25
BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Hakikat Peran Dasa Wisma 2.1.1 Pengertian Peran Istilah peran dalam “Kamus Besar Bahasa Indonesia” mempunyai arti pemain sandiwara (film), tukang lawak pada permainan makyong, perangkat tingkah yang diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukan di masyarakat (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2005:854). Peran adalah sesuatu yang menjadi bagian atau yang memegang pimpinan utama dalam terjadinya suatu hal atau per-istiwa. Peran merupakan suatu tindakan dalam suatu peristiwa yang me-nimbulkan akibat/dampak agar sesuatu itu dapat lebih berdaya guna dan berhasil guna sesuai dengan maksud, tujuan dan fungsi serta manfaat suatu hal tersebut dilaksanakan (Ali, 2005:735). Peran sangat berkaitan erat dengan power seseorang atau organisasi dalam menunjang suatu kegiatan, agar berhasil maka digunakanlah suatu cara, metode dan alat penunjang yang lain. Selain itu peran tidak lepas hubungannya dengan tugas yang di emban seseorang, misalnya seorang ayah yang berperan dalam mencari nafkah dan melindungi anggota keluaga, seorang ulama berperan dalam mengajak dan menyuruh berbuat baik dan kebajikan dan meninggalkan kemungkaran. J.R. da Allen.V.L (dalam Adam, 2007:13) mengungkapkan bahwa peran adalah suatu rangakaian kegiatan yang teratur yang di timbulkan karena suatu 9

9 KAJIAN TEORITIS - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/81/3/2013-2-86205-121410115-bab2-10012014014520.pdfPeran juga merupakan aktivitas mengambil bagian dalam suatu kegiatan tertentu,

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: 9 KAJIAN TEORITIS - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/81/3/2013-2-86205-121410115-bab2-10012014014520.pdfPeran juga merupakan aktivitas mengambil bagian dalam suatu kegiatan tertentu,

9

BAB II

KAJIAN TEORITIS

2.1 Hakikat Peran Dasa Wisma

2.1.1 Pengertian Peran

Istilah peran dalam “Kamus Besar Bahasa Indonesia” mempunyai arti

pemain sandiwara (film), tukang lawak pada permainan makyong, perangkat

tingkah yang diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukan di masyarakat

(Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2005:854).

Peran adalah sesuatu yang menjadi bagian atau yang memegang pimpinan

utama dalam terjadinya suatu hal atau per-istiwa. Peran merupakan suatu tindakan

dalam suatu peristiwa yang me-nimbulkan akibat/dampak agar sesuatu itu dapat

lebih berdaya guna dan berhasil guna sesuai dengan maksud, tujuan dan fungsi

serta manfaat suatu hal tersebut dilaksanakan (Ali, 2005:735). Peran sangat

berkaitan erat dengan power seseorang atau organisasi dalam menunjang suatu

kegiatan, agar berhasil maka digunakanlah suatu cara, metode dan alat penunjang

yang lain.

Selain itu peran tidak lepas hubungannya dengan tugas yang di emban

seseorang, misalnya seorang ayah yang berperan dalam mencari nafkah dan

melindungi anggota keluaga, seorang ulama berperan dalam mengajak dan

menyuruh berbuat baik dan kebajikan dan meninggalkan kemungkaran.

J.R. da Allen.V.L (dalam Adam, 2007:13) mengungkapkan bahwa peran

adalah suatu rangakaian kegiatan yang teratur yang di timbulkan karena suatu

9

Page 2: 9 KAJIAN TEORITIS - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/81/3/2013-2-86205-121410115-bab2-10012014014520.pdfPeran juga merupakan aktivitas mengambil bagian dalam suatu kegiatan tertentu,

10

jabatan. Peranan berasal dari kata peran, berarti sesuatu yang menjadi bagian atau

memegang bagian yang terutama.

Levinson (dalam Ahmadi, 2007:129), bahwa peranan adalah suatu konsep

perihal apa yang dapat dilakukan individu yang penting bagi struktur sosial

masyarakat, tataran yang meliputi norma-norma yang dikembangkan dengan

posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat, peranan dalam arti ini merupakan

rangkaian peraturan-peraturan yang membimbing seseorang dalam kehidupan

kemasyarakatan.

Peran juga merupakan aktivitas mengambil bagian dalam suatu kegiatan

tertentu, posisi seseorang dalam masyarakat yaitu sosial-position merupakan

unsur statis yang menunjukan tempat individu pada organisasi masyarakat. Peran

lebih banyak menunjuk pada fungsi, penyesuaian diri, dan sebagai suatu proses.

Jadi, seseorang menduduki suatu posisi dalam masyarakat serta menjalankan

suatu peran.

Ahmadi (2007:200) menyebutkan bahwa suatu peranan paling sedikit

mencakup tiga hal yaitu:

1. Peranan meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atautempat seseorang dalam manyarakat. Peranan dalam arti ini merupakanrangkain peraturan-peraturan yang membimbing seseorang dalamkehidupan masyarakat.

2. Peran adalah suatu konsep perihal suatu yang dapat dilakukan individudalam masyarakat sebagai organisasi.

3. Peran juga dapat dikatakan sebagai peri kelakuan individu yang pentingbagi sturktur sosial masyarakat.

Dari ketiga hal diatas, peran perlu adanya fasilitas-fasilitas bagi seseorag

atau kelompok untuk dapat menjalankan peranannya. Lembaga-lembaga

Page 3: 9 KAJIAN TEORITIS - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/81/3/2013-2-86205-121410115-bab2-10012014014520.pdfPeran juga merupakan aktivitas mengambil bagian dalam suatu kegiatan tertentu,

11

kemasyarakatan yang ada merupakan bagian-bagian dari masyarakat yang dapat

memberikan peluang untuk pelaksanaan peranan seseorang atau kelompok.

Peranan yang melekat pada setiap individu dan suatu masyarakat memiliki

kepentingan dalam hal-hal :

1. Bahwa peran-peran tertentu harus di laksanakan apabila strukturmasyarakat hendak mempertahankan kelangsungannya.

2. Peran hendaknya di lekatkan pada individu yang oleh masyarakatdianggap mampu untuk melaksanakannya.

3. Dalam masyarakat kadang-kadang di jumpai individu yang tidak mampumelaksanakan peranannya sebagaimana di harapkan. Oleh karena mungkinpelaksanaannya memerlukan pengorbanan yang terlalu banyak artinyabagi kepentingan pribadinya.

