Upload
vuongtram
View
214
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 AHP (Analytic Hierarchy Process)
Sumber kerumitan masalah pengambilan keputusan bukan hanya
ketidakpastian atau ketidaksempurnaan informasi. Penyebab lainnya adalah faktor
yang berpengaruh terhadap pilihan-pilihan yang ada, beragamnya kriteria, pemilihan
dan jika pengambilan keputusan yang sedang bersaing. Jika sumber kerumitan itu
adalah beragamnya kriteria, maka Analytical Hierarchy Process (AHP) merupakan
teknik untuk membantu menyelesaikan masalah ini. AHP diperkenalkan oleh Thomas
L Saaty pada periode 1971-1975 ketika di Wharton School. Menurut beliau, definisi
AHP adalah sebagai berikut :
"The Analytic Hierarchy Process (AHP) is the original theory of multi-criteria
prioritization that derives relative scales of absolute numbers known as priorities
from judgments expressed numerically on an absolute fundamental scale.”
Berdasarkan definisi tersebut diatas, AHP dapat diartikan teori penentuan prioritas
secara murni yang digambarkan dalam skala berbentuk angka yang secara absolut
ditentukan secara fundamental oleh orang-orang yang berkompeten di bidangnya.
16
Dalam perkembangannya, AHP tidak saja digunakan untuk menentukan
prioritas pilihan-pilihan dengan banyak kriteria, tetapi penerapannya telah meluas
sebagai model alternatif untuk menyelesaikan bermacam-macam masalah seperti
memilih portofolio, analisis manfaat biaya, peramalan dan lain-lain. Pendeknya, AHP
menawarkan penyelesaian masalah keputusan yang melibatkan seluruh sumber
kerumitan seperti yang didefinisikan diatas. Hal ini dimungkinkan karena AHP cukup
mengandalkan pada intuisi sebagai input utamanya, namun intuisi harus datang dari
pengambilan keputusan yang cukup informatif dan memahami masalah keputusan
yang dihadapi.
Pada dasarnya AHP adalah suatu teori umum tentang pengukuran. Ia
digunakan untuk menemukan skala rasio baik dari perbandingan pasangan yang
diskrit maupun kontinu. Perbandingan-perbandingan ini dapat diambil dari ukuran
aktual atau dari skala dasar yang mencerminkan kekuatan perasaan dan presensi
relatif. AHP memiliki perhatian khusus tentang penyimpangan dari konsistensi,
pengukuran dan pada ketergantungan di dalam dan di antara kelompok elemen
strukturnya.
2.1.1 Prinsip-prinsip dasar Analytical Hirarchy Process (AHP)
Untuk mengukur kejadian-kejadian yang sifatnya fisik, skala ukuran panjang
(meter), temperatur (derajat) atau waktu (detik) sudah biasa digunakan dan dikenal
orang banyak, namun bila sesuatu yang diukur adalah mengenai perasaan-perasaan
kita tentang persoalan sosial, ekonomi ataupun politik tentu akan lebih sulit
17
mengambil patokan ukurannya. Maka penggunaan Prosentase lebih cocok untuk
kasus yang terakhir. Solusi ukuran tersebut pun belum memuaskan.
Peralatan utama dari model ini adalah sebuah hirarki fungsional dengan input
utamanya adalah persepsi manusia. Jadi perbedaan yang mencolok model AHP
dengan model lainnya terletak pada jenis inputnya. Terdapat empat aksioma-aksioma
yang terkandung dalam model AHP :
1. Reciprocal Comparison artinya pengambilan keputusan harus dapat memuat
perbandingan dan menyatakan preferensinya. Prefesensi tersebut harus memenuhi
syarat resiprokal yaitu apabila A lebih disukai daripada B dengan skala x, maka B
lebih disukai daripada A dengan skala 1/x
2. Homogenity artinya preferensi seseorang harus dapat dinyatakan dalam skala
terbatas atau dengan kata lain elemen- elemennya dapat dibandingkan satu sama
lainnya. Kalau aksioma ini tidak dipenuhi maka elemen- elemen yang
dibandingkan tersebut tidak homogen dan harus dibentuk cluster (kelompok
elemen) yang baru
3. Independence artinya preferensi dinyatakan dengan mengasumsikan bahwa
kriteria tidak dipengaruhi oleh alternatif-alternatif yang ada melainkan oleh
objektif keseluruhan. Ini menunjukkan bahwa pola ketergantungan dalam AHP
adalah searah, maksudnya perbandingan antara elemen-elemen dalam satu tingkat
dipengaruhi atau tergantung oleh elemen-elemen pada tingkat diatasnya
4. Expectation artinya untuk tujuan pengambil keputusan. Struktur hirarki
diasumsikan lengkap. Apabila asumsi ini tidak dipenuhi maka pengambil
18
keputusan tidak memakai seluruh kriteria atau objectif yang tersedia atau
diperlukan sehingga keputusan yang diambil dianggap tidak lengkap
Selanjutnya Saaty (2001) menyatakan bahwa proses hirarki analitik (AHP)
menyediakan kerangka yang memungkinkan untuk membuat suatu keputusan efektif
atas isu kompleks dengan menyederhanakan dan mempercepat proses pendukung
keputusan. Pada dasarnya AHP adalah suatu metode dalam merinci suatu situasi yang
kompleks, yang terstruktur kedalam suatu komponen-komponennya. Artinya dengan
menggunakan pendekatan AHP kita dapat memecahkan suatu masalah dalam
pengambilan keputusan.
2.1.2. Prinsip Kerja AHP
Prinsip kerja AHP adalah penyederhanaan suatu persoalan kompleks yang
tidak terstruktur, stratejik, dan dinamik menjadi bagian-bagiannya, serta menata
dalam suatu hierarki. Kemudian tingkat kepentingan setiap variabel diberi nilai
numerik secara subjektif tentang arti penting variabel tersebut secara relatif
dibandingkan dengan variabel lain. Dari berbagai pertimbangan tersebut kemudian
dilakukan sintesa untuk menetapkan variabel yang memiliki prioritas tinggi dan
berperan untuk mempengaruhi hasil pada sistem tersebut .
