9
1 ANALISA RISIKO DALAM PROYEK PERBAIKAN KRI FASHARKAN PANGKALAN UTAMA TNI AL V SURABAYA 1 eko Krisdiono, 2 suparno, 3 i Made Jiwa A 1 Program Studi Magister Teknik Analisa Sistem dan riset Operasi Sekolah Tinggi Angkatan Laut, Surabaya 2 Jurusan Teknik Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Surabaya 3 Jurusan Analisa Sistem dan riset Operasi Sekolah Tinggi Angkatan Laut, Surabaya E-mail: 1 [email protected], 2 [email protected] ABSTRAK Pada pelaksanaan proyek perbaikan KRI mempunyai risiko yang cukup besar yang dapat menyebabkan keterlambatan bahkan kegagalan. Untuk itu risiko-risiko yang mungkin timbul perlu dianalisa agar proyek perbaikan KRI dapat berjalan sesuai yang direncanakan. Proses menganalisa kemungkinan risiko dapat menggunakan sebuah pendekatan yang disebut manajemen risiko. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan identifikasi risiko pada proyek perbaikan KRI, analisa terhadap risiko yang signifikan dan menentukan jenis respon terhadap risiko yang signifikan. Proses penelitian dengan cara survey, rangkaian analisis dimulai dengan identifikasi risiko melalui studi literatur setelah itu dilakukan analisa risiko yang dilakukan dengan menyebarkan kuisioner kepada responden yang dipilih. Analisa risiko dilakukan dengan cara memperkirakan kemungkinan risiko yang terbesar yang akan terjadi dan dampak yang dihasilkan terhadap waktu, mutu dan biaya. Kata Kunci: Manajemen risiko, proyek perbaikan KRI, respon risiko 1. PENDAHULUAN Pertahanan negara bertitik tolak pada falsafah dan pandangan hidup bangsa Indonesia untuk menjamin keutuhan dan tetap tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Pertahanan negara sebagai salah satu fungsi pemerintahan negara yang merupakan usaha untuk mewujudkan satu kesatuan pertahanan negara guna mencapai tujuan nasional, yaitu untuk melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut serta melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Tentara Nasional Indonesia (TNI) sebagai komponen inti sistem pertahanan Negara Kesatuan Republik Indonesia berperan sebagai alat negara di bidang pertahanan. Berdasarkan amanat Undang-Undang Nomor 34 tahun 2004, TNI memiliki tugas pokok menegakkan kedaulatan negara, menjaga keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, serta melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia dari ancaman serta gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara. Dalam mengemban tugas matra laut di bidang pertahanan, kesiapan organisasi TNI Angkatan Laut ditentukan oleh komponen- komponen kekuatan yang meliputi personel, alat utama sistem senjata (alutsista) maupun sistem metodenya. Kapal Republik Indonesia (KRI) merupakan salah satu penentu kesiapan organisasi TNI AL dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dalam mendukung operasional KRI dibutuhkan Fasilitas pemeliharaan dan perbaikan merupakan hal yang sangat mutlak. Berdasarkan Peraturan Kepala Staf Angkatan Laut nomor perkasal/41/V/2010 tanggal 18 Mei 2010, Fasharkan Surabaya bertugas pokok membantu Komandan Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut V Surabaya dalam menyediakan fasilitas pemeliharaan dan perbaikan bagi kapal kapal yang akan melaksanakan perbaikan bidang permesinan, peralatan navigasi pelayaran, senjata, elektronika, pengamanan magnetik, pengedokan serta membina potensi jasa maritim pendukung tugas pokok Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut V Surabaya. Dalam melaksanakan tugasnya Fasharkan surabaya mempunyai fungsi menyediakan fasilitas pemeliharaan dan perbaikan bagi KRI yang akan melaksanakan perbaikan, memelihara tingkat kesiapan sarana dan prasarana harkan dilingkungan Fasharkan sehingga mampu menerima beban tugas pemeliharaan dan perbaikan alut TNI AL, merencanakan kegiatan pemeliharaan dan perbaikan tingkat depo dan menengah serta perbaikan darurat alut Komando Armada Republik Indonesia Kawasan Timur beserta peralatan bengkelnya berdasarkan rencana dan program Disharkap Koarmatim dan menyelenggrakan dukungan pemeliharaan dukungan dan perbaikan kapal-kapal kesatuan non TNI AL serta kapal-kapal niaga yang

7. Eko Krisdiono

Embed Size (px)

DESCRIPTION

7. Eko Krisdiono

Citation preview

  • 1

    ANALISA RISIKO DALAM PROYEK PERBAIKAN KRI FASHARKAN PANGKALAN UTAMA TNI AL V SURABAYA

    1eko Krisdiono,

    2suparno,

    3i Made Jiwa A

    1Program Studi Magister Teknik Analisa Sistem dan riset Operasi

    Sekolah Tinggi Angkatan Laut, Surabaya 2Jurusan Teknik Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Surabaya

    3Jurusan Analisa Sistem dan riset Operasi Sekolah Tinggi Angkatan Laut, Surabaya

    E-mail: [email protected],

    [email protected]

    ABSTRAK

    Pada pelaksanaan proyek perbaikan KRI mempunyai risiko yang cukup besar yang dapat

    menyebabkan keterlambatan bahkan kegagalan. Untuk itu risiko-risiko yang mungkin timbul perlu dianalisa agar proyek perbaikan KRI dapat berjalan sesuai yang direncanakan. Proses menganalisa kemungkinan risiko dapat menggunakan sebuah pendekatan yang disebut manajemen risiko. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan identifikasi risiko pada proyek perbaikan KRI, analisa terhadap risiko yang signifikan dan menentukan jenis respon terhadap risiko yang signifikan. Proses penelitian dengan cara survey, rangkaian analisis dimulai dengan identifikasi risiko melalui studi literatur setelah itu dilakukan analisa risiko yang dilakukan dengan menyebarkan kuisioner kepada responden yang dipilih. Analisa risiko dilakukan dengan cara memperkirakan kemungkinan risiko yang terbesar yang akan terjadi dan dampak yang dihasilkan terhadap waktu, mutu dan biaya. Kata Kunci: Manajemen risiko, proyek perbaikan KRI, respon risiko

    1. PENDAHULUAN

    Pertahanan negara bertitik tolak pada falsafah dan pandangan hidup bangsa Indonesia untuk menjamin keutuhan dan tetap tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Pertahanan negara sebagai salah satu fungsi pemerintahan negara yang merupakan usaha untuk mewujudkan satu kesatuan pertahanan negara guna mencapai tujuan nasional, yaitu untuk melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut serta melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.

