Upload
dwi-prasetyo-pujo-wibowo
View
214
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Putusan PN
Citation preview
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
P U T U S A N No. 787 K/PDT.SUS/2008
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara niaga (Pailit/PKPU) dalam tingkat kasasi telah mengambil
putusan sebagai berikut dalam perkara :
PT. ORIX INDONESIA FINANCE, berkedudukan di Wisma Kyoei
Prince 24th Floor, Jl. Jend. Sudirman Kav. 3 - 4, Jakarta 10220,
diwakili oleh KENRO SEISHIMA, selaku Direktur Utama, dalam hal
ini memberi kuasa kepada RICARDO SIMANJUNTAK, SH., LL.M.
ANZIIF, dan kawan-kawan, para Advokat, berkantor di Wirausaha
Building Lantai 2, Jl. HR. Rasuna Said Kav. 5C, Kuningan, Jakarta
12940 ;
Pemohon Kasasi dahulu Pemohon ; M E L A W A N
PT. HARIMAS JAYA PLYWOOD, berkedudukan di Jalan Hasyim
Ashary No. 1, Loa Bakung, Samarinda, Kalimantan Timur ;
Termohon Kasasi dahulu Termohon ; Mahkamah Agung tersebut ;
Membaca surat-surat yang bersangkutan ;
Menimbang, bahwa dari surat-surat tersebut ternyata bahwa sekarang
Pemohon Kasasi dahulu sebagai Pemohon telah mengajukan permohonan pailit
terhadap sekarang Termohon Kasasi dahulu sebagai Termohon di muka
persidangan Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Surabaya pada
pokoknya atas dalil-dalil :
I. Termohon mempunyai utang yang telah jatuh tempo dan dapat ditagih oleh
Pemohon ;
1. Bahwa Pemohon dan Termohon telah menyepakati dan oleh karenanya
terikat atas 26 (dua puluh enam) Perjanjian Sewa Guna Usaha
(selanjutnya seluruhnya disebut Perjanjian-Perjanjian) sebagai berikut ;
1.1. Perjanjian Sewa Guna Usaha (Finance Lease) Nomor: L03R-
02004F tanggal 24 Desember 2003 (Bukti P-1) ;
1.2. Perjanjian Sewa Guna Usaha (Finance Lease) Nomor: L03R-
02379F tanggal 09 Oktober 2003 (Bukti P-2) ;
1.3. Perjanjian Sewa Guna Usaha (Finance Lease) Nomor: L03R-
02735F tanggal 04 November 2003 (Bukti P-3) ;
Hal. 1 dari 18 hal. Put. No. 787 K/Pdt.Sus/2008
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 1
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
1.4. Perjanjian Sewa Guna Usaha (Finance Lease) Nomor: L03R-
02734F tanggal 04 November 2003 (Bukti P-4) ;
1.5. Perjanjian Sewa Guna Usaha (Finance Lease) Nomor: L03R-
02924F tanggal 18 Februari 2004 (Bukti P-5) ;
1.6. Perjanjian Sewa Guna Usaha (Finance Lease) Nomor: L03R-
03170F tanggal 24 Desember 2003 (Bukti P-6) ;
1.7. Perjanjian Sewa Guna Usaha (Finance Lease) Nomor: L03R-
03171F tanggal 27 Februari 2004 (Bukti P-7) ;
1.8. Perjanjian Sewa Guna Usaha (Finance Lease) Nomor: L03R-
03172F tanggal 12 Februari 2004 (Bukti P-8) ;
1.9. Perjanjian Sewa Guna Usaha (Finance Lease) Nomor: L03R-
03400F tanggal 28 Januari 2004 (Bukti P-9) ;
1.10. Perjanjian Sewa Guna Usaha (Finance Lease) Nomor: L03R-
03756F tanggal 27 April 2004 (Bukti P-10) ;
1.11. Perjanjian Sewa Guna Usaha (Finance Lease) Nomor: L03R-
04345D tanggal 08 April 2004 (Bukti P-11) ;
1.12. Perjanjian Sewa Guna Usaha (Finance Lease) Nomor: L03R-
04346D tanggal 01 April 2004 (Bukti P-12) ;
1.13. Perjanjian Sewa Guna Usaha (Finance Lease) Nomor: L03R-
04550D tanggal 13 April 2004 (Bukti P-13) ;
1.14. Perjanjian Sewa Guna Usaha (Finance Lease) Nomor: L04R-
00644D tanggal 28 Mei 2004 (Bukti P-14) ;
1.15. Perjanjian Sewa Guna Usaha (Finance Lease) Nomor: L04R-
01301E tanggal 20 Juli 2004 (Bukti P-15) ;
1.16. Perjanjian Sewa Guna Usaha (Finance Lease) Nomor: L04R-
01694D tanggal 23 Agustus 2004 (Bukti P-16) ;
1.17. Perjanjian Sewa Guna Usaha (Finance Lease) Nomor: L04R-
01695D tanggal 23 Agustus 2004 (Bukti P-17) ;
1.18. Perjanjian Sewa Guna Usaha (Finance Lease) Nomor: L04R-
01838D tanggal 05 Oktober 2004 (Bukti P-18) ;
1.19. Perjanjian Sewa Guna Usaha (Finance Lease) Nomor: L04R-
01839D tanggal 12 November 2004 (Bukti P-19) ;
1.20. Perjanjian Sewa Guna Usaha Dengan Hak Opsi Untuk Peralatan
Nomor: L04R-04185D tanggal 14 Maret 2005 (Bukti P-20) ;
1.21. Perjanjian Sewa Guna Usaha Dengan Hak Opsi Untuk Peralatan
Nomor: L04R-04433D tanggal 07 April 2005 (Bukti P-21) ;
Hal. 2 dari 18 hal. Put. No. 787 K/Pdt.Sus/2008
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 2
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
1.22. Perjanjian Sewa Guna Usaha Dengan Hak Opsi Untuk Peralatan
Nomor: L04R-04450D tanggal 28 Oktober 2005 (Bukti P-22) ;
1.23. Perjanjian Sewa Guna Usaha Dengan Hak Opsi Untuk Peralatan
Nomor: L04R-04451D tanggal 3 Mei 2005 (Bukti P-23) ;
1.24. Perjanjian Sewa Guna Usaha Kendaraan Bermotor Nomor: L03R-
04508D tanggal 20 April 2004 (Bukti P-24) ;
1.25. Perjanjian Sewa Guna Usaha Kendaraan Bermotor Nomor: L04R-
01302A tanggal 28 Juli 2004 (Bukti P-25) ;
1.26. Perjanjian Sewa Guna Usaha Kendaraan Bermotor Nomor: L04R-
03022D tanggal 24 Desember 2004 (Bukti P-26) ;
