23
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS IODO-IODIMETRI ( P4 ) Di susun oleh : 1. MOH. NUR KHASAN (G1F010058) 2. JATI FIRMANTO (G1F010059) 3. NUR ALFIAH (G1F010060) 4. KARTIKO WICAKSONO (GIF010061) 5. ATABIK YUSUF (G1F008034) Asisten : 1. Rendy Nurhidayat 2. Tri Ayu Apriyani 3. Rizky Novasari KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN JURUSAN FARMASI PURWOKERTO

76442249 Laporan Iodo Iodimetri Fix

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: 76442249 Laporan Iodo Iodimetri Fix

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS

IODO-IODIMETRI ( P4 )

Di susun oleh :

1. MOH. NUR KHASAN (G1F010058)

2. JATI FIRMANTO (G1F010059)

3. NUR ALFIAH (G1F010060)

4. KARTIKO WICAKSONO (GIF010061)

5. ATABIK YUSUF (G1F008034)

Asisten :

1. Rendy Nurhidayat2. Tri Ayu Apriyani3. Rizky Novasari

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN

JURUSAN FARMASI

PURWOKERTO

2011

Page 2: 76442249 Laporan Iodo Iodimetri Fix

PERCOBAAN 4

IODO-IODIMETRI (P4 )

I. TUJUAN

Mahasiswa dapat menentukan kadar suatu senyawa obat dalam sampel

menggunakan prinsip reaksi oksidasi dan reduksi.

II. PRINSIP PERCOBAAN

Proses oksidasi dan reduksi atau redoks adalah perubahan elektron pada zat – zat

yang bereaksi. Oksidasi adalah peristiwa pelepasan elektron dan reduksi adalah

peristiwa pengikatan elektron. Iodium adala oksidator lemah sedangakan iodida adalah

reduktor kuat.

Pada titrasi menggunakan iod ada dua istilah yang lazim digunakan yaitu

iodimetri dan iodometri

ALAT DAN BAHAN

Alat yang di gunakan pada praktikum kali ini yaitu Buret , spatula , batang

pengaduk , beaker glass , corong gelas , labu erlenmayer , pipet tetes , pipet ukur , labu

ukur , statif dan klem , mortir, gelas arloji

Bahan yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu kalium iodida , yodium ,

NaOH 1N, indikator jingga metil , Hcl encer, Na bikarbonat, larutan kanji, akuades,

natrium tiosulfat 0.1 N, kloroform , K2Cr2O7 0.1 N , CuSO4, Asam Asetat , Vitamin C ,

Metampiron , Asam Sulfat encer.

