8
Jurnal Agrisistem, Juni 2012, Vol. 8 No. 1 ISSN 1858-4330 49 PEMANFAATAN TANAMAN OBAT SEBAGAI JAMU UNTUK AYAM BURAS UTILIZATION OF MEDICINAL PLANTS AS HERBS FOR LOCAL CHICKEN Sudirman H. Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP) Gowa ABSTRAK Penelitian bertujuan agar peternak dapat memahami manfaat dari tanaman obat-obatan sebagai campuran jamu untuk memacu pertumbuhan ayam buras. Penelitian dilaksanakan di Desa Lipukasi, Kecamatan Tanete Rilau, Kabupaten Barru, Provinsi Sulawesi Selatan pada bulan Maret sampai Mei 2009. Penelitian dilakukan pada ayam buras fase starter (58 minggu) sebanyak 30 ekor yang terbagi dalam 6 petak kandang berukuran 60 cm x 40 cm berisi 5 ekor ayam, dengan sistem pemeliharaan secara intensif yaitu dengan menggunakan induk buatan melalui demonstrasi plot dengan dua perlakuan yaitu: 1) Perlakuan 1 (P0) adalah tanpa pemberian jamu, 2) Perlakuan 2 (P1) adalah dengan pemberian jamu pada air minum dengan dosis 20 cc L -1 air. Jenis pakan yang digunakan dalam penelitian adalah adalah jenis butiran BP 11-P. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan pemberian jamu memberikan hasil yang nyata pada pertambahan berat badan, konversi pakan, dan konsumsi air minum, sedangkan pada konsumsi pakan memberikan hasil yang tidak nyata. Kata kunci: Tanaman obat, jamu, ayam buras ABSTRACT The research aims to make farmers understand the benefits of medicinal plants as a mixture of herbs to stimulate the growth of local chicken. The research was conducted in Lipukasi village, district of Tanete Rilau, Barru regency, South Sulawesi province in March to May 2009. The study was conducted on local chicken starter phase (58 weeks) as many as 30 individuals were divided into six plots cages measuring 60 cm x 40 cm were containing 5 chickens, with intensive maintenance system by using artificial stem through demonstration plots with two treatments were: 1) Treatment 1 (P0) is without giving herbs, 2) Treatment 2 (P1) is the provision of medicine in drinking water at of 20 cc L -1 water dosage. Type of feed used in this study is a type of grain is BP 11-P. The results showed that the provision of medicinal treatment have significant effect on increasing of body weight, feed conversion, and consumption of drinking water, while feed intake have not significant effect. Keywords: Medicinal plants, herbs, local chicken PENDAHULUAN Kebijakan pembangunan peternakan da- lam rangka mencukupi kebutuhan protein hewani guna meningkatkan kualitas sum- berdaya manusia, meningkatkan pendapat- an dan kesejahteraan petani, memperluas lapangan kerja dan mewujudkan keluarga mandiri Indonesia. Pertambahan penduduk yang cepat, serta adanya kemajuan ilmu pengetahuan ten-

7. Pemanfaatan Tanaman Obat Sebagai Jamu Untuk Ayam Buras

Embed Size (px)

DESCRIPTION

toga

Citation preview

Page 1: 7. Pemanfaatan Tanaman Obat Sebagai Jamu Untuk Ayam Buras

Jurnal Agrisistem, Juni 2012, Vol. 8 No. 1 ISSN 1858-4330

49

PEMANFAATAN TANAMAN OBAT SEBAGAI

JAMU UNTUK AYAM BURAS

UTILIZATION OF MEDICINAL PLANTS AS HERBS

FOR LOCAL CHICKEN

Sudirman H.

Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP) Gowa

ABSTRAK

Penelitian bertujuan agar peternak dapat memahami manfaat dari tanaman obat-obatan

sebagai campuran jamu untuk memacu pertumbuhan ayam buras. Penelitian dilaksanakan

di Desa Lipukasi, Kecamatan Tanete Rilau, Kabupaten Barru, Provinsi Sulawesi Selatan

pada bulan Maret sampai Mei 2009. Penelitian dilakukan pada ayam buras fase starter (5–8

minggu) sebanyak 30 ekor yang terbagi dalam 6 petak kandang berukuran 60 cm x 40 cm

berisi 5 ekor ayam, dengan sistem pemeliharaan secara intensif yaitu dengan menggunakan

induk buatan melalui demonstrasi plot dengan dua perlakuan yaitu: 1) Perlakuan 1 (P0)

adalah tanpa pemberian jamu, 2) Perlakuan 2 (P1) adalah dengan pemberian jamu pada air

minum dengan dosis 20 cc L-1

air. Jenis pakan yang digunakan dalam penelitian adalah

adalah jenis butiran BP 11-P. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan pemberian

jamu memberikan hasil yang nyata pada pertambahan berat badan, konversi pakan, dan

konsumsi air minum, sedangkan pada konsumsi pakan memberikan hasil yang tidak nyata.

Kata kunci: Tanaman obat, jamu, ayam buras

ABSTRACT

The research aims to make farmers understand the benefits of medicinal plants as a mixture

of herbs to stimulate the growth of local chicken. The research was conducted in Lipukasi

village, district of Tanete Rilau, Barru regency, South Sulawesi province in March to May

2009. The study was conducted on local chicken starter phase (5–8 weeks) as many as 30

individuals were divided into six plots cages measuring 60 cm x 40 cm were containing 5

chickens, with intensive maintenance system by using artificial stem through

demonstration plots with two treatments were: 1) Treatment 1 (P0) is without giving herbs,

2) Treatment 2 (P1) is the provision of medicine in drinking water at of 20 cc L-1

water

dosage. Type of feed used in this study is a type of grain is BP 11-P. The results showed

that the provision of medicinal treatment have significant effect on increasing of body

weight, feed conversion, and consumption of drinking water, while feed intake have not

significant effect.

Keywords: Medicinal plants, herbs, local chicken

PENDAHULUAN

Kebijakan pembangunan peternakan da-

lam rangka mencukupi kebutuhan protein

hewani guna meningkatkan kualitas sum-

berdaya manusia, meningkatkan pendapat-

an dan kesejahteraan petani, memperluas

lapangan kerja dan mewujudkan keluarga

mandiri Indonesia.

Pertambahan penduduk yang cepat, serta

adanya kemajuan ilmu pengetahuan ten-

Page 2: 7. Pemanfaatan Tanaman Obat Sebagai Jamu Untuk Ayam Buras

Jurnal Agrisistem, Juni 2012, Vol. 8 No. 1 ISSN 1858-4330

50

tang gizi dan kesehatan mempengaruhi

perubahan perilaku konsumen dalam me-

ngonsumsi pangan hewani. Karena itu,

pembangunan di bidang peternakan seba-

gai salah satu sektor penyedia bahan pa-

ngan asal hewan dituntut untuk dapat me-

ningkatkan produktivitasnya guna dapat

memenuhi kebutuhan konsumen terhadap

produk-produk peternakan.

Salah satu komoditi peternakan yang saat

ini memiliki prospek yang cerah untuk di-

kembangkan adalah komoditi ayam buras.

Komoditi ayam buras banyak dipilih ka-

rena mempunyai keunggulan dibanding-

kan dengan ayam ras. Banyak orang me-

yakini bahwa telur ayam buras lebih ala-

mi dibandingkan dengan ayam ras, selain

itu dagingnya lebih gurih.

Keunggulan pengembangan ayam buras

tidak lepas dari peran para ilmuan yang

terus melakukan kajian atau penelitian

yang hasilnya diperuntukan bagi para pe-

ngusaha atau peternak dalam mengem-

bangkan usahanya. Salah satu kajian yang

dilakukan adalah dengan memanfaatan

obat-obatan tradisional sebagai langkah

untuk mengurangi penggunaan obat-obat-

an modern yang harganya relatif mahal.

Dewasa ini minat masyarakat untuk me-

manfaatkan kembali kekayaan alam se-

bagai ramuan obat seperti yang dilakukan

oleh nenek moyang pada zaman dahulu

semakin meluas, tidak hanya untuk manu-

sia tapi sudah merambah ke dunia peter-

nakan dan tidak terkecuali ternak unggas.

Upaya penyembuhan dengan jamu sudah

sejak lama dikenal dilakukan manusia.

