45

9-Karimun_Riau

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Karimun Riau Indah

Citation preview

Page 1: 9-Karimun_Riau
Page 2: 9-Karimun_Riau

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia adalah negara kesatuan yang terdiri dari 13.000 pulau. Ditinjau

dari segi pengembangan dan pembangunan wilayah Indonesia terdapat

masalah pemerataan pengembangan wilayah di luar Jawa yang bersifat

memerangi keterbelakangan pembangunan di berbagai bidang.

Pengembangan wilayah pantai sudah selayaknya memperhatikan aspek

geologi pada saat pengambilan keputusan, sehingga dampak negatif dapat

ditekan sekecil mungkin.

Pusat Pengembangan Geologi Kelautan (PPGL) mempunyai tugas dan

fungsi melakukan kegiatan penelitian di wilayah perairan Indonesia. Salah

satu dari tugas tersebut adalah program inventarisasi pemanfaatan geoogi

wilayah pantai. Untuk Tahun Anggaran 1998/1999 Proyek Penyelidikan

Geologi Wilayah Pantai PPGL telah mengusulkan dan memilih perairan

sekitar P. Karimun Besar, Kepulauan Riau, Propinsi Riau.

Penyelidikan geologi wilayah perairan P. Karimun Besar adalah kelanjutan

dari penyelidikan geologi wilayah pantai yang telah diselenggarakan oleh

Pusat Pengembangan Geologi Kelautan. Penyelidikan ini dilaksanakan guna

memberikan informasi data dasar dalam menunjang pengelolaan, pelestarian

dan pemanfaatan potensi wilayah pantai, terutama yang erat kaitannya

dengan pertumbuhan nasional.

P. Karimun Besar merupakan kepulauan yang dekat letaknya dengan

negara tetangga yaitu Singapura dan Malaysia dan termasuk kawasan

pengembangan SIJORI (Singapura - Johor (Malaysia) - Riau). Oleh karena

itu kegiatan inventarisasi ini sangat penting artinya untuk menilai

kemampuan kawasan pantai ini dari segi kepariwisataan dan beragam aspek

geologi yang dapat menunjang dalam pengembangan wilayah sesuai

dengan tata ruang.

1

Page 3: 9-Karimun_Riau

1.2 Maksud dan Tujuan

Maksud penyelidikan yaitu untuk menginventarisasi data dasar mengenai

geologi dan beberapa aspek oseanografi baik pengukuran langsung maupun

sekunder. Sedangkan tujuan kegiatan inventarisasi kawasan pantai P.

Karimun Besar dan sekitarnya adalah untuk mendata kemungkinan potensi

sumberdaya mineral dan potensi geologi lainnya sebagai sumbang saran

dalam pengembangan wilayah pesisir pantai yang diarahkan pada

peningkatan pariwisata yang mampu menggalakkan kegiatan ekonomi dan

sektor lainnya, seperti : peningkatan pendapatan masyarakat setempat,

kesempatan berusaha, penambahan lapangan pekerjaan dan akhirnya dapat

meningkatkan pendapatan asli daerah dan negara .

1.3 Lokasi dan Kesampaian Daerah

Perairan P. Karimun Besar termasuk daerah pengembangan kawasan

Indonesia bagian barat termasuk wilayah Kepulauan Riau, Propinsi Riau.

Secara geografis terletak pada koordinat 00o55'00” - 01o 10' 00” LU dan

103o 15' 00” - 103o 35' 00 BT (Gambar 1).

Daerah penyelidikan dibatasi oleh di sebelah utara dengan wilayah Malaysia,

sebelah barat P. Sumatra, sebelah timur Selat Durian dan sebelah selatan P.

Kundur . Lokasi daerah penyelidikan dapat ditempuh dengan menggunakan

angkutan darat dari Pekanbaru ke pelabuhan laut Tanjung Buton disambung

dengan pelayaran laut regular ke Selat Panjang kemudian terus ke Tanjung

Balai Karimun. Pencapaian antar desa dan pulau di sekitar perairan daerah

penyelidikan relatif mudah dijangkau, oleh karena adanya infrastruktur

berupa jalan darat dan pelabuhan laut beserta prasarananya, yakni

kendaraan bermotor dan kapal laut.

1.4 Luas, Skala Peta, dan Rencana Waktu Penyelidikan

Daerah penyelidikan mempunyai luas lebih kurang 300' km2 atau 1013.8 km

2

dengan panjang garis pantai 100 km. Peta kerja memakai skala 1:50.000.

Pelaksanaan penyelidikan lapangan direncanakan mulai minggu pertama

2

Page 4: 9-Karimun_Riau

bulan Juni 1998 sampai dengan minggu ke-empat bulan Juni 1998 selama

kurang lebih 24 hari kerja.

Gambar 1. Peta lokasi daerah selidikan

3

Page 5: 9-Karimun_Riau

BAB II GEOLOGI REGIONAL

2.1 Sebaran Batuan

Keadaan geologi P. Karimun tidak dapat dipisahkan dengan geologi P.

Kundur dibagian selatannya, maka pembahasan geologinya selalu dikaitkan

antar keduanya. Berdasarkan peta Geologi (Cameron, et. al, 1992)

stratigrafi daerah Karimun - Kundur secara umum dapat dibedakan menjadi

dua kelompok batuan, yaitu: batuan berumur Pra-Tersier dan Kuarter.

2.1.1 BATUAN PRA-TERSIER

Batuan Pra-Tersier yang dijumpai di daerah ini berupa batuan

sedimen/metasedimen dan batuan intrusif. Sebagian besar batuan

sedimen yang ditemukan di daerah ini telah berubah menjadi

metasedimen, seperti serpih hornfels dan batupasir hornfels.

a. Batuan Sedimen/Metasedimen

Batuan sedimen/metasedimen Pra-Tersier yang terdapat di Lembar

Bengkalis dan Siak Sri Indrapura (Cameron, et. al., 1982) diwakili

olah formasi Malarco, Formasi Papan dan Formasi Bintang.

Formasi Malarco terdapat di P. Karimun, terdiri dari serpih

hornfels, batupasir, rijang (?), konglomerat (?), batugamping dan

batuan gunungapi riodasitik berumur Karbon (?) - Trias Akhir.

Formasi ini memperlihatkan kemiripan litologi dengan Formasi

Papan di P. Kundur. Hanya saja dalam Formasi Malarco

berkembang batuan volkanik riodasitik. Raadshoven dan Swart

4

Page 6: 9-Karimun_Riau

(1942), Gobbert (1973) dan Haile et. al (1977) memperkirakan

bahwa formasi ini setara dengan Kelompok Raub (Cameron et. al,

1982).

Formasi Papan, yang terdapat di P. Kundur, tersusun atas serpih,

batupasir dan konglomerat kuarsa yang menjadi hornfels pada

kontak denga granit dan berumur Trias Tengah - Trias Akhir.

Formasi ini sangat mirip dengan Formasi Kualu yang terletak di

Pematang Siantar, Formasi Bangka, serta Formasi Semanggol di

Malaysia barat laut. jika korelasi ini benar, maka Formasi Papan

merupakan bagian dari Kelompok Peusangan yang berumur Perm

Akhir - Tria Akhir.

Formasi Bintang merupakan batuan Pra-Tersier yang tersingkap

di P. Sanglar Besar (di sebelah tenggara P. Kundur) dan terdiri atas

serpih, batupasir, konglomerat dan bongkah konglomerat alas.

bagian bawah formasi ini berumur Rhaetian (Trias Akhir) dan

bagian atasnya berumur Jura.

b. Batuan intrusif

Batuan intrusif banyak dijumpai di kepulauan ini, terdiri dari granit

dan gabro. Granit dapat dibedakan menjadi Granit Karimun, Granit

Kundur, dan Granit Tak Terpisahkan. Sedangkan gabro hanya

ditemukan dalam Komplek Merak.

Granit Kundur berwarna abu-abu, umumnya berukuran kasar

dengan megakristal ortoklas/mikrolin. Granit ini dijumpai di bagian

tengah P. Kundur dan P. Kanipaan, sedangkan Granit Karimun

berwarna merah muda dan jarang ditemukan megakristal muskovit

dan K-Felspar, ditemukan di P. Karimun Kecil. Kedua granit ini

5

Page 7: 9-Karimun_Riau

diperkirakan berumur Trias Tengah - Trias Akhir.

