76196228 Paracetamol Elixir

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Paracetamol

Citation preview

  • CIMOL ELIXIRMengandung Paracetamol 120 mg/ 5 ml

    Diajukan untuk melengkapi salah satu tugas I pada mata kuliah Praktikum Sediaan Semi Solid

    `

    Disusun oleh :

    KELOMPOK 2

    Ariyana Natalia Arum Dani 06334064Nur Afifah

    Tati RahmawatiSri MuryatiUpik Morita

    INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONALFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

    ALAMPROGRAM STUDI FARMASI

    JAKARTA2011

  • BAB IPENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Larutan adalah sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat terlarut

    dalam campuran pelarut. Ditinjau secara fisikokimia, larutan dapat dibuat dari

    kombinasi tiga keadaan zat yaitu : padat, cair dan gas. Desain sediaan cair

    kosmetika meliputi kombinasi bahan fungsional dan bahan tambahan untuk

    meningkatkan efektifitas produk.

    Sediaan semi solid digunakan untuk memperoleh efek setempat, yaitu

    dapat berupa efek memperindah penampilan kulit seperti: kemampuan bekerja

    sebagai pelindung kulit, pelembut, pemutih dan sebagainya.

    Sediaan semi solid menggunakan berbagai bahan tambahan dalam

    formulasinya. Sediaan jenis ini umumnya digunakan sebagai multi-dosis, yaitu

    digunakan berkali-kali. Dengan demikian sediaan ini sering dibuka dan ditutup

    sehingga sering kontak dengan lingkungan di luarnya, oleh sebab itu bahan-bahan

    tambahan yang akan ditambahkan dalam formulasinya harus sesuai sehingga

    dapat mengurangi terjadinya kontaminan.

    B. Tujuan

    Adapun, yang memjadi tujuan dalam penulisan ini adalah :

    1. Mahasiswa/I memahami konsep dan bentuk sediaan cair

    2. Mahasiswa/I mengetahui komponen, cara pembuatan, karateristik sediaan

    yang baik dan cara evaluasi sediaan cair

    3. Mahasiswa/I dapat menganalisa masalah dan cara penanggulanggannya.

  • BAB IIPERUMUSAN KARAKTER SEDIAAN

    Nama Produk : Cimol elixirJenis Kemasan : Botol

    Syarat Sediaan JadiNo Parameter Satua

    nSyarat Spesifikasi

    1 OrganoleptikWarna - Kuning-jingga Kuning-jinggaBau - Jeruk JerukRasa - Manis Manis

    2 Bentuk sediaan

    - Larutan jernih berwarna kuning-

    jingga

    Larutan jernih berwarna kuning-

    jingga3 pH - 3,8-6,1 3,8-6,14 Bobot Jenis g/ml 1,21-1,23 1,21-1,235. Viskositas Rpm 150-250 150-2507. Homogenitas - Homogen Homogen8. Volume

    terpindahkanml 95-105 100

    9. Kadar % 95,0%-105,0% 100%

    10. Uji Efektifitas pengawet

    0.001 0.001

    11. Penyimpanan Wadah tertutup rapat Botol kaca

  • BAB IIILEMBAR PENGKAJIAN PRAFORMULASI

    No Rumusan Masalah Alternatif Pemecahan Masalah Keputusan

    Komponen Proses Pengawasan Mutu

    1. Pelarut yang Mudah larut

    Pembawa Aquadest Aquadest+etanol

    Etanol

    2. Menutupi rasa pahit Pemanis glicerin glicerin

    Sacharin

    3. Pengaroma yang sangat disukai anak-anak karena rasa yang kuat

    Pengaroma Citrus Citrus

    Cherry

    4. Pengawet yang tidak OTT dengan syrup

    Pengawet Sodium Benzoat

    Nipagin dan NipasolNipagin dan

    Nipasol5. Kristalisasi pada

    tutup botolAnti flocking Glycerin Glycerin

    CMC Na

    6. Pewarna yang banyak diminati

    Pewarna Tartrazine Tartrazine

    Sunset Yellow

  • BAB IVDATA PRAFORMULASI BAHAN

    BAHAN AKTIF:

    PARACETAMOLUMParasetamol

    Asetaminofen

    HO NHCOCH3

    4-Hidroksiasetanilida ( 103-90-2 )

    C8H9NO2 BM 151,16

    Parasetamol mengandung tidak kurang dari 98,0% dan tidak lebih dari 101,0% C8H9NO2, dihitung terhadap zat anhidrat.