Mungkin awalnya, kesembuhan dapat ter-

laksana karena usaha coba-coba atau se-

cara kebetulan. Usaha tersebut terus ber-

langsung hingga terbukti bahwa suatu ra-

muan dapat menyembuhkan suatu penya-

kit dan cara tersebut kemudian diwariskan

secara turun temurun. Penggunaan bahan

tanaman sebagai antibiotika dikenal de-

ngan jamu ternak, namun istilah ini belum

begitu dikenal secara luas di kalangan pe-

ternak, belum sepopuler jamu untuk ma-

nusia. Di pulau Jawa, ada sebagian peter-

nak yang telah menggunakan jamu dalam

usaha peternakannya, bahkan sudah ada

pabrik yang memproduksi secara ko-

mersil.

Saat ini penggunaan obat tradisional mulai

diterapkan dan digalakkan penggunaannya

dalam usaha peternakan sebagai pendam-

ping dari penggunaan obat-obatan mo-

dern. Seiring pergeseran konsep modern

yang kemudian beralih ke alam yang se-

karang menjadi trend di kalangan ma-

syarakat. Penggunaan obat tradisional dari

bahan-bahan alami ini mempunyai segi

positif yaitu lebih praktis, ekonomis, mu-

dah didapat dan hampir tidak ada efek

samping, sehingga dengan demikian sa-

ngat memungkinkan untuk dilakukan sua-

tu penelitian tentang pemanfaatan tanam-

an obat-obatan sebagai jamu untuk ayam

buras. Penelitian bertujuan agar peternak

dapat memahami manfaat dari tanaman

obat-obatan sebagai campuran jamu untuk

memacu pertumbuhan ayam buras.

BAHAN DAN METODE

Penelitian dilaksanakan di Desa Lipukasi,

Kecamatan Tanete Rilau, Kabupaten

Barru, Provinsi Sulawesi Selatan pada

bulan Maret sampai Mei 2009.

Alat dan bahan yang digunakan adalah:

alat tulis, ember, timbangan, pisau, blen-

der, kain saring, sendok pengaduk, gelas

ukur, dan gayung. Bahan yang digunakan

adalah: air bersih, kencur, bawang putih,

jahe, lengkuas, kunyit, daun sirih, mahko-

ta dewa, temulawak, kayu manis, mola-

ses/air gula, dan EM-4.

Pembuatan Jamu

a. Bahan berupa kencur, bawang putih,

jahe, lengkuas, kunyit, temulawak, di-

Page 3: 7. Pemanfaatan Tanaman Obat Sebagai Jamu Untuk Ayam Buras

Jurnal Agrisistem, Juni 2012, Vol. 8 No. 1 ISSN 1858-4330

51

kupas lalu dicuci bersih dan dipotong

kecil-kecil.

b. Bahan tersebut kemudian diblender

bersama daun sirih dan daun mahkota

dewa sampai halus.

c. Setelah semua bahan sudah halus

selanjutnya disaring dan diperas.

d. Molases/air gula dilarutkan dalam em-

ber hingga tercampur rata lalu ditam-

bahkan EM-4, diaduk rata dan didiam-

kan selama 5 menit.

e. Setelah 5 menit, ditambahkan air pe-

rasan dari bahan yang telah dihaluskan

kemudian ditambahkan air bersih (air

sumur) hingga volumenya sampai 10

liter, kemudian dimasukkan kayu ma-

nis yang telah dihaluskan dan diaduk

sampai rata.

f. Ramuan tersebut dipermentasi selama

6 hari dalam wadah tertutup rapat.

Sekali sehari ramuan diaduk dan di-

buka selama 5 menit kemudian ditutup

kembali.

g. Setelah 6 hari pembuatan jamu telah

selesai dan siap untuk diaplikasikan.

Metode Penelitian

Pelaksanaan penelitian dilakukan pada

ayam buras fase starter (5–8 minggu) se-

banyak 30 ekor yang terbagi dalam 6 pe-

tak kandang dengan ukuran 60 cm x 40

cm berisi 5 ekor ayam. Sistem pemeliha-

raan yang dilakukan adalah pemeliharaan

secara intensif yaitu dengan menggunakan

induk buatan melalui demonstrasi plot de-

ngan dua perlakuan yaitu:

- Perlakuan 1 (P0) adalah tanpa pemberi-

an jamu

- Perlakuan 1 (P1) adalah dengan pembe-

rian jamu pada air minum dengan dosis

20 cc L-1

air.

