34
MAKALAH KANKER SEVIKS OLEH: MARTHA KRISTINA AKADEMI KEPERAWATAN ANTARIKSA JAKARTA TA 2013/2014 1

60761871-MAKALAH-KANKER-SERVIKS

Embed Size (px)

DESCRIPTION

MAKALAH

Citation preview

Page 1: 60761871-MAKALAH-KANKER-SERVIKS

MAKALAH

KANKER SEVIKS

OLEH:

MARTHA KRISTINA

AKADEMI KEPERAWATAN ANTARIKSA JAKARTA

TA 2013/2014

BAB I

PENDAHULUAN

1

Page 2: 60761871-MAKALAH-KANKER-SERVIKS

A. Latar Belakang

Kanker Leher Rahim (Kanker Serviks) adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam leher

rahim/serviks (bagian terendah dari rahim yang menempel pada puncak vagina. Kanker

serviks biasanya menyerang wanita berusia 35-55 tahun. 90% dari kanker serviks berasal

dari sel skuamosa yang melapisi serviks dan 10% sisanya berasal dari sel kelenjar

penghasil lendir pada saluran servikal yang menuju ke dalam rahim. [4] Karsinoma serviks

biasanya timbul pada zona transisional yang terletak antara epitel sel skuamosa dan epitel

sel kolumnar.

Hingga saat ini kanker serviks merupakan penyebab kematian terbanyak akibat penyakit

kanker di negara berkembang. Sesungguhnya penyakit ini dapat dicegah bila program

skrining sitologi dan pelayanan kesehatan diperbaiki. Diperkirakan setiap tahun dijumpai

sekitar 500.000 penderita baru di seluruh dunia dan umumnya terjadi di negara 

berkembang.

Penyakit ini berawal dari infeksi virus yang merangsang perubahan perilaku sel epitel

serviks. Pada saat ini sedang dilakukan penelitian vaksinasi sebagai upaya pencegahan dan

terapi utama penyakit ini di masa mendatang.

Risiko terinfeksi virus HPV dan beberapa kondisi lain seperti perilaku seksual,

kontrasepsi, atau merokok akan mempromosi terjadinya kanker serviks. Mekanisme

timbulnya kanker serviks ini merupakan suatu proses yang kompleks dan sangat variasi

hingga sulit untuk dipahami.

Insiden dan mortalitas kanker serviks di dunia menempati urutan kedua setelah kanker

payudara. sementara itu, di negara berkembang masih menempati urutan pertama sebagai

penyebab kematian akibat kanker pada usia reproduktif. Hampir 80% kasus berada di

negara berkembang. Sebelum tahun 1930, kanker servik merupakan penyebab utama

kematian wanita dan kasusnya turun secara drastik semenjak diperkenalkannya teknik

skrining pap smear oleh Papanikolau. Namun, sayang hingga kini program skrining belum

lagi memasyarakat di negara berkembang, hingga mudah dimengerti mengapa insiden

kanker serviks masih tetap tinggi.

Hal terpenting menghadapi penderita kanker serviks adalah menegakkan diagnosis sedini

mungkin dan memberikan terapi yang efektif sekaligus prediksi prognosisnya. Hingga saat

ini pilihan terapi masih terbatas pada operasi, radiasi dan kemoterapi, atau kombinasi dari

beberapa modalitas terapi ini. Namun, tentu saja terapi ini masih berupa “simptomatis”

2

Page 3: 60761871-MAKALAH-KANKER-SERVIKS

karena masih belum menyentuh dasar penyebab kanker yaitu adanya perubahan perilaku

sel. Terapi yang lebih mendasar atau imunoterapi masih dalam tahap penelitian.

Saat ini pilihan terapi sangat tergantung pada luasnya penyebaran penyakit secara

anatomis dan senantiasa berubah seiring dengan kemajuan teknologi kedokteran.

Penentuan pilihan terapi dan prediksi prognosisnya atau untuk membandingkan tingkat

keberhasilan terapi baru harus berdasarkan pada perluasan penyakit. Secara universal

disetujui penentuan luasnya penyebaran penyakit melalui sistem stadium.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang sebelumnya, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan

sebagai berikut :

1. Apa yang dimaksud dengan kanker serviks uterus dan apa sajakah kalsifikasi dan gejala

klinis dari kanker serviks ?

2. Apa yang menjadi faktor penyebab dan faktoe resiko dari kanker serviks ?

3. Bagaimanakah gambaran epidemiologi kanker serviks ?

4. Bagaimanakah patologi, penyebaran, dan diagnosis dari kanker serviks ?

5. Bagaimana cara pengobatan dan pencegahan kanker serviks ?

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kanker Serviks

3

Page 4: 60761871-MAKALAH-KANKER-SERVIKS

Kanker leher rahim (serviks) atau karsinoma serviks uterus merupakan kanker pembunuh

wanita nomor dua di dunia setelah kanker payudara. Di Indonesia, kanker leher rahim

bahkan menduduki peringkat pertama. Kanker serviks yang sudah masuk ke stadium

lanjut sering menyebabkan kematian dalam jangka waktu relatif cepat.

Kanker serviks uterus adalah keganasan yang paling sering ditemukan dikalangan wanita.

