18
Pendahuluan Bronkitis ( bronchitis ) adalah peradangan (inflamasi) pada selaput lendir (mukosa) bronkus (saluran pernafasan dari trachea hingga saluran napas di dalam paru-paru). Peradangan ini mengakibatkan permukaan bronkus membengkak (menebal) sehingga saluran pernapasan relatif menyempit. Bronkitis terbagi atas 2 jenis, yakni: bronkitis akut dan bronkitis kronis. Perlu diingat bahwa istilah akut dan kronis adalah terminologi (istilah) berdasarkan durasi berlangsungnya penyakit, bukan berat ringannya penyakit. Bronkitis akut pada umumnya ringan. Berlangsung singkat (beberapa hari hingga beberapa minggu), rata-rata 10-14 hari. Meski ringan, namun adakalanya sangat mengganggu, terutama jika disertai sesak, dada terasa berat, dan batuk berkepanjangan. Kebanyakan brokitis pada anak yaitu brokitis akut sedangkan bronkitis kronis terjadi pada usia dewasa.

82836970-BRONKITIS

Embed Size (px)

Citation preview

PendahuluanBronkitis ( bronchitis ) adalah peradangan (inflamasi) pada selaput lendir (mukosa) bronkus (saluran pernafasan dari trachea hingga saluran napas di dalam paru-paru). Peradangan ini mengakibatkan permukaan bronkus membengkak (menebal) sehingga saluran pernapasan relatif menyempit. Bronkitis terbagi atas 2 jenis, yakni: bronkitis akut dan bronkitis kronis. Perlu diingat bahwa istilah akut dan kronis adalah terminologi (istilah) berdasarkan durasi berlangsungnya penyakit, bukan berat ringannya penyakit. Bronkitis akut pada umumnya ringan. Berlangsung singkat (beberapa hari hingga beberapa minggu), rata-rata 10-14 hari. Meski ringan, namun adakalanya sangat mengganggu, terutama jika disertai sesak, dada terasa berat, dan batuk berkepanjangan. Kebanyakan brokitis pada anak yaitu brokitis akut sedangkan bronkitis kronis terjadi pada usia dewasa.

Bronkitis akut

Adalah batuk yang tiba-tiba terjadi karena infeksi virus yang melibatkanjalan nafas yang besar. Bronkitis akut pada umumnya ringan. Berlangsung singkat(beberapa hari hingga beberapa minggu), rata-rata 10-14 hari. Meski ringan, namunadakalanya sangat mengganggu, terutama jika disertai sesak, dada terasa berat, danbatuk berkepanjangan.

Epidemiologi

Bonkitis akut paling banyak terjadi pada anak kurang dari 2 tahun, dengan puncak lain terlihat pada kelompok anak usia 9-15 tahun. Kemudian bronkitis kronik dapat mengenai orang dengan semua umur namun lebih banyak pada orang diatas 45 tahun. Lebih sering terjadi di musim dingin (di daerah non-tropis) atau musim hujan (didaerah tropis).2

Gambar. Mukus klirens pada saluran napas yang normal3

Mekanisme klirens saluran napas.Pertama, mukus didorong ke proksimal saluran napas oleh gerakan silia,yang akan membersihkan partikel-partikel inhalasi, patogen dan menghilangkanbahan-bahan kimia yang mungkin dapat merusak paru. Musin polimerik secara terus-menerus disintesis dan disekresikan untuk melapisi lapisan mukosa.Kecepatan normal silia 12 sampai 15x/detik, menghasilkan kecepatan 1mm/menit untuk membersihkan lapisan mukosa. Kecepatan mucociliary clearance meningkat dalam keadaan hidrasi tinggi. Dan kecepatan gerakan silia meningkat oleh aktivitas purinergik, adrenergik, kolinergik dan reseptor agonis adenosin,serta bahan iritan kimia. Mekanisme kedua, adalah dengan mengeluarkan mukus dengan refleks batuk. Ini mungkin dapat membantu menjelaskan mengapapenyakit paru yang disebabkan oleh kerusakan fungsi silia tidak terlalu berat dibandingkan dengan yang disebabkan dehidrasi, yang menghalangi kedua mekanisme klirens saluran napas. Meskipun batuk berkontribusi dalam membersikan mukus pada penyakit dengan peningkatan produksi mukus atau gangguan fungsi silia, ini dapat menyulitkan gejala. Etiologi Bronkitis akut dapat disebabkan oleh :

