41
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini dalam setiap menit, setiap hari, seorang ibu meninggal disebabkan oleh komplikasi yang berhubungan dengan kehamilan, kematian, persalinan dan nifas. Organisasi Kesehatan dunia ( WHO ) melaporkan bahwa kematian ibu diperkirakan sebanyak 500.000 kematian disetiap tahun diantaranya 99% di negara berkembang. Indikator derajat kesehatan dan kesejahteraan masyarakat adalah menurunkan angka kematian maternal dan perinatal. Di Indonesia angka kematian maternal dan perinatal masih tinngi. Hasil survey demografi indonesia ( SDKI ) pada tahun 2003, AKI yaitu 307 / 100.000 kelahiran hidup. ( Depkes, 2004 ) Angka kejadian baby blues atau postpartum blues di Asia cukup tinggi dan bervariasi antara 26-85%, sedangkan di Indonesia angka kejadian baby blues

84399098-Bab-I-Babyblues.docx

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: 84399098-Bab-I-Babyblues.docx

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Saat ini dalam setiap menit, setiap hari, seorang ibu

meninggal disebabkan oleh komplikasi yang berhubungan

dengan kehamilan, kematian, persalinan dan nifas. Organisasi

Kesehatan dunia ( WHO ) melaporkan bahwa kematian ibu

diperkirakan sebanyak 500.000 kematian disetiap tahun

diantaranya 99% di negara berkembang. Indikator derajat

kesehatan dan kesejahteraan masyarakat adalah menurunkan

angka kematian maternal dan perinatal. Di Indonesia angka

kematian maternal dan perinatal masih tinngi. Hasil survey

demografi indonesia ( SDKI ) pada tahun 2003, AKI yaitu 307 /

100.000 kelahiran hidup. ( Depkes, 2004 )

Angka kejadian baby blues atau postpartum blues di

Asia cukup tinggi dan bervariasi antara 26-85%, sedangkan di

Indonesia angka kejadian baby blues atau postpartum blues

antara 50-70% dari wanita pasca persalinan (Munawaroh,

2008).

Di Indonesia, angka kejadian postpartum blues antara

50-70% wanita pasca persalinan semula diperkirakan angka

kejadiannya rendah dibandingkan Negara-negara lain, hal ini

disebabkan oleh budaya dan sifat orang Indonesia yang

Page 2: 84399098-Bab-I-Babyblues.docx

cenderung lebih sabar dan dapat menerima apa yang

dialaminya, baik itu peristiwa yang menyenangkan maupun

yang menyedihkan. Namun hasil penelitian yang dilakukan di

DKI Jakarta oleh dr. Irawati Sp.Kj menunjukkan 25% dari 580

ibu yang menjadi respondennya mengalami sindroma ini. Dan

dari beberapa penelitian yang telah dilakukan di Jakarta,

Yogyakarta dan Surabaya, ditemukan bahwa angka

kejadiannya 11-30 %, suatu jumlah yang tidak sedikit dan

tidak mungkin dibiarkan begitu saja (Sylvia : 2006).

Sudah menjadi kodrat seorang wanita untuk

mengandung kemudian melahirkan, yang tentunya akan

sangat menentukan kehidupan selanjutnya. Kehamilan dan

kelahiran anak adalah proses fisiologis, namun wanita

mempunyai risiko terhadap kesehatan fisik maupun mental

selama dalam proses reproduksi tersebut. Kesehatan

reproduksi ini tidak hanya sehat secara fisik tetapi juga

meliputi sehat mental dan sosial, tidak hanya bebas dari

penyakit atau gangguan proses reproduksi (Munawaroh,

2008).

Melahirkan adalah sebuah karunia terbesar bagi wanita

dan momen yang sangat membahagiakan tapi kadang harus

menemui kenyataan bahwa tak semua menganggap seperti

itu karena ada juga wanita yang mengalami depresi setelah

melahirkan. Banyak orang menganggap bahwa kehamilan

Page 3: 84399098-Bab-I-Babyblues.docx

adalah kodrati yang harus dilalui dan peristiwa alamiah yang

wajar tapi bagi wanita yang mengalami hal tersebut dapat

menjadi episode yang dramatis dan traumatis yang sangat

menentukan kehidupannya dimasa datang. Hal tersebut

menyebabkan ibu mengalami stress diiringi perasaan sedih

dan takut sehingga mempengaruhi emosional dan sensivitas

ibu pasca melahirkan. ( Suherni et all, 2009 )

Gangguan-gangguan psikologis yang muncul akan

mengurangi kebahagiaan yang dirasakan dan sedikit banyak

mempengaruhi hubungan anak-ibu dikemudian hari. Hal ini

bisa muncul dalam durasi yang sangat singkat atau berupa

serangan yang sangat berat selama berbulan-bulan atau

bertahun-tahun lamanya (Purwanto, 2007).