Cameron et. al., 1982 menyatakan Granit Karimun memperlihatkan

kemiripan dengan granit jalur Timur (Trengganu dan Belitung),

terletak di bagian timur Bentong-Raub Suture, sedangkan Granit

Kundur mirip granit pada Jalur utama (Kinta Valley dan Bangka).

Granit Tak Terpisahkan terdapat di P. Rabi, P. tulang dan P. parit

dan hubungannya dengan kedua granit terdahulu tidak dapat

dipastikan. Germeeraad (1941) memperkirakan granit tak

terpisahkan ini adalah granit porfiritik yang teralterasi dan

merupakan roof pendant (batuan lebih tua yang terdapat di bagian

atas tubuh batolit dari Granit Karimun.

Komplek Merak terdiri atas metagabro hornblenda, amfibolit dan

sekis hornblenda dan diperkirakn berumur lebih tua dari Granit

Kundur, Granit karimun, dan Granit Tak Terpisahkan. Komplek

Merak ini dijumpai di P. Merak, P. Tulang, P. Tembelas bagian

selatan dan Tanjung Melolo di bagian barat P. Karimun. Komplek

ini diperkirakan merupakan indikasi adanya Bentong - Raub Suture

yang diperkirakan berumur Trias Tengah - Trias Akhir.

2. KUARTER

Aluvium pada daerah selidikan dapat dibagi menjadi dua, yaitu:

Endapan Permukaan Tua dan Endapan Permukaan Muda.

Endapan Permukaan Tua tersebar luas di P. Kundur, P. Karimun dan

pulau-pulau sekitarnya. Endapan ini terdiri atas lempung, lanau, kerikil

lempungan, sisa-sisa tumbuhan dan pasir granit. Satuan ini

merupakan endapan fluviatil dan berumur Plistosen Atas.

Endapan Permukaan Muda terletak tidak selaras di atas Endapan

Permukaan Tua terdiri atas lempung, lanau, kerikil licin, sisa-sisa

tumbuhan rawa, gambut, dan terumbu koral. Satuan ini diendapkan di

lingkungan inner sublitoral dan berumur Holosen

6

Page 8: 9-Karimun_Riau

2.2 Struktur Geologi

Pengamatan foto udara menunjukkan adanya struktur berarah

baratlaut - tenggara pada singkapan Formasi Papan dan Formasi

Malarco.

Komplek Merak yang merupakan dismembered ophiolite dari Bentong

- Raub Suture, memperlihatkan kelurusan berarah Timur Tenggara di

antara P. Karimun dan P. Kundur.

Kedua arah di atas merupakan struktur Pra-Tersier yang terlihat paling

jelas di daerah ini.

Penyusupan kerak samudera ke arah timur di bawah Zona Benioff

pada Zaman karbon menyebabkan terjadinya volkanisme felsik, pluton

granit dan sedimentasi endapan flysch (Formasi Malarco di P.

Karimun). Belum diketahui secara pasti kapan tumbukan terjadi, tetapi

Bentong - Raub Suture telah ada sebelum terbentuknya granit Main

Range di Malaysia barat pada Trias Tengah/Akhir. Berdasarkan

penelitian Hamilton (1979), granit ini mempunyai kandungan strontium

tinggi. Sebelum dan selama pembentukan pluton ini, Formasi Papan

dan formasi yang seumur diendapkan di cekungan yang terletak di

sebelah barat.

Timah primer ditemukan pada urat kuarsa dan greisen yang

berdekatan dengan kontak antara granit dan Formasi Papan. Urat-urat

ini berarah 105o dengan kemiringan hampir tegak. Tidak ada laporan

mengenai keberadaan timah di Formasi Malarco. Tetapi Cameron et.

al., memperkirakan adanya potensi timah placer di sepanjang margin

granit

7

Page 9: 9-Karimun_Riau

Gambar 2. Peta geologi daerah daerah P. Karimun Besar dan sekitarnya

8

Page 10: 9-Karimun_Riau

BAB III METODA PENYELIDIKAN

Metoda penyelidikan meliputi penentuan posisi, pengamatan oseanografi (pasang

surut, gelombang dan arus), deskriptif geologi (karakteristik pantai dan

percontohan sedimen) dan analisa laboratorium.

3.1 Penentuan Posisi

Operasional lapangan menggunakan kapal motor yang dilengkapi dengan

penuntun arah (kompas). Penentuan posisi data geologi dan geofisika

dilakukan dengan menggunakan perangkat "global positioning system

(GPS)" jenis MAGELLAN GPS 31001. Alat ini bekerja dengan dukungan

Satelit, setelah diaktifkan dan diprogram maka akan terlihat posisi titik-titik

koordinat dalam bentuk lintang dan bujur geografis atau bidang proyeksi

(UTM) yang dapat disimpan atau langsung dibaca pada layar monitor.

Alat penunjang penentu posisi selain perangkat MAGELLAN yaitu: satu unit

electric distance meter Sokhisa RED2L, prisma Sokhisa, baterai charger

EDM CDC15, calculator Casio PB700, statif, rambu ukur, theodolit Sokhisa

TM10E dan TS20A, levelling instrumen Wild/NA2, dan radio komunikasi.

3.2 Oseanografi

Dalam penyelidikan oceanografi faktor angin, gelombang dan arus

merupakan gejala alam yang saling terkait, terutama dalam proses erosi dan

akrasi terhadap aspek geologi (batuan dan struktur). Metoda penyelidikan

yang dilakukan meliputi pengukuran pasang surut, dan analisis dari data

angin sekunder untuk prediksi arus permukaan, perubahan garis pantai dan

pergerakan sedimen.

Pengukuran pasang surut menggunakan periode pengamatan jangka

pendek (15 hari) yang dilakukan secara simultan. Pencatatan naik turun

permukaan air laut dilakukan secara manual dengan interval waktu selang 30

menit dan di plot pada kertas milimiter blok. Penentuan konstanta harmonik

9

Page 11: 9-Karimun_Riau

dan tipe pasang surut dipakai pendekatan Metoda Admiralty (1946) yang

pengolahan datanya dibantu oleh program perangkat lunak LOTUS 123.

Untuk arus permukaan, perubahan garis pantai dan pergerakan sedimen

dilakukan prediksi energi fluks gelombang berdasarkan pemisahan frekuensi

data angin tahunan dari Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) Jakarta.

Dengan menggunakan pendekatan yang diusulkan oleh SMB (Svertdrup,

Munk dan Bretschneider, 1952). Kecepatan angin lebih dari 10 knots (19

Km/jam) dianggap dapat membangkitkan gelombang. Dari prosentasi

frekuensi data angin terpilih, kemudian tinggi dan periode gelombang

diprediksi dengan menggunakan kurva karakteristik gelombang untuk

perairan dangkal (5 feet). Hasil prediksi kemudian disebandingkan dengan

diskriptif kualitatif, khususnya terhadap aspek geologi yang salah satunya

resistensi batuan, apakah erosi dan akrasi tersebut sesuai atau tidak di

lapangan.

Alat penunjang pengukuran oseanografi ini yaitu: rambu ukur, theodolit,

stopwatch dan alat tulis menulis.

3.3 Geofisika

Metoda penelitian geofisika yang digunakan ialah pemeruman. Posisi

koordinat data pemeruman dibaca dalam selang waktu 2 menit kemudian

didigit dan diplot ke dalam peta kerja skala peta 1:50.000. Data diambil

secara terpadu dengan maksud dan tujuan antara lain:

Data kedalaman laut sebagai bahan pembuatan peta batimetri guna

mengetahui keadaan morfologi dan kemantapan lereng dasar laut.

Data kedalaman laut sebagai pengontrol pengambilan contoh sedimen.

Pemeruman dilakukan dengan menggunakan perangkat Raytheon DE719,

bekerja dengan prinsip pengiriman pulsa energi gelombang suara dari

permukaan laut melalui “transmitting transducer” secara vertikal ke dasar

laut. kenudian gelombang suara akan dipantulkan dari dasar laut dan

diterima oleh “receiver transducer”. Gelombang suara yang diterima akan

ditransformasikan menjadi pulsa energi listrik ke “receiver”. Sinyal-sinyal

10

Page 12: 9-Karimun_Riau

tersebut diperkuat dan direkam pada “recorder” dalam bentuk grafis maupun

digital dengan sapuan terkecil pada kertas selebar 200 mm dengan antara

kedalaman 0 - 80 m.

3.4 Geologi

Metoda penelitian geologi selain deskriptif karakteristik pantai, geologi teknik

dan pengambilan percontohan sedimen dilakukan pula pengamatan dan atau

kompilasi untuk pembuatan peta-peta evaluasi wilayah.

