48
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Manajemen Proyek Proyek adalah suatu kegiatan investasi yang menggunakan faktor-faktor produksi untuk menghasilkan barang dan jasa yang diharapkan dapat memperoleh keuntungan dalam suatu periode tertentu (dalam Basuki & Wiyanti, 2009), sedangkan secara bahasa manajemen memiliki arti pengelolaan. Faktor-faktor produksi tersebut bisa dipersempit menjadi tiga faktor utama yang saling berkaitan dan harus seimbang agar mencapai kesuksesan suatu proyek, tiga faktor itu adalah sumber daya, biaya dan waktu. Jadi dapat disimpulkan bahwa manajemen proyek adalah suatu kegiatan mengelola dan menjaga keseimbangan tiga faktor produksi yaitu sumber daya, biaya dan waktu sampai menghasilkan barang dan jasa yang sesuai keinginan dan mendapat suatu keuntungan pada rentang waktu tertentu. 2.1.1. Proyek Pemerintah Proyek pemerintah adalah proyek dimana yang berpihak sebagai owner adalah pemerintah dan bagian-bagiannya seperti kementerian atau lembaga pemerintah atau satuan kerja perangkat daerah, institusi lain yang berada dibawah naungan pemerintah dimana perencanaan,

7-BAB II Revisi 30des14 - Copy

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Bab II teori kerja praktek pada jembatan Buayan Cs

Citation preview

Laporan Kerja Praktek TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS ANDALAS 2014

KERJA PRAKTEK 2014 (TSI-480) LAPORAN PENDAHULUAN BAB II JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS ANDALAS

BAB IILANDASAN TEORI

1. 2. 2.1. Manajemen ProyekProyek adalah suatu kegiatan investasi yang menggunakan faktor-faktor produksi untuk menghasilkan barang dan jasa yang diharapkan dapat memperoleh keuntungan dalam suatu periode tertentu (dalam Basuki & Wiyanti, 2009), sedangkan secara bahasa manajemen memiliki arti pengelolaan. Faktor-faktor produksi tersebut bisa dipersempit menjadi tiga faktor utama yang saling berkaitan dan harus seimbang agar mencapai kesuksesan suatu proyek, tiga faktor itu adalah sumber daya, biaya dan waktu. Jadi dapat disimpulkan bahwa manajemen proyek adalah suatu kegiatan mengelola dan menjaga keseimbangan tiga faktor produksi yaitu sumber daya, biaya dan waktu sampai menghasilkan barang dan jasa yang sesuai keinginan dan mendapat suatu keuntungan pada rentang waktu tertentu.2.1.1. Proyek PemerintahProyek pemerintah adalah proyek dimana yang berpihak sebagai owner adalah pemerintah dan bagian-bagiannya seperti kementerian atau lembaga pemerintah atau satuan kerja perangkat daerah, institusi lain yang berada dibawah naungan pemerintah dimana perencanaan, pelaksanaan, penggunaan dan pemeliharaan barang dan jasa tunduk, berpedoman dan diatur oleh perundang-undangan pemerintah.2.1.2. Proyek Swasta Proyek swasta adalah proyek dimana yang berpihak sebagai owner adalah pihak selain pemerintah yang perencanaan, pelaksanaan, penggunaan dan pemeliharaan diatur oleh peraturan atau perjanjian pihak swasta tersebut atau mengikuti peraturan lainnya yang disepakati bersama antara owner dan penyedia.

