24
77 Teknik Penerjemahan Naskah Pidato Kenegaraan ... (Anam Sutopo) TEKNIK PENERJEMAHAN NASKAH PIDATO KENEGARAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA DARI BAHASA INDONESIA KE DALAM BAHASA INGGRIS Anam Sutopo Pendidikan Bahasa Inggris, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. A Yani Tromol Pos 1 Pabelan Kartasura Surakarta 0271-717417 ext 330 [email protected] ABSTRACT This study aims at describing the translation technique applied by the translators in the translation text of the state address of the President of the Republic of Indone- sia. This study belongs to a qualitatif descriptive research. The research strategy applied in this study is an embedded case study. The data include words, phrases and sentences in the translation of the state address of the President of the Republic of Indonesia in 2006 which are written in Bahasa Indonesia and English (317 data), the translation experts’ statement about the accuracy and the English Native Speakers’ statement related to the acceptability and readibility. The data sources are infor- mants and documents. Informants are the translators of the state address of the President of the Republic of Indonesia in 2006, key informants or translation experts and the English Native Speakers selected with purposive sampling technique. The documents refer to the state address of the President of the Republic of Indonesia in 2006 and its translation and all the statements taken from both translation experts and the English native speakers. The techniques for data collecting are question- naire, in-depth interview and content analysis. The data validity is source and method triangulation. The collected data are analysed with interactive analysis model. The results of the research show that first, there are 11 techniques of translation applied by the translator. They are amplification technique 64 data (9,37%), pure borrowing technique 63 data (9,22%), natural borrowing technique 43 data (6,30 %) calque technique 67 data (9,81%), description technique 11 data (1,61%), generalization technique 56 data (8,20%), literal technique 263 data (38,51%), modulation tech- nique 35 data (5,12%), reduction technique 4 data (0,59%), transposition technique 58 data (8,49%), and addition technique 19 data (1,61%). Second, The technique of translation applied by the translators is dominated by literal translation. Key words: Technique of Translation, State Address of President of Republic of Indonesia ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan teknik penerjemahan yang digunakan oleh penerjemah dalam menerjemahkan naskah pidato kenegaraan

7. Anam Sutopo

Embed Size (px)

DESCRIPTION

TEKNIK PENERJEMAHAN NASKAH PIDATO KENEGARAANPRESIDEN REPUBLIK INDONESIA DARI BAHASA INDONESIAKE DALAM BAHASA INGGRIS

Citation preview

Page 1: 7. Anam Sutopo

77

Teknik Penerjemahan Naskah Pidato Kenegaraan ... (Anam Sutopo)

TEKNIK PENERJEMAHAN NASKAH PIDATO KENEGARAANPRESIDEN REPUBLIK INDONESIA DARI BAHASA INDONESIA

KE DALAM BAHASA INGGRIS

Anam SutopoPendidikan Bahasa Inggris, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah SurakartaJl. A Yani Tromol Pos 1 Pabelan Kartasura Surakarta 0271-717417 ext 330

[email protected]

ABSTRACT

This study aims at describing the translation technique applied by the translatorsin the translation text of the state address of the President of the Republic of Indone-sia. This study belongs to a qualitatif descriptive research. The research strategyapplied in this study is an embedded case study. The data include words, phrases andsentences in the translation of the state address of the President of the Republic ofIndonesia in 2006 which are written in Bahasa Indonesia and English (317 data), thetranslation experts’ statement about the accuracy and the English Native Speakers’statement related to the acceptability and readibility. The data sources are infor-mants and documents. Informants are the translators of the state address of thePresident of the Republic of Indonesia in 2006, key informants or translation expertsand the English Native Speakers selected with purposive sampling technique. Thedocuments refer to the state address of the President of the Republic of Indonesia in2006 and its translation and all the statements taken from both translation expertsand the English native speakers. The techniques for data collecting are question-naire, in-depth interview and content analysis. The data validity is source and methodtriangulation. The collected data are analysed with interactive analysis model. Theresults of the research show that first, there are 11 techniques of translation applied bythe translator. They are amplification technique 64 data (9,37%), pure borrowingtechnique 63 data (9,22%), natural borrowing technique 43 data (6,30 %) calquetechnique 67 data (9,81%), description technique 11 data (1,61%), generalizationtechnique 56 data (8,20%), literal technique 263 data (38,51%), modulation tech-nique 35 data (5,12%), reduction technique 4 data (0,59%), transposition technique58 data (8,49%), and addition technique 19 data (1,61%). Second, The technique oftranslation applied by the translators is dominated by literal translation.

Key words: Technique of Translation, State Address of President of Republic ofIndonesia

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan teknik penerjemahan yangdigunakan oleh penerjemah dalam menerjemahkan naskah pidato kenegaraan

Page 2: 7. Anam Sutopo

78

Kajian Linguistik dan Sastra, Vol. 24, No. 1, Juni 2012: 77-100

1. PendahuluanPada dekade belakangan ini, per-

kembangan ilmu pengetahuan dan teknologimengalami kemajuan yang sangat pesat.Perkembangan ini hampir terjadi di semuabidang kehidupan. Pesatnya perkembanganilmu pengetahuan dan teknologi ini secara tidaklangsung mempengaruhi bidang-bidang yanglain, khususnya bidang penerjemahan.Membahas penerjemahan tentu tidak akanlepas dari berkomunikasi. Dengan kata lain,menerjemahkan berarti berkomunikasi.Berkomunikasi sangat berkaitan denganmakna, karena pada dasarnya berkomunikasiberarti menyampaikan pesan atau informasikepada orang lain. Salah satu contoh bentuk

komunikasi tersebut adalah berpidato di depanumum. Bagi kalangan tertentu berpidatomerupakan seni, tetapi bagi kalangan yang lainberpidato berarti menyampaikan informasikepada orang lain. Apalagi, pidato ini dilakukanoleh seorang pemimpin sehingga diperlukannaskah yang baik. Pada dasarnya naskah pidatosebagai teks dari suatu ucapan dengan susunanyang runtut dan baik yang memiliki pesan tertentuuntuk disampaikan kepada orang banyak.Contoh pidato yaitu pidato kenegaraan, pidatomenyambut hari besar, pidato pembangkitsemangat, pidato sambutan acara atau peristiwatertentu, dan lain sebagainya. Pidato yang baikdapat memberikan suatu kesan positif bagiorang-orang yang mendengar pidato tersebut.

Presiden Republik Indonesia. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian iniadalah penelitian deskriptif-kualitatif. Strategi penelitian yang digunakan adalahstudi kasus terpancang atau embedded case study. Data dalam penelitian ini berupakata, frase ataupun kalimat yang berasal dari naskah pidato kenegaraan PresidenRepublik Indonesia tahun 2006 yang ditulis dalam bahasa Indonesia danterjemahannya dalam bahasa Inggris yang berjumlah 317, keterangan dari informanahli tentang ketepatan makna dan keterangan dari pembaca (English Native Speak-ers) terhadap tingkat keberterimaan dan keterbacaan. Sumber data dalam penelitianini adalah informan dan dokumen. Informan dalam penelitian ini adalah penerjemahnaskah pidato kenegaraan Presiden Republik Indonesia tahun 2006, informan ahli,dan pembaca umum (English Native Sepaker) yang dipilih berdasarkan kriteria (pur-posive sampling technique). Teknik pengumpulan data yang digunakan adalahpemberian kuesioner, wawancara mendalam (in-depth interviewing), dan teknik simakcatat atau content analysis. Validitas data yang digunakan dalam penelitian ini adalahteknik triangulasi sumber dan metode. Data yang terkumpul dianalisis denganmenggunakan teknik analisis interaktif. Hasil Penelitian Menunjukkan bahwa,pertama; terdapat sebelas teknik yang digunakan oleh penerjemah, yaitu teknikamplifikasi sebanyak 64 data (9,37%), teknik peminjaman murni sebanyak 63 data(9,22%), peminjaman natural sebanyak 43 data (6,30%), teknik calque sebanyak67 data (9,81%), teknik deskripsi sebanyak 11 data (1,61%), teknik generalisasisebanyak 56 data (8,20%), teknik penerjemahan harfiah sebanyak 263 data(38,51%), teknik modulasi sebanyak 35 data (5,12%), teknik reduksi sebanyak 4data (0,59%), teknik transposisi sebanyak 58 data (8,49%), dan teknik penambahansebanyak 19 data (1,61%). Kedua, teknik penerjemahan yang diterapkan olehpenerjemah didominasi oleh teknik ganda yang berfokus pada teknik harfiah.

Kata Kunci: Teknik Penerjemahan, Naskah Pidato Kenegaraan Presiden RI

Page 3: 7. Anam Sutopo

79

Teknik Penerjemahan Naskah Pidato Kenegaraan ... (Anam Sutopo)

Penerjemahan naskah pidato kenegaraanPresiden Republik Indonesia merupakan salahsatu contoh nyata bentuk penerjemahan daribahasa Indonesia ke dalam bahasa Inggris.Semula, naskah ini ditulis dalam bahasa Indo-nesia sebagai bahasa nasional negara RepublikIndonesia, kemudian naskah tersebut diter-jemahkan ke dalam bahasa Inggris. Naskahini merupakan naskah yang dibacakan olehPresiden Republik Indonesia di depan sidangparipurma anggota DPR Republik Indonesia.

Naskah pidato Presiden ini merupakanperwujudan dari komunikasi antara pemimpindengan rakyat yang dipimpinnya. Naskahpidato merupakan pertanggungjawabanseorang Presiden terhadap apa yang telahdilakukan dan rencana-rencana yang akandilakukan di masa kepemimpinannya padatahun berikutnya. Naskah pidato Presiden inijuga merupakan jembatan komunikasi, tidaksaja antara Presiden dengan rakyatnya, tetapijuga sebagai media informasi antara pemerintahIndonesia dengan pemerintah yang lain.

Fakta menunjukkan bahwa naskahpidato kenegaraan Presiden RI tidak hanyadikonsumsi oleh sebagian rakyat Indonesia,tetapi juga orang asing yang tertarik untukmengetahui isi pidato kenegaraan Presiden RI.Oleh karena itu, naskah pidato kenegaraanPresiden RI tersebut tidak hanya ditulis dalambahasa Indonesia, tetapi juga telah diterjemah-kan ke dalam bahasa Inggris. Hal ini dimaksud-kan sebagai media bagi warga asing yang tidakmenguasai bahasa Indonesia, tetapi tertarikuntuk mengetahui isi pidato kenegaraanPresiden RI tersebut. Jadi, penerjemahannaskah pidato kenegaraan Presiden RI lebihcenderung untuk memudahkan bagi parawarga asing dalam memahami naskah pidatokenegaraan Presiden RI yang tercetak dalambahasa Indonesia.