    Tentara Nasional Indonesia (TNI) sebagai komponen inti sistem pertahanan Negara Kesatuan Republik Indonesia berperan sebagai alat negara di bidang pertahanan. Berdasarkan amanat Undang-Undang Nomor 34 tahun 2004, TNI memiliki tugas pokok menegakkan kedaulatan negara, menjaga keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, serta melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia dari ancaman serta gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara.

    Dalam mengemban tugas matra laut di bidang pertahanan, kesiapan organisasi TNI Angkatan Laut ditentukan oleh komponen-komponen kekuatan yang meliputi personel, alat utama sistem senjata (alutsista) maupun

    sistem metodenya. Kapal Republik Indonesia (KRI) merupakan salah satu penentu kesiapan organisasi TNI AL dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dalam mendukung operasional KRI dibutuhkan Fasilitas pemeliharaan dan perbaikan merupakan hal yang sangat mutlak.

    Berdasarkan Peraturan Kepala Staf Angkatan Laut nomor perkasal/41/V/2010 tanggal 18 Mei 2010, Fasharkan Surabaya bertugas pokok membantu Komandan Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut V Surabaya dalam menyediakan fasilitas pemeliharaan dan perbaikan bagi kapal kapal yang akan melaksanakan perbaikan bidang permesinan, peralatan navigasi pelayaran, senjata, elektronika, pengamanan magnetik, pengedokan serta membina potensi jasa maritim pendukung tugas pokok Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut V Surabaya.

    Dalam melaksanakan tugasnya Fasharkan surabaya mempunyai fungsi menyediakan fasilitas pemeliharaan dan perbaikan bagi KRI yang akan melaksanakan perbaikan, memelihara tingkat kesiapan sarana dan prasarana harkan dilingkungan Fasharkan sehingga mampu menerima beban tugas pemeliharaan dan perbaikan alut TNI AL, merencanakan kegiatan pemeliharaan dan perbaikan tingkat depo dan menengah serta perbaikan darurat alut Komando Armada Republik Indonesia Kawasan Timur beserta peralatan bengkelnya berdasarkan rencana dan program Disharkap Koarmatim dan menyelenggrakan dukungan pemeliharaan dukungan dan perbaikan kapal-kapal kesatuan non TNI AL serta kapal-kapal niaga yang

  • 2

    berada diwilyahnya dengan memanfaatkan tekhnologi yang akan digunakan dalam produksi kapal dari mulai desain sampai dengan kapal beroperasi.

    Berdasarkan daftar susunan personel (DSP) tahun 2014 nomor ST/04/2014 tanggal 16 Januari 2014, rekapitulasi jumlah personel Fasharkan surabaya sebagai berikut :

    0

    50

    100

    150

    200

    250

    300

    Perwira BA/TA PNS

    Kondisi saat ini

    DSP

    Gambar 1.1 Rekapitulasi Jumlah Personel Fasharkan

    Berdasarkan diagram diatas : a. Dari strata tingkat perwira (Pamen dan Pama) berdasarkan DSP tahun 2014 adalah 71 personel dan kondisi saat ini hanya 41 personel sehingga baru terpenuhi 62%, hal tersebut sangat berpengaruh terhadap tingkat perencanaan, pelaksanaan dan pengambilan keputusan dalam suatu sistem manajemen. b. Dari strata bintara dan tamtama berdasarkan DSP tahun 2014 adalah 183 personel dan kondisi saat ini 256 personel sehingga terdapat kelebihan 73 personel atau kelebihan 39%. c. Dari strata PNS berdasarkan DSP tahun 2014 adalah 43 personel dan kondisi saat ini hanya 27 personel, sehingga kekurangan 16 personel dari struktur organisasi.

    0

    5

    10

    15

    20

    2013 2014 2015

    Har Depo

    Har Men

    Gambar 1.2 Jumlah Perbaikan KRI di

    Fasharkan Surabaya

    Manajemen risiko dibutuhkan untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan untuk perbaikan dan tindakan yang dapat diambil untuk meningkatkan kinerja (Shinyu Mu et al., 2014) Analisis terhadap risiko menjadi semakin penting saat ini, banyak kasus dimana kegagalan mengelola risiko dengan baik bisa mengakibatkan kerugian yang cukup besar , baik bagi organisasi, bahkan juga individu-individu. Kita melihat beberapa kejadian seperti kerugian yang dialami perusahan karena penyelewengan karyawan atau manejemennya, kegagalan mengantisipasi krisis ekonomi, dan lainnya. Kita juga sering melihat kejadian yang merugikan individu karena individu itu lalai mematuhi peraturan yang ada. Potensi kerugian dari resiko akan semakin besar jika orangorang dalam organisasi (atau organisasi secara keseluruhan) tidak mempunyai prilaku kehatihatian. Kejadiankejadian tersebut bisa dihindari jika kita memahami dan mengelola risiko dengan baik.

