44
8 .4013 D 1

8 .4013 D 1

  • Upload
    others

  • View
    6

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: 8 .4013 D 1

8 .4013 D 1

Page 2: 8 .4013 D 1
Page 3: 8 .4013 D 1

PEDOMANPENYUSUNAN

STANDAR PELAYANAN PUBLIK

(Per .Men. PAN Nomor: PER/20/M.PAN/04/2006)

KEMENTERIAN NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA

REPUBLIK INDONESIA

Page 4: 8 .4013 D 1
Page 5: 8 .4013 D 1

KATA PENGANTAR

Pelayanan publik oleh aparatur negara dewasa ini telah menjadi isu strategis, karena tingkat kualitas kinerja pelayanan publik akan menentukan baik buruknya pelayanan kepada masyarakat dan pada gilirannya akan menentukan citra dari aparatur negara. Dengan kualitas pelayanan publik yang semakin baik, kepuasan dan kepercayaan masyarakat akan dapat diwujudkan.

Sejalan dengan itu, Pemerintah telah melakukan berbagai perbaikan dan penyempurnaan kualitas pelayanan publik yang ditindaklanjuti dengan ditetapkannya berbagai kebijakan, salah satu yang penting diantaranya adalah Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi. yang menginstruksikan antara lain kepada Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara untuk menyiapkan rumusan kebijakan dalam upaya peningkatan kualitas pelayanan publik .

Adanya standar pelayanan publik yang wajib dimiliki oleh setiap unit penyelenggara pelayanan publik merupakan prasyarat bagi terselenggaranya pelayanan publik yang transparan dan akuntabel, sekaligus sebagai jembatan mempercepat terealisasinya sistem manajemen mutu pelayanan ISO 9001:2000 guna memasuki standar pelayanan berkelas dunia. Untuk itu, Kementerian Negara Pendayagunaan Aparatur Negara menyusun dan menerbitkan Pedoman Penyusunan Standar Pelayanan Publik ini. agar dapat digunakan sebagai pedoman baik bagi pemberi pelayanan maupun penerima pelayanan.

/~.-Taufiq Effendi

Page 6: 8 .4013 D 1
Page 7: 8 .4013 D 1

DAFTAR ISI

Hal

Kata Pengantar

Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara iii Nomor: PER/20/M.PAN/04/2006

Lampiran I- Pedoman Penyusunan Standar Pelayanan Publik I Pendahuluan 1

A. Latar Belakang 1 B. Maksud dan Tujuan 2 c. Sasaran 2 D. Ruang Lingkup 2 E. Pengertian Umum 3

II. Prinsip Penyusunan Standar Pelayanan 4

III. Komponen Standar Pelayanan Publik 6

IV. Langkah-langkah Penyusunan Standar Pelayanan Publik 7

v. Pemantauan dan Pengendalian Kualitas Pelayanan 15

VI. Lembar Ker ja Penyusunan Standar Pelayanan 16

VII. Penutup 16

Lampiran II:

Lembar Kerja 1 - Identifikasi Jenis Pelayanan

Lampiran III :

Lembar Kerja 2 - Identifikasi Analisis Proses dan Prosedur,

Persyaratan, Sarona dan Prasarana, Waktu dan

Biaya Pelayanan

ii

Page 8: 8 .4013 D 1
Page 9: 8 .4013 D 1

PERATURAN MENTER! NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA

NOMOR: PER/20/M.PAN/04/2006

TENTANG

PEDOMAN PENYUSUNAN STANDAR PELAYANAN PUBUK

MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARA TUR NEGARA,

Menimbang

Mengingat

a. bahwa dalam rangka memberikan jaminan dan

kepastian penyelenggaraan pelayanan publik

sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan,

diperlukan standar pelayanan;

b. bahwa untuk maksud tersebut pada huruf a perlu

ditetapkan Pedoman Penyusunan Standar

Pelayanan Publik dengan Peraturan Menteri

Negara Pendayagunaan Aparatur Negara.

1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32

Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

(Lembaran Negara RI Tahun 2004 Nomor 125,

Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4437);

iii

Page 10: 8 .4013 D 1

Menetapkan

PERTAMA

KEDUA

2. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 9

Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi,

Susunan Organisasi, Toto Kerja Kementerian

Negara Republik Indonesia;

3. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur

Negara Nomor 63 /KEP/M.PAN/7 /2003 tentang

Pedoman Umum Penyelenggaraan Pelayanan Publik;

4. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur

Negara Nomor KEP/118/M.PAN/8/2004 tentang

Pedoman Umum Penanganan Pengaduan

Masyarakat Bagi Instansi Pemerintah.

