Upload
fkmump02
View
222
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
7/22/2019 7. Adiono Dan Firdaus
1/11
Promotif, Vol.3 No.1 Okt 2013 Hal 50-60 Artikel VII
50
ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENDOKUMENTASIANASUHAN KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP
RS BHAYANGKARA PALU
1)Sugeng Adiono,
2)Firdaus J Kunoli
1) 2)Politeknik Kesehatan Palu
ABSTRAK
Tercapainya suatu asuhan keperawatan yang professional diperlukan suatupendekatan yang disebut proses keperawatan dan dokumentasi keperawatan sebagaidata tertulis yang menjelaskan tentang penyampaian informasi (komunikasi),penerapan sesuai standar praktik dan pelaksanaan proses keperawatan. Tujuanpenelitian ini untuk mengetahui hubungan masa kerja pengetahuan dan jenis kelaminterhadap pendokumentasian asuhan keperawatan di Ruang Rawat Inap BhyangkaraPalu.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian analitik denganmenggunakan pendekatan studi Cross sectional.Jumlah sampel 48 orang dan diambildengan cara total populasi.Data diperoleh dengan menggunakan kuesioner.Dengan ujiChi Square dengan tingkat kemaknaan p< 0,05.
Ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan perawat denganpelaksanaan pendokumentasian Di Ruang Rawat Inap Bhyangkara Palu Denganp=0,02 (p value 0.05), Tidak ada hubungan yang bermakna antara jeniskelamin dengan pelaksanaan pendokumentasian Di Ruang Rawat Inap BhyangkaraPalu Denganp=0.7 (p value > 0.05).
Bagi pihak Rumah Sakit, khususnya di bagian perawatan agar tetapmemperhatikan kualitas pelayanan keperawatan yang diberikan dalam bentukpenerapan pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan yang sesuai denganstandar sehingga pelayanan keperawatan yang diberikan menjadikan lebih profesional.Selain itu tetap memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja dari perawatdalam melaksanakan pendokumentasian, sehingga juga terjadi penurunan kinerjadapat segerah diselesaikan dengan cepat dan baik.
Daftar Pustaka : 13 (2005-2011)Kata Kunci : Asuhan Keperawatan, Pendokumentasian
PENDAHULUANIlmu keperawatan adalah suatu
ilmu yang mempelajari pemenuhankebutuhan dasar manusia mulai daribiologis, psikologis, sosial dan spiritual.Pemenuhan kebutuhan dasar tersebutditerapkan dalam pemberian asuhankeperawatan dalam praktik keperawatanprofessional. Untuk tercapainya suatuasuhan keperawatan yang professionaldiperlukan suatu pendekatan yang
disebut proses keperawatan dandokumentasi keperawatan sebagai data
tertulis yang menjelaskan tentangpenyampaian informasi (komunikasi),penerapan sesuai standar praktik danpelaksanaan proses keperawatan(Nursalam, 2007).
Asuhan keperawatan paripurnamemerlukan data yang lengkap, obyektifdan dapat dipercaya. Pencapaian tujuanasuhan keperawatan yang paripurnaditempuh melalui suatu proses interaksiantara sesama anggota tim pemberi jasa
dengan klien. Oleh karena itu segalasesuatu yang menyangkut dinamika kerja
7/22/2019 7. Adiono Dan Firdaus
2/11
Promotif, Vol.3 No.1 Okt 2013 Hal 50-60 Artikel VII
51
yang melibatkan otoritas pemberi jasadan pengguna jasa harus terekamdengan lengkap dan jelas demikepentingan bersama (Nursalam, 2007).