Depresi sesudah melahirkan ini adalah gangguan

psikologis yang dalam bahasa kedokterannya adalah depresi

postpartum atau baby blues atau postpartum blues. Post

partum blues merupakan masa transisi mood setelah

melahirkan yang sering terjadi pada 50 – 70 % wanita.

( Suherni et all, 2009 )

Iskandar (dalam Munawaroh, 2008) menerangkan

bahwa baby blues atau postpartum blues terjadi karena

kurangnya dukungan terhadap penyesuaian yang dibutuhkan

oleh wanita dalam menghadapi aktivitas dan peran barunya

sebagai ibu setelah melahirkan.

Page 4: 84399098-Bab-I-Babyblues.docx

Kunci untuk mendukung wanita dalam melalui periode

ini adalah berikan perhatian dan dukungan yang terbaik

baginya, serta yakinkan padanya bahwa ia adalah orang yang

berarti bagi keluarga dan suami. Hal yang terpenting, berikan

kesempatan untuk beristirahat yang cukup. Selain itu,

dukungan positif atas keberhasilannya menjadi orang tua dari

bayi yang baru lahir dapat memulihkan kepercayaan diri

terhadap kemampuannya. ( Sulistyawati, 2009 )

Taylor (dalam Ariyanto, 2009) menunjukkan suatu

penelitian tentang manfaat dukungan sosial yang secara

efektif menurunkan keadaan yang membahayakan secara

psikologis pada saat-saat penuh ketegangan. Dukungan sosial

juga muncul untuk menurunkan kemungkinan sakit dan

mempercepat kesembuhan.

Fatimah (2009) menyatakan bahwa dukungan keluarga

merupakan salah satu bentuk interaksi sosial yang

didalamnya terdapat hubungan yang saling memberi dan

menerima bantuan yang nyata, bantuan tersebut akan

menempatkan individu-individu yang terlibat dalam system

sosial yang pada akhirnya akan dapat memberikan cinta,

perhatian, maupun pendekatan yang baik pada keluarga

sosial maupun pasangan.

Page 5: 84399098-Bab-I-Babyblues.docx

Dukungan suami dan dukungan keluarga sangat penting

dan tidak bisa diremehkan, dan yang tidak kalah penting

dapat membangun suasana positif, dimana istri merasakan

hari-hari pertama yang melelahkan. Oleh sebab itu dukungan

atau sikap positif dari pasangan dan keluarga akan memberi

kekuatan ter Adapun dari penelitian-penelitian diketahui

bahwa di negara-negara barat syndrome baby blues dialami

oleh ± 15-20% dari perempuan yang melahirkan, baik yang

pertama kali maupun berikutnya (Sylvia : 2006).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka yang menjadi

rumusan masalah adalah bagaimana Gambaran Efektifitas

Pemberian Dukungan Psikologis Kepada Ibu Intrapartum

Terhadap Kejadian Baby Blues di Ruang Kebidanan RSUD

Sawahlunto Tahun 2011

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui Gambaran Efektifitas Pemberian

Dukungan Psikologis Kepada Ibu Intrapartum Terhadap

Kejadian BabyBlues di Ruang Kebidanan RSUD Sawahlunto

Tahun 2011

2. Tujuan Khusus

Page 6: 84399098-Bab-I-Babyblues.docx

a. Untuk mengetahui efektifitas pemberian dukungan

psikologis kepada ibu intrapartum

b. Untuk mengetahui peranan dukungan psikologis

terhadap kejadian babyblues

c. Untuk mengetahui persentase kejadian babyblues pada

ibu intrapartum

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

Penelitian ini di harapkan dapat menambah pengetahuan

dan wawasan penulis dalam penulisan karya tulis ilmiah sebagai

penerapan ilmu yang didapat dengan proses pembelajaran

secara nyata dalam membuat karya tulis ilmiah.

2. Bagi Responden

Dengan adanya penelitian ini diharapkan responden

dapat mengerti tentang babyblues dan dapat menghindari

babyblues tersebut.

3. Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan dapat melengkapi bacaan di perpustakaan

sebagai sumber bahan bacaan (acuan) dan referensi bagi

perpustakaan di institusi pendidikan. untuk penelitian sejenis

dengan variabel penelitian yang lebih komplek.