2. Bahwa sehubungan dengan pelaksanaan perjanjian-perjanjian tersebut di
atas, ternyata Termohon (Lessee) gagal memenuhi kewajiban
pembayaran kepada Pemohon (Lessor), hal tersebut tidak terbatas pada
pembayaran Angsuran Pembiayaan atau Sewa Leasing, tetapi juga
termasuk bunga tunggakan hutang ;
3. Bahwa sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka berdasarkan surat
No. 170/Coll/VII-25/07 tanggal 27 Juli 2007 Pemohon memperingatkan
Termohon untuk melunasi seluruh kewajibannya yang telah jatuh tempo
dan dapat ditagih yang per tanggal 21 Agustus 2007 berjumlah
Rp.759.933.850,- (tujuh ratus lima puluh sembilan juta sembilan ratus
tiga puluh tiga ribu delapan ratus lima puluh rupiah) dan US$ 843.539,24
(delapan ratus empat puluh tiga ribu lima ratus tiga puluh sembilan dollar
Amerika Serikat dua puluh empat sen) (Bukti P-27) ;
4. Bahwa kemudian Termohon berdasarkan surat tertanggal 30 Agustus
2007 mengajukan permohonan untuk menyelesaikan kewajiban dengan
cara membayar utang sebesar 20% (Bukti P-28), namun Pemohon
berdasarkan surat No. 185/Coll/XI-26/07 tanggal 26 November 2007
secara tegas menolak permohonan Termohon tersebut dan meminta
agar Termohon menyelesaikan seluruh kewajibannya (Bukti P-29) ;
5. Bahwa oleh karena Termohon terus menerus tidak memenuhi
kewajibannya, maka kuasa hukum Pemohon melalui surat
No.66/III/RSP/Rsd/2008 tanggal 11 Maret 2008 dan No.
66/III/RSP/Rsd/2008 tanggal 1 April 2008 telah mensomasi Termohon
untuk memenuhi kewajibannya sebesar Rp.637.069.600,- (enam ratus
tiga puluh tujuh juta enam puluh sembilan ribu enam ratus rupiah) dan
US$ 1.003.267,01 (satu juta tiga ribu dua ratus enam puluh tujuh dollar
Hal. 3 dari 18 hal. Put. No. 787 K/Pdt.Sus/2008
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 3
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Amerika Serikat satu sen), namun somasi tersebut juga tidak diindahkan
oleh Termohon (Bukti P-30) ;
6. Bahwa berdasarkan uraian dan bukti-bukti tersebut di atas, maka telah
terbukti dengan sederhana bahwa per tanggal 1 April 2008, Termohon
mempunyai utang kepada Pemohon sebesar Rp.637.069.600,- (enam
ratus tiga puluh tujuh juta enam puluh sembilan ribu enam ratus rupiah)
dan US$ 1.003.267,01 (satu juta tiga ribu dua ratus enam puluh tujuh
dollar Amerika Serikat satu sen) yang telah jatuh tempo dan dapat
ditagih ;
II. Termohon mempunyai kreditur lain selain Pemohon ;
7. Bahwa Termohon selain mempunyai kewajiban/utang yang telah jatuh
tempo dan dapat ditagih kepada Pemohon, ternyata Termohon juga
mempunyai utang/kewajiban kepada kreditur lainnya, yaitu :
a. PT. Asuransi Raksa Pratikara, yang beralamat di Komplek
Perkantoran Kayun Permai Jl. Kayun No.20 N, Surabaya 60271 ;
b. Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur, cq. Gubernur Kalimantan
Timur, yang beralamat di Jl. Gajah Mada No.2, Samarinda,
Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur masih mempunyai tagihan
Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yaitu Dana Reboisasi (DR)
dan Provisi Sumber Daya Hutan (PSDH) kepada Termohon ;
c. PT. Mulya Batu, yang beralamat di Loa Bakung, Sei Kunjang,
Samarinda ;
d. PT. Batu Penggal Chemical Industri, yang beralamat di Jl. Pangeran
Diponegoro No.22, Samarinda ;
e. PT. Samtraco, yang beralamat di Jl. Ekonomi Kp. Loa Buah
Samarinda ;
f. PT. Nagato, yang beralamat di Jl. KH. Abul Hasan No. 45, Samarinda;
g. CV. Mitra Teknikindo, yang beralamat di Jl. Teuku Umar, Komplek
Pontianak Mali, Blok C-19, Pontianak 78088 ;
h. PT. Cahaya Pengajaran Abadi, yang beralamat Sentra Eropa Blok
AA-IB No.03, Balikpapan Baru 76114 ;
Bahwa jumlah piutang dari Pemohon dan para kreditur lain tersebut di
atas baru akan diketahui secara pasti apabila Termohon dinyatakan pailit
dan atas piutang tersebut telah dilakukan verifikasi dalam rapat
pencocokan utang yang dipimpin oleh Hakim Pengawas dan Kurator ;
8. Bahwa berdasarkan uraian dan bukti-bukti tersebut di atas, maka telah
terbukti dengan sederhana bahwa Termohon mempunyai dua atau lebih
Hal. 4 dari 18 hal. Put. No. 787 K/Pdt.Sus/2008
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 4
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
III. Termohon telah memenuhi syarat untuk dinyatakan pailit ;
9. Bahwa mengenai syarat agar debitur dapat dinyatakan pailit diatur dalam
Pasal 2 ayat (1) Undang-Undang No. 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan
dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang yang berbunyi sebagai
berikut :
Debitor yang mempunyai dua atau lebih kreditor dan tidak membayar
lunas sedikitnya satu utang yang telah jatuh waktu dan dapat ditagih,
dinyatakan pailit dengan putusan pengadilan, baik atas permohonannya
sendiri maupun atas permohonan satu atau lebih kreditornya.