Pada hakikatnya, dokumentasitersebut adalah suatu catatan yangtersusun rapi dan sistematis yang dapatdipakai sebagai bukti secara hukum dansecara moral apabila dibutuhkan.Catatan tersebut harus tersimpan rapidan mudah ditemukan jika diperlukan.Selain itu dokumentasi tersebut sangatbermanfaat untuk meningkatkan mutupelayanan keperawatan melaluikoordinasi antar timkeperawatan/kesehatan, kesinambungan
asuhan keperawatan danpengembangan serta penelitiankeperawatan. Secara umumdokumentasi kurang disukai oleh perawatkarena menyita waktu dan agakmembosankan. Akan tetapi, dokumentasimemegang peranan yang penting dalamasuhan keperawatan. Ada yangmenyatakan bahwa jika perawat tidakmelakukan dokumentasi, berarti perawattidak melakukan asuhan keperawatan
karena tidak ada bukti (Ali, 2010).Melalui evaluasi dokumentasi
keperawatan pada beberapa RumahSakit Bhayangkara ditemukan bahwakemampuan perawat menuliskan asuhankeperawatan dengan menggunakanproses keperawatan rata-rata kurang dari60 % yang memenuhi kriteria. Untukmengatasi masalah tersebut maka perludiketahui dasar-dasar dokumentasiefektif yang merupakan keyakinan
perawat tentang esensi dan karakteristikdokumentasi keperawatan yangditransfer ke dalam catatan kesehatanmelalui catatan yang akurat dan lengkap.Esensi berupa pembukuan tertulis yangsistematis dari praktik keperawatanmeliputi data pasien dan diagnosakeperawatan. Esensi tersebut dapatdipengaruhi oleh kualitas catatan,pendidikan dan pengalaman atau masakerja, tersedianya waktu, serta
tersedianya panduan tentang informasi
penting bagaimana dokumentasi dapatdilengkapi (Keliat, 2006).
Faktor pendidikan berpengaruhdalam meningkatkan kedisiplinanseseorang khususnya dalampelaksanaan pendokumentasian prosesasuhan keperawatan dan penting padakehidupan seseorang, hal ini disebabkanbahwa semakin tinggi daya analisanyasehingga akhirnya akan mampumemecahkan masalah yangdihadapinya. Dengan kata lainpendidikan merupakan prasarat bagikemampuan seorang karyawan untukmemperbaiki kualitasnya yaitu kualitasuntuk menjalankan tugasnya. Pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untukmewujudkan suasana belajar dan prosespembelajaran agar peserta didik secaraaktif mengembangkan potensi dirinyauntuk memiliki kekuatan spiritualkeagamaan, pengendali diri kepribadian,kecerdasan ahklak mulia, sertaketerampilan yang diperlukan dirinya danmasyarakat (Oktafiyani, 2009).
Latar belakang pendidikan yangdimilikinya akan terasa kurang bila tidak
adanya suatu pengalaman kerja yangmemadai. Ruang waktu masa kerja yangcukup, sama dengan orang yangmemiliki pengalaman yang luas baikhambatan dan keberhasilan. Durasimasa kerja yang lama juga akanmembentuk pola kerja yang efektif,karena berbagai kendala yang munculakan dapat dikendalikan berdasarkanpengalamnya. Sehingga perawat yangberpengalaman akan dapat
menyelesaikan tugas yang sebaiknya.Masa kerja merupakan hasil penyerapandari berbagai aktivitas manusia, sehinggamampu menumbuhkan keterampilanyang muncul secara otomatis dalamtindakan yang dilakukan karyawan dalammenyelesaikan pekerjaan. Masa kerjaseseorang berkaitan denganpengalaman kerjanya (Oktafiyani, 2009).
Perawat yang telah lama bekerjatelah mempunyai berbagai pengalaman
yang berkaitan dengan bidangnya, dalampelaksanakan kerja sehari-harinya
7/22/2019 7. Adiono Dan Firdaus
3/11
Promotif, Vol.3 No.1 Okt 2013 Hal 50-60 Artikel VII
52
perawat menerima berbagai inputmengenai pelaksanaan kerja danberusaha untuk memecahkan berbagaipersoalan yang timbul, sehingga dalamsegala hal kehidupan perawat menerimainformasi atau sebagai pelaku segalakegiatan yang mereka lakukan(Oktafiyani, 2009).
Hasil penelitian Handayani(2009) menemukan bahwa terdapathubungan yang signifikan antara tingkatpendidikan perawat dengan prosespendokumentasian asuhan keperawatandi RSI Sultan Agung Semarang padataraf signifikansi 5% didapatkan p value0,042, dilain pihak ditemukan tidak
adanya hubungan yang signifikan antaralama bekerja perawat denganpendokumentasian asuhan keperawatanpada taraf signifikansi 5% didapatkan pvalue 0.310.
