Upload
noor-miyono
View
31
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
MODUL 12
PENGUKURAN KINERJA MENGGUNAKAN BALANCE SCORECARD
A. PENGERTIAN BALANCE SCORECARD.
Balance Scorecard adalah:
Kumpulan ukuran kinerja yang terintegrasi, diimplemetasikan dari strategi
perusahaan untuk mendukung strategi perusahaan secara keseluruhan.
Konsep balance scorecard dikembangkan oleh Robert Kaplan dan David Norton
(1992) dalam artikel berjudul “The Balance Scorecard – Measures That Drive
Performance”, Harvard Business Review.
Jauh sebelum itu pada tahun 1960-an gagasan yang hampir mirip dengan konsep
balance scorecard sudah muncul di Perancis yang mereka istilahkan dengan
Tableau de Bord or “Dashboard”, Michel Lebas; Managerial Accounting in France:
Overview of Past Tradition and Current Practice, The European Accounting Review,
(1994).
Strategi adalah: Suatu teori tentang bagaimana mencapai tujuan perusahaan.
Dalam perspektif balance scorecard, top management menerjemahkan strategi
dalam ukuran kinerja yang mudah dipahami dan sanggup dilaksanakan oleh
manager menengah dan manajer bawah.
1. Tujuan Sistem Pengukuran Kinerja.
Secara umum, tujuan sistem pengukuran kinerja adalah:
a. Untuk mengkomunikasikan strategi secara lebih baik (apakah top-down atau
buttom-up).
b. Untuk mengukur kinerja financial dan non-financial secara berimbang sehingga
dapat ditelusuri perkembangan pencapaian strategi.
c.Untuk mengakomodasi pemahaman kepentingan manajer level menengah dan
bawah serta memotivasi untuk mencapai keselarasan tujuan (goal
congruence).
d. Sebagai alat untuk mencapai kepuasan berdasarkan pendekatan individual
dan kemampuan kolektif yang rasional.
2. Manfaat Pengukuran Kinerja.
Adapun manfaat pengukuran kinerja adalah:
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Diah Iskandar, SE. M.Si.
AKUNTANSI MANAJEMEN 1
a. Memberikan pemahaman mengenai ukuran yang digunakan untuk menilai
kinerja manajemen.
b. Memberikan arah untuk mencapai target kinerja yang telah ditetapkan.
c.Untuk memonitor, mengevaluasi pencapaian kinerja, dan membandingkannya
dengan target kinerja serta melakukan tindakan korektif untuk memperbaiki
kinerja.
d. Sebagai dasar untuk memberikan penghargaan dan hukuman (reward dan
punishment) secara obyektif atas pencapaian prestasi yang diukur sesuai
dengan sistem pengukuran kinerja yang telah disepakati.
e. Sebagai alat komunikasi antara bawahan dengan pimpinan dalam rangka
memperbaiki kinerja organisasi.
f. Membantu mengidentifikasikan apakah kepuasan pelanggan sudah terpenuhi.
g. Membantu memahami proses kegiatan instansi pemerintah.
h. Memastikan bahwa pengambilan keputusan dilakukan secara obyektif.
B. INFORMASI YANG DIBUTUHKAN UNTUK MENGUKUR KINERJA.
Informasi yang dibutuhkan dan digunakan untuk mengukur kinerja terdiri dari
beberapa alternatif, yaitu:
1. Informasi Keuangan (Financial Information).
Penilaian kinerja menggunakan informasi keuangan, dilakukan dengan cara
pengukuran anggaran dengan menganalisis varians (perbedaan antara
anggaran dengan realisasi / aktualnya).
Analisis varians difokuskan pada:
a. Varians pendapatan (revenue variance).
b. Varians pengeluaran (expenditure variance).
Tindakan berikutnya setelah dilakukan analisis varians adalah melakukan
identifikasi penyebab terjadinya varians tersebut, dengan menelusuri sampai
dimana batas tanggungjawab dari setiap manajer di level yang paling bawah.
2. Informasi Non-Keuangan (Non-Financial Informations).
Informasi non-keuangan yang digunakan untuk menilai kinerja adalah dengan
menggunakan teknik pengukuran yang banyak dikembangkan oleh organisasi
dewasa ini yaitu Balance scorecard.
Melalui Balance Scorecard, pengukuran kinerja organisasi tidak hanya
didasarkan pada aspek keuangan saja tetapi juga mempertimbangkan atau
memasukkan aspek-aspek non-keuangan lain.
Pengukuran kinerja organisasi menggunakan pendekan Balance Scorecard,
meliputi 4 (empat) perspektif, yaitu:
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Diah Iskandar, SE. M.Si.
