787-K-PDT.SUS-2008

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Putusan PN

Citation preview

  • Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    P U T U S A N No. 787 K/PDT.SUS/2008

    DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

    M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara niaga (Pailit/PKPU) dalam tingkat kasasi telah mengambil

    putusan sebagai berikut dalam perkara :

    PT. ORIX INDONESIA FINANCE, berkedudukan di Wisma Kyoei

    Prince 24th Floor, Jl. Jend. Sudirman Kav. 3 - 4, Jakarta 10220,

    diwakili oleh KENRO SEISHIMA, selaku Direktur Utama, dalam hal

    ini memberi kuasa kepada RICARDO SIMANJUNTAK, SH., LL.M.

    ANZIIF, dan kawan-kawan, para Advokat, berkantor di Wirausaha

    Building Lantai 2, Jl. HR. Rasuna Said Kav. 5C, Kuningan, Jakarta

    12940 ;

    Pemohon Kasasi dahulu Pemohon ; M E L A W A N

    PT. HARIMAS JAYA PLYWOOD, berkedudukan di Jalan Hasyim

    Ashary No. 1, Loa Bakung, Samarinda, Kalimantan Timur ;

    Termohon Kasasi dahulu Termohon ; Mahkamah Agung tersebut ;

    Membaca surat-surat yang bersangkutan ;

    Menimbang, bahwa dari surat-surat tersebut ternyata bahwa sekarang

    Pemohon Kasasi dahulu sebagai Pemohon telah mengajukan permohonan pailit

    terhadap sekarang Termohon Kasasi dahulu sebagai Termohon di muka

    persidangan Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Surabaya pada

    pokoknya atas dalil-dalil :

    I. Termohon mempunyai utang yang telah jatuh tempo dan dapat ditagih oleh

    Pemohon ;

    1. Bahwa Pemohon dan Termohon telah menyepakati dan oleh karenanya

    terikat atas 26 (dua puluh enam) Perjanjian Sewa Guna Usaha

    (selanjutnya seluruhnya disebut Perjanjian-Perjanjian) sebagai berikut ;

    1.1. Perjanjian Sewa Guna Usaha (Finance Lease) Nomor: L03R-

    02004F tanggal 24 Desember 2003 (Bukti P-1) ;

    1.2. Perjanjian Sewa Guna Usaha (Finance Lease) Nomor: L03R-

    02379F tanggal 09 Oktober 2003 (Bukti P-2) ;

    1.3. Perjanjian Sewa Guna Usaha (Finance Lease) Nomor: L03R-

    02735F tanggal 04 November 2003 (Bukti P-3) ;

    Hal. 1 dari 18 hal. Put. No. 787 K/Pdt.Sus/2008

    DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 1

  • Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    1.4. Perjanjian Sewa Guna Usaha (Finance Lease) Nomor: L03R-

    02734F tanggal 04 November 2003 (Bukti P-4) ;

    1.5. Perjanjian Sewa Guna Usaha (Finance Lease) Nomor: L03R-

    02924F tanggal 18 Februari 2004 (Bukti P-5) ;

    1.6. Perjanjian Sewa Guna Usaha (Finance Lease) Nomor: L03R-

    03170F tanggal 24 Desember 2003 (Bukti P-6) ;

    1.7. Perjanjian Sewa Guna Usaha (Finance Lease) Nomor: L03R-

    03171F tanggal 27 Februari 2004 (Bukti P-7) ;

    1.8. Perjanjian Sewa Guna Usaha (Finance Lease) Nomor: L03R-

    03172F tanggal 12 Februari 2004 (Bukti P-8) ;

    1.9. Perjanjian Sewa Guna Usaha (Finance Lease) Nomor: L03R-

    03400F tanggal 28 Januari 2004 (Bukti P-9) ;

    1.10. Perjanjian Sewa Guna Usaha (Finance Lease) Nomor: L03R-

    03756F tanggal 27 April 2004 (Bukti P-10) ;

    1.11. Perjanjian Sewa Guna Usaha (Finance Lease) Nomor: L03R-

    04345D tanggal 08 April 2004 (Bukti P-11) ;

    1.12. Perjanjian Sewa Guna Usaha (Finance Lease) Nomor: L03R-

    04346D tanggal 01 April 2004 (Bukti P-12) ;

    1.13. Perjanjian Sewa Guna Usaha (Finance Lease) Nomor: L03R-

    04550D tanggal 13 April 2004 (Bukti P-13) ;

    1.14. Perjanjian Sewa Guna Usaha (Finance Lease) Nomor: L04R-

    00644D tanggal 28 Mei 2004 (Bukti P-14) ;

    1.15. Perjanjian Sewa Guna Usaha (Finance Lease) Nomor: L04R-

    01301E tanggal 20 Juli 2004 (Bukti P-15) ;

    1.16. Perjanjian Sewa Guna Usaha (Finance Lease) Nomor: L04R-

    01694D tanggal 23 Agustus 2004 (Bukti P-16) ;

    1.17. Perjanjian Sewa Guna Usaha (Finance Lease) Nomor: L04R-

    01695D tanggal 23 Agustus 2004 (Bukti P-17) ;

    1.18. Perjanjian Sewa Guna Usaha (Finance Lease) Nomor: L04R-

    01838D tanggal 05 Oktober 2004 (Bukti P-18) ;

    1.19. Perjanjian Sewa Guna Usaha (Finance Lease) Nomor: L04R-

    01839D tanggal 12 November 2004 (Bukti P-19) ;

    1.20. Perjanjian Sewa Guna Usaha Dengan Hak Opsi Untuk Peralatan

    Nomor: L04R-04185D tanggal 14 Maret 2005 (Bukti P-20) ;

    1.21. Perjanjian Sewa Guna Usaha Dengan Hak Opsi Untuk Peralatan

    Nomor: L04R-04433D tanggal 07 April 2005 (Bukti P-21) ;

    Hal. 2 dari 18 hal. Put. No. 787 K/Pdt.Sus/2008

    DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 2

  • Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    1.22. Perjanjian Sewa Guna Usaha Dengan Hak Opsi Untuk Peralatan

    Nomor: L04R-04450D tanggal 28 Oktober 2005 (Bukti P-22) ;

    1.23. Perjanjian Sewa Guna Usaha Dengan Hak Opsi Untuk Peralatan

    Nomor: L04R-04451D tanggal 3 Mei 2005 (Bukti P-23) ;