2.2. Pengadaan Pemberi JasaPengadaan pemberi jasa dilakukan melalui pemilihan penyedia yang diseleksi

melalui metode pemilihan, syarat dan ketentuan tertentu sesuai dengan peraturan yang diikuti.2.2.1. Ketentuan UmumKetentuan umum mengenai pengadaan pemberi jasa atau barang/jasa pada pemerintah diatur dalam Perpres no.50 tahun 2010 kedalam bagian-bagian yaitu:1. Pengertian dan Istilah2. Ruang lingkup3. Kuasa Pengguna Anggaran4. Pejabat Pembuat Komitmen5. ULP/ Pejabat Pengadaan6. Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan7. Penyedia Barang/Jasa8. Jaminan Pengadaan Barang/Jasa9. Sertifikat Garansi10. Pelaksanaan Pemilihan Penyedia Barang/Jasa11. Pelaksanaan Kontrak2.2.2. Prakualifikasi dan PascakualifikasiPenilaian calon penyedia dilakukan dengan cara menilai kompetensi, kemampuan usaha, dan pemenuhan persyaratan secara adil dan transparan dimana data yang diperlukan cukup dari formulir isian yang apabila diketahui data palsu atau bohong maka disanksi masuk ke daftar hitam atau dilaporkan hingga tidak bisa mengikuti proses pengadaan selama waktu tertentu. Metoda kualifikasi tersebut terbagi menjadi dua:1. Prakualifikasi, adalah proses penilaian kualifikasi sebelum pemasukan penawaran.2. Pascakualifikasi, adalah proses penilaian kualifikasi setelah pemasukan penawaran.2.2.3. TenderPengadaan barang/jasa (procurement) dilakukan dengan dua cara yaitu dengan tendering dan purchasing. Tender adalah pengadaan barang/jasa yang dilakukan dengan cara memilih dan menyeleksi calon penyedia yang terdaftar dalam sistem pengadaan dan bebas diikuti penyedia manapun (secara terbuka). Tahun 2013 merupakan tahun dimana 100% tender dilakukan secara elektonik (e-tendering) melalui sebuah sistem pengadaan elektronik (LPSE) sebagaimana telah menjadi kebijakan dari LKPP (Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah). Tender melalui serangkaian tahapan kegiatan sebagai berikut: 1. Penyiapan dokumen lelang, lalu lelang diumumkan.2. Pendaftaran dan penjelasan lelang sementara penyedia menyiapkan dokumen lelang.3. Penyedia yang lolos seleksi dokumen lelang masuk ke tahap penawaran dan menyiapkan dokumen penawaran.4. Dokumen penawaran dibuka oleh panitia lelang dan dikualifikasi.5. Ditetapkan calon pemenang I, II dan III lalu dievaluasi dan klarifikasi bila ada sanggahan.6. Calon pemenang I jadi pemenang bila tidak ada sanggahan pada rentang waktu tertentu atau calon pemenang II jadi pemenang bila calon pemenang I terbukti curang atau tidak memenuhi syarat/ketentuan/aturan, dan begitu seterusnya.

2.3. Perencanaan2.3.1. Proses Perencanaan dan AhliProses perencanaan dan keterlibatan para ahli dalam proyek objek KP kami adalah sebagai berikut:1. Kegiatan perencanaan paling banyak dilakukan oleh konsultan perencana dimana perencanaan tersebut mengacu kepada KAK (Kerangka Acuan Kerja).Dalam perencanaan perlu mengikuti secara umum bagan alir perencanaan jembatan seperti: survey data oleh surveyor dan tenaga ahli terkait kompilasi data evaluasi data desain awal berupa tipe struktur, bahan struktur, dimensi model struktur, hitungan awal struktur evaluasi desain tersebut apakah cocok, bila tidak maka desain awal dimodifikasi lagi desain modifikasi dibuat menjadi desain akhir yang menjadi acuan pelaksana kemudian dibuat RAB pelaksanaan, gambar teknis dan RKS (Rencana Kerja dan Syarat-Syarat).

Gambar 2.1 Bagan Alir Perencanaan Jembatan (Sumber: Nainggolan, 2011)2. Tenaga ahli dan tenaga pendukung terdiri dari: tim leader, ahli teknik sipil (ahli geoteknik, ahli mekanika tanah, ahli hidrologi, ahli struktur, estimator), ahli arsitektur, ahli mesin, ahli elektro, drafter dan para asistennya membantu konsultan perencana mendata dan mengecek keadaan asli lokasi proyek jembatan.3. Konsultan Perencana membantu PPK menyusun dokumen pelelangan dan membantu penjelasan dengan panitia pengadaan.2.3.2. Standar dan Peraturan PerencanaanStandar dan peraturan perencanaan jembatan mengikuti standar yang dikeluarkan oleh pemerintah seperti SNI atau menggunakan acuan standar luar negeri bila proyek tersebut merupakan kerjasama antara pemerintah dengan pihak asing atau luar negeri yang selengkapnya akan dibahas pada akhir bab ini.2.3.3. Proses Perencanaan StrukturPerencanaan