DATA PENGAMATAN

I. DATA PENGAMATAN

Kelompok 1

1. Larutan Baku

A. Larutan Natrium tiosulfat 0,1 N

V K2Cr2O7 = 1 ml

Page 3: 76442249 Laporan Iodo Iodimetri Fix

N K2Cr2O7 = 0,1 N

V N2S2O3 1 = 31,7 ml

V N2S2O3 2 = 31,7 ml

V N2S2O3 3 = 32 ml

N N2S2O3 1 = V K 2Cr2O7 x N K 2Cr2O7 = 1 x 0,1 = 0,00315 N

V N2S2O3 1 31,7

N N2S2O3 2 = V K 2Cr2O7x N K 2Cr2O7 = 1 x 0,1 = 0,00315 N

V N2S2O3 2 31,7

N N2S2O3 3 = V K 2Cr2O7x N K 2Cr2O7 = 1 x 0,1 = 0,00312 N

V N2S2O3 3 32

X =∑❑N N 2S2O3

n

= 0,0 0315 + 0,0 0315 + 0,0 0312 = 0,00942 N

3

2. Penetapan Kadar

A. Penetapan kadar Cu dlam CuSO4 (Metode Yodometri)

Kelompok 1

N Na2S2O3.5H2O = 0,003 N Mr zat = 63,5

V sample = 3 ml BE zat= 63,5

V titran 1 = 6,25 ml 2

V titran 2 = 6,4 ml

Kadar Replikasi 1 = V titran 1 x N titran x BE zat

= 6,25 x 0,0 03 x 2 = 0,00125 %

Page 4: 76442249 Laporan Iodo Iodimetri Fix

3 x 1000

Kadar Replikasi 2 = V titran 2 x N titran x BE zat

= 6,4 x 0,0 03 x 2 = 0,00128 %

3 x 1000

X X d ([x-x]) d2

0,00125 % 0,015 0,00025

0,00128% 0,001265% 0,015 0,00025

∑ ¿0,03 ∑ ¿4,5 x10−4

d =∑ d = 0,0 3 = 0,015

n 2

SD = √∑ d2

n−1 = √ 4,5 x10−4

1 = 0,002

Jadi kadar sampel tembaga sulfat adalah 0,001265 % ± 0,002

C. Penetapan kadar metampiron

Kelompok 4

N I2 = 0.1 N BE metampiron = 16,67V titran 1 = 7,5 ml

V titran 2 = 7,4 ml

V titran 3 = 7,4 ml

Kadar 1 = V titran 1 x N titran 1 x BE zat x 100 %

Page 5: 76442249 Laporan Iodo Iodimetri Fix

mg sampel

= 7,4 x 0, 1 N x 16,67 x 100 % = 62,51 %

20

Kadar 2 = V titran 2 x N titran 2 x BE zat x 100 %

m sampel

= 7,4 x 0, 1 N x 16,67 x 100 %

20

= 61,67 %

Kadar 3 = V titran 3 x N titran 3 x BE zat x 100 %

m sampel

= 7,4 x 0, 1 N x 16,67 x 100 %

25

= 61,67 %

Kadar rata-rata=62,51+61,67+ 61,67 =61,95%

3

X X d ([x-x]) d2

62,51% 61,95% 0,56 0,3136

61,67 % 61,95% 0,28 0,0784

61,67 % 61,95% 0,28 0,0784

∑ ¿1,18 ∑ ¿0,15684

d =∑ d = 1,18 = 0,393

n 3

SD = √∑ d2

n−1 = √ 0,1568

2 = 0,28

Page 6: 76442249 Laporan Iodo Iodimetri Fix

Jadi rata-rata kadar sampel adalah 61,95 % ± 0,28

D. Penetapan kadar vitamin C

Kelompok 2

N Iodium = 0,1 N BE zat = 88

V titran 1 = 2,8 ml

V titran 2 = 2,75 ml

V titran 3 = 2,8 ml

Kadar 1 = V titran 1 x N titran 1 x BE zat x 100 % x faktor pengenceran

mg sampel

= 2,8 x 0 ,1 N x 88 x 100 % = 123,2 %

20

Kadar 2 = V titran 2 x N titran 2 x BE zat x 100 % x faktor pengenceran

m sampel

= 2,75 x 0 ,1 N x 88 x 100 % = 121 %

20

Kadar 3 = V titran 3 x N titran 3 x BE zat x 100 % x faktor pengenceran

m sampel

= 2,8 x 0 ,1 N x 88 x 100 % = 123,2 %

20

X X d ([x-x]) d2

123,2 % 0,7 0,49

121 % 122,5% 1,5 2.25

123,2 % 0,7 0,49

Page 7: 76442249 Laporan Iodo Iodimetri Fix

∑ ¿2,9 ∑ ¿3,23

d =∑ d = 2,9 = 0,96

n 3

SD = √∑ d2

n−1 = √ 3,23

2 = 1,271

Jadi kadar sampel asam askorbat adalah 122,5 % ± 1,271

Penetapan kadar metampiron

Kelompok 3

N I2 = 0.1 N BE metampiron = 16,67V titran 1 = 6 ml

V titran 2 = 6,1 ml

V titran 3 = 6 ml

Kadar 1 = V titran 1 x N titran 1 x BE zat x 100 %

mg sampel

= 6 x 0, 1 N x 16,67 x 100 % = 50,01 %

20

Kadar 2 = V titran 2 x N titran 2 x BE zat x 100 %

m sampel

= 6,1 x 0, 1 N x 16,67 x 100 %

20

= 50,84 %