RS Bhayangkara Palu memilikitenaga perawat sebanyak 48orang(Ruang ICU berjumlah 16 orang,perawatan satu berjumlah 17 orang, danperawatan dua 15 orang) dengan latarbelakang pendidikan dan masa kerja
yang cukup bervariasi, (Data RSBhayangkara Palu, 2012). Darigambaran tenaga perawat yang adamaka pendokumentasian asuhankeperawatan sudah seharusnya berjalandengan baik. Namun berdasarkanobservasi dan wawancara beberapaperawat mengatakan bahwa prosesdokumentasi keparawatan belumberjalan dengan maksimal dan belumberkesinambungan. Adapun model
keperawatan yang digunakan di rumahsakit Bhayangkara Palu yaitu modelkeperawatan Tim. Dimanapendokumentasian proses asuhankeperawatan yang merupakan bentukkomunikasi antar anggota tim harusberdasarkan pada keyakinan bahwasetiap anggota kelompok mempunyaikontribusi dalam merencanakan danmemberikan asuhan keperawatansehingga timbul motivasi dan rasa
tanggung jawab perawat yang tinggidalam mengimplementasikanya,
sehingga mutu asuhan keperawatandapat meningkat.
Berdasarkan uraian diatas makapenulis tertarik untuk meneliti tentangHubungan masa kerja dan pengetahuanterhadap pendokumentasian asuhankeperawatan di Ruang Rawat Inap RSBhyangkara Palu
METODE PENELITIAN
a. Desain penelitianDesain penelitian yang
digunakan adalah penelitian analitikdengan menggunakan pendekatanCross sectional, peneliti melakukan
observasi atau pengukuran variabelpada satu saat tertentu, artinya tiapsubyek hanya diobservasi satu kalisaja dan pengukuran dilakukansesaat (Sastroasmoro, 2008).
b. Lokasi dan waktu penelitianAdapun lokasi penelitian ini
dilaksanakan di Ruang Rawat InapRS Bhayangkara Palu pada bulanJuni s/d Agustus 2013.
c. Populasi dan sampel
1. PopulasiPopulasi adalah semua
nilai yang mungkin, baik hasilmenghitung atau mengukur,kualitatif maupun kuantitafmengenai karakteristik tertentudari semua elemen himpunandata yang ingin diketahui sifat-sifatnya (Isgiyanto, 2009)..Populasi dalam penelitian iniadalah seluruh perawat yang
bekerja di Ruang Rawat Inap RSBhayangkara Palu, sebanyak 48orang.
2. SampelSampel adalah sebagian
yang diambil dari keseluruhanobjek yang di teliti dan dianggap mewakili seluruhpopulasi (Nursalam, 2006).Sampel dalam penelitian iniadalah semua perawat di
Ruang Rawat Inap RSBhayangkara Palu atau
7/22/2019 7. Adiono Dan Firdaus
4/11
Promotif, Vol.3 No.1 Okt 2013 Hal 50-60 Artikel VII
53
papulasi yang berjumlah 48orang yaitu ruang ICUberjumlah 16 orang, perawatansatu berjumlah 17 orang, danperawatan dua 15 orang
d. Teknik pengumpulan dataPengumpulan data dalam
penelitian ini awalnya dilakukandengan meminta izin dari institusiuntuk disampaikan kepada pihakterkait yaitu Diklat RS BhayangkaraPalu dan selanjutnya penelitimelakukan observasi terhadapperawat. Kemudian peneliti akanmelakukan penyebaran kuesionerkepada responden dengan
memberikan informed consentterlebih dahulu.
Untuk mempermudah dalammelakukan penelitian, maka penelitimenggunakan teknik pengumpulandata yaitu :1. Data primer
Data primer dalampenelitian ini adalah data yangdiperoleh secara langsung dariresponden dengan
menggunakan lembarobservasi dan kuesioner yangtelah disediakan lebih dahuluuntuk memperoleh data yangakurat. Data primer dalampenelitian ini berisi masa kerja,pengetahuan dan pelaksanaanpendokumentasiankeperawatan.