Infeksi virus : influenza virus, parainfluenza virus, respiratory syncytialvirus (RSV), adenovirus, coronavirus, rhinovirus, dan lain-lain. Infeksi bakteri : Bordatella pertussis, Bordatella parapertussis, Haemophilus influenzae, Streptococcus pneumoniae, atau bakteri atipik(Mycoplasma pneumoniae, Chlamydia pneumonia, Legionella). Jamur Noninfeksi : polusi udara, rokok, dan lain-lain.Penyebab bronkitis akut yang paling sering adalah infeksi virus yakni sebanyak90% sedangkan infeksi bakteri hanya sekitar < 10%.4 Belum ada bukti yang meyakinkan bahwa bakteri lain merupakan penyebab primer Bronkitis Akut pada anak. Di lingkungan sosio-ekonomi yang baik jarang terdapat infeksi sekunder oleh bakteri. Alergi, cuaca, polusi udara dan infeksi saluran napas atas dapat memudahkan terjadinya bronkitis akut.

Patogenesis

Bronkitis akut terjadi karena adanya respon inflamasi dari membran mukosa bronkus. Pada orang dewasa, bronkitis kronik terjadi akibat hipersekresi mukus dalam bronkus karena hipertrofi kelenjar submukosa dan penambahan jumlah sel goblet dalam epitel saluran nafas. Pada sebagian besar pasien, hal ini disebabkan oleh paparan asap rokok. Pembersihan mukosiliar menjadi terhambat karena produksi mukus yang berlebihan dan kehilangan silia, menyebabkan batuk produktif. Pada anak-anak, bronkitis kronik disebabkan oleh respon endogen, trauma akut saluranpernafasan, atau paparan alergen atau iritan secara terus-menerus. Saluran nafas akan dengan cepat merespon dengan bronkospasme dan batuk, diikuti inflamasi, udem, dan produksi mukus. Apabila terjadi paparan secara kronik terhadap epitel pernafasan, seperti aspirasi yang rekuren atau infeksi virus berulang, dapat menyebabkan terjadinya bronkitis kronikpada anak-anak. Bakteri patogen yang paling banyak menyebabkan infeksi saluran respirasi bagian bawah pada anak-anak adalah Streptococcus pneumoniae. Haemophilus influenzae dan Moraxella catarrhalis dapat patogen pada balita (umur 5-18 tahun).Seperti disebutkan sebelumnya penyebab dari bronkitis akut adalah virus,namun organisme pasti penyebab bronkitis akut sampai saat ini belum dapat diketahui, oleh karena kultur virus dan pemeriksaan serologis jarang dilakukan. Adapun beberapa virus yang telah diidentifikasi sebagai penyebab bronkitis akut adalah virus virus yang banyak terdapat di saluran pernapasan bawah yakni influenza B, influenza A, parainfluenza dan respiratory syncytial virus (RSV). Influenza sendiri merupakan virus yang timbul sekali dalam setahun dan menyebar secara cepat dalam suatu populasi. Gejala yang paling sering akibat infeksi virus influenza diantaranya adalah lemah, nyeri otot, batuk dan hidung tersumbat. Apabila penyakit influenza sudah mengenai hampir seluruh populasi disuatu daerah, maka gejala batuk serta demam dalam 48 jam pertama merupakanprediktor kuat seseorang terinfeksi virus influenza. RSV biasanya menyerangorang orang tua yang terutama mendiami panti jompo, pada anak kecil yangmendiami rumah yang sempit bersama keluarganya dan pada tempat penitipananak. Gejala batuk biasanya lebih berat pada pasien dengan bronkitis akut akibatinfeksi RSV. 5Virus yang biasanya mengakibatkan infeksi saluran pernapasan atas seperti rhinovirus, adenovirus dapat juga mengakibatkan bronkitis akut. Gejala yang dominan timbul