Naskah pidato kenegaraan Presiden RImerupakan naskah resmi bagi pemerintah In-donesia. Naskah ini termasuk dalam kategorilegal document. Oleh karena itu, penerjemah-

annya harus berhati-hati. Naskah resmimerupakan naskah yang harus diterjemahkansesuai dengan kaidah-kaidah penerjemahannaskah resmi. Penerjemahnya harus mem-pertanggungjawabkan hasil terjemahannyakarena pada dasarnya penerjemahan naskahpidato kenegaraan Presiden RI merupakanpenerjemahan naskah kenegaraan.

Naskah terjemahan pidato ini diberikankepada sebagian tamu yang hadir dalam sidangparipurna yang digelar di gedung DPR/MPRRepublik Indonesia, terutama bagi para penuturbahasa asing sebagai media untuk memahamiisi pidato Presiden Republik Indonesia tersebut.Naskah ini juga bisa dijadikan bahan beritamaupun bahan kajian pada berbagai institusi.Sementara itu, penerjemahan lisan dilakukanpada saat naskah tersebut dibacakan olehPresiden di depan anggota Dewan dan tamuasing maupun para duta besar di negara Indo-nesia. Penerjemahan lisan ini atau lebih dikenaldengan istilah interpreting dilakukan denganbantuan jasa interpreter menggunakan alatbantu berupa mesin yang dilengkapi denganheadset.

Penerjemahan naskah pidato kenegaraanPresiden RI termasuk golongan yang memilikitingkat resiko tinggi. Hal ini dikarenakanapabila terjadi pergeseran makna ataupenyimpangan makna, maka yang menjaditaruhan adalah nama kepala negara. Jadi,penerjemah naskah pidato kenegaraanPresiden RI harus lebih hati-hati dalammenerjemahkannya. Kehati-hatian ini tentuberdasarkan pada prinsip-prinsip penerjemah-an yang benar agar hasil terjemahan tersebutmudah dipahami dan tidak mengalamipergeseran makna serta memenuhi kaidah-kaidah penerjemahan dan penulisan naskahresmi kenegaraan.

Paling tidak terdapat enam alasan yangsangat penting mengapa penerjemahan naskahpidato kenegaraan Presiden Republik Indo-nesia layak untuk diteliti. Keenam alasantersebut adalah pertama, naskah pidato

Page 4: 7. Anam Sutopo

80

Kajian Linguistik dan Sastra, Vol. 24, No. 1, Juni 2012: 77-100

kenegaraan Presiden Republik Indonesia (RI)merupakan bagian dari komunikasi Presidendengan rakyatnya, dan penerjemahan sebagaijembatan untuk membantu komunikasitersebut. Kedua, naskah terjemahan pidatokenegaraan Presiden RI merupakan naskahresmi yang diterbitkan oleh Sekretariat NegaraRI sehingga memerlukan metode penerjemah-an yang tepat. Ketiga, naskah terjemahanpidato kenegaraan Presiden RI merupakannaskah yang diterjemahkan ke dalam bahasaInggris sehingga ideologi penerjemahnya akanmempengaruhi proses penerjemahan. Ke-empat, naskah terjemahan pidato kenegaraanPresiden RI tersebut dikonsumsi oleh publik,sehingga perlu dikontrol kualitas terjemahan-nya. Kelima, naskah terjemahan pidatokenegaraan Presiden RI tersebut dibaca olehtamu asing, sehingga perlu diketahui tingkatketerbacaannya. Alasan yang terakhir adalahnaskah terjemahan tersebut merupakan naskahlintas disiplin ilmu. Permasalahan yang dikajidalam artikel ini adalah bagaimanakah teknikpenerjemahan yang digunakan dalam me-nerjemahkan naskah pidato kenegaraanPresiden RI? Oleh karena itu, tujuan daripenelitian ini adalah menjelaskan teknikpenerjemahan yang digunakan dalammenerjemahkan naskah pidato kenegaraanPresiden RI.

Penerjemahan pada dasarnya mengalih-kan pesan dari bahasa yang satu ke bahasayang lain. Tentu saja, pengalihan pesan ini tidakmudah dilakukan. Ketika penerjemahmengalihkan pesan, dia tidak saja berhadapanbahasa yang digunakan tetapi juga budaya yangmenyelimuti kedua bahasa tersebut. Jadipenerjemahan merupakan kegiatan yangkomplek. Oleh karena itu, ketika menerjemah-kan teks dari bahasa sumber ke dalam bahasasasaran, penerjemah harus memperhatikanaspek-aspek dalam berkomunikasi. Me-nerjemahkan juga memiliki arti yangmenyerupai prinsip dasar berkomunikasi, yaitumenyampaikan pesan dengan benar. Hal ini

berarti penerjemah harus bisa menyampaikanmakna atau pesan dari satu bahasa ke bahasalain. Meschonnic (2008: 340) menjelaskanbahwa “translating is an act of language,and every act of language implies an ethicsof language”. Pendapat ini mengandungmaksud bahwa penerjemahan merupakansuatu tindakan bahasa, dan tiap-tiap tindakanbahasa itu menyiratkan suatu etika bahasa.Setiap siratan bahasa ini mempunyai pesanyang berlainan. Oleh karena itu, dalammenyampaikan pesan atau informasi tersebut,penerjemah akan berhadapan dengan olahmakna pada kata, frasa, klausa dan kalimat.Dengan kata lain, pemahaman terhadap maknaatau pesan sangat penting dalam duniapenerjemahan. Catford (dalam Sang danZhang, 2008: 229) menjelaskan bahwa“translation is an operation performed onlanguages: a process of producing one lan-guage based on the knowledge of anotherlanguage”. Pendapat ini mengandungpengertian bahwa penerjemahan merupakanbentuk penggunaan bahasa, penerjemahan jugasebagai proses yang menghasilkan penggunaansatu bahasa berdasarkan pengetahuan bahasalain. Hal ini berarti bahwa ketika orangmemahami dua bahasa atau lebih, dia bisamengalihkan pesan dari satu bahasa ke bahasayang lain. Dengan kata lain, proses pe-nerjemahan merupakan proses reproduksimakna atau pesan dari satu bahasa kedalambahasa lain.

Samiati (1998: 1) mengatakan bahwapenerjemahan terkait dengan pengalihan isi ataugagasan dari suatu bahasa (bahasa sumber/Bsu)ke dalam bahasa lain (bahasa sasaran/Bsa).Dalam penjelasannya yang lebih rinci, Samiatimenegaskan bahwa isi pesan atau gagasantersebut merupakan aspek sentral dalamterjemahan. Ini berarti bahwa untuk dapatmenerjemahkan dengan baik, orang ataupenerjemah perlu mengacu pada makna sebagaiisu sentral dalam Bsu untuk ditransfer ke dalamBsa. Ilmuwan yang lain mengatakan bahwa

Page 5: 7. Anam Sutopo

81

Teknik Penerjemahan Naskah Pidato Kenegaraan ... (Anam Sutopo)

menerjemahkan berarti (1) mempelajarileksikon, struktur gramatikal, situasi komuni-kasi, dan konteks budaya dari teks bahasasumber, (2) menganalisis teks bahasa sumberuntuk menemukan maknanya, dan (3) meng-ungkapkan kembali makna yang sama itu denganmenggunakan leksikon dan struktur gramatikalyang sesuai dalam bahasa sasaran dan konteksbudayanya ( Larson, 1984: 3-4). Nord (2001:7) mengatakan bahwa translation leads fromsource language text to a target langaugetext which is as close an equivalent as pos-sible and presupposes an understanding ofthe content and style of the original. Sementaritu, Catford (1974: 35) menyatakan ’it is gen-erally agreed that meaning is important intranslation—particularly in total translation.Indeed, translation has often been definedwith reference to meaning; a translation issaid to have the same meaning as the origi-nal’. Masih membahas masalah makna,Suryabrata (1987: 87) mengatakan bahwadalam hal ini, penerjemah berhadapan denganteks dalam Bsu sebagai materi baku yang harusdipahami dan dianalisis agar ia dapat ‘mengambilmakna’ Bsu, lalu ‘mentransfer makna’ tersebutdari Bsu ke Bsa, kemudian merestruktur teksini dengan materi yang sama dalam Bsa.

Seorang penerjemah pada dasarnyamelakukan serangkaian kegiatan pada saatmenerjemahkan. Serangkaian kegiatan yangdilakukan pada saat menerjemahkan tersebutdapat disebut proses penerjemahan. Padadasarnya proses penerjemahan dapat diartikansebagai serangkaian kegiatan yang dilakukanoleh seorang penerjemah pada saat diamengalihkan amanat dari bahasa sumber kedalam bahasa sasaran. Proses penerjemahandapat pula diartikan sebagai suatu sistemkegiatan dalam aktivitas menerjemahkan.Berkaitan dengan proses penerjemahan ini,Newmark (2008: 144) menjelaskan bahwa:

There are three basic translation pro-cesses: (a) the interpretation and

analysis of the SL text, (b) The trans-lation procedures, which may be direct,or on the basis of SL and TL corre-sponding syntactic structures, orthrough an underlying logical‘interlanguage’ and (c) the reformula-tion of the text in relation to thewriter’s intention, the readers’ expec-tation, the appropriate norms of theTL.

Dalam hal ini Newmark juga sependapatbahwa terdapat tiga tahapan penting dalamproses penerjemahan, yaitu (a) analisis danpenafsiran teks bahasa sumber (b) prosedurpenerjemahan yang langsung mencarikanpadanan struktur sintaksis antara Bsu denganBsa, dan (c) merumuskan ulang teks dalam Bsahubungannya dengan tujuan penulis, harapanpembaca dan kaidah-kaidah dalam Bsa yangtepat. Dengan demikian, ketiga langkah inimenjadi penting sebagai proses penerjemahanyang mampu memuwudkan karya terjemahanyang baik. Proses analisis atau penafsiran yangbenar terhadap teks yang akan diterjemahkantentu menjadi dasar untuk dilakukannya prosesberikutnya. Begitupun dengan prosedur yangharus dilakukan tatkala penerjemah mengalih-kan pesan yang telah diperoleh. Tentunya,pertimbangan padanan makna yang ada di Bsudan Bsa menjadi hal yang sangat fundamental.Kemudian pada tahap akhir penerjemahmerumuskan ulang dengan memadukan tujuanpenulis, harapan pembaca dan kaidah-kaidahyang berlaku di Bsa agar hasil terjemahantersebut memiliki kualitas yang baik. Pemikiranseperti ini juga diungkapkan oleh JamesHolmes (dalam Katan, 2004: 124) yangmenjelaskan bahwa “actually the translationprosess is multi-level process. While we aretranslating sentences, we have a map of theoriginal text in our minds and at the sametime a map of the kind of text we want toproduce in the target language”.