Adapun jenis pakan yang digunakan da-

lam penelitian adalah adalah jenis butiran

BP 11-P dengan komposisi ransum seperti

pada Tabel 1.

Tabel 1. Kandungan gizi pakan (BP 11-P)

No Kandungan Kadar (%)

1

2

3

4

5

6

7

Kadar Air

Protein

Lemak

Serat Kasar

Abu

Kalsium

Phosphor

13.0

21.0-23.0

5.0

5.0

7.0

0.90

0.60

Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data diperoleh dari data pri-

mer yaitu dari hasil penelitian dan data

sekunder yang diperoleh dari dinas atau

instansi terkait.

Parameter Pengamatan dan Metode

Analisis

Konsumsi Pakan

Konsumsi pakan diukur berdasarkan jum-

lah pakan yang disiapkan untuk konsumsi

satu minggu sesuai dengan kebutuhan

pakan dikurangi dengan sisa makanan

akhir minggu yang sama. Hal ini dilaku-

kan setiap minggu selama kegiatan ber-

langsung.

Pemberian pakan yang dilakukan 2 kali

sehari yaitu pemberian pertama pada pu-

kul 08.00 dan pemberian kedua pada

pukul 14.00. Pemberian pakan pada ming-

gu pertama sebanyak 45 g ekor-1

hari-1

,

pada minggu kedua 50 g ekor-1

hari-1

,

pada minggu ketiga 55 g ekor-1

hari-1

dan

pada minggu keempat g ekor-1

hari-1

. Kon-

sumsi pakan diukur berdasarkan jumlah

pakan yang disiapkan untuk satu minggu

dikurangi dengan sisa makanan akhir

minggu yang sama.

Pertambahan Berat Badan

Pertambahan berat badan dilakukan de-

ngan mengukur pertambahan berat badan

rata-rata ayam setiap minggu pada setiap

Page 4: 7. Pemanfaatan Tanaman Obat Sebagai Jamu Untuk Ayam Buras

Jurnal Agrisistem, Juni 2012, Vol. 8 No. 1 ISSN 1858-4330

52

perlakuan. Penimbangan ayam dilakukan

setiap akhir minggu kemudian jumlah

yang didapatkan dirata-ratakan untuk men-

dapatkan hasil setiap minggu pada setiap

perlakuan. Hasil selisih antara berat badan

akhir dengan berat badan awal merupakan

pertambahan berat badan dengan rumus:

Awal BB -Akhir BB PBB

Konversi Pakan

Konversi pakan dihitung dengan mengu-

kur jumlah pakan yang dihabiskan dalam

satu minggu dengan menggunakan tim-

bangan. Hasil selisih perbandingan antara

jumlah pakan yang dikonsumsi dengan

jumlah pertambahan berat badan pada se-

lang waktu yang sama dengan mengguna-

kan rumus:

(g)badan berat n Pertambaha

(g) dikonsumsi yangpakan KP

Konsumsi Air Minum

Konsumsi air minum diukur setiap hari

berdasarkan air yang disediakan pagi hari

dikurangi dengan sisa air pada pagi be-

rikutnya kemudian dijumlahkan untuk

mendapatkan konsumsi air minum selama

penelitian.

Metode analisis yang digunakan dalam

demplot adalah dengan menggunakan uji

standar error (Kerlinger, 2004), dengan

rumus:

n

SD SE

dimana: SE = Nilai Standar Error, SD =

Nilai standar deviasi/simpangan

baku, n = Jumlah populasi per

petak setiap perlakuan

Sedangkan untuk nilai standar deviasi

diperoleh dengan rumus (Robert dan

James, 1991):

n

S SD

2

dimana: SD = Nilai standar deviasi, S2 =

Total nilai simpangan kuadrat, n

= Jumlah sampel

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Konsumsi Pakan

Hasil pengamatan didapatkan rata-rata

konsumsi pakan P0 1669,82 g dan P1

1673,92 g, selengkapnya disajikan pada

Gambar 1.