    1.24. Perjanjian Sewa Guna Usaha Kendaraan Bermotor Nomor: L03R-

    04508D tanggal 20 April 2004 (Bukti P-24) ;

    1.25. Perjanjian Sewa Guna Usaha Kendaraan Bermotor Nomor: L04R-

    01302A tanggal 28 Juli 2004 (Bukti P-25) ;

    1.26. Perjanjian Sewa Guna Usaha Kendaraan Bermotor Nomor: L04R-

    03022D tanggal 24 Desember 2004 (Bukti P-26) ;

    2. Bahwa sehubungan dengan pelaksanaan perjanjian-perjanjian tersebut di

    atas, ternyata Termohon (Lessee) gagal memenuhi kewajiban

    pembayaran kepada Pemohon (Lessor), hal tersebut tidak terbatas pada

    pembayaran Angsuran Pembiayaan atau Sewa Leasing, tetapi juga

    termasuk bunga tunggakan hutang ;

    3. Bahwa sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka berdasarkan surat

    No. 170/Coll/VII-25/07 tanggal 27 Juli 2007 Pemohon memperingatkan

    Termohon untuk melunasi seluruh kewajibannya yang telah jatuh tempo

    dan dapat ditagih yang per tanggal 21 Agustus 2007 berjumlah

    Rp.759.933.850,- (tujuh ratus lima puluh sembilan juta sembilan ratus

    tiga puluh tiga ribu delapan ratus lima puluh rupiah) dan US$ 843.539,24

    (delapan ratus empat puluh tiga ribu lima ratus tiga puluh sembilan dollar

    Amerika Serikat dua puluh empat sen) (Bukti P-27) ;

    4. Bahwa kemudian Termohon berdasarkan surat tertanggal 30 Agustus

    2007 mengajukan permohonan untuk menyelesaikan kewajiban dengan

    cara membayar utang sebesar 20% (Bukti P-28), namun Pemohon

    berdasarkan surat No. 185/Coll/XI-26/07 tanggal 26 November 2007

    secara tegas menolak permohonan Termohon tersebut dan meminta

    agar Termohon menyelesaikan seluruh kewajibannya (Bukti P-29) ;

    5. Bahwa oleh karena Termohon terus menerus tidak memenuhi

    kewajibannya, maka kuasa hukum Pemohon melalui surat

    No.66/III/RSP/Rsd/2008 tanggal 11 Maret 2008 dan No.

    66/III/RSP/Rsd/2008 tanggal 1 April 2008 telah mensomasi Termohon

    untuk memenuhi kewajibannya sebesar Rp.637.069.600,- (enam ratus

    tiga puluh tujuh juta enam puluh sembilan ribu enam ratus rupiah) dan

    US$ 1.003.267,01 (satu juta tiga ribu dua ratus enam puluh tujuh dollar

    Hal. 3 dari 18 hal. Put. No. 787 K/Pdt.Sus/2008

    DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 3

  • Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    Amerika Serikat satu sen), namun somasi tersebut juga tidak diindahkan

    oleh Termohon (Bukti P-30) ;

    6. Bahwa berdasarkan uraian dan bukti-bukti tersebut di atas, maka telah

    terbukti dengan sederhana bahwa per tanggal 1 April 2008, Termohon

    mempunyai utang kepada Pemohon sebesar Rp.637.069.600,- (enam

    ratus tiga puluh tujuh juta enam puluh sembilan ribu enam ratus rupiah)

    dan US$ 1.003.267,01 (satu juta tiga ribu dua ratus enam puluh tujuh

    dollar Amerika Serikat satu sen) yang telah jatuh tempo dan dapat

    ditagih ;

    II. Termohon mempunyai kreditur lain selain Pemohon ;

    7. Bahwa Termohon selain mempunyai kewajiban/utang yang telah jatuh

    tempo dan dapat ditagih kepada Pemohon, ternyata Termohon juga

    mempunyai utang/kewajiban kepada kreditur lainnya, yaitu :

    a. PT. Asuransi Raksa Pratikara, yang beralamat di Komplek

    Perkantoran Kayun Permai Jl. Kayun No.20 N, Surabaya 60271 ;

    b. Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur, cq. Gubernur Kalimantan

    Timur, yang beralamat di Jl. Gajah Mada No.2, Samarinda,

    Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur masih mempunyai tagihan

    Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yaitu Dana Reboisasi (DR)

    dan Provisi Sumber Daya Hutan (PSDH) kepada Termohon ;

    c. PT. Mulya Batu, yang beralamat di Loa Bakung, Sei Kunjang,

    Samarinda ;

    d. PT. Batu Penggal Chemical Industri, yang beralamat di Jl. Pangeran

    Diponegoro No.22, Samarinda ;

    e. PT. Samtraco, yang beralamat di Jl. Ekonomi Kp. Loa Buah

    Samarinda ;

    f. PT. Nagato, yang beralamat di Jl. KH. Abul Hasan No. 45, Samarinda;

    g. CV. Mitra Teknikindo, yang beralamat di Jl. Teuku Umar, Komplek

    Pontianak Mali, Blok C-19, Pontianak 78088 ;

    h. PT. Cahaya Pengajaran Abadi, yang beralamat Sentra Eropa Blok

    AA-IB No.03, Balikpapan Baru 76114 ;

    Bahwa jumlah piutang dari Pemohon dan para kreditur lain tersebut di

    atas baru akan diketahui secara pasti apabila Termohon dinyatakan pailit

    dan atas piutang tersebut telah dilakukan verifikasi dalam rapat

    pencocokan utang yang dipimpin oleh Hakim Pengawas dan Kurator ;

    8. Bahwa berdasarkan uraian dan bukti-bukti tersebut di atas, maka telah

    terbukti dengan sederhana bahwa Termohon mempunyai dua atau lebih

    Hal. 4 dari 18 hal. Put. No. 787 K/Pdt.Sus/2008

    DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 4

  • Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    III. Termohon telah memenuhi syarat untuk dinyatakan pailit ;

    9. Bahwa mengenai syarat agar debitur dapat dinyatakan pailit diatur dalam

    Pasal 2 ayat (1) Undang-Undang No. 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan

    dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang yang berbunyi sebagai

    berikut :

    Debitor yang mempunyai dua atau lebih kreditor dan tidak membayar

    lunas sedikitnya satu utang yang telah jatuh waktu dan dapat ditagih,

    dinyatakan pailit dengan putusan pengadilan, baik atas permohonannya

    sendiri maupun atas permohonan satu atau lebih kreditornya.

