Upload
phungquynh
View
217
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Anggaran Secara Umum
Penganggaran (Budgeting) menunjukan suatu proses sejak tahap persiapan
yang diperlukan sebelum dimulainya penyusunan rencana, pengumpulan berbagai
data dan informasi yang diperlukan, pembagian tugas perencanaan, penyusunan
rencananya sendiri, implementasi dari rencana tersebut sampai pada akhirnya
tahap pengawasan dan evaluasi dari hasil rencana tersebut. Hasil dari kegiatan
penganggaran (Budgeting) adalah anggaran (budget).
Banyak sekali pengertian mengenai anggaran yang dikemukakan oleh para
ahli yang pada dasarnya mempunyai kesamaan, yaitu merupakan suatu rencana
yang dinyatakan dalam bentuk satuan uang dan unit mengenai kegiatan yang akan
dilaksanakan oleh suatu perusahaan maupun institusi pemerintahan untuk periode
waktu tertentu di masa yang akan datang, umumnya periode yang digunakan
dalam penyusunan anggaran adalah satu tahun.
Menurut M. Nafarin (2007:11) pengertian atau definisi anggaran (budget)
sebagai berikut :
“Anggaran adalah suatu rencana kuantitatif (satuan jumlah) periodik anggaran yang disusun berdasarkan program yang telah disahkan. Anggaran merupakan rencana tertulis mengenai kegiatan suatu organisasi yang dinyatakan secara kuantitatif untuk jangka waktu tertentu dan umumnya dinyatakan dalam satuan uang, tetapi dapat juga dinyatakan dalam satuan barang/jasa. Anggaran merupakan alat manajemen dalam mencapai tujuan. Jadi, anggaran bukan tujuan dan tidak dapat menggantikan manajemen”.
Menurut Government Accounting Standard Board (GASB) anggaran
(budget) dapat didefinisikan sebagai berikut :
“Anggaran adalah rencana operasi keuangan daerah, yang mencakup
estimasi yang diusulkan, dan sumber pendapatan yang diharapkan
untuk membiayai dalam periode teretentu”.
7
Menurut M.Munandar (2007:1) mendefinisikan anggaran sebagai beriukut :
“Anggaran merupakan rencana yang disusun secara sistematis, yang meliputi seluruh kegiatan yang dinyatakan dalam kesatuan (moneter) dan berlaku untuk jangka waktu di masa akan datang”.
Dari pendapat para ahli ekonomi di atas jelas bahwa anggaran merupakan
alat bantu bagi manajemen dalam melaksanakan fungsinya dan merupakan
pedoman dalam usaha bagi pencapaian tujuan di masa akan datang, sebagai
rencana dan sasaran tertentu, anggaran membandingkan hasil yang dicapai dengan
rencana yang merupakan dasar pengendalian dan pengkoordinasian kegiatan dari
seluruh bagian-bagian yang ada dalam suatu pemerintahan. Dengan adanya suatu
rencana maka seluruh kegiatan yang ada saling menunjang dan secara bersama
menuju sasaran yang telah ditetapkan.
Dapat disimpulkan bahwa anggaran adalah suatu rencana yang terinci dan
sistematis yang meliputi seluruh kegiatan dalam instansi pemerintahan yang
dinyatakan dalam satuan moneter dan rencana masa depan untuk jangka waktu
tertentu dan disusun secara formal, artinya bahwa anggaran tersebut disusun
dengan sengaja dan bersungguh-sungguh dalam bentuk tertulis.
2.2 Anggaran Sektor Publik
2.2.1 Pengertian Anggaran Sektor Publik
Anggaran sektor publik merupakan acuan dari penyusunan anggaran
pemerintah yang merupakan alat utama untuk melaksanakan semua kewajiban,
janji, dan kebijakannya dalam rencana-rencana nyata dan terintegrasi dalam hal
tindakan yang harus diambil, hasil yang akan dicapai, belanja yang dibutuhkan
dan sumber-sumber belanja tersebut.
Pengertian anggaran sektor publik terus menerus mengalami
perkembangan. Hingga kini terdapat bermacam-macam definisi yang digunakan
untuk menerangkan istilah anggaran sektor publik, namun pada dasarnya memiliki
pengertian yang hampir sama.
8
Menurut Mardiasmo (2005:62) anggaran sektor publik dapat
didefinisikan sebagai berikut :
“Anggaran sektor publik berisi rencana kegiatan yang dipresentasikan dalam bentuk rencana perolehan pendapatan dan belanja dalam suatu moneter. Dalam bentuk yang paling sederhana, anggaran sektor publik merupakan suatu dokumen yang menggambarkan kondisi keuangan dari suatu organisasi yang meliputi informasi mengenai pendapatan, belanja, dan aktivitas. Anggaran berisi estimasi mengenai apa yang akan dilakukan organisasi di masa yang akan datang. Setiap anggaran memberikan informasi mengenai apa yang hendak dilakukan dalam beberapa periode yang akan datang”.”
Menurut Armin Widjaya (2009:1) anggaran sektor publik dapat
didefinisikan sebagai berikut:
“Anggaran Sektor Publik adalah rencana terinci tentang pemerolehan dan sumber daya keuangan dan sumber daya lainnya selama suatu periode waktu tertentu, anggaran sektor publik menunjukkan rencana masa depan yang dinyatakan dalam kuantitatif yang formal.”
Selain referensi diatas masih banyak referensi lain yang dapat digunakan
sebagai sumber bahasan mengenai definisi anggaran sektor publik. Sekalipun
definisi-definisi tersebut berbeda dalam penyajian, semuanya memberikan
penekanan yang sama atas unsur-unsur utama dalam anggaran yaitu merupakan
suatu rencana yang tertuang dalam bentuk kuantitatif dan mencakup periode
waktu tertentu.