4. Apabila semua orang sanggup dan mampu melaksanakan peranannya,belum tentu masyarakat dapat memberikan peluang-peluang yangseimbang bahkan sering kali terlihat masyarakat terpaksa membatasipeluang-peluang tersebut (Ahmadi, 2007:223).

Manusia sebagai mahluk sosial memiliki kecenderungan untuk hidup

berkelompok. Dalam kehidupan berkelompok tadi akan terjadi interaksi antara

anggota masyarakat yang satu sdengan anggota masyarakat yang lainnya.

Timbulnya interaksi diantara mereka ada saling ketergantungan. Dalam kehidupan

bermasyarakat itu muncullah apa yang dinamakan peran (role).

Jadi, yang dimaksud peran dalam penelitian ini adalah aktivias

sekelompok ibu rumah tangga yang menimbulkan dampak/pengaruh yang lebih

berdaya guna dan berhasil guna terhadap kehidupan masyarakat lainnya.

2.1.2 Pengertian Dasa Wisma

Dasa wisma terdiri dari Dasa dan Wisma. Secara hirafiah pengertian Dasa

artinya sepuluh dan Wisma artinya rumah atau tempat tinggal. Jadi Dasa Wisma

adalah kelompok atau organisasi ibu-ibu yang terdiri dari sepuluh rumah tangga

yang berdekatan (Kurniawan, 2007:37).

Page 4: 9 KAJIAN TEORITIS - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/81/3/2013-2-86205-121410115-bab2-10012014014520.pdfPeran juga merupakan aktivitas mengambil bagian dalam suatu kegiatan tertentu,

12

Dasa Wisma adalah unit komunitas terkecil yang terbentuk dari warga sipil

yang terorganisir yang dikelola secara transparan dan saling memberi informasi

yang menyangkut kehidupan bersama, serta merupakan wadah kegiatan

masyarakat yang memiliki peran sangat penting dalam pelaksanaan program-

program pemerintah di bidang kesehatan yang berada dalam naungan kegiatan

gerakan PKK di tingkat desa (Pontoh, 2006:17).

Kelompok Dasa Wisma merupakan unit terkecil dari kelompok PKK yang

terdiri dari 10 sampai 20 Kepala Keluarga (KK) dalam satu wilayah Rukun

Tetangga (RT). Dari 10 anggota itu, ada seorang penanggung jawab untuk

memantau kondisi rumah tangga yang lain. Prinsip Dasa Wisma adalah

pengawasan dan pemberdayan hingga ke masyarakat bawah dan menyentuh unit

masyarakat terkecil, yakni keluarga.

Dasa Wisma merupakan salah satu pembinaan wahana peran serta

masyarakat dibidang kesehatan secara swadaya di tingkat keluarga yang

dikendalikan langsung oleh tim penggerak PKK desa. Salah satu dari anggota

keluarga pada kelompok persepuluh dipilih untuk dijadikan ketua kelompok atau

penghubung dengan Pembina. Bidan Desa dijadikan sebagai Pembina yang

bertugas melakukan pembinaan secara berkala dan menerima rujukan masalah

kesehatan. Ketua kelompok Dasa Wisma membina 10 rumah dan mempunyai

tugas menyuluh, menggerakkan dan mencatat kondisi keluarga yang ada dalam

kelompoknya, seperti adanya ibu hamil, ibu menyusui, balita, orang sakit, orang

buta huruf dan sebagainya. Informasi dari semuanya ini harus disampaikan

Page 5: 9 KAJIAN TEORITIS - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/81/3/2013-2-86205-121410115-bab2-10012014014520.pdfPeran juga merupakan aktivitas mengambil bagian dalam suatu kegiatan tertentu,

13

kepada ketua kelompok PKK setingkat diatasnya yang akhirnya sampai di Tim

Penggerak PKK Desa/ Kelurahan (Kurniawan,2007:63).

2.1.3 Fungsi Pokok Dasa Wisma

Salah satu organisasi yang telah ada dan diakui manfaatnya bagi

masyarakat, terutama dalam upaya meningkatkan keberdayaan dan kesejahteraan

keluarga adalah gerakan Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK).

Selain ekonomi atau pendapatan keluarga, yang tak kalah penting diberdayakan

dalam PKK adalah peningkatan kesehatan dan spritual.

Disini yang paling berperan adalah Dasa Wisma. Prinsip dasawisma

adalah pengawasan dan pemberdayaan hingga kemasyarakat bawah dan

menyentuh unit masyarakat terkecil, yakni keluarga. Peran PKK diharapkan dapat

menggugah masyarakat agar termotivasi untuk selalu dinamis, mau mengubah

keadaan kepada yang lebih maju lagi. Seperti dalam hal upaya peningkatan

kesejahteraan keluarga. PKK bukanlah tempat arisan dan pengajian saja, tetapi

merupakan wadah bagi pemberdayaan masyarakat. Kalau arisan dan pengajian,

setiap perkumpulan beberapa orang bisa saja dilakukan. Tapi PKK lebih dari itu,

merupakan wadah pemberdayaan.

Dasa Wisma sebagai kelompok terkecil dari kelompok-kelompok PKK

memiliki peran strategis mewujudkan keluarga sejahtera. Untuk itu, di harapkan

agar Dasa Wisma menjadi ujung tombak pelaksanaan 10 program pokok PKK dan

program pemerintah karena sebagai mitra. Selain itu, melalui Dasa Wisma

tersebut diharapkan dapat memantau sekaligus mengantisipasi muncul serta

Page 6: 9 KAJIAN TEORITIS - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/81/3/2013-2-86205-121410115-bab2-10012014014520.pdfPeran juga merupakan aktivitas mengambil bagian dalam suatu kegiatan tertentu,

14

berkembangnya penyakit yang belakangan menghebohkan, dan banyak menimpa

anak-anak seperti demam berdarah.

Dasa Wisma sebagai salah satu wadah kegiatan masyarakat memiliki

peran yang sangat penting dalam pelaksanaan program-program kegiatan gerakan

PKK di tingkat desa, yang nantinya akan berpengaruh pula pada kegiatan gerakan

PKK di tingkat Kecamatan dan Kabupaten. Dasa Wisma melakukan kegiatan

nyata bagi masyarakat sesuai dengan tugas dan fungsinya, menjalin persatuan dan

kesatuan dengan koordinasi yang terus menerus baik diantara pengurus maupun

dengan seluruh komponen yang ada di desa.

Kegiatan Dasa Wisma diarahkan pada peningkatan kesehatan keluarga.