    Kemudian Pasal 8 ayat (4) Undang-Undang No. 37 Tahun 2004 tentang

    Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang yang berbunyi

    sebagai berikut :

    Permohonan pernyataan pailit harus dikabulkan apabila terdapat fakta

    atau keadaan yang terbukti secara sederhana bahwa persyaratan untuk

    dinyatakan pailit sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) telah

    dipenuhi.

    10. Berdasarkan uraian-uraian dan bukti-bukti tersebut di atas, maka

    Termohon adalah debitur yang telah memenuhi syarat untuk dinyatakan

    pailit sesuai dengan Pasal 2 ayat (1) Undang-Undang No. 37 Tahun 2004

    tersebut karena secara sah telah terbukti bahwa :

    a. Termohon mempunyai lebih dua kreditur ;

    b. Utang Termohon kepada Pemohon terbukti secara sederhana telah

    jatuh tempo dan dapat ditagih ;

    11. Bahwa oleh karena Termohon sudah memenuhi syarat untuk dipailitkan,

    maka sudah sepatutnya apabila Pengadilan Niaga Surabaya menerima

    dan mengabulkan permohonan pernyataan pailit yang diajukan oleh

    Pemohon dan menyatakan Termohon pailit dengan segala akibat

    hukumnya ;

    IV. Penunjukan dan Pengangkatan Kurator dan/Pengurus ;

    12. Bahwa untuk memenuhi Pasal 15 ayat (1) Undang-Undang No. 37 Tahun

    2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang

    (PKPU), maka dengan ini Pemohon mengusulkan agar Majelis Hakim

    Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Surabaya menunjuk dan

    mengangkat Joelbaner Hendrik Toendan, SH., yang beralamat di RSD

    Law Firm Jl. Minangkabau No. 21, Jakarta dan Ferdie Soethiono, SH.,

    Hal. 5 dari 18 hal. Put. No. 787 K/Pdt.Sus/2008

    DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 5

  • Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    MH., yang beralamat di Ferdie Soethiono & Partners, Jl. KH. Hasyim

    Asyari No. 23 B, Jakarta Pusat, sebagai Kurator Termohon dalam

    Kepailitan ini ;

    13. Bahwa dalam hal Termohon mengajukan Penundaan Kewajiban

    Pembayaran Utang (PKPU), maka Pemohon juga mengusulkan agar

    Majelis Hakim Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Surabaya

    menunjuk dan mengangkat Joelbaner Hendrik Toendan, SH., yang

    beralamat di RSD Law Firm, Jl. Minangkabau No. 21, Jakarta dan Ferdie

    Soethiono, SH., MH., yang beralamat di Ferdie Soethiono & Partners, Jl.

    KH. Hasyim Asyari No. 23 B, Jakarta Pusat, sebagai Pengurus Termohon

    dalam kepailitan ini ;

    14. Bahwa untuk memenuhi ketentuan Pasal 15 ayat (3) Undang-Undang

    No. 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban

    Pembayaran Utang (PKPU) Joelbaner Hendrik Toendan, SH., telah

    mengeluarkan Surat No. 33/RSD/III/2008 tanggal 12 Maret 2008 dan

    Ferdie Soethiono, SH., MH., juga mengeluarkan Surat No.

    045/FSP/VI/2008 tanggal 30 Juni 2008 yang menyatakan mengenai

    independensinya sebagai Kurator dan/atau Pengurus, tidak mempunyai

    benturan kepentingan dengan Pemohon atau Termohon dan tidak

    sedang menangani perkara kepailitan dan penundaan kewajiban

    pembayaran utang lebih dari 3 (tiga) perkara (Bukti P-32 dan P-33) ;

    V. Pengadilan Niaga berwenang untuk memeriksa dan mengadili permohonan

    pernyataan pailit ini ;

    15. Bahwa adanya klausula arbitrase dalam Perjanjian Sewa Guna Usaha

    (Financial Lease) sebagai forum penyelesaian perselisihan, tidak

    menghilangkan wewenang Pengadilan Niaga untuk memeriksa dan

    menyelesaikan permohonan pernyataan pailit ini ;

    16. Bahwa Pengadilan Niaga mempunyai extra ordinary judicial power

    terhadap Pengadilan Negeri di mana Pengadilan Niaga merupakan

    pengadilan yang bersifat khusus yang mempunyai wewenang untuk

    memeriksa dan mengadili permohonan pailit, sehingga walaupun dalam

    suatu perjanjian memuat klausula arbitrase, maka Pengadilan Niaga

    tetap berwenang untuk memeriksa dan menyelesaikan permohonan

    pailit;

    Bahwa kedudukan Pengadilan Niaga sebagai extra ordinary judicial

    power secara tegas telah diatur dalam Pasal 303 Undang-Undang No. 37

    Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran

    Hal. 6 dari 18 hal. Put. No. 787 K/Pdt.Sus/2008

    DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 6

  • Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    Utang beserta dengan penjelasannya, yang dengan tegas menyatakan

    sebagai berikut :

    Pengadilan tetap berwenang memeriksa dan menyelesaikan

    permohonan pernyataan pailit dari para pihak yang terikat perjanjian yang

    memuat klausula arbitrase, sepanjang utang yang menjadi dasar

    permohonan pernyataan pailit telah memenuhi ketentuan sebagaimana

    dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) Undang-Undang ini;

    Penjelasan Pasal 303 menegaskan sebagai berikut :

    Ketentuan dalam pasal ini dimaksudkan untuk memberi penegasan

    bahwa pengadilan tetap berwenang memeriksa dan menyelesaikan

    permohonan pernyataan pailit dari para pihak, sekalipun perjanjian utang

    piutang yang mereka buat memuat klausula arbitrase ;

    17. Bahwa kewenangan khusus yang bersifat eksklusif dari Pengadilan

    Niaga tersebut telah menjadi yurisprudensi tetap dari Mahkamah Agung

    sebagaimana terbukti dalam putusan di bawah ini ;

    a. Putusan Kasasi No. 12 K/N/1999, di mana Majelis Hakim Kasasi

    membatalkan putusan Pengadilan Niaga No. 14/Pailit/1999/PN.Jkt.

    yang menyatakan bahwa Pengadilan Niaga tidak berwenang untuk

    memeriksa dan mengadili permohonan pailit yang diajukan PT.