3.4.1 Karakteristik Pantai

Karakteristik Pantai dilakukan secara deskriptif kualitatif menggunakan

metoda seperti diusulkan oleh Doland, dkk (1975) yaitu berdasarkan

gabungan geologi, relief, karakteristik garis pantai dan proses

dominan dengan beberapa modifikasi pada legenda dan skala peta.

Pengeplotan data dipandu oleh alat penentu posisi MAGELLAN GPS

31001 dan orientasi lapangan dengan menggunakan peta dasar skala

1: 50.000.

3.4.2 Pengambilan contoh

Pengambilan contoh sedimen hanya akan menggunakan

pemercontoh comot ("grab sampler). Diambil pula contoh sedimen

pantai dan batuan sebagai data penunjang dalam inventarisasi

potensi sumberdaya mineral. Nomenklatur sedimen diklasifikasikan

menurut "diagram segitiga Folk" (1980). Sedangkan untuk proses

pengendapan dilakukan dari penafsiran besar butir berdasarkan

pendekatan statistika (kurva frekuensi kumulatif, kurva frekuensi

(histogram), modus (kesukaan butir untuk mengendap) dan moment.

Peralatan penunjang pengambilan contoh sedimen dan deskriptif

geologi yaitu: pemercontoh comot, tambang nilon 100 meter, palu

geologi, kompas geologi, loupe pembesar 1x10 dan 1x20, kantong

plastik dan alat tulis menulis.

11

Page 13: 9-Karimun_Riau

3.4.3 Geologi Teknik

Metoda geoteknik yang dilakukan adalah pengambilan contoh tanah

atau sedimen dengan mengunakan alat Shelby Tube. Contoh tanah

yang diperoleh kemudian dianalisa berdasarkan kadar air tanah, batas

cair/plastis, dan konsolidasi tanah. Analisis kadar air tanah

kegunaannya untuk menentukan kadar air tanah yaitu merupakan

perbandingan berat air yang terkandung dalam tanah dengan berat

kering tanah yang dinyatakan dalam prosen (%). Analisis ini

digunakan untuk juga untuk analisis konsolidasi dimana sebelum dan

sesudah analisis konsolidasi harus diketahui kadar air tanahnya.

Analisis batas cair/plastis adalah analisis untuk mengetahui keadaan

tanah dalam batas cair atau plastis.

Analisis konsolidasi untuk menentukan sifat pemampatan suatu jenis

tanah yaitu sifat-sifat perubahan isi dan proses keluarnya air dari

dalam tanah yang diakibatkan adanya perubahan tekanan vertikal

pada tanah tersebut. Metoda yang dipakai adalah Metoda Terzaghi

(1948), yaitu suatu metoda teoritis yang didasarkan atas beberapa

penyerdehanaan tertentu, untuk menentukan distribusi kelebihan

tekanan hidrostatis pada suatu lapisan, yang berkonsolidasi setelah

dibebani atau derajat konsolidasi (U) berupa persamaan diferensiasi

yang jawabannya dapat dipakai untuk menentukan besarnya

konsolidasi.

Peralatan yang digunakan untuk pengambilan contoh tanah ini yaitu :

Shelby Tube, cangkul, sekop, pisau pemotong, pita ukur, dan alat

tulis.

3.5 Analisa Labolatorium

Diawali oleh pemerian contoh sedimen secara visual, kemudian preparasi

untuk berbagai keperluan analisis, antara lain: besar butir sedimen, mineral

berat, dan analisis mekanika tanah.

12

Page 14: 9-Karimun_Riau

BAB IV HASIL PENYELIDIKAN

4.1 Lingkungan Pantai

Lingkungan pantai yang akan dibahas berikut ini meliputi : topografi dan

aliran sungai, tata guna lahan dan vegetasi, pemukiman dan transportasi,

serta karakteristik pantai.

4.1.1 Topografi dan Aliran Sungai

Bentukan morfologi suatu daerah selidikan dikenal sebagai

bentang alam atau topografi sangat dipengaruhi oleh batuan

pembentuknya. Berdasarkan pengamatan pada peta topografi,

wilayah P. Karimun Besar dapat dibagi menjadi dua bentukan bentang

alam, yaitu bentuk bentang alam dataran rendah dan perbukitan terjal.

Bentuk bentang alam dataran rendah mempunyai luas sekitar 70%

dari daerah selidikan yang tersebar hampir di seluruh bagian P.

Karimun kecuali di bagian utara. Berdasarkan peta geologi, dataran ini

tersusun oleh aluvium berupa Endapan Aluvium Tua yang terdiri atas

lempung, lanau, kerikil lempungan, sisa-sisa tumbuhan dan pasir

granit. Pada umumnya wilayah pantai P. Karimun terletak pada

dataran rendah ini.

Bentang alam perbukitan terjal hanya terdapat di bagian utara P.

Karimun Besar dan P. Karimun Kecil, sekitar 30% dari luas

keseluruhan. Menurut peta geologi bentukan ini merupakan batuan

granit yang dikenal sebagai Granit Karimun berwarna merah muda.

Disekitar perbukitan terjal ini banyak dijumpai penambangan batuan

granit oleh beberapa perusahaan, baik yang dikelola oleh BUMN

13

Page 15: 9-Karimun_Riau

ataupun perusahaan swasta.

Aliran sungai di daerah selidikan dipengaruhi oleh jenis batuan yang

dilewatinya. Jika sungai melewati daerah dengan batuan penyusun

batuan beku maka sungainya tidak terlalu lebar dan berkelok-kelok

(meander). Sedangkan jika aliran sungai melalui dataran rendah,

dimana batuan penyusunnya aluvial maka aliran sungai bermeander.

Terdapat air terjun yang tidak begitu besar yaitu di daerah Pongkar,

bagian barat daerah selidikan, yang dijadikan obyek wisata oleh

masyarakat setempat

4.1.2 Tata Guna Lahan dan Vegetasi

Berdasarkan peta Rupa Bumi Indonesia (Bakosurtanal, 1992) dan pengecekan lapangan, penggunaan lahan di daerah penyelidikan

adalah sebagai berikut (Gambar 3.) :

Kawasan pertanian lahan kering

Daerah pertanian lahan kering terdapat di pedataran bergelombang,

pada jenis tanah alluvial atau soil hasil pelapukan granit. Status

hara tanah yang dievaluasi secara umum dengan penafsiran sifat-sifat

kimia tanah yang dianalisis dari sampel komposite lapisan atas (0 - 30

cm) dan 30 - 60 cm. dari analisis tersebut didapatkn data sebagai

berikut :

Reaksi tanah di areal pertanian lahan kering pada lapisan 0 - 30

cm dan 30 - 60 cm, sangat masam (pH 3.5 - 4.0).

Kandungan C-organik pada lapisan 0 - 30 cm rendah sampai

sedang, pada 30 - 60 cm., sangat rendah

P2O5 total pada kedua lapisan bervariasi dari rendah sampai

sedang.

Kandungan K2O total rendah sampai sedang (6 - 23 mg/100g)

14

Page 16: 9-Karimun_Riau

Nilai kejenuhan basa (KB) sangat rendah (1 - 3%).

Secara garis besar daerah pertanian lahan kering ditumbuhi

komunitas hutan dan komunitas kebun karet. Dari beberapa sampel

pengamatan diketahui beberapa jenis pohon telah tumbuh di lokasi ini

seperti : petai, nangka, kelapa, mangga, rambutan, sawo dan lain lain.

Luas daerah ini ditafsirkan sekitar 30 % dari total area yang berada di

pesisir pantai.

Hutan lindung

Hutan lindung menempati areal sekitar 10 % dari total penyebaran di

daerah penyelidikan. Hutan ini menempati daerah sekitar G. Jantan

dan G. Betina serta di daerah Karimun anak. dengan dominasi

tanaman hutan primer seperti kandis hutan, jambu monyet, kayu

tulang, membulan, teratai dan lain-lain.

Kawasan Resapan Air

Kawasan resapan air menempati lereng-lereng perbukitan disebelah

utara daerah penyelidikan, yang menempati sekitar 30 % dari total

area. Kawasan ini meropakan reservoar terbuka, tersusun oleh litologi

pasir hingga lanau. kawasan ini berfungsi sebagai resapan air hujan,

yang akan diteruskan menuju bawah permukaan, sehingga akan akan

muncul sebagai air tanah atau mata air di daerah yang lebih rendah.