2.1.3 Prosedur AHP
Pada dasarnya langkah-langkah dalam metode AHP meliputi :
19
1. Menyusun hirarki dari permasalahan yang dihadapi.
Persoalan yang akan diselesaikan, diuraikan menjadi unsur-unsurnya,
yaitu kriteria dan alternatif, kemudian disusun menjadi struktur hierarki
seperti Gambar 2.2. di bawah ini :
Gambar 2.1 Struktur Hirarki AHP
2. Penilaian kriteria dan alternatif
Kriteria dan alternatif dinilai melalui perbandingan berpasangan. Menurut
Saaty (1988), untuk berbagai persoalan, skala 1 sampai 9 adalah skala terbaik
dalam mengekspresikan pendapat. Nilai dan definisi pendapat kualitatif dari skala
perbandingan Saaty dapat dilihat dibawah ini :
Goal
Objectives
Sub-
Objectives
Alternatives
20
Tabel 2.1 Skala Penilaian Perbandingan Berpasangan
Intensitas
Kepentingan
Keterangan
1 Kedua elemen sama pentingnya
3 Elemen yang satu sedikit lebih penting daripada
elemen yang lainnya
5 Elemen yang satu lebih penting daripada yang lainnya
7 Satu elemen jelas lebih mutlak penting daripada
elemen lainnya
9 Satu elemen mutlak penting daripada elemen lainnya
2,4,6,8 Nilai-nilai antara dua nilai pertimbangan-
pertimbangan yang berdekatan
Perbandingan dilakukan berdasarkan kebijakan pembuat keputusan
dengan menilai tingkat kepentingan satu elemen terhadap elemen lainnya Proses
perbandingan berpasangan, dimulai dari level hirarki paling atas yang ditujukan
untuk memilih kriteria, misalnya A, kemudian diambil elemen yang akan
dibandingkan, misal A1, A2, dan A3. Maka susunan elemen-elemen yang
dibandingkan tersebut akan tampak seperti pada gambar matriks di bawah ini :
Tabel 2.2 Contoh matriks perbandingan berpasangan
A1 A2 A3
A1 1
A2 1
A3 1
21
Untuk menentukan nilai kepentingan relatif antar elemen digunakan skala
bilangan dari 1 sampai 9 seperti pada Tabel 1., Penilaian ini dilakukan oleh
seorang pembuat keputusan yang ahli dalam bidang persoalan yang sedang
dianalisa dan mempunyai kepentingan terhadapnya.
Apabila suatu elemen dibandingkan dengan dirinya sendiri maka diberi
nilai 1. Jika elemen i dibandingkan dengan elemen j mendapatkan nilai tertentu,
maka elemen j dibandingkan dengan elemen i merupakan kebalikannya.
Dalam AHP ini, penilaian alternatif dapat dilakukan dengan metode
langsung (direct), yaitu metode yang digunakan untuk memasukkan data
kuantitatif. Biasanya nilai-nilai ini berasal dari sebuah analisis sebelumnya atau
dari pengalaman dan pengertian yang detail dari masalah keputusan tersebut. Jika
si pengambil keputusan memiliki pengalaman atau pemahaman yang besar
mengenai masalah keputusan yang dihadapi, maka dia dapat langsung
memasukkan pembobotan dari setiap alternatif.
3. Penentuan prioritas
Untuk setiap kriteria dan alternatif, perlu dilakukan perbandingan
berpasangan (pairwise comparisons). Nilai-nilai perbandingan relatif kemudian
diolah untuk menentukan peringkat alternatif dari seluruh alternatif.
Baik kriteria kualitatif, maupun kriteria kuantitatif, dapat dibandingkan
sesuai dengan penilaian yang telah ditentukan untuk menghasilkan bobot dan
22
proritas. Bobot atau prioritas dihitung dengan manipulasi matriks atau melalui
penyelesaian persamaan matematik.
Pertimbangan-pertimbangan terhadap perbandingan berpasangan
disintesis untuk memperoleh keseluruhan prioritas melalui tahapan-tahapan
berikut:
a. Kuadratkan matriks hasil perbandingan berpasangan.
b. Hitung jumlah nilai dari setiap baris, kemudian lakukan normalisasi matriks.
4. Konsistensi Logis
Konsistensi memiliki dua makna. Pertama adalah bahwa objek-objek yang
serupa dapat dikelompokkan sesuai dengan keseragaman dan relevansi.
Contohnya anggur dan kelereng dapat dikelompokkan dalam himpunan yang
seragam jika bulat merupakan kriterianya, tetapi tidak akan bisa kalau rasa
dijadikan kriterianya. Arti kedua adalah menyangkut tingkat hubungan antara
objek-objek yang didasarkan kriteria-kriteria tertentu. Contohnya jika manis
merupakan kriteria dan madu dinilai 5 kali lebih manis dibandingkan gula dan
gula 2 kali lebih manis dibandingkan sirop. Maka seharusnya madu 10 kali lebih
manis dibandingkan sirop. Jika madu hanya 4 kali lebih manis dibandingkan
sirop, maka penilaian tak konsisten dan proses harus diulang jika ingin
memperoleh hasil yang tepat.
23
2.2 Mesin Plastik Injeksi
Mesin Plastik Injeksi merupakan mesin yang berfungsi untuk
merubah,memproses dan membentuk bahan menjadi sebuah bahan yang
diinginkan sesuai dengan bentuk dari cetakannya (mold), bahan yang dapat
diproses pada mesin ini adalah bahan plastik.
Secara singkat dapat digambarkan proses yang terjadi adalah bahan baku
plastik yang hendak kita cetak, biasanya berbentuk bubuk, butiran (granular)
ataupun dalam bentuk Hancuran (crusher) dilumerkan oleh panas mesin untuk
kemudian ditembakkan secara cepat menuju cetakan (mold) yang telah dipasang
pada mesin plastik injeksi ini. Proses ini dinilai sangat efektif dan efisien secara
ekonomi terutama bila kita hendak memproduksi suatu bentuk benda plastik
dalam jumlah yang banyak karena proses pencetakan dengan mesin ini tidak
memerlukan waktu yang lama. Tidak hanya itu saja, mesin ini pun
memungkinkan menghasilkan beberapa jenis produk lain dengan bentukan
berbeda, tanpa harus mengganti seluruh mesin, namun cukup dengan mengganti
jenis cetakan (mold) yang diinginkan. Dan keunggulan mesin ini yang lain adalah
kemampuannya menghasilkan produk yang sama dalam toleransi (kepresisian)
tertentu secara berulang dengan kualitas produk yang sama, hal ini tentu sangat
menguntungkan karena saat inipun sudah banyak produk-produk yang terbuat dari
plastik memerlukan kepresisian dimensi yang tinggi.
