Upload
sheena-t-gabriela-rombang
View
101
Download
10
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Budidaya Tanaman Tahunan
Citation preview
MAKALAH
BUDIDAYA TANAMAN TAHUNAN
DURIAN (Durio zibethinus Murray)
Disusun oleh kelompok 9 :
1. Atik Risnawati (11523)
2. Septi Wulandari (11523)
3. Valentina E.F.A (11525)
4. Alfi Marifah (11528)
5. Kartika Kumala Dewi (11531)
6. Andri Priyanto (11554)
Dosen Pengampu : Ir. Rohlan Rogomulyo, M. P.
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2011
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Durian adalah tumbuhan tropis yang berasal dari Asia Tenggara yang memiliki
sebutan populer “Raja dari segala buah” buah durian ini termasuk buah yang banyak
diminati oleh masyarakat di Indonesia. Tanaman durian sendiri berasal dari hutan
Malaysia, Sumatra, dan Kalimantan yang merupakan tanaman liar. Penyebaran durian
ke arah barat adalah ke Thailand, Birma, India, dan Pakistan. Di Asia, buah ini sudah
dikenal sejak abad 7 M. Berdasarkan catatan sejarah, nama lain durian adalah Duren
(Jawa, Gayo), Duriang (Manado), Dulian (Toraja), dan Rulen (Seram Timur).
Tanaman durian yang buahnya cukup diminati masyarakat di indonesia ini
ternyata memiliki banyak manfaat diantaranya adalah tanaman durian dapat mencegah
erosi pada lahan miring mengingat tanaman durian merupakan tanaman tahunan yang
memiliki akar yang cukup kuat mencengkeram tanah, batang dari tanaman durian dapat
digunakan sebagai bahan bangunan karena kayunya memiliki kualitas yang setara
dengan kayu sengon, bijinya yang mengandung pati yang cukup tinggi dapat digunakan
sebagai alternatif bahan makanan, dan kulit buahnya jika dibakar dapat menghasilkan
abu yang bagus dipakai sebagai abu gosok.
Berdasarkan keunggulan dan manfaat dari buah durian yang telah disebutkan di
atas proses budaya durian ini harus benar – benar diperhatikan agar dapat memperoleh
hasil yang memuaskan baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya. Sebagai mahasiswa
pertanian dan calon pengusaha pertanian alangkah baiknya jika kita mengenal tanaman
durian lebih jauh karena tanaman ini memiliki prospek yang menjanjikan, melalui
makalah ini kita akan mempelajari budidaya durian dan sejarah singkatnya.
B. Tujuan
Makalah ini dibuat agar mahasiswa lebih mengenal tentang tanaman durian yang
cukup banyak diminati oleh masyarakat di Indonesia mengenai sejarah serta teknik
budidayanya. Diharapkan setelah mahasiswa mengetahui tentang teknik budidaya
durian, mereka dapat menerapkannya di lapangan.
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
Pusat keanekaragaman durian adalah Pulau Kalimantan. Daerah-daerah
sekitarnya juga memilki beberapa plasma nutfah durian, seperti Mindanao, Sumatera,
dan Semenanjung Malaya meskipun tidak semelimpah Kalimlantan. Meskipun
demikian, pengekspor utama durian adalah Thailand, yang mampu mengembangkan
kultivar dengan mutu tinggi dan sistem budidaya yang baik. Tempat lain yang
membudidayakan durian dengan orientasi ekspor adalah Mindanao di Filipina,
Queensland di Australia, Kamboja, Laos, Vietnam, India, dan Sri Lanka ( Anonim,
2011).
Durian (Durio zibethinus Murray) adalah sumber nutrisi penting bagi diet di
Negara Asia Tenggara (FAO, 2003). Popularitasnya bahkan meningkat di pasar jauh
seperti Amerika Serikat dan Eropa. (FAO, 2003)
Klasifikasi Ilmiah: (Anonim, 2011)
Kerajaan: Plantae
Ordo : Malvales
Famili : Malvaceae
Genus : Durio
Spesies : D. zibethinus
Daun berbentuk jorong hingga lanset, 10-15(-17) cm × 3-4,5(-12,5) cm; terletak
berseling; bertangkai; berpangkal lancip atau tumpul dan berujung lancip melandai; sisi
atas berwarna hijau terang, sisi bawah tertutup sisik-sisik berwarna perak atau keemasan
dengan bulu-bulu bintang ( Verheij, 1997).
Bunga (juga buahnya) muncul langsung dari batang (cauliflorous) atau cabang-
cabang yang tua di bagian pangkal (proximal), berkelompok dalam karangan berisi 3-10
kuntum berbentuk tukal atau malai rata. Kuncup bunganya membulat, sekitar 2 cm
diameternya, bertangkai panjang. Kelopak bunga bentuk tabung sepanjang lk. 3 cm,
daun kelopak tambahan terpecah menjadi 2-3 cuping berbentuk bundar telur. Mahkota
bentuk sudip, kira-kira 2× panjang kelopak, berjumlah 5 helai, keputih-putihan. Benang
sarinya banyak, terbagi ke dalam 5 berkas; kepala putiknya membentuk bongkol,
dengan tangkai yang berbulu ( Verheij, 1997). Bunga muncul dari kuncup dorman,
mekar pada sore hari dan bertahan hingga beberapa hari. Pada siang hari bunga
menutup. Bunga ini menyebarkan aroma wangi yang berasal dari kelenjar nektar di
bagian pangkalnya untuk menarik perhatian kelelawar sebagai penyerbuk utamanya
( Whitten, 2001). Kajian di Malaysia pada tahun 1970-an menunjukkan bahwa
penyerbuk durian adalah kelelawar Eonycteris spelaea. Penelitian tahun 1996 lebih jauh
menunjukkan bahwa hewan lain, seperti burung madu Nectariniidae dan lebah turut
serta dalam penyerbukan tiga kerabat durian lainnya (Yumoto, 2000).
Buah durian bertipe kapsul berbentuk bulat, bulat telur hingga lonjong, dengan
panjang hingga 25 cm dan diameter hingga 20 cm. Kulit buahnya tebal, permukaannya
bersudut tajam ("berduri", karena itu disebut "durian", walaupun ini bukan duri dalam
pengertian botani), berwarna hijau kekuning-kuningan, kecoklatan, hingga keabu-abuan
(Verheij, 1997).
Buah berkembang setelah pembuahan dan memerlukan 4-6 bulan untuk
pemasakan. Pada masa pemasakan terjadi persaingan antarbuah pada satu kelompok,
sehingga hanya satu atau beberapa buah yang akan mencapai kemasakan, dan sisanya
gugur. Buah akan jatuh sendiri apabila masak. Pada umumnya berat buah durian dapat
mencapai 1,5 hingga 5 kilogram, sehingga kebun durian menjadi kawasan yang
berbahaya pada masa musim durian.
Setiap buah memiliki lima ruang (awam menyebutnya "kamar"), yang
menunjukkan banyaknya daun buah yang dimiliki. Masing-masing ruangan terisi oleh
beberapa biji, biasanya tiga butir atau lebih, lonjong hingga 4 cm panjangnya, dan
berwarna merah muda kecoklatan mengkilap. Biji terbungkus oleh arilus (salut biji,
yang biasa disebut sebagai "daging buah" durian) berwarna putih hingga kuning terang
dengan ketebalan yang bervariasi, namun pada kultivar unggul ketebalan arilus ini dapat
mencapai 3 cm. Biji dengan salut biji dalam perdagangan disebut ponggè. Pemuliaan
durian diarahkan untuk menghasilkan biji yang kecil dengan salut biji yang tebal,
karena salut biji inilah bagian yang dimakan. Beberapa varietas unggul menghasilkan
buah dengan biji yang tidak berkembang namun dengan salut biji tebal (disebut
"sukun").
Pada tahun 1982, luas pertanaman durian di Indonesia diperkirakan lebih dari
37.000ha dengan produksi 97.000 ton (Sunarjono, 1997). Pada tahun 2000,
pertaanamandurian diperkirakan lebih luas lagi karena investor mulai menanamkan
modalnya dibidang berkebun durian. Pertanaman yang ada saat ini umumnya berasal
dari biji yang kualitasnya sangat beragam, karena itu penyediaan bibit varietas unggul
sangat diperlukan untuk menunjang perluasan pertanamn durian dan untuk menganti
tanaman yang sudah tidak produktif sehingga produksi durian Indonesia bias bersaing
dengan durian luar negeri ( Lasimin dkk, 2002).
Bibit unggul merupakan syarat utama untuk menunjang pengembangan
tanaman durian. Cara memperolehh bibit unggul tersebut dapat dilakukan dengan
perbanyakan secaravegetatif seperti okulasi, sambung dan susun. Diantara metode
tersebut, perbanyakan bibit durian yang paling efektif dan efisien adalah dengan okulasi
karena dapat menghasilkan bibit lebih banyak dan berkualitas serta lebih menghemat
biaya, tenaga, dan bahan ( Lasimin dkk, 2002).
Entres harus segera digunakan untuk okulasi maupun untuk sambung, karena
penundaan okulasi dan penyambungan bebih dari satu hari sejak pengambilan entres
akan menurunkan presentasi bibit jadi dan akan memperlambat pertumbuhan
( Mahfuddin, 2000).
Tanaman ini memerlukan tanah yang dalam, ringan dan berdrainase baik.
Derajat keasaman optimal adalah 6-6,5. Tanah masam, seperti latosol atau podsolik
merah kuning memerlukan pengapuran agara tanaman tumbuh baik. Durian muda juga
memerlukan lindungan alam, agar pohon atau cabang-cabangnya yang sarat buah tidak
patah diterpa angin yang kuat. Muka air tanah tidak boleh kurang dari 150cm karena air
tanah yang terlalu rendah berakibat buah kurang manis. Curah hujan yang disukai
sekurang-kurangnya 1500 mm, yang tersebar merata sepanjang tahun. Akan tetapi,
periode kering 1-2 bulan akan merangsang perbungaan lebih baik. Musim raya buah
durian biasa terjadi setelah tahun dengan musim kemarau yang berkepanjangan. Musim
panen antara dapat terjadi dengan produksi buah yang biasa-biasa saja (Anonim, 2011).
Biji durian memiliki kandungan pati yang cukup tinggi sehingga berpotensi
sebagai alternatif pengganti bahan makanan atau bahan baku pengisi farmasetik. Biji
durian sebagai bahan makanan memang belum memasyarakat di Indonesia. Di
Thailand, biji durian sudah cukup memasyarakat untuk dibuat bubur dengan cara diberi
campuran daging buahnya. Bubur biji durian ini menghasilkan kalori yang cukup
potensial bagi manusia (Aak, 1997).
BAB III. TEKNIK BUDIDAYA
A. Persiapan Bahan Tanam
Bibit yang baik dan bermutu merupakan salah satu faktor penentu untuk meraih
keberhasilan usahatani. Petani akan kecewa di kemudian hari jika tanamannya tidak
berbuah karena tidak memperhatikan bibit yang bermutu sejak awal. Demikian pula
usahatani tanaman durian perlu ketersediaan bibit bermutu dari varietas unggul.
Tanaman durian dapat diperbanyak atau dikembangkan dengan cara generatif
(biji) dan vegetatif berupa okulasi,enten dan penyusunan. Perbanyakan vegetatif
merupakan cara untuk mempertahankan sifat induk kepada turunannya, karena
secara genetik sifatnya tetap sama. Keuntungan perbannyakan vegetatif pada
tanaman durian antara lain adalah (Rukmana, 1996):
Mempercepat masa berbuah, yakni umur 5-7 tahun
Mendapatkan bibit dari tanaman durian yang berbiji kempes
Mendapatkan tanaman yang pendek (dwarfing)
Memperbaiki sifat tanaman, misalnya ketahanan terhadap penyakit akar pada
okulasi dan enten atau susuan
Kegiatan pokok memproduksi bibit durian yang baik dan bermutu adalah sebagai
berikut :
1. memproduksi bibit batang bawah (seedling)
Tahap-tahap usaha memproduksi bibit batang bawah adalah :
a. penanganan biji
pilih biji durian dari buah yang matang (tua,masak) di pohon dan
bebas dari serangan hama ataupun penyakit.