2.2.2 Konsep Anggaran Sektor Publik
Aspek-aspek yang harus tercakup dalam anggaran sektor publik meliputi,
aspek perencanaan, aspek pengendalian, dan aspek akuntabilitas publik. Oleh
karena itu penganggaran sektor publik harus diawasi mulai tahap perencanaan,
pelaksanaan dan pelaporan.
Anggaran publik berisi rencana kegiatan yang direpresentasikan dalam
bentuk rencana perolehan pendapatan dan belanja dalam satuan moneter. Dalam
9
bentuk yang paling sederhana, anggaran publik merupakan suatu dokumen yang
menggambarkan kondisi keuangan dari suatu organisasi yang meliputi informasi
mengenai pendapatan, belanja, dan aktivitas. Anggaran berisi mengenai estimasi
apa yang akan dilakukan organisasi di masa yang akan datang.
Secara singkat dapat dikatakan bahwa anggaran sektor publik merupakan
suatu rencana finansial yang menyatakan beberapa biaya atas rencana-rencana
yang dibuat (pengeluaran/belanja) dan berapa banyak dan bagaimana cara
memperoleh uang untuk mendanai rencana tersebut (pendapatan) (Mardiasmo,
2005:62). Anggaran sektor publik harus harus bisa memenuhi kriteria yaitu
merefleksikan perubahan prioritas kebutuhan dan keinginan masyarakat, dan
menentukan penerimaan dan pengeluaran departemen-departemen pemerintah,
pemerintah propinsi atau daerah.
Menurut (Mardiasmo, 2005:65) Anggaran sektor publik penting karena
beberapa alasan, yaitu :
1. Anggaran merupakan alat bagi pemerintah untuk mengarahkan pembangunan
sosial, ekonomi, menjamin kesinambungan, dan meningkatkan kualitas hidup
masyarakat.
2. Anggaran diperlukan karena adanya kebutuhan dan keinginan masyarakat
yang tak terbatas dan terus berkembang, sedangkan sumber daya yang ada
terbatas.
3. Anggaran diperlukan untuk menyatakan bahwa pemerintah telah bertanggung
jawab terhadap rakyat.
2.2.3 Fungsi Anggaran Sektor Publik
Anggaran hanya suatu alat. Sebaik apapun alat (dalam hal ini
sebaik apapun anggaran) tidak akan berfungsi dengan baik bila manusia
yang menggunakan alat (anggaran) tersebut tidak dapat menggunakannya dengan
baik.
10
Menurut Mardiasmo (2005:63) fungsi anggaran sektor publik dapat
disebutkan sebagai berikut :
1. Anggaran sebagai Alat Perencana (Planning Tool)
Anggaran merupakan alat perencanaan manajemen untuk mencapai tujuan
organisasi. Anggaran sektor publik dibuat untuk merencanakan tindakan apa
yang akan dilakukan oleh pemerintah, beberapa biaya yang dibutuhkan, dan
berapa hasil yang diperoleh dari belanja pemerintah tersebut.
Anggaran sebagai alat perencanaan digunakan untuk :
a. Merumuskan tujuan serta sasaran kebijakan agar sesuai dengan visi dan
misi yang diterapkan.
b. Merencanakan berbagai program dan kegiatan untuk mencapai tujuan
organisasi serta merencanakan alternatif sumber pembiayaannya.
c. Mengalokasikan dana pada berbagai program dan kegiatan yang telah
disusun.
d. Menentukan indikator kinerja dan tingkat pencapaian strategi.
2. Anggaran sebagai Alat Pengendali (Control Tool)
Sebagai alat pengendali, anggaran memberikan rencana detail atas pendapatan
dan pengeluaran pemerintah agar pembelanjaan yang dilakukan dapat
dipertanggungjawabkan kepada publik. Tanpa anggaran, pemerintah tidak
dapat mengendalikan pemborosan-pemborosan pengeluaran. Bahkan tidak
berlebihan jika dikatakan bahwa presiden, menteri, gubernur, bupati, dan
manajer publik lainnya dapat dikendalikan melalui anggaran. Anggaran sektor
publik dapat digunakan untuk mengendalikan (membatasi kekuasaan)
eksekutif.
Pengendalian anggaran publik dapat dilakukan dengan empat cara, yaitu :
a. Membandingkan kinerja aktual dengan kinerja yang dianggarkan
b. Menghitung selisih anggaran
c. Menemukan penyebab yang dapat dikendalikan (controllable) dan tidak
dapat dikendalikan (incontrollable)
d. Merevisi standar biaya atau target anggaran untuk tahun berikutnya
11
3. Anggaran sebagai Alat Kebijakan Fiskal (Fiscal Tool)
Anggaran sebagai alat kebijakan fiskal pemerintah digunakan untuk
menstabilkan ekonomi dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Melalui
anggaran publik tersebut dapat diketahui arah kebijakan fiskal pemerintah,
sehingga dapat dilakukan prediksi-prediksi dan estimasi ekonomi. Anggaran
dapat digunakan untuk mendorong, memfasilitasi, dan mengkoordinasikan
kegiatan ekonomi masyarakat sehingga dapat mempercepat pertumbuhan
ekonomi.
4. Anggaran sebagai Alat Politik (Political Tool)
Anggaran digunakan untuk memutuskan prioritas-prioritas dan kebutuhan
keuangan terhadap prioritas tersebut. Pada sektor publik, anggaran merupakan
dokumen politik sebagai bentuk komitmen eksekutif dan kesepakatan
legislatif atas penggunaan dana publik untuk kepentingan tertentu. Anggaran
bukan sekedar masalah teknis akan tetapi lebih merupakan alat politik
(political tool). Oleh karena itu, pembuatan anggaran publik membutuhkan
political skill, coalition building, keahlian bernegosiasi, dan pemahaman
tentang prinsip manajemen keuangan publik oleh para manajer publik.
