331.021.672,00 dilakukan koreksi oleh Terbanding karena biaya THRdibebankan dua kali;

bahwa Pemohon Banding menyampaikan SPT Tahunan PPh Badan (normal) tanggal 30 Juni 2010 denganuraian:

Page 9: 58238.pdf

- jumlah penghasilan kena pajak rugi Rp14.466.878.670,00- Jumlah gaji karyawan yang dilaporkan Rp 3.371.994.756,00- THR Rp 331.021.672,00- beban lain-lain Rp 495.490.506,00- Penyesuaian fiscal positif Rp 5.776.615.221,00;

bahwa selanjutnya Pemohon Banding menyampaikan SPT Tahunan PPh Badan Pembetulan 1 tanggal 20Agustus 2010 dengan jumlah penghasilan kena pajak rugi Rp14.466.878.670,00. Artinya tidak adaperubahan jumlah rugi antara SPT Normal dan SPT Pembetulan;

bahwa yang berubah antara SPT normal dengan SPT Pembetulan adalah pada SPT Pembetulan telahdisertakan laporan keuangan audit dengan uraian sebagai berikut:

Normal Pembetulan 1 SelisihGaji 3.371.994.756 3.040.973.084 331.021.672THR 331.021.672 331.021.672 -Beban lain 495.490.506 826.512.178 331.021.672Penyesusaian Fiskal positif 5.776.615.221 5.776.615.221 -

bahwa jumlah gaji karyawan pada SPT normal sebesar Rp3.371.994.756,00 terdiri atas:- gaji Rp3.040.973.084,00- THR Rp 331.021.672,00

sedangkan atas THR dengan nilai yang sama telah dicatat dalam beban THR sebesar Rp331.021.672,00sehingga menurut Terbanding THR dicatat dua kali;

bahwa atas alasan Permohon Banding yang menyatakan bahwa nilai THR sebesar Rp331.021.672,00 telahmasuk dalam koreksi fiskal positif pada SPT Pembetulan 1 adalah tidak benar, karena nilai koreksi positiftidak ada perubahan antara SPT PPh normal dengan SPT Tahunan PPh Pembetulan 1 yaituRp5.776.615.221,00. Apabila angka THR sudah dikoreksi fiskal positif pada SPT Pembetulan 1 harusnya nilaikoreksi fiskal positif bertambah sebesar Rp331.021.672,00;

bahwa berdasarkan uraian diatas, Terbanding mengusulkan untuk mempertahankan koreksi biaya THRsebesar Rp331.021.672,00;

bahwa atas Uji Kebenaran Materi, Pemohon Banding berpendapat:

bahwa biaya sebesar Rp331.021.672,00 merupakan biaya tunjangan karyawan yang Pemohon Bandingbebankan dua kali, oleh karenanya Pemohon Banding lakukan reklasifikasi ke beban lain-lain, dimana atasbeban lain-lain tersebut telah Pemohon Banding koreksi fiskal positif saat penghitungan laba/rugi fiskal. Olehkarenanya, atas jumlah tersebut tidak perlu dilakukan koreksi fiskal lagi;

bahwa berdasarkan uraian tersebut di atas, atas koreksi Terbanding sebesar Rp331.021.672,00 Majelis akanmempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :

bahwa Biaya Usaha menurut Pemohon Banding sebesar Rp.22.020.346.984,00 sedangkan menurutTerbanding sebesar Rp.21.689.325.312,00 sehingga terdapat Koreksi sebesar Rp.331.021.672,00 ;

bahwa menurut Pemohon banding Biaya sebesar Rp.331.021.672,00 merupakan Biaya Tunjangan Karyawanyang dibebankan dua kali, oleh karenanya dilakukan reklasifikasi ke beban lain-lain ;

bahwa menurut Pemohon Banding bahwa atas beban lain-lain sebesar Rp.331.021.672,00 tersebut, telahdikoreksi fiskal positip saat perhitungan laba/rugi fiskal;

bahwa menurut Terbanding bahwa alasan Pemohon Banding yang menyatakan bahwa nilai THR sebesarRp.331.021.672,00 telah masuk dalam koreksi fiskal positip pada SPT Pembetulan 1 adalah tidak benar,karena nilai Koreksi Positip tidak ada perubahan antara SPT PPh Normal dengan SPT tahunan PPhPembetulan, yaitu sebesar Rp.5.776.615.221,00;

bahwa menurut Terbanding apabila angka THR sudah dikoreksi fiscal positip pada pembetulan 1, harusnyanilai Koreksi Fiskal Positip bertambah sebesar Rp.331.021.672,00 ;

bahwa berdasarkan hal-hal di atas, bahwa atas koreksi Terbanding sebesar Rp.331.021.672,00 Majelismempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :

· bahwa menurut Pemohon Banding bahwa atas beban lain-lain sebesar Rp.331.021.672,00 tersebut, telahdikoreksi fiskal positip saat perhitungan laba/rugi fiskal ;

· bahwa pada saat uji bukti Pemohon Banding tidak dapat menunjukkan bahwa didalam Koreksi FiskalPositip terdapat Koreksi Biaya lain-lain sebesar Rp.331.021.672,00 ;

Page 10: 58238.pdf

· bahwa mengingat pada saat uji bukti, Pemohon Banding tidak dapat menunjukkan adanya self correctionpada Laba/Rugi sebesar Rp331.021.672,00, maka koreksi Terbanding sebesar Rp331.021.672,00 tetapdipertahankan;

bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut di atas, dan Pemohon Banding tidak dapat membuktikan adanyaself correction pada Laporan Laba Rugi sebesar Rp.331.021.672,00, maka Koreksi Terbanding sebesarRp.331.021.672,00 Tetap dipertahankan;

bahwa berdasarkan uraian tersebut di atas, Koreksi Terbanding sebesar Rp.25.166.428.566,- dapat diperincimenjadi Koreksi Terbanding Tidak dapat Dipertahankan sebesar Rp.24.521.215.682,- dan KoreksiTerbanding Tetap dipertahankan sebesar Rp.645.212.884,- dengan diperinci, sebagai berikut :

    KoreksiTerbanding

KoreksiTerbanding

No

Uraian Koreksi Tidak dapat Tetap

    Terbanding Dipertahankan Dipertahankan         

1 Penjualan 24,521,215,682 24,521,215,682 -

2 Potongan Penjualan 314,191,212-

314,191,212

3 Biaya Usaha 331,021,672-

331,021,672

Jumlah 25,166,428,566 24,521,215,682

645,212,884

Menimbang : bahwa dalam sengketa banding ini tidak terdapat sengketa mengenai kredit pajak;

Menimbang : bahwa dalam sengketa banding ini tidak terdapat sengketa mengenai sanksiadministrasi, kecuali bahwa besarnya sanksi administrasi tergantung padapenyelesaian sengketa lainnya;

Menimbang : bahwa berdasarkan pemeriksaan dalam persidangan, Majelis berkesimpulan untukmengabulkan sebagian permohonan banding Pemohon Banding;

Menimbang : bahwa berdasarkan pemeriksaan dalam persidangan, Majelis berkesimpulan untukmeninjau kembali Keputusan Terbanding Nomor: KEP-1268/WPJ.19/2012 tanggal02 Oktober 2012, sehingga Penghasilan Neto dihitung kembali menjadi sebagaiberikut :

Penghasilan Netto menurut TerbandingKoreksi yang tidak dapat dipertahankan :

- Peredaran UsahaPenghasilan Netto menurut Majelis (Rugi)

Rp 20,187,154,127,00

Rp 24,521,215,682,00Rp (4,334,061,555,00)

Mengingat : Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak, dan ketentuanperundang-undangan lainnya serta peraturan hukum yang berlaku dan yangberkaitan dengan perkara ini;

Memutuskan : Menyatakan mengabulkan sebagian permohonan banding Pemohon Banding atasKeputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-1268/WPJ.19/2012 tanggal 02Oktober 2012, tentang Keberatan Wajib Pajak atas Surat Ketetapan Pajak KurangBayar Pajak Penghasilan Tahun Pajak 2009 Nomor 00011/206/09/072/11 tanggal 18Agustus 2011, atas nama: XXX, dan pajaknya dihitung kembali menjadi sebagaiberikut:

Penghasilan Netto Rp (4,334,061,555,00)Kompensasi Kerugian Rp 0,00Penghasilan Kena Pajak Rp (4,334,061,555,00)Pajak Penghasilan (PPh) Terutang Rp NIHILKredit Pajak Rp 83.939.000,00PPh Kurang / (Lebih) Bayar Rp (83.939.000,00)Sanksi Administrasi Rp -Jumlah pajak yang masih harus / (lebih) dibayar Rp (83.939.000,00)

Demikian diputus di Jakarta pada hari Selasa tanggal 11 Maret 2014 berdasarkanmusyawarah Majelis IVA Pengadilan Pajak dengan susunan Majelis dan PaniteraPengganti sebagai berikut :

Drs. Seno S.B. Hendra, M.M. sebagai Hakim Ketua,

Page 11: 58238.pdf

Idawati, S.H.,M.Sc. sebagai Hakim Anggota,Hadi Rudjito, S.H. sebagai Hakim Anggota,Rahmaida SH.,M.Kn sebagai Panitera Pengganti,

dan diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum oleh Hakim Ketua pada hariSelasa tanggal 9 Desember 2014 dengan dihadiri oleh para Hakim Anggota,Panitera Pengganti, dan tidak dihadiri oleh Pemohon Banding maupun olehTerbanding.