Bentuk kegiatannya seperti arisan, pembuatan jamban, sumur, kembangkan dana

sehat (PMT, pengobatan ringan, membangun sarana sampah dan kotoran).

Kerangka pikir pertama adalah bahwa Desa Siaga akan dapat terwujud apabila

manajemen dalam pelaksanaan pengembangannya diselenggarakan secara

paripurna oleh berbagai pihak (unit-unit kesehatan dan pemangku kepentingan

lain yang terkait).

Secara umum tujuan dari kegiatan tersebut yang berbasis masyarakat

adalah terciptanya sistem kewaspadaan dan kesiapsiagaan dini di masyarakat

terhadap kemungkinan terjadinya penyakit dan masalah-masalah kesehatan yang

akan mengancam dan merugikan masyarakat yang bersangkutan.

Dari uraian tersebut maka Dasa Wisma memiliki misi seperti (Pontoh,

2006:42):

Page 7: 9 KAJIAN TEORITIS - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/81/3/2013-2-86205-121410115-bab2-10012014014520.pdfPeran juga merupakan aktivitas mengambil bagian dalam suatu kegiatan tertentu,

15

1. Memberikan Data yang Akurat

Dasa Wisma sebagai kelompok terkecil dalam PKK adalah ujung tombak

dari seluruh kegiatan PKK itu sendiri, karena Dasa Wismalah yang bergerak dan

berhubungan langsung dengan struktur dalam masyarakat terkecil yaitu Keluarga.

Pemuktahiran data pada tingkat propinsi mustahil bisa diperoleh tanpa bantuan

dari Dasa Wisma, oleh karena itu begitu pentingnya fungsi dan kedudukan Dasa

Wisma, kita biasakan untuk memberikan data seakurat mungkin, karena bisa jadi

data tersebut dapat menjadi bahan pertimbangan dalam membuat kebijakan skala

Nasional.

2. Memperbaiki pola Hidup Masyarakat

Merubah pola hidup masyarakat di sekitar lingkungan menjadi lebih baik

sehingga tercipta lingkungan yang nyaman, bersih, asri, sehat dan warga hidup

berdampingan dengan harmonis.

2.1.4 Dasa Wisma Dalam Konteks Pemberdayaan Wanita

Pemberdayaan perempuan adalah upaya perempuan untuk memperoleh

akses dan control terhadap sumber daya, ekonomi, politik, sosial, budaya, agar

perempuan dapat mengatur diri dan meningkatkan rasa percaya diri untuk mampu

berperan dan berpartisipasi aktif dalam memecahkan masalah, sehingga mampu

membangun kemampuan dan konsep diri (Budi,2010:Online).

Tujuan pemberdayaan perempuan (menurut Endry, 2008:48) adalah

sebagai berikut:

1. Meningkatkan kedudukan dan peran perempuan di berbagai bidangkehidupan berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

2. Meningkatkan peran perempuan sebagai pegambil keputusan dalammewujudkan kesejahteraan dan keadilan gender.

Page 8: 9 KAJIAN TEORITIS - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/81/3/2013-2-86205-121410115-bab2-10012014014520.pdfPeran juga merupakan aktivitas mengambil bagian dalam suatu kegiatan tertentu,

16

3. Meningkatkan kualitas peran dan kemandirian organisasi perempuandengan mempertahankan nilai persatuan dan kesatuan.

4. Meningkatkan komitmen dan kemampuan semua lembaga yangpemperjuangkan kesetaraan dan keadilan gender.

5. Mengembangkan usaha pemberdayaan perempuan, kesejahteraan keluargadan masyarakat serta perlindungan anak.

Arah kebijakan pemberdayaan perempuan (menurut Endry, 2008:67)

adalah sebagai berikut:

1. Peningkatan partisipasi dan peran serta perempuan sebagai gerak ekonomikerakyatan.

2. Peningkatan peran perempuan sebagai pendidik generasi masa mendatang(internalisasi tata nilai).

3. Pembangunan berperspektif gender dengan memperhatikan kepentinganperempuan.

a. Karakteristik Pemberdayaan

Kamil (2009:55), menjelaskan ada empat bagian karakteristik dasar dalam

proses pemberdayaan masyarakat yang sangat erat kaitannya dengan pendidikan

nonformal. Karakteristik-karakteristik tersebut meliputi :

1. Pengorganisasian masyarakat, ialah karakteristik yang mengarah padatujuan untuk mengaktifkan masyarakat dalam usaha meningkatkan danmengubah keadaan sosial ekonomi mereka. Pencapaian tujuan tersebutkelompok-kelompok yang ada dalam masyarakat diorganisir semaksimalmungkin agar mereka aktif berpartisipasi dalam mengembangkankemampuan dan kerja keras untuk mencapai tujuan pembangunan.

2. Kolaborasi dan pengelolaan diri, yaitu pendekatan dengan sistempenyamarataan atau pembagian wewenang di dalam hubungan kerja ataudi dalam kegiatan. Karena itu perlu ada struktur organisasi yangmendukung dan memperkecil adanya perbedan status, serta perlu adanyapembagian peranan.

3. Pendekatan partisipatif, yaitu pendekatan yang menekankan padaketerlibatan setiap anggota dalam keselurahan kegiatan, perlunyamelibatkan para pemimpin serta tenaga-tenaga ahli setempat. Agen dalamkegiatan ini berperan sebagai fasilitator, pembimbing, sumber dari luarserta memberikan latihan sesuai dengan kebutuhan.

4. Pendekatan yang menekankan pada penciptaannya yang memungkinkanwarga belajar tumbuh dan berkembang analisisnya serta memiliki motivasiuntuk ikut berperan.

Page 9: 9 KAJIAN TEORITIS - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/81/3/2013-2-86205-121410115-bab2-10012014014520.pdfPeran juga merupakan aktivitas mengambil bagian dalam suatu kegiatan tertentu,

17

Agar situasi tersebut dapat terwujud peranan agen adalah mengajukan

permasalahan, merangsang adanya pertanyaan dan menciptakan suasana

kebebasan yang bertanggung jawab.

b. Tingkat Pemberdayaan Wanita

Pada pendekatan pemberdayaan ini terdapat asumsi bahwa kalau ingin

memperbaiki posisi perempuan, maka dibutuhkan upaya untuk meningkatkan

kekuasaannya untuk merubah diri sendiri nasibnya. Hal ini berarti, pendekatan ini

menghendaki perlibatan kaum perempuan tidak saja sebagai obyek tetapi juga

sebagai pelaku aktif, sebagai orang yang ikut merumuskan sendiri apa menjadi

kebutuhan-kebutuhan mereka.