struktur bawah (pondasi sumuran) sesuai SNI 03-3447-1994:1. Semua gaya vertikal dan lateral ultimit dari bangunan bawah dihitung berdasarkan ketentuan.2. Data geoteknik pada lokasi sumuran disiapkan, meliputi stratigrafi dan semua parameter tanah yang diperlukan untuk rencana pondasi.3. Bentuk dan dimensi sumuran ditentukan sesuai ketentuan dasar suuran harus masuk minimum 1,5 meter ke dalam lapisan tanah keras.4. Daya dukung tanah ultimit dan faktor keamanan sesuai ketentuan dihitung.5. Kemantapan lateral pondasi sumuran dihitung sesuai rumus dan faktor keamanan sesuai ketentuan juga dihitung.6. Kemantapan terhadap guling dan faktor keamanan sesuai ketentuan dihitung.7. Deformasi vertikal, deformasi lateral dan rotasi sesuai ketentuan dihitung.8. Kekuatan struktur balok pondasi, dinding sumuran dan sambungan sumuran dengan balok pondasi sesuai ketentuan.9. Jika salah satu ketentuan tidak terpenuhi, maka simensi sumuran harus diubah dan dihitung ulang sesuai urutan.10. Gambar rencana dengan usuran skala dibuat sesuai ketentuan.Perencanaan struktur bawah (abutmen dan pilar):Untuk menambah faktor keamanan disarankan abutmen diurug setinggi elevasi perletakannya. Hal tersebut akan memberikan akses yang bagus pada konstruksi pelat jembatan (dalam Wirapati, 2010). Daya dukung tanah dasar yang diijinkan didapatkan dari survey penyelidikan tanah. Besarnya tekanan yang diijinkan bergantung pada dimensi pondasi dan beban yang bekerja pada abutmen jembatan. Beberapa penyebab kegagalan gelincir antara lain:a. Abutmen dibangun pada tanah yang rawan longsor.b. Struktur abutmen berdiri di atas tanah lempung yang besar daya dukungnya berbanding lurus dengan kedalamannya.c. Struktur abutmen berdiri pada lapisan yang kuat namun dibawah lapisan kuat tersebut terdapat lapisan rapuh.d. Struktur abutmen didirikan pada lapisan yang memiliki tekanan air pori yang tinggi (dapat disebabkan keadaan alam atau sumber buatan).Jika tidak satupun dari tanda-tanda diatas ditemukan maka analisa kegagalan gelincir tidak perlu dilakukan (Wirapati, 2010). Sedangkan perencanaan struktur atas (balok girder dan pelat) adalah sebagai berikut:1. Data-data umum untuk perencanaan dikumpulkan dan dimensi direncanakan.2. Hitung perencanaan pelat dengan perhitungan beban lalu lintas rencana, angin dan beban lainnya dan cek apakah memerlukan penghubung geser atau tidak (shear connector).3. Ketebalan pelat girder diperiksa untuk memutuskan pengaku diperlukan atau tidak, jika perlu maka dilakukan perhitungan jarak antar pelat pengaku, baik pengaku melintang atau memanjang.4. Kuat geser nominal balok gelagar diperiksa untuk menentukan kuat geser rencana.5. Periksa kuat geser rencana apakah sudah memenuhi syarat dengan menghitung gaya geser.6. Interaksi kuat geser dan lentur diperiksa, bila sudah memenuhi syarat maka dimensi rencana tadi digunakan.2.3.4. Dokumen Hasil PerencanaanHasil perencanaan yang dilakukan oleh konsultan perencana menghasilkan dokumen-dokumen yang menjadi acuan pelaksanaan seperti:1. Gambar Rencana TeknikUntuk menyeleksi kontraktor (dalam hal ini penyedia pekerjaan konstruksi) maka dokumen ini digunakan dalam menilai aspek teknis yang ditawarkan calon kontraktor untuk dilakukan penyesuaian. Sedangkan selama pelaksanaan konstruksi dokumen ini dijadikan sebagai acuan kontraktor dan hal-hal yang tidak jelas ditanyakan kepada konsultan pengawas.2. Rencana Anggaran BiayaUntuk menyeleksi kontraktor maka dokumen ini digunakan sebagai pembanding apakah harga yang ditawarkan dalam pekerjaan konstruksi memenuhi HPS atau lebih rendah dari HPS dengan harga yang masuk akal. Sedangkan selama pelaksanaan konstruksi, kontraktor akan menjadikan dokumen ini sebagai acuan penganggaran biaya dan sebelumnya telah dibuat Rencana Anggaran Pelaksanaan dimana selisihnya akan menjadi keuntungan kontraktor.3. Rencana Kerja dan Syarat-SyaratUntuk menyeleksi kontraktor maka dokumen ini digunakan sebagai penilaian apakah memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dan rencana kerja yang jelas sesuai dokumen sedangkan selama pelaksanaan konstruksi, kontraktor harus melaksanakan sesuai rencana kerja dan kesepakatan-kesepakatan yang disetujui oleh owner dan kontraktor (penyedia) sesuai persyaratan.