    No Parameter Metoda analisa

    Syarat

    1 Pemerian Organoleptik Serbuk hablur, putih; tidak berbau; rasa

    sedikit pahit2 Kelarutan - Larut dalam air mendidih dan dalam

    natrium hidroksida 1 N; mudah larut

    dalam etanol.3 Baku pembanding - Parasetamol BPFI; lakukan pengeringan

    di atas silica gel P selama 18 jam sebelum

    digunakan 4 Identifikasi - A. Spektrum serapan

    inframerah zat yang telah dikeringkan

    di atas pengering yang cocok dan di

  • dispersikan dalam kalium bromida P

    menunjukan maksimum hanya pada

    panjang gelombang yang sama seperti

    pada Parasetamol BPFI.

    B. Spektrum serapan ultraviolet larutan ( 1

    dalam 200.000 ) dalam campuran asam

    klorida 0,1 N dalam metanol P ( 1

    dalam 100 ), menunjukkan maksimum

    dan minimum pada panjang gelombang

    yang sama seperti pada Parasetamol

    BPFI.

    C. Spektrum serapan ultraviolet larutan ( 1

    dalam 200.000 ) dalam campuran asam

    klorida 0,1 N dalam metanol P ( 1

    dalam 100 ), menunjukkan maksimum

    dan minimum pada panjang gelombang

    yang sama seperti pada Parasetamol

    BPFI.

    D. Memenuhi uji

    identifikasi secara Kromatografi Lapis

    Tipis , gunakan larutan 1 mg per

    ml dalam metanol P dan fase gerak

    diklormetana P-metanol P (4:1)5 Jarak lebur Antara 168 dan 1726 Air Metode I tidak lebih dari 0,5%7 Sisa Pemijaran Tidak lebih dari 0,1%8 Klorida Tidak lebih dari 0,014%; lakukan

    penetapan dengan cara sebagai berikut:

    Kocok 1,0 g dengan 25 ml air, saring,

    tambahkan 1 ml asam nitrat 2 N dan 1 ml

    perak nitrat LP: larutan menunjukan

    kandungan klorida tidak lebih dari larutan

  • 0,20 ml asam klorida 0,020 N9 Sulfat Tidak lebih dari 0,02%; lakukan

    penetapan sebagai berikut: kocok 1,0 g zat

    dengan 25 ml air, saring, tambahkan 2 ml

    asam asetat 1 N dan 2 ml barium klorida

    LP: kekeruhan yang terjadi tidak lebih

    dari 0,20 ml asam sulfat 0,020 N.10 Sulfida - Masukkan lebih kurang 2,5 g ke dalam

    gelas piala 50 ml, tambahkan 5 ml etanol

    P dan 1 ml asam klorida 3 N. Basahkan

    sepotong kertas timbal(II) asetat P dengan

    air dan letakkan pada bagian bawah kaca

    arloji. Tutup gelas piala dengan kaca arloji

    sedemikian hingga kertas timbal(II) asetat

    P dekat dengan bagian gelas piala untuk

    menuang. Panaskan pada lempeng

    pemanas sampai hamper mendidih: tidak

    terjadi warna atau bercak pada kertas.11 Logam Berat Metode III Tidak lebih dari 10 bpj.12 Zat mudah

    terarangkan

    Larutkan 500 mg dalam 5 ml asam sulfat

    LP: warna larutan tidak lebih tua dari

    larutan padanan A seperti yang tertera

    pada Warna dan Akromisitas13 p-Aminofenol

    bebas

    Tidak lebih dari 0,005%: lakukan penetapan sebagai

    berikut: Masukkan 5,0 g ke dalam labu tentukur 100 ml,

    larutkan dalam lebih kurang 75 ml campuran methanol P-

    air (1:1). Tambahkan 5,0 ml larutan nitroprusida basa

    yang dibuat dengan melarutkan 1 g natrium nitropusida P

    dan 1 g natrium karbonat anhidrat P dalam 100 ml air.