Kawasan ini sangat penting untuk dijaga kelestariannya, dengan jalan

reboisasi hutan.

Hutan Bakau

Hutan bakau melampar luas disepanjang pantai timur dan selatan

daerah penyelidikan, sekitar 30% dari seluruh total daerah

penyelidikan. Hutan ini berfungsi baik untuk menahan abrasi

gelombang laut , menahan sedimentasi laut dari daratan serta

15

Page 17: 9-Karimun_Riau

menjaga intrusi air laut terhadap muka air tanah. Dari hasil observasi

terhadap komunitas mangrove yang terdapat di stasiun-stasiun

pengamatan terdapat sekitar 15 jenis pohon bakau yang tergolong

dalam 9 famili. Jenis-jenis pohon bakau yang dijumpai adalah sebagai

berikut : Rhizophoraceae, Tancang, Tinggi, Meliaceae, Belah hulu,

Sonneratiaceae, Bogem, Comretaceae, Teruntum, Euphorbiaceae,

dan lain-lain. Pengamatan terhadap mangrove yang terletak disebelah

barat P. Karimun dan utara P. Parit, menunjukkan bahwa kondisi

hutan bakau masih relatif baik dengan dominasi vegetasi jenis

Sonneratia alba, Rhizophora apiculata dan Xylocarpus granatum.

Secara umum diameter pohon berkisar 5 - 20 cm, dengan ketinggian

maksimum sekitar 15 meter. Ketebalan hutan mangrove dari tepi

perairan ke arah daratan cukup variatif, dapat mencapai ketebalan

150 meter. ketebalan hutan bakau kurang dari 150 meter terutama

ditemukan di lokasi-lokasi yang telah dibuka untuk pemukiman.

Dibelakang mangrove, tumbuhan jenis-jenis vegetasi yang merupakan

asosiasi vegetasi pantai dan vegetasi darat. Jenis-jenis vegetasi

bakau, belah hulu dan buta-buta berasosiasi dengan jenis-jenis waru

laut, pandan laut dan pakis laut.

Kawasan Industri Terpadu

Kawasan industri terpadu terdapat di bagian barat laut daerah

selidikan yaitu daerah Teluk Semamal, Teluk Paku, Teluk Semamal,

P. Asam, dan P. Mudu. Industri yang ada antara lain :

PT. Karimun Granit, pertambangan granit yang dilengkapi

pelabuhan bongkar muat batu granit.

PT. Riau Timas, penambangan granit dan pelabuhan bongkar

muat.

PT. Pratama Riau di P. Asam, penambangan pasir darat beserta

pelabuhan bongkar muatnya.

PT. Karimun Indojaya Corporation, pelabuhan dan galangan kapal

16

Page 18: 9-Karimun_Riau

untuk reparasi kapal dalam negeri serta pembuatan kapal baru

baik sipil ataupun militer.

Frekuensi lalu lintas kapal yang melalui Selat Malaka menuju Laut

Cina Selatan sangatlah padat, setiap bulannya rata-rata sekitar 4220

untuk kapal berbendera nasional dan 2270 untuk kapal berbendera

asing sehingga keberadaan pelabuhan alternatif tersebut sangat

penting.

Kawasan Pariwisata

Kawasan pariwisata yang ada meliputi daerah-daerah :

Tanjung Melolo sampai Tanjung Jepun di bagian barat daya,

merupakan daerah wisata teluk dengan pantai berpasir putih. Di

daerah wisata ini dikenal dengan nama Pantai Pelawan.

Daerah Tanjungbalai, daerah di sekitar pelabuhan laut, tempat

jalur keluar dan masuk ke P. Karimun Besar.

Daerah Pongkar, di bagian timur laut daerah selidikan, terdapat

tempat wisata Air Terjun Pongkar.

4.1.3 Pemukiman dan Transportasi

Secara keseluruhan luas wilayah Kecamatan Karimun adalah 1.627

km2, yang terdiri dari 275 km2 luas wilayah daratan dan 1.352 km2

wilayah lautan. Secara administratif pemerintahan Kecamatan

Karimun terbagi atas 5 wilayah desa dan 3 kelurahan.

Keseluruhannya merupakan desa dan kelurahan pantai, dengan

status perkembangan sebagai desa dan kelurahan swasembada.

Pusat pemerintahan Kecamatan Karimun ini adalah Tanjung Balai

Karimun sehingga pemukiman masyarakat terakumulasi pada kota ini.

17

Page 19: 9-Karimun_Riau

Gambar 3. Peta tata guna lahan daerah P. Karimun Besar dan sekitarnya

18

Page 20: 9-Karimun_Riau

Menurut catatan pada tahun 1990 jumlah penduduk di Kecamatan

Karimun adalah 66.359 jiwa atau 12.722 KK sehingga angka

kepadatan penduduk adalah 241 jiwa/km2 (Bappeda dan Kantor

Statistik Kab. Kepulauan Riau, 1991). Sebaran desa-desa lain

terdapat di sepanjang jalan raya yang mengelilingi P. Karimun dan

biasanya berada di dataran rendah dan dekat dengan pantai, seperti

Desa Meral di sebelah barat, merupakan kota dengan pelabuhan laut

nelayan, Desa Teluk Uma dan Pongkar di sebelah timur. Semakin ke

arah utara makin jarang terdapat pemukiman.

Sarana transportasi yang tersedia berupa jalan beraspal mengelilingi

P. Karimun terawat dengan baik tetapi masih kurang adanya papan-

papan penunjuk arah tujuan. Jalan ini juga digunakan oleh

perusahaan-perusahaan yang menambang granit untuk mengirimkan

hasilnya ke pelabuhan. Angkutan umum seperti bus, taksi, motor ojek,

dan angkutan kota jumlahnya sekitar 200 buah. Tidak semua

angkutan umum melalui daerah di sekeliling P. Karimun terutama di

daerah utara sangat jarang kendaraan umum, hanya ada 3 bus dan 3

buah taksi yang rutenya berakhir di Teluk Paku, keadaan ini

menyulitkan masyarakat setempat untuk bepergian ke ibukota

kecamatan atau desa-desa lainnya.

4.1.4 Karakteristik Pantai

Karakteristik pantai daerah P. Karimun Besar dan sekitarnya dapat

dikelompokkan menjadi tiga jenis yaitu pantai berpasir, pantai

berbakau, dan pantai bertebing (Gambar 4).

Pantai Berpasir

Pantai berpasir dicirikan oleh pantai yang ditutupi oleh pasir dengan

sudut kelerengan landai. Bagian berm pantai jenis ini umumnya

ditumbuhi oleh vegetasi pantai. Sedimen pantai berupa pasir

19

Page 21: 9-Karimun_Riau

berwarna kuning sampai kuning kecoklatan, berukuran halus hingga

kasar, terpilah sedang sampai baik dan tersusun oleh kuarsa (70%-

90%), fragmen batuan ( 5%- 10%), cangkang (5%- 10%) dan mineral

hitam (1%-5%). Batuan di daerah ini disusun oleh satuan batuan

Granit Karimun berwarna merah muda dan jarang ditemukan

megakristal muskovit dan K-Feldspar, serta batuan metasedimen yang

diwakili oleh Formasi Malarco, Formasi Papan, dan Formasi Bintang.

Pantai jenis ini dijumpai di daerah berelief sedang hingga tinggi, yaitu

P. Karimun Anak, daera Pedas hingga Pelambung, dan daerah

Pangke. pantai berpasir secara umum mengalami perubahan positif,

yaitu garis pantai menuju ke arah laut. Hal ini disebabkan rejim arus

laut sejajar pantai yang dominan berasal dari angin barat yang

membawa sedimen untuk diendapkan di sekitar pantai. Fenomena ini

memperkuat tafsiran bahwa penyebaran pantai berpasir banyak

ditemukan pada pantai yang berada di sebelah barat daerah selidikan.

Gambar 4. Peta karakteristik pantai daerah P. Karimun Besar

20

Page 22: 9-Karimun_Riau

Pantai Bertebing

Pantai bertebing mempunyai karakter batuan penyusun granit dan

metasedimen dengan tingkat konsolidasi dan resistensi yang sangat

tinggi, pada tempat-tempat tertentu membentuk tanjung. Morfologi

berelief tinggi dan dibeberapa tempat ditemukan jatuhan batuan akibat

pengaruh abrasi.