Kata pemberdayaan sendiri tentunya harus memberdayakan kaum

perempuan. Pendekatan pemberdayaan itu sendiri sebetulnya sangat positif yang

lahir dari ketidakpuasan terhadap semua pendekatan yang ada yang didasarkan

pada asumsi bahwa memperbaiki posisi perempuan harus berpusat pada upaya-

upaya penghapusan sub-ordinasi perempuan (Astuti, 2010:Online).

Ambarwati (2009:37) mengungkapkan bahwa ada lima tingkat pemerataan

di dalam kerangka pemberdayaan perempuan. Tingkat yang pertama adalah

pemerataan tingkat kesejahteraan. Kalau pada awal, kelompok ini ingin

diberdayakan tetapi tidak punya aset terhadap ekonomi, tidak punya peluang pada

upaya meningkatkan kemampuannya di dalam perekonomian, tidak sejahtera,

maka tentu tidak mungkin kita bisa mengangkat mereka dari penderitaaannya.

Kedua, pemerataan akses, yaitu meningkatkan kemampuan mereka masuk ke

sektor-sektor untuk mendapatkan informasi, mendapatkan kesempatan bekerja,

Page 10: 9 KAJIAN TEORITIS - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/81/3/2013-2-86205-121410115-bab2-10012014014520.pdfPeran juga merupakan aktivitas mengambil bagian dalam suatu kegiatan tertentu,

18

mendapatkan kesempatan pendidikan yang baik yang sama kedudukannya dengan

kaum laki-laki. Kalau akses itu sudah diperoleh, maka langkah yang berikutnya

adalah bagaimana meningkatkan penyadaran. Ketiga, pemerataan kesadaran.

Kalau kesadaran itu muncul, maka diharapkan mereka itu bisa memperbaiki

sendiri apa yang menjadi kebutuhan-kebutuhan dari gender perempuan ini.

Setelah penyadaran diperoleh, maka tingkat yang berikutnya adalah peningkatan

atau pemerataan partisispasi aktif. Keempat, pemerataan partisipasi. Perempuan

tidak lagi dianggap sebagai sasaran atau objek dari pembangunan, tetapi ikut serta

melakukan perencanaan, ikut serta melaksanakan dan ikut serta mengevaluasi

program-program yang ditimpakan padanya. Kelima, pemerataan penguasaan,

dimana partisipasi perempuan pada tingkat keputusan ini tentunya akan

memberikan dampak pada pemberdayaan dan apabila partisispasi ini digunakan

maka akses mereka terhadap sumber-sumber ekonomi akan menjadi lebih baik

serta menjamin pemerataan terhadap akses sumber dan pembagian manfaat.

Kontrol atau penguasaan perem-puan terhadap pengambilan keputusan ini sering

kali mengalami hambatan bukan karena masalah-masalah yang berkaitan dengan

ketidak mampuan perempuan itu mengambil keputusan, tetapi hegemoni budaya

seringkali menempatkan perempuan bukan seba-gai pengambil keputusan.

c. Faktor-fakror yang mempengaruhi Pemberdayaan Wanita

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi pemberdayaan perempuan

baik didalam kegiatan rumah tangga maupun dalam masyarakat yang lebih luas.

Beberapa faktor tersebut menurut Licuanan (dalam Astuti, 2010:Online) adalah

sebagai berikut :

Page 11: 9 KAJIAN TEORITIS - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/81/3/2013-2-86205-121410115-bab2-10012014014520.pdfPeran juga merupakan aktivitas mengambil bagian dalam suatu kegiatan tertentu,

19

1. Status sosial; status gender perempuan terutama yang berkaitan denganproses pendidikan, kesehatan, dan posisi dalam proses pengambilankeputusan umumnya memberikan dampak tertentu terhadap produktivitasmereka. Kesenjangan yang terjadi antara pencapaian pendidikan laki-lakidan perempuan, disertai kenyataan bahwa perempuan secara umum kurangmemperoleh akses yang sama terhadap sumberdaya pendidikan danpelatihan telah mencipatakan konsekuensi kritis terhadap perempuandalam peran produktif dan reproduktif mereka.

2. Hambatan memperoleh pekerjaan; peluang gender tertentu gunamemperoleh pekerjaan sering dihubungkan dengan norma tradisional.Pada umumnya pekerjaan gender perempuan di kaitkan dengan kegiatanrumah tangga. Pekerjaan gender perempuan juga sering di nilaiberkarakter rendah, bersifat marginal, dan muda di singkirkan. Selain itugender perempuan menghadapi hambatan mobilitas relative. Dalam hal iniperempuan seringkali enggan bekerja jauh secara fisik, karena mereka diharapkan se-lalu berada dekat dengan anak-anaknya.

3. Satus pekerjaan; serig terjadi pembedaan posisi untuk gender yangberbeda. Perempuan sering memperoleh posisi yang lebih rendah darirekannya laki-laki. Demikian juga sering terjadi imbalam yang berbedauntuk jenis pekerjaan yang sama. Dari segi teknologi, gender tertentuseringkali mengalami lebih banyak dampak negatif dari pada dampakpositifnya.

4. Beban ganda; kaum perempuan memiliki peran ganda yang jauh lebihbanyak di bandingkan laki-laki. Masalah mempersatukan keluarga denganpekerjaan bagi perempuan jauh lebih rumit di bandingkan dengan laki-laki, karena perempuan secara tradisional selau diasumsikan untuk selaluberada dekat dengan anak-anaknya sepanjang hari, sekaligus mengerjakanperkerjaan rumah tangga. Akibatnya, perempuan pekerja mempunyaituntutan peran simultan dari pekerjaan dan keluarga. Sementara laki-lakihanya mempunyai tuntutan peran sekuental.

2.2 Hakikat Membina Gizi Balita

2.2.1 Pengertian Membina

Secara hirafiah, membina berasal dari kata bina yang berarti adalah

membangun atau mendirikan atau mengusahakan agar lebih baik. Dengan

demikian yang dimaksud dengan membina adalah mengusahakan pembaharuan,

penyempurnaan yang dilakukan secara efisien dan efektif untuk memperoleh

hasil yang lebih baik.