24
Gambar 2.2 skema mesin plastik injeksi
Prinsip kerja mesin plastik injeksi terdiri dari 4 sistem yaitu :
1. Sistem Injeksi
2. Sistem Molding
3. Sistem Clamping
4. Sistem Control
2.2.1 Sistem Clamping
Unit ini digunakan untuk menutup mold dan menahannya melawan
injection pressure yang dihasilkan nozzle pada saat menyemprotkan material
plastik cair pada mold. Semakin besar area produk maka injection pressure yang
25
STATIONARY PLATE MOVING PLATE TIE BAR
dibutuhkan juga semakin tinggi, maka juga diperlukan kekuatan penutupan mold
yang besar. Hal ini perlu agar tidak terjadi kebocoran pada pertemuan antara 2
muka cetakan (parting line). Selain digunakan untuk menutup mold Sistem
Clamping ini diperlukan juga untuk membuka mold saat bahan yang dicetak
sudah kering.
Gambar 2.3 Skema sistem hydraulic Clamp
Saat ini dikenal ada 2 jenis system clamping yaitu Clamping Hidrolik
(Hydraulic Clamp) seperti tergambar pada Tabel 4.2 dimana disini digunakan
silinder hidrolik yang dihubungkan langsung dengan moving plate untuk
menggerakan mold. Sistem ini memiliki kelebihan yaitu kekuatan clampingnya
tidak turut berubah dengan perubahan suhu mold serta kekuatan clampingnya juga
biasanya lebih mudah untuk diatur dan dikontrol
26
Lalu yang kedua adalah sistem Linkage / Toggle Clamp dimana disini
digunakan mekanisme toggle yang dihubungkan langsung dengan moving plate
dan digerakan Hydraulic unit.
Gambar 2.4 Mechanical (toggle) Clamp
Beberapa hal positif yang muncul dari sistem ini adalah Sistem Clamping
silindernya lebih kecil dibandingkan dengan Hydraulic clamping untuk tonase
yang sama sehingga secara dimensi akan kelihatan lebih ringkas. Namun
kelemahannya kekuatan clampingnya akan berubah dengan perubahan suhu mold
sehingga kekuatannya lebih sukar untuk diatur dan dikontrol
Dari kesimpulan diatas maka kami memilih jenis Hydraulic clamping
yang paling tepat digunakan untuk produksi, maka kelima pilihan mesin kami
memang seluruhnya menggunakan mekanisme Hydraulic clamping
STATIONARY
PLATE
MOVING
PLATE FRONT
LINK
REAR LINK
ACTUATING PIS
ACTUATING CYLINDER
27
2.2.2 Injection Unit
Injection unit berfungsi untuk melelehkan plastik (polimer) lalu
mengumpulkannya pada screw chamber dan menginjeksikannya ke dalam mold.
Setelah masuk kedalam mold injection unit juga berfungsi menahan tekanan
selama proses pendinginan.
Gambar 2.5 Skema Injection Unit
Bagian-bagian dari Injection Unit :
1. Cylinder/barrel
Cylinder/Barrelmerupakan tempat kedudukan untuk screw serta heater
band
28
Gambar 2.6 Skema dari Barrel
2. Nozzle
1. Open Nozzle
Nozzle yang umum digunakan. Nozzle tipe ini
tidak memiliki kerugian material saat injeksi.
Saat nozzle tidak bersentuhan dengan sprue
bushing, material leleh mengalami drolling
(keluar dengan sendirinya)
2. Slide Nozzle
Slide nozzle dirancang untuk mencegah adanya drolling material
plastik.
2.2.3 Sistem Molding
Merupakan bagian dari sistem pada mesin plastik injeksi yang berfungsi
sebagai cetakan dari material leleh menjadi produk jadi.
BARREL
29
Secara umum bagian dari cetakan yang penting seperti terlihat pada
gambar berikut ini:
Gambar 2.7 Sistem Molding
Bagian ini tidak akan dibahas lebih lanjut karena memang merupakan
bagian terpisah dari mesin plastik injeksi.
2.2.4 Sistem Kontrol
Sistem Kontrol adalah bagian dari mesin yang mengatur kekonsistenan
kualitas dari produk yang dihasilkan oleh mesin dalam beberapa kali shot, dimana
tuntutan utama dari mesin plastik injeksi adalah bisa menghasilkan produk yang
similar dalam jumlah yang banyak (massal) namun kualitasnya selalu terjaga.
Sistem kontrol di mesin akan selalu memonitor parameter-parameter yang
disetting pada mesin seperti :
- temperatur yang muncul terutama pada injection unit
30
- tekanan
- kecepatan proses injeksi
- kecepatan dari pergerakan screw
Secara umum sistem kontrol sangat berpengaruh secara langsung terhadap
kualitas produk dan efektifitas produksi produk tersebut secara ekonomi. Terdapat
beberapa jenis sistem kontrol yang ada pada mesin plastik injeksi mulai dari relay
sederhana (on/off control) seperti yang saat ini dimiliki oleh mesin plastik injeksi
yang lama hingga yang menggunakan microprocessor canggih. Saat ini teknologi
inilah yang banyak digunakan di mesin-mesin plastik injeksi yang baru termasuk
kelima produk baru yang sedang dibandingkan, kesemuanya menggunakan
kontrol dengan microprocessor yang canggih.