MEMUTUSKAN:

PERATURAN MENTER! PENDAYAGUNAAN APARATUR

NEGARA NEGARA

TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN STANDAR PELAYANAN PUBUK.

Pedoman Penyusunan Standar Pelayanan Publik

sebagaimana tersebut dalam Lampiran Peraturan ini

merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari

Peraturan ini.

Pedoman Penyusunan Standar Pelayanan Publik

sebagaimana tersebut dalam Lampiran Peraturan ini

digunakan sebagai acuan bagi instansi pemerintah

pusat dan daerah dalam penyusunan standar

pelayanan publik.

iv

Page 11: 8 .4013 D 1

KETIGA

KEEMPAT

KELIMA

Lampiran Peraturan ini bersifat dinamis dan dapat

dikembangkan sesuai dengan kebutuhan serta

perkembangan tuntutan peningkatan kualitas

pelayanan publik.

Pelaksanaan lebih lanjut dari

ditetapkan oleh masing-masing

penyelenggara pelayanan publik.

Peraturan ini

pembina teknis

Peraturan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Jakarta Pada tanggal : 20 April 2006

Taufiq Effendi

v

Page 12: 8 .4013 D 1
Page 13: 8 .4013 D 1

Lampiran 1 Peraturan M enteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara

Nomor : PER/20/M.PAN/04/2006 Tanggal : 20 April 2006

PEDOMAN PENYUSUNAN

STANDAR PELAYANAN PUBLIK

KEMENTERIAN NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR 1\EGARA

REPVBUK INDONESIA

Page 14: 8 .4013 D 1
Page 15: 8 .4013 D 1

PEDOMAN PENYUSUNAN

STANDAR PELAYANAN PUBLIK

I. Pendahuluan

A. La tar Belakang

Bahwa penyelenggaraan pelayanan publik dalam beberapa

hal belum ber jalan sebagaimana diharapkan. Hal ini

terlihat dari masih adanya keluhan dan pengaduan

masyarakat, baik disampaikan langsung kepada pemberi

pelayanan maupun melalui media massa. Untuk mengatasi

kondisi ini, diperlukan komitmen yang tegas dan jelas dari

pimpinan unit pelayanan publik.

Sehubungan dengan hal tersebut Kementerian Negara

Pendayagunaan Aparatur Negara telah menetapkan

Pedoman Umum Penyelenggaraan Pelayanan Publik dengan

Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara

Nomor: 63/KEP/M.PAN/7/2003. Pedoman ini merupakan

acuan bagi Instansi Pemerintah termasuk BUMN/BUMD

dalam pengaturan dan pelaksanaan kegiatan pelayanan

publik sesuai dengan kewenangannya.

Sejalan dengan itu, Pemerintah telah melakukan berbagai

perbaikan dan penyempurnaan kualitas pelayanan publik

yang ditindaklanjuti dengan ditetapkannya Instruksi

Presiden Nomor: 5 Tahun 2004 tentang Percepatan

Pemberantasan Korupsi, yang menginstruksikan antara lain

kepada Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara

untuk menyiapkan rumusan kebijakan dalam upaya

peningkatan kualitas pelayanan publik.

Page 16: 8 .4013 D 1

Salah satu upaya untuk mengefektifkan peningkatan

kualitas pelayanan publik dengan melalui penyusunan

standar pelayanan publik. Standar pelayanan publik

tersebut wajib dimiliki oleh setiap unit pelayanan untuk

digunakan sebagai pedoman, baik bagi pemberi pelayanan

maupun penerima pelayanan.

B. Maksud dan Tujuan

1. Maksud pedoman penyusunan standar pelayanan publik

ini yai"tu sebagai acuan bagi unit pelayanan instansi

pemerintah dalam penyusunan standar pelayanan

publik.

2. Tujuan pedoman penyusunan standar pelayanan publik

ini yaitu mendorong tersusunnya standar pelayanan

pada setiap unit pelayanan agar penyelenggaraan

pelayanan dapat berjalan lebih baik.