Penyakit ini merupakan proses perubahan dari suatu epithelium yang normal sampai

menjadi Ca invasive yang memberikan gejala dan merupakan proses yang perlahan-lahan

dan mengambil waktu bertahun-tahun.

Serviks atau leher rahim/mulut rahim merupakan bagian ujung bawah rahim yang

menonjol ke liang sanggama (vagina). Kanker serviks berkembang secara bertahap, tetapi

progresif. Proses terjadinya kanker ini dimulai dengan sel yang mengalami mutasi lalu

berkembang menjadi sel displastik sehingga terjadi kelainan epitel yang disebut displasia.

Dimulai dari displasia ringan, displasia sedang, displasia berat, dan akhirnya menjadi

karsinoma in-situ (KIS), kemudian berkembang lagi menjadi karsinoma invasif. Tingkat

displasia dan KIS dikenal juga sebagai tingkat pra-kanker. Dari displasia menjadi

karsinoma in-situ diperlukan waktu 1-7 tahun, sedangkan karsinoma in-situ menjadi

karsinoma invasif berkisar 3-20 tahun.

Kanker ini 99,7% disebabkan oleh human papilloma virus (HPV) onkogenik, yang

menyerang leher rahim. Berawal terjadi pada leher rahim, apabila telah memasuki tahap

lanjut, kanker ini bisa menyebar ke organ-organ lain di seluruh tubuh penderita.

B. Klasifikasi Kanker Serviks

Ada beberapa klasifikasi tapi yang paling banyak penganutnya adalah yang dibuat oleh

IFGO (International Federation of Ginekoloi and Obstetrics) yaitu sebagai berikut :

Stage 0 : Casrsinoma insitu = Ca intraepithelial = Ca preinvasif.

Stage 1 : Ca terbatas pada cerviks.

Stage 1 a : Disertai invasi daro stoma (preclinical-Ca) yang hanya diketahui secara

histology.

Stage 1 b : Semua kasus-kasus lainnya dari stage 1.

Stage 2 : Sudah menjalar keluar serviks tapi belum sampai ke panggul, telah

mengenai dinding vagina tapi tidak melebihi 2/3 bagian proximal.

Stage 3 : Sudah sampai dinding panggung dan sepertiga bagian bawah vagina

Stage 4 : Sudah mengenai organ-organ yang lain

4

Page 5: 60761871-MAKALAH-KANKER-SERVIKS

C. Gejala Klinis Kanker Serviks

Tidak khas pada stadium dini. Sering hanya sebagai fluos dengan sedikit darah,

pendarahan pastkoital atau perdarahan pervagina yang disangka sebagai perpanjangan

waktu haid. Pada stadium lanjut baru terlihat tanda-tanda yang lebih khas, baik berupa

perdarahan yang hebat (terutama dalam bentuk eksofitik), fluor albus yang berbau dan rasa

sakit yang sangat hebat.

Pada fase prakanker, sering tidak ada gejala atau tanda-tanda yang khas. Namun, kadang

bisa ditemukan gejala-gejala sebagai berikut :

1. Keputihan atau keluar cairan encer dari vagina. Getah yang keluar dari vagina ini

makin lama akan berbau busuk akibat infeksi dan nekrosis jaringan

2. Perdarahan setelah sanggama (post coital bleeding) yang kemudian berlanjut menjadi

perdarahan yang abnormal.

3. Timbulnya perdarahan setelah masa menopause.

4. Pada fase invasif dapat keluar cairan berwarna kekuning-kuningan, berbau dan dapat

bercampur dengan darah.

5. Timbul gejala-gejala anemia bila terjadi perdarahan kronis.

6. Timbul nyeri panggul (pelvis) atau di perut bagian bawah bila ada radang panggul.

Bila nyeri terjadi di daerah pinggang ke bawah, kemungkinan terjadi hidronefrosis.

Selain itu, bisa juga timbul nyeri di tempat-tempat lainnya.

7. Pada stadium lanjut, badan menjadi kurus kering karena kurang gizi, edema kaki,

timbul iritasi kandung kencing dan poros usus besar bagian bawah (rectum),

terbentuknya fistel vesikovaginal atau rektovaginal, atau timbul gejala-gejala akibat

metastasis jauh.

D. Faktor Penyebab dan Faktor Resiko Kanker Serviks

1. Faktor Penyebab

HPV (Human Papiloma Virus) merupakan penyebab terbanyak. Sebagai tambahan

perokok sigaret telah ditemukan sebagai penyebab juga. Wanita perokok mengandung

konsentrat nikotin dan kotinin didalam serviks mereka yang merusak sel. Laki-laki

perokok juga terdapat konsetrat bahan ini pada sekret genitalnya, dan dapat memenuhi

servik selama intercourse.Defisiensi beberapa nutrisional dapat juga menyebabkan

5

Page 6: 60761871-MAKALAH-KANKER-SERVIKS

servikal displasia.National Cancer Institute merekomendasikan bahwa wanita

sebaiknya mengkonsumsi lima kali buah-buahan segar dan sayuran setiap hari. Jika

anda tidak dapat melakukan ini, pertimbangkan konsumsi multivitamin dengan

antioksidan seperti vitamin E atau beta karoten setiap hari.