2.3 Pengertian Investasi
Menurut Murfidin Haming, S.E., M.Si. dan Salim Basalamah, S.E., M.Si.,
definisi investasi adalah sebagai berikut :
“... Investasi adalah pengeluaran untuk mengadakan barang modal pada saat
sekarang dengan tujuan untuk menghasilkan keluaran barang atau jasa agar
dapat diperoleh manfaat yang lebih besar di masa yang akan datang, selama dua
tahun atau lebih.”
Karena manfaat yang diperoleh dari investasi baru akan diperoleh di masa
yang akan datang, maka investasi mengandung risiko ketidakpastian. Semakin
jauh waktu pengembalian investasi, semakin besar risiko dari investasi tersebut.
31
Investasi dapat berupa pengeluaran untuk memperoleh aktiva riil (seperti
bangunan, mesin, kendaraan), aktiva keuangan (seperti saham, obligasi,
reksadana) ataupun pendirian sebuah perusahaan, ataupun sebuah proyek yang
bertujuan pengenalan atau perluasan produk baru, penelitian dan pengembangan,
eksplorasi, dan lain-lain.
2.4 Studi kelayakan proyek / investasi
Pada umumnya, investasi menggunakan jumlah dana yang cukup besar,
dimana terdapat sejumlah alternatif penggunaan dana tersebut, dan adanya risiko
ketidakpastian dari masing-masing alternatif investasi, maka diperlukan evaluasi
atas alternatif-alternatif investasi tersebut, yang disebut dengan studi kelayakan.
Pengertian dari studi kelayakan menurut Suad Husnan dan Suwarsono
Muhammad (2005, p4) adalah sebagai berikut:
“Studi kelayakan adalah penelitian tentang dapat tidaknya proyek (biasanya suatu
proyek investasi) dilaksanakan dengan berhasil”
Dengan dilakukannya studi kelayakan, diharapkan dapat dipilih alternatif
investasi terbaik yang mampu memberikan keuntungan yang optimal dari
berbagai aspek, dan dapat terhindarkan dari kegagalan yang dapat menimbulkan
kerugian signifikan.
32
2.5 Aspek-aspek studi kelayakan investasi
2.5.1. Aspek Pasar
Menurut Suad Husnan, aspek ini menempati prioritas utama dari studi
kelayakan, karena kegagalan yang banyak dijumpai disebabkan tidak tersedianya
pasar potensial yang cukup. Hal-hal yang perlu dipahami dari aspek pasar adalah
jumlah pasar potensial yang tersedia dan jumlah atau bagian dari pasar yang dapat
diraih dari usulan investasi serta strategi pemasaran yang direncanakan untuk
merebut konsumen.
2.5.2. Aspek Teknis
Analisa dan evaluasi aspek ini dilakukan setelah evaluasi dan analisa
aspek pasar, agar dapat menentukan adanya kesempatan pemasaran yang
memadai untuk jangka waktu yang relatif panjang.
Hal-hal yang perlu dianalisa dari aspek teknis adalah penentuan lokasi dan
lahan, luas produksi, layout dan pemilihan jenis teknologi dan equipment yang
diperlukan.
2.5.3. Aspek Finansial
Analisa atas aspek ini dilakukan atas jumlah dana yang diperlukan untuk
investasi dan sumber atas dana tersebut, aliran kas atas operasi investasi tersebut,
manfaat dan biaya dalam artian finansial sebagai parameter kelayakan
pelaksanaan investasi yang juga akan berkaitan dengan aliran kas yang diperoleh.
33
2.5.4. Aspek Organisasi & Manajemen
Aspek ini ditinjau dengan tujuan untuk perencanaan pengelolaan proyek
investasi setelah selesai pelaksanaannya. Jika pelaksana proyek investasi tidak
dapat mengelola modal yang dimilikinya seperti pasar potensial, teknologi dan
modal, maka operasi atas proyek investasi yang telah diciptakan tidak dapat
berjalan dengan baik dan dapat menimbulkan kerugian yang cukup signifikan.
Hal-hal yang diperhatikan dalam aspek ini adalah jenis-jenis pekerjaan
yang diperlukan untuk menjalankan operasi, persyaratan yang diperlukan untuk
menjalankan pekerjaan tersebut, dan struktur organisasi yang dapat dipergunakan.
2.5.5. Aspek Hukum
Aspek ini akan mempersiapkan proyek mengenai bentuk badan usaha
yang akan dipergunakan jika proyek investasi berupa pendirian perusahaan, atau
jaminan yang bisa disediakan jika perusahaan membutuhkan sumber dana untuk
investasi berupa pinjaman, juga berbagai akta, sertifikat, izin yang diperlukan
yang dibutuhkan dalam investasi yang direncanakan.
2.5.6. Aspek Ekonomi & Sosial
Analisa aspek ini penting dilakukan untuk proyek investasi yang berskala
besar, dimana ada peluang bahwa proyek investasi tersebut dapat mempengaruhi
perekonomian nasional. Analisa atas proyek investasi seperti ini perlu dilakukan
secara luas, dalam arti tidak hanya memperhatikan manfaat dan pengorbanan bagi
34
perusahaan yang dianalisa dari aspek finansial, tapi juga manfaat dan
pengorbanan bagi semua pihak dalam perekonomian yaitu negara dan masyarakat
yang dianalisa dalam aspek ekonomi dan sosial.
Dimana aspek ekonomi dan sosial yang terkait dengan antara lain subsidi
dan pajak, kebijakan pemerintah, pendistribusian penghasilan, akan
mempengaruhi hal-hal yang dipelajari dalam aspek finansialnya.
Dengan demikian, peninjauan aspek ekonomi dan sosial ini dilakukan
dengan tujuan untuk mengemukakan pengaruh positif baik lokal, regional,
maupun nasional dan pengaruh terhadap masyarakat sekitar berkaitan dengan
investasi yang dilakukan.