Kadar 3 = V titran 3 x N titran 3 x BE zat x 100 %

m sampel

Page 8: 76442249 Laporan Iodo Iodimetri Fix

= 6 x 0, 1 N x 16,67 x 100 %

20

= 50,01 %

Kadar rata-rata=50,01+50,84+ 50,01 =50,28%

3

X X d ([x-x]) d2

50,01% 50,28 % 0,27 0,0729

50,84% 50,28 % 0,56 0,3136

50,01% 50,28 % 0,27 0,0729

∑ ¿1,10 ∑ ¿0,4594

d =∑ d = 1,10 = 0,366

n 3

SD = √∑ d2

n−1 = √ 0,4594

2 = 0,479

Jadi rata-rata kadar sampel adalah 50,28 % ± 0,479

III. PEMBAHASAN

IV. Teori Iodo-Iodimetri

Dalam menganalisa suatu senyawa dalam hal ini adalah obat dapat digunakan

analisis secara kuantitatif (penetapan banyak suatu zat tertentu yang ada dalam sampel)

dan analisis secara kualitatif (identifikasi zat-zat dalam suatu sampel). Intinya tujuan

analisis secara kualitatif adalah memisahkan serta mengidentifikasi sejumlah unsur

(Day & Underwood, 1986).

Diantara sekian banyak contoh teknik atau cara dalam analisis kuantitatif terdapat

dua cara melakukan analisis dengan menggunakan senyawa pereduksi iodium yaitu

Page 9: 76442249 Laporan Iodo Iodimetri Fix

secara langsung dan tidak langsung. Cara langsung disebut iodimetri (digunakan larutan

iodium untuk mengoksidasi reduktor-reduktor yang dapat dioksidasi secara kuantitatif

pada titik ekivalennya). Namun, metode iodimetri ini jarang dilakukan mengingat

iodium sendiri merupakan oksidator yang lemah. Sedangkan cara tidak langsung disebut

iodometri (oksidator yang dianalisis kemudian direaksikan dengan ion iodida berlebih

dalam keadaan yang sesuai yang selanjutnya iodium dibebaskan secara kuantitatif dan

dititrasi dengan larutan natrium thiosilfat standar atau asam arsenit) (Bassett, 1994).

Dengan kontrol pada titik akhir titrasi jika kelebihan 1 tetes titran. perubahan

warna yang terjadi pada larutan akan semakin jelas dengan penambahan indikator

amilum/kanji (Vogel, 1997).

Iodium merupakan oksidator lemah. Sebaliknya ion iodida merupakan suatu

pereaksi reduksi yang cukup kuat. Dalam proses analitik iodium digunakan sebagai

pereaksi oksidasi (iodimetri) dan ion iodida digunakan sebagai pereaksi reduksi

(iodometri). Relatif beberapa zat merupakan pereaksi reduksi yang cukup kuat untuk

dititrasi secara langsung dengan iodium. Maka jumlah penentuan iodometrik adalah

sedikit. Akan tetapi banyak pereaksi oksidasi cukup kuat untuk bereaksi sempurna

dengan ion iodida, dan ada banyak penggunaan proses iodometrik. Suatu kelebihan ion

iodida ditambahkan kepada pereaksi oksidasi yang ditentukan, dengan pembebasan

iodium, yang kemudian dititrasi dengan larutan natrium thiosulfat (Day & Underwood,

1986).

Metode titrasi iodometri langsung (iodimetri) mengacu kepada titrasi dengan

suatu larutan iod standar. Metode titrasi iodometri tak langsung (iodometri) adalah

berkenaan dengan titrasi dari iod yang dibebaskan dalam reaksi kimia (Bassett, 1994).

Larutan standar yang digunakan dalam kebanyakan proses iodometri adalah

natrium thiosulfat. Garam ini biasanya berbentuk sebagai pentahidrat Na2S2O3.5H2O.

Larutan tidak boleh distandarisasi dengan penimbangan secara langsung, tetapi harus

distandarisasi dengan standar primer. Larutan natrium thiosulfat tidak stabil untuk

waktu yang lama (Day & Underwood, 1986).