AKUNTANSI MANAJEMEN 2
a. Perspektif Keuangan (Financial Perspective),
b. Perspektif Kepuasan Pelanggan (Customer Perspective),
c. Perspektif Efisiensi Proses Bisnis Internal (Internal BusinessProcess
Efficiency),
d. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan (Learning and Growth
Perspective).
Gambar 1Empat Perspektif Pengukuran Kinerja
Menggunakan Balance Scorecard
Karakteristik umum Balance Scorecards:
Ukuran kinerja yang digunakan dalam pendekatan Balance Scorecards dapat dibagi
menjadi 4 kelompok seperti pada gambar 1 dan gambar 2.
1. Persepektif Keuangan (Financial Perspective).
Seberapa besar pertumbuhan perusahaan memberikan hasil kepada pemilik.
Untuk beberapa perusahaan memiliki tujuan keuangan bukan hanya
kemampuannya memberikan peningkatan hasil kepada pemilik, namun mungkin
sampai pada bagaimana menyediakan kepada konsumen produk yang ramah
lingkungan. Organisasi nir-laba (baik sektor publik maupun swasta) tentunya
juga harus mempunyai sumber daya yang cukup untuk tetap survive.
Top Management umumnya bertanggungjawab terhadap kinerja keuangan
perusahaan.
2. Perspektif Proses Bisnis Internal (Internal Business Process Perspective).
3. Perspektif Konsumen (Customer Perspective).
4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan (Learning and Growth Perspective).
Tekanan pengukuran kinerja menggunakan balance scorecards adalah PENINGKATAN
(IMPROVEMENTS) yang berkelanjutan, bukan hanya sekedar pencapaian beberapa
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Diah Iskandar, SE. M.Si.
AKUNTANSI MANAJEMEN 3
Financial Inernal Business
Learning & Growth
Customer
KINERJA
KINERJA
tujuan tertentu seperti laba saja umpamanya. Untuk beberapa industri hal ini merupakan
usaha untuk tetap bertahan hidup (survive).
Jika suatu organisasi tidak dapat berkembang secara berkelanjutan maka organisasi
tersebut akan kalah dalam persaingan.
Gambar 2Balanced Scorecard
Strategi dan Ukuran Kinerja
Informasi yang bersifat non-keuangan dapat dinyatakan dengan variabel kunci
yang sering disebut dengan Faktor Keberhasilan Kunci (Key Success Factor).
Faktor atau variabel keberhasilan kunci adalah variabel yang mengindikasikan
faktor-faktor yang menjadi penyebab kesuksesan suatu organisasi.
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Diah Iskandar, SE. M.Si.
AKUNTANSI MANAJEMEN 4
Keuangan (Financial)Apakah kinerja keuangan
sudah meningkat?.
Konsumen (Customer)Apakah ada pengakuan
konsumen bahwa perusahaan sudah memberikan nilai lebih
kepada mereka?.
Proses Bisnis Internal (Internal Business Process)Apakah terdapat peningkatan
pada proses bisnis kunci perusahaan sehingga konsumen merasa mendapat nilai lebih?.
Pembelajaran dan Pertumbuhan
Apakah kemampuan dan kerunggulan daspat dipertahankan dan
ditingkatkan?.
Apa sasaran keuangan?
Proses bisnis internal apa yang paling kritis untuk
menyediakan nilai bagi konsumen?
Apa saja yang dapat dilakukan untuk
melayani konsumen dan bagaimana menarik dan
melayani konsumen.
VISI&
STRATEGI
Karakteristik variabel keberhasilan kunci adalah:
a. Menjelaskan faktor pemicu (driver) keberhasilan dan kegagalan
organisasi,
b. Dapat berubah dengan cepat,
c. Perubahannya tidak dapat diprediksi,
d. Jika terjadi perubahan perlu diambil tindakan segera,
e. Variabel tersebut dapat diukur.
Tabel B.1Contoh variabel keberhasilan kunci
(Key Financial Factors)
No. Unit Kerja Variabel Keberhasilan Kunci
a. Rumah Sakit Tingkat hunian kamar atau jumlah kamar pasien.
b. Klinik Kesehatan Jumlah pasien per hari.
c. PLN Jumlah KWH yang dipakai masyarakat.
d. TELKOM Jumlah pulsa pemakaian setiap bulan.
e. Pekerjaan Umum Panjang jalan yang sedang diperbaiki.
f. Kepolisian Jumlah kriminalitas yang ditangani,
Jumlah pengaduan masyarakat.
g. DPR / DPRD Jumlah UU atau Perda yang dihasilkan,
Jumlah rapat yang diselenggarakan,
Jumlah tuntutan masyarakan yang ditangani.
h. DISPENDA Jumlah pendapatan yang terkumpul.