4. Bagi Institusi Penelitian

Sebagai bahan masukan dan sumbangan pemikiran untuk

lebih meningkatkan pengetahuan tenaga kesehatan dalam

Page 7: 84399098-Bab-I-Babyblues.docx

memberikan dukungan psikologi kepada ibu intrapartum agar

terhindar dari kejadia babyblues.

5. Bagi Peneliti Selanjutnya

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat

berguna dan dapat menjadi acuan atau pedoman bagi

peneliti selanjutnya.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis membatasi

ruang lingkup penelitian ini yaitu gambaran efektifitas

pemberian dukungan psikologis kepada ibu intrapartum

dengan kejadian baby blues di ruang bersalin RSUD Prof. Dr.

M.A Hanafiah Batusangkar tahun 2011. Instrumen yang

digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner dan metode

penelitian deskriptif. Penelitian ini dilakukan pada bulan

februari s/d juli 2012 di ruang bersalin RSUD Prof. Dr. M.A

Hanafiah Batusangkar. Populasi pada penelitian ini adala

seluruh ibu hamil pada 6 bulan pertama sebanyak 104 orang

dan system pengambilan sampel dengan cara random

sampling berjumlah 51 orang.

Page 8: 84399098-Bab-I-Babyblues.docx

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teoritis

2.2.1 Dukungan psikologis

2.2.1.1 Pengertian

Dukungan sosial merupakan salah satu bentuk interaksi sosial yang di

dalamnya terdapat hubungan yang saling memberi dan menerima bantuan yang

bersifat nyata, bantuan tersebut akan menempatkan individu-individu yang terlibat

dalam sistem sosial yang pada akhirnya akan dapat memberikan cinta, perhatian

maupun sense of attachment baik pada keluarga sosial maupun

pasangan(Ingela,1999).

Dukungan suami terhadap istrinya bisa di lakukan dengan membantu istri

Page 9: 84399098-Bab-I-Babyblues.docx

dalam perawatan bayi misalnya ketika ibu menyusui bayinya, sang ayah tidak hanya

tidur sepanjang malam(Ingela,1999). Ayah bisa menemani ibu dan bayi, mengangkat

bayi dari tempat tidurnya, mengganti popok bayi bila perlu, memberikan bayi pada

ibu saat jam menyusui, dan mengembalikan bayi ke tempat tidurnya ketika bayi telah

tertidur kembali. Dukungan suami sangat penting dan tidak bisa diremehkan dan

yang tak kalah penting membangun suasana positif, dimana istri merasakan hari-hari

pertama yang melelahkan. Oleh sebab itu dukungan atau sikap positif dari pasangan

dan keluarga akan memberi kekuatan tersendiri bagi ibu (Once Upon A Time, depresi

pascakehamilan, http://www.indocina.net/depresi-pasca-kehamilan-post-partumblues-

t7446.html)

Menurut Azhari ( 2004 ), psikologi merupakan ilmu pengetahuan yang

mempelajari penghayatan dan tingkah laku manusia yang normal, dewasa, dan

berbudaya. ( Ade benih nirwana, 2011 )

Menurut Kartini Kartono ( 2004 ), pikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari

semua tingkah laku dan perbuatan individu, dimana individu tersebut tidak dapat

dilepaskan sari lingkungannya. ( Ade benih nirwana, 2011 )

2.2.2 Ibu Intrapartum

2.2.2.1 Pengertian

Masa intrapartum merupakan keadaan emosional pada ibu bersalin sangat

dipengaruhi oleh timbulnya rasa sakit dan rasa tidak enak selama persalinan berlangsung,

apalagi bila ibu hamil tersebut baru pertama kali melahirkan dan pertama kali dirawat di

rumah sakit.

Page 10: 84399098-Bab-I-Babyblues.docx

Peran prawat dan bidan yang empati pada ibu bersalin sangat berarti. Keluhan dan

kebutuhan-kebutuhan yang timbul agar mendapatkan tanggapan yang baik. Penjelasan

tentang kemajuan persalinan harus dikejakan secra baik sedemikian rupa agar ibu bersalin

tidak jatuh pada keadaan panik. ( Sarwono. 2008 : 864 )

2.2.2.2 Psikologi pada ibu yang mengalami persalinan

Kegiatan komunikasi terapeutik pada ibu melahirkan merupakan pemberian

bantuan pada ibu yang akan melahirkan dengan kegiatan bimbingan proses persalinan.