2.6 Penggantian mesin
Salah satu bentuk investasi yang dapat dilakukan sebuah perusahaan
adalah perolehan aset baru, seperti mesin. Dalam persoalan penggantian dan
pembelian mesin, seorang ahli dan industriawan terkenal yaitu Hendry Ford
menyatakan bahwa kalau kita membutuhkan suatu mesin baru dan tidak membeli
tetapi menyewanya, maka kita harus membayar mesin itu tanpa harus
memilikinya. Karena itu sebaiknya mesin yang dibutuhkan tersebut dibeli saja,
sebab selain pembelian mesin ini merupakan simpanan (tabungan) yang akan
dikembalikan dalam penyusutan, juga akan memudahkan kita dalam pengambilan
kebijakan tentang pengunaan mesin tersebut, yaitu misalnya apakah perlu diganti
35
dengan mesin yang baru (modern) atau tidak. Jadi dari keterangan tersebut dapat
diketahui bahwa sampai pada suatu saat mesin yang kita miliki perlu diganti juga.
Pembelian atas mesin baru sebagai sebuah keputusan investasi dapat
dilakukan pada beberapa kondisi, antara lain, sebagai modal awal sebuah
perusahaan, ditujukan untuk diversifikasi produk, atau untuk mengganti mesin
yang lama.
Keputusan penggantian mesin lama merupakan keputusan yang akan
dihadapi perusahaan secara berkala, namun yang menjadi pertimbangan awal
adalah apakah aset yang dimiliki saat ini perlu dihentikan dari penggunaanya atau
diteruskan setelah dilakukan perbaikan atau diganti dengan aset baru.
Dua alasan utama suatu mesin perlu diganti antara lain :
1. Kerusakan / penurunan kondisi fisik mesin
Umur mesin yang telah lanjut menyebabkan penurunan kondisi fisik pada
mesin, bahkan kerusakan. Apabila kondisi mesin menurun, maka operasi
mesin ini menjadi tidak efisien.
Karena pengoperasian atas mesin dengan kondisi seperti ini akan
menimbulkan kerugian-kerugian sebagai berikut :
- meningkatnya biaya-biaya untuk pengoperasian mesin tersebut, yaitu :
o biaya tenaga kerja, dimana waktu kehadiran operator mesin bertambah
o biaya pemeliharaan rutin dan reparasi mesin
o biaya atas energi yang digunakan untuk operasi mesin
36
- penurunan produksi baik dari segi kualitas maupun dari segi kuantitas,
karena dibutuhkan waktu produksi yang lebih panjang, sehingga
perusahaan memiliki batasan jumlah pemesanan yang dapat dipenuhi
akibat penurunan kondisi fisik mesin.
Penurunan kondisi mesin tidak hanya mempengaruhi perusahaan dalam
hal efisiensi biaya, dan kemampuan mesin berkaitan dengan kualitas dan
kuantitas produk yang dihasilkan, tapi juga mempengaruhi produktivitas
tenaga kerja yang berada disekitar mesin. Apabila lingkungan pekerjaan
tidak mendukung, misalnya dengan suara mesin yang ribut atau keras,
maka produktivitas akan menurun, karena hal ini akan mempengaruhi
kondisi mental dan kesehatan tenaga kerja, yang akan berkaitan dengan
keselamatan dalam lingkungan kerja.
Jika mesin yang dipakai telah rusak, maka operasi perusahaan akan
terhambat. Sehingga pilihan penggantian mesin menjadi suatu keharusan.
Namun hal penting yang perlu dipertimbangkan lebih jauh adalah mesin
mana yang akan dibeli untuk menggantikan mesin rusak tersebut.
2. Keperluan perubahan dan teknologi
Mesin yang dimililiki perusahaan pada dasarnya digunakan untuk memenuhi
kebutuhan konsumen, dimana kebutuhan ini menyangkut kuantitas, kualitas
ataupun desain produk.
37
Apabila mesin perusahaan memiliki spesifikasi yang tidak cukup untuk
memenuhi perubahan permintaan konsumen baik dari segi kualitas ataupun
kuantitas secara efisien, maka perusahaan tidak dapat bersaing dengan
perusahaan lain yang mampu memenuhi permintaan mereka dengan
menggunakan mesin yang lebih baik, dari segi kapasitas maupun teknologi.
Selain itu, jika dibutuhkan produk baru yang berbeda, akibat perubahan
keinginan dari konsumen. Hal ini menyebabkan perusahaan melakukan
perubahan desain produk, baik perubahan yang merupakan perubahan kecil
atau besar.
Perubahan kuantitas dan kualitas serta desain produk ini dapat menyebabkan
mesin yang dimiliki tidak cocok atau tidak dapat dipergunakan lagi.
Dengan demikian, penggantian mesin yang lebih baik diharapkan akan
menghindarkan perusahaan dari kerugian akibat meningkatnya biaya-biaya
operasi mesin, menghindarkan ketidakpuasan pelanggan ataupun konsumen baru,
mengurangi risiko kecelakaan kerja dan peningkatan produktivitas karyawan,
serta meningkatkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kebutuhan
konsumen, sehingga dapat memperbaiki efisiensi dan efektifitas operasi
perusahaan serta posisi persaingan perusahaan.
Tiga aspek penting untuk studi kelayakan investasi yang disimpulkan dari
alasan utama penggantian aset, yaitu aspek pasar, aspek finansial dan aspek teknik
produksi.
38
2.7 Aspek-aspek studi kelayakan investasi dalam penggantian mesin
2.7.1 Aspek Pasar
Aspek ini dalam penggantian mesin memberikan perkiraan pendapatan
yang diperoleh dari peramalan permintaan dengan menggunakan data-data dan
kondisi di masa lalu.
Secara umum, beberapa metode yang digunakan dalam peramalan
permintaan yaitu : metode pendapat, metode test / eksperimen, metode survei,
metode time series, metode regresi korelasi, dan metode input output.
Untuk tujuan peramalan jangka panjang menurut Suad Husnan dan
Suwarsono Muhammad, metode yang akan digunakan adalah metode time series
dan regresi korelasi. Namun, karena data yang digunakan dalam pembahasan ini
berdasarkan data masa lampau, maka metode yang digunakan adalah metode
peramalan time series.
Metode peramalan time series membentuk suatu persamaan dengan
menggunakan scatter diagram yang dibentuk dari data-data dimasa lalu dan tidak
memperhatikan hubungan sebab akibat antar variabel. Beberapa cara yang
dilakukan dengan metode ini :
a. Metode trend linier, dimana scatter diagram membentuk garis lurus yang
naik, dan biasanya digunakan untuk produk yang berada dalam siklus
pertumbuhan.