    Environmental Network Indonesia terhadap PT. Putra Putri Fortuna

    Windu dan PPF International Corporation karena adanya klausula

    arbitrase dalam perjanjian antara para pihak, dengan pertimbangan

    hukum antara lain :

    .adanya klausula arbitrase dalam suatu perjanjian tidaklah dengan

    sendirinya menyebabkan Pengadilan Niaga dalam masalah kepailitan

    tidak berwenang mengadilinya...

    Selanjutnya Majelis Hakim Kasasi tersebut berpendapat :

    .bahwa dalam hal perkara kepailitan ternyata telah ada peraturan

    perundang-undangan yang khusus mengatur mengenai kepailitan dan

    siapa yang berwenang untuk memeriksa dan memutuskan perkara

    kepailitan, yaitu Undang-Undang No. 4 Tahun 1998 tentang

    Kepailitan. Ini berarti perkara kepailitan ini tidak dapat diajukan

    penyelesaiannya kepada arbitrase..

    b. Putusan Peninjauan Kembali No. 13 PK/N/1999, di mana pada

    pokoknya, Majelis Hakim Peninjauan Kembali berpendapat bahwa

    kewenangan arbitrase sebagai extra judicial court terhadap

    Pengadilan Negeri tidak dapat mengesampingkan kewenangan

    Hal. 7 dari 18 hal. Put. No. 787 K/Pdt.Sus/2008

    DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 7

  • Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    Pengadilan Niaga yang bersifat khusus tersebut (Extra Ordinary

    Court) ;

    Pendapat yang sama juga didukung oleh Majelis Hakim Kasasi dalam

    Putusan Kasasi No. 19/K/N/1999 dalam perkara antara PT. Basuki

    Pratama Engineering dan PT. Mitra Surya Tata Mandiri melawan PT.

    Megarimba Karyatama yang kemudian juga didukung oleh Majelis

    Hakim Peninjauan Kembali sebagaimana Putusan Peninjauan

    Kembali No. 20 PK/N/1999 ;

    c. Putusan Kasasi No. 01 K/M/2003 tertanggal 13 Februari 2002, di

    mana kembali Majelis Hakim Kasasi Mahkamah Agung membatalkan

    putusan Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Surabaya yang

    menyatakan bahwa Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri

    Surabaya tidak berwenang untuk memeriksa dan memutus kasus

    permohonan pernyataan pailit yang diajukan oleh PT. Exim SB

    Leasing tersebut karena terdapatnya klausula arbitrase ;

    Bahwa berdasarkan hal-hal tersebut di atas Pemohon mohon kepada

    Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Surabaya memberikan putusan

    sebagai berikut :

    1. Menerima dan mengabulkan permohonan Pemohon untuk seluruhnya ;

    2. Menyatakan Termohon pailit dengan segala akibat hukumnya ;

    3. Menunjuk dan mengangkat Joelbaner Hendrik Toendan, SH., yang

    beralamat di RSD Law Firm, Jl. Minangkabau No.21, Jakarta dan Ferdie

    Soethiono, SH., MH., yang beralamat di Ferdie Soethiono & Partners, Jl. KH.

    Hasyim Asyari No. 23 B, Jakarta Pusat,, sebagai Kurator kepailitan dan/atau

    Pengurus jika permohonan PKPU dikabulkan terlebih dahulu ;

    4. Menghukum Termohon untuk membayar biaya perkara ini ;

    Atau :

    Apabila Majelis Hakim Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Surabaya

    yang memeriksa dan mengadili perkara ini mempunyai pertimbangan lain,

    mohon putusan yang seadil-adilnya ;

    Bahwa terhadap permohonan tersebut Pengadilan Niaga pada

    Pengadilan Negeri Surabaya telah mengambil putusan, yaitu putusan No.

    09/Pailit/2008/PN.Niaga,Sby. tanggal 28 Agustus 2008 yang amarnya sebagai

    berikut :

    1. Menolak permohonan pernyataan pailit Pemohon tersebut ;

    2. Membebankan biaya permohonan pernyataan pailit ini kepada Pemohon

    sebesar Rp.7.400.000,- (tujuh juta empat ratus ribu rupiah) ;

    Hal. 8 dari 18 hal. Put. No. 787 K/Pdt.Sus/2008

    DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 8

  • Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    Menimbang, bahwa sesudah putusan Pengadilan Niaga pada Pengadilan

    Negeri Surabaya tersebut diucapkan dengan hadirnya Pemohon pada tanggal

    28 Agustus 2008, kemudian terhadapnya oleh Pemohon dengan perantaraan

    kuasanya, berdasarkan surat kuasa khusus tanggal 29 Agustus 2008, diajukan

    permohonan kasasi secara lisan pada tanggal 4 September 2008 sebagaimana

    ternyata dari Akte Permohonan Kasasi No. 09/PAILIT/2008/PN.Niaga.Sby. yang

    dibuat oleh Panitera Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Surabaya,

    permohonan tersebut disusul dengan memori kasasi yang memuat alasan-

    alasan yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Niaga pada Pengadilan

    Negeri tersebut pada tanggal 4 September 2008 ;

    Bahwa setelah itu oleh Termohon yang pada tanggal 9 September 2008

    telah disampaikan salinan permohonan kasasi dan salinan memori kasasi dari

    Pemohon Kasasi (Pemohon) ;

    Menimbang, bahwa permohonan kasasi a quo beserta alasan-alasannya

    telah diberitahukan kepada pihak lawan dengan seksama, diajukan dalam

    tenggang waktu dan dengan cara yang ditentukan dalam undang-undang,

    maka oleh karena itu permohonan kasasi tersebut formal dapat diterima ;

    Menimbang, bahwa alasan-alasan yang diajukan oleh Pemohon Kasasi/

    Pemohon dalam memori kasasinya tersebut pada pokoknya ialah :

    I. Majelis Hakim Pengadilan Niaga Surabaya melakukan kesalahan penerapan

    hukum, karena dalam mempertimbangkan apakah perjanjian asuransi masih

    berlaku atau sudah hapus/berakhir melanggar ketentuan hukum dan praktek

    perasuransian yang berlaku ;

    A. Bahwa Majelis Hakim Pengadilan Niaga Surabaya telah secara salah

    memahami pengertian Pasal 246 KUHDagang, sehingga telah secara

    salah dalam menerapkan Pasal 246 KUHDagang tersebut ;

    1. Bahwa Pemohon Kasasi sangat keberatan atas pertimbangan Majelis

    Hakim Pengadilan Niaga Surabaya, terutama pertimbangan hukum

    pada halaman 20 yang berbunyi sebagai berikut :

    Menimbang, bahwa dari bunyi Pasal 246 KUHD tersebut maka jika

    suatu perjanjian asuransi (pertanggungan) untuk beberapa tahun

    ternyata Tertanggung tidak membayar premi yang telah diperjanjikan,

    maka secara hukum Tertanggung telah melalaikan kewajibannya,

    sehingga perjanjian tersebut tidak membawa manfaat kepada kedua

    belah pihak. Jadi apabila Tertanggung tidak membayar premi, maka

    ia tidak dapat meminta ganti kerugian yang dideritanya, sebab ketika

    Hal. 9 dari 18 hal. Put. No. 787 K/Pdt.Sus/2008

    DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 9

  • Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    Tertanggung tidak membayar premi maka perjanjian dianggap

    hapus/berakhir.