    Encerkan dengan campuran methanol P-air (1:1) sampai

    tanda, campur dan biarkan selama 30 menit. Ukur serapan

    larutan ini dan larutan segar p-aminofenol P 2,5 g per ml

  • yang dibuat dengan cara sama, pada panjang gelombang

    serapan maksimum lebih kurang 710 nm, menggunakan

    5,0 ml larutan nitroprusidabasa yang diencerkan dengan

    campuran methanol P-air (1:1): hingga 100 ml sebagai

    blangko: serapan larutan uji tidak lebih besar dari serapan

    larutan baku.14 p-Kloroasetanilida Tidak lebih dari 0,001%

    Larutan uji timbang seksama 1,0 g zat, masukkan ke

    dalam tabung sentrifuga 15 ml bersumbat kaca,

    tambahkan 5,0 ml eter P, kocok selama 30 menit dan

    sentrifus dengan kecepatan 1000 rpm selama 15 menit

    atau sampai diperoleh pemisahan sempurna.

    Larutan Baku timbang seksama sejumlah p-

    kloroasetanilida P, larutkan dalam eter P hingga kadar 10

    g per ml.

    Prosedur Lakukan kromatografi lapis tipis seperti

    yang tertera pada kromatografi . Totolkan secara

    terpisah pada lempeng silica gel 200 l larutan uji (5 x 40

    l) hingga diameter totolan tidak lebih dari 10 mm dan 40

    l larutan baku. Eluasi lempeng dalam bejana

    kromatografi yang tidak dijenuhkan, berisi fase gerak

    campuran heksana p-aseton P (75:25) sampai cairan

    evaluasi merambat tiga perempat panjang lempeng.

    Angkat lempeng dan biarkan fase gerak menguap. Amati

    bercak di bawah cahaya ultraviolet 254 nm. Bercak yang

    diperoleh dari larutan uji pada harga R, sesuai bercak

    utama dari larutan baku,

    Ukuran atau intensitas bercak tidak boleh lebih besar dari

    bercak utama yang diperoleh dari Larutan Baku yang

    mengandung setara dengan 0,001% p-kloroasetanilida

    BPFI.

  • 15 Cemaran senyawa

    organic mudah

    menguap

    Metode V memenuhi syarat. Pertahankan

    suhu injector kromatograf gas pada 70.

    Pelarut gunakan dimetil sulfoksida P16 Penetapan Kadar Larutan baku, timbang seksama sejumlah parasetamol

    BPFI, larutkan dalam air hingga kadar lebih kurang 12 g

    per ml.

    Larutan uji, timbang seksama lebih kurang 120 mg,

    masukkan ke dalam labu tentukur 500 ml, larutkan dalam

    10 ml methanol P, encerkan dengan air sampai tanda.

    Masukkan 5,0 ml larutan ke dalam labu tentukur 100 ml,

    encerkan dengan air sampai tanda dan campur. Ukur

    serapan larutan uji dan larutan baku pada panjang

    gelombang serapan maksimum lebih kurang 244 nm,

    terhadap air sebagai blangko. Hitung jumlah dalam mg,

    C8H9NO2, dengan rumus :

    Rumus:

    10 C. A

    (A )

    C adalah kadar parasetamol BPFI dalam g per ml

    Larutan baku; A dan A berturut turut, adalah serapan

    larutan uji dan larutan Baku.17 Wadah dan

    penyimpanan

    Dalam wadah tertutup rapat, tidak tembus cahaya.

    18 Dosis 160 mg per sendok teh19 Indikasi Analgetika antipiretika.20 Cara Pemakaian Oral21 Penyimpanan Dalam wadah tertutup baik, terindung dari cahaya

    Bahan Tambahan

    GLYCERIN

  • 3.0 Referensi

    Farmakope Indonesia, edisi IV, 1995, halaman 413-414.

    4.0 Cara Pemeriksaan

    4.1 Rumus Bangun : CH2-OH-CHOH-CH2OH

    Rumus Molekul : C3H8O3Berat molekul : 92,09

    4.2 Pemerian

    Cairan jernih seperti sirup, tidak berwarna, rasa manis, hanya boleh berbau

    khas lemah (tajam atau tidak enak), higroskopis, netral terhadap lakmus.

    4.3 Kelarutan

    Dapat bercampur dengan air dan dengan etanol, tidak larut dalam

    kloroform, dalam eter, dalam minyak lemak dan dalam minyak menguap.