Bersihkan biji dari daging buah ataupun kotoran yang masih
menempel
Pilih (seleksi) biji yang penampakannya bernas dan berukuran relatif
seragam
Cuci biji durian dalam air bersih yang mengalir atau air yang
disemprotkan
Keringanginkan biji di tempat yang teduh hingga kadar airnya
berkurang
Masukkan biji durian ke dalam kantong plastik agar tahan simpan
selama ± 2 minggu.
b. pembuatan pesemaian
tempat semai biji durian dapat dilakukan langsung dilahan (bedengan)
pesemaian ataupun dalam kantong plastik (polibag)
penyiapan bedengan pesemaian :
tentukan (pilih) lahan pesemaian dilokasi yang strategis dekat
dengan sumber air dan tanahnya subur dan gembur.
Bersihkan lahan dari pepohonan atau rumput liar dan batu-batu
kerikil
Olah tanah dengan cangkul sedalam 30-40 cm hingga gembur
Biarkan tanah kering angin selama ± 15 hari
Olah tanah untuk kedua kalinya sambil menambahkan pupuk
kandang yang matang (jadi) sebanyak 2 kg/m2 luas lahan
Buat (bentuk) bedengan-bedengan dengan ukuran lebar 100-120
cm, tinggi 30-40 cm,lebar parit 40-60 cm, dan panjangnya
disesuaikan dengan keadaaan lahan.
Ratakan (rapikan) bedengan pesemaian dengan alat bantu cangkul
atau papan
Pasang tiang dari bambu atau kayu di setiap empat bidang sisi
bedengan pesemaian. Tinggi tiang sebelah timur ± 150 cm,
sedangkan disebelah barat 75-100 cm.
Pasang palang-palang dari bilah bambu yang menghubungkan
antar tiang lalu tutup dengan jerami atau lembar plastik bening
sebagai atap pesemaian
penyiapan polibag tempat semai
siapkan kantong plastik (polybag) berdiameter 10 cm, 15 cm
atau lebih, kemudian buat beberapa lubang kecil di bagian
dasarnya
siapkan media semai berupa campuran tanah subur, pupuk
kandang matang ( 1:1 atau 2:1) dan sedikit sekam padi
isikan (masukkan) media semai ke dalam polybag hingga 90%
tampak penuh
simpan polibag yang telah diisi media semai di atas permukaan
lahan yang sama atau bedengan tanpa olah tanah, kemudian
lengkapi dengan tiang-tiang dan atap pesemaian.
c. penyemaian biji durian
langkah kerja menyemai biji durian adalah sebagai berikut :
siram media semai (bedengan pesemaian ataupun dalam polybag)
dengan air bersih hingga cukup basah
semaikan biji durian sedalam 2-4 cm dengan posisi mendatar atau
bagian pangkalnya berada di bagian bawah. Tiap polybag diisi satu
biji durian, sedangkan penyemaian di bedengan pesemaian diatur
pada jarak antar biji 20x20 cm atau 30x20 cm, atau 40x20 cm secara
berbaris
tutup permukaan bedengan pesemaian ataupun polybag dengan daun
pisang atau karung goni yang dibasahi selama beberapa waktu agar
biji durian cepat berkecambah.
d. pemeliharaan bibit
sirami atau airi media pesemaian secra kontinu 1-2 kali sehari,
terutama pada musim kemarau
lakukan pemupukan untuk menyuburkan pertumbuhan tanaman tiap
1-3 bulan sekali. Jenis pupuk dasar dapat berupa NPK atau campuran
urea + TSP+ KCL sebanyak 2-4 gr/bibit, baik diberikan dengan cara
dibenamkan sedalam 10-15 cm diantara barisan bibit maupun
dilarutkan dalam 10 liter air lalu disiramkan merata pada media.
Pemupukan dapat pula dengan cara disemprot pupuk daun tiap 15-30
hari sekali, tergantung pada keadaan pertumbuhan bibit.
Lakukan penyemprotan pestisida, terutama insektisida dan fungisida
pada konsentrasi rendah (30%-50%) dari dosis anjuran jika terdapat
serangan hama penyakit.
Lama pemeliharaan bibit batang bawah sekitar 1-12 bulan, tergantung
pada tujuan penggunaan perbanyakan tanaman yang dipilih.
2. memproduksi bibit okulasi
Okulasi bibit durian dibedakan dalam dua macam, yaitu okulasi biasa
(Common budding) dan ukulasi hijau (Green budding).
a. Okulasi biasa (Common budding)
tatalaksana memproduksi bibit durian dengan cara okulasi biasa adalah
sebagai berikut :
Persiapan :
Siapkan alat dan bahan yang terdiri atas pisau okulasi, tali pembalut,
bibit batang bawah berumur 10-12 bulan, cabang atau mata entres
dan sarana penunjang lainnya.
Periksa kulit batang bawah yang siap diokulasi, yakni kulit harus
mudah dikelupaskan
Tetapkan (pastikan) cabang entres yang akan digunakan dalam
pengokulasian berasal dari pohon induk varietas unggul,sehat,beruas
panjang,ukuran daun normal,tetapi tidak diambil pada saat sedang
berbunga atau berbuah. Pangkas daun-daun pada cabang entres, lalu
masukkan ke dalam kantong plastik yang diberi serbuk gergaji
lembab, atau dibungkus kertas koran basah yang ditutup dengan
lembar plastik atau dibungkus dengan gedebog pisang agar mata
entres tetap segar.
Langkah kerja mengokulasi
Bersihkan kotoran yang menempel pada batang bawah dengan kain
lap, terutama pada bagian atau bidang tempat sayatan
Buat irisan (sayatan) berbentuk huruf U terbalik pada batang bawah
mulai ketinggian ± 20 cm dari permukaan tanah
Kelupaskan kulit dengan pisau hingga menyerupai bentuk lidah
sepanjang ± 3 cm, lalu tekan kembali pelan-pelan pada batang
Ambil cabang mata entres dengan tangan kiri, kemudian iris
sebagian kulit yang bermata dengan pisau okulasi. Ukuran irisan
mata entres sepanjang 2 cm atau sedikit lebih pendek daripada
irisan pada batang bawah, lalu lepaskan kulit entres dari kayunya.
Kelupaskan kembali kulit pada batang bawah, lalu potong
mendatar setengah panjang lidah irisan
Masukkan segera mata entres diantara kulit dan kayu pada batang
bawah. Perhatikan ukuran mata entres jangan lebih besar daripada
irisan batang bawah, dan tata letak mata entres sedikit diatas lidah
irisan.
Ikat (balut) mata tempelan dengan tali rapia atau tali lembar plastik,
mulai dari bawah keatas. mata entres jangan ditutup.
Pemeliharaan bibit okulasi
Pemeliharaan bibit okulasi berikutnya meliputi kegiatan pokok
sebagai berikut :
1. pemeriksaan tempelan
Periksa tempelan pada saat 15-21 hari setelah menempel
(mengokulasi). Bila mata entres dan lidah irisan berwarna hijau
atau segar, pertanda okulasi berhasil. Sebaliknya jika mata
entres dan lidah irisan berwarna coklat atau kering, berarti
tempelan (okulasi) gagal.
2. Pemotongan batang bawah
Potong setengah bagian batang bawah tepat 1 cm diatas mata
tempelan yang tumbuh atau jadi (berhasil) dengan arah
potongan miring keatas sambil dilengkungkan (direbahkan).
Bila tunas entres tumbuh kuat lakukan pemotongan seluruh
bagian bagian ujung batang tadi secara total. Lumuri atau olesi
luka bekas potongan dengan Carbolinium parafin 8% atau cat.
3. Pengairan
Sirami atau airi lahan bibit okulasi seminggu sekali atau
tergantung pada cuaca maupun keadaan tanah. Lahan
pembibitan harus diusahakan agar tidak sampai kekeringan.
4. Pemupukan
Pupuklah bibit okulasi setiap tiga bulan sekali dengan pupuk
urea atau ZA sebanyak 5 gram per pohon, atau NPK tablet 1
butir per pohon.
5. Pengendalian Organisme Pengganggu (OP)
Siangi (bersihkan rumput-rumput liar di lahan pembibitan
sambil menggemburkan tanah secara hati-hati agar tidak
merusak akar bibit durian
Semprot dengan pestisida pada konsentrasi yang dianjurkan,
terutam abila ada serangan hama penyakit.
b. Okulasi hijau (Green budding)
Tatacara memproduksi bibit okulasi hijau pada prinsipnya sama seperti
okulasi biasa. Perbedaannya terletak pada penggunaan batang bawah dan
teknik pengambilan cabang entres. Hal yang perlu diperhatikan dalam
melakukan okulasi hijau pada tanaman durian adalah :
1. bibit batang bawah yang digunakan masih berumur dini (awal), yakni
antara 4-7 bulan
2. pengambilan cabang atau mata entres dilakukan pada saat tanaman
istirahat (tidak tumbuh aktif), ukuran ranting berdiameter sebesar
ujung pangkal lidi, dan dipotong tanpa daun. Teknik penyiapan
cabang entres adalah mula-mula rontokkan seluruh tangkai daun yang
dilakukan 1-2 minggu sebelum entres digunakan. Tahap berikutnya,
potong (pangkas) cabang entres tersebut dengan menyertakan
beberapa mata.
3. memproduksi bibit susuan (Approach grafting)
Bibit susuan atau penyusuan dilakukan dengan cara menyambungkan
dua jenis pohon durian, yaitu batang bawah dan batang atas, namun
keduanya masih tumbuh pada tempat masing-masing. Tatalaksana
memproduksi bibit susuan adalah sebagai berikut :
a. persiapan
siapkan alat dan bahan terdiri atas : pisau, tali rafia,batang bawah
dalam polybag berumur 7-12 bulan dan cabang pohon induk yang
ungggul
menyusukan
letakkan bibit batang bawah pada para-para, lalu atur tata
letaknya agar berdekatan dengan cabang yanag akan disusukan
(dibawah pohon induk)
sayat batang bawah sepanjang 3-5 cm arah memanjang mulai
ketinggian 10-40 cm dari pangkal
sayat cabang pada pohon induk dengan ukuran sayatan sama
seperti pada batang bawah
padukan (satukan) bekas sayatan tadi hingga tampak menyatu
balut (ikat) bidang perpaduan batang bawah dengan batang
(cabang) atas tadi hingga tampak rapat atau pas. Gunakan tali
rapia ataupun lembar plastik.
Biarkan bibit hasil susuan selama 2-3 menyatu. Bila bidang
sambungan (susuan) tampak hijau atau segar, berarti penyusuan
tersebut berhasil.
pemeliharaan bibit susuan
potong (pangkas) ujung batang bawah tepat 1 cm diatas bidang
penyusuan pada waktu berumur 3-4 bulan
potong pula pangkal cabang entres tepat 1 cm bi bawah bidang
penyusuan
simpan bibit susuan di tempat yang teduh dan lembab selama
beberapa waktu. Bibit susuan yang telah mencapai setinggi 75-
100 cm dapat segera dipindahtanamkan ke kebun.
4. memproduksi bibit enten (grafting)
Enten (grafting) adalah suatu teknik menyambung bagian tanaman (pucuk
dengan batang bawah) hingga membentuk sambungan yang tetap (kekal)
dan menghasilkan tanaman baru. Pada tanaman durian teknik enten yang
paling baik adalah “Sambung pucuk” (Top grafting) dengan model sambung
“celah”. Bibit durian yang berumur dini (amat muda) antara 1-3 bulan sudah
dapat dienten. Bibit durian hasil enten pada umur dini ini disebut hasil
perbanyakan “Mini grafting”.
Tatacara perbanyakan (memproduksi) bibit durian dengan teknik mini
grafting adalah sebagai berikut:
persiapan
siapkan alat dan bahan terdiri atas : pisau,kantong plastik bening
(transparan),tali rapia, dan sarana penunjang lainnya serta cabang (pucuk)
entres dari pohon induk piihan (unggul) yang telah dibuang daunnya.
mengenten (grafting)
potong ujung batang bawah tepat 1 cm di bawah hipokotil ataupun pada
bagian epikotilnya, tergantung pada keinginan
sayat (iris) batang bawah tadi membentuk celah atau huruf “V” sepanjang 2-
4 cm
potong pangkal cabang entres yang mengandung 2-3 mata, kemudian sayat
pada kedua belah sisinya hingga membentuk baji sepanjang 2-4 cm
masukkan (padukan) cabang atau pucuk entres ke celah batang bawah
hingga sungguh-sungguh pas
balut hasil sambungan enten tadi dengan tali rapia ataupun lembar plastik
tutup (kerudungi) seluruh bidang sambungan tadi dengan kantong plastik
bening (transparan) selama 15 hari atau lebih
pemeliharaan bibit mini grafting
periksa bidang sambungan untuk mengetahui tingkat keberhasilan teknik
atau penyambungan minim mmini grafting. Bila bidang sambungan
berwarna hijau (segar) dan tampak tumbuh tunas baru, pertanda
penyambungan berhasil. Sebaliknya jika bidang sambungan berwarna coklat
atau kering berarti teknik mini grafting tersebut gagal.