    Mengelola resiko adalah suatu pengelolaan resiko yang dimulai dari identifikasi resiko secara aktif, lalu menilai tingkat level risiko-risiko tersebut sehingga didapatkan prioritas pengelolaannya, serta menentukan langkah-langkah penanganannya agar risiko dapat ditekan semaksimal mungkin. Pengelolaan risiko yang baik akan memberikan kepercayaan diri pada tim proyek dalam melaksanakan proyek. Pengelolaan ini akan menghindari adanya kejadian-kejadian tak terduga yang membahayakan proyek ( Sukaarta, 2012)

    Manajemen risiko dilaksanakan untuk menjamin pencapaian tujuan proyek (Bon-Gang Hwang et al, 2014) Dalam Proyek perbaikan Kapal merupakan suatu bidang yang dinamis dan mengandung risiko ditinjau dari sisi sumber daya dan teknologi. Risiko ditinjau dari sisi teknik dapat memberikan pengaruh terhadap produktivitas, kinerja, kualitas dan dan batasan biaya dari proyek. Risiko dapat dikatakan merupakan akibat yang mungkin terjadi secara tak terduga. Walaupun suatu kegiatan telah direncanakan sebaik mungkin, namun tetap mengandung ketidakpastian.

    Tanggapan risiko sangat penting dalam manajemen risiko untuk menghasilkan strategi, menggunakan informasi dan pengetahuan tentang permasalahan yang telah terjadi (Zhi-Ping Fan et al, 2015) Risiko akan timbul apabila terjadi terjadi penyimpangan diluar rencana dari suatu kejadian atau keadaan tertentu, proyek merupakan suatu usaha yang dilakukan untuk mengambil peluang sehingga risiko akan selalu menyertainya oleh karena itu yang perlu diperhatikan adalah mengoptimalkan setiap peluang yang ada, disamping mengambil langkah langkah untuk memperkecil dampak negatif dari risiko terhadap sasaran dan tujuan yang akan dicapai.

    Jumlah Personel

    Strata Personel

    Tahun Perbaikan

    Jumlah KRI

  • 3

    1.2 Perumusan Masalah Dalam penelitian ini yang menjadi

    permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut :

    a. Resiko apa yang signifikan bila ditinjau terhadap kinerja waktu, mutu dan biaya pada pelaksanaan Proyek perbaikan KRI di Fasharkan Lantamal V Surabaya ? b. Bagaimana mitigasi terhadap risiko yang signifikan terhadap kinerja waktu, mutu dan biaya pada pelaksanaan perbaikan KRI di Fasharkan Lantamal V Surabaya ?

    1.3 Tujuan Penelitian

    Adapun tujuan dari penelitian ini untuk : a. Identifikasi risiko apa saja yang berdampak signifikan bila ditinjau terhadap kinerja waktu, mutu dan biaya. b. Identifikasi mitigasi terhadap risiko yang berdampak signifikan pada kinerja waktu, mutu dan biaya.

    1.4 Manfaat Penelitian

    Adapun manfaat dari penelitian ini untuk:

    a. Dapat mengidentifikasi kemungkinan risiko yang akan terjadi sedini mungkin sehingga dapat mengetahui cara mengantisipasi risiko yang akan terjadi. b. Dapat mengurangi kerugian yang nantinya akan dialami perusahaan jika risiko yang nantinya akan terjadi sudah direspon dengan baik.

    1.5 Batasan Masalah

    Batasan-batasan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

    a. Obyek penelitian difokuskan pada Proyek perbaikan KRI di Fasharkan Surabaya. b. Risiko yang yang dianalisa dilihat dari sudut pandang Staf Fasharkan Surabaya. c. Respon dilakukan terhadan

    risiko yang signifikan.

    2. KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Proyek

    Menurut Soeharto (1999) proyek dapat diartikan sebagai salah satu kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi sumber daya terbatas dan dimaksudkan untuk melaksanakan tugas yang sasarannya telah digariskan dengan jelas. Lingkup tugas tersebut dapat pembangunan pabrik, pembuatan produk baru atau pelaksanaan penelitian dan pengembangan.

    Soeharto (1999) menjelaskan bahwa proyek memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

    a. Memiliki tujuan khusus, produk akhir atau hasil kerja akhir. b. Jumlah biaya, sasaran jadwal serta kriteria mutu dalam proses mencapai tujuan. c. Bersifat sementara, dalam arti umurnya dibatasi oleh selesainya tugas. Titik awal dan akhir ditentukan dengan jelas. d. Non rutin, tidak berulang-ulang jenis dan intensitas kegiatan berubah sepanjang proyek berlangsung. Proyek didefinisikan sebagai sebuah

    rangkaian aktivitas unik yang saling berkaitan untuk mencapai suatu hasil tertentu dan dilaksanakan dalam periode waktu tertentu pula (Santosa, 2009) menurut PMBOK Guide (2004) sebuah proyek memiliki beberapa karakteristik penting yang terkandung didalamnya yaitu : a. Temporary (sementara) berarti setiap proyek selalu memiliki jadwal yang jelas kapan dimulai dan kapan diselesaikan. Sebuah proyek berakhir jika tujuannya telah tercapai atau kebutuhan terhadap proyek itu tidak ada lagi sehingga proyek tersebut dihentikan. b. Unik artinya bahwa setiap proyek menghasilkan suatu produk, solusi, servis atau output tertentu yang berbeda-beda satu dan lainnya. c. Progressive elaboration adalah karakteristik proyek yang berhubungan dengan dua konsep sebelumnya yaitu sementara dan unik. Setiap proyek terdiri dari langkah-langkah yang berkembang dan berlanjut sampai proyek berakhir.