akibat infeksi virus ini adalah hidung tersumbat, keluarsekret encer dari telinga (rhinorrhea) dan faringitis 4 Bakteri juga memerankan perannya dalam pada bronkitis akut, antara lain,Bordatella pertusis, Bordatella parapertusis, Chlamydia pneumoniae dan Mycoplasma pneumoniae. Infeksi bakteri ini biasanya paling banyak terjadi dilingkungan kampus dan di lingkungan militer. Namun sampai saat ini, peranan infeksi bakteri dalam terjadinya bronkitis akut tanpa komplikasi masih belumpasti, karena biasanya ditemukan pula infeksi virus atau terjadi infeksi campuran(Sidney S. Braman, 2006).Pada kasus eksaserbasi akut dari bronkitis kronik, terdapat bukti klinisbahwa bakteri bakteri seperti Streptococcus pneumoniae, Moraxella catarrhalis dan Haemophilus influenzae mempunyai peranan dalam timbulnya gejala batukdan produksi sputum. Namun begitu, kasus eksaserbasi akut bronkitis kronikmerupakan suatu kasus yang berbeda dengan bronkitis akut, karena ketiga bakteritersebut dapat mendiami saluran pernapasan atas dan keberadaan mereka dalamsputum dapat berupa suatu koloni bakteri dan ini bukan merupakan tanda infeksi akut. 4Penyebab batuk pada bronkitis akut tanpa komplikasi bisa dari berbagaipenyebab dan biasanya bermula akibat cedera pada mukosa bronkus. Pada keadaan normal, paru-paru memiliki kemampuan yang disebut mucocilliary defence, yaitu sistem penjagaan paru-paru yang dilakukan oleh mukus dan siliari. Pada pasien dengan bronkhitis akut, sistem mukosiliar defence paru-paru mengalami kerusakan sehingga lebih mudah terserang infeksi. Ketika infeksi timbul, akan terjadi pengeluaran mediator inflamasi yang mengakibatkan kelenjarmukus menjadi hipertropi dan hiperplasia (ukuran membesar dan jumlahbertambah) sehingga produksi mukus akan meningkat. Infeksi juga menyebabkan dinding bronkhial meradang, menebal (sering kali sampai dua kali ketebalan normal), dan mengeluarkan mukus kental. Adanya mukus kental dari dindingbronkhial dan mukus yang dihasilkan kelenjar mukus dalam jumlah banyak akan menghambat beberapa aliran udara kecil dan mempersempit saluran udara besar.Mukus yang kental dan pembesaran bronkhus akan mengobstruksi jalan napasterutama selama ekspirasi. Jalan napas selanjutnya mengalami kolapsdan udara terperangkap pada bagian distal dari paru-paru. Pasien mengalamikekurangan 02, iaringan dan ratio ventilasi perfusi abnormal timbul, di manaterjadi penurunan PO2 Kerusakan ventilasi juga dapat meningkatkan nilai PCO,sehingga pasien terlihat sianosis. 6 Pada bronkitis akut akibat infeksi virus, pasien dapat mengalami reduksinilai volume ekspirasi paksa dalam 1 detik (FEV1) yang reversibel. Sedangkanpada infeksi akibat bakteri M. pneumoniae atau C. Pneumoniae biasanyamempunyai nilai reduksi FEV1yang lebih rendah serta nilai reversibilitas yang rendah pula 6 Virus dan bakteri biasa masuk melalui port dentre mulut dan hidung droppletinfection yang selanjutnya akan menimbulkan viremia/bakterimia dan gejala ataureaksi tubuh untuk melakukan perlawanan.

ALERGENInvasi kuman ke jalan nafas

infeksi

iritasi mukosa bronkusAktivasi IgE

Peningkatan pelepasan histamin

Penyebaran bakteri/virus keseluruh tubuh.

Edema mukosa sel goblet di produksi

Peningkatan laju metabolismehitertermiPeningkatan akumulasi sekretBersihan jalan nafas tdk efektif