C. Sasaran

Sasaran pedoman penyusunan standar pelayanan publik ini

adalah agar penyelenggaraan pelayanan publik pada setiap

unit pelayanan didasarkan pada standar pelayanan.

D. Ruang Lingkup

Ruang lingkup pedoman penyusunan standar pelayanan

publik ini meliputi prinsip penyusunan standar pelayanan;

komponen standar pelayanan; langkah-langkah penyusunan

standar pelayanan; pemantauan dan pengendalian kualitas

pelayanan.

2

Page 17: 8 .4013 D 1

E. Pengertian umum

Dalam pedoman ini yang dimaksud dengan:

1. Pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian

kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan dasar

sesuai dengan hak-hak sipil setiap warga negara dan

penduduk atas suatu barang, jasa dan atau pelayanan

administrasi yang diselenggarakan oleh penyelenggara

pelayanan publik.

2. Standar pelayanan publik adalah suatu tolok ukur yang

dipergunakan sebagai pedoman penyelenggaraan

pelayanan dan acuan penilaian kualitas pelayanan

sebagai komitmen atau janji dari penyelenggara

pelayanan kepada masyarakat untuk memberi kan

pelayanan yang berkualitas.

3. Manajemen pelayanan adalah penataan

penyelenggaraan pelayanan secara efektif dan efisien

guna mencapai kiner ja pelayanan yang optimal.

4. Penyelenggara pelayanan adalah penyelenggara negara,

penyelenggara ekonomi negara

penyelenggara pelayanan publik

dan korporasi

serta lembaga

independen yang dibentuk oleh pemerintah yang

menyelenggarakan pelayanan kepada masyarakat.

5. Instansi pemerintah adalah instansi pemerintah pusat

dan pemerintah daerah termasuk Badon Usaha Milik

Negara (BUMN) dan Badon Usaha Milik Daerah

(BUMD).

3

Page 18: 8 .4013 D 1

6. Pembina teknis unit pelayanan adalah pimpinan unit

ker ja yang secara struktural merupakan atasan dari

pimpinan unit kerja penyelenggara pelayanan.

7. Unit pelayanan adalah instansi pemerintah termasuk

BUMN dan BUMD yang secara langsung memberikan

pelayanan kepada penerima pelayanan.

8. Pemberi pelayanan adalah pejabat/pegawai instansi

pemerintah yang melaksanakan tugas dan fungsi

pelayanan publik sesuai dengan peraturan perundang­

undangan yang berlaku.

9. Penerima pelayanan adalah orang, masyarakat, badan

hukum swasta dan instansi pemerintah.

10. Biaya pelayanan adalah segala biaya dengan nama atau

sebutan apapun dalam rangka penyelenggaraan

pelayanan yang besaran dan toto cora pembayarannya

ditetapkan oleh pejabat berwenang sesuai ketentuan

peraturan perundang-undangan yang berlaku.

II. Prinsip Penyusunan Standar Pelayanan

Penyusunan standar pelayanan publik horus memperhatikan

dan menerapkan prinsip-prinsip standar pelayanan sebagai

acuan dan ukuran yang horus ditaati oleh penyelenggara dan

penerima pelayanan, yang meliputi:

A. Konsensus, artinya standar pelayanan yang ditetapkan

merupakan komitmen dan hasi I kesepakatan bersama

antara pimpinan dan staf unit pelayanan dengan

memperhatikan sungguh-sungguh kepentingan pihak yang

4

Page 19: 8 .4013 D 1

berkepentingan serta mengacu kepada norma atau

peraturan yang telah ada.

B. Sederhana, artinya standar pelayanan yang ditetapkan

memuat aturan-aturan yang bersifat pokok sehingga

mudah dipahami dan dilaksanakan, baik oleh petugas

pemberi layanan maupun oleh masyarakat.

C. Konkrit, artinya standar pelayanan yang ditetapkan

bersifat nyata dan jelas untuk dilaksanakan.

D. Mudah diukur, artinya standar pelayanan yang ditetapkan

dapat diukur implementasinya, baik yang bersifat teknis

maupun non teknis.

E. Terbuka, artinya standar pelayanan yang ditetapkan

bersifat terbuka untuk mendapatkan saran dan masukan

untuk penyempurnaan.