    4.4 Identifikasi

    Spektrum serapan inframerah lapisan tipis menunjukkan pita yang lebar

    dan kuat pada 2,7 m sampai 3,3 m, puncak kembar kuat pada lebih

    kurang 3,4 m, maksimum pada lebih kurang 6,1 m, daerah yang kuat

    serapannya antara 6,7 m dan 8,3 m, dan maksimum pada lebih kurang

    7,1 m, 7,6 m dan 8,2 m, dan serapan yang sangat kuat pada daerah

    pita lebih kurang 9,0 m, 10,1 m 10,9 m dan 11,8 m (catatan glycerin yang mengandung kadar air rendah tidak menunjukkan

    maksimum pada lebih kurang 6,3 m).4.5 Bobot Jenis

    Tidak kurang dari 1,249

    4.6 Warna

    Bandingkan warna zat dengan warna larutan yang dibuat dengan

    mengencerkan 0,40 ml besi (III) klorida LK dengan air hingga 50 ml

    dalam tabung pembanding warna dengan diameter sama dan amati dari

  • atas terhadap latar belakang putih; tidak lebih gelap dari larutan

    pembanding.

    4.7 Sisa Pemijaran

    Tidak lebih dari 0,01%; lakukan penetapan sebagai berikut:

    Panaskan 50 g dalam cawan porselen 100 ml terbuka, pijarkan dan biarkan

    sampai pijar. Dinginkan, basahkan residu dengan 0,5 ml asam sulfat P, dan

    pijarkan hingga bobot tetap : bobot residu tidak lebih dari 5 mg.

    4.8 Klorida

    Tidak lebih dari 10 bpj; lakukan penetapan menggunakan 7,0 g dan

    bandingkan kekeruhan dengan 0.10 ml asam klorida 0,020N.

    4.9 Sulfat

    Tidak lebih dari 0,002%; lakukan penetapan menggunakan 10,0 g dan

    bandingkan kekeruhan dengan 0,20 ml asam sulfat 0,020N.

    4.10 Arsen

    Metode I tidak lebih dari 1,5 bpj.

    4.11 Logam Berat

    Tidak lebih dari 5 bpj; lakukan penetapan dengan melarutkan 4,0 g dalam

    2 ml asam klorida 0,1 N dan encerkan dengan air hingga 25 ml.

    4.12 Asam Lemak dan Ester

    Campur 50 g dengan 50 ml air bebas karbon dioksida P dan 5,0 ml natrium

    hidroksida 0,5 N LV, didihkan campuran selama 5 menit dinginkan.

    Tambahkan fenolftalein LP dan titrasi kelebihan basa dengan asam klorida

    0,5 N LV. Lakukan penetapan blangko seperti pada titrasi residual dalam

    titrimetri; diperlukan tidak lebih dari 1 ml natrium hidroksida 0,5 N LV.

    4.13 Penetapan Kadar

    4. Larutan Natrium Periodat

    masir. Simpan larutan dalam wadah tidak tembus cahaya, bersumbat kaca.

    Lakukan uji kesesuaian larutan sebagai berikut:

  • Larutan periodat encer: pipet 10 ml ke dalam labu tentukur 250 ml,

    encerkan dengan air sampai tanda. Pada lebih kurang 550 mg gliserin

    larutkan dalam 50 ml air, tambahkan 50,0 ml. larutan periodat encer.

    Sebagai blanko, pipet 50 ml larutan periodat encer ke dalam labu berisi 50

    ml air. Biarkan larutan selama 30 menit, kemudian pada masing-masing

    larutan tambahkan 5 ml asam klorida P dan 10 ml Kalium Iodida LP,

    kocok memutar. Biarkan selama 5 menit, tambahkan 100 ml air dan titrasi

    dengan natrium tiosulfat 0,1 N LV, kocok terus menerus dan tambahkan 3

    ml kanji LP menjelang titik akhir.

    Perbandingan volume natrium tiosulfat 0,1 N yang diperlukan untuk

    campuran gliserin-periodat dan yang diperlukan untuk blangko antara

    0,750 dan 0,765.

