27
6. BAHAN KIMIA BERBAHAYA I. PENDAHULUAN Semua zat kimia harus dianggap berbahaya, walaupun sebenarnya bahaya tersebut umumnya berasal dari penggunaan yang salah. Secara umum, zat kimia tidak boleh terkena pada tubuh, karena itu disarankan untuk memakai sarung tangan ketika bekerja dengan bahan kimia. Untuk memipet larutan, harus digunakan pipet filler, tidak boleh dengan mulut. Ketika membawa bahan kimia cair harus berhati-hati, gunakan keranjang untuk menghindari bahaya pecahnya wadah bahan tersebut. Selain itu, setiap orang yang bekerja dengan bahan-bahan berbahaya dimana efeknya mungkin kumulatif, harus diperiksakan ke dokter secara teratur. II. KATEGORI BAHAN KIMIA BERBAHAYA Bahan kimia dapat diklasifikasikan sebagai berikut: 1. Beracun (Poison) 2. Karsinogenik 3. Flammable (mudah terbakar) 4. Radioaktif 5. Explosive (mudah meledak) 6. Korosif (Corrosive) 7. Lain-lain 1. Beracun (Poison) Semua bahan kimia bersifat racun, mempunyai akibat yang berbeda-beda, bergantung pada derajat toksisitas dan dosis ketika terkena pada tubuh. Ada bahan yang relatif tidak Materi Pelatihan Manajemen Laboratorium 2005 6-1

6-Bahan Kimia Berbahaya

Embed Size (px)

DESCRIPTION

kimia

Citation preview

BAHAN KIMIA YANG BERBAHAYA

6. BAHAN KIMIA BERBAHAYA

I. PendahuluanSemua zat kimia harus dianggap berbahaya, walaupun sebenarnya bahaya tersebut umumnya berasal dari penggunaan yang salah. Secara umum, zat kimia tidak boleh terkena pada tubuh, karena itu disarankan untuk memakai sarung tangan ketika bekerja dengan bahan kimia. Untuk memipet larutan, harus digunakan pipet filler, tidak boleh dengan mulut. Ketika membawa bahan kimia cair harus berhati-hati, gunakan keranjang untuk menghindari bahaya pecahnya wadah bahan tersebut. Selain itu, setiap orang yang bekerja dengan bahan-bahan berbahaya dimana efeknya mungkin kumulatif, harus diperiksakan ke dokter secara teratur.

II. Kategori bahan kimia berbahayaBahan kimia dapat diklasifikasikan sebagai berikut:1. Beracun (Poison)

2. Karsinogenik

3. Flammable (mudah terbakar)4. Radioaktif

5. Explosive (mudah meledak)6. Korosif (Corrosive)7. Lain-lain1. Beracun (Poison) Semua bahan kimia bersifat racun, mempunyai akibat yang berbeda-beda, bergantung pada derajat toksisitas dan dosis ketika terkena pada tubuh. Ada bahan yang relatif tidak toksis, yaitu yang jarang menyebabkan kecelakaan dalam penggunaan sehari-hari, ada yang toksisitasnya ringan, yaitu bahan yang dengan konsentrasi maksimum akan berbahaya meski waktu penggunaannya singkat Tetapi ada pula yang sangat toksik, yaitu bahan yang tidak boleh terhirup walaupun sebentar. Yang termasuk bahan kimia beracun antara lain asam-kuat, basa/alkali, senyawa sianida, gas karbonmonoksida dan pelarut-pelarut organik. Tabel 1 menunjukkan toksisitas relatif dari berbagai pelarut.Sianida merupakan salah satu bahan kimia toksis yang sangat beracun, dimana sejumlah kecil (50 150 mg) dari zat di atas dapat menyebabkan kematian. Yang tercakup dalam senyawa sianida adalah hidrogen sianida, sianogen bromida, sianogen khlorida, Lactonitrile dan sianida yang larut dalam air. Keracunan bisa disebabkan dari terhirupnya gas HCN yang timbul sebagai hasil reaksi sianida dengan asam dan dengan air. Sianida jangan diekspose dengan asam-asam.2. Karsinogenik :Bahan karsinogenik (contoh formalin) dapat mengakibatkan tumor/kanker pada seseorang. Risiko untuk timbulnya tumor secara umum tergantung pada lama dan kerapnya pemakaian bahan tersebut serta konsentrasi yang digunakan. Mengingat bahaya bahan tersebut, maka sebaiknya disediakan sesuai dengan kebutuhan, JANGAN MENIMBUN!!!