    2.2 Manajemen Proyek Manajemen disebut sebagai seni untuk merealisasikan pekerjaan melalui orang lain, manajemen mencakup fungsi perencanaan (penetapan apa yang akan dilakukan), pengorganisasian (perancangan dan penugasan kelompok kerja), penyusunan tenaga kerja ( seleksi, pengembangan dan penilaian prestasi kerja), pengarahan (motivasi, kepemimpinan dan pengelolaan konflik) dan pengawasan. Menurut (Imam Heryanto dan Totok Tribowo 2013: 28) manajemen proyek dapat diartikan aplikasi atau implementasi dari pengetahuan, ketrampilan, perangkat dan teknik pada suatu aktivitas proyek untuk memenuhi kebutuhan atau tujuan suatu proyek.

    Didalam proses mencapai tujuan tersebut ada batasan yang harus dipenuhi yaitu besarnya anggaran yang dialokasikan, jadwal, serta mutu yang harus dipenuhi. Ketiga hal tersebut merupakan parameter penting bagi penyelenggara proyek.

    Manajemen proyek merupakan perencanaan, pengorganisasian, mengarahkan

  • 4

    dan mengendalikan sumber daya perusahaan untuk mencapai sasaran jangka pendek yang telah ditentukan. Lebih jauh manajemen proyek menggunakan pendekatan sistem hierarki (arus kegiatan) vertikal dan horisontal.

    Dari definisi tersebut terlihat bahwa konsep manajemen proyek mengandung hal-hal pokok sebagai berikut : a. Menggunakan pengertian manajemen berdasarkan fungsinya, yaitu merencanakan, mengorganisir, memimpin dan mengendalikan sumber daya perusahaan yang berupa manusia, dana dan material. b. Kegiatan yang dikelola berjangka pendek, dengan sasaran yang telah digariskan secara spesifik. Hal ini memerlukan teknik dan metode pengelolaan yang khusus terutama aspek perencanaan dan pengendalian. c. Memakai sistem pengendalian (system approach to management) d. mempunyai hierarki(arus kegiatan) horisontal disamping hierarki vertikal.

    2.3 Pengertian Risiko dan Manajemen Risiko

    Risiko awalnya dikenal sebagai perpaduan antara ilmu matematika dengan ketidakpastian, seperti halnya yang diungkapkan oleh Shorteed, at al (2003) bahwa risiko merupakan kombinasi dari probabilitas suatu kejadian dan konsekuensi dari kejadian tersebut dengan tidak menutup kemungkinan bahwa ada lebih dari satu konsekuensi untuk satu kejadian dan konsekuensi bisa merupakan hal yang positif maupun negatif. Begitu pula Hilson (2001) menjelaskan bahwa risiko memiliki makna ganda yaitu risiko dengan efek positif yang disebut sebagai kesempatan atau opportunity dan risiko membawa efek negatif yang disebut dengan ancaman atau threat. Namun risiko pada umumnya dipandang sebagai sesuatu yang negatif seperti kehilangan, bahaya dan lainnya. Risiko lebih dikaitkan dengan kerugian yang diakibatkan oleh kejadian yang mungkin terjadi dalam waktu tertentu (Frosdick, 1997) kerugian tersebut sebenarnya merupakan bentuk ketidakpastian yang seharusnya dipahami dan dikelola secara efektif oleh organisasi sebagai bagian dari strategi, sehingga dapat menjadi nilai tambah dan mendukung pencapaian tujuan organisasi. Dengan demikian risiko dapat diartikan sebagai suatu kesempatan dalam terminologi kuantitatif dari suatu kejadian bahaya yang didefinisikan. Terminologi kuantitatif yang dimaksud didapat dari pengukuran probabilitas terjadinya suatu kejadian dan dikombinasikan dengan pengukuran konsekuensi dari kejadian tersebut atau secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut (Norman dan Jansson, 2004).

    Risiko = probabilitas kejadian X dampak secara bisnis

    Probabilitas dan dampak tersebut menurut Treasury Board of Canada Secretariat (2001) berpotensi mempengaruhi pencapaian tujuan dari organisasi. Hal ini mengindikasikan kondisi diperlukannya suatu pengelolaan atau manajemen terhadap munculnya risiko. Manajemen risiko yang dimaksud adalah pendekatan secara sistematis untuk menyusun strategi dibalik ketidakpastian dengan mengidentifikasi, menaksir, menindak dan mengkomunikasikan. Tujuan manajemen risiko menjadi alat bantu bagi perusahaan dalam mencapai tujuannya melalui alokasi sumber daya untuk menyusun perencanaan, mengambil keputusan dan melaksanakan aktivitas yang produktif ( Shortreed et al, 2003) sementara menurut Standard Australia (1999) maksud dari manajemen risiko tersebut adalah agar perusahaan dapat meminimumkan kerugian dan memaksimalkan kesempatan yang dapat mempengaruhi perusahaan.

    Manajemen risiko bukan merupakan hal baru dan sudah menjadi bagian dari aktivitas manajemen yang perlu dilakukan (Shortreed et al, 2003) dalam aplikasinya terdapat lebih dari delapan puluh kerangka kerja manajemen risiko yang digunakan di seluruh dunia. Kerangka kerja tersebut tidak selalu sama di setiap organisasi, pada umumnya melalui tahap adaptasi dengan keadaan organisasi tersebut. Namun kerangka kerja yang baik seharusnya mampu mengakomodasi risiko, pengambilan keputusan atau manajemen korporasi dan penaksiran risiko serta pengambilan tindakan pada risiko. Beberapa kerangka kerja manajemen risiko yang umumnya menjadi standar adalah the Australia New Zealand Risk management Standard (AS/NZS 4360:2004).

    Menurut Shortreed et al. (2003) the Australia New Zealand Risk management Standard (AS/NZS 4360:2004) memiliki beberapa keunggulan dibanding standard yang lainnya yaitu mencakup adanya feedback loop dan monitor secara kontinyu juga adanya komunikasi dan konsultasi selain itu juga ada tahapan dimana pihak pengambil keputusan dan penganalisa melakukan inisiasi awal yang disebut sebagai context adanya penetapan kriteria mengenai risiko seperti apa yang akan dianalisa terlebih dahulu didefinisikan dan memisahkan antara risiko yang diterima dan tidak, serta memberikan perlakuan untuk risiko yang tidak dapat diterima.