Lepaskan (buka) tali pembalut bidang sambungan enten saat bibit mencapai
umur 1-1,5 bulan dari waktu penyambungan
Rawat bibit mini grafting selama 2-3 bulan secara intensif, baik dalam hal
penyiraman , pemupukan maupun pengendalian hama penyakit
Hasil penelitian di Balai penelitian Hortikultuta membuktikan bahwa
perbanyakan tanaman durian dengan teknik mini grafting atau
penyambungan mini mencapai keberhasilan 30%-70% sambungan jadi.
Perbanyakan tanaman durian secara vegetatif yang dianjurkan adalah :
okkulasi biasa,okulasi hijau,penyusuan, dan penyambungan mini (mini
grafting). Perbanyakan dengan cara cangkok sering mengecewakan karena
hasilnya amat rendah (kurang dari 10%). Rendahnya tingkat keberhasilan
bibit cangkokan diduga karena keratan (sayatan) cabang yang akan
dicangkok mengandung hormon penghambat pertumbuhan (retardant).
B. PERSIAPAN LAHAN
Lahan untuk kebun durian tanahnya harus diolah hingga gembur dengan cara
dicangkul ataupun dibajak. Tahap berikutnya lahan dipersiapkan dalam bentuk
lubang tanam sebagai tempat menanam bibit durian.
Tahap – tahap penyiapan lahan untuk kebun durian adalah sebagai adalah :
1) Membuat teras
Amati tingkat kemiringan tanah sebagai bahan pertimbangan dalam
pengelolaan lahan dengan memperhatikan kaidah pengawetan (konservasi)
tanah dan air
Buat teras sesuai dengan tingkat kemiringan tanah, yakni sebagai berikut :
1. Teras datar pada kemiringan tanah 3%
2. Teras kredit pada kemiringan tanah > 3%-10%
3. Teras gulud pada kemiringan tanah 15%
4. Teras bangku pada kemiringan tanah > 15%-50%
2) Mengerjakan (mengolah) tanah
Bersihkan rumput-runput liar, pepohonan, dan batu-batu kerikil dari
lahan kebun ke tempat penampungan sisa-sisa (limbah) pertanian
Olah tanah dengan cangkul atau traktor hingga cukup dalam dan gembur
Biarkan tanah kering angin selama 15-30 hari
Taburkan kapur pertanian, seperti dolomit atau calcit atau zeagrol
sebanyak 2-4 ton/ha atau sesuai dengan pH tanah, kemudian campurkan
dan balikkan bersama lapisan tanah atas secara merata, lalu segera siram
atau airi hingga cukup basah, terutama bila tidak turun hujan.
3) Membuat lubang tanam
Tandai dengan ajir panjang 70-100 cm pada tempat yang akan dibuat
lubang tanam pertama. Letak ajir pertama adalah setengah jarak tanam
dihitung dari batas atau pinggir kebun. Jarak lubang tanam yang ideal
adalah 12x12 m, namun variasi lainnya dapat dipilih alternatif 12x10 m,
10x10 m, 10x8 m, tergantung keadaan lahan
Tandai tempat yang akan dibuat lubang tanam berikutnya pada posisi
(bentuk) bujur sangkar, persegi panjang atau segi tiga sama sisi, terutama
pada tanah yang miring
Buat segi empat dengan ukuran 50x50 cm dan atur posisi ajir berada
ditengah-tengah
Gali (buat) lubang tanam dengan cangkul pada ukuran 50x50x25 cm,
kemudian tanah galian dibuang ke sisi kanan lubang
Perdalam lubang tanam tersebut hingga ukurannya menjadi 50x50x50
cm, kemudian tanah galian dibuang ke sisi kiri lubang
Biarkan lubang tanam kering angin selama 15-30 hari agar gas-gas
beracun dalam tanah menguap
Masukkan kembali tanah lapisan dalam (galian tanah di sisi kiri) ke
dalam lubang tanam.
Campur lapisan tanah atas dengan pupuk kandang yang telah matang
sebanyak 40-60 kg atau 2-3 blek minyak tanah per lubang kemudian
masukkan kembali campuran lapisan tanah tadi ke dalam lubang tanam.
Waktu pengolahan tanah amat tergantung pada ketersediaan air atau cuaca.
Waktu pengolahan tanah di lahan yang sumber airnya terbatas umumnya
dilakukan pada musim kering (kemarau).
C. PENANAMAN
Waktu tanam bibit durian yang paling tepat adalah pada awal musim hujan,
terutama di lahan (lokasi) yang sumber airnya terbatas. Hal yang harus diperhatikan
sebelum melakukan penanaman bibit durian di antaranya adalah lahan telah
dipersiapkan dalam bentuk lubang tanam, dan bibit durian telah diadaptasikan di
sekitar kebun selama ± 1 bulan di sekitar kebun.
Tatalaksana penanaman bibit durian meliputi tahap-tahap sebagai berikut :
Gali tanah pada lubang tanam yang tersedia seukuran daun cangkul atau sesuai
dengan bidang perakaran bibit durian
Siram media tanam bibit durian dalam keranjang atau polibag hingga cukup
basah
Keluarkan bibit durian dari wadah pembibitan secara hati-hati dengan cara
menggunting atau menyobek polybag maupun keranjang agar tanah dan akar-
akar bibit durian tidak rusak atau tidak terpisah
Masukkan (tanamkan) bibit durian pada lubang tanam yang tersedia secara tegak
tepat di tengah-tengah lubang tersebut, kemudian padatkan tanah disekitar
pangkal batangnya. Perhatikan waktu tanam bibit durian agar bagian sambungan
(okulasi atau enten) tidak tertutup oleh tanah
Siram (airi) tanh di sekeliling lubang tanam yang telah ditanami bibit durian
hingga cukup basah, terutama pada musim kemarau
Berikan naungan sementara pada setiap bibit durian yang baru ditanam dengan
bilah bambu penyangga dan ditutup dedaunan kering (jerami).
Lahan kosong diantara pohon durian yang masih kecil dapat ditanami tanaman
sela (catchcropping) ataupun tanaman pengisi (succession cropping). Jenis tanaman
sela dapat berupa tanaman kacang-kacangan, sayuran dan ragam jenis buah-buahan
berumur pendek,seperti melon,semangka,pepaya,pisang, serta tanaman perkebunan
lainnya.
Cara penyiapan lahan untuk tanaman sela disesuaikan dengan jenis tanaman itu
sendiri, misalnya sayuran dalam bedengan-bedengan, dan buah-buahan atau
tanaman perkebunan berupa lubang tanam. Pemanfaatan lahan kosong diantara
pohon durian hanya dilakukan di luar bidang keliling tajuk (kanopi) pohon durian
tersebut. Kelak saat bidang tajuk pohon durian sudah bersinggungan, penanaman
tanaman sela sebaiknya dihentikan.
Keuntungan pemanfaatan lahan kosong dengan tanaman sela di antara pohon
durian yang masih kecil adalah dapat memelihara dan meningkatkan kesuburan
tanah, memanfaatkan kelebihan pupuk, menambah penghasilan tiap kesatuan luas
tanah dan memberikan penghasilan sebelum tanaman utama (durian) berproduksi dan
berbuah.
D. PEMELIHARAAN TANAMAN
Pemeliharaaan tanaman durian meliputi kegiatan pokok sebagai berikut :
1. Pengairan
Periode kritis tanaman durian biasanya pada saat umur 2-3 tahun, sehingga
memerlukan air dalam jumlah memadai. Pengairan perlu kontinyu seminggu sekali
atau lebih, tergantung pada keadaan tanah dan musim. Sistem pengairan tanaman
durian dapat dengan berbagai cara diantaranya adalah di-leb atau melalui parit-parit
di sekeliling tajuk (kanopi) pohon, menggunakan slang, dan fasilitas lain seperti
pipa atau paralon ataupun sistem springkel. Di daerah kering yang sumber airnya
terbatas, sistem pengairan sering menggunakan unit mobil,bak penampung
air,potongan bambu ataupun kantong plastik tempat air yang digantungkan pada
dahan atau cabang durian.
Waktu pengairan sebaiknya pada pagi atau sore hari, saat suhu udara tidak
terlalu tinggi (panas). Hal yang penting diperhatikan dalam pengairan adalah
menjaga tanah tidak kekeringan ataupun terlalu becek (menggenang) dalam waktu
relatif lama.
2. Pembentukan pohon
Pohon durian dapat tumbuh menjulang tinggi hingga mencapai 25 m atau lebih,
tergantung pada umur tanaman. Tanaman yang dibudidayakan secara intensif dan
komersial, ketinggiannya dapat diatur menjadi pendek ± 5 m dan habitus (bentuk)
kanopinya bagus dengan teknik pembentukan pohon.
Tujuan pembentukan pohon antara lain adalah mendapatkan kerangka bentuk
pohon durian berbatang pendek, memperoleh percabangan yang rendah dan kuat
hingga mampu menahan beban pembuahan yang lebat. Pembentukan pohon durian
dilakukan seawal mungkin, yakni sejak tanaman berumur 1-3 bulan setelah tanam.
Tatalaksana pembentukan pohon durian adalah sebagai berikut :
Pelihara dan bentuk batang utama agar tumbuh tegak, kokoh dan kuat dengan
cara memasang tongkat penyangga dan melakukan pemangkasan ringan
terhadap bagian tanaman yang sakit,rusak atau pertumbuhannya tidak
dikehendaki.
Biarkan tanaman durian tumbuh subur hingga umur 1 tahun dan bercabang
banyak
Tentukan dan pelihara 3-4 cabang terbaik pada tanaman durian yang berumur 2
tahun. Letak cabang yang dipilih ditetapkan mulai ketinggian 70-100 cm dari
permukaan tanah
Pangkas cabang-cabang liar baik yang tumbuh di bawah ketinggian 70-100 cm
maupun pada cabang terpilih.
Pangkas bagian tanaman yang terlalu rimbun
Pangkas pucuk batang bila pertumbuhannya tajuk telah mencapai 4-5 m, agar
tanaman menjadi pendek dan bentuk kanopinya bagus.
3. Penyiangan dan penggemburan tanah
Rumput liar (gulma) yang tumbuh di bawah sekeliling tajuk tanaman durian
harus dibersihkan (disiangi), karena selain menjadi sarang hama dan penyakit, juga
merupakan pesaing dalam kebutuhan unsur hara, air, dan lain-lain. Gulma dapat
dikendalikan dengan herbisida, seperti Basta,Dual 500 EC, Gramoxone, Goal 2E,
dll pada konsentrasi yang dianjurkan.
Cara penyiangan adalah dengan mencabut atau membersihkan rumput dengan
parang atau kored ataupun cangkul. Bersamaan dengan penyiangan sekaligus
diadakan penggemburan tanah disekeliling tajuk tanaman secara hati-hati dan
dangkal agar tidak merusak perakaran durian. Penyiangan dapat dilakukan setiap
waktu, tergantung keadaan pertumbuhan rumput liar. Namun, untuk menghemat
biaya penyiangan sebaiknya bersamaan dengan waktu pemupukan.
4. Pemupukan
Untuk memperoleh pertumbuhan dan produksi buah terbaik, tanah tempat
tumbuh tanaman durian harus diberi pupuk. Jenis dan dosis pupuk yang tepat
sebaiknya berdasarkan analisis tanah.
Anjuran umum
Pemupukan tanaman muda (TM) terdiri atas :
Pupuk kandang 20 kg/tanaman
Pupuk buatan meliputi : urea 50 gr + TSP 50 kg + KCL 40 gr per tanaman
setiap kali pemupukan
Pemupukan tanaman dewasa (menghasilkan) terdiri atas :
Pupuk kandang 90 kg/tanaman
Pupuk buatan meliputi : urea 500 gr + TSP 1.000 kg + KCL 1.000 gr per
tanaman setiap kali pemupukan
Hal yang penting diperhatikan sewaktu akan memupuk adalah memilih
komposisi hara sesuai dengan fase pertumbuhan tanaman. Pada fase vegetatif
aktif (daun dan tunas) memerlukan lebih banyak unsur nitrogen daripada fosfor
dan kalium. Sebaliknya pada fase reproduktif atau generatif lebih banyak
membutuhkan unsur P dan K daripada unsur Nitrogen. Oleh karena itu
pemupukan tanaman durian pada fase vegetatif sebaiknya menggunakan
komposisi hara N,P, dan K (3:2:1 atau 2:2:1) sedangkan untuk fase generatif
komposisi N,P, dan K (2:3:1 atau 2:3:3).