F. Terjangkau, artinya standar pelayanan dapat dilaksanakan

secara baik dan benar. baik oleh petugas pemberi layanan

maupun oleh masyarakat yang menerima layanan.

G. Dapat dipertanggungjawabkan, artinya hal-hal yang

diatur dalam standar pelayanan dapat

dipertanggungjawabkan secara nyata kepada pihak-pihak

yang berkepentingan.

H. Mempunyai batas waktu pencapaian, artinya standar

pelayanan dapat memberikan ketetapan waktu bagi

pencapaian hal-hal yang telah diatur dalam standar

pelayanan.

5

Page 20: 8 .4013 D 1

I. Berkesinambungan, artinya standar pelayanan yang telah

ditetapkan dapat terus-menerus disempurnakan sesuai

dengan perkembangan dan tuntutan peningkatan kualitas

pelayanan.

III. Komponen Standar Pelayanan Publik

Dalam setiap penyelenggaraan pelayanan horus didasarkan

pada standar pelayanan sebagai ukuran yang dibakukan dan

wajib ditaati oleh penyelenggara pelayanan maupun penerima

pelayanan.

Komponen standar pelayanan publik sekurang-kurangnya

meliputi:

A. Jenis pelayanan, yaitu pelayanan-pelayanan yang

dihasilkan oleh unit penyelenggara pelayanan.

B. Dasar hukum pelayanan, yaitu peraturan perundang­

undangan yang menjadi dasar penyelenggaraan pelayanan

C. Persyaratan pelayanan, yaitu syarat-syarat yang horus

dipenuhi dalam pengurusan sesuatu jenis pelayanan, baik

persyaratan teknis maupun administratif.

D. Prosedur pelayanan, yaitu tata cora pelayanan yang

dibakukan bagi pemberi dan penerima pelayanan termasuk

pengaduan.

E. Waktu penyelesaian pelayanan, yaitu jangka waktu yang

diperlukan untuk menyelesaikan seluruh proses pelayanan

dari setiap jenis pelayanan.

6

Page 21: 8 .4013 D 1

F. Biaya pelayanan, yaitu besaran biaya/tarif pelayanan

yang harus dibayarkan oleh penerima pelayanan.

G. Produk pelayanan, yaitu hasil pelayanan yang akan

diterima sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.

H. Sarana dan prasarana, yaitu fasilitas yang diperlukan

dalam penyelenggaraan pelayanan, termasuk fasilitas

pelayanan bagi penyandang cacat.

I. Mekanisme penanganan pengaduan, yaitu tata cara

pelaksanaan penanganan pengaduan sesuai dengan

ketentuan yang berlaku.

Selain komponen tersebut diatas, dalam penyusunan standar

pelayanan perlu memperhatikan faktor pendukung antara lain:

A. Kompetensi petugas pemberi pelayanan, yaitu

kemampuan yang harus dimiliki oleh petugas, meliputi

pengetahuan, keahlian, keterampilan, sikap, dan perilaku.

B. Mekanisme pengawasan, yaitu tata cara pelaksanaan

pengawasan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

IV. Langkah-langkah Penyusunan Standar Pelayanan Publik

Standar pelayanan disusun dan dipublikasikan kepada

masyarakat sebagai jaminan adanya kepastian bagi penerima

layanan. Penyusunan standar pelayanan dilakukan melalui

langkah-langkah, sebagai berikut:

A. Inventarisasi tugas dan fungsi

Untuk mengetahui jenis pelayanan perlu dilakukan

inventarisasi tugas dan fungsi setiap unit pelayanan, baik

7

Page 22: 8 .4013 D 1

yang bersifat utama ataupun pendukung termasuk dasar

hukum penyelenggaraan pelayanan publik.

B. Inventarisasi pengguna layanan

Melakukan inventarisasi penerima layanan guna

mengetahui jenis pelanggan, besaran tarif, klasifikasi

pelayanan.

C. Survey harapan masyarakat

Melakukan survey kepada masyarakat untuk mengetahui

harapan dan keinginan masyarakat terhadap pelayanan

yang diberikan. Survey dilakukan secara periodik minimal

satu kali dalam setahun.

D. Analisis prosedur pelayanan

Analisis prosedur pelayanan dilakukan dengan

mengidentifikasi seluruh aktivitas pelayanan secara

berurutan dimulai pada soot penerima pelayanan datang

sampai dengan penerima pelayanan menerima hasil

pelayanan. Proses aktivitas tersebut dituangkan dalam

bagan alir.