2.4. Pengadaan Kontraktor2.4.1. Metoda Pemilihan KontraktorMetoda pemilihan kontraktor antara pemerintah dan swasta memiliki perbedaan. Pemilihan dengan cara versi pemerintah terdapat dalam Perpres no.70 tahun 2012 pasal 35 terdiri dari 5 metoda berikut:1. Pelelangan UmumMetode pemilihan Penyedia Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya untuk semua pekerjaan yang dapat diikuti oleh semua Penyedia Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya yang memenuhi syarat.2. Pemilihan LangsungMetode pemilihan Penyedia Pekerjaan Konstruksi untuk pekerjaan yang bernilai paling tinggi Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).3. Pelelangan TerbatasMetode pemilihan Penyedia Barang/Pekerjaan Konstruksi dengan jumlah Penyedia yang mampu melaksanakan diyakini terbatas dan untuk pekerjaan yang kompleks.4. Pengadaan LangsungPengadaan Barang/Jasa langsung kepada Penyedia Barang/Jasa, tanpa melalui Pelelangan Seleksi/Penunjukan Langsung.5. Penunjukan LangsungMetode pemilihan Penyedia Barang/Jasa dengan cara menunjuk langsung 1 (satu) Penyedia Barang/Jasa.Sedangkan dengan cara swasta memiliki cara masing-masing tetapi biasanya mengacu pada cara pemerintah atau standar kontrak internasional seperti:1. FIDIC (Federation Internationale Des Ingenieurs Conceils)2. JCT (Joint Contract Tribunal) dari RIBA (Royal Institute of British Architect)3. Article and Condition of Building Contract, diterbitkan oleh Singapore/Hongkong Institute of Architect.Pada umumnya cara swasta menggunakan metoda pelelangan terbatas dengan mengundang beberapa calon penyedia yang dikenal untuk melakukan presentasi untuk diseleksi.2.4.2. Proses Tata Cara Pemilihan KontraktorPemilihan kontraktor dilakukan dengan cara penyeleksian calon kontraktor dimana para calon kontraktor memasukkan dokumen kualifikasi dan dokumen penawaran masing-masing. Sedangkan ULP (Unit Layanan Pengadaan) mengeluarkan dokumen pengadaan berisi informasi dan ketentuan yang harus dipatuhi pihak-pihak proses pemilihan/pengadaan hingga tata cara dan kriteria penilaian namun bila menggunakan metoda prakualifikasi, ULP mengeluarkan dokumen kualifikasi dan dokumen pemilihan. Pelaksanaan penilaian kualifikasi (dalam Perpres no.70 tahun 2012 pasal 56) calon kontraktor (pekerjaan konstruksi) dilakukan dengan tiga cara, yaitu prakualifikasi (sebelum pemasukan penawaran), untuk metoda pemilihan:a) Pelelangan umum (pekerjaan konstruksi kompleks/>Rp 100 Milyar).b) Penunjukan langsung.c) Pengadaan langsung. Penilaian kualifikasi dengan cara bersamaan dengan pemasukan dokumen penawaran dilakukan untuk metoda pemilihan penunjukan langsung dengan penanganan darurat. Penilaian kualifikasi dengan pascakualifikasi (setelah pemasukan dokumen penawaran) dilakukan untuk metoda pemilihan:a) Pelelangan umum (seluruh jenis pekerjaan konstruksi kecuali pekerjaan kompleks/>Rp 100 Milyar).b) Pemilihan langsung.Pemasukan dokumen penawaran oleh calon kontraktor dilakukan dengan 3 metoda panyampaian dokumen, yaitu:1. Metoda satu sampulPenyampaian dokumen penawaran pada satu waktu, dimana hanya disampaikan satu sampul dokumen berisi dokumen administrasi, teknis dan harga. Metoda ini digunakan untuk evaluasi teknis yang tidak dipengaruhi penawaran harga dimana bila dalam pekerjaan konstruksi, spesifikasi teknis maupun volumenya telah tercantum jelas dalam dokumen pengadaan. Metoda ini juga digunakan untuk pemilihan kontraktor dengan metoda pengadaan langsung dan penunjukan langsung.2. Metoda dua sampulPenyampaian dokumen penawaran pada satu waktu