15
PENDAHULUAN Diabetes mellitus (DM) sindrom metabolik yang umum dan kronis, ditandai dengan hiperglikemia. DM tipe 1 adalah gangguan endokrin- metabolik yang paling umum pada masa kanak-kanak dan remaja, dengan konsekuensi penting untuk perkembangan fisik dan emosional. DM tipe 1 merupakan salah satu penyakit kronik yang sampai saat ini belum dapat disembuhkan

Document6

  • Upload
    yanola

  • View
    214

  • Download
    0

Embed Size (px)

DESCRIPTION

6

Citation preview

Page 1: Document6

PENDAHULUAN

Diabetes mellitus (DM) sindrom metabolik yang umum dan kronis, ditandai dengan hiperglikemia.

DM tipe 1 adalah gangguan endokrin-metabolik yang paling umum pada masa kanak-kanak dan remaja, dengan konsekuensi penting untuk perkembangan fisik dan emosional.

DM tipe 1 merupakan salah satu penyakit kronik yang sampai saat ini belum dapat disembuhkan

Page 2: Document6

DEFINISI

DM tipe 1 adalah kelainan sistemik akibat terjadinya gangguan metabolisme glukosa yang ditandai oleh hiperglikemia kronik.

Diakibatkan oleh kerusakan sel –β pankreas baik oleh proses autoimun maupun idiopatik produksi insulin berkurang bahkan terhenti.

Page 3: Document6

EPIDEMIOLOGI

Sangat bervariasi antara berbagai  negara, dalam negara, dan antara populasi dari etnis yang berbeda .

Insiden tertinggi yaitu 64 per 100.000 / tahun  di Finlandia dan terendah 0,1 per 100.000 / tahun di Cina  dan Venezuela

Anak perempuan dan anak laki-laki hampir sama terlalu berbeda,

Puncak di usia 5-7 tahun dan pada saat pubertas

Page 4: Document6

ETIOLOGI DAN PATOGENESIS

Page 5: Document6
Page 6: Document6

GAMBARAN KLINIS

Gejala-gejala poliuria, polidipsia, polifagia dan berat badan yang cepat menurun terjadi antara 1 sampai 2 minggu sebelum diagnosis ditegakkan.

Ketoasidosis menyebabkan tanda awal pada kebanyakan anak diabetes (25%).

Perjalanan alamiah penyakit DM tipe 1 ditandai dengan adanya fase remisi (parsial/total) yang dikenal sebagai honeymoon periode.

Page 7: Document6

KRITERIA DIAGNOSIS

Gejala klinis + kadar glukosa darah sewaktu > 200 mg/ dl (11,1 mmol/ L)

Asimptomatis + kadar glukosa darah sewaktu > 200 mg/ dl atau kadar glukosa darah puasa lebih tinggi dari normal dengan tes toleransi glukosa yang terganggu pada lebih dari satu kali pemeriksaan.

Page 8: Document6

TES TOLERANSI GLUKOSA

Dosis glukosa 1,75 g/ kgBB (maksimum 75 g). dalam 200-250 c air.

Tidak sedang menderita suatu penyakit. Tidak sedang di dalam pengobatan/ minum

obat-obat yang dapat meningkatkan kadar glukosa darah.

Gunakanlah darah vena. Setelah darah vena diambil dengan

pengawet EDTA/ heparin segera disimpan di dalam es/ lemari es.

Page 9: Document6

PENILAIAN HASIL TES TOLERANSI GLUKOSA

DM GDP > 140 mg/ dl (7,8 mmol/ L) atau GD pada jam ke 2 ≥ 200 mg/ dl (11,1 mmol/ L)

Toleransi glukosa terganggu GDP< 140 mg/ dl (7,8 mmol/ L) dan GD pada jam ke 2: 140 – 199 mg/ dl (7,8 – 11 mmol/ L)

Normal GDP < 110 mg/ dl (6,7 mmol/ L) dan GD pada jam ke 2 < 140 mg/ dl (7,8 mmol/ L).

Page 10: Document6

PENGELOLAAN

Komponen pengelolaan DM tipe 1 pemberian insulin, pengaturan makan, olahraga, edukasi, yang didukung oleh pemantauan

mandiri (home monitoring).

Page 11: Document6

INSULIN

Page 12: Document6
Page 13: Document6
Page 14: Document6

INSULIN

Ada dua hal yang penting dikenali pada pemberian insulin yaitu

Efek Somogyi Efek subuh (Dawn Effect).

Page 15: Document6

PENYESUAIAN DOSIS INSULIN

Pada fase honeymoon period dosis insulin yang dibutuhkan sangat rendah, bahkan pada beberapa kasus kontrol metabolik dapat dicapai tanpa pemberian insulin sama sekali.

Pada masa remaja, kebutuhan insulin meningkat