Dalam menyusun prosedur pelayanan, perlu diperhatikan

hal-hal antara lain :

1. Mekanisme kerja atau toto urutan pelayanan, horus

sesederhana mungkin artinya jumlah simpullmeja

yang dilewati dalam proses pelayanan horus sederhana.

Disusun dalam rangkaian proses yang hanya

mengaitkan atau melewati simpul, meja atau

pejabat/petugas yang mempunyai kaitan fungsi dalam

proses pelayanannya.

8

Page 23: 8 .4013 D 1

2. Apabila horus melibatkan banyak simpul/meja atau

pejabat dalam proses pelayanan, hendaknya

dipertimbangkan yang benar-benar

kepentingan yang relevan dengan

mempunyai

persyaratan

legalitas suatu pelaksanaan pelayanan, sehingga bukan

semata-mata dikaitkan untuk kepentingan unit/satuan

ker ja yang bersangkutan.

3. Proses arus kerja dalam penyelenggaraan pelayanan,

horus digambarkan secara jelas dan pasti dalam

bentuk bagan alir, serta informasi mengenai sarona

penunjangnya (seperti nama loket/meja/petugas)

horus dibuat secara lengkap dan jelas sesuai

fungsinya.

4. Toto urutan atau bagan alir penanganan pelayanan

serta nama-nama loket dan petugas masing-masing

urusan, perlu divisualisasikan secara jelas.

E. Analisis persyaratan pelayanan

Dalam menyusun persyaratan setiap jenis pelayanan

dilakukan analisis dengan cora mengidentifikasi seluruh

persyaratan pelayanan yang ada dan mengkaji

persyaratan baru yang diperlukan pada setiap aktivitas

dan/atau tahapan aktivitas pelayanan yang berkaitan

langsung dengan substansi produk pelayanan.

Agar persyaratan pelayanan jelas dan mudah dimengerti,

maka dalam menganalisis persyaratan pelayanan, perlu

diperhatikan antara lain:

9

Page 24: 8 .4013 D 1

1. Identifikasi persyaratan yang dibutuhkan dengan

memperhatikan tahapan aktivitas pelayanan yang

langsung berkaitan dengan substansi produk pelayanan

dan dirumuskan secara jelas serta mudah dimengerti

o leh masyarakat.

2. Melakukan pengkajian terhadap hasil identifikasi

persyaratan dengan memperhatikan sifat dan

karakteristik jenis pelayanan agar persyaratan yang

akan ditetapkan benar-benar sesuai dan berkaitan

langsung dengan jenis pelayanan.

3. Menghilangkan segala persyaratan yang bersifat

duplikasi dari instansi yang terkait dengan proses

pelayanan.

F. Analisis waktu penyelesaian pelayanan

Analisis waktu penyelesaian pelayanan dilakukan dengan

mengidentifikasi pengalaman, harapan penerima pelayanan,

dan kemampuan internal. Proses identifikasi dapat

dilakukan melalui survey dengan mempertimbangkan

efektivitas, efisiensi dan tingkat produktivitas.

Penetapan waktu penyelesaian pelayanan perlu

memperhatikan antara lain:

1. Jumlah personil yang tersedia.

Perlu dipertimbangkan mengenai jumlah personil yang

melaksanakan suatu jenis pelayanan sesuai dengan

beban kerja dan sarona yang dimiliki.

10

Page 25: 8 .4013 D 1

2. Sarona dan prasarana yang dimiliki.

Perlu dipertimbangkan ketersediaan sarana dan

prasarana yang mendukung kelancaran penyelesaian

tugas sesuai dengan jenis pelayanan yang diberikan.

3. Beban kerja.

Beban kerja dapat digunakan sebagai salah satu tolok

ukur untuk menentukan jumlah personil yang

diperlukan dengan tetap memperhatikan tingkat

produktivitas.

4. Tahapan proses pelayanan.

Perlu dipertimbangkan mengenai jumlah tahapan

kegiatan yang akan dilakukan dengan jumlah personil

yang dimiliki.

5. Kemampuan dan keterampilan SDM pelayanan.

Perlu dipertimbangkan kemampuan dan keterampilan

SDM yang memberikan pelayanan dengan jenis

pelayanan yang diberikan.