2. Faktor Resiko

a. Pola hubungan seksual

Studi epidemiologi mengungkapkan bahwa resiko terjangkit kanker serviks

meningkat seiring meningkatnya jumlah pasangan.aktifitas seksual yang dimulai

pada usia dini, yaitu kurang dari 20 tahun,juga dapat dijadkan sebagai faktr resko

terjadinya kanke servks. Hal ini diuga ada hubungannya dengan belum matannya

derah transformas pada sia tesebut bila serin terekspos. Frekuensi hubungna seksual

juga berpengaruh pada lebi tingginya resiko pada usia tersebut, yeyapitidak pada

kelompok usia lebih tua. (Schiffman,1996).

b. Paritas

Kanker serviks sering dijumpai pada wanita yan sering melahirkan. Semakin sering

melahirkan,maka semain besar resiko terjamgkit kanker serviks. Pemelitian di

Amerika Latin menunjukkan hubungan antara resiko dengan multiparitas setelah

dikontrol dengan infeksi HPV.

c. Merokok

Beberapa peneitian menunukan hubungan yang kuat antara merokok dengan kanker

serviks, bahkan setelah dikontrol dengan variabel konfounding sepert pola hubungna

seksual. Penemuan lain mempekhatkan ditemkanna nikotin paa cairan serviks wanita

perokok bahan ini bersifata sebaai kokassnoen dan bersama-sma dengan kasinoge

yan elah ada selanjutnya mendoron pertumbuhan ke arah kanker.

d. Kontrasepsi oral

Penelitian secara perspektif yang dilakukan oleh Vessey dkk tahun 1983

(Schiffman,1996) mendapatkan bahwa peningkatan insiden kanker serviks

dipengaruhi oleh lama pemakaian kontrasepsi oral. Penelitian tersebut juga

mendapatkan bahwa semua kejadian kanker serviks invasive terdapat pada pengguna

6

Page 7: 60761871-MAKALAH-KANKER-SERVIKS

kontrasepsi oral. Penelitian lain mendapatkan bahwa insiden kanker setelah 10 tahun

pemakaian 4 kali lebih tinggi daripada bukan pengguna kontrasepsi oral. Namun

penelitian serupa yang dilakukan oleh peritz dkk menyimpulkan bahwa aktifitas

seksual merupakan confounding yang erat kaitannya dengan hal tersebut.

WHO mereview berbagai peneltian yang menghubungkan penggunaan kontrasepsi

oral dengan risko terjadinya kanker serviks, menyimpulkan bahwa sulit untuk

menginterpretasikan hubungan tersebut mengingat bahwa lama penggunaan

kontraseps oral berinteraksi dengan factor lain khususnya pola kebiasaan seksual

dalam mempengaruhi resiko kanker serviks. Selain itu, adanya kemungkinan bahwa

wanita yang menggunakan kontrasepsi oral lain lebih sering melakukan pemeriksaan

smera serviks,sehingga displasia dan karsinoma in situ nampak lebih frekuen pada

kelompok tersebut. Diperlukan kehati-hatian dalam menginterpretasikan asosiasi

antara lama penggunaan kontrasepsi oral dengan resiko kanker serviks karena

adanya bias dan faktor confounding.

e. Defisiensi gizi

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa defisiensi zat gizi tertentu seperti

betakaroten dan vitamin A serta asam folat, berhubungna dengan peningkatan resiko

terhadap displasia ringan dan sedang.. Namun sampasaat ini tdak ada indikasi bahwa

perbaikan defisensi gizi tersebut akan enurunkan resiko.

f. Sosial ekonomi

Studi secara deskrptif maupun analitik menunjukkan hubungan yang kuat antara

kejadian kanker serviks dengan tingkat social ekonomi yang rendah. Hal ini juga

diperkuat oleh penelitian yang menunjukkan bahwa infeksi HPV lebih prevalen pada

wanita dengan tingkat pendidkan dan pendapatan rendah. Faktor defisiensi nutrisi,

multilaritas dan kebersihan genitalia juga dduga berhubungan dengan masalah

tersebut.

g. Pasangan seksual

Peranan pasangan seksual dari penderita kanker serviks mulai menjadi bahan yang

menarik untuk diteliti. Penggunaan kondom yang frekuen ternyata memberi resiko

yang rendah terhadap terjadinya kanker serviks. Rendahnya kebersihan genetalia

yang dikaitkan dengan sirkumsisi juga menjadi pembahasan panjang terhadap

7

Page 8: 60761871-MAKALAH-KANKER-SERVIKS

kejadian kanker serviks. Jumlah pasangan ganda selain istri juga merupakan factor

resiko yang lain.

E. Epidemiologi Kanker Serviks

1. Distribusi Menurut Umur

Proses terjadinya kanker leher rahim dimulai dari sel yang mengalami mutasi lalu

berkembang menjadi sel displastik sehingga terjadi kelainan epitel yang disebut

displasia. Dimulai dari displasia ringan, sedang, displasia berat dan akhirnya menjadi

Karsinoma In-Situ (KIS), kemudian berkembang menjadi karsinoma invasif. Tingkat

displasia dan karsinoma in-situ dikenal juga sebagai tingkatan pra-kanker. Klasifikasi

terbaru menggunakan nama Neoplasma Intraepitel Serviks (NIS). NIS 1 untuk displasia

ringan, NIS 2 untuk displasia sedang dan NIS 3 untuk displasia berat dan karsinoma in-

situ.