Disamping unsur N,P, dan K, tanaman durian membutuhkan unsur hara
makro lain, seperti Kalsim (Ca), Magnesium (Mg), Belerang (S), dan unsur
mikro Besi (Fe), tembaga (Cu), Seng (Zn), Mangan (Mn), Boron (B) serta
Molibdenum (Mo). Untuk mencukupi unsur hara tersebut dapat diberi pupuk
tambahan berupa pupuk daun ataupun pupuk organik.
Waktu pemupukan tanaman durian dengan pupuk kimia (anorganik,
buatan) dimulai pada umur 3 bulan setelah tanam. Pemupukan susulan
berikutnya diulang tiap 4 bulan sekali secara kontinu. Pada tanaman durian
yang sudah berbunga atau berbuah, pemupukan dilakukan 2-3 kali setahun,
yaitu menjelang berbunga atau saat tanaman selesai membentuk tunas-tunas
baru, menjelang buah tua (matang) dan seusai panen. Khusus pemberian pupuk
kandang hanya dilakukan setahun sekali, biasanya pada musim kemarau.
5. Perawatan bunga
Tanaman durian bibitnya berasal dari okulasi, enten, ataupun susuan biasanya
sudah mulai berbunga pada umur 5-7 tahun setelah tanam. Musim berbunga
tanaman durian di Indonesia, khususnya di Jawa, pada umumnya berlangsung
setiap bulan Juni – September. Jumlah bunga durian dapat mencapai sekitar
100.000 kuntum per pohon atau 100 kuntum per tangkai (dompol). Mekarnya
bunga durian sering tidak serempak dan penyerbukannya terjadi pada malam hari,
sehingga sedikit sekali persentase bunga yang menjadi buah. Rendahnya,
persentase bunga yang menjadi buah dapat diakibatkan oleh banyak faktor,
diantaranya adalah :
Kurang atau sedikit serangga penyerbuk yang mencari madu pada malam hari
Proses penyerbukan tidak sempurna sehingga mekarnya bunga tidak serempak
(bersamaan)
Letak bunga berada pada lingkungan mahkota tajuk pohon, sehingga serbuk
sari tidak mampu menjangkau bunga tersebut
Turun hujan lebat pada saat berbunga, sehingga serbuk sari dari satu pohon
tidak dapat menyerbuki bunga pohon yang lain.
Untuk mengatasi permasalahan diatas, perawatan bunga durian penting
diperhatikan, yakni melakukan penyerbukan buatan atau bantuan manusia. Tatacara
penyerbukan bunga durian adalah sebagai berikut :
1. Tentukan (pilih) pohon durian yang periode berbunganya bersamaan.
2. Ambil dan kumpulkan serbuk sari dari bunga yang sudah mekar, kemudian
tampung dalam suatu wadah
3. Masukkan serbuk sari ke dalam alat semprot berukuran 1 liter, lalu semprotkan
pada pohon durian yang bunganya sedang mekar.
Tatalaksana perawatan bunga durian untuk menghasilkan buah yang berkualitas
prima adalah sebagai berikut :
a. Perompelan bunga
Rompel (pangkas) bunga durian yang terlalu banyak (lebat) dengan
gunting yang tajam untuk disisakan 8-10 bunga terpilih per dompol.
b. Penyerbukan buatan
Kumpulkan serbuksari dari bunga yang mekar penuh pada malam hari
sekitar jam 20.00, kemudian tamoung dalam suatu wadah
Campurkan serbuk sari dengan tepung tapioka atau terigu pada
perbandingan 3:7, lalu masukkan kedalam alat semprot berukuran kecil
Hembuskan (semprotkan) serbuk sari tadi pada semua bunga yang sedang
mekar. Penyemprotan serbuk sari dilakukan pada malam hari sekitar jam
20.00 WIB.
.
6. Perawatan buah
Kegiatan pokok perawatan buah durian sejak terbentuknya bakal buah hingga siap
dipanen adalah sebagai berikut :
a. Penjarangan bakal buah (pentil)
Perjarang buah stadium pentil berdiaeter ± 3 cm yang semula berjumlah 8-
10 buah untuk disisakan 1-2 buah terpilih
Biarkan pentil buah tumbuh membesar berdiameter 5 cm
Pangkas (buah) salah satu pentil buah untuk disisakan satu buah terpilih
Atur jarak antar buah yang tersisa dalam satu cabang yang tersisa dalam
satu cabang sekitar 30 cm, agar antar buah tidak bersinggungan.
b. Pemupukan
Pupuk tanaman durian yang berbuah cukup besar (diameter sekitar 30 cm)
dengan pupuk khusus mengandung kadar kalium (K) tinggi untuk
mempercepat pematangan dan menambah manisnya buah.
c. Pembungkusan buah
Bungkus buah durian yang masih kecil dengan kantong plastik tipis
berwarna hitam atau biru atau kertas semen yang diberi lubang – lubang
kecil untuk pembuangan air. Tujuan pembungkusan buah adalah untuk
mempertahankan warna kulit buah agar tetap hijau walau sudah
matang, penampilan buah menarik dan bersih serta mengendalikan
serangan hama penggerek hama.
5. Hama dan penyakit tanaman durian
Hama
Hama penting yang sering menyerang tanaman durian diantaranya adalah
1.Penggerek Batang
Di Indonesia terdapat 2 jenis penggerek utama yang menyerang batang, dahan
ataupun ranting tanaman durian, yaitu Batocera nominator ajac dan Xyleutes
leuconotus. Stadium hama yang merusak tanaman durian adalah larva atau ulat.
Ulat atau larva tersebut menggerek dan membuat lubang atau terowongan pada
batang, dahan maupun ranting.
Gejala serangan kedua jenis penggerek batang adalah terdapatnya kotoran dan
cairan berwarna kemerah-merahan dari bekas gerekan (lubang) yang diserang
ulat. Akibatnya adalah bagian tanaman yang diserang hama ini menjadi kering,
daun-daunnya layu atau rontok, dan akhirnya mati.
Pengendalian hama penggerek batang dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai
berikut :
1. Menjaga kebersihan (sanitasi) kebun, terutama dari daun-daun yang luruh
mengering.
2. Menutup lubang gerekan hama dengan kapas yang telah diberi larutan
insektida.
3. Memotong (memangkas) bagian tanaman yang terserang berat untuk segera
dimusnahkan.
4. Menginfus tanaman dengan insektisida sistemik, seperti Perfekthion 400 EC
atau Azodrin 15 WSC pada konsentrasi 0,2%-0,5% sebanyak 0,5-1,0
liter/pohon, baik melalui batang maupun ujung akar.
2.Penggerek Buah
Terdapat tiga jenis hama penggerek buah durian, yaitu Tirathaba ruptilinea,
Hypergea leprosticta, dan Dacus dorsalis.
Cirri-ciri dari ketiga hama penggerek buah durian adalah sebagai berikut :
5. Tirathaba pada stadium dewasa berupa ngengat yang warna sayap depannya
kehijau-hijauan, namun sayap belakang berwarna merah atau jingga.
Stadium hama yang merusak buah durian adalah ulat atau larva. Ulat atau
larva tersebut menggerek dan melubangi buah hingga menyebabkan busuk.
6. Buah Hypergea berupa ngengat berwarna coklat-tua dengan tanda bercak
putih pada sayapnya. Stadium yang menyerang buah durian adalah larva
(ulat). Ulat atau larva tersebut melubangi dan menggerogoti buah. Buah yang
terserang berat menjadi busuk berulat, dan akhirnya berjatuhan (rontok).
7. Dacus berupa lalat berwarna cokelat kekuning-kuningan dengan dua garis
kuning membujur pada bagian punggung. Stadium hama yang merusak buah
durian adalah larva (ulat). Ulat memakan daging buah hingga menyebabkan
busuk dan kadangkala rontok.
Pengendalian hama penggerek buah dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai
berikut :
Menjaga kebersihan (sanitasi) kebun, baik dari rumput-rumput liar (gulma)
maupun sisa-sisa tanaman agar tidak menjadi sarang hama, atau juga
membungkus buah.
Menginfus tanaman dengan insektisida sistemik seperti Tamaron 200 LC
atau Azodrin 15 WSC atau Dimercon 50 SCW pada konsentrasi 0,2-0,3%
(2-3 cc/liter air) sebanyak 500-1.000 cc/pohon sebelum tanaman durian
berbunga, baik dengan infuse melalui batang mapun akar.
Khusus untuk pengendalian lalat buah dapat disemprot dengan Promar yang
dicampur insektisida atau menggunakan perangkap yang berbahan aktif
methyl eugenol, seperti M-Atraktan.
3.Kutu Loncat
Kutu loncat bertubuh kecil dan berwarna kecoklat-cokelatan, yang diselimti
benang-benang lilin putih hasil sekresi tubuhnya. Diduga kutu loncat pada
durian adalah sejenis serangga dari family Psyllideae. Pada umumnya kutu
loncat menyerang bagian daun dengan cara mengisap cairan selnya. Gejala
serangan yang diamati secara visual adalah terdapat bintik-bintik berwarna
kecoklat-coklatan pada daun hingga akhirnya ukuran daun mengecil (abnormal).
Pengendalian hama kutu loncat dapat disemprot dengan insektisida sistematik,
seperti Perfekthion 400 EC atau Tamaron 200 LC pada konsentrasi 0,2%.
4.Kutu Putih (Pseudococus sp.)
Kutu putih bentuk tubuh bulat berwarna abu-abu atau kekuning-kuningan dan
seluruh bagian tubuhnya ditutupi oleh lapisan lilin berwarna putih. Kutu putih
hidup berkelompok pada bagian daun atau tangkai bunga maupun buah.
Hama ini menyerang dengan cara mengisap cairan sel tanaman, dan kotorannya
mengeluarkan madu yang dapat mengundang semut sehingga menimbulkan
penyakit embun jelaga. Akibat serangan kutu putih menyebabkan pertumbuhan
tanaman merana dan bunga ataupun buah mudah rontok.
Pengendalian hama kutu putih dapat disemprot dengan insektisida alami seperti
larutan (ekstrak) umbi bawang putih dicampur cabai, atau pun insektisida
sintesis misalnya Dencis 2,5 EC pada konsentrasi yang dianjurkan.
5.Ulat Daun
Beberapa jenis ulat yang sering menyerang daun durian adalah :
a. Ulat Papilo agamemmon (L.)
Ulat ini berwarna hijau, pada punggung depan terdapat benjolan bulat.
b. Ulat serit (Setoro nitens)
Ulat ini tubuhnya ditutupi duri-duri mengeluarkan cairan terasa panas pada
kulit.
c. Ulat bulu (Lymantria dispar)
Ulat ini tubuhnya berwarna cokelat kehitam-hitaman dan bersegmen-segmen
yang ditumbuhi dengan bulu-bulu.
Ketiga jenis ulat tadi menyerang tanaman durian dengan memakan atau merusak
daun durian hingga bolong-bolong tidak beraturan. Pengendalian hama ulat daun
dapat dilakukan dengan cara menyemprotkan insektisida yang mangkus dan
sangkil, seperti Decis 2,5 EC atau Diazinon 60 EC pada konsentrasi yang
dianjurkan.
Penyakit
Organisme penyakit yang sering menyerang tanaman durian diantaranya adalah :
1. Busuk Akar Fusarium
Organisme penyebab penyakit ini adalah cendawan Fusarium sp. yang sering
menyerang tanaman muda di persemaian maupun di kebun. Gejala serangan
penyakit ini adalah tanaman layu, dan kulit akarnya busuk basah. Keadaan yang
lembab sering menimbulkan gumpalan-gumpalan berwarna putih atau merah-
jambu di sekitar bagian tanaman yang terserang. Pengendalian penyakit busuk akar
Fusarium dapat dilakukan dengan cara : perbaikan drainase tanah, mengurangi
kelembaban kebun (pemangkasan), dan penyemprotan fungisida yaitu mangkus
dan sangkil, seperti Benlate atau Dithane M-45 80 WP pada konsentrasi yang
dianjurkan.