C. PERAN INDIKATOR KINERJA DALAM PENGUKURAN KINERJA.
Variabel kunci yang sudah diidentifikasikan tersebut kemudian dikembangkan
menjadi indikator kinerja untuk unit kerja yang bersangkutan. Indikator tersebut
selanjutnya dibandingkan dengan target kinerja atau standar kinerja.
Tahap terakhir adalah evaluasi kinerja yang hasilnya berupa feedback, reward, dan
punishment kepada manajer pusat pertanggungjawaban tertentu.
Indikator kinerja dapat berupa:
a. Faktor Keberhasilan Kunci (Key Success Factors).
Yaitu area yang mengidentifikasikan kesuksesan kinerja unit kerja organisasi.
b. Indikator Kinerja Kunci (Key Performance Indicators).
Yaitu sekumpulan indikator yang dapat dianggap sebagai ukuran kinerja kunci
baik yang bersifat financial maupun non-financial.
Dalam menentukan indikator kinerja perlu mempertimbangkan beberapa hal berikut:
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Diah Iskandar, SE. M.Si.
AKUNTANSI MANAJEMEN 5
a. Biaya pelayanan (cost of servise).
Indikator biaya biasanya diukur dalam bentuk biaya unit (unit cost), misalnya
biaya per unit pelayanan (panjang jalan yang diperbaiki, jumlah ton sampah
yang terangkut, biaya per siswa, dan lain-lain).
b. Penggunaan (utilization).
Indikator ini pada dasarnya membandingkan antara jumlah pelayanan yang
ditawarkan (supply of service) dengan permintaan publik (public demand).
Pengukurannya dapat berupa volume absolute atau persentase tertentu,
misalnya: % penggunaan kapasitas, rata-rata jumlah penumpang per Bus
Trans Jakarta yang dioperasikan.
Indikator kinerja ini digunakan untuk mengetahui frekuensi operasi atau
kapasitas kendaraan yang digunakan pada tiap jalur.
c.Kualitas dan Standar Pelayanan (quality and standards).
Indikator kualitas dan standar pelayanan merupakan indikator yang paling sulit
diukur, karena menyangkut pertimbangan yang bersifat subyektif. Penggunaan
indikator kualitas dan standar pelayanan harus dilakukan secara hati-hati
karena penekanan terhadap indikator ini justru dapat menyebabkan kontra
produktif.
Contoh indikator ini adalah: perubahan jumlah komplain masyarakat terhadap
pelayanan tertentu.
d. Cakupan Pelayanan (coverage).
Indikator ini perlu dipertimbangkan apabila terdapat kebijakan atau peraturan
perundangan yang mensyaratkan untuk memberikan pelayanan dengan
tingkat pelayanan minimal yang telah ditetapkan.
e. Kepuasan (Satisfaction).
Indikator kepuasan biasanya diukur melalui metode jajak pendapat secara
langsung. Bagi pemerintah daerah, metode jaringan aspirasi masyarakat (need
assessment) dapat digunakan untuk menetapkan indikator kepuasan. Namun
demikian, dapat juga digunakan indikator proksi (proxy) misalnya jumlah
komplain.
D. NILAI UANG (VALUE FOR MONEY).
Value for money merupakan inti pengukuran kinerja pada organisasi pemerintah dan
sektor publik. Kinerja pemerintah tidak dapat dinilai dari sisi output yang dihasilkan
semata, akan tetapi secara terintegrasi harus mempertimbangkan input, output, dan
outcome secara bersama-sama.
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Diah Iskandar, SE. M.Si.
AKUNTANSI MANAJEMEN 6
Permasalahan yang sering muncul adalah sulitnya mengukur output karena output
yang dihasilkan pemerintah tidak selalu berupa output yang berwujud (tangible
output), tetapi kebanyakan juga bersifat output tidak berwujud (intangible output).
Ukuran kinerja pada dasarnya berbeda dengan indikator kinerja.
Perbedaan antara ukuran kinerja dengan indikator kinerja adalah:
o Ukuran kinerja,
Umumnya mengacu pada penilaian kinerja secara langsung, misalnya: laporan
keuangan pemerintah.
o Indikator kinerja,
Mengacu pada penilaian kinerja secara tidak langsung, yaitu hal-hal yang
sifatnya hanya merupakan indikasi-indikasi kinerja.
1. Mekanisme penentuan indikator kinerja membutuhkan:
a. Sistem perencanaan dan pengendalian.