Manajer publik harus sadar sepenuhnya bahwa kegagalan dalam
melaksanakan anggaran yang telah disetujui dapat menjatuhkan
kepemimpinannya, atau paling tidak menurunkan kredibilitas pemerintahan.
5. Anggaran sebagai Alat Koordinasi dan Komunikasi (Coordination and
Communication Tool)
Setiap unit kerja pemerintahan terlibat dalam proses penyusunan anggaran.
Anggaran publik merupakan alat koordinasi antar bagian dalam pemerintahan.
Anggaran publik yang disusun dengan baik akan mampu mendeteksi
terjadinya inkonsistensi suatu unit kerja dalam pencapaian tujuan organisasi.
Di samping itu, anggaran publik juga berfungsi sebagai alat komunikasi antar
unit kerja dalam lingkungan eksekutif. Anggaran harus dikomunikasikan ke
seluruh bagian organisasi untuk dilaksanakan.
12
6. Anggaran sebagai Alat Penilai Kinerja (Performance Measurement Tool)
Anggaran merupakan wujud komitmen dari budget holder (eksekutif) kepada
pemberi wewenang (legislatif). Kinerja eksekutif akan dinilai berdasarkan
pencapaian target anggaran dan efisiensi pelaksanaan anggaran. Kinerja
manajer publik dinilai berdasarkan berapa yang berhasil ia capai dikaitkan
dengan anggaran yang telah ditetapkan. Anggaran merupakan alat yang efektif
untuk pengendalian dan penilaian kinerja.
7. Anggaran sebagai Alat Motivasi (Motivation Tool)
Anggaran dapat digunakan sebagai alat untuk memotivasi manajer dan stafnya
agar bekerja secara ekonomis, efektif, dan efisien dalam mencapai target dan
tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Agar dapat memotivasi pegawai,
anggaran hendaknya bersifat challenging but attainable atau demanding but
achieveable. Maksudnya adalah target anggaran hendaknya jarang terlalu
tinggi sehingga tidak dapat dipenuhi, namun juga jangan terlalu rendah
sehingga terlalu mudah untuk dicapai.
8. Anggaran sebagai Alat untuk Menciptakan Ruang Publik (Public Sphere)
Anggaran publik tidak boleh diabaikan oleh kabinet, birokrat, dan
DPR/DPRD, Masyarakat, LSM, Perguruan Tinggi, dan berbagai organisasi
kemasyarakatan harus terlibat dalam proses penganggaran publik. Kelompok
masyarakat yang terorganisir akan mencoba mempengaruhi anggaran
pemerintah untuk kepentingan mereka. Kelompok lain dari masyarakat yang
kurang terorganisasi akan mempercayakan aspirasinya melalui proses politik
yang ada.
2.2.4 Jenis-jenis Anggaran Sektor Publik
Mengelompokkan anggaran sangatlah penting dalam menyusun anggaran.
Dengan mengelompokkan anggaran maka akan lebih mudah dalam menyusun
jenis anggaran yang diinginkan sesuai dengan keperluan.
13
Menurut M. Nafarin (2007:31) jenis-jenis anggaran sektor publik adalah
sebagai berikut :
1. Dilihat dari segi penyusunan, anggaran terdiri atas :
a. Anggaran Variabel (Variabel Budget)
Anggaran variabel adalah anggaran yang disusun berdasarkan interval
(kisaran) kapasitas (aktivitas) tertentu pada intinya merupakan suatu seri
anggaran yang dapat disesuaikan pada tingkat aktivitas (kegiatan) yang
berbeda.
b. Anggaran Tetap (Fixed Budget)
Anggaran tetap adalah anggaran yang disusun berdasarkan suatu tingkat
kapasitas tertentu, anggaran tetap disebut juga dengan anggaran statis.
2. Dilihat dari segi cara penyusunan, anggaran terdiri atas :
a. Anggaran Periodik (Periodic Budget)
Anggaran periodik adalah anggaran yang disusun untuk satu periode
tertentu. Pada umumnya periodenya satu tahun yang disusun setiap akhir
periode anggaran.
b. Anggaran Kontinyu (Continuous Budget)
Anggaran kontinyu adalah anggaran yang dibuat untuk mengadakan
perbaikan perbaikan atas anggaran yang pernah dibuat. Misalnya tiap
bulan diadakan perbaikan sehingga anggaran yang dibuat dalam setahun
mengalami perubahan.
3. Dilihat dari segi jangka waktu, anggaran terdiri atas :
a. Anggaran Jangka Pendek (Short-range Budget)
Anggaran jangka pendek adalah anggaran yang dibuat dengan jangka
waktu paling lama sampai satu tahun. Anggaran untuk keperluan modal
kerja merupakan anggaran jangka pendek. Anggaran jangka pendek
disebut juga.
b. Anggaran Jangka Panjang (Long-range Budget)
Anggaran jangka panjang adalah anggaran yang dibuat dengan jangka
waktu lebih dari satu tahun. Anggaran untuk keperluan investasi barang
modal merupakan anggaran jangka panjang yang disebut dengan anggaran
14
modal (capital budget). Anggaran jangka panjang diperlukan sebagai dasar
penyusunan anggaran jangka pendek. Anggaran jangka pendek disebut
juga dengan anggaran strategis.