    Sangat jelas dari pertimbangan hukum tersebut di atas menunjukkan

    ketidak pahaman Majelis Hakim Niaga Surabaya, karena pada

    dasarnya Pasal 246 KUHDagang tersebut menjelaskan tentang

    definisi ataupun pengertian dari asuransi sebagai suatu perjanjian

    yang mengatur sebagai berikut :

    Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian, di mana

    Penanggung mengikat diri terhadap Tertanggung dengan

    memperoleh premi, untuk memberikan kepadanya ganti rugi karena

    suatu kehilangan, kerusakan atau tidak mendapat keuntungan yang

    diharapkan, yang mungkin akan dapat diderita oleh suatu peristiwa

    yang tidak pasti.

    2. Bahwa sebagai suatu perjanjian antara Penanggung dengan

    Tertanggung, maka hubungan hukum yang mengikat dalam hal

    pertanggungan objek sewa guna usaha yang disepakati tersebut,

    bukanlah antara PT. Asuransi Raksa Pratikara dengan Termohon

    Kasasi, akan tetapi antara PT. Asuransi Raksa Pratikara dengan

    Pemohon Kasasi, karena sebagai Lessor Pemohon Kasasi lah

    pemilik dari objek sewa guna usaha yang diasuransikan tersebut

    (Beneficiary Owner atau Pemilik Manfaat) ;

    Hal ini sejalan dengan prinsip Insurable Interest yang dikenal dan

    secara terus menerus diimplementasikan dalam hukum asuransi

    yang dasar hukumnya diatur dalam Pasal 250 KUHD yang mengatur

    sebagai berikut :

    Apabila seseorang yang telah mengadakan suatu pertanggungan

    untuk diri sendiri atau apabila seseorang yang untuknya telah

    diadakan suatu pertanggungan, pada saat diadakannya

    pertanggungan itu, tidak mempunyai suatu kepentingan terhadap

    barang yang dipertanggungkan itu, maka si Penanggung tidaklah

    diwajibkan memberikan rugi.

    Bahwa terbukti kepentingan untuk mengasuransikan objek perjanjian

    sewa guna usaha tersebut merupakan kepentingan dari PT. Orix

    Indonesia Finance (Pemohon Kasasi) sebagai pemilik yang sah

    terhadap objek sewa guna usaha tersebut. Walaupun beban

    pembayaran premi asuransinya merupakan kewajiban dari Termohon

    Kasasi ;

    Hal. 10 dari 18 hal. Put. No. 787 K/Pdt.Sus/2008

    DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 10

  • Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    3. Bahwa kedudukan PT. Harimas Jaya Plywood (Termohon Kasasi)

    sebagai Tertanggung dalam hal ini adalah sehubungan dengan

    kewajibannya untuk membayarkan premi asuransi dari perjanjian

    asuransi tersebut sebagai pihak yang menguasai dan menikmati

    manfaat dan penggunaan barang modal yang diperolehnya

    berdasarkan beberapa perjanjian sewa guna usaha dengan hak opsi

    yang telah disepakati dengan Pemohon Kasasi selaku Lessor (mohon

    vide kembali Bukti P-20 s/d P-23) ;

    4. Bahwa kedudukan Termohon Kasasi sebagai pihak yang

    berkewajiban membayar premi asuransi terhadap suatu perjanjian

    asuransi yang mengasuransikan objek asuransi (objek

    pertanggungan) di mana Tertanggungnya adalah Pemohon Kasasi

    sebagai pemilik dari objek sewa guna usaha adalah diperbolehkan

    oleh hukum asuransi seperti yang secara jelas diatur dalam Pasal

    254 KUHD yang mengatur sebagai berikut :

    Suatu pertanggungan tidak saja dapat ditutup atas tanggungan

    sendiri, tetapi juga dapat ditutup atas tanggungan seorang ketiga,

    baik berdasarkan suatu kuasa umum atau khusus, maupun di luar

    pengetahuan si yang berkepentingan sekalipun, dan demikian itu

    dengan mengindahkan ketentuan-ketentuan yang berikut:

    Sehubungan dengan perjanjian asuransi yang disepakati oleh PT.

    Asuransi Raksa Pratikara dengan Pemohon Kasasi terlihat sangat

    tegas bahwa kewajiban pembayaran premi dibebankan kepada

    Termohon Kasasi. Hal tersebut secara tegas telah disepakati oleh

    Pemohon Kasasi dengan Termohon Kasasi seperti antara lain yang

    diatur dalam Pasal 11 ayat (1) dan ayat (6) dari Perjanjian Sewa

    Guna Usaha Dengan Hak Opsi untuk peralatan yang menyatakan

    sebagai berikut (vide kembali Bukti P-20 s/d P-23) ;

    11.1. Lessee atau biaya sendiri wajib mengasuransikan peralatan

    selama masa sewa guna usaha untuk kepentingan dan atas

    nama Lessor, pada Perusahaan Asuransi yang ditunjuk oleh

    Lessor dengan menggunakan ketentuan-ketentuan yang dapat

    diterima Lessor, dengan nilai pertanggungan sekurang-

    kurangnya sejumlah nilai kerugian disetujui.

    11.6. Lessee akan menaati semua ketentuan yang berlaku dalam

    pertanggungan asuransi tersebut, dan akan menghindarkan

    diri dari tindakan-tindakan yang dapat mengakibatkan

    Hal. 11 dari 18 hal. Put. No. 787 K/Pdt.Sus/2008

    DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 11

  • Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    kebatalan atau pengurangan manfaat dari pertanggungan

    dimaksud.