6. Keterkaitan proses pelayanan dengan instansi lain.

Perlu dipertimbangkan keterkaitan proses pelayanan

tertentu dengan instansi terkait lainnya yang

memerlukan waktu penyelesaian.

G. Anal isis biaya pelayanan

Analisis biaya pelayanan dilakukan dengan

mengidentifikasi kemampuan ekonomi, harapan penerima

pelayanan dan tingkat kesulitan pelayanan.

11

Page 26: 8 .4013 D 1

Penetapan biaya pelayanan perlu memperhatikan antara

lain:

1. Besaran biaya yang layak.

2. Kemampuan ekonomi masyarakat setempat.

3. Tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

4. Tingkat kesulitan proses pelayanan dan kegunaan

produk pelayanan.

H. Analisis sarana dan prasarana pelayanan

Analisis sarona dan prasarana pelayanan dilakukan dengan

mengidentifikasi kebutuhan yang diperlukan penerima dan

pemberi pelayanan sesuai aktivitas pelayanan, baik berupa

sarona utama maupun sarona pendukung. Sarona pelayanan

adalah sarona yang horus disediakan dalam rangka proses

pelayanan, yang meliputi antara lain: berbagai formulir,

berbagai fasilitas pengolahan data dan fasilitas

telekomunikasi. Sedangkan prasarana pelayanan adalah

fasilitas yang disediakan dalam rangka memberikan

dukungan pelayanan, antara lain: penyediaan fasilitas

ruang tunggu, kamar kecil, sarona parkir, dan lain-lain.

Analisis sarona prasana pelayanan perlu memperhatikan

antara lain:

1. J en is sarona dan prasarana yang diperlukan sesuai

dengan jenis pelayanan.

2. Jumlah sarona dan prasarana yang diperlukan sesuai

dengan beban kerja dan jumlah personil.

12

Page 27: 8 .4013 D 1

3. Kualitas sarona dan prasarana yang dimiliki sesuai

dengan fungsinya.

4. Pemanfaatan sarona dan prasarana yang dimiliki sesuai

dengan penggunaan.

5. Kemampuan keuangan unit pelayanan untuk mendukung

tersedianya sarona dan prasarana sesuai dengan

situasi dan kondisi.

I. Analisis personalia

Analisis personalia dilakukan dengan mengidentifikasi

jumlah beban ker ja, jenis kegiatan, tingkat kesulitan,

ketersediaan sarona dan prasarana, agar diperoleh

pemberi pelayanan yang mampu melaksanakan tugas

pelayanan dengan baik dan benar.

Dalam melakukan analisis personalia perlu memperhatikan

antara lain:

1. Jumlah beban kerja dikaitkan dengan formasi personil

yang ada.

2. Jenis kegiatan dikaitkan dengan kualifikasi pendidikan

pegawai.

3. Tingkat kesulitan proses pelayanan dikaitkan dengan

keahlian dan keterampilan.

4. Ketersediaan sarona dan prasarana dikaitkan dengan

sifat dan jenis pelayanan.

J. Anal isis pengawasan

Analisis pengawasan diperlukan untuk merumuskan polo

pengawasan dengan maksud agar penyelenggaraan

13

Page 28: 8 .4013 D 1

pelayanan publik dapat dikendalikan dan diawasi oleh

pimpinan unit pelayanan maupun oleh masyarakat penerima

pelayanan.

Dalam melakukan analisis pengawasan penyelenggaraan

pelayanan perlu memperhatikan, antara lain:

1. Penyelenggaraan pelayanan sesuai dengan standar

pelayanan yang telah ditetapkan.

2. Pemantauan dan evaluasi penerapan standar pelayanan

sesuai dengan kebutuhan penerima layanan.

K. Analisis penanganan pengaduan

Analisis penanganan pengaduan dilaksanakan dengan

memperhatikan keluhan-keluhan yang disampaikan dengan

menyediakan sarona perigaduan, petugas yang khusus

menangani, dan tindak lanjut pengaduan sesuai dengan

ketentuan yang berlaku.

Pengelolaan penanganan pengaduan masyarakat horus

memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

1. Penatausahaan pengaduan masyarakat.

2. Proses pembuktian pengaduan masyarakat.

Proses pembuktian pengaduan masyarakat di lakukan

melalui konfirmasi dan klarifikasi, penelitian/

pemeriksaan dan pelaporan hasil penelitian/

pemeriksaan.