Menurut Snyder (1976), NIS umumnya ditemukan pada usia muda setelah hubungan

seks pertama terjadi. Selang waktu antara hubungan seks pertama dengan ditemukan

NIS adalah 2-33 tahun. Untuk jarak hubungan seks pertama dengan NIS 1 selang waktu

rata-rata adalah 12,2 tahun, NIS 1 dengan NIS 2 rata-rata13,9 tahun dan NIS 2 samppai

NIS 3 rata-rata 11,7 tahun. Sedanhkan menurut Cuppleson LW dan Brown B (1975)

menyebutkan bahwa NIS akan berkembang sesuai dengan pertambahan usia, sehingga

NIS pada usia lebih dari 50 tahun sudah sedikit dan kanker infiltratif meningkat 2 kali.

Dari laporan FIGO (Internasional Federation Of Gynecology and Obstetrics) tahun

1988, kelompok umur 30-39 tahun dan kelompok umur 60-69 tahun terlihat sama

banyaknya. Secara umum, stadium IA lebih sering ditemukan pada kelompok umur 30-

39 tahun, sedangkan untuk stadium IB dan II sering ditemukan pada kelompok umur

40-49 tahun, stadium III dan IV sering ditemukan pada kelompok umur 60-69 tahun.

Inseden kanker leher larim (Age Standarized Cancer Incidence Rate / ASR) penduduk

Kota Semarang, tercatat pada tahun 1980-1981 menunjukkan ASR 27,9 dan data tahun

1985-1989 ASR 24,4. Dibandingakan dengan berbagai daerah diluar negeri angka ini

sedikit berbeda, seperti di Thailand (Chiang Mai) dilaporkan ASR tahun 1983-1987

adalah 33,2 dan di Korea Selatan 13,2 tahun 1982-1983. India menunjukkan angka

lebih tinggi yaitu 41,7 tahun 1982.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di RSCM Jakarta tahun 1997-1998 ditmukan

bahwa stadium IB-IIB sering terdapat pada kelompok umur 35-44 tahun, sedangkan

8

Page 9: 60761871-MAKALAH-KANKER-SERVIKS

stadium IIIB sering didapatkan pada kelompok umur 45-54 tahun. Penelitian yang

dilakukan oleh Litaay, dkk dibeberapa Rumah Sakit di Ujung Pandang (1994-1999)

ditemukan bahwa penderita kanker rahim yang terbanyak berada pada kelompok umur

46-50 tahun yaitu 17,4%.

2. Distribusi Menurut Tempat

Frekwensi kanker rahim terbanyak dijumpai pada negara-negara berkembang seperti

Indonesia, India, Bangladesh, Thailand, Vietnam dan Filipina. Di Amerika Latin dan

Afrika Selatan frekwensi kanker rahim juga merupakan penyakit keganasan terbanyak

dari semua penyakit keganasan yang ada lainnya.

Penelitian yang dilakukan oleh American Cancer Society (2000) membuktikan bahwa

kanker rahim lebih sering terjadi pada kelompok wanita minoritas seperti imigran

Vietnam, Afrika dan wanita India. Hal ini berkaitan dengan anggapan mereka bahwa

wanita yang tidak melakukan gonta-ganti pasangan (promikuitas) tidak perlu

melakukan Pap smear.

Menurut perkiraan Departemen Kesehatan tahun 1988-1994 insidens kanker leher

rahim mencapai 100/100.000 penduduk pertahun, sedangkan proporsi kanker leher

rahim dari semua jenis kanker dibeberapa bagian patologi anatomi pada tahun 2000,

seperti Surabaya ditemukan sebesar 24,3%, Yogyakarta 25,7%, Bandung sebesar

25,1%, Surakarta sebesar 28,2% dan Medan sebesar 16,9%.

F. Patologi Kanker Serviks

Karsinoma serviks timbul dibatasi antara epitel yang melapisi ektoserviks (portio) dan

endoserviks kanalis serviks yang disebut skuamo kolumnar junction (SCJ). Pada wanita

muda SCJ terletak diluar OUE, sedang pada wanita diatas 35 tahun, didalam kanalis

serviks.

Tumor dapat tumbuh :

1. Eksofitik. Mulai dari SCJ kearah lumen vagina sebagai massa proliferatif yang

mengalami infeksi sekunder dan nekrosis.

9

Page 10: 60761871-MAKALAH-KANKER-SERVIKS

2 Endofitik. Mulai dari SCJ tumbuh kedalam stroma serviks dan cenderung infitratif

membentuk ulkus

3. Ulseratif. Mulai dari SCJ dan cenderung merusak struktur jaringan pelvis dengan

melibatkan fornices vagina untuk menjadi ulkus yang luas. Serviks normal secara alami

mengalami metaplasi/erosi akibat saling desak kedua jenis epitel yang melapisinya.

Dengan masuknya mutagen, portio yang erosif (metaplasia skuamos) yang semula faali

berubah menjadi patologik (diplatik-diskariotik) melalui tingkatan NIS-I, II, III dan

KIS untuk akhirnya menjadi karsinoma invasive. Sekali menjadi mikroinvasive, proses

keganasan akan berjalan terus.