    Sehingga apabila Majelis Hakim Pengadilan Niaga Surabaya secara

    benar melihat bukti polis yang telah diajukan sangat jelas terlihat

    bahwa Tertanggung dalam perjanjian asuransi tersebut adalah PT.

    Orix Indonesia Finance (Pemohon Kasasi) qq PT. Harimas Jaya

    Plywood (Termohon Kasasi). (vide kembali P-34 s.d P-38 jo Bukti PT.

    Asuransi Raksa Pratikara 1 s.d 5).

    Dari ketentuan-ketentuan hukum tersebut di atas terlihat sangat jelas

    bahwa kepentingan untuk mempertanggungkan objek sewa guna

    usaha yang berada di bawah penguasaan dan pemanfaatan dari

    Termohon Kasasi berdasarkan perjanjian sewa guna usaha antara

    Pemohon Kasasi dan Termohon Kasasi tidak dapat dengan begitu

    saja terhenti hanya karena Termohon Kasasi sebagai Tertanggung

    melalaikan kewajibannya untuk membayar premi.

    Kepentingan untuk mempertahankan manfaat pertanggungan yang

    telah disepakati terhadap PT. Asuransi Raksa Pratikara tersebut

    merupakan kepentingan dari Pemohon Kasasi sebagai pemilik dari

    objek sewa guna usaha tersebut, sehingga walaupun premi asuransi

    tidak dibayar sepanjang pihak yang mempunyai insurable interest

    tidak menyatakan pemutusan perjanjian asuransi a quo, maka tetap

    perjanjian asuransi tersebut berjalan dengan kewajiban pembayaran

    premi yang terutang untuk masa pertanggungan yang telah

    dijalaninya;

    5. Bahwa sehubungan hal tersebut di atas PT. Asuransi Raksa Pratikara

    sebagai Penanggung telah menerbitkan Polis No. 08-F-00001-000-

    04-2008 untuk periode 2 April 2008 2 April 2009, Polis No. 08-F-

    00002-000-04-2008 untuk periode 6 April 2008 6 April 2009, Polis

    No. 08-F-00003-000-04-2008 untuk periode 8 April 2008 8 April

    2009, Polis No. 08-F-00004-000-2008 untuk periode 23 April 2008

    23 April 2009, dan Polis No. 08-F-00001-000-2008 untuk periode 10

    Februari 2008 10 Februari 2009 (vide Bukti P-34 s.d P-38 juncto

    Bukti Asuransi Raksa Pratikara 1 s/d 5) ;

    6. Bahwa berdasarkan bukti-bukti dan uraian di atas, maka

    pertimbangan hukum Majelis Hakim yang antara lain menyatakan :

    Hal. 12 dari 18 hal. Put. No. 787 K/Pdt.Sus/2008

    DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 12

  • Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    Jadi apabila Tertanggung tidak membayar premi, maka ia tidak dapat

    meminta ganti kerugian yang dideritanya, sebab ketika Tertanggung

    tidak membayar premi maka perjanjian dianggap hapus/berakhir.

    Merupakan suatu pertimbangan hukum yang sangat tidak berdasar

    dan sangat melukai rasa keadilan serta menimbulkan ketidak pastian

    hukum, sehingga oleh karenanya mohon kiranya Majelis Hakim

    Kasasi yang terhormat untuk membatalkan pertimbangan tersebut.

    B. Majelis Hakim Pengadilan Niaga Surabaya melakukan kesalahan

    penerapan hukum karena pengakhiran perjanjian asuransi tidak terjadi

    semata-mata disebabkan tidak dibayarnya premi asuransi, apalagi

    kewajiban pembayaran premi tersebut merupakan kewajiban pihak

    ketiga yang berdasarkan perjanjian sewa guna usaha terikat untuk

    pembayaran premi tersebut ;

    1. Pertimbangan hukum Majelis Hakim Niaga Surabaya yang pada

    dasarnya menyatakan bahwa dengan tidak dibayarnya premi

    asuransi otomatis akan mengakibatkan perjanjian asuransi tersebut

    menjadi hapus/berakhir adalah tidak berdasarkan dan bahkan sangat

    bertentangan dengan hukum yang berlaku ;

    2. Bahwa seperti yang telah dijelaskan di atas, sebagai pemilik atas

    objek sewa guna usaha, maka Pemohon Kasasilah yang sangat

    berkepentingan atas kepastian untuk tetap diasuransikannya objek

    sewa guna usaha tersebut, hingga nantinya pada saat masa

    angsuran sewa guna usaha tersebut telah berakhir dan kepemilikan

    objek sewa guna usaha tersebut telah berpindah kepada Termohon

    Kasasi berdasarkan hak opsi seperti yang diatur dalam Pasal 6 dari

    Perjanjian Sewa Guna Usaha a quo ;

    Pemohon Kasasi dalam kedudukannya sebagai Tertanggung

    terhadap Perjanjian Asuransi dengan PT. Asuransi Raksa Pratikara,

    kewajiban pembayaran premi secara kontraktual dibebankan kepada

    Termohon Kasasi sebagai pihak yang menguasai, menggunakan dan

    menikmati hasil dari pemanfaatan barang-barang modal berdasarkan

    perjanjian sewa guna usaha tersebut, yang secara hukum

    berdasarkan Pasal 264 KUHPDagang memang diperbolehkan untuk

    itu ;

    Oleh karena itu sangat tidak beralasan kiranya bila Majelis Hakim

    Niaga Pengadilan Niaga Surabaya menyatakan bahwa suatu

    perjanjian asuransi akan secara otomatis batal atau berakhir hanya

    Hal. 13 dari 18 hal. Put. No. 787 K/Pdt.Sus/2008

    DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 13

  • Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    karena pihak ketiga dalam hal ini Termohon Kasasi tidak membayar

    premi dari perjanjian asuransi tersebut. Sementara Pemohon Kasasi

    secara tegas masih tetap mempertahankan keberlakuan dari

    hubungan hukum pertanggungan tersebut hingga kini apakah dengan

    begitu saja Termohon kasasi dapat lari dari tanggungjawabnya untuk

    mengasuransikan objek Sewa Guna Usaha yang dikuasai dan

    dimanfaatkannya, di mana kewajiban tersebut telah secara tegas di

    atur dalam Perjanjian Sewa Guna Usaha yang disepakatinya dengan

    Pemohon Kasasi?.