2. Busuk Akar Pythium
Penyebab penyakit ini adalah cendawan Pythium complectens Braun. Yang dapat
bertahan lama dalam tanah. Gejala serangannya adalah cabang-cabang yang
terserang atau sakit tampak mati ujung dan pada bagian yang infeksi di atas
permukaan tanah menjadi busuk berwarna cokelat hingga akhirnya dapat meluas ke
bagian perakaran. Sebelum tanaman terserang berat biasanya tumbuh tunas-tunas
baru dari bagian tanaman yang tidak terinfeksi.
Pengendalian penyakit ini dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1. Perbaikan drainase tanah agar tidak terlalu lembab (basah)
2. Membongkar (eradikasi) tanaman durian yang terserang berat dan akar-akarnya
dimusnahkan.
3. Menghindari luka mekanis pada bagian akar dan pangkal batang sewaktu
pemeliharaan tanaman.
4. Menggunakan larutan fungisida sistemik dengan cara dikocorkan atau
diinfuskan pada akar.
3. Kanker Bercak
Penyebab penyakit ini adalah cendawan Phytopthora palmivora (Butl.) Butl.
Penyakit ini juga menyerang perakaran bibit di persemaian dan tanaman durian di
lapangan (kebun) sehingga menyebabkan mati ujung hawar, hawar daun, dan busuk
buah.
Gejala serangannya adalah
1. Kanker bercak, ditandai dengan keluarnya blendok (gum) berwarna gelap pada
pangkal batang, kemudian meluas hingga menyebabkan jaringan kulit berwarna
merah-kelam atau cokelat-tua sampai hitam menggelang batang dekat
permukaan tanah. Daun-daun rontok dan mati ujung. Pada tingkatan serangan
yang berat menyebabkan matinya tanaman.
2. Busuk akar, ditandai dengan membusukknya akar-akar semai, berwarna cokelat
sampai hitam hingga menyebabkan mati ujung.
3. Mati ujung atau ujung tanaman ditandai dengan mengeringnya ranting-ranting
pada tanaman dewasa di kebun durian.
4. Hawar daun (Leaf blight) ditandai dengan terjadinya becak-bercak besar dan
matinya daun.
Pengendalian penyakit dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1. Perbaikan drainase tanah di sekitar kebun ataupun lahan pembibitan.
2. Menghindari pelukaan mekanis pada tanaman yang sakit, kemudian bekas luka
diolesi dengan fungisida atau ter.
3. Memotong (memangkas) bagian tanaman yang terserang berat.
4. Jamur Upas
Penyebab penyakit ini adalah cendawan Upasia salmonicolor (Berk. Et Br.) yang
mempunyai banyak tanaman inang, seperti jeruk, nangka, dan kelengkeng. Gejala
serangan jamur upas adalah terdapat benang-benang jamur berwarna mengkilat
seperti sarang laba-laba pada cabang, kemudian berkembang menjadi kerak
berwarna merah-jambu. Tingkat serangan yang berat dapat menyebabkan matinya
cabang.
Pengendalian penyakit ini dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1. Mengolesi bagian tanama yang sakit dengan fungisida tembaga, seperti
Vitigran Blue atau Calixin RM.
2. Memotong (memangkas) bagian tanaman yang sakit berat.
3. Mengurangi kelembaban di sekitar kebun.
4. Menyemprot fungisida yang mangkus dan sangkil, seperti Vitigran Blue atau
Dithane M-45 80 WP pada konsentrasi yang dianjurkan.
5. Bercak Daun
Penyebab penyakit bercak daun adalah cendwan Colletotrichum durionis Koord.
Gejala serangan penyakit ini adalah timbulnya bercak-bercak besar kering dan
melekuk pada daun hingga menyebabkan perubahan warna dari hijau menjadi
coklat sampai hitam. Pengendalian penyakit bercak daun Colletotrichum adalah
melakukan pemangkasan (pemotongan) bagian tanaman yang sakit berat, dan
penyemprotan fungisida berbahan aktif tembaga, misalnya Vitigran Blue, pada
konsentrasi yang dianjurkan.
6. Busuk Buah
Penyebab busuk buah selain cendawan Phytophthora palmivora, juga cendawan
Diploida duriones. Rhizopus sp., dan Gloeosporium zibethinum Sacc.
Gejala serangan penyakit busuk buah adalah:
- Mula-mula terjadi bercak kebasah-basahan dan perubahan warna dari hijau
menjadi coklat atau coklat tua sampai hitam.
- Tahap berikutnya setelah 5 hari kemudian buah busuk kebasah-basahan dan
pada bagian bercak terdapat miselium cendawan berwarna putih.
Pengendalian penyakit busuk buah dapat dilakukan cara-cara sebagai berikut:
- Membuang (memangkas) buah yang sakit untuk segera dimusnahkan.
- Menjaga kebersihan (sanitasi) kebun.
- Mengurangi kelembaban kebun.
- Menginfus tanaman dengan fungisida sistemik, baik melalui batang maupun
akar seawal mungkin.
- Melakukan panen dan pascapanen sebaik mungkin.
7. Penyakit lain
Beberapa penyakit potensial yang sering ditemukan menyerang tanaman durian
adalah:
a. Cendawan Ganoderma pseudoferreum (Wakef). v. Overeem et steinm
penyebab penyakit akar.
b. Cendawan Rhizoctonia solani Kuhn penyebab penyakit bercak-bercak daun
berwarna coklat atau coklat-tua dan mengering pada tanaman di pesemaian
maupun di kebun.
c. Cendawan Phyllosticta durionis Zimm penyebab penyakit bercak-bercak daun
berwarna coklat-pucat besar sampai garis tengah 4 cm.
d. Cendawan Phyllachora makrospora Zimm penyebab penyakit bercak daun
berwarna coklat-tua sampai hitam dengan tepi agak membengkak berwarna
lebih gelap.
e. Cendawan Oidium nephelii Hadiwijaya atau penyakit tepung (mildew)
berwarna putih pada permukaan daun.
Pengendalian penyakit-penyakit tadi dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai
berikut :
- Menjaga kebersihan (sanitasi) kebun
- Memotong (memangkas) bagian tanaman yang sakit berat
- Mengurangi kelembaban di sekitar kebun
- Menyemprot tanaman dengan fungisida yang mangkue dan sangkil pada
konsentrasi yang dianjurkan
- Membongkar (eradikasi) tanaman yang terserang berat atau mati
6. Panen dan Pasca panen durian
PANEN (PEMETIKAN) BUAH
Musim panen buah durian di Indonesia dalam keadaan cuaca normal biasanya
berlangsung pada bulan Oktober sampai dengan Februari. Tanaman durian mulai
dapat dipanen amat tergantung pada asal bahan tanaman (bibit). Tanaman yang
bibitnya berasal dari perbanyakan generative (biji) mulai berbuah pada umur 10-
15 tahun setelah tanam. Sedangkan tanaman durian yang bibitnya berasal dari
perbanyakan vegetative (okulasi, enten dan susuan) mulai berbuah pada umur 4-
7 tahun setelah tanam. Di samping itu, umur buah durian matang atau siap
dipanen (dipetik) tergantung pada umur keluarnya bunga, yakni 4-5 bulan dari
sejak pembungaan.
Panen buah durian tidak serempak, karena matangnya buah pun tidak
bersamaan. Cirri-ciri buah durian siap dipanen ataua sudah matang adalah
sebagai berikut:
- Duri-duri tampak tumpul, jarang dan rata.
- Mengeluarkan (menebar) aroma yang harum dan khas.
- Tangkai buah tampak menguning.
- Bila buah dijentik (disinggung) dengan tangan atau pisau akan bersuara
kasar dan bergema.
- Pada beberapa varietas durian menampakkan ujung buah mulai retak.
Waktu panen buah durian yang paling tepat amat tergantung pada tujuan
penggunaan (konsumsi) dan jarak pengangkutan atau pemasaran. Untuk
konsumsi lokal (di tempat) biasanya konsumen menyenangi buah durian yang
sudah matang di pohon atau disebut “buah jatuhan”. Agar buah jatuhan tidak
rusak atau cacat, maka jauh sebelumnya diperlukan penanganan prapanen
dengan pengikatan buah pada stadium masih mentah dengan tali rafia, kemudian
digantungkan di bagian dahan atau cabang paling dekat dengan buah. Kelak
pada waktu panen tinggal melepaskan tali pegikat pada buahnya saja. Buah
durian jatuhan ini hanya tahan disimpan selama 3 hari.
Waktu panen buah durian untuk tujuan dipasarkan dan jarak angkut cukup jauh
yang paling tepat adalah pada saat buah tua penuh (matang fisiologis), namun
belum matang benar, yakni tingkat kematangan 75% - 80% atau saat bau durian
tidak terlalu menyengat. Penentuan tingkat kematangan buah dalam satu pohon
dapat mengacu pada pengalaman para petani atau eksportir durian, antara lain
bila buah jatuhan sekitar 20%, maka buah yang sudah dapat dipanen mencapai
80%. Namun bila buah jatuhan hanya 10%, berarti buah yang siap dipanen baru
sekitar 50%.
Cara panen buah durian adalah dengan memetik atau memotong tangkai buah
secara hati-hati menggunakan pisau yang tajam. Tatalaksana panen buah durian
adalah sebagai berikut:
- Panjat pohon atau gunakan alat bantu tiang penyangga bertingkat hingga
pada cabang tempat buah yang menjadi sasaran.
- Tentukan (pilih) buah yang tua penuh.
- Potong (pangkas) tangkai buah dengan pisau yang tajam.
- Jatuhkan buah ke bawah sambil disambut (ditadah) dengan karung goni.
Pemetikan atau pemanenan buah durian harus dilakukan pada waktu cuaca cerah
atau sebelum hujan turun, dan buah tidak dijatuhkan langsung ke tanah. Panen
buah durian pada keadaan hujan dapat meningkatkan kadar air daging buah,
merangsang pertumbuhan cendawan atau bakteri yang menyerang buah, dan
risiko lainnya yang dapat menurunkan kualitas buah.
Produkivitas dan produksi buah durian bervariasi, tergantung pada umur
tanaman, varietas, dan keadaan tanamannya. Pada umumnya pembuahan
perdana (pertama) tahun ke-4 atau ke-5 baru 4-10 buah/pohon, kemudian tahun-
tahun berikutnya meningkat 25% - 50% sejalan dengan pertambahan umur
tanaman.
PASCA PANEN
Setelah panen (pemetikan) buah durian, penanganan pascapanen berikutnya
meliputi kegiatan pokok sebagai berikut:
1. Pengumpulan
Kumpulkan segera buah durian yang strategis di sekitar kebun, keadaan
lingkungannya teduh, dan dekat dengan jalan atau sarana angkutan.
2. Pengangkutan
Angkut buah durian dari tempat pengumpulan sementara di kebun ke gudang
penyimpanan atau penampungan hasil dengan gerobak ataupun dipikul.
3. Pemberian tanda
Beri tanda khusus pada tangkai buah durian dengan cat atau label untuk
menandai kebun asal durian tersebut.
4. Pembersihan
Cuci buah durian dengan cara menyemprotkan air bersih ke bagian
permukaan kulit buah agar terbebas dari kotoran, serangga ataupun jamur. Di
Thailand, seusai pencucian langsung dilakukan perendaman buah selama
beberapa menit da;lam larutan fungisida Alietta 800 WP yang berbahan aktif
O-ethyl phosphonate 0,2% untuk menghindari serangan penyakit busuk
buah.
5. Penirisan
Keringanginkan (tiriskan) buah durian pada rak-rak penyimpanan hingga
permukaan kulit buah tampak kering.
6. Pemeraman
- Masukkan buah durian dalam peti atau wadah secara hati-hati.
- Peram buah durian selama ± 3 hari di gudang pemeraman atau
penyimpanan.
7. Pengemasan
Kemas (wadahi) buah durian yang telah matang dalam kardus (karton) rata-
rata berisi 3 – 4 buah, dan antara buah yang satu dengan yang lainnya diberi
sekat pembatas dengan lembar karton agar tidak bersinggungan.
8. Pemasaran
Angkut dan pasarkan buah durian dalam kemasan ke sasaran pasar di dalam
negeri maupun diekspor.
Khusus untuk diekspor terdapat 2 macam bentuk produk buah durian yang
umum dipasarkan, yaitu buah utuh atau hanya daging buahnya saja.
Persyaratan kualitas (mutu) buah durian dalam bentuk “buah utuh” adalah
sebagai berikut:
- Berat per buah antara 2 – 3 kg.