A. Tujuan komunikasi terapeutik pada ibu dengan gangguan psikologi saat peralinan

1. Membantu pasien memperjelas serta mengurangi beban perasaan dan

pikiran selama proses persalinan

2. Membantu mengambil tindakan yang efektif untuk pasien

3. Membantu mempengaruh orang lain, lingkungan fisik dan diri sendiri

untuk kesejahteraan ibu dan proses persalinan agar dapat berjalan dengan

semestinya

B. Pendekatan komunikasi terapeutik

1. Menjalin hubungan yang mengenakkan ( raporrt dengan klien )

Bidan menerima klien apa adanya dan memberikan dorongan verbal yang

positif

2. Kehadiran

Kehadiran merupakan bentuk tindakan aktif keterampilan yang meliputi

mengayasi semua kekacauan/kebingungan, memberikan perhatian total

Page 11: 84399098-Bab-I-Babyblues.docx

pada klien. Bila memungkinkan anjurkan pendamping untukmengambil

peran aktif dalamasuhan

3. Mendengarkan

Bidan harus mendengarkan dan memperhatikan keluhan klien

4. Sentuhan dalam pendampingan dalam persalinan

Komunikasi non verbal kadang-kadang lebih bernilai dari pada kata-kata.

Sentuhan bidan terhadapa klien akan memberi rasa nyaman dan dapat

membantu relaksasi

5. Memberi informasi tentang kemajuan persalinan

Hal ini diupayakan untuk memberi rasa percaya diri bahwa klien dapat

menyelesaikan persalinan. Pemahaman dapat mengurangi kecemasan dan

dapat mempersiapkan diri untuk menghadapi apa yang akan terjadi.

Informasi yang diberikan diulang beberapa kali dan jika mungkin berikan

secara tertulis

6. Memandu persalinan dengan memandu intruksi khusus tentang bernafas,

berelaksasi, dan posisi postur tubuh

Misalnya : bidan meminta klien ketika ada his untuk meneran. Ketika his

menghilang, bidan mengatakan pada ibu untuk bernafas panjang dan

rileks

7. Mengadakan kontak fisik dengan klien

Kontak fisik dapat dilakukan dengan menggosok punggung, memeluk,

dan menyeka keringat serta membersihkan wajah klien

Page 12: 84399098-Bab-I-Babyblues.docx

8. Memberikan pujian

Pujian diberikan pada klien atas usaha yang telah dilakukannya

9. Memberikan ucapan selamat kepada klien atas kelahiran bayinya dan

menyatakan ikut berbahagia

Komunikasi terapeutik pada ibu dengan gangguan pikologi saat persalinan dilaksanakan

oleh bidan dengan sikap sebagai orang tua dewasa, karena suatu ketika bidan harus

memberikan perimbangan. ( http://nisa-nirsya.blogspot.com/2007/07/psikologi-pada-

ibu-yang-mengalami.html )

2.2.3 Baby Blues

2.2.3.1 Pengertian

Baby blues adalah suatu gangguan psikologis sementara yang ditandai dengan

memuncaknya emosi pada minggu pertama setelah melahirkan. ( Siti saleha, 2009 : 48 )

Menurut Cunningham ( 2006 ), baby blue adalah gangguan suasan hati yang

berlangsung selam 3-6 hari pasca melahirkan. ( Ade benih nirwana, 2011 : 63 )

2.1.3.2 Adaptasi psikologis ibu

Satu atau dua hari postpartum, ibu cenderung pasif dan tergantung. Ia hanya

menuruti nasehat, ragu-ragu dalam membuat keputusan, masih berfokus untuk memenuhi

kebutuhannya sendiri, masih menggebu membicarakan pengalaman persalinan. Periode

ini diuraikan oleh Reva Rubin terjadi dalam tiga tahap :

1) Taking in

Page 13: 84399098-Bab-I-Babyblues.docx

a. Periode ini terjadi 1-2 hari sesudah melahirkan. Ibu pada umumnya pasif

dan tergantung, perhatiannya tertuju pada kekhawatiran akan tubuhnya

b. Ibu akan mengulang-ulang pengalamnnya waktu bersalin dan melahirkan

c. Tidur tanpa gangguan sangat penting untuk mencegah gangguan tidur

d. Peningkatan nutrisi mungkin dibutuhkan karena selera makan ibu

biasanya bertambah. Nafsu makan yang berkurang menandakan proses

pengembalian kondisi ibu tidak berlangung normal

2) Taking hold

a. Berlangsung 2-4 hari postpartum. Ibu menjadi perhatian pada

kemampuannya menjadi orang tua yang sukses dan meningkatkan

tanggung jawab terhadap janin

b. Perhatian teehadap fungsi-fungsi tubuh ( misalnya : eliminasi )