Page 6: 7. Anam Sutopo

82

Kajian Linguistik dan Sastra, Vol. 24, No. 1, Juni 2012: 77-100

Jadi, proses penerjemahan itu sebagaiproses yang berlapis. Ketika kita sedangmenerjemahkan, kita harus memikirkan halyang sama dalam dua bahasa yang berbeda.Kita harus mampu menangkap pesan yang adadalam bahasa sumber dengan benar, sementaradalam waktu yang bersamaan kita juga harusmenuangkan pesan tersebut dalam bahasasasaran dengan tepat. Dengan demikian,proses penerjemahan ini berjalan bersamaandiantara tahap-tahapan yang ada, sehinggapenerjemah mampu membuat karya ter-jemahan yang baik.

Machali (dalam Lanin) mengatakanbahwa proses penerjemahan terdiri dari tigatahap, yaitu (1) analisis, (2) pengalihan, dan(3) penyerasian, yang masing-masing dapatdiulangi untuk lebih memahami isi teks. (http://blog.bahtera.org/2010/02/pedoman-bagi-penerjemah). Analisis dilakukan untukmemahami maksud penulisan, cara atau gayapenyampaian, dan pemilihan satuan bahasa.Pengalihan dilakukan untuk menggantikanunsur teks sumber (Tsu) dengan tesks sasaran(Tsa) yang sepadan baik bentuk maupun isinyadengan mengingat bahwa kesepadananbukanlah kesamaan. Penyerasian dilakukanuntuk penyesuaian hasil terjemahan dengankaidah dan peristilahan dalam bahasa sasaran.Dalam analisis dan pengalihan, dapatdimanfaatkan konstruk konteksi situasi yangterdiri dari tiga unsur: bidang (field), suasanaatau nada (tenor), dan cara (mode). Setelahanalisis, seorang penerjemah harus memilihorientasi ke bahasa sumber (BSu) atau bahasasasaran (BSa) dengan mempertimbangkanmaksud penerjemahan, pembaca, jenis teks,dan kesenjangan waktu.

Proses penerjemahan juga bisa dilakukandengan cara a) menerjemahkan kalimat sesuaidengan gaya bahasa yang akan diterjemahkan,b) memperhatikan konsistensi dari peristilahanyang sering digunakan, c) setelah suatudokumen diterjemahkan semua, menggunakanwaktu untuk membaca seluruh dokumen yang

sudah diterjemahkan dengan hati-hati tanpamembandingkannya dengan dokumen asliuntuk memastikan bahwa kalimat-kalimatnyadapat dimengerti dengan jelas dan tidakbermakna ganda, d) meminta orang lain yangtidak menerjemahkan dokumen yang dibuat,untuk memastikan bahwa mereka jugamengerti dokumen yang diterjemahkan denganjelas dan tidak memiliki pengertian ganda, dane) Kejanggalan dan pengertian yang berbedaantara si penerjemah dengan si pembaca harusdiselesaikan melalui meeting sebelum hasilterjemahan diserahkan ke klien. (http://www.terjemahan.org/tips/6-proses-penerjemahan.htm). Cara yang demikiansebenarnya tidak jauh berbeda dengan carayang telah diungkapkan sebagaimana tersebutdi atas. Dengan kata lain, kelima langkah inidapat diringkas menjadi tiga langkahsebagamana telah dikupas sebelumnya.

Molina dan Albir (2002: 511) men-definisikan teknik penerjemahan sebagaiprosedur untuk menganalisis dan meng-klasifikasikan bagaimana kesepadananterjemahan berlangsung dan dapat diterapkanpada berbagai satuan lingual. Di bawah inidikemukakan teknik penerjemahan menurutMolina dan Albir (dalam Silalahi, 2009: 103-108).

a. Adaptasi (adaptation).Adaptasi adalah teknik penerjemahan yangdigunakan oleh penerjemah untuk meng-gantikan unsur budaya bahasa sumberdengan unsur budaya yang mempunyai sifatyang sama dalam bahasa sasaran, dan unsurbudaya tersebut akrab bagi pembaca sa-saran. Ungkapan as white as snow, misal-nya, digantikan dengan ungkapan seputihkapas, bukan seputih salju karena saljutidak dikenal dalam bahasa Indonesia.

b. Amplifikasi (amplification).Amplifikasi adalah teknik penerjemahanyang mengeksplisitkan atau memparafrasesuatu informasi yang implisit dalam bahasa

Page 7: 7. Anam Sutopo

83

Teknik Penerjemahan Naskah Pidato Kenegaraan ... (Anam Sutopo)

sumber. Kata Ramadan, misalnya,diparafrase menjadi Bulan puasa kaummuslimin. Teknik amplikasi ini mirip denganteknik addition, atau gain. Teknikamplifikasi ini berlawanan dengan teknikreduksi.

c. Peminjaman (borrowing).Peminjaman adalah teknik penerjemahanyang digunakan oleh penerjemah untukmeminjam kata atau ungkapan dari bahasasumber. Peminjaman itu bisa bersifat murnitanpa perubahan (pure borrowing) ataupeminjaman yang sudah dinaturalisasi(naturalized borrowing). Contoh dari pureborrowing adalah lobby yang diterjemah-kan menjadi lobby, sedangkan contoh darinaturalized borrowing adalah infrastruc-ture menjadi infrastruktur.

a. Calque.Calque adalah teknik penerjemahan yangdigunakan oleh penerjemah untukmenerjemahkan frasa bahasa sumber secaraliteral. Contoh: pembiayaan defisitditerjemahkan menjadi deficit financing.Interferensi struktur bahasa sumber padabahasa sasaran adalah ciri khas dari teknikcalque.

b. Kompensasi (compensation).Kompensasi adalah teknik penerjemahanyang digunakan oleh penerjemah untukmemperkenalkan unsur-unsur informasiatau pengaruh stilistik teks bahasa sumberdi tempat lain dalam teks bahasa sasaran.Contoh: Never did she visit her auntditerjemahkan menjadi Wanita itu benar-benar tega tidak menemui bibinya.

c. Deskripsi (description).Deskripsi merupakan teknik penerje-mahan yang diterapkan dengan meng-gantikan sebuah istilah atau ungkapandengan deskripsi bentuk dan fungsinya.Contoh: kata dalam bahasa Italia panet-tone diterjemahkan menjadi kue tradisio-nal Italia yang dimakan pada saat TahunBaru.

d. Kreasi diskursif (discursive creation).Teknik ini dimaksudkan untuk menampilkankesepadanan sementara yang tidak terdugaatau keluar dari konteks. Teknik ini lazimditerapkan dalam menerjemahkan judulbuku atau judul film. Silalahi (2009: 105)memberikan contoh: Judul buku SiMalinkundang diterjemahkan sebagai Abetrayed son is Malinkundang.

e. Kesepadanan Lazim (established equiva-lent).Kesepadanan lazim adalah teknik untukmenggunakan istilah atau ungkapan yangsudah lazim (berdasarkan kamus ataupenggunaan sehari-hari). Teknik ini miripdengan penerjemahan harfiah. Contoh: kataefisien dan efektif lebih lazim digunakandaripada kata sangkil dan mangkus.

i. Generalisasi (generalization).Realisasi dan teknik ini adalah denganmenggunakan istilah yang lebih umum ataulebih netral. Kata penthouse, misalnya,diterjemahkan menjadi tempat tinggal, dangerobak diterjemahkan menjadi wagon(subordinat ke superordinat).

f. Amplifikasi linguistik (linguistic amplifica-tion).Perwujudan dari teknik ini adalah denganmenambah unsur-unsur linguistik dalam teksbahasa sasaran. Teknik ini lazim diterapkandalam pengalihbahasaan secara konsekutifatau dalam sulih suara (dubbing).

g. Kompresi linguistik (linguistic compres-sion).Kompresi linguistik merupakan teknikpenerjemahan yang dapat diterapkan pe-nerjemah dalam pengalihbahasaan simultanatau dalam penerjemahan teks film, dengancara mensintesis unsur-unsur linguistikdalam teks bahasa sasaran.

h. Penerjemahan harfiah (literal translation).Penerjemahan harfiah merupakan teknikpenerjemahan dimana penerjemah me-nerjemahkan ungkapan kata demi kata.Misalnya, kalimat I will ring you diter-

Page 8: 7. Anam Sutopo

84

Kajian Linguistik dan Sastra, Vol. 24, No. 1, Juni 2012: 77-100

jemahkan menjadi Saya akan menelponAnda.

m. Modulasi (modulation).Modulasi merupakan teknik penerjemah-an yang digunakan oleh penerjemah untukmengubah sudut pandang, fokus ataukategori kognitif dalam kaitannya denganteks sumber. Perubahan sudut pandangtersebut dapat bersifat leksikal ataustruktural. Misalnya, you are going to havea child, diterjemahkan menjadi Anda akanmenjadi seorang bapak. Contoh lainadalah I cut my finger yang diterjemahkanmenjadi Jariku tersayat, bukan sayamemotong jariku.

n. Partikularisasi (particularization).Realisasi dari teknik ini adalah denganmenggunakan istilah yang lebih konkrit.Contoh: air transportation diterjemahkanmenjadi airplane (superordinat kesubordinat). Teknik ini merupakankebalikan dari teknik generalisasi.

o. Reduksi (reduction).Teknik ini merupakan kebalikan dari teknikamplifikasi. Informasi teks bahasa sumberdipadatkan dalam bahasa sasaran. Contoh:the month of fasting diterjemahkanmenjadi Ramadan. Teknik ini mirip denganteknik penghilangan (ommission, deletionatau subtraction) atau implisitasi. Dengankata lain, informasi yang eksplisit dalam teksbahasa sumber dijadikan implisit dalam teksbahasa sasaran.

p. Substitusi (substitution).Substitusi merujuk pada pengubahan unsur-unsur linguistik dan paralinguistik (intonasiatau isyarat). Bahasa isyarat dalam bahasaArab, yaitu dengan menaruh tangan di dadaditerjemahkan menjadi Terima kasih.