    4.13.2 Prosedur

    Timbang saksama lebih kurang 400 mg, masukkan ke dalam gelas piala

    600 ml, encerkan dengan 50 ml air, tambahkan biru bromtimol LP, dan

    asamkan dengan asam sulfat 0,2 N sampai terjadi warna hijau mantap atau

    kuning kehijauan. Netralkan dengan natrium hidroksida 0,05 N hingga

    titik akhir berwarna biru mantap, tanpa warna hijau.

    Buat blangko yang berisi 50 ml air dan netralkan dengan cara yang sama.

    Pipet 50 ml larutan natrium periodat ke dalam masing-masing gelas piala,

    campur dengan menggoyangkan hati-hati, tutup dengan kaca arloji, dan

    biarkan selama 30 menit pada suhu kamar (tidak lebih dari 35C) di tempat

    gelap atau dengan pengurangan cahaya. Tambahkan 10 ml campuran

    etilen glikol P dan air dengan volume sama, biarkan selama 20 menit.

    Encerkan masing-masing larutan dengan air hingga lebih kurang 300 ml,

    titrasi dengan natrium hidroksida 0,1 N LV hingga pH 8,1 0,1 untuk

    larutan uji dan pH 6,5 0,1 untuk blangko, dengan menggunakan pH

    meter.

    1 ml Natrium Hidroksida 0,1 N setara dengan 9,210 mg C3H8O3

  • Kelarutan : Dapat campur dengan air, dan dengan etanol (95%) P, praktis tidak larut dalam kloroform P, dalam eter P dan dalam minyak lemak.

    Indeks Bias : 1,471 1,474.pH : Larutan 10% b/v bereaksi netral terhadap larutan lakmus P.Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.Penggunaan : Zat pemanis dan Zat capflocking.

    2. ALKOHOL/ ETANOL Pemeian : Cairan jernih, mudah menguap, tidak berwarna, bau khas. Kelarutan : Mdah larut dalam air, eter, dan kloroform. Bj : 0,812 0,816. Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat dan jauh dari api. Kegunaan : pelarut

    3. NIPAGINKadar Bahan : Tidak kurang dari 99,0% dan tidak lebih dari 101,0%.Pemerian : Serbuk hablur halus, putih, hampir tidak berbau, tidak

    mempunyai rasa, agak membakar diikuti rasa tebal.Kelarutan : Larut dalam 500 bagian air, dalam 20 bagian air

    mendidih, dalam 3,5 bagian etanol 95% P dan dalam 3 bagian aseton P, mudah larut dalam eter P dan dalam larutan alkali hidroksida, larut dalam 60 bagian gliserol P panas dan dalam 40 bagian minyak lemak nabati panas, jika didinginkan larutan tetap jernih.

    Suhu Lebur : 125 0 - 128 0 .Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.Penggunaan : Zat pengawet.

    5. TARTRAZINE

  • IUPAC Name trisodium (4Z)-5-oxo-1-(4-sulfonatophenyl)-4-[(4-sulfonatophenyl)hydrazinylidene]pyrazole-3-carboxylate

    Rumus Kimia : C16H9 N4Na3O9S2

    BM : 534,39

    No. CAS : [1934-21-0]

    Sinonim : 4,5-dihydro-5-oxo-(4 sulfophenyl) 4-[4-sulfophenyl)azo]-1H-

    pyrazole-3-carboxylic acid trisodium salt; E102;FD&C yellow#5; hydrazine yellow.

  • Pemerian : serbuk kuning atau orange-kuning. Larutan dalam air berwarna kuning

    Abropsi max () : 425 nm

    No. Index Warna : Cl 19140

    Uji Cemaran (EC) :- Accessory colorings : < 1.0 %- Water insoluble matter : < 0.2 %

    Uji Cemaran (US) :- Arsenic : < 3 ppm- Pb : < 10 ppm- Other uncombined intermediates: < 0.2 %- Phenylhydrazine-p-sulfonic acid : < 0.1 %- Subsidiary dyes : < 1.0 %- Total warna : > 87.0 %- Volatile matter.klorida dan sulfat : < 13.0 % pada suhu 135 0 C- Water insoluble matter : < 0.2 %

    Kelarutan (pada suhu 25 0 C) :Aceton praktis tidak larutEtanol (75%) 1 dalam 91Gliserin 1 dalam 5.6Propylen glikol 1 dalam 14.3Propylen glikol (50 %) 1 dalam 5Air 1 dalam 26 pada 2 0 C

    1 dalam 5 pada 25 0 C1 dalam 5 pada 60 0 C

    Tidak tercampurkanSedikit tercampur dengan asam sitrat. Tidak tercampurkan dengan vit.C, laktosa larutan glukosa 10 %, larutan natrium bikarbonat, gelatin.