Pantai jenis ini relatif stabil, kalaupun terjadi perubahan garis pantai ke

arah dataran lebih banyak disebabkan karena aktifitas pertambangan

bahan galian golongan C yang tumbuh subur di daerah ini.

Pantai Berbakau

Pantai berbakau banyak dijumpai di sebelah timur dan selatan daerah

selidikan, yaitu di sekitar P. Parit, P. Tulang dan P. Lumut serta

sebagian kecil di sebelah barat P. Karimun Besar. Penyebaran pantai

berbakau dikontrol oleh morfologi rawa dan endapan pantai, yang

berelief rendah. Pantai jenis ini cenderung mengalami abrasi. Hal ini

disebabkan oleh penebangan bakau serta sifat alami sedimen pantai

yang belum terkonsolidasi.

4.2 Oseanografi

A. Dinamika Proses Pantai

Daerah selidikan secara geografis merupakan daerah pesisir pantai

Pulau Karimun Besar yang berhadapan dengan Selat Malaka. Kondisi

pantainya umumnya menunjukan suatu proses yang berlangsung

secara alami sejalan dengan siklus musim di daerah tersebut. Di

bagian selatan daerah selidikan merupakan kawasan pelabuhan

bongkar muat dan penyeberangan (ferry) yang dipusatkan di Tanjung

Balai, sedangkan di bagian barat merupakan kawasan wisata yang

telah berkembang. Daya tarik lingkungan pantai di daerah selidikan ini

21

Page 23: 9-Karimun_Riau

ditunjang oleh beberapa faktor antara lain keadaan morfologi pantai

yang tersusun atas endapan pasir hampir di sepanjang pantai daerah

selidikan. Sedangkan pengaruh proses oseanografi di beberapa

tempat cukup besar walaupun kawasan ini merupakan perairan semi

tertutup terutama di bagian barat daerah selidikan. Pengaruh

komponen arus pasang surut relatif berpengaruh pada perairan

tertutup seperti di Selat Gelam, demikian pula pola komponen arus

sepanjang pantai yang ditimbulkan oleh energi gelombang.

Berdasarkan hasil penyelidikan ini ada beberapa lingkungan pantai

yang mengalami proses erosi musiman seperti yang dijumpai di

bagian timur daerah penyelidikan. Sedangkan proses sedimentasi

umumnya terdapat di bagian barat dan timur daerah selidikan yang

mana proses sedimentasi ini sangat berkaitan dengan energi

gelombang pasang. Endapan pasir tersebut di beberapa lokasi sangat

menguntungkan terutama untuk melindungi pantai dari energi

gelombang dan sebagai penunjang obyek wisata pantai. Namun untuk

kawasan alur pelayaran endapan pasir/lumpur telah mempersempit

manuver kapal mendekati pelabuhan. Kondisi ini sangat mengganggu

aktifitas pelayaran terutama pada saat keluar masuk kapal-kapal

penyeberangan (ferry). Untuk mengantisipasi hal tersebut di atas telah

dilakukan pemetaan kedalaman (sounding) dan analisis parameter

oseanografi.

B. Analisis Perubahan Lingkungan Pantai

Berdasarkan hasil penyelidikan, kawasan lingkungan pantai telah

banyak mengalami perubahan sejalan dengan aktifitas manusia di

kawasan tersebut. Aktifitas ini berupa pengambilan bahan galian

golongan C yang umumnya telah merusak kawasan lingkungan

pantai. Jika di lihat dari hasil analisis energi gelombang total

menunjukan bahwa secara umum kawasan pantai Pulau Karimun

Besar, relatif kecil mengalami perubahan garis pantai yang

diakibatkan oleh energi gelombang, kondisi ini ditunjukan oleh nilai

22

Page 24: 9-Karimun_Riau

energi fluks yang relatif kecil (Gambar 5).

Abrasi pantai diperkirakan berlangsung hanya pada saat-saat air

pasang maksimum yang diperkuat oleh kondisi klimatologi daerah

setempat. Lingkungan pantai yang cenderung mengalami proses

abrasi yang relatif besar adalah kawasan pantai Tanjung Sebatak,

sedangkan yang mengalami proses sedimentasi terbesar yaitu bagian

utara Tanjung Melolo, kawasan pantai Pongkar dan Sungai Ayam.

Hasil analisis data angin selama 5 tahun menunjukan bahwa

komponen angin dari arah Selatan (S) dan Timur laut (NE) lebih

dominan membangkitkan energi gelombang serta mempengaruhi

siklus sedimentasi dan abrasi di kawasan tersebut (Tabel 1).

Sedangkan arah pergerakan sedimen permukaan sepanjang pantai

cenderung ke arah Barat laut dari Pelabuhan TanjungBalai Karimun

(Gambar 6).

4.3 Geofisika

Penyelidikan geofisika yang dilakukan ialah pemeruman (sounding) untuk

mengetahui kedalaman dasar laut. Pemeruman dilakukan di sekitar perairan

P. Karimun Besar. Hasil pemeruman diproses dengan komputer dan hasil

akhir berupa peta kedalaman dasar laut atau yang disebut dengan peta

batimetri.

Kedalaman laut yang terukur berkisar antara 5 - 30 m. Daerah perairan yang

mempunyai kedalaman laut 5 m biasanya tidak begitu jauh dari garis pantai.

Sedangkan daerah dengan kedalaman laut 20 m sampai 30 m terdapat di

sebelah barat dan timur perairan P. Karimun Besar, di mana sebelah barat

berbatasan dengan Selat Malaka sedang di sebelah timur dengan Selat

Durian. Morfologi dasar laut umumnya landai kecuali di sebelah selatan P.

Karimun Besar, daerah Selat Gelam, mempunyai morfologi yang sedikit terjal

dicirikan dengan adanya kontur-kontur batimetri yang rapat (Gambar 7).

23

Page 25: 9-Karimun_Riau

Gambar 5. Kurva energi fluks gelombang total perairan pantai Tanjung Balai Karimun

24

Page 26: 9-Karimun_Riau

Gambar 6. Peta Pergerakan Sedimen Permukaan Daerah Perairan Karimun Besar dan sekitarnya

25

Page 27: 9-Karimun_Riau

Peta batimetri tersebut dapat dimanfaatkan untuk memberikan informasi bagi

penyelenggara objek wisata di daerah-daerah mana saja yang aman atau

berbahaya untuk kegiatan berenang atau menyelam setelah dipadukan

dengan data-data lain seperti data arus, gelombang, angin, dan parameter

lainnya.

4.4 Geologi

4.4.1 Citra Satelit

Citra satelit adalah gambaran permukaan bumi yang difoto dengan

menggunakan satelit. Satelit yang digunakan disini adalah Satelit

Landsat 5TM 1997. Hasil pemotretan tersebut berupa citra yang

kemudian diolah sehingga menjadi data digital. Data digital ini bisa

berbentuk berwarna atau hitam putih sesuai dengan Band yang

digunakan. Band adalah panjang gelombang sinar pantul dari

permukaan bumi akibat terkena sinar matahari yang kemudian

direkam oleh satelit. Dengan menggabungkan atau memisahkan Band

dapat ditafsirkan perbedaan-perbedaan citra untuk berbagai

permukaan bumi, seperti perbedaan ketinggian, vegetasi, sungai,

laut, danau, danau buatan, kejernihan air, kampung, dan lain-lain.

Hasil pengolahan data digital untuk P. Karimun Besar dan sekitarnya

menunjukkan bahwa terlihat adanya citra yang dapat ditafsirkan

sebagai pola arus berarah barat daya-timur laut di sekitar Selat

Gelam. Gambaran citra bagian utara P. Karimun Besar tidak dapat

terlihat dengan jelas karena tertutup oleh awan yang ditandai dengan

citra berwarna abu-abu (Gambar 8).

Dengan cara yang sama, citra tersebut dapat diklasifikasikan menjadi

mangrove, lahan terbuka akibat galian, kejernihan air laut, dan lokasi

air tawar. Mangrove biasanya berada di pesisir pantai ditunjukkan

dengan citra berwarna gelap. Lahan terbuka akibat galian biasanya

ditunjukkan dengan citra terang. Setelah dicek di lapangan, lahan

terbuka ini ternyata akibat lahan-lahan terbuka penambangan granit

dan bekas-bekas galian yang ditinggalkannya dalam proses reklamasi

26

Page 28: 9-Karimun_Riau

Gambar 7. Peta batimetri daerah Perairan Karimun Besar

27

Page 29: 9-Karimun_Riau

serta lahan-lahan pertanian rakyat. Air laut yang jernih ditandai

dengan citra berwarna gelap karena air laut ini menyerap sinar

matahari. Pada beberapa bagian air laut ini ditandai berwarna terang

akibat adanya kandungan sedimen suspensi di dalamnya. Lokasi

akumulasi air tawar dapat ditafsirkan dari citra berwarna gelap di

daerah daratan (Gambar 9).