Page 10: 76442249 Laporan Iodo Iodimetri Fix

Karena harga E° iodium berada pada daerah pertengahan maka sistem iodium

dapat digunakan untuk oksidator maupun reduktor. I2 adalah oksidator lemah sedangkan

iodida secara relatif merupakan reduktor lemah. Jika Eo tidak bergantung pada pH (pH <

8.0) maka persamaan reaksinya

I2 (s) + 2e- ? 2I- Eo= 0.535 V

I2 adalah oksidator lemah sedangkan iodida secara relatif merupakan reduktor

lemah. Kelarutannya cukup baik dalam air dengan pembentukan triodida [KI3].

I2 (s) + 2e- ? 2I- Eo= 6.21 V

Dengan demikian iodium Eo= + 0.535 V merupakan pereaksi yang lebih baik

daripada ion Cu(II). Akan tetapi bila ion iodida ditambahkan pada suatu larutan Cu(II),

maka suatu endapan CuI terbentuk

Iodium dapat dimurnikan dengan sublimasi. Ia larut dalam larutan KI dan harus

disimpan pada tempat yang dingin dan gelap. Berkurangnya iodium dan akibat

penguapan dan oksidasi udara menyebabkan banyak kesalahan dalam analisis. Dapat

distandarisasi dengan Na2S2O3.5H2O yang lebih dahulu distandarisasi dengan K2Cr2O7.

Reaksi :

Cr2O72- + 14H+ + 6I- ? 3I2 +2Cr3+ + 7H2O

Biasanya indikator yang digunakan adalah kanji/amilum. Iodida pada konsentrasi

< 10-5 M dapat dengan mudah ditekan oleh amilum. Sensitivitas warnanya tergantung

pada pelarut yang digunakan. Kompleks iodium-amilum mempunyai kelarutan kecil

dalam air sehingga biasanya ditambahkan pada titik akhir reaksi (Khopkar, 2002).

Warna larutan 0,1 N iodium adalah cukup kuat sehingga dapat bekerja sebagai

indikatornya sendiri. Iodium juga memberikan warna ungu atau merah lembayung yang

kuat kepada pelarut-pelarut seperti karbon tetraklorida atau kloroform dan kadang-

kadang hal ini digunakan untuk mengetahui titik akhir titrasi. Akan tetapi lebih umum

digunakan suatu larutan (dispersi koloidal) kanji, karena warna biru tua dari kompleks

kanji-iodium dipakai untuk suatu uji sangat peka terhadap iodium. Kepekaan lebih besar

Page 11: 76442249 Laporan Iodo Iodimetri Fix

dalam larutan yang sedikit asam dari pada dalam larutan netral dan lebih besar dengan

adanya ion iodida (Day & Underwood, 1981).

Jika larutan iodium dalam KI pada suasana netral maupun asam dititrasi dengan

natrium thiosulfat maka:

I3- + 2S2O3

2- ? 3I- + S4O62-

Selama reaksi zat antara S2O32- yang tidak berwarna adalah terbentuk sebagai

S2O32- + I3

- ? S2O3I- + 2I-

Yang mana berjalan terus menjadi:

S2O3I- + S2O32-? S4O6

2- +I3-

Jika suatu zat pengoksid kuat diolah dalam larutan netral atau (lebih biasa) larutan

asam, dengan ion iodida yang sangat berlebih, yang terakhir bereaksi sebagai zat

prereduksi, dan oksidan akan direduksi secara kuantitatif. Dalam hal-hal yang demikian,

sejumlah iod yang ekivalen akan dibebaskan, lalu dititrasi dengan larutan standar suatu

zat pereduksi, biasanya natrium thiosulfat (Bassett, 1994).