Meliputi proses, prosedur, dan struktur yang memberi jaminan bahwa
tujuan organisasi telah dijelaskan dan dikomunikasikan keseluruh bagian
organisasi dengan menggunakan rantai komando.
b. Spesifikasi teknis dan standarisasi.
Spesifikasi ini digunakan sebagai ukuran kinerja kegiatan, program dan
organisasi.
c. Kompetensi teknis dan profesionalisme.
Personil yang memiliki kompetensi dan professional merupakan jaminan
dukungan dalam pekerjaan.
d. Mekanisme ekonomi dan mekanisme pasar.
Mekanisme ekonomi terkait dengan pemberian reward dan punishment
yang bersifat finansial.
Sedangkan mekanisme pasar terkait dengan penggunaan sumber daya.
e. Mekanisme sumber daya manusia.
Mekanisme ini digunakan untuk memperbaiki kinerja personil dan
organisasi.
2. Peran indikator kinerja bagi pemerintah:
a. Membantu memperjelas tujuan organisasi,
b. Untuk mengevaluasi target akhir (final outcome) yang dihasilkan,
c. Sebagai masukan untuk menentukan skema insentif manajerial,
d. Memungkinkan bagi pemakai jasa layanan pemerintah untuk melakukan
pilihan,
e. Untuk menunjukkan standar kinerja,
f. Untuk menunjukkan efektivitas,
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Diah Iskandar, SE. M.Si.
AKUNTANSI MANAJEMEN 7
g. Untuk membantu menentukan aktivitas yang memiliki efektivitas biaya
yang paling menguntungkan untuk mencapai target sasaran,
h. Untuk menunjukkan wilayah, bagian, atau proses yang masih potensial
untuk dilakukan penghematan biaya.
Dalam mngukur kinerja dapat meggunakan Unit Cost Statistik.
Contoh:
Kinerja Pendidikan, unit cost statistic-nya:
Rasio guru / murid atau dosen / mahasiswa,
Biaya per siswa / mahasiswa,
Subsidi per siswa / mahasiswa per semester.
Kinerja sarana jalan umum, unit cost statistic-nya:
Biaya pemeliharaan per kilometer/panjang jalan,
Biaya pemeliharaan per kilometer selain jalan.
Kinerja angkutan Kereta Api, unit cost statistic-nya:
Persentase (%) kereta api yang batal diberangkatkan,
Persentase kecelakaan yang terjadi,
Persentase keterlambatan waktu tiba dan berangkat.
Pengukuran melalui unit cost statistics tersebut dapat digunakan oleh
masyarakat pembaca anggaran dan laporan keuangan pemerintah yang bukan
ahli di bidang manajemen keuangan publik.
Sementara bagi pemerintah digunakan untuk membandingkan kinerja, menilai
tingkat efisiensi dan efektivitas unit kerja serta untuk mengetahui penyebab
terjadinya ketidak-efisiensian dan ketidak-efektivan.
E. PENGUKURAN VALUE FOR MONEY.
Tuntutan masyarakat dalam value for money adalah:
Ekonomis (hemat) dalam pengadaan dan alokasi sumber daya,
Efisien, bahwa penggunaan / pengorbanannya diminimalkan dan hasilnya
dimaksimalkan, serta
Efektif (berhasil guna) dalam arti pencapaian tujuan dan sasaran.
Indikator Value For Money, terdiri dari:
a. Indikator alokasi biaya (ekonomis dan efisiensi),
Ekonomis artinya pembelian barang dan jasa dengan tingkat kualitas tertentu
pada harga terbaik (spending less).
Efisiensi artinya output tertentu dapat dicapai dengan dengan sumber daya
yang serendah-rendahnya (spending well).
b. Indikator kualitas pelayanan (efektifitas),
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Diah Iskandar, SE. M.Si.
AKUNTANSI MANAJEMEN 8
Efektivitas artinya kontribusi output terhadap pencapaian tujuan dan sasaran
yang telah ditetapkan (spending wisely).
Gambar E.1Pengukuran Value for Money
F. LANGKAH-LANGKAH PENGUKURAN Value For Money.
1. Pengukuran Ekonomi,
Pengukuran ekonomi hanya mempertimbangkan masukan (input) yang
gunakan. Pertanyaan yang diajukan adalah:
Apakah biaya organisasi lebih besar dari yang dianggarkan?,
Apakah biaya organisasi lebih besar dari pada biaya organisasi lain yang
sejenis yang dapat diperbandingkan?,
Apakah organisasi telah menggunakan sumber daya finansialnya secara
optimal?.
2. Pengukuran Efisiensi,
Efisiensi diukur dengan rasio antara output dengan input. Semakin besar
output dibanding input, maka semakin tinggi tingkat efisiensi suatu organisasi.