q. Transposisi (transposition).Transposisi merupakan teknik pener-jemahkan dengan mengubah kategorigramatikal. Teknik ini sama dengan teknikpergeseran kategori, struktur, dan unit. Katakerja dalam teks bahasa sumber, misal,

diubah menjadi kata benda dalam teksbahasa sasaran. Teknik pergeseran strukturlazim diterapkan jika struktur bahasasumber dan bahasa sasaran berbeda satusama lain. Oleh sebab itu, pergeseranstruktur bersifat wajib. Sifat wajib danpergeseran struktur tersebut berlaku padapenerjemahan dari bahasa Inggris ke dalambahasa Indonesia untuk menghindariinterferensi gramatikal yang dapatmenimbulkan terjemahan tidak berterimadan sulit dipahami.Pergeseran kategori merujuk padaperubahan kelas kata bahasa sumber dalambahasa sasaran, dan dalam banyak kasus,pergeseran kelas kata dapat bersifat wajib(obligatory) dan bebas (optional). Per-geseran kategori yang bersifat wajibdilakukan sebagai upaya untuk menghindaridistorsi makna, sedangkan pergeserankategori yang bersifat bebas pada umumnyaditerapkan untuk memberikan penekanantopik pembicaraan dan untuk menunjukkanpreferensi stilistik penerjemah.Pergeseran unit merujuk perubahan satuanlingual bahasa sumber dalam bahasasasaran. Pergeseran unit yang dimaksudkandapat berbentuk pergeseran dari unit yangrendah ke unit yang lebih tinggi dan dari unityang tinggi ke unit yang lebih rendah.Bahkan pergeseran tersebut dapat pulaberupa pergeseran dari konstruksi yangkompleks ke konstruksi yang sederhana,dan dari konstruksi yang sederhana kekonstruksi yang kompleks.Penerapan dari teknik pergeseran inidilandasi oleh suatu konsepsi atau pema-haman berikut ini. Pertama, penerjemahanselalu ditandai oleh pelibatan dua bahasa,yaitu bahasa sumber dan bahasa sasaran.Bahasa sumber dan bahasa sasarantersebut pada umumnya berbeda satu samalain baik dalam hal struktur maupunbudayanya. Dalam kaitan itu, perubahanstruktur sangat diperlukan. Kedua, dalam

Page 9: 7. Anam Sutopo

85

Teknik Penerjemahan Naskah Pidato Kenegaraan ... (Anam Sutopo)

konteks pemadanan, korespondensi satulawan satu tidak selalu bisa dicapai sebagaiakibat dari adanya perbedaan dalammengungkapkan makna atau pesan antarabahasa sumber dan bahasa sasaran. Dalamkondisi yang demikian diperlukan perge-seran unit. Ketiga, penerjemahan dipahamisebagai proses pengambilan keputusan dansuatu keputusan yang diambil oleh pener-jemah dapat dipengaruhi oleh berbagai hal,seperti kompetensi yang dimiliki, kreativitas,preferensi stilistik dan pembaca.Teknik transposisi dalam bentuk pergeseranstruktur merupakan teknik yang paling lazimditerapkan apabila struktur bahasa sasaranberbeda dari struktur bahasa sumber.Struktur bahasa Inggris dan struktur bahasaIndonesia berbeda, pergeseran strukturmenjadi bersifat wajib (obligatory) agarterjemahan yang dihasilkan sesuai dengankaidah-kaidah yang berlaku dalam bahasaIndonesia.

r. Variasi (variation).Realisasi dari teknik ini adalah denganmengubah unsur- unsur linguistik atauparalinguistik yang mempunyai variasilinguistik: perubahan tona tekstual, gayabahasa, dialek sosial, dialek geografis.Teknik ini lazim diterapkan dalammenerjemahkan naskah drama.

s. Penambahan (addition).Teknik penambahan lazim diterapkan dalamkegiatan penerjemahan. Penambahan yangdimaksud adalah penambahan informasiyang pada dasarnya tidak ada dalam kalimatsumber. Kehadiran informasi tambahandalam kalimat sasaran dimaksudkan untuklebih memperjelas konsep yang hendakdisampaikan penulis asli kepada parapembaca sasaran. Contoh : He came latediterjemahkan menjadi Pria muda itudatang terlambat.

t. Penghilangan (deletion).Teknik ini mirip dengan teknik reduksi. Baikteknik reduksi maupun teknik penghilangan

menghendaki penerjemah untuk melakukanpenghilangan. Teknik reduksi ditandai olehpenghilangan secara parsial sedangkanteknik penghilangan ditandai oleh adanyapenghilangan informasi secara menyeluruh.

2. Metode PenelitianStrategi penelitian yang digunakan adalah

studi kasus terpancang atau embedded casestudy. Data dalam penelitian ini berupa kata,frase ataupun kalimat yang berasal dari naskahpidato kenegaraan Presiden Republik Indo-nesia tahun 2006 yang ditulis dalam bahasaIndonesia dan terjemahannya dalam bahasaInggris yang berjumlah 317, keterangan dariinforman ahli tentang ketepatan makna danketerangan dari pembaca (English NativeSpeakers) terhadap tingkat keberterimaan danketerbacaan. Sumber data dalam penelitian iniadalah informan dan dokumen. Informan dalampenelitian ini adalah penerjemah naskah pidatokenegaraan Presiden Republik Indonesia tahun2006, informan ahli, dan pembaca umum (En-glish Native Sepaker) yang dipilih berdasar-kan kriteria (purposive sampling technique).Teknik pengumpulan data yang digunakanadalah pemberian kuesioner, wawancaramendalam (in-depth interviewing), dan tekniksimak catat atau content analysis. Validitasdata yang digunakan dalam penelitian ini adalahteknik triangulasi sumber dan metode. Datayang terkumpul dianalisis dengan menggunakanteknik analisis interaktif.

3. Hasil Penelitian dan PembahasanTeknik penerjemahan yang digunakan

untuk menganalisis hasil terjemahan naskahpidato kenegaraan Presiden Republik Indo-nesia ini mengacu pada teknik penerjemahanpenerjemahan sebagaimana diungkapkanMolina dan Albir. Dari 20 teknik penerjemah-an yang ada, penulis menemukan 10 teknikpenerjemahan yang diterapkan oleh pener-jemah. Kesepuluh teknik terjemahan tersebutadalah 1) teknik penerjemahan amplifikasi

Page 10: 7. Anam Sutopo

86

Kajian Linguistik dan Sastra, Vol. 24, No. 1, Juni 2012: 77-100

(amplification), 2) teknik penerjemahanpeminjaman, yang dibedakan peminjamanmurni (pure borrowing) dan peminjaman natu-ral (naturalized borrowing), 3) teknikpenerjemahan calque, 4) teknik penerjemahandeskripsi (description), 5) teknik penerjemah-an generalisasi (generalization), 6) teknikpenerjemahan penerjemahan harfiah (literaltranslation), 7) teknik penerjemahanmodulasi (modulation), 8) teknik pener-jemahan reduksi (reduction), 9) teknikpenerjemahan transposisi (transposition), dan10) teknik penerjemahan penambahan.

Dalam penelitian ini dapat ditemukanbahwa dari seluruh data yang ada tidak hanyaditerjemahkan dengan menggunakan satuteknik penerjemahan, yaitu teknik penerjemahntunggal, tetapi ditemukan pula data yangditerjemahkan dengan menggunakan per-paduan dua teknik penerjemahan, yangselanjutnya disebut kuplet; data yangditerjemahkan dengan menggunakanperpaduan tiga teknik penerjemahan, yangselanjutnya disebut triplet; dan data yangditerjemahkan dengan menggunakan per-paduan empat teknik penerjemahan, yangselanjutnya disebut kwartet. Dari seluruh datayang dianalisis (317 data), penulis dapatmengidentifikasi terdapat sebanyak 95 dataditerjemahkan dengan menerapkan tekniktunggal, 78 data diterjemahkan denganmenerapkan teknik kuplet, 111 data diter-jemahkan dengan menerapkan teknik triplet,dan 33 data diterjemahkan dengan menerap-kan teknik kwartet. Secara lengkap hasilanalisis dari masing-masing teknik pener-jemahan dapat diuraikan sebagai berikut.

3.1 Teknik Penerjemahan TunggalTeknik penerjemahan tunggal adalah

penerapan satu teknik penerjemahan yangdigunakan untuk menerjemahkan data dalampenelitian ini. Data yang diterjemahkan dapatpada tataran kata, frasa atau kalimat daribahasa Indonesia ke dalam bahasa Inggris.

Dari hasil analisis yang dilakukan, dari seluruhdata yang termasuk dalam kategori penggunaanteknik penerjemahan tunggal, yaitu 95 data,penulis dapat mengindentifikasi 8 varian teknikpenerjemahan yang digunakan olehpenerjemah.

Dari 95 data yang termasuk dalamkategori menggunakan teknik pener-jemahantunggal, terdapat 4 data atau 04,21 % yangditerjemahkan dengan menggunakan teknikpenerjemahan amplifikasi, 5 data atau 05,26% yang diterjemahkan dengan menggunakanteknik penerjemahan calque, 3 data atau 04,16% yang diterjemahkan dengan menggunakanteknik penerjemahan generalisasi, 54 data atau56,84 % yang diterjemahkan dengan meng-gunakan teknik penerjemahan harfiah, 16 dataatau 16,84 % yang diterjemahkan denganmenggunakan teknik penerjemahan modulasi,2 data atau 02,11 % yang diterjemahkandengan menggunakan teknik penerjemahanpeminjaman murni, 2 data atau 02,11 % yangditerjemahkan dengan menggunakan teknikpenerjemahan penambahan, dan terdapat 9data atau 09,47 % yang diterjemahkan denganmenggunakan teknik penerjemahan transposisi.Dengan demikian, melihat hasil prosentasetersebut dapat dipahami bahwa dalampenerapan teknik penerjemahan tunggal ini,teknik penerjemahan harfiah paling dominandan lebih dari 50 %, lebih tepatnya 56,84 %.Contoh penerapan dari beberapa teknikpenerjemahan tunggal tersebut antara lain:

No Data : 238/B.Ind-h.22/B.Ing-p.31 Bsu : Dengan demikian, total be-

lanja pemerintah pusat un-tuk tahun 2007 adalah sebe-sar Rp 496 triliun atau me-ngalami kenaikan sebesar 16 persen dibanding APBN 2006

Bsa : Therefore, the total expen-ditures of the Central Go-vernment for 2007 amount

Page 11: 7. Anam Sutopo

87

Teknik Penerjemahan Naskah Pidato Kenegaraan ... (Anam Sutopo)

Data tersebut diterjemahkan denganmenggunakan teknik penerjemahan amplifikasi.Hal ini dikarenakan penerjemah menerjemah-kan akronim APBN menjadi State BudgetDengan demikian, dapat dipahami bahwa datatersebut diterjemahkan oleh penerjemahdengan menggunakan teknik penerjemahanamplifikasi.

Data tersebut diterjemahkan denganmenggunakan teknik penerjemahan calque.Hal ini dikarenakan penerjemah menerjemah-kan frasa tebang pilih menjadi pick andchoose. Dengan demikian, dapat diidentifikasibahwa data ini diterjemahkan oleh penerjemahdengan menggunakan teknik penerjemahancalque.