Kemudian Pasal 8 ayat (4) Undang-Undang No. 37 Tahun 2004 tentang
Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang yang berbunyi
sebagai berikut :
Permohonan pernyataan pailit harus dikabulkan apabila terdapat fakta
atau keadaan yang terbukti secara sederhana bahwa persyaratan untuk
dinyatakan pailit sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) telah
dipenuhi.
10. Berdasarkan uraian-uraian dan bukti-bukti tersebut di atas, maka
Termohon adalah debitur yang telah memenuhi syarat untuk dinyatakan
pailit sesuai dengan Pasal 2 ayat (1) Undang-Undang No. 37 Tahun 2004
tersebut karena secara sah telah terbukti bahwa :
a. Termohon mempunyai lebih dua kreditur ;
b. Utang Termohon kepada Pemohon terbukti secara sederhana telah
jatuh tempo dan dapat ditagih ;
11. Bahwa oleh karena Termohon sudah memenuhi syarat untuk dipailitkan,
maka sudah sepatutnya apabila Pengadilan Niaga Surabaya menerima
dan mengabulkan permohonan pernyataan pailit yang diajukan oleh
Pemohon dan menyatakan Termohon pailit dengan segala akibat
hukumnya ;
IV. Penunjukan dan Pengangkatan Kurator dan/Pengurus ;
12. Bahwa untuk memenuhi Pasal 15 ayat (1) Undang-Undang No. 37 Tahun
2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang
(PKPU), maka dengan ini Pemohon mengusulkan agar Majelis Hakim
Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Surabaya menunjuk dan
mengangkat Joelbaner Hendrik Toendan, SH., yang beralamat di RSD
Law Firm Jl. Minangkabau No. 21, Jakarta dan Ferdie Soethiono, SH.,
Hal. 5 dari 18 hal. Put. No. 787 K/Pdt.Sus/2008
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 5
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
MH., yang beralamat di Ferdie Soethiono & Partners, Jl. KH. Hasyim
Asyari No. 23 B, Jakarta Pusat, sebagai Kurator Termohon dalam
Kepailitan ini ;
13. Bahwa dalam hal Termohon mengajukan Penundaan Kewajiban
Pembayaran Utang (PKPU), maka Pemohon juga mengusulkan agar
Majelis Hakim Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Surabaya
menunjuk dan mengangkat Joelbaner Hendrik Toendan, SH., yang
beralamat di RSD Law Firm, Jl. Minangkabau No. 21, Jakarta dan Ferdie
Soethiono, SH., MH., yang beralamat di Ferdie Soethiono & Partners, Jl.
KH. Hasyim Asyari No. 23 B, Jakarta Pusat, sebagai Pengurus Termohon
dalam kepailitan ini ;
14. Bahwa untuk memenuhi ketentuan Pasal 15 ayat (3) Undang-Undang
No. 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban
Pembayaran Utang (PKPU) Joelbaner Hendrik Toendan, SH., telah
mengeluarkan Surat No. 33/RSD/III/2008 tanggal 12 Maret 2008 dan
Ferdie Soethiono, SH., MH., juga mengeluarkan Surat No.
045/FSP/VI/2008 tanggal 30 Juni 2008 yang menyatakan mengenai
independensinya sebagai Kurator dan/atau Pengurus, tidak mempunyai
benturan kepentingan dengan Pemohon atau Termohon dan tidak
sedang menangani perkara kepailitan dan penundaan kewajiban
pembayaran utang lebih dari 3 (tiga) perkara (Bukti P-32 dan P-33) ;
V. Pengadilan Niaga berwenang untuk memeriksa dan mengadili permohonan
pernyataan pailit ini ;
15. Bahwa adanya klausula arbitrase dalam Perjanjian Sewa Guna Usaha
(Financial Lease) sebagai forum penyelesaian perselisihan, tidak
menghilangkan wewenang Pengadilan Niaga untuk memeriksa dan
menyelesaikan permohonan pernyataan pailit ini ;
16. Bahwa Pengadilan Niaga mempunyai extra ordinary judicial power
terhadap Pengadilan Negeri di mana Pengadilan Niaga merupakan
pengadilan yang bersifat khusus yang mempunyai wewenang untuk
memeriksa dan mengadili permohonan pailit, sehingga walaupun dalam
suatu perjanjian memuat klausula arbitrase, maka Pengadilan Niaga
tetap berwenang untuk memeriksa dan menyelesaikan permohonan
pailit;
Bahwa kedudukan Pengadilan Niaga sebagai extra ordinary judicial
power secara tegas telah diatur dalam Pasal 303 Undang-Undang No. 37
Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran
Hal. 6 dari 18 hal. Put. No. 787 K/Pdt.Sus/2008
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 6
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Utang beserta dengan penjelasannya, yang dengan tegas menyatakan
sebagai berikut :
Pengadilan tetap berwenang memeriksa dan menyelesaikan
permohonan pernyataan pailit dari para pihak yang terikat perjanjian yang
memuat klausula arbitrase, sepanjang utang yang menjadi dasar
permohonan pernyataan pailit telah memenuhi ketentuan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) Undang-Undang ini;
Penjelasan Pasal 303 menegaskan sebagai berikut :
Ketentuan dalam pasal ini dimaksudkan untuk memberi penegasan
bahwa pengadilan tetap berwenang memeriksa dan menyelesaikan
permohonan pernyataan pailit dari para pihak, sekalipun perjanjian utang
piutang yang mereka buat memuat klausula arbitrase ;
17. Bahwa kewenangan khusus yang bersifat eksklusif dari Pengadilan
Niaga tersebut telah menjadi yurisprudensi tetap dari Mahkamah Agung
sebagaimana terbukti dalam putusan di bawah ini ;
a. Putusan Kasasi No. 12 K/N/1999, di mana Majelis Hakim Kasasi
membatalkan putusan Pengadilan Niaga No. 14/Pailit/1999/PN.Jkt.
yang menyatakan bahwa Pengadilan Niaga tidak berwenang untuk
memeriksa dan mengadili permohonan pailit yang diajukan PT.