Page 12: 9 KAJIAN TEORITIS - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/81/3/2013-2-86205-121410115-bab2-10012014014520.pdfPeran juga merupakan aktivitas mengambil bagian dalam suatu kegiatan tertentu,

20

Pengertian lain dari membina adalah bimbingan atau nasehat yang

memotivasi agar berbuat sesuatu, atau suatu usaha untuk membina seseorang atau

kelompok untuk menuju kesempurnaan serta bertanggungjawab, atau suatu usaha

mempengaruhi seseorang, perlindungan dalam bantuan yang di berikan kepada

seseorang atau kelompok (Suprijanto, 2008:45).

Istilah membina atau berarti “mendidik” yang merupakan pertolongan

yang diberikan dengan sengaja oleh seseorang kepada orang lain yang belum tahu

(Ali, 2005:91).

Sedangkan pengertian membina dalam penelitian ini adalah melakukan

suatu perbaikan dan penyempurnaan status gizi balita anak dengan harapan agar

ibu rumah tangga dapat memberikan suatu respon yang positif bagi upaya

membangun kemandirian di bidang kesehatan.

2.2.2 Pengertian gizi balita

Gizi balita terdiri dari dua kata yaitu gizi dan balita. Gizi adalah suatu zat

yang terkandung dalam bahan makanan yang dibutuhkan manusia. Dalam

pengertian lain ”Gizi” atau ”nutrition” adalah suatu proses dari organisme dalam

menggunakan bahan makanan melalui proses pencernaan, penyerapan,

transportasi, penyimpanan metabolisme dan pembuangan untuk pemeliharan

hidup, pertumbuhan, fungsi organ tubuh dan produksi energi (Depkes RI,

2000:17).

Pengertian balita adalah periode manusia setelah bayi sebelum anak awal,

yaitu usia dua sampai lima tahun. Pada masa ini seorang anak sedang lucu-

lucunya dan terjadi perubahan siklus dalam hidupnya seperti ia sudah dapat

Page 13: 9 KAJIAN TEORITIS - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/81/3/2013-2-86205-121410115-bab2-10012014014520.pdfPeran juga merupakan aktivitas mengambil bagian dalam suatu kegiatan tertentu,

21

membaca keadaan, banyak bertanya sesuatu yang tidak ia ketahui, belajar

berhitung, mengeja, berbicara lancar, bahkan melakukan sesuatu yang membuat

orang di sekelilingnya terkejut (http://bundadananak.com/pengertian-balita-

afdalah).

Selain pengertian tersebut, definisi balita adalah anak yang telah

menginjak usia diatas satu tahun, atau dalam artian khusus anak yang berusia

dibawah lima tahun. Anak balita disebut sebagai usia emas karena termasuk

dalam kelompok anak yang berbeda dalam proses pertumbuhan dan

perkembangan fisik (kordinasi motorik halus dan motorik kasar). Kecerdasan

(daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual). Sosio-emosional

(sikap dan perilaku serta agama), bahasa dan komunikasi yang khusus dan sesuai

dengan tingkat pertum-buhan dan perkembangan yang sedang dilalui anak

tersebut.

Gizi balita adalah zat yang terkandung dalam makanan yang dibutuhkan

anak dengan rentang 2 sampai 5 tahun. Pengertian gizi balita ini juga di tunjang

dengan dibutuhkannya pola makan yang cukup atau kecukupan gizi yang

seimbang. Karena anak balita biasanya rentan terhadap penyakit, sehingga pola

makan dan dan kehidupannya sangat berpengaruh pada kondisi kesehatannya.

Oleh sebab itu makanan merupakan salah satu faktor yang penting untuk

mendapatkan kesehatan yang sempurna, maka dalam kehidupan sehari-hari setiap

orang membutuhkan makanan. Makan yang baik adalah mengkonsumsi sejumlah

makanan atau masakan yang cukup mengandung gizi yang di sesuaikan dengan

keadaan tubuh seseorang (Suhadjo,1990).

Page 14: 9 KAJIAN TEORITIS - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/81/3/2013-2-86205-121410115-bab2-10012014014520.pdfPeran juga merupakan aktivitas mengambil bagian dalam suatu kegiatan tertentu,

22

Gizi seimbang adalah makanan yang di konsumsi oleh individu sehari-hari

yang beraneka ragan dan memenuhi lima kelompok zat gizi dalam jumlah yang

cukup, tidak berlebihan dan tidak kekurangan (Almatsier, 2004:29).

Keadaan tubuh dikatakan pada tingkat gizi optimal, jika kondisi tubuh

terbebas dari penyakit dan mempunyai daya tahan yang tinggi. Apabila konsumsi

gizi makanan pada seseorag tidak seimbang dengan kebutuhan tubuh maka akan

terjadi kesalahan gizi yang mencakaup kelebihan dan kekurangan zat gizi.

Banyaknya zat gizi yang diperlukan, berbeda antara satu orang dengan orang lain

tetapi fungsi gizi pada pokoknya sama untuk semua orang (Almatsier,2004:17).

Status gizi merupakan ekspresi satu aspek atau lebih dari nutriture seorang

individu dalam suatu variabel (Hadi, 2005:3). Status gizi merupakan ekspresi dari

keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu atau perwujudan dari

nutriture dalam bentuk variabel tertentu (Suparyanto, 2001:Online).

Dengan mengkonsumsi makanan yang bergizi setiap hari berarti akan

memperbaiki kesehatan seseorang, khususnya bagi perkembangan balita dan

anak-anak. Setiap jenis makanan mempunyai kandungan zat gizi yang baik dan

berfariasi, baik jenis dan jumlahnya.

2.2.3 Fator yang Mempengaruhi Status Gizi Balita

Faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi, terbagi atas dua faktor, yaitu

faktor eksternal dan faktor internal (Hardian, 2008:Online).

a. Faktor internal

Faktor internal merupakan faktor yang ada dalam diri anak itu sendiri,

meliputi status kesehatan, infeksi, diare, umur, jenis kelamin, dan kondisi fisik.

Page 15: 9 KAJIAN TEORITIS - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/81/3/2013-2-86205-121410115-bab2-10012014014520.pdfPeran juga merupakan aktivitas mengambil bagian dalam suatu kegiatan tertentu,

23

1) Status kesehatan

Status kesehatan berkaitan dengan adanya hambatan reaksi imunologis dan

berhubungan dengan terjadinya prevalensi dan beratnya penyakit infeksi,

seperti kwashiorkor atau marasmus sering didapatkan pada taraf yang sangat

berat.