4. Dilihat dari segi bidangnya, anggaran terdiri atas :
a. Anggaran Operasional (Operational Budget)
Anggaran operasional adalah anggaran untuk menyusun anggaran laba
rugi yang terdiri dari :
1) Anggaran penjualan
2) Anggaran biaya pabrik
a) Anggaran biaya bahan baku
b) Anggaran biaya overhead pabrik
3) Anggaran beban usaha
4) Anggaran laporan laba rugi
b. Anggaran Keuangan (Financial Budget)
Anggaran keuangan adalah anggaran untuk menyusun anggaran neraca
yang terdiri dari :
1) Anggaran kas
2) Anggaran piutang
3) Anggaran sediaan
4) Anggaran utang
5) Anggaran neraca.
5. Dilihat dari segi kemampuan menyusun, anggaran terdiri atas :
a. Anggaran Komprehensif (Comprehensive Budget)
Anggaran komprehensif adalah rangkaian dari berbagai jenis anggaran
yang disusun secara lengkap. Anggaran komprehensif merupakan
perpaduan dari anggaran operasional dan anggaran keuangan yang disusun
secara periodik.
b. Anggaran Parsial (Partially Budget)
Anggaran parsial adalah anggaran yang disusun secara tidak lengkap atau
anggaran yang hanya menyusun bagian anggaran tertentu saja.
15
6. Dilihat dari segi fungsi, anggaran terdiri atas :
a. Anggaran Tertentu (Appropriation Budget)
Anggaran tertentu adalah yang diperuntukkan bagi tujuan tertentu dan
tidak boleh digunakan untuk manfaat lain.
b. Anggaran Kinerja (Performance Budget)
Anggaran kinerja adalah anggaran yang disusun berdasarkan fungsi
kegiatan yang dilakukan dalam organisasi (perusahaan), misalnya untuk
menilai apakah biaya (beban) yang dilakukan oleh masing-masing
aktivitas tidak melampaui batas.
Menurut Mardiasmo (2005:66) jenis-jenis anggaran sektor publik, yaitu :
1. Anggaran Operasional (Operational Budget)
Anggaran operasional digunakan untuk merencanakan kebutuhan sehari-hari
dalam menjalankan pemerintahan. Pengeluaran pemerintahan yang dapat
dikategorikan dalam anggaran operasional adalah belanja rutin. Belanja rutin
adalah pengeluaran yang manfaatnya hanya untuk satu tahun anggaran dan
tidak dapat menambah aset atau kekayaan bagi pemerintah. Disebut "rutin"
karena sifat pengeluaran tersebut berulang-ulang ada setiap tahun. Secara
umum, pengeluaran yang masuk kategori anggaran operasional antara lain
belanja Administrasi Umum dan Belanja Operasi dan pemeliharaan.
2. Anggaran Modal/Investasi (Capital/Investment Budget)
Anggaran modal menunjukkan rencana jangka panjang dan pembelanjaan atas
aktiva tetap seperti gedung, peralatan, kendaraan, perabot dan sebagainya.
Pengeluaran modal yang besar biasanya dilakukan dengan menggunakan
pinjaman. Belanja Investasi/Modal adalah pengeluaran yang manfaatnya
cenderung melebihi satu tahun anggaran dan akan menambah anggaran rutin
untuk biaya operasional dan pemeliharaannya.
16
2.2.5 Tujuan dan Manfaat Anggaran Sektor Publik
Anggaran diperlukan karena ada tujuan dan manfaatnya. Anggaran
merupakan alat manajemen yang sangat bermanfaat bagi manajemen dalam
melaksanakan dan mengendalikan organisasi agar tujuan organisasi tercapai
secara efektif dan efisien. Tujuan dan manfaat anggaran, yaitu :
1. Tujuan Penyusunan Anggaran Sektor Publik
Menurut Mardiasmo (2005:68) tujuan penyusunan anggaran sektor publik
yaitu :
a. Membantu pemerintah mencapai tujuan fiskal dan meningkatkan
koordinasi antar bagian dalam lingkungan pemerintah.
b. Membantu menciptakan efisiensi dan keadilan dalam menyediakan barang
dan jasa publik melalui proses pemrioritasan.
c. Memungkinkan bagi pemerintah untuk memenuhi prioritas belanja.
d. Meningkatkan transparansi dan pertanggungjawaban pemerintah kepada
DPR atau MPR dan masyarakat.
2. Manfaat Penyusunan Anggaran Sektor Publik
Menurut M. Nafarin (2007:19) manfaat anggaran Sektor Publik, yaitu :
a. Semua kegiatan dapat mengarah pada pencapaian tujuan bersama
b. Dapat digunakan sebagai alat menilai kelebihan dan kekurangan karyawan
c. Dapat memotivasi karyawan
d. Menimbulkan tanggungjawab tertentu pada karyawan
e. Menghindari pemborosan dan pembayaran yang kurang perlu
f. Sumber daya seperti tenaga kerja, peralatan, dan dana dapat dimanfaatkan
seefisien mungkin
g. Alat pendidikan bagi para manajer
2.2.6 Isi Anggaran Sektor Publik
Suatu anggaran kas pemerintah yang baik haruslah mencakup seluruh
kegiatan instansi pemerintahan, sehingga fungsi-fungsi anggaran (pedoman kerja,
alat pengkoordinasian kerja, dan alat pengawasan kerja) benar-benar dapat
berjalan dengan baik yaitu anggaran yang menyeluruh semacam itu.
17
2.2.7 Kelebihan dan Kelemahan Anggaran Sektor Publik
A. Kelebihan Anggaran Sektor Publik
Anggaran dihasilkan dari suatu proses penyusunan rencana-rencana yang
telah ditetapkan. Dari penggunaan anggaran memberikan beberapa kelebihan
anggaran.
Menurut Tendi Haruman dan Sri Rahayu (2007:8) kelebihan anggaran
sektor publik, yaitu :
1. Hasil yang diharapkan dari suatu rencana tertentu diproyeksikan sebelum
rencana tersebut dilaksanakan. Bagi manajemen hasil proyeksi ini
menciptakan peluang untuk memilih rencana yang paling menguntungkan
untuk dilaksanakan.