Instrumen yangdigunakan untuk mengukur
pelaksanaanpendokumentasiankeperawatan yaitu instrumentstudi dokumentasi penerapanstandar asuhan keperawatandari Keliat (2005) yang telah
dimodifikasi. Instrumen berisipernyataan yang digunakanuntuk mengukur pelaksanaanpendokumentasian tahapanproses keperawatan, yaitu:pengkajian, diagnosis,perencanaan, tindakan atauimplementasi, evaluasi dancatatan keperawatan.
2. Data sekunderData sekunder dalam
penelitian ini adalah data yangdiperoleh dari laporan tahunanRS Bhayangkara Palu tahun2013.
e. Analisa data
Setelah data terkumpulkemudian ditabulasi dalam tabelsesuai dengan variabel yang hendakdiukur. Analisa data dilakukanmelalui tahap editing, koding,tabulasi dan uji statistik. Uji statistikyang digunakan adalah univariantdan bivariant serta menggunakanbantuan komputer.
PENELITIANPengolahan data dilakukan setelah
setelah selesai melakukan penelitianmenggunakan program computer dengantingkat kesalahan 0,05 yang disajikandalam bentuk tabel terbuka disertaidengan narasi
Pada penelitian ini hasil univariatakan menggambarkan tentangkarakteristik responden yaitu umur,pendidikan, masa kerja, variabelindependent yaitu pengetahuan, masakerja, beserta variabel dependent
pendokumentasian asuhankeperawatan.Penelitian dilakukanterhadap perawat yang bekerja Di RuangRawat Inap Bhayangkara Palu, mulaipada bulan Juni s/d Agustus 2013Perawat yang diteliti berjumlah 48 orang.
7/22/2019 7. Adiono Dan Firdaus
5/11
Promotif, Vol.3 No.1 Okt 2013 Hal 50-60 Artikel VII
54
1. Karakteristik Respondena. Berdasarkan umur
Tabel 1Distribusi Responden Menurut Umur Di Ruang Rawat Inap Bhayangkara Palu
Umur F %
< 25 Tahun 26 54,425-35 Tahun 20 41,4> 35 Tahun 2 4,2
Total 48 100,0
Sumber, Data primer 2013Berdasarkan tabel 1
menunjukkan bahwa distribusi umurresponden yang < 25 tahun sebanyak
26 orang (54,4%), umur 25-35 tahun 20orang (41.4%) dan umur > 35 tahun 2orang (4.2%.).
b. Berdasarkan jenis kelaminTabel 2
Distribusi Responden Menurut Jenis Kelamin Di Ruang Rawat InapBhayangkara Palu
Jenis kelamin f %
Laki-laki 16 33.3Perempuan 32 66.7
Total 48 100,0
Sumber, Data primer 2013Berdasarkan tabel 2
menunjukkan bahwa distribusi jeniskelamin responden yang laki-laki yaitu
16 orang (33.3%) dan perempuan 32orang (66.7%).
c. Berdasarkan pendidikan
Tabel 3Distribusi responden menurut pendidikan di ruang
Rawat Inap Bhayangkara Palu
Sumber, Data primer 2013Berdasarkan tabel 3 menunjukkan
bahwa distribusi pendidikan responden D3 Keperawatan 45 orang (93.8%) dan S1Keperawatan 3 orang (6.3%).