Batuk produktifPenyempitan jalan napas

melaiseDemam

nyeri

Penggunaan otot-otot pernapasan

gambar: patogenesis bronkitis

Manifestasi klinis

Gejala utama bronkitis akut adalah batuk-batuk yang dapat berlangsung 2-3 minggu. Batuk bisa atau tanpa disertai dahak. Dahak dapat berwarna jernih, putih, kuning kehijauan,atau hijau. Selain batuk, bronkitis akut dapat disertai gejala berikut ini : Demam (biasanya ringan) Batuk (berdahak ataupun tidak berdahak). Sesak napas, rasa berat bernapas, Bunyi napas mengi atau ngik Rasa tidak nyaman di dada atau sakit dada Kadang batuk darahGejala bronkitis akut tidaklah spesifik dan menyerupai gejala infeksi saluran pernafasan lainnya. Bronkitis akut akibat virus biasanya mengikuti gejala gejala infeksi saluran respiratori seperti rhinitis dan faringitis. Batuk biasanya muncul 3 4 hari setelah rhinitis. Batuk pada mulanya keras dan kering, kemudian seringkaliberkembang menjadi batuk lepas yang ringan dan produktif. Karena anak anakbiasanya tidak membuang lendir tapi menelannya, maka dapat terjadi gejalamuntah pada saat batuk keras dan memuncak. Pada anak yang lebih besar,keluhan utama dapat berupa produksi sputum dengan batuk serta nyeri dada padakeadaaan yang lebih berat.Karena bronchitis akut biasanya merupakan kondisi yang tidak berat dan dapat membaik sendiri, maka proses patologis yang terjadi masih belum diketahuisecara jelasa karena kurangnya ketersediaanjaringan untuk pemeriksaan. Yangdiketahui adalah adanya peningkatan aktivitas kelenjar mucus dan terjadinyadeskuamasi sel sel epitel bersilia. Adanya infiltrasi leukosit PMN ke dalam dinding serta lumen saluran respiratori menyebabkan sekresi tampak purulen. Akan tetapi karena migrasi leukosit ini merupakan reaksi nonspesifik terhadap kerusakan jalan napas, maka sputum yang purulen tidak harus menunjukkanadanya superinfeksi bakteri. Pemeriksaan auskultasi dada biasanya tidak khas pada stadium awal.Seiring perkembangan dan progresivitas batuk, dapat terdengar berbagai macam ronki, suara napas yang berat dan kasar, wheezing ataupun suara kombinasi. Hasilpemeriksaan radiologis biasanya normal atau didapatkan corakan bronkial. Pada umumnya gejala akan menghilang dalam 10 -14 hari. Bila tanda tanda klinismenetap hingga 2 3 minggu, perlu dicurigai adanya infeksi kronis. Selain itudapat pula terjadi infeksi sekunder.

Diagnosis

Diagnosis dari bronkitis akut dapat ditegakkan bila; pada anamnesa pasien mempunyai gejala batuk yang timbul tiba tiba dengan atau tanpa sputum dan tanpa adanya bukti pasien menderita pneumonia,common cold, asma akut,eksaserbasi akut bronkitis kronik dan penyakit paru obstruktif kronik (PPOK).Pada pemeriksaan fisik pada stadium awal biasanya tidak khas. Dapat ditemukanadanya demam, gejala rinitis sebagai manifestasi pengiring, atau faring hiperemis.Sejalan dengan perkembangan serta progresivitas batuk, pada auskultasi dadadapat terdengar ronki,wheezing, ekspirium diperpanjang atau tanda obstruksi lainnya. Bila lendir banyak dan tidak terlalu lengket akan terdengar ronki basah. 5Dalam suatu penelitian terdapat metode untuk menyingkirkankemungkinan pneumonia pada pasien dengan batuk disertai dengan produksisputum yang dicurigai menderita bronkitis akut, yang antara lain bila tidakditemukan keadaan sebagai berikut: Denyut jantung > 100 kali per menit Frekuensi napas > 24 kali per menit Suhu > 38C Pada pemeriksaan fisik paru tidak terdapat focal konsolidasi danpeningkatan suara napas. Keadaan tersebut tidak ditemukan, kemungkinan pneumonia dapatdisingkirkan dan dapat mengurangi kebutuhan untuk foto thorax 5). Tidak ada pemeriksaan penunjang yang memberikan hasil definitif untukdiagnosis bronkitis. Pemeriksaan kultur dahak diperlukan bila etiologi bronkitisharus ditemukan untuk kepentingan terapi. Hal ini biasanya diperlukan padabronkitis kronis. Pada bronkitis akut pemeriksaan ini tidak berarti banyak karenasebagian besar penyebabnya adalah virus. Pemeriksaan radiologis biasanya normal atau tampak corakan bronkial meningkat. Pada beberapa penderita menunjukkanadanya penurunan ringan uji fungsi paru. Akan tetapi uji ini tidak perlu dilakukanpada penderita yang sebelumnya sehat. 5Pemeriksaan fisik 3 Keadaan umum baik: tidak tampak sakit berat, tidak sesak atau takipnea. Mungkin ada nasofaringitis Paru:ronki basah kasar yg tidak tetap (dapat hilang atau pindah setelah batuk),wheezingdan krepitasi