39
b. Metode trend kuadratik, dimana scatter diagram membentuk parabola
c. logaritma linear (trend exponential), dimana scatter diagram naik turun
dengan kriterperbedaan yang tidak terlalu banyak dan secara keseluruhan
cenderung naik, biasanya digunakan untuk produk yang berada dalam siklus
kejenuhan.
Metode-metode diatas didukung dengan pendekatan kuadrat terkecil (least
square) dengan metode pengawasan peramalan kesalahan kuadrat mean akar
(standard error).
2.7.1.1 Trend Linear
Dari pengolahan data tahun-tahun sebelumnya dibentuk suatu persamaan trend
linear diuraikan sebagai berikut :
y’ = a + b x
Σ y = n a + b E x
Σ�x y = a Σ�x + b Σ�x2
dimana:
y’ = besarnya nilai yang diramal
a = nilai tren pada nilai dasar
b = tingkat perkembangan nilai yang diramal
x = unit tahun yang dihitung dari periode dasar
40
Untuk dapat menghitung besarnya nilai yang diramal, maka nilai a dan nilai b
harus dihitung terlebih dahulu dengan metode least square. Untuk menghitung
besarnya nilai a dan b tersebut dapat ditempuh dengan dua metode, yaitu:
a. Metode Nol Bebas
Dalam metode nol bebas ini penentuan letak angka nol pada skala x
(penentuan tahun dasar) adalah bebas, yang berarti jumlah nilai dalam skala x
dapat sama dengan nol (Ex = 0) dan dapat juga jumlah skala x tidak sama
dengan nol, yang berarti jumlah nilai dalam skala x dapat positif atau negatif.
Perbedaan penentuan tahun dasar pada metode nol bebas ini hanya akan
menyebabkan perbedaan persamaan tren saja, tetapi hasil penghitungan
peramalan pada tahun-tahun yang bersangkutan akan tetap sama.
b. Metode Titik Tengah
Dalam metode titik tengah sebagai tahun dasar ini maka jumlah nilai dalam
skala x harus sama dengan nol (Ex=0), sehingga nilai a dan nilai b ditentukan
dengan menggunakan formulasi sebagai berikut:
dimana:
y’ = besarnya nilai yang diramal
a = nilai tren pada nilai dasar
ΣY ΣXY
n na = b =
41
b = tingkat perkembangan nilai yang diramal
x = unit tahun yang dihitung dari periode dasar
n = banyaknya data (tahun)
2.7.1.2 Peramalan Trend Eksponensial
Fungsi persamaan dari metode ini adalah:
y’ = a . bx
yang dapat diubah menjadi fungsi logaritma sebagai berikut :
log y’ = log a + x log b
log y = n log a + Σ x log b
x log y = Σ x log a + Σ X2 log b
Persamaan di atas dapat disederhanakan bila jumlah nilai dalam skala x
sama dengan nol (Σ x = 0), sehingga persamaannya menjadi :
Σ log y = n log a
Σ x log y = Σ x2 log b
dimana:
y’ = besarnya nilai yang diramal
a = nilai tren pada nilai dasar
b = tingkat perkembangan nilai yang diramal
x = unit tahun yang dihitung dari periode dasar
42
Pengawasan peramalan dilakukan dengan menentukan nilai standard error
dari kedua metode diatas. Semakin kecil nilai standard error berarti
semakin kecil penyimpangan metode peramalan yang digunakan.
Rumus yang digunakan untuk menentukan nilai Standard Error adalah :
Σ(Y – Y’)²
SE =
n - 2
dimana:
SE = nilai standard error
Y = nilai sebenarnya
Y’ = nilai yang diramalkan
n = jumlah tahun yang diramal
2.7.2 Aspek Teknis
Dalam penggantian mesin, aspek teknis yang akan dikaji, berkaitan
dengan adalah pemilihan jenis teknologi dan equipment yang diperlukan. Patokan
umum yang dapat dipakai adalah seberapa jauh derajat mekanisasi yang
diinginkan dan manfaat ekonomi yang diharapkan. Sehingga dalam pemilihan
teknologi ini, termasuk didalamnya penentuan rencana jumlah produksi dan
rencana kapasitas produksi ekonomi.
43
Yang dimaksud kapasitas produksi ekonomis adalah: “Volume atau
jumlah satuan produk yang dihasilkan selama satu satuan waktu tertentu misalnya
satu hari, satu bulan atau satu tahun secara menguntungkan.” Kapasitas ini harus
dibedakan dengan kapasitas teknis yang besarnya ditentukan oleh kemampuan
produksi mesin terpasang. Besarnya kapasitas produksi ekonomis ditentukan
berdasarkan perpaduan hasil penelitian berbagai macam komponen evaluasi yaitu:
perkiraan jumlah penjualan, kemungkinan pengadaan bahan baku pembantu dan
tenaga kerja inti untuk menjalankan mesin baru.
Dengan teknologi yang memadai, diharapkan memberikan dampak
efisiensi yang tinggi dalam proses produksi sekaligus produktivitas yang tinggi
pula.
2.7.3 Aspek Finansial
Analisa atas aspek ini dilakukan pada sumber dan jumlah dana yang
diperlukan untuk investasi, aliran kas atas operasi investasi tersebut setelah
dikenakan pajak, manfaat dan biaya dalam artian finansial sebagai parameter
kelayakan pelaksanaan investasi yang juga akan berkaitan dengan aliran kas yang
diperoleh.