- Daging buah tebal, kering atau lembek (tidak melekat pada tangan), rasa
manis, dan bijinya kecil (kempes).
- Bebas dari serangan hama dan penyakit (mulus), serta tidak mengandung
residu pestisida.
Pengemasan buah durian untuk jarak jauh (ekspor) dimasukkan dalam
kardus atau keranjang bamboo dengan kapasitas (isi) antara 20 – 50 kg per
wadah. Cara lain pengemasan buah durian adalah mula-mula duri-durinya
disayat sampai gundul, kemudian buah dimasukkan (dikemas) dalam
kantong plastik dan dipak secara khusus, serta ditambahkan es batu dalm
kantong plastik tersendiri.
Pengemasan dalam bentuk “daging buah beserta biji” dapat dilakukan
sebagai berikut:
- Buka atau belah buah durian dengan alat bantu pembelah atau golok
mengikuti arah pongge buah.
- Ambil daging buah beserta biji tiap pongge secara utuh.
- Masukkan (kemas) pongge daging buah beserta bijinya dalam kantong
plastik renggang. Tiap kantong plastik berisi 1 – 3 pongge.
- Kemas kantong plastik berisi pongge daging buah durian tadi dalam
wadah plastik atau keranjang yang ukurannya lebih besar dan di
dalamnya diberi es batu.
Pengemasan “daging buah beserta bijinya” dalam kantong plastik renggang
mempunyai beberapa keuntungan, diantaranya adalah penampakkan buah
dapat dilihat langsung, aroma (bau) tidak tercium, dan tidak meruwah dalam
wadah pengemasan.
PENGOLAHAN (PROSESING)
Selain dapat dikonsumsi segar, buah durian dapat diolah menjadi berbagai
bentuk produk, diantaranya adalah dibuat tepung, dodol dan wajik durian.
Tepung durian dapat dibuat dari bahan baku daging buah durian dan juga biji-
bijinya.
1. Tepung daging buah durian
Tatalaksana proses pembuatan tepung dari bahan baku daging buah durian
adalah sebagai berikut:
a. Pemilihan buah
Pilihlah buah durian yang masih mentah (belum diperam), terutama buah
yang ukurannya kecil (sisa sortir), namun keadaannmya mulus, dan tidak
terserang hama maupun penyakit.
b. Pengambilan daging buah
1. Belah buah durian dengan alat bantu golok mengikuti arah pongge
buah, hingga terkuak daging buahnya.
2. Ambil daging buah beserta biji-bijinya dari pongge buah, kemudian
tampung dalam suatu wadah.
3. Pisahkan antara daging buah dengan biji secara tersendiri.
4. Iris daging buah menjadi irisan-irisan kecil.
c. Pemblasingan
Panaskan (kukus) daging buah pada suhu 80oC selama 5 menit untuk
menonaktifkan enzim pada bahan tersebut sekaligus mematikan
mikroorganisme, dan mempertahankan warna asli daging buah.
d. Perendaman
Rendam daging buah yang telah diblasing tadi dalam larutan Natrium
bisulfit konsentrasi 500 ppm selama 15 menit.
e. Pengeringan
Jemur daging buah durian di bawah sinar matahari atau keringkan dalam
alat pengering buatan bersuhu 60o – 70o selama 6 – 8 jam.
f. Penghalusan
- Tumbuk atau haluskan daging buah durian hingga menjadi tepung.
- Saring tepung secara berulang-ulang hingga diperoleh hasil berupa
tepung amat halus dan seragam (homogen).
g. Pengemasan
Wadahi tepung durian dalam kantong plastik tebal kemudian diberi label
(etiket) etika yang menarik.
Proses pembuatan tepung dari biji durian sama dengan tatalaksana
memproduksi tepung dari daging buah. Kedua jenis tepung ini dapat
diolah lebih lanjut antara lain untuk dibuat dodol durian.
2. Dodol durian
Tatalaksana pembuatan dodol (lempok) durian adalah sebagai berikut :
a. Persiapan
- Siapkan alat dan bahan berupa Waskom, pisau, kompor, daging
buah durian kurang lebih 2 gelas (standar), gula merah 2 gelas,
santan kental 2 gelas, tepung maizena (jagung) 6 sendok makan,
daun pandan 1 lembar, vanili dan garam secukupnmya, serta
sarana penunjang lainnya.
b. Proses pembuatan
- Rebus (masak) bahan-bahan yang terdiri dari : daging buah
durian, gula merah dan pandan dalam air santan, kemudian
tambahkan garam dan vanili.
- Aduk-aduk adonan tadi sampai kental sambil menambahkan
tepung maizena sedikit demi sedikit.
- Tuangkan adonan (dodol) durian ke dalam piring, kemudian
biarkan sampai dingin. Cara lain adalah tuangkan adonan pada
daun pisang, lalu gulung hingga bentuknya bulat panjang.
3. Wajik durian
Tatalaksana pembuatan wajik durian adalah sebagai berikut :
a. Persiapan
Siapkan alat dan bahan yang terdiri dari Waskom, kompor, beras
ketran 1 liter (standar), gula merah 300 gram, gula pasir 60 gram,
santan kental 2 gelas, daging buah durian 2 gelas, daun pandan 1 ikat,
air ½ gelas dan garam secukupnya, serta sarana penunjang lainnya.
b. Proses pembuatan
1. Rendam beras ketan selama semalam, lalu keesokan harinya
ditiriskan.
2. Rebus (cairkan) gula merah dan gula pasir dalam ½ gelas air, lalu
tambahkan daun pandan.
3. Saring air rebusan bahan-bahan tadi, kemudian didihkan kembali
bersama dengan air santan dan daging buah durian.
4. Kukus beras ketan di atas daun pandan selama kurang lebih 30 menit
hingga masak, kemudian ditaruh dalam wajan.
5. Masak (panaskan) kembali ketan yang sudah masak tadi bersama
dengan sirup gula, santan dan garam secukupnya sambil diaduk-aduk
sampai merata benar serta adonan akhirnya menjadi kental.
6. Angkat wajik durian untuk segera dituangkan dalam loyang.
7. Potong-potong wajik durian menjadi beberapa potongan (ukuran)
sesuai dengan selera.
Selain bentuk olahan durian seperti duiraikan di atas, daging buah durian
juga dapat diawetkan untuk tujuan jangka waktu relative lama. Cara
pengawetan ini merupakan salah satu upaya untuk menyediakan makanan
dari buah durian di luar musim panen. Tata laksana pengawetan daging buah
durian adalah sebagai berikut :
1. Belah buah durian secara hati-hati hingga daging buahnya terkuak dan
tidak rusak.
2. Ambil daging buah dengan bijinya ataupun tanpa biji.
3. Didihkan air sebanyak 1 liter, lalu tuangkan agar-agar sebanyak 40
gram sampai mencair.
4. Angkat adonan agar-agar dari perapian untuk didinginkan hingga
suhunya berkisar antara 350-400C.
5. Masukkan daging buah durian satu per satu ke dalam adonan agar-
agar tadi, lalu biarkan selama 2-3 detik.
6. Angkat dan tiriskan daging buah yang telah ditutupi (terlapisi) agar-
agar untuk dimasukkan atau dikemas dalam kantong plastic.
7. Simpan daging buah durian awetan dalam lemari es. Dalam keadaan
beku, daging durian awetan ini dapat tahan 4-7 bulan dengan mutu
tetap baik.
7. Pemasaran
Salah satu jenis buah tropis yang mempunyai nilai ekonomis cukup tinggi dan
prospeknya bagus adalah duria. Selama periode tahun 1986-1990 ekspor durian
Indonesia masih berfluktuasi, yaitu sebanyak 175,3 ton (tahun 1986), 141,4 ton
(tahun 1987), 943,6 ton (tahun 1988), 200,5 (tahun 1989), dan 271,9 (tahun 1990).
Negara sasaran ekspor durian Indonesia adalah Jepang, Inggris, Inggris, Singapura,
Taiwan, Hongkong,Perancis,Brunei, dan Australia (Rukmana, 1996).
BAB IV. PEMBAHASAN
Permasalahan dan Penyelesaiannya
Masalah utama dalam budidaya durian adalah
1. penyakit yang disebabkan oleh jamur Phytophthora. Penyakit menimbulkan gejala
yang berbeda-beda, bergantung pada bagian tanaman yang diserang. Phytophthora
menyebabkan busuk akar, tanaman mati muda, mati pucuk (die back), kanker
batang, busuk batang, serta busuk buah. Di Thailand dan Malaysia, kerusakan
tanaman durian akibat penyakit ini mencapai 20% dengan kerugian US$500-600
juta. Phytophthora palmivora mempunyai banyak tanaman inang, antara lain durian,
srikaya, pepaya, kelapa, terung belanda, karet, ubi kayu, pala, kakao, kemukus,
lada, terung, anggrek, dan kemiri. Penyakit berkembang cepat pada musim hujan.
Tindakan berikut hal yang dapat dilakukan untuk mencegah infeksi jamur
Phytophthora pada durian ( Suhardi, 2009 ):
a. Membuang sisa-sisa akar yang merupakan inang Phytophthora dan
memusnahkannya sebelum tanam.
b. Membangun sistem drainase yang baik, menanam durian pada tanah yang
ditinggikan (gundukan), dan mencegah air tidak menggenang di suatu tempat.
c. Mengatur pH tanah dan memberikan bahan organik sebelum tanam. Tanah dengan
pH 5,3 sangat sesuai untuk perkembangan Phytophthora. Bahan organik
bermanfaat dalam meningkatkan jenis dan populasi organisme antagonis,
memperbaiki drainase tanah, dan menyuburkan tanaman. Bahan organik dapat
berupa pupuk kandang, seperti kotoran ayam sebanyak 2%.
d. Menata fasilitas pengairan sebelum tanam. Pasokan air yang cukup pada tanaman
muda dapat meningkatkan ketahanan tanaman terhadap Phytophthora dan
mengurangi cekaman air, yang ditandai dengan gugur daun.
e. Mengatur jarak tanam agar pada waktu tanaman sudah besar, tajuknya tidak saling
menutup sehingga mengurangi kelembapan di sekitar tanaman. Jarak tanam 10 m
x 10 m dapat mengurangi kelembapan dan memperbaiki sirkulasi udara sehingga
menekan penyebaran penyakit.
f. Mengoleskan Alliete 5 g/l, Preicur/Ridomil 3-5 ml/l pada bagian tanaman yang
luka.
g. Melabur batang pohon dengan bubur bordo atau TB 192.
h. Menanam varietas tahan. Dari 22 varietas durian yang dilepas, beberapa di
antaranya tahan terhadap Phytophthora. Montong dan Kanee termasuk varietas
durian yang rentan, sedangkan Namlung Petaling 06 tergolong toleran.
2. Peluang pasar belum dapat dimanfaatkan sepenuhnya karena belum memenuhi
standar ekspor dan produktivitasnya masih rendah (5 ton/ha), dibanding negara
Thailand yang mencapai 35 ton per hektar. Hal ini disebabkan teknik budidaya yang
diterapkan masih sangat rendah, dan hasil durian yang sekarang ini berasal dari
pohon durian yang sudah tua yang tumbuh liar dan sebagian kecil dalam bentuk
usaha pekarangan yang tidak dirawat baik (Baswarsiati, 2010).
3. Karena baunya yang keras, sejumlah perusahaan melarang orang membawa durian,
misalnya di kabin pesawat udara, di kendaraan angkutan umum ataupun dibawa ke
hotel. Bagi penggemar durian, agar tidak menimbulkan hal-hal tak menyenangkan
dengan orang yang tak menyukai bau durian, dipercaya ada cara mudah untuk
menghilangkan bau durian di jari-jari tangan dan mulut. Jari tangan dibersihkan
dengan mengaduk-aduk air di dalam pangsa durian (yakni ceruk kulit buah bagian
dalam, bekas tempat daging dan biji durian menempel) dan air adukan tersebut tidak
dibuang, tetapi digunakan untuk berkumur (Anonim, 2011).
BAB V. KESIMPULAN
1. Durian adalah tumbuhan tropis yang berasal dari Asia Tenggara yang memiliki
sebutan populer “Raja dari segala buah” buah durian ini termasuk buah yang
banyak diminati oleh masyarakat di Indonesia.
2. Teknik budidaya durian dimulai dari persiapan bahan tanam, persiapan lahan,
penanaman, pemeliharaan, pengendalian OPT, pemanenan, pasca panen dan
pemasaran.