3. Tindak lanjut dan pemantauan pengaduan masyarakat,

meliputi:

14

Page 29: 8 .4013 D 1

a. Tindak lanjut hasil penelitian/pemeriksaan.

b. Pemanfaatan hasi I penanganan pengaduan

masyarakat.

c. Pemantauan dan koordinasi penanganan pengaduan

masyarakat.

d. Sanksi.

V. Pemantauan dan Pengendalian Kualitas Pelayanan

Penerapan standar pelayanan perlu secara terus-menerus

dipantau implementasinya. Pemantauan tidak hanya terkait

dengan sejauh mana pelayanan telah memenuhi standar

pelayanan yang ditetapkan, tetapi juga terkait dengan aspek­

aspek manajemen sejauh mana unit pelayanan secara konsisten

menghasilkan pelayanan yang sesuai dengan standar pelayanan

dimaksud. Jika dari proses pemantauan ini diperoleh suatu

penyimpangan, maka dengan cepat pihak unit pelayanan dapat

melakukan tindakan-tindakan pengendalian agar proses

pelayanan dapat tetap menghasilkan pelayanan yang sesuai

dengan standar. Proses pemantauan dan pengendalian sangat

perlu dilakukan antara lain karena adanya kecenderungan­

kecenderungan perubahan masyarakat pelanggan yang selalu

menghendaki perbaikan kualitas pelayanan dari waktu ke waktu,

perubahan lingkungan internal, maupun eksternal dan

perkembangan teknologi. Upaya pemantauan dan pengendalian

dilakukan melalui penghimpunan masukan-masukan dari

masyarakat, baik melalui pengaduan masyarakat maupun

survey yang dilakukan untuk melihat sejauh mana kepuasan

masyarakat. Pemantauan dan pengendalian dapat dilakukan

15

Page 30: 8 .4013 D 1

melalui cara-cara pemberian penghargaan dan sanksi (reward

and punishment). Pemberian penghargaan dan sanksi dilakukan

untuk menjaga dan memotivasi seluruh jajaran pegawai agar

tetap taat pada aturan-aturan yang telah ditetapkan untuk

menjamin konsistensi proses pelayanan. Dengan melakukan

pemantauan dan pengendalian kualitas pelayanan tersebut,

pada akhirnya akan tercipta peningkatan kepuasan pelayanan

serta berbagai keuntungan bagi unit pelayanan dalam

menciptakan pelayanan prima yang berkualitas sesuai dengan

standar pelayanan publik.

VI. Lembar Ker ja Penyusunan Standar Pelayanan

A. Untuk memudahkan proses identifikasi tentang jenis

pelayanan digunakan lembar ker ja terlampir yang memuat

unit pelayanan, jenis pelayanan yang diberikan/

diselenggarakan dan dasar hukum (lampiran 2).

B. Untuk membantu melakukan anal isis mengenai prosedur,

persyaratan, sarona dan prasarana, waktu dan biaya

pelayanan untuk setiap jenis pelayanan digunakan lembar

kerja terlampir (lampiran 3).

vn. Penutup

A. Penetapan standar pelayanan publik untuk seticp jenis

pelayanan dilakukan oleh pembina teknis unit pelayanan

sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku

berdasarkan usulan pimpinan unit pelayanan yang

bersangkutan setelah melakukan pembahasan dengan

16

Page 31: 8 .4013 D 1

masyarakat yang berkepentingan dan tenaga ahli yang

berkaitan dengan jenis pelayanan.

B. Dengan ditetapkannya pedoman penyusunan standar

pelayanan ini hendaknya disosialisasikan kepada

masyarakat agar masyarakat mengetahui keberadaan

standar pelayanan tersebut sehingga dalam penerapannya

masyarakat dapat ikut berpartisipasi dalam mengawasinya.

C. Keberhasilan penyusunan standar pelayanan di lingkungan

instansi pemerintah ditentukan oleh komitmen pembina

teknis unit pelayanan publik beserta pimpinan instansi

yang memberikan pelayanan kepada masyarakat.

D. Dalam merealisasikan standar pelayanan publik, setiap unit

pelayanan publik disarankan dan didorong untuk

menetapkan, mendokumentasikan, dan memelihara sistem

manajemen pelayanan publik serta secara terus menerus

meningkatkan keefektifannya.