2. Dalam menyusun anggaran, diperlukan analisis yang sangat teliti terhadap
setiap tindakan yang akan dilakukan. Analisis ini sangat bermanfaat bagi
manajemen sekalipun ada pilihan untuk melanjutkan keputusan tersebut.
3. Anggaran merupakan penelitian untuk kerja sehingga dapat dijadikan patokan
untuk menilai baik buruknya suatu hasil yang diperoleh.
4. Anggaran memerlukan adanya dukungan organisasi yang baik sehingga setiap
manajer mengetahui kekuasaan, kewenangan, dan kewajibannya. Anggaran
sekaligus berfungsi sebagai alat pengendalian pola kerja karyawan dalam
melakukan suatu kegiatan.
5. Mengingat setiap manajer dan penyelia dilibatkan dalam penyusunan
anggaran, maka memungkinkan terciptanya perasaan ikut berperan serta.
B. Kelemahan Anggaran Sektor Publik Menurut Tendi Haruman dan Sri Rahayu (2007:8) kelemahan anggaran
sektor publik yaitu :
1. Karena anggaran disusun berdasarkan estimasi, maka terlaksananya dengan
baik.
2. Anggaran hanya merupakan rencana, dan rencana tersebut baru berhasil
apabila dilaksanakan dengan sungguh-sungguh.
3. Anggaran hanya merupakan suatu alat yang dipergunakan untuk membantu
manajer dalam melaksanakan tugas-tugasnya, bukan menggantikannya.
18
4. Kondisi yang terjadi tidak selalu seratus persen sama dengan yang diramalkan
sebelumnya, sebab itu anggaran perlu memiliki sifat yang luwes.
2.2.8 Karakteristik Anggaran Sektor Publik
Menurut Indra Bastian (2005:81) karakteristik anggaran sektor publik
yaitu :
1. Anggaran dinyatakan dalam satuan keuangan dan satuan selain keuangan.
2. Anggaran umumnya mencakup jangka waktu tertentu, satu atau beberapa
tahun.
3. Anggaran berisi komitmen atau kesanggupan manajeman untuk mencapai
sasaran yang ditetapkan.
4. Usulan anggaran ditelaah dan disetujui oleh pihak yang berwenang lebih
tinggi dari penyusunan anggaran.
5. Sekali disusun, anggaran hanya dapat diubah dalam kondisi tertentu.
2.2.9 Prinsip-prinsip Anggaran Sektor Publik
Menurut Mardiasmo (2005:67) prinsip-prinsip di dalam anggaran sektor
publik meliputi :
1. Otorisasi oleh legislatif
Anggaran publik harus mendapatkan otorisasi dari legislatif terlebih dahulu
sebelum eksekutif dapat membelanjakan anggaran tersebut.
2. Komprehensif
Anggaran harus menunjukkan semua penerimaan dan pengeluaran
pemerintah. Oleh karena itu, adanya dana non budgetair pada dasarnya
menyalahi prinsip anggaran yang bersifat komprehensif.
3. Keutuhan anggaran
Semua penerimaan dan belanja pemerintah harus terhimpun dalam dana
umum.
4. Nondiscretionary Appropriation
Jumlah yang disetujui oleh dewan legislatif harus termanfaatkan secara
ekonomis, efisien dan efektif.
19
5. Periodik
Anggaran merupakan suatu proses yang periodik, bisa bersifat tahunan
maupun multi tahunan.
6. Akurat
Estimasi anggaran hendaknya tidak memasukkan cadangan yang tersembunyi,
yang dapat dijadikan sebagai kantong-kantong pemborosan dan in efisiensi
anggaran serta dapat mengakibatkan munculnya understimate pendapatan
dan over estimate pengeluaran.
7. Jelas
Anggaran hendaknya sederhana, dapat difahami masyarakat dan tidak
membingungkan.
8. Diketahui publik
Anggaran harus diinformasikan kepada masyarakat luas.
2.2.10 Tahap-tahap Penyusunan Anggaran Sektor Publik
Menurut Mardiasmo (2005:70) tahap-tahap penyusunan anggaran sektor
publik yaitu :
1. Tahap persiapan anggaran
Pada tahap persiapan anggaran dilakukan taksiran pengeluaran atas dasar
taksiran pendapatan yang tersedia. Terkait dengan masalah tersebut, yang
perlu diperhatikan adalah sebelum menyetujui taksiran pengeluaran,
hendaknya terlebih dahulu dilakukan penaksiran pendapatan secara lebih
akurat. Selain itu, harus disadari adanya masalah yang cukup berbahaya jika
anggaran pendapatan diestimasi pada saat bersamaan drengan pembuatan
keputusan tentang anggaran pengeluaran.
2. Tahap ratifikasi
Tahap ini merupakan tahap yang melibatkan proses politik yang cukup
rumit dan cukup berat. Pimpinan eksekutif dituntut tidak hanya
memiliki managerial skill namun juga harus mempunyai political
20
skill, salesman ship, dan coalition building yang memadai. Integritas dan
kesiapan mental yang tinggi dari eksekutif sangat penting dalam tahap ini. Hal
tersebut penting karena dalam tahap ini pimpinan eksekutif harus mempunyai
kemampuan untuk menjawab dan memberikan argumentasi yang rasional atas
segala pertanyaan-pertanyaan dan bantahan-bantahan dari pihak legislatif.
3. Tahap implementasi/pelaksanaan anggaran
Dalam tahap ini yang paling penting adalah yang harus diperhatikan
oleh manajer keuangan publik adalah dimilikinya sistem (informasi) akuntansi
dan sistem pengendalian manajemen.