Semua orang yang menggunakan bahan karsinogenik harus faham risiko dan tahu cara untuk menghindarkan risiko tersebut. Alat pelindung (baju, sarung tangan, dll) harus digunakan untuk menghindari kontak dengan kulit, mulut atau paru. Semua wadah bahan karsinogenik harus diberi label Karsinogenik yang jelas. Wadah/alat yang telah kosong setelah selesai dipakai, harus dicuci dengan air dingin. Percobaan harus dirancang sedemikian rupa hingga akan dihasilkan sampah bersifat karsinogen yang paling minimum.Penyimpanan bahan karsinogenik harus aman betul, baik terhadap risiko terpapar apalagi bila bahan tersebut dapat menguap, harus disimpan dalam dua wadah berlapis (wadah pertama dimasukkan dalam wadah kedua).

Semua wadah harus berlabel jelas dan disimpan dalam lemari yang aman dan mempunyai ventilasi.

3.Flammable

Bahan bahan yang mudah terbakar antara lain pelarut organik seperti alkohol, eter, khloroform, benzen, petroleum dsb. Bahan yang mudah terbakar sebagian besar berbentuk cairan.Cairan yang mudah terbakar tidak boleh dituang dekat api dan tidak boleh dipanaskan diatas api, kecuali untuk tujuan test spesifik. Botol-botol yang berisi cairan yang mudah terbakar harus ditempatkan dalam wadah yang kapasitasnya lebih besar dari botol tersebut sehingga jika botol pecah isinya tertampung dengan aman.

Memanaskan cairan yang mudah terbakar harus memakai peralatan listrik, seperti hot plates, water baths, heating mantles, dan lain-lain yang telah dijamin tahan api. Jangan tempatkan botol yang berisi cairan mudah terbakar dan mudah menguap (seperti gasoline) pada sinar matahari langsung.

Bahaya kebakaran dapat berakibat lebih hebat, contohnya dietil- dan isopropil- eter bila terkena udara dan sinar matahari dapat membentuk peroksida yang tidak stabil sehingga dapat meledak pada keadaan kering. Eter harus disimpan dalam botol berwarna coklat dan terhindar dari pengaruh cahaya. Karbon disulfida merupakan cairan yang mudah terbakar. Hasil pembakaran tersebut adalah belerang dioksida yang beracun.Cairan lain yang gasnya sangat mudah terbakar adalah : metanol (metil alkohol), etanol, petroleum (ligroin, kerosen, paraffin), aseton, toluen, xilen, pelarut nafta, white spirit dan ester-ester yang dipanaskan.Hidrogen peroksida juga merupakan cairan yang secara spontan terdekomposisi menghasilkan oksigen yang mudah terbakar. Ini terjadi, bila konsentrasi H2O2 diatas 65% w/w dan kontak dengan bahan organik seperti kayu, kotoran, kain dan lain-lain. Ketika menggunakan larutan hydrogen peroksida dengan konsentrasi > 30% w/w harus memakai sarung tangan PVC dan kacamata pelindung. Air bersih harus tersedia untuk mengencerkan peroksida apabila terjadi masalah.Lithium, Natrium dan Kalium adalah logam yang berbahaya karena memiliki sifat reaksi eksothermis dengan resiko mudah terbakar. Jika menggunakan bahan ini, semua bahan yang mudah terbakar haruslah dijauhkan dari sumber api.

Adanya gumpalan yang terbentuk dalam larutan, haruslah dipecahkan dengan hati-hati. Eksperimen yang menggunakan bahan tersebut harus dilakukan didalam ruang asam (fume cupboard). Sebaiknya disediakan pemadam kebakaran yang berbentuk bubuk kering (dry powder).

Lithium dapat menyala secara spontan bila dalam keadaan kering, oleh karena itu harus dijaga dengan cara menyimpannya dalam paraffin, light petroleum (titik didih 60-80oC) atau minyak nabati.Tertiary butyl lithium mudah terbakar secara spontan dan harus ditangani dengan menggunakan nitrogen. Reaksinya eksothermis dan berisiko tinggi untuk terbakar, oleh karena itu singkirkan semua larutan yang mudah terbakar kecuali yang hendak digunakan dan siapkan pemadam kebakaran berupa bubuk kering (dry powder).Pereaksi 2-methyl-2-propanol yang digunakan pada senyawa organolitium, harus tetap berada dalam bentuk cairan, jangan sampai menjadi padat.

4. RadioaktifRadioaktif merupakan bahan kimia yang dengan sendirinya dapat menghasilkan radiasi yang berbahaya terhadap tubuh. Dalam jumlah kecil bahan radioaktif sudah sangat berbahaya, oleh karena itu bila bekerja menggunakan bahan radioaktif harus betul-betul yakin bahwa bahan tersebut tidak masuk ke tubuh lewat kulit, hidung atau mulut. Kenakan sarung tangan karet, dan sebelum meninggalkan laboratorium tangan harus dicuci bersih dan kemudian dimonitor.