E. Dalam rangka pelaksanaan penyusunan standar pelayanan

publik, pembina teknis pelayanan publik yang bersangkutan

dapat melakukan konsultasi dengan Menteri yang

bertanggung jawab di bidang pendayagunaan aparatur

negara.

Taufiq Effendi

17

Page 32: 8 .4013 D 1
Page 33: 8 .4013 D 1

Lampiran 2 Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negcra

Nomor : PER/20/M.PAN/04/2006 Tanggal : 20 April 2006

LEMBAR KERJA 1

IDENTIFIKASI JENIS PELAYANAN

Page 34: 8 .4013 D 1

LEMBAR KERJ A 1 IDENTIFIKASI JENIS PELA YANAN

Unit Pelayanan: -----------

No. J en is Pelayanan yang

diberikan/ diselenggarakan

Keterangan :

Dasar Hukum

• Unit pelayanan : adalah unit pelayanan yang memberikan pelayanan, contoh SAMSAT.

• Jenis pelayanan yang d1berikan/diselenggarakan adalah jenis-jenis pelayanan yang diselenggarakan oleh unit pelayanan yang bersangkutan. Contoh : dalam hal SAMSA T adalah : STNK Baru, Perpanjangan, Rusak/Hilang, Mutasi d/1.

• Dasar Hukum adalah dasar penyelenggaraan jems pelayanan yang bersangkutan.

Taufiq Effendi

Page 35: 8 .4013 D 1

Lampiran 3 Peraturan M enteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara

Nomor : PER/20/M.PAN/04/2006 Tanggal : 20 April 2006

LEMBAR KERJA 2

IDENTIFIKASI ANALISIS PROSES

DAN PROSEDUR, PERSYARATAN, SARANA

DAN PRASARANA, WAKTU DAN

BIAYA PELAYANAN

Page 36: 8 .4013 D 1

I

LEMBAR KERJ A 2 IDENTIFIKASI ANAUSIS PROSES DAN PROSEDUR, PERSYARATAN, SARANA DAN PRASARANA, WAKTU

DAN BIAYA PELA YANAN

J en is pelayanan ·

No Prosedur

Persyaratan Sarona dan Waktu I Biaya

Pelayanan Prasarana Penyelesaian I Pelayanan

I

I

I I I I Keterangan:

Jem:S pelayanan adalah pelayanan-pelayanan yang dthasilkan o/eh unit penyelenggara pelayanan.Sesuai dengan contoh SAM SAT pada formulir lampiran 2, jem:S pelayanan an tara latn ada/ah STNK Baru. Kolom 1 : nomor urut. Kolom 2: prosedur pelayanan, dti:Si dengan aktivitas pelayanan mulai dari awal sampai

dengan akhir pemnberian pelayanan. Contoh: untuk STNK baru antara latn terdiri dari: pendaftaran_ pemertksaan ft:Sik kendaraan dan sebagainya.

Kolom 3: persyaratan, dti:Si dengan syarat-syarat yang horus dtpenuhi dalam pengurusan suatu jem:S pelayanan, balk persyaratan tekm:S maupun admim:Stratif Contoh: untuk STNK baru antara latn KTP asli, faktur pembelian dan sebagainya.

Kolom 4: sarona dan prasarana, dit:Si dengan fastlitas yang diperlukan dalam penyelenggaraan pelayanan. Contoh: formu!tr, peralatan kantor, /oket, ruang tunggu, dan sebagatnya

Kolom 5: waktu penye/esakrn, dti:Si dengan jangka waktu yang diperlukan untuk menye/esaikan seluruh proses pelayanan.

Kolom 6: biaya pelayanan, dti:Si dengan besaran tar if pelayanan yang horus dibayarkan o/eh penertma pelayanan

· Negara

Pendayagunaan A ur Negara,

Taufiq Effendi

Page 37: 8 .4013 D 1

Catatan :

Page 38: 8 .4013 D 1

Catatan :

Page 39: 8 .4013 D 1

Catatan :

Page 40: 8 .4013 D 1
Page 41: 8 .4013 D 1
Page 42: 8 .4013 D 1
Page 43: 8 .4013 D 1
Page 44: 8 .4013 D 1