Environmental Network Indonesia terhadap PT. Putra Putri Fortuna
Windu dan PPF International Corporation karena adanya klausula
arbitrase dalam perjanjian antara para pihak, dengan pertimbangan
hukum antara lain :
.adanya klausula arbitrase dalam suatu perjanjian tidaklah dengan
sendirinya menyebabkan Pengadilan Niaga dalam masalah kepailitan
tidak berwenang mengadilinya...
Selanjutnya Majelis Hakim Kasasi tersebut berpendapat :
.bahwa dalam hal perkara kepailitan ternyata telah ada peraturan
perundang-undangan yang khusus mengatur mengenai kepailitan dan
siapa yang berwenang untuk memeriksa dan memutuskan perkara
kepailitan, yaitu Undang-Undang No. 4 Tahun 1998 tentang
Kepailitan. Ini berarti perkara kepailitan ini tidak dapat diajukan
penyelesaiannya kepada arbitrase..
b. Putusan Peninjauan Kembali No. 13 PK/N/1999, di mana pada
pokoknya, Majelis Hakim Peninjauan Kembali berpendapat bahwa
kewenangan arbitrase sebagai extra judicial court terhadap
Pengadilan Negeri tidak dapat mengesampingkan kewenangan
Hal. 7 dari 18 hal. Put. No. 787 K/Pdt.Sus/2008
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 7
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Pengadilan Niaga yang bersifat khusus tersebut (Extra Ordinary
Court) ;
Pendapat yang sama juga didukung oleh Majelis Hakim Kasasi dalam
Putusan Kasasi No. 19/K/N/1999 dalam perkara antara PT. Basuki
Pratama Engineering dan PT. Mitra Surya Tata Mandiri melawan PT.
Megarimba Karyatama yang kemudian juga didukung oleh Majelis
Hakim Peninjauan Kembali sebagaimana Putusan Peninjauan
Kembali No. 20 PK/N/1999 ;
c. Putusan Kasasi No. 01 K/M/2003 tertanggal 13 Februari 2002, di
mana kembali Majelis Hakim Kasasi Mahkamah Agung membatalkan
putusan Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Surabaya yang
menyatakan bahwa Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri
Surabaya tidak berwenang untuk memeriksa dan memutus kasus
permohonan pernyataan pailit yang diajukan oleh PT. Exim SB
Leasing tersebut karena terdapatnya klausula arbitrase ;
Bahwa berdasarkan hal-hal tersebut di atas Pemohon mohon kepada
Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Surabaya memberikan putusan
sebagai berikut :
1. Menerima dan mengabulkan permohonan Pemohon untuk seluruhnya ;
2. Menyatakan Termohon pailit dengan segala akibat hukumnya ;
3. Menunjuk dan mengangkat Joelbaner Hendrik Toendan, SH., yang
beralamat di RSD Law Firm, Jl. Minangkabau No.21, Jakarta dan Ferdie
Soethiono, SH., MH., yang beralamat di Ferdie Soethiono & Partners, Jl. KH.
Hasyim Asyari No. 23 B, Jakarta Pusat,, sebagai Kurator kepailitan dan/atau
Pengurus jika permohonan PKPU dikabulkan terlebih dahulu ;
4. Menghukum Termohon untuk membayar biaya perkara ini ;
Atau :
Apabila Majelis Hakim Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Surabaya
yang memeriksa dan mengadili perkara ini mempunyai pertimbangan lain,
mohon putusan yang seadil-adilnya ;
Bahwa terhadap permohonan tersebut Pengadilan Niaga pada
Pengadilan Negeri Surabaya telah mengambil putusan, yaitu putusan No.
09/Pailit/2008/PN.Niaga,Sby. tanggal 28 Agustus 2008 yang amarnya sebagai
berikut :
1. Menolak permohonan pernyataan pailit Pemohon tersebut ;
2. Membebankan biaya permohonan pernyataan pailit ini kepada Pemohon
sebesar Rp.7.400.000,- (tujuh juta empat ratus ribu rupiah) ;
Hal. 8 dari 18 hal. Put. No. 787 K/Pdt.Sus/2008
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 8
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Menimbang, bahwa sesudah putusan Pengadilan Niaga pada Pengadilan
Negeri Surabaya tersebut diucapkan dengan hadirnya Pemohon pada tanggal
28 Agustus 2008, kemudian terhadapnya oleh Pemohon dengan perantaraan
kuasanya, berdasarkan surat kuasa khusus tanggal 29 Agustus 2008, diajukan
permohonan kasasi secara lisan pada tanggal 4 September 2008 sebagaimana
ternyata dari Akte Permohonan Kasasi No. 09/PAILIT/2008/PN.Niaga.Sby. yang
dibuat oleh Panitera Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Surabaya,
permohonan tersebut disusul dengan memori kasasi yang memuat alasan-
alasan yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Niaga pada Pengadilan
Negeri tersebut pada tanggal 4 September 2008 ;
Bahwa setelah itu oleh Termohon yang pada tanggal 9 September 2008
telah disampaikan salinan permohonan kasasi dan salinan memori kasasi dari
Pemohon Kasasi (Pemohon) ;
Menimbang, bahwa permohonan kasasi a quo beserta alasan-alasannya
telah diberitahukan kepada pihak lawan dengan seksama, diajukan dalam
tenggang waktu dan dengan cara yang ditentukan dalam undang-undang,
maka oleh karena itu permohonan kasasi tersebut formal dapat diterima ;
Menimbang, bahwa alasan-alasan yang diajukan oleh Pemohon Kasasi/
Pemohon dalam memori kasasinya tersebut pada pokoknya ialah :
I. Majelis Hakim Pengadilan Niaga Surabaya melakukan kesalahan penerapan
hukum, karena dalam mempertimbangkan apakah perjanjian asuransi masih
berlaku atau sudah hapus/berakhir melanggar ketentuan hukum dan praktek
perasuransian yang berlaku ;
A. Bahwa Majelis Hakim Pengadilan Niaga Surabaya telah secara salah
memahami pengertian Pasal 246 KUHDagang, sehingga telah secara
salah dalam menerapkan Pasal 246 KUHDagang tersebut ;
1. Bahwa Pemohon Kasasi sangat keberatan atas pertimbangan Majelis
Hakim Pengadilan Niaga Surabaya, terutama pertimbangan hukum
pada halaman 20 yang berbunyi sebagai berikut :
Menimbang, bahwa dari bunyi Pasal 246 KUHD tersebut maka jika
suatu perjanjian asuransi (pertanggungan) untuk beberapa tahun
ternyata Tertanggung tidak membayar premi yang telah diperjanjikan,
maka secara hukum Tertanggung telah melalaikan kewajibannya,
sehingga perjanjian tersebut tidak membawa manfaat kepada kedua
belah pihak. Jadi apabila Tertanggung tidak membayar premi, maka
ia tidak dapat meminta ganti kerugian yang dideritanya, sebab ketika
Hal. 9 dari 18 hal. Put. No. 787 K/Pdt.Sus/2008
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 9
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Tertanggung tidak membayar premi maka perjanjian dianggap
hapus/berakhir.