Bahan radioaktif harus ditangani sedemikian rupa sehingga tidak ada bahaya kontaminasi di laboratorium. Laboratorium yang menggunakan bahan radioaktif, harus dilengkapi dengan monitor portable untuk mendeteksi sifat radioaktif dan dengan portable dose-rate meter untuk mengukur dosis yang diterima oleh individu. Bahan radioaktif tidak boleh dibuang langsung ke bak pencuci atau saluran air tanpa izin khusus.

5. ExplosiveBeberapa bahan kimia dapat menyebabkan timbulnya ledakan ketika bereaksi dengan bahan lainnya. Sebagai contoh asam perklorat dapat bereaksi dengan bahan organik atau inorganik yang mudah teroksidasi sehingga menghasilkan ledakan. Larutan mengandung alkohol, gliserol atau bahan-bahan lain yang membentuk ester, tidak boleh dipanaskan dengan asam perklorat atau campuran perklorat, sebab ester dari asam perklorat merupakan bahan peledak. Asam perklorat tidak boleh dibiarkan kontak dengan rak atau meja kayu dan wadahnya harus terbuat dari gelas atau porselin. Pada semua pekerjaan yang melibatkan asam perklorat harus digunakan sarung tangan karet, kacamata pelindung dan safety screen.

6. Korosif (Corrosive)Asam-asam kuat seperti asam sulfat pekat, asam khlorida pekat, dll umumnya bersifat korosif. Bahan kimia lain yang bersifat korosif seperti hidrogen fluoride (HF) dapat merusak material lain seperti kaca,beton,logam dan bahan organik. Ketika bekerja dengan HF harus digunakan perlengkapan keselamatan kerja yang sesuai seperti kacamata pengaman, pelindung muka, jas lab dan sarung tangan. Bersihkan tangan (meskipun telah memakai gloves) secara reguler walaupun hanya menggunakan HF yang konsentrasi rendah.

7. Lain-lainSelain bahan-bahan kimia diatas, adapula bahan kimia yang menyebabkan iritasi baik pada kulit, mata maupun paru-paru. Diantaranya adalah asap/uap dari asam-asam seperti asam klorida, asam fluorida dan asam nitrat. Selain itu belerang klorida, brom, difenilkhloro dan sianoarsin (dipakai untuk gas perang), dan zat-zat yang berada dalam bentuk gas seperti gas khlor, belerang dioksida, fosgen dan nitrogen peroksida.

III. Bahan kimia dapat kena/masuk ke dalam tubuh melalui 1) PernafasanBahan kimia berbentuk gas pada temperatur ruang dapat masuk ke dalam tubuh melalui pernafasan. Contoh : belerang dioksida, nitrogen oksida, karbon monoksida dan sejenisnya yang dapat menyebabkan luka pada paru-paru dan merusak butir-butir darah merah. Gas belerang dioksida dan hidrogen klorida yang dihasilkan dari berbagai reaksi bahan kimia dengan air seperti titanium khlorida, aluminium khlorida, thionil khlorida, asam khloro sulfonat, sulfonil khlorida, fosfor khlorida menyebabkan luka pada paru-paru.

Uap fosgen, nickel, karbonil dan uap nitrous mengganggu paru-paru yang awalnya mengakibatkan batuk dan sakit ringan. Setelah batuk dan sakit berlalu biasanya beberapa jam kemudian orang tersebut bisa roboh (collapse). Fosgen dihasilkan oleh reaksi chlorinated hydrocarbons dengan permukaan panas.Bahan kimia berwujud padat juga dapat masuk ke dalam pernafasan seperti asap logam timah, khromium, cadmium fosfor, selenium, mercuri, beryllium, senyawa vanadium dan lain-lain.

Keracunan bisa terjadi secara tidak langsung dari menghirup debu dan asap yang dihasilkan dalam proses pekerjaan seperti : penggilingan, penyaringan dan penembakan. Debu silica, siliceous dan asbestos dapat merusak paru-paru. Bekerja dengan bahan-bahan diatas harus dilakukan dalam lemari asam, atau jika tidak tersedia lemari asam, digunakan masker pelindung.

Bahan-bahan yang terbuat dari PVC, tidak habis terbakar, namun pada temperatur tinggi dapat terbentuk hidrogen khlorida yang sangat mengganggu pernafasan.Asap putih yang dihasilkan dari interaksi alkil aluminium dengan udara lembab, berbahaya terhadap paru-paru dan jika menggunakan senyawa ini, lemari asam yang dipakai harus benar-benar kering. Alkil aluminium dalam jumlah sedikit dapat dibuang dengan mengencerkannya terlebih dahulu dengan toluena diikuti oleh penambahan isopropanol.2) KulitUmumnya bahan kimia berbentuk padat dan cairan (larutan) dapat terpapar pada kulit. Keracunan mungkin terjadi jika membiarkan zat - zat kimia tetap tinggal di kulit, tanpa segera dibersihkan.