Gambar 1. Lokasi Kanker Leher Rahim

10

Page 11: 60761871-MAKALAH-KANKER-SERVIKS

Gambar 2. Progresivitas Kanker Serviks

11

Page 12: 60761871-MAKALAH-KANKER-SERVIKS

Gambar 3. Perbandingan Gambaran Serviks yang Normal dan Abnormal

G. Penyebaran Kanker Serviks

Pada umumnya secara limfogen melalui pembuluh getah bening menuju 3 arah : a) ke arah

fornices dan dinding vagina, b) ke arah korpus uterus, dan c) ke arah parametrium dan

dalam tingkatan yang lanjut menginfiltrasi septum rektovaginal dan kandung kemih.

Melalui pembuluh getah bening dalam parametrium kanan dan kiri sel tumor dapat

menyebar ke kelenjar iliak luar dan kelenjar iliak dalam (hipogastrika). Penyebaran

melalui pembuluh darah (bloodborne metastasis) tidak lazim. Karsinoma serviks

umumnya terbatas pada daerah panggul saja. Tergantung dari kondisi immunologik tubuh

penderita KIS akan berkembang menjadi mikro invasif dengan menembus membrana

basalis dengan kedalaman invasi <1mm dan sel tumor masih belum terlihat dalam

pembuluh limfa atau darah. Jika sel tumor sudah terdapat >1mm dari membrana basalis,

atau <1mm tetapi sudah tampak dalam pembuluh limfa atau darah, maka prosesnya sudah

invasif. Tumor mungkin sudah menginfiltrasi stroma serviks, akan tetapi secara klinis

12

Page 13: 60761871-MAKALAH-KANKER-SERVIKS

belum tampak sebagai karsinoma. Tumor yang demikian disebut sebagai ganas praklinik

(tingkat IB-occult). Sesudah tumor menjadi invasif, penyebaran secara limfogen melalui

kelenjar limfa regional dan secara perkontinuitatum (menjalar) menuju fornices vagina,

korpus uterus, rektum, dan kandung kemih, yang pada tingkat akhir (terminal stage) dapat

menimbulkan fistula rektum atau kandung kemih. Penyebaran limfogen ke parametrium

akan menuju kelenjar limfa regional melalui ligamentum latum, kelenjar-kelenjar iliak,

obturator, hipogastrika, prasakral, praaorta, dan seterusnya secara teoritis dapat lanjut

melalui trunkus limfatikus di kanan dan vena subklavia di kiri mencapai paru-paru, hati ,

ginjal, tulang dan otak.

Biasanya penderita sudah meninggal lebih dahulu disebabkan karena perdarahan-

perdarahan yang eksesif dan gagal ginjal menahun akibat uremia oleh karena obstruksi

ureter di tempat ureter masuk ke dalam kandung kencing.

Penyebaran karsinoma serviks terjadi melalui 3 jalan yaitu perkontinuitatum ke dalam

vagina, septum rektovaginal dan dasar kandung kemih. Penyebaran secara limfogen terjadi

terutama paraservikal dalam parametrium dan stasiun-stasiun kelenjar di pelvis minor,

baru kemudian mengenai kelenjar para aortae terkena dan baru terjadi penyebaran

hematogen (hepar, tulang).

Secara limfogen melalui pembuluh getah bening menuju 3 arah:

1. fornices dan dinding vagina

2. korpus uteri

3. parametrium dan dalam tingkatan lebih lanjut menginfiltrasi septum rektovagina dan

kandung kemih.

Penyebaran limfogen ke parametrium akan menuju kelenjar kelenjar limfe regional

melalui ligamentum latum, kelenjar iliaka, obturator, hipogastrika, parasakral, paraaorta,

dan seterusnya ke trunkus limfatik di kanan dan vena subklvia di kiri mencapai paru, hati,

ginjal, tulang serta otak.

13

Page 14: 60761871-MAKALAH-KANKER-SERVIKS

H. Diagnosis Kanker Serviks

Diagnosis kanker serviks tidaklah sulit apalagi tingkatannya sudah lanjut. Yang menjadi

masalah adalah bagaimana melakukan skrining untuk mencegah kanker serviks, dilakukan

dengan deteksi, eradikasi, dan pengamatan terhadap lesi prakanker serviks. Kemampuan

untuk mendeteksi dini kanker serviks disertai dengan kemampuan dalam penatalaksanaan

yang tepat akan dapat menurunkan angka kematian akibat kanker serviks.

1. Keputihan. Keputihan merupakan gejala yang paling sering ditemukan, berbau busuk

akibat infeksi dan nekrosis jaringan.

2. Pendarahan kontak merupakan 75-80% gejala karsinoma serviks. Perdarahan timbul

akibat terbukanya pembuluh darah, yang makin lama makin sering terjadi diluar

senggama.

3. Rasa nyeri, terjadi akibat infiltrasi sel tumor ke serabut saraf.

4. Gejala lainnya adalah gejala-gejala yang timbul akibat metastase jauh.

Tiga komponen utama yang saling mendukung dalam menegakkan diagnosa

kanker serviks adalah:

1. Sitologi.

Bila dilakukan dengan baik ketelitian melebihi 90%. Tes Pap sangat bermanfaat untuk

mendeteksi lesi secara dini. Sediaan sitologi harus mengandung komponen ektoserviks

dan endoserviks.