c. Ibu berusaha keras untuk menguasai keterampilan untuk merawat bayi,

misalnya menggendong dam menyusui. Ibu agak sensitive dan merasa

tidak mahir dalam melakukan hal tersebut, sehingga cenderung menerima

nasihat dari bidan karena ia terbuka untuk menerima pengetahuan dan

kritikan yang bersifat pribadi

3) Letting go

a. Terjadi setelah ibu pulang kerumah dan sangat berpengaruh terhadap

waktu dan perhatian yang diberikan oleh keluarga

b. Ibu mengambil tangguang jawab terhadap perawatan bayi. Ia harus

beradaptasi dengan kebutuhan bayi yang sangat tergantung, yang

menyebabkan berkurangnya hak ibu dalam kebebasan dan berhubungan

sosial

c. Pada periode ini umumnya terjadi depresi postpartum

Page 14: 84399098-Bab-I-Babyblues.docx

( Bahiyatun, 2009 : 64-65 )

2.1.3.3 faktor-faktor penyebab timbulnya postpartum blues

1) Faktor hormonal berupa perubahan kadar esterogen, progeteron,

prolaktin dan estriol yang terlalu rendah. Kadar esterogen turun secara

bermakna setelah melahirkan, ternyata esterogen memiliki efek supresi

aktifitas enzim nonadrenalin maupun serotin yang berperan dalam

suasana hati dan depresi

2) Ketidaknyamanan fisik yang dialami wanita menimbulkan gangguan

pada emotional seperti payudara bengkak, nyeri jahitan, rasa mules

3) Ketidakmampuan beradaptasi terhadap perubahan fisik dan emosional

yang kompleks

4) Faktor umur dan paritas ( jumlah anak )

5) Pengalaman dalam proses kehamilan dan persalinan

6) Latar belakang psikososial wanita yang bersangkutan seperti tingkat

pendidikan, status perkawinan, kehamilan yang tidak diinginkan, riwayat

gangguan kejiwaan sebelumnya, sosial ekonomi

7) Kecukupan dukungan dari lingkungannya ( suami, keluarga dan reman ).

Apakah suami mendukung kehamilan ini, apakah suami mengerti

perasaan istri, apakah suami/keluarga/teman memberikan dukungan fisik

dan moril misalnya dengan membantu pekerjaan rumah tangga,

membantu mengurus bayi, mendengarkan keluh kesah ibu

8) Stress dalam keluarga missal faktor ekonomi memburuk, peroalan

dengan uami, problem dengan mertua atau orang tua

9) Stress yang dialami wanita itu sendiri misalnya ASI tidak keluar, frustasi

karena bayi tidak mau tidur, nangis dan gumoh, stress melihat bayi sakit,

rasa bosan dengan hidup yang dijalani

Page 15: 84399098-Bab-I-Babyblues.docx

10) Kelelahan pasca melahirkan

11) Perubahan peran yang diambil ibu. Sebelumnya ibu adalah seorang istri

tetapi sekarang sekaligus berperan sebagai ibu dengan bayi yang sangat

tergantung padanya

12) Rasa memiliki bayi yang terlalu dalam sehingga timbul rasa takut yang

berlebihan akan kehilangan bayinya

13) Problem anak, setelah kelahiran bayi, kemungkinan timbul rasa cemburu

dari anak sebelumnya sehingga hal tersebut cukup menggangu emosional

ibu. ( Suherni ett all, 2009 : 93-94 )

2.2.3.4 Gejala-gejala baby blues

1. Reaksi depresi/sedih

2. Sering menangis

3. Mudah tersinggung ( iritabilitas )

4. Cemas

5. Labilitas perasaan

6. Cenderung menyalahkan diri sendiri

7. Gangguan tidur dan gangguan nafsu makan

8. Kelelahan

9. Mudah sedih

10. Cepat marah

11. Mood mudah berubah, cepat menjadi sedih dan cepat pula

menjadi marah

12. Perasaan terjebak, marah kepada pasangan dan bayinya

13. Perasaan bersalah

Page 16: 84399098-Bab-I-Babyblues.docx

14. Sangat pelupa

( Suherni ett all. 2009 : 91 )

2.2.3.5 Penatalaksanaan

Adapun langkah-langkah untuk mengatasi baby blues ini yaitu sebagai berikut :

1. Komunikasikan segala permasalahan atau hal lain yang ingin

diungkapkan

2. Bicarakan rasa cemas yang dialami

3. Bersikap tulus ikhlas dalam menerima aktivitas dan peran baru setelah

melahirkan

4. Bersikap fleksibel dan tidak terlalu perfeksionis dalam mengurus bayi

atau rumah tangga

5. Belajar tenang dan menarik nafa panjang dan meditasi

6. Kebutuhan istirahat yang cukup, tidurlah ketika bayi tidur

7. Berolahraga ringan

8. Bergabung dengan kelompok ibu-ibu baru

9. Dukungan tenaga kesehatan

10. Dukungan suami, keluarga, teman, teman sesama ibu

11. Konultasikan pada dokter atau orang yang professional, agar dapat

meminimalisir factor resipko lainnya dan membantu melakukan

pengawasan

( Suherni ett all, 2009 : 95 )