Zat kimia yang merusak kulit antara lain turunan nitro dan amino dari benzen dan toluena seperti anilin, mononitrobenzen, dinitrokhlorobenzen, fenil diamin dan metanol. Selain itu senyawa anorganik seperti asam, basa, oksida dan garam garam timah, arsen, tembaga, selenium dan mercuri juga dapat merusak kulit. Setelah bekerja dengan zat-zat kimia diatas, tangan harus segera dicuci dengan sabun dan air.

Bahan kimia berwujud gas juga dapat merusak kulit, misalnya gas HF yang bersifat asam menyebabkan kerusakan jaringan. Ini disebabkan oleh ion fluorida yang diabsorpsi melalui kulit bermigrasi dan merusak jaringan di bawahnya, bahkan menyusup ke tulang. Kerusakan oleh HF ini menyebabkan rasa sakit dalam jangka waktu yang lama dan luka bakar yang lambat sembuh. Ion Fluorida adalah racun akut dan kronis, meskipun dalam konsentrasi 1% dalam larutan, oleh karena itu harus ditangani secara sangat hati-hati, apalagi bila konsentrasinya tinggi. 5% HF (2,5M) setara penanganannya dengan 10M H2SO4. Lebih dari 10% HF (5M) dapat menyebabkan luka bakar latent bila kontak dengan kulit dalam beberapa detik dimana rasa sakit mungkin timbul setelah beberapa jam. Pabrik kimia biasanya memproduksi HF dalam larutan dengan konsentrasi 48% (28M) atau 73% (44M). Konsentrasi yang demikian tinggi lebih berbahaya daripada asam pekat yang lain. Penyimpanan HF seharusnya dalam wadah plastik polietilen (atau yang setara) yang bertutup sekrup (dapat diputar) dan ditempatkan dalam ruang dingin yang berventilasi baik, sedangkan gas HF hanya digunakan dan disimpan dalam ruang yang telah dipersiapkan secara khusus.

Asam dan basa juga merupakan bahan kimia yang merusak kulit.

Asam kuatAsam kuat seperti asam sulfat, asam nitrat, asam klorida, asam asetat glacial sangat merusak kulit. Mencampur asam sulfat pekat dengan air akan menghasilkan panas yang tinggi dan berbahaya untuk kulit. Jangan menuang air ke dalam asam sulfat pekat dalam wadah, karena akan memercik dan wadah gelas akan pecah akibat panas tinggi yang dihasilkan. Gunakan sarung tangan dan kaca mata pelindung ketika bekerja dengan asam sulfat. Asam Nitrat pekat dan berasap menyebabkan luka bakar pada kulit yang lama sembuh dan mungkin meninggalkan parut. Asap/uapnya beracun. Untuk menyeka percikan asam nitrat, dianjurkan memakai larutan sodium hipokhlorit 2%.Asam Fluorida dapat menyebabkan luka bakar serius yang mungkin tidak terasa sakit pada mulanya. Jika terkena larutan ini, cuci segera dengan air yang banyak, lalu diseka dengan larutan natrium bikarbonat dan bawa ke dokter untuk diobati.

Basa/Alkali. Bahan yang termasuk basa kuat, antara lain adalah caustic soda=Natrium hidroksida (soda api), Kalium hidroksida, kalsium hidroksida, natrium peroksida dll. Reaksi basa dengan air akan menghasilkan panas yang tinggi. Untuk mengencerkan basa kuat, harus dilakukan sedikit demi sedikit ke dalam air dengan pengadukan sampai semua terlarut. Jangan tambahkan air panas ke dalam basa kuat untuk mengencerkannya, karena panas yang dikeluarkan dapat menyebabkan cairan menyembur (muncrat) keluar dari tabung reaksi. Oleh karena itu, jika bekerja dengan basa kuat, gunakan sarung tangan dan kacamata pelindung .Ammonia termasuk basa lemah tetapi cukup berbahaya. Membuka wadah larutan ammonia pekat harus sangat hati-hati karena ammonia adalah gas yang terlarut dalam air. Larutan ini harus disimpan di ditempat sejuk untuk meminimumkan tekanan yang dapat menghasilkan semburan cairan yang keras ketika tutup wadah dibuka.Bahan kimia anorganik lainnya Titanium tetrakhlorida harus ditangani dengan sangat hati-hati. Mengencerkan zat ini dengan air harus betul-betul dikontrol dengan menggunakan es, dan dilakukan dalam lemari asam. Jika memercik pada kulit, cuci segera dengan air yang banyak.