14

Page 15: 60761871-MAKALAH-KANKER-SERVIKS

Gambar 4. Pemeriksaan Pap Smear

15

Page 16: 60761871-MAKALAH-KANKER-SERVIKS

Gambar 5. Pemeriksaan Pap Smear untuk Deteksi Dini Kanker Leher Rahim

2. Kolposkopi.

Kolposkopi adalah pemeriksaan dengan menggunakan kolposkop, yaitu suatu alat

seperti mikroskop bertenaga rendah dengan sumber cahaya di dalamnya. Pemeriksaan

kolposkopi merupakan pemeriksaan standar bila ditemukan pap smear yang abnormal.

Pemeriksaan dengan kolposkopi, merupakan pemeriksaan dengan pembesaran, melihat

kelainan epitel serviks, pembuluh darah setelah pemberian asam asetat. Pemeriksaan

kolposkopi tidak hanya terbatas pada serviks, tetapi pemeriksaan meliputi vulva dan

vagina. Tujuan pemeriksaan kolposkopi bukan untuk membuat diagnosa histologik,

tetapi untuk menentukan kapan dan dimana biopsi harus dilakukan.

16

Page 17: 60761871-MAKALAH-KANKER-SERVIKS

Gambar 6. Colposcopy Untuk Mengambil Jaringan yang Abnormal

3. Biopsi

Biopsi dilakukan di daerah abnormal di bagian yang telah dilakukan kolposkopi. Jika

kanalis servikalis sulit dinilai, sampel diambil secara konisasi.

17

Page 18: 60761871-MAKALAH-KANKER-SERVIKS

Gambar 7. Biopsi Kerucut pada Serviks (Leher Rahim)

I. Pengobatan untuk Kanker Serviks

Pemilihan pengobatan untuk kanker serviks tergantung kepada lokasi dan ukuran tumor,

stadium penyakit, usia, keadaan umum penderita dan rencana penderita untuk hamil lagi.

1. Pembedahan

Pada karsinoma in situ (kanker yang terbatas pada lapisan serviks paling luar), seluruh

kanker seringkali dapat diangkat dengan bantuan pisau bedah ataupun melalui LEEP.

Dengan pengobatan tersebut, penderita masih bisa memiliki anak. Karena kanker bisa

kembali kambuh, dianjurkan untuk menjalani pemeriksaan ulang dan Pap smear setiap

3 bulan selama 1 tahun pertama dan selanjutnya setiap 6 bulan. Jika penderita tidak

memiliki rencana untuk hamil lagi, dianjurkan untuk menjalani histerektomi. Pada

kanker invasif, dilakukan histerektomi dan pengangkatan struktur di sekitarnya

(prosedur ini disebut histerektomi radikal) serta kelenjar getah bening. Pada wanita

muda, ovarium (indung telur) yang normal dan masih berfungsi tidak diangkat.

2. Terapi penyinaran

Terapi penyinaran (radioterapi) efektif untuk mengobati kanker invasif yang masih

terbatas pada daerah panggul. Pada radioterapi digunakan sinar berenergi tinggi untuk

merusak sel-sel kanker dan menghentikan pertumbuhannya. Ada 2 macam radioterapi,

yaitu :

18

Page 19: 60761871-MAKALAH-KANKER-SERVIKS

Radiasi eksternal : sinar berasar dari sebuah mesin besar

Penderita tidak perlu dirawat di rumah sakit, penyinaran biasanya dilakukan

sebanyak 5 hari/minggu selama 5-6 minggu.

Radiasi internal : zat radioaktif terdapat di dalam sebuah kapsul dimasukkan

langsung ke dalam serviks.

Kapsul ini dibiarkan selama 1-3 hari dan selama itu penderita dirawat di rumah sakit.

Pengobatan ini bisa diulang beberapa kali selama 1-2 minggu.

Efek samping dari terapi penyinaran adalah :

Iritasi rektum dan vagina

Kerusakan kandung kemih dan rektum

Ovarium berhenti berfungsi.

3. Kemoterapi

Jika kanker telah menyebar ke luar panggul, kadang dianjurkan untuk menjalani

kemoterapi. Pada kemoterapi digunakan obat-obatan untuk membunuh sel-sel kanker.

Obat anti-kanker bisa diberikan melalui suntikan intravena atau melalui mulut.

Kemoterapi diberikan dalam suatu siklus, artinya suatu periode pengobatan diselingi

dengan periode pemulihan, lalu dilakukan pengobatan, diselingi denga pemulihan,

begitu seterusnya.

4. Terapi biologis

Pada terapi biologis digunakan zat-zat untuk memperbaiki sistem kekebalan tubuh

dalam melawan penyakit. Terapi biologis dilakukan pada kanker yang telah menyebar

ke bagian tubuh lainnya. Yang paling sering digunakan adalah interferon, yang bisa

dikombinasikan dengan kemoterapi.

J. Pencegahan dan Penanganan Kanker Serviks

Pengendalian kinder serviks dengan pencegahan dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu

pencegahan prmer, pencegahan sekunder, dan pencegahan tersier Strategi kesehatan

masyarakat dalam mencegah kematian karena kanker serviks antara lain adalah dengan

pencegahan primer dan pencegaan sekunder.