3. Permasalahan utama dalam budidaya durian adalah penyakit yang disebabkan
oleh jamur Phytophthora.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2011. Masalah Bau Durian. <http://id.wikipedia.org/wiki/Durian #Masalah_bau>. Diakses tanggal 16 Mei 2011.
Aak. 1997. Budidaya Durian. Penerbit Kanisius, Yogyakarta. Hal 14-26.
Baswarsiati. 2010. Teknologi Pengelolaan Tanaman. <http://baswarsiati.wordpress. com/2010/08/11/teknologi-pengelolaan-tanaman/>. Diakses tanggal 16 Mei 2011.
FAO. 2003a. Buah Tropika - Nilai gizi. Keanekaragaman hayati dan kontribusi untuk kesehatan dan gizi. ftp://ftp.fao.org/unfao/bodies/ccp/batf/o4/jo7ise.pdf. Diakses 3 Mei 2011. Diakses tanggal 17 Mei 2011.
FAO. 2003b. Situasi untuk buah tropis. ftp://ftp.fa.org/. Diakses 3 Mei 2011.
Lasimin Sumarsono, Apud S, Djunaedi D, dan Abdurrahman. 2002. Teknik okulasi bibit durian pada stadia entres dan model mata tempel yang berbeda. Buletin Teknik Pertanian 8 (1).
Kompasiana. 2010. Musim Buah Durian. http://edukasi.kompasiana. com/2010/01/03 /musim-buah-durian/. Diakses tanggal 17 Mei 2011.
Mahfudin. 2000. Pengaruh lama penyimpanan entres terhadap pertumbuhan bibit hasil okulasi dan sambung pucuk pada tanaman durian (Durio Zibenthinus Murr ). Fakultas Pertanian Universitas Juanda, Bogor. Hal 21-28.
Rukmana, R. 1996. Durian : Budidaya dan Pascapanen. Kanisius, Yogyakarta.
Suhardi. 2009. Penyakit Busuk Batang pada Durian. Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika. Sumatera Selatan.
Sunarjoyo, H. 1997. Teknologi pembibitan pada tanaman buah-buahan. Kumpulan makalah kursus singkat tanaman buah-buahan tropis. Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya Malang. Hal 23.
Verheij, E.W.M. dan R.E Coronel (eds). 1997. Sumberdaya nabati Asia Tenggara 2 : Buah-buahan yang dapat dimakan. PROSEA-Gramedia, Jakarta. Hal 192-198.
Yumato, Takakazu. 2000. Bird polination of three Durio spesies (Bombaceae) in a tropical rainforest in Sarawak Malaysia. American Journal of Botany (8) : 1181-1188.
LAMPIRAN
Macam-macam varietas durian di Indonesia (Kompasiana, 2010):
1. DURIAN AJIMAH
Durian ini dikenal sebagai durian bung karno. Konon, karena jenis ini merupakan salah satu jenis durian yang digemari oleh Presiden Pertama RI tersebut. Durian ini dapat ditemukan di daerah Ciomas, Bogor. Bentuk buahnya bulat dengan duri yang besar dan jarang. Kulit buahnya tipis dan berwarna hijau keabuan. Daging buah tebal, berwarna kuning muda, kering, dan teksturnya agak berserat. Rasanya manis agak pahit karena mengandung alkohol. Ponggenya besar, tetapi bijinya kecil. Kebanyakan buahnya tumbuh sempurna. Meskipun berukuran kecil, tetapi jika dibelah berisi daging buah yang padat. Ukuran buahnya tergolong sedang, ratarata beratnya 1,5-3 kg/buah.
2. DURIAN BOKOR
Durian ini berasal dari Sukahaji, Majalengka, Jawa Barat. Durian in.; dilepas sebagai varietas unggul pada tahun 1993. Buahnya besar, berat per buahnya dapat mencapai 3,9 kg. Buahnya bulat panjang berwarna hijau kekuning-kuningan. Kulit buahnya berketebalan sedang, antara 3-5 mm. Durinya besar, berbentuk kerucut, serta tersusun jarang. Daging buahnya berketebalan sedang, berwarna kuning muda, bertekstur halus, dan tak be.rserat. Rasanya manis dan aromanya harum. Jumlah pongge per buah antara 15-20 dengan jumlah biji sempurna 10-20. Produktivitas tanaman cukup baik, dapat menghasilkan 150-200 buah/pohon/ tahun. Tahan penyakit busuk akar, tetapi agak peka hama penggerek buah.
3. DURIAN BUBUR
Durian ini berasal dari Semarang, tepatnya di daerah Brongkol. Bentuk buahnya bulat memanjang dengan duri runcing dan tersusun rapat. Kulit buah berwarna kuning kehijauan dan berjuring lima. Belimbingan juringnya agak jelas terlihat. Daging buah tebal, padat, dan pada tiap jurin g tampak penuh dengan pongge yang berjumlah 1-5. Teksturnya kesat dan kering, rasanya manis, dan aromanYa harum. Ukuran buahnya cukup besar, rata-rata berat per buah antara 4-5 kg, sedangkan bijinya kecil. Produktivitas tanaman yang dewasa cukup tinggi, per pohonnya dapat menghasilkan antara 300-400 buah/tahun.
4. DURIAN CHANEE
Durian ini berasal dari Thailand. Mampu berbuah pada umur 4-5 tahun dengan menggunakan bibit sambung pucuk atau okulasi. Produksinya banyak. Mampu beradaptasi dengan berbagai lingkungan, tetapi tidak tahan terhadap penyakit yang disebabkan oleh phytophthora sp. Buahnya berbentuk bulat panjang dengan duri besar yang tersusun jarang. Beratnya mencapai 4 kg dengan warna kulit hijau. Dagingnya tebal dengan warna kuning keemasan. Rasanya manis, bertekstur lembut, dan beraroma harum sedang.
5. DURIAN HEPE
Namanya dikaitkan dengan keadaan bijinya yang kempes (hepe: Sunda). Durian ini antara lain dapat ditemukan di daerah Jonggol, Bogor. Buahnya berbentuk bulat telur clan berwarna hijau kecokelatan. Kulit buah agak tebal dengan duri runcing dan tersusun rapat. Keistimewaannya antara lain terdapat pada daging buahnya yang tebal dan rasan.ya yang manis pahit. Daging buahnya berwarna krem, agak berserat dan kering. Ukuran buahnya sedang, bobotnya antara 1-2 kg/buah. Produksi per pohonnya antara 300-400 buah/ tahun.
6. DURIAN KAMUN
Merupakan varietas durian lain yang cukup populer di daerah Banjarnegara. Salah satu keistimewaan durian ini yaitu biji buahnya banyak yang kempes. Bentuk buahnya bulat lonjong dengan duri berbentuk kerucut clan tersusun agak rapat. Daging buahnya kering, berlemak, dan berwarna kuning tembaga. Rasanya manis agak legit dengan aroma harum yang tidak tajam. Berat rata-rata per buah antara 22,5 kg. Produktivitas cukup baik, per pohon dapat menghasilkan 300-400 buah/tahun.
7. DURIAN KAN YAO
Durian asal Thailand ini berbentuk bulat dengan warna kulit hijau, berduri besar agak jarang. Bobot buahnya 2–5 kg. Dagingnya tebal, berwarna kuning sampai krem, berasa manis, bertekstur agak lembek, dan beraroma harum.
8. DURIAN KANI
Durian - yang bernama asli chanee - ini merupakan introduksi dari Thailand dan telah ditetapkan sebagai salah satu verietas unggul. Bentuk buahnya bulat dengan kulit kuning kecokelatan. Durinya berbentuk kerucut, tajam, dan tersusun agak rapat. Kulit buahnya tipis, antara 3-5 mm, dan agak sukar dibelah. Daging buahnya cukup tebal, kering, berlemak, dan berwarna kuning. Rasanya tidak terlalu manis dan tekstur buahnya tidak terlalu lembut. Aromanya sedang. Jumlah pongge per buah antara 5-18 dengan biji sempurna 5-12. Bijinya kecil, lonjong. Ukuran buahnya termasuk besar, berat rata-rata 2-4 kg per buah. Durian ini bersifat genjah. Produktivitasnya sekitar 20-50 buah/pohon/tahun. Durian kani agak peka penyakit busuk akar dan hama penggerek buah.
9. DURIAN KENDIL
Durian ini berasal dari daerah Brongkol, Semarang. Namanya dikaitkan dengan bentuknya yang bulat seperti kendil (periuk). Karena bulatnya, durian ini dapat diletakkan dalam posisi berdiri tanpa terguling. Kulit buahnya mudah dibelah. Buahnya terdiri dari lima juring clan setiap juring berisi daging buah yang menyatu sehingga tampak penuh dan padat. Daging buah berwarna kuning, rasanya manis legit, dan aromanya sedang (tidak tajam). Ukuran dan berat buahnya relatif seragam, rata-rata berat per buah antara 33,5 kg. Produktivitas rata-rata per pohon hanya sekitar 5070 buah/tahun.
10. DURIAN KRADHUM THONG
Durian ini berasal dari Thailand. Bentuk buahya bulat. Durinya jarang. Kulitnya berwarna hijau. Bobot buahnya sekitar 1,5-3 kg. Dagingnya tebal, berwarna kuning, berasa manis, bertekstur lembut, dan beraroma harum.
11. DURIAN LAMBAU
Jenis durian ini berasal dari Desa Wadas, Kecamatan Bener, Purworejo, Jawa Tengah. Buahnya berbentuk bulat clan kebanyakan terdiri dari lima juring. Kulit buahnya agak tebal dan berwarna kuning kecokelatan. Durinya berukuran sedang, berbentuk kerucut, dan tersusun rapat. Ponggenya besar, daging buahnya tebal, kering, berserat agak kasar, dan berwarna kuning. Rasanya manis clan aromanya tajam menyengat. Biji buahnya kecil. Produktivitasnya rendah, setiap pohon dapat menghasilkan 30 buah per musim.
12. DURIAN LUTUNG
Jenis durian ini dapat ditemukan antara lain di daerah Kendal. Bentuk buahnya tak beraturan, dari lonjong sampai agak bulat. Ku1it buah berwarna keabu-abuan dengan duri besar, tersusun agak rapat, dan kokoh. Buah durian ini biasanya berjuring lima. Pada masing-masing juring terdapat 1-4 pongge yang berukuran besar. Daging buahnya tebal, cukup kesat, dan berwarna kuning agak krem. Rasanya manis alkoholik dengan aroma yang tajam. Kelebihan durian ini antara lain bijinya kebanyakan kempes. Produksi per pohon kira-kira 100 buah/tahun.
13. DURIAN MONTHONG
Durian ini berasal dari Thailand. Tanaman Durian monthong merupakan tanaman genjah. Mampu berproduksi pada umur 4-5 tahun sejak ditanam dengan bibit asal sambung pucuk. Produksi buahnya cukup banyak. Mampu beradaptasi pada berbagai tempat. Sayangnya, tanaman ini tidak mempunyai ketahanan terhadap penyakit Phytophthora .sp. Bentuk buah bervariasi, dari bulat panjang sampai hampir persegi. Durinya besar dan tersusun jarang. Bobot buahnya mampu mencapai 6 kg. Kulitnya tebal dengan warna hij au. juringnya ada 5. Warna daging buah ada yang kuning emas, ada pula yang krem. Dagingnya sangat tebal dengan rasa manis legit dan aroma harum sedang.
14. DURIAN OTONG
Durian ini merupakan varietas introduksi dari Thailand. Durian ini secara resmi telah dilepas oleh Menteri Pertanian sebagai varietas unggul nasional. Bentuk buahnya bulat panjang dengan kedua ujung agak meruncing. Warna kulit buah hijau kekuningan dengan duri-duri kecil berbentuk kerucut serta tersusun agak rapat. Daging buah berwarna kuning menarik seperti kunyit, agak tebal, kering, dan kurang berlemak. Keistimewaannya, daging buahnya sangat manis clan teksturnya sangat halus. Aromanya sedang dan tidak begitu tajam. Jumlah pongge per buahnya antara 5-15 huah dengan jumlah biji sempurna 5-10. Berat buah dapat men capai 4 kg. Produktivitas tidak begitu tinggi, antara 20-50 buah/pohon/tahun.
15. DURIAN PARUNG
Sebenarnya, tanaman induk durian parung sudah mati tersambar petir. Beruntung, ada peneliti dan hobiis tanaman durian yang berhasil mengokulasi. Saat ini, durian parung dapat ditemukan di daerah Darmaga, Bogor, dan Cilandak Barat, Jakarta Selatan. Buahnya berbentuk bulat memanjang dan berwarna hijau keabuan. Daging buahnya tebal, berwarna kuning, sedikit berserat, dan tidak begitu kering. Rasanya manis dan bijinya berukuran kecil.