Brom dapat menyebabkan luka bakar hebat pada kulit dan sangat iritasi pada mata, hidung dan paru-paru. Luka bakar pada kulit harus dicuci dengan sejumlah air yang banyak dan dibersihkan dengan larutan ammonia atau natrium thiosulfat encer.

Fosfor kuning terbakar secara spontan di udara dan harus ditangani dengan air dingin. Bagian kulit yang terkena bahan ini harus diobati dengan larutan sodium bikarbonat 5% dan diikuti oleh larutan tembaga sulfat 5%.Logam natrium akan menyala, atau bahkan meledak, jika dibiarkan kontak dengan air. Residunya harus dilarutkan dulu dalam metanol kemudian diencerkan dengan sejumlah besar air, baru dibuang ke saluran pembuangan air. Jika natrium kontak dengan kulit, tanggalkan semua perhiasan logam yang dipakai, lalu siram kulit dengan air yang banyak. Jangan menyimpan natrium dekat dengan fosfor kuning, karena kekeliruan dapat menyebabkan akibat yang serius.

Alkil Aluminium adalah senyawa yang sangat reaktif yang bereaksi hebat dengan air, alkohol, asam-asam, dan lain-lain. Bahan ini menyebabkan luka bakar hebat pada kulit, yang sangat perih dan sukar sembuh. Jika bekerja dengan bahan ini harus memakai pakaian pelindung termasuk : safety helmet atau visor (helm dengan kaca depan), sarung tangan, dan jas lab. Luka bakar kulit harus segera dibersihkan dengan hidrokarbon jenuh (medicinal liquid paraffin) dan segera ke dokter untuk mendapatkan pengobatan yang sesuai. 3) Bahan kimia yang secara kumulatif berbahaya

Bahan-bahan kimia yang relatif tidak berbahaya jika digunakan sekali-sekali dalam waktu singkat, bisa menjadi berbahaya jika digunakan secara terus menerus karena terjadi penimbunan dari bahan tersebut. Bahan kimia anorganik seperti timah, arsen dan merkuri termasuk dalam kategori ini, selain itu bahan organik seperti karbon tetrakhlorida, benzen, tetrachloretana, turunan nitro dan amino benzen, berbahaya jika dihirup secara kontinu.

Logam merkuri sangat beracun dan dapat menguap sehingga dapat terdeteksi diudara. Udara yang mengandung akumulasi merkuri sangat berbahaya bagi makhluk hidup.

IV. Pencegahan bahaya bahan kimia1. Sebelum bekerja dengan bahan kimia, perlu difahami MSDS untuk setiap bahan yang akan digunakan. Informasi MSDS dapat diperoleh secara mudah dan gratis melalui internet.

2. Ketika bekerja dengan bahan kimia harus difahami cara yang aman sehingga tidak membahayakan bagi pengguna lab lainnya maupun diri sendiri. Untuk beberapa bahan kimia yang sangat berbahaya, harus disediakan bahan antidote-nya. Selain itu juga harus difahami cara penggunaan alat pelindung diri/alat keselamatan kerja.3. Setelah bekerja, sisa bahan kimia dan limbah percobaan harus ditangani dengan seksama, jangan tinggalkan limbah bahan kimia di tempat kerja tanpa penanganan yang sesuai, karena ini sangat membahayakan pengguna lab. lainnya.V. Penanganan bahaya bahan kimiaKarbon monoksida tidak berbau, tidak berwarna dan tidak berasa namun sangat berbahaya. Eksperimen menggunakan karbon monoksida tidak boleh dilakukan seorang diri dan dalam laboratorium tertutup.

Hidrogen sianida juga tidak berasa, walaupun kehadirannya dapat dideteksi dengan baunya yang khas mirip bau almond, sangat disarankan tidak menghirup gas ini karena dapat menyebabkan kematian.

Hidrogen sulfida lebih berbahaya dari anggapan orang, namun bau yang ditimbulkan menyebabkan orang sudah menjauh dengan sendirinya.

Uap, asap dan gas yang diklasifikasikan beracun, tidak boleh dibiarkan bebas dalam udara di laboratorium. Pekerjaan yang melibatkan zat-zat tsb harus dikerjakan dalam ruang asam dan pastikan tidak ada orang yang berada dekat ruang asam tersebut.Jika bekerja dengan gas yang sangat beracun yang tidak berbau dan digunakan dalam periode yang panjang, harus digunakan gas respirator, yang dilengkapi dengan absorption canister yang cocok untuk gas tersebut. Perlu difahami bahwa, canister respirators, hanya efektif pada konsentrasi 1% atau kurang dari 1%. Tanda peringatan berbahaya harus ditempatkan dekat peralatan dimana gas beracun sedang digunakan.