OutputEfisiensi =
Input
Cara perbaikan terhadap efisiensi adalah:
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Diah Iskandar, SE. M.Si.
AKUNTANSI MANAJEMEN 9
Nilai Input (Rp) Input Process Output Outcome
Ekonomi Efisiensi Efektifitas
Cost-Efektiveness
a. Meningkatkan output pada tingkat input yang sama,
b. Meningkatkan output dalam proporsi yang lebih besar daripada proporsi
peningkatan input.
c. Menurunkan input pada tingkatan output yang sama.
d. Menurunkan input dalam proporsi yang lebih besar daripada proporsi
penurunan output.
3. Pengukuran Efektifitas,
Efeketivitas adalah ukuran berhasil tidaknya suatu organisasi mencapai
tujuannya.
Efektivitas tidak menyatakan tentang berapa besar biaya yang telah
dikeluarkan untuk mencapai tujuan tersebut.
4. Pengukuran Outcome,
Outcome adalah dampak suatu program atau kegiatan terhadap masyarakat
atau mengukur kualitas output terhadap dampak yang dihasilkan.
Pengukuran outcome memiliki 2 peran:
a. Peran Retrospektif, terkait dengan penilaian kinerja masa lalu.
b. Peran Prospektif, terkait dengan perencanaan kinerja di masa yang akan
datang.
Dalam peran ini, pengukuran outcome digunakan untuk mengarahkan
keputusan alokasi sumber daya publik.
5. Estimasi Indikator Kinerja,
Suatu unit organisasi perlu melakukan estimasi untuk menentukan target
kinerja yang ingin dicapai pada periode mendatang. Penentuan target tersebut
didasarkan pada perkembangan cakupan layanan atau indicator kinerja.
Estimasi dapat dilakukan dengan menggunakan :
a. Kinerja tahun lalu,
Kinerja tahun lalu dapat digunakan sebagai dasar untuk mengestimasi
indikator kinerja, hal tersebut merupakan perbandingan bagi unit tersebut
untuk melihat seberapa besar kinerja yang telah dilakukan.
b. Expert Judgment,
Digunakan karena kinerja tahun lalu akan sangat berpengaruh terhadap
kinerja berikutnya. Teknik ini menggunakan pengetahuan dan pengalaman
dalam mengestimasi indikator kinerja.
c. Trend,
Trend digunakan dalam mengestimasi indicator kinerja karena adanya
pengaruh waktu dalam pencapaian kinerja unit.
d. Regresi,
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Diah Iskandar, SE. M.Si.
AKUNTANSI MANAJEMEN 10
adalah suatu model persamaan untuk melihat pengaruh variabel terikat
(independent variables) terhadap variabel bebas (dependen variables).
Y = a + b1X1 + b2X2 + e.
Berikut ini contoh Indikator Kinerja di Perguruan Tinggi:
No. Input Pertimbangan Input
a. Mahasiswa Latar belakang sosial ekonomi,
Latar belakang budaya,
Kemampuan diri,
Hambatan/kesulitan,
Tingkat ekspektasi mahasiswa dan orang
tua,
Prestasi akademik.
b. Sumber Daya Jumlah dosen (pangkat, golongan dan
pendidikan),
Jumlah staf pendukung,
Dukungan orang tua mahasiswa,
Buku dan perpustakaan,
Fasilitas (ruang kuliah, laboratorium
komputer, kantin, kopma, dan lain-lain).
Proses Indikator Proses
c. Staf Kualitas Dosen,
Tingkat perpindahan dosen,
Sikap dan perilaku,
d. Perkuliahan Frekuensi temu kelas dan konsultasi,
Rasio dosen / mahasiswa,
Metode mengajar,
Kemampuan dalam mengajar,
e. Kurikulum Mata kuliah utama,
Mata kuliah pilihan,
Mata kuliah keahlian,
Sistem ujian,
Koordinasi kurikulum,
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Diah Iskandar, SE. M.Si.
AKUNTANSI MANAJEMEN 11
f. Organisasi Manajemen perguruan tinggi,
Organisasi kemahasiswaan,
g. Mahasiswa Sikap dan perilaku mahasiswa,
Tingkat absensi,
Partisipasi kegiatan ekstra kampus,
Indeks prestasi mahasiswa,
Keahlian teknis,
Lama kelulusan mahasiswa,
h. Dosen Tingkat absensi,
Jumlah publikasi (buku, jurnal dan artikel),
Jumlah penelitian.