Gambar 1 menunjukkan bahwa konsumsi

pakan antara perlakuan P0 dan P1 mem-

berikan hasil yang tidak nyata terhadap

konsumsi pakan pada ayam buras fase

starter. Konsumsi rata-rata pakan ayam

buras selama 4 minggu pemeliharaan ada-

lah untuk P0 sebesar 1669,82 g dan P1

sebesar 1673,92 gram. Konsumsi rata-rata

pakan P0 sebesar 59,64 g hari-1

dan P1

sebesar 59,78 g hari-1

, hasil tersebut sesuai

dengan pendapat Sudaryani dan Santosa

(2003), bahwa kebutuhan pakan untuk

ayam buras pada umur 5–8 minggu adalah

45–60 gram ekor-1

hari-1

.

Pertambahan Berat Badan

Hasil pengamatan pertambahan berat

badan didapatkan hasil sebagai berikut: P0

374,560 g dan P1 548,57 g, selengkapnya

disajikan pada Gambar 2.

Gambar 2 menunjukkan pertambahan be-

rat badan antara perlakuan P0 dan P1

memberikan hasil yang nyata. Ayam yang

diberi jamu memiliki berat badan yang

lebih besar dibandingkan dengan ayam

Page 5: 7. Pemanfaatan Tanaman Obat Sebagai Jamu Untuk Ayam Buras

Jurnal Agrisistem, Juni 2012, Vol. 8 No. 1 ISSN 1858-4330

53

yang tidak diberi jamu, hal ini menunjuk-

kan jamu memberikan pengaruh terhadap

nafsu makan ayam sehingga pertambahan

berat badan ayam meningkat.

1666.00

1668.00

1670.00

1672.00

1674.00

1676.00

1678.00

P0 P1

Ko

ns

um

si P

ak

an

(g

)

Perlakuan

Gambar 1. Konsumsi pakan pada setiap perlakuan

Menurut Sarwono (2005), jamu berman-

faat untuk menambah nafsu makan se-

hingga dapat meningkatkan pertambahan

berat badan dan meningkatkan laju per-

tumbuhan pada ayam buras menyatakan

bahwa dalam pembuatan jamu ayam salah

satu kandungannya adalah EM-4. EM-4

yang merupakan kelompok mikroorga-

nisme yang banyak digunakan dalam bi-

dang peternakan, karena 90% bakteri di

dalamnya adalah Lactobacillus spp. yang

dapat dikatakan sebagai probiotik. Probio-

tik itu sendiri adalah mikroorganisme hi-

dup non patogen, yang digunakan sebagai

imbuhan makanan/pakan yang mampu

mendesak bakteri patogen, sehingga pada

gilirannya hewan/manusia menjadi lebih

sehat dan proses pertumbuhan/produksi ti-

dak terganggu (Seoharsono, 1997).

Konversi Pakan

Hasil perhitungan konversi pakan didapat-

kan hasil sebagai berikut: P0 = 4.23 dan

P1 = 3.16, selengkapnya disajikan pada

Gambar 3. Gambar 3 menunjukkan bahwa

konversi pakan antara perlakuan P0 dan

P1 memberikan hasil yang nyata.

Pemberian jamu pada ayam buras fase

starter memberikan hasil yang berbeda

nyata karena pemberian jamu dapat mem-

perbaiki konversi ransum pada ayam bu-

ras. Hal ini sesuai dengan Sarwono (2005)

yang mengemukakan bahwa jamu untuk

ternak bermanfaat untuk membantu proses

pencernaan dalam usus. Lebih lanjut,

Muhlisa (1999) menyatakan bahwa pem-

buatan jamu ayam menggunakan bahan

rempah-rempah yang salah satunya adalah

Page 6: 7. Pemanfaatan Tanaman Obat Sebagai Jamu Untuk Ayam Buras

Jurnal Agrisistem, Juni 2012, Vol. 8 No. 1 ISSN 1858-4330

54

lengkuas yang dapat memperbaiki pencer-

naan sehingga dapat memperbaiki konver-

si ransum, dan dengan demikian maka laju

pertumbuhan ayam buras akan meningkat.