Pendidikan F %
D 3 45 93.8
S1 3 6.3
Total 59 100,0
7/22/2019 7. Adiono Dan Firdaus
6/11
Promotif, Vol.3 No.1 Okt 2013 Hal 50-60 Artikel VII
55
d. Berdasarkan masa kerja
Tabel 4Distribusi responden menurut masa kerja di Ruang
Rawat Inap Bhayangkara Palu
Masa Kerja f %
< 5 tahun 44 91.7
>5 tahun 4 8.3
Total 59 100,0
Sumber, Data primer 2013Berdasarkan tabel 4 menunjukkan
bahwa distribusi masa kerja respondenyang baru 44 orang (91.7%) dan yanglama yaitu 4 orang (8.3%.)
e. Berdasarkan pengetahuan Tabel 5Distribusi Responden Menurut Pengetahuan
Di Ruang Inap Bhayangkara Palu
Pengetahuan f %
Baik 26 54.2
Kurang Baik 22 45.2
Total 59 100,0
Sumber, Data primer 2013Berdasarkan tabel 5.5
menunjukkan bahwa distribusipengetahuan responden tentangpendokumentasian asuhan
keperawatan yang baik 26 orang
(54,2%) dan kurang baik 22 orang(45,2%).
f. Berdasarkan pelaksanaan pendokumentasianTabel 6
Distribusi Responden Menurut Pelaksanaan PendokumentasianDi ruang Rawat Inap Bhayangkara Palu
Pelaksanaan Pendokumentasian f %
Baik 27 43.8
Kurang Baik 21 56.3
Total 59 100,0
Sumber, Data primer 2013
Berdasarkan tabel 5.6menunjukkan bahwa distribusipelaksanaan pendokumentasian
responden yang baik 27 orang (43.8%)dan kurang baik 21 orang (56.3%).
g. Hubungan antara pengetahuan dengan pelaksanaan pendokumentasian
7/22/2019 7. Adiono Dan Firdaus
7/11
Promotif, Vol.3 No.1 Okt 2013 Hal 50-60 Artikel VII
56
Tabel 7Pengetahuan Dengan Pelaksanaan Pendokumentasian
Di ruang Rawat Inap Bhayangkara Palu
Pengetahuan
PelaksanaanPendokumentasian Total p/OR
Baik Kurang Baik
f % f % f %
Baik 19 73.1 7 26.9 27 56.30.02Kurang Baik 8 36.4 14 63.6 21 43.8
Total 27 56.3 21 43.8 48 100.
Sumber data primer 2013
Berdasarkan hasil quisioner yangterlihat pada label diatas dapatdiketahui bahwa responden yang
memiliki pengetahuan dalam pelaksaanpendokumentasian baik yaitu sebanyak19 orang dengan proporsi 73.1%dibandingkan dengan yang kurang baikyaitu sebanyak 7 orang denganproporsi 26,9% .Sedangkan respondenyang memiliki pengetahuan dalampelaksanaan pendokumentasiankurang baik yaitu sebanyak 8 orangdengan proporsi 36.4%,dibandingkandengan yang kurang baik yaitusebanyak 14 orang dengan proporsi63.6%
Hasil Pada uji Chi-square
dengan signifikan = 0,05menunjukkan sebagai berikut: Chi-squarep = 0.02 lebih kecil dari 0,05sehingga pengetahuan memilikihubungan yang signifikan terhadap
pelaksanaan pendokumentasian.pendokumentasian Askep (AsuhanKeperawatan) merupakan aspek legal
bagi seseorang perawat walaupunformat model askep berbeda-beda.Dokumentasi keperawatan
adalah informasi tertulis tentang statusdan perkembangan kondisikeperawatan pasien serta semuakegiatan asuhan keperawatan yangdilakukann oleh perawat.
Sedangkan menurut ((Hidayat,2002).) mengatakan bahwa dokumenadalah suatu catatan yang dapatdibuktikan atau dijadikan bukti dalampersoalan hukum sedangkanpendokumentasian adalah pekerjaanmencatat atau merekam peristiwa danobjek maupun aktivitas pemberian jasa(pelayanan) yang dianggap berhargadan penting.