Dua sumber sesatan yang penting dalam titrasi yang melibatkan iod adalah:

1. Kehilangan iod yang disebabkan oleh sifat mudah menguapnya yang

cukup berarti, dan

2. Larutan iodida yang asam dioksidasi oleh oksigen di udara:

4I- + O2 + 4H+ ? 2I2 + 2H2O

Page 12: 76442249 Laporan Iodo Iodimetri Fix

Hasil VS Pustaka

Perbandingan data hasil praktikum dengan literatur :

Kelompo

kBahan Sampel Persyaratan Farmakope

Hasil Analisis

Praktikum

1 Tembaga II Sulfat 56% 0,001265% ±

0,002

2 Metampiron 79,39% -79,61% 61,95% ± 0,28 &

50,28%±0,479

3 Vitamin C 90% - 110%

Dari kadar yang tertera

dalam kemasan

122,5% ± 1,271

(Anonim.1995)

Pada praktukum kali ini kelompok kami melakukan percobaan penentuan kadar

vitamin C dengan menggunakan Metode Yodimetri. Berdasarkan hasil percobaan yang

kami lakukan didapatkan hasil bahwa kadar vitamin C yang kami uji memiliki kadar

122,5% ± 1,271. Hasil tersebut sangat berbeda jauh dari kadar yang tertera di label

kemasan. Berdasarkan pernyataan Day & Underwood dalam bukunya “Analisis Kimia

Kuantitatif” disebutkan bahwa untuk penentuan kadar senyawa vitamin C (C6H8C6)

metode yang baik digunakan adalah metode Yodometri, jadi apabila penentuan kadar

Vitamin C dianalisis menggunakan metode Yodimetri maka hasilnya akan kurang

Page 13: 76442249 Laporan Iodo Iodimetri Fix

akurat. Oleh karena itu, nilai kadar vitamin C yang kami dapat dari hasil percobaan

tidak sesuai dengan kadar yang tertera dalam label kamasan.

Kadar Tembaga II Sulfat, Vitamin C , Metampiron yang di dapat dari hasil

praktikum tidak memenuhi persyaratan Farmakope Indonesia. Ada beberapa faktor-

faktor kesalahan yang menyebabkan tidak akuratnya hasil titrasi yang didapat antara

lain sebagai berikut.

1. Tidak tepatnya metode titrasi yang digunakan.

2. Penggunaan skala buret yang tidak tepat

3. Kurang tepatnya pada saat pembuatan larutan Yodium, seperti pada saat

penimbangan.

4.Kurangnya ketelitian dalam memperhatikan perubahan warna indicator

5. Kurang telitinya dalam melakukan proses titrasi.

Iodium hanya sedikit larut dalam air (0,00134 mol per liter pada       25 0C), tetapi

agak larut dalam larutan yang mengandung ion iodida.  Larutan iodium standar dapat

dibuat dengan menimbang langsung iodium murni dan pengenceran dalam botol

volumetrik.  Iodium, dimurnikan dengan sublimasi dan ditambahkan pada suatu larutan

KI pekat, yang ditimbang dengan teliti sebelum dan sesudah penembahan iodium. 

Akan tetapi biasanya larutan distandarisasikan terhadap suatu standar primer, As2O3

yang paling biasa digunakan. (Underwood, 1986).

Larutan standar yang dipergunakan dalam kebanyakan proses iodometrik adalah

natrium tiosulfat. Garam ini biasanya tersedia sebagai pentahidrat Na2S2O3.5H2O.

Larutan tidak boleh distandarisasi dengan penimbangan secara langsung, tetapi harus

distandarisasi terhadap standar primer. Larutan natrium tiosulfat tidak stabil untuk

waktu yang lama. Sejumlah zat padat digunakan sebagai standar primer untuk larutan

natrium tiosulfat. Iodium murni merupakan standar yang paling nyata, tetapi jarang

digunakan karena kesukaran dalam penanganan dan penimbangan. Lebih sering

digunakan pereaksi yang kuat yang membebaskan iodium dari iodida, suatu proses

iodometrik (Underwood, 1986).