    5. CITRUS Penggunaan : Zat pengaroma.

    6. AIR

    1. Nama lainnya

    BP : Air murni

    PhEur: Aqua purific

  • USP : Air murni

    2. Sinonim

    Air, hydrogen oxida

    3. Nama kimia

    Air

    4. Rumus empiris

    H2O dan bobot molekulnya 18.02

    5. Rumus Struktur

    H2O

    6. Fungsi

    Pelarut

    7. Aplikasi dalam formulasi farmasi atau teknologi

    Air digunakan untuk pelarut dan untuk berbagai formulasi di pabrik farmasi.

    Spesific biasanya digunakan dalam konsentrasi 100%.

    8. Descripsi

    Air digunakan dalam keadaan fresh. Dan biasanya air ini digunakan untuk

    minum. Air yang digunakan dalam hal ini adalah dalam bentuk natural dan

    konsentrasi murni. Walaupun air dapat langsung dapat di minum setelah di

    masak namun untuk penggunaan pelarut dalam pabrik farmasi air yang

    digunakan harus perlu dilakukan pendahuluan distilasi, reaksi penukaran ion,

    pertukaran osmosis,atau dengan cara lain yang dapat dilakukan untuk

    memurnikan air yang akan digunakan dalam industri farmasi.

    9. Kriteria

  • Titik didih : 100oC

    Tekanan kritis : 22.1Mpa

    Temperatur kritis : 374.2oC

    Konstant dielectric: 78.54

    Titik leleh : 0oC

    Refraksi : 1.333

    Kelarutan : mudah larut karena pelarut

    Gravitasi : 0.9971 pada 25 oC

    Tekanan uap : 3.17 kPa

    Kekentalan : 0.89 mPa

    10. Stabilitas

    Air secara kimia stabil dan dalam semua sifat fisiska juga stabil.

    11. Inkompatibilitas

    Air bisa bereaksi obat dan bahan tambahan lainnya yang berguna untuk

    melarutkan atau untuk menghidrolisis pada temperatur tertentu.

    BAB V

  • FORMULA SEDIAANNama sediaan : Cimol elixir.Kadar : 120 mg/ 5 ml ( 100 ml)

    No Nama Bahan Fungsi Pemakaian Lazim (%)

    Persentase Pakai

    Penimbangan

    1. Paracetamol Zat Aktif 2,4 g 7,2 g

    2. Alkohol / etanol

    pelarut 10 ml 30 ml

    3. Glycerin Zat capflocking dan Zat pemanis

    20 20g 60 g

    4. Nipagin Zat pengawet 0,015 0,2 0,18g 0,54 g

    5. Tartrazine Zat pewarna qs Qs qs

    6. Citrus Zat pengaroma qs Qs Qs

    7. Aquadest Zat pembawa ad 100 ad 100 ad 300

    Prosedur Pembuatan

    No Prosedur Penanggung jawab

    Paraf

    1 Penimbangan ( dilakukan 3x penimbangan karena untuk pembuatan 300 ml )

    1. Paracetamol 2,4 grm ()2. Alkohol 10 ml (..)3. Glycerin 20 g (.)4. Nipagin 0,18 g (.)

    2. PencampuranMasukkan Paracetamol dalam botol tambahkan alcohol kocok homogen.

    3. PencampuranTambahkan nipaginl + glycerin masukkan dalam botol yang telah di kaliberasi setelah itu tambahkan air ad 100

    4. PengemasanPemberian etiket dan pengemasan kedalam kardus

  • In Process Control

    No Evaluasi Satuan Langkah-langkah Penanggung jawab

    1. Berat Jenis Sediaan dengan Piknometer

    g/ml Kecuali dinyatakan lain dalam masing-masing monografi, penetapan BJ digunakan hanya untuk cairan, dan kecuali dinyatakan lain, didasarkan pada perbandingan boot zat di udara pada suhu 25 o C terhdap bobot air dengan volume dan suhu yang sama. Bila suhu ditetapkan dalam monografi, BJ adalah perbandingan bobot zat di udara pada volume dan suhu yang sama.a.Gunakan piknometer bersih, kering, dan telah dikalibrasi dengan menetapkan bobot piknometer dan bobot air yang baru dididihkan, pada suhu 25 0 C.

    b.Atur hingga suhu zat uji lebih kurang 20 0 C, masukkan ke dalam piknometer.

    c.Atur suhu piknometer yang telah diisi hingga suhu 25 0 C.

    d.Buang kelebihan zat uji dan timbang.

    e.Kurangkan bobot piknometer kosong dari bobot piknometeryang telah diisi.