Aliran kas berdasarkan saat terjadinya dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian:
a. Aliran kas permulaan (Initial Cashflow / Initial Investment)
44
Initial Cashflow merupakan berbagai pengeluaran untuk investasi (outlay)
pada awal periode. Dalam pembelian mesin, initial cashflow tidak hanya
merupakan uang yang dikeluarkan untuk membeli aktiva tersebut, tapi juga :
- biaya pemasangan dan pengiriman,
- pengeluaran kas non biaya lainnya seperti meningkatnya kebutuhan modal
kerja (investasi modal kerja),
- tambahan biaya berdasarkan setelah pajak (contoh : biaya pelatihan), dan
- dalam keputusan penggantian, arus kas masuk setelah pajak sehubungan
dengan penjualan mesin lama
b. Aliran kas operasional (operational cashflow)
Operational cashflow merupakan aliran kas yang timbul selama operasi
proyek. Ada dua cara untuk menentukan besarnya operational cashflow :
- menyesuaikan taksiran laba/rugi akuntansi setelah pajak dan
menambahkannya dengan biaya yang sifatnya bukan tunai
- menghitung selisih antara jumlah kas yang masuk (cash inflow) dan
jumlah kas yang keluar (cash outflow) pada periode tertentu.
c. Aliran kas terminal (terminal cashflow)
Aliran kas yang diperoleh pada waktu proyek tersebut berakhir disebut
terminal cashflow, yang terdiri dari cashflow nilai sisa (residu) investasi
tersebut dan pengembalian modal kerja.
45
Arus kas akhir ini dihubungkan dengan penghentian proyek / investasi,
sehingga berhubungan dengan nilai sisa investasi ditambah dengan perolehan
atau dikurangkan dengan kerugian pajak sehubungan dengan penjualannya.
Dengan demikian, dalam perhitungan arus kas akhir setelah pajak, melibatkan
hal-hal sebagai berikut :
- nilai sisa proyek setelah pajak
- pengeluaran kas sehubungan dengan penghentian proyek / investasi
- pemulihan pengeluaran non biaya (seperti investasi modal kerja) yang
terjadi pada awal proyek
Biaya-biaya yang diperhitungkan dalam cashflow terkait dengan penggunaan
mesin :
2.7.3.1 Biaya Bahan Baku dan Bahan Pembantu
Biaya bahan baku adalah biaya yang diperlukan untuk menghasilkan satu
satuan barang jadi, sedangkan bahan pembantu adalah bahan yang
diperlukan untuk memperlancar jalannya produksi (misal minyak dan
bahan pelumas lainnya ).
2.7.3.2 Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung
Biaya tenaga kerja yang tidak berhubungan dengan proses produksi secara
langsung juga diperhitungkan dalam biaya tetap.
46
2.7.3.3 Biaya Tenaga Kerja Langsung
Biaya tenaga kerja langsung adalah biaya tenaga kerja yang langsung
berhubungan dengan proses produksi.
2.7.3.4 Biaya Depresiasi atau penyusutan nilai dari suatu barang.
Pengertian depresiasi menurut Pujawan (1999, p185) adalah sebagai
berikut “Depresiasi pada dasarnya adalah penurunan nilai dari properti
atau aset karena waktu atau pemakaian.”
Nilai-nilai yang perlu diketahui di dalam perhitungan depresiasi yaitu:
• Harga awal peralatan, yaitu harga awal peralatan pada saat
peralatan dibeli.
• Harga akhir peralatan, yaitu perkiraan nilai peralatan pada akhir
umurnya.
• Umurnya peralatan, yaitu jangka waktu penggunaan peralatan.
Menurut Pujawan (1999, p188) banyak metode yang dapat dipakai
untuk menentukan beban depresiasi tahunan dari suatu asset,
antara lain : metode garis lurus, metode saldo menurun, metode
jumlah angka tahun, dan metode sinking fund.
Metode depresiasi yang paling sederhana dan banyak digunakan adalah
metode garis lurus (straight line). Pada cara ini, beban depresiasi tiap
47
periode jumlahnya sama. Perhitungan depresiasi garis lurus ini didasarkan
pada anggapan-anggapan sebagai berikut :
• Kegunaan ekonomis dari suatu aktiva akan menurunkan secara
proporsional setiap periode.
• Biaya reparasi dan pemeliharaan tiap-tiap periode jumlahnya
relatif tetap.
• Kegunaan ekonomis berkurang karena lewatnya waktu.
• Penggunaan aktiva tiap-tiap periode relatif tetap.
Dengan adanya anggapan-anggapan di atas, metode garis lurus sebaiknya
digunakan untuk menghitung depresiasi mesin. Biaya depresiasi yang
dihitung dengan cara ini jumlahnya tetap setiap periode, tidak
menghiraukan kegiatan dalam periode tersebut.
Rumus :
Depresiasi = ( Harga Perolehan – Nilai Sisa ) : Umur Ekonomis
2.7.3.5 Biaya Perawatan (Maintenance)
Biaya perawatan mengandung pengertian biaya yang dikeluarkan
perusahaan untuk memelihara atau menjaga fasilitas atau peralatan pabrik
dan mengadakan perbaikan atau penyesuaian atau penggantian yang
48
diperlukan agar didapatkan suatu keadaan operasi produksi yang
memuaskan sesuai dengan yang direncanakan.
2.7.3.6 Biaya Pemakaian listrik
Biaya pemakaian listrik adalah biaya yang dibayarkan untuk membiayai
pemakaian listrik yang digunakan oleh peralatan pabrik secara langsung.
2.7.3.7 Biaya Asuransi
Biaya yang dikeluarkan atas premi asuransi barang-barang yang
digunakan dalam proses produksi juga diperhitungkan dalam biaya tetap
sebagai biaya asuransi.
2.7.3.8 Biaya Tidak Terduga
Biaya tidak terduga merupakan biaya-biaya yang ditambahkan karena
adanya perubahan-perubahan atau adanya kesalahan-kesalahan di dalam
perhitungan (adanya under estimates) misalnya : pengaruh inflasi,
pengaruh adanya waktu lembur dan tambahan biaya.
Biaya depresiasi tidak diperhitungkan dalam arus kas, karena tidak
ada pengeluaran kas secara nyata. Selain itu, alokasi biaya depresiasi ini
telah diperhitungkan dalam pengeluaran awal (lumpsum outflow cash-
diperhitungkan seluruhnya secara langsung).
49
Namun demikian, depresiasi tetap diperhatikan karena penting
dalam memperhitungkan arus kas dan membuat manajer keuangan harus
waspada terhadap ketentuan pajak yang sedang berlaku saat mengevaluasi
usulan penganggaran modal.