2) Infeksi dan demam

Infeksi dan demam dapat menyebabkan menurunnya nafsu makan atau

menimbulkan kesulitan menelan dan mencerna makanan. ISPA (Infeksi

Saluran Pernafasan Akut) merupakan penyebab utama kematian balita di

bawah usia 5 tahun diberbagai Negara berkembang termasuk Indonesia.

Infeksi adalah masuknya kuman atau mikroorganisme ke dalam tubuh

manusia dan berkembang biak sehingga menimbulkan penyakit. Secara

anatomis, ISPA mencakup saluran pernafasan bagian bawa termasuk jaringan

paru dan jaringan adeksanya, dengan demikian jaringan paru termasuk

saluran pernafasan. Infeksi akut adalah infeksi yang berlangsung sampai 14

hari dan kronis lebih dari 14 hari.

3) Diare

Diare akut adalah buang air besar lembek/cair bahkan dapat berupa air saja

yang frekuensinya lebih sering dari biasa (lebih dari 3 kali sehari) dan

umumnya berlangsung kurang dari 14 hari. Beberapa perilaku yang dapat

meningkatkan risiko terjadinya diare antara lain adalah tidak memberikan

ASI secara penuh 4-6 bulan pertama kehidupan anak, menggunakan botol

susu yang tidak bersih, menyimpan makanan masak pada suhu kamar,

Page 16: 9 KAJIAN TEORITIS - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/81/3/2013-2-86205-121410115-bab2-10012014014520.pdfPeran juga merupakan aktivitas mengambil bagian dalam suatu kegiatan tertentu,

24

menggunakan air minum yang tercemar, tidak mencuci tangan setelah buang

air besar serta tidak tidak membuang tinja dengan benar di samping karena

faktor kurang gizi.

4) Faktor umur

Faktor umur merupakan faktor yang sangat menentukan banyaknya

kebutuhan protein terutama pada golongan balita yang masih dalam masa

partumbuhan. Umur anak akan mempengaruhi orang tua dalam pemberian

nutrisi anak balita.

5) Faktor jenis kelamin

Terkait dengan faktor jenis kelamin, jenis kelamin wanita lebih banyak

kasusnya dibanding laki-laki dalam hal masalah gizi.

6) Kondisi fisik

Balita yang sakit dan yang sedang dalam penyembuhan memerlukan pangan

khusus karena status kesehatan buruk sangat rawan, karena pada periode

hidup ini kebutuhan zat gizi digunakan untuk pertumbuhan cepat.

b. Faktor eksternal

Fakror eksternal yang dapat mempengaruhi status gizi yaitu faktor yang

datang atau ada dari luar anak itu sendiri. Faktor ini meliputi pendidikan,

pengetahuan dan pendapatan. Yang akan dijelaskan sebagai berikut:

1) Pendidikan

Pendidikan merupakan hasil atau prestasi yang dicapai oleh perkembangan

manusia dan lembaga-lembaga tersebut dalam mencapai tujuan untuk tingkat

kemajuan masyarakat dan kebudayaan sebagai satu kesatuan. Pada umumnya

Page 17: 9 KAJIAN TEORITIS - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/81/3/2013-2-86205-121410115-bab2-10012014014520.pdfPeran juga merupakan aktivitas mengambil bagian dalam suatu kegiatan tertentu,

25

semakin tinggi pendidikan seseorang maka akan semakin baik pula tingkat

pengetahuannya, artinya seorang ibu dengan pendidikan yang relatif tinggi

cenderung memiiki kemampuan untuk menggunakan sumber daya keluarga

yang lebih baik dibandingkan dengan ibu yang berpendidikan rendah, karena

pengetahuan makanan yang bergizi sering kurang dipahami oleh ibu yang

tingkat pendidikannya rendah, sehingga memberi dampak dalam mengakses

pengetahuan khususnya dibidang kesehatn untuk penerapan dalam kehidupan

keluarga terutama pada pengasuh anak balita.

2) Pengetahuan

Pengetahuan dalam hal ini adalah pengetahuan ibu yang dimaksudkan

sebagai hal yang diketahui oleh ibu sebagai pengasuh, diantaranya mengenai

cara menyiapkan ataupun menyajikan makanan tanpa mengurangi gizinya,

walaupun dengan harga murah atau sudah tersedia di lingkungan rumahnya.

Tingginya tingkat pengetahuan ibu akan gizi membentuk sikap positif

terhadap masalah gizi yang pada gilirannya dari pengetahuan dan sikap

tersebut, mendorong ibu untuk menyediakan makanan dalam jumlah yang

mencukupi kebutuhan zat gizi anak.

3) Tingkat pendapatan

Tingkat pendapatan keluarga dipengaruhi oleh pekerjaan. Semakin rendah

pendapatan keluarga semakin tidak mampu lagi ibu dalam membelanjakan

bahan makanan yang lebih baik dalam kualitas dan kuantiasnya, sebagai

implikasinya ketersediaan pangan di tingkat keluarga tidak mencukupi.

Page 18: 9 KAJIAN TEORITIS - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/81/3/2013-2-86205-121410115-bab2-10012014014520.pdfPeran juga merupakan aktivitas mengambil bagian dalam suatu kegiatan tertentu,

26

Sementara Soekirman dalam (Depkes, 2000), mengemukakan bahwa

faktor yang menyebabkan kurang gizi pada balita dapat dijelaskan sebagai

berikut:

1) Penyebab langsung

Penyebab langsung yaitu makanan anak dan penyakit infeksi yang

mungkin di derita anak. Penyebab gizi kurang tidak hanya disebabkan makanan

yang kurang tetapi juga karena penyakit. Anak yang mendapat makanan yang baik

tetapi karena sering sakit diare atau demam dapat menderita kurang gizi.

Demikian pada anak yang makannya tidak cukup baik maka daya tahan tubuh

akan melemah dan mudah terserang penyakit. Kenyataannya baik makanan

maupun penyakit secara bersama-sama merupakan penyebab kurang gizi.

2) Penyebab tak langsung

Penyebab tidak langsung yang menyebabkan terjadinya status kurang gizi

pada balita, yaitu:

a) Ketahanan pangan keluarga yang kurang memadai. Setiap keluarga

diharapkan mampu untuk memenuhi kebutuhan pangan seluruh anggota

keluarganya dalam jumlah yang cukup baik jumlah maupun mutu gizinya.

b) Pola pengasuhan anak yang kuarng memadai. Setiap keluarga dalam

masyarakat dikatakan dapat menyediakan waktu, perhatian, dan dukungan

terhadap anak agar dapat tumbuh kembang dengan baik, baik secara fisik,

mental dan sosial.

c) Pelayanan kesehatan dan lingkungan kuarang baik. Sistem pelayanan

kesehatan yang ada diharapkan dapat menjamin penyediaan air bersih dan

Page 19: 9 KAJIAN TEORITIS - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/81/3/2013-2-86205-121410115-bab2-10012014014520.pdfPeran juga merupakan aktivitas mengambil bagian dalam suatu kegiatan tertentu,

27

sarana pelayanan kesehatan dasar yang terjangkau oleh setiap keluaga

yang membutuhkan.