4.4.2 Pengambilan Contoh Sedimen Dasar Laut

Pengambilan contoh sedimen dasar laut menggunakan alat yang

disebut Grab Sampler berukuran kecil. Contoh yang diperoleh

berjumlah 33 contoh yang kemudian di analisa berdasarkan besar

butirnya (Gambar 10).

SEBARAN SEDIMEN

Berdasarkan hasil analisis besar butir, secara tekstural sedimen

permukaan dasar laut di daerah perairan P. Karimun Besar, Riau,

dapat dibagi menjadi 9 satuan sedimen : Lanau, Lanau Pasiran,

Lumpur Pasiran sedikit Kerikilan, Pasir sedikit Kerikilan, Pasir

Lumpuran sedikit Kerikilan , Kerikil Pasiran, Pasir, Lumpur Kerikilan,

dan Kerikil. Sebaran masing-masing satuan sedimen tersebut

disajikan pada peta sebaran sedimen permukaan dasar laut (Gambar

11).

Lanau

Sebaran satuan sedimen ini menempati perairan sebelah timur dan

barat daya P. Karimun Besar pada kedalaman yang dangkal di

pinggiran pantai hingga lebih dari 14 m pada daerah lepas pantai.

Secara megaskopik, sedimen ini berwarna abu-abu pucat (olive gray

5Y 4/2) hingga abu-abu kecoklatan (grayish brown 2,5 Y 5/2),

mengandung serat-serat kayu berukuran halus berwarna hitam.

Satuan sedimen ini tersusun oleh fraksi lanau berkisar antara 92,8 % -

98,8 %, pasir antara 0,1 % - 1,6 %, dan lempung antara 1,1 % - 6,7 %.

28

Page 30: 9-Karimun_Riau

Lanau pasiran

Sebaran satuan sedimen ini menempati perairan sekitar pantai antara

Tg. Bulukasap dan Telukama pada kedalaman < 10 m. Secara

megaskopik sedimen ini berwarna abu-abu kecoklatan (grayish brown

2,5Y 5/2), mengandung fragmen cangkang moluska antara 20 % - 45

%.

Satuan ini tersusun oleh fraksi lanau berkisar antara 60,0 % - 81 %,

pasir antara 17,3 % - 38,4 %, dan lempung antara 1,0 % - 1,6 %.

Lumpur pasiran sedikit kerikilan

Satuan sedimen ini terdapat di perairan lepas pantai sebelah timur Tg.

Rambut. Sebarannya tidak begitu luas pada kedalaman kurang dari

10 m. Secara megaskopik sedimen ini berwarna coklat keabu-abuan

(dark grayish brown 2,5Y 4/2). Fraksi pasirnya terdiri dari kuarsa,

mineral hitam, fragmen batuan, bentuk butir menyudut tanggung -

membundar, mengandung sedikit sekali fragmen cangkang moluska.

Satuan sedimen ini tersusun oleh fraksi lumpur (lanau dan lempung)

55,7 %, pasir 44,1 % , dan kerikil 0,2 %.

Pasir sedikit kerikilan

Sebaran satuan sedimen ini terdapat di perairan lepas pantai sebelah

timur Tg. Rambut, perairan sekitar pantai utara P. Parit, dan perairan

utara P. Merak. Di sebelah timur Tg. Rambut, sebaran sedimen ini

menempati perairan yang dangkal pada kedalaman 1 m hingga 7 m

yang diduga merupakan bentuk morfologi gosong pasir pasir bawah

laut yang memanjang dengan arah hampir utara - selatan. Secara

megaskopik sedimen ini berwarna abu-abu terang ( light gray 5Y 7/2),

terdiri dari kuarsa berkisar antara 50 % - 90 %, mineral hitam antara 5

% - 6 %, bentuk butir menyudut - membundar tanggung, terpilah

sedang - buruk, mengandung fragmen cangkang moluska berkisar

antara 4 % - 45 %. Satuan sedimen ini tersusun oleh fraksi pasir

berkisar antara 89 % - 98,9 % dan kerikil antara 1,1 % - 11 %.

29

Page 31: 9-Karimun_Riau

Gambar 8. Pola arus permukaan perairan P. Karimun Besar dan sekitarnya pada bulan Juni berdasarkan atas penafsiran data citra landsat tm th. 1997

30

Page 32: 9-Karimun_Riau

Gambar 9. Klasifikasi tak terselia daerah P. Karimun Besar dan sekitanya berdasarkan atas data citra Landsat 5 TM tahun 1997

31

Page 33: 9-Karimun_Riau

Pasir lumpuran sedikit kerikilan

Sebaran satuan sedimen ini menempati perairan selatan P. Karimun

Besar mulai dari daerah dangkal sekitar pantai hingga kedalaman

lebih dari 15 m pada daerah lepas pantai. Secara

megaskopik,sedimen ini berwarna abu-abu pucat ( olive gray 5Y 4/2),

setempat kandungan kuarsanya hingga mencapai 75 % berupa fraksi

pasir dan kerikil,mineral hitam kurang dari 5 %, terpilah sangat buruk,

bentuk butir menyudut - membundar tanggung, fragmen cangkang

moluska dijumpai lebih dari 25 %, setempat terdapat fragmen kayu

berwarna hitam dengan prosentase kurang dari 6 %.Satuan sedimen

ini tersusun oleh fraksi pasir berkisar antara 48,4 % - 71,4 %, lumpur

(lanau + lempung) antara 28,6 % - 48,9 %, dan kerikil antara 0,1 % -

4,1 %.

Kerikil pasiran

Sebaran satuan sedimen ini menempati perairan sekitar P. Merak

dan perairan pantai utara P. Parit. Sedimen ini tersusun oleh fraksi

kerikil berkisar antara 31,6 % - 92,3 % dan pasir antara 7,7 % - 68,4

%. Secara megaskopik, sedimen ini terdiri dari kuarsa dengan

prosentase > 90 %, mineral hitam dan fragmen cangkang moluska

umumnya kurang dari 5 %, terpilah buruk - sangat buruk, bentuk butir

menyudut - membundar tanggung. Fraksi kerikil terdiri dari kuarsa dan

fragmen pecahan kuarsit berwarna abu-abu terang hingga berwarna

hitam. Fraksi pasir berwarna abu-abu pucat ( light olive gray 5Y 6/2)

dan terdiri dari kuarsa sebagai penyusun utama.

Pasir

Sebaran satuan sedimen ini terdapat di selatan P. Merak. Sedimen

ini tersusun oleh 100 % fraksi pasir, berwarna abu-abu pucat (light

olive gray 5Y 6/2). Terdiri dari kuarsa lebih dari 90 %, mineral hitam 5

%, bentuk butir menyudut -menyudut tanggung, terpilah baik, fragmen

32

Page 34: 9-Karimun_Riau

cangkang moluska lebih besar dari 5 %.

Kerikil

Satuan sedimen ini terdapat secara lokal di utara Tg. Busung, P. Parit,

tersusun oleh lebih dari 95 % fraksi kerikil dan fraksi pasir lebih dari 5

%. Secara megaskopik, sedimen ini berwarna abu-abu pucat (olive

gray 5Y 5/2), terpilah sangat buruk, terdiri dari kuarsa ± 70 %, mineral

hitam ± 15 %, dan lumpur ± 15%, bentuk butir menyudut tanggung -

membundar.

Lumpur kerikilan

Satuan sedimen ini terdapat secara lokal di bagian tenggara P. Merak,

tersusun oleh lumpur (lanau + lempung) ± 50 %, kerikil ± 28,6 %, dan

pasir ± 21,3 %. Secara megaskopik sedimen ini berwarna abu-abu

pucat (olive gray 5Y 5/2), terdiri dari campuran lumpur, kerikil dan

pasir, terpilah sangat buruk, fraksi pasir dan kerikil didominasi oleh

kuarsa, terdapat fragmen kuarsit brukuran kerikil, sedikit sekali mineral

hitam, bentuk butir menyudut - membundar tanggung.

Secara keseluruhan, sedimen permukaan dasar laut di bagian timur P.