Beberapa cara peningkatan support mental yang dapat dilakukan keluarga

diantaranya :

Page 17: 84399098-Bab-I-Babyblues.docx

1. Sekali-kali ibu meminta suami untuk membantu dalam mengerjakan

pekerjaan rumah seperti : membantu mengurus bayinya, memasak,

menyiapkan susu dll.

2. Memanggil orangtua ibu bayi agar bisa menemani ibu dalam menghadapi

kesibukan merawat bayi

3. Suami seharusnya tahu permasalahan yang dihadapi istrinya dan lebih

perhatian terhadap istrinya

4. Menyiapkan mental dalam menghadapi anak pertama yang akan lahir

5. Memperbanyak dukungan dari suami

6. Suami menggantikan peran isteri ketika isteri kelelahan

7. Ibu dianjurkan sering sharing dengan teman-temannya yang baru saja

melahirkan

8. Bayi menggunakan pampers untuk meringankan kerja ibu

9. mengganti suasana, dengan bersosialisasi

10. Suami sering menemani isteri dalam mengurus bayinya

( http://www.ibudanbalita.com/pojokcerdas/depresi-pasca-melahirkan-dan-

baby-blues/5 )

2.2.3.6 Pemeriksaan penunjang

Diluar negri skrining untuk mendeteksi gangguan mood/depresi sudah

merupakan acuan pelayanan pasca persalinan yang rutin dilakukan. Untuk melakukan

skrining ini dapat dipergunakan alat bantu berupa Edineburgh Postnatal Depression Scale

yaitu kuesioner yang dengan validita yang teruji yang dapat mengukur intensitas

perubahan suasana depresi selam 7 hari pasca persalinan. Pertanyaan-pertanyaan

Page 18: 84399098-Bab-I-Babyblues.docx

berhubungan dengan labilitas perasaan, kecemasan, perasaan bersalah serta mencakup

hal-hal yang terdapat pada postpartum blues atau baby blues. Kuesioner ini terdiri dari 10

pertanyaan dimana setiap pertanyaan memiliki 4 pilihan jawaban yang mempunyai nilai

skor dam harus dip[ilih satu sesuai dengan gradasi perasaan yang dirasakan ibu pasca

salin aat ini. Pertanyaan harus dijawab sendiri oleh ibu dan rat-rata dapat diselesaiakan

dalam waktu 5 menit. Alat ini juga telah diuji validitasinya di beberapa Negara seperti

Belanda, Swedia, Australia, Italia, dan Indonesia. Edinburgh Postnatal Depression Scale

dapat dipergunakan dalam minggu pertama pasca salin dan bila hasilnya meragukan dpat

diulangi pengisiannya 2 minggu kemudian. ( Suherni ett all, 2009 : 96 )

2.2.3.7 Pencegahan

Berikut ini beberapa kiat yang mungkin dapat mengurangi resiko baby blues :

1. Pelajari diri sendiri

Pelajari dan mencari informasi mengenai depresi post partum,

sehingga Anda sadar terhadap kondisi ini. Apabila terjadi, maka

Anda akan segera mendapatkan bantuan secepatnya

2. Tidur dan makan yang cukup

Diet nutrisi cukup penting untuk keehatan, lakukan usaha yang

terbaik dengan makan dan tidur yang cukup. Keduanta penting

selama periode postpartum dan kehamilan

3. Olahraga

Page 19: 84399098-Bab-I-Babyblues.docx

Olahraga adalah kunci untuk mengurangi emosi postpartum.

Lakukan peregangan selama 15 menit dengan berjalan setiap

hari, sehingga membuat anda merasa lebih baik dan menguasai

emosi berlebihan dalam diri Anda

4. Hindari perubahan hidup sebelum atau sesudah melahirkan

Jika memungkinkan, hindari membuat keputusan besar seperti

membeli rumah atau pindah kerja, sebelum atau setelah

melahirkan. Tetaplah hidup secera sederhana dan menghindari

stress, sehingga dapat segera dan lebih mudah menyembuhkan

postpartum yang diderita.