300.00

350.00

400.00

450.00

500.00

550.00

600.00

P0 P1

Pe

rta

mb

ah

an

Be

rat

Ba

da

n (

g)

Perlakuan

Gambar 2. Pertambahan berat badan pada setiap perlakuan

2.50

3.00

3.50

4.00

4.50

P0 P1

Ko

nve

rsi

Pa

ka

n

Perlakuan

Gambar 3. Hasil analisis konversi pakan pada setiap perlakuan

Page 7: 7. Pemanfaatan Tanaman Obat Sebagai Jamu Untuk Ayam Buras

Jurnal Agrisistem, Juni 2012, Vol. 8 No. 1 ISSN 1858-4330

55

Konsumsi Air Minum

Hasil perhitungan konsumsi air minum di-

dapatkan hasil sebagai berikut: P0 = 4363

mL dan P1 = 4429 mL, dengan konsumsi

rata-rata setiap hari P0 = 155,84 mL

ekor-1

hari-1

dan P1 = 158,21 mL ekor-

1hari

-1. Selengkapnya dapat dilihat pada

Gambar 4. Gambar 4 menunjukkan bahwa

konsumsi air minum antara perlakuan P0

dan P1 memberikan hasil yang berbeda

nyata.

Air minum merupakan faktor yang sangat

penting yang harus diperhatikan. Keku-

rangan air bagi ternak sebesar 2–5% dari

berat tubuhnya, maka akan menggangu

konsumsi pakan dan mengurangi nafsu

makan, sehingga didalam penelitian ini

pemberian air minum sangat penting un-

tuk diperhatikan. Pemberian air minum

disesuaikan dengan kebutuhan ayam buras

fase starter umur 5–8 minggu dimana pada

minggu pertama diberikan 100 mL ekor-1

hari-1

, pada minggu kedua 125 mL ekor-1

hari-1

, pada minggu ketiga 135 mL ekor-1

hari-1

dan pada minggu keempat 150 mL

ekor-1

hari-1

.

Sarwono (2004) menyatakan bahwa kebu-

tuhan air untuk ayam buras pada umur

5–8 minggu adalah 100–125 mL ekor-1

hari-1

. Dengan demikian konsumsi air

minum berbeda nyata antar perlakuan atau

dengan kata lain pemberian jamu pada air

minum ayam buras fase starter ber-

pengaruh nyata terhadap konsumsi air

minum.

4320.00

4340.00

4360.00

4380.00

4400.00

4420.00

4440.00

4460.00

P0 P1

Ko

ns

um

si A

ir M

inu

m (

mL

)

Perlakuan

Gambar 4. Hasil pengamatan konsumsi air minum pada Setiap Perlakuan

KESIMPULAN

Ayam buras yang diberi jamu melalui air

minum mengakibatkan peningkatan per-

tambahan berat badan, konsumsi pakan,

konversi pakan serta konsumsi air minum.

DAFTAR PUSTAKA

Kerlinger F. N., 2004. Asas-asas Pene-

litian Behavior (Terjemahan L. R.

Simatupang). Gajah Mada Univer-

sity, Yogyakarta.

Page 8: 7. Pemanfaatan Tanaman Obat Sebagai Jamu Untuk Ayam Buras

Jurnal Agrisistem, Juni 2012, Vol. 8 No. 1 ISSN 1858-4330

56

Muhlisa. F., 1999. Temu-Temuan dan

Empon-Empon Budidaya dan

Manfaatnya. Penerbit Kanisius,

Yogyakarta.

Robert dan James, 1991. Prinsip dan

Prosedur Statistika (Suatu Pende-

katan Biometrik). PT. Gramedia

Pustaka Utama. Jakarta.

Sarwono, 2005. Jamu untuk Ternak.

Penebar swadaya, Jakarta.

Soeharsono, 1997. Probiotik Alternatif

Pengganti Antibiotik Dalam Bi-

dang Peternakan. Fakultas Peter-

nakan, Universitas Padjadjaran,

Bandung.

Sudaryani. T. dan Santosa.H., 2003. Pem-

bibitan Ayam Buras. Penebar

Swadaya. Jakarta.