Faktor-faktor tersebut sangat terkait dengan tingkat pendidikan,

pengetahuan, dan keterampailan keluarga. Makin tinggi pendidikan, pengetahuan

dan keterampilan terdapat kemungkinan semakin baik tingkat ketahanan pangan

keluarga, semakin baik pola pengasuhan anak dan keluarga makin banyak

memanfaatkan pelayanan yang ada. Ketahanan pangan keluarga juga terkait

dengan ketersediaan pangan, harga pangan, dan daya beli keluarga, serta

pengetahuan tentang gizi dan kesehatan.

2.2.4 Kriteria Status Gizi Balita

Keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat

gizi dibedakan antara status gizi buruk, status gizi kurang, status gizi baik dan

status gizi lebih. Status gizi juga merupakan ekspresi dari keadaan keseimbangan

dalam bentuk variabel tertentu, atau perwujudan dari nutrition dalam bentuk

variabel tertentu (Almatsier, 2004:34). Dalam menentukan klasifikasi status gizi

digunakan ukuran baku yang sering disebut reference. Baku antropometri yang

sering digunakan di Indonesia adalah world health organization-national centre

health statistic (WHO-NCHS). Berdasarkan baku WHO-NCHS status gizi dibagi

menjadi empat: pertama, gizi lebih untuk over wight, termasuk kegemukan dan

obesitas. Kedua, gizi baik untuk, well nourished. Ketiga, giji kurang untuk under

weightyang mecakup mild dan moderat, PCM (protein, kalori, malnutrition).

Keempat, gizi buruk untuk severe PCM, temasuk marasmus, marasmik-kuasi-

orkor dan kuashiorkor.

Page 20: 9 KAJIAN TEORITIS - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/81/3/2013-2-86205-121410115-bab2-10012014014520.pdfPeran juga merupakan aktivitas mengambil bagian dalam suatu kegiatan tertentu,

28

Gizi buruk adalah suatu istilah teknis yang umumnya dipakai oleh

kalangan gizi, kesehatan dan kedokteran. Gizi buruk adalah suatu kondisi dimana

seseorang dinyatakan kekuranan nutrisi, atau dengan ungkapan lain status

nutrisinya berada dibawah standar rata-rata. Nutrisi yang dimasud bisa berupa

protein, karbohidrat dan kalori. Gizi buruk membawa dampak bukan hanya pada

kehidupan anank-anak yang masih berusia muda, akan tetapi saat ini telah terjadi

pada hampir semua golongan umur (http://miskhey.blokspot.com/

2008/12/pengertian-gizi-buruk.html).

Status gizi kurang adalah keadaan dimana balita atau orang dewasa kurang

memperoleh gizi yang seimbang serta menjalani pola hidup yang kurang sehat.

Status gizi baik adalah keadaan balita maupun orang orang dewasa yang berada

pada keadaan normal.

Satatus gizi lebih adalah suatu keadan yang melebihi berat badan normal

atau seharusnya. Sedangkan obesitas adalah penimbunan lemak lubuh yang

berlebihan sehingga berat badan jauh diatas normal dan dapat membahyakan

kesehatan (Hardian, 2008:Online).

2.2.5 Pengaruh Status Gizi Buruk pada Balita

Kasus gizi buruk terutama banyak terjadi pada anak-anak yang akan

berpengaruh pada masa depan mereka, karena gizi buruk akan menyebabkan

menjadi lemas, lesu, malas beraktivitas, malas untuk berfikir, bahkan kematian

pada balita. Kasus ini terihat biasa dan sering diremehkan oleh penderita maupun

orang tua mereka, Karena kurangnya pengetahuan mereka tentang gizi buruk

Page 21: 9 KAJIAN TEORITIS - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/81/3/2013-2-86205-121410115-bab2-10012014014520.pdfPeran juga merupakan aktivitas mengambil bagian dalam suatu kegiatan tertentu,

29

maupun dampaknya. Sehingga disini diharapkan peran pemerintah khususnya

instansi ke-sehatan untuk memberiakn penyuluhan mengenai gizi buruk tersebut.

Gizi buruk adalah keadaan kekurangan energi dan protein tingkat berat

akibat kurang menkonsumsi makanan yang bergizi dan atau menderita sakit dalam

waktu lama. Ditandai dengan status gizi yang sangat kurang dan hasil

pemeriksaan klinis menunjukkan gejala marasmus, kuashiorkor atau masmik

kuashiorkor. Bila jumlah asupan zat gizinya sesuai dengan kebutuhan yang

dibutuhkan oleh tubuh di sebut seimbang (gizi baik), tetapi bila asupan zat gizi

yang dibutuhkan oleh tubuh lebih rendah maka disebut gizi kurang, sedangkan

bila asupan zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh sangat kurang disebut gizi buruk.

Keadaan kurang zat gizi tingkat berat yang disebabkan rendahnya konsumsi

energi dan protein dalam waktu yang ditandai dengan berat badan menurut umur

yang berbeda (Pudjiadi, 2010:10).

Seperti yang disebutkan sebelumnya, gejala gizi buruk ada tiga yaitu

marasmus, kuashiorkor, dan marasmik kuarhiorkor. Marasmus memiliki ciri-ciri

seperti anak sangat kurus, wajah seprti orag tua, cengen dan rewel, rambut tipis

dan jarang, kusam, kulut keriput, tulang iga tampak jelas, pantat kendur dan

keriput, perut cekung. Kuashiorkor memiliki ciri-ciri seperti wajah bulat dan

sembab, cengeng dan rewel, apatis rambut tipis, warna rambut jagung, mudah

dicabut tanpa rasa sakit kedua punggung kaki bengkak, bercak merah kehitaman

ditungkai atau dipantat.