PENGUKURAN KINERJA SEKTOR PUBLIK (CONTOH KASUS: PTS)
Pengukuran kinerja bertujuan untuk menunjukkan akuntabilitas organisasi dan manajer dalam menghasilkan pelayanan publik yang lebih baik. Akuntabilitas juga menunjukkan bahwa apakah uang negara / rakyat yang dikelola oleh pemerintah telah dibelanjakan secara ekonomis, efisien dan efektif.
PENGUKURAN KINERJA ORGANISASI SEKTOR PUBLIK.
Sistem pengukuran kinerja organisasi sektor publik adalah suatu sistem yang bertujuan untuk membantu manajer publik menilai pencapaian strategi melalui alat ukur keuangan dan non-keuangan (financial and non-financial measurement). Sistem pengukuran kinerja dapat dijadikan sebagai alat pengendalian organisasi, karena pengukuran kinerja diperkuat / dipertegas dengan menetapkan sistem kompensasi dan sangsi (reward and punishment system).
Tujuan pengukuran kinerja sektor publik: Untuk membantu memperbaiki kinerja pemerintah, agar pemerintah dapat
berfokus pada tujuan dan sasaran program sehingga diharapkan akan dapat meningkatkan efisiensi dan efektifitas organisasi sektor publik dalam memberikan pelayanan publik.
Supaya pemerintah dapat mengalokasikan sumber daya (dana) dan dapat pula membuat keputusan yang benar / obyektif.
Agar pemerintah dapat mewujudkan pertanggungjawaban publik dan memperbaiki komunikasi kelembagaan.
1. Tujuan Sistem Pengukuran Kinerja.Secara umum: Untuk mengkomunikasikan strategi secara lebih baik (apakah top-down atau
buttom-up). Untuk mengukur kinerja financial dan non-financial secara berimbang sehingga
dapat ditelusuri perkembangan pencapaian strategi. Untuk mengakomodasi pemahaman kepentingan manajer level menengah dan
bawah serta memotivasi untuk mencapai keselarasan tujuan (goal congruence).
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Diah Iskandar, SE. M.Si.
AKUNTANSI MANAJEMEN 12
Sebagai alat untuk mencapai kepuasan berdasarkan pendekatan individual dan kemampuan kolektif yang rasional.
2. Manfaat Pengukuran Kinerja.Adapun manfaat pengukuran kinerja adalah: Memberikan pemahaman mengenai ukuran yang digunakan untuk menilai
kinerja manajemen. Memberikan arah untuk mencapai target kinerja yang telah ditetapkan. Untuk memonitor, mengevaluasi pencapaian kinerja, dan membandingkannya
dengan target kinerja serta melakukan tindakan korektif untuk memperbaiki kinerja.
Sebagai dasar untuk memberikan penghargaan dan hukuman (reward dan punishment) secara obyektif atas pencapaian prestasi yang diukur sesuai dengan sistem pengukuran kinerja yang telah disepakati.
Sebagai alat komunikasi antara bawahan dengan pimpinan dalam rangka memperbaiki kinerja organisasi.
Membantu mengidentifikasikan apakah kepuasan pelanggan sudah terpenuhi. Membantu memahami proses kegiatan instansi pemerintah. Memastikan bahwa pengambilan keputusan dilakukan secara obyektif.
INFORMASI YANG DIBUTUHKAN UNTUK MENGUKUR KINERJA SEKTOR PUBLIK.1. Informasi Keuangan (Financial Information).
Penilaian kinerja yang dilakukan menggunakan informasi keuangan dilakukan dengan cara pengukuran anggaran dengan menganalisis varians (perbedaan antara anggaran dengan realisasi / aktualnya).Analisis varians difokuskan pada:a. Varians pendapatan (revenue variance). b. Varians pengeluaran (expenditure variance), meliputi:
Varians belanja rutin (recurrent expenditure variance), Varians belanja modal (capital expenditure variance).
2. Informasi Non-Keuangan (Non-Financial Informations).
Gambar B.1Empat Perspektif Pengukuran Kinerja
Menggunakan Balance Scorecard
Karakteristik variabel keberhasilan kunci adalah:
Menjelaskan faktor pemicu (driver) keberhasilan dan kegagalan organisasi, Dapat berubah dengan cepat, Perubahannya tidak dapat diprediksi, Jika terjadi perubahan perlu diambil tindakan segera, Variabel tersebut dapat diukur.
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Diah Iskandar, SE. M.Si.