Karimun Besar ini relatif homogen berupa endapan lanau dan lanau

pasiran dimana komposisi fraksi lanau merupakan fraksi sedimen

yang dominan sebagai penyusun sedimen tersebut, kecuali di perairan

lepas pantai timur laut Tg. Rambut dimana terdapat daerah dangkal

hngga kedalaman kurang dari 1 m yang merupakan morfologi gosong

pasir bawah laut yang tersusun oleh endapan pasir sedikit kerikian.

Lain halnya di bagian selatan pulau tersebut , yaitu di perairan Selat

Gelam, sedimen permukaan dasar laut di perairan ini jauh lebih

bervariasi, dimana fraksi pasir dan kerikil lebih banyak dijumpai,

bahkan fraksi-fraksi sedimen tersebut setempat merupakan fraksi

sedimen sebagai penyusun utama seperti dalam satuan pasir

33

Page 35: 9-Karimun_Riau

lumpuran sedikit kerikilan, pasir, pasir sedikit kerikilan, kerikil pasiran. Fraksi pasir dan kerikil dalam satuan-satuan sedimen tersebut

didominasi oleh mineral kuarsa, terutama dalam satuan pasir, kerikil

pasiran, dan kerikil, kandungan kuarsanya lebuh dari 90 %. Tingginya

kandungan kuarsa dalam satuan-satuan sedimen tersebut merupakan

potensi sumberdaya mineral yang bisa digali baik untuk bahan

industri ataupun sebagai material konstruksi.

MINERAL BERAT

Untuk analisis mineral berat dari 33 contoh sedimen yang diperoleh,

dipilih 11 contoh sedimen yang dianggap mewakili.

Pemisahan mineral berat dilakukan dari fraksi 3 phi (pasir sangat

halus) dari setiap contoh sedimen dengan menggunakan cairan

Bromoform ( Bj = 2,87). Hasil pemisahan dan perhitungan

prosentase mineral berat dalam setiap contoh sedimen yang dianalisis

disajikan dalam Tabel 3.

Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat bahwa pasir lumpuran sedikit

kerikilan umumnya memiliki kandungan mineral berat yang lebih tinggi

dibanding satuan sedimen lainnya, yaitu KRN-28, KRN-31, dan KRN-

33 masing-masing kandungan mineral beratnya adalah 0,1 %, 0,068

%, dan 0,794 %. Prosentase 0,794 % tersebut merupakan kandungan

mineral berat tertinggi yang diperoleh dari daerah selidikan yaitu

terletak dekat pantai Tanjungbalai. Perolehan kandungan mineral

berat dari satuan-satuan sedimen lainnya adalah sebagai berikiut :

lanau pasiran (KRN-14) 0,017 %, lumpur pasiran sedikit

kerikilankandungan (KRN-04) 0,017 %, pasir sedikit kerikilan (KRN-

05) 0,087 %, lumpur kerikilan (KRN-24) 0,029 %, pasir (KRN-25)

0,013 %, kerikil pasiran (KRN-26) 0,111 %. Peta prosentase mineral

berat dalam sedimen permukaan dasar laut disajikan pada Gambar

12.

Mineral berat yang terdapat dalam sedimen permukaan dasar laut di

34

Page 36: 9-Karimun_Riau

daerah selidikan berkisar antara 0,017 % - 0,794 %. Mineral berat

hampir dijumpai dalam sebagian besar satuan sedimen. Tidak

terdapatnya mineral berat dalam satuan kerikil dan lanau disebabkan

karena sangat kecilnya fraksi sedimen 3 phi dalam satuan sedimen

tersebut, sehingga tidak dilakukan analisis.

4.4.3 Geologi Teknik

Pembuatan sumur uji rencananya akan dilakukan pada daerah pesisir

pantai di kawasan pantai Tanjung Balai Karimun. Tetapi karena situasi

yang tidak memungkinkan pada saat itu, maka pembuatan sumur uji

tidak dilakukan sebagai gantinya dilakukan percontohan tanah dengan

menggunakan Shelby Tube.

Percontohan tanah atau sedimen yang diambil dengan Shelby Tube

dilakukan dari singkapan batuan yang terletak di sekitar pantai

sebelah timur Pelabuhan Tanjungbalai, yaitu pada koordinat

00°59’20,9” LU dan 103°26’24,7” BT (Gambar 10). Singkapan batuan

tersebut merupakan tebing curam pinggir pantai (cliff) dengan tinggi

tebing ± 11 meter. Berdasarkan pengamatan lapangan, tebing

tersebut merupakan singkapan batuan yang mengalami abrasi dan

terdiri dari selang-seling antara lapisan lempung dan pasir. Proses

abrasi yang terjadi disebabkan oleh sifat fisik batuan yang lunak dari

lapisan lempung dan rapuh dari lapisan pasir.

Percontohan dilakukan dengan memasukan tabung besi secara

vertikal ke dalam lapisan lempung dan pasir setebal ± 20 cm.

Sebanyak 4 contoh diperoleh dengan metode tersebut, yaitu SBK-01

diperoleh dari kedalaman 9,4 - 9,6 meter dari lapisan lempung, SBK-

02 pada kedalaman 10,65 - 10,85 meter dari lapisan lempung, SBK-03

pada kedalaman 1,0 - 1,2 meter dari lapisan pasir, dan SBK-04 pada

kedalaman 7,5 - 7,7 meter dari lapisan pasir. Kedalaman yang

dihitung adalah dari puncak bukit dengan ketinggian 11 meter.

35

Page 37: 9-Karimun_Riau

Keempat contoh sedimen tersebut masing-masing di analisa menurut

Batas Konsistensi Attenberg yang meliputi analisis kadar air tanah

dan batas cair/plastis serta Test Konsolodasi. Untuk Contoh SBK-03

dan SBK-04 tidak dilakukan analisis Batas Konsistensi Attenberg

karena ukuran butirnya telah melebihi 0.4 mm ayakan (sieve) pada

analisis besar butir. Pemerian litologi dan perhitungan Batas

Konsistensi Attenberg dapat dilihat pada Tabel 4.

Berdasarkan hasil pengamatan megaskopis dan analisis kadar air

tanah serta batas cair/plastis menunjukkan bahwa lapisan tanah di

lokasi tersebut terdiri atas lapisan lempung dan pasir lempungan.

Menurut Batas Konsistensi Attenberg, dari kedalaman 9,4 m sampai

9,6 m lapisan tanahnya bersifat kenyal (stiff) dan pada kedalaman

10,65 m sampai 10,85 m bersifat keras (hard).

Hasil Test Konsolidasi dapat dilihat pada Lampiran Hasil Test

Konsolidasi untuk nilai kompresibilitas (mv), permeabilitas (k), dan nilai

koefisien konsolidasi (Cv). Untuk contoh SBK-01 dan SBK-02

konsolidasi tanahnya bertumpu pada lempung sedangkan contoh

SBK-03 dan SBK-03 bertumpu pada pasir lempungan. Grafik

konsolidasi menunjukkan bahwa pada contoh SBK-01 dan SBK-02

mempunyai tingkat konsolidasi cenderung relatif lebih lamban dan

penurunannya seragam atau tidak teratur. Sedangkan contoh SBK-03

dan SBK-04 mempunyai tingkat konsolidasi relatif lebih cepat dan

penurunannya tidak seragam atau tidakteratur.

Hasil kedua analisis tersebut di atas mempunyai kaitan yang erat

dengan peletakkan pondasi dangkal guna perencanaan

pembangunan. Jika ingin membuat bangunan pada lapisan lempung

ini, harus dipertimbangkan mengenai tipe pondasinya karena pada

lapisan lempung ini tingkat konsolidasinya cenderung sangat lamban,

teratur, dan merata karena sifat plastis dan mengembang (swelling)

yang merupakan ciri lempung, juga perlu diperhitungkan unsur-unsur

36

Page 38: 9-Karimun_Riau

organik yang terkandung didalamnya. Sedangkan pada lapisan pasir

lempungan cenderung akan terjadi pelesakan karena tingkat

kerapatannya. Untuk lebih lengkapnya perlu dilakukan test yang

lainnya seperti SPT (Standard Penetration Test), uji permeabilitas,

perolehan tanah asli (undisturb sample), dan analisis mekanika tanah

lebih lanjut.