5. Beritahukan perasaan Anda

Jangan takut untuk berbicara dan mengeskpresikan perasaan

yang Anda inginkan dan butuhkan demi kenyamanan Anda

sendiri. Jika memiliki masalah dan merasa tidak nyaman

terhadap sesuatu, segera beritahukan pada pasangan atau orang

terdekat

6. Dukungan keluarga dan orang lain diperlukan

Dukungan dari keluarga atau orang yang Anda cintai selama

melahirkan sangat diperlukan. Certiakan pada pasangan atau

orang tua Anda, atau siapa saja yang bersedia menjadi pendengar

yang baik. Yakinkan diri Anda, bahwa meraka akan selalu

berada disisi Anda setiap mengalami kesulitan

7. Persiapkan diri dengan baik

Page 20: 84399098-Bab-I-Babyblues.docx

Persiapan sebelum melahirkan sangatlah diperlukan. Ikutlah

kelas senam hamil yang sangat membantu serta buku atau artikel

lainnya yang Anda perlukan. Kelas senam hamil akan sangat

membantu Anda dalam mengetahui berbagai informasi yang

diperlukan, sehingga nantinya Anda tak akan terkejut setelah

keluar dari kamar bersalin. Jika Anda tahu apa yang diinginkan,

pengalaman traumatis saat melahirkan akan dapat dihindari

8. Lakukan pekerjaan rumah tangga

Pekerjaan rumah tangga setidaknya dapat membantu Anda

melupakan gejolak perasaan yang terjadi selama periode

postpartum. Kondisi Anda yang belum stabil bias Anda curahkan

dengan memasak atau membersihkan rumah. Mintalah dukunga

dari keluarga dan lingkungan Anda, meski pembantu rumah

tangga Anda telah melakukan segalanya

9. Dukungan emosional

Dukungan emosi dari lingkungan dan juga keluarga akan

membantu Anda dalam mengatasi rasa frustasi yang menjalar.

Ceritakan kepada mereka bagaimana perasaan serta perubahan

kehidupan Anda, hingga Anda merasa lebih baik

10. Dukungan kelompok depresi post partum

Dukungan terbaik dating dari orang-orang yang ikut mengalami

dan merasakan hal yang sama dengan Anda. Carilah informai

menganai adanya kelompok depresi postpartum yang bias Anda

Page 21: 84399098-Bab-I-Babyblues.docx

ikuti, sehingga Anda tidak merasa sendirian menghadapi

persoalan ini.

( Siti saleha, 2009 : 67-69 )

BAB III

KERANGKA KONSEP PEMIKIRAN DAN DEFINISI OPERASIONAL

A. Kerangka Konsep Pemikiran

Kerangka konsep penelitian pada dasarnya adalah suatu uraian

dan visualisasi hubungan atau kaitan antara konsep satu

terhadap konsep yang lainnya, atau antara variable yang satu

dengan variable yang lain dari masalah yang ingin diteliti

( Notoatmodjo, 2010 )

Pada penelitian ini yang menjadi variable independennya adalah

dukungan psikologis dan ibu intrapartum dan variable dependennya

adalah baby blues, maka kerangka konsepnya adalah :

Page 22: 84399098-Bab-I-Babyblues.docx

Variabel independen Variabel

dependen

Deinisi operasional

No Variabel Deinisi

operasio

nal

Cara

ukur

Alat

ukur

Skala Hasil

ukur

1 Dukunga

n

psikologi

s

Motivasi

atau

support

yang

debrikan

kepada

ibu

2 Ibu

intrapart

um

Ibu yang

bersalin

3 Baby Ganggua

Kejadian baby blues

Pemberian dukungan

psikologis

Ibu intrapartum

Page 23: 84399098-Bab-I-Babyblues.docx

blues n

psikologi

s ibu

dalam

massa

post

partum

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah metode deskiptif yang mana didefinisikan suatu penelitian yang dilakukan untuk mendeskripsikan atau

Page 24: 84399098-Bab-I-Babyblues.docx

menggambarkan suatu fenomena yang terjadi di dalam masyarakat ( Notoatmodjo, 2010 ).

Yang bertujuan untuk menadapatkan Gambaran Efektifitas Pemberian Dukungan Psikologis Kepada Ibu Intrapartum Terhadap Kejadian Babyblues Di Ruang Bersalin RSUD Prof. Dr. M.A Hanafiah SM Batusangkar Tahun 2012

4.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di Ruang Bersalin RSUD Prof. Dr. M.A Hanafiah SM Batusaangkar, yang akan dilaksanakan pada bulan februari – juli 2012

4.3 Populasi Dan Sampel

4.3.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek / subjek yang

mempunyai kuantitas dan karakteristik tentunta yang ditetapkan oleh peneliti

tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya ( Alimul, Aziz, 2010 )

Populasi yang diambil adalah seluruh ibu bersalin selama 6 bulan pertama yang

ada di Ruang Bersalin RSUD Prof. Dr. M. Ali Hanafiah SM Batusangkar Tahun

2011 yang berjumlah 104 orang.