    Beberapa pengertian lain tentang risiko dikemukakan oleh Vaughan (1978) adalah sebagai berikut : 1. Risk in the chance of loss ( Risiko adalah kans kerugian) Chance of loss biasanya dipergunakan untuk menunjukkan suatu keadaan dimana terdapat suatu keterbukaan

  • 5

    (exposure) terhadap kerugian atau suatu kemungkinan kerugian. 2. Risk is the possibility of loss ( Risiko adalah kemungkinan kerugian) Istilah possibility berarti bahwa probabilitas suatu peristiwa berada diantara nol dan satu. 3. Risk is Uncertainty ( Risiko adalah ketidakpastian) Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa risiko dihubungkan dengan kemungkinan terjadinya akibat buruk (kerugian) yang tak diinginkan atau tak terduga. Dengan kata lain kemungkinan ini sudah menunjukkan ketidakpastian. Ketidakpastian itu merupakan kondisi yang menyebabkan tumbuhnya risiko. 2.4 Jenis-jenis Risiko Tedapat beberapa jenis risiko yang dapat terjadi, yaitu :

    1. Operational Risk (Risiko Opersional) Kejadian risiko yang berhubungan dengan operasional organisasi mencakup risiko yang berhubungan dengan sistem organisasi, proses kerja, teknologi dan sumber daya manusia. 2. Finansial Risk (Risiko keuangan) Risiko yang berdampak pada kinerja keuangan organisasi seperti kejadian risiko akibat dari fluktuasi mata uang, tingkat suku bunga termasuk risiko pemberian kredit, likuiditas dan pasar. 3. Hazard Risk (Risiko kecelakaan fisik) Risiko yang berhubungan dengan kecelakaan fisik seperti kejadian atau kerusakan yang menimpa harta perusahaan dan adanya ancaman perusahaan. 4. Strategic Risk (Risiko strategi) Risiko yang berhubungan dengan strategi perusahaan, politik, ekonomi, peraturan dan perundangan, pasar bebas, risiko yang berkaitan dengan reputasi organisasi kepemimpinan dan termasuk perubahan keinginan pelanggan.

    2.5 Perencanaan Manajemen Risiko Perencanaan manajemen risiko meliputi langkah memutuskan bagaimana mendekati dan merencanakan akitifitas manajemen risiko untuk proyek. Menentukan pendekatan dan aktivitas-aktivitas yang akan dilakukan dalam manajemen risiko. Hal-hal yang tercakup dalam perencanaan manajemen risiko adalah :

    1. Metodologi Mendefinisikan alat, pendekatan dan sumber data yang mungkin digunakan dalam manajemen proyek tertentu. 2. Peran dan tanggung jawab Menentukan siapa yang bertanggung jawab untuk mengimplementasikan tugas

    tertentu dan hasil apa yang harus dipertanggung jawabkan berkaitan dengan manajemen risiko. 3. Dana dan biaya Penjelasan estimasi biaya dan dana yang diperlukan dalam melakukan aktivitas-aktivitas yang berkaitan dengan manajemen risiko. 4. Waktu Berisi rencana waktu pelaksanaan proses manajemen risiko akan dilakukan selama siklus hidup proyek. 5. Scoring dan interpretasi Metode scoring dan interpretasi yang sesuai untuk tipe dan waktu analisa risiko kualitatif dan kuantitatif yang akan dilakukan.

    2.6 Identifikasi Risiko Langkah selanjutnya dalam mengelola risiko adalah identifikasi risiko potensial, risiko adalah event yang jika dipicu akan menyebabkan masalah. Karena itu identifikasi risiko bisa dimulai dari identifikasi sumber masalahnya sendiri. Identifikasi risiko adalah rangkaian proses pengenalan yang seksama atas risiko dan komponen risiko yang melekat pada suatu aktivitas atau transaksi yang diarahkan kepada proses pengukuran serta pengelolaan risiko yang tepat. Identifikasi risiko merupakan pondasi dimana tahap lainnya dalam manajemen risiko dibangun. Sebagai suatu rangkaian proses, identifikasi risiko dimulai dengan pemahaman tentang apa sebenarnya yang disebut sebagai risiko, sebagaimana telah didefinisikan diatas, maka risiko tingkat ketidakpastian akan terjadinya sesuatu atau tidak terwujudnya sesuatu tujuan. Tahap selanjutnya pada proses identifikasi risiko adalah mengenali jenis-jenis risiko yang mungkin mempengaruhi proyek dan mendokumentasikan karakteristik dari setiap risiko, hasil utama dari proses ini adalah risk register. Identifikasi bisa dilakukan dengan melihat asal dan problemnya. 1. Analisa Sumber Risiko

    Sumber bisa berasal dari internal atau eksternal dari sistem yang menjadi target dari manajemen risiko. Risiko berdasarkan sumbernya dapat dikategorikan sebagai berikut :

    a. Internal Risk Keterlambatan jadwal, risiko teknis, desain konstruksi, operasional. b. Eksternal Risk Perubahan peraturan, bencana alam.