    Oleh karena pertimbangan hukum Majelis Hakim Pengadilan Niaga

    Surabaya tersebut secara khusus sangat bertentangan dengan

    hukum perasuransian dan secara umum juga bertentangan dengan

    asas-asas dan prinsip berkontrak, maka mohon kiranya agar

    pertimbangan hukum tersebut dibatalkan ;

    II. Majelis Hakim Pengadilan Niaga Surabaya melanggar Pasal 1 ayat (6) UU

    No. 37 Tahun 2007 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban

    Pembayaran Utang karena mempertimbangkan premi asuransi yang tidak

    dibayar bukan merupakan utang.

    1. Bahwa Pemohon Kasasi sangat keberatan atas pertimbangan Majelis

    Hakim Pengadilan Niaga Surabaya terutama pertimbangan hukum pada

    halaman 20 yang berbunyi sebagai berikut :

    Menimbang, bahwa menurut Majelis Hakim premi asuransi bukanlah

    suatu hutang sebab jika Tertanggung tidak membayar, maka

    Penanggung tidak dapat meminta supaya harta Tertanggung disita dan

    dilelang untuk membayar tunggakan premi yang tidak terbayar,

    sedangkan kalau hutang maka harta Termohon dapat disita untuk

    membayar hutang yang tidak terbayar.

    2. Bahwa menurut Pasal 1 ayat (6) UU No. 37 Tahun 2004 tentang

    Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang yang

    dimaksud dengan utang adalah kewajiban yang dinyatakan atau dapat

    dinyatakan dalam jumlah uang baik dalam mata uang Indonesia maupun

    mata uang asing, baik secara langsung maupun yang akan timbul

    dikemudian hari atau kontijen yang timbul dari perjanjian atau undang-

    undang ;

    3. Bahwa sangat jelas kewajiban Termohon Kasasi untuk membayar premi

    asuransi timbul dari Perjanjian Sewa Guna Usaha dan polis-polis yang

    telah diterbitkan PT. Asuransi Raksa Pratikara (vide bukti P-34 s.d. 38

    Hal. 14 dari 18 hal. Put. No. 787 K/Pdt.Sus/2008

    DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 14

  • Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    juncto Bukti PT. Asuransi Raksa Pratikara 1 s.d. 5). Tentang kewajiban

    Termohon Kasasi untuk membayar premi asuransi dapat Pemohon

    Kasasi kutip sebagai berikut :

    Pasal 11

    ASURANSI

    11.2. Lessee atas biaya sendiri wajib mengasuransikan peralatan

    selama masa sewa guna usaha untuk kepentingan dan atas nama

    Lessor, pada perusahaan yang ditunjuk oleh Lessor dengan

    menggunakan ketentuan-ketentuan yang dapat diterima Lessor,

    dengan nilai pertanggungan sekurang-kurangnya sejumlah Nilai

    Kerugian Disetujui (vide Bukti P-20 s.d. P-23) ;

    4. Bahwa di dalam persidangan, tambahan jawaban dan pertimbangan

    Majelis Hakim Pengadilan Niaga Surabaya telah terbukti bahwa

    Termohon Kasasi tidak membayar premi asuransi yang menjadi

    kewajibannya, sehingga dengan demikian secara sederhana terbukti

    bahwa Termohon Kasasi mempunyai utang kepada PT. Asuransi Raksa

    Pratikara ;

    Oleh karena itu pertimbangan hukum Majelis Hakim Niaga Surabaya

    yang menyatakan bahwa kewajiban pembayaran premi bukanlah utang

    merupakan pendapat yang jelas-jelas keliru dan sangat bertentangan

    dengan hukum dan oleh karenanya harus dengan secara tegas ditolak ;

    5. Bahwa berdasarkan uraian dan bukti-bukti tersebut di atas, maka telah

    terbukti secara nyata bahwa kewajiban untuk membayar premi

    dibebankan kepada Termohon Kasasi semata-mata bukanlah karena

    manfaat yang diinginkan ataupun yang akan diperolehnya sehubungan

    dengan pertanggungan terhadap objek sewa guna usaha tersebut, akan

    tetapi semata-mata untuk kepentingan yang dimiliki dan manfaat yang

    akan dirasakan oleh Pemohon Kasasi dalam melindungi objek sewa

    guna usaha yang berada di bawah penguasaan dan pemanfaatan

    Termohon Kasasi yang sebenarnya secara hukum adalah milik dari

    Pemohon Kasasi ;

    Sehingga sangat tidak beralasan pendapat dari Majelis Hakim Niaga

    Surabaya yang menyatakan bahwa penentuan terhadap perlu tidaknya

    perjanjian asuransi a quo hanya ditentukan oleh tidak dibayarnya premi

    asuransi tersebut, apalagi secara khusus Majelis Hakim Niaga Surabaya

    dalam pertimbangannya menyatakan bahwa tindakan tidak membayar

    Hal. 15 dari 18 hal. Put. No. 787 K/Pdt.Sus/2008

    DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 15

  • Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    premi yang dilakukan oleh Termohon Kasasi adalah tindakan yang

    melalaikan kewajibannya atau tindakan wanprestasi ;

    Oleh karena itu menjadi sangat tegas dan tidak terbantahkan lagi bahwa

    PT. Asuransi Raksa Pratikara merupakan Kreditur terhadap Termohon

    Kasasi atas tindakan dari Termohon Kasasi yang melalaikan

    kewajibannya untuk membayar premi asuransi yang dibebankan

    kepadanya sebagai Lessee untuk kepentingan dan manfaat yang dimiliki

    oleh Pemohon Kasasi sebagai Lessor dan oleh karena itu pemilik dan

    ataupun Tertanggung yang sebenarnya terhadap hubungan perjanjian

    asuransi tersebut ;

    6. Bahwa dengan telah terbuktinya PT. Asuransi Raksa Pratikara sebagai

    Kreditur Termohon Kasasi, selain dari Pemohon Kasasi, maka seluruh

    persyaratan yang diatur dalam Pasal 2 ayat (2) UU No. 37 Tahun 2004

    tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang telah

    terbukti dan tidak terbantahkan lagi kebenarannya ;