19

Page 20: 60761871-MAKALAH-KANKER-SERVIKS

1. Pencegahan Primer

Pencegahan primer merupakan kegiatan uang dapat dilakukan oleh setiap orang untuk

menghindari diri dari faktor-faktor yang dapat menyebabkan timbulnya kanker serviks.

Hal ini dapat dilakukan dengan cara menekankan perilaku hdup sehat untuk

mengurangi atau menghindari faktor resiko seperti kawin muda, pasangan seksual

ganda dan lain-lain. Selain itu juga pencegahan primer dapat dilakukan dengan imuisasi

HPV pada kelompok masyarakat

2. Pencegahan sekunder

Pencegahan sekunder kanker serviks dilakukan dengan deteksi dini dan skrining kanker

serviks yang bertujuan untuk menemukan kasus-kasus kanker serviks secara dibni

sehingga kemungkinan penyembuhan dapat ditingkatkan. Perkembangan kanker

serviks memerlukan waktu yang lama. Dari prainvasif ke invasive memerlukan waktu

sekitar 10 tahun atau lebih. Pemeriksaan sitologi merupakan metode sederhana dan

sensitive untuk mwndeteksi karsinoa pra invasive. Bila diobati dengan baik, karsinoma

pra invasive mempunyai tingkat penyembuhan mendekati 100%. Diagnosa kasus pada

fase invasive hanya memiliki tingkat ketahanan sekitar 35%. Program skrining dengan

pemeriksaan sitologi dikenal dengan Pap mear test dan telah dilakukan di Negara-

negara maju. Pencegahan dengan pap smear terbukimampu menurunkan tingkat

kematian akibat kanker serviks 50-60% dalamkurun waktu 20 tahun (WHO,1986).

Selain itu, terdapat juga tiga tingkatan pencegahan dan penanganan kanker

serviks, yaitu :

1. Pencegahan Tingkat Pertama

a. Promosi Kesehatan Masyarakat misalnya :

1) Kampanye kesadaran masyarakat

2) Program pendidikan kesehatan masyarakat

3) Promosi kesehatan

b. Pencegahan khusus, misalnya :

1) Interfensi sumber keterpaparan

2) Kemopreventif

2. Pencegahan Tingkat Kedua

a. Diagnosis dini, misalnya screening

20

Page 21: 60761871-MAKALAH-KANKER-SERVIKS

b. Pengobatan, misalnya :

1) Kemoterapi

2) Bedah

3. Pencegahan Tingkat Ketiga

Rehabilitasi, misalnya perawatan rumah sedangkan penanganan kanker umumnya ialah

secara pendekatan multidiscipline. Hasil pengobatan radioterapi dan operasi radikal

kurang lebih sama, meskipun sebenarnya sukar untuk dibandingkan karena umumnya

yang dioperasi penderita yang masih muda dan umumnya baik.

Meski kanker serviks menakutkan, namun kita semua bisa mencegahnya. Anda dapat

melakukan banyak tindakan pencegahan sebelum terinfeksi HPV dan akhirnya menderita

kanker serviks. Beberapa cara praktis yang dapat Anda lakukan dalam kehidupan sehari-

hari antara lain :

1. Miliki pola makan sehat, yang kaya dengan sayuran, buah dan sereal untuk merangsang

sistem kekebalan tubuh. Misalnya mengkonsumsi berbagai karotena, vitamin A, C, dan

E, dan asam folat dapat mengurangi risiko terkena kanker leher rahim.

2. Hindari merokok. Banyak bukti menunjukkan penggunaan tembakau dapat

meningkatkan risiko terkena kanker serviks.

3. Hindari seks sebelum menikah atau di usia sangat muda atau belasan tahun.

4. Hindari berhubungan seks selama masa haid terbukti efektif untuk mencegah dan

menghambat terbentuknya dan berkembangnya kanker serviks.

5. Hindari berhubungan seks dengan banyak partner.

6. Secara rutin menjalani tes Pap smear secara teratur. Saat ini tes Pap smear bahkan

sudah bisa dilakukan di tingkat Puskesmas dengan harga terjangkau.

7. Alternatif tes Pap smear yaitu tes IVA dengan biaya yang lebih murah dari Pap smear.

Tujuannya untuk deteksi dini terhadap infeksi HPV.

8. Pemberian vaksin atau vaksinasi HPV untuk mencegah terinfeksi HPV.

9. Melakukan pembersihan organ intim atau dikenal dengan istilah vagina toilet. Ini dapat

dilakukan sendiri atau dapat juga dengan bantuan dokter ahli. Tujuannya untuk

membersihkan organ intim wanita dari kotoran dan penyakit.

21

Page 22: 60761871-MAKALAH-KANKER-SERVIKS

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Kanker serviks uterus adalah keganasan yang paling sering ditemukan dikalangan

wanita. Penyakit ini merupakan proses perubahan dari suatu epithelium yang normal

sampai menjadi Ca invasive yang memberikan gejala dan merupakan proses yang

perlahan-lahan dan mengambil waktu bertahun-tahun. Ada beberapa klasifikasi tapi

yang paling banyak penganutnya adalah yang dibuat oleh IFGO (International

Federation of Ginekoloi and Obstetrics), yaitu Stage 0, 1, 1 a , 1 b, 2, 3 , dan 4. Gejala

klinis kanker serviks pada stadium lanjut baru terlihat tanda-tanda yang lebih khas,

baik berupa perdarahan yang hebat (terutama dalam bentuk eksofitik), fluor albus

yang berbau dan rasa sakit yang sangat hebat.