Pemeriksaan laboratorium

Pemeriksaan dahak dan rontgen dilakukan untuk membantu menegakkan diagnosa dan untuk menyingkirkan diagnosa penyakit lain. Bila penyebabnya bakteri, sputumnya akan seperti nanah. Untuk pasien anak yang diopname, dilakukan tes C-reactive protein, kultur pernafasan, kultur darah, kultur sputum, dan tes serum aglutinin untuk membantu mengklasifikasikan penyebab infeksi apakah dari bakteri atau virus. Untuk anak yang diopname dengan kemungkinan infeksi Chlamydia, mycoplasma,atau infeksi virus saluran pernafasan bawah, lakukan pemeriksaan sekresi nasofaringeal untuk membantu pemilihan antimikroba yang cocok. Serum IgM mungkin dapat membantu.Untuk anak yang diduga mengalami imunodefisiensi, pengukuran serum immunoglobulin total, subkelas IgG, dan produksi antibodi spesifik direkomendasikan untuk menegakkan diagnosis.

Diagnosi banding

Batuk dengan atau tanpa produksi sputum dapat dijumpai pada commoncold. Common cold sendiri merupakan istilah konvensional dari infeksi saluranpernapasan atas yang ringan, gejalanya terdiri dari adanya sekret dari hidung,bersin, sakit tenggorok dan batuk serta bias juga dijumpai demam, nyeri otot danlemas. Seringkali common cold dan bronkitis akut memiliki gejala yang sama dan sulit dibedakan. Batuk pada common cold merupakan akibat dari infeksi saluranpernapasan atas yang disertai postnasal drip dan pasien biasanya sering berdeham.Batuk pada bronkitis akut disebabkan infeksi pada saluran pernapasan bawah yang dapat didahului oleh infeksi pada saluran pernapasan atas dan oleh sebab itumempersulit penegakkan diagnosis penyakit ini. 5 Bronkitis akut juga sulit dibedakan dengan eksaserbasi akut bronkitis kronik dan asma akut dengan gejala batuk. Dalam suatu penelitian mengenaibronkitis akut, asma akut seringkali didiagnosa sebagai suatu bronkitis akut pada1/3 pasien yang datang dengan gejala batuk. Oleh karena kedua penyakit ini memiliki gejala yang serupa, maka satu satunya alat diagnostik adalah dengan mengevaluasi bronkitis akut tersebut, apakah merupakan suatu penyakit tersendiri atau merupakan awal dari penyakit kronik seperti asma. 5 Bronkitis akut merupakan penyakit saluran pernapasan yang dapat sembuh sendiri dan bila batuk lebih dari 3 minggu maka diagnosis diferensial lainnya harus dipikirkan. Pasien dengan riwayat penyakit paru kronik sebelumnya sepertibronkitis kronik, PPOK dan bronkiektasis, pasien dengan gagal jantung dan dengan gangguan sistem imun seperti AIDS atau sedang dalam kemoterapi, merupakan kelompok yang beresiko tinggi terkena bronkitis akut dan dalam halini kelompok tersebut merupakan pengecualian. 5