h. Hubungan antara masa kerja dengan pelaksanaan pendokumentasianTabel 8
Masa Kerja Dengan Pelaksanaan PendokumentasianDi Ruang Rawat Inap Bhayangkara Palu
Masa Kerja
PelaksanaanPendokumentasian Total pBaik Kurang Baik
F % F % f %
Lama 3 75.0 1 25.0 4 1000.6Baru 24 54.5 20 45.5 44 100
Total 27 56.3 21 43.8 48 100
Sumber data primer 2013Berdasarkan hasil quisioner yang
terlihat pada label diatas dapat diketahuibahwa responden yang memiliki masakerja lama (> 5 tahun) dalam pelaksaan
pendokumentasian baik yaitu sebanyak3 orang dengan proporsi 75.0%dibandingkan dengan yang kurang baikyaitu sebanyak 1 orang dengan proporsi
7/22/2019 7. Adiono Dan Firdaus
8/11
Promotif, Vol.3 No.1 Okt 2013 Hal 50-60 Artikel VII
57
25.0% .Sedangkan responden yangmemiliki masa kerja baru(< 5 tahun)dalam pelaksanaan pendokumentasianbaik yaitu sebanyak 24 orang denganproporsi 54.5%,dibandingkan denganyang kurang baik yaitu sebanyak 20orang dengan proporsi 45.5%
Pada uji Chi-square dengan
signifikan = 0,05 menunjukkansebagai berikut: Chi-squarep = 0.6 lebihbesar dari 0,05 sehingga masa kerja
tidak memiliki hubungan yang signifikanterhadap pelaksanaanpendokumentasian.
i. Hubungan antara jenis kelamin dengan pelaksanaan pendokumentasianTabel 9
Jenis Kelamin Dengan Pelaksanaan PendokumentasianDiruang Rawat Inap Bhayangkara Palu
Jenis Kelamin
PelaksanaanPendokumentasian Total p/ORBaik Kurang Baik
f % f % f %
Laki-laki 8 50.0 8 50.0 16 1000.7perempuan 19 59.4 13 40.6 32 100
Total 27 56.3 21 43.8 48 100
Sumber data primer 2010Berdasarkan hasil quisioner yang
terlihat pada label diatas dapatdiketahui bahwa responden yangmemiliki jenis kelamin laki-laki dalampelaksaan pendokumentasian baikyaitu sebanyak 8 orang denganproporsi 50.0% dibandingkan denganyang kurang baik yaitu sebanyak 8orang dengan proporsi 50.0%.Sedangkan responden yang memilikijenis kelamin perempuan dalampelaksanaan pendokumentasian baikyaitu sebanyak 19 orang denganproporsi 59.4%,dibandingkan denganyang kurang baik yaitu sebanyak 13orang dengan proporsi 40.6%
Pada uji Chi-square dengan
signifikan = 0,05 menunjukkansebagai berikut: Chi-squarep = 0.7lebih besar dari 0,05 sehingga jeniskelamin tidak memiliki hubungan yangsignifikan terhadap pelaksanaanpendokumentasian
PEMBAHASAN1. Hubungan Pengetahuan Dengan
Pelaksanaan PendokumentasianHubungan antara pengetahuan
dengan pelaksanaan pendokumentasian
diukur dengan uji Chi Square dengantingkat kemaknaan p < 0,05. Hasil uji Chi
Squaremenunjukkan nilai signifikan 0,02hal ini berarti ada hubungan yangsignifikan antara pengetahuan denganpelaksanaan pendokumentasian asuhankeperawatan di ruang rawat Inap RSBhayangkara Palu. Menurut asumsipeneliti, hasil penelitian ini menunjukkanbahwa jika pengetahuan baik,membuatpelaksanaan pendokumentasian menjadibaik, begitu juga jika pengetahuankurang baik berarti perawatmelaksananakan pendokumentasianasuhan keperawatan kurang baik.Sehingga pengetahuan yang baik cukupuntuk mendukung pelaksanaanpendokumentasian menjadi lengkaptetapi harus ditunjang oleh sikap dantindakan nyata dari perawat itu sendiri.
Hasil penelitian ini sesuai dengan
pendapat Joeharno (2008) yangmengatakan bahwa pengetahuan tenagaperawat menyangkut tentang aspek yangberhubungan dengan bidangkeperawatan dan dapat mendukungpelaksanaan pendokumentasian asuhankeperawatan pada proses keperawatanyang dijalankan dalam rangka pemberianpelayanan yang berkualitas kepadapasien. Kurangnya pengetahuan perawatdapat mempengaruhi pelaksanaan
pendokumentasian asuhan keperawatanpada pelayanan kesehatan mengingat
7/22/2019 7. Adiono Dan Firdaus
9/11
Promotif, Vol.3 No.1 Okt 2013 Hal 50-60 Artikel VII
58
aspek pengetahuan ini merupakanpondasi dasar untuk terselenggaranyasuatu tindakan keperawatan sertapendokumentasiannya.