    2. Analisa Problem Risiko berhubungan dengan

    kekhawatiran melanggar informasi yang bersifat privat atau khawatir akan terjadi kecelakaan dan korban, khawatir kehilangan uang. Ketika sumber atau masalah sudah diketahui, kejadian yang dipicu oleh sumber

  • 6

    atau kejadian yang dapat menimbulkan masalah dapat ditelusuri. Metode identifikasi risiko yang umum adalah : a. Identifikasi risiko berdasarkan tujuan Perusahaan dan tim proyek mempunyai tujuan-tujuan setiap kejadian yang membahayakan pencapaian tujuan secara perbagian atau menyeluruh diidentifikasikan sebagai risiko. b. Identifikasi Risiko berdasarkan skenario Dalam analisa skenario, skenario-skenario yang berbeda diciptakan. Skenario-skenario mungkin menjadi jalan alternatif untuk mencapai tujuan atau sebuah analisa dari hubungan kekuatan, setiap kejadian yang memicu sebuah skenario yang tidak diinginkan diidentifikasi sebagi risiko. c. Identifikasi Risiko berdasarkan Taksonomi Taksonomi disini adalah breakdown sumber risiko yang mungkin, berdasarkan taksonomi dan pengetahuan praktik yang ada daftar pertanyaan disusun. Jawaban dari pertanyaan menunjukkan risiko yang ada. d. Common Risk Checking Beberapa daftar risiko yang sudah bisa terjadi dan disini dilakukan pemilihan mana yang sesuai untuk proyek yang ditangani. 2.7 Analisa Risiko Kualitatif Analisa kualitatif dalam manajemen risiko adalah proses menilai timbal balik dan kemungkinan dari risiko yang sudah diidentifikasi. Proses ini dilakukan dengan menyusun risiko berdasarkan efeknya terhadap tujuan proyek, analisa ini merupakan salah satu cara menentukan bagaimana pentingnya memperhatikan risiko-risiko tertentu dan bagaimana respon yang akan diberikan. Analisa kualitatif memerlukan teknik tertentu untuk bisa mengevaluasi risiko berdasarkan kemungkinan dan impaknya. Hal-hal yang perlu dijadikan masukan dalam analisa ini antara lain :

    Risk Management Plan

    Risiko yang sudah diidentifikasi

    Status proyek Tingkat ketidakpastian dari suatu risiko

    biasanya akan bergantung pada kemajuan proyek dalam siklus hidupnya. Dalam tahap awal dari pelaksanaan proyek, beberapa risiko mungkin belum muncul, desain proyek belum matang, banyak perubahan bisa terjadi sehingga masih akan banyak lagi risiko yang akan muncul. 2.8 Analisa Kuantitatif Analisa risiko kuantitatif adalah proses menganalisa secara numerik probabilitas dari setiap risiko dan konsekuensinya terhadap tujuan proyek. Analisa ini biasanya mengikuti analisa kualitatif, apakah perlu dilakukan analisis kualitatif dan kuantitatif secara bersamaan, tergantung pada ketersediaan biaya dan waktu, serta apakah perlu menyatakan risiko secara

    kualitatif dan kuantitatif serta dampaknya. Tahap-tahap analisa risiko kuantitatif : 1. Menentukan nilai informasi dan aset baik secara tangible dan intangible. 2. Menentukan estimasi kerugian untuk setiap risiko yang teridentifikasi. 3. Melakukan analisa risiko. 4. Memperoleh risiko yang berpotensi terjadi. 5. Memilih langkah-langkah atau strategi penanganan untuk setiap risiko. 6. Menentukan aksi untuk merespon risiko yang ada.

    Sebelum dilakukan analisa ini, risiko-risiko sudah harus di identifikasi dan harus dapat dinilai besarnya potensi kerugian dan kemungkinan- kemungkinan yang terjadi. Jumlah-jumlah ini mungkin sederhana untuk dihitung,atau tidak mungkin di ukur secara pasti. Oleh karena itu, dalam proses penilaian sangat penting untuk membuat estimasi-estimasi terbaik dari sisi akademis dengan maksud untuk memprioritaskan implementasi rencana manajemen risiko secara tepat. 2.9 Evaluasi risiko Evaluasi risiko adalah membandingkan level-level risiko yang diperkirakan terjadi dengan penetapan kriteria sebelumnya dan mempertimbangkan keseimbangan antara potensi yang menguntungkan dan hasil (outcome) yang merugikan. Kemungkinan-kemungkinan dari keputusan yang dibuat menyangkut tentang perkembangan dan perlakuan alami yang dipersyaratkan secara prioritas-prioritas. Hasil dari evaluasi risiko adalah berupa daftar tingkat prioritas untuk tindakan lebih lanjut. Dalam mengevaluasi risiko juga perlu dipertimangkan tujuan dari organisasi dan kesempatan yang mungkin akan muncul. Jika risiko ada pada kategori low maka risiko tersebut dapat diterima dan ditangani dengan cara minimal. Jika tidak maka risiko perlu penanganan lebih lanjut 2.10 Risk Assement

    Risk assement merupakan bagian dari kegiatan proses manajemen risiko yaitu mencakup keseluruhan proses dan kegiatan menganalisa risiko dan mengevaluasi risiko. Kegiatan menganalisa risiko berupa kegiatan menggunakan informasi yang tersedia secara sistematis untuk menentukan bagaimana seringnya suatu kejadian mungkin akan terjadi dan dampak atau pengaruh yang akan timbul. Sedangkan mengevaluasi risiko merupakan suatu proses yang digunakan untuk menentukan prioritas yang diberikan oleh manajemen risiko dengan cara membandingkan tingkatan suatu risiko dengan standart, target ataupun kriteria lainnya yang ditentukan sebelumnya oleh manajemen.

  • 7

    2.11 Respon Risiko Memilih jenis respon disesuaikan dengan

    jenis risiko dan keadaannya (Santosa,2009): 1. Risiko dihindari bila dampaknya sangat besar dan luas, serta perusahaan tidak dapat mengendalikan 2. Risiko dialihkan bila risiko tersebut dapat dicover oleh pihak lain, baik melalui asuransi maupun subkontrak spesialis. 3. Risiko dikurangi bila perusahaan yakin mampu mengendalikan dengan suatu perencanaan yang matang 4. Risiko diterima bila dampaknya tidak terlalu besar dan masih layak dimasukkan kedalam biaya.