Data ini diterjemahkan dengan meng-gunakan teknik penerjemahan generalisasi. Halini dikarenakan penerjemah menerjemahkanfrasa rapat paripurna menjadi plenary ses-sion, dan nama Dewan perwakilan Rakyatmenjadi House of Representatives. Dengandemikian, dapat dimengerti bahwa data iniditerjemahkan oleh penerjemah denganmenggunakan teknik penerjemahan gene-ralisasi.

1.1 Teknik Penerjemahan KupletSebagaimana telah diungkapkan se-

belumnya bahwa yang dimaksud denganpenggunaan teknik penerjemahan kupletadalah penerapan dua teknik penerjemahanyang digunakan untuk menerjemahkan datadalam penelitian ini. Data yang diterjemahkandapat pada tataran frasa maupun kalimat daribahasa Indonesia ke dalam bahasa Inggris.Dari hasil analisis yang telah dilakukan, dariseluruh data yang termasuk dalam kategoripenggunaan teknik penerjemahan tunggal, yaitu111 data, penulis dapat mengindentifikasi 18varian teknik penerjemahan yang digunakanoleh penerjemah. Dari 111 data yang termasukdalam kategori menggunakan teknikpenerjemahan kuplet, terdapat 2 data atau01,80 % yang diterjemahkan denganmenggunakan teknik penerjemahan amplifikasidan calque, 1 data atau 0,90 % yang

to Rp 496 trillion or expe-riencing an increase of 16 percent compared to that of the 2006 State Budget.

 

No Data : 080/B.Ind-h.11/B.Ing-p.11 Bsu : Tidak akan pernah ada isti-

lah "tebang pilih" dalam menindak pelaku korupsi, apalagi korupsi berskala besar yang nyata-nyata te-lah merugikan keuangan negara dan menyengsara-kan rakyat.

Bsa : There shall never be the term “pick and choose” in cracking down the perpe-trators of corruption, espe-cially corruption on a large scale that has clearly inflic-ted losses to the state finan-ces and brought misery to the people.

 

No Data : 004/B.Ind-h.05/B.Ing-p.06 Bsu : Marilah kita memanjatkan

puji dan syukur ke hadirat Allah SWT, karena atas

rahmat dan karunia-Nya, kita dapat menghadiri Ra-pat Paripurna Dewan Per-wakilan Rakyat Republik Indonesia, hari ini.

Bsa : Let us offer our praise and gratitude to Allah SWT for it is with His mercy and grace that we are able to attend the Plenary Session of the House of Represen-tatives of the Republic of Indonesia today.

 

Page 12: 7. Anam Sutopo

88

Kajian Linguistik dan Sastra, Vol. 24, No. 1, Juni 2012: 77-100

diterjemahkan dengan menggunakan teknikpenerjemahan generalisasi dan calque, 1 dataatau 0,90 % yang diterjemahkan denganmenggunakan teknik penerjemahan generalisasidan penambahan, 16 data atau 14,41 % yangditerjemahkan dengan menggunakan teknikpenerjemahan harfiah dan amplifikasi, 18 dataatau 16,22 % yang diterjemahkan denganmenggunakan teknik penerjemahan harfiah dancalque, 1 data atau 0.90 % yang diterjemahkandengan menggunakan teknik penerjemahanharfiah dan deskripsi, 13 data atau 11,71 %yang diterjemahkan dengan menggunakanteknik penerjemahan harfiah dan generalisasi,5 data atau 04,50 % yang diterjemahkandengan menggunakan teknik penerjemahanharfiah dan modulasi, 16 data atau 14,41 %yang diterjemahkan dengan menggunakanteknik penerjemahan harfiah dan peminjamanmurni, 13 data atau 11,71 % yang diterjemah-kan dengan menggunakan teknik penerjemah-an harfiah dan peminjaman natural, 5 data atau04,50 % yang diterjemahkan denganmenggunakan teknik penerjemahan harfiah danpenambahan, 1 data atau 0,90 % yang diterje-mahkan dengan menggunakan teknik pener-jemahan harfiah dan reduksi, 16 data atau14,41 % yang diterjemahkan denganmenggunakan teknik penerjemahan harfiah dantransposisi, 1 data atau 0,90 % yang di-terje-mahkan dengan menggunakan teknik pener-jemahan peminjaman murni dan transposisi, 1data atau 0,90 % yang di-terjemahkan denganmenggunakan teknik penerjemahan pemin-jaman murni dan calque, dan 1 data atau 0,90% yang diterjemahkan dengan menggunakanteknik penerjemahan transposisi danpenambahan.

Melihat hasil prosentase tersebut, dapatdipahami bahwa dalam penerapan teknikpenerjemahan kuplet ini, teknik penerjemahanharfiah dan calque paling dominan. Contohbeberapa penerapan dari masing-masing teknikpenerjemahan kuplet tersebut adalah:

Data di atas diterjemahkan denganmenggunakan perpaduan teknik penerjemahanamplifikasi + calque. Penerjemah menerapkanteknik amplifikasi dalam mnerjemahkanakronim RAPBN yang diterjemahkan menjadiDraft State Budget sedangkan penerapanteknik calque tunjukkan oleh penerjemahketika menerjemahkan frasa pemerintahpusat dan bunga utang yang masing-masingditerjemahkan oleh penerjemah menjadi cen-tral government dan debt interests. Dengandemikian, dapat diidentifikasi bahwa dalammenerjemahkan data ini penerjemahmenerapkan perpaduan teknik penerjemahanamplifikasi + calque.

No Data : 237/B.Ind-h.22/B.Ing-p31 Bsu : Di samping terhadap ke-

enam jenis belanja tadi, da-lam RAPBN 2007 dialoka-sikan belanja Pemerintah Pusat untuk membayar bu-nga utang, baik utang da-lam negeri maupun utang luar negeri yakni sebesar Rp 85,1 triliun.

Bsa : Aside from the six previous types of expenditures, in the 2007 Draft State Budget, expenditures are allocated for the Central Govern-ment to pay debt interests, both domestic and foreign debts, amounting to Rp 85.1 trillion.

 

No Data : 285/B.Ind-h.23/B.Ing-p.24 Bsu : Saudara Pimpinan dan pa-

ra Anggota Dewan yang terhormat, hadirin seka-lian yang terhormat

Bsa : Honourable Leadership and Members of the House of Representatives, Ladies and Gentlemen

 

Page 13: 7. Anam Sutopo

89

Teknik Penerjemahan Naskah Pidato Kenegaraan ... (Anam Sutopo)

Data di atas diterjemahkan denganmenggunakan perpaduan teknik penerjemahangeneralisasi + calque. Penerjemah menerap-kan teknik generalisasi dalam mnerjemahkankata Dewan yang diterjemahkan menjadiHouse sedangkan penerapan teknik calquetunjukkan oleh penerjemah ketika mener-jemahkan frasa hadirin sekalian menjadiledies and gentelment. Dengan demikian,dapat diidentifikasi bahwa dalam me-nerjemahkan data ini penerjemah menerapkanperpaduan teknik penerjemahan generalisasi+ calque.

Data di atas diterjemahkan denganmenggunakan perpaduan teknik penerjemahangeneralisasi + penambahan. Penerjemahmenerapkan teknik generalisasi dalammenerjemahkan kata PDB yang diterjemahkanmenjadi PDP sedangkan penerapan teknikpenambahan tunjukkan oleh penerjemahketika memberikan tambahan keteranganwhich is still below the international aver-age of 5 percent. Dengan demikian, dapatdiidentifikasi bahwa dalam menerjemahkandata ini penerjemah menerapkan perpaduanteknik penerjemahan generalisasi + calque.

Data di atas diterjemahkan denganmenggunakan perpaduan teknik penerjemahanharfiah + amplifikasi. Penerjemah menerap-kan teknik harfiah dalam menerjemahkan datatersebut karena pada dasarnya penerjemahmenerjemahkan data yang ada denganpendekatan kata per kata yang kemudiandisusun berdasarkan sistem kebahasaan yangada di bahasa sumber sedangkan penerapanteknik amplifikasi tunjukkan oleh penerjemahketika menerjemahkan frasa Insya Allah dandetik-detik Proklamasi Kemerdekaan yangmasing-masing diterjemahkan oleh penerjemahmenjadi God Willing dan historic momentsof the Proclamation of Independence.Dengan demikian, dapat diidentifikasi bahwadalam menerjemahkan data ini penerjemahmenerapkan perpaduan teknik penerjemahanharfiah + amplifikasi.

3.3. Teknik Penerjemahan TripletDari 78 data yang termasuk dalam

kategori menggunakan teknik penerjemahantriplet, terdapat 4 data atau 5,13 % yangditerjemahkan dengan menggunakan teknikpenerjemahan harfiah, transposisi danpenambahan, 2 data atau 2,56 % yangditerjemahkan dengan menggunakan teknikpenerjemahan harfiah, transposisi danpeminjaman murni, 6 data atau 7,69 % yangditerjemahkan dengan menggunakan teknik

No Data

: 190/B.Ind-h.19/B.Ing-p.28

Bsu : Dewasa ini pengeluaran pemerintah untuk pendidi-kan ---dengan mengguna-kan definisi yang luas--- telah mencapai 4,1 persen dari PDB.

Bsa : At the present time, the ex-penditure of the govern-ment for education ---by using a large definition--- has reached 4.1 percent of the GDP, which is still below the international average of 5 percent.

 

No Data : 006/B.Ind-h.06/B.Ing-p.06 Bsu : Besok, Insya Allah, kita

akan memperingati detik-detik Proklamasi Kemer-dekaan negara kita yang ke-61.

Bsa : Tomorrow, God Willing, we shall commemorate the historic moments of the sixty-first anniversary of the Proclamation of Inde-pendence of our country.