Jika gas-gas tersebut tiba-tiba dibebaskan di udara laboratorium akibat pecahnya atau meledaknya container, semua yang berada di sekitar laboratorium diingatkan untuk segera meninggalkan laboratorium sampai semua aman kembali.Jika tubuh terkena/kontak dengan zat karsinogenik, harus segera dicuci dengan air dingin (cold water) yang mengalir selama lima menit.Penanganan jika terjadi kecelakaan penggunaan HF : Singkirkan semua pakaian yang terkontaminasi dengan HF dan siram anggota tubuh yang terkena HF dengan air yang banyak selama 1 menit atau lebih. Panggil petugas P3K dan gunakan gel Kalsium glukonat 2% dengan cara diusapkan ke kulit yang terkena HF dan dimassage selama 15 menit agar diabsorpsi kulit, selanjutnya dibawa ke dokter. Percikan HF ke mata akan menimbulkan rasa sakit dan berbahaya, oleh karena itu harus segera dibersihkan dengan air mengalir selama 15 menit. Penanganan jika terjadi kecelakaan karena sianida: Segera hubungi petugas P3K yang menguasai pengobatan keracunan sianida. Panggil ambulance, jelaskan bahwa korban diduga keracunan sianida dan segera dibawa ke dokter. Bila terjadi penyebaran uap/gas HCN, gunakan alarm kebakaran sebagai sarana mengosongkan gedung dan segera panggil petugas pemadam kebakaran untuk membantu evakuasi gedung. VI. PERTOLONGAN PADA ORANG KERACUNAN

Tindakan cepat harus segera diberikan pada orang yang keracunan. "SEND FOR MEDICAL AID IMMEDIATELLY AND KEEP THE PATIENT WARM AND QUIET". Jika pertolongan medis tidak dapat segera diperoleh, pertolongan pertama yang dapat dilakukan adalah:1. Berikan sejumlah besar air dan susu untuk diminum

2. Berikan obat perangsang muntah (emesis)3. Untuk korban kecelakaan gas, pertolongan pertama adalah menjauhkan korban dari sumber gas. Jika korban sadar dan masih bernafas, baringkan ditempat ber-udara segar dan dilakukan observasi. Jika korban tidak sadar, korban ditelungkupkan dan jaga pernafasan jangan terhalang. Longgarkan/lepaskan pakaian pada pinggang dan leher. Jangan berikan stimulan (obot penyegar) selain kopi panas. Berikan oksigen dan pernafasan buatan jika diperlukan.

Pertolongan dari keracunan bahan kimia yang spesifik, dirangkum pada Tabel 2. VII. Yang harus diperhatikan ketika bekerja dengan bahan kimia berbahaya

Penyimpanan Bahan berbahaya

Penyimpanan bahan kimia berbahaya harus mengikuti azas tidak saling berinteraksi. Bahan kimia yang saling berinteraksi terangkum pada Tabel 3.

Untuk bahan-bahan kimia yang bersifat asam dan basa seharusnya ditempatkan pada ruang/kamar yang memiliki saluran untuk mengeluarkan gas-gas yang mungkin timbul. Demikian juga untuk bahan-bahan yang mudah menguap harus disimpan dalam ruangan yang memiliki kipas angin (fan), agar udara/uap yang ada dapat dipompa keluar. Botol-botol bahan kimia yang berwama coklat/gelap berarti larutan/bahan yang ada didalamnya tidak boleh kena sinar matahari, seharusnya botol tersebut ditempatkan pada lemari khusus yang terlindung dari radiasi matahari.

Label kemasan

Semua bejana seperti botol, labu takar, tabung reaksi dan wadah lainnya harus diberi label yang jelas. Biasakanlah menulis tanggal, nama orang yang membuat, konsentrasi, nama dan bahaya dari zat-zat kimia yang ada dalam bejana. Jika tidak jelas, ujilah isi bejana yang belum diketahui secara pasti. Bila bahan tersebut merupakan limbah harus dibuang dengan cara yang sesuai untuk jenis limbah tersebut.

Mencampur zat-zat kimia

Jangan mencampur zat kimia tanpa mengetahui sifat reaksinya, karena dapat menimbulkan resiko yang membahayakan.Daftar PustakaMariati, 1998, Bahan Kimia Berbahaya, Penataran Pengelolaan Laboratorium Fakultas kedokteran USU, Medan.Mariati, 1997, Bahan Kimia Beracun dan berbahaya. Penataran Tenaga Laboran Dalam lingkungan Fakultas Pertanian USU oleh USU training Center, Medan

Control of Substances Hazardous To Health (COSHTH), 1994, SEEDS

( Sunderland University Wearside College).Tabel 1. Toksisitas relatif dari berbagai pelarut.