Sangat jelas dari pertimbangan hukum tersebut di atas menunjukkan
ketidak pahaman Majelis Hakim Niaga Surabaya, karena pada
dasarnya Pasal 246 KUHDagang tersebut menjelaskan tentang
definisi ataupun pengertian dari asuransi sebagai suatu perjanjian
yang mengatur sebagai berikut :
Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian, di mana
Penanggung mengikat diri terhadap Tertanggung dengan
memperoleh premi, untuk memberikan kepadanya ganti rugi karena
suatu kehilangan, kerusakan atau tidak mendapat keuntungan yang
diharapkan, yang mungkin akan dapat diderita oleh suatu peristiwa
yang tidak pasti.
2. Bahwa sebagai suatu perjanjian antara Penanggung dengan
Tertanggung, maka hubungan hukum yang mengikat dalam hal
pertanggungan objek sewa guna usaha yang disepakati tersebut,
bukanlah antara PT. Asuransi Raksa Pratikara dengan Termohon
Kasasi, akan tetapi antara PT. Asuransi Raksa Pratikara dengan
Pemohon Kasasi, karena sebagai Lessor Pemohon Kasasi lah
pemilik dari objek sewa guna usaha yang diasuransikan tersebut
(Beneficiary Owner atau Pemilik Manfaat) ;
Hal ini sejalan dengan prinsip Insurable Interest yang dikenal dan
secara terus menerus diimplementasikan dalam hukum asuransi
yang dasar hukumnya diatur dalam Pasal 250 KUHD yang mengatur
sebagai berikut :
Apabila seseorang yang telah mengadakan suatu pertanggungan
untuk diri sendiri atau apabila seseorang yang untuknya telah
diadakan suatu pertanggungan, pada saat diadakannya
pertanggungan itu, tidak mempunyai suatu kepentingan terhadap
barang yang dipertanggungkan itu, maka si Penanggung tidaklah
diwajibkan memberikan rugi.
Bahwa terbukti kepentingan untuk mengasuransikan objek perjanjian
sewa guna usaha tersebut merupakan kepentingan dari PT. Orix
Indonesia Finance (Pemohon Kasasi) sebagai pemilik yang sah
terhadap objek sewa guna usaha tersebut. Walaupun beban
pembayaran premi asuransinya merupakan kewajiban dari Termohon
Kasasi ;
Hal. 10 dari 18 hal. Put. No. 787 K/Pdt.Sus/2008
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 10
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
3. Bahwa kedudukan PT. Harimas Jaya Plywood (Termohon Kasasi)
sebagai Tertanggung dalam hal ini adalah sehubungan dengan
kewajibannya untuk membayarkan premi asuransi dari perjanjian
asuransi tersebut sebagai pihak yang menguasai dan menikmati
manfaat dan penggunaan barang modal yang diperolehnya
berdasarkan beberapa perjanjian sewa guna usaha dengan hak opsi
yang telah disepakati dengan Pemohon Kasasi selaku Lessor (mohon
vide kembali Bukti P-20 s/d P-23) ;
4. Bahwa kedudukan Termohon Kasasi sebagai pihak yang
berkewajiban membayar premi asuransi terhadap suatu perjanjian
asuransi yang mengasuransikan objek asuransi (objek
pertanggungan) di mana Tertanggungnya adalah Pemohon Kasasi
sebagai pemilik dari objek sewa guna usaha adalah diperbolehkan
oleh hukum asuransi seperti yang secara jelas diatur dalam Pasal
254 KUHD yang mengatur sebagai berikut :
Suatu pertanggungan tidak saja dapat ditutup atas tanggungan
sendiri, tetapi juga dapat ditutup atas tanggungan seorang ketiga,
baik berdasarkan suatu kuasa umum atau khusus, maupun di luar
pengetahuan si yang berkepentingan sekalipun, dan demikian itu
dengan mengindahkan ketentuan-ketentuan yang berikut:
Sehubungan dengan perjanjian asuransi yang disepakati oleh PT.
Asuransi Raksa Pratikara dengan Pemohon Kasasi terlihat sangat
tegas bahwa kewajiban pembayaran premi dibebankan kepada
Termohon Kasasi. Hal tersebut secara tegas telah disepakati oleh
Pemohon Kasasi dengan Termohon Kasasi seperti antara lain yang
diatur dalam Pasal 11 ayat (1) dan ayat (6) dari Perjanjian Sewa
Guna Usaha Dengan Hak Opsi untuk peralatan yang menyatakan
sebagai berikut (vide kembali Bukti P-20 s/d P-23) ;
11.1. Lessee atau biaya sendiri wajib mengasuransikan peralatan
selama masa sewa guna usaha untuk kepentingan dan atas
nama Lessor, pada Perusahaan Asuransi yang ditunjuk oleh
Lessor dengan menggunakan ketentuan-ketentuan yang dapat
diterima Lessor, dengan nilai pertanggungan sekurang-
kurangnya sejumlah nilai kerugian disetujui.
11.6. Lessee akan menaati semua ketentuan yang berlaku dalam
pertanggungan asuransi tersebut, dan akan menghindarkan
diri dari tindakan-tindakan yang dapat mengakibatkan
Hal. 11 dari 18 hal. Put. No. 787 K/Pdt.Sus/2008
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 11
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
kebatalan atau pengurangan manfaat dari pertanggungan
dimaksud.