Page 14: 76442249 Laporan Iodo Iodimetri Fix

Metode titrasi iodometri langsung (kadang-kadang dinamakan iodimetri) mengacu

kepada titrasi dengan suatu larutan iod standar. Metode titrasi iodometri tak langsung

(kadang-kadang dinamakan iodometri), adlaah berkenaan dengan titrasi dari iod yang

dibebaskan dalam reaksi kimia. Potensial reduksi normal dari sistem reversibel:

I2(solid) 2e                  2I-

adalah 0,5345 volt. Persamaan di atas mengacu kepada suatu larutan air yang jenuh

dengan adanya iod padat; reaksi sel setengah ini akan terjadi, misalnya, menjelang akhir

titrasi iodida dengan suatu zat pengoksid seperti kalium permanganat, ketika konsentrasi

ion iodida menjadi relatif rendah. Dekat permulaan, atau dalam kebanyakan titrasi

iodometri, bila ion iodida terdapat dengan berlebih, terbentuklah ion tri-iodida:

I2(aq) + I- I3-

Karena iod mudah larut dalam larutan iodida. Reaksi sel setengah itu lebih baik

ditulis sebagai:

I3- + 2e               3I-

Dan potensial reduksi standarnya adalah 0,5355 volt. Maka, iod atau ion    tri-

iodida merupakan zat pengoksid yang jauh lebih lemah ketimbang kalium permanganat,

kalium dikromat, dan serium(IV) sulfat (Bassett, J. dkk., 1994).

Dalam menggunakan metode iodometrik kita menggunakan indikator kanji

dimana warna dari sebuah larutan iodin 0,1 N cukup intens sehingga iodin dapat

bertindak sebagai indikator bagi dirinya sendiri. Iodin juga memberikan warna ungu

atau violet yang intens untuk zat-zat pelarut seperti karbon tetra korida dan kloroform.

Namun demikan larutan dari kanji lebih umum dipergunakan, karena warna biru gelap

dari kompleks iodin–kanji bertindak sebagai suatu tes yang amat sensitiv untuk iodin

(Underwood, 2002).

Reaksi antara as.askorbat dgn iodium dmana as.askorbat dioksidasi menjd

as.dehidroaskorbat dan iodium direduksi menjd iodida

Page 15: 76442249 Laporan Iodo Iodimetri Fix

Penjelasan cara kerja dan fungsi perlakuan

Timbang seksama kurang lbh 100 mg sampel dilarutkn dl 50 ml air.Tambah 10 ml

HCl 0.1N.Segera titrasi dgn I2 0.1 N dgn indikator kanji dgn sekali-kali dkocok hingga

terjd warna biru mantap selama 2 mnt.

Asam askorbat adalah oksidator lemah yg jk dreduksi dgn iodida berjalan

lambat,mk agar reaksi berjalan sempurna dpt dtepuh dgn bbrapa cara yaitu

memperbesar konsentrasi ion iodida atau memperbesar konsentrasi

hidrogen.Penambahan HCl dsini utk memberikan suasana asam sehingga konsentrasi

hidrogen bertambah besar..Penggunaan indikator kanji utk mendeteksi kelebihan

iodium pd saat titrasi yg dtunjukkn dgn perubahan warna larutan menjd biru tua selama

1-2 mnt.Pengocokan bertujuan utk mempercepat bercampurnya antara titran,titrat dan

indikator.

PEMERIAN

Metampiron : Metampiron mengandung tidak kurang dari 99.0% dan

tidak lebih dari 101% C13H16N3NaO4S. Serbuk Hablur ; putih atau putih kekuningan

Natrium Tiosulfat : Natrium Tiosulfat mengandung tidak kurang dari 99%

Na2S2O3 dihitung terhadap zat anhidrat. Pemerian berupa hablur besar tidak berwarna

atau serbuk hablur kasar. Dalam udara lembab meleleh basah; dalam hampa udara pada

suhu dia atas 33o merapuh. Sangat mudah larut dalam air dan praktis tidak larut dalam

etanol 95%.

Kalium Iodida : Kalium Iodida mengandung tidak kurang dari 99% dan

tidak lebih dari 101,5% KI dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan. Pemerian

berupa hablur heksahedral; transparan atau tidak berwarna , opak dan putih atau serbuk

butiran putih dan higroskopik. Sangat mudah larut dalam air , larut dalam etanol dan

mudah larut dalam gliserol.