    3. METODOLOGI PENELITIAN

    3.1 Tahap Identifikasi Permasalahan Langkah awal dalam penelitian ini adalah

    mengidentifikasi risiko apa apa yang terjadi terhadap kinerja waktu, mutu dan biaya dalam proyek perbaikan KRI. Penelitian yang dilakukan berupa survey dengan cara menjaring pendapat atau persepsi, pengalaman, dan sikap responden mengenai faktorfaktor risiko yang mempengaruhi dalam pelaksanaan proyek dan bentuk-bentuk penanganan yang dilakukan untuk mengantisipasi risiko yang terjadi. Responden yang dimaksud dalam penelitian ini adalah Fasharkan Lantamal V sebagai pelaksana Proyek perbaikan KRI. 3.2 Data

    Langkah selanjutnya adalah pengumpulan dan pengolahan data. Data-data yang ada diambil dari dokumen-dokumen dan wawancara dengan pihak yang Expert di bidang perbaikan KRI. Data-data ini mencakup data tentang faktor risiko yang mempengaruhi dalam perbaikan KRI. Pengumpulan data berdasarkan cara pengumpulanya terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil pengumpulan data melalui pengisian kuesioner dan wawancara dengan koresponden yang merupakan decision maker dan expert di bidang perbaikan KRI.. Data sekunder diperoleh dari hasil studi literatur atau buku referensi yang berkaitan dengan analisa risiko.

    Gambar 3.1 Diagram alir penelitian

    3.3 Pembuatan Kuesioner Untuk kepentingan penelitian ini,

    diperlukan suatu sarana berupa kuesioner yang akan membantu responden menjawab sejumlah pertanyaan yang disediakan. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk menjawab, dalam penelitian ini responden yang dimaksud adalah kontraktor. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variable yang akan di ukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden. Kuesioner dapat berupa pertanyaan atau pernyataan tertutup atau terbuka, dapat diberikan kepada responden secara langsung atau dikirim melalui pos atau internet.

    Bila penelitian dilakukan pada lingkup yang tidak terlalu luas, sehingga kuisioner dapat diberikan langsung dalam waktu tidak terlalu lama, maka pengiriman angketk epada responden tidak perlu melalui pos. Dengan adanya kontak langsung antara peneliti dengan responden akan menciptakan suatu kondisi yang cukup baik, sehingga responden dengan sukarela akan diberikan data objektif dan cepat.

    Pertanyaan yang terdapatdalam kuisioner adalah :

    Studi Literatur

    Identifikasi, Perumusan dan Pembatasan Masalah

    Studi Lapangan

    Analisa dan Pembahasan Risiko probabilitas dan dampak

    Dan Pembahasan

    Kesimpulan/Saran

    Pengolahan data Identifikasi Risiko Identifikasi risiko yang ada

    Hasil wawancara dan kuisioner

    Kuisioner

    Mulai

    Selesai

    Perumusan mitigasi Identifikasi pilihan mitigasi

    Pembuatan prioritas mitigasi

  • 8

    1. (Kuesioner Pendahuluan) a. Profil pengisi kuesioner, misalnya: Jabatan pekerjaan di dalam Proyek

    Perbaikan KRI. Jenjang pendidikan yang telah di

    tempuh. Pengalaman menangani proyek.

    b. Pengisian risiko yang dianggap relevan pada Proyek Perbaikan KRI.dengan menggunakan Skala Guttman. Skala pengukuran dengan tipe ini akan di dapat jawaban yang tegas. Data yang diperoleh dapat berupa data interval atau rasio di khotomi (dua alternatif). Pada penelitian ini dua alternatif pilihan yaitu relevantidak relevan. Jawaban dapat dibuat skor tertinggi satu dan skor terendah nol. Misalnya untuk jawaban relevan diberi skor 2 dan tidak relevan di beri skor 1.

    2. (Kuesioner Utama) Pada bagian dua ini responden diberi

    pertanyaan mengenai probabilitas dan dampak yang terjadi pada suatu risiko menurut pandangan responden. Pertanyaan-pertanyaan mengenai probabilitas dan dampak terjadinya risiko-risiko pada Proyek Perbaikan KRI tersebut dilakukan menggunakan sistem penilaian yang mengadopsi dari Skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dengan Skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun variabel-variabel instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyan. Skala yang digunakan adalah skala 1hingga 5, yang menunjukkan bahwa dari skala 1 adalah skala yang mewakili sangat rendah probabilitas terjadi dan sangat kecil dampak yang ditimbulkan sehingga skala 5 yang menandakan bahwa risiko tersebut sangat tinggi probabilitas terjadinya risiko dan sangat besar dampak yang ditimbulkan dari variabel risiko tersebut. 3. Bagian 3 (Kuesioner Respon)

    Pada bagian tiga ini, responden diberi pertanyaan mengenai respon risiko yang dilakukan pada variabel risiko yang signifikan terjadi pada Proyek Perbaikan KRI.

    3.4 Pengolahan Data dan Analisis

    Analisis data dilakukan dengan menggunakan program komputer dan disajikan dalam bentuk kalimat, tabel, serta grafik.

    3.4.1 Analisis Variabel Risiko

    Analisis ini digunakan untuk mengidentifikasi faktor-faktor risiko yang relevan. Faktor-faktor risiko ini akan bertambah

    yang berasal dari pengalaman para responden dan tidak tercantum dalam studi literatur. Dari data didapatkan variabel risiko tersebut relevan atau tidak relevan terjadi pada proyek. Data tersebut didapatkan dari beberapa responden, untuk mendapatkan hasil yang mewakili jawaban dari beberapa responden dilakukan analisa dengan menggunakan skala Guttman.