Hal ini juga sejalan denganpendapat yang diungkapkan oleh Hidayat(2008) bahwa aspek dasar pengetahuandokumentasi proses keperawatan yangdimiliki oleh perawat adalah pengetahuantentang proses keperawatan danpengetahuan dasar tentang pengkajianakan mendukung pelaksanaanpendokumentasian asuhan keperawatn.Menurut Nursalam (2009) dijelaskanbahwa pengetahuan berkaitan eratdengan perilaku manusia yaitu sebagai
bentuk pengalaman dan interaksi individudengan lingkungannya, sehingga untukmendapatkan hasil kinerja yang baikdiperlukan pengetahuan dan ketrampilandalam bidang komunikasi, proseskeperawatan dan penggunaan standardokumentasi proses keperawatan mulaidari dokumentasi pengkajian, diagnosa,perencanaan, tindakan dan evaluasi.2. Hubungan Masa Kerja Dengan
Pelaksanaan Pendokumentasian
Hubungan antara masa kerjadengan pelaksanaan pendokumentasiandiukur dengan uji chi square dengantingkat kemaknaan p < 0,05. Hasil uji chisquare menunjukkan nilai signifikan 0,6hal ini berarti tidak ada hubungan yangsignifikan antara masa kerja denganpelaksanaan pendokumentasian asuhankeperawatan di ruang rawat Inap RSBhayangkara Palu. Menurut asumsipeneliti, hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa jika masa kerja lama makapelaksanaan pendokumentasian tidakserta merta menjadi baik. Sehinggaalasan masa kerja tidak berhubungandengan pelaksanaan pendokumentasiandalam penelitian ini diakibatkan olehfakta yang menunjukkan bahwa masakerja perawat yang lama menghasilkanpelaksanaan pendokumentasian asuhankeperawatan yang kurang baik.Meskipun masa kerja seorang perawat
sadah lama tetapi mereka tidakmempunyai motivasi yang tinggi untuk
melakukan pendokumentasian tersebutmaka tetap saja mereka tidak akan bisamelaksanakan pendokumentasianasuhan keperawatan dengan baik.
Hasil penelitian ini bertentangandengan pendapat Oktafiyani (2009)bahwa ruang waktu masa kerja yangcukup, sama dengan orang yangmemiliki pengalaman yang luas baikhambatan dan keberhasilan. Durasimasa kerja yang lama juga akanmembentuk pola kerja yang efektif,karena berbagai kendala yang munculakan dapat dikendalikan berdasarkanpengalamnya. Sehingga karyawan yangberpengalaman akan dapat
menyelesaikan tugas yang sebaiknya.Lain halnya pada perawat yang
memiliki masa kerja yang baru padapenelitian ini, mereka justru menunjukkanhasil pendokumentasian lebih banyakyang baik dibandingkan yang kurangbaik. Hal ini dapat saja disebabkan olehadanya motivasi dari mereka yangbersumber dari keinginan untukmenunjukkan bahwa mereka mampuberbuat yang lebih baik meskipun
mereka masih tergolong muda dandengan masa kerja yang relatif baru.Selain itu perawat dengan masa kerjayang baru rata-rata masih berstatuscalon pegawai negeri sipil dan tenagahonorer yang masih dalam prosespercobaan dan pengawasan sehinggamereka selalu termotivasi berbuat yangterbaik, termasuk dalam pelaksanaanpendokumentasian asuhan keperawatan
Pendapat di atas didukung oleh