4.3.2 Sampel

Sampel merupakan bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah

karakteristik yang dimiliki oleh populasi ( Alimul, Aziz, 2010 )

Besar sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus :

n = N

1 + N ( d2)

Keterangan :

n = Besar sampel

N = Besar populasi

Page 25: 84399098-Bab-I-Babyblues.docx

d = Tingkat kepercayaan / ketetapan yang diinginkan

(Notoatmodjo, 2002: 92)

Berdasarkan rumus di atas, maka jumlah dalam penelitian ini adalah

n = N

1 + N ( d2)

n = 104

1 + 104 (0,12 )

n = 1041 + 1 , 04

n = 1042 ,04

n = 50 ,98 = 51 orang.

Jadi jumlah sampel adalah sebanyak 51 orang. Teknik

pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah Sampel Random

Sampling yaitu pengambilan sampel secara random atau acak, dan sampel

yang diperoleh disebut sampel random ( Notoatmodjo, 2010 )

Adapun criteria sampel adalah sebagai berikut :

a. Kriteria Inklusi

1) Bersedia menjadi responden

2) Bersedia menandatangani lembar persetujuan

3) Ibu yang bersalin di Ruang Bersalin RSUD Prof.

Dr. M. Ali Hanafiah SM Batusangkar

Page 26: 84399098-Bab-I-Babyblues.docx

b. Kriteria Eklusi

1) Tidak bersedia menjadi responden

2) Tidak bersedia menandatangani lembar persetujuan

3) Ibu yang bersalin diluar waktu penelitian

4.4 Metode Pengumpulan Data

4.4.1 Data Primer

Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari responden. Pengumpulan

data dilakukan dengan cara pengukuran langsung yaitu dengan cara

menggunakan kuesioner dan lembar checklist, yang dilakukan melalui wawancar

terpimpin dan observasi langsung. Kuesioner yaitu sejumlah pertanyaan tertulis

yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan

tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui ( Arikunto, 2006 )

4.4.2 Data Sekunder

Data sekunder yaitu data yang diambil dari instalansi terkait seperti data yang

diperoleh dari rekam medic RSUD Prof. Dr. M.A Hanafiah Batusangkar

4.5 Teknik Pengolahan Data

4.5.1 Mengedit ( Editing )

Setelah kuesioner dikumpulkan kembali oleh responden, maka setiap kuesioner

diperiksa apakah diisi dengan benar dan lengkap, kemudian apakah tiap

pertanyaan sudah dijawab oleh responden.

4.5.2 Mengkode data ( coding )

Page 27: 84399098-Bab-I-Babyblues.docx

Memberikan kode tertentu pada setiap data yang dikumpulkan. Untuk variable

pengetahuan, bila jawaban benar diberi nilai (1) sedangkan bila jawaban salah

diberi nilai (0).

4.5.3 Memasukkan data ( entry )

Yaitu mengisi kolom-kolom atau kotak-kotak pada master table sesuai dengan

kode jawaban masing-masing pertanyaan oleh responden.

4.5.4 Pembersihan data ( cleaning )

Setelah semua data dimasukkan kedalam bentuk master tabel, kemudian dicek

kembali untuk melihat kemungkinan-kemungkinan adanya kesalahan-kesalahan

kode, kemudian dilakukan pembetulan atau koreksi.

4.5.5 Tabulasi data ( tabulating )

Data terkumpul dengan baik dalam bentuk master table, kemudian disusun

menurut kategori dan presentase variable yang diteliti, data tersebut

dikelompokkan sesuai dengan tujuan peneliyian yang telah ditetapkan.

( Notoatmodjo, 2010 )

4.6 Analisa Data

4.6.1 Analisa univariate

Data yang dibatasi dan disajikan dalam bentuk table distribusi frekuensi dan

analisis dilanjutkan dengan membahas hasil penelitian sesuai dengan kepustakaan

yang ada untuk mengambil suatu kesimpulan.

Untuk menentukan distribusi dan frekuensi dari tiap variabel digunakan rumus

sebagai berikut :

P = FN

× 100 %

Ket :

Page 28: 84399098-Bab-I-Babyblues.docx

P = Presentase yang dicari

F = Frekuensi jawaban responden

N = jumlah responden

( budiarto, 2002 )

Page 29: 84399098-Bab-I-Babyblues.docx