29
1 INFERTILITAS

8. INFERTILITAS#7

Embed Size (px)

DESCRIPTION

hjbuhgb

Citation preview

Page 1: 8. INFERTILITAS#7

1

INFERTILITAS

Page 2: 8. INFERTILITAS#7

2

DEFINISI

STERILITASSeseorang yang mutlak tidak mendapat keturunan

INFERTILITASKesuburan yang berkurang

Page 3: 8. INFERTILITAS#7

3

ETIOLOGI

Disengajaa. Oleh suami

- Coitus interruptus- Condom- sterilisasi (vasektomi)

b. Oleh isteri- Irrigasi air garam jenuh- Istibra berkala- Kimiawi- Mekanis

Page 4: 8. INFERTILITAS#7

4

- IUD, Oral pills- Injectables- Sterilisasi

Tidak disengajaa. Sebab suami

- Gangguan spermatogenesis- Kelainan mekanis

b. Sebab isteri- Gangguan ovulasi- Kelainan mekanis

Page 5: 8. INFERTILITAS#7

5

Pemeriksaan infertilitas

1. Pemeriksaan Ovulasi2. Pemeriksaan sperma3. Pemeriksaan lendir serviks4. Pemeriksaan tuba5. Pemeriksaan endometrium

Page 6: 8. INFERTILITAS#7

6

I. PEMERIKSAAN OVULASI Suhu basal Vaginal smear Lendir cerviks Endometrium Hormon : estrogen, ICSH dan

pregnandiol

Penyebab gangguan ovulasi :- Faktor SSP- Faktor intermediate- Faktor ovarial

Page 7: 8. INFERTILITAS#7

7

Terapi - Tergantung etiologi- Bisa berupa diet, thyroid hormon dan operasi

Bila terdapat disfungsi kelenjar hipofise, dapat dilakukan :- Rebound phenomenon : oral pills- Substitusi terapi : FSH,LH- Clomiphen →merangsang hipofise untuk

memproduksi FSH dan LH

Page 8: 8. INFERTILITAS#7

8

II. PEMERIKSAAN SPERMA

Jumlah Bentuk Pergerakan

Bahan Pemeriksaan :Sperma yang ditampung setelah coitus (minimal 3 hari) → diperiksa dalam 1 jam

Page 9: 8. INFERTILITAS#7

9

Sifat Ejakulat yang normal :- Volume : 2-5 cc- Jumlah spermatozoa : 100-120 juta/cc- Pergerakan : 60% spermatozoa masih

bergerak selama 4 jam setelah dikeluarkan- Bentuk abnormal : 25%

Spermatozoa fertil : >60 juta/ cc subfertil : 20-60 juta/cc

steril : <20 juta/cc

Page 10: 8. INFERTILITAS#7

10

Page 11: 8. INFERTILITAS#7

11

Penyebab infertilitas pada ♂ :- Gizi- Kelainan metabolis- Keracunan- Dysfungsi hypofise- Kelainan traktus genitalisPemeriksaan lebihlanjut :17 ketosteroid, gonadotrofin dalam urine dan biopsi testis.

Page 12: 8. INFERTILITAS#7

12

Terapi :

1. Umum : Hygiene umum2. Hormonal :

- Testosteron- Gestyltestoteron : Kombinasi gestyl yang bersifat gonadotrofin dan testosteron- Humegon (Human Menopausal

Gonadotropin)3. Operatif4. Cara-cara lain : sentrifuge sperma

Page 13: 8. INFERTILITAS#7

13

III. PEMERIKSAAN LENDIR SERVIKS

Keadaan dan sifat lendir serviks sangat mempengaruhi keadaan spermatozoaa. kentalnya lendir serviksb. PH lendir serviksc. Enzim proteolytikd. Immunoglobulin → aglutinasi

spermatozoaPemeriksaan baik tidaknya lendir :- Sims Hühner Test (Post coital test)- Kurzrock Miller test.

Page 14: 8. INFERTILITAS#7

14

Sims Hühner Test

Pemeriksaan lendir serviks yang dilakukan post coitus sekitar waktu ovulasi.