4. Tahap pelaporan dan evaluasi
Tahap pelaporan dan evaluasi terkait dengan aspek akuntabilitas. Jika tahap
implementasi telah didukung dengan sistem akuntansi dan sistem
pengendalian manajemen yang baik, maka diharapkan tahap budget reporting
and evaluation tidak akan menemukan banyak masalah.
2.2.11 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyusunan Anggaran Sektor
Publik
Menurut Mardiasmo (2005:78) faktor-faktor yang terdapat dalam
penyusunan anggaran sektor publik adalah :
1. Tujuan dan target yang hendak dicapai
2. Ketersediaan sumber daya (faktor produksi yang dimiliki pemerintah)
3. Waktu yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan dan target
4. Faktor-faktor lain yang memperngaruhi anggaran, seperti munculnya
peraturan pemerintah yang baru, fluktuasi pasar, perubahan sosial dan politik,
bencana alam.
Pengelolaan keuangan publik melibatkan beberapa aspek yaitu aspek
penganggaran, aspek pengendalian, dan aspek auditing. Aspek penganggaran
mengantisipasi pengeluaran dan belanja (revenue and expenditure), sedangkan
aspek akuntansi terkait dengan proses mencatat, mengolah dan melaporkan segala
21
aktivitas penerimaan dan pengeluaran (receipt and distribution) atas dana pada
saat anggaran dilaksanakan.
2.3 Kas
Kas merupakan harta atau aktiva yang paling lancar dalam kelompok
aktiva lancar. Dalam kenyataannya pos ini termasuk aktiva yang paling sering
mengalami perubahan atau mutasi, hal ini terjadi karena hampir sebagian besar
transaksi yang dilakukan perusahaan akan mempengaruhi jumlah kas.
2.3.1 Pengertian Kas
Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (2009;2,2.2) Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan (PSAK) no 2 kas diartikan sebagai berikut :
05 Defenisi
“Kas terdiri dari saldo kas (cash on hand) dan rekening giro”
“Setara kas (cash equivalent) adalah investasi yang sifatnya likuid.
Berjangka panjang dan dengan cepat dapat dijadikan kas dalam
jumlah tertentu tanpa menghadapi resiko perubahan nilai yang
signifikan.”
Menurut Donald E. Kieso, Jerry J. Weygandt, Terry D. Warvield
(2007;313) Kas diartikan sebagai berikut:
”Kas yaitu aktiva yang paling likuid, merupakan media pertukaran
standard dan dasar pengukuran serta akuntansi untuk semua pos-
pos lainnya.”
Menurut Standar Akuntansi Pemerintahan (2005;2.3), kas diartikan
sebagai berikut:
“Kas daerah adalah tempat peyimpanan uang yg di tentukan oleh
bendaharawan umum daerah untuk menampung seluruh penerimaan
dan pengeluaran pemerintah pusat.”
22
Menurut Permendagri No 59 tahun 2007 pasal 1 pengertian kas adalah
sebagai berikut:
“Kas adalah alat pembayaran sah yang setiap saat dapat digunakan untuk membiayai kegiatan pemerintah. Kas di Kas Daerah merupakan saldo kas pemerintah daerah yang berada di rekening Kas Daerah pada bank-bank yang ditunjuk oleh pemerintah daerah.”
Menurut M. Manulang (2005:24) pengertian kas dapat diartikan sebagai
berikut:
“Kas dapat diartikan sebagai uang beserta pos-pos lain yang dalam
jangka waktu dekat dapa diuangkan sehingga dipakai sebagai alat
untuk membayar kebutuhan finansialnya.”
Dari pendapat para ahli ekonomi di atas dapat disimpulkan bahwa kas
adalah suatu bentuk kekayaan dari suatu instansi pemerintahan yang paling likuid.
Suatu intitusi pemerintahan yang tidak mempunyai persediaan kas yang cukup
akan menemui kesulitan di dalam malakukan suatu kegiatan baik itu kegiatan
rutin belanja aset pemerintah ataupun kegiatan-kegiatan yang bersifat tidak rutin
seperti pemberian dana bantuan kepada masyarakat.
2.4 Anggaran Kas
Anggaran kas menunjukkan arus uang masuk dan keluar yang
direncanakan dan posisi terakhir pada periode tertentu, misalnya akhir bulan.
Sebagian besar instansi pemerintahan harus membuat baik rencana jangka pendek
maupun jangka panjang untuk arus uang pemerintah. Merencanakan arus uang
masuk dan keluar memberikan saldo awal dan akhir kas untuk suatu jangka waktu
tertentu. Perencanaan arus uang masuk dan keluar akan menunjukkan kebutuhan
untuk membiayai kekurangan kas yang mungkin terjadi dan kebutuhan terhadap
perencanaan investasi untuk menanamkan kelebihan uang pada penggunaan yang
menguntungkan.
Anggaran kas sangat penting dalam pengelolaan keuangan daerah. Hal ini
untuk menjamin ketersediaan dana pada saat dibutuhkan, sehingga pelaksanakan
23
program/kegiatan yang pada akhirnya berdampak pada pelayanan publik dan
pemerintahan dapat berjalan lancar seperti yang direncanakan, sesuai dengan
jadwal pelaksanaan dan target kinerja.
Pada dasarnya, anggaran kas menggambarkan rencana penerimaan dan
pengeluaran selama satu periode anggaran (umumnya satu tahun, mulai 1 Januari
s.d. 31 Desember). Pada pemerintahan daerah, anggaran kas dibuat oleh Pejabat
Penatausahaan Keuangan Daerah (PPKD) selaku Bendahara Umum Daerah
(BUD) dan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD). Karena SKPD merupakan
bagian dari Pemda, maka agregasi dari anggaran kas seluruh SKPD akan menjadi
anggaran kas Pemda.