dimana terdiri dari dua sampul, biasanya sampul satu berisi dokumen administrasi dan teknis, sedangkan sampul dua berisi dokumen harga. Metoda ini digunakan untuk evaluasi teknis dipengaruhi penawaran harga bilamana dalam pekerjaan konstruksi, menggunakan evaluasi sistem nilai atau sistem biaya selama umur ekonomis.3. Metoda dua tahapPenyampaian dokuen penawaran dilakukan pada dua tahap yang berbeda, biasanya ciri-cirinya adalah pekerjaan kompleks atau memenuhi kriteria kinerja tertentu dari keseluruhan sistem, termasuk pertimbangan kemudahan atau efisiensi pengoperasian dan pemeliharan peralatannya atau mempunyai beberapa alternatif penggunaan sistem dan desain penerapan teknologi yang berbeda atau membutuhkan waktu evaluasi teknis yang lama dan/atau membutuhkan penyetaraan teknis.Metoda penilaian atau evaluasi penawaran ada 3 sistem, yaitu:1. Sistem gugurUmum digunakan pada pengadaan pekerjaan konstruksi.2. Sistem nilaiUntuk pekerjaan konstruksi dimana keunggulan teknis sepadan dengan harga karena penawaran harga sangat mempengaruhi kualitas teknis.3. Sistem penilaian biaya selama umur ekonomisUntuk pekerjaan konstruksi yang memperhatikan faktor-faktor umur ekonomis, harga, biaya operasional, biaya pemeliharaan dan jangka waktu operasi tertentu.Dari berbagai metoda yang digunakan dalam proses lelang untuk menyeleksi penyedia pekerjaan konstruksi atau kontraktor, maka kombinasi metoda pelaksanaan pemilihan pekerjaan konstruksi/kontraktor sebagai berikut:1. Pelelangan umum secara pascakualifikasi metode satu sampul evaluasi sistem gugur.2. Pelelangan umum prakualifikasi metode dua tahap dan evaluasi sistem nilai dan sistem penilaian biaya selama umur ekonomis.3. Pemilihan langsung secara pascakualifikasi metode satu sampul dan evaluasi sistem gugur.4. Pelelangan terbatas.5. Penunjukan langsung.6. Pengadaan langsung.Secara umum proses/tahapan pengadaan kontraktor melalui beberapa tahapan berikut:1. Pengumuman lelang (prakualifikasi/pascakualifikasi).2. Pengambilan dokumen pengadaan (dokumen kualifikasi bila prakualifikasi).3. Pemberian penjelasan.4. Pemasukan dokumen penawaran (pemasukan dokumen kualifikasi bila prakualifikasi).5. Evaluasi dokumen.6. Pembuktian kualifikasi (Undangan bila prakualifikasi).7. Pembuatan Berita Hasil Acara Pelelangan (bila prakualifikasi: pemberian dokumen pemilihan, penjelasan, pengambilan dokumen pemilihan, pemasukan dokumen pemilihan, pembukaan dokumen pemilihan dan diselingi sanggahan dan sanggahan banding bila dua sampul atau pengumuman peserta lulus per tahap bila dua tahap).8. Penetapan pemenang.9. Pengumuman pemenang.10. Masa sanggah hasil lelang dan sanggah banding bila perlu.11. Penunjukkan pemenang.12. Penandatanganan kontrak.2.5. Dokumen Kontrak2.5.1. Pembahasan Umum Dokumen KontrakMengacu kepada Keputusan Menteri Kimpraswil No.257/KPTS/M/2004 tentang Standar Dan Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi, dokumen kontrak merupakan keseluruhan dokumen yang mengatur hubungan hukum antara pengguna jasa dan penyedia jasa untuk melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan, yang terdiri dari:a) Surat perjanjian.b) Surat penunjukkan penyedia jasa.c) Surat penawaran.d) Adendum dokumen lelang (bila ada).e) Syarat-syarat khusus kontrak.f) Syarat-syarat umum kontrak.g) Spesifikasi teknis.h) Gambar-gambar.i) Daftar kuantitas harga.j) Dokumen lain yang tercantum dalam lampiran kontrak.Dokumen lain contohnya seperti: jaminan-jaminan, SPPBJ, Berita Acara Hasil Pelelangan, Berita Acara Penjelasan dokumen pemilihan