Sehingga apabila Majelis Hakim Pengadilan Niaga Surabaya secara
benar melihat bukti polis yang telah diajukan sangat jelas terlihat
bahwa Tertanggung dalam perjanjian asuransi tersebut adalah PT.
Orix Indonesia Finance (Pemohon Kasasi) qq PT. Harimas Jaya
Plywood (Termohon Kasasi). (vide kembali P-34 s.d P-38 jo Bukti PT.
Asuransi Raksa Pratikara 1 s.d 5).
Dari ketentuan-ketentuan hukum tersebut di atas terlihat sangat jelas
bahwa kepentingan untuk mempertanggungkan objek sewa guna
usaha yang berada di bawah penguasaan dan pemanfaatan dari
Termohon Kasasi berdasarkan perjanjian sewa guna usaha antara
Pemohon Kasasi dan Termohon Kasasi tidak dapat dengan begitu
saja terhenti hanya karena Termohon Kasasi sebagai Tertanggung
melalaikan kewajibannya untuk membayar premi.
Kepentingan untuk mempertahankan manfaat pertanggungan yang
telah disepakati terhadap PT. Asuransi Raksa Pratikara tersebut
merupakan kepentingan dari Pemohon Kasasi sebagai pemilik dari
objek sewa guna usaha tersebut, sehingga walaupun premi asuransi
tidak dibayar sepanjang pihak yang mempunyai insurable interest
tidak menyatakan pemutusan perjanjian asuransi a quo, maka tetap
perjanjian asuransi tersebut berjalan dengan kewajiban pembayaran
premi yang terutang untuk masa pertanggungan yang telah
dijalaninya;
5. Bahwa sehubungan hal tersebut di atas PT. Asuransi Raksa Pratikara
sebagai Penanggung telah menerbitkan Polis No. 08-F-00001-000-
04-2008 untuk periode 2 April 2008 2 April 2009, Polis No. 08-F-
00002-000-04-2008 untuk periode 6 April 2008 6 April 2009, Polis
No. 08-F-00003-000-04-2008 untuk periode 8 April 2008 8 April
2009, Polis No. 08-F-00004-000-2008 untuk periode 23 April 2008
23 April 2009, dan Polis No. 08-F-00001-000-2008 untuk periode 10
Februari 2008 10 Februari 2009 (vide Bukti P-34 s.d P-38 juncto
Bukti Asuransi Raksa Pratikara 1 s/d 5) ;
6. Bahwa berdasarkan bukti-bukti dan uraian di atas, maka
pertimbangan hukum Majelis Hakim yang antara lain menyatakan :
Hal. 12 dari 18 hal. Put. No. 787 K/Pdt.Sus/2008
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 12
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Jadi apabila Tertanggung tidak membayar premi, maka ia tidak dapat
meminta ganti kerugian yang dideritanya, sebab ketika Tertanggung
tidak membayar premi maka perjanjian dianggap hapus/berakhir.
Merupakan suatu pertimbangan hukum yang sangat tidak berdasar
dan sangat melukai rasa keadilan serta menimbulkan ketidak pastian
hukum, sehingga oleh karenanya mohon kiranya Majelis Hakim
Kasasi yang terhormat untuk membatalkan pertimbangan tersebut.
B. Majelis Hakim Pengadilan Niaga Surabaya melakukan kesalahan
penerapan hukum karena pengakhiran perjanjian asuransi tidak terjadi
semata-mata disebabkan tidak dibayarnya premi asuransi, apalagi
kewajiban pembayaran premi tersebut merupakan kewajiban pihak
ketiga yang berdasarkan perjanjian sewa guna usaha terikat untuk
pembayaran premi tersebut ;
1. Pertimbangan hukum Majelis Hakim Niaga Surabaya yang pada
dasarnya menyatakan bahwa dengan tidak dibayarnya premi
asuransi otomatis akan mengakibatkan perjanjian asuransi tersebut
menjadi hapus/berakhir adalah tidak berdasarkan dan bahkan sangat
bertentangan dengan hukum yang berlaku ;
2. Bahwa seperti yang telah dijelaskan di atas, sebagai pemilik atas
objek sewa guna usaha, maka Pemohon Kasasilah yang sangat
berkepentingan atas kepastian untuk tetap diasuransikannya objek
sewa guna usaha tersebut, hingga nantinya pada saat masa
angsuran sewa guna usaha tersebut telah berakhir dan kepemilikan
objek sewa guna usaha tersebut telah berpindah kepada Termohon
Kasasi berdasarkan hak opsi seperti yang diatur dalam Pasal 6 dari
Perjanjian Sewa Guna Usaha a quo ;
Pemohon Kasasi dalam kedudukannya sebagai Tertanggung
terhadap Perjanjian Asuransi dengan PT. Asuransi Raksa Pratikara,
kewajiban pembayaran premi secara kontraktual dibebankan kepada
Termohon Kasasi sebagai pihak yang menguasai, menggunakan dan
menikmati hasil dari pemanfaatan barang-barang modal berdasarkan
perjanjian sewa guna usaha tersebut, yang secara hukum
berdasarkan Pasal 264 KUHPDagang memang diperbolehkan untuk
itu ;
Oleh karena itu sangat tidak beralasan kiranya bila Majelis Hakim
Niaga Pengadilan Niaga Surabaya menyatakan bahwa suatu
perjanjian asuransi akan secara otomatis batal atau berakhir hanya
Hal. 13 dari 18 hal. Put. No. 787 K/Pdt.Sus/2008
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 13
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
karena pihak ketiga dalam hal ini Termohon Kasasi tidak membayar
premi dari perjanjian asuransi tersebut. Sementara Pemohon Kasasi
secara tegas masih tetap mempertahankan keberlakuan dari
hubungan hukum pertanggungan tersebut hingga kini apakah dengan
begitu saja Termohon kasasi dapat lari dari tanggungjawabnya untuk
mengasuransikan objek Sewa Guna Usaha yang dikuasai dan
dimanfaatkannya, di mana kewajiban tersebut telah secara tegas di
atur dalam Perjanjian Sewa Guna Usaha yang disepakatinya dengan
Pemohon Kasasi?.