 

Page 14: 7. Anam Sutopo

90

Kajian Linguistik dan Sastra, Vol. 24, No. 1, Juni 2012: 77-100

penerjemahan harfiah, transposisi dan calque,4 data atau 5,13 % yang diterjemahkan denganmenggunakan teknik penerjemahan harfiah,peminjaman natural dan calque, 2 data atau2,56 % yang diterjemahkan denganmenggunakan teknik penerjemahan harfiah,peminjaman murni dan penambahan, 3 dataatau 3,85 % yang diterjemahkan denganmenggunakan teknik penerjemahan harfiah,peminjaman murni dan peminjaman natural, 6data atau 7,69 % yang diterjemahkan denganmenggunakan teknik penerjemahan harfiah,peminjaman murni dan calque, 5 data atau 6,41% yang diterjemahkan dengan menggunakanteknik penerjemahan harfiah, modulasi danpeminjaman natural, 2 data atau 2,56 % yangditerjemahkan dengan menggunakan teknikpenerjemahan harfiah, modulasi dan calque,4 data atau 5,13 % yang diterjemahkan denganmenggunakan teknik penerjemahan harfiah,generalisasi dan transposisi, 1 data atau 1,28% yang diterjemahkan dengan menggunakanteknik penerjemahan harfiah, generalisasi danreduksi, 2 data atau 2,56 % yang diterjemah-kan dengan menggunakan teknik penerjemah-an harfiah, generalisasi dan penambahan, 5data atau 6,41 % yang diterjemahkan denganmenggunakan teknik penerjemahan harfiah,generalisasi dan peminjaman natural, 3 dataatau 3,85 % yang diterjemahkan denganmenggunakan teknik penerjemahan harfiah,generalisasi dan peminjaman murni, 2 data atau2,56 % yang diterjemahkan dengan meng-gunakan teknik penerjemahan harfiah,generalisasi dan modulasi, 2 data atau 2,56 %yang diterjemahkan dengan menggunakanteknik penerjemahan harfiah, deskripsi danpeminjman murni, 2 data atau 2,56 % yangditerjemahkan dengan menggunakan teknikpenerjemahan harfiah, amplifikasi dantransposisi, 4 data atau 5,13 % yang di-terjemahkan dengan menggunakan teknikpenerjemahan harfiah, amplifikasi danpeminjaman murni, 2 data atau 2,56 % yangditerjemahkan dengan menggunakan teknik

penerjemahan harfiah, amplifikasi danmodulasi, 8 data atau 10,26 % yang di-terjemahkan dengan menggunakan teknikpenerjemahan harfiah, amplifikasi dangeneralisasi, 6 data atau 7,69 % yangditerjemahkan dengan menggunakan teknikpenerjemahan harfiah, amplifikasi dan calque,1 data atau 1,28 % yang diterjemahkan denganmenggunakan teknik penerjemahan generali-sasi, peminjamn murni dan transposisi, serta 2data atau 2,56 % yang diterjemahkan denganmenggunakan teknik penerjemahan amplifikasi,peminjaman murni dan calque.

Melihat hasil prosentase tersebut dapatdipahami bahwa dalam penerapan teknikpenerjemahan triplet ini, teknik penerjemahanharfiah + amplifikasi + generalisasi manjadipaling dominan. Beberapa contoh penerapandari masing-masing teknik penerjemahan kuplettersebut adalah:

Data di atas diterjemahkan denganmenggunakan perpaduan teknik harfiah +transposisi + penambahan. Teknik harfiahdigunakan oleh penerjemah dalam rangkamenyesuaikan kaidah-kaidah sistem kebahasa-an yang ada di bahasa sasaran. Dalampengalihan pesan dengan menggunakan teknik

No Data : 260/B.Ind-h.23/B.Ing-p.33 Bsu : Jika seluruh program ini

berjalan sesuai rencana, maka akselerasi partum-buhan ekonomi dan mem-perbaiki distribusi penda-patan masyarakat akan dapat kita capai.

Bsa : Should all of these pro-grammes proceed accord-ing to plan, then, the acce-leration of economic growth and the effort to improve the distribution of the people’s revenue could be achieved.

 

Page 15: 7. Anam Sutopo

91

Teknik Penerjemahan Naskah Pidato Kenegaraan ... (Anam Sutopo)

harfiah ini, pada prinsipnya penerjemah telahmencari padanan setiap kata, namun karenaperbedaan sistem kebahasaan, makapenerjemah harus menyesuaikannya. Hal initerbukti dengan diterjemahkannya kata jikamenjadi Should, kata seluruh menjadi all, kataprogram menjadi programmes, kata kerjaberjalan menjadi proceed, frasa sesuairencana menjadi according to plan dan frasaakselerasi pertumbuhan ekonomi menjadithe acceleration of economic growth danseterusnya. Teknik transposisi digunakan olehpenerjemah dalam menerjemahkan frasadapat kita capai menjadi could be achieved.Kemudian, penerapan teknik penambahanditunjukkan oleh penerjemah dengan me-nambahkan kata effort to ketika menerjemah-kan frasa memperbaiki distribusi pendapat-an masyarakat menjadi effort to improvethe distribution of the people’s revenue.Dengan demikian, dapat diidentifikasi bahwadalam menerjemahkan data ini penerjemahmenerapkan perpaduan teknik penerjemahanharfiah + amplifikasi + penambahan.

3.4 Teknik Penerjemahan KwartetDari 33 data yang termasuk dalam

kategori menggunakan teknik penerjemahankwartet, terdapat 3 data atau 9,09 % yangditerjemahkan dengan menggunakan teknikpenerjemahan harfiah, amplifikasi, calque dangeneralisasi, 1 data atau 3,03 % yang di-terjemahkan dengan menggunakan teknikpenerjemahan harfiah, amplifikasi, calque danmodulasi, 1 data atau 3,03 % yangditerjemahkan dengan menggunakan teknikpenerjemahan harfiah, amplifikasi, calque danpeminjaman murni, 3 data atau 9,09 % yangditerjemahkan dengan menggunakan teknikpenerjemahan harfiah, amplifikasi, calque danpeminjaman natural, 1 data atau 3,03 % yangditerjemahkan dengan menggunakan teknikpenerjemahan harfiah, amplifikasi, calque danpenambahan, 1 data atau 3,03 % yangditerjemahkan dengan menggunakan teknikpenerjemahan harfiah, amplifikasi, deskripsidan peminjaman murni, 1 data atau 3,03 %yang diterjemahkan dengan menggunakanteknik penerjemahan harfiah, amplifikasi,deskripsi dan penambahan, 1 data atau 3,03% yang diterjemahkan dengan menggunakanteknik penerjemahan harfiah, amplifikasi,peminjaman murni dan generalisasi, 2 data atau6,06 % yang diterjemahkan dengan meng-gunakan teknik penerjemahan harfiah,amplifikasi, peminjaman murni dan peminjamannatural, 1 data atau 3,03 % yang diterjemahkandengan menggunakan teknik penerjemahanharfiah, amplifikasi, peminjaman murni dantransposisi, 2 data atau 6,06 % yangditerjemahkan dengan menggunakan teknikpenerjemahan harfiah, deskripsi, peminjamanmurni dan calque, 3 data atau 9,09 % yangditerjemahkan dengan menggunakan teknikpenerjemahan harfiah, deskripsi, peminjamanmurni dan transposisi, 1 data atau 3,03 09 %yang diterjemahkan dengan menggunakanteknik penerjemahan harfiah, peminjamanmurni, generalisasi dan calque, 2 data atau 6,06% yang diterjemahkan dengan menggunakan

No Data : 273/B.Ind-h.23/B.Ing-p.24 Bsu : Pengembangan energi al-

ternatif menjadi pilihan yang penting, bukan saja untuk mengurangi keter-gantungan terhadap BBM yang harganya terus me-ningkat, namun sekaligus juga untuk memecahkan masalah kemiskinan dan pengangguran, serta per-baikan lingkungan hidup.

Bsa : The development of alter-native energies has beco-me an important option, not only to reduce depen-dence on BBM, which price keeps on soaring, but at the same time also to solve the problems of poverty and unemploy-ment, and improve the environment.

 

Page 16: 7. Anam Sutopo

92

Kajian Linguistik dan Sastra, Vol. 24, No. 1, Juni 2012: 77-100

teknik penerjemahan harfiah, peminjamanmurni, generalisasi dan peminjaman natural, 1data atau 3,03 % yang diterjemahkan denganmenggunakan teknik penerjemahan harfiah,transposisi, peminjaman murni dan reduksi, 1data atau 3,03 % yang diterjemahkan denganmenggunakan teknik penerjemahan harfiah,transposisi, peminjaman natural dangeneralisasi, 1 data atau 3,03 % yang di-terjemahkan dengan menggunakan teknikpenerjemahan harfiah, transposisi, peminjamannatural dan peminjaman murni, 2 data atau6,06 % yang diterjemahkan denganmenggunakan teknik penerjemahan harfiah,transposisi, peminjaman natural dan generali-sasi, 2 data atau 6,06 % yang diterjemahkandengan menggunakan teknik penerjemahanharfiah, transposisi, peminjaman natural danreduksi, 1 data atau 3,03 % yangditerjemahkan dengan menggunakan teknikpenerjemahan amplifikasi, peminjaman murni,transposisi dan generalisasi, 1 data atau 3,03% yang diterjemahkan dengan menggunakanteknik penerjemahan calque, amplifikasi,generalisasi dan modulasi, serta 1 data atau3,03 % yang diterjemahkan denganmenggunakan teknik penerjemahan calque,modulasi, generalisasi dan peminjaman murni.

Melihat hasil prosentase tersebut dapatdipahami bahwa dalam penerapan teknikpenerjemahan kwartet ini, teknik pener-jemahan Teknik Harfiah + Amplifikasi +Calque + Generalisasi, dan Teknik Harfiah +Amplifikasi + Calque + Peminjaman Naturalserta Teknik Harfiah + Deskripsi +Peminjaman Murni + Transposisi manjadi pal-ing dominan karena masing mesing terdapat 3data. Beberapa contoh penerapan dari teknikpenerjemahan kuplet adalah:

Data tersebut diterjemahkan denganmenggunakan perpaduan teknik penerjemahanharfiah + amplifikasi + calque + generalisasi.Teknik penerjemahan harfiah seperti diuraikandi depan bahwa penerjemah mengalihkanpesan dengan mengacu kata per katakemudian karena perbedaan sistem gramatikalpenerjemah melakukan penyesuaian kons-truksi susunan kalimat sehingga susunankalimat bisa diterima di bahasa sasaran denganbenar. Sementara itu, teknik amplifikasi terlihatdari penerjemahan akronim APBN yangditerjemahkan menjadi State Budget, dan

No Data : 296/B.Ind-h.26/B.Ing-p.25 Bsu : Perlu saya kemukakan,

bahwa sumber pembia-yaan privatisasi diran-cang pada tingkat yang

cang pada tingkat yang cukup rendah, karena pemerintah menyadari bahwa program privatisasi tidak seharusnya ditujukan semata-mata untuk meme-nuhi pembiayaan defisit APBN, namun yang lebih penting adalah upaya pe-nyehatan dan peningkatan kinerja BUMN seperti amanat Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 mengenai BUMN

Bsa : I would like to convey that the source of privatization financing is designed to be at quite a low level, sin-ce the government realizes that the privatization pro-gramme should not be aimed at merely meeting the financing of the State Budget deficit, however, what is more important is that the effort to revitalize and the improvement of the performance of State-Owned Enterprises as mandated by Law Number 19 of 2003 on State-Owned Enterprises.