Gambar 10. Lokasi Percontohan sedimen daerah perairan P. Karimun Besar dan sekitarnya

37

Page 39: 9-Karimun_Riau

Gambar 11. Peta sebaran sediment permukaan dasar laut daerah perairan Karimun Besar dan sekitarnya

38

Page 40: 9-Karimun_Riau

Gambar 12. Peta kandungan mineral berat daerah perairan Karimun Besar dan sekitarnya

39

Page 41: 9-Karimun_Riau

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Secara keseluruhan luas wilayah Kecamatan Karimun adalah 1.627 km2,

yang terdiri dari 275 km2 luas wilayah daratan dan 1.352 km2 wilayah lautan.

Secara administratif pemerintahan Kecamatan Karimun terbagi atas 5

wilayah desa dan 3 kelurahan. Pusat pemerintahan Kecamatan Karimun

adalah TanjungBalai Karimun. Menurut catatan pada tahun 1990 jumlah

penduduk di Kecamatan Karimun adalah 66.359 jiwa atau 12.722 KK

sehingga angka kepadatan penduduk adalah 241 jiwa/km2. Sarana

transportasi yang tersedia berupa jalan beraspal cukup memadai. Jalan raya

tersebut mengelilingi P. Karimun dan terawat dengan baik. Angkutan t yang

tersedia adalah bus, taksi, motor ojek dan angkutan kota.

Wilayah P. Karimun Besar dapat dibagi menjadi dua bentukan bentang alam,

yaitu bentuk bentang alam dataran rendah dan perbukitan terjal.

Penggunaan lahan daerah penyelidikan adalah untuk kawasan pertanian

lahan kering, hutan lindung, kawasan resapan air, hutan bakau, kawasan

industri terpadu, dan kawasan pariwisata.

Karakteristik pantai daerah P. Karimun Besar dan sekitarnya dapat

dikelompokkan menjadi tiga jenis yaitu pantai berpasir, pantai berbakau, dan

pantai bertebing.

Secara umum kawasan pantai Pulau Karimun Besar, relatif kecil mengalami

perubahan garis pantai yang diakibatkan oleh energi gelombang, kondisi ini

ditunjukan oleh nilai energi fluks yang relatif kecil.

40

Page 42: 9-Karimun_Riau

Abrasi pantai diperkirakan berlangsung hanya pada saat-saat air pasang

maksimum yang diperkuat oleh kondisi klimatologi daerah setempat.

Lingkungan pantai yang cenderung mengalami proses abrasi yang relatif

besar adalah kawasan pantai Tanjung Sebatak, sedangkan yang mengalami

proses sedimentasi terbesar yaitu bagian utara Tanjung Melolo, kawasan

pantai Pongkar dan Sungai Ayam.

Analisis data angin selama 5 tahun menunjukan bahwa komponen angin dari

arah selatan (S) dan timur laut (NE) lebih dominan membangkitkan energi

gelombang serta mempengaruhi siklus sedimentasi dan abrasi di kawasan

tersebut. Sedangkan arah pergerakan sedimen permukaan sepanjang pantai

cenderung ke arah barat laut dari Pelabuhan Tanjung Balai Karimun.

Kedalaman laut yang terukur berkisar antara 5 - 30 m. Morfologi dasar laut

umumnya landai kecuali di sebelah selatan P. Karimun Besar, daerah Selat

Gelam, mempunyai morfologi yang sedikit terjal dicirikan dengan adanya

kontur-kontur batimetri yang rapat.

Pengolahan data digital P. Karimun Besar dan sekitarnya menunjukkan

bahwa adanya citra yang dapat ditafsirkan sebagai pola arus berarah barat

daya-timur laut di sekitar Selat Gelam, kawasan mangrove, daerah galian,

kejernihan air laut, dan genangan air tawar. Gambaran citra bagian utara P.

Karimun Besar tidak dapat terlihat dengan jelas karena tertutup oleh awan

yang ditandai dengan citra berwarna putih.

Secara keseluruhan, sedimen permukaan dasar laut di bagian timur P.

Karimun Besar ini relatif homogen berupa endapan lanau dan lanau pasiran

dimana komposisi fraksi lanau merupakan fraksi sedimen yang dominan

sebagai penyusun sedimen tersebut, kecuali di perairan lepas

41

Page 43: 9-Karimun_Riau

pantai timur laut Tg. Rambut dimana terdapat daerah dangkal hingga

kedalaman kurang dari 1 m yang merupakan morfologi gosong pasir bawah

laut yang tersusun oleh endapan pasir sedikit kerikian.

Di perairan Selat Gelam, sedimen permukaan dasar lautnya jauh lebih

bervariasi, dimana fraksi pasir dan kerikil lebih banyak dijumpai, bahkan

fraksi-fraksi sedimen tersebut setempat merupakan fraksi sedimen sebagai

penyusun utama seperti dalam satuan pasir lumpuran sedikit kerikilan, pasir,

pasir sedikit kerikilan, kerikil pasiran. Fraksi pasir dan kerikil dalam satuan-

satuan sedimen tersebut didominasi oleh mineral kuarsa, terutama dalam

satuan pasir, kerikil pasiran, dan kerikil, kandungan kuarsanya lebih dari 90

%. Tingginya kandungan kuarsa dalam satuan-satuan sedimen tersebut

merupakan potensi sumberdaya mineral yang bisa digali baik untuk bahan

industri ataupun sebagai material konstruksi. Mineral berat yang terdapat

dalam sedimen permukaan dasar laut di daerah selidikan berkisar antara

0,017 % - 0,794 %. Mineral berat hampir dijumpai dalam sebagian besar

satuan sedimen.

Lapisan tanah pada lokasi pengambilan contoh Shelby Tube terdiri atas

lapisan lempung dan pasir lempungan. Lapisan tanah pada kedalaman 9,4 m

sampai 9,6 m bersifat kenyal (stiff) dan pada kedalaman 10,65 m sampai

10,85 m bersifat keras (hard). Grafik konsolidasi menunjukkan bahwa pada

contoh SBK-01 dan SBK-02 mempunyai tingkat konsolidasi cenderung relatif

lebih lamban dan penurunannya seragam atau teratur. Sedangkan contoh

SBK-03 dan SBK-04 mempunyai tingkat konsolidasi relatif lebih cepat dan

penurunannya tidak seragam atau tidak teratur.

42

Page 44: 9-Karimun_Riau

5.2. Saran

Peranan kegiatan terpadu industri perkapalan yang terletak daerah

Semamal, Teluk Paku dan Teluk Setimbul yang dikelola oleh PT. Karimun

Indojaya Corporation meliputi kegiatan pembuatan kapal-kapal baru baik

untuk sipil ataupun militer dan reparasi kapal dalam negeri perlu terus

ditingkatkan karena :

Terletak pada topografi yang relatif landai dengan kemiringan 2 - 3% dan

pada daerah teluk sehingga merupakan daerah aman.

Terhalang oleh dua pulau yaitu P. Mudu di bagian selatan dan P. Asam di

bagian utara, sekitar 2 mil laut dari P. Karimun Besar, sehingga

gelombang yang datang tidak terlalu besar.

Kedalaman laut lebih kurang 30 m dengan bentuk batimetri sederhana

membentang sejajar dengan garis pantai P. Karimun Besar.

Sebagai pelabuhan alternatif dan dapat bersaing dengan pelabuhan

Singapura.

Jika P. Karimun Besar hendak dijadikan obyek pariwisata terdapat beberapa

hal yang harus di benahi, yaitu:

Papan penunjuk arah perjalanan masih harus ditambah.

Sarana angkutan umum terutama menuju daerah wisata perlu ditambah.

Pembangunan infrastruktur di daerah-daerah wisata.

Kerjasama antar pemerintah daerah setempat dan masyarakat perlu

ditingkatkan.

43

Page 45: 9-Karimun_Riau

DAFTAR PUSTAKA

Cameron, N.R., Ghazali, S.A. and Thompson, S.J., Geologi Lembar Bengkalis dan

Siak Sri Indrapura-Tanjungpinang, Sumatra, Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Bandung, 1982.

Folk, R.L., Petrology of Sedimentary Rocks, Hemphitl Publishing Company, Austin, Texas, 1980.

Subarkah, Imam, Teknik Pondasi Suatu Ikhtisar Praktis, Idea Dharma, Bandung, 1996.

Terzaghi, Karl, Ralph, B. Peck, Soil Mechanics in Engineering Practice, John Wiley and Sons, Inc., USA, 1948.

Shirley, L.H., Ir., Penuntun Praktis Geoteknik dan Mekanika Tanah, Nova, Bandung, 1987.

44