    3.4.2 Analisis Probabilitas dan Dampak

    Dilakukan analisis untuk mengetahui tingkat atau besarannya risiko dan dampak terhadap kelangsungan proyek yaitu biaya, waktu, mutu serta respon risiko yang dilakukan. Data yang didapat dari kuesioner bagian 2 dianalisis untuk mendapatkan hasil yang mewakili dari beberapa responden Langkah awal adalah melakukakan analisis menggunakan severity index lalu mengkatagorikannya berdasarkan besar probabilitas dampaknya. Severity index dihitung menggunakan rumus sebagai berikut: (Al-Hammad et al., 1996)

    Dimana : ai = konstanta penilai xi = frekuensi responden I = 0, 1, 2, 3, 4, . . . n x0, x1, x2, x3, x4, adalah responden frekuensi responden a0= 0 , a1= 1, a2= 2, a3= 3, a4= 4 x0 = frekuensi responden sangat rendah/kecil dari survey, maka a0 = 0. x2 = frekuensi responden rendah/kecil dari survey, maka a1 = 1. x3= frekuensi responden tinggi/besar dari survey, maka a3 = 3. x4= frekuensi responden sangat tinggi/besar dari survey, maka a4 = 4 klasifikasi dari skala penilaian pada frekuensi dan dampak adalah sebagai berikut : Sangat Rendah / Kecil (SR/SK) 0,00 SI

    12,5 Rendah / Kecil (R/K) 12,5 SI 37,5 Cukup / Sedang (C) 37,5 SI 62,5 Tinggi / Besar (T/B) 62,5 SI 87,5 Sangat Tinggi / Besar (ST/SB) 87,5 SI

    100 Sebelum melakukan analisa risiko,

    katagori risiko yang didapat sebelumnya dikonversikan dalam bentuk angka seperti pada penjelasan berikut :

    1. Probabilitas Sangat rendah (SR) = 1 Rendah(R) = 2 Cukup (C) = 3 Tinggi (T) = 4 Sangat tinggi (ST) = 5

  • 9

    2. Dampak ( Terhadap Waktu ) Sangat Kecil (SK) = 1 Kecil (K) = 2 Cukup (C) = 3 Besar (B) = 4 Sangat Besar (SB) = 5

    3. Dampak ( Terhadap Biaya ) Sangat Kecil (SK) = 1 Kecil (K) = 2 Cukup (C) = 3 Besar (B) = 4 Sangat Besar (SB) = 5

    Setelah didapat kategori dari frekuensi

    dan dampak maka dilakukan analisis nilai risiko. Nilai risiko didapatkan dengan melakukan mengeplotkan nilai kedalam Matriks Probabilitas dan Dampak. 3.4.3 Analisis Risiko

    Setelah diketahui risiko-risiko mana saja yang telah terjadi pada Proyek Perbaikan KRI ini, lalu dilanjutkan dengan analisis risiko yang menggunakan matriks probabilitas dan dampak. Dimana untuk mengukur probability dan impact kejadian item-item risiko digunakan skala Likert yaitu : Sangat Rendah / Kecil (SR/SK)

    Rendah / Kecil (R/K) Cukup Tinggi / Besar (CT/CB) Tinggi / Besar (T/B) Sangat Tinggi / Besar (ST/SB) Proses pengerjaan matriks probabilitas

    dan dampak adalah dengan cara memplotkan nilai risiko yang telah di dapat ke dalam matriks. Setelah itu di dapat nilai yang dijadikan acuan untuk mengetahui risiko-risiko mana saja yang kemungkinan terjadinya besar dan menimbulkan dampak yang signifikan. 3.5 Respon Risiko

    Untuk mengetahui bagaimana respon yang ditentukan pada suatu risiko dilakukan wawancara atau interview terhadap beberapa responden yang telah dipilih sebelumnya, mengenai respon risiko terhadap risiko-risiko yang telah didapat dari analisis risiko sebelumnya. Variabel risiko yang direspon hanya pada risiko pada kategori tinggi, yang merupakan risiko yang kemungkinan terjadinya paling tinggi dan berdampak paling besar. Cara-cara penanganan risiko terdiri dari 4 cara, yaitu :

    1. Ditahan 2. Dikurangi 3. Dialihkan 4. Dihindari Metode analisanya adalah dengan cara

    analisis statistika deskriptif. Mendeskripsikan terlebih dahulu persepsi masing-masing responden, lalu setelah mengambil kesimpulan dan persepsi masing-masing responden didapat penanganan yang sesuai dengan risiko tersebut.

    DAFTAR PUSTAKA

    Bon-Gang Hwang, Xianbo Zhao, Li Ping Toh (2014) Risk management in small construction projects in singapore : Status, barriers ang impact. International journal of project management 32.116-124 Grapier, (2008) Journal of management in Engineering, Vol 12 no.2 Imam Heryanto dan Totok Triwibowo, 2013, Manajemen Proyek Berbasis Teknologi Informasi Edisi revisi, Penerbit Informatika Bandung. Santosa, Budi (2009) Manajemen Proyek Konsep dan Implementasi, Graha Ilmu Shiyu Mu, Hu Cheng, Mohamed Chohr, Wei peng (2014) Assessing risk management capability of contractors in subway projects in mainland China. International journal of project management 32.452-460

    Soeharto Imam (1999) Manajemen Proyek (dari konseptual sampai operasional), Erlangga, Jakarta Soeharto Imam (2001) Manajemen Proyek (dari konseptual sampai operasional), jilid 2 Erlangga, Jakarta Sugiyono, (2009), Metode Penelitian Bisnis, Alfabeta, Bandung Sukaarta, Wayan (2012) Analisis Risiko Proyek Pembangunan dermaga Studi Kasus Dermaga Pehe di kecamatan Siau barat Kabupaten Kepulauan Sitaro. Jurnal Ilmiah Media Engineering Vol. 2, 257-266 Zhi-Ping Fan, Yong-Hai Li, yao Zhang (2015) Generating project risk response strategies based on CBR : A case study. Expert system with Applications 42. 2870-2883 PMI (Project Management Institute, Inc) (2004) A guide To The Project Management Body Of Knowledge (PMBOK) , Newtown Square, Pennsylvania , USA