16. DURIAN PERWIRA
Varietas durian unggul - yang dilepas oleh Menteri Pertanian sekitar pertengahan 1993 - ini berasal dari dari daerah Sinapeul, Majalengka. Buahnya berbentuk bulat dengan kulit relatif tipis dan berwarna hijau. Durinya besar, berbentuk kerucut, serta tersusun rapat. Daging buahnya tebal, berwarna kuning, dan teksturnya kering. Rasanya manis dan aromanya tajam. Jumlah pongge per buah antara 15-20 buah dan hampir semuanya dengan biji sempurna. Bijinya berbentuk bulat telur. Ukuran buahnya relatif besar, antara 2-3 kg. Produktivitas tanamannya tinggi, antara 200-300 buah/pohon/tahun. Varietas durian ini tahan penyakit busuk akar dan agak tahan terhadap hama penggerek buah.
17. DURIAN PETRUK
Durian ini berasal dari Randusari, Jepara, Jawa Tengah, dan telah dilepas sebagai varietas unggul nasional. Bentuk buahnya bulat telur terbalik dengan kulit buah tipis (sekitar 3 mm) berwarna hijau kekuningan. Durinya berbentuk kerucut, kecil, dan rapat. Daging buah berwarna kuning, berserat halus, agak lembek, dan rasanya manis sekali. Namun, aromanya tidak begitu tajam dan menyengat. Jumlah pongge per buah antara 5-10 dengan biji sempurna 5-10. Ukuran bijinya kecil dan berbentuk lonjong. Berat rata-
rata buah antara 1-1,5 kg. Produksi buah berkisar dari 50-150 buah/ pohon/tahun. Durian ini relatif tahan penyakit busuk akar dan hama penggerek buah.
18. DURIAN SALEJA
Jenis Durian unggul ini dapat ditemukan di Desa Sukajaya, Kecamatan Comas, Kabupaten Bogor. Bentuk buahnya bulat panjang dengan ukuran sedang. Daging buahnya berwarna kuning, agak tebal, sedikit berserat, dan tidak begitu kering. Daging buah durian ini tergolong manis rasanya dengan sedikit rasa alkohol. Biji buahnya tergolong kecil-kecil.
19. DURIAN SI DODOL
Jenis durian unggul ini berasal dari daerah Karang Intan, Kalimantan Selatan. Buah durian ini berbentuk bulat dan berjuring lima. Kulit buah berwarna hijau kekuningan dengan duri berbentuk kerucut, tumpul, clan tersusun rapat. Durian ini agak mudah dibelah. Daging buahnya cukup tebal (1,2 cm), berwarna kuning menyala, agak lembek, dan bertekstur halus. Selain manis, daging buahnya mempunyai rasa gurih dan pulen. Jumlah pongge antara 20-25 dengan jumlah biji sempurna 15-20. Di dalam daging buahnya terdapat biji yang kecil dan lonjong. Bobot rata-rata buahnya antara 1,52,5 kg.
Produktivitas buah cukup baik, sekitar 100-200 buah/pohon/tahun. Durian ini tahan penyakit busuk akar dan hama penggerek buah.
20. DURIAN SI HIJAU
Asal durian ini sama dengan durian si dodol dan si japang. Penamaannya kemungkinan dilatarbelakangi oleh warna buahnya yang tetap hijau walaupun sudah matang. Bentuk buahnya bulat dan biasanya berjuring lima. Kulit buahnya ditumbuhi duri yang berbentuk kerucut, berujung tajam, dan tersusun rapat satu sama lain. Buahnya agak mudah dibelah. Daging buah berwarna kuning menyala dan mengilat, agak lembek, dan teksturnya berserat halus. Rasanya manis gurih dan aromanya harum. Bobot buah rata-rata antara 2-2,5 kg per buah. Produktivitas buah antara 300-400 buah/ pohon/tahun. Durian ini tahan penyakit busuk akar dan hama penggerek buah.
21. DURIAN SI JAPANG
Durian unggul ini berasal dari Awang Bangkal, Karang Intan, Banjar, Kalimantan Selatan. Bentuk buahnya bulat panjarig lonjong dan berjuring lima. Kulit buah kuning kehijauan, berduri kerucut yang tersusun jarang. Daging buah kuning gading, kering, berserat halus, clan berlemak. Istimewanya, daging buahnya tebal, antara 1,5-2,5 cm.
Rasanya sangat khas, selain manis juga ada rasa gurih seperti santan. Kandungan alkoholnya cukup tinggi. Aromanya tajam dan merangsang dibandingkan jenis durian lain. Bijinya kecil, bahkan banyak di antaranya yang kempes. Bobot rata-rata buahnya antara 1,5-2,5 kg. Produktivitas 300-600 buah/ pohon/tahun. Tahan penyakit busuk akar dan hama penggerek buah.
22. DURIAN SI KIRIK
Durian ini berasal dari Singomerto, Banjarnegara, Jawa Tengah. Ada dua macam bentuk: bulat memanjang untuk yang tumbuh normal dan membengkok untuk yang tidak normal. Kulit buahnya berwarna cokelat kehijauan dengan duri besar, pendek, dan tersusun rapat. Masing-masing juring berisi 3-4 pongge dengan ukuran besar. Daging buah berwarna krem, berlemak, kesat, berserat halus, empuk, dan ngelotok (tidak menempel pada biji). Rasanya manis dan ada rasa alkohol. Aromanya harum, tetapi tidak begitu tajam. Biji berwarna cokelat muda dan ukurannya cukup besar, panjang 5 cm dan diameter 3 cm. Ukuran buahnya tergolong besar, diameter kira-kira 55 cm clan berat kira-kira 3 kg lebih. Produktivitasnya mencapai 200 buah/pohon/tahun.
23. DURIAN SI MAS
Durian ini berasal dari Rancamaya, Bogor, Jawa Barat, telah dilepas sebagai varietas unggul. Bentuk buahnya lonjong dengan pangkal meruncing. Warna kulit buah kuning kemerahan dengan ketebalan antara 5-10 mm. Bentuk durinya runcing dengan susunan rapat. Daging buah berwarna kuning menyala, tebal, cenderung kering, berlemak, berserat halus, dan rasanya sangat manis. Aromanya harum dan tidak begitu tajam. Jumlah pongge dalam setiap buah antara 2035 buah. Jumlah biji sempurnanya 20-30. Bentuk biji lonjong dengan ukuran sedang. Bobot buah rata-rata antara 1, 5-2 kg. Produksi buah sekitar 50-200 buah/pohon/tahun. Durian ini tahan penyakit busuk akar, tetapi tidak tahan hama penggerek buah.
24. DURIAN SI MIMANG
Durian ini banyak tumbuh dan ditemukan di daerah Banjarnegara. Buahnya berbentuk lonjong, kecil, dan berjuring 4-5. Belimbingan juringnya tampak jelas. Kulit buah berwarna hijau kekuningan dengan duri tumpul pada bagian kulit yang cembung dan duri runcing pada bagian yang cekung. Durian ini termasuk sulit dibelah. Daging buahnya tebal, agak berserat, dan cukup kering. Dalam setiap juring terdapat 3-4 ponggge. Daging buahnya berwarna kuning dan rasanya manis serta ada rasa alkohol. Aromanya harum dan sangat tajam. Bijinya berbentuk lonjong kecil. Per pohonnya dapat menghasilkan 400-500 buah/tahun.
25. DURIAN SI RIWIG
Durian ini berasal dari Raja Galuh, Majalengka, dan sudah dilepas sebagai varietas unggul. Buahnya berbentuk bulat telur dan terdiri dari lima juring. Meskipun kulit buah nya tebal (sekitar 1,2 cm), tetapi buahnya relatif mudah dibelah. Warna kulit buahnya hijau kekuning-kuningan dan ditumbuhi duri yang besar, panjang, runcing, serta tersusun jarang. Daging buahnya berwarna putih susu dengan ketebalan sedang dan teksturnya halus serta tak berserat. Rasanya manis clan aromanya harum tajam. Jumlah pongge per buah antara 13-15 dan jumlah biji sempurnanya 10-15. Berat per buahnya antara 1,5-2 kg. Per pohon dapat menghasilkan 100 buah/tahun. Durian ini tahan penyakit busuk akar dan agak tahan hama penggerek buah.
26. DURIAN SI WELAKI
Durian ini berasal dari Banjarnegara tepatnya dari daerah Bunderan, Punggelan. Karena asalnya, jenis durian ini sering disebut durian bunderan. Bentuk buah agak bulat dan juring-juringnya tampak menonjol. Warna kulit buah cokelat kehijauan dengan duri yang kecil dan jarang. Daging buahnya berlemak dan tebal. Warnanya lebih kuning dan lebih kesat dibandingkan durian si kirik. Akan tetapi, seratnya tidak sehalus durian si kirik, demikian juga ponggenya tidak segemukpongge si kirik. Bentukpongge tidak teratur. Ukuran maupun berat buahnya tidak jauh berbeda dengan durian si kirik.
27. DURIAN SITOKONG
Durian yang telah dilepas sebagai varietas unggul nasional ini berasal dari Ragunan, Pasarminggu, Jakarta. Bentuk buahnya bulat panjang dan berwarna hijau
Perkiraan analisis usaha tani tanaman durian seluas 1 ha pada tahun 1998.
1) Biaya produksi
1. Tanah 1 ha @ m2 x Rp. 15.000,- Rp. 15.000.000,-
2. Bibit :150 pohon @ Rp. 50.000,- Rp. 7.500.000,-
3. Pupuk
- Pupuk kandang: 9500 kg @ Rp. 60,- Rp. 570.000,-
- UREA: 1400 kg @ Rp. 1.600,- Rp. 2.240.000,-
- TSP: 1400 kg @ Rp. 1.500,- Rp. 2.100.000,-
- KCl: 1400 kg @ Rp. 1.600,- Rp. 2.240.000,-
- NPK: 1400 kg @ Rp. 2.800,- Rp. 3.920.000,-
- Hormon/mineral: 70 liter @ Rp. 3.500,- Rp. 245.000,-
4. Obat dan pestisida
- Insektisida: 150 liter @ Rp. 5.000,- Rp. 750.000,-
- Fungisida: 150 liter @ Rp. 5.000,- Rp. 750.000,-
5. Alat dan bangunan
- Bangunan dan sumur Rp. 2.500.000,-
- Alat semprot: 2 unit @ Rp. 75.000,- Rp. 150.000,-
- Cangkul: 2 buah @ Rp. 5.000,- Rp. 10.000,-
- Sabit: 2 buah @ Rp. 3.500,- Rp. 7.000,-
- Garpu: 2 buah @ Rp. 3.000,- Rp. 6.000,-
- Golok: 2 buah @ Rp. 7.500,- Rp. 15.000,-
- Gunting pangkas: 3 buah @ Rp. 5.000,- Rp. 15.000,-
- Gergaji pangkas: 2 buah @ Rp. 6.000,- Rp. 12.000,-
- Ember: 5 buah @ Rp. 3.000,- Rp. 15.000,-
6. Tenaga kerja tetap
- Upah 5 bok 12 x 2 orang x Rp. 30.000,- Rp. 3.600.000,-
- Pakaian 5 x Rp. 45.000,- Rp. 225.000,-
- THR 5 x Rp. 25.000,- Rp. 125.000,-
7. Tenaga kerja lepas
- Membuat lubang tanam 15 OH @ Rp. 3.000,- Rp. 45.000,-
- Memupuk dan menanam 25 OH @ Rp. 3.000,- Rp. 75.000,-
Jumlah biaya produksi Rp. 42.115.000,-
2) Pendapatan
1. Tahun ke-5 produk ke 1
= 25/100 x 150 x 30 x Rp. 30.000= Rp. 33.750.000,-
= Rp. 33.750.000 – Rp. 42.115.000 - Rp. 8.365.000,-
2. Tahun ke-6 produk ke 2
=25/100 x 150 x 60 x Rp. 30.000= Rp. 67.500.000,-
= Rp. 67.500.000 – (Rp.8.365.000 + Rp. 16.765.000) ` Rp. 42.370.000
3. Pada tahun ke-7 keuntungan sudah dapat menutupi investasi yang dikeluarkan
3) Investasi rata-rata/pohon: Rp. 175.096,66