2.4.1 Pengertian Anggaran Kas
Berikut ini terdapat beberapa pengertian tentang kas yang dikemukakan
oleh para ahli ekonomi, diantaranya G. Sugiarso dan F. Winarni (2005:26) :
“Anggaran kas adalah suatu rencana yang menunjukkan estimasi aliran kas masuk dan kas keluar dalam suatu perusahaan atau pemerintahan untuk suatu periode tertentu pada waktu yang akan datang.”
Sedangkan menurut Permendagri No 59 tahun 2007 pasal 126
pengertian anggaran kas adalah sebagai berikut :
“Anggaran kas adalah perkiraan arus kas masuk yang bersumber
dari penerimaan dan perkiraan arus kas keluar yang digunakan guna
mendanai pelaksanaan kegiatan dalam setiap periode.”
Dari pendapat para ahli ekonomi di atas dapat disimpulkan bahwa
anggaran kas merupakan rencana terinci mengenai perputaran kas yang ada di
dalam suatu instansi pemerintahan, yaitu tentang jumlah uang yang akan diterima
dan dikeluarkan suatu instansi pemerintahan akibat dari suatu aktiva pada masa
yang akan datang (estimasi) yang berhubungan dengan rencana keuangan
pemerintah daerah.
24
Adapun hal-hal yang terkandung dalam anggaran kas itu sendiri, yaitu :
1. Estimasi penerimaan kas dari beberapa sumber
2. Estimasi pengeluaran kas untuk berbagai tujuan
3. Estimasi meliputi periode tertentu di masa yang akan datang
4. Estimasi posisi kas pada suatu periode.
Adapun estimasi penerimaan dan pengeluaran kas yang terjadi akan
memungkinkan manajemen untuk dapat memperkirakan posisi dalam suatu
periode anggaran sehingga dapat menentukan :
1. Kebutuhan perencanaan untuk menempatkan kelebihan kas yang mungkin
terjadi.
2. Kebutuhan pembelajaran untuk menutupi kekurangan.
2.4.2 Kegunaan Anggaran Kas
Menurut M.Munandar (2001:312) kegunaan dari penyusunan anggaran
kas adalah sebagai berikut :
1. Secara umum mempunyai tiga kegunaan, yaitu :
a. Sebagai pedoman kerja
b. Sebagai alat pengkoordinasian kerja
c. Sebagai pengawasan kerja
2. Secara khusus anggaran kas berguna sebagai dasar untuk penyusunan Master
Balance Sheet Budget (Anggaran Induk Neraca)
2.4.3 Tujuan Penyusunan Anggaran Kas
Menurut Jajuk Herawati dan Sunarto (2004:85) tujuan dari penyusunan
anggaran kas adalah sebagai berikut :
1. Menentukan posisi kas pada berbagai waktu dengan membandingkan uang kas
yang masuk dengan uang kas keluar.
2. Memperkirakan kemungkinan terjadinya defisit atau surplus.
3. Mempersiapkan keputusan pembelanjaan jangka pendek dan jangka panjang.
25
4. Sebagai dasar kebijakan pemberian kredit.
5. Sebagai dasar otorisasi dana anggaran yang disediakan.
6. Sebagai dasar penilaian terhadap realisasi pengeluaran kas sebelumnya.
2.4.4 Metode Penyusunan Anggaran Kas
Metode penyusunan anggaran kas adalah sebagai berikut :
1. Metode perkiraan kas atau metode langsung
Metode ini didasarkan pada analisis peningkatan dan pengurangan secara rinci
atas rekening kas yang dianggarkan yang akan mencerminkan semua arus
masuk dan keluar dari anggaran, seperti pendapatan, biaya pengeluaran untuk
belanja pemerintah. Metode ini sering dipergunakan untuk perencanaan kas
jangka pendek sebagai bagian dari rencana tahunan.
2. Metode ikhtisar laba rugi atau metode tidak langsung
Titik tolak dalam metode ini adalah laba bersih yang direncanakan yang
terlihat pada ikhtisar laba rugi yang dianggarkan. Pada dasarnya laba bersih
yang direncanakan diubah dari dasar akrual menjadi dasar kas artinya
disesuaikan dengan perubahan rekening modal kerja non kas. Metode ini lebih
cocok untuk proyeksi kas dalam jangka panjang, untuk jumlah perencanaan
kedua penekatan akan memberikan arus kas yang sama hanya berbeda dalam
jumlah rincian yang diberikan.
2.4.5 Langkah-langkah Penyusunan Anggaran Kas
Anggaran kas merupakan komponen dari manajemen kas. Pengelolaan kas
dierencanakan melalui anggaran kas berupa prakiraan atas aliran masuk dan aliran
keluar kas. Aliran masuk kas di bendahara umum daerah (BUD) bersumber dari
pendapatan dan pembiayaan serta transaksi/kejadian non anggaran. Sementara
aliran masuk kas SKPD umumnya bersumber dari BUD, kecuali bagi SKPD yang
memiliki fungsi sebagai pemungut/penerima pendapatan yang bersumber dari
potensi daerah sendiri, seperti pajak dan retribusi. Bagi SKPD, beberapa langkah
yang harus dilakukan dalam penyusunan anggaran kas adalah sebagai berikut:
1. Menentukan batas atas (plafon)
26
Anggaran yang ditetapkan dalam APBD untuk SKPD bersangkutan. Plafon ini
merupakan batas maksimal kas yang bisa dikeluarkan atau dibayarkan oleh
SKPD. Dalam proses penyusunan anggaran menurut Permendagri 13/2006,
setelah APBD disahkan SKPD diminta menyusun dokumen pelaksanaan
anggaran (DPA) dan dilampiri dengan anggaran kas. Artinya, rencana kegiatan
dan anggaran (RKA) yang sudah disetujui harus direncanakan lagi kapan
pelaksanaan dan pencairan dananya.