Suparyanto (2010:Online), berpendapat bahwa gangguan gizi disebabkan

oleh faktor primer atau sekunder. Faktor primer adalah bila susunan makanan

Page 22: 9 KAJIAN TEORITIS - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/81/3/2013-2-86205-121410115-bab2-10012014014520.pdfPeran juga merupakan aktivitas mengambil bagian dalam suatu kegiatan tertentu,

30

seseorang salah dalam kuantitas dan kualitas yang di sebabkan oleh kurangnya

penyediaan pangan, kurang baiknya distribusi pangan, kemiskinan, ketidaktahuan,

kebiasaan pola makan yang salah dan sebagainya. Faktor sekunder meliputi

semua faktor menyebabkan zat-zat gizi tidak sampai di sel-sel tubuh setelah

makanan dikonsumsi misalnya faktor yang menyebabkan terganggunya

pencernaan, seperti gigi geligi yang tidak baik, kelainan struktur saluran cerna dan

kekurangan enzim.

Dampak status gizi buruk bagi balita adalah tingkat intelek balita turun 10

hingga 15 point, IQ dengan konsekwensi resiko tidak mampu mengadopsi atau

menangkap ilmu pengetahuan. Daya fikir mereka sangat lemah akibat defisiensi

atau kekurangan berbagai mikro nutrient seperti yodium, Fe dan KEP (Kurang

Energi Protein) sebagai unsur makanan bergizi, namun gizi tersebut mereka tidak

dapat-kan semasa balita. Dampak yang paling parah dari gizi buruk ini adalah bisa

menyebabkan kematian, terutama pada balita yang menderita gizi buruk tersebut.

2.3 Relevansi Antara Kegiatan Dasa Wisma dalam Membina Status Gizi

Balita.

Kegiatan Dasa Wisma merupakan bagian dari pendidikan kehidupan

keluarga dan termasuk pada salah satu program Pendidikan Luar Sekolah untuk

memberikan layanan kepada anggota dalam rangka mencapi tujuan-tujuan

tertentu.

Pendidikan yang dimaksud berkaitan dengan nilai-nilai, prinsip-prinsip,

dan kegiatan kehidupan keluarga yang bertujuan untuk memperluas dan

Page 23: 9 KAJIAN TEORITIS - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/81/3/2013-2-86205-121410115-bab2-10012014014520.pdfPeran juga merupakan aktivitas mengambil bagian dalam suatu kegiatan tertentu,

31

memperkaya pengalaman semua anggota keluarga, laki-laki maupun perempuan,

berpartisipasi dalam kehidupan keluarga sebagai satu kesatuan kelompok.

Pendidikan keluarga yang dilakukan melalui kelompok Dasa Wisma

merupakan bagian dari Pendidikan Luar Sekolah, yang dititik beratkan pada

gerakan pembangunan masyarakat yang tumbuh dari bawah sebagai motor

penggerakan untuk membangun keluarga sebagai unit atau kelompok terkecil

dalam masyarakat dan bertujuan membantu pemerintah untuk ikut serta

memperbaiki dan membina tata kehidupan dan penghidupan keluarga yang

dijiwai oleh pancasila menuju terwujudnya keluarga yang dapat menikmati

keselamatan, ketenangan dan ketentraman hidup lahir dan batin (keluarga

sejahtera).

Dalam mengintesifkan kegiatannya, kelompaok Dasa Wisma mengadakan

pertemuan secara bulanan untuk membahas 10 program utama Pemberdayaan

Kesejahteraan Keluarga (PKK). Selain itu kelompok Dasa Wisma juga melakuan

berbagai kegiatan di lingkungan masyarakat dalam upaya mewujudkan dan

meningkatkan pembangunan kesehatan masyarakat desa (Yoseph, 2006:163),

seperti:

a. Mengelola “Posyandu” (pusat perawatan kesehatan keluarga).

b. Sosialisasi program lingkungan yang bersih,

c. Sosialisasi program kesehatan pangan keluarga dan gizi.

d. Pembinaaan ibu rumah tangga dalam pemberian asi eklusif,

e. Menaggulangi anak dengan status gizi kurang/lebih

f. Memanfaatkan halaman rumah untuk ditanami dengan apotik hidup.

Page 24: 9 KAJIAN TEORITIS - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/81/3/2013-2-86205-121410115-bab2-10012014014520.pdfPeran juga merupakan aktivitas mengambil bagian dalam suatu kegiatan tertentu,

32

Sedangkan (Pontoh, 2006:36) mengemukakan bahwa beberapa masalah

kesehatan yang menjadi jangkauan kerja dari anggota Dasa Wisma sebagai

berikut:

a. Usaha perbaikan gizi keluarga.

b. Masalah pertumbuhan anak.

c. Makanan sehat bagi keluarga.

d. Masalah kebersihan lingkungan.

e. Masalah bencana dan kegawatdaruratan kesehatan termasuk resikonya.

f. Masalah kesehatan ibu, bayi dan balita.

g. Masalah penyakit

Kurniawan (2007:74) berpendapat bahwa peran Dasa Wisma dalam

membina status Gizi Balita adalah :

1. Mencatat dan membuat laporan tentang data keluarga seperti: ibu hamil,

kelahiran serta kematian yang terjadi di lingkungannya.

2. Penyuluhan tentang Keluarga Berencana (KB), kesehatan, sanitasi dan lain-

lain.

3. Mengingatkan agar ibu hamil memeriksakan diri ke dokter secara rutin.

4. Usaha perbaikan gizi keluarga.

Disadari atau tidak, keberadaan Dasa Wisma merupakan sebuah usaha

untuk meningkatkan kesejahtraan mesyarakat melalui peningkatan kesehatan ibu

dan anak. Berbagai peran yang dilakukan oleh Dasa Wisma dalam hal kesehatan

khususnya dalam membina status gizi balita tak dapat diragukan lagi dalam

mempersiapkan sumber daya manusia yang sehat jasmani dan rohani.

Page 25: 9 KAJIAN TEORITIS - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/81/3/2013-2-86205-121410115-bab2-10012014014520.pdfPeran juga merupakan aktivitas mengambil bagian dalam suatu kegiatan tertentu,

33

Pengerakan dan pemberdayaan ibu rumah tangga/masyarakat dibidang

kesehatan akan menghasilkan kemandirian ibu rumah tangga dibidang kesehatan.

Dengan demikian kemandirian ibu rumah tangga/masyarakat dibidang kesehatan

bisa diartikan sebagai kemampuan untuk dapat mengidentifikasi masalah

kesehatan yang ada dilingkungannya, kemudian merencanakan dan melakukan

cara pemecahannya dengan memanfaatkan potensi setempat tanpa tergatung ada

bantuan dari luar.