penyedia barang/jasa.Biasanya jenis proyek yang didanai oleh pemerintah maka jenis kontraknya diatur berdasarkan peraturan pemerintah, sedangkan proyek swasta menggunakan jenis kontrak swasta yang banyak mengadopsi dari FIDIC. Jenis proyek pada pemerintah dikelompokkan berdasarkan dasar-dasar tertentu yang akan dibahas pada sub-bab 2.5.2, sedangkan jenis kontrak swasta yang menggunakan sistem FIDIC fokus kepada pertanggungjawaban para pihak, terdiri dari:1. Short Form of Contract/(Green Book)Pekerjaan tidak terlalu kompleks yang metoda perhitungan bisa diperkirakan sendiri oleh pemilik dan bisa menunjuk ahli teknik jika perlu.2. Construction Contract/(Red Book)Pekerjaan konstruksi dimana didesain oleh pemilik atau ahli teknik atau beberapa elemen pekerjaan tidak dominan yang membutuhkan kontraktor seperti pekerjaan sipil, mekanikal, elektrikal atau pekerjaan konstruksi.3. Plant and Design Build Contract/(Yellow Book)Pekerjaan sipil, mekanikal dan elektrikal dilaksanakan kontraktor sesuai desain dalam spesifikasi teknis.4. EPC (Engineering Procurement Contract)/(Turnkey Contract)/(Silver Book)Desain dan pelaksanaan dilaksanakan oleh kontraktor dimana pekerjaannya kompleks, rumit dan data lokasi proyek yang tidak lengkap diketahui.5. DBO (Design Build and Operate)/(Gold Book)Kontraktor sebagai pelaksana dan pengoperasi proyek, biasanya jangka waktu 20 tahun dan banyak digunakan pada kontrak internasional.6. Construction Contract MDB (Multilateral Development Banks) Harmonised Ed/(Harmonised Red Book)Seluruh desain pekerjaan dan desain teknik dibuat oleh pemilik atau engineer yang mewakili pemilik dimana pendanaan diberi MDB walau beberapa pekerjaan dibuat oleh kontraktor seperti pekerjaan sipil, mekanikal, elektrikal dan konstruksi.7. Client/Consultant Model Services Agreement (White Book)Pemilik pekerjaan membutuhkan jasa engineer sebagai konsultan manajemen proyek, adminstrasi dokumen kontrak, pelaksanaan pekerjaan pre-investment dan feasibility studies serta pekerjaan berkaitan dengan perencanaan proyek. 2.5.2. Jenis-Jenis Kontrak ProyekJenis-jenis kontrak proyek pemerintah sesuai Perpres no.70 tahun 2012, dikelompokkan berdasarkan:1. Cara pembayarana. Lump SumSeluruh pekerjaan dilakukan selesai pada waktu tertentu dan harga pasti sesuai kontrak awal tanpa ada penambahan atau pengurangan dan jika ada maka menjadi tanggungan penyedia.b. Harga SatuanSama dengan Lump Sum tetapi perbedaannya adalah volume pekerjaan yang direncanakan disetujui dan ditetapkan bersama dan boleh ada penambahan/pengurangan dengan pembayaran sesuai volume pekerjaan selesaidihitung bersama.c. Gabungan Lump Sum dan Harga Satuand. PresentaseUntuk jasa konsultasi/jasa lainnya yang diberi imbalan sesuai presentase nilai pekerjaan tertentu dan tahapan yang telah selesai sesuai kontrak.e. Terima Jadi (Turnkey)Untuk pengadaan barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya dimana jumlah harga pasti dan tetap sampai seluruh pekerjaan selesai, dibayar sesuai penilaian bersama yang telah sesuai kriteria kinerja.2. Cara pembayarana. Tahun Tunggal/Single YearKontrak diikat anggaran selama masa 1 tahun anggaran.b. Tahun Jamak/Multi YearsKontrak diikat anggaran selama lebih 1 tahun anggaran, bila nilai proyek >Rp. 10 Milyar untuk pekerjaan diluar yang disebutkan Perpres no 70 thn.2012 pasal 52 ayat 2(a) (seperti pekerjaan konstruksi proyek ini) maka harus dengan persetujuan Menteri Keuangan atau Kepala Daerah bila di daerah. 