Oleh karena pertimbangan hukum Majelis Hakim Pengadilan Niaga
Surabaya tersebut secara khusus sangat bertentangan dengan
hukum perasuransian dan secara umum juga bertentangan dengan
asas-asas dan prinsip berkontrak, maka mohon kiranya agar
pertimbangan hukum tersebut dibatalkan ;
II. Majelis Hakim Pengadilan Niaga Surabaya melanggar Pasal 1 ayat (6) UU
No. 37 Tahun 2007 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban
Pembayaran Utang karena mempertimbangkan premi asuransi yang tidak
dibayar bukan merupakan utang.
1. Bahwa Pemohon Kasasi sangat keberatan atas pertimbangan Majelis
Hakim Pengadilan Niaga Surabaya terutama pertimbangan hukum pada
halaman 20 yang berbunyi sebagai berikut :
Menimbang, bahwa menurut Majelis Hakim premi asuransi bukanlah
suatu hutang sebab jika Tertanggung tidak membayar, maka
Penanggung tidak dapat meminta supaya harta Tertanggung disita dan
dilelang untuk membayar tunggakan premi yang tidak terbayar,
sedangkan kalau hutang maka harta Termohon dapat disita untuk
membayar hutang yang tidak terbayar.
2. Bahwa menurut Pasal 1 ayat (6) UU No. 37 Tahun 2004 tentang
Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang yang
dimaksud dengan utang adalah kewajiban yang dinyatakan atau dapat
dinyatakan dalam jumlah uang baik dalam mata uang Indonesia maupun
mata uang asing, baik secara langsung maupun yang akan timbul
dikemudian hari atau kontijen yang timbul dari perjanjian atau undang-
undang ;
3. Bahwa sangat jelas kewajiban Termohon Kasasi untuk membayar premi
asuransi timbul dari Perjanjian Sewa Guna Usaha dan polis-polis yang
telah diterbitkan PT. Asuransi Raksa Pratikara (vide bukti P-34 s.d. 38
Hal. 14 dari 18 hal. Put. No. 787 K/Pdt.Sus/2008
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 14
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
juncto Bukti PT. Asuransi Raksa Pratikara 1 s.d. 5). Tentang kewajiban
Termohon Kasasi untuk membayar premi asuransi dapat Pemohon
Kasasi kutip sebagai berikut :
Pasal 11
ASURANSI
11.2. Lessee atas biaya sendiri wajib mengasuransikan peralatan
selama masa sewa guna usaha untuk kepentingan dan atas nama
Lessor, pada perusahaan yang ditunjuk oleh Lessor dengan
menggunakan ketentuan-ketentuan yang dapat diterima Lessor,
dengan nilai pertanggungan sekurang-kurangnya sejumlah Nilai
Kerugian Disetujui (vide Bukti P-20 s.d. P-23) ;
4. Bahwa di dalam persidangan, tambahan jawaban dan pertimbangan
Majelis Hakim Pengadilan Niaga Surabaya telah terbukti bahwa
Termohon Kasasi tidak membayar premi asuransi yang menjadi
kewajibannya, sehingga dengan demikian secara sederhana terbukti
bahwa Termohon Kasasi mempunyai utang kepada PT. Asuransi Raksa
Pratikara ;
Oleh karena itu pertimbangan hukum Majelis Hakim Niaga Surabaya
yang menyatakan bahwa kewajiban pembayaran premi bukanlah utang
merupakan pendapat yang jelas-jelas keliru dan sangat bertentangan
dengan hukum dan oleh karenanya harus dengan secara tegas ditolak ;
5. Bahwa berdasarkan uraian dan bukti-bukti tersebut di atas, maka telah
terbukti secara nyata bahwa kewajiban untuk membayar premi
dibebankan kepada Termohon Kasasi semata-mata bukanlah karena
manfaat yang diinginkan ataupun yang akan diperolehnya sehubungan
dengan pertanggungan terhadap objek sewa guna usaha tersebut, akan
tetapi semata-mata untuk kepentingan yang dimiliki dan manfaat yang
akan dirasakan oleh Pemohon Kasasi dalam melindungi objek sewa
guna usaha yang berada di bawah penguasaan dan pemanfaatan
Termohon Kasasi yang sebenarnya secara hukum adalah milik dari
Pemohon Kasasi ;
Sehingga sangat tidak beralasan pendapat dari Majelis Hakim Niaga
Surabaya yang menyatakan bahwa penentuan terhadap perlu tidaknya
perjanjian asuransi a quo hanya ditentukan oleh tidak dibayarnya premi
asuransi tersebut, apalagi secara khusus Majelis Hakim Niaga Surabaya
dalam pertimbangannya menyatakan bahwa tindakan tidak membayar
Hal. 15 dari 18 hal. Put. No. 787 K/Pdt.Sus/2008
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 15
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
premi yang dilakukan oleh Termohon Kasasi adalah tindakan yang
melalaikan kewajibannya atau tindakan wanprestasi ;
Oleh karena itu menjadi sangat tegas dan tidak terbantahkan lagi bahwa
PT. Asuransi Raksa Pratikara merupakan Kreditur terhadap Termohon
Kasasi atas tindakan dari Termohon Kasasi yang melalaikan
kewajibannya untuk membayar premi asuransi yang dibebankan
kepadanya sebagai Lessee untuk kepentingan dan manfaat yang dimiliki
oleh Pemohon Kasasi sebagai Lessor dan oleh karena itu pemilik dan
ataupun Tertanggung yang sebenarnya terhadap hubungan perjanjian
asuransi tersebut ;
6. Bahwa dengan telah terbuktinya PT. Asuransi Raksa Pratikara sebagai
Kreditur Termohon Kasasi, selain dari Pemohon Kasasi, maka seluruh
persyaratan yang diatur dalam Pasal 2 ayat (2) UU No. 37 Tahun 2004
tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang telah
terbukti dan tidak terbantahkan lagi kebenarannya ;
Menimbang, bahwa terhadap alasan-alasan kasasi dari Pemohon Kasasi
tersebut, Mahkamah Agung berpendapat :
bahwa alasan-alasan tersebut dapat dibenarkan, oleh karena judex facti
telah salah dalam menerapkan hukum yang menyimpulkan dalam putusannya