Penatalaksanaan Sebagian besar pengobatan bronkitis akut bersifat simptomatis (meredakan keluhan). Obat-obat yang lazim digunakan, yakni: Antitusif (penekan batuk): DMP (dekstromethorfan) 15 mg, diminum 2-3 kali sehari. Codein 10 mg, diminum 3 kali sehari. Doveri 100 mg, diminum 3 kali sehari. Obat-obat ini bekerja dengan menekan batuk pada pusat batuk di otak. Karenanya antitusif tidak dianjurkan pada kehamilan dan bagi ibu menyusui. Demikian pula pada anak-anak, para ahli berpendapat bahwa antitusif tidak dianjurkan, terutama pada anak usia 6 tahun ke bawah. Pada penderita bronkitis akut yang disertai sesak napas, penggunaan antitusif hendaknya dipertimbangkan dan diperlukan feed back dari penderita. Jika penderita merasa tambah sesak, maka antitusif dihentikan.Penggunaan codein atau dekstrometorphan untuk mengurangi frekuensibatuk dan perburukannya pada pasien bronkitis akut sampai saat ini belum diteliti secara sistematis. Dikarenakan pada penelitian sebelumnya, penggunaan kedua obat tersebut terbukti efektif untuk mengurangi gejala batuk untuk pasien denganbronkitis kronik, maka penggunaan pada bronkitis akut diperkirakan memiliki nilai kegunaan. Suatu penelitian mengenai penggunaan kedua obat tersebut untukmengurangi gejala batuk pada common colddan penyakit saluran napas akibat virus, menunjukkan hasil yang beragam dan tidak direkomendasikan untuk sering digunakan dalam praktek keseharian (Lee P, Jawad M, Eccles R, 2008)Namun, beberapa studi menunjukkan bahwa kedua obat ini juga efektifdalam menurunkan frekuensi batuk per harinya. Dalam suatu penelitian, sebanyak710 orang dewasa dengan infeksi saluran pernapasan atas dan gejala batuk, secara acak diberikan dosis tunggal 30 mg Dekstromethorpan hydrobromide atauplacebo dan gejala batuk kemudian di analisa secara objektif menggunakan rekaman batuk secara berkelanjutan. Hasilnya menunjukkan bahwa batukberkurang dalam periode 4 jam pengamatan (Pavesi L, Subburaj S, Porter ShawK, 2009). Ekspektorant: adalah obat batuk pengencer dahak agar dahak mudah dikeluarkan sehingga napas menjadi lega. Ekspektorant yang lazim digunakan diantaranya: GG (glyceryl guaiacolate), bromhexine, ambroxol, dan lain-lain. Antipiretik : parasetamol (asetaminofen), dan sejenisnya, digunakan jika penderita demam.

Bronkodilator , diantaranya: salbutamol, terbutalin sulfat, teofilin, aminofilin, dan lain-lain. Obat-obat ini digunakan pada penderita yang disertai sesak napas atau rasa berat bernapas. Penderita hendaknya memahami bahwa bronkodilator tidak hanya untuk obat asma, tapi dapat juga digunakan untuk melonggarkan napas pada bronkitis. Selain itu, penderita hendaknya mengetahui efek samping obat bronkodilator yang mungkin dialami oleh penderita, yakni: berdebar, lemas, gemetar dan keringat dingin. Andaikata mengalami efek samping tersebut, maka dosis obat diturunkan menjadi setengahnya. Jika masih berdebar, hendaknya memberitahu dokter agar diberikan obat bronkodilator jenis lain.Dalam suatu studi penelitian dari Cochrane, penggunaan bronkodilatortidak direkomendasikan sebagai terapi untuk bronkitis akut tanpa komplikasi.Ringkasan statistik dari penelitian Cochrane tidak menegaskan adanya keuntungan dari penggunaan -agonists oral maupun dalam mengurangi gejalabatuk pada pasien dengan bronkhitis akut (Hueston WJ, 2008).Namun, pada kelompok subgrup dari penelitian ini yakni pasien bronkhitis akutdengan gejala obstruksi saluran napas dan terdapat wheezing, penggunaanbronkodilator justru mempunyai nilai kegunaan.Efek samping dari penggunaan -agonists antara lain, tremor, gelisah dan tangan gemetar (Smucny J, Flynn C,Becker L,et al, 2007). Penggunaan antikolinergik oral untuk meringankan gejalabatuk pada bronkitis akut sampai saat ini belum diteliti dan oleh karena itu tidakdianjurkan (Sidney S. Braman, 2006).Dikarenakan pada penelitian ini disebutkan bahwa gejala batuk lebihbanyak berasal dari bronkitis akut, maka penggunaan antitusif sebagai terapiempiris untuk batuk pada bronkitis akut dapat digunakan (Sidney S. Braman,2006). Antibiotika. Hanya digunakan jika dijumpai tanda-tanda infeksi oleh bakteri.Pemeriksaan penunjang a. Foto Thorax : Tidak tampak adanya kelainan atau hanya hyperemia b. Laboratorium : Leukosit > 17.500. Prognosisi Perjalanan dan prognosis penyakit ini bergantung pada tatalaksana yang tepat atau mengatasi setiap penyakit yang mendasari.DefinisiBronkitis akut adalah peradangan pada bronkus disebabkan oleh infeksi saluran nafas yangditandai dengan batuk (berdahak maupun tidak berdahak) yang berlangsung hingga 3minggu.Sebagian besar bronkitis akut disebabkan oleh infeksi virus dan dapat sembuh dengansendirinya, sehingga tidak memerlukan antibiotik. Meski ringan, namun adakalanya sangatmengganggu, terutama jika disertai sesak, dada terasa berat, dan batukberkepanjangan.Antibiotik diperlukan apabila bronkitis akut disebabkan oleh infeksi bakteri(pada sebagian kecil kasus bronkitis akut). Namun dokter masih sering memberikanantibiotik pada pengobatan bronkitis akut. Padahal antibiotik tidak mempercepatpenyembuhan pada bronkitis akut tanpa komplikasi, dan justru pemberian antibiotik yangberlebihan dapat meningkatkan kekebalan kuman (resistensi) terhadap antibiotik.2.EtiologiBronkitis akut dapat disebabkan oleh :-Infeksi virus 90% : adenovirus, influenza virus, parainfluenza virus, rhinovirus, danlain-lain.-Infeksi bakteri : Bordatella pertussis, Bordatella parapertussis, Haemophilusinfluenzae, Streptococcus pneumoniae, atau bakteri atipik (Mycoplasma pneumoniae,Chlamydia pneumonia, Legionella)-Jamur-Noninfeksi : polusi udara, rokok, dan lain-lain.3.Epidemiologi-Bonkitis akut paling banyak terjadi pada anak kurang dari 2 tahun, dengan puncak lainterlihat pada kelompok anak usia 9-15 tahun. Kemudian bronchitis kronik dapatmengenai orang dengan semua umur namun lebih banyak pada orang diatas 45 tahun.-Lebih sering terjadi di musim dingin (di daerah non-tropis) atau musim hujan (didaerah tropis)