2. HPV (Human Papiloma Virus) merupakan penyebab terbanyak kanker serviks.

Sebagai tambahan perokok sigaret telah ditemukan sebagai penyebab juga. Adapun

faktor resikonya, yaitu : Pola hubungan seksual, Paritas, Merokok, Kontrasepsi oral,

Defisiensi gizi, Sosial ekonomi, dan Pasangan seksual.

22

Page 23: 60761871-MAKALAH-KANKER-SERVIKS

3. Dari laporan FIGO (Internasional Federation Of Gynecology and Obstetrics) tahun

1988, kelompok umur 30-39 tahun dan kelompok umur 60-69 tahun terlihat sama

banyaknya. Secara umum, stadium IA lebih sering ditemukan pada kelompok umur

30-39 tahun, sedangkan untuk stadium IB dan II sering ditemukan pada kelompok

umur 40-49 tahun, stadium III dan IV sering ditemukan pada kelompok umur 60-69

tahun. Frekwensi kanker rahim terbanyak dijumpai pada negara-negara berkembang

seperti Indonesia, India, Bangladesh, Thailand, Vietnam dan Filipina. Di Amerika

Latin dan Afrika Selatan frekwensi kanker rahim juga merupakan penyakit keganasan

terbanyak dari semua penyakit keganasan yang ada lainnya.

4. Karsinoma serviks timbul dibatasi antara epitel yang melapisi ektoserviks (portio)

dan endoserviks kanalis serviks yang disebut skuamo kolumnar junction (SCJ). Pada

wanita muda SCJ terletak diluar OUE, sedang pada wanita diatas 35 tahun, di dalam

kanalis serviks. Penyebaran kanker serviks pada umumnya secara limfogen melalui

pembuluh getah bening menuju 3 arah : a) ke arah fornices dan dinding vagina, b) ke

arah korpus uterus, dan c) ke arah parametrium dan dalam tingkatan yang lanjut

menginfiltrasi septum rektovaginal dan kandung kemih. Diagnosis kanker serviks

tidaklah sulit apalagi tingkatannya sudah lanjut. Yang menjadi masalah adalah

bagaimana melakukan skrining untuk mencegah kanker serviks, dilakukan dengan

deteksi, eradikasi, dan pengamatan terhadap lesi prakanker serviks.

5. Pengobatan kanker serviks yang dapat dilakukan, yiatu : Pembedahan, Terapi

penyinaran, Kemoterapi, dan Terapi biologis. Sedangkan beberapa cara praktis yang

dapat dilakukan dalam kehidupan sehari-hari untuk mencegah kanker serviks, yaitu :

miliki pola makan sehat, yang kaya dengan sayuran, buah dan sereal untuk

merangsang sistem kekebalan tubuh, hindari merokok, hindari seks sebelum menikah

atau di usia sangat muda atau belasan tahun, pemberian vaksin atau vaksinasi HPV

untuk mencegah terinfeksi HPV, melakukan pembersihan organ intim atau dikenal

dengan istilah vagina toilet, hindari berhubungan seks dengan banyak partner, secara

rutin menjalani tes Pap smear secara teratur, dan sebagainya.

B. Saran

Berhati-hatilah dengan penyakit kanker serviks, lebih baik mencegah dari pada

mengobati.Ternyata tidak mudah menjadi seorang wanita, tapi bukan berarti sulit untuk

menjalaninya. Penyakit bisa kita hindari asal kita selalu berusaha hidup sehat dan teratur.

23

Page 24: 60761871-MAKALAH-KANKER-SERVIKS

DAFTAR PUSTAKA

Alfian Elwin Zai. 2009. Skripsi : Karakteristik Penderita Kanker leher Rahim Yang Dirawat

Inap Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2003-2007. FKM

Universitas Sumatera Utara Medan.

(http://www.researchgate.net/publication/42356226_Karakteristik_Penderita_Kanker_l

eher_Rahim_Yang_Dirawat_Inap_Di_Rumah_Sakit_Umum_Pusat_Haji_Adam_Malik

_Medan). Diakses Tanggal 5 Februari 2011.

Ayu Izza. 2009. Epidemiologi Kanker Serviks.

(http://ayuizza.blogspot.com/2009/12/epidemiologi-kanker-serviks.html). Diakses

Tanggal 5 Februari 2011.

Satyadeng. 2010. Kanker Leher Rahim (Kanker Serviks).

(http://drvegan.wordpress.com/2010/01/10/kanker-leher-rahim-kanker-serviks/).

Diakses Tanggal 5 Februari 2011.

Kumpulan info sehat. 2009. Kanker Serviks Pembunuh Banyak Wanita.

(http://kumpulan.info/sehat/artikel-kesehatan/48-artikel-kesehatan/237-kanker-serviks-

leher-rahim-pembunuh-wanita.html). Diakses Tanggal 5 Februari 2011.

24