    BJ = )()(

    01

    02

    WWWW

    Keterangan: W 0 = Bobot piknometer

  • kosong ditimbang W 1 = Bobot piknometer yang telah diisi dengan airW 2 = Bobot piknometer yang telah diisi dengan sediaan

    2. Homogenitas - 1. Dapat ditentukan berdasarkan jumlah partikel maupun distribusi ukuran partikelnya dengan pengambilan sample pada berbagai tempat (ditentukn menggunakan mikroskop).

    2. Dapat ditentukan secara visual dengan cara pengambilan sample dapat dilakukan pada bagian atas, tengah, atau bawah. Sample diteteskan pada kaca objek kemudian diratakan dengan kaca objek lain sehingga terbentuk lapisan tipis. Partikel diamati secara visual.

    Penafsiran hasil: Suspensi yang homoge akan memperlihatkan jumlah atau distribusi ukuran partikel yang relatif hampr sama pada berbagai tempat pengambilan sample (suspensi dikocok terlebih dahulu).

    3.

    3. Ph Harga pH adalah harga yang diberikan oleh alat potensiometrik (pH meter) yang sesuai, yang telah dibakukan sebagaimana mestinya, yang mampu mengukur harga pH sampai 0,02 unit pH menggunakan elektrode

    Ph yang didapat kan = 5

  • indikator yang peka terhadap aktivitas ion hydrogen, elektrode kaca dan electrode pembanding yang sesuai seperti electrode kalomel atau electrode perak-perak klorida.

    End Process Control1 Volume

    terpindahkan% Uji ini dilakukan sebagai

    jaminan bahwa larutan oral dan suspense yang dikemas dalam wadah dosis ganda, dengan volume yang tertera pada etiket tidak lebih dari 250 mL, yang tersedia dalam bentuk sediaan cair atau sediaan cair yang dikonstitusi dari bentuk padat dengan penambahan bahan pembawa tertentu dengan volume yang ditentukan, jika dipindahkan dari wadah asli, akan memberikan volume sediaan seperti yang tertera pada etiket.

    Pilih tidak kurang dari 30 wadah

    Untuk suspensi oral, kocok isi 10 wadah satu per satu

    Untuk suspensi rekonstitusi, serbuk dikonstitusikan dengan sejumlah pembawa seperti yang tertera pada etiket, konstitusi 10 wadah dengan volume pembawa seperti yang tertera pada etiket diukur secara seksama dan campur

  • Tuang isi perlahan-lahan dari tiap wadah ke dalam gelas ukur kering terpisah dengan kapasitas gelas ukur tidak lebih dari 2,5 kali volume yang diukur

    Penuangan dilakukan secara hati-hati untuk menghindarkan pembentukkan gelembung udara pada waktu penuangan dan diamkan selama 30 menit

    Jika telah bebas dari gelembung udara, ukur volume dari tiap campuran: volume rata-rata yang diperoleh dari 10 wadah tidak kurang dari 100% dan tidak satupun volume wadah yang kurang dari 95%

    Jika A: adalah volume rata-rata kurang dari 100%, tetapi tidak ada satupun wadah yang volumenya kurang dari 95%

    Jika B: adalah tidak lebih dari satu wadah volume kurang dari 95% tetapi tidak kurang dari 90% dari volume yang tertera pada etiket, lakukan pengujian terhadap 20 wadah tambahan

    Volume rata-rata yang diperoleh dari 30 wadah tidak kurang dari 100% dan tidak lebih dari satu dari 30 wadah volume kurang dari 95%, tetapi tidak kurang dari 95%

  • 2 Keseragaman sediaan

    % Keseragaman sediaan yang dilakukan adalah berupa uji keseragaman kandungan untuk suspensi dalam wadah dosis tunggal