2.8 Kriteria Penilaian Kelayakan Investasi
2.8.1 Metode NPV – Net Present Value
Metode ini menghitung nilai sekarang (present value) arus kas bersih
masa depan setelah pajak, dikurangi pengeluaran awal proyek (dalam hal ini
harga beli aktiva tetap). NPV mencerminkan nilai dari suatu proyek pada tingkat
laju diskonto (discount rate) tertentu untuk mengukur nilai keuntungan dari suatu
investasi.
Dengan kata lain, NPV merupakan selisih keuntungan apabila dana
diinvestasikan pada tempat yang nil-resiko, misalnya bank, dengan dana
diinvestasikan pada proyek yang akan dikaji. Sehingga semakin besar bunga
ditawarkan oleh bank (sebagai discount rate) maka akan semakin kecil nilai NPV
(lihat Gambar 2.1).
50
Gambar 2.8 Nilai NPV terhadap bunga diskonto
Proses untuk mengimplementasikan pendekatan ini adalah sebagai berikut:
1. Tentukan Present Value dari setiap arus kas, termasuk arus masuk
dan arus keluar, yang didiskontokan pada biaya modal proyek,
2. Jumlah arus kas yang didiskontokan ini didefinisikan sebagai NPV
proyek,
Menghitung present value dari aliran kas masa datang dengan
menggunakan tingkat bunga dan jumlah periode tertentu sebagai berikut
(engineering economy tenth edition page 138 – E. Paul Degarmo, William G.
Sullivan) :
dimana :
i = tingkat bunga efektif per periode perhitungan
K = panjang periode ( 0 ≤ k ≤ N )
51
Fk = Aliran kas masa mendatang pada akhir periode ke-k
N = Jumlah periode hitungan
Secara matematis NPV dapat dituliskan sebagai berikut :
NPV = PV of proceeds – PV of out lays
Nilai bersih saat ini = Nilai Pendapatan saat ini – Nilai investasi saat ini
Kriteria keputusan dengan menggunakan metode NPV adalah sebagai berikut :
Jika NPV ≥ 0,0 maka proyek / pembelian aset dilaksanakan
Jika NPV < 0,0 maka proyek / pembelian aset diabaikan
2.8.2 Metode Payback
Metode ini menunjukkan berapa lama (dalam beberapa tahun) suatu
investasi akan bisa kembali (payback period) dengan menunjukkan perbandingan
antara initial investment (nilai investasi) dengan aliran kas tahunan atas operasi
investasi (proceed). Secara matematis, dirumuskan sebagai berikut :
Kriteria keputusan dengan menggunakan metode payback ini adalah :
Jika hasil perhitungan payback period ≤ payback yang disyaratkan, maka
proyek / pembelian aset dilaksanakan
52
Jika hasil perhitungan payback period > payback yang disyaratkan, maka
proyek / pembelian aset diabaikan
Kelemahan : sulitnya menentukan payback period yang disyaratkan,
mengacuhkan nilai waktu uang dan arus kas yang terjadi setelah payback.
Kelemahan metode payback dalam nilai waktu uang diperbaiki dengan
metode Discounted Payback. Metode ini menghitung waktu pengembalian
investasi dengan membandingkan “Initial Investment” dan nilai “Present Value”
aliran kas tahunan operasi investasi. Kriteria keputusan dengan menggunakan
metode Discounted Payback sama dengan metode Payback
2.8.3 Metode PI - Profitability Index
Suad Husnan dan Suwarsono Muhammad (2000, p211) mendefinisikan
sebagai berikut : “Metode ini menghitung perbandingan antara nilai sekarang
penerimaan-penerimaan kas bersih di masa datang dengan nilai sekarang
investasi.”
Secara matematis dituliskan sebagai berikut :
PV of proceeds
PI =
Initial Investment
Kriteria keputusan dengan menggunakan metode PI adalah sbb :
53
Jika PI ≥ 1,0 maka proyek / pembelian aset dilaksanakan
Jika PI < 1,0 maka proyek / pembelian aset diabaikan
2.8.4 Metode IRR – Internal Rate of Return
Definisi menurut Suad Husnan dan Suwarsono Muhammad (2000, p210) :
“Metode yang menghitung tingkat bunga yang menyamakan nilai
sekarang investasi dengan nilai sekarang penerimaan-penerimaan kas bersih di
masa-masa mendatang”.
Metode ini untuk membuat peringkat usulan investasi dengan
menggunakan tingkat pengembalian atas investasi yang dihitung dengan mencari
tingkat diskonto yang menyamakan nilai sekarang dari arus kas masuk proyek
yang diharapkan terhadap nilai sekarang biaya proyek atau sama dengan tingkat
diskonto yang membuat NPV sama dengan nol.
Dalam persamaan matematis, IRR adalah pada tingkat suku bunga berapa
NPV = 0 (engineering economy tenth edition page 147 – E. Paul Degarmo,
William G. Sullivan) :
Σ Rk ( P/F, i’%, k ) - Σ Ek ( P/F, i’%, k ) = 0 (pada i =?)
dimana :
Rk = Penghasilan atau penghematan netto untuk tahun ke-k
Ek = Pengeluaran netto termasuk tiap biaya investasi untuk tahun ke-k
N = Umur Proyek/periode studi
54
Kriteria keputusan dengan menggunakan metode IRR adalah sebagai
berikut :
Jika IRR ≥ tingkat pengembalian yang disyaratkan atau MARR (Minimum
Attractive Rate of Return) maka proyek atau pembelian aset dilaksanakan
Jika IRR < MARR maka proyek atau pembelian aset diabaikan
Metode yang paling baik menurut Suad Husnan dan Suwarsono
Muhammad (2000, p218) untuk menentukan kelayakan investasi adalah metode
NPV, dengan alasan sebagai berikut :
• metode payback mengabaikan aliran kas setelah periode payback
& tidak ada dasar konsepsi untuk menentukan payback maksimum
yang disyaratkan
• metode PI menggunakan perbandingan yang tidak absolut
• metode IRR memiliki kemungkinan IRR berganda
• metode IRR dengan analisa inkremental (selisih) konsisten dengan
metode NPV.
Namun membutuhkan peramalan jangka panjang yang detail mengenai
pertambahan keuntungan dan biaya.