 

Page 17: 7. Anam Sutopo

93

Teknik Penerjemahan Naskah Pidato Kenegaraan ... (Anam Sutopo)

akromin BUMN diterjemahkan menjadi State-Owned Enterprises. Kemudian, teknik calquedan generalisasi masing-masing digunakanuntuk menerjemahkan frasa pembiayaandefisit menjadi deficit financing dan sumberpembiayaan privatisasi diterjemahkan thesource of privatization financing I sertapenerjemahan frasa Undang-Undang Nomor19 Tahun 2003 mengenai BUMN yangditerjemahkan menjadi Law Number 19 of2003 on State-Owned Enterprises. Dengandemikian, dapat disimpulkan data tersebutditerjemahkan oleh penerjemah denganmenggunakan teknik perpaduan teknikpenerjemahan harfiah + amplifikasi + calque+ generalisasi.

Data tersebut diterjemahkan denganmenggunakan perpaduan teknik penerjemahanharfiah + amplifikasi + calque + modulasi.Teknik penerjemahan harfiah seperti diuraikandi depan bahwa penerjemah mengalihkanpesan dengan mengacu kata per katakemudian karena perbedaan sistem gramatikalpenerjemah melakukan penyesuaian kons-truksi susunan kalimat sehingga susunan

kalimat bisa diterima di bahasa sasaran denganbenar. Sementara itu, teknik amplifikasi terlihatdari penerjemahan frasa Tanah Air yangditerjemahkan menjadi kata homeland. Teknikcalque digunakan untuk menerjemahkan frasarakyat Indonesia menjadi Indonesian people.Kemudian, teknik modulasi digunakan untukmenerjemahkan frasa tenaga kita untukmeningkatkan kesejahteraan dan kemaju-an menjadi energy to improve the welfareand progress energy to improve the welfareand progress of the entire frasa rakyat yangkita cintai bersama menjadi the people wehold dear in our hearts. Dengan demikian,dapat diidentifikasi bahwa data ini diterjemah-kan oleh penerjemah dengan menggunakanteknik perpaduan teknik harfiah + amplifikasi+ calque + modulasi.

Keseluruhan data dalam penelitian inikemudian dianalisis atau dikelompokkanpenggunaannya teknik penerjemahannyaberdasarkan jenis teknik penerjemahansebagaimana yang diuangkapkan oleh Molinadan Albir. Dari seluruh data yang dianalisistersebut, ditemukan bahwa tidak setiap dataditerjemahkan dengan satu teknik pener-jemahan. Terdapat banyak data dalampenelitian ini yang diterjemahkan denganmenggunakan perpaduan dari teknikpenerjemaahn yang ada.

Hasil penelitian menunjukkan bahwateknik penerjemahan yang diterapkan olehpenerjemah dalam menerjemahkan naskahpidato kenegaraan Presiden Republik Indo-nesia adalah teknik penerjemahan tunggalsebanyak 95 data atau 29,97 %, teknik kupletsebanyak 78 data atau 24,61 %, teknik trip-let sebanyak 111 data atau 35,02 %, dan teknikkwartet sebanyak 33 data atau 10,41 %.Hasil penelitian ini kalau dibuat tabel sebagaiberikut:

No Data : 314/B.Ind-h.28/B.Ing-p.35 Bsu : Kepada seluruh pemimpin

di Tanah Air, saya meng-ajak, marilah kita curahkan pikiran, waktu dan tenaga kita untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemaju-an seluruh rakyat Indo-nesia, rakyat yang kita cintai bersama.

Bsa : To all of the leaders in our homeland, I invite you, let us dedicate our thoughts, time, and energy to im-prove the welfare and pro-gress of the entire Indo-nesian people, the people we hold dear in our hearts.

 

Page 18: 7. Anam Sutopo

94

Kajian Linguistik dan Sastra, Vol. 24, No. 1, Juni 2012: 77-100

Dari hasil penelitian tersebut dapatdipahami bahwa dari empat teknik penelitianyang ditemukan, tampak jelas sekali bahwajumlah data yang diterjemahkan dengan tekniktunggal lebih kecil bilamana dibandingkandengan jumlah data yang diterjemahkan denganmenggunakan teknik penerjemahan ganda;yaitu teknik penerjemahan yang menerapkanlebih dari satu teknik penerjemahan. Teknikganda tersebut adalah teknik penerjemahan

kuplet yakni penggunaan teknik penerjemaahndengan menggunakan perpaduan dua teknikpenerjemahan; teknik penerjemahan tripletyakni penggunaan teknik penerjemaahn denganmenggunakan perpaduan tiga teknik pe-nerjemahan; dan teknik penerjemahankwartet yakni penggunaan teknik pener-jemaahan dengan menggunakan perpaduanempat teknik penerjemahan. Perbandinganjumlah data tersebut adalah sebagai berikut:

Rekapitulasi Persentasenya pada Teknik PenerjemahanNaskah Pidato Kenegaraan Presiden RI

No Teknik Penerjemahan Angka Persentase 1 Teknik Tunggal 95 29,97 % 2 Teknik Kuplet 78 24,61 % 3 Teknik Triplet 111 35,02 % 4 Teknik Kwartet 33 10,41 % Total 317 100 %

 

Perbandingan Penerapan Teknik PenerjemahanNaskah Pidato Kenegaraan Presiden RI

No Teknik Penerjemahan Angka Persentase 1 Teknik Tunggal 95 29,97 % 2 Teknik Ganda 222 70,03 % Total 317 100 %

 

Perbandingan Penerapan Teknik Tunggal dan Ganda padaTerjemahan Naskah Pidato Kenegaraan Presiden RI

Page 19: 7. Anam Sutopo

95

Teknik Penerjemahan Naskah Pidato Kenegaraan ... (Anam Sutopo)

Tampaknya, hasil temuan ini jugamemperlihatkan kaitannya dengan sifat dariteknik penerjemahan yang diarahkan padatataran mikro. Dengan kata lain, teknikpenerjemahan pada umumnya diterapkanpada satuan lingual yang berada dibawahtataran frasa, klausa maupun kalimat. Padadasarnya data dalam tataran frasa, klausamaupun kalimat dibangun dari satuan lingualyang berada pada tataran mikro, maka teknikpenerjemahan yang diterapkan oleh pener-jemah dalam menerjemahkan frasa maupunkalimat menjadi bervariasi. Berdasarkanfrekuensi kemunculannya atau penggunaannyapada keseluruhan data penelitian ini, maka

teknik harfiah menempati urutan pertamadengan jumlah kemunculan atau penggunaansebanyak 263 kali, disusul teknik calquesebanyak 67 kali, teknik amplifikasi sebanyak64 kali, teknik peminjman murni sebanyak 63kali, teknik transposisi sebanyak 58 kali, teknikgeneralisasi sebanyak 56 kali, teknikpeminjaman natural sebanyak 43 kali, teknikmodulasi sebanyak 35 kali, teknik penambahansebanyak 19 kali, teknik deskripsi sebanyak11 kali, dan teknik reduksi sebanyak 4 kali.Secara lengkap kemunculan atau penerapanteknik penerjemahan pada keselurtuhan datadalam penelitian ini dapat digambarkan padatabel di bawah ini.

Perbandingan Penerapan Teknik PenerjemahanTunggal dan Ganda pada Naskah Pidato Kenegaraan Presiden RI

Jumlah Pemunculan Teknik Penerjemahan dan Persentasenya pada TeknikPenerjemahan Naskah Pidato Kenegaraan Presiden RI

No Teknik Penerjemahan Jumlah 1 Harfiah 263 38,51 % 2 Calque 67 9,81 % 3 Peminjaman Murni 63 9,22 % 4 Peminjaman Natural 43 6,30 % 5 Amplifikasi 64 9,37 % 6 Tranposisi 58 8,49 % 7 Generalisasi 56 8,20 % 8 Modulasi 35 5,12 % 9 Penambahan 19 2,78 % 10 Deskripsi 11 1,61 % 11 Reduksi 4 0,59 %

Total 683 683  

Page 20: 7. Anam Sutopo

96

Kajian Linguistik dan Sastra, Vol. 24, No. 1, Juni 2012: 77-100

Tingginya tingkat penggunaan teknikharfiah yang disertai dengan pemunculan teknikcalque, amplifikasi, peminjaman murni,transposisi, generalisasi, dan peminjaman natu-ral dalam penelitian ini tampaknya disebabkanoleh dua faktor. Faktor yang pertama adalahfaktor perbedaan sistem kedua bahasa dalamnaskah tersebut, yaitu; bahasa Indonesiasebagai bahasa sumber dan bahasa Inggrissebagai bahasa sasaran. Faktor kedua ialahteks yang diterjemahkan merupakan naskahpidato kenegaraan seorang Presiden, yaituPresiden Republik Indonesia. Naskah pidatoini termasuk dalam kategori bidang ilmu politikkhususnya politik komunikasi.

Di samping itu, naskah pidato kenegaraanPresiden Republik Indonesia ini merupakanintisari dari laporan Presiden yang jumlahnyaratusan halaman yang dirangkum menjadipuluhan halaman, sehingga kalimat-kalimatnyajuga tidak panjang-panjang. Oleh karena itu

hasil penerjemahannya juga singkat dan tidakbanyak ditemukan kalimat-kalimat yangkomplek. Hampir seluruh kalimat-kalimat yangada dalam naskah tersebut merupakan kalimat-kalimat sederhana yang tidak panjang. Dengandemikian, teknik harfiah yang disertai teknikpeminjaman murni, calque, transposisi,amplifikasi, dan generalisasi, banyakmendominasi teknik penerjemahan yangditerapkan oleh penerjemah.

Pada akhirnya dapat disimpulkan bahwapenelitian ini menunjukkan bahwa tidak semuateknik diterapkan dalam menerjemahkannaskah pidato kenegaraan Presiden RepublikIndonesia ke dalam bahasa Inggris denganberbagai pertimbangan yang berkaitan dengantingkat ketepatan makna, keberterimaan dantingkat keterbacaannya.Sementara itu,orientasi bahasa sumber ataupun bahasasasaran yang digunakan oleh penerjemahdapat dipahami melalui tabel berikut ini:

Hubungan Tehnik Penerjemahan dengan Orientasi Bahasa

Teknik Penerjemahan Jumlah Total (N=683) Persentase Orientasi

Teknik Harfiah 263

436 63,84 % Bahasa Sumber

Teknik Calque 67 Teknik Peminjaman Murni 63 Teknik Peminjaman Natural 43 Teknik Amplifikasi 64

247 36,16 % Bahasa Sasaran

Teknik Tranposisi 58 Teknik Generalisasi 56 Teknik Modulasi 35 Teknik Penambahan 19 Teknik Deskripsi 11 Teknik Reduksi 4

 

Tabel tersebut menunjukkan bahwasecara keseluruhan teknik penerjemahan yangberorientasi pada bahasa sumber sebanyak436 kali atau 63,84 % sedangkan frekunesikemunculan teknik penerjemahan yangberorientasi pada bahasa sasaran sebanyak

247 kali atau 36,16 %. Dengan demikian dapatdisimpulkan bahwa penerjemah cenderungmenrapkan metode yang berorientasi padabahasa sumber. Metode penerjemahan yangdimaksud adalah metode penerjemahan katademi kata (word for word translation),

Page 21: 7. Anam Sutopo

97

Teknik Penerjemahan Naskah Pidato Kenegaraan ... (Anam Sutopo)

metode penerjemahan harfiah (literal trans-lation), metode penerjemahan setia (faithfultranslation) dan metode penerjemahansemantik (semantic translation). Namundemikian, peneliti juga menemukan metodepenerjemahan yang digunakan oleh pener-jemah yang berorientasi pada bahasa sasaran.Metode penerjemahan tersebut adalah metodepenerjemahan komunikatif (communicativetranslation) dan metode penerjemahanidomatik (idiomatic translation).