bahwa PT. Asuransi Raksa Pratikara bukan Kreditur dari Termohon Kasasi dan
bahwa premi asuransi bukanlah suatu utang, dengan pertimbangan sebagai
berikut :
bahwa berdasarkan bukti bertanda P.20 s/d P.23 tentang Perjanjian
Sewa Guna Usaha dengan Hak Opsi Untuk Peralatan pada Pasal 11 telah
ditentukan bahwa Lessee atas biaya sendiri wajib mengasuransikan peralatan
selama masa sewa guna usaha untuk kepentingan dan atas nama Lessor, pada
perusahaan asuransi yang ditunjuk oleh Lessor dengan menggunakan
ketentuan-ketentuan yang dapat diterima oleh Lessor, dengan nilai
pertanggungan sekurang-kurangnya sejumlah nilai kerugian disetujui ;
bahwa dari isi ketentuan tersebut jelas menunjukkan dan membuktikan
bahwa Termohon Kasasi wajib membayar premi atas asuransi yang telah
disepakati oleh Pemohon Kasasi dan Termohon Kasasi guna kepentingan
Pemohon Kasasi selaku Lessor dan bahwa premi tersebut adalah merupakan
utang Termohon Kasasi (Lessee) terhadap PT. Asuransi Raksa Pratikara
karena merupakan kewajiban Termohon Kasasi yang dinyatakan dalam
sejumlah uang, baik mata uang Indonesia maupun mata uang asing in casu
Hal. 16 dari 18 hal. Put. No. 787 K/Pdt.Sus/2008
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 16
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
mata uang rupiah dan US Dollar yang akan timbul dikemudian hari in casu
timbul dari perjanjian sewa guna usaha tersebut ;
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut di atas, maka
telah terdapat fakta atau keadaan yang terbukti secara sederhana bahwa
Termohon Kasasi mempunyai dua atau lebih Kreditur dan tidak membayar lunas
sedikitnya satu utang yang telah jatuh waktu dan dapat ditagih, karenanya
persyaratan untuk dinyatakan pailit sebagaimana yang diatur oleh Pasal 2 ayat
(1) Undang-Undang No. 37 Tahun 2004 telah terpenuhi ;
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut di atas, terdapat
cukup alasan untuk mengabulkan permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi :
PT. ORIX INDONESIA FINANCE tersebut dan membatalkan putusan
Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Surabaya No. 09/Pailit/2008/
PN.Niaga Sby. tanggal 28 Agustus 2008 serta Mahkamah Agung mengadili
sendiri perkara ini dengan amar putusan sebagaimana yang akan disebutkan di
bawah ini ;
Menimbang, bahwa oleh karena permohonan kasasi dari Pemohon
Kasasi dikabulkan dan Termohon dinyatakan pailit, sesuai ketentuan Pasal 15
ayat (1) Undang-Undang No. 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan
Kewajiban Pembayaran Utang, harus diangkat Kurator dan seorang Hakim
Pengawas dari Hakim Niaga pada Pengadilan Negeri/Niaga Surabaya ;
Menimbang, bahwa oleh karena permohonan kasasi dari Pemohon
Kasasi dikabulkan, maka Termohon Kasasi dihukum membayar biaya perkara
dalam semua tingkat peradilan ;
Memperhatikan pasal-pasal dari Undang-Undang No. 4 Tahun 2004 dan
Undang-Undang No. 14 Tahun 1985 sebagaimana telah diubah dengan
Undang-Undang No. 5 Tahun 2004, dan Undang-Undang No. 37 Tahun 2004
serta peraturan perundang-undangan lain yang bersangkutan ;
M E N G A D I L I Mengabulkan permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi : PT. ORIX
INDONESIA FINANCE tersebut ;
Membatalkan putusan Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri
Surabaya No. 09/Pailit/2008/PN.Niaga Sby. tanggal 28 Agustus 2008 ;
MENGADILI SENDIRI 1. Mengabulkan permohonan Pemohon untuk seluruhnya ;
2. Menyatakan Termohon pailit dengan segala akibat hukumnya ;
Hal. 17 dari 18 hal. Put. No. 787 K/Pdt.Sus/2008
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 17
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Hal. 18 dari 18 hal. Put. No. 787 K/Pdt.Sus/2008
3. Memerintahkan Ketua Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Surabaya
untuk menunjuk seorang Hakim Pengawas pada Pengadilan Negeri/Niaga
Surabaya ;
4. Mengangkat Joelbaner Hendrik Toendan, SH., yang beralamat di RSD Law
Firm, Jl. Minangkabau No. 21, Jakarta sebagai Kurator ;
Menghukum Termohon Kasasi untuk membayar biaya perkara dalam
semua tingkat peradilan yang dalam tingkat kasasi ini sebesar Rp 5.000.000,-
(lima juta rupiah) ;
Demikianlah diputuskan dalam rapat permusyawaratan Mahkamah
Agung pada hari Jumat, tanggal 12 Desember 2008 oleh H. Abdul Kadir
Mappong, SH., Ketua Muda yang ditetapkan oleh Ketua Mahkamah Agung
sebagai Ketua Majelis, Prof. Rehngena Purba, SH., MS., dan Andar Purba, SH.,
Hakim-Hakim Agung sebagai Anggota, dan diucapkan dalam sidang terbuka
untuk umum pada hari itu juga oleh Ketua Majelis tersebut dengan dihadiri oleh
Hakim-Hakim Anggota tersebut dan dibantu oleh Dandy Wilarso, SH., MH.,
Panitera Pengganti dengan tidak dihadiri oleh para pihak.
Hakim-Hakim Anggota : K e t u a :
Ttd./ Prof. Rehngena Purba, SH., MS., Ttd./
Ttd./ Andar Purba, SH. H. Abdul Kadir Mappong, SH
Biaya-biaya : Panitera Pengganti :
1. M e t e r a i . Rp. 6.000,- Ttd./
2. R e d a k s i Rp. 1.000,- Dandy Wilarso, SH., MH.,
3. Administrasi kasasi Rp.4. 993.000,-
J u m l a h Rp.5.000.000,-
Untuk Salinan MAHKAMAH AGUNG R.I.
A.N. PANITERA PANITERA MUDA PERDATA KHUSUS
( RAHMI MULYATI, SH.MH. ) NIP : 040049629
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 18