-Mulai seperti ISNA biasa, lalu turun ke bawah sesudah 2 4 hari.4.PatofisiologiKKomplikasi a. Bronkitis Akut yang tidak ditangani cenderung menjadi Bronkitis Kronikb. Pada anak yang sehat jarang terjadi komplikasi, tetapi pada anak dengan gizi kurang dapat terjadi Othithis Media, Sinusitis dan Pneumonia c. Pleuritisd. Bronkitis Kronik menyebabkan mudah terserang infeksie. Bila sekret tetap tinggal, dapat menyebabkan atelektasisi atau Bronkietaksis

Ringkasan Bronkitis akut adalah peradangan akut pada bronkus dan cabang-cabangnya, yang disebabkan sebagian besar oleh virus dan mengakibatkanterjadinya edema dan pembentukan mukus. Gejala yang paling menonjol adalahbatuk dengan atau tanpa sputum, berlangsung tidak lebih dari 2 minggu. Untukmenegakkan diagnosis dari penyakit ini harus disingkirkan kemungkinan adanyapenyakit pernapasan lainnya seperti pneumonia, common cold, asma akut,eksaserbasi akut bronkitis kronik dan PPOK.Pada penatalaksanaan bronkitis akut, antibiotik diperbolehkan biladicurigai penyebabnya adalah bakteri. Pemberian bronkodilator diperbolehkanbila gejala batuk berbarengan dengan asma. Pemberian agen mukolitik tidakdirekomendasikan dan pemberian antitusif dengan Dekstrometorphan terbukti dapat menekan gejala batuk.

DAFTAR PUSTAKA

1. Buku Ajar respirologi Anak. Ikatan Dokter Anak Indonesia. Jakarta . 2010.hal.330-332

2. Ed. Nelson, waldo E. dkk. 1999. Ilmu Kesehatan Anak Nelson. Vol.2 Ed 15. Jakarta: EGC. Hal. 1483

3. Fahy JV,Dickey BF. Review Artikel Airway Mucus Function andDysfunction. New England of Jurnal Medicine. Vol 363. No.23. Dec 2, 2010. 4. Gonzales R, Sande M. Uncomplicated acute bronchitis.Ann Intern Med 2008;133: 981991

5. Sidney S. Braman. Chronic Cough Due to Acute Bronchitis :ACCP Evidence-Based Clinical Practice Guidelines. Chest Journal. 2006;129;95S-103S.

6. http://ww.medicastore.com/med