Baik apabila : terdapat 5 spermatozoa yang motil per high powerfield.

Sims Hühner Test yang baik menandakan:- Teknik coitus baik- Lendir serviks normal- Estrogen ovarial cukup- Sperma cukup baik

Page 15: 8. INFERTILITAS#7

15

Gambaran hasil pemeriksaan

Sims Hühner Test

Page 16: 8. INFERTILITAS#7

16

Kurzrock Miller test

Dilakukan pada pertengahan siklus apabila hasil Sims Hühner Test kurang baik.

Teknik :- Satu tetes lendir serviks diletakkan

berdampingan dengan tetes sperma pada obyek glass.

- Dilihat apakah ada invasi spermatozoa- Bila tidak ada : lendir serviks kurang baik.

Page 17: 8. INFERTILITAS#7

17

IV. PEMERIKSAAN TUBA

Untuk mengetahui keadaan tuba :- Pertubasi (insuflasi) / Rubin test- Hysterosalpingografi- Kuldoskopi

Page 18: 8. INFERTILITAS#7

18

Pertubasi (insuflasi) secara Rubin

Teknik :- CO2 dimasukkan → cavum uteri dan tuba- Bila tuba paten → gas keluar dari tuba- Auskultasi disis kiri/kanan uterus →

bunyi khas dari gas.- Pasien juga mengeluh nyeri di bahu.- Rö → gelembung udara di bawah

diafragma- Tekanan gas dicatat dengan kymogram.

Page 19: 8. INFERTILITAS#7

19

Hasil pencatatan kymogram : Bila : - <180 mmhg → tuba paten

- 180-200 mmhg → obstruksi parsial - >200 → obstruksi total

Bisa terlihat gelombang-gelombang dengan amplitudo 10-30 mmhg karena peristaltik tuba.

Page 20: 8. INFERTILITAS#7

20

Hysterosalpingographi

Dapat diketahui :- Bentuk dari cavum uteri- Bentuk dari saluran tuba, bila ada sumbatan, tempat sumbatan jelas nampak.

Teknik :- Disuntikkan cairan kontras ke dalam

rahim (lipiodol, urografin, atau pyelocyl)

Page 21: 8. INFERTILITAS#7

21

- Bahan kontras yang larut dalam air lebih baik dari bahan kontras yang larut dalam minyak (dapat terjadi emboli dan granulom tuba)

- Buat foto Rö genitalia interna.- Bila normal :

Batas-batas cavum uteri rata, tuba terlihat sebagai benang halus tanpa pelebaran dan karena tidak ada sumbatan, nampak juga cairan kontras dalam rongga panggul kecil

Page 22: 8. INFERTILITAS#7

22

Kuldoskopi

Untuk melihat keadaan tuba dan ovarium

Page 23: 8. INFERTILITAS#7

23

Laparoskopi

Untuk melihat keadaan genitalia interna dan sekitarnya.

Page 24: 8. INFERTILITAS#7

24

V. PEMERIKSAAN ENDOMETRIUM

Pada stadium premenstruil atau hari pertama haid → mikrokuretase

Endometrium yang normal → gambaran sitologi yang khas untuk stadium sekresi.

Bila tidak ada gambaran stadium sekresi :1. Endometrium tidak bereaksi terhadap Pg2. Produksi progesteron berkurang.

Terapi : ProgesteronAntibiotika infeksi.

Page 25: 8. INFERTILITAS#7

25

INSEMINASI BUATAN

Dua macam :a. Inseminasi Heterolog (Artificial

Insemination Donor/AID) Tidak dibenarkan di Indonesia.b. Inseminasi homolog (Artificial

Insemination Husband/AIH)

Page 26: 8. INFERTILITAS#7

26

Inseminasi dapat dilakukan bila : - Sperma baik, tetapi ejakulat tidak

dapat diletakkan ke dalam vagina- Keadaan yang menyebabkan

spermatozoa sulit naik ke dalam uterus

Page 27: 8. INFERTILITAS#7

27

Gambar inseminasi buatan

Page 28: 8. INFERTILITAS#7

28

Page 29: 8. INFERTILITAS#7

29