Derajat toksisitasPelarut

Relatif tidak toksik

Etil asetat

Etil alkohol

Etil khlorida

Etil ether

Heptana

Heksana

Mineral spirit

Pentana

Petroleum benzin

Petroleum ether

Toksisitas ringan:

Amil asetat

Amil alkohol

Butil alkohol

Cumene

Sikloheptana

Etilen oksida

Hydrogenated cyclic naphthas

Nitroetana

Tetrahidronaphtalene

Toluen

Xylen

Perkhloro ethilene

Toksisitas berat

Benzen

Karbon disulfida

Tetrakhlorometana

(Karbon tetra khlorida)

Dimetil sulfat

Formaldehida

Metil alkohol

Nitrobenzen

Pentakhloroetana

Fenol

Tetrakhloroetana

Tabel 2. PERTOLONGAN DARI KERACUNAN BAHAN KIMIARACUN

PERTOLONGANAsamAsam asetatAsam kloridaAsam nitratAsam perkloratAsam fosfatAsam sulfatAsam oksalatAsam sianida prussic acidAsam fluorida

Cuci mulut dengan air sebanyak mungkin atau kumur dengan larutan natrium bikarbonat 5%. Berikan suspensi magnesium, susu atau air sebanyak mungkin untuk diminum. Berikan segera suspensi kapur atau magnesia dalam air atau larutan kalsium laktat. Bila terhirup, berikan amil nitrit yang dihirup selama 15-30 detik. Ulangi setiap 2-3 menit. Bila tertelan, berikan antidote secepatnya selama orang tsb masih sadar.

Antidot untuk sianida dan prussic acid berikut harus tersedia. A. Besi(II) sulfat(FeSO4 7H2O) sebanyak 158 g. dan 3 g. asam sitrat dilarutkan dalam 1 liter aquadest. Bila warna larutan ini menjadi coklat, maka tidak dapat digunakan. B. Sebanyak 60 g. Natrium karbonat anhidrat dilarutkan dalam 1 liter aquadest. Campurkan masing-masing 50 ml larutan A dan B, segera minum larutan ini. Bila diperlukan beri pernafasan buatan. Berikan air kapur dengan konsentrasi rendah kemudian air hangat. Ulangi 3 sampai 4 kali. Bila diperlukan beri stimulansia dan pernafasan buatan. Kalau kulit terbakar karena asam ini, bilas dengan air secukupnya.

Basa/AlkaliAmmonium hidroksida

Kalium hidroksidaNatrium hidroksidaNatrium peroksidaSenyawa antimonSenyawa arsenSenyawa bariumBromKarbon disulfidaKarbon tetraklorida

Berikan asam asetat encer atau jus buah kemudian air susu.

Berikan tannic acid atau teh pekat kemudian mustard dan air secukupnya berkali-kali hingga muntah. Berikan mustard dan air agar muntah kemudian garam Epsom. Ulangi berkali-kali dan berikan putih telur dan atau susu diikuti dengan pemberian stimulansia. Berikan garam Epsom dan bahan yang membuat orang tsb muntah. Jika terminum, kumur-kumur dengan larutan Natrium bikarbonat 3% dan larutan Magnesia. Kemudian berikan air susu dan larutan 10 g Magnesia dalam 150 ml air. Jika terhirup, harus istirahat total, boleh diberikan oksigen tetapi tidak diperlukan pernafasan buatan. Kalau kulit terbakar, bilas dengan air dan siram dengan larutan ammonia encer atau larutan natrium tiosulfat. Beri pernafasan buatan dan oksigen juga boleh diberi kopi. Beri mustard dan air agar muntah, kemudian garam Epsom dan stimulansia. Jangan diberi minyak atau lemak. Bila perlu berikan pernafasan buatan.

KarbonmonoksidaAsetilenGas arangKhlorKhloroformEther

Hidrogen peroksidaHidrogen sulfidaHidrogen selenidaSenyawa timbalSenyawa merkuri

Uap nitrousGas fosgenKalium permanganat

Senyawa selenium

dan vanadium

Senyawa perak

Pindahkan penderita ke udara segar, hangatkan tubuhnya dan beri pernafasan buatan. Bila pernafasan terganggu, beri oksigen. Jangan diberi stimulansia. Pindahkan penderita ke udara segar, hangatkan tubuhnya dan istirahat total. Beri oksigen bila diperlukan. Bila tertelan, kumur dengan natrium karbonat 3% dan larutan magnesia, kemudian beri air susu dan larutan magnesia 10g dalam air 150ml.

Beri pernafasan buatan dan oksigen bila diperlukan. Berikan mustard dan air agar muntah dilanjutkan dengan garam Epsom. Ulangi dan berikan stimulansia. Berikan pernafasan buatan dan oksigen bila diperlukan.