3 SimpulanDari seluruh hasil analisis penggunaan

teknik penerjemahan yang diterapkan olehpenerjemah dalam menerjemahkan naskahpidato kenegaraan Presiden Republik Indo-nesia dapat ditarik kesimpulan bahwapenerjemah menggunakan teknik penerjemah-an tunggal sebanyak 95 data atau 29,97 %,

teknik kuplet sebanyak 78 data atau 24,61 %,teknik triplet sebanyak 111 data atau 35,02%, dan teknik kwartet sebanyak 33 data atau10,41 %. Disamping itu, juga ditemukan sebelasteknik yang digunakan oleh penerjemah, yaituteknik amplifikasi sebanyak 64 data (9,37%),teknik peminjaman murni sebanyak 63 data(9,22%), peminjaman natural sebanyak 43data (6,30%), teknik calque sebanyak 67 data(9,81%), teknik deskripsi sebanyak 11 data(1,61%), teknik generalisasi sebanyak 56 data(8,20%), teknik penerjemahan harfiahsebanyak 263 data (38,51%), teknik modulasisebanyak 35 data (5,12%), teknik reduksisebanyak 4 data (0,59%), teknik transposisisebanyak 58 data (8,49%), dan teknikpenambahan sebanyak 19 data (1,61%).Dengan demikian, teknik penerjemahan yangditerapkan oleh penerjemah didominasi olehteknik ganda yang berfokus pada teknik harfiah.

DAFTAR PUSTAKA

Arozco, Mariana dan Albir, A.H. 2002. Measuring Translation Competence Acquisition.Artikel dalam Jurnal Meta XLVII,3.

Baker, Mona. 1992. In Other Words: A Coursebook on Translation. Sage Publication: Lon-don.

Basnet, Susan & Macquire. 1991. Translation Studies. London: Routlegde.

Beekman, J. Dan Callow, John. 1974. Translating the Word of God. Michigan: Zondervan.

Bell, Roger T.1991. Translation and Translating: Theory and Practice. London: LongmanGroup Ltd.

Brislin., RW. 1976. Translation and Translating. London: CN Candlin

Brown, Gillian & George Yule. 1996. Analisis Wacana. Diindonesiakan oleh I Sutikno. Jakarta:Gramedia.

Catford, J.C. 1974. A Linguistic Theory on Translation. London: Oxford University Press.

Choliludin. 2006. The Technique of Making Idiomatic Translation. Bekasi: VISIPRO Divisidari Kesaint Blanc.

Daim, Sudarwan. 2002. Menjadi Peneliti Kualitatif. Bandung: Pustaka Setia.

Page 22: 7. Anam Sutopo

98

Kajian Linguistik dan Sastra, Vol. 24, No. 1, Juni 2012: 77-100

Eggins, Suzanne.1994. An Introduction to Systemic Functional Linguistics. London: PinterPublishers Ltd.

Flotow, Luise Von. 2007. Translation and Gender: Translating in the ‘Era of Feminism’.Shanghai: Shanghai Foreign Language Education Press.

Hatim, Basil & Mason, Ian. 2001. Discourse and The Translator. Shanghai: Shanghai For-eign Language Education Press.

Hatim, Basil dan Munday, Jeremy. 2004. Translation: An Advance Resource Book. Londonand New York: Routkedge.

Hill, Harriet S. 2006. The Bible at Cultural Crossroads: From Translation to Communica-tion. Journal of Target 21:1 (2009), 145–149. doi 10.1075/target.21.1.08vri ISSN0924–1884 / E-ISSN 1569–9986

Hui-juan, Ma. 2007. Exploring the differences between Jin Di’s translation theory andEugene A. Nida’s translation theory. The Journal of Babel 53: 2 (2007), 98–111.issn 0521–9744 / e-issn 1569–9668

Houbert, Frederic. 2008. Translation as A Communication Process. http://accurapid.com/journal/05 theory.htm diunduh tanggal 28 Juli 2010

Hughes, Christina. 2002. An Introduction to Qualitative Research: What is QualitativeResearch? Univerity of Warwick: Department of Sociology.

Katan, David. 2004. Translating Cultures: An Introduction for Translators, Interpretersdan Mediators. Shanghai: Shanghai Foreign Language Education Press.

Lanin, Ivan., http://blog.bahtera.org/2010/02/pedoman-bagi-penerjemah. diunduh tanggal 29Januari 2011.

Larson, Mildred L. 1989. Penerjemahan Berdasar Makna. Terjemahan Kencanawati Taniran.Jakarta: Arcan.

Machali, Rochayah. 2000. Pedoman bagi Penerjemah. Jakarta: Penerbit PT Grasindo

Machali, Rochayah. 2009. Pedoman bagi Penerjemah. Jakarta: Penerbit Kaifa

Meschonnic, Henri. 2008. The Europe of translation. Journal of Translation Studies, Vol. 1,No. 1, 2008, 34_40 . ISSN 1478-1700 print/ISSN 1751-2921.

Miyanda, Fewdays. 2007. Total Meaning and Equivalence in Translation. NAWA Journalof Language and Communication, June 2007. University of Bostwana.

Molina, L. and Albir A.H. 2002. Translation Technique Revisited: A Dynamic and Func-tional Approach. Meta, XLVII, 4. Spain, Barcelona: Universitat Autonoma de Barcelona.

Moleong, Lexy J.1994. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Molina, L dan Albir, A.H. 2002. Translation Technique Revisited: A Dynamic and Func-tionalist Approach . Journal of Meta, Vol. XLVII, No. 4, page: 499-512

Page 23: 7. Anam Sutopo

99

Teknik Penerjemahan Naskah Pidato Kenegaraan ... (Anam Sutopo)

Nababan, M. Rudolf. 1997. Aspek Teori Penerjemahan dan Pengalihbahasaan. Surakarta:UNS Press

__________________. 2003. Teori Menerjemah Bahasa Inggris. Yogyakarta: PustakaPelajar.

Nababan, Nuraeni & Sumardiono. 2010. Pengembangan Model Penilaian KualitasTerjemahan. Artikel Publikasi Ilmiah Penelitian Hibah Kompetensi. Surakarta: Univer-sitas Sebelas Maret

Nababan, Donald J. 2007. Metode, Strategi, dan Teknik Penerjemahan: Sebuah TinjauanMendalam. Makalah dalam Kongres Linguistik Nasional XII, Surakarta, 3-6 Septem-ber 2007.

Nagao, M. Tsujii,J and Nakamura, J. 1988. The Japanese Government Project for Ma-chine Translation. Dalam Slocum, J. (ed) Machine Translation System. Cambridge:Cambridge University Press.

Newmark, Peter. 1981. Approaches to Translation. Germany: Pergamon Press.

Nida,. E.A., 1975. Language Structure and Translation. Leaden: E.J Brill

Nord, Christiane. 2001. Translating as a Purposeful Activity: Functionalist ApproachesExplained. Shanghai: Shanghai Foreign Language Education Press

Ordudary, M. 2007. Translation Procedures, Strategy and Methods. Translation Journal.Volume 11, No 3, July 2007. Downloaded from http://www.accurapid.com/journal/41cultue.html. Accessed on March 9, 2009 at 14.26.13.

Perez, María Calzada. 2005. Applying Translation Theory in Teaching. Journal of NewVoices in Translation Studies 1, page 1-11. Universitat Jaume I, Castellón de la Plana,Spain

Pinchuck, Isadore. 1977. Scientific and Technical Translation. London: Andre Deutsch

Richards, Jack et al. 1985. Longman Dictionary of Applied Linguistics. London: LongmanGroup Limited.

Sadiyani, Ni Wayan. 2011. Terjemahan Kalimat Pasif Bahasa Indonesia ke dalam BahasaInggris dalam Cerita “Bawang Merah dan Bawang Putih” dan Terjemahannya“Miss Onion and Miss Garlic”. Bali: Program Pascasarjana Universtas Udayana

Sakri, Adjat.. 1985. Ihwal Menerjemahkan. Bandung: ITB

Samiati, Tarjana. 1998. Masalah Makna dan Pencarian Padanaan dalam penerjemahan.Makalah dalam Seminar S2 Linguistik. Surakarta: UNS

Silalahi, R. 2009. Dampak Teknik, Metode, dan Ideologi Penerjemahan pada KualitasTerjemahan Teks “Medical-Surgical Nursing” dalam bahasa Indonesia. DesertasiProgram Doktor: Universitas Sumatra Utara.

Page 24: 7. Anam Sutopo

100

Kajian Linguistik dan Sastra, Vol. 24, No. 1, Juni 2012: 77-100

Silverman, David. 2006., Interpreting Qualitative Data., London: Sage Publication.

Simatupang, Maurits. 2000. Pengantar Teori Terjemahan. Jakarta: Depdiknas.

Suherli. 2007. Menulis Karangan Ilmiah: Teori dan Aplikasi. Jakarta: CV Arya Duta.

Surjawinata, Zuchridin dan Sugeng Hariyanto. 1987. Translation: Bahasan Teori danPenuntun Praktis Menerjemahkan. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

Sutopo. H.B. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Surakarta: UNS Press.

Tymoczko, Maria. 2004. Translation in a Postcolonial Context: Early Irish Literature inEnglish Translation. Shanghai: Shanghai Foreign Language Education Press

Venuti, L. 1995. The Translator Invisibility: A History of Translation. London and NewYork: Routledge.

Yusuf Suhendra.1994. Teori Terjemah. Bandung: Mandar Maju.

Walliman, Nicholas. 2006. Your Research Project. London: Sage Publication

Widyamartana, A. 1989. Seni Menerjemahkan. Yogyakarta: Kanisius.

Wilss, Wolfram. 2001. The Science of Translation: Problems and Methods. Shanghai: Shang-hai Foreign Language Education Press.