Iodium : Iodium mengandung tidak kurang dari 99,5% I.

Pemerian berupa keping atau butir , berat , mengkilat , seperti logam ; hitam kelabu ;

bau khas. Sangat sukar larut dalam air , larut dalam etanol dan gliserol dan mudah larut

dalam karbonsulfida. Larut dalam kloroform dan tetraklorida.

Page 16: 76442249 Laporan Iodo Iodimetri Fix

Natrium Hidroksida : Natrium hidroksida mengandung tidak kurang dari

97,5% alkali dihitung dari jumlah sebagai NaOH , dan tidak lebih dari 2,5% Na2CO3.

Pemerian berupa bentuk batang , butiran , massa hablur atau keping , kering , keras ,

rapuh , dan menunjukkan susunan hablur ; putih , mudah meleleh basah. Sangat alkalis

dan korosif. Segera menyerap karbondioksida. Sangat mudah larut dalam air dan etanol

Vitamin C : Asam askorat mengandung tidak lebih dari 99% .

Pemerian berupa serbuk atau hablur ; putih atau agak kuning ; tidak berbau ; rasa asam.

Oleh pengaruh cahaya lamabat laun menjadi gelap. Dalam keadaan kering , mantap di

udara , dalam larutan cepat teroksidasi. Mudah larut dalam air , agak sukar larut dalam

etanol, praktis tidak larut dalam kloroform , eter , dan benzen.

Kloroform : Kloroform adalah triklometana , mengandung etanol 1

% v/v sampai 2% v/v sebagai zat penstabil. Pemerian berupa cairan , mudah menguap ;

tidak berwarna ; bau khas ; rasa manis dan membakar. Sukar larut dalam air ; mudah

larut dalam etanol , eter , dan sebagian besar pelarut organik , mudah larut dalam

minyak astiri dan minyak lemak.

Asam Sulfat Encer : Asam sulfat encer mengandung tidak kurang dari

9,5% dan tidak lebih dari 10,5% H2SO4

Asam Klorida : Asam klorida mengandung tidak kurang dari

35% dan tidak lebih dari 38% HCl. Pemerian berupa cairan , tidak berwarna , berasap ,

bau merangsang. Jika diencerkan dengan 2 bagian air , asap dan bau hilang. Larutan

yang sangat encer masih bereaksi asam kuat terhadap kertas lakmus p.

Tembaga Sulfat : Pemerian berupa prisma tri klinik , serbuk

hablur , biru .Mudah larut dalam air dan gliserol dan sangat sukar larut dalam etanol

Page 17: 76442249 Laporan Iodo Iodimetri Fix

Kesimpulan

1. Pembakuan natrium tiosulfat didapat rata – rata normailitas natirum tio sulfat setelah dilakukan replikasi 3 kali adalah 0,00942 N

2. Perhitungan rata-rata kadar CuSO4 setelah dilakukan replikasi 2 kali adalah 0,001265 ± 0,02

3. Perhitungan rata-rata kadar Asam Askorbat atau Vitamin C setelah dilakukan replikasi 3 kali adalah 122,5% ± 1,271

4. Perhitungan rata-rata kadar metampiron kelompok 3 setelah dilakukan replikasi 3 kali adalah 50,28 ± 0,479

5. Perhitungan rata-rata kadar metampiron kelompok 4 setelaah dilakukan replikasi 3 kali adalah 61,95 % ± 0,28

Daftar Pustaka

Khopkar, S. M., (2003), ”Konsep Dasar Kimia Analitik”, Penerbit. Universitas

Indonesia, Jakarta

Rivai, Harrizul. 1995. Asas Pemeriksaan Kimia. Penerbit UI. Jakarta.

Underwood, A.L dan Day A.R. 1986. Analisa Kimia Kuantitatif edisi ke empat.

Erlangga, Jakarta.

Basset,J . 1994 . buku aaran vogel kimia analisis kuantitatif anorganik edisi keempat.

Penerbit Buku Kedokteran. Jakarta

Anonim . 1995 . Farmakope Indonesia Edisi IV . Departemen Kesehatan Republik

Indonesia . jakarta