2. Menyusun jadwal pelaksanaan program dan kegiatan
Dengan adanya jadwal pelaksanaan kegiatan dapat ditentukan kapan pencairan
akan dilakukan. Pelaksanaan kegiatan sangat tergantung pada kemampuan
sumberdaya yang dimiliki SKPD berupa personil, peralatan, dokumen, dan
masukan lainnya. Jika jumlah personil di SKPD tidak banyak, maka
pelaksanaan beberapa kegiatan dalam waktu bersamaan mungkin sesuatu yang
tidak mungkin dilakukan.
3. Menentukan jumlah pencairan setiap bulan
Jumlah pencairan setiap bulan ditentukan oleh banyaknya kegiatan atau
kontrak yang harus dipenuhi. Adakalanya dalam satu bulan dilaksanakan
beberapa kegiatan sekaligus. Saat pencairan atau pembayaran mungkin berbeda
untuk kegiatan yang sifatnya sikontrakkan kepada pihak ketiga dengan yang
dilaksanakan sendiri, atau untuk kegiatan yang bersifat pengadaan (melalui
pembelian atau membuat/membangun sendiri) dengan non pengadaan (seperti
pelatihan, penelitian, penyuluhan, pemberian bantuan, dan studi banding).
4. Membuat tabel anggaran kas
Tabel anggaran kas dibuat untuk memberikan gambaran tentang jumlah dan
waktu pencairan dana. Secara umum anggaran kas memuat sumber penerimaan
kas atau aliran masuk kas dan penggunaan kas atau aliran keluar kas setiap
bulan. Apabila penerimaan kas dari BUD dilakukan setiap tiga bula (per
triwulan), maka harus disesuaikan penggunaannya per bulan. Untuk bagian
27
pengeluaran kas perlu dipisahkan antara pembayaran untuk belanja tidak
langsung (belanja pegawai) dan belanja langsung (kegiatan).
2.4.6 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Anggaran Kas
Dalam Permendagri Nomor 59 Tahun 2007 terdapat beberapa faktor yang
mempengaruhi anggaran kas Pemda, yakni:
1. Sumber penerimaan. Aliran kas masuk mencakup pendapatan asli daerah
(PAD), dana perimbangan, lain-lain pendapatan, dan penerimaan dalam
pembiayaan (SILPA tahun lalu, pinjaman, penerimaan piutang/pinjaman yang
pernah diberikan, hasil penjualan aset yang dipisahkan).
2. Musim. Penentuan jadwal kegiatan ada kalanya tergantung pada “musim”,
seperti untuk kesehatan (pancaroba), pendidikan (ujian nasional), pekerjaan
umum (kemarau/hujan).
3. Katerkaitan dengan kegiatan/anggaran tahun lalu. Pengeluaran kas ini terkait
dengan belanja yang bersifat mengikat, yaitu kegiatan yang telah dikontrakkan
dengan pihak ketiga, namun belum dibayar klaim mereka atas beban APBD.
4. Urgensi kegiatan di luar keadaan luar biasa atau darurat. Ada kalanya
pelaksanaan suatu kegiatan didahulukan/diprioritaskan karena kepala daerah
yang baru dituntut merealisasikan janji kampanyenya.
2.4.7 Keterkaitan Anggaran Kas dengan Dokumen Penatausahaan
Dalam Permendagri Nomor 59 Tahun 2007 keterkaitan antara anggaran
kas dengan penatausahaan, baik di PPKD maupun di SKPD tidak terlihat dengan
jelas. Hal ini dapat dilihat dari, misalnya:
1. Dalam surat penyediaan dana (SPD), yakni dokumen yang “menghubungkan”
antara rencana kegiatan dengan alokasi yang bisa dicairkan untuk
melaksanakan kegiatan tsb, tidak disebutkan adanya anggaran kas, kecuali
plafon menurut Dokumen Pelaksanaan Anggaran – Satuan Kerja Perangkat
Daerah (DPA-SKPD).
28
2. Dalam pembuatan surat permintaan pembayaran (SPP) oleh Bendahara
Pengeluaran, format yang ada juga tidak menunjukkan adanya dokumen
anggaran kas yang perlu diacu atau diikuti.
3. Selaku Pengguna Anggaran (PA) dan Pengguna Barang (PB), kepala SKPD
memang seolah-olah tidak memiliki hubungan langsung dengan anggaran
kas. Hal ini dapat dilihat dari format surat perintah membayar (SPM) yang
ditandatanganinya yang sama sekali tidak memuat informasi tentang
ketersediaan dana sesuai anggaran kas SKPD. Jika melihat jabatannya, kepala
SKPD memang bukanlah pengguna kas karena pengguna kas adalah
Bendahara Pengeluaran.
Anggaran kas merupakan patokan untuk pencairan dana oleh SKPD.
Mengingat kepala SKPD adalah PA, maka pencairan dana dari Bendahara Umum
Daerah (BUD) pun adalah dalam kapasitas kewenangannya sebagai PA. Artinya,
maksimal pencairan adalah sebesar anggaran kas yang telah disetujui oleh BUD,
yang memuat skedul pelaksanaan kegiatan beserta kebutuhan dananya secara
kronologis.
2.5 Laporan Realisasi Anggaran
Sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006
tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah dan perubahannya, Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 bahwa Laporan Realisasi Anggaran
adalah laporan yang menyajikan informasi anggaran dan realisasi pendapatan dan
belanja pemerintah daerah dalam suatu periode tertentu yaitu satu tahun.