    Menimbang, bahwa terhadap alasan-alasan kasasi dari Pemohon Kasasi

    tersebut, Mahkamah Agung berpendapat :

    bahwa alasan-alasan tersebut dapat dibenarkan, oleh karena judex facti

    telah salah dalam menerapkan hukum yang menyimpulkan dalam putusannya

    bahwa PT. Asuransi Raksa Pratikara bukan Kreditur dari Termohon Kasasi dan

    bahwa premi asuransi bukanlah suatu utang, dengan pertimbangan sebagai

    berikut :

    bahwa berdasarkan bukti bertanda P.20 s/d P.23 tentang Perjanjian

    Sewa Guna Usaha dengan Hak Opsi Untuk Peralatan pada Pasal 11 telah

    ditentukan bahwa Lessee atas biaya sendiri wajib mengasuransikan peralatan

    selama masa sewa guna usaha untuk kepentingan dan atas nama Lessor, pada

    perusahaan asuransi yang ditunjuk oleh Lessor dengan menggunakan

    ketentuan-ketentuan yang dapat diterima oleh Lessor, dengan nilai

    pertanggungan sekurang-kurangnya sejumlah nilai kerugian disetujui ;

    bahwa dari isi ketentuan tersebut jelas menunjukkan dan membuktikan

    bahwa Termohon Kasasi wajib membayar premi atas asuransi yang telah

    disepakati oleh Pemohon Kasasi dan Termohon Kasasi guna kepentingan

    Pemohon Kasasi selaku Lessor dan bahwa premi tersebut adalah merupakan

    utang Termohon Kasasi (Lessee) terhadap PT. Asuransi Raksa Pratikara

    karena merupakan kewajiban Termohon Kasasi yang dinyatakan dalam

    sejumlah uang, baik mata uang Indonesia maupun mata uang asing in casu

    Hal. 16 dari 18 hal. Put. No. 787 K/Pdt.Sus/2008

    DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 16

  • Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    mata uang rupiah dan US Dollar yang akan timbul dikemudian hari in casu

    timbul dari perjanjian sewa guna usaha tersebut ;

    Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut di atas, maka

    telah terdapat fakta atau keadaan yang terbukti secara sederhana bahwa

    Termohon Kasasi mempunyai dua atau lebih Kreditur dan tidak membayar lunas

    sedikitnya satu utang yang telah jatuh waktu dan dapat ditagih, karenanya

    persyaratan untuk dinyatakan pailit sebagaimana yang diatur oleh Pasal 2 ayat

    (1) Undang-Undang No. 37 Tahun 2004 telah terpenuhi ;

    Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut di atas, terdapat

    cukup alasan untuk mengabulkan permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi :

    PT. ORIX INDONESIA FINANCE tersebut dan membatalkan putusan

    Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Surabaya No. 09/Pailit/2008/

    PN.Niaga Sby. tanggal 28 Agustus 2008 serta Mahkamah Agung mengadili

    sendiri perkara ini dengan amar putusan sebagaimana yang akan disebutkan di

    bawah ini ;

    Menimbang, bahwa oleh karena permohonan kasasi dari Pemohon

    Kasasi dikabulkan dan Termohon dinyatakan pailit, sesuai ketentuan Pasal 15

    ayat (1) Undang-Undang No. 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan

    Kewajiban Pembayaran Utang, harus diangkat Kurator dan seorang Hakim

    Pengawas dari Hakim Niaga pada Pengadilan Negeri/Niaga Surabaya ;

    Menimbang, bahwa oleh karena permohonan kasasi dari Pemohon

    Kasasi dikabulkan, maka Termohon Kasasi dihukum membayar biaya perkara

    dalam semua tingkat peradilan ;

    Memperhatikan pasal-pasal dari Undang-Undang No. 4 Tahun 2004 dan

    Undang-Undang No. 14 Tahun 1985 sebagaimana telah diubah dengan

    Undang-Undang No. 5 Tahun 2004, dan Undang-Undang No. 37 Tahun 2004

    serta peraturan perundang-undangan lain yang bersangkutan ;

    M E N G A D I L I Mengabulkan permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi : PT. ORIX

    INDONESIA FINANCE tersebut ;

    Membatalkan putusan Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri

    Surabaya No. 09/Pailit/2008/PN.Niaga Sby. tanggal 28 Agustus 2008 ;

    MENGADILI SENDIRI 1. Mengabulkan permohonan Pemohon untuk seluruhnya ;

    2. Menyatakan Termohon pailit dengan segala akibat hukumnya ;

    Hal. 17 dari 18 hal. Put. No. 787 K/Pdt.Sus/2008

    DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 17

  • Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    Hal. 18 dari 18 hal. Put. No. 787 K/Pdt.Sus/2008

    3. Memerintahkan Ketua Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Surabaya

    untuk menunjuk seorang Hakim Pengawas pada Pengadilan Negeri/Niaga

    Surabaya ;

    4. Mengangkat Joelbaner Hendrik Toendan, SH., yang beralamat di RSD Law

    Firm, Jl. Minangkabau No. 21, Jakarta sebagai Kurator ;

    Menghukum Termohon Kasasi untuk membayar biaya perkara dalam

    semua tingkat peradilan yang dalam tingkat kasasi ini sebesar Rp 5.000.000,-

    (lima juta rupiah) ;

    Demikianlah diputuskan dalam rapat permusyawaratan Mahkamah

    Agung pada hari Jumat, tanggal 12 Desember 2008 oleh H. Abdul Kadir

    Mappong, SH., Ketua Muda yang ditetapkan oleh Ketua Mahkamah Agung

    sebagai Ketua Majelis, Prof. Rehngena Purba, SH., MS., dan Andar Purba, SH.,

    Hakim-Hakim Agung sebagai Anggota, dan diucapkan dalam sidang terbuka

    untuk umum pada hari itu juga oleh Ketua Majelis tersebut dengan dihadiri oleh

    Hakim-Hakim Anggota tersebut dan dibantu oleh Dandy Wilarso, SH., MH.,

    Panitera Pengganti dengan tidak dihadiri oleh para pihak.

    Hakim-Hakim Anggota : K e t u a :

    Ttd./ Prof. Rehngena Purba, SH., MS., Ttd./

    Ttd./ Andar Purba, SH. H. Abdul Kadir Mappong, SH

    Biaya-biaya : Panitera Pengganti :

    1. M e t e r a i . Rp. 6.000,- Ttd./

    2. R e d a k s i Rp. 1.000,- Dandy Wilarso, SH., MH.,

    3. Administrasi kasasi Rp.4. 993.000,-

    J u m l a h Rp.5.000.000,-

    Untuk Salinan MAHKAMAH AGUNG R.I.

    A.N. PANITERA PANITERA MUDA PERDATA KHUSUS

    ( RAHMI MULYATI, SH.MH. ) NIP : 040049629

    DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 18