Berikan mustard dan air agar muntah dilanjutkan dengan garam Epsom. Ulangi dan berikan putih telur atau susu sebagai stimulansia. Berikan mustard dan air agar muntah. Ulangi berkali-kali dan berikan susu sebagai stimulansia. Berikan istirahat total, bila perlu berikan oksigen. Berikan istirahat total, bila perlu berikan oksigen. Jangan beri pernafasan buatan.

Berikan mustard dua kali lalu arang, putih telur dan stimulansia.

Bila uap dan debunya terhirup, harus beristirahat total dan jaga badan agar tetap hangat. Bila tertelan, kumur dengan air dan beri bahan yang merangsang muntah.Beri sebanyak mungkin air garam, dan mustard dalam air sebanyak dua kali diikuti dengan bahan perangsang muntah, kemudian putih telur dan air susu.

Tabel 3. Daftar bahan kimia yang saling berinteraksi

Bahan kimia yang terdapat pada kolom kiri dan kanan dapat saling bereaksi pada kondisi yang tak terkontrol sehingga pada penyimpanan bahan-bahan tersebut tidak boleh diletakkan berdekatan.

Asam asetat

Asam kromat, asam nitrat senyawa yang mengandung gugus hidroksi, etilen glikol, asam perklorat peroksida dan permanganate.

AsetonAsetilenLogam alkali dan alkali tanah (natrium, kalium, litium, magnesium) serta serbuk aluminium. Asam nitrat dan asam sulfat pekat Khlor, brom, tembaga, perak, fluor dan merkuri. Karbon dioksida, karbon tetraklorida dan hidrokarbon yang mengandung khlor. (Jangan gunakan air, busa untuk memadamkan api yang disebabkan bahan-bahan tsb) harus disediakan pasir kering.

Ammonia (anhidrous)

Ammonium nitratAnilinBromKalsium oksida

Karbon aktif. khloratAsam kromik dan kromium trioksida. KhlorKhlor dioksidaTembagaFluorHidrasinHidrokarbon (benzen, butana, propana, gasoline, turpentine, etc)

Asam fluoride Hidrogen peroksidaHidrogen sulfidaIodiumMerkuriAsam nitrat (pekat)

NitroparaffinAsam oksalatOksigenAsam perkhlorat Peroksida, organikFosfor (putih)

KaliumkhloratKalium perkhlorat

Kalium permanganatPerakNatrium

Natrium nitrat Natrium peroksida Asam sulfat

Merkuri, khlor, kalsium hipoklorit, iodium, brom dan hidrogen fluorida. Asam, logam, serbuk logam, cairan yang mudah terbakar, klorat, nitrit, belerang. Asam nitrat, hydrogen peroksida.

Ammonia, acetilen, butadiena, butana dan gas petroleum, natrium karbida, turpentine, benzene, dan serbuk logam airKalsium hipoklorit

Garam ammonium, asam-asam, serbuk logam, belerang dan bahan organik yang mudah terbakar.

Asam asetat, naftalen, camphor, gliserol, turpentine, alkohol, dan cairan yang mudah terbakar. Ammonia, acetilen, butadiena, butane, hidrogen, natrium karbida, turpentine, benzen, dan serbuk logam.

Ammonia, metana, fosfin, dan hidrogen sulfida.

Acetilen, hidrogen peroksida.

Pisahkan tersendiri.

Hidrogen peroksida, asam nitrat dan oksidator lainnya. Fluor, khlor, brom, asam kromik, peroksida.

Asam nitrat, alkali. Ammonia,Tembaga, khrom, besi, aniline dan nitrometana. Asam nitrat berasap dan gas oksidator. Asetilen, ammonia.Asam asetat, aseton, alkohol, anilin, asam kromik, asam sianida, hydrogen sulfide. Basa anorganik Perak, merkuri.Minyak, grease, hidrogen, mudah terbakar cairan, bahan padat, atau gas.

Asetat anhidrida, bismut dan campuran alloynya, alkohol, kertas, kayu, grease, minyak.

Asam, (organic atau mineral), hindari terpecah-pecah simpan ditempat dingin.

Udara, oksigen.

Asam (lihat juga khlorat)

Asam (lihat juga asam perkhlorat).

Gliserol, etilen glikol, benzaldehide, asam sulfat.

Asetilen, asam oksalat, asam tartarat fulminic acid *, senyawa ammonium .

Lihat : alkali metal (diatas).

Ammonium nitrat dan garam ammonium lainnya.

Bahan-bahan yang dapat dioksidasi seperti etanol, metanol, asam asetat glacial, asam asetat anhidrida, benzaldehide, karbon disulfida, gliserol, etilen glikol, etil asetat, metil asetat.Khlorat, perkhlorat, permanganat.

* Dihasilkan dari campuran asam nitrat-etanol.PAGE 6-14Materi Pelatihan Manajemen Laboratorium 2005