AKUNTANSI MANAJEMEN 13
Financial Inernal Process
Learning & Growth
Customer
KINERJA
KINERJA
Tabel B.1Contoh variabel keberhasilan kunci
(Key Financial Factors)
No. Unit Kerja Variabel Keberhasilan Kunci
a. Rumah Sakit Tingkat hunian kamar atau jumlah kamar pasien.
b. Klinik Kesehatan Jumlah pasien per hari.
c. PLN Jumlah KWH yang dipakai masyarakat.
d. TELKOM Jumlah pulsa pemakaian setiap bulan.
e. Pekerjaan Umum Panjang jalan yang sedang diperbaiki.
f. Kepolisian Jumlah kriminalitas yang ditangani,
Jumlah pengaduan masyarakat.
g. DPR / DPRD Jumlah UU atau Perda yang dihasilkan,
Jumlah rapat yang diselenggarakan,
Jumlah tuntutan masyarakan yang ditangani.
h. DISPENDA Jumlah pendapatan yang terkumpul.
D. PERAN INDIKATOR KINERJA DALAM PENGUKURAN KINERJA.
Variabel kunci yang sudah diidentifikasikan tersebut kemudian dikembangkan
menjadi indikator kinerja untuk unit kerja yang bersangkutan. Indikator tersebut
selanjutnya dibandingkan dengan target kinerja atau standar kinerja.
Tahap terakhir adalah evaluasi kinerja yang hasilnya berupa feedback, reward, dan
punishment kepada manajer pusat pertanggungjawaban tertentu.
Indikator kinerja dapat berupa:
c.Faktor Keberhasilan Kunci (Key Success Factors).
Yaitu area yang mengidentifikasikan kesuksesan kinerja unit kerja organisasi.
d. Indikator Kinerja Kunci (Key Performance Indicators).
Yaitu sekumpulan indikator yang dapat dianggap sebagai ukuran kinerja kunci
baik yang bersifat financial maupun non-financial.
Dalam menentukan indikator kinerja perlu mempertimbangkan beberapa hal berikut:
f. Biaya pelayanan (cost of servise).
Indikator biaya biasanya diukur dalam bentuk biaya unit (unit cost), misalnya
biaya per unit pelayanan (panjang jalan yang diperbaiki, jumlah ton sampah
yang terangkut, biaya per siswa, dan lain-lain).
g. Penggunaan (utilization).
Indikator ini pada dasarnya membandingkan antara jumlah pelayanan yang
ditawarkan (supply of service) dengan permintaan publik (public demand).
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Diah Iskandar, SE. M.Si.
AKUNTANSI MANAJEMEN 14
Pengukurannya dapat berupa volume absolute atau persentase tertentu,
misalnya: % penggunaan kapasitas, rata-rata jumlah penumpang per Bus
Trans Jakarta yang dioperasikan.
Indikator kinerja ini digunakan untuk mengetahui frekuensi operasi atau
kapasitas kendaraan yang digunakan pada tiap jalur.
h. Kualitas dan Standar Pelayanan (quality and standards).
Indikator kualitas dan standar pelayanan merupakan indikator yang paling sulit
diukur, karena menyangkut pertimbangan yang bersifat subyektif. Penggunaan
indikator kualitas dan standar pelayanan harus dilakukan secara hati-hati
karena penekanan terhadap indikator ini justru dapat menyebabkan kontra
produktif.
Contoh indikator ini adalah: perubahan jumlah komplain masyarakat terhadap
pelayanan tertentu.
i. Cakupan Pelayanan (coverage).
Indikator ini perlu dipertimbangkan apabila terdapat kebijakan atau peraturan
perundangan yang mensyaratkan untuk memberikan pelayanan dengan
tingkat pelayanan minimal yang telah ditetapkan.
j. Kepuasan (Satisfaction).
Indikator kepuasan biasanya diukur melalui metode jajak pendapat secara
langsung. Bagi pemerintah daerah, metode jaringan aspirasi masyarakat (need
assessment) dapat digunakan untuk menetapkan indikator kepuasan. Namun
demikian, dapat juga digunakan indikator proksi (proxy) misalnya jumlah
komplain.
D. NILAI UANG (VALUE FOR MONEY).
Value for money merupakan inti pengukuran kinerja pada organisasi pemerintah dan
sektor publik. Kinerja pemerintah tidak dapat dinilai dari sisi output yang dihasilkan
semata, akan tetapi secara terintegrasi harus mempertimbangkan input, output, dan
outcome secara bersama-sama.
Permasalahan yang sering muncul adalah sulitnya mengukur output karena output
yang dihasilkan pemerintah tidak selalu berupa output yang berwujud (tangible
output), tetapi kebanyakan juga bersifat output tidak berwujud (intangible output).
Ukuran kinerja pada dasarnya berbeda dengan indikator kinerja.
Perbedaan antara ukuran kinerja dengan indikator kinerja adalah:
o Ukuran kinerja,
Umumnya mengacu pada penilaian kinerja secara langsung, misalnya: laporan
keuangan pemerintah.