3. Sumber pendanaana. Pengadaan TunggalKontrak antara 1 PPK dan 1 Penyedia Barang/Jasa.b. Pengadaan JamakKontrak antara beberapa PPK dan 1 Penyedia Barang/Jasa.c. Payung (Framework Contract)Kontrak harga satuan antara K/L/D/I (Kementerian/Lembaga/Satuan Kerja Perangkat Daerah/Institusi) dengan Penyedia Barang/Jasa dimana volume belum ditentukan saat kontrak dan imbalan dibayar sesuai volume yang sudah selesai yang diukur secara bersama dan nyata.4. Jenis pekerjaana. Pengadaan Pekerjaan TunggalKontrak pengadaan Penyedia Barang/Jasa yang terdiri dari 1 pekerjaan perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan.b. Pengadaan Pekerjaan TerintegrasiKontrak pengadaan pekerjaan konstruksi kompleks dengan menggabungkan pekerjaan perencanaan, pelaksanaan dan /atau pengawasan.2.5.3. Dokumen-Dokumen, Sistem Pembayaran dan Jaminan-Jaminan Proyek KonstruksiDokumen pelaksanaan merupakan dokumen pengadaan yang dibuat oleh ULP untuk melakukan proses pengadaan. Dokumen pengadaan terdiri atas:1. Dokumen kualifikasi.2. Dokumen pemilihan.Dokumen kualifikasi berisi tentang petunjuk pengisisan formulir isian kualifikasi, formulir isian kualifikasi, instruksi kepada peserta kualifikasi, lembar data kualifikasi, pakta integritas dan tata cara evaluasi kualifikasi. Dokumen pemilihan berisi tentang pengumuman calon penyedia, instruksi kepada peserta Pengadaan Barang/Jasa, syarat-syarat umum kontrak, sayarat-syarat khusus kontrak, spesifikasi teknis, KAK, gambar, bentuk surat penawaran, rancangan kontrak, bentuk jaminan dan contoh-contoh formulir yang perlu diisi. Dari dokumen pengadaan tersebut, para calon kontraktor membuat dokumen administrasi yang berisi hal-hal bersifat administratif seperti data penyedia meliputi identitas perusahaan, ijin usaha, akta, pemilik, pengurus, tenaga ahli, peralatan dan pajak sesuai yang diminta dalam dokumen pengadaan/pelelangan. Sistem pembayaran dalam proyek juga diatur dalam Perpres no.54 tahun 2010 (pasal 88) seperti pemilik membayar uang muka kepada penyedia/kontraktor dimana bila usaha kecil (jarang untuk kontraktor) maksimum 30% dari nilai kontrak, sedangkan usaha besar maksimum 20% dari nilai kontrak. Untuk kontrak tahun jamak seperti pada proyek ini maka uang muka dibayar dari yang terkecil antara dua pilihan yaitu 20% dari kontrak pertama atau 15% dari kontrak. Dari uang muka tersebut maka kontraktor akan dinilai jaminan pelaksanaan uang mukanya dengan pencapaian prestasi pekerjaan sehingga nilai jaminan uang muka secara bertahap dapat dikurangi secara proposional dan prestasi tersebut akan dibayar (pasal 89) secara bulanan atau tahapan penyelesaian pekerjaan atau sekaligus setelah seluruh pekerjaan selesai dimana sebelumnya telah dikurangi dengan angsuran pengembalian uang muka, pajak dan denda jika ada. Pembayaran prestasi kerja tersebut diminta kepada PPK. Jika ada subkontraktor maka dimintakan pula pembayaran sesuai pekerjaan yang telah diselesaikannya dilengkapi bukti pembayaran. PPK dapat menahan pembayaran ini sebagai uang retensi (sebagai jaminan pemeliharaan pekerjaan konstruksi). Jaminan-jaminan yang digunakan dalam proyek konstruksi sama dengan yang digunakan dalam pengadaan Barang/Jasa, yaitu:1. Jaminan PenawaranJaminan ini dibayar oleh penyedia/kontraktor 1%-3% HPS. Lalu dikembalikan jika PPK telah menerima Jaminan Pelaksanaan untuk tandatangan kontrak. Jaminan ini tidak ada untuk pemilihan kontraktor dengan cara penunjukan langsung dan pengadaan langsung.2. Jaminan PelaksanaanJaminan untuk kontrak >Rp 100 juta, untuk nilai penawaran terkoreksi antara 80%-100% HPS maka besarnya 5% nilai kontrak sedangkan