pendapat Joeharno (2008) bahwa yangmengatakan bahwa motivasi tenagaperawat merupakan aspek yang dapatmempengaruhi kemampuan dan kualitaskerja yang akan dilaksanakan danditerima oleh pasien di rumah sakitdimana hal ini berhubungan dengankinerja yang dimiliki tenaga perawat.Interpretasi lain yang dapat ditarikberdasarkan peningkatan kinerja denganmotivasi cukup adalah bahwa terdapat
perawat yang telah lama mengharapkanadanya motivator yang dapat memenuhi
7/22/2019 7. Adiono Dan Firdaus
10/11
Promotif, Vol.3 No.1 Okt 2013 Hal 50-60 Artikel VII
59
kebutuhannya sehingga memberisemangat dalam melaksanakan aktivitaskerja di rumah sakit3. Hubungan jenis kelamin dengan
pelaksanaan pendokumentasianHubungan antara jenis
kelamin dengan pelaksanaanpendokumentasian diukur dengan uji chisquare dengan tingkat kemaknaan p 0.05)
SARAN1. Bagi pihak Rumah Sakit,
khususnya di bagian perawatanagar tetap memperhatikan kualitaspelayanan keperawatan yang
diberikan dalam bentuk penerapanpelaksanaan pendokumentasianasuhan keperawatan yang sesuaidengan standar sehinggapelayanan keperawatan yangdiberikan menjadikan lebihprofesional. Selain itu tetapmemperhatikan faktor-faktor yangmempengaruhi kinerja dariperawat dalam melaksanakanpendokumentasian, sehingga juga
terjadi penurunan kinerja dapatsegerah diselesaikan dengancepat dan baik.
2. Diharapkan pihak manajemenrumah sakit dapat memberikankesempatan bagi perawat untukikut dalam pelatihan-pelatihanuntuk lebih meningkatkanpengetahuan dan keterampilanmereka.
7/22/2019 7. Adiono Dan Firdaus
11/11
Promotif, Vol.3 No.1 Okt 2013 Hal 50-60 Artikel VII
60
DAFTAR PUSTAKA
Ali. 2010. Dasar-dasar DokumentasiKeperawatan. EGC. Jakarta
Hidayat.2007. Pengantar DokumentasiProsesKeperawatan.EGC.Jakarta
Handayani.2009. Pengaruh LamaBekerja Dan TingkatPendidikan TerhadapPelaksanaan DokumentasiKeperawatan Di Rumah SakitIslam Sultan AgungSemarang.Undergraduatethesis, Program Studi IlmuKeperawatan
(online).www.undip.ac.id.Diakses Tgl 25 Juni 2012
Isgiyanto. 2009. Teknik PengambilanSampel, Cetakan Pertama.Mitra Cendikia Press. Jakarta
Joeharno. 2008. Kinerja Perawat dalamMelaksanakan AsuhanKeperawatan di RuamahSakit dan Faktor-faktor YangMempengaruhinya(Online).www.blogjoeharno.co
m. Diakses tanggal 20Agustus 2012.
Keliat . 2006. Seri Proses KeperawatanKesehatan Jiwa, EGC Jakarta
Notoatmodjo, 2007, Pendidikan danPerilaku Kesehatan. RhinekaCipta: Jakarta
Nursalam. 2007. Konsep dan PenerapanMetodologi Penelitian ilmuKeperawatan. Edisi I. Jakarta: Salemba Medika
Oktafiyani.2009. Pengaruh PendidikanDan Masa Kerja TerhadapKedisiplinan Karyawan DiSMK MuhamadiyahSurakarta.www.etd.eprints.ums.ac.id. Diakses tanggal 20Agustus 2012.
Potter. 2005. Buku Ajar FundamentalKeperawatan, Konsep,
Proses dan Praktik. Edisi 4.Yasmin Asih, editor. EGC;Jakarta
Riduwan. 2007. Pengantar Statistika.Alfabet. Bandung
Sutrisno. 2009. Manajemen SumberDaya Manusia. Edisi Pertama.Kencana. Jakarta
Sastroasmoro. 2008. Dasar-DasarMetodologi PenelitianKlinis.Edisi III. Jakarta :
Sagung Seto
http://www.blogjoeharno.com/http://www.blogjoeharno.com/http://www.blogjoeharno.com/http://www.blogjoeharno.com/http://www.blogjoeharno.com/