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Diah Iskandar, SE. M.Si.
AKUNTANSI MANAJEMEN 15
o Indikator kinerja,
Mengacu pada penilaian kinerja secara tidak langsung, yaitu hal-hal yang
sifatnya hanya merupakan indikasi-indikasi kinerja.
1. Mekanisme penentuan indikator kinerja membutuhkan:
a. Sistem perencanaan dan pengendalian.
Meliputi proses, prosedur, dan struktur yang memberi jaminan bahwa
tujuan organisasi telah dijelaskan dan dikomunikasikan keseluruh bagian
organisasi dengan menggunakan rantai komando.
b. Spesifikasi teknis dan standarisasi.
Spesifikasi ini digunakan sebagai ukuran kinerja kegiatan, program dan
organisasi.
c. Kompetensi teknis dan profesionalisme.
Personil yang memiliki kompetensi dan professional merupakan jaminan
dukungan dalam pekerjaan.
d. Mekanisme ekonomi dan mekanisme pasar.
Mekanisme ekonomi terkait dengan pemberian reward dan punishment
yang bersifat finansial.
Sedangkan mekanisme pasar terkait dengan penggunaan sumber daya.
e. Mekanisme sumber daya manusia.
Mekanisme ini digunakan untuk memperbaiki kinerja personil dan
organisasi.
2. Peran indikator kinerja bagi pemerintah:
i. Membantu memperjelas tujuan organisasi,
j. Untuk mengevaluasi target akhir (final outcome) yang dihasilkan,
k. Sebagai masukan untuk menentukan skema insentif manajerial,
l. Memungkinkan bagi pemakai jasa layanan pemerintah untuk melakukan
pilihan,
m. Untuk menunjukkan standar kinerja,
n. Untuk menunjukkan efektivitas,
o. Untuk membantu menentukan aktivitas yang memiliki efektivitas biaya
yang paling menguntungkan untuk mencapai target sasaran,
p. Untuk menunjukkan wilayah, bagian, atau proses yang masih potensial
untuk dilakukan penghematan biaya.
Dalam mngukur kinerja dapat meggunakan Unit Cost Statistik.
Contoh:
Kinerja Pendidikan, unit cost statistic-nya:
Rasio guru / murid atau dosen / mahasiswa,
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Diah Iskandar, SE. M.Si.
AKUNTANSI MANAJEMEN 16
Biaya per siswa / mahasiswa,
Subsidi per siswa / mahasiswa per semester.
Kinerja sarana jalan umum, unit cost statistic-nya:
Biaya pemeliharaan per kilometer/panjang jalan,
Biaya pemeliharaan per kilometer selain jalan.
Kinerja angkutan Kereta Api, unit cost statistic-nya:
Persentase (%) kereta api yang batal diberangkatkan,
Persentase kecelakaan yang terjadi,
Persentase keterlambatan waktu tiba dan berangkat.
Pengukuran melalui unit cost statistics tersebut dapat digunakan oleh
masyarakat pembaca anggaran dan laporan keuangan pemerintah yang bukan
ahli di bidang manajemen keuangan publik.
Sementara bagi pemerintah digunakan untuk membandingkan kinerja, menilai
tingkat efisiensi dan efektivitas unit kerja serta untuk mengetahui penyebab
terjadinya ketidak-efisiensian dan ketidak-efektivan.
E. PENGUKURAN VALUE FOR MONEY.
Tuntutan masyarakat dalam value for money adalah:
Ekonomis (hemat) dalam pengadaan dan alokasi sumber daya,
Efisien, bahwa penggunaan / pengorbanannya diminimalkan dan hasilnya
dimaksimalkan, serta
Efektif (berhasil guna) dalam arti pencapaian tujuan dan sasaran.
Indikator Value For Money, terdiri dari:
c.Indikator alokasi biaya (ekonomis dan efisiensi),
Ekonomis artinya pembelian barang dan jasa dengan tingkat kualitas tertentu
pada harga terbaik (spending less).
Efisiensi artinya output tertentu dapat dicapai dengan dengan sumber daya
yang serendah-rendahnya (spending well).
d. Indikator kualitas pelayanan (efektifitas),
Efektivitas artinya kontribusi output terhadap pencapaian tujuan dan sasaran
yang telah ditetapkan (spending wisely)
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Diah Iskandar, SE. M.Si.
AKUNTANSI MANAJEMEN 17
Gambar E.1Pengukuran Value for Money
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Diah Iskandar, SE. M.Si.
AKUNTANSI MANAJEMEN 18
Nilai Input (Rp) Input Process Output Outcome
Ekonomi Efisiensi Efektifitas
Cost-Efektiveness